MUKLISIN SAID
i
PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT MISKIN KOTA
MAKASSAR PADA PEMILIHAN GUBERNUR SULAWESI
SELATAN TAHUN 2018
Skiripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar serjana ilmu pemerintahan
MUKLISIN SAID
i
ii
ii
iii
iii
iv
iv
v
ABSTRAK
v
vi
KATA PENGANTAR
rahmat dan hidayah-Nya, salawat dan salam tercurahkan kepada Nabi segala
zaman yang menjadi rahmat petunjuk bagi umat manusia dan seluruh sahabat dan
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
saya dan Ibunda Latifa Mau sebagai pemberi kebahagiaan terikhlas dan
terbesar memberikan dorongan, nasehat dan doa selama hidup saya. Dan
vi
vii
3. Terima kasih Apresiasi bapak Dr. Amir Muhiddin, M.Si selaku
skripsi.
4. Bapak dan ibu dosen yang telah memberi ilmu kepada saya selama
menduduki bangku kuliah serta staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Muhammadiyah Makassar.
6. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
7. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP.,M.Si selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu
ini.
skripsi.
vii
viii
10. Bapak dan ibu dosen yang telah memberi ilmu kepada saya selama
menduduki bangku kuliah serta staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
11. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
12. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
13. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP.,M.Si selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu
14. Tak lupa juga kuucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk teman
ini.
Semoga semua kebaikan, ketulusan dan keikhlasan ini menjadi amal yang
berguna dan memperoleh balasan seimbang. Dan semoga karya yang jauh dari
kata sempurna ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembacanya.
Penulis
Muklisin Said
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
PENERIMAAN TIM ..........................................................................................iii.
KEASLIAAN KARYA ILMIAH ....................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... .v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... .vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ .ix
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………....…..1
A. Latar Belakang……………………………………………………….…....1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………....…5
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….5
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………...5
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………6
A. Konsep Partisipasi Politik…………………………………………………6
1. Pengertian Partisipasi Politik……………………………….…....…6
2. Bentuk- Bentuk Partisipasi Politik……………………………...…10
3. Tipe Partisipasi Politik……………………………………….....…13
4. Fungsi Partisipasi Politik………………………………………..…14
5. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik………..…15
6. Tujuan Partisipasi Politik…………………………………….....…18
B. Masyarakat Miskin Kota…………………………………………………18
1. Pengertian Masyarakat Miskin Kota……………………………..18
2. Penyebab Kemiskinan Kota…………...…………………………20
3. Kriteria Masyarakat Miskin Kota………………………………..20
4. Lingkaran Kemiskinan Masyarakat Kota……………………..…21
C. Kerangka Pikir…………...………………………………………………27
D. Focus Penelitian……………………………………………………….…27
E. Deskripsi Fokus Penelitian………………………………………………28
x
BAB 111 METODE PENELITIAN…………………………………………....29
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian……………………………………………29
B. Jenis Dan Tipe Penelitian………………………………………………..29
C. Sumber Data…………………………………………………………..…30
xi
D. Informan Penelitian…………………………………………………..….31
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………....…32
F. Teknik Analisa Data………………………………………………….….33
G. Keabsahan Data………………………………………………………….33
BAB VI HASIL PENELITIAN…………………………………………………35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………………….35
1. Gambaran Umum Kota Makassar……………………………….35
2. Gambaran Umum Kelurahan Parangtambung……………..……40
B. Partisipasi Politik Masyarakat Miskin Kota Makassar Pada Pemilihan
Gubernur Sulawesi- Selatan Tahun 2018……………………….……….43
1. Sosial ekonomi……………………………….…………….…….45
2. Kesadaran dan Kepercayaan Pada Pmerintah……………………48
3. Pengaruh Dari Kaum Intelektual…………..………….………….52
4. Kepuasan Finansial…………………………………..…………..56
BAB V PENUTUP……………………………………………………………….62
A. Kesimpulan………………………………………………………...…….62
B. Saran……………………………………………………………………..63
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………64
xii
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
rakyat adalah suatu hal yang sangat fundamental dalam proses demokrasi. Ia
memiliki makna yang sangat penting dalam bergeraknya roda dan sistem
proses pembangunan politik akan berjalan dengan baik, sehingga akan sangat
Sebaliknya partisipasi politik juga tidak akan bermakna apa-apa dan tidak
berarti sama sekali kalau ia tidak memenuhi syarat dari segi kualitatif maupun
umum, termasuk pemilihan kepala daerah merupakan hal yang sangat penting
pula untuk ditilik, karena rendah atau tingginya suatu partisipasi merupakan sinyal
1
Negara Indonesia sehingga sistem pemerintahan dapat terlaksana dengan
baik.salah satu ciri khas pemerintahan yang baik adalah bisah menjawab
kebutuhan masyarakat
pilkada sesuai dengan amanah undang – undang nomor 10 tahun 2016 tentang
kebermanfaatan bagi daerah tersebut. Dengan asumsi bahwa mereka yang di pilih
yang di idamkan oleh warga suatu daerah dapat terwujud apabila mereka memilih
yang lainnya.
demokratis, sesuai dengan kehendak dan tuntutan rakyat sangat tergantung pada
kritisme dan rasionalitas rakyat sendiri sehingga gagasan pilkada langsung ini
2
semata tetapi harus juga melihat aspek normatif yang mengatur proses
penyelenggaraan pilkada dan aspek – aspek etika, sosial dan budaya. Sehingga
semua pihak yang ikut andil dalam pelaksanaan pilkada harus memahami dan
pemimpin yang nantinya lahir dari poses politik yang demokratis tersebut adalah
Salah satu kelas masyarakat yang turut dalam berpartisipasi politik di ting
kat daerah adalah masyarakat miskin kota yang di nilai kurang rasional dalam
masyarakat yang tidak memiliki mata pencaharian yang tetap dan memiliki anak
yang lebih dari dua sehingga sulit dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.
rendah dalam lingkungan sosial maka banyak dari masyrakat miskin kota yang
aktifitas politik hal ini akan sangat berpengaruh terhadap tingkat partisipasi dalam
setiap perheletan politik kerna banyak dari masyrakat miskin kota yang tidak
memahami secara baik tentang respon politik yang mereka ambil yang mereka tau
yang mereka ambil untuk menutupi kebutuhan sehari – hari. Walaupun mereka
terlibat dalam urusan politikpun mereka hanya menjadi massa yang bukan otonom
3
Munculnya prilaku tersebut karna kelompok masyarakat miskin kota ini
memikirkan sesuatu yang menurut mereka tidak ada kaitannya dengan masalah
sosial yang mereka hadapi dan meraka menganggap bahwa kemiskinan meraka
merupakan dampak dari kebijakan pemerintah yang tidak berpihak terhadap nasip
jadi pemimpin nasib mereka tidak akan berubah hal ini akan berefek pada
partisipasi mereka yakni lebih meilih kandidat yang berduit. Walaupun begitu
dampak politik dari pilhan serta partisipasi politik yang mereka ambil
pilkada serentak yang di laksanakan pada tanggal 27 Juni 2018 untuk memilih
Gubernur Sulawesi Selatan priode 2018 – 2023. Namun dalam proses pilkada
kota Makassar masi sekitar 61,6% dari jumlah pemilih yang ada .Hal ini di
karenakan proses sosialisasi yang masi kurang sehingga ada sikap apatis dari
4
pada kelurahan tersebut masi apatis dalam soal politik hal ini terlihat dari aktifitas
politik yang mereka lakukan yakni banyak dari masyarakat miskin kota yang lebih
memilih untuk mencari kebutuhan hidup sehari – hari daripada terlibat aktif dalam
urusan politik bahkan kalau mereka terlibat aktif dalam politik sekalipun itu di
lebih pada aktifitas yang kurang produktif berupa pemasangan baliho atau jadi
barter secara ekonomi dari para kandidat sehingga hal ini menjadi lahan yang
subur bagi para kandidat yang memiliki kekuatan finansial yang banyak dan
efeknya pada proses pemilihan yang kurang kridibel sehingga pemimpin yang di
B.Rumusan Masalah.
masalah sebagaiberikut:
5
2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi politk masyarakat
2018.
C. Tujuan Penelitian.
2018.
D. Manfaat Penelitian.
1. Manfaat teoritis.
umumnya dalam hal ini berkaitan tentang partisipasi politik masyarakat miskin
2. ManfaatPraktis
masukan serta referensi dan pendidikan politik bagi masyarakat agar lebih
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah ciri terpenting demokrasi. Artinya tidak ada partisipasi berarti tidak ada
Terkandung tiga macam aspek dalam partisipasi, yang pertama yaitu adannya
tersebut baik secara individu maupun bersama-sama, yang ketiga yaitu adanya
kolektif”. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa politik merupakan suatu
7
Kemudian Budiardjo yang memahami politik (politics) sebagai bermacam-macam
kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses
tentang politik ini tidak jauh berbeda dengan Easton yang menyatakan bahwa
pihak berwenang yang diterima oleh suatu masyarakat dan mempengaruhi cara-
yang diambil oleh pemerintah, selain itu kegiatan-kegiatan politik juga dapat
pemerintah dan masyarakat dalam suatu negara dalam membuat kebijakan atau
diputuskan.
partisipasi politik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh warga negara preman,
warga negara preman yang dimaksud adalah warga negara biasa yang bukan
8
sinambung, secara damai atau dengan kekerasan, illegal atau legal, efektif
beberapa hal yang harus terkandung dalam partisipasi politik. Partisipasi politik
mencakup kegiatan-kegiatan nyata yang bias dilihat dengan kasat mata, berupa
warga negara biasa bukan pejabat. Fokus dari kegiatan partisipasi politik adalah
politik baik kegiatan tersebut menimbulkan efek maupun tidak menimbulkan efek.
oleh pelakunya sendiri maupun oleh orang lain diluar diri si pelaku. Jadi dapat
dijelaskan bahwa partisipasi politik dapat dikatakan sebagai kegiatan nyata atau
dapat dilihat dengan kasat mata yang dilakukan oleh warga negara untuk
partisipasi politik baik menimbulkan efek ataupun tidak menimbulkan efek bagi
partisipasi namun di luar yang melakukan partisipasi juga harus bertujuan untuk
9
Pengertian partisipasi politik yang diungkapkan oleh Prihatmoko
(2008:46) bahwa partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam
bahwa partisipasi politik berarti keikutsertaan warga negara biasa atau warga
umum kehidupan masyarakat tersebut dan dalam menentukan sarana terbaik untuk
mewujudkanya.
adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif
dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara
10
dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau
mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau
Pendapat ini sesuai dengan definisi yang diungkapkan Setiadi dan Kolip
atau kelompok orang ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan
cara memilih pimpinan dan secara langsung atau secara tidak langsung
yang sukarela dalam pengambilan bagian oleh masyarakat untuk ikut secara
merupakan prasyarat mutlak dalam sebuah sistem poitik yang demokratis. Sebuah
politik sebagai bentuk partisipasi politik masyarakat. Komunikasi politik ini akan
11
dan kepentingan) ke pusat pemprosetan sistem politik, dan hasil pemprosesan itu
menjadi feedback sistem politik. Dari pandangan tersebut partisipasi politik dapat
dikatakan sebagai syarat mutlak dari demokrasi, dengan adanya partisipasi politik
kebijakan.
bersifat sukarela, c) dilakukan oleh warga negara atau masyarakat biasa, baik
individu maupun kelompok masyarakat, d). Memiliki tujuan ikut serta dalam
kegiatan nyata yang dimaksud disini adalah kegiatan-kegiatan yang bisa diamati
secara kasat mata, bukan sikap-sikap atau orientasi. Kemudian suatu partisipasi
politik juga harus bersifat sukarela. Bersifat sukarela maksudnya kegiatan yang
dilakukan didorong oleh dirinya sendiri atau kesadaran sendiri (self metion),
12
pasrtisipasi politik melainkan mobilisasi politik. Jika pemicunya kesadaran diri
sistem politik secara eksplisit berorientasi kepada sistem politik dalam semua
bahwa dalam partisipasi politik masyarakat selalu berperan sebagai aktifis baik
dengan maksud mempengaruhi. Contoh yang jelas adalah kegiatan yang ditujukan
untuk menimbulkan dukungan bagi, atau oposisi terhadap, suatu usul legislatif
partisipasi sebagai anggota atau pejabat dalam suatu organisasi yang tujuan
13
bagi hanya satu orang atau segelintir orang, e) tindak kekerasan, juga dapat
kerugian fisik terhadap orang-orang atau harta benda dengan tujuan untuk
merupakan periode yang diberikan oleh panitia pemilu kepada semua kontestan,
kaitan ini dilihat sebagai suatu aktivitas pengumpulan massa, parade, orasi politik,
pengiklanan partai.
dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi aktif dan partisipasi pasif. Yang termasuk
dalam katagori partisipasi aktif ialah mengajukan usul mengenai suatu kebijakan
kegiatan yang termasuk dalam partisipasi pasif adalah kegiatan yang menaati
partisipasi aktif berarti kegiatan yang berorientasi pada proses input dan output
14
politik, sedangkan partisipasi pasif merupakan kegiatan yang berorientasi pada
output politik, sejumlah anggota masyarakat yang tidak termasuk dalam katagori
partisipasi pasif maupun partispasi aktif disebut apatis atau gologan putih
(golput).
politik dalam beberapa katagori berdasarkan kadar dan jenis aktivitasnya yang
pertama yaitu apatis (masa bodoh), apatis adalah seseorang yang menarik diri dari
aktivitas politik.
Perludem (2014:5) juga menjelaskan beberapa jenis atau tipe pemilih yaitu
rasional, kritis, tradisional, skeptis, dan pragmatis. Jika terdapat pemilih yang
sangat mementingkan kemampuan calon yang akan dipilih maka orang tersebut
dikatagorikan sebagai pemilih rasional. Tipe pemilih yang kritis yang menjadikan
pemilih ini menggunakan metode acak atau random. Jadi sangat tidak objektif dan
sama sekali tidak cerdas. Kegiatan demontrasi, unjuk rasa yang disertai kekerasan
juga termasuk dalam salah satu bentuk partisipasi yang aktif seperti yang
memanifestasikan diri dalam berbagai tingkatan pada suatu hierarki, tidak hanya
dalam bentuk demonstrasi, akan tetapi juga melalui berbagai organisasi politik
15
dan semua pihak.”Jadi bentuk partisipasi politik bukan hanya dapat dilakukan
dengan cara damai tetapi juga dapat dilakukan dengan partisipasi politik tidak
terbatas pada pemberian suara. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Ruslan (dalam
Handoyo, 2008:212) bahwa partisipasi politik tidak terbatas pada pemberian suara
persoalan politik dan sosial dengan cara mengikuti berita-berita politik baik
dan diskusi informal dengan orang lain, b) ikut serta dalam kegiatan kampanye
peristiwa politik, c) ikut serta dalam berbagai aksi atau demonstrasi politik yang
politik atau pressure group baik secara aktif maupun biasa-biasa saja. Jadi
meskipun pemberian suara merupakan wujud partisipasi politik yang lebih dikenal
oleh masyarakat, namun beberapa bentuk partisipasi politik di atas juga dapat
Ada beberapa tipe pemilih dalam pemilihinan umum, hal ini juga dijelaskan
16
Dalam konfigurasi ini, pemilih memiliki orientasi tinggi pada policy-
ini lebih mengutamakan kemampuan partai politik atau calon kontestan dalam
program kerjanya.
b. pemilih kritis.
permasalahan dan tingginya orientasi mereka akan hal-hal yang bersifat ideologis.
Pentingnya ikatan ideologis membuat loyalitas pemilih pada sebuah partai atau
seorang kontestan cukup tinggi dan tidak semudah rational voter untuk berpaling
ke partai lain.
c. Pemilih tradisional
tidak terlalu melihat kebijakan partai politik atau kontestan sebagai sesuatu yang
kedekatan sosial budaya, nilai, asal-usul, paham dan agama sebagai ukuran untuk
d. pemilih skeptis.
Pemilih ini adalah pemilih yang tidak memiliki orientasi ideologi cukup
tinggi dengan sebuah partai politik atau seorang kontestan, juga tidak menjadikan
17
politik konvensional, bentuk partisipasi politik yang normal dalam demokrasi
modern dan patisipasi politik non-konvesional, yaitu kegiatan ilegal dan bahkan
politik jika dilihat dari aktifitasnya dibedakan menjadi partisipasi aktif dan
paling tidak memiliki empat fungsi yakni; a) sebagai sarana mengejar kebutuhan
kebutuhan psikologi tertentu. Dari empat fungsi tersebut dapat dilihat bahwa
pelaku partisipasi politik dalam hal ini adalah masyarakat. Pemenuhan Kebutuhan
18
kebutuhan tersebut berusaha dicapai dengan partisipasi politik yang dilakukan
masyarakat.
Dari empat fungsi tersebut dapat dilihat bahwa partisipasi politik berfungsi
dalam hal ini adalah masyarakat. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat berupa
pembangunan.
Dari fungsi diatas dapat dikatakan bahwa partisipasi politik bukan hanya
masyarakat, bangsa dan negara, jadi tanpa adanya partisipasi dari masyarakat
19
Kebijakan tersebut harus mengarah ke peningkatan pembangunan. Selain itu
seperti telah diuraikan fungsi ketiga, partisipasi politik juga berfungsi untuk
program pemerintah.
ekonomi. Mereka yang berpendidikan lebih tinggi, berpenghasilan lebih besar dan
mempunyai pekerjaan yang lebih tinggi biasanya lebih partisipatif dari pada
mereka yang miskin, tak berpendidikan dan memiliki pekerjaan berstatus rendah.
20
partisipasinya akan bersifat aktif. Apabila seseorang mempunyai kesadaran politik
Selain itu faktor pendorong timbulnya gerakan kearah partisipasi lebih luas
dalam proses politik, yaitu; pengaruh dari kaum intelektual, jadi semakin baik
kehidupan politik adalah kepuasan finansial. Bahwa status ekonomi yang rendah
bersangkutanpun akan menjadi apatis. Hal ini tidak terjadi pada orang yang
memiliki kemampuan ekonomi. Jadi finansial atau materi menjadi faktor penentu
partisipasi politik. Semakin tinggi status ekonomi seseorang maka semakin tinggi
partisipasi politiknya.
Adanya kondisi masyarakat dengan latar belakan yang berbeda- beda tentunya
juga dalam partisipasi politik tentu memiliki tujuan tertentu untuk memenuhi apa
partisipasi..
21
Bagi pemerintah, partisipasi politik dari warga negaramempunyai Untuk
tidak berpenghasilan atau berpenghasilan tapi rendah, bisa jadi tidak merasa
karena gaya hidup hedonis, atau lingkungan budaya tidak sehat. Dalam hal ini
dengan standar garis kemiskinan (poverty line) makanan dan non makanan. Garis
setara dengan 2100 kalori per kapita per hari. Garis kemiskinan non makanan
22
Sedangkan BKKBN menggunakan satuan rumah tangga untuk mengukur
tingkat kemiskinan.Kemiskinan berada pada keluarga Pra Sejahtera (Pra KS) dan
ekonomi dan non ekonomi. Di samping merujuk kepada individu dan rumah
pengamatan daerah miskin. Terdapat hubungan yang kuat antara wilayah miskin
masyarakat kota sebagai kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang, laki-
lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan
hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik baik bagi perempuan
penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan
kualitasnya rendah;
23
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia
karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga
penyebab kemiskinan itu bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious
circle of poverty)
kemiskinan jika dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, kemiskinan muncul karena
daya yang terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua, kemiskinan muncul akibat
perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia
Menurut Nasikun dalam Suryawati (2005), salah satu sumber dan proses
didasari oleh teori Malthus bahwa pertambahan penduduk seperti deret ukur
Mustika (2011), tesis yang paling mendasar dari Malthus adalah bahwa “jumlah
24
Berdasarkan tesis tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk tumbuh bagaikan
deret ukur dan persediaan bahan makanan berdasar deret hitung. Akibatnya
sumber daya bumi tidak mampu mengimbangi kebutuhan manusia yang terus
tangga lain.
hujan.
tanah.
25
11. .Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di dokter atau puskesmas/
poliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan
0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau
tamat SD/hanya SD
14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.
mempengaruhi suatu keadaaan dimana suatu negara akan tetap miskin dan akan
modal sehingga proses penciptaan lapangan kerja rendah (tercemin oleh tingginya
26
jumlah pengangguran). Rendahnya akumulasi modal disebabkan oleh
C. Kerangka Pikir
Kepuasan finansial
D.fokus Penelitian.
dari masalah. Agar Peneliti dengan mudah dalam pencarian data, maka lebih
27
E. Deskripsi Fokus Penelitian.
1. Sosial ekonomi.
mengakibatkan tingkat partisipasi politik yang lebih tinggi, dan secara implisit,
kesadaran politik, sikap dan kepercayaan kepada pemerintah yang tinggi terhadap
4. Kepuasan finansial.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
setelah pelaksanan ujian seminar, dan lokasi bertempat kota Makassar tepatnya
tingkat masyarakat miskin yang ada masi cukup banyak sekitar 8.123 KK atau
partisispasi masyarakat miskin kota yang ada di kota Makassar pada pemilihan
1. Jenis penelitian
atau perilaku dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan. Salah satu ciri
melalui , gambaran dan bukan angka. Metode penelitian kualitatif ini juga di
tercapai.
29
2. Tipe penelitian
terkait partisipasi politik masyarakat miskin kota pada pilkada serentak tahun
C .Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang peneliti dapat secara langsung dari
sumbernya yaitu para informan yang menjadi objek penelitian peneliti. Peneliti
data yang valid dari informan secara langsung agar dalam menggambarkan
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan suatu data yang diperoleh melalui media dengan
maksud untuk melengkapi data primer seperti buku, artikel, internet, atau jurnal
ilmiah yang saling berkaitandari objek yang di teliti sehingga penelitian lebih
akurat.
D.Informan Penelitian
adanya hasil, maka diperlukan informan yang memahami dan mempunyai kaitan
peneliti bisa mampu mendapatkan informasi yang akurat dan detail tentang pokok
30
permasalahan yang di teliti oleh penulis. Informan yang dimaksud dalam
Jumlah 5.Orang
1. Observasi
2. Wawancara
informal. Wawancara ini bertujuan untuk memperkuat apa yang telah didapat
31
informanberdasarkan pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti, sehingga akurasi
3. Dokumentasi .
peristiwa massa lampau. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan
yang akurat dan mudah di pahami baik oleh individu ataupun orang lain agar
padagogik, Milles dan Huberman yaitu terdapat tiga proses yang berlangsung
sumber yang didapatkan berupa dokumen, arsip, serta hal lainnya, sementara
Kedua,penyaringan data yang di perlukan dengan baik agar lebih mudah untuk
32
terbuka dan skeptic. Kesimpulan akhir akan dilakukan setelah pengumpulan
G.Kebsahan Data
keselarasan antara yang di laporkan dengan apa yang perbedaan antara yang
1. Perpanjangan pengamatan
Hal ini di lakukan ketika peniliti masih menemukan kekeliruan dari hasil
lokasi penelitian sehinga bisah mendapatkan informasi yang lebih akurat lagi
dari apa yang sudah di dapatkan sebelumnya, hal ini juga akan mempererat
penelitiannya.
2. Meningkatkan Ketekunan
Lebih mencermati lagi hal yang ingin di teliti dengan cara lebih
memfokuskan diri pada hal yang ingin di teliti sehingga lebih sistemmatis dan
lebih jelih lagi untuk melihat apakah data yang di kumpulkan itu benar atau
salah.
33
3. Triangulasi
kondisi berupa pengujian kebenaran serta akurasi data harus dengan berbagai
cara.hal ini di lakukan dengan tiga cara yakni triangulasi data berupa pemilihan
dan pemilahan data yang akurat dan tidak akurat. Kedua, triangulasi teknik
sember dengan sumber yang berbeda.Ketiga, triangulasi waktu yaitu data yang
Analisis kasus yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kasus yang
sebenarnya dalam jangka waktu tertentu apabila pada waktu itu tidak di
temukan lagi data yang lain atau data yang bertentangan maka data yang di
ataupun suara rekaman antara peneliti dan informan sehingga ada pembuktian
yang kongkret bahwa peneliti betul-betul melakukan penelitian dan data yang
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Makassar.
Kota Makassar yang pada tanggal 31 Agustus 1971 berubah nama menjadi
mengadopsi sebagian wilayah kabupaten lain yaitu Gowa, Maros, dan Pangkajene
Gowa, Maros dan Pangkajene dan Kepulauan, Lingkup Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan.
35
Pada perkembangan, nama Kota Makassar dikembalikan lagi berdasarkan
madya Ujung Pandang menjadi Kota Makassar, hal ini atas keinginan masyarakat
yang didukung DPRD Tk. II Ujung Pandang saat itu, serta masukan dari kalangan
Tabel 4.1 :Luas Wilayah dan Persentase terhadap Luas Wilayah Menurut
36
Kode Wil Kecamatan Luas Wilayah Presentase Terhadap
pandang
Tanah
Makassar
kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis pantai Kota Makassar. Pulau ini
37
merupakan gugusan pulau-pulau karang sebanyak 12 pulau, bagian dari gugusan
Pulau Kodingareng Lompo, Pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi, Pulau
Selatan Sulawesi selatan, pada koordinat antara 119° 18‟ 27,97” sampai d119°
32‟31, 03” BT dan 5° 30',18" - 5°14‟,49" LS. Ketinggian kota ini bervariasi
antara 0-25 meter dari permukaan laut, suhu udara antara 20°C- 32° C, memiliki
pantai sepanjang 32 km dan areal seluas 175,77 km/persegi, serta terdiri dari 14
Dua sungai besar mengapit Kota ini, yaitu sungai Tallo yang bermuara di
sebelah utara Kota dan sungai Jeneberang bermuara pada bagian selatan
Kota.Kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Maros sebelah Utara dan
38
Makassar selain di pengaruhi oleh kelahiran alami juga dipengaruhi oleh arus
sepenuhnya visi kepala Daerah Terpilih, maka visi Pemerintah Kota Makassar
budaya bahari dalam kegiatan sehari-hari dan dalam pembangunan yang mampu
merata bagi setiap golongan dan lapisan masyarakat, yang relevan dengan dunia
kerja, yang mampu meningkatkan kualitas budi pekerti dan relevan dengan
dilandasi oleh martabat para aparat pemerintah kota, warga kota dan pendatang
39
keharmonisan hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan
dunia
bebas korupsi.
terdiri dari dua kata yakni:parang dan tambung .Parang artinya hamparan yang
72.71.10.1009.
40
3. Sebelah timur berbatasan dengan sungai je”neberang.
tahun 2018 sebanyak 42. 396 orang dengan jumlah rumah tangga atau KK
Rumusan visi dan misi merupakan suatu ungkapan dari suatu niat yang
yang lebih baik dan peningkatan kesejahtraan masyrakat di lihat dari segi ekonomi
lebih maju ,mandiri dan berkeadilan menuju masyarakat yang sejahtra ,beriman
dan bermartabat.
Adapun maksud dari visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lebih Maju.
41
pelayanan pemerintahan dalam wilayah Kecamatan Tamalate Kota
Makassar.
2. Mandiri.
3. Berkeadilan.
4. Sejahtera.
kedepan tidak ada lagi masyarakat yang tidak berkecukupan dari sector
5. Beriman.
tidak ada lagi yang tidak mampu baca tulis Al-Qur”an yang lebih di
6. Bermartabat.
42
Misi Kelurahan Parangtambung adalah.
optimal.
saing tinggi.
pilkada serentak yang di laksanakan pada tanggal 27 Juni 2018 untuk memilih
Gubernur Sulawesi Selatan priode 2018 – 2023. Namun dalam proses pilkada
kota Makassar masi sekitar 61,6% dari jumlah pemilih yang ada.
rakyat adalah suatu hal yang sangat fundamental dalam proses demokrasi. Ia
memiliki makna yang sangat penting dalam bergeraknya roda dan sistem
proses pembangunan politik akan berjalan dengan baik, sehingga akan sangat
umum, termasuk pemilihan kepala daerah merupakan hal yang sangat penting
43
pula untuk ditilik, karena rendah atau tingginya suatu partisipasi merupakan sinyal
dari masyarakat miskin kota ini kalau diamati ternyata tidak memiliki kesadaran
dalam pilkada.
stimulus politik yang berasal dari lingkungan sekitar mereka yang penuh dengan
rekayasa dari para politisi yang haus kekuasaan dan diorientasikan untuk
dalam berpolitik dikaitkn dengan perilaku yang apatis. irasional, dan cenderung
tertutup.
44
1. Sosial ekonomi.
mengakibatkan tingkat partisipasi politik yang lebih tinggi, dan secara implisit,
yang lebih aktif. Karena kesejahtraan merupakan salah satu hal yang paling
penting untuk di lakukan oleh seorang kepala daerah ,jika masyarakatnya sudah
terutama seorang kepala daerah akan juga semakin baik dengan sendirinya maka
Berikut ini hasil wawancara dengan salah satu informan yakni masyrakat
kota Makassar pada pemilihan Gubernur Sulawesi - Selatan tahun 2018 yang
mengatakan bahwa:
dapat kita ambil kesimpulan bahwa: Salah satu fariabel yang paling banyak
faktor ekonomi merupakan hal yang paling dasar yang harus di penuhi oleh
seorang kepala daerah dalam menjalankan tugas dan fungsinya.Hal ini karena
45
keterbelangkangan secara ekonomi akan berdampak pada partisipasinya
masyarakat yang nantinya juga akan berefek pada kualitas seoarang pemimpin
Namun terkadang masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi yang lebih
mapan tidak selamanya juga aktif dalam setiap aktifitas politik, malahan lebih
rendah .Hal ini bisa di lihat seperti pemasangan baliho,atau jadi saksi dan
sebagainya lebih banyak di lakukan oleh orang yang memiliki status sosial
ekonomi rendah akan tetapi yang mendorong meraka untuk melakukan itu adalah
tinggi ,pendidikan yang tinggi dan status sosial yang tinggi cenderung
Pemilih yang pada umumnya yang terdiri dari berbagai status sosial, dalam
selalu berkorelasi dan sebagai salah satu variabel yang menentukan terwujudnya
Hal ini juga di sampaikan oleh salah satu informan yakni DA bahwa:
46
ekonomi yang kami miliki jangan sampai kami memilih sesorang yang tidak
mau memberikan kesejahtraan kepada kami serta merusak tatanan sosial yang
selama ini kami bangaun bersama .”(Hasil wawancara dengan DA pada
tanggal 12 juni 2020).
Sesuai dengan hasil wawancara yang di sampaikan oleh informan diatas maka
mereka yang punya latar belakang ekonimi rendah atau yang berada di garis
persoalan rakyat secara baik maka tingkat kepercayaan mereka terhadap kepala
ataupun status sosial lainnnya sangat berpengaruh terhadap partisipasi politik hal
.Orang yang berasal dari lingkungan sosial yang lebih rasional yang menghargai
nilai- nilai demokrasi tentu akan mau juga memperjuangkan tegaknya nilai
bahwa:
47
“untuk menjadi seorang pemimpin harus memperhatikan kesejahtraan bagi
warganya apalagi persoalan ekonomi hal itu adalah kebutuhan dasar
masyrakat oleh karena itu sudah semestinya harus selalu menjadi prioritas
pembanguan bagi seorang pemimpin apalagi seorang kepala daerah yang
mendapat amanah langsung dari rakyat saat pemilihan sehingga untuk bisa
menigkatkan partisipasi masyrakat maka sangat di butuh perhatian dari
seorang kepala daerah untuk bisa memberikan kesejahtraan secara ekonomi
kepada masyarakat apalagi masyarakat miskin di satu sisi meraka tidak punya
pengetahuan yang mapan tentang persoalan politik kedekatan emosional
terhadap seoarang calon kepala daerah juga kurang jadi, hanya factor
ekonomilah yang menjadi dasar bagi mereka untuk bisa berpartisipasi”(Hasil
wawancara dengan MB pada tangga 13 juni 2020).
Dari hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa: Masyarakat
tentukan oleh faktor ekonomi yang menjadi jembatan untuk mereka bisa
menentukan pilihan politik kepada seoarang kepala daerah sebab masyakat miskin
juga masi kurang secara pendidikan dan tidak memiliki ikatan emosional yang
begitu kuat dengan seoarang calon kepala daerah maka faktor ekonomi serta
kesejahtraan sosialah yang menjadi indikator utama bagi masyarakat miskin kota
Oleh karena itu untuk bisa meningkatkan partisipasi politk masyrakat miskin
kota maka tugas seorang pejabat politik atau kepala daerah adalah bagimana
berbuat dan mengabdikan seluruh tenaga dan pikiran serta waktu untuk
masyrakat bisa turut serta dalam setiap kebijakan yang di lakukan oleh seorang
kepala daerah .Sebab di era sekarang tingkat partisipasi politik bukan di lihat dari
48
letak geografi dimana masyarakat itu berada tapi sangat di tentukan oleh situasi
politik).
kesadaran politik apabila ia telah menyadari dan mengetahui hal – hal yang terkait
kesadaran politik, sikap dan kepercayaan kepada pemerintah yang tinggi terhadap
kesadaran politik yang cukup besar dan memiliki pengetahuan mengenai politik
yang cukup luas, dan sadar akan haknya sebagai warga negara maka ia akan
memikirkan status sosial ekonomi yang mereka miliki. Sehingga jika masyarakat
memiliki tingkat partisipasi yang tinggi, maka proses pembangunan politik akan
Berikut ini hasil wawancara dengan salah satu informan yakni masyrakat
49
kota Makassar pada pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2018 yang
mengatakan bahwa:
partisipasi yang di berikan oleh rakyat saat pemilihan tentunya itu merupakan
pelimpahan mandate kepada seorang pemimpin dan itu bukan hanya di maknai
sebagai pemenuhan hak konstitusional sebagai warga Negara semata tapi sebagai
masyrakat miskin.
politik seseorang adalah kesadaran politik artinya jika seseorang yang memiliki
kesadaran politk maka ia akan memiliki kesadaran akan posisi dirinya dalam
dengan kesadaran politik maka akan mendorong individu dalam mengunakan hak
pilihnya secara rasional.Partisipasi politik tanpa kesadaran politik itu bisa saja
terjadi, seperti pada kasus pemilih yang hanya menggunkan hak pilihnya namun
50
landasi dengan kesadaran politik maka akan menghasilkan pilihan yang baik dan
Oleh sebab itu untuk bisa meningkatkan partisipasi masyarakat maka sangat di
butuhkan peran penting dari pemerintah untuk bisa atau mampu memberikan
“jika suara serta amanah yang kami berikan itu di dengar dan di laksanakan
maka kami msayarakat akan merasa puas tapi, terkadang suara kami hanya di
dengar oleh pemimpin hanya pada saat mereka kampanye untuk merebut suara
kami setelah itu suara kamipun di lupakan apalagi kami yang notabenenya
masyrakat msikin sangat susah sekali suara kami di dengar sehingga terkadang
kami malas untuk berpartisipasi pada saat pemiluh kenapa kerna siapapun
pemimpinnya nasib kami sebagai orang miskin tidak akan berubah dan kami
akan begitu terus.” (Hasil wawancara dengan DA pada tanggal 12 juni 2020).
Dari hasil wawancara tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa masyakat
akan berpartisipasi secara baik ketika apa yang menjadi harapan mereka di
wujudkan secara baik oleh pemerintah jika tidak maka ada sikap acuh tak acuh
yang hadir di dalam masyrakat tentang politik dan pemerintah dan hal ini akan
menghambat proses partisipasi yang mereka lakukan dan hal ini menjadi
tanggungjawab dari seorang pemerintah dalam hal ini kepala daeah baik di tingkat
51
Provinsi ataupun Kabupaten /Kota untuk terus menigkatkan partisipasi masyrakat
masyarakat sehigga ada rasa kepercayaan terhadap pemimpin dan system politik
yang ada.
di butuhkan kesadaran individu terhadap pentignya pemilu kerna satu suara sangat
tindakannya terhadap proses politik tanpa ada gangguan dari pihak manapun.
keyakinan bahwa melalui kegiatan bersama itu kegiatan mereka akan tersalurkan
52
yang menganggap bahwa politik itu sesuatu yang kotor atau tipu muslihat dan ini
merupakan satu bentuk ketidak percayaan masyarakat terhadap system politik kita
hari ini. Seharusnya para politisi kita juga bisa bekerjasama dengan kita yang ada
sebagai penyelenggara agar bisa membangun mitra untuk memperbaiki system
politik kita yang ada.”(Hasil wawancara dengan AR pada tanggal 13 Juli 2020).
Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan peneliti dengan informan
diatas maka dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa, kurangnya partisipasi yang
yang di lakukan oleh para penyelenggar pilkada akan tetapi memang di sebabkan
dari peraktek para politisi kita yang belum mampu mengurai persoalan rakyat
pemerintah yang ada dan membuat masyrakat merasa apatis dan acuh tak acuh
Sehingga kita butuh upaya dan kerjama yang baik dari setiap komponen
yang ada untuk sama –sama memperbaiki system politik kita yang ada dengan
terus memberikan keyakinan pada masyarakat bahwa salah satu varibael yang
mampu merubah hidup mereka adalah persoalan politik tentunya pandangan ini
harus juga di dukung dengan kerja – kerja praktis yang nyata bersentuhan dengan
hal- hal pokok yang menjadi kebutuhan masyrakat dengan agar ada rasa
informasi ini, sangat mudah rasanya menyebarkan berbagai ide, pikiran, gagasan,
53
dan sebagainya. Banyak di antara kaum intelektual bidang politik yang
media. Bagi para konsumen media, hal tersebut dapat meningkatkan partisipasi
terhadap politik.
dalam melakukan partisipasi belum berdasarkan kajian dan analisa yang baik hal
ini di karenakan prose pendidikan politik yang kurang masksimal yang di lakukan
antara pihak penyelenggara pilkada dengan partai politik yang sebagai pelaku
politik di setiap konstalasi demokrasi yang ada di setiap daerah .Apalagi dengan
kemajuan zaman yang semakin berkembang denga tehnoliogi dan informasi yang
54
serba terbuka seharusnya ada proses edukasi politik di public sehingga bisa
berikan.
hal ini sejalan dengan konsep demokrasi ,yaitu dari,oleh dan untuk rakyat yang
Hal serupa juga di sampaikan oleh salah satu warga masyarakat Kelurahan
55
dalam bidang politik yang secara otonom tanpa interfensi dari kandidat manapun
tetapi seseorang inteleual yang secara objektif mampu memberikan proses edukasi
politik yang baik agar bisa mempengaruhi sikap serta pola piker politi yang
selama ini sudah rusak di mata masyarakat akibat prilaku para actor politik yang
masyrakat.
Hal ini memang sangat penting jika kita mengharapkan perubahan dalam
kita yang ada dan awalnya harus berangkat dari cara masyarakat dalam memilih
seorang pemimpin dan itu butuh kerja – kerja intelektual yang berada di luar
system untuk selalu memberikan pendidikan politk hal ini bisa di lakukan dengan
turun langsung kelapangan untuk berbaur dengan masyarakat atau bisa memalui
inkonstitusional yang ada dalam sistem perpolitikan kita seperti tindakan mani
Selain itu hasil wawancara peneliti dengan salah satu anggota KPU kota
56
terus memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.”(Hasil
wawancara dengan AR pada tanggal 13 Juli 2020).
Di tilik dari hasil wawancara yang di sampaikan informan tersebut maka
dapat kita ambil kesimpilan bahwa : untuk memperbaiki pola serta system politik
yang ada sekarang maka sangat di butuhkan kerjasama yang maksimal antara
setiap komponen yang ada baik itu pihak yang berada di dalam system politik
maupun yang berada di luar sistem terutama kaum inteletual atau para akedemisi
yang ada untuk bisa berkolaborasi secara baik untuk meningkatkan partisipasi
hanya di berikan kepada institusi – instusi atau lembaga Negara maka hal ini
cukup sulit karena kerja – kerja kelembagaan terikat dengan regulasi yang ada dan
itu kurang maksimal karena yang mereka lakukan hanya pada momen ketika
dengan dukungan moril dari setiap pihak yang ada untuk terus berkolaborasi
4. Kepuasan Finansial.
kualitas pihak yang di pilih. Selain itu ketidak puasan finansial ini menyebabkan
57
masyrakat dengan muda memilih pihak yang dengan langsung dapat memberikan
“selaku masyrakat yang tidak memiliki kelayakan hidup tentunya kami sangat
tidak mengharapkan hal yang banyak dari pemerintah karena terkadang kami
selalu di bohongi oleh pemerintah yang kami pilih sendiri dengan janji politik
yang merekan yakinkan pada kami di saat musim kampanye tapi setelah
mereka di pilih janji itupun hilang sehingga terkadang dengan kodisi yang
terbelakang secara ekonomi ini membuat kami acu tak acuh sama soal politik
kerna siapapun pemimpinnya kondisi hidup kami tidak berubah kami tetap
menjadi orang miskin.” (Hasil wawancara dengan DA pada tanggal 12 juni
2020).
Dari hasil wawancara dengan informan di atas maka dapat di ambil
pengaruhi oleh tingkat kepuasan finansial yang mereka miliki terkadang jika
kondisi finansial mereka rendah maka masyrakat akan sangat apatis terhadap
mereka.
58
Sehingga proses partisipasi yang mereka berikan bukan atas dasar
pertimbangan yang matang akan tetapi diberikan kepada para kandidit yang
pilkada itu berlangsung dan hal ini akan menjadi lahan yang empuk bagi para
selalu aktif dalam memberikan partisipasi politik hal ini di karenakan tidak
finansial sehingga mereka lebih banyak untuk melibatkan diri dalam proses
bergantung pada kondisi finansial yang mereka miliki hal ini seharusnya menjadi
perhatian khusus bagi setiap pemimpin daerah yang ada untuk bagaiman bisa
59
mampu memberikan kelayakan hidup bagi setiap warganya tanpa memandang
status social yang ada sehingga jalan mendistribusikan keadalian secara merata.
politik dengan memberikan hak suara kepada seseorang yang tidak bisa di percaya
adalah tindakan yang sia- sia saja hal inilah yang menyebabkan masi rendahnya
partisipasi politik yang di lakukan oleh masyarakat dengan kondisi finansial yang
belum cukup.
Sehingga jika kita ingin memperbaiki kondisi demokrasi kita yang ada
maka hal – hal seperti ini harus menjadi perhatian yang serius dari seorang kepala
daerah maupun setiap politisi yang ada untuk bisa mampu memberikan kelayakan
Selain itu juga berikut hasil wawancara dengan pak Lurah Kelurahan
masyrakat kelurahan Parangtambung ternyat masi kurang dari harapan hal ini
60
di karenakan bahwa masi banyak masyarakat yang kurang secara finansial
yang tinggal di daerah tersebut hal ini butuh sebuah upaya peningkatan
Agar partisipasi bisa kita tingkatkan maka kita butuh upaya untuk bisa
mampu meningkatkan taraf hidup masyrakat hal ini juga sebagai upaya untuk
modal yang banyak sehingga seorang kepala daerah yang terpilih adalah betul-
betul seorang kepala daerah yang memiliki kapabilitas dan interritas yang
61
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan.
atau meningkat dengan adanya: (a) Bentuk partisipasi politik yaitu adanya
pemerintah, pengaruh dari kaum intelektual dan keadaan finansial (c) Tipe
otonom.
62
B. Saran.
kepala daerah.
2. Perlu adanya kerjasama yang baik antara setiap eleman yang ada baik itu
63
DAFTAR PUSTAKA
64
Sulistiyani, Ambar. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Mudrajat, Kuncoro. 2000. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP. Yayasan
Yayasan Keluarga Pahlawan Indonesia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Yogyakarta
:Rajawali Pers.
Nur, Chotimah. 2015. Partisipasi Politik Pemilih Pemula di Desa Karangsari
Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas Pada Pemilihan Presiden 2014
. Skiripsi di Terbitkan:Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Universitas
Negri Semarang.
65
RIWAYAT HIDUP
Dasar Negri Waikoro ( SDN) dan lulus pada tahun 2007. Kemudian melanjutkan
sekolah tingkat pertama pada tahun itu juga di MTSN Negri 1 Lembata dan lulus
tiga tahun kemudian pada tahun 2010 .Selanjutnya masuk pada sekolah menengah
atas di SMA Darul Istiqamah Makassar dan lulus pada tahun 2013.
Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan
Ilmu Pmerintahan
66