Anda di halaman 1dari 101

SKRIPSI

STRATEGI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


DALAM PERBAIKAN INFRASTRUKTUR JALAN
DI KABUPATEN BONE

Oleh :

SITTI FATIMAH
Nomor Stambuk : 10561 11223 16

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020
SKRIPSI

STRATEGI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

DALAM PERBAIKAN INFRASTRUKTUR JALAN

DI KABUPATEN BONE

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan


Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan oleh :

SITTI FATIMAH

Nomor Stambuk : 10561 11223 16

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020
ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sitti Fatimah


Nomor Stambuk : 10561 11223 16
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan

hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya

sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 25 November 2020

Yang Menyatakan,

Sitti Fatimah

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga atas kehadiran Allah
SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang dalam Perbaikan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Bone”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku rektor Universitas


Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr. H. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku ketua prodi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Ibu Nurbiah Tahir, S.Sos., M.Ap selaku sekretaris prodi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik.
5. Bapak Dr. Muhammadiah, M.M. selaku Penasehat Akademik selama kuliah di
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Bapak Abdul Kadir Adys, S.H., M.M selaku pembimbing I dan Bapak Dr.
Samsir Rahim, S.Sos., M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan mengarahkan
peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

v
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah mentranfer ilmu kepada mahasiswanya
selama duduk dibantu perkuliahan.
8. Seluruh keluarga khususnya Bapak Maretang dan Ibu Jumadia dan Kakak
tercinta saya Muliadi yang selama ini selalu mendoakan dan memberikan
dukungannya baik materil maupun moril.
9. Seluruh pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
yang bersedia untuk menjadi informan khususnya Kepala Bidang Jalan dan
Jembatan, Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan dan Seksi
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
10. Seluruh teman-teman pengurus HUMANIERA yang selama ini juga banyak
memberikan motivasi dan dukungan.
11. Sahabatku Eliza Agustina dan Nurazizah, Nuraeni, Andi Sosila Kamaruddin
yang senantiasa memberikan support.
12. Teman-teman seperjuangan mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Negara
Angkatan 2016
13. Serta seluruh orang – orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang
telah memberikan doa dan dukungan baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Demikian kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya ini bermanfaat dan dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Makassar, 25 November 2020

vi
Sitti Fatimah

ABSTRAK

SITTI FATIMAH.2020 Strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan


Ruang dalam Perbaikan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Bone (dibimbing
oleh Abdul Kadir Adys dan Samsir Rahim)
Strategi merupakan suatu metode atau cara pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien dengan respon secara terus menerus terhadap peluang suatu
rangkaian dari keputusan manajerial. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk
membahas tentang strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam
perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone.
Penelitian ini tergolong pada jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yang berarti penelitian yang menggambarkan
suatu fenomena atau kejadian yang nyata. Informan pada penelitian ini sebanyak 6
orang sebagai informan kunci. Data-data penelitian diperoleh dari berbagai
sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu reduksi data, sajian data dan verifikasi. Teknik pengabsahan data
yang digunakan adalah triangulasi sumber, teknik dan waktu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur di Kabupaten Bone dilihat
dari tiga indikator strategi yaitu: 1) Strategi organisasi, meningkatkan
pembangunan dan rehabilitasi dengan tujuan untuk ketersediaan infrastruktur
jalan. Akan tetapi strategi yang dibuat belum tercapai. 2) Strategi program,
pertama program berbasis aplikasi yang bernama TIMPA LAJA (Sitem
Informasi Jalan dan Jembatan) dan program Ayo ke Loteng (Ayo ke Loket
Pemanfaat Ruang). Kedua program tersebut belum diketahui oleh banyak
masyarakat di Kabupaten Bone. 3) Strategi pendukung sumber daya meliputi
sumber daya manusia, anggaran dan bahan atau material yang digunakan dalam
perbaikan infrastruktur jalan.
Kata Kunci : Strategi, Perbaikan, Infrastruktur Jalan.

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM ......................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7
A. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 7
B. Konsep dan Teori ........................................................................................ 8
C. Kerangka Pikir........................................................................................... 26
D. Fokus Penelitian ........................................................................................ 28
E. Deskripsi Fokus Penelitian ........................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29
A. Waktu dan Lokasi Penelitian..................................................................... 29
B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................... 29
C. Sumber Data .............................................................................................. 30
D. Informan .................................................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 31
F. Teknik Analisi Data .................................................................................. 33

viii
G. Teknik Pengabsahan Data ......................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 36


A. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................ 36
B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 62
C. Pembahasan ............................................................................................... 72
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 78
A. Kesimpulan................................................................................................ 78
B. Saran .......................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80
LAMPIRAN ......................................................................................................... 82

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Informan..................................................................................... 31


Tabel 4.1 Luas Daerah Kecamatan dan Presentase Terhadap Luas Kabupaten di
Kabupaten Bone Tahun 2018 ................................................................................ 37
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Km2 Menurut
Kecamatan di Kabupaten Bone 2018 .................................................................... 39
Tabel 4.3 Panjang Jalan Status Kabupaten Bone ..................................................41
Tabel 4.4 Data Kondisi Jalan di Kecamatan Tahun 2018 .................................41
Tabel 4.5 Daftar Nama -Nama Bupati Kabupaten Bone....................................... 41

x
DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1 Kerangka Pikir ..................................................................................... 26


Gambar 4.1 Peta Administratif Kabupaten Bone .................................................. 38
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas PUPR Kabupaten Bone........................... 46

xi
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Indonesia mempunyai angka penduduk yang sangat besar, dengan mobilitas

ekonomi yang tinggi dan hal itu menjadi masalah karena adanya kepadatan

penduduk belum disertakan dengan fasilitas yang dapat menunjang mobilitas

ekonomi, disisi lain Indonesia juga memiliki banyak kabupaten yang belum

mempunyai fasilitas penghubung antara kabupaten yang satu dengan kabupaten

yang lain padahal Indonesia adalah jalur khatulistiwa. Oleh karena itu,

mengharuskan Indonesia untuk mencari inovasi dalam memecahkan

permasalahan-permasalahan yang terdapat dikalangan masyarakat agar tidak

memunculkan pandangan buruk masyarakat terhadap pemerintah Indonesia.

Inovasi tersebut berupa penyusunan strategi guna menstabilkan laju antara

mobilitas ekonomi dengan jumlah masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan

melalui pembangunan.

Pembangunan yang akan dilaksanakan harus dipilah bukan karena semata

untuk memperbanyak atau menambah jumlah infrastruktur namun lebih kepada

yang bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat secara efisien dan

efektif. Pembangunan harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti keadaan

sumber daya manusia dan sumber daya alam, pembangunan dapat berfungsi

secara jangka panjang serta pemerataan. Dalam hal lain bahwa dengan adanya

pembangunan tersebut diharapkan masyarakat untuk dapat mengelola sumber

1
2

daya guna meneruskan kehidupan untuk masa sekarang dan merawat

pembangunan yang sudah dilaksanakan saat ini untuk masa yang akan datang.

Pembangunan yang dilakukan dengan maksud memberikan peluang yang

lebih gampang kepada masyarakat untuk melaksanakan mobilitas ekonomi agar

bisa memunculkan kesejahteraan bagi masyarakat. Pembangunan yang

dilaksanakan dapat dimulai dari membangun sumber daya manusia dengan cara

memberikan skill dan pengetahuan melalui perkumpulan atau organisasi-

organisasi lainnya yang bertujuan untuk mengarahkan masyarakat pada skill yang

di miliki agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masing- masing individu,

yang kedua adalah membangun sumber daya alam dengan cara mengelolanya dari

bahan mentah menjadi bahan baku yang harus dipantau regenerasinya supaya

tidak merusak keberlanjutan lingkungan di masa yang akan datang.

Adanya mobilitas ekonomi yang hampir ada di seluruh wilayah atau daerah

Indonesia jika tidak disertakan dengan pembangunan infrastruktur juga tidak akan

memudahkan masyarakat menetapkan skill yang sudah dimilikinya. Ketersediaan

infrastruktur di berbagai daerah atau wilayah sudah tidak dapat di pungkiri. Hal

itu tentu sudah menjadi kebutuhan pokok dalam masyarakat, infrastruktur menjadi

fasilitas penunjang seseorang untuk melakukan pekerjaan. Infrastruktur di bangun

untuk menambah dan melengkapi fasilitas publik, salah satu infrastruktur yang

paling genting di daerah ialah infrastruktur jalan.

Infrastruktur jalan adalah kebutuhan yang mutlak dalam sebuah sistem

angkutan jalan raya. Kinerja dari sebuah sistem transportasi jalan raya yang dapat

disediakan dalam mencapai sebuah sasaran – sasaran pokok di suatu sistem


3

transportasi. Peranan infrastruktur jalan menjadi sangat vital di kalangan

masyarakat karena jalan merupakan alat yang mempunyai fungsi untuk

memberikan konektivitas antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya,

pekerjaan yang satu dengan lainnya melalui jalur darat.

Seiring dengan semakin bertambah jumlah penduduk dan bertambahnya angka

kesejahteraan masyarakat maka akan mendorong untuk melaksanakan berbagai

kebutuhan dan aktifitas untuk melaksanakan perjalanan. Itulah yang menimbulkan

masalah yang selalu sama dari masa ke masa ialah rusaknya infrastruktur jalan

karena terlalu padat atau gemuk dari aktifitas yang dilaksanakan oleh masyarakat

yang paling utama aktifitas yang ada di jalan. Infrastruktur jalan merupakan

sebuah bagian dari suatu sistem transportasi yang mempunyai peranan atau fungsi

penting termasuk untuk mendukung bidang budaya, lingkungan dan sosial serta

ekonomi yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan pengembangan

wilayah supaya dapat tercapai pemerataan pembangunan antar daerah dan

kestabilan, memperkuat dan membentuk kesatuan nasional untuk memantapkan

pertahanan nasional dan keamanan, serta membentuk atau membuat struktur

ruang dengan maksud untuk mencapai serta mewujudkan suatu sasaran

pembangunan nasional.

Infrastruktur jalan yang dibangun dan tidak sesuai dengan standar bisa

memunculkan permasalahan yang baru seperti bertambahnya angka kecelakaan

dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan banyaknya infrastruktur jalan yang

rusak dan kurang adanya perhatian pemerintah dalam bentuk pendanaan untuk

memperbaiki infrastruktur jalan. Apabila hal itu terus dibiarkan bukan tidak
4

mungkin masyarakat akan kehilangan kepercayaan yang telah diberikan

pemerintah untuk mengurus daerahnya yang bisa berakibat pada banyaknya

demo-demo berupa tuntutan pada pemerintah, dan banyak hal yang tidak

diinginkan lainnya. Dalam pembangunan infrastruktur jalan, Pemerintah juga di

tuntut selektif agar dapat menciptakan jalan yang standar untuk pemakai

infrastuktur jalan dengan beberapa indikator yaitu efektif, ekonomis dan efisien

serta meninjau kondisi jalan dan pelengkapnya agar pengguna jalan dapat

menikmati/merasakan dampak positifnya.

Untuk penanganan masalah – masalah yang muncul akibat terlalu padatnya

mobilitas yang dilaksanakan oleh masyarakat, Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang mempunyai tugas dalam memelihara, merawat dan

memperhatikan infrastruktur jalan secara berkala. Seperti yang tedapat dalam

pasal 13 Undang-Undang No.38 tahun 2004 memiliki kewajiban untuk

memprioritaskan atau mendahulukan pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan,

(inspeksi) jalan secara berkala agar dapat mempertahankan tingkat pelayanan

jembatan dan jalan sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan, dan juga

tertuang dalam pasal 17 tentang pengaturan jalan umum meliputi pengaturan jalan

kabupaten, pengaturan jalan kota, pengaturan jalan provinsi, pengaturan jalan

nasional, dan pengaturan jalan secara umum.

Salah satu daerah atau kabupaten yang terdapat di Indonesia yang

menginginkan fasilitas infrastruktur jalan yang bagus ialah Kabupaten Bone.

Kabupaten Bone ialah sebuah daerah yang mempuyai kekuasan otonom yang ada

di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota dari Kabupaten Bone itu sendiri
5

terdapat di Kota Watampone. Kabupaten Bone merupakan salah satu daerah yang

terletak di pesisir timur Sulawesi Selatan dan mempunyai posisi atau tempat

strategis dalam perdagangan jasa dan barang di Kawasan Timur Indonesia.

Infrastruktur jalan yang sudah menjadi kewajiban pemerintah kabupaten

Bone, mencapai kurang lebih 1559,514 kilometer. Dari keseluruhan panjang jalan

yang ada di kabupaten Bone, terdapat beberapa macam kerusakan, yaitu rusak

ringan, rusak sedang dan rusak berat. Maka dari itu isu infrastruktur jalan yang

terdapat dibeberapa kecamatan yang paling penting yang harus diperbaiki oleh

pemerintah kabupaten Bone khususnya yang perlu diketahui oleh Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang yaitu jalan yang ada di Kecamatan Barebbo dalam

kondisi jalan yang rusak berat 41, 530 km dan kondisi jalan yang rusak sedang

sebanyak 10,580 km, Kecamatan Kajuara dalam kondisi jalan yang rusak berat

17,547 km dan kondisi jalan yang rusak sedang 8,320, Kecamatan Patimpeng

dalam kondisi jalan yang rusak berat 10,920 km dan kondisi jalan yang rusak

sedang sebanyak 8,640 km, dan Kecamatan Lappariaja dalam kondisi rusak berat

sebanyak 39,200 km dan kondisi jalan yang rusak sedang sebanyak 11,200 km

dan beberapa kecamatan yang ada lainnya.

Oleh karena itu, dengan melihat pemaparan masalah di atas terkait dengan

jalan yang sudah rusak dan semestinya diperbaiki oleh pemerintah Kabupaten

Bone di beberapa kecamatan yang belum ditindak lanjuti sama sekali maka dari

itu peneliti tedorong untuk melakukan penelitian kualitatif dengan judul “Strategi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam Perbaikan

Infrastruktur Jalan di Kabupaten Bone”.


6

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang dalam perbaikan ifrastruktur jalan di Kabupaten Bone?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini ialah untuk

mengetahui strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan

infrastruktur jalan di Kabupaten Bone.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara

secara tidak langsung maupun secara langsung. Adapaun manfaat penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan

kepada pembaca serta menjadi referensi bagi instansi pemerintah kabupaten

Bone maupun peneliti yang lainnya untuk mengembangkan wawasan tentang

Strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan

infrastruktur jalan serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi saran dan masukan

kepada pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Bone (Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang)


BAB II

LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk sebagai pola dasar pendukung untuk

penelitian ini sebagai pembanding hasil-hasil penelitian untuk langkah

selanjutnya. Berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan

objek penelitian yakni ialah diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan Agus Salim dengan judul strategi Dinas

Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasa Pemukiman

Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara yakni hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pembangunan jalan di Kecamatan Sebatik yang

dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan

dan Kawasan Permukiman khususnya Bidang Marga masih belum

maksimal. Belum maksimalnya pembangunan jalan di Kecamatan Sebatik

disebabkan karena adanya kekurangan atau keterbatasan dana, harga bahan

material yang mahal, intervensi politik, sarana prasarana yang minim, serta

kondisi geografis yang sulit yaitu tanah yang labil.

2. Penelitian yang dilakukan Fahmy, Nadya Zelinda dengan judul strategi

perbaikan jalan berbasis aplikasi (studi pada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang kota Batu) yakni hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

Departemen Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu telah

melakukan bantuan untuk masalah lubang melalui pembuatan aplikasi

yang dapat diunduh melalui playstore yang disebut lubang laporan, yang

7
8

memiliki telah disosialisasikan dan disadari. Namun, untuk berhasil dalam

program tersebut, pemerintah kota Batu perlu memperbesar perannya

dalam perbaikal jalan di Kota Batu. Terkait, perhatian pemerintah perlu

terus memperbaiki jalan di Kota Batu yang akan terjadi secara bersamaan

dengan penurunan jumlah jalan yang rusak.

3. Penelitian yang dilakukan Nur Erma dengan judul peran Dinas Pekerjaan

Umum dalam pembangunan dalan di Kecamatan Sangkulirang Kabupaten

Kutai Timur yakni hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perencanaan

program kegiatan pembangunan jalan (merencanakan pembangunan jalan

dan merencanakan pembiayaan pembangunan jalan) dilakukan oleh Dinas

Pekerjaan Umum melalui MUSREMBANG dengan berbagai pihak yang

terkait seperti Sekretaris Daerah, DPR, DPRD, BAPPEDA, dan lain

sebagainya. Penyelenggaraan pembangunan jalan dilakukan melalui

pemeliharaan jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum meliputi memperbaiki

dengan menambal maupun merehab total apabila kondisi jalan rusak yang

dilakukan melalui perkerasan jalan, pelebaran jalan, pengaspalan,

semenisasi, serta menambah bangunan pelengkap pada jalan.

B. Konsep dan Teori

1. Konsep Strategi

Secara etimologi strategi merupakan sesuatu yang berasal dari kata yang

dalam bahasa yunani, strategi. Adapun strategi yang merupakan terjemahan

yang dapat diartikan sebagai “komandan militer” yang berasal dari zaman

demokrasi Athena.
9

Pada umumnya istilah strategi digunakan untuk memenangkan sebuah

peperangan dalam permasalahan dunia militer yang sebagai cara

digunakan untuk memanfaatkan kekuatan militer. Sedangkan terminologi

strategi banyak ahli yang telah mengemukakan pandangan yang berbeda-

beda tentang strategi, namun pada dasar hakikatnya itu memiliki makna

atau arti yang hampir sama persis ialah pencapaian tujuan secara efisien

dan efektif.

Menurut pendapat Argyris, dkk (Hutapea, 2017) Strategi merupakan

respon secara terus menerus atau berkesinambungan maupun adaptif

terhadap ancaman dan peluang dari ekseternal serta kelemahan dan

kekuatan internal yang membuat dampak dalam perkembangan dalam

sebuah organisasi. Berbeda dengan pendapat Siagian (2006) yang

menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rangkaian dari keputusan

atau tindakan fundamental yang dibuat oleh manajemen puncak dan

dilaksanakan atau diimplementasikan oleh para jajaran agar sesuatu

organisasi dapat mencapai suatu tujuan dari organisasi tersebut.

Wheelen dan Hunger (2012) memberikan pendapat yang sama mengenai

strategi yang dimana menurutnya strategi merupakan tempat sekumpulan

dari keputusan manajerial dan merupakan aksi pengambilan keputusan

jangka panjang disuatu perusahaan. Hal tersebut meliputi analisis

formulasi strategi, implementasi strategi, lingkungan eksternal dan

internal, serta evaluasi dan kontrol.


10

Menurut Arthur A.J. (2007) mengatakan strategi terdiri dari beberapa

aktivitas-aktivitas yang penuh dengan daya saing serta pendekatan-

pendekatan bisnis untuk mencapai satu kinerja yang dapat memuaskan

(sesuai target). Sedangkan Suryono (2004) mengemukakan bahwa

pengertian startegi pada prinsipnya selalu berkaitan dengan tiga hal utama

yaitu, tujuan, sasaran, dan cara. Oleh karena itu, ketiga prinsip tersebut

harus dimiliki dalam penerapan strategi yang ingin dijalankan. Lain halnya

dengan Bintoro (1982) yang berpendapat bahwa strategi merupakan

keseluruhan langkah-langkah (kebijaksanaan) dengan perhitungan yang

pasti, guna mencapai tujuan untuk mengatasi permasalahan, dimana

didalam strategi itu terdapat metode dan teknik. Berbeda dengan Kuncoro

(2006) menyatakan bahwa strategi adalah salah satu bagian dari proses

yang mencakup sejumlah tahapan yang saling bersimpul dan berurutan

membuat strategi yang telah dibentuk dapat memenuhi tujuan dari sebuah

organisasi.

Strategi adalah suatu rencana atau pola yang mengintegrasi tujuan

pokok dalam suatu organisasi, tahapan-tahapan kegiatan dan kebijakan-

kebijakan yang terhimpun dalam suatu keseluruhan yang bersifat kohesif.

Strategi menurut Salusu (2006) adalah sebuah seni dengan menggunakan

kecakapan dan sumber daya dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu

tujuan atau sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan

dalam kondisi yang paling menguntungkan.


11

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa strategi

merupakan suatu metode atau cara pencapaian tujuan secara efektif dan

efisien dengan respon secara terus menerus terhadap peluang suatu

rangkaian dari keputusan manajerial yang meliputi analisis formulasi

strategi, implementasi strategi, lingkungan eksternal dan internal, serta

evaluasi dan kontrol guna mengatasi permasalahan dan untuk pemenuhan

tujuan dari sebuah organisasi.

a. Fungsi Strategi

Fungsi strategi pada dasar atau umumnya merupakan upaya agar

strategi yang telah dipilih secara teratur dapat diimplementasikan secara

efektif. Ada enam fungsi yang dapat dilaksanakan secara serentak, yaitu :

a. Menyampaikan suatu visi atau maksud yang hendak ditujukan

kepada orang lain. Ringkasan strategi sebagai tujuan yang

diinginkan, dan menyampaikan tentang apa yang akan dilakukan,

bagaimana pelaksanaan pengerjaannya, oleh siapa, mengapa hasil

kinerjanya dapat bernilai dan untuk siapa hal tersebut dikerjakan.

Untuk menilai dan mengembangkan alternatif-alternatif suatu

strategi, dengan hal itu perlu dicocokkan atau disesuaikan antara

faktor lingkungan dengan kapabilitas organisasi, di mana kapabilitas

tersebut akan digunakan.

b. Menghubungkan keunggulan atau kekuatan organisasi dengan

peluang dari lingkungannya.


12

c. Mengeksploitasi atau memanfaatkan kesuksesan dan keberhasilan

yang didapatkan sekarang, sekaligus mencari adanya peluang-

peluang baru.

d. Membangkitkan dan menghasilkan sumber daya yang lebih banyak

dari yang dipergunakan sebelumnya. Terkhusus pada penghasilan

dan sumber daya lain yang diolah atau dipergunakan untuk

menghasilkan sumber daya nyata, tidak hanya berpatokan pada

pendapatan, akan tetapi juga komitmen karyawan, reputasi, identitas

mereka dan sumber daya yang tidak berwujud lainnya.

e. Mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas organisasi ke depan.

Strategi bisa mampu mempersiapkan keputusan yang selaras dan

sangat penting bagi upaya dalam pencapaian maksud dan tujuan

sebuah organisasi.

f. Bereaksi serta menanggapi suatu kondisi yang baru dihadapi

sepanjang waktu. Proses yang berjalan secara berkelanjutan untuk

menemukan maksud dan tujuan dengan menggunakan dan

menciptakan sumber daya, serta mengarahkan aktivitas

pendukungnya.

b. Jenis-Jenis Strategi

Banyak organisasi memakai dua strategi atau lebih secara bersamaan,

akan tetapi strategi gabungan bisa sangat beresiko apabila

diimplementasikan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan

terdiversifikasi, strategi gabungan biasanya dipakai apabila divisi yang satu


13

dengan divisi yang lainnya menjalankan strategi yang berbeda. Jenis-jenis

strategi diantaranya:

a. Strategi Integrasi

Integrasi horizontal, integrasi ke belakang serta integrasi ke depan

terkadang semuanya dikatakan sebagai integrasi vertikal. Strategi

integrasi vertikal memberikn kemungkinan suatu perusahaan untuk bisa

melakukan pengendalian untuk para pemasok dan para distributor.

b. Strategi Intensif

pengembangan produk dan penetrasi pasar sering juga dikatakan

sebagai strategi intensif karena hal terebut membutuhkan usaha-usaha

intensif jika dalam posisi atau keberadaan persaingan perusahaan dengan

produk yang tersedia hendak dikembangkan.

c. Strategi Diversifikasi

Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi

horizontal dan konglomerat serta diversifikasi konsentrik. Dalam

menambah produk atau jasa baru, namun masih berhubungan biasanya

disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang

tidak berhubungan untuk pelanggan yang sudah ada disebut sebagai

diversifikasi horizontal.

d. Strategi Defensif

Selain dari strategi diversifikasi, intensif, dan integrasi, suatu

organisasi pun juga bisa melakukan strategi rasionalisasi biaya. Untuk

pelaksanaan rasionalisasi biaya akan terjadi apabila sebuah organisasi


14

melakukan penataan kembali dengan melalui penghematan aset dan biaya

dalam mengembangkan kembali penjualan laba yang sedang down

(menurun). Biasanya dikataka sebagai suatu strategi terbalik (turnaround)

atau reorganisasi, rasionalisasi biaya diramal atau dirancang agar dapat

memperkuat kemampuan dan kompetensi pembeda dasar organisasi.

Selama dalam proses rasionalisasi biaya, perencanaan strategi berjalan

dengan sumber daya yang terbatas serta mendapatkan tekanan dari para

pemilik saham, media dan karyawan. Divestasi yaitu menjual sebuah

divisi atau bagian dari suatu organisasi. Divestasi kadang digunakan untuk

mengembangkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk

pemenuhan akusisi atau investasi strategi lebih lanjut. Divestasi bisa

dikatakan juga termasuk bagian dari sebuah strategi rasionalisasi biaya

menyeluruh atau umum untuk meninggalkan organisasi dari bisnis yang

tidak bisa menguntungkan, tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam

perusahaan serta yang membutuhkan modal terlalu besar. Likuidasi yaitu

menjual semua aset suatu perusahaan sedikit demi sedikit sesuai nilai

sesungguhnya aset tersebut. Likuidasi adalah pernyataan sebuah kekalahan

dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit

dilaksanakan.

c. Tahap-Tahap Strategi

Tahap strategi merupakan penyelesaian masalah-masalah yang sedang

dihadapi dalam pengambilan sebuah keputusan yang dibuat untuk

menemukan langkah yang tepat dari masalah tersebut. Dalam hal tersebut
15

agar dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan, strategi yang dibuat

bisa diimplementasikan dalam penyelesaian masalah yang terjadi,

sehingga tolak ukur strategi akan dapat diukur dari implementasinya.

Menurut Haryadi (2005) berpendapat bahwa ada dua tahap strategi, kedua

tahap strategi tersebut dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1) Perumusan

Menjelaskan tahap pertama dari bagian yang meliputi analisis

lingkungan internal maupun eksternal adalah penetapan visi, dan misi,

perencanaan dan tujuan strategi. Perumusan strategi bagian dan proses

dalam menyusun langkah-langkah yang akan datang agar bisa

membangun visi dan misinya dari perumusan tersebut dapat

merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut agar tercapainya

penyediaan costumer value terbaik.

2) Pelaksanaan

Setelah tahap perumusan strategi dapat terselesaikan maka

selanjutnya tahap krusial dalam strategi pemerintah adalah tentang

pelaksanaan strategi. Pelaksanaan strategi adalah proses dimana

strategi dan kebijakan dijalankan melalui pembangunan struktur,

pembangunan program, budget dan pelaksanaan. Pelaksanaan strategi

adalah tahap yang paling rumit dalam proses strategi dengan

mengingat terdapat banyak faktor yang bisa mempengaruhi

pelaksanaan di lapangan dan tidak sesuai dengan perkiraan awal.


16

Keberhasilan dalam sebuah strategi seharusnya didukung oleh

perusahaan yang capable dengan seorang pemimpin yang solid,

kebijaksanaan yang tepat, pengalokasian sumber daya yang cukup,

situasi, budaya dan kondisi terhadap keberhasilan dari pelaksanaan

strategi. Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

tahap strategi merupakan langkah-langkah dalam pembuatan

kebijakan yang tepat dengan merumuskan visi dan misi dari kebijakan

tersebut, kemudian setelah dirumuskan dibutuhkan pelaksanaan yang

tepat pula agar strategi dari kebijakan tersebut dapat mencapai

tujuannya.

d. Peranan Strategi

Dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi, strategi

mempunyai peranan yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

organisasi karena meliputi tindakan dan koordinasi dalam mencapai

tujuan. Adapaun menurut Grant (1999:21), strategi mencakup 3 peranan

penting dalam mencapai suatu tujuan manajemen, yaitu:

a. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan

Strategi sebagai suatu elemen untuk mencapai kesuksesan, strategi

sebagai suatu elemen untuk mencapai kesuksesan, strategi sebagai

suatu hal yang akan memberikan suatu ikatan hubungan antara hasil-

hasil dari ide yang diambil oleh individu atau instansi terkait.

b. Strategi sebagai sarana komunikasi dan koordinasi


17

Strategi memiliki peranan penting sebagai sarana komunikasi dan

koordinasi agar mampu memberikan kesamaan arah bagi sebuah

perusahaan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

c. Strategi sebagai target

Konsep strategi dapat disatukan dengan misi dan visi dengan

tujuan untuk menentukan suatu di mana perusahaan berada dalam

masa yang akan datang. Menetapkan suatu tujuan dapat membantu

seorang individu dapat didengarkan untuk mencapai tujuam yang

telah ditetapkan bersama.

e. Prinsip-Prinsip Mensukseskan Strategi

Menurut Hatten dan Hatten (1998) dalam Salusu menjelaskan tentang

petunjuk untuk mensukseskan strategi:

1) Strategi harus memiliki konsistensi/pendirian dengan lingkungan.

Dalam hal ini pembuatan strategi seharusnya jangan berlawanan

dengan arus perkembangan masyarakat.

2) Organisasi tidak hanya membuat satu strategi saja, karena keadaan

tersebut tergantung pada ruang lingkup kegiatannya.

3) Strategi yang efektif memfokuskan dan menyatukan semua sumber

daya dan tidak memisahkannya.

4) Strategi harusnya lebih memperhatikan pada sesuatu yang merupakan

kekuatannya (strenghts) dan tidak hanya pada sesuatu hal yang justru

adalah kelemahannya (weakness).

5) Sumber daya merupakan suatu yang kritis.


18

6) Penyusunan suatu strategi juga harus memperhitungkan resiko kecil

agar nantinya tidak menjadi sebuah ancaman dalam organisasi.

7) Strategi seharusnya diatur diatas landasan keberhasilan yang telah

dicapai.

f. Tipe-Tipe Strategi

Setiap organisasi pasti mempunyai sebuah strategi dalam mencapai

suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Tipe strategi

yang digunakan dalam sebuah organisasi berbeda-beda. Terdapat

beberapa strategi yang digunakan dalam suatu organisasi untuk mencapai

suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Jack Kooten

(1991:81), tipe - tipe strategi meliputi:

1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy)

Strategi ini berhubungan dengan perumusan tujuan, misi, nilai-

nilai, dan inisiatif-inisiatif strategi yang baru. Pembatasan-pembatasan

yang diperlukan adalah mengenai apa yang dilakukan dan untuk siapa.

2. Strategi Program (Program Strategy)

Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi

strategi dari program tertentu. Kira-kira apa dampaknya apabila dala

sebuah program tertentu diperkenalkan atau dilancarkan (apa

dampaknya bagi sasaran organisasi).

3. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)

Sentralisasi strategi sumber daya ini mengacu perhatian pada

memaksimalkan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna


19

untuk meningkatkan kualitas kinerja suatu organisasi. Sumber daya

itu dapat berupa teknologi, tenaga, keuangan, dan sebagainya.

4. Strategi Kelembagaan (Institusional Strategy)

Fokus dari strategi institusional yaitu mengembangkan kompetensi

organisasi untuk melakukan inisiatif-inisiatif strategi.

Strategi yang dijalankan pada sektor pemerintahan dapat dilihat

upaya dari pemerintah dalam membuat strategi agar dapat tercapainya

tujuan dimasa depan dengan menganalisis situsasi dan kondisi dimasa

sekarang dan masa depan. Dalam pelaksanaannya, pemerintah

membuat perbedaan pengelolaan dengan sektor privat. Perbedaan ini

terutama disebabkan adanya perbedaan karakteristik.

Menurut Paul (2015) perencanaan strategis disektor publik tidak dilihat

sebagai hanya alat analisis untuk kerangka perumusan strategi tetapi juga

mencakup kegiatan lain yang perlu dipandang untuk mencapai

efektivitasnya.

Namun menurut Berry dan wechsier (Paul, 2015) perencanaan strategis

didefinisikan sebagai suatu proses yang sistemtis untuk mengelola

lembaga yang arah masa depan dalam kaitannya dengan lingkugan dan

runtutan pemangku kepentingan eksternal, termasuk perumusan strategi,

analisis kekuatan dan kelemahan, identifikasi pemangku kepentingan

lembaga, pelaksanaan tindakan dan masalah manajemen.

Menurut Wechsier dan Backott (Aime dan Sebabstian 2010) dalam

penerapan strategi organisasi sektor publik dalam prosesnya melalui upaya


20

merumuskan baik faktor-faktor internal maupun eksternal yang

berpengaruh terhadap strategi dari organisasi publik dan menyusun suatu

paparan yang lebih aplikatif.

2. Infrastruktur Jalan

Infrastruktur menurut Grigg (1998) merupakan proses fisik yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam sosial maupun

ekonomi, seperti menyediakan transportasi, jalan, drainase, pengairan,

bangunan gedung dan fasilitas umum lainnya yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Infrastruktur sebagai proses juga merupakan bagian seperti sarana

prasarana yang saling berhubungan.

Menurut American Public Work Assosiation (Stone, 1974:12),

infrastruktur dijelaskan sebagai fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh pelaku

dalam pembangunan infrastruktur yang digunakan untuk fungsi-fungsi

pemerintahan dalam pengadaan kebutuhan masyarakat, seperti penyediaan air,

transportasi, pembuangan limbah, tenaga listrik, dalam pelayanan umum

untuk memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat.

Menurut Moteff (2003), infrastruktur tidak hanya mengurus dalam hal

ekonomi maupun sosial, tetapi infrastruktur juga mengurus terhadap masalah

pertahanan dan keberlanjutan dalam pemerintah. Dan juga menjelaskan bahwa

ini tidak hanya fokus terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti

masalah ekonomi dan sosial. Tetapi dalam sudut pandang yang lain,

infrastruktur juga fokus terhadap masalah pertahanan dan keberlanjutan dalam

suatu pemerintahan. J’afar M. (2007) mengemukakan infrastruktur memiliki


21

fungsi positif terhadap perkembangan serta pertumbuhan ekonomi jangka

pendek dalam menciptakan lapagan kerja konstruksi yang mendukung

perusahaan di sektor terkait.

Peraturan Presiden No. 38 tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah

dengan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur mendefinisikan

infrastruktur merupakan fasilitas fisik, teknis, perangkat keras dan lunak serta

sistem yang dibutuhkan untuk mendukung jaringan struktur dan

menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat agar pertumbuhan sosial dan

ekonomi masyarakat bisa berjalan dengan lebih baik.

Jalan adalah prasarana infrastruktur fundamental yang diperlukan manusia

untuk bisa melaksanakan pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dalam

rangka untuk pemenuhan kebutuhan. Ketersediaan jalan merupakan hal yang

dapat dikatakan mendesak ketika kegiatan ekonomi masyarakat mengalami

pertumbuhan yang cukup signifikan.

Infratsruktur jalan merupakan kebutuhan mendasar dalam sistem angkutan

jalan raya. Kinerja sistem transportasi jalan raya akan bergantung pada

seberapa besar daya dukung prasarana jalan yang mampu disediakan untuk

mencapai sasaran-sasaran pokok dalam suatu sistem transportasi. Dilihat dari

kewenangannya, infrastruktur jalan dibedakan menjadi empat kategori, yaitu:

a. Jalan Nasional, adalah sebuah jalan kolektor atau jalan arteri dalam suatu

sistem jaringan jalan primer. Jalan ini merupakan perantara antar ibukota

provinsi, jalan jalan tol serta strategis nasional. Tanggung jawab dari

pembinaan jalan nasional berada pada pemerintah pusat (Direktorat


22

Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum). Jalan nasional ini

memiliki tugas melayani kepentingan nasional atas dasar strategis, yaitu

mempunyai peranan untuk membina kesatuan dan keutuhan nasional,

melayani kepentingan perbatasan antar negara, melayani daerah-daerah

rawan, bagian dari jalan lintas regional atau lintas internasional, serta

dalam rangka pertahanan dan keamanan.

b. Jalan Provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan

primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota

kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota dan jalan strategis

provinsi.

c. Jalan Kabupaten/Kota, yaitu merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan

jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota

kabupaten/kota dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan,

ibukota kabupaten/kota dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan

lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam

wilayah

kabupatenkota, dan jalan strategis kabupaten/kota.

d. Jalan Desa, adalah jalanan umum yang menghubungkan antar permukiman

di dalam desa, serta jalan lingkungan. Jalan desa adalah suatu jalan raya

yang berskala sempit di daerah perkampungan atau desa. Biasanya

infrastruktur jalan desa tersebut dibangun sebagai jalan satu lajur (yaitu,

jalan beraspal untuk dilalui kendaraan satu arah).


23

Jalan merupakan sebuah prasarana transportasi darat yang meliputi

segala bagian – bagian jalan, termasuk didalamnya bangunan pelengkap

dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada

pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, bawah permukaan

tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,

jalan lori dan jalan rel.

Penyebab kerusakan jalan merupakan masalah penting dalam

melakukan perbaikan. Perbaikan dan pembangunan jalan provinsi, jalan

nasional, maupun jalan kabupaten/kota serta jalan desa saat ini masih

banyak mengalami kendala – kendala, baik kendala yang bersifat

kelembagaan maupun kendala yang bersifat teknis.

Menurut Bintoro (1997:16), penyebab dari kerusakan jalan dapat

dikategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu:

a) Bersifat Teknis

1. Jalan berlubang yang diakibatkan oleh beban muatan yang berlebihan

(overloading) dari angkutan yang membawa beban muatan yang

melebihi kapasitas beban jalan yang telah disediakan.

2. Sistem drainase (saluran) air, sehingga yang mengakibatkan

perkerasan jalan mudah mengalami dan keretakan menjadi lentur.

3. Mutu konstruksi, adalah mutu beban atau bahan material yang dapat

digunakan dalam pembangunan jalan yang tidak memenuhi kelas

atau standar jalan yang sesuai dengan kontur lahan atau wilayah.

b) Bersifat Kelembagaan
24

1. Perencanaan, adalah sebuah langkah pertama dalam kegiatan

perbaikan atau pemeliharaan jalan. Perencanaan yang sedikit atau

kurang diperhatikan bisa menimbulkan proses perbaikan jalan hanya

akan mengalami persoalan yang sama dimasa mendatang.

2. Pemrograman, yaitu sebuah tahapan yang akan dilakukan dalam

pemeliharaan jalan. Program-program yang dilakukan harus

memperhatikan dengan ketat kondisi jalan sehingga perbaikan

kembali jalan-jalan yang sudah rusak dapat berjalan sesuai target

pembangunan.

3. Penganggaran, dalam sebuah pembangunan infrastruktur terutama

perbaikan jalan, ketersediaan anggaran harus dapat diselaraskan

dengan kontur jalan yang akan dibenahi. Masalah yang muncul justru

ketersediaan dana yang kurang dalam pemeliharaan infrastruktur

jalan sehingga menyebabkan perbaikan jalan dilakukan dengan

memakai material konstruksi yang tidak sesuai dengan standar dan

kelayakan sehingga menimbulkan kerusakan jalan terus terjadi.

4. Kurangnya koordinasi lintas sektoral antara lembaga-lembaga yang

berwenang dalam mengatasi suatu masalah perbaikan dan

pemeliharaan infrastruktur jalan.

Dalam UU No. 38/2004 tersebut diatur bahwa penyelenggaraan

jalan

merupakan kegiatan yang meliputi :


25

a. Pengaturan jalan, yaitu penyusunan peraturan perundang-undangan

jalan dan perumusan kebijakan dalam perencanaan umum.

b. Pembinaan, merupaka kegiatan penyusunan pedoman dan standar

pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, teknis, serta

penelitian dan pengembangan jalan.

c. Pembangunan jalan, yaitu penganggaran dan pemrogaman,

pelaksanaan konstruksi, perencanaan teknis, serta pengoperasian dan

pemeliharaan jalan.

d. Pengawasan jalan, merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam

rangka untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan dan

pembangunan jalan.

3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone mempunyai

tugas menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sesuai

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 56 Tahun 2016 tentang

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bone Nomor 56 Tahun 2016 Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone mempunyai fungsi

menyelenggarakan perumusan kebijakan mengenai urusan pemerintahan

bidang pekerjaan umum dan penataan ruang, pelaksaanaan kebijakan urusan

pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang, pelaksanaan


26

evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan

penataan ruang serta pelaksanaan administrasi dinas pekerjaan umum dan

penataan ruang dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkat

dengan tugas dan fungsinya.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini merupakan model konseptual tentang

teori – teori yang berhubungan dengan strategi. Penelitian ini berjudul strategi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur

jalan di Kabupaten Bone berpedoman pada teori Jack Kooten tentang tipe –

tipe strategi meliputi: strategi organisasi, strategi program dan strategi

pendukung sumber daya.

Berdasarkan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini

menggunakan kerangka pikir berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Jack

Kooten, yang dapat digambarkan seperti di bawah ini.

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Strategi Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone

Tipe- tipe Strategi Menurut Jack Kooten:


1. Strategi Organisasi
2. Strategi Program
3. Strategi Pendukung Sumber Daya
27

Kualitas dalam Perbaikan Infrastruktur

Jalan di Kabupaten Bone


D. Fokus Penelitian

Berdasarkan bagan kerangka pikir yang terkait dengan penelitian Strategi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur

jalan di Kabupaten Bone maka yang menjadi fokus penelitian yaitu: 1)

Strategi Organisasi (Corporate Stragy), Strategi Program (Program Strategy),

Srategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy).

E. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi), startegi ini berkaitan dengan

perumusan tujuan, nilai- nilai, misi dan inisiatif – inisiatif strategi yang

baru. Pembatasan – pembatasan yang diperlukan adalah mengenai apa

yang dilakukan dan untuk siapa.

2. Program Strategy (Strategi Organisasi), strategi ini lebih memberi

perhatian pada implikasi – implikasi strategi dari program tertentu. Lalu

apa yang menjadi dampak apabila dalam sebuah program tertentu

diperkenalkan atau dilancarkan (apa dampaknya bagi sasaran organisasi).

3. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya), pemusatan

dari strategi sumber daya ini mengacu perhatian pada memaksimalkan

sumber – sumber daya esensial yang tersedia guna untuk meningkatkan

kualitas kinerja suatu organisasi. Sumber daya itu dapat berupa teknologi,

tenaga, keuangan dan sebagainya.

28
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan selama dua bulan mulai dari bulan juli

sampai pada bulan september. Dalam penelitian ini membutuhkan waktu yang

cukup lama untuk mengetahui strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone.

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang Kabupaten Bone, dipilihnya lokasi penelitian ini karena

melihat jalan yang terdapat di Kabupaten Bone masih banyak jalanan baik

dalam kondisi rusak ringan, sedang dan berat yang perlu diadakan perbaikan

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilaksanakan ini merupakan penelitian

kualitatif, dimana penelitian ini berangkat dari data lapangan dengan

menggunakan teori yang sudah ada sebagai pendukung, kemudian hasil yang

didapat dari proses penelitian akan memunculkan teori dari data – data

tersebut.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif

dengan melalui observasi untuk mengetahui strategi Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone.

29
30

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang didapatkan melalui

kegiatan wawancara dengan subjek penelitian dan dengan melakukan

observasi atau pengamatan langsung di lapangan. Dalam penelitian ini

data primer berupa catatan hasil wawancara dan hasil pengamatan

langsung ketika berada di lapangan yang didapatkan melalui wawancara

dengan Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, Kepala Seksi Pembangunan

Jalan dan Jembatan, Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, dan

masyarakat Kabupaten Bone khususnya pengguna jalan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain

atau lewat dokumen. Sumber data sekunder digunakan untuk mendukung

informasi yang didapatkan dari sumber data primer yaitu dari dokumen,

bahan pustaka, literatur – literatur, buku, laporan – laporan, penelitian

terdahulu dan catatan perkuliahan yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.
31

D. Informan

Teknik penentuan informan dilaksanakan dengan melalui cara purposive

memilih orang – orang yang dianggap paling mengetahui dan dapat

memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan dari suatu penelitian.

Tabel 3.1 Daftar Informan

No. Jabatan/Instansi Jumlah

1. Kepala Sub Bagian Program 1 Orang

1. Kepala Bidang Jalan dan Jembatan 1 Orang

2. Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan 1 Orang

3. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 1 Orang

4. Masyarakat Kabupaten Bone khususnya 2 Orang

pengguna jalan

Total 6 Orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu langkah yang sangat strategis

dalam sebuah penelitian, sebab tujuan utama dari sebuah penelitian yaitu

untuk memperoleh data yang paling akurat. Untuk mendapatkan data yang

tepat maka pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara dan

observasi serta dokumentasi.


32

1) Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara

mencatat secara sistematis dan mengamati fenomena – fenomena yang

diselidiki. Penelitian ini menggunakan teknik obsevasi non partisipatif,

dimana pada pelaksanaannya peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas

– aktivitas orang yang diamati, dan hanya sebagai pengamat independen.

2) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan

oleh dua pihak yaitu pewawancara sebagai orang yang mengajukan pertanyaan

dan diwawancarai sebagai orang diberikan pertanyaan. Metode wawancara

dilakukan untuk memperoleh data tentang strategi Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang dalam memperbaiki infrastruktur jalan desa di Kabupaten

Bone.

Penelitian ini memakai wawancara semi terstruktur yang berarti

wawancara dalam pengimplementasiannya lebih longgar dibanding dengan

memakai wawancara terstruktur. Pewawancara memberikan pertanyaan

kepada informan namun dapat berkembang dan lebih bebas sesuai dengan

informasi dan situasi yang diperlukan oleh informan. Wawancara semi

terstruktur bertujuan untuk mendapatkan masalah – masalah secara lebih

terbuka, dimana pihak yang diwawancarai dimintai ide – ide dan pendapatnya.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan tatap muka dengan informan,

mengenai strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam

memperbaiki infrastruktur jalan desa di Kabupaten Bone.


33

3) Dokumentasi

Dokumentasi ialah tahap dalam mengumpulkan data yang dilaksanakan

dengan cara mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone untuk mengkaji atau menganalisis dokumen-dokumen baik

berupa referensi, buku, pasal maupun peraturan yang memiliki keselarasan

dengan penelitian ini dengan bermaksud menyempurnakan data-data yang

dibutuhkan serta telaah pustaka dan cara pengumpulan data, seperti dokumen-

dokumen yang bisa menunjang dan terkait dengan masalah baik berupa

literatur, buku, laporan dan lain sebagainya.

F. Teknik Analisi Data

Analisis data adalah sebuah langkah penting dalam rangka mendapatkan

penemuan-penemuan hasil penelitian. Oleh karena itu, data akan menuntun kearah

temuan ilmiah apabila dianalisis. Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk

melakukan pengolahan data dari hasil penelitian menjadi data, dimana data yang

telah diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk

menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknik

analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif

(interactive model). Dalam model ini terdapat tiga komponen pokok. Menurut

Miles da Huberman dalam Sugiono (2013) ketiga komponen tersebut ialah:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah bagian paling utama analisis data untuk membuat

fokus, memperpendek, mempertegas, serta membuang hal yang tidak penting


34

dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti dapat

dilakukan.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan

kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya

makna peristiwanya menjadi lebih muda dipahami.

3. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus mulai mengerti apa

arti dari hal-hal yang ia temui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab

akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat

dipertanggung jawabkan.

G. Teknik Pengabsahan Data

Pengabsahan data ialah bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa yang

berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Salah satu tekniknya

ialah dengan melalui proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data

yang mengeksploitasi sesuatu yang lain diluar data itu untuk kebutuhan

pemeriksaan untuk sebagai perbandingan untuk data tersebut. Triangulasi pada

hakikatnya merupakan lebih dari satu metode yang dilaksanakan oleh peneliti

pada saat menganalisis dan mengumpulkan data. Pada dasarnya merupakan suatu

kejadian yang ditelusuri atau diteliti dapat dimengerti dengan sebaik-baiknya

sehingga memperoleh kebenaran yang sesungguhnya jika melalui pendekatan dari

beberapa sudut pandang, adapun bentuk triangulasi yaitu:


35

1. Triangulasi Sumber

Membandingkan dengan cara memeriksa kembali derajat dari suatu

informasi yang didapat dengan melalui sumber yang tidak sama. Seperti

membuat perbandingan terkait wawancara dengan hasil pengamatan,

melakukan perbandingan antara hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

maka agar dapat menguji kepercayaan data dilaksanakan dengan memakai

cara menkroscek data kepada sumber yang sama dengan melalui teknik yang

berbeda.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan

pengecekan dengan beberapa sumber dengan juga beberapa cara dan juga

berbagai waktu. Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami

perubahan dari masa ke masa sehingga untuk memperoleh data yang sah

melalui observasi penelitian perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali

pengamatan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Letak Geografis dan Luas Kabupaten Bone

Kabupaten Bone adalah salah satu kabupaten yang terletak di pesisir

Timur Provinsi Sulawesi Selatan dan berjarak sekitar 174 km dari Kota

Makassar. Luas wilayahnya sekitar 4.559 km2 atau 9,78 persen dari luas

Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Bone mempunyai garis pantai

sepanjang 138 km.

Bone adalah urutan ketiga yang terluas di Provinsi Sulawesi Selatan, dan

terbagi menjadi 27 kecamatan serta terdiri dari 372 desa/kelurahan. Jika

dilihat dari segi luasnya kecamatan, ada 3 kecamatan terluas diantaranya

Kecamatan Bontocani (10,16%), Tellu Limpoe (6,98%), dan Libureng

(7,55%). Sementara 3 kecamatan terkecil adalah Kecamatan Tanete Riattang

(0,52%), Tanete Riattang Timur (1,07%), dan Tanete Riattang Barat

(0.52%).

Secara geografis Kabupaten Bone memiliki batas-batas sebagai berikut:

Utara : Kabupaten Wajo dan Soppeng

Timur : Teluk Bone

Selatan : Kabupaten Sinjai dan Gowa

Barat : Kabupaten Maros, Pangkep, Barru

36
37

Tabel 4.1 Luas Daerah Kecamatan dan Presentase Terhadap Luas Kabupaten di
Kabupaten Bone Tahun 2018

Kode Kecamatan Luas Persentase Terhadap Luas


Kabupaten
(Km2)
(1) (2) (3) (4)
010 Bontocani 463,35 10,16
020 Kahu 189,50 4,16
030 Kajuara 124,13 2,72
040 Salomekko 84,91 1,86
050 Tonra 200,32 4,39
060 Patimpeng 130,47 2,86
070 Libureng 344,25 7,55
080 Mare 263,50 5,78
090 Sibulue 155,80 3,42
100 Cina 147,50 3,24
110 Barebbo 114,20 2,50
120 Ponre 293,00 6,43
130 Lappariaja 138,00 3,03
140 Lamuru 208,00 4,56
141 TelluLimpoe 318,10 6,98
150 Bengo 164,00 3,60
160 Ulaweng 161,67 3,55
170 Palakka 115,32 2,53
180 Awangpone 110,70 2,43
190 TelluSiattinge 159,30 3,49
200 Amali 119,13 2,61
210 Ajangale 139,00 3,05
220 DuaBoccoe 144,90 3,18
230 Cenrana 143,60 3,15
710 T. Riattang. Barat 53,68 1,18
720 TaneteRiattang 23,79 0,52
730 T. RiattangTimur 48,88 1,07
Kabupaten Bone 4 559,00 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone, 2019
38

Secara astronomis Kabupaten Bone terletak pada posisi 4°13’ – 5°6’ Lintang

Selatan dan antara 119°42’-120°30’ Bujur Timur. Letaknya yang dekat dengan

garis khatulistiwa menjadikan Kabupaten Bone beriklim tropis.

Bagan 4.1 Peta Administratif Kabupaten Bone

Sumber : https://peta-kota.blogspot.com/2011/07/peta-kabupaten-bone.html

2. Iklim

Kabupaten Bone merupakan daerah yang letaknya berdekatan dengan

garis khatulistiwa menjadikan Kabupaten Bone beriklim tropis. Suhu udara

di taksir antara 24,9°C – 27,7 °C. Suhu udara tertinggi biasanya terjadi pada

bulan November dan suhu udara terendah biasanya terjadi pada bulan Juli.

Sedangkan terjadinya kelembapan udara tertinggi terdapat pada bulan Mei

yaitu mencapai 85% dan kelembapan udara terendah berada pada bulan

Oktober yang mencapai 73%, dan tekanan udara berkisar antara 1003,2 –

1008,0 mb.

3. Keadaan Penduduk
39

Kabupaten Bone termasuk salah satu kabupaten yang luas dan besar yang

ada di Sulawesi Selatan. Rata-rata jumlah penduduk per km2 adalah 166

jiwa.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Km2 Menurut
Kecamatan di Kabupaten Bone 2018

Kode Kecamatan Penduduk Kepadatan Penduduk


(1) (2) (3) (4)

010 Bontocani 15 817 34,14


020 Kahu 39 124 206,46
030 u
Kajuara 36 929 297,50
040 Salomekko 15 691 184,80
050 Tonra 13 874 69,26
060 Patimpeng 16 822 128,93
070 Libureng 30 107 87,46
080 Mare 27 168 103,10
090 Sibulue 34 621 222,21
100 Cina 26 719 181,15
110 Barebbo 27 898 244,29
120 Ponre 14 055 47,97
130 Lappariaja 23 933 173,86
140 Lamuru 25 145 120,88
141 Tellulimpoe 14 185 44,59
150 Bengo 25 542 155,74
160 Ulaweng 24 791 153,34
170 Palakka 22 783 197,56
180 Awangpone 29 599 267,38
190 Tellusiattinge 40 180 252,23
200 Amali 20 778 174,41
210 Ajangale 27 504 197,87
220 Dua Boccoe 30 275 208,94
230 Cenrana 24 336 169,47
40

710 Tanete Riattang Barat 49 821 928,11


720 Tanete Riattang 53 161 2.234,60
730 Tanete Riattang Timur 43 946 899,06
Kabupaten Bone 754 864 165,58
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone, 2019

4. Kondisi Jalan
Tabel 4.3 Panjang Jalan Status Kabupaten Bone

No. Tahun Panjang Jalan (Km)


1. 2013 2325,34
2. 2014 2325,34
3. 2015 2481,654
4. 2016 2481,654
5. 2017 1559,514
6. 2018 1559,514
Sumber: Renstra Dinas PU-PTR Kab. Bone 2018-2023

Tabel 4.4 Data Kondisi Jalan Kecamatan Tahun 2018


No. Kecamatan Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi Total (Km)
Baik (Km) Rusak Rusak Rusak
Sedang Ringan Berat
(Km) (Km) (Km)
1. Bonto cani 12,430 8,100 20,210 41,530 82,270
2. Kahu 30,660 6,180 8,194 11,370 57,124
3. Kajuara 38,350 8,320 10,520 11,700 68,890
4. Salomekko 30,700 2,730 9,520 4,250 47,200
5. Tonra 11,050 10,230 9,200 2,630 33,110
6. Patimpeng 10,600 8,640 13,480 10,920 43,640
7. Libureng 26,300 8,300 11,320 15,190 61,110
8. Mare 20,310 13,270 6,490 18,400 58,470
9. Sibulue 18,200 4,910 4,470 4,780 32,360
10. Cina 32,120 8,940 11,280 9,830 62,170
11. Barebbo 24,539 10,580 6,427 17,547 59,093
12. Ponre 13,000 9,000 9,100 22,000 53,100
13. Lappariaja 33,390 11,200 8,800 39,200 92,590
14. Lamuru 10,930 5,540 7,010 10,410 33,890
15. Tellu Limpoe 10,600 7,200 12,100 7,890 37,790
16. Bengo 20,200 10,750 13,080 9,900 53,930
17. Ulaweng 61,940 19,630 17,430 7,200 106,200
18. Palakka 26,480 21,830 16,900 15,330 80,540
19. Awangpone 19,760 5,370 8,020 14,340 47,490
41

20. Tellu Siattinge 24,870 7,050 9,640 7,500 49,060


21. Amali 15,910 5,020 12,100 11,270 44,300
Sumber: Renstra Dinas PU-PTR Kab. Bone 2018-2023

5. Pemerintahan

Ada beberapa daftar Bupati Kabupaten Bone yang mulai menjabat pada

tahun 1951 sampai sekarang, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2.5 Daftar Nama -Nama Bupati Kabupaten Bone

No. Nama Bupati Masa Jabatan

1. Abdul Rachman Daeng Mangung 1951

2. Andi Pangerang Daeng Rani 1951 – 1955

3. Ma.mun Daeng Mattiro 1955 – 1957

4. H.Andi Mappanyuki 1957 – 1960

5. Andi Suradi 1960 – 1966

6. Andi Djamuddin (Pejabat) 1966

7. Andi Tjatjo (Pelaksana Tugas) 1966 – 1967

8. Andi Baso Amir 1967 – 1969

9. H.Suaib 1969 – 1976

10. H.P.B. Harahap 1976 – 1982

11. H.Andi Madeali (Pejabat) 1982 – 1983

12. A.Syamsu Alam 1983 – 1988

13. Andi Syamsoel Alam 1988 – 1993


42

14. Andi Muhammad Amir 1993 – 1998 dan 1998 – 2003

15. H.Andi M. Idris Galigo 2003 – 2008 dan 2008 – 2013

16. Dr. H. Andi Fahsar Padjalangi, 2013 – 2018 dan 2018 sampai

M.Si sekarang

6. Profil Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone

1) Dasar Pembentukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone

a. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah

b. Peraturan Bupati Bone Nomor 56 tahun 216 Tentang Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 8 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

c. Peraturan Bupati Bone Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang.

2) Kedudukan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kabuaten Bone Nomor 03 tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi Dinas-dinas Daerah Kabupaten Bone sebagai salah

satu lembaga teknis daerah yang dipimpin atau dinahkodai oleh seorang

Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah.


43

3) Visi dan Misi

a. Visi

Visi merupakan cita-cita atau cara pandang jauh ke depan tentang

keadaan yang diinginkan oleh suatu organisasi agar dapat eksis,

antisipatif dan inovatif. Adapun Visi Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone adalah:

“Tersedianya infrastruktur jalan dan jembatan serta Penataan Ruang yang

berkualitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat”.

Frase visi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone

sebagai berikut:

1. Infrastruktur jalan dan jembatan yang berkualitas memiliki arti

terciptanya infrastruktur jalan dan jembatan yang memiliki

aksebilitas, mobilitas, aman, nyaman, dan lancar dalam

mendukung tercapainya masyarakat Kabupaten Bone yang

sejahtera.

2. Infrastruktur Penataan Ruang yang berkualitas memiliki arti

terciptanya infrastruktur Penataan Ruang dalam menjamin

ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem

irigasi yang sudah ada.

b. Misi

Misi merupakan suatu yang dirumuskan untuk menggerakkan

organisasi. Misi menggambarkan yang ingin dicapai, bagaimana

mencapainya, dengan apa melakukannya, dan siapa yang bertanggung


44

jawab. Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Bone yaitu:

1) Meningkatkan kualitas jalan dan jembatan.

2) Meningkatkan aksebilitas dan mobilitas pada wilayah-wilayah

terpencil.

3) Meningkatkan pemerataan infrastruktur pada daerah perkotaan dan

perdesaan.

4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan prasarana dan

sarana kebinamargaan.

5) Meningkatkan infrastruktur penataan ruang secara berkelanjutan

dan berkesinambungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

masyarakat di bidang irigasi.

6) Meningkatkan kualitas lingkungan Daerah Aliran Sungai yang

berkelanjutan.

7) Meningkatkan kualitas dan daya dukung sumber daya air.


45
46

4) Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas PUPR Kabupaten Bone

KEPALA DINAS

H. Askar, S.T., M.Si


SEKRETARIS

Dra. A. Fatmawati, A.M.


KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN KASUBAG PROGRAM KASUBAG KEUANGAN

Rosdianah, S.Sos Samsiar. S, S.Sos., M.Si Abdul Rahman, S.Sos

KABID BINA TEKNIK DAN JASA KABID JALAN DAN JEMBATAN KABID PENATAAN RUANG KABID PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM
KONSTRUKSI
Ir. H. Anshar, M.P H. Jibang, S.ST., M.T Ir. Husain Rauf, M.Si H. Samad

KASI PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI KASI PEMBANGUNAN JALAN KASI PERENCANAAN PENATAAN RUANG KASI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN
DAN JEMBATAN PRASARANA DAN SARANA KE- PU AN

Jumran, S.T., M.T Rustan, S.T Syamsul Bahri Amin A. Asma Jaya Sakka, S.T

KASI PERENCANAAN BINA TEKNIK KASI PEMELIHARAAN JALAN KASI PEMANFAATAN RUANG KASI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN
DAN JEMBATAN UTILITAS UMUM

A. Syamsul Rijal, S.T Evi Asikin Sosdja, S.T Junaedhy, S.E., M.Si A. Cakra Alam, S.Sos

KASI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KASI PENGEMBANGAN KASI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KASI OPERASIONAL ALAT BERAT DAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH PEMANFAATAN RUANG LABORATORIUM

A. Tenri Maulana Ilyas, S.T M. Ruslan, S.T., M.T Bakhtiar H. Samad

UPTD
47

5) Tugas Pokok dan Fungsi

1) Kepala Dinas

a. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta kebijakan Bupati;

b. Perumusan dan penetapan kebijakan, baik yang berkaitan dengan tugas

manajerial administratif, maupun teknis operasional dengan mengacu

kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam proses

penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan;

d. Pembinaan, pemantauan, pengevaluasian, pengendalian dan

pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan di bidang Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang;

e. Pembinaan aparatur sipil negara dan pelayanan administratif pada

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

f. Pelaksanaan fungsi – fungsi lain yang diberikan oleh Bupati.

2) Sekretaris Dinas

a. Penyusunan program dan anggaran pada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang;

b. Pelaksaan program dan anggaran;

c. Pengkoordinasian tugas-tugas pada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang dan memberikan pelayanan administrasi kepada

bidang-bidang lai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;


48

d. Penyusunan bahan dokumentasi dan statistik, peraturan perundang-

undangan, pengelolaan bahan bacaan dan penyelenggaraan kemitraan

dengan masyarkat;

e. Penyusunan data, evaluasi dan penyiapan laporan pelaksanaan

program kerja kepada Kepala Dinas;

f. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga;

g. Penyelenggaraan atau pelaksanaan pengelolaan kearsipan naskah dan

dinas;

h. Pelaksanaan atau penyelenggaraan pembinaan ASN di lingkungan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; dan

i. Pelaksaan fungsi – fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

terkait tugas dan fungsinya.

2.1 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dinahkodai oleh Kepala

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yang memiliki tugas:

a. Melaksanakan pendistribusian, penerimaan dan pengiriman

surat – menyurat, pengelolaan kearsipan dan naskah dinas;

b. Menyusun rencana informasi jabatan, data kepegawaian serta

formasi;

c. Menyelenggarakan persiapan rapat – rapat dinas dan

kehumasan, keprotokolan serta urusan administrasi

kepegawaian;
49

d. Membuat pembinaan karir pegawai, usul mutasi, kenaikan gaji

secara berkala, kenaikan pangkat, kartu pegawai, cuti, pensiun,

pemberhentian kerja, izin dalam belajar, dan kartu akses;

e. Melaksanakan peningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara

(ASN), Sumber Daya Manusia (SDM) dengan melalui program

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

f. Melaksanakan pemeliharaan/perawatan gedung kantor,

perlengkapan kantor, kendaraan dinas dan aset lainnya;

g. Mempersiapkan penghapusan prasarana dan

sarana/perlengkapan dan aset – aset yang lain;

h. Melakukan pembinaan untuk para staf, dan

i. Melaksanakan tugas – tugas lainnya yang telah diberikan oleh

Sekretaris terkait tugasnya.

2.2 Sub Bagian Program dinahkodai oleh Kepala Sub Bagian

Program yang memiliki tugas:

a. Menyelenggarakan perencanaan, penyusunan, pengumpulan,

monitoring, pengolahan, melaporkan dan mengevaluasi

program kerja;

b. Menyelenggarakan penyelarasan program dan penganggaran

dan fasilitasi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang;

c. Menyelenggarakan dan mengembangkan sistem informasi

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;


50

d. Menyelenggarakan sosialisasi sebuah program yang ada di

lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataaan Ruang;

e. Menyusun laporan bulanan, laporan triwulan, laporan tahunan,

laporan kinerja dan laporan pertanggung jawaban;

f. Mengadakan penyelenggaraan dalam menyusun laporan

Standar Pelayanan Minimal (TPM);

g. Mempersiapkan rencana umum pengadaan;

h. Membuat atau menyusun rencana kerja tahunan, dan

i. Melaksanakan tugas – tugas lainnya yang telah diberikan oleh

Sekretaris terkait tugasnya.

2.3 Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian

Keuangan mempunyai tugas:

a. Menyusun semua kegiatan- kegiatan dari bidang keuangan dan

program, membuat atau memperadakan pembukuan keuangan,

menyusun lapoan keuangan rutin, mengimplementasikan

pelayanan untuk administrasi keuangan rutin,

pengimplementasian dokumen keuangan dan memelihara bahan

serta membuat laporan pertanggung jawaban keuangan sesuai

denga peraturan perundang -undangan;

b. Menetapakan dan melakukan identifikasi serta

menginventarisasi sumber-sumber dari penerimaan dinas;


51

c. Melakukan pengaturan dan menjalankan administrasi keuangan

sesuai dengan pedoman akuntasi dari pemerintah dan ketentuan

perundang – undangan;

d. Menyelenggarkan dan mengawasi alam pemeriksaan kebenaran

dari administrasi keuangan;

e. Mengatur dan melakukan pembinaan atas penataan usaha

perbendaharaan sesuai pada ketentuan yang berlaku;

f. Membuat atau mengadakan evaluasi pelaporan dari kemajuan

dalam penggunaan anggaran (rencana dan realisasi) secara

berkala;

g. Melakukan penyusunan laporan dari hasil pelaksanaan tugas –

tugas yang ada di bidangnya masing- masing, dan

h. Melaksanakan tugas – tugas lainnya yang diberikan oleh

Sekretaris Dinas terkait tugasnya.

3) Bidang Bina Teknik dan Jasa Konstruksi

a. Pelaksanaan pelaporan, monitoring dan evaluasi terkait kegiatan dan

dalam melaksanakan program Dinas baik fisik maupun non fisik;

b. Pengawasan dan perencanaan teknis bidang ke PU-an;

c. Melakukan penyusunan rencana umum pengembangan jaringan jalan,

fungsi dan status jalan kabupaten;

d. Melakukan pengelolaan sistem manajemen jembatan/jalan;

e. Penyusunan prioritas penangan jaringan jembatan dan jalan;

f. Menyelenggarakan justifikasi teknis;


52

g. Melaksanakan pengawasan pemanfaatan jalan;

h. Sinkronisasi, konsultasi dan pengkoordinasian terkait pembinaan

teknik dan jasa konstruksi;

i. Pelaksanaan fungsi – fungsi lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugas dan fungsinya.

3.1 Seksi Pembinaan Jasa Konstruksi dinahkodai oleh Kepala Seksi

Pembinaan Jasa Konstruksi memiliki tugas;

a. Menyelenggarakan dalam pembinaan pada bidang pengembangan

kualitas konstruksi, analisis mengenai dampak lingkungan

konstruksi dan pembinaan pada bidang pengembangan

administrasi;

b. Menyelenggarakan pembinaan pada bidang pengadaan jasa

konstruksi;

c. Menyelenggarakan sosialisasi atas sebuah peraturan perundang –

undangan atas jasa konstruksi yang baru – baru diberlakukan;

d. Menyelenggarakan bantuan teknis dalam sebuah bentuk

sosialisasi/penyuluhan standar teknis yang berhubungan dengan

kosntruksi ke PU-an;

e. Melakukan persiapan dan menyusun laporan - laporan terkait

pelaksanaan pada suatu kegiatan;

f. Menyelenggarakan tugas – tugas lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugasnya.


53

3.2 Seksi Perencanaan Bina Teknik dinahkodai oleh Kepala Seksi

Perencanaan Bina Teknik memiliki tugas:

a. Menyelenggarakan investigasi, survey dan evaluasi suatu desain

untuk melakukan penanganan infrastruktur bidang ke PU-an;

b. Melakukan penyusunan perencanaan sebuah teknis – teknis

infrastruktur bidang ke PU-an;

c. Menyelenggarakan pengadaan jasa konsultan;

d. Menyelenggarakan evaluasi dan pembahasan justifikasi teknis;

e. Menginventarisir kondisi, jumlah dan panjang jalan/jembatan;

f. Menyelenggarakan tugas – tugas lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugasnya.

4) Bidang Jalan dan Jembatan

a. Pengembangan, pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur jalan

dan jembatan termasuk didalamnya manajemen pengelolaannya;

b. Melaksanakan pengendalian dan pengelolaan penanganan

infrastruktur jembatan dan jalan;

c. Penetapan kelas, status dan fungsi jembatan dan jalan;

d. Melakukan pengawasan dan pemberian izin pembangunan jalan yang

terbebas dari hambatan – hambatan dan lintas kabupaten yang sudah

dibangun oleh prakarsa daearah;

e. Pengelolaan, pembinaan dan melakukan uji mutu konstruksi

jembatan dan jalan;


54

f. Melakukan sinkronisasi, pengkoordinasian, dan konsultasi terkait

pemeliharaan, pengembangan dan pembangunan infrastruktur

jembatan dan jalan;

g. Menyelenggarakan fungsi – fungsi lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugas dan fungsinya;

4.1 Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan dinahkodai oleh Kepala

Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan memiliki tugas:

a. Menyelenggarakan pembangunan jembatan dan jalan termasuk di

dalamnya manajemen pengelolaannya;

b. Melakukan penyusunan dari urutan – urutan prioritas dalam

pembangunan jembatan/jalan;

c. Menyelenggarakan penyusunan studi kelayakan gambar rab serta

syarat teknis jembatan/jalan yang akan dibangun;

d. Menyelenggarakan evaluasi dan pengawasan terhadap

pelaksanaan dari adanya pembangunan jembatan/jalan;

e. Melaksanakan penyusunan dan melakukan persiapan laporan

terkait pelaksanaan kegiatan- kegiatan;

f. Menyelenggarakan kegiatan lainnya yang dapat mendukung

kelancaran pelaksanaan pembangunan jembatan/jalan;

g. Menyelenggarakan tugas – tugas lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugasnya.

4.2 Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan dinahkodai oleh Kepala

Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan memiliki tugas:


55

a. Menyelenggarakan pemeliharaan jembatan dan jalan serta upaya –

upaya dalam hal penanggulangan kerusakannya;

b. Melakukan pengelolaan manajemen pemeliharaan jembatan dan

jalan;

c. Menyelenggarakan penyusunan dan melaksankan jalan dan

jembatan;

d. Menginventarisir data – data tentang pemeliharaan jembatan dan

jalan;

e. Melakukan penyusunan urutan -urutan dari prioritas pemeliharaan

jembatan dan jalan;

f. Melakukan penyusunan studi kelayakan;

g. Menyelenggarakan evaluasi dan pengawasan terhadap

pelaksanaan atas pemeliharaan jembatan dan jalan;

h. Melaksanakan penyusunan dan melakukan persiapan laporan

terkait pelaksanaan kegiatan - kegiatan;

i. Menyelenggarakan kegiatan penunjang - penunjang lainnya yang

mendukung kelancaran pelaksanaan pemeliharaan jalan dan

jembatan;

j. Menyelenggarakan tugas – tugas lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugasnya;

4.3 Seksi Pengembangan Infrastruktur Wilayah dinahkodai oleh Kepala

Seksi Pengembangan Infrastruktur Wilayah memiliki fungsi:


56

a. Menyelenggarakan penyusunan petunjuk – petunjuk teknis dari

bidang pengembangan infrastruktur wilayah;

b. Menyelenggarakan operasi, melakukan pemeliharaan dan

pengembangan atas infrastruktur wilayah termasuk di dalamnya

manajemen pengelolaannya;

c. Melakukan penyusunan dan melakukan persiapan laporan

pelaksanaan dari pengembangan infrastruktur wilayah;

d. Menyelenggarakan pembinaan teknis terkait pengembangan dan

pembangunan infrastruktur wilayah;

e. Mempersiapkan dan menyusun laporan – laporan terkait

pelaksanaan kegiatan -kegiatan;

f. Menyelenggarakan kegiatan lainnya yang mendukung

pengembangan infrastruktur wilayah;

g. Menyelenggarakan tugas – tugas lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugasnya.

5) Bidang Penataan Ruang

a. Melakukan persiapan bahan dalam rangka melakukan penyusunan

kebijakan penataan ruang;

b. Melaksanakan sinkronisasi, konsultasi, pembinaan, dan koordinasi

dalam penataan ruang;

c. Melaksanakan penysunan kebijakan atas perizinan pemanfaatan

ruang;
57

d. Menyelenggarakan fungsi – fungsi lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugas dan fungsi lainnya.

5.1 Seksi Perencanaan Penataan Ruang dinahkodai oleh Kepala Seksi

Perencanaan Penataan Ruang memiliki tugas:

a. Membina dan memberikan fasilitasi dalam hal perencanaan

penataan ruang kawasan dan kabupaten;

b. Mengolah, menghimpun, memelihara, menyimpan,

memperbaharui informasi dan data dalam rangka melakukan

penyusunan kebijakan perencanaan penataan ruang;

c. Memberikan fasilitas peningkatan peran serta masyarakat dalam

perencanaan penataang ruang;

d. Mempersiapkan dan menyusun laporan terkait atas pelaksanaan

kegiatan;

e. Menyelenggarakan tugas – tugas lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugasnya.

5.2 Seksi Pemanfaatan Ruang dipimpin oleh Kepala Seksi Pemanfaatan

Ruang memiliki tugas:

a. Membina dan memfasilitasi dalam hal pemanfaatan ruang

kawasan dan kabupaten;

b. Mengolah, menyimpan, menghimpun, memelihara,

memperbaharui informasi dan data dalam rangka menyusun

kebijakan dari pemanfaatan ruang;


58

c. Melakukan penyusunan kebijakan atas perizinan pemanfaatan

ruang;

d. Memberikan fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam

pemanfaatan ruang;

e. Mempersiapkan dan menyusun laporan terkait pelaksanaan

kegiatan;

f. Menyelenggarakan tugas – tugas lainnya yang diberikan telah oleh

pimpinan terkait tugasnya.

5.3 Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dinahkodai oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang memiliki tugas;

a. Mempersiapkan bahan dalam rangka pengendalian pemanfaatan

ruang dan penyusunan kebijakan pengawasan;

b. Memfasilitasi, mengkoordinasikan dan melaksanakan

pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang yang meliputi

pemeriksaan, penyidikan, penertiban dan pengawasan

pemanfaatan ruang;

c. Memberikan fasilitas peningkatan peran serta masyarakat dalam

pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang;

d. Mempersiapkan dan melaksanakan penyusunan laporan terkait

pelaksanaan kegiatan;

e. Menyelenggarakan tugas – tugas lainnya yang telah diberikan

oleh pimpinan terkait tugasnya.


59

6) Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum

a. pemeliharaan dan pembangunan sarana, prasarana dan utilitas umum

bidang ke PU-an termasuk di dalamnya manajemen pengelolaannya;

b. Pelaksanaan konsultasi, sinkronisasi, koordinasi dan pembinaan yang

ada pada bidang sarana, prasarana dan utilitas umum;

c. Melakukan pengendalian dan pengawasan pemanfaatan prasarana,

sarana serta utilitas umum yang menunjang kegiatan ke PU-an;

d. Penyelenggaraan kegiatan lainnya terkait sarana, prasarana dan

utilitas umum bidang ke PU-an.

e. Penyelenggaraan fungsi – fungsi lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugas dan fungsinya.

6.1 Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana ke PU-

an dipimpin oleh Kepala Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan

Prasarana dan Sarana ke PU-an memiliki tugas:

a. Menyelenggarakan pemeliharaan, pengembangan dan operasi

sarana dan prasarana ke PU-an;

b. Melaksanakan pengendalian dan pengaturan pemanfaatan sarana

dan prasarana ke PU-an;

c. Mempersiapkan dan melakukan penyusunan laporan terhadap

hasil pelaksanaan tugas dibidangnya;

d. Menyelenggarakan kegiatan – kegiatan lainnya yang mendukung

kelancaran pemeliharaan/pembangunan sarana dan prasarana ke

PU-an;
60

e. Menyelenggarakan tugas -tugas lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugasnya.

6.2 Seksi Pembangunan/pemeliharaan Utilitas Umum dinahkodai oleh

Kepala Seksi Pembangunan/pemeliharaan Utilitas Umum memiliki

tugas:

a. Pemeliharaan/pembangunan utilitas umum bidang ke PU-an;

b. Menyelenggarakan operasi, memelihara dan mengembangkan

utilitas umum;

c. Menyelenggarakan pengendalian dan pengaturan pemanfaatan

utilitas umum;

d. Mempersiapkan dan melakukan penyusunan laporan hasil

pelaksanaan tugas di bidangnya;

e. Menyelenggarakan kegiatan – kegiatan lainnya yang mendukung

kelancaran pembangunan/pemeliharaan utilitas umum bidang ke

PU-an;

f. Menyelenggarakan tugas – tugas lainnya yang telah diberikan oleh

pimpinan terkait tugasnya.

6.3 Seksi Operasional Alat Berat dan Laboratorium dinahkodai oleh

Kepala Dinas Seksi Operasional Alat Berat dan Laboratorium yang

memiliki tugas:

a. Menyelenggarakan pengujian mutu dan pengujian material

konstruksi jembatan/jalan;
61

b. Menyelenggarakan pengembangan atas teknologi terapan di

bidang ke PU-an;

c. Menyelenggarakan penelitian, kajian dan mengembangkan

teknologi bidang ke PU-an;

d. Menyelenggarakan pengelolaan dan pengaturan dalam

melaksanakan pengujian material bahan bangunan;

e. Menyelenggarakan pengawasan, pemeliharaan dan pengendalian

peralatan (alat berat dan alat laboratorium) yang dikuasai Dinas;

f. Menyelenggarakan pengelolaan laboratorium;

g. Menyelenggarakan kegiatan atau urusan lainnya yang dapat

mendukung kelancaran operasional laboratrium dan alat berat;

h. Mempersiapkan dan menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas

di bidangnya;

i. Menyelenggarakan tugas – tugas lainnya yang diberikan telah

oleh pimpinan terkait tugasnya.

7) UPT Dinas

UPT Dinas dinahkodai oleh Kepala Dinas yang memiliki tugas untuk

membantu Kepala Dinas sesuai bidang tugas yang akan diurusi.

8) Kelompok Jabatan Pelaksana dan Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Pelaksana menyelenggarakan tugas untuk membantu

kepala seksi dan/atau kepala sub bagian terkait bidang tugasnya sesuai

ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.


62

B. Hasil Penelitian

Upaya untuk mewujudkan perbaikan infrastruktur jalan maka tentunya

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang kabupaten Bone harus memilih

strategi serta kebijakan yang tepat untuk mendukung visi dan misi yang sudah

ada. Strategi merupakan rencana aksi yang mencakup penetapan dari

kebijakan serta program operasional.

Strategi merupakan sebuah tindakan yang mempunyai pengaruh dan

sangat menentukan sebuah keberhasilan terhadap program atau kebijakan,

baik yang akan maupun yang telah direncanakan olehpihak manajemen. Oleh

karena itu strategi sebagai suatu bentuk pemikiran rasional yang disusun

secara sistematis, kemudian pembentukannya berdasarkan dengan pengamatan

dan pengalaman, pengamatan dalam perkembangan lingkungan (sosial,

ekonomi, politik alam dan ilmu pengetahuan).

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone memiliki

visi yang akan dicapai yaitu “ Tersedianya infrastruktur jalan dan jembatan

serta penataan ruang yang berkualitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan

masyarakat”. Kemudian untuk mencapai tujuan tersebut tentunya terlebih

dahulu melihat kondisi atau keadaan yang sedang terjadi lalu menyusun suatu

strategi atau program.

Strategi dalam perbaikan infrastruktur jalan ini sangat penting untuk

dirumuskan dan kemudian dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang sehingga terwujudnya infrastruktur jalan yang berkualitas


63

dalam artian bahwa memiliki aksebilitas, mobilitas, aman, nyaman, dan lancar

dalam mendukung tercapainya masyarakat Kabupaten Bone yang sejahtera.

Penelitian ini mengkaji tentang strategi Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone

dengan merujuk teori dari Jack Kooten (1991) yaitu tipe – tipe strategi,

meliputi: 1) Strategi organisasi, 2) Strategi program, 3) Strategi pendukung

sumber daya.

1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy)

Strategi organisasi berhubungan dengan perumusan tujuan, misi,

nilai – nilai dan inisiatif – inisiatif strategi yang baru. Pembatasan -

pembatasan yang diperlukan adalah mengenai apa yang dilakukan dan

untuk siapa.

Untuk mengetahui indikator strategi organisasi yang dilakukan

oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone, maka

adapun kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan

Kepala Bidang Jalan dan Jembatan yang mengatakan bahwa:

“Terkait dengan strategi organisasi dalam perbaikan infrastruktur jalan


maka dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Bone itu terlebih dahulu merumuskan apa yang menjadi tujuan ataupun
misi. Setelah itu diketahui apa yang menjadi tujuan misalnya yaitu
dengan diadakannya perbaikan infrastruktur jalan maka akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. (Wawancara dengan JB, 19
September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa yang

menjadi strategi organisasi adalah dengan menetapkan terlebih dahulu


64

tujuan maupun misi terkait dengan perbaikan infrastruktur jalan dengan

melihat visi yang ada.

Pendapat di atas hampir sama yang diungkapkan oleh Kepala Seksi

Pembangunan Jalan dan Jembatan yang mengatakan bahwa:

“Strategi organisasi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Kabupaten Bone ialah dimana kita sama – sama merumuskan terkait
dengan pembangunan dan rehabilitasi jalan dengan tujuan untuk
menjamin ketersediaan infrastruktur jalan tentunya untuk mendukung
aksebilitas dan mobilitas dalam rangka mewujudkan peningkatan
kesejahteraan masyarakat”. (Wawancara dengan RS, 19 September
2020)

Berdasarkan hasil wawanacara di atas maka dapat dikatakan bahwa

yang menjadi strategi organisasi dari Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone itu ialah dengan meningkatkan

pembangunan dan melakukan rehabilitasi jalan yang tentunya untuk

mendukung aksebilitas dan mobilitas dalam rangka untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Hal tersebut juga sama yang dikatakan oleh Seksi Pemeliharaan

Jalan dan Jembatan yang mengatakan bahwa:

“Adapun yang menjadi strategi organisasi dari Dinas Pekerjaan Umum


dan Penataan Ruang itu sendiri tentunya tidak lari dari apa yang
menjadi tujuan maupun visi dari dinas itu sendiri, dimana yang menjadi
visi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang terkhusunya di
Kabupaten Bone ialah menyediakan infrastruktur jalan dan jembatan
yang berkualitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.
(Wawancara dengan WW, 20 September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa yang

menjadi rujukan untuk mengambil strategi organisasi tentunya adalah yang

sehubungan dengan visi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
65

Kabupaten Bone yaitu tersedianya infrastruktur jalan yang berkualitas

untuk meningkatkan kesejahteraan masyakat.

Peneliti juga melalukan wawancara dengan salah satu masyarakat

Kabupaten Bone khususnya pengguna jalan dari Kecamatan Lappariaja

yang mengatakan bahwa:

“Terkait dengan tujuan dari strategi dalam menyediakan infrastruktur


jalan berkualitas yang telah dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Bone maka hal itu belum dapat saya
katakan tercapai karena ketika kita melihat dari kualitas jalan yang
sudah diperbaiki saya rasa masih biasa – biasa saja kalau kita lihat dari
segi membangun kemudian rusak dan kemudian diadakan lagi
perbaikan dengan rentan waktu yang tidak lama”. (Wawancara dengan
AN, 20 September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa untuk

kualitas jalan yang terdapat di Kabupaten Bone belum dapat dikatakan

berkualitas karena masih banyak jalan yang berlubang.

Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu

masyarakat yang ada di Kecamatan Lamuru yang mengatakan bahwa:

“Untuk strategi yang dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Bone terkait dengan peningkatan kualitas jalan yang
baik maka hal itu dapat saya katakan belum tercapai karena hal itu bisa
dilihat dari kondisi jalan masih banyak yang berlubang.” (Wawancara
dengan SG, 21 September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa untuk

kualitas jalan yang terdapat di Kabupaten Bone belum dapat dikatakan

berkualitas karena masih banyak jalan yang berlubang.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan terkait

dengan indikator strategi organisasi maka dapat disimpulkan bahwa

penentuan strategi organisasi tentunya tidak jauh dari tujuan maupun visi
66

dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone.

Adapun yang menjadi visi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kabupaten Bone yaitu “Tersedianya infrastruktur jalan dan

jembatan yang berkualitas dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat”. Maka dari itu strategi organisasi dari Dinas Pekerjaan dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone ialah dengan meningkatkan

pembangunan dan rehabilitasi jalan dengan tujuan untuk menjamin

ketersediaan infrastruktur jalan tentunya untuk mendukung aksebilitas dan

mobilitas dalam rangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Akan tetapi strategi yang dibuat dengan tujuan tersebut belum

tercapai karena kondisi jalan di Kabupaten Bone masih banyak yang

berlubang.

2. Strategi Program (Program Strategy)

Strategi program lebih memberi perhatian kepada implikasi –

implikasi strategi dari program tertentu. Lalu apa yang mejadi dampak

apabila dalam sebuah program tertentu diperkenalkan atau dilancarkan

(apa dampaknya bagi sasaran organisasi).

Untuk mengetahui strategi program dari Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang Kabupaten Bone dalam perbaikan infrastruktur jalan

maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sub Bagian Program

yang mengatakan bahwa:

“Adapun yang menjadi program dari Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang Kabupaten Bone ini sebenarnya ada dua program yang
telah dirumuskan yang pertama itu program berupa aplikasi dimana
aplikasi tersebut namanya aplikasi TIMPA LAJA yang kepanjangannya
67

yaitu Sistem Informasi Jalan dan Jembatan yang mempunyai tujuan


untuk memberikan akses kepada seluruh elemen masyarakat untuk
mengetahui data dari perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan serta
memberikan ruang untuk berkoordinasi dan konsultasi teknis dan kedua
itu program Ayo Ke Loteng (Ayo ke Loket Pemanfaatan Ruang)”.
(Wawancara dengan SS, 20 September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa yang

menjadi strategi program dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang dalam Perbaikan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Bone terdapat 2

program yaitu program yang berupa aplikasi yang bernama Aplikasi

TIMPA LAJA (Sistem Informasi Jalan dan Jembatan) dan program Ayo

ke Loteng yang merupakan singkatan dari Ayo ke Loket Pemanfaatan

Ruang.

Hal tersebut sama juga yang disampaikan oleh Kepala Bidang

Jalan dan Jembatan terkait dengan indikator startegi program yang

mengatakan bahwa:

“Terkait tentang apa yang menjadi strategi program dari Dinas itu ada
dua program yang dirumuskan pada lima tahun terakhir ialah program
yang dinamakan Ayo ke Loteng (Ayo ke Loket Pemanfaatan Ruang)
dan menerbitkan program berupa aplikasi yang bernama TIMPA LAJA
yang merupakan singakatan dari Sistem Infrormasi Jalan dan
Jembatan”. (Wawancara dengan JB, 19 September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa yang

menjadi strategi prorgram dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kabupaten Bone terdapat dua program yaitu program Ayo ke

Loteng dan program yang berupa aplikasi yang bernama aplikasi TIMPA

LAJA (Sistem Informasi Jalan dan Jembatan).


68

Adapun juga wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan

Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan yang mengatakan bahwa:

“Pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang telah merumuskan


beberapa program untuk menyediakan infrastruktur jalan yang
berkualitas maka dari pihak dinas itu sendiri membuat program Ayo ke
Loteng (Ayo ke Loket Pemanfaatan Ruang) serta program yang
bernama Sistem Informasi Jalan dan Jembatan atau biasa disingkat
dengan TIMPA LAJA” (Wawancara dengan JB, 19 September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa

strategi program yang dipilih dalam perbaikan infrastrukur ialah program

Ayo ke Loteng yang merupakan singkatan dari Ayo ke Loket

Pemanfaatan Ruang dan program berbasis aplikasi yang bernama TIMPA

LAJA (Sistem Informasi Jalan dan Jembatan).

Hal diatas sama juga yang dikatakan oleh Seksi Pemeliharaan Jalan

dan Jembatan yang mengatakan bahwa:

“Untuk program strategi dalam perbaikan infrastruktur jalan maka


terdapat dua program yaitu program yang berbasis aplikasi yang
namanya aplikasi TIMPA LAJA (Sistem Informasi Jalan dan Jembatan)
dengan tujuan untuk memberikan akses kepada masyarakat untuk
mengetahui jalan dan jembatan yang sudah diperbaiki atau dengan kata
lain data perbaikan jalan dan jembatan dapat diakses melalui aplikasi
tersebut dan juga memberikan ruang untuk berkoordinasi dan konsultasi
teknis dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Bone. Program lainnya dinamakan program Ayo ke Loteng (Ayo ke
Loket Penataan Ruang) dengan tujuan memberikan akses kepada
masyakarat untuk mendapatkan informasi tentang pengendalian
pemanfaatan ruang”. (Wawancara dengan WW, 20 September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa

strategi program pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone yaitu program pertama ialah program yang berbasis

aplikasi yang bernama aplikasi TIMPA LAJA (Sistem Informasi Jalan dan
69

Jembatan) dan Aplikasi Ayo ke Loteng yang merupakan singkatan dari

Ayo ke Loket Pemanfaatan Ruang.

Adapun pendapat lain yang dikatakan oleh salah satu masyarakat

Kabupaten Bone khususnya penggunan jalan dari Kecamatan Lappariaja

yang mengatakan bahwa:

“Untuk dua program tersebut masih banyak masyarakat yang belum


mengetahui terkait program itu, dan sayapun juga baru mengetahui
bahwasanya ada program yang bernama TIMPALAJA dan Ayo ke
Loket. Hal itu tentunya hanya diketahui oleh dari beberapa petinggi
Desa, misalnya Kepala Desa dan Kepala Dusun sedangkat masyarakat
yang lain belum mengetahui hal itu”. (Wawancara dengan AN, 20
September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa untuk

program yang berbasis aplikasi yang bernama TIMPA LAJA dan Ayo ke

Loteng masih belum diketahui oleh masyarakat.

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu masyarakat dari

Kecamatan Lamuru yang mengatakan bahwa:

“Program yang dicetuskan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan


Ruang Kabupaten Bone itu kami tidak mengetahui sama sekali karena
tidak ada penyampaian dari pihak manapun terkait hal itu”. (wawancara
dengan SG, 21 September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa untuk

program yang berbasis aplikasi yang bernama TIMPA LAJA dan Ayo ke

Loteng masih belum diketahui oleh masyarakat.

Berdasarkan beberapa hasil wawancara dengan informan dapat

disimpulkan bahwa strategi program dalam perbaikan infrastruktur jalan

terdapat dua program yang beredar pada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone dan juga dikalangan masyarakat yaitu


70

program pertama yaitu program yang berbasis aplikasi yang bernama

TIMPA LAJA yang merupakan singkatan dari Sistem Informasi Jalan dan

Jembatan yang mempunyai tujuan untuk memberikan akses kepada

masyarakan untuk mendapatkan data perbaikan jalan dan juga merupakan

tempat koordinasi dan konsultasi teknis dengan Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang Kabupaten Bone. Program kedua yaitu program Ayo

ke Loteng yang merupakan singkatan dari Ayo ke Loket Pemanfaatan

Ruang dengan tujuan untuk mempermudah masyarakat dalam

mendapatkan informasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Akan

tetapi kedua program tersebut belum diketahui oleh banyak masyarakat

yang ada di Kabupaten Bone

3. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)

Fokus perhatian dalam strategi pendukung sumber daya ini

mengacu pada perhatian pada memaksimalkan sumber – sumber daya

esensial yang tersedia guna untuk meningkatkan kualitas kinerja suatu

organisasi. Sumber daya itu dapat berupa teknologi, tenaga, keuangan dan

sebagainya.

Sejalan dengan indikator strategi pendukung sumber daya maka

peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Jalan dan Jembatan

yang mengatakan bahwa:

“Terkait dengan strategi pendukung sumber daya maka yang menjadi


pendungknya dalam perbaikan infrastruktur yang pertama itu dari
sumber daya manusianya yaitu kontraktor, PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen), PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) dan pendukung
kedua itu anggaran maka Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Bone memiliki RAB tersendiri sesuai denga jenis
71

pekerjaannya yaitu aspal perkilonya itu kurang lebih 2,7 milyar, kalau
beton sekitar 3,8 milyar sampai 4 milyar. Kalau sertu sampai 300 juta
per kilometer. Pasangan batu sekitar 800 ribu per meter kubik. Setelah
penentuan kontraktor dan perencanaan biaya maka sebelum melakukan
perbaikan infrastruktur jalan terlebih dahulu melakukan uji lab terkait
dengan material yang akan digunakan”. (Wawancara dengan JB, 19
September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa

strategi pendukung sumber daya dalam perbaikan infrastruktur jalan itu

dilihat dari sumber daya manusia, anggaran maupun material yang

digunakan.

Adapun wawancara yang juga dilakukan peneliti bersama dengan

Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan yang mengatakan bahwa:

“Strategi pendukung sumber daya meliputi sumber daya manusianya


terlebih dahulu yaitu kontraktor yang terpilih, Pejabat Pembuat
Komitmen dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan. Yang kedua itu
meliputi anggaran yang digunakan disetiap pengerjaan jalan dan
material yang digunakan dalam perbaikan infrastruktur jalan”.
(Wawancara dengan RS, 19 September 2020)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa

strategi pendukung sumber daya yaitu meliputi sumber daya manusia

(Kontraktor yang terpilih, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pelaksana

Teknis Kegiatan), anggaran dan material yang digunakan dalam perbaikan

infrastruktur jalan.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Seksi Pembangunan

Jalan dan Jembatan yang mengatakan bahwa:

“Yang menjadi strategi pendukung sumber daya dalam perbaikan


infrastruktur jalan yang pertama – tama itu sumber daya manusianya
yang meliputi kontaktor, PPK, dan PPTK. Kedua itu hal yang berkaitan
dengan keuangan atau anggaran yang digunakan dalam perbaikan
72

infrastruktur jalan dan bahan atau material yang digunakan.


(Wawancara dengan WW, 20 September 2020)
Berdasarkan hasil wawanara di atas dapat dikatakan bahwa strategi

pendukung sumber daya dalam perbaikan infrastruktur itu terdapat tiga

indikatot yang pertama itu sumber daya manusia, keuangan atau anggaran

dan material yang digunakan dalam perbaikan infrastruktur.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan maka

dapat disimpulkan bahwa strategi pendukung sumber daya itu meliputi

yang pertama itu sumber daya manusia yang terdiri dari kontraktor,

Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabata Pelaksana Teknis Kegiatan. Kedua

itu anggaran yang digunakan dalam perbaikan infrastruktur jalan

tergantung dari jenis pekerjaan artinya aspal perkilo kurang lebih 2,7

milyar, beton sekitar 3,8 milyar sampai 4 milyar, sertu sampai 300 juta per

kilometer, dan pemasangan batu sekitar 800 ribu per meter kubik. Ketiga

itu material yang atau bahan yang digunakan itu terlebih dahulu dilakukan

uji lab.

C. Pembahasan

1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy)

Strategi organisasi dalam Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone dapat dilihat dari perumusan tujuan, misi, nilai – nilai

maupun alternatif inisiatif untuk pembuatan strategi dalam perbaikan

infrastruktur jalan yang ada di Kabupaten Bone.


73

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan terkait dengan

indikator strategi organisasi maka dapat disimpulkan bahwa penentuan

strategi organisasi tentunya tidak jauh dari tujuan maupun visi dari Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone. Adapun yang

menjadi visi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Bone yaitu “Tersedianya infrastruktur jalan dan jembatan yang berkualitas

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. Maka dari itu

strategi organisasi dari Dinas Pekerjaan dan Penataan Ruang Kabupaten

Bone ialah dengan meningkatkan pembangunan dan rehabilitasi jalan dengan

tujuan untuk menjamin ketersediaan infrastruktur jalan tentunya untuk

mendukung aksebilitas dan mobilitas dalam rangka mewujudkan

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi strategi yang dibuat

dengan tujuan tersebut belum tercapai karena kondisi jalan di Kabupaten

Bone masih banyak yang berlubang.

Sejalan dengan hasil observasi yang ada di lapangan maka hal yang

berkaitan dengan strategi organisasi di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kabupaten Bone belum terselenggarakan dengan optimal karena hal

tersebut bisa dilihat dari tujuan maupun visi dari Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone yaitu “Tersedianya infrastruktur jalan dan

jembatan yang berkualitas dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat”. Akan tetapi hal tersebut belum dapat terlihat karena masih

banyak jalan dalam kondisi baik rusak ringan, sedang maupun rusak berat

yang ada dibeberapa kecamatan.


74

Berdasarkan dengan pemaparan di atas maka peneliti dapat mengaitkan

dengan peranan strategi yang dikemukakan oleh Grant (1999) dalam

mecapai suatu tujuan manajemen yaitu strategi sebagai terget. Konsep

strategi dapat disatukan dengan visi dan misi dengan tujuan untuk

menetukan suatu dimana perusahaan berada dalam masa yang akan datang.

Menetapkan suatu tujuan dapat membantu seorang individu dapat

didengarkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

2. Strategi Program (Program Strategy)

Strategi program merupakan fokus dari alternatif – alternatif dari

program yang telah dibuat. Hal tersebut dapat dilihat dari apa yang menjadi

dampak atau implikasi dari fokus program yang dipilih oleh Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang dalam perbaikan infrastruktur jalan di

Kabupaten Bone.

Berdasarkan beberapa hasil wawancara dengan informan dapat

disimpulkan bahwa strategi program dalam perbaikan infrastruktur jalan

terdapat dua program yang beredar pada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone dan juga dikalangan masyarakat yaitu

program pertama yaitu program yang berbasis aplikasi yang bernama

TIMPA LAJA yang merupakan singkatan dari Sistem Informasi Jalan dan

Jembatan yang mempunyai tujuan untuk memberikan akses kepada

masyarakan untuk mendapatkan data perbaikan jalan dan juga merupakan

tempat koordinasi dan konsultasi teknis dengan Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone. Program kedua yaitu program Ayo ke


75

Loteng yang merupakan singkatan dari Ayo ke Loket Pemanfaatan Ruang

dengan tujuan untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan

informasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang. Akan tetapi kedua

program tersebut belum diketahui oleh banyak masyarakat yang ada di

Kabupaten Bone

Sejalan dengan hasil observasi yang ada dilapangan maka yang menjadi

strategi program di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Bone dalam perbaikan infrastruktur jalan maka terdapat dua program yang

beredar di lingkungan Dinas yaitu TIMPA LAJA (Sistem Informasi Jalan

dan Jembatan) dan Ayo ke Loteng (Ayo ke Loket Pemanfaatan Ruang) akan

tetapi program tersebut tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum yang

ada di Kabupaten Bone karena dari pihak Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang kurang memberikan sosialisasi terkait program tersebut

sehingga masyarakat kurang mengetahui akan program yang berbasis

aplikasi tersebut.

Sejalan dengan pemaparan di atas yang membahas tentang program yang

berbasis aplikasi maka peneliti dapat mengkaitkan dengan prinsip – prinsip

mensukseskan strategi menurut Hatten dan Hatten (1998) yaitu strategi harus

memiliki konsistensi/pendirian dengan lingkungan. Dalam hal ini pembuatan

strategi seharusnya jangan berlawanan dengan arus perkembangan

masyarakat. Karena itu zaman sekarang kita hidup di tengah – tengah era

modernisasi dan menjadikan gadget sumber pencarian informasi.

3. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)


76

Strategi Pendukung Sumber Daya merupakan hal yang menunjang dalam

perbaikan infrastruktur jalan karena hal tersebut adalah yang esensial guna

untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam suatu organisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan maka dapat

disimpulkan bahwa strategi pendukung sumber daya itu meliputi yang

pertama itu sumber daya manusia yang terdiri dari kontraktor, Pejabat

Pembuat Komitmen, Pejabata Pelaksana Teknis Kegiatan. Kedua itu

anggaran yang digunakan dalam perbaikan infrastruktur jalan tergantung dari

jenis pekerjaan artinya aspal perkilo kurang lebih 2,7 milyar, beton sekitar

3,8 milyar sampai 4 milyar, sertu sampai 300 juta per kilometer, dan

pemasangan batu sekitar 800 ribu per meter kubik. Ketiga itu material yang

atau bahan yang digunakan itu terlebih dahulu dilakukan uji lab.

Sejalan dengan hasil observasi maka tipe strategi pendukung sumber

daya dalam perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone sesuai dengan

standar. Hal itu terlihat dari pendukung sumber daya yang meliputi sumber

daya manusia yang bekerja dilapangan, anggaran yang digunakan, maupun

bahan atau material yang digunakan dalam perbaikan infrastruktur jalan.

Melihat hasil dari pemaparan di atas terkait dengan strategi pendukung

sumber daya maka hal tersebut hampir sama yang dikemukakan oleh Hatten

dan Hatten (1998) tentang petunjuk mensukseskan strategi yaitu untuk

membuat strategi yang efektif maka tentunya harus memfokuskan dan

menyatukan sumber daya dan tidak memisahkannya.


77
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan terkait dengan strategi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam Perbaikan Infrastruktur Jalan

di Kabupaten Bone sebagai berikut:

1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy) dari Dinas Pekerjaan dan Penataan

Ruang Kabupaten Bone ialah dengan meningkatkan pembangunan dan

rehabilitasi jalan dengan tujuan untuk menjamin ketersediaan infrastruktur

jalan tentunya untuk mendukung aksebilitas dan mobilitas dalam rangka

mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi strategi yang

dibuat dengan tujuan tersebut belum tercapai karena kondisi jalan di

Kabupaten Bone masih banyak yang berlubang.

2. Strategi Program (Program Strategy) dari Dinas Pekerjaan Umum dan

Pentaan Ruang dalam perbaikan infrastruktur memilih program yang berbasis

aplikasi yang bernama TIMPA LAJA yang merupakan singkatan dari Sistem

Informasi Jalan dan Jembatan. Program kedua yaitu program Ayo ke Loteng

yang merupakan singkatan dari Ayo ke Loket Pemanfaatan Ruang. Akan

tetapi kedua program tersebut belum diketahui oleh banyak masyarakat yang

ada di Kabupaten Bone.

78
79

3. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy) meliputi yang

pertama sumber daya manusia, kedua anggaran, ketiga material yang atau

bahan yang digunakan pada saat perbaikan insfrastruktur jalan.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang ada di atas, maka yang menjadi bahan

masukan untuk strategi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone:

1. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang hendaknya membuat lagi

alternatif – alternatif strategi baik strategi organisasi maupun strategi

program dalam perbaikan infrastruktur jalan dengan tujuan untuk

memperoleh strategi yang lebih bagus lagi agar dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bone.

2. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang diharapkan dapat

menjalankan secara konsisten program yang berbasis aplikasi yang

bernama TIMPA LAJA dan Ayo ke Loteng sehingga memudahkan

masyarakat untuk berkomunikasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang terkait dengan jangkauan untuk perbaikan jalan.


DAFTAR PUSTAKA

Buku
Allison, Michael dan Jude Kaye. (2005). Perencanaan Strategi. Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia.
Amrodin. (2010). Konsep Dasar Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga.
Fauzi. (2015). Manajemen Strategik. Semarang : CV. Karya Abadi Jaya.
George R. Terry. (2003). Prinsip-Prinsip Manajemen Strategi. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Grant, Robert M. (1996). Analisis Strategi Kontemporer. Jakarta : Erlangga.
Handoko, Hani T. (2003). Manajemen. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Ismail, Solhin. (2010). Manajemen Strategik. Bandung : PT Gelora Aksara
Pratama
Jakarta.
Kodrat, David Sukardi. (2009). Manajemen Strategi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Makmur. (2009). Teori Manajemen Stratejik dalam Pemerintahan dan
Pembangunan. Bandung : PT. Refika Aditama.
Rachmat. (2014). Manajemen Strategik. Bandung : CV Pustaka Setia Muchamad.
Salusu, J. (2004). Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: PT. Grasindo.
Sofjan Assauri. (2013). Strategic Management:Sustainable Competitive
Advantages. Jakarta : Rajawali Pers.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Wijayanto, dian. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Karya Tulis Ilmiah
Astunik. Watik. (2015). Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang
Bawang Dalam Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Jalan. Diss.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Choirul Ikhwan, Dr, and M. Si Suswanta. Kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat dalam Pembangunan
Fahmy, Nadya Zelinda. (2019). Strategi Perbaikan Jalan Berbasis Aplikasi (Studi
pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu). Diss.
University of Muhammadiyah Malang.

80
81

Hidayat, Rizal A. (2008). Manajemen Strategik. Model Balance Score Card:


Kajian Tahap Formulasi Strategi. Jurnal Forum Ilmiah Indonesia. Volume 5
No.1.
https://digilib.unila.ac.id/eprint/14024. diakses pada tanggal 12 februari 2020 pukul
17.00 WITA.
Kasmira. (2020). Strategi Pemerintah dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan di
Kabupaten Gowa. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Bupati Bone Nomor 62 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan


Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
Peraturan Daerah kabupaten Bone Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah
Peraturan Bupati Bone Nomor 56 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Peraturan

Daerah Kabupaen Bone Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah
LAMPIRAN

82
83
84
85
86
87
88
RIWAYAT HIDUP

Sitti Fatimah, lahir pada tanggal 17 juli 1998 tepatnya di

Sarawak, dan sekarang sudah menetap di Dusun Muttiara

Desa Turu Cinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone

Provinsi Sulawesi Selatan. Anak kedua dari 2 bersaudara

dari buah kasih pasangan bapak Maretang dan Ibu Jumadia.

Penulis mulai menempuh pendidikan di Sekolah Dasar pada tahun 2005 di

SD/INPRES 10/73 Turu Cinnae, dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah pertama di SMPN 1

Lamuru dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan ke jenjang menengah atas di SMAN 1 Lamuru dan sekarang berubah

menjadi SMAN 17 Bone dan tamat pada tahun 2016.

Kemudian pada tahun 2016 atas kehendak-Nya penulis bisa melanjutkan

pendidikan di perguruan tinggi, yaitu pada Universitas Muhammadiyah Makassar

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan memilih program studi Ilmu

Administrasi Negara dan diakhir studinya menyusun skripsi dengan judul Strategi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam Perbaikan Infrastruktur

Jalan di Kabupaten Bone.

89

Anda mungkin juga menyukai