Anda di halaman 1dari 80

SKRIPSI

STRATEGI PEMERINTAH
DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN
DI KABUPATEN GOWA

Oleh:

KASMIRA
Nomor Induk Mahasiswa : 105610549315

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020
SKRIPSI

STRATEGI PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR JALAN DI KABUPATEN GOWA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh


Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh:

KASMIRA
Nomor Stambuk: 105610549315

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

i
ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Mahasiswa : Kasmira
Nomor Induk Mahasiswa : 105610549315
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benarskripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasilp lagiat
dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan
aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 09 Januari 2020


Yang Menyatakan

Kasmira

iv
ABSTRAK

Kasmira, 2020. Strategi Pemerintah Dalam Pembangunan Infrsatruktur


Jalan di Kabupaten Gowa (dibimbing oleh Alyas dan Sudarmi).

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi pemerintah dalam


pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Gowa. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sementara
informan dalam penelitian ini sebanyak 5 orang adalah Kepala Bidang Bina
Marga, Seksi Pembangunan/peningkatan Jalan, Seksi Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan, dan 2 orang Masyarakat/pengguna jalan. Sumber Data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder, teknik analisis data dengan reduksi data,
penyajian data dan verifikasi.
Pengabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber, triangulasi
teknik, dan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi
Pemerintah Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Gowa belum
berjalan dengan baik karena dari sisi sumber daya manusia harus lebih
ditingkatkan atau lebih profesional, efisiensi dan efektifnya belum berjalan
dengan optimal karena kendala yang sering terjadi yaitu pada anggaran/biaya
yang tertunda sehingga pelaksanaan pembangunan atau pemeliharaan jalan masih
kurang maksimal.

Kata kunci: Strategi, Pembangunan, Infrastruktur jalan

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Berkat limpahan rahmat-Nya yang masih memberikan kesempatan kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Strategi Pemerintah Dalam

Pembangunan Infrastruktur Jalan di Kabupaten Gowa”. Berbagai kendala

yang dihadapi penulis dalam penyelesaian skripsi ini dijadikan sebagai proses

pembelajaran dan pengalaman.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan baik secara materi maupun non materi.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Ibunda tercinta Hasni dan Ayah

tercinta Muhammad Ali yang telah mendidik, membesarkan, menyayangi dan

senantiasa mendoakan dengan tulus untuk kebaikan penulis serta ucapan

terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Alyas, M.S selaku pembimbing I dan Ibu

Dr. HJ. Sudarmi, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

ditengah-tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan mulai dari

penyusunan proposal sampai penyelesaian skripsi ini. Rasa terimakasih juga

kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberi pengaruh kepada penulis

selama ini yaitu:

1. Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Abdul

Rahman Rahim, SE, MM.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

vi
3. Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Bapak NasrulHaq, S.Sos, M.PA atas

bimbingan yang telah diberikan selama ini.

4. Bapak Dr. Abdi, M.Pd selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi untuk penyelesaian studi penulis.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah

memberikan ilmunya selama proses perkuliahan serta Staf Tata Usaha yang

telah banyak membantu penulis.

6. Seluruh Keluarga, Bunda Mima, Mama Lela, Tante Halo, Kakak Endong,

Kakak Evita, Kakak Libo, Kakak Syahrul, Adik Amma yang senantiasa

memberi semangat, motivasi, dukungan dan doa untuk penulis.

7. Para sahabat dan orang terdekat penulis Sitie Nurfatiehah, Nurhikmah, Andi

Nurfadillah, Wahyuningsi, Asrar As, Yansar, Indira, selalu memberi semangat

dalam kehidupan penulis.

8. Ashar Suryadi yang senantiasa memberi semangat, dukungan dan doa untuk

penulis.

9. Sahabatku Nida Hasa jafur, Ernawati, Nur Asti Septiani, yang senantiasa

memberi semangat, dukungan dan doa untuk penulis

10. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2015 terkhusus Kelas G Old Public Administration atas semangat dan

kebersamaannya, serta teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu oleh penulis.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan-kebaikan semua pihak yang telah

membantu Penulis selama ini dengan pahala terbaik. Penulis menyadari bahwa

vii
penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kritik dan saran

yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi Penulis dan para pembaca pada umunya.

Makassar, 09 januari 2020

Penulis

Kasmira

viii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i
Halaman Persetujuan............................................................................................... ii
Halaman Penerimaan Tim ...................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ......................................................... iv
Abstrak .....................................................................................................................v
Kata Pengantar ....................................................................................................... vi
Daftar Isi ................................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian .....................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian, Konsep, dan Teori ...................................................................7
B. Kerangka Pikir .........................................................................................30
C. Fokus Penelitian ......................................................................................30
D. Deskripsi Fokus Penelitian .....................................................................31

BAB III METODE PENELITIAN


A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................33
B. Jenis dan Tipe Penelitian .........................................................................33
C. Sumber Data ............................................................................................33
D. Informan Penelitian .................................................................................34
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................34
F. Teknik Analisis Data ...............................................................................35
G. Keabsahan Data .......................................................................................36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Karakeristik Objek Penelitian ..................................................................38
B. Strategi Pemerintah Dalam Pembangunan infrastruktur Jalan ................47

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................64
B. Saran...........................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................67


LAMPIRAN ..........................................................................................................69

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Gambaran Aset Alat Berat 44


Tabel 2 Rekapitulasi pendanaan belanja modal DPA SKPD 38

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan tolok ukur perkembangan suatu daerah.

Otonomi daerah yang digencarkan pemerintah telah membuat sebagian besar

daerah-daerah seluruh Indonesia telah melakukan pembangunan disegala

sektor baik informal maupun formal. Salah satunya adalah peningkatan

pelayanan transportasi darat berupa pembangunan jalan.

Pembangunan jalan merupakan salah satu hal yang sangat penting

sebagai pendukung utama dinamika dan aktivitas ekonomi baik di pusat

maupun di daerah. Jalan juga memiliki manfaat strategis yaitu salah satunya

menciptakan lapangan pekerjaan yang berskala besar.

Di Indonesia, penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan jalan

terbagi atas tiga kewenangan, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah

provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Pemerintah pusat

berwewenangdalam penyelenggaraan jalan nasional dan jalan tol, pemerintah

daerah provinsi/kota berwewenang dalam penyelenggaraan jalan provinsi

dan pemerintah daerah kabupaten/kota berwewenang dalam penyelenggaraan

jalan kabupaten/kota. Penyelenggaraan jalan diartikan sebagai kegiatan yang

meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan infrastruktur

jalan.

Infratsruktur jalan merupakan kebutuhan mutlak dalam sistem angkutan

jalan raya. Kinerja sistem transportasi jalan raya akan bergantung pada

1
seberapa besar daya dukung prasarana jalan yang mampu disediakan untuk

mencapai sasaran-sasaran pokok dalam suatu sistem transportasi.

Infrastruktur jalan di Indonesia merupakan prasarana transportasi darat yang

dominan digunakan oleh angkutan barang dan juga angkutan penumpang.

Jalan memiliki peranan yang strategis dalam mendukung kegiatan ekonomi,

sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan, sehingga harus dipertahankan

fungsinya dengan baik melalui sistem pemeliharaan yang baik pula. Terbukti

betapa besarnya peran jalan selama ini dalam mendukung mobilitas dan

distribusi penumpang, barang dan jasa.

Pengaturan jalan adalah kegiatan perumusan kebijakan perencanaan,

penyusunan perencanaan umum dan penyusunan peraturan perundang-

undangan jalan; pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan

standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia serta

penelitian dan pengembangan jalan; pembangunan jalan adalah kegiatan

pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaan kontruksi,

serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan, sedangkan pengawasan jalan

adalah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan,

pembinaan, dan pengembangan jalan.

Departemen Pekerjaan Umum(PU) memberikan gambaran tentang

proses peencanaan, kontruksi dan pemelirahaan jalan. Perencanaan jalan

didasarkan kepada Muatan Sumbu Terberat (MST) untuk jalan nasional

adalah sebesar 8-10 ton, artinya seluruh jalan adalah sebesar 8-10 ton, artinya

untuk seluruh jalan yang ada beban maksimal suatu sumbu tunggal kendaraan

2
adalah 8-10 ton, jika melebihi maka umur rencana jalan akan berkurang

secara drastis. Pada kegiatan konstruksi pembangunan jalan, setiap unit

pelaksanaan konstruksi selalu diawasi secara seksama oleh pemerintah

sebagai pemilik proyek dan konsultan pengawas, sehingga sangat mustahil

adanya penyimpangan mutu.

Pada kegiatan pemelirahaan jalan, pada dasarnya pemelirahaan rutin

(rutine) dan berkala (periodic) dilakukan secara terjadwal setiap periode

tertentu dan perbaikan jalan (betterment) dilakukan hanya pada kondisi

kerusakan struktural jalan. Kerusakan jalan yang ada tidak mungkin terjadi

pada mutu kontruksi, namun kemungkinan terjadi pada proses pemeliharaan

yang disebabkan karena keterbatasan anggaran pemeliharaan jalan, namun

itupun bukan merupakan kerusakan struktural seperti sering terlihat dilpangan

saat ini. Faktor yang mempengaruhi kerusakan jalan yang ada saat ini adalah

diakibatkan karena beban berlebih (overloading) dari kendaraan berat. Sekali

saja terjadi kerusakan struktural dari suatu jalan maka akan berdampak secara

efek kepada struktur jalan disekitarnya. Ketika suatu jalan menahan beban

lebih besar dari muatan standarnya maka tingkat kerusakan jalan meningkat

lebih cepat dari dari umur rencananya.

Secara strategis, kegiatan peningkatan pengelolaan jalan bertujuan

meningkatkan integrasi fungsi jaringan jalan, meningkatkan akses-akses ke

daerah potensial, mendukung pengembangan kawasan perbatasan serta

membuka daerah terisolasi dan terpencil dengan cara mengurangi resiko

ekonomi biaya tinggi akibat kesulitan akses dan mahalnya biaya transportasi

3
dan angkutan. Dilihat dari beberapa aspek sosial budaya, keberadaan jalan

membuka cakrawala masyarakat yang dapat menjadi wahana perubahan

sosial, membangun toleransi dan mencairkan sekat budaya. Dari aspek

lingkungan, keberadaan jalan diperlukan untuk mendukung pembangunan

berkelanjutan, dari aspek politik, keberadaan jalan menghubungkan dan

mengikat antardaerah, sedangkan dari aspek pertahanan dan keamanan,

keberadaan jalan memberikan akses dan mobilitas dalam penyelenggaraan

sistem pertahanan dan keamanan terdapat dalam Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2004 Bab III ayat 1 dan 3 yang berbunyi:

Ayat 1 mengatakan bahwa ”Jalan sebagai bagian prasarana transportasi

mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya,

lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”

Ayat 3 mengatakan bahwa “Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem

jaringan jalan menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah Republik

Indonesia”

Strategi menurut Salusu (2006) yaitu suatu seni menggunakan

kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya

melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling

menguntungkan. Berdasarkan penjelasan tersebut, strategi merupakan suatu

seni dalam menyusun rencana suatu organisasi untuk memastikan tujuan yang

ingin dicapai dengan baik dan terlaksana dengan efektif. Strategi tersebut

meliputi sumber daya manusia, efisien, efektif, tujuan untuk meningkatkan

4
pembangunan infrastruktur jalan. Berdasarkan hasil observasi penulis

mengenai infrastruktur jalan di Kabupaten Gowa, faktor yang berpengaruh

terhadap tidak tercapainya umur rencana jalan, diantaranya adalah keadaan

lingkungan, sumber daya manusia, pelaksanaan pekerjaan, kondisi tanah,

material dan keuangan. Oleh karena itu, pihak-pihak terkait seperti owner,

kontraktor dan konsultan pengawas harus dapat mengidentifikasi dan

mengetahui penanganan faktor-faktor yang berdampak pada tidak tercapainya

umur rencana jalan. Hasil identifikasi tersebut juga dapat digunakan agar

kualitas kontruksi jalan dapat bertahan selama umur/masa pelayanan serta

pembangunan dapat berkelanjutan sesuai dengan program pembangunan

nasional.

Berdasarkan berbagai uraian masalah tentang tidak tercapainya rencana

umur jalan, penulis kemudian tertarik mengadakan penelitian secara

mendalam mengenai “Strategi Pemerintah Dalam Pembangunan

Infrastruktur Jalan Di Kabupaten Gowa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan perumusan masalah, yaitu: Bagaimana strategi pemerintah dalam

pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian,

yaitu: Untuk mengetahui strategi pemerintah dalam pembangunan

infrastruktur jalan di Kabupaten Gowa.

5
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi lembaga pemerintahan dalam

upaya mengatasi masalah-masalah pembangunan dan pemeliharaan

infrastruktur di masa yang akan datang.

b. Sebagai upaya pembenahan terhadap strategi pemerintah yang lebih

baik kedepannya.

2. Manfaat teoritis, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmuan yang

mengkaji masalah, khususnya pengetahuan tentang strategi pemerintah

dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Gowa.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori

1. Strategi Pemerintah

Secara etimologi strategi merupakan sesuatu yang berasal dari kata

yang dalam bahasa yunani, stratego. Adapun stratego yang merupakan

terjemahan yang dapat diartikan sebagai “komandan militer” yang berasal

dari zaman demokrasi Athena.

Pada umumnya istilah strategi digunakan untuk memenangkan suatu

peperangan dalam permasalahan dunia militer yang sebagai cara digunakan

untuk memanfaatkan kekuatan militer. Sedangkan terminologi strategi

banyak ahli yang telah mengemukakan sudut pandang yang berbeda-beda

tentang strategi, namun pada dasar hakikatnya itu mempunyai arti atau

makna yang sama yakni pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Menurut pendapat Argyris, dkk (Hutapea,2017) Strategi merupakan

respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman

eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang membuat dampak

dalam perkembangan dalam sebuah organisasi. Berbeda dengan pendapat

Siagian(2006) yang menyatakan bahwa strategi adalah suatu rangkaian dari

keputusan atau tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan

diimplementasikan oleh para jajaran agar sesuatu organisasi dapat mencapai

tujuan dari organisasi tersebut.

Wheelen dan Hunger (2012) memberikan pendapat yang sama

7
mengenai strategi yang dimana menurutnya strategi merupakan tempat

sekumpulan dari keputusan manajerial dan merupakan aksi pengambilan

keputusan jangka panjang disuatu perusahaan. Hal tersebut meliputi analisis

lingkungan eksternal dan internal, formulasi strategi, implementasi strategi,

evaluasi dan kontrol.

Menurut Arthur A.J. (2007) mengatakan strategi terdiri dari aktivitas-

aktivitas yang penuh daya saing serta pendekatan-pendekatan bisnis untuk

mencapai kinerja yang memuaskan ( sesuai target ). Sedangkan Suryono

(2004) mengungkapkan bahwa pengertian startegi pada prinsipnya selalu

berkaitan dengan tiga hal utama yaitu, tujuan, sasaran, dan cara. Oleh karena

itu, ketiga prinsip tersebut harus dimiliki dalam penerapan strategi yang

ingin dijalankan. Lain halnya dengan Bintoro (1982) yang berpendapat

bahwa strategi merupakan keseluruhan langkah-langkah (kebijaksanaan)

dengan perhitungan yang pasti, guna mencapai tujuan untuk mengatasi

permasalahan, dimana didalam strategi itu terdapat metode dan teknik.

Berbeda dengan Kuncoro (2006) menyatakan bahwa strategi

merupakan bagian dari proses yang mencakup sejumlah tahapan yang saling

berkaitan dan berurutan membuat strategi yang telah dibentuk dapat

memenuhi tujuan dari organisasi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

strategi merupakan suatu metode atau cara pencapaian tujuan secara efektif

dan efisien dengan respon secara terus menerus terhadap peluang suatu

rangkaian dari keputusan manajerial yang mliputi analisis lingkungan

8
eksternal dan internal, formulasi strategi, implementasi strategi, evaluasi dan

kontrol guna mengatasi permasalahan dan untuk memenuhi tujuan dari

organisasi.

a. Tahap-tahap strategi

Tahap strategi merupakan penyelesaian masalah-masalah yang sedang

dihadapi dalam pengambilan keputusan yang dibuat untuk menemukan

langkah yang tepat dari masalah tersebut. Dalam hal ini agar dapat mencapai

tujuan yang diinginkan, strategi yang dibuat bisa diimplementasikan dalam

penyelesaian masalah yang terjadi, sehingga tolak ukur strategi akan dapat

diukur dari implementasinya.

Menurut Haryadi (2005) berpendapat bahwa ada dua tahap strategi,

kedua tahap strategi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Perumusan

Menjelaskan tahap pertama dari bagian yang meliputi analisis

lingkungan internal maupun eksternal adalah penetapan visi, dan misi,

perencanaan dan tujuan strategi. Perumusan strategi bagian dan proses

dalam menyusun langkah-langkah yang akan datang agar bisa membangun

visi dan misinya dari perumusan tersebut dapat merancang strategi untuk

mencapai tujuan tersebut agar tercapainya penyediaan costumer value

terbaik.

2) Pelaksanaan

Setelah tahap perumusan strategi dapat terselesaikan maka selanjutnya

tahap krusial dalam strategi pemerintah adalah tentang pelaksanaan strategi.

9
Pelaksanaan strategi adalah proses dimana strategi dan kebijakan dijalankan

melalui pembangunan struktur, pembangunan program, budget dan

pelaksanaan. Pelaksanaan strategi merupakan tahap yang paling sulit dalam

proses strategi mengingat banyak skali faktor yang dapat mempengaruhi

pelaksanaan di lapangan dan tidak sesuai dengan perkiraan semula.

Keberhasilan dalam strategi tentunya harus didukung perusahaan yang

capable dengan seorang pemimpin yang solid, kebijaksanaan yang tepat,

alokasi sumber daya yang cukup, situasi, budaya dan kondisi terhadap

keberhasilan dari pelaksanaan strategi.Berdasarkan pendapat di atas, penulis

mnyimpulkan bahwa tahap strategi merupakan langkah-langkah dalam

pembuatan kebijakan yang tepat dengan merumuskan visi dan misi dari

kebijakan tersebut, kemudian setelah dirumuskan dibutuhkan pelaksanaan

yang tepat pula agar strategi dari kebijakan tersebut dapat mencapai

tujuannya.

b. Jenis- jenis strategi

Ada beberapa instansi atau organisasi yang menjalankan suatu strategi

atau lebih secara bersamaan, namun hal tersebut dapat sangat beresiko dan

mengancam jika dijalankan terlalu jauh diperusahaan yang besar dan

terdiverfikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi

yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Adapula instansi

pemerintah atau organisasi yang bertahan untuk tetap hidup dengan

menggunakan gabungan dari sejumlah strategi divestasi, seperti likuidasi,

dan rasionalisasi biaya secara bersamaan. Adapun jenis-jenis strategi adalah

10
sebagai berikut:

1) Strategi integrasi, strategi integrasi terbagi 2 macam yaitu integrasi ke

depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut

sebagai integrasi vertikal. Suatu strategi integrasi vertikal atau dari atas

kebawah dapat memungkinkan perusahaan yang dapat mengendalikan para

distributor, pemasok, dan/atau pesaing.

2) Strategi intensif, penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut

sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif

jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak

ditingkatkan.

3) Strategi diversifikasi, adapun strategi diservasifikasi yang harus dipahami,

yaitu diverifikasi horizontal, konglomerat dan konsentrik. Menambah

produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.

4) Strategi Defensif, Ada tiga strategi defensif yang perlu diketahui adalah

strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya,

terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturasi melalui penghematan

biaya dan aset untuk meningkatkan kembali peenjualan dan laba yang

sedang menurun.

c. Peranan Strategi

Dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, strataegi memiliki

peranan yang sangat pentig bagi keberhasilan suatu organisasi karena

meliputi tindakan dan koordinasi dalam mencapai tujuan. Adapun menurut

Grant (1999), strategi mencakup 3 peranan penting dalam mencapai suatu

11
tujuan, yaitu:

1) Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan

Strategi sebagai suatu elemen untuk mencapai kesuksesan, strategi

suatu hal yang akan memberikan suatu ikatan hubungan antara hasi-hasil

dari ide yang diambil oleh individu atau instansi terkait.

2) Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi

Strategi memiliki peranan penting sebagai sarana koordinasi dan

komunikasi agar untuk memberikan kesamaan arah bagi perusahaan

sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

3) Strategi sebagai target

Konsep strategi akan disatukan dengan suatu visi dan misi untuk

menuntukan dimana perusahaan berada dalam masa yang akan datang.

Menetapkan suatu tujuan dapat membantu seorang individu dapat

didengarkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

d. Prinsip-prinsip mensukseskan strategi

Menurut Hatten dan Hatten (1998) dalam Salusu menjelaskan tentang

petunjuk untuk mensukseskan strategi:

1) Strategi harus mempunyai konsistensi dengan lingkungan. Dalam hal ini

pembuatan strategi hendaklah jangan bertentangan dengan arus

perkembangan masyarakat.

2) Organisasi jangan hanya membuat satu strategi, keadaan tersebut tergantung

pada ruang lingkup kegiatannya.

3) Strategi yang efektif memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya

12
dan tidak memisahkannya.

4) Strategi harusnya lebih memperhatikan pada sesuatu yang merupakan

kekuatannya (strenghts) dan tidak hanya pada sesuatu hal yang justru adalah

kelemahannya(weakness).

5) Sumber daya adalah sesuatu yang kritis.

6) Penyusunan suatu strategi juga harus memperhitungkan resiko kecil agar

nantinya tidak menjadi sebuah ancaman dalam organisasi.

7) Strategi hendaknya disusun diatas landasn keberhasilan yang telah dicapai.

e. Tipe-tipe Strategi

Setiap organisasi pasti memiliki strategi untuk mencapai suatu tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Tipe strategi yang digunakan dalam suatu

organisasi tidaklah sama. Ada beberapa strategi yang digunakan dalam suatu

organisasi untuk mencpai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut Jack Kooten (1991:81), tipe - tipe strategi meliputi:

1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi) Strategi ini berkaitan dengan

perumusan misi, tujuan, nilai - nilai, dan inisiatif - inisiatif strategi yang

baru. Pembatasan - pembatasan diperlukan yaitu mengenai apa yang

dilakukan dan untuk siapa.

2. Program Strategy (Strategi Program) Strategi ini lebih memberi perhatian

pada implikasi - implikasi strategi dari program tertentu. Kira - kira apa

dampaknya apabila suatu program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan

(apa dampaknya bagi sasaran organisasi).

3. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya) Strategi

13
sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan sumber-

sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja

organisasi.Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi, dan

sebagainya.

4. Institusional Strategy (Strategi Kelembagaan) Fokus dari strategi

institusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk

melaksanakan inisiatif - inisiatif strategi.

Strategi yang dijalankan pada sektor pemerintahan dapat dilihat upaya

dari pemerintah dalam membuat strategi agar dapat tercapainya tujuan

dimasa depan dengan menganalisis situsasi dan kondisi dimasa sekarang

dan masa depan. Dalam pelaksanaannya, pemerintah membuat perbedaan

pengelolaan dengan sektor privat. Perbedaan ini terutama disebabkan

adanya perbedaan karakteristik.

Menurut Paul (2015) perencanaan strategis disektor publik tidak dilihat

sebagai hanya alat analisis untuk kerangka perumusan strategi tetapi juga

mencakup kegiatan lain yang perlu dipandang untuk mencapai

efektivitasnya.

Namun menurut Berry dan wechsier (Paul, 2015) perencanaan strategis

didefinisikan sebagai suatu proses yang sistemtis untuk mengelola lembaga

yang arah masa depan dalam kaitannya dengan lingkugan dan runtutan

pemangku kepentingan eksternal, termasuk perumusan strategi, analisis

kekuatan dan kelemahan, identifikasi pemangku kepentingan lembaga,

pelaksanaan tindakan dan masalah manajemen.

14
Menurut Wechsier dan Backott (Aime dan Sebabstian 2010) dalam

penerapan strategi organisasi sektor publik dalam prosesnya melalui upaya

merumuskan baik faktor-faktor internal maupun eksternal yang berpengaruh

terhadap strategi dari organisasi publik dan menyusun suatu paparan yang

lebih aplikatif.

Pemerintah adalah sekelompok orang yang mempunyai peran penting

dalam negara yang memiliki kekuasaan untuk melaksanakan tugasnya yang

dalam arti melaksanakan tanggung jawab dan wewenang yang sah dalam

melindungiserta meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan melalui

perbuatan dan pelaksanaan berbagai keputusan.

Tujuan pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan

untukmeningkatkan pelayanan publik guna mempercepat

terwujudnyakesejahteraan masyarakat disamping sebagai sarana pendidikan

politik ditingkat lokal.Pemerintah (government)ditinjau dari pengertiannya

adalah the authoritative direction andadministration of the affairs of

men/women in a nation state, city, ect, dalam bahasa indonesia sebagai

pengarahan dan administrasi yang berwenang ataskegiatan masyarakat

dalam sebuah negara, kota dan sebagainya.Pemerintahan dapat juga

diartikan sebagai the governing body of a nation,state, city, etc yaitu

lembaga atau badan yang menyelenggarakan pemerintahan negara, negara

bagian, atau kota dan sebagainya. Pengertian pemerintah dilihat dari

sifatnya yaitu pemerintah dalam arti luas meliputiseluruh kekuasaan yaitu

kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dankekuasaan yudikatif.

15
Sedangkan pemerintah dalam arti sempit hanya meliputicabang kekuasaan

eksekutif saja (Riawan:2009).

Pemerintah tidaklah dibuat untuk memanfaatkan kekuasaannya untuk

melayani dirinya sendiri, tetapi keberadaannya untuk melayani masyarakat.

Sebagaimana dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun

2014 tentang Administrasi Pemerintah Pasal 1 (angka 2) bahwa fungsi

pemerintahan adalah fungsi dalam melaksanakan administrasi pemerintahan

yang pengaturan, pelayanan, pembangunan, pemberdayaan dan

perlindungan.

Menurut Pamudji (Makmur,2009) pemerintahan adalah sesorang atau

sekelompok orang yang diberikan kekuasaan atau kewenangan untuk

memerintah dari suatu negara atau badan yang teringgi dalam suatu negara.

Sedangkan menurut Suhady (Riswan, 2009) pemerintah (government)

adalah memiliki tugas dalam dibidangnya masing-masing dalam

memberikan pengarahan dan administrasi dalam kegiatan masyarakat dalam

sebuah negara, kota dan sebagainya.

Philipus (2005) memberikan pendapat lain mengenai pemerintah, yaitu

pemerintah dapat dipahami melalui dua pengertian, disatu pihak dalam arti

“fungsi pemerintah” (kegiatan pemerintah), dilain pihak dalam arti

“organisasi pemerintah” (kumpulan dari kesatuan-kesatuan pemerintah).

Fungsi pemerintah ini secara keseluruhan terdiri dari berbagai macam

tindakan-tindakan pemerintah, keputusan-keputusan, ketetapan-ketetapan

yang bersifat umum, tindakan-tindakan hukum perdata dan tindakan-

16
tindakan nyata. Hanya perundang-undangan dari penguasa politik dan

pradilan oleh para hakim tidak termasuk didalamnya.

Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Repubik Indonesia

Tahun 1945 dalam penjelasannya di Undang - Undang Nomor 23 Tahun

2014, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri

urusanpemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan.Pemerintahdaerah meliputiGubernur, Bupati, atau Walikota,

dan perangkat daerahsebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Secara umum pemerintahan yang diselenggarakan mempunyai dua

fungsi utama, yaitu: fungsi pengaturan (regulation) dan fungsi pelayanan

(services), dalam kaitannya dengan dua fungsi tersebut, suatu negara

bagaimanapun bentuknya dan seberapapun luasnya wilayah, tidak akan

mampu menyelenggarakan pemerintahan secara sentral (terpusat) secara

terus menerus. Keterbatasan kemampuan pemerintah menimbulkan

konsekuensi logis bagi distribusi urusan-urusan pemerintahan negara kepada

pemerintah daerah (Sarundajang, 2000:16).

2. Pembangunan

Pembangunan merupakan salah satu istilah yang banyak digunakan

dalam kehidupan sehari-hari, terutama bila itu terkait usaha memajukan

kehidupan masyarakat. Pada awalnya, konsep itu lebih banyak dikaitkan

dengan kemajuan material atau ekonomi. Namun, saat ini, konsep

pembangunan telah mengalami pergeseran makna ke arah yang lebih

bermultidimensi. Dengan demikian, masalah pembangunan juga harus

17
didekati dengan memanfaatkan berbagai disiplin ilmu.

Salah satu konsep pembangunan yang sangat populer di Indonesia

adalah sebagaimana yang tercantum dalam GBHN 1993, yang

mengemukakan bahwa pembangunan pada hakikatnya adalah pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

seluruhnya. Konsep pembangunan ini mengandung arti bahwa

pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah atau fisik seperti

kecukupan pangan, sandang, perumahan, dan kesehatan, tetapi juga aspek

batiniah atau non fisik, seperti pendidikan, rasa aman, kebebasan

mengeluarkan pendapat secara bertanggung jawab, dan rasa keadilan.

Dengan demikian, konsep pembangunan sesuai GBHN adalah rangkaian

upaya perubahan dalam semua aspek kehidupan bangsa seperti aspek

politik, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya untuk mencapai

kesejahteraan masyarakat.

Phillips Roupp yang dikutip Khairuddin (1992), mengemukakan bahwa

development signifies change from something thougt to be less desirable to

something thougt to be more desirable (pembangunan adalah perubahan dari

sesuatu yang kurang berarti kepada yang lebih berarti).

Adapun pendapat Mizra (Khairuddin, 1992) mengemukakan bahwa

Development is basically a human enter prise and therefore it requaries the

combined efforts of all systems of knowledge, be they physical, biological,

social or human to comprehend and articulate it (Pembangunan pada

dasarnya adalah usaha manusia dan untuk memahami pembangunan tersebut

18
dibutuhkan usaha-usaha yang terpadu dari seluruh sistem pengetahuan, baik

fisik, biologi, sosial maupun tentang manusia).

S.P. Siagian (1985), memberikan definisi pembangunan sebagai “suatu

usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana

yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah,

menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building).

Definisi ini mengandung beberapa ide pokok yang sangat penting

diperhatikan apabila seseorang berbicara tentang pembangunan.

Pertama, bahwa pembangunan merupakan suatu proses. Proses berarti

suatu kegiatan yang terus-menerus dilaksanakan; meskipun sudah barang

tentu bahwa proses itu dapat dibagi menjadi sejumlah tahap tertentu yang

berdiri sendiri (independent phase of a process). Pentahapan itu dapat dibuat

berdasarkan jangka waktu, biaya, atau hasil tertentu yang diharapkan akan

diperoleh.

Kedua, bahwa pembangunan merupakan usaha yang secara sadar

dilaksanakan. Jika ada kegiatan yang kelihatannya seperti pembangunan,

akan tetapi sebenarnya tidak dilaksanakan secara sadar dan timbul hanya

secara insidental di masyarakat, tidaklah dapat digolongkan ke dalam

kategori pembangunan.

Ketiga, bahwa pembangunan dilakukan secara berencana dan

perencanaan itu berorientasi kepada pertumbuhan dan perubahan. Keempat,

bahwa pembangunan mengarah kepada modernitas. Modernitas di sini

diartikan sebagai cara hidup yang baru dan lebih baik daripada sebelumnya

19
serta kemampuan untuk lebih menguasai alam lingkungan dalam rangka

usaha peningkatan kemampuan swasembada dan mengurangi

ketergantungan pada pihak lain. Memang salah satu ciri dari masyarakat

yang telah mencapai tingkat modernitas yang tinggi ialah bahwa masyarakat

itu semakin dapat melepaskan diri dari tekanan dan kekangan alam dan

bahkan menguasai alam sekelilingnya.

Kelima, bahwa modernitas yang dicapai melalui pembangunan itu

bersifat multidimensional. Artinya bahwa modernitas itu mencakup seluruh

aspek kehidupan bangsa dan negara, terutama aspek politik, ekonomi,

sosial-budaya, pertahanan dan keamanan nasional, dan administrasi.

Keenam, bahwa kesemua hal yang telah disebutkan di muka ditujukan

kepada usaha membina bangsa (nation-building) yang terus menerus harus

dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan bangsa dan negara yang telah

ditentukan sebelumnya.

Bintoro dan Mustopadijaya (1983), mengemukakan bahwa

pembangunan harus dilihat secara dinamis dan bukan dilihat sebagai konsep

statis. Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa

akhir. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan

sosial budaya. Pembangunan supaya menjadi suatu proses yang dapat

bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustaining proces) tergantung

kepada manusia dan struktur sosialnya. Jadi bukan hanya yang

dikonsepsikan sebagai usaha pemerintah belaka. Pembangunan tergantung

dari suatu innerwill, proses emansipasi diri. Dan suatu partisipasi kreatif

20
dalam proses pembangunan hanya menjadi mungkin karena proses

pendewasaan.

Saul M. Katz (Riyadi, 1981) memberikan pandangan terhadap pokok-

pokok pengertian pembangunan, yang menekankan akan pentingnya ada

perubahan-perubahan dalam masyarakat. Namun demikian, dia juga

mengemukakan bahwa secara dasar hendaknya untuk tercapainya

perubahan-perubahan itu perlu diteladani oleh unsur-unsur pemerintah.

Karena proses perubahan itu bersifat dinamis maka perlu didukung oleh

kekuatan pembaharuan yang timbul dan bergerak dalam masyarakat bangsa

sendiri. Dalam kekuatan pembangunan itu harus juga termasuk potensi

masyarakat melalui peran sertanya, yang mampu dibangkitkan secara wajar

hingga membudaya oleh unsur-unsur pemerintah.

Sementara Todaro (1983) membuat definisi pembangunan sebagai

“proses multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam

struktur sosial, sikap- sikap rakyat, dan lembaga-lembaga nasional, dan juga

akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan (inequality),

dan pemberantasan kemiskinan absolut”. Selanjutnya dikatakan bahwa

pembangunan itu pada hakikatnya haruslah menyuarakan seluruh nada dasar

(gamet) perubahan yang dengan itu pula seluruh sistem sosial seirama atau

senada dengan berbagai dasar kebutuhan dan keinginan masing-masing

individual dan kelompok masyarakat yang bernaung di dalam sistem itu,

bergerak maju dari kondisi kehidupan yang serba kekurangan dan tidak

memuaskan, menuju kepada kondisi kehidupan yang jauh lebih baik, baik

21
material maupun spiritual.

Sejalan dengan pengertian pembangunan sebelumnya, Bryant dan

White (1987) mengusulkan agar pembangunan diartikan sebagai

peningkatan kemampuan orang untuk mempengaruhi masa depannya.

Pengertian ini memberi pemahaman bahwa proyek dan program

pembangunan bukan saja perlu membuahkan perubahan yang sifatnya fisik

dan konkret, melainkan juga perlu menghasilkan hal-hal semacam itu

dengan cara tertentu sehingga rakyat memperoleh kemampuan yang lebih

besar untuk memilih dan memberikan tanggapan terhadap perubahan

tersebut. Ini berarti bahwa perubahan yang terencana harus memperhatikan

potensi individu-individu disamping memperhatikan otonomi mereka

sebagai pribadi-pribadi.

Pembangunan sebagai suatu peningkatan kapasitas untuk

mempengaruhi masa depan seperti yang dikemukakan oleh Bryant dan

White (Efendi, dkk., 1989), mengandung empat aspek. Pertama,

pembangunan harus memberikan penekanan pada kapasitas (capasity),

kepada apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tersebut

serta energi yang diperlukan untuk itu. Kedua, pembangunan harus

menekankan pemerataan (equity), perhatian yang tidak merata pada

berbagai kelompok masyarakat akan memecah-belah masyarakat dan akan

menghancurkan kapasitas mereka. Ketiga, pembangunan mengandung arti

pemberian kuasa dan wewenang (empowerment) yang lebih besar kepada

rakyat. Hasil pembangunan baru cukup bermanfaat bagi masyarakat bila

22
mereka memiliki wewenang yang sepadan.

Pembangunan harus mengandung upaya peningkatan wewenang kepada

kelompok masyarakat yang lemah. Koreksi terhadap keputusan-keputusan

yang tidak adil yang cukup besar. Keempat, pembangunan mengandung

pengertian kelangsungan perkembangan (sustainable) dan interdependensi

di antara negara-negara di dunia. Karena konsep kelangsungan dan

kelestarian pembangunan ini, kendala sumber daya yang terbatas dan langka

akan menjadi pertimbangan utama dalam upaya meningkatkan kapasitas

tadi.

Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembangunan adalah usaha yang secara sadar dilaksanakan terhadap suatu

usaha atau rangkaian yang sangat penting diperhatikan oleh suatu bangsa,

negara dan pemerintah yang dilaksanakan secara terus menerus serta

perencanaan yang berorientasi pada pertumbuhan dan perubahan.

3. Infrastruktur Jalan

Infrastruktur merupakan istilah yang digunakan untuk

menggambarkan sekumpulan fasilitas yang sengaja dibuat untuk

mendukung aktivitas kehidupan manusia. Infrastruktur biasanya sengaja

dibangun untuk bisa membantu dan mempermudah suatu kegiatan tertentu

seperti transportasi, pendataan penduduk, dan berbagai macam kegiatan

lainnya.Infrastruktur publik biasanya dibangun oleh pemerintahan dari

hasil uang rakyat yang dikumpulkan melalui pembayaran pajak. Beberapa

contoh infrastruktur publik yang dibangun oleh pemerintah yaitu jalan raya,

23
bandara, stasiun, gorong gorong, kantor polisi, dan berbagai macam

infrastruktur publik lainnya.

Menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan sistem fisik yang

menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan

fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar

manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Pengertian ini

merujuk pada infrastruktur sebagai suatu sistem dan dalam sebuah sistem

infrastruktur adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan)

yang tidak terpisahkan satu sama lain.

Hal tersebut dikarenakan infrastruktur dalam sebuah sistem menopang

sistem sosial dan sistem ekonomi sekaligus menjadi penghubung dengan

sistem lingkungan. Ketersediaan infrastruktur memberikan dampak terhadap

sistem sosial dan sistem ekonomi yang ada di masyarakat. Oleh karenanya,

infrastruktur perlu dipahami sebagai dasardasar dalam mengambil

kebijakan (Kodoatie, 2005).

a. Jenis-jenis Infrastruktur

Berdasarkan jenisnya, Grigg, 1988 menjelaskan bahwa infrastruktur

dibagi dalam 13 kategori yaitu:

1) Sistem penyediaan air : waduk, penampungan air, transmisi dan distribusi,

dan fasilitas pengolahan air (treatment plant)

2) Sistem pengelolaan air limbah : pengumpul, pengolahan, pembuangan, dan

daur ulang

3) Fasilitas pengelolaan limbah (padat)

24
4) Fasilitas pengendalian banjir, drainase, dan irigasi

5) Fasilitas lintas air dan navigasi

6) Fasilitas transportasi : jalan, rel, bandar udara, serta utilitas pelengkap

lainnya

7) Sistem transit public

8) Sistem kelistrikan : produksi dan distribusi

9) Fasilitas gas alam

10) Gedung publik : sekolah, rumah sakit, gedung pemerintahan, dll

11) Fasilitas perumahan public

12) Taman kota: taman terbuka, plaza, dll, serta

13) Fasilitas komunikasi.

Jalan merupakan prasarana infrastruktur dasar yang dibutuhkan manusia untuk dapat

melakukan pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dalam rangka pemenuhan

kebutuhan.Ketersediaan jalan menjadi hal yang dianggap mendesak manakala kegiatan

ekonomi masyarakat mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Infratsruktur jalan adalah kebutuhan mutlak dalam sistem angkutan jalan

raya.Kinerja sistem transportasi jalan raya akanbergantung pada seberapa besar

daya dukung prasarana jalan yangmampu disediakan untuk mencapai sasaran-

sasaran pokok dalamsuatu sistem transportasi. Dilihat dari kewenangannya,

infrastruktur jalan dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Jalan Nasional, yaitu merupakan jalan arteri atau jalan kolektor dalam sistem

jaringan jalan primer.Jalan ini menghubungkan antar ibukota provinsi, jalan

strategis nasional, serta jalan tol.Tanggung jawab pembinaan jalan nasional

berada pada pemerintah pusat (Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian

25
Pekerjaan Umum). Jalan nasional ini melayani kepentingan nasional atas dasar

strategis, yaitu mempunyai peranan untuk membina kesatuan dan keutuhan

nasional, melayani daerah-daerah rawan, bagian dari jalan lintas regional atau

lintas internasional, melayani kepentingan perbatasan antar negara, serta dalam

rangka pertahanan dan keamanan.

b. Jalan Provinsi, yaitu merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang

menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota

kabupaten/kota dan jalan strategis provinsi.

c. Jalan Kabupaten/Kota, yaitu merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan

jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota

kabupaten/kota dengan ibukota kecamatan , antar ibukota kecamatan, ibukota

kabupaten/kota dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta

jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah

kabupatenkota, dan jalan strategis kabupaten/kota.

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian

jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan

bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah,

bawah permukaan tanah dan / atau air, serta di atas permukaan air, kecuali

jalan kereta api, jalan lori dan jalan rel.

Penyebab Kerusakan Jalan merupakan masalah penting dalam

pembangunan nasional. Pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional, jalan

provinsi, maupun jalan kabupaten/kota saat ini banyak mengalami kendala,

baik kendala yang bersifat teknis maupun kendala yang bersifat kelembagaan.

Menurut Bintoro (1997:16), penyebab kerusakan jalan dapat dibedakan dalam

26
2 jenis, yaitu:

a. Bersifat Teknis

1) Jalan berlubang yang diakibatkan oleh beban muatan berlebih

(overloading) dari angkutan yang membawa beban muatan melebihi

kapasitas beban jalan.

2) Sistem drainase air, yang mengakibatkan perkerasan jalan menjadi lentur

dan mudah mengalami keretakan.

3) Mutu Konstruksi, merupakan mutu bahan atau beban material yang

digunakan dalam pembangunan jalan yang tidak memenuhi standar atau

kelas jalan yang sesuai dengan kontur wilayah atau lahan.

b. Bersifat Kelembagaan

1) Perencanaan, merupakan suatu langkah awal dalam kegiatan perbaikan

atau pemeliharaan jalan. Perencanaan yang kurang diperhatikan dapat

menyebabkan proses pemeliharaan jalan hanya akan mengalami persoalan

yang sama dimasa mendatang.

2) Pemrograman, merupkan suatu tahapan yang akan dilaksanakan dalam

pemeliharaan jalan. Program-program yang dijalankan harus

memperhatikan kondisi jalan sehingga perbaikan kembali jalan-jalan yang

dianggap rusak dapat berjalan sesuai target pembangunan.

3) Penganggaran, dalam suatu pembangunan infrastruktur terutama

pemeliharaan jalan, ketersediaan anggaran harus disesuaikan dengan kontur

jalan yang akan diperbaiki. Masalah yang timbul justru ketersediaan dana

yang minim dalam pemeliharaan infrastruktur jalan menyebabkan perbaikan

27
jalan dilakukan dengan menggunakan material konstruksi yang tidak sesuai

standar dan kelayakan sehingga menyebabkan kerusakan jalan terus terjadi.

4) Kurangnya koordinasi lintas sektoral antara lembaga-lembaga yang

berwenang dalam mengurus masalah perbaikan dan pemeliharaan

infrastruktur jalan.

Dalam UU No. 38/2004 tersebut diatur bahwa penyelenggaraan jalan

adalah kegiatan yang meliputi :

a. Pengaturan jalan, yakni perumusan kebijakan perencanaan umum, dan

penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.

b. Pembinaan, yakni kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis,

pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan

pengembangan jalan;

c. Pembangunan jalan, yakni pemrogaman dan penganggaran, perencanaan

teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan;

d. Pengawasan jalan, yakni kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib

pengaturan, pembinaan dan pembangunan jalan.

B. Kerangka Pikir

Strategi adalah unsur terpenting pada suatu organisasi atau instansi

pemerintah karena strategi merupakan suatu seni atau teknik dalam

pengambilan keputusan atau suatu kebijakan yang berdampak 3 sampai 5

tahun kedepan agar nantinya tujuan atau visi misi organisasi atau instansi

dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

Strategi dalam pembangunan infrastruktur jalan sangat diperlukan

28
untuk penggunanaan jalan jangka panjang. Oleh karena itu perlu adanya

kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam penggunaan atau

pemeliharaan jalam untuk jangka panjang.

Strategi merupakan sebuah pola atau rencana yang mengintegrasi tujuan

pokok suatu organisasi, kebijakan-kebijakan dan tahapan-tahapan kegiatan

ke dalam suatu keseluruhan yang bersifat kohesif. Strategi menurut Salusu

(2006) yaitu suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu

organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif

dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, strategi merupakan suatu seni dalam

menyusun rencana suatu organisasi untuk memastikan tujuan yang ingin

dicapai dengan baik dan terlaksana dengan efektif. Strategi tersebut meliputi

sumber daya manusia, efisien, efektif, tujuan untuk meningkatkan

pembangunan infrastruktur jalan. Maka tertuanglah bagan kerangka pikir

seperti di bawah ini.

29
Bagan Kerangka Pikir

Strategi Pemerintah Dalam Pembangunan


Infrastruktur Jalan

SDM(Sumber Daya Efisien: Efektif: Tujuan:


Manusia): -Hemat -Hemat -Target
-Profesional Anggaran Waktu

Kualitas Pembangunan Infrastruktur


Jalan di Kabupaten Gowa

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian sangatlah penting dalam setiap proses penelitian.

Dalam penelitian ini dapat memfokuskan masalah terlebih dahulu supaya

tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak sesuai dengan

tujuan penelitian ini. Maka peneliti memfokuskan untuk meneliti Strategi

Pemerintah Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan Di Kabupaten Gowa.

D. Deskriptif Fokus Penelitian

1. Sumber daya manusia, merupakan aset organisasi yang sangat vital,

30
karena itu peran dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh sumber daya

lainnya. Sumber daya manusia dalam pembangunan infrastruktur jalan

ataupun dalam pemeliharaan jalan meliputi semua orang yang berstatus

sebagai anggota yang masing-masing memiliki peran dan fungsi untuk

meningkatkan kualitas pembangunan inrastruktur jalan.

2. Efisien merupakan aktivitas untuk meminimalisir kerugian atau

pemborosan sumber daya dalam menghasilkan/ melaksanakan sesuatu

atau sejauh mana waktu, tenaga, atau biaya yang digunakan untuk

melakukan sesuatu kegiatan. Pembangunan infrastruktur jalan dapat

dikatakan efisien apabila sudah sesuai dengan hal tersebut yaitu hemat

biaya atau anggaran.

3. Efektif adalah sebuah usaha untuk mendapatkan tujuan, hasil atau target

yang diharapkan dengan waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu

tanpa memperdulikan biaya yang harus atau sudah dikeluarkan. Suatu

pekerjaan dalam pembangunan atau pemeliharaan infrastruktur jalan

dapat dikatakan efektif jika tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

berhasil dicapai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Tujuan dalam pembangunan infrastruktur jalan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan

meningkatkan akses-akses ke daerah potensial, mendukung

pengembangan kawasan perbatasan serta membuka daerah terisolasi dan

terpencil dengan cara mengurangi resiko ekonomi biaya tinggi akibat

kesulitan akses dan mahalnya biaya transportasi dan angkutan.

31
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu pada bulan september

sampai dengan november 2019 dan penulis memilih lokasi penelitian di Kantor

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang terletak di Jalan

Tamanurung Raya, Sungguminasa, Kabupaten Gowa.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif, artinya data

yang dikumpulkan berasal dari hasil wawancara, observasi secara langsung

dan dokumentasi.

2. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif

dengan melalui observasi untuk mengetahui strategi pemerintah dalam

pembangunan dan pemeliharaan jalan di kabupaten Gowa.

C. Sumber Data

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan

secara langsung di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan

wawancara langsung dengan pimpinan beserta stafnya yang berkaitan

dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Data Skunder, yaitu berupa tulisan-tulisan, rekaman-rekaman, gambar-

gambar atau foto-foto yang semuanya berhubungan dengan fokus penelitian.

32
D. Informan Penelitian

Penelitian mengenai Strategi Pemerintah dalam Pembangunan

Infrastruktur Jalan memerlukan informan yang mempunyai pemahaman yang

berkaitan langsung dengan masalah penelitian guna memperoleh data dan

informasi yang lebih akurat dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, informan

dipilih secara purposive. Informan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Kepala Bidang Bina Marga, Seksi Pembangunan/Peningkatan Jalan, Seksi

Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, dan Masyarakat yang berkaitan dalam

penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh melalui

pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap

dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan cara:

a. Metode Observasi Lapangan

Observasi dimaksudkan untuk mengamati data empiris di lapangan

serta melakukan pencatatan. Langsung mendatangi kantor dinas pekerjaan

umum dan penataan ruang untuk melihat bagaimana strategi pemerintah dalam

pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan di kabupaten Gowa.

b. Metode Wawancara Mendalam

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya-jawab secara

langsung kepada pihak-pihak yang terkait dan berhadapan lansung dengan

informan yang dianggap mengerti mengenai permasalahan yang diteliti dengan

menggunakan alat berupa pedoman wawancara.

33
c. Metode Dokumentasi

Metode ini akan dilakukan dengan cara mendatangi Kantor Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang di Kabupaten Gowa untuk memperoleh

data tentang Strategi pemerintah dalam pembangunan infrastruktur jalan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kualitatif yaitu menguraikan serta menginterprestasikan data yang

diperoleh dari observasi lapangan dan dari para informan. Ada tiga unsur

utama dalam proses analisis data penelitian kualitatif, menurut Miles dan

Huberman (dalam Manurung, 2005), yaitu:

1. Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas,

memperpendek dan membuang hal-hal yang tidak penting sehingga

kesimpulan penelitian dapat dilaksanakan. Jadi, laporan lapangan sebagian

bahan disingkat dan disusun lebih sistematis sehingga lebih mudah

dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang

hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data

yang diperoleh apabila diperlukan.

2. Sajian data adalah susunan informasi yang memungkinkan dapat ditariknya

suatu kesimpulan penelitian. Penyajian data dalam bentuk gambaran, skema,

dan tabel mungkin akan berguna mendapatkan gambaran yang jelas serta

memudahkan dalam penyusunan kesimpulan penelitian. Pada dasarnya, sajian

data dirancang untuk menggambarkan suatu informasi secara sistematis dan

mudah dilihat serta dipahami dalam bentuk keseluruhan sajiannya.

34
3. Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

berubah bila tidak ada ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan data yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2017) Triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Lebih lanjut Sugiyono,

membagi triangulasi ke dalam tiga macam, yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan

pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil

pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian

peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh

dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen. Apabila

35
dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data

yang berbeda-beda, maka peniliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada

sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana

yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut

pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan

dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar,

belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat

dilakukan dengan cara melakukan pengecekkan dengan wawancara,

observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil

uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga

dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang

diberi tugas melakukan pengumpulan data.

36
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakeristik Objek Penelitian

1. Sejarah Kabupaten Gowa

Dalam khasanah sejarah nasional, nama Gowa sudah tidak asing

lagi.Mulai abad ke-15, Kerajaan Gowa merupakan kerajaan maritim yang

besarpengaruhnya di perairan Nusantara. Bahkan dari kerajaan ini juga muncul

namapahlawan nasional yang bergelar Ayam Jantan dari Timur, Sultan

Hasanuddin,Raja Gowa XVI yang berani melawan VOC Belanda pada tahun-

tahun awalkolonialisasinya di Indonesia. Kerajaan Gowa memang akhirnya

takluk kepadaBelanda lewat Perjanjian Bungaya. Namun meskipun sebagai

kerajaan, Gowatidak lagi berjaya, kerajaan ini mampu memberi warisan

terbesarnya, yaituPelabuhan Makassar. Pelabuhan yang kemudian berkembang

menjadi KotaMakassar ini dapat disebut anak kandungnya, sedangkan

Kerajaan Gowa sendirimerupakan cikal bakal Kabupaten Gowa sekarang.

Pelaut Kerajaan Gowa dikenal sangat tangguh di masa lalu. Namun, hal

itu hanya tinggal sejarah. Hanya tersisa kurang dari satu kilometer garis pantai.

Perekonomian Kabupaten Gowa didominasi sektor pertanian dan menjadi salah

satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kerajaan Gowa dikenal dengan tokoh Sultan Hasanuddin sebagai salah satu

pahlawan nasional bangsa. Keberaniannya dalam menghadapi penjajah

dimasanya akan selalu menjadi bagian sejarah bangsa. Dulunya, Gowa

dikenalsebagai salah satu daerah yang perkasa di lautan dengan para pelaut

37
pemberani. Sejarah sebagai salah satu kerajaan maritim di nusantara tidak

berbekas lagi hari ini. Perekonomian Kabupaten Gowa didominasi oleh sektor

pertanian. Sebagian besar penduduk mengais rezeki di bidang pertanian.

Penduduk terdiri dari beragam jenis suku, agama, dan Bahasa.

2. Letak geografis kabupaten Gowa

Gambar 4.1 letak geografis kabupaten gowa

Kabupaten Gowa berada pada 119.3773º Bujur Barat dan 120.0317º

Bujur Timur, 5.0829342862º Lintang Utara dan 5.577305437º Lintang

Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros;

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Kabupaten

Bulukumba dan Kabupaten Bantaeng;

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Kabupaten

Jeneponto; dan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Takalar.

Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km² atau sama dengan

3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, yang terdiri dari 18

38
(delapan belas) kecamatan dan 167 (seratus enam puluh tujuh)

desa/kelurahan.

Tinjauan terdahap aspek fisik wilayah, dimaksudkan untuk mengetahui

potensi dan kendala yang dihadapi Kabupaten Gowa dalam

mengembangkan wilayahnya dimasa mendatang. Beberapa aspek fisik yang

menjadi kajian, meliputi: aspek fisik wilayah, kependudukan dan

sumberdaya manusia, aspek perekonomian, potensi bencana alam dan

berbagai aspek lainnya.

Kabupaten Gowa memiliki 2 (dua) dimensi wilayah, yakni wilayah

dataran rendah dan wilayah dataran tinggi. Wilayah Kabupaten Gowa

sebagian besar merupakan dataran tinggi yaitu sekitar 72,26%. Dari total

luas Kabupaten Gowa 35,30% mempunyai kemiringan tanah di atas 40

derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong, Bungaya

dan Tompobulu. Kabupaten Gowa dilalui oleh banyak sungai yang cukup

besar yaitu ada 15 sungai. Sungai dengan luas daerah aliran yang terbesar

adalah Sungai Jeneberang yaitu seluas 881 km² dengan panjang 90 km, di

atas aliran sungai Jeneberang oleh Pemerintah Kabupaten Gowa yang

bekerja sama denganPemerintah Jepang, telah membangun proyek

multifungsi DAM Bili-Bili dengan luas + 2.415 Km2 yang dapat

menyediakan air irigasi seluas + 24.600 Ha,komsumsi air bersih (PAM)

untuk masyarakat Kabupaten Gowa dan Makassar sebanyak 35.000.000 m3

dan untuk pembangkit tenaga listrik tenaga air yangberkekuatan 16,30 Mega

Watt.

39
Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Gowa

hanya dikenal 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya

musim kemarau dimulai pada bulan Juni hingga September, sedangkan

musim hujan dimulai pada bulan Desember hingga Maret. Keadaan seperti

itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan, yaitu

bulan April hingga Mei dan Oktober hingga November.

3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Gowa

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gowa dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 7 Tahun 2008 Tentang

Organisasi dan tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Gowa yang merupakan

gabungan dari tiga SKPD yaitu SKPD Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten

Gowa, SKPD Kantor Kebersihan Kabupaten Gowa dan SKPD Dinas Cipta

Karya Kabupaten Gowa.

Dinas Pekerjaan Umum dipimpin oleh seorang Kepala Dinas

mempunyai tugas pokok dan fungsi berdasarkan Peraturan Bupati Gowa

Nomor 32 Tahun 2008 Tanggal 22 Desember 2008 adalah melaksanakan

sebagian kewenangan atau urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas

otonomi dan tugas pembantuan di bidang Pekerjaan Umum yang menjadi

tanggungjawab dan kewenangannya berdasarkan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku.

Untuk penyelenggaraan tugas pokok tersebut, Kepala Dinas

PekerjaanUmum dan Penataan Ruang, mempunyai fungsi sebagai berikut :

40
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang urusan Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang yang meliputi urusan Bina Marga, Cipta Karya, Teknik

dan Perencanaan, Tata Ruang, Operasional dan Pemeliharaan Pengairan

dan Pengairan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum yang

meliputi Bina Marga, Cipta Karya, Teknik dan Perencanaan, Tata Ruang,

Operasional dan Pemeliharaan Pengairan dan Pengairan

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas

dankewenangannya;

d. Pengelolaan administrasi umum meliputi ke Tatalaksanaan,

Keuangan,Kepegawaian, Perlengkapan dan Peralatan.

e. Pengelolaan Unit Pelaksanaa Teknis Dinas

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan

danfungsinya.

Visi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Gowa

dijabarkan sebagai berikut: “Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum,

Permukiman dan Penataan Ruang yang berkualitas”. Visi yang dirumuskan

ini juga menjadi acuan dan penuntun bagi setiap upaya yang akan

dikembangkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang tersebut

antara lain:

a. Pelayanan Profesional, artinya adalah Pelayanan Umum yang diberikan

oleh Instansi Pemerintah dengan memperhatikan penempatan personil

yang tepat dalam bidang tugas keahliannya.

41
b. Transparan, merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan

masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi

seluasluasnya tentang sistem pelayanan pemerintah.

c. Akuntabel, mempunyai arti yang sangat dalam, namun secara singkat

dapat diartikan “dapatdipercaya” dan “bertanggungjawab”.

Untuk tercapainya visi dan misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kabupaten Gowa tahun 2016-2021, dan memperhatikan identifikasi

masalah pelayanan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Gowa serta isu strategis yang sudah dijabarkan, dapat dirumuskan misi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang tahun 2016-2021 sebagai

berikut:

a. Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung

pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan dan jembatan

yang andal dan terpadu.

b. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan

produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur

permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan.

c. Mewujudkan Penataan Ruang sebagai acuan matra spasial pembangunan

daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum

dan Permukiman berbasis Penataan Ruang dalam rangka pembangunan

berkelanjutan.

d. Meningkatkan kualitas perencanaan teknis infrastruktur yang berkualitas

42
dan inklusif.

e. Mewujudkan pengelolaan dan pengembangan sarana prasarana irigasi

secara optimal dan berkelanjutan yang mendukung ktahan air dan

kedaulatan pangan.

f. Mewujudkan upaya penyelenggaraan konservasi sumber daya air dan

pengendalian daya rusak air serta operasi pemeliharaan jaringan

pengairan yang berwawasan lingkungan untuk menjaga kelestarian air

dan sumber air.

g. Meningkatakan peran serta masyarakat petani pemakai air dan kerjasama

para pihak pengelola sumber daya air secara terpadu.

h. Meningkatkan perencanaan, pengawasan, pengendalian, monitoring dan

evaluasi pendayagunaan sumber daya air ketersediaan yang ditunjang

dengan ketersediaan data dan sistem informasi yang terbarui.

i. Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumberdaya

yang akuntabel, kompeten dan inovatif menerapkan prinsip-prinsip tata

kelola pemerintahan yang baik.

Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum

43
dan Penataan Ruang Kabupaten Gowa

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

SUBAG. UMUM DAN


KEPEGAWAIAN

SUBAG. PERENCANAAN DAN


PELAPORAN
BIDAN
SUBAG. KEUANGAN
G
BINA
MARG
A BIDANG
OPERASI DAN
SEKSI PEMELIHARAAN
PEMBANGUNAN/ PENGAIRAN
PENINGKATAN
JALAN

SEKSI SEKSI
PEMBANGUNAN/
BIDANG
OPERASIONAL
PENINGKATAN BIDAN PENGAIRA JARINGAN IRIGASI
JEMBATAN
G N
CIPTA BIDANG
TEKNIK DAN SEKSI SARANA SEKSI
SEKSI KARY PRASARANA IRIGASI PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PERENCANA DAN RAWA
A AN DAN
JALAN/JEMBATA • PENGAWASAN
N
SEKSI
BANGUNAN SEKSI SEKSI SEKSI
GEDUNG BIDANG PERENCANAAN PEMANFAATAN PENANGGULA
TATA JALAN/JEMBAT AIR IRIGASI NGAN BANJIR
RUANG AN
SEKSI PENYEDIAAN AIR
MINUM DAN
PENINGKATAN
SEKSI REHABILITASI
KAWASAN SEKSI PERENCANAAN DAN PEMELIHARAAN
PERMUKIMAN SEKSI TEKNIK BANTARAN SUNGAI,
PERENCANAAN KECIPTAKARYAAN DANAU DAN WADUK
DAN SUMBER DAYA
RUANG AIR
SEKSI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DAN SEKSI PENGUJIAN
SANITASI
SEKSI DAN
PEMANFAATAN PENGENDALIAN
RUANG MUTU

SEKSI
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN
RUANG

4. Program Unggulan Bidang Bina Marga

44
Bidang Bina Marga sebagai tugas dekonsentrasi dan jalan lain yang

menjadi tugas dan kewenangan pemerintah Kabupaten Gowa, maka bidang

tersebut melaksanakan kegiatan perencanaan teknis program, pembinaan

terhadap pengembangan prasarana jalan, melaksanakan kegiatan pembangunan

prasarana jalan dan melaksanakan kegiatan pemeliharaan prasarana jalan.

Tugas pokok dan fungsi Bina Marga menangani jalan dan jembatan yang

meliputi pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan jalan dan jembatan

serta pemeliharaan jalan dan jembatan di Kabupaten Gowa.

Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem

jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem

jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk

pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan

semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem

jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan

pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan

perkotaan Pembangunan infrastruktur jalan poros primer, yang diharapkan

pembangunan jalan poros primer ini akan mampu membuka serta

terhubungnya suatu kecamatan dengan kecamatan lainnya dengan jarak tempuh

yang relatif pendek dan cepat.

Pembangunan infrastruktur jalan poros sekunder, yakni jalan yang

menghubungkan dari desa/dusun ke jalan primer guna membuka keterisolasian

desa/dusun serta bergeraknya roda ekonomi masyarakat. Pada Tahun Anggaran

2016 Pemda Kabupaten Gowa melalui Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

45
Gowa Bidang Bina Marga telah melaksanakan program unggulan

pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan dengan Panjang Jalan Aspal =

76,98 Km, Jalan Beton = 31,58 Km, Pembangunan Jembatan Beton sebanyak

12 Buah Jembatan dengan total panjang = 108 M’ dan Pasangan Talud = 2.941

M’ serta telah melakukan pemeliharaan rutin jalan sepanjang = 105,56 Km,

pemeliharaan rutin jembatan = 67 buah, pemeliharaan rutin duiker plat = 60

buah.

Pembangunan infrastruktur jalan tersebut diatas diharapkan akan mampu

membuka serta terhubungnya suatu kecamatan dengan kecamatan lainnya, dari

desa/dusun ke ibu kota kecamatan guna membuka keterisolasian desa/dusun

serta bergeraknya roda perekonomian masyarakat dengan jarak tempuh yang

relatif pendek, cepat dan lancar.

B. Strategi Pemerintah dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan di

Kabupaten Gowa

Strategi merupakan suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai

tujuan, namun untuk mencapai tujuan tesebut, strategi tidak berfungsi sebagai

peta jalan yang memberikan arah saja melainkan harus mampu menunjukkan

bagaimana taktik oprasionalnya. Terkadang strategi memiliki tujuan utama dan

tujuan dari kepentingan-kepetingan yang berperan aktif dalam pembentukan

strategi tersebut. Strategi sangat dibutuhkan didalam suatu pembangunan

ataupun didalam suatu program, demikian halnya di Kabupaten Gowa

mengenai pembangunan infrastruktur jalan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006

46
tentang Jalan, yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian

jalan, termasuk bangunan pelengkap danperlengkapannya yang diperuntukkan

bagi lalu lintas, yangberada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah,di

bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di ataspermukaan air, kecuali jalan

kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Pembangunan jalan adalah kegiatan

pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis, pelaksanaankonstruksi,

serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan.

Pemerintah Kabupaten Gowa menetapkan Peraturan Daerah Nomor 28

Tahun 2011 tentang Pembentukan Dana Cadangan yang bertujuan untuk

membiayai Infrastruktur pembangunan jalan dan irigasi di Kabupaten Gowa.

Dalam penelitian ini akan diuraikan Strategi Pemerintah dalam Pembangunan

Infrastruktur Jalan. Terdapat 3 item penting untuk mengukur dan

mengetahuinya, yaitu meliputi: (1) Sumber Daya manusia; (2) Efisien; (3)

Efektif; (4) Tujuan. Hasil pengkajian keempat hal tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Sumber daya manusia (SDM)

Di dalam pelaksanaan strategi yang paling utama adalah sumber daya

manusianya, yaitu meliputi semua orang yang berstatus sebagai anggota

dalam organisasi yang masing-masing memiliki peran dan fungsi. Sumber

daya manusia yang ada dalam pembangunan infrastruktur jalan biasanya

dipilih atau dipreoses melalui berbagai pertemuan dan kesepakatan

sehingga akan dibentuk dalam beberapa kelompok. Berdasarkan hasil

wawancara penulis dengan Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan

47
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Gowa Mengatakan Bahwa:

“kalau dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan orang-orang yang


bekerja di lapangan itu dalam hal ini yaitu seperti para pemborong
atau kontraktor. Tidak bisa disebutkan semuanya karena itu dari
pemrov juga” (wawancara dengan RR, 3 Mei 2019)

Wawancara di atas sama dengan yang dikemukakan oleh Kepala Seksi

Pembangunan/peningkatan Jalan yang mengatakan bahwa:

“sumber daya manusia atau orang-orang yang bekerja dalam


pembangunan atau pemeliharaan jalan yaitu para pemborong ataupun
kontraktor. Untuk nama-nama pesertanya itu tidak bisa disebutkan
semua karena ada masing-masing di pemprov”.(wawancara dengan
RA, 3 Mei 2019).

Wawancara di atas juga didukung oleh Seksi Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan yang mengatakan bahwa:

“sumber daya manusia adalah orang-orang yang bekerja atau yang


berperan penting dalam suatu organisasi, jadi dalam pembangunan
ataupun pemeliharaan jalan yaitu kontraktor dan pemborong dari
pemprov” (wawancara AL 4 Mei 2019)”.

Dari hasil wawancara di atas penulis berpendapat bahwa sumber daya

manusia adalah orang-orang yang memiliki peran penting atau yang

bekerja dalam suatu organisasi. Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi

sejumlah individu-individu atau orang-orang yang berperang penting

didalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Segala potensi

sumber daya yang dimiliki manusia dapat dimanfaatkan sebagai usaha

untuk meraih keberhasilan dalam mencapai tujuan baik secara pribadi

maupun secara organisasi. Sumber Daya yang dimaksudkan adalah waktu,

tenaga dan kemampuan manusia (baik daya pikir maupun fisiknya) yang

benar-benar dapat dimanfaatkan secara terpadu dan secara optimal bagi

48
kepentingan organisasi.

Sumber daya manusia ada dua yaitu jumlahnya cukup dan kualitas.

Jumlah yang dimaksudkan adalah orang-orang yang berperan didalam

suatu organisasi yang harus memiliki kemampuan, kerja keras, serta dapat

mencapai tujuan organisasi. Jadi, orang-orang yang bekerja dan dapat

berfungsi sebagai aset di dalam organisasi tersebut atau perusahaan yang

dapat dihitung jumlahnya.

Sumber Daya Manusia yang dijelaskan diatas sesuai dengan teori

Jack Kooten (1991) tentang tipe - tipe strategi, Resource Support Strategy

(Strategi Pendukung Sumber Daya) Strategi sumber daya ini memusatkan

perhatian pada memaksimalkan sumber-sumber daya esensial yang

tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya itu

dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi, dan sebagainya.

Sumber daya manusia diharapkan terus membantu usaha dalam

mengembangkan berbagai potensi pribadi agar akhirnya hasil terbaik yang

diharapkan dapat terwujud semua tentunya perlu keahlian dan

kemampuan.

Maka sumber daya manusia yang bekerja atau yang bertugas dalam

pembangunan dan pemeliharaan jalan yaitu kontraktor/pemborong dan

juga kulih bangunan atau yang biasa disebut tukang. Pelaksanaan

pekerjaan jalan di lapangan itu melalui pihak ketiga (rekanan) yang

pemilihannya melalui preses tender sesuai PerPres yang berlaku, yaitu

PerPres 16 Tahun 2018 tentang pengadaan barang atau jasa pemerintah,

49
sebelumnya PerPres No.54 tahun 2010 yang proses pelaksanaannya

dilaksanakan oleh unit layanan pengadaan Kabupaten Gowa.

Setelah proses pemilihan rekanan (kontraktor pelaksana) selesai (telah

ditetapkan pemenang lelang atas pekerjaan yang dilelang), maka

dilaksanakan komtrak kerja antara PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)

yang ditunjuk mewakili Pemerintah Kabupaten Gowa dengan pemenang

lelang untuk selanjutnya melaksanakan pekkerjaan di lapangan sampai

selesai dengan isi kontrak yang telah ditanda tangani. Permasalahan

pemeliharaan dan pengelolaan jalan kabupaten akan terus bertahan tanpa

adanya perubahan mindset sumber daya manusia yang selama ini masih

kurang profesional dan memandang bahwa mutu standar hanya dilihat dari

seberapa efisien (rasio output-input) metodologi perencanaan dan

pelaksanaan dilaksanakan, belum memandang pemenuhan standar sebagai

upaya cost effectiveness (rasio outcome-input) untuk mencapai kinerja

layanan infrastruktur jalan atau bahkan belum memandang pemenuhan

standar sebagai upaya efektif untuk mencapai hasil akhir.

2. Efisien

Efisien adalah sebuah usaha untuk meminimalisir kerugian atau

pemborosan sumber daya dalam menghasilkan atau melaksanakan sesuatu

atau sejauh mana waktu, tenaga, atau biaya yang digunakan untuk

melakukan suatu kegiatan. Efisien merupakan suatu pekerjaan yang

dilakukan secara cepat dan tepat yang mendapatkan suatu hasil yang

diinginkan dengan tepat waktu tanpa membuang-buang waktu, biaya dan

50
tenaga. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan Kepala Bidang

Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gowa:

“Efisien adalah jika seseorang dapat mengerjakan pekerjaan dengan


benar dan tepat itulah dikatakan efisien. Dalam pembangunan atau
pemeliharaan jalan di Kabupaten Gowa, ada beberapa wilayah yang
masih kurang efisien karena begitu banyak kendala-kendala yang
terjadi terutama pada anggaran juga pada kontraktor dan
pemborongnya” (wawancara RR 3 Mei 2019).

Wawancara di atas juga sama dengan yang dikatakan oleh Kepala Seksi

Pembangunan atau Peningkatan Jalan yang mengemukakan bahwa:

“efisien adalah hemat waktu, biaya, tenaga untuk mendapatkan suatu


hasil sesuaiyang diinginkan ataupun yang diharapkan, dalam
pembangunan jalan, masih kurang efisien karena masih banyak yang
belum terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan” (wawancara
dengan RA, 3 Mei 2019).
Wawancara di atas juga didukung oleh Seksi Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan yang mengatakan bahwa:

“Kesesuaian atau tepat waktu di dalam menghasilkan sesuatu tanpa


harus mengeluarkan/membuang-buang biaya, waktu, tenaga, dalam
mengerjakan tugas secara tepat, cepat, berguna dikatakan efisien,
seperti dalam pembangunan jalan harus lebih efisien lagi”.
(wawancara AL 4 Mei 2019).
Kemudian peneliti melanjutkan wawancara dengan masyarakat Kabupaten

Gowa dan mengatakan bahwa:

“Suatu ukuran keberhasilan sebuah kegiatan yang dinilai berdasarkan


besarnya biaya/sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil
yang diinginkan, dalam pembangunan jalan yang dilakukan
pemerintah yang saya lihat ada yang sudah efisien dan ada juga yang
masih kurang”(Wawancara MN 4 Mei 2019).
Kemudian peneliti melanjutkan wawancara dengan masyarakat Kabupaten

Gowa dan mengatakan bahwa:

“Mengerjakan pekerjaan dengan baik serta tepat waktu tanpa


membuang-buang waktu, dan biaya dapat dikatakan efisien, seperti
dalam pembangunan jalan harus lebih efisien lagi” (wawancara YS 4
Mei 2019).

51
Dari hasil wawancara di atas penulis menyimpulkan bahwa efisien

adalah bekerja dengan menggunakan sumber daya dan energi yang sesuai

tanpa pemborosan (tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya) mampu

menjalankan tugas dengan tepat dan cermat. Efisien merupakan suatu

pekerjaan yang dilakukan secara cepat dan tepat yang mendapatkan suatu

hasil yang diinginkan dengan tepat waktu tanpa membuang-buang waktu,

biaya dan tenaga. Dalam hal ini, semakin sedikit sumber daya yang

digunakan untuk mencapai hasil yang diharapkan maka prosesnya dapat

dikatakan semakin efisien. Efisien sering dilakukan pada berbagai bidang

kehidupan manusia yang tentunya memiliki tujuan sebagai alasan

dilakukannya.

Efisien yang dimaksudkan diatas sejalan dengan teori yang di

kemukakan oleh Menurut Arthur A.J. (2007) mengatakan strategi terdiri

dari aktivitas-aktivitas yang penuh daya saing serta pendekatan-

pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja yang memuaskan (sesuai

target). Dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan, ada beberapa

wilayah yang masih kurang efisien karena begitu banyak kendala-kendala

yang terjadi terutama pada anggaran juga pada kontraktor ataupuun

pemborongnya. Pelaksanaan atau pengerjaan pembangunan dan

pemeliharaan jalan kadang tidak selesai tepat waktu karena anggaran yang

tidak semua terbayarkan dalam tahun target penyelesaian pembangunan

dan pemeliharaan jalan. Dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan, ada

beberapa wilayah yang masih kurang efisien karena begitu banyak

52
kendala-kendala yang terjadi terutama pada anggaran juga pada kontraktor

ataupuun pemborongnya. Pelaksanaan atau pengerjaan pembangunan dan

pemeliharaan jalan kadang tidak selesai tepat waktu karena anggaran yang

tidak semua terbayarkan dalam tahun target penyelesaian pembangunan

dan pemeliharaan jalan.

Anggaran adalah sebagai suatu perencanaan dalam perusahaan atau

organisasi yang disusun secara terpadu dan dijelaskan dalam satuan unit

moneter pada periode atau jangka waktu yang sudah ditentukan menurut

Ibnu Syamsi S.U (1994), menyatakan “Anggaran adalah hasil dari

perencanaan yang berupa daftar mengenai bermacam-macam kegiatan

terpadu, baik yang menyangkut penerimaannya maupun

pengeluarannyayang dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu

tertentu”.Sedangkan menurut Baldric Siregar dan Boni siregar (1999),

mengmukakan bahwa “Anggaran adalah jumlah rupiah yang direncanakan

untukaktivitas yang dilakukan pada periode waktu tertentu”. Dalam

melakukan suatu kegiatan pembangunan jalan diperlukan adanya

perencanaan anggaran, guna untuk mengetahui seberapa besar anggaran

yang dikeluarkan dalam pembangunan jalan tersebut atau dengan kata lain

Rencana Anggaran Biaya (RAB). Untuk itu, dalam penyusunan anggaran

dibutuhkan suatu prinsip dan norma agar dalam penyusunannya dapat

terlaksana dengan baik.

Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan prinsip dan norma anggaran

menurut (World Bank:1998) yaitu : Transparan dan Akuntabel, hal ini

53
sesuai dengan kerangka otonomi daerah dengan mewujudkan

pemerintahan yang baik (good governance) dan bertanggung jawab,

dimana diperlukan syarat transparansi dalam penyusunan dan pengelolaan

anggaran daerah. Tentang Disiplin Anggaran. Anggaran yang disusun

harus berdasarkan kebutuhan masyarakat dan tidak boleh

mengesampingkan keseimbangan antar pembiayaan dan penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.

Efisiensi dan Efektivitas Anggaran, artinya alokasi dana yang

tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, disusun berlandaskan

asas efisiensi, tepat guna, tepat waktu dan dapat menghasilkan

peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang berkualitas bagi

masyarakat. Keadilan Anggaran, yaitu penggunaan anggaran secara adil

untuk kepentingan seluruh kelompok masyarakat, termasuk dalam hal ini

adalah adil secara gender.

Berikutnya akan dijelaskan kegunaan anggaran secara umum

menurut Kusnadi (1999) : Memberi arah atas kegiatan/aktivitas yang akan

dikerjakan sehingga kegiatan yang dilakukan akan menjadi terarah

terhadap tujuan yang telah dikehendaki. Anggaran akan dapat membatasi

kegiatan/aktivitas hanya padagang penting dan perlu. Anggaran dapat

dijadikan alat pengawasan organisasi. Dengan adanya anggaran, maka

setiap penyimpangan yang ada akan mudah diukur sehingga berbagai

tindakan perbaikan dapat diambil. Penggunaan metode, alat dan tenaga

kerja akan semakin efektif dan efisien sehingga kinerja organisasi akan

54
semakin baik dan terarah sesuai dengan prinsip efektivitas dan efisiensi.

Anggaran sering juga disebut sebagai rencana keuangan karena anggaran

yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter. Anggaran dalam

perusahaan adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan sebagai

upaya mengestemasikan keuangan perusahaan. Berikut adalah rekapitulasi

pendanaan belanja modal DPA SKPD Kabupaten Gowa:

Anggaran sering juga disebut sebagai rencana keuangan karena

anggaran yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter. Anggaran

dalam perusahaan adalah proses untuk merencanakan dan mengendalikan

sebagai upaya mengestemasikan keuangan perusahaan.

3. Efektif

Efektif adalah dapat mencapai tujuan maksimal seperti yang

diharapkan. Efektif dapat dijabarkan sebagai suatu pekerjaan yang bisa atau

mampu diselesaikan dengan tepat waktu, sasaran dan biaya yang sesuai

seperti rencana yang sebelumnya telah ditetapkan dengan kata lain sesuai

target yang telah ditentukan. Efektif berarti mendapatkan hasil,

manjur/mujarab. Efektif dapat dilakukan dengan melakukan sesuatu tepat

waktu.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penelitiKepala

Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gowa:

“Efektif adalah suatu perbandingan didalam berbagai aktivitas suatu


kegaiatan hingga dengan pencapaian suatu tujuan dengan waktu yang
telah diharapkan, begitu juga dalam pembangunan dan pemeliharaan
jalan banyak wilayah yang pembangunan dan pemeliharaan jalannya
sudah efektif” (wawancara RR 3 Mei 2019).

55
Wawancara di atas juga sama dengan yang dikatakan oleh Kepala Seksi

Pembangunan atau Peningkatan Jalan yang mengemukakan bahwa:

“Efektif adalah cara untuk mencapai tujuan dengan penggunan sumber


daya yang minimal namun hasil tetap maksimal, dalam pembangunan
dan pemeliharaan jalan, pengerjaan dan penyelesaiannya sudah
banyak yang efektif” (wawancara dengan RA, 3 Mei 2019).

Wawancara di atas juga didukung oleh Seksi Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan yang mengatakan bahwa:

“Efektif adalah usaha yang paling tepat demi menghasilkan segala


sesuatu yang dikehendaki, dalam pemeliharaan jalan semua usaha
yang dilakukan sudah efektif dan berjalan sesuai yang
diharapkan”(wawancara AL 4 Mei 2019).

Kemudian peneliti melanjutkan wawancara dengan masyarakat Kabupaten

Gowa dan mengatakan bahwa:

“Efektif adalah mengerjakan tugas dan menyelesaikannya untuk


mencapai target. Dalam pembangunan sudah banyak pengerjaannya
dan penyelsaiannya yang efektif” (Wawancara MN 4 Mei 2019).
Kemudian peneliti melanjutkan wawancara dengan masyarakat Kabupaten

Gowa dan mengatakan bahwa:

“Efektif adalah kemampuan mengasilkan hasil sesuai yang


dikehendaki, pembangunan jalan di sini sudah efektif dan bagus”
(wawancara YS 4 Mei 2019).
Dari hasil wawancara di atas penulis menyimpulkan bahwa efektif

adalah sebuah usaha untuk mendapatkan tujuan, hasil ataupun target yang

diharapkan/dihendaki dengan waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu

tanpa memperdulikan biaya yang harus dikeluarkan. Dari penjelesan yang

dimaksudkan tersebut, sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Suryono (2004) bahwa pengertian strategi selalu berkaitan dengan tiga hal,

yaitu, tujuan, sasaran, dan cara.

56
Pembangunan infrastruktur jalan dalam hal ini masih kurang efektif

karena masih banyak biaya ataupun anggaran yang tertunda atau belum

terpenuhi sesuai yang diinginkan. Pelaksanaan pekerjaan jalan tidak sesuai

dengan rencana yang ditetapkan terlebih dahulu, banyak jalan desa yang

mengalami kerusakan, tentunya akan berdampak pada lambannya

pergerakan roda perekonomian masyarakat karena kondisi jalan yang

buruk. Tidak hanya menyulitkan masyarakat yang akan beraktivitas sehari-

hari, namun juga menghambat perekonomian warga desa.

Pembangunan infratsruktur jalan masih menghadapi hambatan besar

dalam keterbatasan dana, baik pada tingkat pusat maupun daerah,

ditambah lagi permasalahan lain seperti pelanggaran beban muatan, tidak

berfungsinya sistem drainase, tidak berjalannya prinsip - prinsip good

governance dalam penyelenggaraan infratsruktur jalan dan koordinasi

antar pihak terkait yang tidak berjalan cukup efektif. Pemeliharaan dan

pengelolaan dalam perumusan strategi harus menunjukkan keinginan yang

kuat bagaimana pemerintah daerah menciptakan nilai tambah (value

added) bagi stakeholder pembangunan daerah. Disini penting untuk

mendapatkan parameter utama yang menunjukkan bagaimana strategi

tersebut menciptakan nilai (strategic objective).

Melalui parameter tersebut, dapat dikenali indikasi keberhasilan atau

kegagalan suatu strategi sekaligus untuk menciptakan budaya “berpikir

strategik” dalam menjamin bahwa transformasi menuju pengelolaan

keuangan pemerintah daerah yang lebih baik, transparan, akuntabel dan

57
berkomitmen terhadap kinerja, strategi harus dikendalikan dan dievaluasi,

Akdon (2011). Tata kelola dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan telah

ditengarai menjadi penyebab tidak efektif dan efisiennya perbaikan

infrastruktur jalan. Terjadinya tumpang tindih kewenangan dan saling

lempar tanggung jawab kesalahan dalam penanganan infrastruktur jalan.

4. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran dari visi dan misi dan juga merupakan

hal yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi atau

perusahaan.Tujuan berarti yang akan dituju,yang dimaksudkan, yang

berarti juga tuntutan atau yang dituntut.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti Kepala

Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gowa:

“Arah atau jurusan kemana kita akan pergi atau apa yang akan
dicapai/dihasilkan, seperti itu lah tujuan menurut saya. Tujuan dalam
pembangunan jalan ini sudah tercapai, berjalan lancar”.(wawancara
RR 3 Mei 2019).
Wawancara di atas juga sama dengan yang dikatakan oleh Kepala

Seksi Pembangunan atau Peningkatan Jalan yang mengemukakan bahwa:

“Titik fokus atas apa yang akan dicapai, jika sebuah organisasi tanpa
tujuan maka akan berujung sia-sia sebab tidak akan memberikan hasil
yang diinginkan dan tujuan dalam pembangunan atau peningkatan
jalan sudah sesuai target yang diinginkan”.(wawancara dengan RA, 3
Mei 2019).
Wawancara di atas juga didukung oleh Seksi Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan yang mengatakan bahwa:

“Kunci untuk menentukana atau merumuskan apa yang akan


dikerjakan, tujuan dari pemeliharaan jalan ini sudah tercapai dan
berjalan lancar”.(wawancara AL 4 Mei 2019).

Dari hasil wawancara di atas penulis menyimpulkan bahwa tujuan

58
Tujuan adalah keinginan yang hendak dicapai diwaktu yang akan datang

yang digambarkan secara umum dan relatif tidak mengenal batas waktu.

Maksudnya adalah kunci yang menentukan bahwa suatu kegiatan yang

dilakukan apakah memiliki tujuan atau tidak dilihat berdasarkan cara yang

digunakan untuk mencapai tujuan. Tujuan adalah keinginan yang hendak

dicapai diwaktu yang akan datang yang digambarkan secara umum dan

relatif tidak mengenal batas waktu.

Tujuan yang dimaksudkan diatas sejalan dengan teori yang di

kemukakan Siagian (2006) yang menyatakan bahwa strategi adalah suatu

rangkaian dari keputusan atau tindakan mendasar yang dibuat oleh

manajemen puncak dan diimplementasikan oleh para jajaran agar sesuatu

organisasi dapat mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan dalam

pembangunan infrastruktur jalan sudah tercapai namun belum sesuai

dengan target yang telah direncanakan.

Strategi pemerintah dalam pembangunan infrastruktur jalan ketika

dilakukan pembangunan yaitu dengan meningkatkan kualitas

pembangunan dan pemeliharan jalan. Untuk pekerjaan pemeliharaan jalan

yang sifatnya pemeliharaan rutin yang dilakukan secara terus-menerus

sepanjang tahun dan dilakukan secepatnya ketika kerusakan yang terjadi

belum meluas. Sifat pekerjaannya sederhana dan dilakukan pada tahap

kerusakan masih ringan, pekerjaannya berupa penempelan-penempelan

pada jalan yang berlubang, perbaikan-perbaikan ringan pada bangunan

pelengkap jalan yang rusak (plat duiker, pasangan talud, dll). Tidak ada

59
strategi secara terkhususnya, apabila ada perintah dari pemerintah untuk

melakukan pembangunan maka akan dilakukan apabila anggaran, alat dan

bahan tersedia, begitpun dalam pemeliharaan jalan dilakukan secara

berkala.

60
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab IV, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Strategi Pemerintah dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan dapat dilihat

dari Sumber daya manusia yang bekerja atau yang bertugas dalam

pembangunan dan pemeliharaan jalan yaitu kontraktor/pemborong.

Pelaksanaan pekerjaan jalan di lapangan itu melalui pihak ketiga (rekanan)

yang pemilihannya melalui preses tender sesuai PerPres yang berlaku, yaitu

PerPres 16 Tahun 2018 tentang pengadaan barang atau jasa pemerintah,

sebelumnya PerPres No.54 tahun 2010 yang proses pelaksanaannya

dilaksanakan oleh unit layanan pengadaan Kabupaten Gowa.Setelah proses

pemilihan rekanan (kontraktor pelaksana) selesai (telah ditetapkan pemenang

lelang atas pekerjaan yang dilelang), maka dilaksanakan kontrak kerja antara

PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) yang ditunjuk mewakili Pemerintah

Kabupaten Gowa dengan pemenang lelang untuk selanjutnya melaksanakan

pekerjaan di lapangan sampai selesai dengan isi kontrak yang telah ditangani.

Efisien adalah bekerja dengan menggunakan sumber daya dan energi yang

sesuai tanpa pemborosan (tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya)

mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat. Dalam pembangunan

infrastruktur jalan, ada beberapa wilayah yang masih kurang efisien karena

begitu banyak kendala-kendala yang terjadi terutama pada anggaran juga pada

61
kontraktor ataupun pemborongnya. Pelaksanaan atau pengerjaan pembangunan

dan pemeliharaan jalan kadang tidak selesai tepat waktu karena anggaran yang

tidak semua terbayarkan dalam tahun target penyelesaian pembangunan dan

pemeliharaan jalan.

Efektif adalah sebuah usaha untuk mendapatkan tujuan, hasil ataupun target

yang diharapkan/dihendaki dengan waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu

tanpa memperdulikan biaya yang harus dikeluarkan. Pembangunan

infrastruktur jalan dalam hal ini sudah efektif namun masih banyak biaya

ataupun anggaran yang tertunda.

Tujuan merupakan keinginan yang hendak dicapai diwaktu yang akan

datang yang digambarkan secara umum dan relatif tidak mengenal batas waktu.

Suatu kegiatan yang dirancang pastinya memiliki tujuan yang ingin dicapai,

hanya saja bagaimana proses dan cara agar tujuan tersebut dapat terwujudkan

terutama dalam pembangunan jalan yang seringkali mengalami kerusakan

karena beban berlebih atau overloading.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan mengenai strategi pemerintah dalam

pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Gowa adalah:

1. Diharapkan pada kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

untuk lebih meningkatkan proses pemilihan sumber daya manusianya

khususnya dalam pemilihan pemborong atau kontraktor dalam pekerjaan

dan pemeliharaan jalan.

62
2. Kepada pemerintah Kabupaten Gowa khususnya pada Kantor Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk lebih memaksimalkan

pekerjaan dan pemeliharaan jalan dalam jangka panjang yang lebih

efisien, meningkatkan pemeliharaan jalan yang sifatnya rutin (dilakukan

secara terus-menerus sepanjang tahun dan dilakukan secepatnya agar

kerusakan yang terjadi belum meluas).

3. Diharapkan pada pemerintah khususnya kantor Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang untuk lebih memerhatikan biaya/anggaran dalam

pekerjaan dan pemeliharaan jalan agar tidak tertunda pekerjaan juga

anggarannya.

4. Kepada Pemerintah Kabupaten Gowa untuk menertibkan kendaraan-

kendaraan yang memiliki beban berlebih (overloading) agar tidak terjadi

kerusakan yang sangat cepat dari umur rencana jalan.

63
DAFTAR PUSTAKA

Amrodin.2010.Konsep Dasar Manajemen Strategik 2.1


Eprints.walisongo.ac.id/3013/3/1104034_Bab2.pdf. Grant, Robert. M.
1999. Analisis Strategi Kontemporer: Konsep, Teknik, Aplikasi. Edisi
kedua, Terjemahan Thomas Secokusumo. Jakarta: Erlangga

David, Freed R. 2017. Manajemen Strategik Suatu Pendekatan Keunggulan


Bersaing. Jakarta: Salemba Empat

Hadjan, Philipus M, dkk. 2003. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia


(Introduction To The Indonesia Administrative Law). Cetakan
kesembilan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hariadi, Bambang. 2005. Strategi Manajemen. Malang: Bayumedia Publishing.

Hatten, Kenneth J, dan Hatten, Marry Louise. 1998. Efektive Strategi


Management. Englewood cliffs: Precentice Hall.

Heene, Aime dan Desmith, Sebastian. 2010. Manajemen Strategik Keorganisasian


Publik. Bandung: PT Refika Aditama.

Hidayat, Rizal A. 2008. Manajemen Strategik. Model Balance Score Card: Kajian
Tahap Formulasi Strategi, Jurnal Forum Ilmiah Indonesia. Volume 5
No.1

Hutapea. 2017. Strategi Pemerintah Dalam Pembangunan Kawasan Wisata Muara


Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015. Jurnal
Organisasi Manajemen. Volume 4 No.1

Joyce, Paul.2015. Strategic Management In The Public Sector. New York:


Routledge 2 Park Square.

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif.


Jakarta: Erlangga.

Riswan. 2009. Hukum Pemerintah Daerah. Bandung: Citra adiyati Bakti

Salusu. 2006. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik Dan


Organisasi Nonprofit. Jakarta: Grasindo.

Suryono. 2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang: Universitas Negeri


Malang, UM. Press.

Tjokroadmidjojo, Bintoro. 1982. Teori Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta:

64
PT Gunung Agung.

Wheelen, T dan Hunger, D. 2012. Strategic Management and Business


Policy.13th. Prentice Hall.

65
L

66
Wawancara dengan kepala bidang bina marga

Wawancara dengan seksi pembangunan/peningkatan jalan

67
68
RIWAYAT HIDUP

Kasmira, Lahir pada Tanggal 15 Mei 1997 Bulukumba,

Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Anak kedua

dari pasangan suami istri Muhammad Ali dan Hasni,

Penulis menempuh pendidikan di SD 178 Tulekko

Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan dan selesai pada

tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di MTS

NEGERI BONTOTANNGA Bulukumba Sulawesi Selatan dan selesai pada tahun

2012, pada tahun yang sama penulis melanjutkan Pendidikan ke Sekolah

Menengah Atas di SMA Negeri 2 Bantaeng Sulawesi Selatan dan selesai pada

tahun 2015. Kemudian penulis melanjutkan Pendidikan pada Perguruan Tinggi di

Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik dengan Program Studi Ilmu Administrasi Negara Peneliti

sangat bersyukur, karena telah diberikan kesempatan untuk menambah ilmu

pengetahuan yang nantinya dapat diamalkan dan memberikan manfaat.

69

Anda mungkin juga menyukai