Full Text
Full Text
Oleh :
MAKASSAR 2020
STRATEGI KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN KASUS
PENYEBARAN BERITA BOHONG (HOAX) DI
KABUPATEN GOWA
SITI HADIJAH AL
DZULHIJJAH
Kepada
MAKASSAR 2020
i
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau
melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima
akademik.
Makassar, 24 Januari
2020 Yang
Menyatakan
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi
Wabarokatu
penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, masukan dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca yang
setinggi- tingginya kepada Ibu Dr. Hj. Sudarmi, M.Si sebagai pembimbing I dan
semua pihak yang telah mendukung dan membantu secara moril dan materil,
yaitu kepada:
2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S,Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, MPA, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Makassar.
vi
4. Bapak dan Ibu dosen serta Staf tata usaha Fakultas Ilmu Sosial dan
dibangku perkuliahan.
5. Kedua orang tua Ayahanda Muhammad Said S.Pd dan Ibunda Hasnah
yang sangat penulis cintai, yang telah memberikan segala hal terbaik kepada
dan kasih sayangnya serta memfasilitasi penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
dari penulis beserta nenek, aunty, uncle serta sepupu-sepupu yang tidak
penulis sebutkan satu persatu. Untuk saudara kandung Muh Islamsyah &
Surya Sumantri, Siti Nurjannah Indah Sari, Muh Isman Juliansyah, dan
semangat melewati suka duka dengan penulis dalam meraih gelar sarjana.
di POLRES Gowa.
8. Bapak dan Ibu Guru dimana penulis menuntut ilmu mulai dari jenjang
mahasiswa(i) seperjuangan yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu.
vii
10. Teman-teman Tarbiyah serta Murobbiyah Kak Aisyah yang telah
lingkungan kampus.
11. Teman-teman KKP angkatan XVII Desa Bonto Barua yang menjadi
bangsa.
14. Untuk kakanda senior Ilmu Administrasi Negara serta Kak Wahyu dari
bersifat moril maupun materil dari semua pihak kepada penulis mendapatkan
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM.....................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................iv
ABSTRAK................................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..................................................................................6
D. Manfaat Penelitian................................................................................6
A. Penelitian Terdahulu............................................................................8
B. Konsep Strategi....................................................................................9
C. Berita Bohong (Hoax)..........................................................................12
D. Pengertian Kepolisian..........................................................................17
E. Konsep Penanggulangan Kejahatan.....................................................19
F. Kerangka Pikir.....................................................................................25
G. Fokus Penelitian...................................................................................26
H. Deskripsi Fokus Penelitian..................................................................27
ix
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................31
F. Teknik Analisis Data ...........................................................................32
G. Keabsahan Data ...................................................................................33
A. Kesimpulan .........................................................................................67
B. Saran ....................................................................................................69
x
DAFTAR TABEL dan GAMBAR
Tabel 2.3 Daftar Kasus Hoax Pada Media Sosial di Kabupaten Gowa .............. 47
Gambar 2.4 Polres Gowa Bersama Generasi Millenial Menolak Hoaks ........... 50
xi
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
isu SARA merupakan hal yang sering ditemukan oleh masyarakat. Berdasarkan
pada hasil survei yang dilakukan terkait isi hoax yang sering diterima oleh
pada tahun 2017 sebanyak 91,8% meningkat pada tahun 2019 ini menjadi 93,2
% sedangkan hoax terkait isu SARA menurun yakni 88,6% dari tahun 2017
menjadi 76,2% pada tahun 2019 dan hoax terkait bencana alam pada tahun ini
naik dari 10,3% pada tahun 2017 menjadi 29,3%. Selanjutnya pada hasil
survei yang dilakukan tersebut, ditemukan informasi baru yakni adanya hoax
berisi info pekerjaan sebanyak 24,4% dan sisanya hoax terkait isu kesehatan,
penipuan, iptek, berita duka, sosial budaya, kecelakaan lalu lintas dan candaan.
Berita bohong (hoax) adalah berita yang disebarkan oleh pelaku yang
berisikan berita tidak benar atau tidak sesuai fakta yang sebenarnya, dengan
tujuan dan maksud tertentu. Penyebar berita hoax dapat dikenakan Undang-
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam Pasal 28 Ayat (1)
berisi “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
Transaksi Elektronik”, Ayat (2) “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)”. Selain itu ancaman pidana,
diatur dalam Pasal 45 ayat (2) yang berisi ancaman pidana penjara bagi pelaku
yang memenuhi unsur dalam Pasal 28 ayat (1) dan (2) tersebut diatas , maka
dikenakan pidana penjara maksimal 6 tahun dan denda paling banyak 1 milyar
dalam menangani kasus penyebaran berita bohong (hoax). Hal ini sesuai dengan
fungsi kepolisian yang secara jelas tercantum dalam Undang- Undang Nomor 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, pada Pasal (2) menegaskan
bidang
2
3
masyarakat.”
kasus penyebaran berita bohong (hoax). Setiap oganisasi baik sector publik
peluang dan ancaman yang ada, serta menetapkan sasaran dan arah yang jelas
rencana pimpinan puncak dengan fokus pada tujuan organisasi jangka panjang
dan penyusunan cara atau upaya dalam mencapai tujuan (Marrus, 2002). Cara
atau upaya dalam menangani sebuah kejahatan tentunya tak lepas dari rencana
permasalahan.
Syamsul Hidayat, S.H, M.H, (Satria, 2018) dapat dilakukan melalui upaya
penanaman nilai- nilai atau norma-norma yang baik pada diri seseorang agar
masyarakat secara langsung atau melalui media sosial yang dilakukan oleh
kepolisian adalah salah satu upaya awal penanganan dalam penyebaran berita
bohong (hoax). b) upaya preventif adalah tindakan lanjutan masih dalam tahap
3
4
pihak lainnya yang memiliki wewenang yang sama. c) upaya represif adalah
upaya yang dilakukan setelah terjadi kejahatan melalui penegakan hukum dan
Sebuah riset yang dilakukan oleh salah satu blog teknologi asal
mengungkap bahwa dari riset yang dilakukan masih banyak orang Indonesia
yang tidak dapat mengenali informasi hoax yang beredar dengan baik pada
media sosial. Hal ini sesuai dari data yang telah didapatkan pada media sosial
tentang penyebaran hoax dan seperti apa sikap serta tanggapan responden saat
menerima berita bohong atau hoax. Sebanyak 44,19 % responen tidak yakin
memilih berdiam diri dan tidak percaya ketika menemui berita hoaks (Eka,
2018).
menjadi resah satu diantaranya ialah adanya berita yang beredar di media
sosial terkait kasus penculikan anak yang diberitakan terjadi di jalan Batua Raya
4
5
siber direktorat reserse kriminal khusus kepolisian daerah Sulawesi Selatan tengah
dalam siaran pers website resmi kominfo menyatakan bahwa berita bendungan
bili-bili retak adalah hoax dan faktanya bendungan bili-bili dalam keadaan
aman sampai sekarang. Bendungan ini adalah yang paling besar di Sulawesi
Selatan. Dengan luas waduk 40.428 hektare. Pembebasan lahan mulai tahun
2019)
ditentukan peran serta dukungan dari masyarakat. Polres Gowa dalam hal
ini mengimbau dan mengedukasi masyarakat agar berani melawan hoax melalui
media sosial dengan membuat video kreatif berupa lagu yang mencover
ulang lagu sayur kol yang terinspirasi dari kasus kebohongan yang dilakukan oleh
Polres Gowa dan mendapat respon yang baik oleh masyarakat. Video kreatif
lagu yang dinyayikan anggota Polres Gowa, berisikan pesan agar masyaratkat
bisa melawan berita bohong (hoax) yang beredar di media sosial (Muchlis, 2019).
tersebut, personil Polres Gowa bersama Aparat TNI dari Kodim 1409/Gowa
melakukan
5
5
6
deklarasi anti hoax dan Sara di halaman Mapolres Gowa. Kegiatan tersebut
berita bohong dan hal-hal yang dapat menjadi pemecah di antara seluruh
lapisan masyarakat. Dari uraian diatas penulis tertarik mengkaji lebih lanjut
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
di Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
b. Sebagai salah satu bahan referensi bagi para peneliti lainnya, terkait
6
7
2. Manfaat Praktis
agar kedepannya lebih baik khususnya bagi Kepolisan Resor (Polres) Kabupaten
Gowa dalam penanganan kasus berita bohong (hoax) dan bagi masyarakat
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Lampung namun dalam ilmu kajian yang berbeda yaitu menurut perspektif
cara yaitu: cara pre-emtif ialah dengan penanaman nilai-nilai dan norma yang
baik terhadap seseorang, cara preventif yaitu upaya awal yang masih
yaitu cara represif ialah upaya penal setelah tindak pidana terjadi.
Nur alam Syafar pada tahun 2018 mahasiswa jurusan ilmu administrasi
dan pada tingkat instansi kepolisian yang berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulisan skripsi ini, yaitu dengan judul Strategi Kepolisian
dilakukan oleh Nur alam Syafar tersebut memaparkan bahwa terdapat lima
jenis kategori kejahatan oleh geng motor di wilayah kota Makassar dan
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dan mencegah tindak
8
9
pre-entif, upaya preventif dan upaya represif serta kerjasama yang dilakukan
oleh Polrestabes dalam rangka mencegah kejahatan kasus geng motor yaitu
B. Konsep
Strategi
1. Pengertian Strategi
Definisi strategi sering kali kita temui memiliki arti yang berbeda-beda.
Namun kata strategi sesungguhnya berasal dari kata Yunani klasik “strategos”
atau yang sering diartikan sebagai sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral
peperangan.
puncak dengan fokus pada tujuan organisasi jangka panjang dan penyusunan
cara atau upaya dalam mencapai tujuan (Marrus: 2002). Dalam ruang lingkup
dimensi akuntabilitas
kinerja. Sedangkan menurut Mulgan (Muhammad, 2013: 70) menguraiakan
perbedaan diantara keduanya dapat terlihat dari penilaian waktu dan masa
depan. Kedua, pemerintah juga mau tidak mau harus bekerja dengan prinsip
pelayanan yang berlaku umum untuk semua produk dan jasa yang dihasilkan
dengan cara berbeda, yaitu dengan melihat kompetensi apa yang dimiliki dan
suatu tujuan strategi sebagai penentu arah dalam organisasi, strategi berkenaan
dengan cara atau upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi baik
digunakan dalam suatu organisasi tidaklah sama, ada beberapa tipe strategi yang
Adapun tipe- tipe strategi tersebut menurut Kooten dalam (Salusu, 2006:104-
dari suatu program tertentu. Seperti halnya apa dampak yang dapat
sebagainya.
inisatif strategi.
sangat
sesuai, mengingat kepolisian merupakan lembaga negara dalam hal menjaga
dan tugas dalam penegak hukum di Indonesia, hal ini sesuai dengan Undang-
C. Berita Bohong
(Hoax)
diterjemahkan dengan penulisan menjadi hoaks, kata hoaks memiliki arti “ berita
pemberitaan yang isinya telah dipalsukan atau tidak benar dengan maksud
penyebaran hoaks bukan hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara lain.
Istilah hoaks pertama kali populer di Amerika melalui film The Hoax. Pada
dengan
sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras, dan antar
golongan (SARA).” Selain itu ancaman pidana, diatur dalam Pasal 45 ayat
(2) yang menerangkan bahwa setiap orang yang memenuhi unsur sesuai dalam
Pasal 28 ayat (1) atau (2) tersebut diatas, maka dikenakan hukuman penjara
pada media elektronik maupun cetak yang dilakukan oleh pelaku kejahatan
a. Clickbait atau tautan jebakan ialah tautan yang dibuat sesuai fakta
menipu.
c. Fake news atau pemberitaan bohong yang isi beritanya telah dipalsukan
dan semakin aneh isi beritanya maka dianggap baik oleh penulis berita
bohong tersebut.
d. Satire ialah tulisan yang mengandung humor, dan hal-hal yang bersifat
diperbincangkan.
bukti- bukti atau pendapat sesuai yang ia yakini dan mengabaikan bukti
berita bohong (hoax) menurut Prayitno (2017) antara lain sebagai berikut:
Elektronik (ITE)
dan denda sebesar lima ratus juta rupiah, karena terbukti membuat akun
didalam masyarakat.
www.jpp.go.id.
Informasi yang ditampilkan berupa berita yang berkaitan dengan apa
Gerakan anti hoaks ini juga merupakan salah satu upaya yang
tokoh masyarakat juga bergabung dalam gerakan ini dan menjadi duta anti
hoaks.
Mekanisme kerja tim ini didukung oleh peralatan teknologi dan informasi
hoaks.
Ancaman pidana terkait perbuatan penyebar hoaks juga terdapat
Pasal 14 ayat (1) dan (2). Dalam ayat 1 menerangkan bahwa “barangsiapa,
D. Pengertian Kepolisian
Indonesia, yaitu : “Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan
pengamanan swakarsa;
g. Melakukan penyidikan dan penyelidikan terhadap semua tindak pidana
lainnya;
kepolisian;
manusia;
pemberian efek jera terhadap pelaku agar dapat menyadari kejahatan yang telah
mereka lakukan.
Kepolisian sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara dalam
masyarakat.
kepolisian terdiri dari tiga bagian pokok (Monica: 2017) yakni sebagai berikut:
rasional dari reaksi sosial terhadap kejahatan). Kebijakan kriminal ini pun
tidak terlepas dari kebijakan yang lebih luas, yaitu social policy atau kebijakan
sosial yang terdiri dari kebijakan atau upaya-upaya untuk kesejahteraan sosial
mengemukakan bahwa melalui upaya non penal ini tujuan utamanya ialah
menangani faktor-faktor
penyebab terjadinya kejahatan, meliputi masalah-masalah maupun kondisi
Secara umum upaya non penal dikenal sebagai upaya yang utama
(hoax) yang terjadi di dunia maya tentunya bukan hanya mengganggu dan
sosial.
kepolisian. Cyber Troops atau pasukan pada dunia maya merupakan salah
terhadap setiap hal yang bertentangan dengan hukum dan peraturan yang berlaku,
pelaku kejahatan. Menurut Marc Ancel dalam Arief (2008: 23) kebijakan
dan memeriksa suatu tindak pidana sesuai dengan prosedur serta peraturan yang
berlaku.
Upaya penanggulan kejahatan terdiri atas tiga bagian pokok ( Alam, 2010:
1. Pre-Emtif
nilai-nilai dan norma-norma yang baik dalam diri seseorang. Faktor niat
pencegahan ini berasal dari teori NKK, yaitu: Niat + Kesempatan terjadi
Kejahatan.
2. Preventif
kejahatan. Contoh seorang pencuri yang ingin mencuri motor akan tetapi
ada
berada di tempat penitipan motor yang terjaga dan aman sehingga
3. Represif
cara yaitu: melalui tindakan persuasif dan koersif. Tindakan persuasif ialah
ataupun masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan norma yang berlaku sedangkan
tindakan koersif ialah bentuk pengendalian sosial yang sifatnya tegas, dapat
dikatakan bahwa tindakan koersif ini dengan pemberian sanksi yang tegas atau
himbauan dan arahan dari kepolisian agar masyarakat tertib berlalu lintas
dan memperhatikan rambu-rambu jalan dan mengenakan helm agar aman saat
melanggar salah satu aturan berkendara, maka polisi lalu lintas dengan
data yang sesuai berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada obyek
pada Pasal 5 dan Pasal 14 ayat (1) huruf g. Kepolisian memiliki peranan
penting dalam penanganan penyebaran berita bohong (hoax), dalam hal ini
Kepolisian Resor Gowa memiliki cara strategis tersendiri dalam mengimbau dan
strategis lainnya.
sebagai upaya penanganan, sebagai berikut: a) Pre-emtif yaitu sebagai upaya atau
penindakan masih
dalam tahap pencegahan sebelum terjadinya kejahatan, dalam hal ini
tindakan yang dilakukan setelah terjadi tindak pidana, dalam hal ini kepolisian
dapat digambarkan bagan kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
Pre-emtif Represif
Preventif
G. Fokus Penelitian
(ITE).
dilakuakan oleh Polres Gowa dalam penanganan kasus hoax, baik yang
mengetahui strategi dan upaya apasaja yang dilakukan oleh Polres Gowa dalam
secara pre-emtif, preventif dan represif. Ketiga sub fokus penelitian inilah
yang nantinya akan dikaji dan dianalisis sesuai dengan data dan fakta dengan
H. Deskripsi Fokus
Penelitian
2. Berita bohong (hoax) adalah berita yang memuat informasi yang isinya
4. Upaya preventif adalah tindak lanjut dari upaya pre-emtif masih dalam
5. Upaya represif adalah upaya yang dilakukan pada saat telah terjadi
METODE PENELITIAN
ini dilakukan dilokasi setelah keluarnya surat izin penelitian dari LP3M dan
langsung dengan ibu kota Sulawesi Selatan yakni Kota Makassar dan tidak
1. Jenis penelitian
dengan situasi, sikap, dan fakta yang terjadi. Menurut Moleong (2010: 6)
apa yang dialami oleh subjek penelitian secara deskriptif yakni ke dalam
bentuk kata- kata dan bahasa dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
29
30
2. Tipe penelitian
C. Sumber Data
1. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh penulis dari
obyek penelitian.
maupun perusahaan, analisis industri oleh media, situs web, internet dan
D. Informan Penelitian
menguasai dan memahami data, serta informasi ataupun fakta dari suatu objek
terdiri dari 7 orang antara lain yaitu: Kasat Intelkam Polres Gowa, Kasubbag
Masyarakat pengguna media sosial. Adapun daftar informan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Tabel 1.1: Daftar Informan Penelitian
2007:118)
Kabupaten Gowa.
3. Dokumentasi; setelah melakukan wawancara dan observasi selanjutnya
analisis oleh penulis secara kualitatif dan dibahas dalam bentuk penjabaran dan
analisis data model Miles dan Humberman dalam Sugiyono (2014: 246-252)
3) Conclusion Drawing/verification
yang sesuai dan konsisten pada saat dilakukan penelitian dalam mengumpulkan
data.
Kesimpulan yang dikemukaan merupakan kesimpulan yang kredibel apabila
G. Keabsahan Data
berbagai cara dan waktu. Dengan demikian terdapat tiga macam triangulasi,
yaitu:
1. Triangulasi sumber yaitu pengujian data yang dilakukan dari data yang
dan berbatasan langsung dengan ibu kota Makassar dengan luas wilayah 1.883,32
km² atau sama dengan 3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros.
Takalar.
bahasa yang
34
35
Gowa.
kecamatan yaitu sekitar 72,26% yang terdiri dari: Kecamatan Parangloe, Manuju,
topografi tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan yakni Kecamatan Somba Opu,
23 Tahun 2010
tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat kepolisian resort
polisi (BETAH);
maritim;
melaksanakan deteksi dini dan deteksi aksi secara cepat dan akurat
dan terpercaya;
5. Menjamin terlaksananya penaggulangan keamanan dalam negeri di
berdasarkan kegotongroyongan.
atas 5 unsur yakni: unsur pimpinan, unsur pengawas dan pembantu pimpinan,
unsur pelaksana tugas pokok unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas
kewilayahan.
KAPOLRE
S (AKBP)
WAKAPOLRE
S (KOMPOL)
Unsur pimpinan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
KASUB KASU
BAG B BAG KAS KASU KAS
KASUB KASUB KASUB
PROGA DALG UB BBAG UB
BAG BAG BAG AR
R BAG SARP BAG
BINOP DALOP HUMA
PERS RAS KUM
S S S
KA SPKT
KASITIPOL
Unsur pendukung
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----
KAPOLSEK
WILAYAH KAB Unsur pelaksana tugas
Kewilayahan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Tujuan Polres Gowa
b. Terwujudnya perubahan mind set dan culture set personil Polres Gowa
polisional yang produktif dan didukung almatsus Polres Gowa berbasis teknologi
modern dan unggul melalui perubahan mind set dan culture set (revolusi
mental);
media;
yang positif bagi penggunanya, namun disisi lain juga memberikan dampak
Undang No. 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
wilayah Kabupaten
Gowa dua tahun terakhir ini tercatat telah ditangani oleh Polres Gowa yakni
sebanyak lima kasus, berikut data yang penulis dapatkan dari Satreskrim
Polres Gowa terkait tindak lanjut penanganan kasus pelanggaran ITE yang terjadi
Tabel 2.1 Data Tindak Lanjut Penanganan Kasus Pelanggaran ITE di Polres Gowa
Tahun 2018
Kasus pelanggaran ITE pada tahun 2018 sesuai pada tabel 1.2 diatas
Kabupaten Gowa yakni kasus penipuan melalui media sosial, tanpa hak dan
izin mengakses sistem elektronik orang lain, melakukan grab fiktif, penghinaan
melalui media sosial, dan pencemaran nama baik melalui media sosial.
mengakses sistem elektronik orang lain dan kasus grab fiktif masing-masing
melalui penyidikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pada tahun 2018 total terdapat
sebanyak 2 berkas. Selanjutnya pada tahun 2019 data tindak lanjut penanganan
Tabel 2.2 Data Tindak Lanjut Penanganan Kasus Pelanggaran ITE di Polres Gowa
Tahun 2019 Januari sampai dengan September
dan 1 tindakan SP 3 yang artinya berkas kasus tidak dilanjut ke kejaksaan karena
bukan tindak pidana, kadaluarsa atau meninggal dunia. Pada kasus melakukan
grab fiktif terdapat 1 tindakan penanganan yakni P21 yang artinya berkas telah
rampung dan
diterima oleh kejaksaan. Kemudian pada kasus penghinaan dan penipuan
Negeri Gowa.
Data pada tahun 2019 sebagaimana dalam tabel 2.2 tersebut diatas,
tahun 2018 menjadi 6 laporan dari 4 kasus pelanggaran pada tahun 2019 bulan
Gowa dalam menekan terjadinya kasus pelanggaran ITE yang terjadi dalam
media massa secara online memberitakan sejumlah kasus yang viral dan
mengandung unsur kebohongan atau berita bohong (hoax), berikut ini penulis
telah merangkum sejumlah hoaks yang beredar pada media sosial maupun
Tabel 2.3 Daftar Kasus Hoaks Viral Melalui Media Massa yang Terjadi di
Kabupaten Gowa.
No Tahun Daftar Kasus Hoaks yang viral melalui media sosial terjadi di
Kabupaten Gowa.
1. 2018 Hoaks terkait penyebaran video analisis akan terjadi kerusuhan
22 Mei 2019 setelah penetapan pemenang pemilu.
1. 2018 Hoaks terkait bendungan bili-bili di Kabupaten Gowa retak
disebabkan gempa.
3. 2018 Akibat hoaks mahasiswa di Kabupaten Gowa tewas akibat
dikroyok warga, korban dituduh maling di sebuah Mesjid di
Kabupaten Gowa.
4. 2018 Hoaks terkait pemberitaan viral anak remaja asal Gowa bertelur.
bohong (hoax) pada tahun 2018 ialah yang paling sering terjadi di
maupun lokal. Hingga kasus terkait fasilitas publik seperti halnya pemberitaan
Gowa retak pun pernah viral di media sosial maupun media massa secara
online. Untuk itu, sebagai masyarakat diera modern sekarang ini, perlunya
pemberitaan atau informasi yang kita dapatkan. Mencari tahu dari beberapa
kebenarannya.
pemaparan dari Kasubbag Humas Polres Gowa kepada peneliti sebenarnya belum
ada, namun Polres Gowa memiliki sejumlah cara dan strategi yang dilakukan
Kabupaten Gowa itu sendiri. Selain itu sebagai upaya dari menjaga
berikut:
1. Strategi Penanganan Secara Pre-emtif
kejahatan tersebut terjadi. Upaya awal yang dilakukan seperti penanaman nial-
nilai moral khususnya kepada generasi muda agar tidak mudah menyebarkan
berita bohong (hoax), hal ini dilakukan oleh Polres Gowa dengan melakukan
tersebut:
tindakan atau upaya pencegahan awal yang coba dilakukan oleh Polres Gowa
melalui kegiatan wisata edukasi kepada para pelajar. Wisata edukasi tersebut
dapat dikatakan sebagai salah satu strategi penanganan awal yang dilakukan
Polres Gowa sebagai upaya penanaman nilai-nilai moral yang baik dengan
yang baik harus dimulai dari sejak dini, selain menambah pemahaman para
pelajar terkait dunia kepolisian dan hukum juga menjadi pembelajaran moral
kepada para pelajar agar lebih bijak menggunakan media sosial. Lebih lanjut
wisata edukasi oleh Polres Gowa ini dilakukan sebanyak tiga kali dalam
terkecuali hingga kepolisian sektor ikut aktif dan berperan dalam memberikan
penanaman nilai- nilai moral yang baik, berkaitan dalam dunia kepolisian
Kegiatan wisata edukasi oleh Polres Gowa, ini berjalan sejak tahun
sehingga para pelajar tidak terlibat baik sebagai korban maupun pelaku dalam
suatu tindakan kriminalitas. Program ini juga mendekatkan generasi muda dalam
pre- emtif lain yang dilakukan oleh Polres Gowa ialah dengan melakukan
masyarakat terkait berita atau informasi hoaks dilakukan melalui media cetak,
media online maupun secara langsung. Terkait hal tersebut, berikut ini
sosial untuk memberikan edukasi kepada masyarakat baik dalam bentuk video
aktraktif dan kreatif maupun meme yang dapat diakses melalui internet oleh
2019 pada poin satu dan dua yaitu terpenuhinya sarana/prasarana dan almatsus
unggul melalui perubahan mind set dan culture set (revolusi mental).
secara langsung maupun tidak langsung. Seperti salah satu contoh digelarnya
deklarasi anti hoaks dan Sara pada sabtu tanggal 17 maret 2018 lalu, usai
dan hal- hal yang dapat menjadi pemecah di antara seluruh lapisan masyarakat.
pernyataan dari Kasat Intelkam terkait upaya strategis yang dilakukan untuk
menghimbau masyarakat:
pada media sosial yang cakupan penyebaran hoaks jauh lebih luas dari berbagai
berita atau informasi yang bersifat hoaks. Berikut hasil wawancara terhadap
informan:
“Kalau saya menerima atau membaca berita hoaks, saya salah satu
korban yang sering mendapati hal tersebut, biasanya dampak yang saya
rasakan itu sendiri banyaknya kekeliruan informasi yang saya dapat
sehingga saya merasa tidak jeli, tidak teliti dalam menyaring dan meng-
share informasi- informasi.” (hasil wawancara dengan S 19 Oktober
2019).
terlebih dahulu. Sehingga tidak merugikan orang lain, seperti halnya yang
dirasakan oleh informan H dan S tersebut diatas yang merasa negatif thingking,
cemas dan bimbang bahkan sulit dalam mengenali mana berita dan informasi
yang benar.
preventif sebagai bagian dari upaya pencegahan awal setelah dilakukan tindakan
pre-emtif sebelumya.
Gambar 2.6. Salah satu bentuk penyampaian pesan oleh Polres Gowa
melalui media sosial
pesan oleh Polres Gowa melalui media sosial berisiakan pesan agar
masyarakat tidak begitu saja menyebarkan konten negatif namun terlebih dahulu
melakukan check dan recheck serta saring sebelum sharing konten maupun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam pasal 28 ayat 1 dan
hukuman penjara maksimal 6 tahun dan dengan denda paling banyak 1 milyar
rupiah.
pengetahuan
masyarakat terkait hal itu tidak begitu dalam, seperti halnya dengan yang
pejelasan bahwa dia pun tak mengetahui secara pasti namun mengetahui
adanya undang- undang yang mengatur tentang hoaks, berikut hasil wawancara
dengan informan:
“Ancaman bagi pelaku hoaks yang saya tau ada pasal yang dibuat
oleh pemerintah bagi pelaku hoaks.” (hasil wawancara H 18 Oktober
2019).
dapat menjerat pelaku penyebar hoaks, agar tidak adanya niat ataupun
terus terjadi. Sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan menurut Alam (2010:
69) bahwa cara pencegahan berasal dari teori NKK yaitu ketika adanya niat
dan kesempatan, maka terjadi kejahatan. Oleh karena itu ketika pengetahuan
hoaks.
3. Strategi Penanganan Secara Represif
yang dilakukan oleh Polres Gowa menurut hasil wawancara serta observasi yang
masyarakat dihimbau agar dapat mengecek kebenaran berita atau informasi yang
tidaklah benar, melalui siaran pers oleh Kominfo menetapkan bahwa informasi
tersebut hoaks.
pun ikut berpatroli dalam mengawasi situasi bendungan saat itu. Berikut
kebenarannya melalui instansi sesuai dengan berita yang tertuju. Berikut ini
agar tidak mudah percaya dengan pemberitaan atau informasi yang didapatkan
yang belum tentu kebenarannya, dan tidak meng-share ke media sosial yang
dimiliki sebelum mengecak kebenaran beritanya. Hal ini juga dilakukan oleh
Gowa menghimbau kepada masyarakat agar tidak asal sharing konten dari
sumber yang tidak jelas, dan memastikan mengecek kebenaran informasi dari
penjelasan dari hasil wawancara dengan Kasubbag humas terkait tim cyber
“Tim cyber troops itu bermain media sosial dan berpatroli pada
media sosial. Apabila satu orang anggota menemukan satu konten yang
mengarah
ke provokasi ataupun ujaran kebencian langsung lapor ke kami dan
kami langsung mengambil tindakan”. Kemudian pada pernyataan
berikunya beliau menambahkan “suatu berita negatif tersebut dilempar
oleh seseorang untuk mengadu domba, kami counter dengan berita-
berita positif. Berita itu baik berupa tulisan, narasi berita, meme pesan dan
video. Setiap ada pemberitaan negatif kami share, pesan anti hoaks
bijak dalam bermedsos.” (hasil wawancara M.T 9 September 2019).
bahwa tim cyber troops Polres Gowa merupakan seluruh personil kepolisian
Polres Gowa dan berperan aktif dalam menggunakan media sosial, yang
dari pihak atau orang yang merasa dirugikan atas informasi maupun berita hoaks
yang tersebar. dengan menyertakan bukti dan saksi atas laporan tersebut.
benar adanya. mengumpulkan barang bukti dan menelusuri sumber berita atau
informasi yang
terdapat unsur tindak pidana sesuai dengan undang-undang ITE yang berlaku. Hal
bohong (hoax) pada media sosial dan merasa di rugikan akan pemberitaan
tersebut maka langkah yang dapat dilakukan pihak yang merasa di rugikan
dan merasa dirugikan maupun merugikan banyak orang maka masyarakat dapat
berupa capture bukti terkait adanya berita bohong (hoax) yang di temukan
kemudian akan diproses lebih lanjut hingga ketahap penyelidikan dan penyidikan
di tanah air baik saat pemilihan presiden hingga pemilihan daerah. Sering kali
berita maupun informasi hoaks terutama melalui media sosial. Berita bohong
masyarakat masih banyak yang tidak tahu atau tidak mengindahkan peraturan
perundang-undangan tersebut.
Seperti sikap bijak dalam mengelola informasi yang diterima mulai dari
lingkungan keluarga.
bohong (hoax) yang ditangani langsung oleh Polres Gowa, hal ini disebabkan
karena belum adanya laporan polisi oleh masyarakat terkait hal tersebut.
sebagai berikut:
sosialisasi baik secara langsung maupun melalui media sosial. Polres Gowa
melalui upaya pre- emtif ini melakukan tindakan pencegahan secara dini dengan
wisata edukasi ini telah dilakukan sejak tahun 2018 dengan tujuan para pelajar
Gowa tentang penanaman nilai-nilai moral baik yang berkaitan dalam dunia
Selain kepada generasi muda, Polres Gowa juga memberikan sosialisasi kepada
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media cetak
maupun online. Salah satunya ialah dengan membuat video kreatif yang
yang
terinspirasi dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet dan mendapat apresiasi dari pihak-
Strategi preventif yang dimaksud dalam hal ini ialah masih dalam
lanjutan sebagai upaya awal secara pre-emtif sebelumnya. Upaya preventif yang
dilakukan oleh Polres Gowa yakni dengan melakukan deklarasi anti hoaks dan
Sara bersama masyarakat 17 maret 2018 lalu, selain itu melalui media sosial
Humas Polres Gowa seperti facebook, instagram dan twitter dan media sosial
lainnya.
secara represif yang dimaksudkan dan dilakukan oleh Polres Gowa apabila
Polres Gowa. Dalam hal ini semua personil Polres Gowa terlibat
sebagai cyber troops, adapun tugas tim cyber troops Polres gowa ialah
dari pihak atau orang yang merasa dirugikan atas informasi maupun
berita hoaks yang tersebar. pihak atau orang yang merasa dirugikan atas
untuk
memastikan apakah informasi atau berita hoaks tersebut benar adanya.
sedangkan strategi penanganan secara represif yaitu cara atau upaya berupa
dijelaskan dalam penelitian ini. Adapun salah satu kelebihan yang dapat
KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
penanganan kasus berita bohong (hoax) dalam hal ini oleh Kepolisian Resor
(Polres) Kabupaten Gowa telah melakukan tugas dan fungsinya dalam menjaga
baik dalam bidang sosial politik, ekonomi, kesehatan dan bidang lainnya tak
sering ditemukan oleh masyarakat di tanah air. Hal ini sesuai dengan data
Telematika Indonesia pada tahun 2017 dan ditahun 2019. Mastel merupakan
telematika.
67
68
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Hingga saat ini
kasus penyebaran berita bohong (hoax) namun sejak dua tahun terakhir ini,
terdapat beberapa kasus yang telah ditangani oleh Polres Gowa berkaitan
sikap bijak anti hoaks menggunakan media sosial kepada para pelajar.
dalam tahap pencegahan sebelum tindak kejahatan terjadi. Polres Gowa dalam
hal ini melakukan upaya dan tindakan berupa sosialisai kepada masyarakat
pemberitaan negatif
dengan pemberitaan yang positif agar hoaks tak mudah menyebar pada
masyarakat.
media sosial atau informasi hoaks yang telah dilaporkan oleh pihak yang
B. Saran
hoaks yang ditangani oleh Polres Gowa, namun upaya strategis seperti
penjabat setempat agar lebih gencar dilakukan lagi tentang anti hoaks dan
agar situasi di Kabupaten Gowa tetap kondusif dan jauh dari informasi
hoaks.
3. Pemanfaatan kemudahan media komunikasi dan elektronik perlu
langsung melaporkaannya.
Fajriani R. 2019. Bendungan Bili-bili Retak Hoax atau Betul Ini Penjelasan
Pimpro Pembangunannya Tentang Daya Tahan.
(http://makassar.tibunnews.com). Diakses pada tanggal 27 Maret 2019.
Mastel. 2019. Hasil Survey Wabah Hoax Nasional 2019 (https:// mastel.id).
Diakses pada tanggal 23 Desember 2019.
71
72
Muchlis. 2019. Video Kreatif Polres Gowa Perangi Hoak Viral: Terinspirasi
Kasus Ratna Sarumpaet (http://makassar.tibunnews.com). Diakses
pada tanggal 27 Maret 2019.
Siaran pers. 2018. Identifikasi Hoaks terkait Gempa Bumi Sulteng, Kominfo
Imbau Masyarakat Tak Sebarkan. (https://www.kominfo.go.id).
Diakses pada tanggal 27 Maret 2019.
N
DOKUMENTASI
Video Bertema Anti Hoax Oleh Polres Gowa Dalam Salah Satu
Liputan Stasiun Televisi
Salah satu bentuk himbauan cyber troops melalui media sosial Polres Gowa
81
DAFTAR RIWAYAT