Anda di halaman 1dari 91

PENERAPAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) BIDANG

KESEHATAN PROGRAM MULTILEVEL MARKETING INSPEKSI


VISUAL ASETAT DAN PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS
(MLM IVA SADANIS) DI PUSKESMAS ASKA
KABUPATEN SINJAI

Disusun dan Diusulkan Oleh :

RUSNI
Nomor Induk Mahasiswa : 10564 11020 16

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
PENERAPAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) BIDANG
KESEHATAN PROGRAM MULTILEVEL MARKETING INSPEKSI
VISUAL ASETAT DAN PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS
(MLM IVA SADANIS) DI PUSKESMAS ASKA
KABUPATEN SINJAI

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diusulkan Oleh :

RUSNI
Nomor Induk Mahasiswa : 10564 11020 16

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

i
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Mahasiswa : Rusni

Nomor Induk Mahasiswa : 10564 11020 16

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri

tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis / dipublikasikan orang lain atau

melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di

kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 26 Agustus 2021

Yang Menyatakan,

Rusni

iv
ABSTRAK

Rusni. 2021. Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang


Kesehatan Program Multilevel Marketing Inspeksi Visual Asetat dan
Pemeriksaan Payudara Klinis (MLM IVA SADANIS) di Puskesmas Aska
Kabupaten Sinjai. (dibimbing oleh Rudi Hardi dan Nur Khaerah).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Sustainable


Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program Multilevel Marketing
Inspeksi Visual Asetat dan Pemeriksaan Payudara Klinis (MLM IVA SADANIS).
dilaksanakan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai dengan jenis penelitian
kualitatif dan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengambilan Informan
mengunakan pourposive sampling dengan jumlah 5 (lima) orang dengan
pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi, kemudian dianalisis mengunakan tahap reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa Penerapan Sustainable
Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA SADANIS
Secara formulasi, MLM IVA SADANIS dikukuhkan dengan Surat Keputusan
Kepala Puskesmas No 67.1 Tahun 2016 dengan nama MLM IVA SADANIS, dan
diperkuat dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 135 Tahun
2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA SADANIS dengan metode
multilevel marketing di seluruh Puskesmas. Energi lingkungan dan kekuatan grass
root inovasi MLM IVA SADANIS dalam pembangunan kesehatan berkelanjutan
diharapkan akan melahirkan wilayah yang bebas dari kanker leher rahim dan
kanker payudara. Performance dan alih generasi dalam pembangunan kesehatan
berkelanjutan Puskesmas Aska sudah menjadi percontohan untuk replikasi
program “MLM IVA Sadanis“ agar dapat diterapkan ke Puskesmas lain. Kultur
pembelajaran dan leadership dengan perbaikan kualitas pelayanan berfokus pada
kegiatan yang tidak pernah berakhir serta pendekatan pemecahan masalah
sehingga perbaikan kualitas pelayanan IVA SADANIS lebih maksimal demi
tercapainya pembangunan kesehatan yang berkelanjutan. Framework dan validitas
dalam program MLM IVA SADANIS yang ada di Kabupaten Sinjai adalah
inovasi pembangunan kabupaten yang mengintegrasikan komitmen dan
sumberdaya pemerintah, masyarakat, keluarga yang terencana secara menyeluruh
dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan MLM IVA SADANIS
untuk menekan angka kematian ibu (AKI).

Kata Kunci : SDGs, Kesehatan, MLM IVA SADANIS

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada terhitung kepada seluruh

makhluknya terutama manusia. Demikian pula salam dan shalawat kepada Nabi

kita Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita di akhir zaman.

Dengan keyakinan ini sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan

Program Multilevel Marketing Inspeksi Visual Asetat dan Pemeriksaan

Payudara Klinis (MLM IVA SADANIS) di Puskesmas Aska Kabupaten

Sinjai”. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang saya ajukan untuk memenuhi

syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiayah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat Bapak Rudi Hardi, S.Sos.,M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Nur

Khaerah, S.IP.,M.IP selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

Secara khusus penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga

kepada kedua orang tua tercinta dan tersayang Ayahanda Dahlan dan Ibunda

Jumasia yang sangat berjasa dalam membesarkan, merawat dan memberikan

vi
pendidikan sampai jenjang saat ini, yang tidak pernah bosan untuk mendoakan,

menyemangati, memotivasi serta memberikan bantuan moril maupun materil. Dan

tak lupa pula kasih sayang yang tak hentinya beliau berikan kepada saya sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti pendidikan pada program S1 Universitas Muhammadiyah

Makassar

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk memberi ilmu kepada penulis selama menempuh

perkuliahan.

5. Pihak Puskesmas Aska Kabuapaten Sinjai yang telah banyak memberikan

informasi dan data yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung.

6. Saudara(i)ku anak Ilmu Pemerintahan angkatan 2016 selaku sahabat dan teman

seperjuangan dalam meraih cita-cita yang telah banyak memberikan saran,

motivasi dan selalu setia menemani saya dalam suka maupun duka, serta semua

pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya skripsi ini.

vii
Dan seluruh rekan serta pihak yang penulis tidak sebutkan namanya satu

persatu, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan doanya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini

sangatlah jauh dari kata sempurna. Dan demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan

kritik yang sifatnya membangun penulis sangat diharapkan. Semoga karya skripsi

ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang

membutuhkan.

Makassar, 26 Agustus 2021

Penulis,

Rusni

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM .................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 8
B. Konsep dan Kerangka Teori .................................................................... 9
1. Konsep Sustainable Development Goals (SDGs) ............................... 9
a. Penegertian Sustainable Development Goals (SDGs) .................... 9
b. Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) .......................... 12
c. Indikator Sustainable Development Goals (SDGs) di Bidang
Kesehatan ...................................................................................... 15
2. Konsep Program MLM IVA Sadanis .................................................. 22
C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 24
D. Fokus Penelitian ...................................................................................... 26
E. Deskripsi Fokus Penelitian ..................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 28
B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................ 28
C. Sumber Data............................................................................................ 29
D. Informan Penelitian ................................................................................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 30
F. Teknik Analisis Data............................................................................... 31
G. Keabsahan Data ...................................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian....................................................................... 34
B. Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang
Kesehatan Program MLM IVA SADANIS di Puskesmas Aska
Kabupaten Sinjai ....................................................................................... 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 68
B. Saran .......................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainble Development Goals (SGDs)

dibawah naungan PBB melakukan pembangunan global, dengan bertanggung

jawab atas kesejahteraan masyarakat. SDGs dijadikan sebagai terobosan baru

pengganti MDGs dalam perencanaan pembangunan selanjutnya, terutama

program berkelanjutan sebagai perubahan global yang adil, damai, dan

sejahtera untuk masa depan bangsa. Pada bidang kesehatan MGDs sudah

digunakan, namun belum maksimal memberikan efek besar pada permasalahan

kesehatan itu sendiri terutama mengatasi Angka Kematian Ibu (AKI). Hal

tersebut berarti bahwa kondisi kesehatan ibu di Indonesia masih merupakan

tantangan yang harus diatasi. Kewajiban pemerintah pusat maupun daerah

tentang kesehatan masyarakat cukup besar (Anggit, 2020).

Pemerintahan pada berbagai tingkatan telah berupaya meningkatkan

kesadaran dan menumbuhkan rasa kepemilikan dan melokalkan SDGs. Tiap

pemerintah daerah berada pada tahapan yang berbeda dalam proses melokalkan

SGDs, dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan

keterlibatan aktif para pemimpin daerah dalam proses tersebut. Di Indonesia,

upaya melokalkan SDGs sudah diatur, baik dalam Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan, maupun dalam aturan turunannya dalam

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

1
2

Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018

tentang Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan

Pelaksanaan Tujuan PembangunanBerkelanjutan. (Yazan & Arwemi, 2020).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan bahwa pembangunan kesehatan merupakan upaya yang

dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat agar tercapainya derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. program utama pembangunan kesehatan

saat ini adalah Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-

PK). Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga merupakan strategi

yang dilakukan melalui pendekatan keluarga yang programnya sudah ada di

puskesmas. 4 area prioritas PIS-PK yaitu penurunan angka kematian ibu dan

angka kematian bayi, perbaikan gizi masyarakat khususnya untuk pengendalian

prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menular khususnya

HIV-AIDS, TB dan malaria, pengendalian penyakit tidak menular khususnya

hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan jiwa.

Dasar pelaksanaan PIS-PK yaitu Permenkes Nomor 39 Tahun 2016

tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan

Pendekatan Keluarga. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga

adalah salah satu program kesehatan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan

dengan cara mengunjungi setiap keluarga dengan fokus sasaran kesehatan yang

lebih kecil, dengan demikian didapatkan permasalahan kesehatan disetiap

keluarga sehingga dapat ditangani dengan baik oleh tenaga kesehatan. Dengan
3

meningkatkan kesehatan keluarga maka akan meningkatkan kesehatan

masyarakat. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga muncul

karena kurang berjalannya program kesehatan terutama promotif dan preventif

di tingkat puskesmas, sehingga dilakukan dengan cara pendekatan keluarga

agar sasarannya lebih tepat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Sinjai diarahkan agar

pelayanan kesehatan meningkat lebih luas, lebih merata, terjangkau oleh

lapisan masyarakat, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dan

diharapkan dapat menghasilkan derajat kesehatan yang lebih tinggi dan

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis.

Penyediaan sarana pelayanan kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas dan

tenaga kesehatan yang semakin ditingkatkan jumlahnya sesuai dengan rencana

pertahapannya, sejalan dengan itu penyediaan obat-obatan, alat kesehatan,

pemberantasan penyakit menular dan peningkatan penyuluhan di bidang

kesehatan.

Pelayanan kesehatan sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang tujuan utamanya adalah

pelayanan preventif (pengcegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan)

dengan sasaran masyarakat umum, dan setiap upaya yang diselenggarakan

sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, dan ataupun masyarakat.

Pelayanan kesehatan ialah sejahtera dari badan dan jiwa sehingga setiap orang
4

hidup produktif secara sosial dan ekonomis, upaya kesehatan yang dilakukan

oleh pemerintah atau masyarakat (Tahir, & Harakan, 2017).

Pada tahun 2015 di wilayah kerja puskesmas Aska terdapat 1 kasus

kematian wanita dengan kasus kanker payudara. Tahun 2016 ada 1 kasus

wanita meninggal juga dengan kasus kanker payudara. Dan juga pada tahun

2016, saat melakukan pemeriksaan IVA Sadanis pada 53 wanita di temukan 1

wanita IVA + dan 3 tumor payudara. Kondisi tersebut membuat pihak

Puskesmas Aska untuk melakukan langkah pro aktif dalam pencegahan Kanker

Leher rahim dan Kanker Payudara dengan pemeriksaan dini IVA Sadanis. Ide

tersebut dikomunikasikan ke Kepala Puskesmas, dan berdasarkan hasil

pertemuan lokakarya mini puskesmas Aska pada tanggal 28 September 2016

diputuskan untuk dijadikan inovasi puskesmas Aska. Keputusan rapat tersebut

dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No 67.1 Tahun 2016

dengan nama “MLM IVA Sadanis” (Asdar, 2019).

Kegiatan “MLM IVA Sadanis” dilaksanakan oleh Tim Puskesmas yang

terdiri dari bidan kordinator, bidan desa, dokter dan petugas program Penyakit

Tidak Menular (PTM). Serta kolaborasi dengan beberapa unsur terkait, yaitu:

Pemerintah (Dinas Kesehatan, puskesmas, kelurahan, kecamatan), TIM PKK

dan Masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, majelis

taklim), WUS yang sudah pernah melakukan pemeriksaan IVA Sadanis

sebanyak 53 orang di rekrut menjadi agen. Sasaran utama “MLM IVA

Sadanis” adalah WUS yang belum melakukan pemeriksaan IVA Sadanis

dengan “MLM IVA Sadanis” diharapkan makin banyak WUS yang melakukan
5

deteksi dini IVA Sadanis. Sehingga makin banyak kasus pra kanker leher

rahim dan tumor payudara bisa tertangani dengan cepat sehingga tidak berakhir

dengan kematian.

Menindak lanjuti inovasi tersebut pemerintah Kabupaten Sinjai

mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 135 Tahun

2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA Sadanis dengan metode

MLM di seluruh puskesmas yang di kabupaten Sinjai. Inovasi ini menjadi

bagian dari indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Kabupaten Sinjai dengan tujuan yaitu angka harapan hidup meningkat, Angka

Indeks Kesehatan masyarakat meningkat dan penurunan Angka Kematian Ibu.

MLM IVA Sadanis dikatakan kreatif karena inovasi ini pertama kalinya

diterapkan dalam sistem pendekatan pencapaian target sasaran. Dengan

memberdayakan masyarakat secara langsung, khusunya WUS yang sudah

menikah. “MLM IVA Sadanis” sangat inovatif dikarenakan metode yang

digunakan adalah hal yang baru, tidak lazim dan tidak popular untuk deteksi

IVA Sadanis. WUS yang terekrut dalam agen dibekali metode merekrut WUS

lainnya dengan menggunakan kartu keanggotaannya sebagai media promosi.

Metode “MLM IVA Sadanis” ini menggunakan sistem multilevel marketing

yaitu sistem yang biasa dipakai pada multilevel barang atau produk sedangkan

IVA (Inspeksi Visual Asetat) dan Sadanis (Pemeriksaan Payudara Klinis) di

Puskesmas terdekat diberikan secara gratis. Metode “MLM IVA Sadanis” yaitu

satu wanita yang sudah diperiksa mengajak dua wanita lainnya untuk

melakukan pemeriksaan IVA Sadanis dan akan membentuk jejajaring. Melalui


6

metode ini diharapkan dapat menjangkau semua WUS untuk melakukan

deteksi IVA Sadanis. Secara tidak langsung dapat meminimalisir risiko kanker

leher rahim. Selain hal tersebut, hal menarik lainnya dari inovasi ini adalah

peran serta masyarakat dalam menemukan jejaring baru. Pemahaman WUS,

khususnya agen, tentang pentingnya pemeriksaan dini IVA Sadanis membantu

memberikan pemahaman ke orang lain. Pada akhirnya diharapkan akan

melahirkan daerah yang bebas dari kanker leher rahim dan kanker payudara.

Setelah berjalan inovasi ini telah menghasilkan output meningkatnya

jumlah wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan IVA Sadanis di

Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.

pada Tahun 2015 ada 15 0rang, di tahun 2016 bertambah menjadi 53 orang,

tahun 2017 mencapai peningkatan menjadi 319 Wanita Usia Subur. Sebelum

inovasi, cakupan pemeriksaan deteksi dini IVA Sadanis 15%, setelah satu

tahun pelaksanaan inovasi “MLM IVA Sadanis” cakupan pemeriksaan

meningkat. Pada tahun 2016 pencapaian target sebesar 15% dan tahun 2017

sebanyak 62%, hal ini melebihi target nasional yaitu sebesar 50%. (Puskesmas

Aska, 2019).

Melihat kesiapan pemerintah dalam menerapakan SDGs di Kabupaten

Sinjai yang menjadi indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah, sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam. Untuk itu, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Sustainable

Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program (MLM IVA

SADANIS) di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai”.


7

B. Rumusuan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Bagaimana Penerapan Sustainable Development Goals

(SDGs) Bidang Kesehatan Program Multilevel Marketing Inspeksi Visual

Asetat dan Pemeriksaan Payudara Klinis (MLM IVA SADANIS) di Puskesmas

Aska Kabupaten Sinjai?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Penerapan Sustainable

Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program Multilevel Marketing

Inspeksi Visual Asetat dan Pemeriksaan Payudara Klinis (MLM IVA SADANIS)

di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Akademik

Penelitian ini diharapkan mempunyai implikasi teoritis dalam

pengembangan ilmu pemerintahan khususnya persoalan pembangunan

berkelanjutan dibidang kesehaatan sebagai bagian dari terwujudnya tata

kelola pemerintahan yang baik.

2. Secara Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan pula mempunyai implikasi praktis

yang dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatan kualitas

pembangunan berkelanjutan dibidang kesehatan melalui program MLM IVA

Sadanis Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan atau referensi dalam penelitian ini

sebagai pembeda, pendukung serta tambahan untuk menganalisa kajian perbedaan

maupun persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Adapun penelitian

terdahulu yang digunakan sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh (Anggit, 2020) dengan judul “Penyusunan

Rencana Aksi Daerah Dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pada

Bidang Kesehatan (Studi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember)”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penyusunan Rencana Aksi Daerah

belum sesuai dengan agenda yang telah ditentukan. Beberapa faktor yang

menyebabkan adanya ketidaksesuaian salah satunya ialah kebijakan para

pemangku kepentingan. Diharapkan adanya publikasi penelitian ini akan

memberikan pandangan kedepannya kepada para pemangku kebijakan untuk

melakukan perannya sesuai dengan tuntutan SDGs dalam RPJMD.

2. Penelitian yang dilakukan oleh (Fadhlurrohman, Purnomo & Malawani, 2020)

“Analisis Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan Di Indonesia (Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan)”. Hasil penelitian mengemukakan bahwa

Pemerintah belum mampu menangani masalah yang akan dihadapi terkait

kesehatan karena dalam penanganan pemerintah yang masih kurang dikarena

banyak kekurangan seperti alat kesehatan dan juga peraturan/regulasi terkait

pembangunan kesehatan berkelanjutan yang belum dapat dikatakan efisien

8
9

pada pertumbuhan kesehatan atau pembangunan kesehatan yang merupakan

tujuan pembangunan berkelanjutan atau Subtanable Development

Goal’s(SDG’s). Peran dari pemerintah dari tahun ke tahun belum dapat bisa

melihat adanya kemajuan dalam mengatasi masalah yang harus diantisipasi

sebelum masalah terjadi baik dalam kematian ibu, kekurangan gizi untuk anak-

anak dan wanita hamil, dan lain-lain. Yang dimana diharapkan dapat

memberikan solusi terhadap permasalahan dari kesehatan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh (Ramadhani, 2020) dengan judul “Strategi

Komunikasi Pembangunan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam

Menerapkan Nawacita dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”. Hasil

penelitian ini adalah Pemkab Bojonegoro menggunakan strategi yang

didasarkan pada media yang dipakai, strategi desain instruksional, strategi

pemasaran, dan strategi partisipatori. Strategi yang dipakai efektif untuk

mengajak masyarakat Bojonegoro sekaligus memberi informasi bagi public.

Pemerintah daerah yang lain bisa menerapkan strategi yang sama dengan

mempertimbangakan kondisi masyarakatnya.

B. Konsep dan Kerangka Teori

1. Konsep Sustainable Development Goals (SDGs)

a. Pengertian Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan sebuah program

pembangunan berkelanjutan dimana didalamnya terdapat 17 tujuan dengan

169 target yang terukur dengan tenggat waktu yang ditentukan. SDGs

adalah agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan


10

manusia dan planet bumi. SDGs ini diresmikan pada tanggal 25 September

2015 menggantikan perogram sebelumnya yaitu MDGs (Millennium

Development Goals) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun

2030 yang disepakati oleh banyak negara dalam forum resolusi Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB). Kurang lebih 193 kepala negara hadir, termasuk

Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla turut mengesahkan Agenda SDGs.

SDGs menjadi kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan

situasi dunia yang sebelumnya menggunakan konsep MGDs sekarang

diganti dengan SDGs.

Berbeda dari pendahulunya Millenium Development Goals (MDGs),

SDGs dirancang dengan melibatkan seluruh aktor pembangunan, baik itu

Pemerintah, Civil Society Organization (CSO), sektor swasta, akademisi,

dan sebagainya. Kurang lebih 8,5 juta suara warga di seluruh dunia juga

berkontribusi terhadap Tujuan dan Target SDGs. SDGs mengusung tema

“Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”,

SDGs yang berisi 17 Tujuan dan 169 Target merupakan rencana aksi global

untuk 15 tahun ke depan (berlaku sejak 2016 hingga 2030), guna

mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi

lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara (universal), sehingga seluruh

negara tanpa kecuali negara maju memiliki kewajiban moral untuk

mencapai Tujuan dan Target SDGs.

Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) adalah

pembangunan yang memasukkan unsur lingkungan hidup dan suatu bentuk


11

pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa sekarang dengan tetap

memperhatikan dan mempersiapkan kebutuhan masa yang akan datang. Hal

yang hendak dicapai dari pembangunan berkelanjutan ini adalah

bahwasanya terdapat pemerataan pembangunan antara generasi masa

sekarang dan masa yang akan datang (Rahadian, 2016).

Menurut Budihardjo (Muthmainnah, Mustansyir, & Tjahyadi, 2020)

pada dasarnya Sustainable development merupakan pembangunan yang

mampu memenuhi kebutuhan masyarakat masa kini tanpa mengabaikan

kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka,

sebagai suatu proses perubahan dimana pemanfaatan sumberdaya, arah

investasi, orientasi pembangunan dan perubahan kelembagaan selalu dalam

keseimbangan dan secara sinergis saling memperkuat potensi masa kini

maupun masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia.

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan

suatu kegiatan pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

generasi masa kini tanpa mengurangi hak pemenuhan kebutuhan pada

generasi mendatang. Menurut United Nations Development Programme

(UNDP) tujuan pembangunan sendiri yaitu untuk menciptakan suatu

lingkungan yang memungkinkan bagi masyarakat untuk menikmati

kehidupan dengan usia yang panjang, sehat, kreatif dan sejahtera. Pada

hakekatnya pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, serta untuk memperoleh

pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa


12

mendatang (Trifita & Amaliyah, 2020).

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan maka

peneliti berkesimpulan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan

proses perubahan yang terencana, yang di dalamnya terdapat ekspolitasi

sumber daya, arah investasi orientasi pengembangan teknologi, dan

perubahan kelembagaan yang semuanya dalam keadaan yang selaras, serta

meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk memenuhi

kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Pada prinsipnya, pembangunan

berkelanjutan melakukan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan

generasi masa kini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi masa depan

dengan tetap menitikberatan pada daya dukung lingkungan, pencapaian

kesejahteraan dan keadilan sosial dan kelanjutan perekonomian.

b. Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development

Goals (SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan

kesejahteraan eko-nomi masyarakat secara berkesinambungan,

pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat,

pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan

yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu

menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi

berikutnya (Patiung, 2017).

SDGs (Sustainable Development Goals) mempunyai 17 tujuan dengan

169 target, dimana tujuan dan target-target dari SDGs ini bersifat global
13

serta dapat diaplikasikan secara universal yang dipertimbangkan dengan

berbagai realitas nasional, kapasitas serta tingkat pembangunan yang

berbeda dan menghormati kebijakan serta prioritas nasional.

Tujuan dan target SDGs tidaklah berdiri sendiri, perlu adanya

implementasi yang dilakukan secara terpadu. Menurut Kementrian

Kesehatan (Bakril, 2017), Tujuan dari SDGs (Sustainable Development

Goals), antara lain sebagai berikut:

1) Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan bagi

seluruh orang di segala usia.

2) Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi,

dan mendorong pertanian yang berkelanjutan.

3) Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun.

4) Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi

yang inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi.

5) Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang

berkelanjutan bagi seluruh orang.

6) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan

berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh, produktif dan pekerjaan

yang layak bagi semua orang.

7) Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan serta

modern bagi semua orang.

8) Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong

kesempatan belajar seumur hidup bagi setiap orang.


14

9) Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, berketahanan, aman

dan berkelanjutan.

10) Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh perempuan.

11) Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan

berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta

membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh

tingkatan.

12) Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim serta

dampaknya.

13) Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara.

14) Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

15) Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan dan sumber daya laut

secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.

16) Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of

implementation) dan merevitalisasi kemitraan global untuk

pembangunan berkelanjutan.

17) Melindungi, memperbarui, dan mendorong pemakaian ekosistem

daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan,

memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi

tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.


15

Gambar 2.1 Simbol 17 Tujuan Global SDGs

Sumber : https://www.sdg2030indonesia.org

c. Indikator Sustainable Development Goals (SDGs) dibidang Kesehatan

Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainble Development Goals

(SGDs) dibawah naungan PBB melakukan pembangunan global, dengan

bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat. SDGs dijadikan sebagai

terobosan baru pengganti MDGs dalam perencanaan pembangunan

selanjutnya, terutama program berkelanjutan sebagai perubahan global yang

adil, damai, dan sejahtera untuk masa depan bangsa. Pada bidang kesehatan

MGDs sudah digunakan, namun belum maksimal memberikan efek besar

pada permasalahan kesehatan itu sendiri terutama mengatasi AKI dan AKB.

Pembangunan Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2014 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang, supaya terwujud derajat kesehatan warga masyarakat yang setinggi-


16

tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan SDM (Sumber Daya

Manusia) yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Menurut data yang didapat, kematian diperoleh dari bayi, balita, dan

ibu hamil. Sebagaimana diketahui bahwa target MDGs 4 bertujuan

menurunkan AKB menjadi 23/1.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi

32/1.000 kelahiran hidup. Hasil sementara Survei Penduduk Antar Sensus

(SUPAS) Tahun 2015 menunjukkan AKB 22/1.000 kelahiran hidup. Dalam

hal ini dapat diartikan bahwa target MDGs 4 dalam penurunan kematian

Bayi dan Balita, tercapai. Meski jumlah kematian balita secara umum masih

tetap tinggi, terutama kematian pada kelompok usia neonatal. Sebernarnya,

penyebab utama kematian bayi dan balita sebagian besar dapat dicegah atau

diatasi. Untuk itu, upaya pencegahan yang dilakukan perlu diperkuat dan

ditingkatkan (Anggit, 2020).

Status kesehatan anak terutama bayi baru lahir sangat bergantung pada

kondisi ibu. Komplikasi pada saat hamil dan persalinan akan berdampak

pada kesakitan dan kematian. Lanjutan dari MDGs 4 yaitu MDGs 5 dalam

menurunkan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup belum tercapai

(Lisbet, 2016). Hal tersebut berarti bahwa kondisi kesehatan ibu di

Indonesia masih merupakan tantangan yang harus diatasi. Kewajiban

pemerintah pusat maupun daerah tentang kesehatan masyarakat cukup

besar. Pemilihan fokus penelitian dilakukan dengan beberapa pertimbangan

mengenai kondisi kesehatan penduduk wilayah yang diteliti. Tujuan


17

Sustainble Development Goals (SDGs) dibidang kesehatan dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.2 Tujuan SDGs di Bidang Kesehatan

Sumber : https://www.sdg2030indonesia.org
Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan

yakni tujuan nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Terdapat 38

target SDGs di sektor kesehatan yang perlu diwujudkan. Selain

permasalahan yang belum tuntas ditangani diantaranya yaitu upaya

penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB),

pengendalian penyakit HIV/AIDS, TB, Malaria serta peningkatan akses

kesehatan reproduksi (termasuk KB), terdapat hal-hal baru yang menjadi

perhatian, yaitu: 1) Kematian akibat penyakit tidak menular (PTM); 2)

Penyalahgunaan narkotika dan alkohol; 3) Kematian dan cedera akibat

kecelakaan lalu lintas; 4) Universal Health Coverage; 5) Kontaminasi dan

polusi air, udara dan tanah; serta penanganan krisis dan kegawatdaruratan

(Ermalena & RI, 2017).


18

Fokus dari seluruh target tersebut antara lain gizi masyarakat, sistem

kesehatan nasional, akses kesehatan dan reproduksi, Keluarga Berencana

(KB), serta sanitasi dan air bersih. Pembangunan sektor kesehatan untuk

SDGs sangat tergantung kepada peran aktif seluruh pemangku kepentingan

baik pemerintah pusat dan daerah, parlemen, dunia usaha, media massa,

lembaga sosial kemasyarakatan, organisasi profesi dan akademisi, mitra

pembangunan serta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Tantangan terbesar

dalam pelaksanaan agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia adalah

reformulasi konsep pembangunan yang terintegrasi dan penempatan

kesehatan sebagai satu rangkaian proses manajemen pembangunan yang

meliputi input, process, output, outcome dan impact pembangunan serta

memahamkan bersama akan substansi pembangunan kesehatan yang harus

dilaksanakan bersama di era desentralisasi dan demokratisasi saat ini.

Program yang diusung untuk mewujudkan SDGs dalam bidang

kesehatan adalah Program Indonesia Sehat dengan 3 pilar yakni paradigma

sehat, pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional (Ermalena & RI,

2017), sebagaimana yang dijelaskan sebagai berikut :

1) Paradigma sehat merupakan sebuah pendekatan yang mengedepankan

konsep promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan dan

menempatkan kesehatan sebagai input dari sebuah proses pembangunan.

2) Pelayanan kesehatan yang dilakukan dan diarahkan untuk peningkatan

Akses dan mutu pelayanan. Dalam hal pelayanan kesehatan primer

diarahkan untuk upaya pelayanan promotif dan preventif, melalui


19

pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan

baik dalam tatanan tata kelola klinis, tata kelola manajemen dan tata

kelola program.

3) Jaminan Kesehatan Nasional, negara bertekad untuk menjamin seluruh

penduduk dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia dalam

pelayanan kesehatannya.

Pembangunan kesehatan berkelanjutan merupakan salah satu ujung

tombak penting untuk meng”kerangka” konsep keilmuan menjadi tonggak

dan tulang punggung kompetensi, bergelayut sebagai ketahanan bangsa

yang konsisten. Prinsip yang dikembangkan adalah, pemahaman terhadap

Sustainability Development Goal (SDGs), sebagai program berkelanjutan

yang menyentuh akar pendidikan di masyarakat dan menjadi tumpuan

ketajaman pandangan terhadap akar permasalahan di masyarakat, bertembus

pandang menjadi konklusi yang menjejak bumi.

Dalam realisasi pelyanan publik dalam mencapai Sustainble

Development Goals (SDGs) yang berbasis dibidang kesehatan dengan

program Multi Level Marketing (MLM) IVA Sadanis terdapat beberapa

yang mempengaruhi keberhasilan penerapan kegiatan. Sehingga dalam

penelitian ini akan mengkolaborasikan model pembangunan kesehatan

berkelanjutan menurut (Soroy, 2019) yang menyatakan bahwa terdapat

beberapa indikator pembangunan kesehatan berkelanjutan sebagaimana

yang dijelaskan berikut ini :


20

a) Formulasi

Formulasi pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah suatu

progress dan kontinuitas kehidupan yang disarikan dari rantai roda

pedati, bergerak tanpa lelah, bertumpu kepada keikhlasan kehidupan.

Formulasi ini bergerak sebagai nilai keikhlasan yang mewujud derajat

kompetensi keilmuan, tidak sekedar proses pembelajaran, tetapi

bagaimana suatu kompetensi itu memiliki nilai berdaya sinergitas

keilmuan, yang memancarkan internalisasi keberadaan kompetensi

tersebut menjadi nilai lebih (value of life).

b) Energi Lingkungan dan Kekuatan Grass Root

Peran lingkungan merupakan inti dari pembangunan kesehatan

berkelanjutan. Lingkungan merupakan dimensi ruang tanpa batas dan

sekat, menguak kemandirian peran untuk berkontribusi mengisi celah-

celah kebekuan progress kehidupan, bertransformasi menjadi formulasi

hidup yang lebih baik. Kita lupa lingkungan sebagai soft copy penerapan

dari suatu kebijakan, standar operasional dan guidelines yang sudah

teruji.

c) Performance dan Alih Generasi

Performance adalah destinasi bangsa dengan pola yang

menggaungkan spirit perubahan kehidupan yang lebih baik. Performance

destinasi bangsa ditentukan oleh sejauh mana networking merajut tali-

temalinya kepada dasar-dasar kehidupan yang merujuk kepada


21

kembalinya untuk hidup berdaulat berdasarkan UUD 1945 untuk

keberlanjutan pembangunan kesehatan lebih baik.

d) Kultur Pembelajaran dan Leadership

Kultur pembelajaran kehidupan adalah sejauh mana dimensi akal

dan kalbu bergerak dalam kesintasan prediksi masa depan yang lebih

baik, dituangkan melalui amal keilmuan berdimensi keselamatan sosial di

masyarakat. Kultur pembelajaran pembangunan kesehatan berkelanjutan

merupakan dimensi perangkat lunak, dengan rangka penguat keilmuan

berkelanjutan mengisi rongga-rongga organisasi, sehingga bangunan

kerangka keras tetap kokoh dan menampilkan martabat untuk belajar dan

berintropeksi dari kesalahan yang diperbuat, sebagai perawatan

berkelanjutan.

e) Framework dan Validitas

Framework dan validitas pembangunan kesehatan berkelanjutan

adalah dimensi kelayakan hidup berkesinambungan, yang terpatri dalam

koridor dan ruang bernafaskan keyakinan akan kesemestaanNya.

Menjejak koridor, merupakan perspektif untuk melihat ufuk idealitas

yang menjadi cita perjuangan, melangkah tapak demi tapak menuju titik

tujuan, sebagai nilai yang berbasis bukti, bahwa kita sudah berkontribusi

yang lebih baik.


22

Gambar 2.3
Algoritma Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan

(Soroy, 2019).

2. Konsep Program MLM IVA Sadanis

MLM IVA Sadanis adalah sistem Multilevel Marketing IVA (Inspeksi

Visual Asetat) dan Sadanis (Pemeriksaan Payudara Klinis) di Puskesmas

terdekat diberikan secara gratis dengan tujuan yaitu Satu Wanita

Menyelamatkan Wanita Lainya. MLM IVA Sadanis”. dikatakan kreatif

karena inovasi ini pertama kalinya diterapkan dalam sistem pendekatan


23

pencapaian target sasaran. Dengan memberdayakan masyarakat secara

langsung, khusunya WUS yang sudah menikah. “MLM IVA Sadanis”

sangat inovatif dikarenakan metode yang digunakan adalah hal yang baru,

tidak lazim dan tidak popular untuk deteksi IVA Sadanis. WUS yang

terekrut dalam agen dibekali metode merekrut WUS lainnya dengan

menggunakan kartu keanggotaannya sebagai media promosi.

Metode “MLM IVA Sadanis” ini menggunakan sistem multilevel

marketing yaitu sistem yang biasa dipakai pada multilevel barang atau

produk. Metode “MLM IVA Sadanis” yaitu satu wanita yang sudah

diperiksa mengajak dua wanita lainnya untuk melakukan pemeriksaan IVA

Sadanis dan akan membentuk jejajaring. Melalui metode ini diharapkan

dapat menjangkau semua WUS untuk melakukan deteksi IVA Sadanis.

Secara tidak langsung dapat meminimalisir risiko kanker leher rahim.

Kegiatan “MLM IVA Sadanis” dilaksanakan oleh Tim Puskesmas yang

terdiri dari bidan kordinator, bidan desa, dokter dan petugas program

Penyakit Tidak Menular (PTM). Serta kolaborasi dengan beberapa unsur

terkait, yaitu: Pemerintah (Dinas Kesehatan, puskesmas, kelurahan,

kecamatan), TIM PKK dan Masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh agama,

kader kesehatan, majelis taklim),

Penetapan SK inovasi “MLM IVA Sadanis” dengan nomor

67.1/PKM-AS/SSL/SK/I/2016. Ini sebagai bukti kebijakan kepala

puskesmas dalam penentu kebijakan untuk pelaksanaan inovasi Multilevel

Marketing IVA Sadanis. Di Internal Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai,


24

Puskesmas Aska sudah menjadi percontohan untuk replikasi program

sejenis “MLM IVA Sadanis“ agar dapat diterapkan ke Puskesmas lain, ini

diperkuat dengan adanya Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan nomor

135 tahun 2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA Sadanis

dengan metode MLM di seluruh puskesmas. inovasi ini menjadi bagian dari

indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten

Sinjai Tahun 2005-2025. Yaitu angka harapan hidup meningkat, Angka

Indeks Kesehatan masyarakat meningkat dan penurunan Angka Kematian

Ibu (AKI).

C. Kerangka Pikir

Pembangunan berkelanjutan merupakan proses perubahan yang

terencana, yang di dalamnya terdapat ekspolitasi sumber daya, arah investasi

orientasi pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan yang

semuanya dalam keadaan yang selaras, serta meningkatkan potensi masa kini

dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Pelayanan kesehatan sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang tujuan utamanya adalah

pelayanan preventif (pengcegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan)

dengan sasaran masyarakat umum, dan setiap upaya yang diselenggarakan

sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, dan ataupun masyarakat dalam

penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program


25

MLM IVA Sadanis Di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai merupakan salah satu

Program Inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sinjai demi

mempermudah masyarakat menerima layanan kesehatan. Inovasi ini menjadi

bagian dari indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Kabupaten Sinjai dengan tujuan yaitu angka harapan hidup meningkat, Angka

Indeks Kesehatan masyarakat meningkat dan penurunan Angka Kematian Ibu.

Berikut gambar bagan kerangka pikir :

Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs)


Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis
di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai

Indikator
Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan
(Soroy, 2019)

1. Formulasi
2. Energi Lingkungan dan Kekuatan Grass Root
3. Performance dan Alih Generasi
4. Kultur Pembelajaran dan Leadership
5. Framework dan Validitas
6.

Masyarakat Penerima Layanan MLM


IVA Sadanis di Kabupaten Sinjai

Gambar 2.4 Kerangka Pikir


26

D. Fokus Penelitian

Pembatasan fokus Penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan

masalah maupun data yang dikumpulkan, dimana fokus merupakan pecahan

dari masalah. Agar Peneliti dengan mudah dalam pencarian data, maka lebih

dahulu ditetapkan fokus penelitian yang dimana fokus penelitaian yaitu

bagaimana Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang

Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai

dengan indikator Formulasi, Energi Lingkungan dan Kekuatan Grass Root,

Performance dan Alih Generasi, Kultur Pembelajaran dan Leadership, dan

Framework dan Validitas.

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi fokus penelitian yang ingin diteliti adalah sebagai

berikut:

1. Program MLM IVA Sadanis yaitu satu wanita yang sudah diperiksa

mengajak dua wanita lainnya untuk melakukan pemeriksaan IVA Sadanis

sehingga akan membentuk jejajaring

2. Formulasi, Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana

mengintegrasikan infrastruktur, struktur kebijakan dan dinamisasi kinerja

kesehatan dalam program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten

Sinjai.

3. Energi Lingkungan dan Kekuatan Grass Root, Yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah sejauh mana akselerasi cita kebijakan program MLM

IVA Sadanis di Puskesmas Aska yang diterapkan pada generasi dibawah


27

kita, menjejak sebagai tapak-tapak pelayanan dan pengabdian hidup

berorientasi kepada rasa bangga.

4. Performance dan Alih Generasi, ang dimaksud pada penelitian ini adalah

bagaimana mengintegrasikan peran kebijakan, peran gerakan peduli institusi

pelayanan kesehatan dan peran networking diantara peran pelayanan

program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska.

5. Kultur Pembelajaran dan Leadership, Yang dimaksud dalam penelitian ini

yaitu peningkatan perawatan berkelanjutan berbasis SOP, dengan struktur

yang tersedia dan mengembangkan strategi yang luas meningkatkan kualitas

kesehatan masyarakat dengan fleksibilitas terhadap aturan dan kebijakan

program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska.

6. Framework dan Validitas, Yang dimaksud pada penelitian ini adalah

struktur organisasi birokrasi, manajemen dan elemen dibawahnya mampu

membangun suatu kultur kinerja kebersamaan yang berimbas kepada

monitoring dan evaluasi hasil pembangunan berkelanjutan pada program

MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan waktu 2 (dua) bulan di Puskesmas

Aska Kabupaten Sinjai. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena Penetapan

SK inovasi “MLM IVA Sadanis” dengan nomor 67.1/PKM-AS/SSL/SK/I/2016

ini sebagai bukti kebijakan kepala puskesmas dalam penentu kebijakan untuk

penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program

MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai sebagai pelaksana

pertama Multilevel Marketing IVA Sadanis sebelum pemerintah Kabupaten

Sinjai mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 135

Tahun 2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA Sadanis dengan

metode MLM di seluruh puskesmas di Kabupaten Sinjai.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini yaitu penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diambil

yang didukung oleh data-data yang tertulis hasil wawancara. berwujud

pernyataan atau berupa kata-kata.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian adalah deskriptif kualitatif yang berupaya

menggambarkan secara umum dengan fakta yang ada untuk menjawab

28
29

semua permasalahan yang akan diangkat atau diteliti, oleh sebab itu untuk

menjelaskan suatu hal yang kemudian diklasifikasikan sehingga dapat

diambil suatu kesimpulan-kesimpulan tersebut dapat lebih mempermudah

dalam melakukan penelitian dan pengamatan.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dijaring dari sumber data primer dan

data sekunder dengan proposisi sesuai dengan tujuan penelitian ini.

1. Data primer, adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung

(observasi), dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada informan

yang betul-betul mengetahuai tentang Penerapan Sustainable Development

Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas

Aska Kabupaten Sinjai.

2. Data sekunder, adalah sumber data pendukung yang diperlukan untuk

melengkapi data primer yang dikumpulkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya

penyesuaian dengan kebutuhan data lapangan yang terkait dengan objek

yang dikaji, data sekunder terutama diperoleh melalui dokumentasi.

D. Informan Penelitian

Metode pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling, artinya teknik penentuan sumber data mempertimbangkan

terlebih dahulu, bukan diacak. Artinya menentukan informan sesuai dengan

kreteria terpilih yang relevan dengan fenomena penelitian. Dalam hal peneliti

ingin mengetahui tentang Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs)

Bidang Kesehatan Program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten


30

Sinjai. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan informan yang betul-betul

dapat memberikan informasi sesuai dengan penelitian yang sedang

dilaksanakan. Adapun informan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1. Informan Penelitian


No Nama Inisial Jabatan Ket

1. Agusman, SKM AM Kepala Puskesmas Aska 1 orang

Inovator MLM IVA


2. Sri Rahma S. ST SR 1 orang
Sadanis
Petugas Pemrikasa IVA
3. Suarni, Amd.Keb SA 1 orang
Sadanis
4. Nurwahida NW Masayarakat
2 orang
5 Fariyani Asnah FA Masayarakat

Total Informan 6 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan peneliti secara langsung

dilapangan untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai Penerapan

Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM

IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

2. Wawancara

Peneliti akan melakukan wawancara langsung secara mendalam

kepada informan yang menjadi obyek dari penelitian Wawancara ini

bertujuan untuk mendapatkan informasi penelitian mengenai Penerapan


31

Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM

IVA Sadanis di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dimana arsip-arsip

yang dianggap menunjang dan penting dengan persoalan yang akan di teliti

baik berupa buku-buku, laporan tahunan, jurnal, karya tulis ilmiah,

dokumen peraturan pemerintah serta undang-undang yang telah ada pada

organisasi yang terkait dipelajari, disusun dan dikaji sedemikian rupa

sehingga diperoleh data guna membagikan informasi berkaitan dengan

observasi yang akan dilakukan.

F. Teknik Analisi Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sitematis

yang didapat dari hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan, dengan

cara menyusun data kedalam kategori, menguraikan kedalam komponen-

komponen, melakukan penggabungan, menyusun kedalam struktur, memilih

mana yang dianggap penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami baik untuk diri sendiri maupun

orang lain. (Sugiyono, 2016).

Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis data model

interaktif Milles dan Huberman (Sugiyono, 2016) yaitu terdapat tiga proses

yang berlangsung secara interaktif. (Pertama), Reduksi Data, yaitu cara

memilih, memfokuskan, dan menyederhanakan informasi dari berbagai sumber

data misalnya dari catatan lapangan, dokumen, arsip dan sebagainya,


32

sedangkan untuk proses mempertegas, mempersingkat, menghilangkan yang

tidak perlu, memili fokus, dan menyusun data sehingga kesimpulan bisa dibuat.

(Kedua), Penyajian Data, seperti menyusun data dan mempersentasikan data

dengan baik agar lebih mudah untuk dipahami. Penyajian bisa berupa matrik,

gambar, skema, jaringan kerja, tabel dan seterusnya. (Ketiga), Menarik

Kesimpulan atau melakukan verifikasi, proses penarikan kesimpulan awal masi

belum kuat, terbuka dan skeptis. Kesimpulan akhir akan dilakukan setelah

penghimpunan data berakhir.

G. Keabsahan Data

Semua data yang diperoleh dan yang ditemukan dalam penelitian ini

akan diuji kredibilitasnya dengan cara triangulasi. Menurut (Sugiyono, 2016)

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu. Lebih lanjutnya Sugiyono membagi

triangulasi kedalam tiga macam yaitu :

1. Triangulasi Sumber

Trangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan

pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil

pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian

peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik diartikan sebagai penguji kreadibilitas data yang


33

dilakukan dengan cara mengontrol data pada sumber yang sama dengan

menggunakan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari hasil

wawancara, kemudian dicocokkan dengan hasil observasi dan dokumen.

Apabila dengan teknik pengujian kreadibilitas data tersebut masi

menimbulkan hasil data yang berbeda-beda, maka peneliti akan melakukan

diskusi yang lebih mendalam dengan sumber data yang berkaitan atau yang

lain guna memastikan data yang dianggap benar atau mungkin semua benar

karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga seringkali mempengaruhi kreadibilitas data. Data yang

dikumpulkan dari hasil wawancara di pagi hari pada saat narasumber masi

segar, belum banyak masalah akan memberi data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kreadibilitas data dapat

dibuat dengan cara melakukan pemeriksaan dengan wawancara, observasi,

atau cara lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji

memunculkan data yang berbeda, maka akan dilakukan tes secara berulang-

ulang sehingga didaptkan kepastian datanya.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Sinjai

a. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Sinjai

Terbentuknya Kabupaten Sinjai memiliki sejarah yang cukup panjang.

Pada awalnya terdapat beberapa kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan yang

tergabung dalam federasi Tellu Limpoe dan Kerajaan-kerajaan yang

tergabung dalam federasi Pitu Limpoe.

Tellu limpoe terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berada dekat pesisir

pantai yakni Kerajaan Tondong, Bulo-bulo dan Lamatti, serta Pitu Limpoe

adalah kerajaan-kerajaan yang berada di daratan tinggi yakni Kerajaan

Turungen, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka dan Bala Suka. Watak

dan karakter masyarakat tercermin dari sistem pemerintahan demokratis dan

berkedaulatan rakyat. Komunikasi politik di antara kerajaan-kerajaan

dibangun melalui landasan tatanan kesopanan Yakni Sipakatau yaitu Saling

menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai konsep “Sirui Menre’

Tessirui No’ yakni saling menarik ke atas, pantang saling menarik ke

bawah, mallilu sipakaingeyang bermakna bila khilaf saling mengingatkan.

Sekalipun dari ketiga kerajaan tersebut tergabung ke dalam Persekutuan

Kerajaan Tellu Limpo’e namun pelaksanana roda pemerintahan tetap

berjalan pada wilayahnya masing-masing tanpa ada pertentangan dan

peperangan yang terjadi diantara mereka. Bila ditelusuri hubungan antara

34
35

kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten Sinjai di masa lalu, maka

nampaklah dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat oleh tali kekeluargaan

yang dalam Bahasa Bugis disebut SINJAI artinya sama jahitannya. Hal ini

diperjelas dengan adanya gagasan dari LAMAS SIAJENG Raja Lamatti X

untuk memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-Bulo dan Lamatti

dengan ungkapannya “PASIJA SINGKERUNNA LAMATI BULO-BULO”

artinya satukan keyakinan Lamatti dengan Bulo-Bulo, sehingga setelah

meninggal dunia beliau digelar dengan PUANTA MATINROE RISIJAINA.

Eksistensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten

Sinjai di masa lalu semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun

1557. Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Balangnipa, sebab

didirikan di Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Sinjai.

Disamping itu, benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe,

karena didirikan secara bersama-sama oleh 3 (tiga) kerajaan yakni Lamatti,

Bulo-bulo, dan Tondong lalu dipugar oleh Belanda melalui perang

Manggarabombang. Agresi Belanda tahun 1859-1561 terjadi pertempuran

yang hebat sehingga dalam sejarah dikenal nama Rumpa’na

Manggarabombang atau perang Mangarabombang, dan tahun 1559 Benteng

Balangnipa jatuh ke tangan Belanda.

Tahun 1636 orang Belanda mulai datang ke daerah Sinjai. Kerajaan-

kerajaan di Sinjai menentang keras upaya Belanda untuk mengadu domba

menentang keras upaya Belanda unntuk memecah belah persatuan kerajaan-

kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Hal ini mencapai puncaknya dengan
36

terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Belanda yang

mencoba membujuk Kerajaan Bulo-bulo untuk melakukan peran terhadap

kerajaan Gowa. Peristiwa ini terjadi tahun 1639. Hal ini disebabkan oleh

rakyat Sinjai tetap berpegang teguh pada PERJANJIAN TOPEKKONG.

Tahun 1824 Gubernur Jenderal Hindia Belanda VAN DER CAPELLAN

datang dari Batavia untuk membujuk I CELLA ARUNG Bulo-Bulo XXI

agar menerima perjanjian Bongaya dan mengisinkan Belanda Mendirikan

Loji atau Kantor Dagang di Lappa tetapi ditolah dengan tegas.

Tahun 1861 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi dan

Daerah, takluknya wilayah Tellulimpoe Sinjai dijadikan satu wilayah

pemerintahan dengan sebutan Goster Districten. Tanggal 24 Februari 1940,

Gubernur Grote Gost menetapkan pembangian administratif untuk daerah

timur termasuk residensi Celebes, dimana Sinjai bersama-sama beberapa

kabupaten lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinnai terdiri dari

beberapa adats Gemenchap, yaitu Cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi,

Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan Turungeng.

Pada masa pendudukan Jepang, struktur pemerintahan dan namanya

ditatah sesuai dengan kebutuhan Bala Tentara Jepang yang bermarkas di

Gojeng. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945 yakni tanggal 20 Oktober

1959 Sinjai resmi menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang

RI Nomor 29 Tahun 1959. Dan pada tanggal 17 Pebruari 1960 Abdul Latief

dilantik menjadi Kepala Daerah Tingkat II Sinjai yang Pertama. Hingga saat
37

ini Kabupaten Sinjai telah dinahkodai oleh 9 (sembilan) orang putra terbaik

yakni :

1) Mayor Abdul Lathief Tahun 1960-1963

2) Andi Azikin Tahun 1963-1967

3) Drs. H. Muh. Nur Thahir Tahun 1967-1971

4) Drs. H. Andi Bintang Tahun 1971-1983 (2 Periode)

5) H. A. Arifuddin Mattotorang, SH Tahun 1983-1993 (2 Periode)

6) H. Muh. Roem, SH, M.Si Tahun 1993-2003 (2 Periode)

7) Andi Rudiyanto Asapa, SH, LLM Tahun 2003-2013 (2 Periode)

8) H. Sabirin Yahya, S.Sos Tahun 2014-2018

9) Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM Tahun 2018-Sekarang

Dengan motto SINJAI BERSATU Kabupaten Sinjai terus maju dan

berkembang menuju masa depan yang cerah.

b. Letak geografis

Kabupaten Sinjai terletak di Jazirah Selatan bagian Timur Propinsi

Sulawesi Selatan dengan Ibu kotanya Sinjai. Berada pada posisi 50 19' 30"

sampai 50 36' 47" Lintang Selatan dan 1190 48' 30" sampai 1200 0' 0" Bujur

Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone, di sebelah

Timur dengan Teluk Bone, di sebelah Selatan dengan Kabupaten

Bulukumba, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Gowa. Wilayah

administratif terbagi atas 9 Kecamatan, 13 kelurahan, 67 desa dengan luas

wilayah 819,96 Km2, atau 1,29 persen dari luas wilayah daratan Propinsi

Sulawesi Selatan.
38

Dari 9 Kecamatan itu, terdiri dari : 67 desa dan 13 Kelurahan:

1) Di Kecamatan Sinjai Barat, 9 Desa /Kelurahan.

2) Di Kecamatan Sinjai Borong, 7 Desa/Kelurahan.

3) Di Kecamatan Sinjai Selatan, 11 Desa/kelurahan.

4) Di Kecamatan Sinjai Timur , 13 Desa /kelurahan.

5) Di Kecamatan Sinjai Tengah, 11 Desa/kelurahan.

6) Di Kecamatan Sinjai Utara, 6 kelurahan.

7) Di Kecamatan Bulupoddo, 7 Desa.

8) Di Kecamatan Tellulimpoe, 11 Desa/kelurahan.

9) Di Kecamatan Pulau Sembilan, 4 Desa.

Berdasarkan situasi Geografis, daerah Kabupaten Sinjai beriklim Sub

Tropis. Curah hujan rata-rata 2.772 sampai 4.847 millimeter dengan 120

Deep rain pertahun. Musim Hujan dimulai Februari s/d Juli dan musim

panas mulai Agusutus s/d Oktober serta kelembaban mulai November s/d

Januari. Sinjai berada pada ketinggian antara 25 sampai 1.000 meter diatas

permukaan laut.

Luas daerah 8.1996 Ha, dengan 4,62 persen berada pada ketinggian 25

m diatas permukaan laut, 9,74 persen berada pada ketinggian 100 m diatas

permukaan laut, 55,35 persen berada pada ketinggian 100-500 m dari

permukaan laut, 21,18 persen berada pada ketinggian 500-1000 m dari

permukaan laut dan 21,18 persen berada pada ketinggian diatas 1000 m dari

permukaan laut.
39

Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Sinjai Tahun 2015-2017
Jumlah Menurut Jenis Kelamin (Jiwa)
Kecamatan Laki-Laki Perempuan
2015 2016 2017 2015 2016 2017
Sinjai Barat 11 877 11 956 12 039 12 050 12 133 12 204
Sinjai Borong 7 961 7 975 7 989 8 116 8 131 8 144
Sinjai Selatan 18 550 18 668 18 793 19 944 20 073 20 183
Tellu Limpoe 15 674 15 786 15 904 17 144 17 268 17 375
Sinjai Timur 14 291 14 400 14 516 16 026 16 150 16 256
Sinjai Tengah 13 234 13 307 13 384 13 610 13 687 13 753
Sinjai Utara 22 201 22 425 22 664 23 965 24 212 24 427
Bulupoddo 7 721 7 740 7 760 8 188 8 207 8 223
Pulau Sembilan 3 693 3 705 3 717 3 854 3 866 3 877
Kabupaten
115 202 115 962 116 766 122 897 123 727 124 442
Sinjai
Sumber : BPS Kab. Sinjai, 2018

2. Gambaran Umum Puskesmas Aska

a. Geografis

UPTD Puskesmas Aska merupakan salah satu puskesmas yang berda

di kecamatan Sinjai Selatan yang terletak dibagian utara dari ibu kota

kecamatan dan bagaian selatan dari ibu kota kabuapten, dengan meliputi 4

(emapat) desa dan 25 (dua puluh lima) dusun, diantaranya adalah

1) Desa Aska

2) Desa Palae

3) Desa Talle

4) Desa Bulukamase

Dengan luas wilayah kerja puskesmas Aska kecamatan Sinjai Selatan

Kabuapten Sinjai adalah 64,528 km2 yang berbatasan langsung dengan :

1) Sebelah Utara : Desa Salohe Kecamatan Sinjai Timur


40

2) Sebelah Timur : Desa Biroro kecamatan Sinajai Timur

3) Sebelah Selatan : Desa Massaile kecamatan Tellulimpoe

4) Sebelah Barat : Desa Saotanre Kecamatan Sinjai Tengah

Secara morfologi daerah wilayah kerja UPTD puskesmas Aska adalah

daerah dataran tinggi, secara ekonomi wilayah kerja UPTD Puskesmas Aska

mempunyai letak strategi karena dapat dilalui jalur darat yang

menghubungkan ibu kota kecamatan atau ibu kota Kabupaten maupun

proponsi yang menjadi pusat kegiatan ekonomi.

b. Demografis

Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas Aska kecamatan sinjai

selatan tahun 2020 sebesar 15.552 jiwa dengan jumlah KK sebesar 4.021

KK dengan perician sebagai berikut :

1) Desa Aska

Jumlah kepala keluarga 1.081 KK

Jumlah penduduk 4.108 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 2.022 jiwa

 Perempuan : 2.081 jiwa

2) Desa Palae

Jumla kepala keluarga 861 KK

Jumlah penduduk 3.140 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 1.449 Jiwa

 Perempuan : 1.691 jiwa


41

3) Desa Talle

Jumlah kepala keluraga 1.140 KK

Jumlah penduduk 4.897 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 2.430 jiwa

 Perempuan : 2.467 jiwa

4) Desa Bulukamase

Jumlah kepala keluarga 939 KK

Jumlah penduduk 3.407 jiwa, terdiri dari :

 Laki-laki : 1.718 jiwa

 Perempuan : 1.689 jiwa

c. Sosial Ekonomi dan Budaya

1) Mata pencaharian

Sebagaian besar penduduk diwilayah kerja puskesmas Aska

bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang/wiraswasta.

2) Sosial Budaya

Diwilayah kerja puskesmas Aska sebagian besar suku bugis dan

bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa bugis.

Agama yang dianut oleh penduduk yang berada diwilayah kerja

puskesmas aska adalah islam. Adapun distribusi sarana ibadah yang ada

di wilayah kerja puskesmas Aska, terdiri dari :

 Desa Aska : 11 buah

 Desa Palae : 9 buah

 Desa Talle : 12 buah


42

 Desa Bulukamase : 9 buah

Sedangkan untuk sarana pendidikan yang ada diwilayah kerja

puskesmas Aska, yaitu :

 Taman kanank-kanak : 8 buah

 PAUD : 15 buah

 SD/MI : 20 buah

 SMP/MTs : 4 buah

 SMA/MA : 3 buah

d. Tenaga kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan bertugas di Puskesmas Aska kecamatan

sinjai selatan tahun 2020 tercatat 31 orang yang terdiri dari :

 Dokter Umum : 2 orang

 Dokter gigi : 1 orang

 Bidan : 7 orang

 Perawat : 8 orang

 Kesehatan lingkungan : 1 orang

 Tenaga apoteker : 1 orang

 Tenaga laboratorium medik : 1 orang

 Tenaga biomedika lainnya : 1 orang

 Keteknisan medis : 3 orang

 Tenaga kefarmasian : 1 orang

 Pejabat struktural : 1 orang

 Tenaga dukungan manajemen : 2 orang


43

B. Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan

Program MLM IVA SADANIS di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan sebuah program

pembangunan berkelanjutan dimana didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169

target yang terukur dengan tenggat waktu yang ditentukan. SDGs adalah

agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan

planet bumi. SDGs ini diresmikan pada tanggal 25 September 2015

menggantikan perogram sebelumnya yaitu MDGs (Millennium Development

Goals) sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang

disepakati oleh banyak negara dalam forum resolusi Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB). Kurang lebih 193 kepala negara hadir, termasuk Wakil Presiden

Indonesia Jusuf Kalla turut mengesahkan Agenda SDGs. SDGs menjadi

kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang

sebelumnya menggunakan konsep MGDs sekarang diganti dengan SDGs.

Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainble Development Goals (SGDs)

dibawah naungan PBB melakukan pembangunan global, dengan bertanggung

jawab atas kesejahteraan masyarakat. SDGs dijadikan sebagai terobosan baru

pengganti MDGs dalam perencanaan pembangunan selanjutnya, terutama

program berkelanjutan sebagai perubahan global yang adil, damai, dan

sejahtera untuk masa depan bangsa. Pada bidang kesehatan MGDs sudah

digunakan, namun belum maksimal memberikan efek besar pada permasalahan

kesehatan itu sendiri terutama mengatasi AKI dan AKB.


44

Pelayanan kesehatan sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang tujuan utamanya adalah

pelayanan preventif (pengcegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan)

dengan sasaran masyarakat umum, dan setiap upaya yang diselenggarakan

sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, dan ataupun masyarakat dalam

penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program

MLM IVA SADANIS di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai merupakan salah

satu Program Inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sinjai demi

mempermudah masyarakat menerima layanan kesehatan.

Inovasi ini menjadi bagian dari indikator sasaran Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sinjai dengan tujuan yaitu angka harapan

hidup meningkat, Angka Indeks Kesehatan masyarakat meningkat dan

penurunan Angka Kematian Ibu. Meningkatnya jumlah wanita usia Subur yang

melakukan pemeriksaan IVA Sadanis di Wilayah Kerja Puskesmas Aska

Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. Pada Tahun 2015 ada 15 0rang, Di

tahun 2016 bertambah menjadi 53 orang, Tahun 2017 mencapai peningkatan

menjadi 319 Wanita Usia Subur. Sedangkan jumlah pasien yang berkunjung di

Puskesmas Aska pada tahun 2020 yaitu sebanyak 137 pasien.

Fokus penelitian ini yaitu bagaimana Penerapan Sustainable

Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM IVA SADANIS

di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai dengan indikator Formulasi, Energi


45

Lingkungan dan Kekuatan Grass Root, Performance dan Alih Generasi, Kultur

Pembelajaran dan Leadership, dan Framework dan Validitas sebagaimana yang

dijelaskan berikut ini :

1. Formulasi

Formulasi pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah suatu progress

dan kontinuitas kehidupan yang disarikan dari rantai roda pedati, bergerak

tanpa lelah, bertumpu kepada keikhlasan kehidupan. Formulasi ini bergerak

sebagai nilai keikhlasan yang mewujud derajat kompetensi keilmuan, tidak

sekedar proses pembelajaran, tetapi bagaimana suatu kompetensi itu memiliki

nilai berdaya sinergitas keilmuan, yang memancarkan internalisasi keberadaan

kompetensi tersebut menjadi nilai lebih (value of life). Yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah bagaimana mengintegrasikan infrastruktur, struktur

kebijakan dan dinamisasi kinerja kesehatan dalam program MLM IVA

SADANIS di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai.

Pembangunan Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2014 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang, supaya terwujud derajat kesehatan warga masyarakat yang setinggi-

tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia)

yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Formulasi dan konsep pembangunan kesehatan berkelanjutan dalam

MLM IVA SADANIS memerlukan pendekatan kejuangan sebagai nilai dan

berdayanya spirit kompetensi secara sehat dan terbuka, sehingga menjadi suatu
46

kekuatan sosial yang tidak dapat dipengaruhi oleh pendekatan manajemen

politik yang berfokus kepada pendekatan struktural. Kompetensi keilmuan

dalam konteks SDGs, bergerak sebagai suatu nilai tambah yang selalu

bertumpu kepada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang

berkelanjutan, dan berupaya untuk senantiasa to do more. Spirit juang dan

inovasi menjadi jejak yang meninggalkan fakta sejarah bangsa. Berikut kutipan

wawancara dengan Kepala Puskesmas Aska tentang Formulasi pembangunan

kesehatan berkelanjutan yang dilakukan dalam program MLM IVA SADANIS

bahwa :

“Berawal dari pengalaman bidan Puskesmas Aska sebagai tim


Pemeriksaan IVA SADANIS. Pada bulan Agustus 2016 ditemukan
Wanita Usia Subur usia 20 tahun positif IVA, wanita usia subur usia 30-
40 tahun tumor payudara sebanyak 3 orang dan kasus kematian 3 wanita
usia subur dengan Kanker Payudara pada tahun 2015. Kondisi tersebut
membuka mata Bidan Koordinator Puskesmas Aska untuk melakukan
langka pro aktif sebagai screening Kanker Leher rahim dan Kanker
Payudara melalui pemeriksaan dini IVA SADANIS. Ide tersebut
dikomunikasikan ke saya, dan berdasarkan hasil pertemuan lokakarya
mini Puskesmas Aska pada tanggal 28 September 2016 diputuskan untuk
dijadikan inovasi Puskesmas Aska” (Hasil wawancara dengan AM pada
tanggal 25 Mei 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan kepala puskemas Aska

bahwa Berawal dari pengalaman bidan koordinator Puskesmas Aska sebagai

tim Pemeriksaan IVA SADANIS. Bidan Koordinator Puskesmas Aska untuk

melakukan langkah pro aktif sebagai screening Kanker Leher rahim dan

Kanker Payudara melalui pemeriksaan dini IVA SADANIS. Ide tersebut

dikomunikasikan ke Kepala Puskesmas, dan berdasarkan hasil pertemuan

lokakarya mini Puskesmas Aska pada tanggal 28 September 2016 diputuskan

untuk dijadikan inovasi Puskesmas Aska. Keputusan rapat tersebut dikukuhkan


47

dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No 67.1 Tahun 2016 dengan nama

MLM IVA SADANIS. Adapun formulasi atau regulasi yang berkaitan dengan

pembangunan kesehatan yang berkelanjutan dalam program IVA SADANIS

yang gambarkan pada tabel berikut :

No Project
Regulasi Pencapaian
program
1 Permenkes No. 39 Pemerintah Secara umum pelaksanaan kegiatan
Tahun 2016 tentang Pusat pendataan keluarga di UPT
Pedoman Puskesmas cukup optimal karena
penyelenggaraan sesuai dengan pedoman dan
Program Indonesia rencana yang telah ditetapkan.
Sehat dengan Pelaksanaan pendataan keluarga
Pendekatan sudah cukup baik dalam
Keluarga pencapaian hasil. Hal tersebut
dapat ditinjau dari: sudah
terbentuknya tim oleh puskesmas
dan sudah diterbitkan SK tentang
kebijakan PIS-PK berdasarkan
hasil dari 12 indikator masalah
kesehatan pendataan PIS PK
melalui upaya promotif dan
preventif
Rata-rata peningkatan capaian pada
tahun 2017 sebesar 3% meningkat
pada tahun 2018. Setelah ada
program MLM IVA Sadanis terjadi
peningkatan 8% pada tahun 2019
dari
capaian tahun 2018.
2. Surat Keputusan Pemerintah 1. Meningkatnya jumlah wanita
Kepala Dinas Daerah usia Subur yang melakukan
Kesehatan Nomor pemeriksaan IVA Sadanis di
135 Tahun 2017 Wilayah Kerja Puskesmas Aska
tentang pelaksanaan Kecamatan Sinjai Selatan
program Kabupaten Sinjai. Pada Tahun
pemeriksaan IVA 2015 ada 15 0rang, Di tahun
SADANIS dengan 2016 bertambah menjadi 53
metode multilevel orang, Tahun 2017 mencapai
marketing di peningkatan menjadi 319
seluruh Puskesmas Wanita Usia Subur. Sebelum
Kabuapten Sinjai inovasi, cakupan pemeriksaan
deteksi dini IVA Sadanis 15%,
48

setelah satu tahun pelaksanaan


inovasi “MLM IVA Sadanis”
cakupan pemeriksaan
meningkat. Pada tahun 2016
pencapaian target sebesar 15%
dan tahun 2017 sebanyak 62%,
hal ini melebihi target nasional
yaitu sebesar 50%.
2. Penemuan kasus secara dini lesi
pra kanker leher rahim melalui
deteksi dini IVA Sadanis di
wilayah kerja Puskesmas Aska.
Pada Tahun 2017 ditemukan
satu wanita positif IVA dan
telah dilakukan terapi dan telah
sembuh.
3. Penemuan tumor payudara di
wilayah kerja Puskesmas Aska
pada Tahun 2017 sebanyak 7
orang dan telah dirujuk ke
rumah sakit untuk pengobatan
lanjutan.
4. Meningkatnya jumlah jumlah
WUS yang memeriksakan diri
yang berefek pada penambahan
jumlah agen dan jejaring yang
terbentuk. Penambahan tersebut
adalah dari 43 agen utama
menjadi 315 agen MLM IVA
Sadanis.

Komponen lain dalam formulasi pembangunan kesehatan berkelanjutan

adalah, bagaimana konsistensi transformasi perilaku hidup sehat. Transformasi

perilaku hidup sehat mencakup suatu effort individu yang mungkin pada awal

terkait dengan ego sektoral, bergerak menjadi suatu ego komunitas,

mengendepankan tali-temali kerjasama dan networking sebagai titik tumpu

utama. Berikut kutipan wawancara dengan Petugas Pemrikasa IVA SADANIS

puskesmas Aska tentang metode yang digunakan program MLM IVA


49

SADANIS di puskesmas Aska Kabupaten Sinjai, bahwa :

“Metode MLM IVA SADANIS ini menggunakan sistem multilevel


marketing dimana satu wanita yang sudah diperiksa IVA SADANIS
mengajak dua wanita lainnya untuk melakukan pemeriksaan IVA
SADANIS, hal ini berlaku secara jejaring. Sistem ini hanya dipakai pada
multilevel barang atau produk. Melalui metode ini diharapkan dapat
menjangkau semua wanita usia subur untuk melakukan deteksi IVA
SADANIS” (Hasil wawancara dengan SA pada tanggal 23 Mei 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan koordinator puskesmas Aska

peneliti menyimpulkan bahwa Metode MLM IVA SADANIS ini menggunakan

sistem multilevel marketing dimana satu wanita yang sudah diperiksa IVA

SADANIS mengajak dua wanita lainnya untuk melakukan pemeriksaan IVA

SADANIS, hal ini berlaku secara jejaring. Sistem ini hanya dipakai pada

multilevel barang atau produk. Melalui metode ini diharapkan dapat

menjangkau semua wanita usia subur untuk melakukan deteksi IVA

SADANIS. Secara tidak langsung dapat meminimalisir risiko kanker leher

Rahim.

Transformasi pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah bagaimana

mengintegrasikan infrastruktur, struktur kebijakan dan dinamisasi kinerja

kesehatan dalam satu atap. Formulasinya adalah perencanaan yang matang,

mensinergikan diantara jaringan birokrasi dengan partisipasi masyarakat untuk

saling berkontribusi. Titik tujuan yang diharapkan dari formulasi ini adalah

menjadi nilai solutif diantara kesenjangan idealitas dan realitas, berbasiskan

kepada kemampuan koordinasi, mendobrak kebekuan egosektoralisme (silos),

mendorong kerjasama, kesalingterkaitan (interconnectedness) dan mengunci

setiap kendala dengan indikator terukur. Berikut kutipan wawancara dengan


50

Inivator MLM IVA SADANIS bahwa :

“Kegiatan MLM IVA SADANIS dilaksanakan oleh Tim Puskesmas


Aska yang terdiri dari bidan kordinator, bidan desa, dokter dan petugas
program Penyakit Tidak Menular. Serta kolaborasi dengan beberapa
unsur terkait, yaitu: Pemerintah (Dinas Kesehatan, Puskesmas, kelurahan,
kecamatan), TIM PKK dan masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh agama,
kader kesehatan, majelis taklim)” (Hasil wawancara dengan SR pada
tanggal 20 Mei 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan inovator MLM IVA

SADANIS peneliti menarik kesimpulan bahwa Tim leader MLM ini bekerja

sama dengan tim penggerak PKK sebagai perpanjang tangan dari tim inovasi

ini untuk mempromosikan dan mensosialisasikan MLM IVA SADANIS. Tim

penggerak PKK adalah kelompok masyarakat yang dekat wanita yang menjadi

sasaran dari inovasi MLM IVA SADANIS.

Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan dapat ditarik kesimpulan

bahwa MLM IVA SADANIS berawal dari pengalaman bidan koordinator

Puskesmas Aska sebagai tim Pemeriksaan IVA Sadanis kemudian Ide tersebut

dikomunikasikan ke Kepala Puskesmas, dan berdasarkan hasil pertemuan

lokakarya mini Puskesmas Aska pada tanggal 28 September 2016 diputuskan

untuk dijadikan inovasi Puskesmas Aska. Keputusan rapat tersebut dikukuhkan

dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No 67.1 Tahun 2016 dengan nama

MLM IVA SADANIS dan di Internal Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai,

Puskesmas Aska sudah menjadi percontohan untuk replikasi program sejenis

MLM IVA SADANIS agar dapat diterapkan ke Puskesmas lain, ini diperkuat

dengan adanya Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 135 Tahun

2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA SADANIS dengan


51

metode multilevel marketing di seluruh Puskesmas. Selain itu Inovasi ini

menjadi bagian dari indikator sasaran rencana pembangunan jangka panjang

Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2005-2025, yaitu angka harapan hidup

meningkat, Angka Indeks Kesehatan Masyarakat meningkat dan penurunan

Angka Kematian Ibu (AKI).

2. Energi Lingkungan dan Kekuatan Grass Root

Peran lingkungan merupakan inti dari pembangunan kesehatan

berkelanjutan. Lingkungan merupakan dimensi ruang tanpa batas dan sekat,

menguak kemandirian peran untuk berkontribusi mengisi celah-celah kebekuan

progress kehidupan, bertransformasi menjadi formulasi hidup yang lebih baik.

Kita lupa lingkungan sebagai soft copy penerapan dari suatu kebijakan, standar

operasional dan guidelines yang sudah teruji. Yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah sejauh mana akselerasi cita kebijakan program MLM IVA

SADANIS di Puskesmas Aska yang diterapkan pada generasi dibawah kita,

menjejak sebagai tapak-tapak pelayanan dan pengabdian hidup berorientasi

kepada rasa bangga.

Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan

yakni tujuan nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong

kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Terdapat 38 target SDGs di

sektor kesehatan yang perlu diwujudkan. Selain permasalahan yang belum

tuntas ditangani diantaranya yaitu upaya penurunan angka kematian ibu (AKI)

MLM IVA SADANIS dalam pembangunan kesehatan berkelanjutan

memiliki kotak-kotak ruang tanpa batas dan sekat, yang kadangkala oleh
52

birokrasi dilupakan harus diisi. Ruang tanpa sekat itu adalah suatu transformasi

untuk menggerakkan elemen pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan

sebagai landasan dan jejak kesehatan bangsa. Pendidikan, dan mungkin

penelitian hanya ditempatkan pada sisi pinggir lorong birokrasi. Pembangunan

kesehatan berkelanjutan, secara kasat mata dan kasat hati harus digemakan

sebagai ruang hampa tanpa sekat yang mungkin pada awalnya tidak bernilai

suatu material baku, namun dalam pergerakkan diamnya akan menjadi suatu

value yang bernilai khusus sebagai keberlanjutan mutu dan peduli.

Sebagaimana yang ungkapkan oleh kepala puskesmas Aska bahwa :

“Melalui inovasi ini terlihat jelas peran serta masyarakat dalam


menemukan jejaring baru. Pemahaman wanita usia subur, khususnya
agen, tentang pentingnya pemeriksaan dini IVA SADANIS membantu
memberikan pemahaman ke orang lain. Pada akhirnya diharapkan akan
melahirkan wilayah yang bebas dari kanker leher rahim dan kanker
payudara. Inovasi MLM IVA SADANIS ini diikutsertakan dalam Sistem
Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Kemenpan dan Reformasi Birokrasi.
Inovasi Pelayanan Publik adalah terobosan jenis pelayanan publik baik
yang merupakan gagasan/ide kreatif yang memberikan manfaat bagi
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung” (Hasil
wawancara dengan AM pada tanggal 25 Mei 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa MLM

IVA SADANIS dalam pembangunan kesehatan berkelanjutan diharapkan akan

melahirkan wilayah yang bebas dari kanker leher rahim dan kanker payudara.

Inovasi MLM IVA SADANIS ini diikutsertakan dalam Sistem Inovasi

Pelayanan Publik (Sinovik) Kemenpan dan Reformasi Birokrasi. Inovasi

Pelayanan Publik adalah terobosan jenis pelayanan publik baik yang

merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang

memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak.


53

Bagaimana Inovasi MLM IVA SADANIS dalam pembangunan

kesehatan berkelanjutan menyemai kekuatan grass root, tentunya memerlukan

suatu jalinan berantai dengan siklus berputar, sebagai gerak angin berimbas

gerakan energi yang dapat menembus dan mempengaruhi sekat alam. Kekuatan

grass root berpijak kepada stratifikasi masyarakat, mengatur siklus

keberagaman dengan peran grass root sebagai tumpuan energi bangsa, namun

Inovasi MLM IVA SADANIS sangat berperan menjadi gerakan masyarakat

yang menentukan tiang bangsa ini tetap kokoh dan tegar menghadapi derasnya

angin yang bergerak maju. Potensi masyarakat grass root, jika distimulasi

menjadi gerakan sosial yang sangat kuat. Berikut hasil wawancara dengan

inovator MLM IVA SADANIS mengatakan bahwa:

“Dalam melaksanakan inovasi MLM IVA SADANIS ini dibentuk tim


leader MLM untuk bekerja sama dengan tim penggerak PKK sebagai
perpanjang tangan dari tim inovasi ini untuk mempromosikan dan
mensosialisasikan MLM IVA SADANIS. Tim penggerak PKK adalah
kelompok masyarakat yang dekat dengan wanita yang menjadi sasaran
dari inovasi MLM IVA SADANIS” (Hasil wawancara dengan SR pada
tanggal 20 Mei 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa dalam mengatur

siklus keberagaman dengan peran grass root sebagai tumpuan energi bangsa,

Inovasi MLM IVA SADANIS sangat berperan menjadi gerakan masyarakat

dalam melaksanakan inovasi MLM IVA SADANIS ini dibentuk tim leader

MLM untuk bekerja sama dengan tim penggerak PKK sebagai perpanjang

tangan dari tim inovasi ini untuk mempromosikan dan mensosialisasikan MLM

IVA SADANIS. Tim penggerak PKK adalah kelompok masyarakat yang dekat

dengan wanita yang menjadi sasaran dari inovasi MLM IVA SADANIS.
54

Pembangunan kesehatan berkelanjutan dalam mengembangkan gerak

kebijakannya MLM IVA SADANIS, membutuhkan energi grass root, yang

mungkin dilupakan penentu kebijakan, sebagai salah satu pilar menentukan

berkesinambungannya integrasi efektif dalam networking integrasi, diantara

komando fungsional dan konvensional di update sebagai kekuatan digitalisasi

jejaring berkesinambungan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh petugas

Petugas Pemrikasa IVA SADANIS bahwa :

“MLM IVA SADANIS dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala


Puskesmas No 67.1 Tahun 2016 dengan nama MLM IVA SADANIS
yang awalnya inovasi ini dijalankan diwilayah kerja puskesmas Aska dan
kemudian Menindak lanjuti inovasi tersebut pemerintah Kabupaten Sinjai
mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 135
Tahun 2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA SADANIS
dengan metode MLM di seluruh puskesmas yang di kabupaten Sinjai”
(Hasil wawancara dengan SA pada tanggal 23 Mei 2021).
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pembangunan

kesehatan berkelanjutan dalam inovasi MLM IVA SADANIS sebagai salah

satu pilar menentukan berkesinambungannya integrasi efektif dalam

networking integrasi maka dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala

Puskesmas No 67.1 Tahun 2016 dengan nama MLM IVA SADANIS yang

awalnya inovasi ini dijalankan diwilayah kerja puskesmas Aska dan kemudian

Menindak lanjuti inovasi tersebut pemerintah Kabupaten Sinjai mengeluarkan

Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 135 Tahun 2017 tentang

pelaksanaan program pemeriksaan IVA SADANIS dengan metode MLM di

seluruh puskesmas yang di kabupaten Sinjai.

Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan dapat ditarik kesimpulan

bahwa energi lingkungan dan kekuatan grass root inovasi MLM IVA
55

SADANIS dalam pembangunan kesehatan berkelanjutan diharapkan akan

melahirkan wilayah yang bebas dari kanker leher rahim dan kanker payudara.

Inovasi MLM IVA SADANIS sangat berperan menjadi gerakan masyarakat

dalam melaksanakan inovasi MLM IVA SADANIS ini dibentuk tim leader

MLM untuk bekerja sama dengan tim penggerak PKK sebagai perpanjang

tangan dari tim inovasi ini untuk mempromosikan dan mensosialisasikan MLM

IVA SADANIS menggunakan sistem multilevel marketing dimana satu wanita

yang sudah diperiksa IVA SADANIS mengajak dua wanita lainnya untuk

melakukan pemeriksaan IVA SADANIS, hal ini berlaku secara jejaring.

3. Performance dan Alih Generasi

Performance adalah destinasi bangsa dengan pola yang menggaungkan

spirit perubahan kehidupan yang lebih baik. Performance destinasi bangsa

ditentukan oleh sejauh mana networking merajut tali-temalinya kepada dasar-

dasar kehidupan yang merujuk kepada kembalinya untuk hidup berdaulat

berdasarkan UUD 1945 untuk keberlanjutan pembangunan kesehatan lebih

baik. Yang dimaksud pada penelitian ini adalah bagaimana mengintegrasikan

peran kebijakan, peran gerakan peduli institusi pelayanan kesehatan dan peran

networking diantara peran pelayanan program MLM IVA SADANIS di

Puskesmas Aska.

Program yang diusung untuk mewujudkan SDGs dalam bidang kesehatan

adalah Program Indonesia Sehat dengan 3 pilar yakni paradigma sehat,

pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional (Ermalena & RI, 2017),

sebagaimana yang dijelaskan sebagai berikut :


56

1) Paradigma sehat merupakan sebuah pendekatan yang mengedepankan

konsep promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan dan

menempatkan kesehatan sebagai input dari sebuah proses pembangunan.

2) Pelayanan kesehatan yang dilakukan dan diarahkan untuk peningkatan

Akses dan mutu pelayanan. Dalam hal pelayanan kesehatan primer

diarahkan untuk upaya pelayanan promotif dan preventif, melalui

pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan baik

dalam tatanan tata kelola klinis, tata kelola manajemen dan tata kelola

program.

3) Jaminan Kesehatan Nasional, negara bertekad untuk menjamin seluruh

penduduk dan warga negara asing yang tinggal di Indonesia dalam

pelayanan kesehatannya.

Alih generasi merupakan energi untuk memelihara pembangunan

kesehatan berkelanjutan. Alih generasi merupakan pola transformasi yang

memuat prinsip ideologis, komitmen dan spirit inovasi kebangsaan. Prinsip alih

generasi tidak semata adanya gerak spirit kebijakan, namun diperlukan suatu

gerakkan bersama untuk membangun sustainability culture sebagai daya rekat

mengembangkan energi-energi terbarukan untuk keberlanjutan pembangunan

kesehatan lebih baik. MLM IVA Sadanis” dikatakan kreatif karena inovasi ini

pertama kalinya diterapkan dalam sistem pendekatan pencapaian target

sasaran. Dengan memberdayakan masyarakat secara langsung, khusunya WUS

yang sudah menikah. Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala puskesmas

aska bahwa :
57

“MLM IVA Sadanis sangat inovatif dikarenakan metode yang digunakan


adalah hal yang baru, tidak lazim dan tidak popular untuk deteksi IVA
Sadanis. WUS yang terekrut dalam agen dibekali metode merekrut WUS
lainnya dengan menggunakan kartu keanggotaannya sebagai media
promosi” (Hasil wawancara dengan AM pada tanggal 25 Mei 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas disumpulkan bahwa

memberdayakan masyarakat secara langsung, khusunya WUS yang sudah

menikah. WUS yang terekrut dalam agen dibekali metode merekrut WUS

lainnya dengan menggunakan kartu keanggotaannya sebagai media promosi

untuk mengajak melakukan pemriksaan IVA Sadanis.

Rencana aksi yang telah dikembangkan untuk melaksanakan inovasi

pelayanan publik ini, termasuk perkembangan dan langkah-langkah kunci,

kegiatan-kegiatan utama dalam sasaran masyarakat yang dituju dengan

“MULTI LEVEL MARKETING IVA Sadanis” ini adalah masyarakat

khususnya WUS yang sudah menikah. Sebgaimana yang dikatakan Top Leader

kegiatan “MLM IVA Sadanis” terdapat tahapan pelaksanaan kegiatan, yaitu :

“Melakukan koordinasi dengan pihak internal Puskesmas mengenai


pelaksanaan dari MLM IVA Sadanis dengan penetapan SK inovasi
sebagai bukti kebijakan kepala puskesmas dalam penentu kebijakan
untuk pelaksanaan inovasi Multilevel Marketing IVA Sadanis kemudian
penggalangan komitmen dengan stakeholder terkait. Promosi dan edukasi
kepada masyarakat melalui media pamplet tentang inovasi Multi Level
Marketing IVA Sadanis yang disebarkan di wilayah kerja puskesmas
Aska serta pembuatan kartu anggota, dalam pembuatan Kartu
ditampilkan nama Inovasi, Nomor Agen, Nama Agen, Hasil
Pemeriksaan, Jadwal Kontrol Kembali. Juga dicantumkann data 2
Jejaring yang berhasil di rekrut anggota “MLM IVA Sadanis”. (Hasil
wawancara dengan SR pada tanggal 20 Mei 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan TOP Leader MLM IVA

Sadanis dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa tahapan pelaksanaan

dalam melakukan kegiatan inovasi seprti koordinasi dengan pihak internal


58

Puskesmas mengenai pelaksanaan dari MLM IVA Sadanis dengan penetapan

SK inovasi sebagai bukti kebijakan kepala puskesmas dalam penentu kebijakan

untuk pelaksanaan inovasi Multilevel Marketing IVA Sadanis kemudian

penggalangan komitmen dengan stakeholder terkait. Promosi dan edukasi

kepada masyarakat melalui media pamplet tentang inovasi Multi Level

Marketing IVA Sadanis yang disebarkan di wilayah kerja puskesmas Aska.

Inovasi “MLM IVA Sadanis”sejalan dengan tujuan pembangunan

berkelanjutan (SDGs) yaitu tujuan ke 3 dan ke 5 yaitu, Tujuan ke 3 yaitu

kesehatan yang baik (sistem Kesehatan Nasional), menekankan terjaminnya

kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di

segala usia. Tujuan 3.7 menjelaskan tentang terjaminnya akses semesta kepada

pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi termasuk keluarga Berencana,

informasi dan edukasi, serta intergrasi kesehatan reproduksi ke dalam startegi

dan program nasional. Inovasi ini dengan sistem MLM yang digunakan dengan

banyaknya jaringan yang tercipta dapat mewujudkan akses pelayanan

kesehatan seksual yang lebih luas sehingga dapat menjangkau sasaran dari IVA

Sadanis itu sendiri. Tujuan ke 5 yaitu mencapai kesetaraan gender dan

memberdayakan kaum Ibu dan perempuan. Tujuan 5.6 menjelaskan tentang

terjaminnya akses semesta kepada kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-

hak reproduksi, dimana wanita berhak untuk mendapatkan pemeriksaan deteksi

dini IVA Sadanis agar terhindar dari penyakit reproduksi. Sebagaimana yang

disampaikan oleh petugas pemeriksa IVA Sadanis bhawa:

“program “MLM IVA Sadanis” di Puskesmas Aska ini telah memberikan


dampak positif yang nyata dan luar biasa bagi masyarakat karena
59

sebelumnya tidak ditemukannya secara dini kasus pra kanker leher rahim
dan kanker payudara karena cakupan deteksi IVA Sadanis hanya 15 %
dan ketika sesudahnya dilaksankan inovasi ditemukan satu kasus pra Ca
leher rahim dan kanker payudara karena cakupan deteksi IVA Sadanis
sebanyak 62 %” (Hasil wawancara dengan SA pada tanggal 23 Mei
2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa untuk

menjalankan tujuan SDGs dalam pembangunan kesehatan berkelanjutan

terutama tujuan mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum Ibu

dan perempuan program MLM IVA Sadanis di Puskesmas Aska ini telah

memberikan dampak positif yang nyata dan luar biasa bagi masyarakat karena

sebelumnya tidak ditemukannya secara dini kasus pra kanker leher rahim dan

kanker payudara karena cakupan deteksi IVA Sadanis hanya 15 % dan ketika

dilaksankannya inovasi ditemukan satu kasus pra Ca leher rahim dan kanker

payudara karena cakupan deteksi IVA Sadanis sebanyak 62 % dan ini dapat

tertolong secepat mungkin untuk mebnekan angka kematian Ibu (AKI).

Hasil obeservasi dilapangan dapat disimpulkan bahwa performance dan

alih generasi dalam pembangunan kesehatan berkelanjutan pada program

MLM IVA Sadanis sangat mudah untuk direplikasi di tempat yang lain, dan

siap untuk melatih dan sharing ilmu agar “MLM IVA Sadanis“ ini dapat

dilaksanakan di daerah yang lain. di Internal Dinas Kesehatan Kabupaten

Sinjai, Puskesmas Aska sudah menjadi percontohan untuk replikasi program

sejenis “MLM IVA Sadanis“ agar dapat diterapkan ke Puskesmas lain, ini

diperkuat dengan adanya Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan nomor 135

tahun 2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA Sadanis dengan

metode MLM di seluruh puskesmas.


60

4. Kultur Pembelajaran dan Leadership

Kultur pembelajaran kehidupan adalah sejauh mana dimensi akal dan

kalbu bergerak dalam kesintasan prediksi masa depan yang lebih baik,

dituangkan melalui amal keilmuan berdimensi keselamatan sosial di

masyarakat. Kultur pembelajaran pembangunan kesehatan berkelanjutan

merupakan dimensi perangkat lunak, dengan rangka penguat keilmuan

berkelanjutan mengisi rongga-rongga organisasi, sehingga bangunan kerangka

keras tetap kokoh dan menampilkan martabat untuk belajar dan berintropeksi

dari kesalahan yang diperbuat, sebagai perawatan berkelanjutan. Yang

dimaksud dalam penelitian ini yaitu peningkatan perawatan berkelanjutan

berbasis SOP, dengan struktur yang tersedia dan mengembangkan strategi yang

luas meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan fleksibilitas terhadap

aturan dan kebijakan program MLM IVA SADANIS di Puskesmas Aska.

Pembangunan kesehatan berkelanjutan merupakan salah satu ujung

tombak penting untuk meng”kerangka” konsep keilmuan menjadi tonggak dan

tulang punggung kompetensi, bergelayut sebagai ketahanan bangsa yang

konsisten. Prinsip yang dikembangkan adalah, pemahaman terhadap

Sustainability Development Goal (SDGs), sebagai program berkelanjutan yang

menyentuh akar pendidikan di masyarakat dan menjadi tumpuan ketajaman

pandangan terhadap akar permasalahan di masyarakat, bertembus pandang

menjadi konklusi yang menjejak bumi.

Maka Inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sinjai dalam

upaya menekan Angka kematian Ibu, dengan menggunakan sarana yang sudah
61

ada, telah di upayakan MLM IVA SADANIS, dengan Sasaran utama “MLM

IVA SADANIS” adalah WUS yang belum melakukan pemeriksaan IVA

SADANIS dengan “MLM IVA SADANIS” diharapkan makin banyak WUS

yang melakukan deteksi dini IVA SADANIS. Sehingga makin banyak kasus

pra kanker leher rahim dan tumor payudara bisa tertangani dengan cepat

sehingga tidak berakhir dengan kematian. Hal ini bertujuan agar Ibu atau

wanita mengetahui bagaimana merawat dan menjaga kesehatannya yang

merupakan salah satu cara untuk menekan angka kematian Ibu. Berikut kutipan

wawancara dengan salah satu masyarakat tentang pembelajaran dan leadership

yang dilakukan dalam inovasi MLM IVA SADANIS di Kabupaten Sinjai

khususnya wilayah kerja puskesmas Aska.

“MLM IVA SADANIS ini sangat bermaafaat bagi sebagai masyarakat


dikerenakan memberikan pelayanan dan pengetahuan kesehatan WUS
sehingga masyarakat mengetahui prosedur pola hidup sehat untuk dirinya
dan juga memahami dan mudah mendapatkan pelayanan dengan fasilitas
yang memuaskan” (Hasil wawancara dengan FA pada tanggal 21 Mei
2021).
Hasil wawancara diatas mengungkapkan bahwa bentuk upaya inovasi

yang terkhusus dengan melibatkan Petugas, seluruh unsur yang terlibat yang

bisa menekan Kematian Ibu dengan pendekatan kearifan lokal, program MLM

IVA SADANIS ini yang di dukung langsung pemangku kebijakan yang ada di

desa/lurah, Ibu PKK, kader Kesehatan, Tokoh masyrakat, masyarakat secara

luas yang ada didesa/Lurah, maka dengan adanya program MLM IVA

SADANIS disetiap wilayah Puskesmas, diharapkan program MLM IVA

SADANIS menjadi simpul dan motivasi tersendiri buat WUS dalam

mengembangkan diri dalam memacu hal-hal apa saja yang dibutuhkan dalam
62

menjaga kesehatan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi risiko yang akan

terjadi pada WUS dalam upaya menekan Angka kematian Ibu guna menunjang

pembangunan kesehatan yang berkelanjutan, dengan menggunakan Sumber

Daya yang sudah.

Pelayanan publik menunjukan peleyanan berfungsi untuk memberikan

kepastian hukum bagi pihak penyelenggara pelayanan publik maupun

masyarakat. aparatur penyelenggara harus merasa memiliki kewajiban

hukum untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat sebab pelayanan

merupakan hak masyarakat sebagai warga Negara Indonesia. Pelayanan

Kesehatan bersifat prima yaitu pelayanan yang cepat, mudah, pasti, murah, dan

akuntabel. Melihat kenyataan tersebut, maka pelayanan harus dilaksanakan

secara berkualitas agar adanya masalah/penyakit ataupun komplikasi dapat

dideteksi dan ditangani secara dini. Hadirnya inovasi program MLM IVA

SADANIS diharapkan dapat memenuhi hak setiap Wanita Usia Subur

memperoleh pelayanan yang berkualitas. Seperti hasil wawancara dengan salah

satu masyarakat yang pernah ikut diperiksa IVA SADANIS yang mentakan

bahwa :

“Setiap petugas medis, hendaknya mengedukasi masyarakat jika belum


mengetahui fungsi program pemeriksaan IVA SADANIS ini. Bukan
hanya kewajiban tenaga medis, kader kesehatan setempat juga memiliki
peran penting untuk memberikan penjelasan mengenai program MLM
IVA SADANIS. Karenanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
terkait program MLM IVA SADANIS”. (Hasil wawancara dengan NW
pada tanggal 21 Mei 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa dalam

pelaksanaan pemriksaan IVA SADANIS hendaknya setiap petugas medis


63

mengedukasi masyarakat jika belum mengetahui fungsi program pemeriksaan

IVA SADANIS ini. Bukan hanya kewajiban tenaga medis, kader kesehatan

setempat juga memiliki peran penting untuk memberikan penjelasan mengenai

program MLM IVA SADANIS. Karenanya, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan terkait program MLM IVA SADANIS.

Kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam mewujudkan

pembangunan yang berkelanjutan. Informasi mengenai kesehatan IVA

SADANIS merupakan hal-hal yang perlu diketahui oleh seorang wanita atau

ibu, supaya mereka mengetahui sumber penyakit, jenis penyakit dan upaya

pencegahannya. Melalui pemberian informasi seorang ibu secara bertahap

belajar memahami mengapa seseorang bisa sakit, dan bagaimana

mencegahnya. Hasil belajar mengenai kesehatan IVA SADANIS,

menghasilkan persepsi mengenai kesehatan wanita. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh inovator MLM IVA SADANIS bahwa :

“Pemeriksaan IVA SADANIS yang dilakukan oleh petugas kesehatan


dan jika hasil pemeriksaan positif akan ditindak lanjuti dengan terapi.
Kemudian kerjasama dengan pasien untuk mengajak 2 wanita lain yang
tertera dalam kartu dan terdaftar di sistem jejaring MLM IVA SADANIS
yang dilaksanakan pada Pustu maupun Puskesmas. Pencatatan dan
pelaporan dalam register keanggotaan MLM IVA SADANIS dan dalam
bentuk jejaring. Dan melatih agen dan anggota MLM IVA SADANIS
dan jejaringnnya sebagai fasilitator. Agen atau anggota MLM IVA
SADANIS yang sudah melakukan pemeriksaan menjadi ujung tombak
inovasi ini” (Hasil wawancara dengan SR pada tanggal 20 Mei 2021).
Hasil wawancara diatas dengan inovator MLM IVA SADANIS dapat

ditarik kesimpulan bahwa dalam mewujudkan pembangunan yang

berkelanjutan. Informasi mengenai kesehatan IVA SADANIS merupakan hal-

hal yang perlu diketahui oleh seorang wanita atau ibu, supaya mereka
64

mengetahui sumber penyakit, jenis penyakit dan upaya pencegahannya dan

Pemeriksaan IVA SADANIS yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan jika

hasil pemeriksaan positif akan ditindak lanjuti dengan terapi. Kemudian

kerjasama dengan pasien untuk mengajak 2 wanita lain yang tertera dalam

kartu dan terdaftar di sistem jejaring MLM IVA SADANIS yang dilaksanakan

pada Pustu maupun Puskesmas. Pencatatan dan pelaporan dalam register

keanggotaan MLM IVA SADANIS dan dalam bentuk jejaring serta melatih

agen dan anggota MLM IVA SADANIS dan jejaringnnya sebagai fasilitator.

Agen atau anggota MLM IVA SADANIS yang sudah melakukan pemeriksaan

menjadi ujung tombak inovasi ini.

Berdasarkan hasil observasi dilapangan peneliti menarik kesimpulan

bahwa inovasi program MLM IVA SADANIS secara kultur pembelajaran dan

leadership dengan peningkatan kualitas dan pelayanan yang signifikan

membutuhkan kepemimpinan dan menejemen pengetahuan diseluruh

organisasi. Perbaikan kualitas pelayanan berfokus pada kegiatan yang tidak

pernah berakhir serta pendekatan pemecahan masalah sehingga perbaikan

kualitas pelayanan IVA SADANIS lebih maksimal demi tercapainya

pembangunan kesehatan yang berkelanjutan.

5. Framework dan Validitas

Framework dan validitas pembangunan kesehatan berkelanjutan adalah

dimensi kelayakan hidup berkesinambungan, yang terpatri dalam koridor dan

ruang bernafaskan keyakinan akan kesemestaanNya. Menjejak koridor,

merupakan perspektif untuk melihat ufuk idealitas yang menjadi cita


65

perjuangan, melangkah tapak demi tapak menuju titik tujuan, sebagai nilai

yang berbasis bukti, bahwa kita sudah berkontribusi yang lebih baik. Yang

dimaksud pada penelitian ini adalah struktur organisasi birokrasi, manajemen

dan elemen dibawahnya mampu membangun suatu kultur kinerja kebersamaan

yang berimbas kepada monitoring dan evaluasi hasil pembangunan

berkelanjutan pada program MLM IVA SADANIS di Puskesmas Aska.

Pemanfaatan Kerjasama bermakna sebagai pemerintahan yang inovatif

untuk memenuhi peningkatan pemenuhan agar lebih efesien dalam pemberian

layanan publik, lebih kolaboratif antar organisasi dan juga terjadi kerjasama

antar publik dan swasta. misalnya kolaborasi dengan dalam upaya

mempromosikan efisiensi dan kualitas layanan administrasi publik. Program

MLM IVA SADANIS diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan WUS,

melalui upaya yang bersifat promotif, preventif, maupun kuratif dan

rehabilitative. Upaya tersebut berupa pelayanan kesehatan pada WUS,

pemeriksaan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan, penanganan

komplikasi, dan kesehatan reproduksi karena Setiap WUS diharapkan dapat

menjalankan kesehariannya dengan sehat, seperti hasil wawancara berikut ini.

“hadirnya program MLM IVA SADANIS sesuai dengan kebutuhan


masyarakat yang awalnya hanya dilaksankan di wilayah kerja puskesmas
aska dan adanya dukunagan dari pemerintah daerah, maupun masyarakat
sehingga dijadikan inovasi dan program MLM IVA SADANIS
dilaksankan disetiap puskesmas yang ada di Kabupaten Sinjai ini
bertujuan untuk mencengah sedini mungkin bahaya kanker leher rahim
dan payudara dengan demikian mewujudkan nawacita pembagunan
berkelanjutan dibidang kesehatan”. (Hasil wawancara dengan SR pada
tanggal 20 Mei 2021).
66

Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis menarik kesimpulan, bahwa

Framework dan validitas adalah peningkatan pelayanan kesehatan untuk

menurunkan komplikasi pada ibu. Pelaksanaan pelayanan publik menjadi

tanggung jawab instansi pemerintah pusat maupun daerah, pelayanan publik

yang dimaksud yaitu segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk barang

publik maupun jasa publik dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.

Beberapa Stakeholder yang terlibat dalam pembentukan program MLM

IVA SADANIS, inilah menjadi media atau berperan untuk mensosialisakain ke

masyarakat sebagai ujung tombak dalam inovasi layanan kesehatan program

MLM IVA SADANIS dalam pemanfaatan kerjasama dalam menyukseskan

sebuah inovasi. Seperti hasil wawancara berikut ini.

“Petugas kesehatan puskesmas asaka yang bekerjasama beberapa jajaran


yang ada seperti kepala desa, tim penggerak PKK dan tokoh masyarakat
Mendukung dan menyebarkan informasi kepada masyarakat tentang
keberadaan program MLM IVA SADANIS untuk melakukan deteksi dini
IVA SADANIS”. (Hasil wawancara dengan SA pada tanggal 23 Mei
2021).
Berdasarkan hasil wawancara penulis penyimpulkan dalam Framework

dan validitas inovasi program MLM IVA SADANIS untuk mencapai sasaran

perlu melibatakan beberapa Stakeholder dan beberapa jajaran seperti kepala

desa, tim penggerak PKK dan tokoh masyarakat untuk mendukung dan

menyebarkan informasi kepada masyarakat tentang program MLM IVA

SADANIS untuk untuk melakukan deteksi dini IVA SADANIS. Kegiatan

“MLM IVA Sadanis” diharapkan dapat berjalan dengan optimal karena adanya

bantuan dari berbagai pihak dengan peran dan tugas masing-masing. Adapun

peran dari masing-masing adalah sebagai berikut :


67

No Stakeholder Peran
1. Top Leader 1. Melakukan MoU kerja sama antara
Multilevel (Bidan Puskesmas dengan pemerintah
Puskesmas) 2. Melakukan sosialisasi dan kolaborasi lintas
sector
3. Memberi contoh kepada wanita lainnya
dengan melakukan pemeriksaan deteksi IVA
Sadanis oleh satu wanita kemudian satu
wanita tersebut mengajak wanita sesamanya
untuk melakukan pemeriksaan yang sama
4. Promosi dan sosialisasi melalui pertemuan,
kegiatan-kegiatan desa dan pamphlet
2. Pemerintah 1. Camat, dan Kepala desa sebagai pihak yang
memiliki kekuatan dalam pergerakan
masyarakat
2. Terlibat proses sosialisasi inovasi “MLM
IVA Sadanis”
3. Masyarakat 1. Ibu-ibu PKK, Kader Kesehatan, Ibu-ibu
kelompok pengajian, tokoh masyarakat dan
tokoh agama, LPM berperan
mensosialisasikan dan mengajak berperilaku
hidup sehat dengan melakukan deteksi dini
IVA Sadanis sekaligus mempromosikan
“MLM IVA Sadanis”
2. setiap wanita yang sudah diperika bersama
dengan wanita lainnya membentuk suatu
kelompok yang dikoordinasi oleh “MLM
IVA Sadanis”

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan terkait framework dan

validitas pembangunan kesehatan berkelanjutan dalam program MLM IVA

SADANIS yang ada di Kabupaten Sinjai adalah inovasi pembangunan

kabupaten yang mengintegrasikan komitmen dan sumberdaya pemerintah,

masyarakat, keluarga yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan

dalam kebijakan, program dan kegiatan MLM IVA SADANIS untuk menekan

angka kematian ibu (AKI).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas terkait penerapan

Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang Kesehatan Program MLM

IVA SADANIS di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai, Secara formulasi, Surat

Keputusan Kepala Puskesmas No 67.1 Tahun 2016 dengan nama MLM IVA

SADANIS, ini diperkuat dengan adanya Surat Keputusan Kepala Dinas

Kesehatan Nomor 135 Tahun 2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan

IVA SADANIS dengan metode multilevel marketing di seluruh Puskesmas.

Energi lingkungan dan kekuatan grass root inovasi pembangunan kesehatan

berkelanjutan diharapkan akan melahirkan wilayah yang bebas dari kanker

leher rahim dan kanker payudara. Performance dan alih generasi sangat mudah

untuk direplikasi di tempat yang lain, dan siap untuk melatih dan sharing ilmu

agar “MLM IVA Sadanis“ ini dapat dilaksanakan di daerah yang lain. Kultur

pembelajaran dan leadership dengan Perbaikan kualitas pelayanan berfokus

pada kegiatan yang tidak pernah berakhir serta pendekatan pemecahan masalah

sehingga perbaikan kualitas pelayanan lebih maksimal demi tercapainya

pembangunan kesehatan yang berkelanjutan. Framework dan validitas

pembangunan kabupaten yang mengintegrasikan komitmen dan sumberdaya

pemerintah, masyarakat, keluarga yang terencana secara menyeluruh dan

berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan MLM IVA SADANIS

untuk menekan angka kematian ibu (AKI).

68
69

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran-saran yang ingin peneliti

berikan sebagai berikut:

1. Diperlukan adanya peningkatan pelayanan baik dalam sarana maupun

prasarana dalam pemeriksaan IVA Sadanis yang mengintegrasikan

komitmen dan sumberdaya pemerintah dan masyarakat yang terencana

secara menyeluruh dan berkelanjutan.

2. Kepada pihak pemerintah yakni Dinas Kesehatan Masih perlu meninjau

kembali atau melakukan pengawasan terhadap kinerja pegawai atau kader

yang ada fasilitas kesehatan terutama dibidang ibu dan anak yang

melaksanakan pelayanan kesehatan.

3. Perlunya untuk lebih ditingkatan lagi sosialisasi MLM IVA Sadanis

kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui inovasi ini.


DAFTAR PUSTAKA

Anggit, L. T. (2020). Penyusunan Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan Pada Bidang Kesehatan (Studi Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember). Universitas Muhammadiyah Jember.
Asdar, M. (2019, April 25). Dinkes Sinjai Tampilkan Inovasi MLM Iva Sadanis
dan Pamer Sehat di Ajang Jambore Inovasi Pelayanan Publik.
https://www.beritabersatu.com.
Bakril, B. (2017). Pengembangan Indikator, Tipologi, Dan Status
PembangunanBerkelanjutan Daerah Provinsi di Indonesia. Institut Pertanian
Bogor.
Ermalena, M. H. S., & RI, W. (2017). Indikator Kesehatan SDGs di Indonesia.
The 4th ICTOH. Jakarta.
Fadhlurrohman, M. I., Purnomo, E. P., & Malawani, A. D. (2020). Analysis Of
Sustainable Health Development In Indonesia (Sustainable Development
Goal’s). Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 19(2), 133–143.
Lisbet, L. (2016). Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) di
Indonesia melalui Kerjasama Internasional. Jurnal Politica Dinamika
Masalah Politik Dalam Negeri dan Hubungan Internasional, 4(1). Jurnal
Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri dan Hubungan
Internasional, 4(1).
Muthmainnah, L., Mustansyir, R., & Tjahyadi, S. (2020). Meninjau Ulang
Sustainable Development: Kajian Filosofis atas Dilema Pengelolaan
Lingkungan Hidup di Era Post Modern. Jurnal Filsafat, 30(1), 23-45.
Ngoyo, M. F. (2018). Mengawal sustainable development goals (SDGs);
meluruskan orientasi pembangunan yang berkeadilan. Sosioreligius, 1(1).
Patiung, M. (2017). Rencana Aksi Daerah Sustainable Development Goal’s Kota
Kediri. Jurnal Ilmiah Sosio Agribis, 17(1).
Rahadian, A. H. (2016). Strategi Pembangunan Berkelanjutan. In Prosiding
Seminar STIAMI, 3(1), 46–56.
Ramadhani, R. W. (2020). Strategi Komunikasi Pembangunan Pemerintah
Kabupaten Bojonegoro dalam Menerapkan Nawacita dan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 18(02),
117–129.
Soroy, L. (2019). Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan : Cultural Community
Oriented dan Interconectedness.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

70
71

Tahir, M. M., & Harakan, A. (2017). Inovasi Program Kesehatan 24 Jam Dalam
Mewujudkan Good Health Care Governance di Kabupaten Bantaeng
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar. Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal
Ilmu Sosial, Politik dan Hummanioramaniora, 2, 13–22.
Tifanny, G. (2019). Analisis Pelaksanaan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga Di Puskesmas Belimbing Kota Padang Tahun 2018.
Universitas Andalas.
Trifita, A., & Amaliyah, R. (2020). Ruang Publik dan Kota Berkelanjutan:
Strategi Pemerintah Kota Surabaya Mencapai Sustainable Development
Goals (SDGs). Global and Policy Journal of International Relations, 8(2).
Yazan, S., & Arwemi, A. (2020). Relevansi Kajian Pengembangan Masyarakat
dalam Mewujudkan SDGs. TATHWIR: Jurnal Pengembangan Masyarakat
Islam, 11(1), 11-17.
72

L
A
M
P
I
R
A
N
73

Wawancara dengan ibu Sri Rahma, S.ST selaku inofator MLM IVA Sadanis di
Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai
74

Wawancara dengan bapak Ansar, S.Kep selaku sekretaris Puskesmas Aska


Kabupaten Sinjai
75

Wawancara dengan ibu Suarni, Amd. Keb selaku petugas pemeriksa IVA Sadanis

Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai


76
77
78
79
80
81

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Rusni, lahir di Kabupaten Sinjai pada tanggal 18 Maret

1996, penulis merupakan anak bungsu dari dua

bersaudara dari pasangan bapak Dahlan dan Ibu

Jumasia, Penulis memulai pendidikan dibangku SDN

228 Pakokko Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten

Sinjai, tamat pada tahun 2010, dan melanjutkan di SMP

Negeri 5 Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai tamat pada tahun 2013, dan melanjutkan

di SMA Negeri 1 Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai tamat pada tahun

2016, kemudian penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 (S1) di Universitas

Muhammadiyah Makassar pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik dan selesai pada tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai