Anda di halaman 1dari 96

SKRIPSI

MANAJEMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN PADA

DINAS PERUMAHAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

KABUPATEN BULUKUMBA

Oleh:

RINA AYUNI

Nomor Induk Mahasiswa :105611124117

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021
SKRIPSI

MANAJEMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN PADA

DINAS PERUMAHAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

KABUPATEN BULUKUMBA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh


Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

RINA AYUNI

Nomor Stambuk :105611124117

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN HASIL

Judul Skripsi : Manajemen Perencanaan Pembangunan Perumahan

Pada Dinas Perumahan Permukiman Dan

Pertanahan Kabupaten Bulukumba

Nama Mahasiswa : Rina Ayuni

Nomor Induk Mahasiwa : 105611124117

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Jaelan Usman, M.Si Dr. Samsir Rahim, S.Sos., M.Si

Mengetahui:

Dekan Ketua Program Studi

Dr. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si Nasrul Haq, S.Sos, M.PA


NBM : 730727 NBM : 1067463

iii
HALAMAN KEASLIAN KARYA ILIMIAH

Saya yang bertanda tangan tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Rina Ayuni

Nomor Stambuk : 105611124117

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan oleh orang lain atau

melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari pernyataan ini tidak benar. Maka saya bersedia menerima sanksi

akademik sesuai aturan yang berlaku. Sekalipun itu pencabutan gelar akademik

Makassar, 8 Maret 2022

Yang menyatakan

Rina Ayuni

iv
ABSTRAK

RINA AYUNI, Jaelan Usman, Samsir Rahim. Perencanaan Pembangunan


Perumahan Pada Dinas Perumahan Permukiman Dan Pertanahan

Penelitian ini bertujuan guna mengetahui bagaimana Manajemen


Perencanaan Pembangunan Perumahan Pada Dinas Perumahan Permukiman Dan
Pertanahan agar terwujudnya perumahan yang layak huni.Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif.Adapun jumlah informan dalam penelitian ini adalah
10 (sepuluh) orang.Dengan mengugunakan teknik pengumpulan data yaitu
wawancara, dokumentasi, media riview dan observasi langsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pembangunan
perumahan Pada Dinas Perumahan Permukiman Dan Pertanahan sudah berjalan
dengan optimal. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pada 3 (tiga) indicator yang
digunakan yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan kontrol. Dari
perencanaan dapat dikatakan optimal hal ini dapat dilihat pada tugas dan fungsi
untuk mencapai tingkat efektivitas dan juga efisiensi operasional. Dari segi
Pelaksanaan sudah dapat dikatakan baik karena dapat kita lihat dari semua
perencanaan yang telah disusun dipastikan berjalan dengan baik dan
diimplementasikan dengan baik. Terakhir dari segi evaluasi dan kontroldapat
dikatakan optimal, karena diketahui strategi atau perencanaan apa yang perlu
ditambahkan atau dikurangi, alat atau fasilitas apa yang perlu disiapkan untuk
melaksanakan program tersebut, berapa lama tambahan waktu dibutuhkan, dan
seterusnya

Kata Kunci : Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Kontrol

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT.atas limpahan

rahmatdan taufik-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

sesuai denganwaktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul Perencanaan

Pembangunan Perumahan Pada Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya saya ucapkan

kepada kedua orang tua Bapak Mustamin dan Ibu Juliati yang selalu memberikan

dukungan, kasih sayang dan doa serta seluruh keluarga besar yang selalu

mendoakan dan memberikan motivasi dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang

terhormat:

vi
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Bapak Dr. Jaelan Usman, M.Si Selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Samsir

Rahim, S.Sos., M.Siselaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi dapat

diselesaikan.

5. Ibu Rasdiana,S.Sos., M.Si selaku penasehat akademik yang senantiasa

memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis selama menempuh pendidikan dibangku

perkuliahan serta staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Sahabat-sahabat yang berada dikelas ADN F 2017 selalu memberikan

support dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Seluruh pegawai yang ada di Kantor Dinas Perumahan Permukiman dan

Pertanahan Makassar yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teruntuk teman istimewa Muh. Irfan yang selalu memberikan support dan

senantiasa mau direpotkan setiap saat mengerjakan skripsi.

vii
10. Fav human Ayu Sulfina, Jusniati, IrmadanaMutahharra yang selalu

memberikan support dari maba sampai dititik ini.

11. Teruntuk partner KKP yang selalu memberikan support dan telah

mengajarkan arti-arti kehidupan

12. Teruntuk Nurasisah Dan Nurul Huda yang telah membantu mengerjakan

skripsi

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .........................................................................................ii


HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN HASIL..................................................iii
HALAMAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.....................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6


A. Penelitian Terdahulu.......................................................................................6
B. Teori Dan Konsep.........................................................................................12
C. Kerangka Pikir..............................................................................................27
D. Fokus Penelitian...........................................................................................30
E. Deskripsi Fokus............................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................32


A. Waktu Dan Lokasi........................................................................................32
B. Jenis Dan Tipe Penelitian.............................................................................32
C. Informan.......................................................................................................33
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................34
E. Teknik Analisis Data....................................................................................34
F. Teknik Pengabsahan Data............................................................................35

ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................37
A. Deskripsi Lokasi Penelitian..........................................................................37
B. Perencanaan Pembangunan Perumahan di Dinas Perumahan, Permukiman,
dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba.............................................................61
C. Hambatan Dalam Perencanaan Pembangunan Perumahan di Dinas
Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba...................69
D. Pembahasan Hasil Penelitian Perencanaan Pembangunan Perumahan di
Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba.........73

BAB V PENUTUP..................................................................................................0
A. Kesimpulan.....................................................................................................0
B. Saran...............................................................................................................0

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................74
LAMPIRAN..........................................................................................................76

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu...................................9

Tabel 3.1 Informan Penelitian...............................................................................33

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ...................................................................... 28

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bulukumba................................................... 38

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28 H

ayat 1 menyebutkan, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Rumah sebagai tempat tinggal beserta lingkungannya mempunyai fungsi yang

sangat strategis dalam memengaruhi pembentukan watak dan karakter

kepribadian bangsa Indonesia sebagai bangsa yang utuh, berjati diri, mandiri dan

produktif.

Perumahan merupakan kebutuhan dasar disamping pangan dan sandang.

Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan yang meningkat

bersamaan dengan pertambahan penduduk, diperlukan penanganan dengan

perencanaan yang seksama disertai keikiutsertaan dana dan daya yang ada dalam

masyarakat (Atmoko, 2019). 

Terpenuhinya kebutuhan tempat tinggal beserta lingkungan yang baik dan

sehat bagi setiap manusia menjadi tolok ukur jaminan keamanan dan

kesejahteraannya. Terpenuhinya kebutuhan akan rumah akan memberikan rasa

aman bagi setiap orang dan percaya diri atas kemampuan ekonominya untuk

membina keluarga dan menyiapkan generasi masa depan yang lebih unggul.

1
2

Lingkungan perumahan yang sehat, aman dan harmonis memiliki

prasarana, sarana, dan utilitas yang menunjang aktivitas penghuninya baik secara

kuantitas maupun kualitas. Selain itu lingkungan perumahan yang sehat, aman,

dan harmonis memiliki kesiapan dalam mencegah penyakit dan menghadapi

bencana alam (Rahayu et al., 2019).

Setiap manusia dihadapkan pada tiga kebutuhan dasar, yaitu pangan

(makanan), sandang (pakaian), dan papan (rumah). Kebutuhan akan rumah

sebagai tempat tinggal atau hunian, baik diperkotaan maupun perdesaan terus

meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Pada dasarnya,

pemenuhan kebutuhan akan rumah sebagai tempat tinggal atau hunian merupakan

tanggung jawab masyarakat itu sendiri (Wulansari & Ma’ani, 2021). Namun

demikian, pemerintah, pemerintah daerah, dan perusahaan swasta yang bergerak

dalam bidang pembangunan perumahan didorong untuk dapat membantu

masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan akan rumah sebagai tempat tinggal atau

hunian. Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan

yang sangat strategis dalam pembentukan watak dan kepribadian bangsa, perlu

dibina dan dikembangkan demi kelangsungan peningkatan kehidupan dan

penghidupan manusia (Hariyanto, 2007). Perumahan tidak hanya semata-mata

menjadi sarana pemenuhan kebutuhan dasar manusia, tetapi lebih dari itu dapat

menjadi tempat dalam pembentukan karakter bagi seluruh manusia guna

mencapai peningkatan kehidupannya. Negara bertanggung jawab untuk

melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum


3

melalui penyelenggaraan pembangunan perumahan agar masyarakat mampu

bertempat tinggal dan menghuni rumah yang layak dan terjangkau dalam

lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan diseluruh wilayah

Republik Indonesia (Esariti et al., 2021). Sebagai salah satu kebutuhan dasar

manusia, idealnya rumah harus dimiliki oleh setiap keluarga, terutama bagi

masyarakat yang berpenghasilan rendah dan masyarakat yang tinggal di kawasan

padat penduduk. Negara juga bertanggungjawab menyediakan dan memberikan

kemudahan dalam perolehan rumah bagi masyarakat melalui penyelenggaraan

perumahan serta keswadayaan masyarakat (Pereira et al., 2015).

Pereira menyatakan bahwa perumahan merupakan salah satu kebutuhan

dasar manusia dan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat

manusia. dalam rangka memenuhinya, perlu diperhatikan kebijaksanaan umum

pembangunan perumahan, kelembagaan, masalah pertanahan, pembiayaan, dan

unsur-unsur penunjang pembangunan perumahan (Pereira et al., 2015). Masalah

pertanahan menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam

pembangunan perumahan disebabkan pada dasarnya perumahan dibangun diatas

tanah dengan status tanah tertentu. Pembangunan perumahan ditujukan agar

setiap kelurga menempati rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman,

serasi, dan teratur. Rumah yang layak adalah bangunan rumah yang

sekurangkurangnya memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan

minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. Lingkungan yang sehat,

aman, serasi dan teratur merupakan lingkungan yang memenuhi persyaratan


4

penataan ruang, persyaratan penggunaan tanah, penguasaan hak atas tanah, dan

kelayakan prasarana dan sarana lingkungannya (Wrihatnolo, 2016).

Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat akan rumah melalui

penyelenggaraan perumahan merupakan sebuah sistem yang meliputi pembinaan,

penyelenggaraan perumahan dan penyelenggaraan pemukiman sebagai satu

kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam UU No 1 Tahun 2011 Pasal 1 angka 2

menyebutkan “Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari

permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan

prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang

layak huni.” Definisi ini menunjukkan kesatuan antara perumahan dan prasarana,

sarana dan utilitas untuk memenuhi standar kualitas tempat tinggal atau hunian

yang layak.

Sebagai suatu hak asasi bagi setiap warga negara Indonesia,

penyelenggaraan perumahan merupakan tanggungjawab Negara yang tugas utama

pembinaanya dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah berdasarkan

UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukinan dan PP No 88

Tahun 2014 tentang Pembinaan Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Hal ini

semakin menekankan bahwa pembangunan perumahan dan pemukiman tidak

terlepas dari pembangunan daerah, perkotaan dan pedesaan.

Berdasarkan UU No 1 Tahun 2011 pasal 5-6 dan Peraturan Pemerintah No

88 Tahun 2014 pasal 2-3 yang dimaksud dengan pembinaan penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman adalah upaya yang dilakukan oleh Menteri,
5

Gubernur, dan Bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya, untuk

mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman meliputi  Perencanaan dan Pengawasan.

Sedangkan berdasarkan peraturan mengenai urusan pemerintahan konkuren

sebagaimana dimaksud dalam dalam Pasal 9 ayat (3) yang menjadi kewenangan

Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan.

Selanjutnya Pasal 12 ayat (2) huruf (d) menjabarkan secara rinci pelayan dasar

yang salah satunya perumahan rakyat dan kawasan permukiman merupakan

urusan pemerintahan wajib bagi pemerintah daerah. Secara khusus dalam bagian

lampiran salah satu urusan yang menjadi bagian pemerintah daerah adalah

penyelenggaraan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan. Untuk itu

Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan satu pedoman untuk menjadi

landasan pelaksanaan urusan tersebut dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No

9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas

Perumahan dan Kawasan Pemukiman.

Rangkaian peraturan perundang-perundang di atas menjadi landasan hukum

pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas, wewenang dan urusan

pemerintahan serta kewajibannya dalam bidang perumahan dan kawasan

pemukiman khususnya penyelenggaraan prasarana, sarana dan utilitas pada

kawasan perumahan. Pemerintah melakukan usaha-usaha untuk memenuhi

kebutuhan akan rumah tinggal melalui penyelenggaraan perumahan dengan

melibatkan berbagai pihak baik perorangan maupun kelompok usaha berbadan


6

hukum. Usaha-usaha ini tidak hanya sampai pada pengadaan rumahnya saja tetapi

juga beserta prasarana, sarana, dan utilitas. Prasarana, sarana dan utilitas kawasan

perumahan merupakan hal tak terpisahkan dari kawasan perumahan yang sangat

krusial dan dibutuhkan untuk menunjang kualitas hidup warga kota Hal ini

menjadi kewajiban mutlak bagi pemerintah daerah beserta pengembang

perumahan untuk menyediakan, mengelola, dan memelihara serta meningkatkan

kualitas dan kuantitasnya. Sedang untuk melaksanakan tugas pemerintah daerah

dalam memelihara dan meningkatkan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas

sebuah perumahan maka terlebih dahulu harus dilaksanakan penyerahan oleh

pengembang kepada pemerintah kota sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Kawasan perkotaan sebagai daerah yang didominasi kegiatan manufaktur

industri, perdagangan dan jasa menjadi pusat perekonomian suatu wilayah

sehingga mendorong terjadinya migrasi masyarakat dari desa ke kota dan

meningkatkan jumlah penduduk kota serta memicu pertumbuhan kota dengan

pesat. Hingga awal Januari 2019 berdasarkan data Dinas Perumahan, Pemukiman 

dan Pertanahan kebutuhan rumah di Kabupaten Bulukumba masih kurang sekitar

93 ribu rumah. Jumlah ini didasarkan pada jumlah rumah tangga dan jumlah

rumah yang tersedia saat ini. Dinas Perumahan menghitung jumlah rumah tempat

tinggal di Kabupaten Bulukumba sampai tahun 2019 sebanyak 109.218 unit.

Terhitung sejak tahun 2010-2017 telah ada sebanyak 88 pengembang

perumahan dengan 67 siteplan perumahan dan 10 perumahan yang prasarana,


7

sarana dan utilitasnya telah diserahkan dan dikelola pemerintah Kabupaten

Bulukumba . Prasarana, sarana, dan utilitas yang diserahkan nantinya akan

menjadi aset daerah yang dikelola untuk menunjang aktivitas warga kota. Warga 

hanya memahami bahwa pemeliharaan bahkan peningkatan kualitas PSU adalah

kewajiban dan wewenang pemerintah dan sangat urgen untuk dipenuhi sementara

pemerintah kota tidak dapat melaksanakan kewajibannya tanpa adanya proses

penyerahan secara administratif yang diakui oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Selain itu telah menjadi preseden di beberapa daerah lain seperti

yang terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, salah satu kendala yang

dialami dalam penyelenggaraan PSU perumahan adalah ketidakjelasan

kewenangan pengelolaan akibat keenganan pengembang perumahan untuk

melakukan penyerahan pada pemerintah daerah karena belum tearkomodasinya

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 9 Tahun 2009 dalam bentuk peraturan

daerah. Sehingga penyerahan PSU perumahan hanya sekedar dilaksanakan secara

tidak resmi pada warga perumahan.

Mengingat perumahan menjadi urusan wajib khususnya penyelenggaraan

prasarana, sarana, dan utilitas perumahan yang ditetapkan melalui Undang-

Undang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Perumahan dan Kawasan

Perumahan. Dan berdasarkan pembahasan di atas untuk mengkaji lebih dalam

mengenai manajemen pembangunan maka judul penelitian yang akan diusulkan

sebagai berikut: “Manajemen Pembangunan Perumahan Pada Dinas Perumahan,

Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba”.


8

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi perencanaan Pembangunan Perumahan Pada Dinas

Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba ?

2. Bagaiaman strategi Pengawasan Pembangunan Perumahan Pada Dinas

Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui strategi perencanaan Pembangunan Perumahan Pada Dinas

Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba 

2. Untuk mengetahui strategi Pengawasan Pembangunan Perumahan Pada Dinas

Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba 

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

dan bahan pemikiran tentang konsep pengembangan Ilmu Pengetahuan 

2. Secara praktis, diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah

Kabupaten Bulukumba dalam melaksanakan perannya dalam 

penyelenggaraan pembangunan perumahan di Kabupaten Bulukumba;

3.  Manfaat metodologis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberi nilai

tambah yang selanjutnya dapat dikombinasikan dengan penelitian-penelitian

ilmiah lainnya, khususnya yang mengkaji tentang pengelolaan aset dan

penataanruang.
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang akan peneliti laksanakan merupakan penelitian lanjutan dari

penelitian sebelumnya, sehingga penelitian ini mengacu kepada beberapa

penelitian terdahulu berikut ini:

No Penulis Tahun Judul Hasil Penelitian

1 Supriadi 2021 Analisis Peranan 1. Peran Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah Kota Makassar dalam

Dalam penyelenggaraan perumahan

Penyelenggaraan khususnya pengawasan

Perumahan Di Kota penyerahan prasarana, sarana,

Makassar dan utilitas perumahan dengan

melakukan pendataan,

penagihan, pemberian teguran,

sanksi administratif dan pidana.

2. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan

peran pemerintah daerah

tersebut di antaranya, faktor

9
10

penghambat: a. kelengkapan

administratif yang tidak

terpenuhi oleh pengembang; b.

ketidakjelasan waktu

penyelesaian keseluruhan

proses, dan c. rendahnya

pemahaman warga penghuni

kawasan perumahan, faktor

pendukung; a. keterlibatan

penegak hukum seperti KPK

dan Kejaksaan; b. koordinasi

antar SKPD dan stake holder

terkait.

2 Muhammad 2018 Implementasi Hasil penelitian ini

Syaroful Strategi Dinas menunjukkan implementsi

Husna Perumahan, Kawasan strategi Dinas Perumahan,

Permukiman Dan Kawasan Permukiman dan

Pertanahan Kota Pertanahan Kota Surakarta

Surakarta Dalam dalam penataan permukiman

Penataan kumuh di Kawasan Semanggi

Permukiman Kumuh pada tahun 2017 sudah


11

Di Kawasan dilaksanakan dengan baik,

Semanggi sesuai dengan perencanaan.

Terdapat 2 (dua) program dalam

penataan permukiman kumuh di

Kawasan Semanggi yaitu

program pengembangan

perumahan dan program

pembangunan saluran

drainase/goronggorong. Dari

kedua program dijabarkan

menjadi kegiatan yaitu: (1)

peningkatan kualitas rumah

tidak layak huni (2)

pembangunan sarana dan

prasarana rumah sederhana

sehat (3) pemeliharaan saluran

drainase.

3 Mutria 2020 Analisis Kinerja Hasil penelitian menunjukkan

Zenda Dinas Perumahan, bahwa kinerjaDinas Perumahan

Kawasan Pemukiman Kawasan Pemukiman dan

Dan Pertanahan Pertanahan Kabupaten Kuantan


12

Dalam Penataan Dan Singingi dalam melakukan

Peningkatan Kualitas penataan dan peningkatan

Kawasan Pemukiman kualitas pemukiman kumuh

Kumuhdi Kabupaten telah memiliki kualitas mutu

Kuantan Singingi bangunan yang cukup baik,

kerapian penataan, kesesuaian

fungsi bangunan dengan

kebutuhan. Kemudian dari segi

kuantitas sudah ditetapkan

beberapa target pekerjaan dan

sebagian besarnya telah

terealisasi, dan adanya

ketepatan sasaran penataan.

Selanjutnya dari segi jangka

waktu pekerjaan ditetapkan

dalam kurun waktu 5 tahun

yang dimulai dari tahun 2017-

2021, saat ini kecepatan

penataan sudah mulai terlihat

dari hasil pembangunan yang

dilakukan dengan perencanaan


13

matang. Ada beberapa

hambatan dalam melakukan

penataan dan peningkatan

kualitas pemukiman kumuh,

yakni: terbatasnya kewenangan

pemerintah daerah dan

pemerintah pusat, belum adanya

DED (Detail Engeenering

Desing), dan status kepemilikan

tanah dan masyarakat.

B. Pengertian Manajemen Pembangunan

Dalam pembangunan, diperlukan modal dasar, yang menjadi faktor

masukan (input). Keberhasilan pembangunan, sedikit banyak juga ditentukan oleh

modal dasar yang dimiliki suatu negara. Negara yang memiliki modal dasar yang

besar balk potensial maupun riil, akan mampu membentuk dirinya menjadi negara

yang besar dan kuat. Masalahnya, tinggal bagaimana bangsa itu memiliki

kemampu-an memproses modal dasar tersebut. Salah satu instrumen dalam

pemrosesan modal dasar tersebut adalah manajemen. Dengan manajemen yang

tepat, pemrosesan modal dasar akan menghasilkan keluaran (output) yang

diinginkan (Budiman, 2021). Sementara itu Wrihatnolo (2016) mengatakan

bahwa manajemen pembangunan semestinya mampu mengoptimalkan modal


14

pembangunan di suatu wilayah dan mengelolanya untuk mewujudkan

kesejahteraan yang lebih baik. Akan tetapi belum seluruh pemangku kepentingan

pembangunan memiliki pemahaman dan berkemampuan mengelola modal

pembangunan di wilayahnya. Pada umumnya, pengelolaan perencanaan

pembangunan daerah masih bersifat konvensional dan belum menjadikan hasil

penelitian, pengembangan, desain, dan inovasi sebagai acuannya.

Pengertian Manajemen Pembangunan menurut Nursini (2010) adalah upaya

atau rangkaian pertumbuhan yang direncanakan dan upaya perubahan yang

dilakukan oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah secara sadar menuju

modernitas dalam konteks pembangunan bangsa. Sedangkan pengertian

manajemen pembangunan menurut Hendrawati Hamid (2018) adalah proses

kontrol pemerintah (pemerintah) terhadap bisnis (administrasi) untuk

mewujudkan pertumbuhan yang direncanakan menuju situasi yang dianggap lebih

baik dan lebih maju dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa.

Manajemen pembangunan indonesia berlandasan yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945 Strateginya yaitu manajemen proses pembangunan yang

mengusahakan (strategi) secara serasi dan berkaitan dengan trilogi pembangunan

(pertumbuhan ekonomi, pemerataan. dan stabilitas nasional) yang pada akhirnya

akan menunjang ketahanan nasional. Diberlakukannya Undang-Undang Nomor

22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan perundang-undangan

pelaksana lainnya/turunannya, merupakan kebiiakan yang bertujuan untuk

mempercepat proses, yang pada akhirnya diharapkan akan berpengaruh terhadap


15

pencapaian hasil pembangunan yang tepat guna dan hasil guna, dalam arti

pembangunan yang dilaksanakan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan

masyarakat untuk kelangsungan hidupnya (suistainable community) dengan

memperhatikan keseimbangan ekosistem.

C. Konsep Manajemen Pembangunan

Konsep manajemen pembangunan (management of development) merupakan

sebuah perspektif dan istilah lain dari konsep administrasi pembangunan negara

(state development administration), karena melihat peran administrasi dalam

mewujudkan pembangunan (Esman, 1991). Karena itu pada dasarnya dapat

dikatakan bahwa masalah administrasi pembangunan adalah juga masalah

manajemen pembangunan.

Kartasasmita (1997) mengatakan bahwa studimengenai manajemen telah

banyak mengalami perkembangan, namun teori dasarnya tidak berubah termasuk

kegiatan yang dilakukan oleh manajemen, yaitu: 

1. Perencanaan (planning). Perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah usaha

yang secara sadar terorganisir, dan terus menerus melakukan guna memilih

alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan

tertentu. 

2. Penganggaran (budgeting). Penganggaran merupakan salah satu kegiatan

utama setiap manajemen. Penganggaran sangat erat kaitannya dengan

perencanaan karena pada prinsipnya penganggaran merupakan rencana

pembiayaan yang disusun dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 


16

3. Pelaksanaan (implementation). Pelaksanaan pembangunan merupakan

kegiatan realisasi dari proses perencanaan yang telah disusun sebelumnya

dengan cara yang efektif dan efisien.

4. Pengawasan. Pengawasan ditunjukan untuk melihat kemajuan keberhasilan

suatu pelaksanaan pembangunan sesuai dengan yang direncanakan.

Kartasasmita, menekankan bahwa pemantauan diperlukan agar pelaksanaan

pembangunan yang bergeser dari rencana dapat diketahui secara dini dan

diambil langkah-langkah yang sesuai. Sedangkan evaluasi atau penilaian

merupakan salah satu fungsi manajemen pembangunan yang dipandang

penting, karena menyangkut upaya untuk mengetahui apa yang terjadi dan

mengapa itu terjadi. Istilihah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan,

masing-masing menunjuk pada penerapan beberapa nilai terhadap hasil

pembangunan.

Menurut Haris (2019) transformasi manajemen Pemerintah Daerah

merupakan suatu keniscayaan sebagai akibat dari perubahan paradigma

pemerintahan dari lokus memerintah ke lokus pelayanan; tuntutan good

governance; tuntutan demokratisasi serta dinamika pembangunan dan

perubahan sosial baik dalam lingkup lokal, nasional maupun global. Tuntutan

dan dinamika tersebut, memaksa manajemen pemerintah daerah untuk berkreasi

dan berinovasi dalam menata kepemerintahan melalaui proses transformasi

yang terencana. Namun, transformasi manajemen pemerintahan tersebut masih


17

belum optimal karena belum berubahnya orientasi kinerja ke arah pencapaian

prestasi serta masih adanya ketergantungan bawahan kepada atasan. Akibatnya,

kinerja manajemen pemerintahan Daerah dalam memenuhi tuntutan pelayanan

publik yang didasari atas kewajaran, keadilan dan efektivitas belum terwujud.

D. Tinjauan Tentang Pemerintah Daerah

Untuk memahami tentang Pemerintah Daerah, perlu dipahami terlebih dahulu

konsep pemerintah secara umum. Jika dilihat dari segi pendekatan bahasa terkait

kata ‘pemerintah’ atau ‘pemerintahan’, ia berasal dari kata dasar ‘perintah’ yang

berarti sesuatu yang harus dilaksanakan. Di dalam kata tersebut, terkumpul

beberapa unsur yang menjadi ciri khas dari kata ‘perintah’ yaitu: (Setiawan, 2018)

1. Adanya suatu keharusan atau kewajiban; 

2. Adanya dua pihak yang memberi dan menerima perintah; 

3. Adanya hubungan fungsional antara yang memberi dan yang menerima

perintah; 

4. Adanya wewenang atau kekuasaan untuk memberi perintah.

 Pemerintah merupakan suatu gejala yang berlangsung dalam kehidupan

bermasyarakat yaitu hubungan antara manusia dengan setiap kelompok termasuk

dalam keluarga. Masyarakat sebagai suatu gabungan dari sistem sosial, akan

senantiasa menyangkut dengan unsur-unsur pemenuhan kebutuhan dasar manusia

seperti keselamatan, istirahat, pakaian dan makanan. Dalam memenuhi kebutuhan

dasar itu, manusia perlu bekerja sama dan berkelompok dengan orang lain; dan
18

bagi kebutuhan sekunder maka diperlukan bahasa untuk berkomunikasi menurut

makna yang disepakati bersama, dan institusi sosial yang berlaku sebagai kontrol

dalam aktivitas dan mengembangkan masyarakat. Kebutuhan sekunder tersebut

adalah kebutuhan untuk bekerjasama, menyelesaikan konflik, dan interaksi antar

sesama warga masyarakat. Dengan timbulnya kebutuhan dasar dan sekunder

tersebut maka terbentuk pula institusi sosial yang dapat memberi pedoman

melakukan kontrol dan mempersatukan (integrasi) anggota masyarakat (Setiawan,

2018) . 

E. Tinjauan Tentang Penyelenggaraan Perumahan

1. Tugas dan Wewenang Pemerintah Daerah Dalam Penyelenggaraan

Perumahan

Dalam penyelenggaraan perumahan pemerintah dan pemerintah

daerah memilki tugas utama dalam pembinaan. Pemerintah dalam

melaksanakan pembinaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman mempunyai tugas dan wewenang. Tugas dan wewenang

sebagaimana dimaksud dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan

pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing- masing

(Wijaya & Handrisal, 2021).

Pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan pembinaan

mempunyai tugas sebagai berikut: 


19

1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat

kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman

dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan

provinsi; 

2. Menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah dengan berpedoman

pada strategi nasional dan provinsi tentang pendayagunaan dan

pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di bidang perumahan dan

kawasan permukiman; 

3. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan

dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota; 

4.  Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap

pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah,

perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan

permukiman; 

5.  Melaksanakan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang

ramah lingkungan serta pemanfaatan industri bahan bangunan yang

mengutamakan sumber daya dalam negeri dan kearifan lokal yang

aman bagi kesehatan;

6. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan

peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program

di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat

kabupaten/kota; 
20

7. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota;

8. Melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan

strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman

pada tingkat kabupaten/kota; 

9.  Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman; 

10. Melaksanakan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan

berpedoman pada kebijakan nasional; 

11. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum

perumahan dan kawasan permukiman; 

12.  Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan

provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada

tingkat kabupaten/kota; 

13. Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk

mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR; 

14. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan permukiman bagi

masyarakat, terutama bagi MBR; 

15.  Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba; dan 

16. Memberikan pendampingan bagi orang perseorangan yang

melakukan pembangunan rumah swadaya.33


21

Sedangkan wewenang Pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan

pembinaan adalah sebagai berikut: 

1. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan

permukiman pada tingkat kabupaten/kota; 

2. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan

bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat

kabupaten/kota bersama DPRD; 

3.  Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan

dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota; 

4.  Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-

undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan

dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota; 

5.  Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan

perumahan dan permukiman bagi MBR; 

6. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi

MBR pada tingkat kabupaten/kota; 

7.  Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara

pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman; 


22

8.  Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai

perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat

kabupaten/kota; dan 

9.  Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh

dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.(Wijaya &

Handrisal, 2021)

 Menurut Peraturan Pemerintah No. 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan

Penyelenggaraan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman

dilaksanakan dengan cara: 

1. Kordinasi merupakan kegiatan singkronisasi dan evaluasi antara

pemerintah dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman yang dilakukan dalam rangka merumuskan dan

menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang Perumahan

dan Kawasan Permukiman, mengawasi dan mengandalikan

kebijakan di bidang perumahan dan kawasan permukiman,

pemanfaatan tekhnologi dan rancang bangun yang ramah

lingkungan serta pemanfaatan industri bahan bangunan yang

mengutamakan sumber daya alam negeri dan kearifan lokal; 

2. Sosialisasi peraturan perundang-undangan. Sosialisasi dilakukan

oleh Menteri kepada Gubernur dan atau Walikota atau Bupati, yang
23

dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan serta kebijakan

dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,

sinkronisasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan

strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,

standar pelayanan minimal dibidang perumahan dan kawasan

permukiman, sinkronisasi kebijakan tentang pendayagunaan dan

pemanfaatan hasil rekayasa teknologi dibidang perumahan dan

kawasan permukiman. 

3. Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi. Pemberian

bimbingan, supervisi dan konsultasi dilakukan dalam rangka

menyusun norma standar, prosedur, dan kriteria di bidang

perumahan dan kawasan permukiman, menyusun dan

menyempurnakan peraturan perundangundangan dibidang

perumahan dan kawasan permukiman, mengelola prasarana, sarana,

dan utilitas umum, memfalitasi kerjasama antara pemerintah dan

badan hukum dalam pembinaan perumahan dan kawasan

permukiman. 

4. Pendidikan dan Pelatihan. Pendidikan dan pelatihan dilakukan

untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi pemangku

kepentingan dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman; 
24

5. Penelitian dan Pengembangan. Penelitian dan Pengembangan

dilakukan sesuai kebutuhan, dapat dilkukan dengan kerja sama

dengan perguruan tinggi atau lembagalainnya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; 

6. Pendampingan dan Pemberdayaan. Pendampingan dan

pemberdayaan dilakukan dalam rangka peningkatan kemampuan

dalam pelaksanaan kebijakan tingkat nasional dan atau tingkat

daerah, dilakuakan untuk peningkatan kapasitas dan kompetensi

pemerintah, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan; 

7. Pengembangan Pelayanan Sistem Informasi dan Komunikasi.

Pengembanagan sistem informasi dan komunikasi memberikan

informasi dibidang perumahan dan kawasan permukiman kepada

pemangku kepentingan.

 Berdasarkan pembahasan tugas dan wewenang pemerintah daerah

kabupatn/kota dalam pembinaan penyelenggaraan perumahan, pengelolaan

atau penyelenggaraan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan

menjadi salah satu hal sangat krusial khususnya dalam menunjang aktivitas

keseharian dan kegiatan sosial, ekonomi dan politik warga kota.


25

2. Pengawasan Prasara, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Kawasan

Pemukiman

Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat krusial

dalam mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Seperti yang dikatakan oleh

Harold Koontsz dan O’Donnel dalam Siagian bahwa “Planning and

Controlling are the two sides of same coin”. Sehingga dapat dipahami bahwa

sebuah rencana tanpa adanya pengawasan pelaksanaannya akan menimbulkan

penyimpangan-penyimpangan dan kesalahan yang tidak diinginkan yang

mempersulit tercapainya tujuan yang diharapkan, atau tujuan yang diharakan

dapat tercapai dengan pengorbanan dan biaya yang besar. Adapun untuk

mengkaji lebih lanjut tentang apa dan bagaimana pengawasan itu

dilaksanakan dapat disimak dalam beberapa pendapat berikut ini: Menurut S.P

Siagian, pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh

kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan

berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya39. 

Menurut George R Terry pengendalian (pengawasan) ia;ah suatu

usaha untuk meneliti kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan yang

berorientasi pada objek yang dituju dan merupakan alat untuk menyuruh

orang-orang bekerja menuju sasaran yang ingin dicapai. Selain itu, menurut

Dale dalam Winardi pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama

dan melaorkan kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti


26

memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai

dengan apa yang direncanakan . 

Menurut Sule dan Saefullah mengemukakan fungsi pengawasan pada

dasarnya merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan agar apa yang

telah direncanakan berjalan sebagaimana mestinya. Selanjutnya menurut T

Hani Handoko, fungsi pengawasan adalah sebagai berikut: 

1. Penetapan standar pelaksanaan ; 

2.  Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar

yang telah ditetapkan; 

3.  Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan

menyimpang dari standar. 

Untuk itu tujuan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman

sebagai standar pengawasan, berdasarkan UU No 1Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam pasal 3 sebagai berikut: 

1. memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan

kawasan permukiman; 

2.  mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran

penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan

kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan

keseimbangan kepentingan, terutama bagi MBR;


27

3.  meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi

pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi

lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan; 

4.  memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan

perumahan dan kawasan permukiman; 

5.  menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya; dan 

6.  menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam

lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan

berkelanjutan. 

Penyelenggaraan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan sebagai bagian

tak terpisahkan dari perumahan itu sendiri menjadi fokus dalam rangka

mewujudkan salah satu standar di atas yaitu menjamin terwujudnya rumah

yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi,

teratur, terencana, terpadu dan berkelanjutan. Untuk itu adalam rangka

penyelenggaraan prasarana, sarana, dan utilitas yang sukses sebagai satu

kewenangan pemerntah daerah yang sukses maka dibutuhkan pelaksanaan

fungsi pengawasan yang baik, dimana menurut pendapat Situmorang dan

Juhir dalam Siagian, mengungkapkan bahwa proses pengawasan pada

dasarnya dilaksanakan oleh administrasi dan manajemen dengan

mempergunakan dua macam teknik yakni: 


28

1. Pengawasan langsung mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiatan

yang sedang dijalankan. Akan tetapi karena banyaknya dan kompleksnya

tugas-tugas seorang pimpinan - terutama dalam organisasi yang besar

seorang pimpinan tidak mungkin dapat selalu menjalankan pengawasan

langsung itu. Karena itu sering pula ia harus melakukan pengawasan yang

bersifat tidak langsung. 

2.  Pengawasan tidak langsung Pengawasan ini dilakukan melalui laporan

yang disampaikan oleh para bawahan. Laporan itu dapat berbentuk: pada

pengawasan tidak langsung itu ialah bahwa sering para bawahan hanya

melaporkan hal-hal yang positif saja. Dengan perkataan lain, para

bawahan itu mempunyai kecenderungan hanya melaporkan hal-hal yang

diduganya akan menyenangkan pimpinan. 

F. Kerangka Pikir

Pemerintah daerah khususnya Dinas Perumahan, Permukiman dan

Pertanahan sebagai penyelenggara negara berfungsi sebagai pembina dalam

penyelenggaraan perumahan yang terdiri dari rumah sebagai tempat tinggal

layak huni dan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan yang

mendukung terciptanya lingkungan yang sehat, aman, dan harmonis. Dalam

menjalankan fungsi nya tersebut pemerintah daerah berperan dalam

pengawasan proses penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan

sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 9

Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas


29

Perumahan di Daerah. Sebagaimana diketahui bahwa perumahan menjadi

urusan wajib khususnya penyelenggaraan prasarana, sarana, dan utilitas

perumahan yang ditetapkan melalui Undang-Undang Pemerintah Daerah dan

Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Perumahan.

Untuk itu, guna menyukseskan hal tersebut pemerintah daerah

Berdasarkan UU No 1 Tahun 2011 pasal 5-6 dan Peraturan Pemerintah No 88

Tahun 2014 pasal 2-3 yang dimaksud dengan pembinaan penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman adalah upaya yang dilakukan oleh

Menteri, Gubernur, dan Bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya, untuk

mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman meliputi Perencanaan, pelaksanaan serta control dan evaluasi.

Perencanaan dan Pembangunan


Perumahan

Planning Actuating Kontrol dan


(Perencanaan) (Pelaksanaan) Evaluasi

Efektifitas dan Efisiensi dalam perencanaan


pembangunan perumahan

George R. Terry (2009)


30

G. Fokus Penelitian

 Fokus penelitian dinyatakan secara jelas (masalah, sasaran atau

pilihan kebijakan) perlu dirumuskan. Namun perubahan bisa terjadi karena

pemahaman baru dari interaksi peneliti yang terjadi di lokasi studinya.

Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini berbuhungan dengan rumusan

masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian

adalah Manajemen Strategi Pembangunan Pada Dinas Perumahan,

Permukiman dan Pertanahan Kab. Bulukumba Tahun 2022 dilihat dari: 

Perencanaan  dan Pengawasan

H. Definisi Fokus

1. Perencanaan

Perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah usaha yang secara sadar

terorganisir, dan terus menerus melakukan guna memilih alternatif yang

terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan tertentu.

perencanaan program dan kegiatan bidang perumahan dan kawasan

permukiman pada tingkat nasional, provinsi, atau kabupaten/kota yang

ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka panjang, jangka

menengah, tahunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

perencanaan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan

permukiman tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Dalam hal ini


31

Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba

dari pihak pemerintah serta PT. Rinra Pratama Putra sebagai

pengembangan perumahan yang telah diberi Izin Oleh Pemerintah

Setempat

2. Pengawasan

Pembinaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d

dilakukan melalui kegiatan pemantauan, evaluasi, dan koreksi dalam

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.


32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat atau wilayah dimana penelitian

dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Dinas Perumahan,  Permukiman dan

Pertanahan Kabupaten Bulukumba yang berada di Jl. Kusuma Bangsa No.9

Kelurahan Caile. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2022.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan diatas dalam penelitian ini maka

bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Menurut Moleong (2006) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Selain itu, menurut Sugiyono

(2018) penelitian kualitatif melibatkan kegiatan ontologis. Maksudnya adalah data

yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki

arti lebih bermakna dan mampu memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata.

Peneliti menekankan catatan dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap dan

mendalam yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian

data. Sifat penelitian semacam ini mampu memperlihatkan secara langsung

hubungan transaksi antara peneliti dengan yang diteliti, yang memudahkan

pencarian kedalaman makna.

32
33

C. Informan

Informan merupakan hal yang paling penting dalam penelitian kualitatif

karena mampu memberikan gambaran terkait berbagai informasi yang berkaitan

dengan obyek penelitian. Sehingga teknik dalam penentuan informan menjadi

sangat penting. Dalam penelitian ini menggunakan teknik penentuan informan

berupa purposive sampling. Dalam teknik purposive sampling ini peneliti

memiliki kecenderungan untuk memilih informan berdasarkan posisi dengan

akses tertentu atau yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan

permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber

data yang mantap. Dalam tahap pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan

dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta kemantapan

peneliti dalam memperoleh data (Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini, informan

yang dipilih adalah pihak-pihak yang dianggap paham mengenai kasus ini secara

mendalam. Adapun informan dalam penelitian ini antara lain:

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan

1 A. Arfhan Syukri, ST., MT AS Kepala Bidang Perumahan

2 Andi Syahrir, ST.,MT AS Seksi Penyediaan Perumahan

3 Hj. Nurwahidah, ST.,MT NW Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian

Perumahan
34

4 Munasib, ST MS Seksi Pengembangan Kawasan

Permukiman

5 Ahmad Kasman AK Supervisor PT Rinra Pratama Putra

6 Nisrawati NW Bendahara PT Rinra Pratama Putra

7 Mutmainnah MM Admin PT Rinra Pratama Putra

8 Ocan OC Pengawas

9 Jusriadi JA Marketing

10 Muh. Ariandi MA Marketing

B. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara

lain sebagai berikut: 

1. Wawancara 

Wawancara merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan

informasi dari sumber data dengan tujuan utama untuk menyajikan konstruksi

saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas,

organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk

keterlibatan dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu

sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal


35

itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang

(Moleong, 2006).

 Lebih lanjut, menurut Moleong (2006), secara umum ada dua jenis

teknik wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak

terstruktur. Wawancara terstruktur atau wawancara terfokus yang biasanya

dilakukan dalam penelitian kuantitatif, dan wawancara tidak terstruktur yang

disebut wawancara mendalam, yang pada umumnya dilakukan dalam

penelitian kualitatif. Dalam wawancara terstruktur pertanyaan telah

diformulasikan dan ditulis oleh peneliti secara pasti dan respondennya

diharapkan menjawab dalam bentuk informasi yang sesuai dengan kerangka

kerja pewawancara. Sedangkan wawancara tidak terstruktur dilakukan dengan

pertanyaan yang bersifat terbuka (open-ended) dan mengarah pada kedalaman

informasi serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur

guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat

bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasi secara lebih jauh,

lengkap dan mendalam. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah wawancara tidak terstruktur yang menggunakan pedoman wawancara

yang berisi tentang garis besar pertanyaan yang nantinya pertanyaan

selanjutnya akan digali sendiri dengan harapan akan memperoleh informasi

yang lebih mendalam dari informan dan dapat mengarahkan pertanyaan

selanjutnya sesuai dengan tujuan. Hasil wawancara yang diperoleh


36

selanjutnya dianalisis dan disajikan sesuai dengan fokus kajian serta

digunakan sebagai acuan penarikan kesimpulan. 

2. Dokumentasi 

Dokumen merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam

penelitian kualitatif. Dokumen juga digunakan untuk mengetahui informasi

yang berkaitan dengan latar belakang yang mendasari peristiwa yang terjadi

saat ini (Sutopo, 2006:80). Selain itu, hasil penelitian dari wawancara akan

semakin valid apabila didukung dengan dokumen-dokumen terkait seperti

arsip, buku, serta berita-berita yang relevan maupun gambar. Dalam penelitian

ini, dokumentasi yang digunakan adalah data yang dihimpun oleh lembaga-

lembaga atau dinas-dinas yang terkait dengan, berita dan artikel yang terkait

baik dari berbagai media massa baik cetak maupun online, draft dan peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan penataan permukiman kumuh,

gambar dan sebagainya. 

3. Observasi 

Observasi digunakan untuk mengamati dan menggali data atau

informasi dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat

atau lokasi dan benda serta rekaman gambar (Sugiyono, 2018). Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan observasi yang bersifat pasif, yaitu peneliti

dalam melakukan observasi hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak

berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif (Sugiyono, 2018). 

C. Teknik Pengabsahan Data


37

Untuk memeriksa keabsahan data mengenai “Manajemen Pembangunan

Perumahan Pada Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten

Bulukumba” berdasarkan data yang sudah terkumpul, selanjutnya ditempuh

beberapa teknik keabsahan data yang meliputi: kredibilitas, tranferabelitas,

dependabilitas, dan konfirmabilitas adapun perincian dari teknik diatas adalah

sebagai berikut:

1. Uji Kredibilitas 

Dalam penelitian kualitatif, uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap

data hasil penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara, anatara lain

dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam

penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,

dan member check. Namun, dalam penelitian ini hanya menggunakan

beberapa cara yang dilakukan untuk menguji kepercayaan data hasil penelitian

sebagai berikut:

a. Triangulasi 

Triangulasi dalam pengujian kredibilas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Dengan demikian, terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan triangulasi waktu. Namun, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan dua triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. 

1. Triangulasi Sumber 
38

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Untuk menguji kredibelitas data tentang “Manajemen Pembangunan

Perumahan Pada Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan

Kabupaten Bulukumba” maka pengumpulan dan pengujian data

dilakukan kepada anggota keluarga, tetangga dan remaja(informan).

Data dari ketiga sumber tersebut kan dideskribsikan,

dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan

mana yang spesifik dari ketiga sumber data tersebut.

2. Triangulasi Teknik 

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumen pendukung

terhadap informan. 

b. Menggunakan Bahan Referensi 

Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang

telah ditemukan oleh peneliti. Untuk itu dalam penyusunan laporan,

peneliti menyertakan foto atau dokumen autentik sehingga hasil

penelitian menjadi lebih dapat dipercaya. 

c. Mengadakan Member Check 

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data
39

yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data itu

pertanda data tersebut valid, sehingga semakin kredibel. Pelaksanaan

member check dapat dilakukan setelah mendapat suatu temuan atau

kesimpulan. Dalam penelitian ini member check dilakukan dengan forum

diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok peneliti menyampaikan

temuan kepada sekelompok pemberi data. Dalam diskusi kelompok

tersebut mungkin terjadi pengurangan, penambahan dan kesepakatan

data. Setelah data disepakati bersama, maka pemberi data diminta untuk

menandatangani, agar lebih autentik. 

2. Uji Tranferabelitas 

Pengujian transferability ini merupakan validitas eksternal dalam

penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau

dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut

diambil. Nilai transfer ini berkaitan dengan pertayaan, sampai mana penelitian

dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Bagi penelitian

naturalistik, nilai transfer bergantung pada pemakai, sejauhmana hasil

penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain. Oleh

karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif ini

sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka

dalam menyusun laporan ini peneliti memberikan uraian yang rinci, jelas,

sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian, maka pembaca menjadi


40

jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya

untuk diaplikasikan hasil penelitian ini di tempat lain. Apabila pembaca

laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, seperti

apa suatu hasil penelitian dapat dberlakukan (transferability), maka laporan ini

memenuhi standar transferabilitas.

3. Uji Dependabilitas 

Dalam penelitian kuantitatif, Dependabilitiy disebut sebagai

reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat

mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian

kualitatif, uji dependebility dilakukan dengan melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian. Dalam penelitian ini dependebility dilakukan

oleh auditor yang independen atau dosen pembimbing untuk mengaudit

keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. 

4. Uji Konfirmabilitas 

Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan

uji obyektifitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif apabila hasil

penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji

Konfirmability mirip dengan uji Dependability, sehingga pengujiannya dapat

dilakukan secara bersamaan. Menguji Confirmability berarti menguji hasil

penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian

merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian

tersebut telah memenuhi standar Confirmability..


41

D. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh

diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010). 

Dalam analisis data peneliti harus mempunyai kemampuan untuk mengolah

hasil penelitian menjadi data yang akurat, sehingga peneliti dapat menyusun serta

menjawab permasalahan yang diajukan sebagai hasil penelitian. Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model analisis interaktif.

Proses analisis interaktif terdapat tiga komponen utama yang harus ada dan selalu

terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan. Proses interaktif secara

berkelanjutan dari tiga komponen tersebut memerlukan kedisiplinan peneliti agar

tidak mengalami kesulitan dalam melakukan proses analisis akhir untuk

merumuskan simpulan penelitian. Adapun tiga komponen utama tersebut antara

lain reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan serta verifikasinya. 

a. Reduksi Data

 Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan

abstraksi data dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan

lapangan (fieldnote). Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan

penulisan yang dimulai dari sebelum pengumpulan data. Reduksi data


42

dilakukan sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja

konseptual, memilih kasus, menyusun rumusan masalah dan ketika

menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan. Ketika

pengumpulan data dilakukan maka reduksi data dilakukan dengan membuat

ringkasan dari catatan data yang diperoleh di lapangan. Dalam menyusun

ringkasan tersebut peneliti juga memusatkan tema, menentukan batas-batas

permasalahan dan juga menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung terus

sampai laporan akhir penelitian selesai disusun. 

b. Sajian Data 

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.

Sajian data disusun berdasarkan pokokpokok yang terdapat dalam reduksi

data dan disajikan dengan menggunakan kalimat dan bahasa peneliti yang

disusun secara logis dan sistematis, sehingga mudah untuk dipahami dan

memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis atau tindakan lain

berdasarkan pemahamannya tersebut. 

c. Penarikan Simpulan 

dan Verifikasi Tahap penarikan simpulan dan verifikasi adalah suatu tahap

lanjutan di mana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan data.

Tahap ini adalah intepretasi peneliti atas temuan dari suatu wawancara atau

sebuah dokumen. Pada penelitian ini setelah kesimpulan diambil, peneliti

kemudian mengecek lagi kesahihan intepretasi dengan cara mengecek ulang


43

proses koding dan penyajian data untuk memastikan tidak ada kesalahan yang

telah dilakukan. Simpulan perlu diverifikasi agar mantap dan benar-benar bisa

dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas

pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan

cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada

peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada

catatan lapangan. Verifikasi juga dapat berupa kegiatan yang dilakukan

dengan lebih mengembangkan ketelitian.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Bulukumba


44

Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu daerah tingkat II di Provinsi

Sulawesi Selatan. Ibu kota dari Kabupaten ini berada di kota Bulukumba.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Bulukumba tahun 2019, Kabupaten

Bulukumba mempunyai luas wilayah 1.154, 58 KM², dengan jarak tempuh dari

Kota Makassar yaitu sekitar 153 Km2.

Secara kewilayahan, kabupaten bulukumba terdiri atas 10 Kecamatan, 27

Kelurahan dan 109 desa.Kabupaten Bulukumba berada pada posisi empat

dimensi, yaitu dataran tinggi pada kaki gunung Bawakaraeng – Lompobattang,

dataran rendah, pantai serta laut lepas. Daerah dataran rendah memiliki

ketinngian antara 0 sampai dengan 25 M di atas Permukaan laut melingkupi

tujuh kecamatan pesisir, diantaranya Kecamatan Gantarang, Kecamatan

Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamaran Bontobahari, Kecamatan

Bontotiro, Kecamatan Kajang dan kecamatan Herlang.

Secara Geografis kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara

5°20-5°40 lintang selatan dan 119°50 - 120°28 Bujur Timur dengan Batas-batas

wilayahnya yaitu:

 Sebelah Utara : Kabupaten Sinjai

 Sebelah Selatan : Kabupaten Kepulauan Selayar


44

 Sebelah Timur : Teluk Bone

 Sebelah Barat : Kabupaten Bantaeng


45

Gambar 4.1. Peta Kabupaten Bulukumba

Kabupaten Bulukumba terkenal dengan industri Perahu Phinisi yang

banyak memberikan nilai tambah Ekonomi pada masyarakat dan Pemerintah

Daerah. Pada segi budaya

2. Kondisi Penduduk Kabupaten Bulukumba

Kondisi penduduk dikabupaten Bulukumba menurut proyeksi pada tahun

2019 yaitu sekitar 420.603 jiwa yang terdiri dari 198.701 jiwa penduduk laki-

laki serta pendudu perempuan yaitu 221.902. Jumlah penduduk di Kabupaten

Bulukumba pada tahun 2019 mengalami pertumbuhan sekitar 0, 54 % dengan

persentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebanyak 0,54 % dan 0,55 % untuk

penduduk perempuan. Selain itu meningkatnya angka perbandingan jenis

kelamin penduduk laki-laki atas penduduk perempuan pada tahun 2019 mencapai

sekitar 364 jiwa/km2.


46

Kepadatan penduduk pada 10 kecamatan juga bermacam-macam dengan

kepadatan penduduktertinggi berada pada di kecamatan Ujung Bulu dengan

kepadatan sebanyak 3.914 jiea/km2 dan terendah berada di kecamatan kindang

dengan jumlah 213 jiwa/km2.

2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten

Bulukumba adalah salah satu unit kerja di lingkup Pemerintah Daerah

Kabupaten Bulukumba yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor

77 Tahun 2016 tentang Kedudukan Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi,

dan Tata Kerja Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten

Bulukumba. 

Untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan Pemerintahan di Bidang

Perumahan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, dalam rangka

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, maka Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan memiliki

kewenangan untuk pengangan di bidang perumahan yang telah diserahkan

oleh Pemerintah Daerah.

3. Visi dan Misi

a. Visi 
47

Terwujudnya Perumahan, Permukiman yang layak huni dan pelayanan

publik melalui penyediaan infrastruktur yang berkualitas dan mewujudkan

tanah dan pertanahan untuk kemakmuran rakyat. 

b. Misi 

1. Mewujudkan pembangunan, penguatan dan pemerataan infrastruktur dasar

masyarakat yang berdaya guna

 2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar

perumahan dan permukiman. 

3. Penyehatan Lingkungan Permukiman (Air minum dan Sanitasi

Lingkungan). 

4. Meningkatkan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan

bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan

dan pemanfaatan tanah.


4. Struktur Organisasi Dinas Perumahan, Permukiman Dan Pertanahan
KEPALA DINAS

SEKRETARIS
JABATAN FUNGSIONAL

SUBAG UMUM DAN SUBAG SUBAG PROGRAM DAN


KEPEGAWAIAN KEUANGAN PELAPORAN

BIDANG BIDANG KAWASAN BIDANG SARANA BIDANG


PERUMAHAN PERMUKIMAN UMUM DAN PERTAHANAN
PEMERINTAHAN
SEKSI PENDATAAN SEKSI PENDATAAN, SEKSI INVENTARISASI
PERENCANAAN DAN PERENCANAAN, SEKSI PENDATAAN, DAN GANTI RUGI
PERENCANAAN DAN
EVALUASI PERIJINAN DAN TANAH
EVALUASI
PERUMAHAN EVALUASI KAWASAN PRASARANAN UMUM
PERUMAHAN DAN PEMERINTAHAN SEKSI PERIZINAN
SEKSI PENYEDIAAN SEKSI AIR MINUM PENGGUNAAN
PERUMAHAN SEKSI PENGEMBANGAN DAN TANAH
KAWASAN PERUMAHAN PENYEHATAN
SEKSI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKSI
SEKSI PENCEGAHAN DAN
DAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN SEKSI PENATAAN PERMASALAHAN
PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN BANGUNAN DAN TANAH
LINGKUNGAN

48
49

a. Pokok Dan Uraian Tugas Kepala Dinas

1. Kepala Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan tugas

pokoknya yaitu membantu Bupati melaksanakan urusan

pemerintahan yang telah menjadi kewenangan daerah dan tugas

pembantuan dibidang Perumahan, Permukiman dan Pertanahan.

5 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas

jabatan Kepala Dinas adalah sebagai Tugas Pokok Dan Uraian Tugas

2. Tugas berikut :

a) Merumuskan rencana strategis Dinas Perumahan, Permukiman

dan Pertanahan

b) Merumuskan kebijakan agar tercipta integrasi dan sinkronisasi

kebijakan pemerintahan dalam lingkup kerja dan kewenangan

Dinas Perumahan, Permukiman Dan Pertanahan

c) Melaksanakan penempatan, pengendalian, dan pembinaan

kepegawaian lingkup Dinas Perumahan, Permukiman dan

Pertanahan

d) Mengendalikan pengelolaan keuangan Dinas Perumahan,

Permukiman Dan Pertanahan

e) Menyelenggarakan urusan umum Dinas Perumahan,

Permukiman Dan Pertanahan


50

b. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Sekretariat

1. Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Sekretaris mempunyai tugas

pokok yaitu mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan

teknis administrasi urusan umum dan kepegawaian, keuangan serta

program di Lingkup Dinas Perumahan, Permukiman dan

Pertanahan.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Sekretaris adalah sebagai berikut :

a) Mengoordinasikan penyusunan program dan kegiatan dinas

perumahan, permukiman dan pertanahan

b) Melaksanaan pelayanan kesekretariatan dinas perumahan,

permukiman dan pertanahan

c) Merumuskan petunjuk teknis dan pedoman pelaksanaan

menyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas perumahan,

permukiman dan pertanahan

d) Melaporkan hasil pelaksanan tugas kepada atasan

e) Melaksanakan tugas kedinasan lain diperintahkan oeh atasan

sesuai dengan bidang tugasnya


51

c. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang

Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok yaitu membantu

Sekretaris dalam menyusun program kegiatan, memantau dan

mengevalusi penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

adalah sebagai berikut :

a) Menyusun rencana program dan kegiatan Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas

b) Mendistribusikan tugas dan memberikan petunjuk pelaksanaan

tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan

dengan efektif dan efesien

c) Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk

mengetahui tugas yang telah dilaksanakan dan yang belum

dilaksanakan melakukan evaluasi dan penyusunan organisasi

serta ketatalaksanaan

d) Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan


52

d. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Sub Bagian Keuangan

1. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian

yang mempunyai tugas pokok yaitu membantu sekretaris dalam

menyusun program kegiatan, memantau dan mengevaluasi

penyelengaraan urusan keuangan.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

adalah sebagai berikut :

a) Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan

b) Memantau, mengawasi dan megevaluasi pelaksanaan tugas dan

kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas yang telah

dilaksanakan dan yang belum dilaksanakan.

c) Memeriksa data dan bahan untuk perhitungan anggaran dan

perubahan anggaran.

d) Melakukan verifikasi kelengkapan administrasi permintaan

pembayaran.

e) Menyusun dan mengoordinasikan rencana kerja anggaran.

f) Melakukan urusan perbendaharaan, pengelolaan penerimaan

Negara bukan pajak dan pelaporan keuangan.

g) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan


53

e. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Sub Bagian Program dan

Pelaporan

1. Sub Bagian Program dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala

Sub Bagian mempunyai tugas pokok yaitu membantu sekretaris

dalam menyusun program dan kegiatan serta memantau dan

mengevaluasi penyelengaraan urusan program dan pelaporan

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan

adalah sebagai berikut :

a) Menyusun rencana program dan kegiatan Sub bagian Program

dan Pelaporan sebagai laporan dalam pelaksanaan tugas

b) Mendistribusikan tugas dan member petunjuk pelaksanaan

kepada bawahan

c) Melakukan penyiapan bahan dalam rangka perumusan

kebijakan program dan pelaporan

d) Memonitoring dan megevaluasi laporan kegiatan.

e) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan

f. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Bidang

Perumahan

1. Bidang perumahan dipimpin oleh seorang kepala bidang

mempunyai tugas pokok yaitu membantu Kepala Dinas dalam


54

menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria dan pemberian bimbingan

teknis dan supervise, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan

dibidang perumahan.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Bidang Perumahan adalah sebagai

berikut :

a) Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan

dibidang perumahan.

b) Melaksanakan pengelolaan dibidang perumahan

c) Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan

perumahan

d) Memantau dan mengevaluasi serta menilai pelaksnaan tugas

bawahan

e) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan

g. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Seksi Pendataan,

Perencanaan Dan Evaluasi Perumahan

1. Seksi pendataan, perencanaan dan evaluasi perumahan dipimpin

seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok yaitu membantu

kepala bidang untuk melakukan pengumpulan data, identifikasi,

analisis, penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,


55

evaluasi serta pelaporan terkait pendataan, perencanaan dan evalusi

perumahan.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Seksi Pendataan, Perncanaan dan

Evaluasi Perumahan adalah sebagai berikut :

a) Menyusun program kegiatan pada seksi pendataan,

perencanaan dan evaluasi perumahan

b) Menyusun data dan informasi Perumahan

c) Menyusun kebijakan-kebijakan dan strategi daerah dengan

berpedoman pada strategi-strategi nasional dan provinsi tentang

pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi

perumahan

d) Sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang

telah melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta

perencanaan Prasarana Sarana dan Utilitas Umum (PSU)

tingkat kemampuan kecil

e) Menyelenggarakan fungsi operasional dan koordinasi terhadap

pelaksanaan kebijakan dalam penyediaan rumah, perumahan,

dan lingkungan hunian

f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan


56

h. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Seksi Penyediaan

Perumahan

1. Seksi Penyediaan Perumahan bidang perumahan dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok menyiapkan

bahan penyusunan, evaluasi dan koordinasi penyelenggaraan

pengawasan Penyediaan Perumahan.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Seksi Pendataan, Perncanaan dan

Evaluasi Perumahan adalah sebagai berikut :

a) Menyusun program dalam kegiatan Seksi Penyediaan

Perumahan.

b) Melaksanakan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun

yang ramah lingkungan serta pemanfaatan industri bahan

bangunan yang mengutamakan sumber daya dalam negeri dan

kearifan lokal yang aman bagi kesehatan.

c) Melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan

dan strategi penyelenggaraan perumahan.

d) Melaksanakan kebijakan-kebijakan dan strategi daerah provinsi

dalam penyelenggaraan perumahan dengan berpedoman pada

kebijakan nasional.

e) Memberikan pendampingan bagi orang atau perseorangan yang

melakukan pembangunan rumah swadaya.


57

f) Melaporkan hasil dari pelaksanaan tugas pada atasan.

i. Tugas Pokok dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Seksi

Pemanfaatan Dan Pengendalian Perumahan

1. Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian Perumahan bidang perumahan

dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bidang melakukan pengumpulan data,

identifikasi, analisis, penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, evaluasi serta pelaporan di bidang pemanfaatan dan

pengendalian perumahan.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Seksi Pemanfaatan dan pengendalian

Perumahan adalah sebagai berikut :

a) Menyusun program kegiatan seksi pemanfaatan dan

pengendalian perumahan.

b) Melakukan fasilitasi penyediaan rumah untuk masyarakat yang

terkena relokasi program pemerintah daerah.

c) Melaksanakan kebijakan-kebijakan dan strategi daerah provinsi

dalam penyelenggaraan perumahan dengan berpedoman pada

kebijakan nasional.

d) Melaksanakan pengelolaan utilitas umum perumahan.


58

e) Melakukan penerbitan Sertifikat Kepemilikan Bangunan

Gedung (SKBG).

f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan.

j. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Bidang Kawasan

Permukiman

1. Bidang Kawasan Permukiman yang dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas

dalam penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur dan criteria dan pemberian

bimbingan teknis dan supervise, serta pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan di bidang kawasan permukiman.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Bidang Kawasan Permukiman adalah

sebagai berikut:

a) Mengoordinasikan penyusunan program kerja dan kegiatan di

bidang kawasan permukiman

b) Melaksanakan pengelolaan dibidang kawasan permukiman.

c) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi berkala pelaksanaan

kegiatan kawasan permukiman

d) Mendistribusikan tugas dan memberikan petunjuk pelaksanaan

tugas bawahan
59

e) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan

k. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Pendataan dan

Perencanaan, Perizinan dan Evaluasi Kawasan Permukiman

1. Seksi Pendataan dan Perencanaan, Perizinan dan Evaluasi Kawasan

Permukiman yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi mempunyai

tugas pokok membantu Kepala Bidang melakukan pengumpulan

data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan di bidang

pendataan dan perencanaan, perizinan dan evaluasi kawasan

permukiman.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Seksi Pendataan dan perencanaan,

Perizinan dan Evalusi Kawasan Permukiman adalah sebagai berikut

a) Menyusun program kegiatan dan seksi Pendataan, Perencanaan

dan Evaluasi Kawasan Permukiman.

b) Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi-strategi

daerah dengan berpedoman pada strategi nasional dan provinsi

tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil rekayasa

teknologi permukiman.
60

c) Menyelenggarakan fungsi operasionali dan koordinasi terhadap

pelaksanaan kebijakan dalam kawasan permukiman

d) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap

pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan strategi,

kawasan permukiman.

e) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan.

l. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Pengembangan

Kawasan Permukiman

1. Seksi Pengembangan Kawasan Permukiman yang dipimpinoleh

seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok menyiapkan

bahan penyusunan, evaluasi dan koordinasi penyelenggaraan

perencanaan Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Seksi Pengembangan Kawasan

Permukiman adalah sebagai berikut :

a) Menyusun program kegiatan seksi Pengembangan Kawasan

Permukiman.

b) Melaksanakan penyediaan sarana dan prasarana dikawasan

permukiman.

c) Memfasilitasi penyediaan permukiman bagi masyarakat,

terutama bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)


61

d) Menetapkan lokasi Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan

Lingkungan Siap Bangun (Lisiba)

e) Melakukan Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan

kawasan permukiman

f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan

m. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Pencegahan Dan

Pengendalian Kawasan Permukiman

1. Seksi Pencegahan Dan Pengendalian Kawasan Permukiman yang

dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bidang melakukan pengumpulan data,

identifikasi, analisis, penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, evaluasi serta pelaporan terkait pencegahan dan

pengendalian Kawasan Permukiman.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian

Kawasan Permukiman adalah sebagai berikut :

a) Menyusun program kegiatan seksi seksi Pencegahan dan

Pengendalian kawasan permukiman

b) Melaksanakan kebijakan-kebijakan dan strategi daerah provinsi

dalam penyelenggaraan kawasan permukiman dengan

berpedoman pada kebijakan nasional


62

c) Menyelenggarakan penyerahan sarana prasarana dan utilitas

kawasan permukiman kepada pemerintah sesuai dengan

peraturan perundangundangan

d) Melakukan Penataan dan peningkatan kualitas kawasan

permukiman kumuh dengan luas dibawah 10 (sepuluh)

e) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan

n. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Bidang Sarana

Umum Dan Pemerintahan

1. bidang sarana umum dan pemerintahan yang dipimpin oleh seorang

kepala bidang yang mempunyai tugas pokok

menyusunataumerumuskan evaluasi dan koordinasi

penyelenggaraan dan pengawasan sarana sarana umum dan

pemerintahan.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Bidang Sarana Umum dan

Pemerintahan adalah sebagai berikut :

a) Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan-

kegiatan di bidang sarana umum dan pemerintahan.

b) Melaksanakan pengelolaan bidang Sarana Umum dan

Pemerintahan.
63

c) Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan sarana

umum dan pemerintahan.

d) Melaksanakan evaluasi dan pemantaun berkala pelaksanaan

kegiatan sarana umum dan pemerintahan.

e) Mendistribusikan tugas dan member petunjuk pelaksanaan

pada bawahan.

f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan

o. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Pendataan,

Perencanaan dan Evaluasi Prasarana Sarana Umum Dan

Pemerintahan

1. Seksi pendataan, perencanaan dan evaluasi sarana prasarana umum

dan pemerintahan yang dipimpin oleh seorang kepala seksi

mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang melakukan

pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan

terkait pendataan, perencanaan dan evaluasi prasarana sarana umum

dan pemerintahan.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Bidang Sarana Umum dan

Pemerintahan adalah sebagai berikut :


64

a) Menyusun program kegiatan seksi perencanaan, pendataan

perijinan dan evaluasi sarana dan prasarana umum dan

pemerintahan.

b) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap

pelaksanaan peraturan perundang-undangan, strategi,

kebijakan, , kawasan perumahan.

c) Menyusun RISPK (Rencana Induk Sistem Proteksi

Kebakaran);

d) Menyelenggarakan bangunan gedung termasuk pemberian Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) dan sertifikat laik fungsi

bangunan gedung.

e) Merencanakandan menyiapkan bahan penyusunan untuk

melaksanakan koordinasi dengan pihak operator penyediaan air

bersih dalam rangka peningkatan layanan air bersih.

f) Menyiapkan dan menyusun untuk bahan Detail Engineering

Design (DED) pembangunan sarana dan prasarana air bersih,

dan air limbah.

g) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.


65

p. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Air Minum dan

Penyehatan Lingkungan Pemukiman

1. Seksi air minum dan penyehatan lingkungan pemukiman yang

dipimpin oleh seorang kepala seksi mempunyai tugas pokok

membantu kepala bidang melakukan pengumpulan data,

identifikasi, analisis, penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, evaluasi serta pelaporan terkait air minum dan

penyehatan lingkungan pemukiman

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan kepala seksi air minum dan penyehatan

lingkungan pemukiman adalah sebagai berikut :

a) Menyusun program kegiatan seksi air minum dan penyehatan

lingkungan pemukiman.

b) Melaksanakan pengelolaan system air limbah domestic di

perkotaan dan pedesaan.

c) Melakukan rehabilitasi sarana prasarana air minum dan air

limbah.

d) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.


66

q. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Penataan Bangunan

dan Penyehatan Lingkungan

1. Seksi penataan bangunan dan penyehatan lingkungan yang

dipimpin lehseorang kepala seksi mempunyai tugas pokok

membantu kepala bidang melakukan pengumpulan data,

identifikasi, analisis, penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, evaluasi serta pelaporan terkait penataan bangunan dan

penyehatan lingkungan.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Seksi Penataan Bangunan dan

Penyehatan Lingkungan adalah sebagai berikut :

a) Menyusun program kegiatan seksi penataan bangunan dan

penyehatan lingkungan

b) Melaksanakan pembangunan rumah dinas, gedung negara dan

bangunan lainnya

c) informasi harga bahan dan upah dan teknologi bangunan.

d) Melaksanakan pemanfaatan, pengaturan pengelolaan

penghapusan rumah dinas dan bangunan negara.

e) Melaksanakan informasi Standar Layak Fungsi (SLF), tim ahli

bangunan gedung.

f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan


67

r. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Lingkup Bidang

Pertanahan

1. Bidang pertanahan yang dipimpin oleh seorang kepala bidang

mempunyai tugas pokok membantu kepala dinas dalam penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan

supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang

pertanahan.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Bidang Pertanahan adalah sebagai

berikut :

a) Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan-

kegiatan di bidang Pertanahan.

b) Melaksanakan pengelolaan di bidang Pertanahan.

c) Melakukan evaluasi dan pemantauan berkala pelaksanaan

kegiatan pertanahan.

d) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

s. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Inventarisasi Dan

Ganti Rugi Tanah

1. Seksi inventarisasi dan ganti rugi tanah yang dipimpin oleh seorang

kepala seksi yang mempunyai tugas pokok membantu kepala


68

bidang melakukan pengumpulan data, identifikasi, analisis,

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi

serta pelaporan terkait inventarisasi dan ganti rugi tanah.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Seksi Inventarisasi dan Ganti Rugi

Tanah adalah sebagai berikut :

a) Menyusun program dan kegiatan seksi inventarisasi dan ganti

rugi tanah.

b) Melakukan atau melaksanakan pendataan dan inventarisasi

permasalahan tanah pemerintah daerah.

c) Menyusun peraturan perundang-undangan dan kebijakan teknis

yang berkaitan dengan administrasi pertanahan dan ganti rugi

tanah.

d) Melakukan penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan

tanah untuk pembangunan oleh pemerintah daerah.

e) Melakukan inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong.

f) Melakukanataua melaksanakan perencanaan penggunaan

tanah.

g) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.


69

t. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Perizinan

Penggunaan Tanah

1. Seksi perizinan penggunaan tanah yang dipimpin oleh seorang

kepala seksiyang mempunyai tugas pokok membantu kepala

bidang melakukan pengumpulan data, identifikasi, analisis,

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi

serta pelaporan di bidang perizinan penggunaan tanah.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Seksi Perizinan Penggunaan Tanah

adalah sebagai berikut :

a) Menyusun program-program dan kegiatan Seksi Perizinan

Penggunaan Tanah.

b) Melakukan dan melaksanakan pemberian izin lokasi dan alih

fungsi lahan dalam satu daerah.

c) Menerbitkan izin membuka tanah.

d) Melakukan dan melaksanakan pensertifikatan tanah milik

Pemerintah daerah.

e) Melakukan dan melaksanakan penetapan tanah ulayat.

f) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.


70

u. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Jabatan Seksi Permasalahan

Tanah

1. Seksi Permasalahan Tanah yang dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang mempunyai tugas pokok melakukan pengumpulan data,

identifikasi, analisis, penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, evaluasi serta pelaporan di bidang Permasalahan Tanah.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

uraian tugas jabatan Kepala Seksi Permasalahan Tanah adalah

sebagai berikut:

a) Menyusun program dan kegiatan Seksi Permasalahan Tanah.

b) Melaksanakan atau melakukan penyelesaian sengketa tanah

asset pemerintah daerah dan tanah garapan

c) Melakukan penyelesaian masalah tanah kosong.

d) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

B. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini telah ditetapkan 10 informan sebagai sample. 7 informan

dari pihak Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba

yang mengetahui tentang permasalahan yang diteliti dan 3 informan dari pihak

developer yang terlibat didalamnya dan diberi izin oleh dinas terkait untuk

melakukan pembangunan perumahan. Penelitian ini membahas manajemen

pembangunan perumahan yang dilakukan oleh Dinas Perumahan, Permukiman


71

dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba. Adapun hasil penelitian yang didapatkan,

dijabarkan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Peran perencana yang ada pada pemerintah pusat, provinsi, dan

kabupaten/kota merupakan peran pekerjaan yang sangat kompleks dilihat dari

sisi permasalahan maupun kebutuhan. Perencana berperan sebagai pelaksana

fungsi manajemen dalam hal ini adalah bidang perencanaan perumahan dan

permukiman, serta melakukan kajian/analisis dalam rangka mengevaluasi

hasil perencanaan yang telah dirumuskan. Peran pemerintah dalam

merencanakan penyediaan rumah harus dapat mengakomodir, menganalisis,

menjabarkan berbagai masalah dan kepentingan yang berbeda menuju suatu

kesepakatan bersama dalam wujud hasil rumusan hasil perencanaan

penyediaan perumahan. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan :

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Andi Syahrir., ST,MT selaku

Seksi Penyediaan Perumahan di Dinas Perumahan, Permukiman dan

Pertanahan Kabupaten Bulukumba menjelaskan: 

“Dalam perencanaan pembangunan khususnya pembangunan


perumahan yang dilakukan oleh Dinas Perumahan Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bulukumba kami selalu melakukan koordinasi
dengan pihak-pihak yang terkait didalamnya dan disamping itu dalam
tahap perencanaan kami melakukan kajian ataupun analisis terhadap
rencana pembangunan perumahan yang di kabupaten Bulukumba ini”

Dari kutipan wawancara diatas, diketahui bahwa Dinas Perumahan

Permukiman dan Pertanahan dalam Langkah perencanaan pembangunan


72

perumahan melakukan koordinasi dengan pihak terkait yang terlibat dan

melakukan kajian serta analisis terhadap rencana pembangunan yang akan

dilaksanakan di wilayah kabupaten bulukumba. Dari kutipan wawancara

diatas dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan pembangunan yang

dilaksanakan oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman Kab.Bulukumba

berjalan dengan lancer sesuai prosedur dan rutin melakukan koordinasi.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Munasib.ST selaku Seksi

Pengembangan Kawasan Perumahan di Dinas Perumahan, Permukiman dan

Pertanahan Kabupaten Bulukumba menjelaskan: 

“Pada Proses Perencanaan Pembangunan seringkali terdapat


ketidakseriusan dan ketidak tekunan tim dalam Proses perencanaa
pembangunan permukiman terutama dalam rapat koordinasi untuk
membahas proses perencanaan pembangunan permukiman”

Berdasarkan kutipan wawancara diatas, diketahui bahwa dalam proses

perencanaan pembangunan perumahan yang dilakukan oleh Dinas Perumahan

Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulumba, sering terjadi adanya

ketidakseriusan dan tidak tekun dalam menjalankan program perencanaan

khususnta dalam rapat koordinasi yang tujuannya untuk membahasa proses

perencanaan pembangunan. Dari kutipan wawancara diatas, dapat

disimpulkan bahwa ketidakseriusan dan tidak adanya ketekunan oleh anggota

tim dalam proses perencanaan pembangunan merupakan hal yang sering kali

ditemui dilapangan.
73

Berdasarkan wawancara dengan Andi Syahrir, ST.MT selaku Seksi

Penyediaan perumahan di Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan

Kabupaten Bulukumba menjelaskan: 

“Dalam penyusunan Program Perencanaan di Bidang Permukiman masih


terdapat campurtangan politik dan pihak yang berkepentingan dalam
kegiatan perencanaan pembangunan permukiman”

Berdasarkan kutipan wawancara diatas, diketahui bahwa dalam

penyususnan program perencanaan pembangunan masih terdapat adanya

campurtangan atau pengaruh politik dari pihak yang mempunyai kepetingan

didalammnya dalam kegiatan perencanaan pembangunan perumahan oleh

Dinas Perumahan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba. Selain

itu, berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

penyusunan program perencaan di bidang pemukiman terdapat campur tangan

politik oleh pihak yang berkepentingan dalam kegiatan perencanaan

pembangunan pemukiman.

2. Pengawasan

Pengawasan terhadap perizinan perumahan sangatlah penting untuk

legalisasi.Perumahan tersebut. adalah bangunan gedung yang

berfungsisebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga,

cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya. Di

Kabupaten Bulukumba, perumahan dan masyarakatnya sudah bisa dikatakan

simbiosis yang saling terkait satu sama lain. Oleh sebab itu kebutuhan

masyarakat dengan rumah tidak bisa dilepaskan. Karena rumah berfungsi


74

untuk melindungi gangguan alam dan binatang. Sejalan dengan peradaban,

fungsi rumah berkembang menjadi sumber rasa aman dan nyaman dalam

kehidupan.

Dengan demikian semakin majunya suatu peradaban maka permintaan

terhadap perumahan semakin banyak. Tentu untuk mendirikan sebuah

bangunan seperti perumahan harus memiliki izin dari Dinas Perumahan

Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba. Izin ini bisa dikenal juga

dengan istilah IMB (Izin Mendirikan Bangunan), yaitu perizinan yang

diberikan oleh pemerintah daerah.  Adapun proses penerbitan izin tersebut

ialah selama 7 hari kerja atau terhitung sejak dokumen administratif perizinan

dinyatakan lengkap dan benar.

Dokumen yang menjadi syarat untuk mengajukan permohonan Izin

Mendirikan bangunan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Persyaratan Administratif:

a. Data Pemohon 

b. Data Tanah 

c. Dokumen dan Surat Terkait 

d. Keterangan Rencana Kerja 

2. Persyaratan Tekis: 

a. Data Umum Bangunan Gedung

b. Dokumen Rencana Teknis


75

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Andi Syahrir., ST,MT selaku

Seksi Penyediaan Perumahan di Dinas Perumahan, Permukiman dan

Pertanahan Kabupaten Bulukumba menjelaskan: 

“Adapun untuk sistem pengawasan yang dilakukan oleh Dinas


Perumahan  Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba
yakni antara pihak Dinas  membuat jadwal terlebih dahulu dengan
developer untuk meninjau lokasi perumahan. Lalu kami akan
mengecek lokasi perumahan tersebut sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan tersebut. Terakhir agar proses perizinan tersebut lancar
kami akan melakukan pembinaan sekaligus pengawasan hingga izin
akan diberikan.”
Berdasarkan kutipan wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa

sistem pengawasan yang dilakukan dinas perumahan permukiman dan

pertanahan kabupaten bulukumba yaitu membuat jadwal dengan developer

guna meninjau lokasi perumahan, selanjutnya dilakukan pengecekan lokasi

perumahan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati sebelumnya.

Selanjutnya  wawancara dengan Bapak Ahmad Kasman selaku

Supervisor PT Rinra Pratama Putra. Dimana PT Rinra Pratama Putra adalah

salahsatu developer yang diberikan izin oleh dinas perumahan permukiman

dan pertanahan kabupaten bulukumba untuk melakukan pembangunan, beliau

menjelaskan sebagai berikut :

“Mengenai sistem pengawasan yang dilakukan oleh Dinas


Perumahan  Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba
yakni antara pihak Dinas  meninjau langsung kita dengan terlebih
dahulu pihak dinas mengatur waktu untuk peninjauan lokasinya.” 

Dari kutipan hasil wawancara di atas dapat diketahui sistem pengawasan

perizinan perumahan tersebut yakni pertama, dinas perumahan rakyat dan


76

kawasan pemukiman diatur secara terjadwal. Kedua, pihak DPRKP mengecek

lokasi tempat di mana perumahan tersebut akan didirikan. Ketiga, pengawasan

tes umum terhadap perumahan yang akan diberikan izin lalu diberi tanda.

Terakhir mengadakan pembinaan dan pengawasan hingga izin diberikan. Hal

ini disebut dengan retribusi perizinan, yakni sejumlah biaya untuk bimbingan,

pembinaan dan pelaksanaan atas izin yang bersangkutan. Surat Keterangan

Retribusi Daerah (SKRD) adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan

besarnya jumlah retribusi yang terutang.

Apalagi izin mendirikan perumahan ini sangatlah penting untuk

seorang developer perumahan tersebut. Maka dari itu, proses permohonan izin

mendirikan perumahan tersebut sesuai dengan alur dan waktu yang singkat

sehingga memudahkan bagi masyarakat atau developer untuk mengurus

perizinan tersebut. Alur penerbitan izin tersebut di Dinas Perumahan

Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba dimulai dari memasukan

berkas permohonan dari developer atau pemohon untuk diterbitkan izinnya.

Setelah proses di atas lalu petugas pendaftaran izin melakukan

pengecekan terhadap berkas persyaratan permohonan. Apabila berkas tersebut

tidak memenuhi atau tidak lengkap, maka pemohon akan diminta untuk tidak

melengkapi berkas persyaratan permohonan terlebih dahulu untuk diproses

kemudian. Hal tersebut berdasarkan wawancara dengan Ibu Hj. Nurwahidah

ST,MT selaku Seksi pemanfaatan dan pengendalian perumahan :


77

“Untuk berkas syarat permohonannya itu berupa Photo Copy KTP, Pas
Foto Ukuran 3X4 sebanyak 2 Lembar, Bukti pembayaran pajak tahunan
yang terakhir,  Photo copy sertifikat BPJS Ketenagakerjaan/ Peserta
BPJS, Surat kuasa pemohon bagi pemohon yang diwakilkan, Surat
kepemilikan tanah diketahui oleh pemerintah setempat, Sertifikat hak
milik, Gambar bangunan dan Surat keluasan tanah jika tidak memiliki
sertifikat.“
Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa Adapun persyaratan

yang dimaksud ialah: 

1. Photo Copy KTP 

2. Pas Foto Ukuran 3X4 sebanyak 2 Lembar 

3. Bukti pembayaran pajak tahunan yang terakhir. 

4. Photo copy sertifikat BPJS Ketenagakerjaan/ Peserta BPJS 

5. Surat kuasa pemohon bagi pemohon yang diwakilkan 

6. Surat kepemilikan tanah diketahui oleh pemerintah setempat. 

7. Sertifikat hak milik 

8. Gambar bangunan. 

9. Surat keluasan tanah jika tidak memiliki sertifikat. 

Setelah syarat-syarat di atas maka berkas akan masuk ke Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman. Berkas tersebut akan digunakan

dalam peninjauan lokasi bangunan yang telah direncanakan sebelumnya.

Setelah ditinjau lokasi tersebut oleh Dinas Perumahan Permukiman dan

Pertanahan Kabupaten Bulukumba akan mengeluarkan surat rekomendasi

terbit izin jika lokasi yang dimaksud layak untuk dibuat sebuah bangunan atau
78

perumahan. Namun jika lokasi yang ditinjau tidak layak untuk dilakukan

pembangunan perumahan maka tidak akan diberikan surat rekomendasi. 

C. Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa Dinas

Perumahan Permukiman dan Pertanahan dalam Langkah perencanaan

pembangunan perumahan melakukan koordinasi dengan pihak terkait yang

terlibat dan melakukan kajian serta analisis terhadap rencana pembangunan

yang akan dilaksanakan di wilayah kabupaten bulukumba. Proses perencanaan

pembangunan perumahan yang dilakukan oleh Dinas Perumahan Permukiman

dan Pertanahan Kabupaten Bulumba, sering terjadi adanya ketidakseriusan dan

tidak tekun dalam menjalankan program perencanaan khususnta dalam rapat

koordinasi yang tujuannya untuk membahasa proses perencanaan

pembangunan. Dalam penyususnan program perencanaan pembangunan masih

terdapat adanya campurtangan atau pengaruh politik dari pihak yang

mempunyai kepetingan didalammnya dalam kegiatan perencanaan

pembangunan perumahan oleh Dinas Perumahan Pemukiman dan Pertanahan

Kabupaten Bulukumba.

Sistem pengawasan perizinan perumahan tersebut yakni pertama,

dinas perumahan rakyat dan kawasan pemukiman diatur secara terjadwal.

Kedua, pihak DPRKP mengecek lokasi tempat di mana perumahan tersebut

akan didirikan. Ketiga, pengawasan tes umum terhadap perumahan yang akan

diberikan izin lalu diberi tanda. Terakhir mengadakan pembinaan dan


79

pengawasan hingga izin diberikan. Hal ini disebut dengan retribusi perizinan,

yakni sejumlah biaya untuk bimbingan, pembinaan dan pelaksanaan atas izin

yang bersangkutan. Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD) adalah surat

ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.

Setelah ditinjau lokasi tersebut oleh Dinas Perumahan Permukiman dan

Pertanahan Kabupaten Bulukumba akan mengeluarkan surat rekomendasi

terbit izin jika lokasi yang dimaksud layak untuk dibuat sebuah bangunan atau

perumahan. Namun jika lokasi yang ditinjau tidak layak untuk dilakukan

pembangunan perumahan maka tidak akan diberikan surat rekomendasi. 

Peranan pemerintah sebagai koordinator bilamana ditinjau dari tugas

pokok dan fungsi sehingga pemerintah dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum

memiliki tanggung jawab untuk membentuk Tim Koordinasi sebagaimana

tertuang dalam Peraturan Pemerintah hal ini akan mewujudkan suatu

pencapaian koordinasi yang baik dan menyeluruh dalam mengatasi persoalan

permukiman. Kendati demikian, menurut (Lincolin. 1999). Bahwa untuk

menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan

didaerahnya. Unsur perencanaan pembangunan permukiman yang mengkaji

elemen-elemen permukiman serta melibatkan banyak lembaga atau instansi

maka peranan pemerintah sebagai koordinator sangat dibutuhkan agar bias

mengatasi kecendrungan terjadinya divergensi, atau dalam hal ini

kemungkinan terjadinya ego sektoral di antara lembaga-lembaga

pemerintahan, swasta, maupun masyarakat. Hal ini ditegaskan (Sjafrizal.


80

2014) bahwa dokumen perencanaan pembangunan pada dasarnya merupakan

dokumen publik yang proses penyusunan dan penetapannya harus

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Untuk dapat

memaksimalkan pemanfaatan peran serta masyarakat dalam penyusunan

perencanaan, biasanya proses perencanaan tidak hanya dilakukan dengan

mengunakan tenaga ahli yang relevan, tetapi juga secara partisipatif dengan

melibatkan unsur-unsur tokoh masyarakat.

Tahap penyusunan program perencanaan sudah merupakan tahap

persiapan pelaksanaan dimana semua data identifikasi baik itu sumber daya

anggaran, kebijakan maupun sumber data lain yang dikumpulkan sudah

dianalisis dan dijadikan skala prioritas kegiatan. (Abe. 2005), bahwa

tahaptahap dalam perencanaan pembangunan adalah penyelidikan,

perumusan, menentukan tujuan dan target, mengidentifikasi sumber daya

(daya dukung), merumuskan rencana kerja, dan menentukan anggaran yang

hendak digunakan dalam realisasi rencana. Dalam penyusunan perencanaan

program dan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dalam

membentuk Tim Koordinasi sudah tentu dimulai dengan adanya kegiatan

perencanaan awal.
81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Langkah perencanaan pembangunan perumahan pada Dinas Perumahan

Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulukumba dimulai dari melakukan

koordinasi dengan pihak terkait dan selanjutnya melakukan kajian dan analisis

terhadap rencana pembangunan yang akan dilaksanakan di wilayah kabupaten

bulukumba. 

2. Proses perencanaan pembangunan perumahan yang dilakukan oleh Dinas

Perumahan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bulumba secara umum

sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada, namun dalam menjalankan

program perencanaan ditemukan ketidakseriusan dalam rapat koordinasi yang

tujuannya untuk membahasa proses perencanaan pembangunan. 


82

3. Sistem pengawasan perizinan perumahan tersebut yakni pertama, dinas

perumahan rakyat dan kawasan pemukiman diatur secara terjadwal. Kedua,

pihak DPRKP mengecek lokasi tempat di mana perumahan tersebut akan

didirikan. Ketiga, pengawasan tes umum terhadap perumahan yang akan

diberikan izin lalu diberi tanda. Terakhir mengadakan pembinaan dan

pengawasan hingga izin diberikan. 

B. Saran

1. Pemerintah hendaknya memiliki 81


konsistensi dan kesadaran untuk tidak

melibatkan diri secara politik dan atau melibatkan pihak lain untuk ikut

campur urusan pembangunan permukiman maupun program pembangunan

lain. 

2. Pemerintah hendaknya menetapkan standar atau regulasi dalam hal

pembinaan, pengaturan dan pengawasan terhadap sarana hunian maupun

prasarana infrastruktur permukiman sehingga dapat mendukung kehidupan

sosial ekonomi masyarakat. 

3. Perlunya menjaga komunikasi dan koordinasi yang baik dan intensif dari

setiap instansi kementrian dan lembaga swadaya dalam menangani program

perencanaan pembangunan permukiman.


83

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktik (R. Cipta (ed.)).
Asep Hariyanto. (2007). Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Sebagai Upaya
Menciptakan Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Yang Sehat (Contoh Kasus :
Kota Pangkalpinang). Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota UNISBA, 7(2), 11-37–
37.
Budiman. (2021). Manajemen Pembangunan Wilayah. Gramedia Pustaka Utama.
Esariti, L., Sunarti, S., Rahdriawan, M., & Makhmudi, D. P. (2021). Kajian Strategi
Penanganan Kawasan Kumuh di Kabupaten Bangka Tengah. Journal of Regional and
Rural Development Planning, 5(2), 110–122.
https://doi.org/10.29244/jp2wd.2021.5.2.110-122
Haris, S. (2019). Governance: Perubahan Paradigma Pada Penyelenggaraan Pemerintahan.
Sosfilkom, XIII(01), 35–47.
Hendrawati Hamid. (2018). Evaluasi Manajemen Pemberdayaan Masyarakat. In De
Lamacca Makassar (Vol. 5, Issue 1).
Moleong. (2006). Metodologi penelitian Kualitatif (Rosdakarya (ed.)).
Nursini. (2010). Perencanaan Pembangunan Dan Penganggaran Daerah (Teori Dan
Aplikasi). 251. https://core.ac.uk/download/pdf/77629914.pdf
Pereira, L., Supriyono, B., & Makmur, M. (2015). Perencanaan Pembangunan
Permukiman Sebagai Upaya Peningkatan Kelayakan Hidup Masyarakat. Jurnal Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tribhuwana Tunggadewi, 4(2), 42390.
Rahayu, F. R., Tyawati, N. A., Septiyani, D., Kusumadewa, B., Tri, J., & Nugraha. (2019).
Tingkat Kepuasan Masyarakat Pra Sejahtera terhadap Pembangunan Rumah Susun
Warga (Rusunawa) di Kota Magelang. Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara
(JMAN), 03(03), 33–39.
Randy Wrihatnolo, R. N. (2016). Manajemen Pembangunan Indonesia. PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Rizki Priyo Atmoko. (2019). Peran Pemerintah Menciptakan Perumahan Layak Huni
(Studi Kasus pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kanupaten
Sidoarjo). Jurnal Administrasi Publik (JAP), 1(4), 120–127.
Setiawan,  irfan. (2018). Handbook Pemerintahan Daerah, (Wahana Resolusi). June 2018.
84

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Alfabeta (ed.)).
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Alfabeta.
Wijaya, M., & Handrisal, H. (2021). Kebijakan Penyelenggaraan Perumahan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. KEMUDI :
Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6(01), 37–51.
https://doi.org/10.31629/kemudi.v6i01.3579
Wulansari, R., & Ma’ani, K. D. (2021). Implementasi Kebijakan Rehabilitasi Rumah
Tidak Layak Huni Menjadi Layak Huni Di Kabupaten Pasaman Barat. Jurnal
Manajemen Dan Ilmu Administrasi Publik (JMIAP), 3(2), 163–171.
https://doi.org/10.24036/jmiap.v3i2.208

Anda mungkin juga menyukai