Disusun Oleh:
YUSTINA
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11261 16
2021
SKRIPSI
YUSTINA
2021
ii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos,. M.Si Nasrul Haq, S.Sos., MPA
NBM: 730727 NBM: 1067463
iii
PENERIMAAN TIM
Telah diterima oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana
TIM PENILAI
KETUA SEKERTARIS
PENGUJI:
iv
HALAMAN PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Menyatakan bahwa benar Skripsi penelitian ini adalah karya saya sendiri dan bukan
hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan
apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Yustina
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat
ini. sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan pada baginda nabi
Kabupaten Luwu”.
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
terhormat:
1. Kepada kedua orang tua saya, ayahanda Nawir dan ibunda Hardiana yang
2. Kepada Bapak Dr. Mappamiring, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Sitti
3. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
vii
4. Bapak Nasrul Haq, S,Sos., MPA selaku ketua Prodi Ilmu Administrasi
Makassar.
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
6. Kepada Parah pihak Dinas/Istansi yang telah memberikan izin kepada penulis
7. Kepada saudara-saudara saya, kakak wiwin hadrawi, adek ikhsan nawir, adek
syahrul, dan adek syahril. Dan om iding, bibi butet, kakak lis yang menjadi
support system secara penuh dalam penyelesaian studi dan seluruh keluarga
Supriantini, Iqra Syahnur dan seluruh keluarga besar ilmu administrasi negara
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmia ini bermanfaat dan berguna bagi
Yustina
viii
DAFTAR ISI
ix
A. Deskripsi Daerah Penelitian .............................................................. 36
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 39
C. Pembahasan Penelitian ...................................................................... 48
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 77
A. Kesimpulan ........................................................................................ 77
B. Saran .................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 82
LAMPIRAN .............................................................................................................................................. 84
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
secara bertahap yang terencana dan bersinambungan. Selain itu juga, dalam upaya
1
2
kurang mampu atas dasar hasil basis data terpadu dari pusat. Program Keluarga
Program Keluarga Harapan yaitu suatu program bantuan yang berupa uang
tunai kepada masyarakat yang tergolong dalam rumah tangga sangat miskin
(RTSM) yang berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Dinas
Cash Transfers (CCT). atau dengan kata lain bantuan tunai bersyarat dan bantuan
berupa sembako yang di bagikan kepada warga yang tercantum dalam data
lakukan setiap tiga bulan sekali atau triwulan dan setiap bulannya selalu diadakan
3
http://pkh.kemsos.go.id.
Kecamatan Suli Kabupaten Luwu pada tahun 2013. Desa Botta merupakan salah
satu desa dari Kecamatan Suli Kabupaten Luwu yang memiliki 465 jumlah rumah
Luwu, banyak mendapatkan respon yang positif dan negatif dari masyarakat.
Respon positif dari masyarakat Botta yaitu mereka sangat terbantu dengan adanya
mendapatkan bantuan PKH, yang mengatakan bahwa program ini tidak adil
karena masih banyak masyarakat miskin lainnya tidak mendapatkan bantuan PKH
Adapun masalah yang timbul dalam penerimaan bantuan PKH ini yaitu tidak
konsistennya penerimaan bantuan PKH dalam bentuk uang tunai atau pun
sembako. Dalam penerimaan sembako ada yang memiliki kartu sembako namun
tidak menerima sembako. Begitupun dengan uang tunai setiap yang di terima
4
ini, juga masih ditemukan kendala, dimana motivasi dan partisipasi masyarakat
dalam pelaksanaan belum memperoleh hasil yang optimal, dimana Rumah Tangga
Sangat Miskin (RSTM) anggota PKH masih banyak yang bersifat apatis, kurang
peduli, tidak patuh terhadap aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
Peserta PKH juga kurang peduli dengan adanya pertemuan atau evaluasi-
evaluasi yang dilakukan oleh pendamping PKH, dan adapun masyarakat yang
mempunyai bayi, ibu hamil dan lanjut usia kurang mempedulikan dengan adanya
Komponen yang menjadi fokus utama pogram ini di bidang Pendidikan yakni
kurang mampu atau miskin, melalui pemberian insentif dan melakukan kunjungan
Sasaran program keluarga harapan (PKH) ini adalah Keluarga Sangat Miskin
(KSM) berdasarkan Basis Data Terpadu yang di peroleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS).
Anggota (PKH) harus tedaftar dan hadir dalam fasilitas kesehatan dan
pelatihan pendidikan. Dalam jangka pendek ini maka dana bantuan ini diharapkan
5
langsung dan dalam jangka panjang investasi yang lebih baik artinya PKH
Tujuan dari PKH ini ialah untuk menigkatkan dan memajukan taraf hidup bagi
Tahun 2018 lalu dimana ada 457 data yang mis. Lalu dinas sosial
mengusulkan perbaikan data mis itu ke Tahun 2019 sehingga Data mis itu
berkurang 305. kembali dinsos mengusulkan ulang perbaikan 305 data itu dinas
usul-perbaikan-305-data-pkh/ )
mengenai program tersebut dan untuk meningkatkan program yang akan datang.
yang telah di ungkapkan, maka penelitian ini sesuai dengan teori evaluasi
hasil yang diinginkan telah tercapai, efisiensi yaitu mengenai sebarapa banyak
usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil, kecukupan yaitu mengenai seberapa
yaitu mengenai respon masyarakat terhadap bantuan yang diterima dan ketepatan
masyarakat. Dengan mengetahui hasil dari pelaksanaan PKH tahun 2019, maka
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari hasil latar belakang diatas maka yang menjadi masalah
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan oleh peneliti, maka
dapat di simpulkan bahwa tujuan dari diadakannya penelitian ini yaitu untuk
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
atau sebagai sarana untuk mengetahui pola serta alur dari kebijakan
2. Manfaat praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
pedoman oleh penelitian yang berguna dan sangat besar manfaatnya adapun
8
9
Dari ketiga penelitian diatas dapat diketahui beberpa perbedaan atara penelitian
berikut:
menggunakan kriteria interprestasi skor pada kelas interval dan Lebih difokuskan
hasil dari persentase dari sub-indikator. Namun pada penelitian ini masih terdapat
11
kendala dalam penyaluran dana karena di Desa Ngepung sendiri sinyal masih
belum stabil, sehingga pencairan dana mengunaka EDC yang sudah dibekali
untuk para pendamping sehingga tidak perlu ke ATM. Sedangkan penelitian yang
sekarang ini sudah bisa mencairkan dana tersendiri karena semua anggota sudah
memiliki kartu ATM PKH. Lebih difokuskan pada indikator Meningkatkan akses
taraf pendidikan Peserta PKH, Meningkatkan taraf kesehatan ibu hamil/ menyusui
Kecamatan Kebayoran Jakarta Selatan. Jadi dalam hal ini penulis menggunakan
contexr, input, process, product (CIPP). Sedangkan penelitian yang sekarang ini
dan ketepatan. Lebih difokuskan pada Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
dihadapi rumah tangga sangat miskin seperti masalah gizi buruk, tingginya
kematian ibu dan bayi serta rendahnya partisipasi anak usia sekolah. Target yang
Bogor Selatan ini berupa terbantunya masyarakat tidak mampu khusunya RTSM
hamil dan balita. Sedangkan penelitian ini lebih difokuskan pada Meningkatkan
Peserta PKH.
1. Pengertian Evaluasi
kriteria evaluasi yakni (a) ada objek yang dinilai (b) ada kriteria yang dijadikan
dasar dalam menentukan nilai dan (c) ada perbandingan antara hasil penilaian
program dalam suatu organisasi, mencari dan menganalisis data, dan menyajikan
pogram yaitu upaya untuk mengenal tingkat ketelaksanaan suatu kebjakan secara
digunakan, yakni, evaluasi berbasis tujuan, evaluasi tidak berbasis tujuan, evaluasi
formatif dan sumatif, evaluasi responsif, evaluasi CIPP, dan lain sebagainya.
2. Tujuan Evaluasi
d. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap ini lebih lanjut evaluasi
target.
f. Untuk bahan masukan (input) dan sebagai kebijakan yang akan datang.
kebijakan yang akan datang agar tidak melakukan kesalahan yang sama.
manfaat atau nilai dari hasil kebijakan tersebut pada individu, kelompokk,
atau masyarakat. Asumsi yang digunakan yaitu ukuran manfaat atau nilai
yaitu bahwa tujuan dan sasaran yang ditetapkan secara formal merupakan
ukuran tepat dari manfaat atau nilai. Dunn (2013: 614) menyebutkan,
evaluasi formal memiliki dua tipe utama, yaitu evaluasi sumatif dan
pencapaian tujuan dan target formal setelah suatu kebijakan atau program
informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan yang secara
5. Indikator Evaluasi
indikator karena penggunaan indikator tunggal akan berbahaya. dalam arti hasil
Evaluasi Kebijakan.
melaui perhitungan biaya per unit produk atau layanan. Kebijakan yang
seberapa jauh alternatif yang ada dapat memuaskan kebutuhan, nilai atau
kesamaan (equity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan
didistribusikan secara adil. Suatu program tertentu mungkin dapat efektif dan
pengaruh apa yang akan terjadi jika suatu kebijakan dilaksanakan. Tanggapan
bentuk yang positif beruapa dukungan ataupun wujud yang negatif berupa
untuk dijadikan rekomendasi dengan menilai apakah hasil dari alternatif yang
kriteria evaluasi yang telah disebutkan di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti
tujuan program sebagai bagian dari domain perubahan individu yang terkait
Peserta PKH;
6. Konsep Kebijakan
a. Pengertian kebijakan
19
disadari bahwa kebijakan publik dapat dipengaruhi oleh faktor dari luar
pemerintah.
(PBB) bahwa kebijakan diartikan sebagai pedoman untuk bertindak pedoman itu
boleh jadi amat sederhana atau kompleks bersifat umum atau tersusun, bersifat
kualitatif atau kuantitatif, privat atau publik. Kebijakan dalam makna seperti ini
keputusan mengenai apa yang akan dilakukan atau tidak berkenaan dengan
kepentingan umum (public interest). Wujud konkrit dari kebijakan yaitu keluarga
pemerintah.
sesuatu.
e. Bahwa kebijkan setidaknya dalam arti yang positif didasarkan selalu pada
kebijakan adalah suatu pedoman dalam berperilaku atau bertindak yang dilakukan
oleh sejumlah aktor atau pejabat dalam lingkungan tertentu, perkara tertentu yang
Kementrian Sosial Pusat berupa bantuan dana non tunai bersyarat kepada Rumah
21
Tangga Sangat Miskin (RTSM) sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang
penerima bantuan dari PKH. Tujuan dari adanya PKH adalah untuk mengentaskan
kemiskinan, dan sasaran dari PKH adalah keluarga yang memenuhi persyaratan di
sosial.
peserta PKH adalah RTSM/KSM yang memenuhi satu atau beberapa kriteria yaitu
sebagai berikut:
pada bantuan orang lain, tidak mampu menghidupi diri sendiri, serta tidak
3. Tujuan PKH
Dalam Panduan Umum PKH (2016:14) tercantum tujuan umum dan tujuan
khusus digulirkannya PKH. Tujuan umum PKH dalam jangka pendek diharapkan
langsung) dan juga dalam jangka panjang merupakan investasi genarasi masa
program yang memutus rantai kemiskinan antara generasi. Sedangkan tujuan PKH
6 tahun.
UPPKH pusat.
c. Jika data calon pesert telah valid dan memenuhi kriteria kepersertaan maka
setahun.
f. Pemutakhiran data adalah perubahan atau seluruh data awal yang tercatat
D. Kerangka Pikir
Evaluasi kebijakan adalah tahap yang penting dalam kebijakan. Tahap ini
seperti yang telah direncanakan. Melalui kerangka pikir ini, maka tujuan
Sumber: peneliti
E. Fokus Penelitian
Desa Botta Kecamatan Suli Kabupaten Luwu. Dimana nilai pedoman yang
Meningkatkan taraf kesehatan ibu hamil/ menyusui dan anak di bawah usia 6
F. Deskripsi Fokus
1. Efektivitas
Melalui efektifitas dapat diketahui hasil yang diinginkan oleh suatu program
mengandung pengertian taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, hak ditinjau dari
segi hasil, maupun usaha dari segi usaha yang diukur. Berdasarkan hasil temuan
karena diterima cukup baik oleh masyarakatnya. Peran aktif dari masyarakat
2. Pemerataan
Pemerataan dalam kebijakan publik dapat juga diartikan suatu keadilan yang
yang diberikan kepada masyarakat sudah dapat dikatakan baik dari pemberian
peralatan pelatihan, tempat pada saat pelatihan, kondisi peralatan yang ada, dan
masih memperoleh uang saku bagi masyarakat miskin yang ikut dalam program
pelatihan keterampilan.
3. Responsivitas
William N Dunn bahwa indikator responsivitas itu dilihat dari seberapa jauh
Kabupaten Luwu.
4. Efisiensi
daya untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan kata lain semakin sedikit
sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan PKH di Desa Botta maka
unit produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan
5. Kecukupan
adanya PKH tidak akan ada lagi masyarakat tidak mampu menyekolahkan
anaknya atau putus sekolah karna kurang biaya pendidikan dan biaya kesehatan.
berhubungan dengan efektivitas yang mengukur seberapa jauh alternatif yang ada
6. Ketepatan
sasasran. Di Desa Botta dinilai belum memenuhi kriteria ketepatan bantuan yang
sebagian besar pserta PKH masih enggan untuk mamanfaatkan bantuan yang
Dunn dalam Leiju, dkk (2014: 519-520) mengatakan bahwa ketepatan adalah
METODE PENELITIAN
Dinas Sosial dan Desa Botta Kecamatan Suli Kabupaten Luwu. penelitian ini
Keluarga Harapan (PKH) pada masyarakat yang kurang mampu. Alasan penulis
memilih lokasi Dinas Sosial karena dinas sosial merupakan tempat dikeluarkanya
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
2. Tipe Penelitian
29
30
C. Informan
informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah informan yang memiliki jabatan
penting dalam kantor dan yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Program
Keluarga Harapan.
D. Sumber data
Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti ini yaitu data primer dan
Data primer yakni data empiris yang di peroleh dari informan berdasarkan
lainnya. data tersebut antara lain dari dokumen, laporan, artikel dan buku-buku
Ada beberapa teknik yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Observasi (pengamatan)
keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang terkait dengan program
keluarga harapan (PKH) di Desa Botta. Beberapa informasi yang diperoleh dari
hasil observasi adalah tempat, pelaku, kegiatan, dan waktu kejadian. “pada
observasi ini, peneliti megamati peristiwa, kejadian, pose, dan sejenisnya menurut
32
sulistyo, (2016: 149). Alasan peneliti melakukan penlitian observasi yaitu untuk
2. Wawancara (interview)
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya sulistyo, (2016: 171). Data primer
3. Dokumentasi
Data sekunder diperoleh dari Kantor Dinas Sosial dan di Desa Botta
pendukung dan pelengkap dari data primer yang berkaitan dengan keperluan
penelitian ini.
Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis data model Miles and
penarikan kesimpulan sugiyono, (2013: 337). Secara lebih jelas sebagai berikut:
dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Setelah data terkumpul
disajikan dalam bentuk hasil studi dokumentasi dan deskripsi hasil pengamatan.
Reduksi data alam penelitian dimaksudkan untuk merangkum data yang telah
dipilah yang berupa hal-hal yang pokok dan penting dari catatan-catatan
Penyajian data merupakan hasil dari reduksi data, yang disajikan dalam
bentuk laporan secara sistematis yang mudah dibaca atau dipahami baik secara
Penyajian data ini bisa berbentuk grafik, tabel, matrik atau bagan informasi.
data yang dikumpulkan. Pada tahan ini peneliti mengambil kesimpulan terhadap
data yang telah direduksi kedalam laporan secara sistematis dengan cara
pemecahan masalah.
diteliti.
teknik triagulasi data yaitu teknik yang memanfaatkan sesuatu yang diluar data
informan dan mencocokkan data dengan data informan yang lain. Pada tahap
1. Triagulasi Sumber
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini
peneliti melakukan pengumpulan dan pegujian data yang di dapatkan dari hasil
2. Triagulasi Tekhnik
Trigulasi tekhnik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara
megecek data kepada sumber yang sama dengan tekhnik yang berbeda. Misalnya
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut untuk memastikan data mana yang
dianggap benar.
3. Triagulasi waktu
dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat sumber masih segar, belum
terlalu banyak masalah maka akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih meyakinkan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Desa Botta merupakan salah satu dari 12 desa di tambah 1 kelurahan dari
kecamatan suli. Berdasarkan dari data yang diperoleh dari kantor Desa Botta.
Desa Botta mempunyai jumlah penduduk sebanyak 1.846 jiwa, dengan jumlah
rumah tangga 336 KK yang terbagi menjadi 3 Dusun yaitu Dusun Botta, Dusun
Pangkajenne dan Dusun Durian. dengan luas wilayah 1.771 ha. Lokasi penelitian
Desa yaitu:
b. Keadaan Penduduk
36
37
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa adapun mata pencairan penduduk
Desa Botta pada umumnya mayoritas sebagai Petani selain itu ada pula sebagai
Nelayan, Buruh, Karyawan Swasta, PNS, Pedagang, dan Pelaut. Aktivitas yang
negeri dan swasta yang dimaksudkan untuk menciptakan kualitas pendidikan yang
baik. Dari data yang didapat dari Desa Botta Kecamatan Suli banyak sekolah
Selain sekolah, sarana prasarana yang juga sangat penting dibutuhkan oleh
penduduk di Desa Botta kecamatan suli yakni dalam bidang kesehatan. Kesehatan
sarana dan prasarana di Desa Botta dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
d. Data Sekunder
oleh komposisi keluarga maupun tingkat pendidikan dan kesehatan anak di Desa
Botta sendiri dalam hal pencairan dilakukan sendiri dapat dilihat dari data
dibawah ini yang menunjukkan bahwa total yang diterima per-KPM dalam
B. Hasil Penelitian
Kabupaten Luwu.
bantuan sosial bersyarat kepada keluarga miskin (KM) yang ditetapkan sebagai
suatu program nasional yang dinamakan program keluarga harapan (PKH) yang
harapan (PKH) yang diarahkan pada peningkatan kualitas kesehatan anak balita,
ibu hamil dan langsia maupun kualitas pendidikan anak tingkat SD, SMP dan
SMA merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh oleh mereka.
Desa Botta merupakan salah satu Desa di kecamatan suli kabupaten luwu
yang menerima bantuan program keluarga harapan (PKH). di Desa Botta sendiri
didampingi oleh 1 pendamping PKH yakni pak yasim. Untuk mendampingi dan
Penyaluran dana PKH dilakukan setiap 3 bulan sekali dalam 4 tahap yakni
pada bulan Januari, April, Sebtember dan Desember melalui bank ( BNI, BRI dan
41
Bank Mandiri). Pada tahun 2020 jumlah penerima PKH sebanyak 79 peserta di
Desa Botta.
Dari tabel diatas apa bila peserta PKH tidak memenuhi syarat komitmen
maka akan dikenakan saksi, bantuan yang akan diterima akan berkurang sesuai
1. Apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen dalam 1 bulan maka akan
2. Apabila peserta PKH tidak memenuhi komitmen dalam 2 bulan maka akan
4. Apabila peserta PKH tidak memenuhi syarat komitmen PKH maka akan
pendindikan dan kesehatan dua komponen ini menjadi prioritas utama dalam PKH
tersebut dari total 465 kk. Padahal masih banyak masyarakat yang layak
atau proses pertama dalam program keluarga harapan yaitu salah satunya adalah
seleksi dan penetapan lokasi. wawancara dilakukan dengan ibu (MR) selaku kasih
“Untuk pemilihan daerah dan pemilihan peserta itu murni dari pihak
kementrian sosial yang menanganinya lalu bekerja sama dengan pemda,
kecamatan, kelurahan/desa. Jadi kami hanya mendaptkan data-data yang
43
“Kalau masalah seleksi dan penetapan lokasi itu dek langsung dari
kementerian sosial yang bekerja sama dengan pemda, kecamatan dan juga
kelurahan/desa. Jadi datanya itu dari desa terus ke pusdanting, DTKS dari
situ diseleksi untuk pemilihan siapa yang keluar namanya untu bakal calon
penerima bantuan” (18 januari 2021 pukul 10.00 wita).
Jadi dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
penempatan dan seleksi peserta itu murni dari data-data yang diusulkan oleh
masyarakatnya yang kurang mampu atau masuk dalam golongan pra sejahtera.
Singgi data-data ditampung oleh pusdanting baru ke DTKS. Sehingga dari sinilah
para nama calon penerima akan di keluarkan dan akan di seleksi melalui tinjauan
Pertemuan ini dilakukan pendamping dengan Kepala Desa dan para calon
penerima. Pertemuan ini dinamakan sosialisasi pra calon penerima bantuan PKH
yang dimaksudkan bahwa peserta yang hadir disini belum tentu semuanya terpilih
Dalam pertemuan awal ini dihadiri oleh ibu atau wanita dewasa yang
mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan yaitu nenek, tente atau
kakak perempuan. Karena yang tercantum sebagai penerima atau peserta adalah
nama ibu atau wanita yang mengurus anak bukan kepalah rumah tangga. Namun
Pertemuan awal ini para calon peserta dalam mengikuti sosialisasi harus
membawa data-data yang di perlukan untuk validasi data yaitu kartu keluarga,
-Pertemuan awal
sosialisai
- validasi
pencocokan data
penetapan peserta
“Sebelum saya turun lapangan kan saya sudah dapat nama-nama para
calon dari BPS jadi setelah mendaptkan data itu saya langsung turun
lapangan dimana pendamping berkoordinasi dengan pihak kelurahan/desa
untuk mengumpulkan warganya yang menjadi calon penerima bantuan.
untuk menentukan calon peserta itu dek dilakukan sosialisasi pra calon
peserta untuk validasi mencocokan data-data calon keluarga penerima
manfaat dimana dilakukan pegecekan apakah peserta ini layak untuk
45
menerima bantuan dan sesuai dengan komponen dari PKH”. (18 januari
2021 pukul 10.00 wita)
Dari hasil wawancara dengan bapak YS disimpulkan bahwa sebelum
pendamping turun kelapangan untuk Pertemuan awal dan validasi calon peserta
PKH mereka sudah membawah nama-nama pra calon penerima bantuan yang
lolos dari pangkalan data untuk seleksi berkas dan kesesuaian komponen PKH.
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan untuk menerima dana bantuan PKH.
Syarat-sayarat komponen yang harus dipenuhi antara lain peserta memiliki anak
yang masih melanjutkan pendidikan SD, SMP, SMA, anak yang masih balita, ibu
hamil, disabilitas berata, lanjut usia dan TBC. Verifikasi di Desa Botta dilakukan
pendamping ini untuk mengecek data perubahan data dari PKH apakah mereka
pendidikan dan kesehatan, di Desa Botta verifikasi dilakukan secara rutin oleh
verifikasi sebagai bukti terdaftar bagi peserta PKH dengan melakukan kunjugan
setiap bulan saat posyandu dilakukan, ibu nifas setiap bulan setelah melahirkan,
46
bayi 0-6 tahun harus selalu mengikuti posyandu dan pemberian vitamin. Dalam
layanan kesehatan.
adalah guru. Guru mencatat peserta didik yang tidak memenuhi komitmen
kehadiran yang telah ditentukan yaitu setidaknya 85% hadir sekolah atau
ketentuan tatap muka setiap bulannya dan pengecualian saat sakit dan terkena
“Jadi untuk verifikasi data dan pemenuhan syarat peserta itu harus
memenuhi setiap persyaratan komponen dimana setiap peserta dalam
komponen kesehatan maka wajib melakukan posyandu pemeriksaan
kesehatan setiap bulan dan dalam komponen pendidikan maka seluruh
anak dari anggota keluarga yang menjadi peserta PKH harus rajin-rajin
kesekolah karena jika salah satu komponen tidak terpenuhi maka
dikenakan sanksi”.
Jadi dari hasil wawancara diatas maka verifikasi data dan pemenuhan
syarat peserta PKH harus selalu memenuhi setiap komitmen yang telah ditetapkan
oleh UPPKH.
d. Pemuktahiran Data
Proses pemutakhiran data yaitu apabila ada perubahan data dari RTSM
yang tidak sesuai dengan data awal yang tercatat pada master data base yang
bersifat dinamis. Perubahan data ini bisa terjadi sebagai hasil kegiatan
pendamping yang dilaksanakan oleh pihak PKH. Pemutakhiran data biasanya dari
laporan peserta PKH dan pendamping bekerja sama dengan ketua kelompok
47
3. Ibu hamil
4. Data baru sekolah (ada yang baru masuk sekolah dan ada yang baru
Seperti yang dijelaskan saat wawancara dengan pak (YS) selaku pendamping
“masalah pemutakhiran data itu dilakukan apa bila ada laporan masuk jika
ada anggota Peserta PKH ada datanya yang berubah contohnya dia baru
melahirkan atau dia hamil baru masuk anaknya SD, SMP, SMA atau dia
baru saja menganti Kknya atau yang lain maka mereka wajib melapor ke
ketua kelompok agar secepatnya dilakukan pemutakhiran data agar
nantinya data-datanya tida valid dan berimbas kepeneriman bantuan
nantinya”.(wawancara 18 januari 2021 pukul 10.00)
Dari hasil wawancara diatas ditarik kesimpulan bahwa pemuktahiran data
dilakukan apabila ada laporan masuk ke pendamping sehingga jika tidak ada
laporan pendaping tidak akan merubah data-data peserta meskipun peserta ada
48
penambahan komponen maka dari itu jika ada masalah respon dari peserta
Pencairan dana PKH atau bantuan tunai hanya akan diberikan kepada
RTSM yang telah terpilih sebagai peserta PKH yang telah lolos seleksi mengikuti
memiliki kartu PKH yang tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, kartu
PKH itu diberikan langusung oleh pendamping PKH setelah peserta dinyatakan
pencairan dilakukan 3 tahap atau 3 kali setahun dan dilakukan di pos. Namun dari
tahun 2016-2020 Proses pencairan dana PKH melalui 4 kali tahap selam 1 tahun
pencairan tahap pertama bagi peserta baru saat wawancara sebagai beriku:
“Pencairan dana PKH bagi peserta yang baru sama saja dengan yang lama
mereka mendapatkan kartu peserta PKH mereka ke bank mencairkan
dananya waktunya juga sama dengan peserta lama dengan saya
dampingi.”(18 januari 2021 pukul 10.00)
Dari hasil wawancara diatas maka didapat ditarik kesimpulan bahwa
pencairan baru bisa dilakukan apa bila peserta memiliki kartu PKH dan pencairan
49
pendamping.
C. Pembahasan Penelitian
sesungguhnya yang telah terjadi sebagai hasil dari suatu kebijakan atau apa yang
terjadi setelah kebijakan tersebut dilaksanakan. Dengan kata lain bisa dikatakan
bahwa evaluasi itu akan mempersoalkan dampak nyata dari suatu proses akhir
suatu kebijakan atau dengan seberapa jauh kebijakan tersebut mencapai hasil
Tujuan dan sasaran dari suatu program atau kebijakan, akan dapat diukur
melalui evaluasi sehingga evaluasi disini sebagai tolak ukur seberapa jauh tujuan
dan sasaran dari suatu program itu telah tercapai. Dan untuk menilai keberhasilan
50
suatu program, juga perlu dikembangkan beberapa indikator atau kriteria yang
Harapan (PKH), dalam hal ini Evaluasi Program Keluarga Harapan PKH Di Desa
1. Efektivitas
diharapkan. Efektivitas program keluarga harapan (PKH) dapat dilihat dari adanya
kesesuaian antara konsep dan dengan fakta dilapangan sehingga tujuan dari
program ini berjalan dengan baik. Untuk menegtahui Efektivitas dari program
Botta Kecamatan Suli Kabupaten Luwu, ada dua hal yang menjadi acuan sebagai
a. Komitmen
51
pelaksanaan PKH dapat dilihat dari komitmen mereka untuk mematuhi syarat
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Terlaksananya suatu program jika
masyarakat tetap patuh dan tidak menyalahi aturan yang sudah di sepakati
maupun kesehatan terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan kewajiban yang
harus dipenuhi dengan baik oleh peserta PKH / KPM. Kewajiaban yang harus
dilakukan oleh para penerima PKH (KPM) sesuai dengan yang tercantum dalam
1) Peneguran
Untuk mengetahui lebih jelas terkait komitmen KPM di Desa Botta berikut
“Bicara soal komitmen dek, di Desa Botta pesertanya rajin semua selama
ini. selama saya jadi pendamping kalau ada pertemuan seluruh anggota
langsung menghadiri pertemuan itu, Karena mereka takut dikenakan
sanksi pengurangan dana. Sejak awal anak-anak dari penerima bantuan
PKH semuanya rajin pergi sekolah soalnya itu syarat orang tuanya dalam
menerima bantuan PKH tapi sekarang karena lagi ada waba corona jadi
otamatis kesekolah diliburkan jadi saya belum turun lapangan meninjau
apakah anaknya rajin kumpul tugas kesekolahnya, sama halnya dengan
ibu-ibu yang punya balita, ibu hamil mereka rajin keposyandu untuk
memeriksakan kesehatannya dan anaknya. Bisa dikatakan karena adanya
bantuan PKH ini mereka rajin ke posyandu memberi pengaruh positif ”.
Dari penjelasan informan saat wawancara diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa peserta program keluarga harapan PKH Desa Botta Kecamatan Suli sudah
menjalankan komitmen yang ditetapkan dengan baik, tapi untuk 2020 karena ada
waba corona jadi dalam pemutakhiran data mendapatkan kendala kerana jarang
turun lapangan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu warga penerima
PKH di Desa Botta yang berinisial (HS) sebagai berikut: (wawancara 18 januari
“iyye dek alhamdulillah saya rajin keposyandu mulai saya hamil sampai
sekarang, setiap bulan kan disini posyandu setiap tanggal 9. Iyye saya rajin
karena persyaratannya terima bantuan PKH selalu disampaikan oleh
pendamping sama juga anak-anakku rajin semua pergi kesekolah tapi
sekarang kan ada corona jadi anakku rajin ji kasih masuk tugasnya kalau
hari senin pergi kumpul tuganya disekolah”.
Berdasarkan wawancara dengan warga penerima bantuan PKH tersebut
dengan baik dan patuh pada peraturan yang sudah ditentukan oleh pemerinta pusat
dan ketentuan dari program PKH itu sendiri. Meski demikian penerima bantuan
harus selalu memperhatikan setiap peraturan yang telah ditentukan pemerinta agar
Sama halnya yang disampaikan oleh salah satu penerima PKH yang beinisial
(MR) di Desa Botta sebagai berikut: (wawancara 25 januari 2021 pukul 11.30
wita).
“rajin semua saya anakku pergi sekolah kalau jam setegah 6 berangkat mi
karena jalan kaki ji kasian pergi sekolah baru sekolahnya kurang lebih 2
kilo dari sini rumah karena tidak ada kendaraan dirumah tidak ada mi juga
bapaknya yang bisa antar ih karna jandaka saya dek na banyak anakku.
Tapi karena corona setiap hari senin ji na pergi kumpul ih tugasnya
kesekolah.pemerinta kasihki bantuan berarti kita sebagai penerima haruski
ikuti peraturannya”.
Dari hasil wawancara dengan KPM diatas bahwa dia sudah menjalankan
bahwa dalam Porgram Keluarga Harapan (PKH) dengan adanya komitmen dan
sanksi tersebut, para peserta atau penerima PKH tetap menjaga komitmen dan
mencapai tujuan yang diharapkan. Di Desa Botta sendiri untuk pertambahan dan
peserta PKH tahun 2018 menunjukkan hasil evaluasi yang baik sedangan di 2019
evaluasi tidak dilakukan dan tidak ada pembaharuan data sehingga banyak data
yang tidak valid dipusat dan untuk 2020 sedikit menunjukkan ada pembaharuan
b. Pertemuan Bulanan
oleh pendamping, ketua kelompok dan peserta PKH di Desa Botta, yang
dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati secara bersama dan
dilakukan untuk megecek apakah ada perubahan data pada setiap peserta PKH.
peserta
3. Memberi dan Menerima saran menggali keluhan para peserta PKH yang
memenuhi komitmen
Untuk mengetahui lebih jelas terkait dengan pertemuan bulanan peserta PKH
Desa Botta yaitu (YS), (wawancara dilakukan 18 januari 2021 pukul 10,00 wita).
dimulainya program ini namu mulai adanya virus corona menjadi pemicu tidak
Sama halnya yang di sampaikan oleh salah satu peserta PKH yang berinisial
“Iyye dek selalu ada pertemuan setiap bulan duluh tapi sekarang tidak
perna mi mungkin karena ini waba corona jadi tidak ada mi pertemuan
tidak ada juga penyampain dari ketua”
Kemudian wawancara selanjutnya dengan ibu (YL) selaku peserta PKH atau
ini dan tidak ada pembrauan data dilaksanakan dan mungkin saja dari peserta ada
yang baru sudah melahiran atau saja ada anggota keluarga yang meninggal atau
hal lainnya.
melakukan klarifikasi kepada kepala dinas sosial bapak (MS) (wawancara 1 mei
setiap peserta agar peserta mampu memahami apa sebenarnya tujuan dan
manfaat dari bantuan ini untuk meraka”.
Dari penjelasan saat wawancara dengan bapak MS selaku Kepala Dinas
harus dilaksanakan dengan baik dan haru selalu diperhatiakan agar bantuan ini
Dari hasil wawancara diatas di Desa Botta maka dapat disimpulkan bahwa
komitmen dan pertemuan bulanan sudah berjalan lancar. Namun karena adanya
waba corona ini menjadi terhambat itu mengakibatkan banyak data yang tidak
valid di pusat karena tidak ada pemutakhir data dan pembaruan data sehingga juga
megakibatkan banyak peserta yang menerima bantuan ada yang tidak sesuai
dengan komponen. Seperti yang dijelaskan oleh pendamping kepada saya bahwa
jika data setiap peserta tidak valid maka akan berpengaru kepada penerima itu
sendiri dan berimbas pada bantuan yang akan diterima setiap triwulan.
dengan baik masih ada peserta yang tidak membawah anaknya keposyandu dan
dengan baik dan selama saya meneliti dilapangan saya tidak perna mendapatkan
2. Efisiensi
hasil yang diinginkan oleh PKH. Kriteria efisiensi terkait dengan tiga komponen
yaitu biaya bantuan, waktu dan tenaga. Dimana disini informan menjawab
mengenai nominal dana yang mereka dapatkan, lamanya waktu proses penyaluran
dana.
a. Proses Pencairan
Pencairan dana PKH diberikan kepada RTSM yang telah dipilih sebagai
peserta PKH dan mengikuti syarat program pendidikan dan kesehatan. Bukti
yang bertanggung jawab dalam mengurus anak. Kartu PKH diberikan kepada
Proses pencairan dana PKH dilakukan setiap 3 bulan sekali dalam 4 kali
tahap dalam setahun. Pencairan dilakukan di bank yang telah ditentukan oleh
PKH dan sekarang tidak lagi didamping oleh pendamping dalam menerima karena
semua peserta PKH sudah memiliki rekening ATM masing-masing, jadi dalam
Untuk mengetahui lebih jelas terkait proses pencairan dana bantuan maka
Seperti yang dijelaskan oleh Pak (YS) selaku pendamping di Desa Botta
pada wawancara tanggal 18 januari 2021 pukul 09.40 Wita. Menjelakan mengenai
“Bicara soal pencairan jadi dalam pencairan dana PKH itu dilakukan
setiap 3 bualan (triwulan) sekali dalam 4 kali pencairan dalam setahun.
Kalau tempat pencairannya di lakukan di bank kan duluh di pos sekaran
sudah di bank. Dan sekarang itu semua perta sudah bisa mencairankan
sendiri karena mereka yang pegang kartunya masing-masing tinggal
mereka tunggu kapan tanggal pencairan dana dan sudah tidak didampingi
lagi. Kalau ade bertanya kenapa tidak didampingi soalnya biasa saya baru
mau hubungi ketuanya untuk sama-sama pergi mencairkan tapi belum
sempat disampaikan sudah na cairkan memang mi karena semua peserta
lebih duluan mi na tau masuknya itu uang dari pada saya mungkin selalu
na pantau. Makanya sekarang susa ditau siapa yang berkurang uang na
terima tidak sesuai mi dengan komponen yang seharusnya na terima
berapa anak SD, SMP, SMA, balita, Ibu hamil sama ada langsianya maka
saya sampaikan kepada mereka untuk melapor kalau dana yang na terima
tidak sesuai supaya cepat di perbaiki datanya’’.
Sama halnya Mengenai proses pencairan juga diutarakan oleh pak (IP)
selaku koordinator PKH kabupaten luwu wawancara dilakukan (22 februari 2021
kabupaten luwu tentang pencairan dapat ditarik kesimpulan bahwa pencairan dia
menyatakan bahwa jika pada saat pencairan harus didampingi oleh pendamping
dengan Ibu (MR) selaku kasi kensos dikantor dinas kabupaten luwu wawancara
“Pada saat pencairan dek, dilakukan oleh pihak bank memang dulunya di
lakukan di pos tapi sekaran dialihkan ke bank. Dan sekarang peserta PKH
sudah ada kartu atm PKH jadi mereka tidak repot lagi dalam mencairkan
dana. Saat pencairan harus didampingi oleh pendamping setiap desa atau
kecamatan.”
Dari hasil wawancara diatas dengan beberapa informan tentang pencairan
dapat disimpulkan bahwa sahnya pencairan dana PKH di Desa Botta sudah
berjalan dengan baik karena dengan di alihkannya ke bank jadi peserta bisa
mencairkan dana PKH tampa perantara lagi. Namun dengan dialihkannya ke bank
maka pendamping lebih susah mendata dana yang masuk di setiap peserta
masing-masing peserta.
b. Dana Bantuan
Pada tahu 2020 jumlah penerima PKH sebanyak 79 peserta dari 465 KK
dan dari 1,846 warga di Desa Botta. Penyaluran dana PKH dilakukan setiap 3
bulan sekali dalam 4 tahap yakni pada bulan Januari, April, Sebtember dan
SD/sederajat
Pendidikan anak SMP/ Rp 375,000 x 4 kali Rp 1,500,000
sederajat
Pendidikan anak SMA/ Rp 500,000 x 4 kali Rp 2,000,000
sederajat
Lanjut usia 70 tahun Rp 600,000 x 4 kali Rp 2,400,000
Penyandang disabilitas Rp 600,000 x 4 kali Rp 2,400,000
Tuberkulosis (TBC) Rp 750,000 x 4 kali Rp 3.000,000
Sumber: kantor dinas sosial 2021
Jadi dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rincian bantuan yang akan
diterima oleh KPM selama menjadi peserta PKH. Bantuan ini sesuai dengan
komponen yang telah ditentukan, maka dari itu peserta PKH dalam menerima
1. Ibu hamil/nifas dan anak usia 0-6 tahun maka berhak menerima dana sebesar
750,000 per tiga bulan sekali maka jika ditotalkan dalam penerimaan selama 1
2. Pendidikan anak SD/sederajat maka berhak menerima bantuan 225,000 per tiga
bulan (triwulan) maka jika ditotalkan 900,000 selama 1 tahun dalam 4 kali
penciran dana.
375,000 per tiga bulan (triwulan) jadi jika ditotalkan dana yang diterima
500,000 per tiga bulan (triwulan) jika ditotalkan dana yang akan diterima
5. Langsia dan penyandang disabilitas maka berhak menerima dana 600,000 per
tiga bulan (triwulan) jika ditotalkan dalam 1 tahun yaitu 2,400,000 dalam 4
kali pencairan
6. Tuberkulosis (TBC) maka berhak menerima bantuan sebanyak 750,000 per tiga
bulan (triwulan) maka jika ditotalkan dalam 1 tahun dana yang diterima yaitu
saat wawancara dan observasi. Ibu (MN) selaku penerima bantuan PKH
“Kalau tentang berapa jumlahnya diterima itu tidak kutau karna kadang-
kadang naik kadang turun tidak menentu setiap menerima, saya juga tidak
kutau bagaimana caranya hitung ih yang kutau berapa-berapa saja yang
ada di dalam rekening masuk itu ku terima apala lagi ini selama corona
setiap bulan ki menerima disesuaikan dengan bantuan yang lain”
Dari wawancara dengan salah seorang penerima bantuan diatas maka
bantuan ini dalam hal nominal uang yang harus diterima sehingga mereka tidak
ambil pusing asalkan bantuan selalu masuk rekening saja setiap bulannya. Padahal
bukan ini yang diharapkan oleh pemerinta dan bukan tujuan dari program ini
sendiri.
Senada dengan yang di jelaskan oleh Ibu (HS) wawancara senin 18 januari 2021
“iya kalau besaran jumlah dananya yang diterima saya juga kurang tau
karna tidak menentu kadang banyak diterima kadang juga itu sedikit apa
lagi ini selama ada waba corona setiap bulan miki menerima”.
63
Desa Botta Kecamatan Suli itu masih tidak menau tentang rincian dana yang
harus mereka terima setiap pencairan dana, mereka masih harus di berikan
evaluasi-evaluasi informasi tentang PKH. Agar masalah seperti ini bisa ditangani
jika dana yang terima tidak sesuai dengan komponen yang seharusnya mereka
terima.
melakukan klarifikasi kepada kepala dinas sosial bapak (MS) (wawancara 1 mei
“untuk proses pencairan dan dana bantuan yang diterima KPM itu saya
kurang tau ya soalnya itu sudah peraturan dari pusat, proses pencairan itu
kanya di bank duluh dikantor pos dan kalau dana nominal yang diterima
KPM saya juga tidak tau kalau waktunya saya tau karena ada
pemberitahuan dari pusat untuk disampaikan kepada staf saya yang di
tempatkan dilapangan”.
Dari penjelasan diatas saat wawancara dengan bapak kepala dinas dapat
disimpulkan bahwa bantuan PKH ini seutuhnya langsung dari pusat sehingga
dalam hal proses pencairan dan dana bantuan yg diterima itu tidak diketahui
dan dana bantua juga sesuai dengan komponenen masing-masing sehingga tidak
proses pencairan sudah berjalan dengan baik karena dari hasil penelitian saya,
tentang Dana Bantuan temukan bahwa banyak perta penerima bantuan tidak
berkurang nominal dana yang diterima. Dari hasil observasi dilapangan di Desa
Botta saya juga mendapatkan hampir semua peserta PKH tidak menau dalam
menjumlah dana yang akan diterima maka dari itu mereka tidak perna melapor
kependamping jika ada masalah dalam penerimaan bantuan. Maka dari itu dari
aspek efisiensi dapat disimpulkan bahwa indikator ini belum berjalan dengan baik
seutuhnya.
3. Responsivitas
Program Keluarga Harapan (PKH) yang timbul akibat kepuasan mereka terhadap
pelaksanaan bantuan PKH. Tanggapan itu biasa berupa respon positif maupun
Harapan Di Desa Botta mendapatkan respon yang cukup positif dari pihak
mengenai program keluarga harapan (PKH) antara lain seperti yang diungkapkan
oleh ibu (HS) Dusun Pangkajenne wawancara dilakukan (senin 18 januari 2021
“Alhamdulillah nak puas berkat bantuan ini biaya pembeli alat sekolah
anak saya tercukupi, saya merasa puas atas bantuan ini bisa bantu-bantu
keuangan kerana penghasilan tidak mentu apa lagi saya ada anakku balita
65
ada SD,SMP,SMA ada baru lulus SMA ada juga indoku kutemani tinggal
jadi banyak kebutuhan dan biaya ku butuhkan”.
Dari wawancara diatas dengan salah satu penerima bantua atau KPM
mereka sangat puas atas bantuan ini meraka sangat terbantu dalam hal pinansial
Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh ibu (YL) dusun durian wawancara
“saya puas dek berkat bantuan ini bisa semua sekolah anak-anakku dan
juga ada biaya-biaya bantuan na terima disekolah kerana masukka sebagai
peserta PKH, bersyukur sekalika jadi penerima bantuan PKH karena tidak
ada mi kasian suamiku carikanka nafkah”
Dari hasil wawancara dengan ibu (YL) juga mearasa terbantu karena
Begitu juga dengan Ibu (MN) Dusun Pangkajenne (wawancara senin 25 januari
“puaslah dek bantuan yang na kasihki pemerinta setiap 3 bulan sekali bisa
mi dipake bantu-bantu dikkana biasannya tidak ada betul mi uangku na
kebetulan bulanna omi lagi pencairan ada mi lagi bantu pembeli uang
makanan apalagi ada juga sembako jadi ada juga bantu pas habis beras,
telur kadang ayam sama ikan ikan bantuannya’’.
Jadi dari hasil wawancara dan observasi dilapangan di Desa Botta
masyarakat terhadap bantuan ini merasa puas dan terbantu dengan adanya PKH
ini, karena bantuan ini bisa membantu pendidikan dan kesehatan. Dan anak-anak
dari penerima bantuan PKH ini juga bisa mendapatkan bantuan dari sekolah
66
sekolah dan bisa membeli peralatan sekolah dengan adanya bantuan itu orang
Sejak awal menerima bantuan sosial PKH para peserta PKH mengaku
bersyukur karena dengan adanya bantuan ini bisa meringankan beban pengeluaran
keluarga, mereka juga berharap bahwa bantuan ini berjalan terus, mereka juga
berharap menjadi KPM mereka berharap tidak dikeluarkan sebagai peserta PKH.
Pihak desa juga berharap bahwa bantuan ini kedepanya pelaksanaan harus lebih
responsivitas dari program ini sangat diterima dengan baik oleh masyarakat
karena bantuan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang kurang mampu.
Bantuan berupa uang tunai dan sembako sangat membantu kehidupan masyarakat
4.Pemerataan
oleh peserta PKH disalurkan secara merata, jadi dengan kata lain pemerataan
selaku Kepah Desa Botta saat wawancara yang dilakukan pada selasa (23 februari
67
2021 pukul 13.27 wita) di Kantor Desa Botta belum merata hal itu dijelaskan
sebagai berikut:
“sejauh ini dek, di Desa Botta ini belum semua masyarakat yang tergolong
dalam masyarakat kurang mampu menerima dana bantuan PKH di lihat
dari datanya cuma 79 kk yang menerima, kadang yang tidak menerima
bantuan itu iri kadang mereka mengatakan pemerinta tidak adil karena
mereka merasa layak menerima, saya berharap supaya ada pendataan
ulang agar masyarakat yang layak bisa menerima agar bisa merata ke
masyarakat saya”.
Dari penjelasan saat wawancara dengan bapak (WD) selaku Kepalah
Desa Botta tentang pemerataan bantuan dapat disimpulkan bahwa warga Desa
Botta masih banyak yang layak menerima bantuan namun tidak menerima
Sama halnya dengan yang dikemukankan oleh pendamping Desa Botta yaitu
Bapak (YS) (wawancara dilakukan pada tanggal 18 januari 2021 pukul 09.00
“kalau bicara merata dek ya pasti belum, di Desa Botta masih banyak yang
layak menerima tapi belum dapat, tapi saya selalu mengusulkan agar
masyarakat yang belum menerima agar menguslkan dirinya di pemdes di
opratornya, agar oprator bisa mengirim datanya ke pangkalan data, supaya
masyarakat yang layak menerimah bisa menerima bantuan PKH”.
Dari wawancara dengan pendamping PKH Desa Botta sendiri dapat
disimpulkan bahwa benar nayatanya bahwa bantuan ini belum merata karena
bantuan ini memang sangat selektif dalam menetukan penerima. Mereka yang
Sama halnya yang di sampaikan ibu (MN) warga Desa Botta penerima PKH
“tidak merata pi dek, itu tentanggaku layak na kena bantuan tapi tidak na
kena banyak anaknya tidak ada suaminya kaya saya, harusnya yang begitu
kasian di utamakan karena tidak ada mi yang mencarikan nafka setidaknya
ada bantui pembeli alat sekolahnya anaknya dan biasanya itu kalau masuk
mamanya anggota PKH anaknya menerima bantuan dari sekolah”.
Dari hasil wawancara dengan salah satu peserta PKH diatas menanggapi
dari dua informan diatas bahwa memang bantuan PKH ini belum merata ibu MN
menyatakan bahwa masih banyak warga yang layak untuk bantuan ini.
koordinator PKH pada wawancara yang dilakukan senin 22 februari 2021 pukul
“begini dek, masalah merata atau tidaknya mungkin semua daerah yang
menerimah bantuan dari PKH itu memang tidak merata, karna apa bantuan
ini menjadi primadona di kalangan masyarakat. Semua masyarakat merasa
berhak menerimah bantuan ini apa lagi mereka yang memang kurang
mampu keluarga yang tergolong dalam pra sejahtera. Namun meskipun
masuk dalam keluarga pra sejahtera namun tidak ada komponen yang bisa
dijadikan acuan untuk mendapatkan bantuan PKH ini dek itu alasanya
kenapa PKH ini belum merata karena banyak pertimbangan dan banyak
komponen yang harus diperhatikan dan diikuti”
Dari hasil penjelasan responden diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk
Desa Botta dalam hal pemerataan belum mendapatkan hasil yang memuaskan.
Hal itu ditandai dengan masih banyaknya masyarakat yang kurang mampu belum
adanya ketidak merataan pada proses pelaksanaan bantuan PKH yaitu banyaknya
Dari permasalah diatas, peneliti melakukan klarifikasi kepada kepala dinas sosial
disimpulkan bahwa pemerataan program ini memang sulit untuk merata karena
bukan saja satu dua daerah yang mendapatkan bantuan ini namun seindonesia dan
dana bantua ini terbatas mungkin mayarakat yang kurang mampu lain bisa
2. Jumlah penerima PKH tahun 2016 adalah sebanyak 6 juta keluarga miskin
dengan alokasi anggaran sebesar Rp 19,4 triliun (sedikit lebih tinggi dari
alokasi anggaran sebesar Rp34,2 triliun (sedikit lebih renda dari target
oleh konsep dasar dari PKH itu sendiri karena dalam bantua PKH harus
jika menjangkau rumah tangga sangat miskin masyarakat yang masih tergolong
miskin dalam sosial ekonomi belum bisa jadi syarat untuk mendaptkan bantuan
PKH. Mereka yang tergolong miskin masih bisa mendapatkan dana bantuan dari
sepenuhnya merata atau dengan kata lain masih banyak masyarakat yang layak
untuk program ini. Dan peneliti juga mendapatkan bahwa sudah banyak penerima
71
yang sudah tidak layak lagi untuk menerima bantuan ini namun belum juga
5. Kecukupan
kepuasan para peserta keluarga harapan PKH sebagai sasaran program didalam
mencukupi kebutuhan, dengan adanya PKH maka ada beberapa hal yang secara
tidak langsung akan terbantu misalnya biaya pendidikan, biaya kesehatan dan
sejauh mana suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan dan nilai, konsep
Kepalah Desa Botta bahwa untuk memecahakan kemiskinan itu satu hal yang
besar untuk di lakukan namun jika dikatan bahwa bantuan ini mampu
Sama halnya dengan yang dijelaskan oleh bapak (MS) selaku kepalah dinas sosial
“bicara tentang kecukupan bantuan PKH ini saya selaku kepalah dinas
sosial hanya berpesan agar masyarakat memanfaatkan bantuan ini
semestinya dan seperlunya agar bermanfaat dan berkecukupan untuk
keluarganya. Dan jika dikatan apakah bantuan ini bisa memecahkan
kemiskinan saya rasa tidak hanya saja membantu kebutuhan masyarakat
yang kurang mampu”.
Dari hasil wawancara dengan bapak kepalah dinas sosial dapat ditarik
Senada dengan yang di jelakan oleh ibu (MR) selaku Kasih Kensos Kabupaten
“dalam hal memecahkan kemiskinan itu hal yang sulit, apa lagi dengan
pertumbuhan angka kemiskinan makin meningkat sehingga jika hanya
program keluarga harapan (PKH) ini yang menerima hanya sebagian saja
dari satu Desa tidak semua yang terdaftar dalam keluarga prasejahtera.
Jadi menurut saya dek program ini belum bisa memecahkan kemiskinan
tapi bantuan ini bisa membantu meringankan beban masyarakat miskin”.
Dari hasil wawancara diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam
seperti PKH ini mampu meringankan beban masyarakat yang kurang mampu
Informan pertama yaitu ibu (YL) selaku peserta PKH atau KPM. (wawancara 9
dalam indikator kecukupan ini hanya bisa digunakan dalam jangka pendek.
Informan kedua yaitu ibu (MN) selaku peserta PKH atau KPM (wawancara 25
“bantuan pkh ini indi dicukupkan bammi soalnya ada terus ji masuk
direkening jadi cukup tidak cukupnya kita bammi yang atur ih lumayan mi
lagia ada bantu-bantu keuangan siapa mau kasih bangki uang begitu setiap
bulan tinggal di tunggu saja masuk na tidak kerja jiki cuman peraturan-
peraturannya ji diikuti”.
Dari keterangan saat wawancara dengan ibu MN selaku peserta dapat
disimpulkan bahwa dalam indikator kecukupan dia menggap bahwa bantuan ini
harus dicukupkan saja dengan kebutuhan karena mereka bersyukur sudah bisa
mendaptkan bantuan ini dalam hal cukupnya memang belum bisa dikatan cukup
bahwa bantuan yang didapat oleh masyarakat kadang habis sebelum waktunya
atau juga digunakan dalam hal lainnya sehingga bantuan ini terlihat habis sesaat
dan masyrakat tidak bisa menggunakan dalam jangka waktu yang lama dan belum
6. Ketepatan
ketepatan kebijakan tidak berkenaan satu kriteria individu tetapi lebih dari dua
Maka dari itu untuk mengetahui tingkat ketepatan dari program ini maka
pertama yaitu ibu (MR) selaku kasih kensos dinas sosial kabupaten luwu
“kalau bicara tentang ketepatan dek saya rasa sudah tepat karena
masyarakat yang menerima bantuan PKH itu sudah melalui beberapa tahap
dalam pemilihan banyak syarat-syarat yang harus di penuhi ada komponen
yang menjadi acuan pemerinta dalam memilih penerima bantuan PKH”.
Dari hasil wawancara diatas dengan ibu MR selaku kasi kensos dalam
indikator ketepatan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam hal ketepatan penerima
bantuan sudah tepat dan sesuai dengan sasaran yang inginkan dan penetuan juga
Sama halnya dengan yang diungkapkan pak (WD) selaku Kepalah Desa Botta
“ya masalah ketepatan saya rasa sudah tepat pada sasaran semua warga
saya yang masuk PKH ini memang layak, mereka yang masuk golongan
prasejahtera. Memang mungkin ada beberapa yang sudah layak untuk
dikeluarkan dan diganti oleh yang layak namum itu semua saya
kembalikan lagi ke pihak PKH dimana mereka menilaih sendiri”.
Dari penjelasan dengan pak WD selaku kepa ddesa Botta saat wawancara
dapat ditarik kesimpulan bahwa ketepatan bantuan ini memang sudah tepat dilihat
dari mereka yang menerima bantuan termaksud dalam golongan masyarakat pra
sejahtera.
Senada dengan yang di jelaskan oleh pak (YS) selaku pendamping PKH Desa
kesimpulan bahwa ketepatan sasaran ini sudah tepat kenapa demikian karena
setelah ada nama-nama peserta yang keluar dari pusat sebagai para calon
sebagainya.
76
klarifikasi kepada kepala dinas sosial yaitu bapak (MS) wawancara 1 mei 2021
pukul 13.00).
bahwa sama halnya dari beberapa informan sebelumnya juga mengatakan bahwa
ketepatan peserta sudah tepat dan sudah berjalan dengan baik sesuai yang
diinginkan.
Pencapaian hasil berkenaaan dengan sejauh mana program PKH ini sudah
mencapai hasil dan berguna bagi keluarga penerima manfaat (KPM). Di Desa
Botta untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil dan berguna bagi KPM maka
Wawancara dengan pak (YS) pendamping PKH Desa Botta (18 januari 2021
pukul 10.00).
kesimpulan bahwa bantuan PKH ini sangat berguna dan bermanfaat bagi
Sama halnya yang disampaikan oleh pak (IP) selaku koordinasi PKH kabupaten
“Kalau menurut saya sudah mencapai hasil diinginkan belum karena KPM
belum bisa menggunakan dana PKH dengan baik KPM belum memikirkan
menggunakan dana dalam jangka panjang dan kalau berguna bagi mereka
yang menerima ya tentu berguna karena dana bantuan yang meraka terima
bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari merka.
Dari hasil wawancara dilapangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam pencapaian hasil dari program ini sudah berhasil dan berguna bagi
bahwa ketepan program kelurga harapan ini sudah tepat karena dalam menetukan
telah ditentukan dan bantuan ini berguna bagi mereka yang menerima bantuan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan analisis yang dilakukan oleh peneliti
Luwu. dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan PKH belum berjalan dengan
baik sesuai dengan tujuan diluncurkan PKH yaitu dengan harapan mampu
mendapatkan bantuan namun tidak mendapat bantuan, dan adapulah yang tidak
layak menerima namun masih saja menerima, serta mereka yang mendapat dana
valitnya data-data KPM sehingga bantuan yang diterima tidak sesuai dengan
1.Efektivitas PKH di Desa Botta ini belum berjalan dengan baik. Dilihat dari
pertemuan bulanan belum berjalan dengan baik. mengakibatkan banyak data yang
tidak valid di pusat karena tidak ada pemutakhir data dan pembaruan data
sehingga juga megakibatkan peserta yang menerima bantuan ada yang tidak
2. Efisiensi peserta PKH di Desa Botta Kecamatan Suli itu masih tidak tau tentang
rincian dana yang harus mereka terima setiap pencairan dana, mereka masih harus
78
79
disimpulkan bahwa sahnya respon masyarakat terhadap bantuan ini merasa puas
4.Pemerataan PKH di Desa Botta indikator ini belum berjalan dengan baik sesuai
dengan harapan. dapat disimpulkan bahwa dalam hal penyebaran bantuan PKH ini
belum sepenuhnya merata, hal ini ditandai dengan data dari 465 kk hanya 79 kk
banyak.
indikator ini bahwa dalam mencakup kecukupan belum berjalan dengan baik.
6.Ketepatan PKH ini di Desa Botta bahwa ketepan program kelurga harapan ini
sudah tepat karena dalam menetukan peserta melalui banyak tahap dan harus
B.SARAN
jangka panjang.
bulannya.
lembaga pendidikan dan lembaga kesehatan. Hal ini perlu dilakukan karena
Subarasono, A.G (2016). Analisis kebijakan publik: konsep, teori dan aplikasi.
Yogyakarta: pustaka pelajar.
Kementrian Sosial. (2015). Buku Kerja dan Operator PKH. Direktorat Jaminan
Sosial. Direktorat Jenderal Perlidungan dan Jaminan Sosial.
81
82
Peraturaan Perundang-Undangan
Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pogram Keluarga
Harapan.
Undang-Undang Nomor.10 Tahun 2017 Tentang Program Keluarga Harapan.
Website:
(http://berita.new/2019/12/04/tahun-depan-pemkab-luwu-usul-perbaikan-305-
data-pkh/ )
(http://pkh.kemsos.go.id.)
83
N
84
Pedoman Wawancara
Surat Pengantar Penelitian Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar
86
Surat Permohonan Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Luwu
87
Surat Telah Melakukan Penelitian Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Luwu
88
LAMPIRAN 2: FOTO/DOKUMENTASI
Gambar 13. pemeriksaan berkas pra calon peserta PKH Desa Botta
satu adek laki-laki bernama iksan nawir. Selanjutnya jenjang pendidikan peneliti,
tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Suli lulus pada
tahun 2013, dan melanjutkan ditahap selanjutnya pada SMA Negeri 1 Luwu lulus
Dengan ketekunan hingga motivasi tinggi untuk belajar dan berusaha, peneleti
telah berhasil menyelesaikan pegerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan
peneliti tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif khususnya