DI KABUPATEN MAROS
Skripsi
Oleh
E121 12 015
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim...
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, ridho, rahmat, taufik
Kabupaten Maros.”
dan Jurusan Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan
yang kuat, segala upaya dan usaha yang keras serta tentunya dukungan
yang tak terhingga kepada orang tua tercinta, Ayah Abdul Rauf Faewah
S.Sos dan Ibu Neni Fatmah S.Sos yang telah melahirkan, membesarkan,
dan mendidik penulis hingga sampai seperti saat ini. Terima Kasih tak
kepada penulis. Baik itu berupa kasih sayang, dukungan moral dan materi
serta doa yang tak pernah ada hentinya selalu diberikan dengan ikhlas
v
2. Bapak Prof. Dr. Andi Alimuddin M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
3. Dr. H. Andi Samsu Alam, M.Si, selaku ketua jurusan Ilmu Politik dan
Pemerintahan.
4. Dr. Hj. Nurlinah, M.Si selaku ketua prodi ilmu pemerintahan fakultas
ilmu sosial dan Ilmu pilitik dan seluruh staf pegawai di lingkungan Prodi
Ilmu Pemerintahan.
waktu untuk membimbing penulis dari awal proposal hingga skripsi ini
selesai.
6. Para tim penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah
9. Terima kasih untuk segala pihak yang terlibat dalam hal ini Bupati dan
11. Terima Kasih kepada kakek dan Nenek penulis, Dato’ Nining, Dato’
Intang, Dato’ Siang dan Dato’ Bali yang telah mencurahkan kasih
Syita, Willy, Yuyun, Lifia, Uci, Defi, Irma, Eka, Mety, Pera, Eva, Sari,
Rewo, Nida, Fitrah, Cali, Dio, Ruri, Erwin, Indra, Randi, Alif, Aan, Tirto,
Afdal, Opik, Dondo’, Aji, Hadi, Ammang, Ipul, Marwan, JS, Urlick, Eky,
Terima kasih, Terima kasih, dan Terima kasih atas semua tangis, tawa,
debat dan cerita yang telah kita lalui dengan hebat. Otonomi 2012,
Ramli, ibu Mutahara, Nenek, Zainul dan Raehan yang penulis anggap
sudah seperti orang tua dan adik sendiri. Dan untuk Kak Ian, Tika,
Ilmal, Aldi, Yahya, Ikram dan Rijal, Terima kasih telah menjadi
waktu yang singkat tapi semua cerita indah itu tersimpan rapi dalam
15. Terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis Putri, Yuli, Iyan, Citra,
Eka, Nhiar, Uli, Dhila, Wulan, Nini, Nuke, Ocha dan Lily. Terima kasih
telah menjadi sahabat yang luar biasa untuk penulis ketika sedang
moril kalian.
16. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga dan teman-
panjatkan doa yang tiada henti, rasa syukur yang teramat besar penulis
Penulis,
ix
INTISARI
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBARAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iv
INTISARI ix
ABSTRACT x
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GRAFIK xv
BAB I PENDAHULUAN
2.4 Bupati 43
4.1.3. Geologi 61
4.1.4. Pemerintahan 62
4.3.1. Kemampuan/Skill 83
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan 97
5.2. Saran 99
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
yang ditetapkan.
3
Pengadaan Barang/Jasa.
Percontohan Nasional.
4
18. Tropi Terbaik III Kinerja Tata Ruang dari Gubernur Provinsi
Sulawesi Selatan.
5
Pemanfaatan Ruang”.
(LKPP).
Kehutanan.
Pramuka.
(FIPO) Fajar.
6
Selatan.
Maros.
2013.
Kabupaten Maros.
ruang.
36. Penghargaan dari koran Harian Pare Pos sebagai Top Narasumber
Kabupaten Maros.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis
analisis adalah uraian atau usaha mengenai arti suatu keadaan atau
diselidiki hubungan satu dengan yang lain, diselidiki keadaan yang satu
mengetahui suatu keadaan yang akan dianalisis dan juga data yang
yang lainnya. Fungsi suatu analisis dalam suatu hal sangat penting dalam
yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata pimpin melahirkan kata kerja
tujuan.
1. Definisi pemimpin
1
Bennis, Warren, & Robbert Townsend, Reinventing Leadership: Menciptakan Kembali
Kepemimpinan. (Terjemahan). Batam, Inter Aksara, 1998, Hal. 71.
11
2
Kartono, Kartini, Kepemimpinan: Apakah kepemimpinan Abnormal itu?, Jakarta, PT Raja
Grafindo, 2005, hal. 51.
3
Rivai, veitzhzal, Kiat kepemimpinan dalam abad ke 21, Jakarta, Murai kencana, 2004, Hal.65.
4
Sudriamunawar, Haryono, Kepemimpinan Peran Serta Dan Produktivitas, Bandung, Maju
Mundur, 2006, Hal 1.
5
Raven Wirjana, Susilo Supardo, Kepemimpinan: Dasar – Dasar dan Pengembangannya,
Yogyakarta, Penerbit Andi, 2006, Hal. 4.
6
Syafi’ie, Inu Kencana, Kepemimpinan Pemerintahan Indinesia, Bandung, PT Refika Aditama,
2003, Hal. 1.
12
tanggungjawab (akuntabilitas).
7
Harbani Pasolong, Kepemimpinan Birokrasi, Bandung, Alfabeta, 2013, hal 3.
8
Harbani Pasolong, Pemimpin Birokrasi, Alfabeta, Bandung, 2013, Hal.3
13
birokrasi”.
1. Definisi kepemimpinan
depan.
9
Maxwell, Jhon C, Mengembangkan Kepemimpinan di Dalam Diri Anda, (Terjemahan), Jakarta,
Binarupa Aksara, 1995, Hal. 1.
14
K = F(P,p,s).
12
Kouzes, Kredibilitas (Terjemahan), Profesional Books, Jakarta, 1996, Hal. 25.
13
Maxwell, Op cit, Hal. 37.
14
Tulus, Moh. Agus, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Gramedia & Pustaka Utama,
1995, Hal. 24.
16
secara sukses.
15
Stooner, Manajemen, PT Indeks Gramedia Grup, Jakarta, 1996, Hal. 41.
16
Stooner, Op cit, Hal. 161.
17
2. Syarat-Syarat Kepemimpinan
17
Kartono, Op cit, Hal. 36 – 38.
18
antara lain:
a) Kemampuan/Skill
inovatif.
b) Pengalaman Kerja
18
Harbani Pasolong, Op Cit, Hal. 12.
19
c) Lingkungan Kerja
birokrasipemerintahan.
19
Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, Jakarta, PT Bumi Aksara, 1994, Hal. 855.
20
tertentu terjadi.
bertanya.
kebiasaan atasan.
21
Untuk itu perlu dalam teori otokrasi ini pemimpin yang benar
fisik.
22
suatu keadaan semakin tenang maka teori ini maka strategi ini
orang lain.
pemalu.
kerja, untuk itu teori ini berkaitan dengan teori mativasi. Ada tiga
(1959).
karena itu perlu didorong, kendati dipihak lain ada manusia yang
sudah mengerti.
dibentuk.
provokator.
disebut denganparticipating.
istilah selling.
29
tidak matang, tidak mampu, tidak mau dan tidak mantap, jadi
istilah telling.
berikut :
patembayan.
berarti mode seseorang yang selalu Nampak yang menjadi ciri khas
20
Stoner, Op cit, Hal. 165.
21
Thoha, Miftah, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004,
Hal. 49.
33
1. Gaya Karismatis
2. Gaya Peternalistis
22
Kartono, Op cit, Hal. 80 – 87.
34
dikembangkan.
untuk berinisiatif.
3. Gaya Militeristis
Gaya ini sifatnya semi militer. Hanya gaya luaran saja yang
mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, gaya ini
dari bawahannya.
4. Gaya Otokrasi
lingkungannya.
6. Gaya Populistis
masyarakat.
8. Gaya Demokratis
kelompok.
suasana demokratis), dan pembajaan (dari asal kata baja) etik kerja.
40
Gaya
Paterna- Laissez Adminis Demok
No Karismatis Militeristis Otokratis Populistis
listis Faire tratis ratis
Indikator
1 Bersikap terlalu melindungi √ √
Komunikasi hanya berlangsung
2 √ √
satu arah
Keputusan dan kebijakan dibuat
3 bersama antara pimpinan dan √
bawahan
Pimpinan bersedia melimpahkan
4 sebagian wewenang kepada √ √
bawahan
Bersikap maha tahu dan maha
5 √ √ √
benar
Tidak memberi kesempatan pada
6 bawahan untuk berinisiatif dan √ √ √
mengembangkan kreativitas
41
15 kesatuan nasional. √
2.4Bupati
undangan.
masyarakat.
45
2.5Kerangka Konsep
salah satu atau lebih bisa menjadi gaya yang dimiliki oleh Bupati
46
dari gaya kepemimpinan yang dimiliki dan tidak lepas dari faktor-faktor
BAB III
METODE PENELITIAN
data tersebut.
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari dua sumber yaitu,
(BKDD).
Daerah.
Kepala Inspektorat.
Camat Moncongloe.
1. Wawancara
Kabupaten Maros.
2. Observasi
3. Studi Kepustakaan
4. Dokumentasi
utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga
bersamanya.
a. Kemampuan/Skill
inovatif.
b. Pengalaman Kerja
c. Lingkungan Kerja
data tidak harus dilakukan setelah data terkumpul atau analisis data tidak
proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
BAB IV
Kabupaten Maros sampai saat ini. Selain nama Maros, masih terdapat
pada awalnya adalah sebuah wilayah kerajaan yang dipengaruhi oleh dua
Gowa, yang mana pada waktu itu, Maros memiliki nilai strategis yang
sangat potensial. Kabupaten Maros dari dulu hingga saat ini dihuni oleh
Ha.
adalah 1.039 Km2 atau 42,20%. Hal ini tentunya sangat memberi
Sulawesi Selatan yaitu pada 40°45’ hingga 50°07’ Lintang Selatan, dan
1.619,12 km2 atau 2.3 persen dari luas Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
Mallawa dengan luas wilayah 235,92 km2 atau 14,57 % dari luas wilayah
(Ibukota Kabupaten) dengan luas 29,93 km2 (1,85 % dari luas wilayah
kabupaten).
Swasembada.
12366
13050
20993
12461
13578
14091
11216
12949
8879
7298
6396
6906
5420
5000
0
Laki-Laki Perempuan
4.1.3 GEOLOGI
4.1.4 PEMERINTAHAN
Visi
Misi :
masyarakat;
Dinas
f. Dinas Kesehatan.
h. Dinas Pertanian.
k. Dinas Pendidikan.
l. Dinas Perhubungan.
Badan
Kantor
Sekretariat
a. Sekretariat Daerah.
b. Sekretariat DPRD.
c. Sekretariat Korpri.
d. RSUD Salewangang.
f. Inspektorat Kabupaten.
Kecamatan
a. Kecamatan Turikale.
c. Kecamatan Lau.
d. Kecamatan Bontoa.
e. Kecamatan Mandai.
f. Kecamatan Marusu.
g. Kecamatan Tanralili.
h. Kecamatan Tompobulu.
i. Kecamatan Moncongloe.
j. Kecamatan Bantimurung.
k. Kecamatan Simbang.
l. Kecamatan Cenrana.
66
m. Kecamatan Camba.
n. Kecamatan Mallawa.
PemerintahanPeriode 2010-2015.
terjadi dalam sebuah kelompok yang lahir secara alamiah dalam diri
adalah
23
Raven Wirjana, Susilo Supardo, Op.cit, Hal. 4.
67
birokrasipemerintahan.
daerah maupun pengembangan sumber daya yang ada. Hal ini tidak
yang selalu nampak dan menjadi ciri khas orang tersebut. Begitupun
penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
demokratis).
mengatakan bahwa :
Pusat jajanan kuliner di jantung kota maros, Pantai Tak Berombak (PTB),
Pedagang Kaki Lima (PKL) agar tidak berdagang dipinggir jalan yang
kerap memacetkan jalanan. PTB lahir dari ide Bupati Maros Ir. H. Hatta
Rahman, MM. Tahun 2011 silam saat baru dibuka, tidak ada Pedagang
Kaki Lima (PKL) yang mau berjualan karena pesimis tidak didatangi
72
baru tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Saiful (Penjual
situasi yang cukup sulit dalam menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL)
membuat PTB.
motor bersama rombongan SKPD. Pada saat itu Bupati Maros beserta
menjatuhkan korban apabila tidak segera diperbaiki. Pada saat itu juga
lubang yang ada dijalanan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa beliau
perbaikan Maros kedepan yang berlandaskan visi dan misi yang diusung.
Bupati Maros tersebut adalah korupsi dalam pengadaan Lampu Hias dan
dan energi setelah melihat kondisi maros yang gelap dimalam hari karena
memprihatinkan.
mereka. Kepatuhan ini bukan karena rasa takut kepada atasan tapi
tidak lepas dari kedisplinan yang diterapkan. Kedisiplinan ini diterima oleh
bahwa:
“Kebijakan yang keluar itu ada 2, bisa bersumber dari SKPD dan
melaporkan kepada bupati dan ada juga bupati yang membuat
kebijakan kemudian dimintai pertimbangan para SKPD terkait
kondisi yang terjadi dilapangan dan disampaikan pada saat rapat
koordinasi.” (Selasa, 12 Januari 2016).
kali sebulan membuat hubungan emosional yang cukup dekat, itu tidak
terlepas dari kepribadian Ir. H. Hatta Rahman, MM, yang baik, ramah dan
menjadi lebih fleksibel tergantung situasi dan orang yang dihadapi. Hal
serta koordinasi yang rutin setiap bulannya adalah hal yang utama dalam
yang pro rakyat. Seperti yang diketahui bahwa tujuan bernegara adalah
Bupati Maros tidak lepas dari kebijakannya yang pro rakyat sehingga
mengatakan bahwa:
77
Maros tetap menjadi salah satu fokus perhatian beliau demi mencapai
demokratis yang menerima setiap aspirasi, kritik dan saran dari semua
tersendiri. Kebijakan dibuat bersama SKPD yang lahir dari Bupati atau dari
tersebut bisa tercapai yang kemudian akan dievaluasi dalam rapat yang
yang tinggi pada saat yang sama tanggung jawab dan kontrol atas
kaku dalam hubungan antara atasan dan bawahan. Hal ini akan
kepada pegawai yang melanggar aturan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala
79
mengatakan bahwa:
bagi pegawai yang melanggar aturan. Strategi ini ini cukup ampuh untuk
Dengan kerja sama antara Bupati dan para SKPD target Visi dan Misi bisa
Tabel 4.2 Indikator Gaya Kepemimpinan Bupati di Kabupaten Maros Periode 2010-2015
Gaya
Paterna- Laissez Adminis Demok
No Karismatis Militeristis Otokratis Populistis
listis Faire tratis ratis
Indikator
Pimpinan bersedia melimpahkan
1 sebagian wewenang kepada √
bawahan;
Keputusan dan kebijakan dibuat
2 bersama antara pimpinan dan √
bawahan;
Komunikasi berlangsung secara
timbal balik, baik yang terjadi
3 √
antara pimpinan dan bawahan
maupun sesama bawahan;
Pengawasan terhadap sikap,
tingkah laku, perbuatan atau
4 √
kegiatan para bawahan dilakukan
secara wajar;
81
Penyelenggaraan Pemerintahan.
dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan,
83
4.3.1 Kemampuan/Skill
bahwa:
Keberhasilan tersebut antara lain: pada tahun 2011 dan 2012 berhasil
Penjelasan (DPP). Tahun 2014 meraih opini WTP Clear and Clean yang
waktu singkat. Jalan yang dulu rusak (masolang) kini telah baik
86
saat malam kini terang (macora) setelah dipasangi lampu jalan hingga ke
positif dan diganjar piala adipura oleh Presiden pada tahun 2011, 2012
dan 2013. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa melihat kondisi
Kabupaten Maros pada periode sebelumnya. Dalam hal ini Bupati mampu
Prestasi lain yang dilakukan oleh Bapak Ir. H. Hatta Rahman, MM,
2010 mencapai 7,3 persen dan tahun 2014 meningkat menjadi 9,42
adalah pertambangan sebesar 11,60 persen. Sektor listrik, gas dan air
melihat kondisi yang ada dilapangan. Ir. H. Hatta Rahman, MM, selaku
mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak
adanya kepemimpinan.
saat ini. Beliau adalah alumni Teknik Sipil Unhas pada tahun 1990, serta
sekarang.
1997.
sekarang).
(HPPMI) Maros.
(2002-2004).
91
perencanaan yang telah disusun pada awal periode. Hal tersebut tidak
bahwa:
kerja harus ada dan jelas sesuai dengan Vsi dan Misi dan kebutuhan
tersebut. Hal tersebut dilakukan agar program kerja yang kemudian lahir
(Mantan Wakil Bupati Maros dan Calon Bupati Periode 2010-2015) yang
mengatakan bahwa:
“Pak Hatta semangat membangunnya luar biasa, itu bisa dilihat dari
pembangunan yang tampak secara fisik. Hal tersebut bisa
dilakukan karena Beliau memiliki kekuatan finansial untuk
membangun maros karena latar belakangnya sebagai seorang
pengusaha dan insinyur”. (Selasa, 19 Januari 2016).
yang baik dan membuat inovasi dalam mengelola roda pemerintahan tidak
lepas dari tuntutan masyarakat yang ingin daerahnya semakin baik. Hal itu
dengan perilaku dan sikap yang terbuka. Jadi, hakikat dari kepemimpinan
adalah menimbulkan motivasi kerja yang tinggi agar tujuan dari rancangan
anggaran yang baik. Hal yang selalu menjadi kelebihan beliau yakni
H. Andi Harmil Mattotorang, MM, selaku Wakil Bupati Maros periode 2010-
pada periodenya.
tersendiri bagi berbagai pihak yang berada dalam lingkungan kerja beliau.
Beliau.
Gaya Kepemimpinan yang diadopsi oleh Ir. H. Hatta Rahman, MM, adalah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
daerah yakni :
Kabupaten Maros.
99
5.2 Saran
antara lain:
Kabupaten Maros;
Maros jadi lebih baik pada periode mendatang yang masih tetap di
Mattotorang, MM.
101
DAFTAR PUSTAKA