Anda di halaman 1dari 100

SKRIPSI

GAMBARAN PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL


LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR

Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH:

ANDI UMI HANI SAHRA


C121 14 010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis lafaskan kecuali ucapan puji dan syukur

kehadirat Allah subhanahwataalaatas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Pencapaian

Tugas Perkembangan Psikososial Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-

Kassi Makassar” yang merupakan persyaratan akademis guna memperoleh gelar

sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penyusunan skripsi ini tentunya menuai banyak hambatan dan kesulitan

sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. Namun berkat bimbingan,

bantuan, dan kerjasama dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang

dihadapi peneliti dapat diatasi. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada

yang terhormat:

1. Ibu Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp., M.Kes selaku Dekan Fakulta

Keperawatan Universitas Hasanuddin.

2. Ibu Andriani, S.Kep., Ns., M.Kes dan Ibu Hapsah, S.Kep., Ns., M.Kep,

selaku pembimbing satu dan dua yang senantiasa memberi masukan

dan arahan-arahan dalam penyempurnaan penelitian dan penulisan

skripsi.

v
3. Ibu Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp., M.Kes dan Bapak Akbar Harisa, S.Kep.,

Ns., PMNC., MN selaku penguji yang memberikan banyak masukan

dan arahan demi penyempurnaan skripsi ini.

4. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda Drs. Andi Muh Yusuf

A.B, MM dan Ibunda Andi Sitti Nuhaerah serta seluruh keluarga yang

telah memberikan doa dandukungan baik moril maupun materil selama

kuliah hingga penyusunanskripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas

Keperawatan, Universitas Hasanuddin Makassar.

6. Sulfianti Supriadi, Jumratun Tri Novianti, Israh Yani Ningsih, Ayu

Lestari dan Fadhilatul Mar’ah yang selalu memberikan motivasi,

membantu, mengarahkan dan menyemangati dalam terselesaikannya

skripsi ini.

7. Nur Alawiyah Khaerunnisa, Rismawati Samad, Venna Melinda dan

Fitria Widya Ningsih yang membantu selama penelitian dan

penginputan data berlangsung

8. Teman-teman angkatan 2014 “CRAN14L” terima kasih atas dukungan,

motivasi, dan bantuannya kepada peneliti setiap saat.

9. Saudara-saudara saya Akselerasi Angkatan 1 SMA Negeri 1 Sengkang

atas do’a dan dukungannya.

Dari semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis tentunya

tidak dapat memberikan balasan yang setimpal kecuali berdoa semoga Allah SWT

vi
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Hamba-Nya yang

senantiasa membantu sesamanya .

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa

peneliti hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf dalam

penelitian dan penyusunan skripsi ini, karena sesungguhnya kebenaran sempurna

hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, peneliti senantiasa mengharapkan

masukan yang konstruktif sehingga peneliti dapat berkarya lebih baik lagi di masa

yang akan datang. Akhir kata mohon maaf atas segala salah dan khilaf.

Makassar, November 2018

Andi Umi Hani Sahra

vii
ABSTRAK

Andi Umi Hani Sahra. C12114010. GAMBARAN PENCAPAIAN TUGAS


PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KASSI-KASSI MAKASSAR. Dibimbing oleh Andriani dan Hapsah.

Latar Belakang : Tahap lansia sebagai tahap integrity vs despair yakni individu yang cukup
melampaui tahap ini akan dapat beradaptasi dengan baik, menerima berbagai perubahan dengan
tulus, mampu berdamai dengan keterbatasannya dan bertambah bijak menyikapi kehidupan.
Sebaliknya mereka yang gagal akan melewati tahap ini dengan penuh pembrontakan , putus asa
dan ingkar terhadap kenyataan yang dihadapinya
Tujuan Penelitian : Diketahuinya gambaran pencapaian tugas perkembangan psikososial lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain survey deskriptif. Jumlah sampel pada penelitian ini
sebanyak 84 responden (cluster random sampling) dengan kriteria lansia yang berumur 60 tahun
keatas, yang bersedia menjadi responden, mampu berkomunikasi dengan baik dan terdata di
posyandu lansia.
Hasil : Lansia yang telah mencapai tugas perkembangannya didominasi oleh (lansia perempuan),
(75 tahun ke atas), (status perkawinan janda/duda), pendidikan terakhir (SD), (tinggal bersama
anak) dan merupakan lansia yang sudah dan atau tidak lagi bekerja. Sementara yang paling rendah
ialah (lansia laki-laki), (usia 60-74 tahun), berstatus tidak/belum menikah, status pendidikan
terkahir Starata Satu (S1), tinggal bersama adik dan dengan status pekerjaan sebagai pedagang.
Sebanyak (91.7%) lansia yang mampu melaksanakan pencapaian tugas perkembangan psikososial.
Kesimpulan dan Saran: Sebanyak 77 dari 84 lansia yang mampu mencapai tugas perkembangan
psikososial lansia dan yang tidak mampu melaksanakan agar semakin meningkatkan evaluasi
tentang kondisi lansia yang ada di dalam suatu daerah. Hal ini karena pencapaian tugas
perkembangan psikososial lansia erat kaitannya dengan pencapaian integritas diri namun juga erat
hubungannya dengan rentannya penyakit depresi.

Kata Kunci : Lansia, pencapaian tugas perkembangan psikososial


Sumber literature : 29 Kepustakaan (2004-2018)

viii
ABSTRACT

Andi Umi Hani Sahra. C12114010. AN OVERVIEW OF PSYCHOSOCIAL


DEVELOPMENT TASK ACHIEVEMENT OF ELDERLY IN WORKING AREA OF
PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Supervised by Andriani and Hapsah

Background: Stage of the elderly as a phase integrity vs. despair is the individual who simply
goes beyond this stage will be able to adapt well, receiving various changes with sincere, capable
of coming to terms with their limitations and gain wisdom addressing life. Conversely those who
failed will pass through this stage with full rebellion, despair and defiant against the fact that he
was faced
Objective: Knowing psychosocial developmental tasks accomplishment overview elderly in
working area of Puskesmas Kassi- Kassi Makassar.
Methods: This study uses descriptive survey design. The number of samples in this study were 84
respondents (cluster random sampling) with the criteria of the elderly aged 60 years and over, who
were willing to be respondents, able to communicate well and be recorded in the posyandu for the
elderly.
Result: Elderly people who have achieved their development tasks are dominated by (female
elderly), (75 years and above), (widow / widower marital status), final education (SD), (living with
children) and are elderly people who have and or no longer work. While the lowest is (male
elderly), (age 60-74 years), not / unmarried, last education status Starata Satu (S1), living with
younger siblings and with employment status as traders. A total of (91.7%) elderly people were
able to carry out the achievement of the task of psychosocial development.
Conclusion and Suggestion: As many as 77 out of 84 elderly people who were able to achieve the
psychosocial development tasks of the elderly and those who were unable to carry out so as to
further improve the evaluation of the condition of the elderly in an area. This is because the
achievement of the task of psychosocial development in the elderly is closely related to the
achievement of self integrity but also closely related to the vulnerability of depression.

Keywords : Elderly, psychosocial development task accomplishment


Literature sources : 29 Literature (2004-2018)
.

ix
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ x

DAFTAR TABEL...................................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian............................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian............................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 7

A. Konsep Lanjut Usia (Lansia) ............................................................................. 7

B. Perkembangan Psikosial Lansia ...................................................................... 12

C. Pencapaian Tugas Perkembanagn Psikososial Lansia..................................... 16

D. Konsep Integritas dan Resiko Depresi dalam Tugas Perkembangan


Psikososial Lansia ........................................................................................... 24

BAB III KERANGKA KONSEP ............................................................................. 30

A. Kerangka Konsep ............................................................................................ 30

BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................................... 31

A. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 31

D. Alur Penelitian................................................................................................. 34

x
E. Variabel Penelitian .......................................................................................... 35

F. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 36

G. Uji Validitas Reliabilitas ................................................................................. 37

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data............................................................. 37

I. Etika Penelitian ............................................................................................... 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 40

A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 40

B. Pembahasan Penelitian .................................................................................... 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 56

A. Kesimpulan...................................................................................................... 56

B. Saran ................................................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 58

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia ……………...……………42

Tabel 5.2 Distribusi Pencapaian Tugas Perkembangan Psikososial Lansia

Secara Kumulatif.………………………………………………….…44

Tabel 5.3 Distribusi Pencapaian Tugas Perkembangan Psikososial Lanisa


Berdasarkan Karakteristik Lansia ………..…………………….…….45

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian …………………………………………30

Bagan 4. 1 Alur Penelitian ………………………………..……………………..34

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Untuk Responden

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Respoden

Lampiran 3. Data Demografi

Lampiran 4. Kuesioner

Lampiran 5. Mater Tabel

Lampiran 6. Hasil Analisa Data

Lampiran 7. Surat-Surat

Lampiran 8. Dokumentasi

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia

merupakan salah satu “sinyal” bahwa pembangunan di negeri ini telah

membuahkan hasil yang patut dibanggakan. Akan tetapi, di sisi lain hal ini

membawa konsekuensi yang tidak sederhana. Berbagai macam tantangan

akibat penuaan penduduk telah menyentuh berbagai aspek kehidupan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2004, lanjut usia adalahseseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)

tahun ke atas.Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah

lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, jumlah

lansia di Indonesia mencapai 22,4 juta jiwa atau 8,69% dari jumlah penduduk.

Sementara menurut proyeksi BPS tahun 2015, pada tahun 2018 jumlah Lansia

diperkirakan mencapai 9,3% atau 24,7 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun

2025, jumlahnya akan mancapai 36 juta jiwa (depkes, 2018). Dengan jumlah

lansia yang semakin besar, menjadi tantangan bagi kita semua agar dapat

mempersiapkan Lansia yang sehat dan mandiri sehingga nantinya tidak

menjadi beban bagi masyarakat maupun negara, dan justru menjadi asset

sumber daya manusia yang potensial.

1
Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental

emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan

untuk usia dewasa mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah

penduduk Indonesia (depkes, 2018). Sejalan dengan data dari Badan Pusat

Statistik Indonesia pada tahun 2015 terdapat 21,8 juta jiwa lansia dan terus

meningkat pada tahun 2016 menjadi 22,6 juta jiwa, dan sampai akhir 2018

nanti jumlah penduduk lansia diprediksi mencapai 24 juta jiwa. Menurut

Novianti (2018) pada tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia

mencappai 28.8 juta atau 11,34% dengan usia harapan hidup (UHH) sekitar

71 tahun. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini perlu diantisipasi dengan

mempersiapkan layanan keperawatan yang komprehensif bagi lansia (Efendi

& Makhfudli, 2009). Hal ini oleh karena lansia sebagai tahap akhir dari siklus

kehidupan manusia, sering diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai

dengan harapan. Oleh karena itu dalam pendekatan pelayanan kesehatan pada

kelompok lansia sangat perlu ditekankan pendekatan yang dapat mencakup

sehat fisik, psikologis, spiritual dan sosial. Pendekatan dari satu aspek saja

tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lansia yang membutuhkan

suatu pelayanan yang komprehensif. Dengan demikian peran tenaga

kesehatan, dalam hal ini ialah perawat memegang peranan penting untuk

mengadakan pelayanan tersebut.

Selain itu, peningkatan jumlah penduduk lansia ini pun akan

membawa dampak terhadap psikososial dan ekonomi baik dalam keluarga,

2
masyarakat, maupun dalam pemerintah. Ketergantungan lansia disebabkan

kondisi lansia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikososial,

artinya lansia mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan

yang mengarah pada perubahan yang negatif (Wirakusumah dalam Khairani,

2000). Lansia mengalami perubahan-perubahan kehidupan yang berhubungan

dengan apa yang dahulu disebut sebagai tahun emas atau pensiun, penyakit

dan ketidakmampuan fisik, kematian pasangan, saudara kandung, teman lama,

dan kenalan-kenalan, atau kebutuhan untuk merawat pasangan yang

kesehatannya menurun. Pensiun, baik sukarela maupun terpaksa, mungkin

melemahkan perasaan bermakna dalam hidup dan menyebabkan hilangnya

identitas peran. Kematian keluarga dan teman-teman menimbulkan duka cita

dan mengingatkan lansia akan usia mereka yang semakin bertambah serta

semakin berkurangnya ketersediaan dukungan sosial (Khairani, 2006).

Menurut Erickson tahap lansia sebagai tahap integrity vs despair yakni

individu yang cukup melampaui tahap ini akan dapat beradaptasi dengan baik,

menerima berbagai perubahan dengan tulus, mmpu berdamai dengan

keterbatasannya dn bertambah bijak menyikapi kehidupan. Sebaliknya mereka

yang gagal akan melewati tahap ini dengan penuh pembrontakan , putus asa

dan ingkar terhadap kenyataan yang dihadapinya (Supriani, 2011). Sukses

tidaknya seseorang melewati tahap ini dipengaruhi oleh maturitas kepribadian,

tekanan hidup yang dihadapinya, dan dukungan dari sosial sekitar. Hampir

semua orang sekali waktu dalam hidupnya pernah memiliki pikiran untuk

3
lebih baik mati saja. Motivasi ini sangat kompleks. Apakah buah pikiran itu

akan menjadi perbuatan atau tidak, tergantung pada keadaan lingkungan sosial

dan fisik, serta juga pada keadaan jiwa maupun badan orang itu. Pada lansia

yang mengalami depresi yang berkelanjutan akan mengalami krisis mental,

bilamana tidak teratasi maka individu yang bersangkutan akan jatuh kedalam

keadaan yang lebih buruk lagi (bunuh diri) (Maramis, 2004).

Hasil wawancara peneliti diwilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi,

Makassar ditemukan bahwa 4 dari 5 lansia mengaku bahwa setelah memasuki

lansia, mereka lebih cenderung tinggal dirumah dan tidak dapat lagi

beraktivitas seperti biasanya karena berbagai keterbatasan fisik yang

dimilikinya. Selain itu, keluarga yang mendampinginya cenderung membatasi

lansia untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sosial ditempat tinggalnya dan

tugas-tugas perkembangan yang semestinya dilakukan oleh mereka yang telah

mencapai pada usia lansia. Hal tersebut membuat lansia merasa bahwa mereka

tidak mampu lagi untuk melakukan tindakan apapun dan segala kebutuhannya

tergantung pada keluarganya yang kemudian membuat intergritas lansia

dalam perkembangan tugas psikosialnya menurun.Berdasarkan hal tersebut,

peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai gambaran pencapaian

tugas perkembangan pskososial lansia di wilayah kerja Puskesmas Kassi-

Kassi Makassar.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan tinjauan pada latar belakang terkait bagaimana

pencapaian tugas perkembangan lansia berkorelasi dengan integritas diri dan

resiko depresi, maka dapat dirumuskan masalah penelitian: Bagaimana

Gambaran Pencapaian Tugas Perkembangan Psikososial Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran pencapaian tugas perkembangan psikososial

lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasinya gambaran karakteristik lansia berdasarkan jenis

kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan terakhir, tinggal bersama

siapa, dan status pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi.

b. Teridentifikasinya status pencapaian tugas perkembangan psikososial

lansia.

c. Teridentifikasinya status pencapaian tugas perkembangan psikososial

lansia berdasarkan karakteristik lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Kassi-Kassi Makassar.

5
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini di harapkan pelayanan kesehatan lebih menyadari

tetang perubahan-perubahan psikososial yang terjadi pada lansia pada

masa perkembangannya.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan peneliti dapat menjadikan penelitian ini sebagai

pengalaman dalam rangka menambah wawasan dan dapat menjadi

informasi bagi peneliti selanjutnya.

3. Bagi Lansia

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang

apa saja tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh lansia.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Lanjut Usia (Lansia)

1. Definisi Lansia

Beberapa ahli telah mengemukakan definisi terkait lansia. Makhfudli

(2009) mengemukakan bahwa umumnya seseorang disebut dalam kategori

lansia apabila usianya mencapai 65 tahun keatas. Organisasi kesehatan dunia,

WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa seseorang disebut

lanjut usia (elderly) jika berumur 60-74 tahun. Di Indonesia sendiri telah

disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998, lanjut usia (lansia)

adalah seseorang yang mencapai 60 tahun keatas. Lain halnya dengan Yusuf

et al (2015) yang mengemukakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

usianya sudah tua yang merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang

telah mengalami penuruan kondisi fisik.

Berdasarkan beberapa rumusan lansia tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa seseorang disebut lansia apabila telah memasuki usia

tahap lanjut dari proses kehidupan ditandai dengan penuruan kondisi akal dan

fisik, dimana kategori usia tahap lanjut tersebut dimulai dari usia 60 tahun.

Rumusan ini searah dengan pernyataan Darmono (2004) bahwa usia lanjut

adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan

7
adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika

manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan

melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan

tugas dan fungsi ini, dan memasuki tahap selanjutnya yaitu usia lanjut

kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap

menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba

menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya.

2. Teori Lansia

Menurut Nugroho (2000) beberapa teori yang berkaitan dengan proses

penuaan atau lansia antara lain:

a. Teori Biologi

Teori biologi mencangkup teori genetik dan mutasi, immunology

slow theory, teori stres, teori radikal bebas, dan teori rantai silang

b. Teori Genetik dan Mutasi

Menurut teori genetik dan mutasi, menua terprogram secara

genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat

dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul–molekul DNA

dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh

yang khas adalah mutasi dari sel–sel kelamin (terjadi penurunan

kemampuan fungsi sel).

8
c. Immunology Slow Theory

Menurut immunology slow theory, sistem imun menjadi efektif

dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang

dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

d. Teori Stres

Teori stres mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-sel

yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat

mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan

stres yang menyebabkan sel-sel tubuh telah terpakai.

e. Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat berbentuk di alam bebas, tidak stabilnya

radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen

bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini

menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi.

f. Teori Rantai Silang

Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel

yang tua atau usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya

jaringan kologen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas,

kekacauan, dan hilangnya fungsi sel.

9
3. Klasifikasi Lansia

Klasifikasi lansia menurut WHO terbagi menjadi 3 yaitu: (1) Elderly,

yaitu ketika usia berada pada rentang 60-74 tahun, (2) Old, yaitu ketika usia

berada pada rentang 75-90 tahun, dan (3) Very Old, yaitu yaitu ketika usia

mencapai lebih dari 90 tahun. Sementara itu, Depkes RI (2013)

mengklasifikasikan lansia menjadi beberapa kategori antara lain:

a. Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun

b. Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

c. Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

dengan masalah kesehatan

d. Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan

kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa

e. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,

sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

4. Karakterisitik Lansia

Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut: berusia lebih dari 60 tahun,

kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari

kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga

kondisi maladaptif, lingkungan tempat tinggal bervariasi (Maryam dkk,

2008).

10
Dengan demikian, karakteristik lansia dapat ditinjau berdasarkan kondisi

lansia tersebut, baik kondisi fisik maupun psikisnya. Hal ini sejalan dengan

Bustan (2007) menyebutkan beberapa karakterisktik lansia antara lain :

a. Jenis kelamin, dimana disebutkan bahwa lansia lebih banyak wanita dari

pada pria.

b. Status perkawinan, disebutkan bahwa status pasangan masih lengkap

dengan tidak lengkap akan mempengaruhikeadaan kesehatan lansia baik

fisik maupun psikologi.

c. Living arrangement, dalam hal ini ditelusuri tentang keadaan pasangan,

tinggal sendiri, bersama istri atau suami, tinggalbersama anak atau

keluarga lainnya.

d. Kondisi kesehatan, dikemukakan bahwa pada kondisi sehat, lansia

cenderung untuk melakukan aktivitas sehariharisecara mandiri.

Sedangkan pada kondisi sakit menyebabkan lansiacenderung dibantu atau

tergantung kepada orang lain dalam melaksanakanaktivitas sehari-hari.

e. Keadaan ekonomi, pada dasarnya lansia membutuhkan biaya yang tinggi

untuk kelangsungan hidupnya, namun karena lansia tidak produktif lagi

pendapatan lansiamenurun sehingga tidak semua kebutuhan lansia dapat

terpenuhi.

11
B. Perkembangan Psikosial Lansia

1. Definisi Psikososial

Psikososial merupakan istilah yang biasanya digunakan untuk

menggambarkan hubungan antara kondisi sosial seseorang dengan kesehatan

mental/emosionalnya. Psikososial berasal dari gabungan dua kata, psiko dan

sosial. Kata “psiko” mengarah pada aspek psikologis dari seseorang (pikiran,

perasaan dan perilaku), sedangkan “sosial” mengarah pada hubungan individu

pada lingkungan sekelilingnya. Bedasarkan asal katanya psikososial dapat

diartikan sebagai kehidupan individu yang mencakup antara faktor psikis dan

faktor sosial yang saling berkaitan antara satu sama lain, istilah psikososial

berarti menyinggung relasi sosial yang mencakup faktor-faktor psikologis

dengan kata lain (Chaplin, 2011). Dengan demikian psikososial adalah istilah

yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara kondisi sosial

seseorang dengan kesehatan mental/emosionalnya.

Seseorang yang sehat mentalnya akan bereaksi dengan cara yang positif

dalam banyak situasi. Berbeda dengan orang yang tidak stabil mentalnya, ia

akan bereaksi negatif terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam hidup.

Pemikiran yang irasional (tidak rasional) merupakan salah satu tanda kurang

sehatnya kondisi psikososial seseorang. Sering munculnya prasangka buruk

atau pikiran negatif (negatif thinking) terhadap banyak hal yang ada dalam

12
hidup adalah salah satu wujud nyata dari kondisi psikososial yang buruk, yang

bisa mengarah pada hubungan sosial yang buruk pula.

2. Teori Perkembangan Psikososial

Andarmoyo (2012) perkembangan psikososial yang terjadi pada lansia:

a. Teori pemisahan, meliputi menarik diri antara individu lansia dan orang

lain di tempat tiggal lansia. Perilaku menarik diri ini membebaskan lansia

dari sejumlah tekana di masyarakat dan secara bertahap mengurangu

jumlah orang yang berinteraksi dengan lansia.

b. Teori aktivitas, cara terbaik untuk lansia adalah dengan tetap aktif, baik

secara fisik maupun mental.

c. Teori kontinuitas, menusia akan tetap mempertahankan nilai-nilai,

kebiasaan, dan perilakunya diusia lanjut. Seseorang yang terbiasa

berkumpul denganorang lain, akan terus melakukan hal yang sama diusia

tuanya. Sedangkan lansia yang tidak pernah berurusan dengan orang lain,

cenderung untuk menarik diri.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Psikososial Lansia

Terdapat beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan

psikososial lansia menurut Kuntjoro (2002), antara lain:

a. Penurunan Kondisi Fisik

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi

adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple

pathology), misalnya tenaga berkurang, energi yang menurun, kulit

13
makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya.

Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa

lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua

dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik

maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan

ketergantungan kepada orang lain.

b. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual

Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali

berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti:

1.) Gangguan jantung

2.) Gangguan metabolisme, misal diabetes mellitus

3.) Vaginitis

4.) Baru selesai operasi : misalnya prostatektomi

5.) Kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu

makan sangat kurang

6.) Penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan

steroid, tranquilizer

Selain itu terdapat pula Faktor psikologis yang menyertai lansia

antara lain:

1.) Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada

lansia

14
2.) Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta

diperkuat oleh tradisi dan budaya

3.) Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam

kehidupannya

4.) Pasangan hidup telah meninggal

5.) Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah

kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dan

sebagainya.

c. Perubahan Aspek Psikososial

Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami

penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi

proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-

lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin

lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang

berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,

koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.

d. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat

Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan,

gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau

bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk,

pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya

sehingga sering menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah

15
dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang

bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau

diasingkan. Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak

untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kdang-kadang terus

muncul perilaku regresi seperti mudah menangis, mengurung diri,

mengumpulkan barang-barang tak berguna serta merengek-rengek dan

menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya seperti anak

kecil.

C. Pencapaian Tugas Perkembanagn Psikososial Lansia

1. Tugas Perkembangan Lansia

Individu dalam setiap tahapan usia memiliki tugas dan perkembangan

yang berbeda, begitu juga dengan usia lansia. Lansia memiliki tugas

perkembangan untuk mencapai integritas diri yang utuh. Menurut Havighurst

ada enam jenis tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh lansia (Kozier

dkk, 2010) yaitu:

a. Menyesuaikan diri dengan kekuatan fisik dan kesehatan tubuh yang

menurun.

Pada lansia sering diartikan sebagai masa kemunduran atau masa

berkurangnya fungsi-fungsi fisik yang merupakan suatu perubahan

pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses

menua (Hurlock: 1994 dalam Helvi, Sumarwati, Rosadi: 2009).

16
Dengan menurunnya fungsi gerak pada lansia akan berdampak pada

aktifitas sehari-hari. Dampak dari perubahan tersebut adalah timbulnya

stress pada lansia (Karnadi: 1999 dalam Helvi, Sumarwati, Rosadi:

2009)

b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan pendapatan yang

menurun.

Pensiun adalah kondisi dimana individu tersebut telah berhenti

bekrja pada suatu pekerjaan yang biasa dilakukan. Dengan kata lain

masa pension mempengaruhi aktivitas seseorang dari situasi kerja ke

ituasi luar pekerjaan. Sedangkan berdasarkan pandangan psikologi,

pensiun dapat dijelaskan sebagai suatu masa transisi ke pola hidup.

Transisi ini meliputi perubahan peran dalam lingkungan social,

perubahan minat, nilai dan perubahan dalam segenap kehidupan lansia

(Eliana, 2003).

c. Menyesuaikan Diri dengan Kematian Pasangan

Penyesuaian diri merupakan proses tercapainya keseimbangan

antara apa yang diinginkan individu dan harapannya dengan apa yang

dilihat dan dialami individu dan merupakan proses yang berkelanjutan

antara diri sendiri, orang lain, dan dunia sekitar. Ciri–ciri individu

yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah individu yang dapat

mengatasidiri dan masalah yang sedang dihadapi dengan cara yang

tepat tanpa mengganggu aktivitas ataupun hubungannya dengan orang

17
lain. Penyesuaian diri yang baik akan menimbulkan kepuasan psikis

sehingga menimbulkan kebahagiaan, yang tampak dengan tidak

terdapatnya perasaan kecewa, gelisah, lesu, depresi, dan tidak

bersemangat. Penyesuaian diri yang baik juga akan tampak dalam

kerja atau kegiatan yang efisien. Lansia melakukan penyesuaian diri

terhadap perubahan yang ia alami salah satunya penyesuaian diri

terhadap hilangnya pasangan hidup (Retno, 2008).

Upaya penyesuaian diri pada lansia meliputi penerimaan secara

sadar dari individu terhadap lingkungan, baik secara fisik, psikis,

maupun sosial sesuai dengan kondisi yang dimiliki dan membutuhkan

perhatian dan pengertian dari lingkungannya. Lingkungan tempat

tinggal lansia sangat beragam dapat tinggal di rumahnya sendiri, atau

tinggal bersama keluarga sehingga ada yang mengawasi dan

memenuhi kebutuhannya karena lansia sangat membutuhkan perhatian

dan dukungan dari keluarga sebagai tempat bergantung yang terdekat.

Hubungan yang baik di antara semua anggota keluarga merupakan

suatu kebahagiaan yang besar bagi lansia. Lansia juga dapat memilih

tinggal di panti sosial tresna wreda karena alasan-alasan tertentu

(Monks, dkk., 2001: 351 dikutip dalam Retno, 2008).

Selain itu dikemukakan pula bahwa ketika mencapai usia lansia,

sebaiknya dapat membangun afiliasi eksplisit dengan kelompok yang

seumur, memenuhi kewajiban sosial dan kewajiban sebagai warga

18
negaraserta mampu membuat pengaturan kehidupan fisik yang

memuaskan. Menurut Erickson yang dikutip oleh Maryam (2008),

kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap

tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh

kembang pada tahap sebelumnya.

Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya

melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta membina

hubungan yang serasi dengan orang-orang di sekitarnya, maka pada

usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan

pada tahap perkembangan sebelumnya seperti olahraga,

mengembangkan hobi bercocok tanam, dan lain-lain. Lebih lanjut

Maryam menyebutkan beberapa tugas perkembangan lansia adalah

sebagai berikut:

1.) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.

2.) Mempersiapkan kehidupan baru.

3.) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial atau

masyarakat secara santai

4.) Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.

19
2. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia

Menurut Maryam (2008) tugas perkembangan keluarga merupakan

tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga dalam setiap tahap

perkembangannya. Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan biologis,

imperatif (saling menguatkan), budaya dan aspirasi, serta nilai-nilai keluarga.

Menurut Carter dan McGoldrick (1988) yang dikutip oleh Maryam

(2008), tugas perkembangan keluarga dengan lansia adalah sebagai berikut.

a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat

penting dalam mendukung kesejahteraan lansia. Perpindahan tempat

tinggal bagi lansia merupakan suatu pengalaman traumatis, karena pindah

tempat tinggal berarti akan mengubah kebiasaan-kebiasaan yang selama

ini dilakukan oleh lansia di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu,

dengan pindah tempat tinggal berarti lansia akan kehilangan teman dan

tetangga yang selama ini berinteraksi serta telah memberikan rasa aman

pada lansia.

Kondisi ini tidak dialami oleh semua lansia, karena pindah tempat

tinggal yang telah dilakukan dengan persiapan yang memadai dan

perencanaan yang matang terhadap lingkungan baru bagi lansia, tentu

akan berdampak positif bagi kehidupan lansia.

20
b. Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun

Ketika lansia memasuki pensiun, maka terjadi penurunan pendapatan

secara tajam dan semakin tidak memadai, karena biaya hidup terus

meningkat, sementara tabungan/pendapatan berkurang.

Dengan sering munculnya masalah kesehatan, pengeluaran untuk

biaya kesehatan merupakan masalah fungsional yang utama. Adanya

harapan hidup yang meningkat memungkinkan lansia untuk dapat hidup

lebih lama dengan masalah kesehatan yang ada.

c. Mempertahankan hubungan perkawinan

Hal ini menjadi lebih penting dalam mewujudkan kebahagiaan

keluarga. Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan

aktivitas yang berlangsung dan pasangan lansia. Salah satu mitos tentang

lansia adalah dorongan seks dan aktivitas sosialnya yang tidak ada lagi.

Mitos ini tidak benar, karena menurut hasil penelitian memperlihatkan

keadaan yang sebaliknya. Studi-studi semacam ml menentukan bahwa

meskipun terjadi penurunan kapasitas seksual secara perlahan-lahan pada

lansia, namun keinginan dalam kegiatan seksual terus ada, bahkan

meningkat. Salah satu penyebab yang dapat menurunkan aktivitas seksual

adalah masalah psikologis.

d. Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan

Tugas perkembangan secara umum merupakan tugas perkembangan

yang paling traumatis. Lansia biasanya telah menyadari bahwa kematian

21
adalah bagian dan kehidupan normal, tetapi kesadaran akan kematian

tidak berarti bahwa pasangan yang ditinggalkan akan menemukan

penyesuaian kematian dengan mudah.

Hilangnya pasangan menuntut reorganisasi fungsi keluarga secara total,

karena kehilangan pasangan akan mengurangi sumber-sumber emosional

dan ekonomi serta diperlukan penyesuaian untuk menghadapi perubahan

tersebut.

e. Pemeliharaan Ikatan Keluarga Antargenerasi (IKA)

Ada kecenderungan bagi lansia untuk menjauhkan diri dan hubungan

sosial, tetapi keluarga tetap menjadi fokus interaksi lansia dan sumber

utama dukungan sosial. Oleh karena lansia menarik diri dan aktivitas

dunia sekitarnya, maka hubungan dengan pasangan, anak-anak, cucu, serta

saudaranya menjadi lebih penting.

f. Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut

Hal ini dipandang penting, bahwa penelaahan kehidupan memudahkan

penyesuaian terhadap situasi-situasi sulit yang memberikan pandangan

terhadap kejadian-kejadian di masa lalu. Lansia sangat peduli terhadap

kualitas hidup mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dengan

kemegahan dan penuh arti.

22
3. Macam-Macam Perubahan Psikososial Lansia

Ada beberapa macam perubahan psikososial yang terjadi pada lansia

menurut Sudaryanto (2008) antara lain:

a. Perubahan Fungsi Sosial

Perubahan yang dialami oleh lansia yang berhubungan dengan

aktivitas-aktivitas sosial pada tahap sebelumnya baik itu dengan

lingkungan keluarga atau masyarakat luas.

b. Perubahan Peran Sesuai dengan Tugas Perkembangan

Kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri

terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses

tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Apabila pada tahap

perkembangan sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari dengan

teratur dan baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang di

sekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan

yang biasa ia lakukan pada tahap perkembangan sebelumnya.

c. Perubahan Tingkat Depresi

Tingkat depresi adalah kemampuan lansia dalam menjalani hidup

dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak

dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang.

d. Perubahan Stabilitas Emosi

Kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan

atau konflik akibat perubahan-perubahan fisik, maupun sosial-

23
psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai

keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari

lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan

mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi

kebutuhan–kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.

D. Konsep Integritas dan Resiko Depresi dalam Tugas Perkembangan

Psikososial Lansia

1. Integritas Lansia

Definisi integritas diri merupakan pemahaman komprehensif tentang

dimensi diri yang terwujud secara seimbang dan sinergis. Manfaat integritas

diri adalah seorang individu akan lebih mampu menjalani dan memahami

kehidupan. Seorang yang mempunyai integritas diri akan cenderung

menerima segala keterbatasannya. Mereka juga akan sangat sedih dan putus

asa jika dalam hidupnya mereka tidak melakukan apa-apa atau tidak

memberikan kontribusi yang banyak bagi lingkungannya. hal ini dapat

menyebabkan orang merasa frustasi atau mengalami depresi pada tingkatan

tertentu.

Orang yang mempunyai integritas diri cenderung akan melakukan suatu

pekerjaan dengan sepenuhnya. Tanpa integritas motivasi menjadi berbahaya,

tanpa motivasi kapasitas menjadi tak berdaya; tanpa kapasitas pemahaman

24
menjadi terbatas, tanpa pemahaman pengetahuan tidak ada artinya, tanpa

pengetahuan, pengalaman menjadi buta (Anonim, 2018).

2. Resiko Depresi dalam Psikososial Lansia

Depresi sendiri merupakan masalah psikologi yang paling banyak

ditemukan pada lansia. Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi

manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala

penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,

psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak

berdaya, serta keinginan bunuh diri (Azizah, 2011).

Menurut Hikmawati (2008) depresi adalah gangguan alam perasaan

(mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan

berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami

gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability, masih baik),

kepribadian tetap utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian (Splitting

of personality), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal.

Pada depresi terdapat gejala psikologik dan gejala somatik.

Gejala psikologik antara lain adalah: menjadi pendiam, rasa sedih,

pesimistik, putus asa, nafsu bekerja dan bergaul kurang, tidak dapat

mengambil keputusan, mudah lupa dan timbul pikiran-pikiran bunuh diri.

Gejala somatik antara lain: penderita kelihatan tidak senang, lelah, tidak

bersemangat, apatis, bicara dan gerak geriknya pelan, terdapat anoreksia,

isomnia, dan konstipasi (Maramis, 2005).

25
Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi adalah

kehilangan objek yang dicintai (Darmojo, 2009). Ada sejumlah faktor

psikososial yang diprediksi sebagai penyebab gangguan mental pada lanjut

usia yang pada umumnya berhubungan dengan kehilangan. Faktor psikososial

tersebut adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman

atau sanak saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi diri,

keterbatasan finansial dan penurunan fungsi kognitif (Darmojo, 2009).

Sedangkan menurut Kane (1999) dalam (Darmojo, 2009), faktor psikososial

meliputi penurunan percaya diri, kemampuan untuk mengadakan hubungan

intim, penurunan jaringan sosial, kesepian, perpisahan, kemiskinan dan

penyakit fisik. Faktor psikososial yang mempengaruhi depresi meliputi

peristiwa kehidupan dan stressor lingkungan, kepribadian, psikodinamika,

kegagalan yang berulang, teori kognitif dan dukungan sosial.

Menurut Amir (2005) dalam (Maryam, 2008) faktor risiko terjadinya

depresi pada lansia terbagi atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal

terdiri dari faktor biologis (usia, jenis kelamin, riwayat keluarga), faktor fisik

(riwayat penyakit yang pernah diderita) dan faktor psikologis (kepribadian

lansia dan kognitif). Faktor eksternal yaitu sosial, meliputi status perkawinan,

pekerjaan, stresor sosial dan dukungan sosial.

Dukungan sosial terdiri dari empat komponen, yaitu: jaringan sosial,

interaksi sosial, dukungan sosial yang didapat, dukungan keluarga (dukungan

instrumental).

26
a. Jenis Kelamin

Depresi lebih sering terjadi pada wanita. Ada dugaan bahwa

wanita lebih sering mencari pengobatan sehiingga depresi lebih sering

terdiagnosis. Selain itu, ada pula yang menyatakan bahwa wanita lebih

sering terpajan dengan stresor lingkungan dan ambangnya terhadap

stresor lebih rendah bila dibandingkan dengan pria. Adanya depresi

yang berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon pada wanita

menambah tingginya prevalensi depresi pada wanita.

b. Usia

Gejala depresi pada lansia prevalensinya tinggi dan semakin

meningkat seiring bertambahnya umur lansia. Lansia yang berumur 75

tahun keatas cendrung mengalami depresi daripada lansia yang

berumur kurang dari 75 tahun keatas.

c. Status perkawinan

Gangguan depresi mayor lebih sering dialami individu yang

bercerai atau berpisah bila dibandingkan dengan yang menikah atau

lajang. Status perceraian menempatkan seseorang pada risiko yang

lebih tinggi untuk menderita depresi.

d. Riwayat keluarga

Risiko depresi semakin tinggi bila ada riwayat genetik dalam

keluarga.

27
e. Riwayat penyakit

Penyakit kronik yang diderita lansia selama bertahun-tahu

biasanya menjadikan lansia lebih mudah terkena depresi.

f. Kepribadian

Seseorang dengan kepribadian yang lebih tertutup, mudah cemas,

hipersensitif, dan lebih bergantung pada orang lain rentan terhadap

depresi.

g. Stresor sosial

Stresor adalah suatu keadaan yang dirasakan sangat menekan

sehingga seseorang tidak dapat beradaptasi dan bertahan. Stresor

sosial merupakan faktor risiko terjadinya depresi.

h. Dukungan sosial

Seseorang yang tidak terintegrasi ke dalam masyarakat cendrung

menderita depresi. Dukungan sosial terdiri dari empat komponen,

yaitu: jaringan sosial, interaksi sosial, dukungan sosial yang didapat,

dukungan instrumental.

i. Dukungan keluarga

Keluarga merupakan support system (sistem pendukung) yang

berarti sehingga dapat memberi petunjuk tentang kesehatan mental

klien, peristiwa dalam hidupnya dan sistem dukungan yang diterima.

j. Tidak bekerja

28
Tidak mempunyai mempunyai pekerjaan atau menganggur juga

merupakan faktor risiko terjadinya depresi. Suatu survey yang

dilakukan terhadap wanita dan pria dibawah 65 tahun yang tidak

bekerja sekitar enam bulan melaporkan bahwa depresi tiga kali lebih

sering terjadi pada pengangguran daripada yang bekerja.

29
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Secara umum tujuan penelitian ini bermaksud untuk mengetahui

pencapaian tugas perkembangan psikososial lansia kaitannya dengan

integritas diri di Wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar.

Dengan penjabaran yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, disusun

kerangka konsep sebagai berikut.

Tercapai
Pencapaian Tugas
Lansia Perkembangan
Psikososial Lansia Belum
Tercapai

Karakteristik Lansia:
- Jenis kelamin
- Status perkawinan
- Living arrangement
- Kondisi kesehatan
- Keadaan ekonomi

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian

30
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode penelitian ini merupakan deskriptif dengan penggunaan metode

survei (deskriptif-suvey methode) yang membahas secara lugas tentang

gambaran pencapaian tugas perkembangan psikososial lansia di wilayah kerja

Kassi-Kassihan Kota Makassar. Dalam penelitian, peneliti menjelaskan

hubungan satu variabel dengan variabel lain pada populasi yang diteliti,

menguji keberlakuan suatu model atau rumusan hipotesis serta tingkat

perbedaan di antara kelompok sampling pada satu titik waktu tertentu

(Sugiyono, 2012:14).

Berdasarkan tujuan, pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif,

karena data penelitian yang dihasilkan berupa angka-angka untuk kemudian

dianalisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2012:7).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian telah dilakukan di Kelurahan Tidung Makassar yang berada

di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Peneliti mengambil

tempat penelitian di wilayah tersebut karena merupakan salah satu

kelurahan yang memiliki jumlah lansia terbanyak di Kota Makassar.

31
2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 1 (satu) bulan yaitu pada bulan

November 2018-Desember 2018.

C. Populasi Penelitian dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu semua lansia yang terdaftar di

posyadu lansia di Kelurahan Tidung Makassar yaitu sebanyak 106 orang.

2. Sampel

Berdasarkan perolehan data awal diketahui bahwa populasi lansia

yang dapat dijadikan sebagai responeden penelitian berjumlah 106 orang

yang terdaftar di posyandu lansia. Melalui teknik cluster random

sampling dengan penggunaan persamaan Slovin diperoleh perhitungan

jumlah sampel penelitian sebagai berikut.

Dimana:

n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Presisi yang ditetapkan (tingkat kepercayaan).
Dalam hal ini ditetapkan sebesar 0.05 (95%).

32
Berdasarkan rumus penentuan jumlah sampel di atas, adapun perhitungannya

sebagai berikut:

Karena nilai n yang didapatkan adalah 83.79 maka dengan pembulatan

diperoleh jumlah sampel penelitian menjadi 84 responden.

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:

a. Kriteria Inklusi

1.) Berusia 60 tahun ke atas

2.) Yang bersedia menjadi responden dan menandatangani informed

consent

3.) Mampu berkomunikasi dengan baik

4.) Terdata di posyandu lansia wilayah Kassi-Kassi Kota Makassar

b. Kriteria Eksklusi

Responden yang memiliki keterbatasan fisik (buta, tuli dan bisu),

gangguan mental dan demensia.

33
D. Alur Penelitian

Berikut digambarkan alur penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berada di


Kelurahan Tidung Makassar yang berjumlah 106 orang

Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling


menggunakan rumus slovin yaiu 84 orang

Memberikan Informed Consent, termasuk menjelaskan tujuan dan


manfaat penelitian

Mengumpulkan data menggunakan kuesioner

Pengolahan dan analisis data menggunakan spss

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar 4.1. Alur penelitian

34
E. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel karakteristik lansia dan pencapaian tugas

perkembangan psikososial lansia dalam mencapai integritas diri.

1. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Karakteristik lansia, merupakan objek penelitian dalam hal ini adalah

lansia yang ditentukan dengan meninjau beberapa hal, antara lain: (1)

Jenis kelamin; (2) Status perkawinan; (3) Living arrangement; (4)

Kondisi kesehatan; dan (5) Kondisi ekonomi.

b. Pencapaian tugas perkembangan lansia, merupakan hal-hal yang perlu

diterapkan oleh seseorang yang mencapai batasan usia lansia antara

lain:

1.) Menyesuaikan diri dengan kekuatan fisik dan kesehatan tubuh

yang menurun.

2.) Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan pendapatan yang

menurun.

3.) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.

4.) Mempersiapkan kehidupan baru.

5.) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial atau

masyarakat secara santai.

6.) Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.

35
Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian

tugas lansia sebanyak 24 nomor. Dengan penggunaan skala Guttman

diperoleh penilaian untuk jawaban positif = 1 dan jawaban negatif = 0,

sehingga skor minimal adalah 0 dan skor maksimal adalah 3.

Kriterua objektif: Dikatakan tercapai jika skornya lebih dari 12 dan

dikatakan tidak tercapai jika skornya kurang dari 12.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena yang diamati atau mengukur variabel dalam penelitian (Sugiyono,

2013). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa data

demografi dan kuesioner.

Data demografi digunakan untuk mengetahui karakteristik lansia yang

menjadi responden penelitian berupa data mengenai: usia, jenis kelamin,

status pekerjaan, status perkawinan, pendidikan terakhir, keluarga yang

tinggal bersamanya, kondisi kesehatan dan kondisi ekonomi. Sementara

kuesioner digunakan untuk mengetahui kondisi psikologis lansia terkait

dengan analisis tingkat depresi serta digunakan untuk mengetahui pencapaian

tugas perkembangan lansia mencapai integritas diri.

Kuesioner untuk mengetahui tugas perkembangan lansia kaitannya

dengan pencapaian integritas dirinya digunakan kuesioner yang diadopsi dari

penelitian Jade (2007) yang telah melakukan penelitian tentang pengukuran

36
perkembangan integritas diri pada lansia. Sementara itu, jenis kuesioner yang

digunakan berupa kuesioner dengan penggunaan skala Guttman yaitu

kuesioner yang menyediakan alternatif jawaban dengan dua penilaian yaitu

positif atau negatif dengan nilai 1 atau 0 (Sugiyono, 2012).

G. Uji Validitas Reliabilitas

Instrumen kuesioner yang digunakan untuk mengetahui integritas lansia

ini telah diuji dan memiliki nilai validitas dan reliabilitas sebesar 0,8 lebih

besar dari nilai minimal ketentuan valid dan reliabilitas data yang diolah

berdasarkan penilaian Cronbach’s Alpha yang berarti seluruh item dalam

kuesioner ini valid dan reliabel. Dengan demikian instrumen penelitian dapat

kembali digunakan dalam penelitian ini.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Rancangan Pengolahan Data

a. Editing

Pada penelitian ini, setelah data terkumpul akan dilanjutkan dengan

kegiatan editing yaitu dengan memeriksa setiap kuesioner yang diisi

mengenai kebenaran data yang sesuai dengan variabel, serta

pemeriksaan terhadap ukuran/dimensi dan dijelaskan data serta

pembuktiannya

37
b. Coding (Pengkodean)

Proses pemberian kode-kode pada jawaban responden dan ukuran-

ukuran yang diperoleh dari unit analisis sesuai dengan rancangan awal.

c. Tabulasi Data

Mengelompokkan data ke dalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang

dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.

d. Cleaning

Pengecekan kembali data yang sudah diproses apakah terdapat

kesalahan, ketidaklengkapan, serta dilakukan koreksi.

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

univariat yang digunakan untuk mendeskripsikan variabel berupa

karakteristik lansia, pencapaian tugas perkembangan psikososial

lansia.

I. Etika Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti prinsip etik penelitian

berdasarkan Komite Nasional Etik Penelitian Kesehatan dalam (Jasaputra &

Santosa, 2008) adalah sebagai berikut :

1. Menghormati harkat martabat manusia (respect for persons) dimana peneliti

mempertimbangkan hak-hak calon partisipan untuk mendapatkan informasi

38
yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan

menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam

kegiatan penelitian (autonomy). Peneliti mempersiapkan formulir persetujuan

subyek (informed consent) yang berisi penjelasan-penjelasan untuk

memberitahukan maksud dan tujuan penelitian kepada partisipan dan disertai

dengan halaman persetujuan yang akan ditandatangani oleh calon partisipan

jika menyetujui penelitian tersebut.

2. Berbuat baik (beneficence and nonmalefience) dimana peneliti melaksanakan

penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang

bermanfaat semaksimal mungkin bagi partisipan dan dapat dijeneralisasikan

di tingkat populasi dengan tipologi yang serupa dan peneliti meminimalisasi

dampak yang merugikan bagi partisipan. Apabila intervensi penelitian

berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan maka partisipan

dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera,

kesakitan, maupun stres. Selain itu peneliti juga memberikan kenyamanan

kepada partisipan (protection from discomfort) dengan menetapkan tempat

wawancara sesuai keingingan partisipan sehingga partisipan dapat leluasa

mengungkapkan pengalamannya tanpa ada pengaruh lingkungan.

3. Mempertahankan prinsip keadilan (justice) dimana peneliti

mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak partisipan untuk

mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah

berpartisipasi dalam penelitian.

39
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai hasil dan pembahasan penelitian

tentang gambaran pencapaian tugas perkembangan psikososial lansia di

wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Pengambilan data dilakukan

mulai tanggal 14 Oktober – 11 November 2018. Pelaksanaan penelitian ini

bertempat di Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada semua responden yang

memenuhi kriteria inklusi. Populasi yang terdapat di Puskesmas Kassi-kasi

sebanyak 84 dan sampel diambil menggunakan teknik cluster random

sampling.

Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat. Analisis

univariat yang digunakan dalam penelitian ini berupa distribusi frekuensi

pervariabel. Selanjutnya dijabarkan hasil penelitian sebagai berikut.

1. Karakteristik Lansia

Lansia dalam penelitian ini merupakan responden utama penelitian.

Karakteristik yang ingin diketahui diukur dari beberapa indikator

penelitian antara lain: (1) jenis kelamin, (2) usia, (3) status perkawinan

(4) pendidikan terakhir, (5) living arrangement, dalam hal ini adalah

keluarga yang tinggal bersama dan status pekerjaan.

40
Berdasarkan hasil perolehan data angket diperoleh data penelitian

seperti terlihat pada tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia di Wilayah Kerja


Puskesmas Kassi-Kassi Makassar (n = 84)
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 33 38.3
Perempuan 51 60.7
Usia
60-74 tahun (Elderly) 67 79.8
75-90 tahun (Old) 16 19.0
>90 tahun (Very Old) 1 1.2
Status Perkawinan
Menikah 46 54.8
Janda/ Duda 34 40.5
Tidak/ Belum Menikah 4 4.8
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 18 21.4
SD 37 44.0
SMP/ Sederajat 3 3.6
SMA/ Sederajat 16 19.0
Diploma 2 2.4
Strata 1 (S1) 8 9.5
Tinggal Bersama
Tinggal Sendiri 1 1.2
Anak 46 54.8
Istri 10 11.9
Suami 8 9.5
Adik 5 6.0
Istri/ Anak 7 8.3
Suami/ Anak 6 7.1
Orang Tua 1 1.2
Status Pekerjaan
Pensiun 7 8.3
PNS 1 1.2
Wiraswasta 11 13.1
Tidak Bekerja 57 67.9
Pedagang 3 3.6
Penjahit 1 1.2
Petani 1 1.2
Buruh 1 1.2
Honor 1 1.2
Pemulung 1 1.2

41
Berdasarkan perolehan data yang ditunjukkan pada tabel 5.1 di

atas dapat diketahui bahwa lansia di wilayah kerja Kassi-Kassi

didominasi oleh perempuan yaitu sebesar 67% atau 51 dari jumlah total

lansia yang menjadi responden penelitian. Sementara itu, dilihat dari

aspek usia ditekahui bahwa mayoritas lansia di wilayah kerja Kassi-Kassi

didominasi oleh lansia dengan rentang usia 60-74 tahun yakni lansia

dengan kategori elderly yaitu sebesar 79.8% atau sebanyak 67 dari 84

responden (lansia). Adapun dari status perkawinan, tercatat bahwa lansia

yang memiliki atau masih memiliki pasangan (menikah) mendominasi

karakteristik lansia di wilayah kerja Kassi-Kassi yaitu sebesar 54.8% atau

sebanyak 46 dari 84 jumlah lansia yang diteliti (responden penelitian).

Selanjutnya, lansia yang menjadi responden paling banyak memiliki

pendidikan terakhir SD (Sekolah Dasar) yaitu sebesar (44%) atau

sebanyak (37 orang) dari 84 jumlah lansia (responden penelitian), lebih

dari setengahnya tinggal bersama anak yaitu 54.8% yaitu (46 orang),

lebih dari setegahnya pula yang tidak bekerja 67.9% atau sebanyak ) 57

orang).

2. Tugas Perkembangan Psikososial Lansia

Pada penelitian ini tugas perkembangan psikososial lansia yang

ingin diketahui merupakan hal-hal yang menunjang lansia dalam

pencapaian integritas diri. Adapun analisis pencapaian dilakukan

berdasarkan hasil kuesioner baik secara kumulatif maupun hasil analisis

42
berdasarkan karakteristik lansia tersebut. Selanjutnya dijabarkan

perolehan data penelitian sebagai berikut.

a. Pencapaian Tugas Perkembangan Psikososial Lansia Secara

Kumulatif

Hasil analisis tingkat pencapaian tugas perkembangan

psikososial lansia secara kumulatif dapat dilihat pada tabel 5.2

berikut.

Tabel 5.2. Distribusi Pencapaian Tugas Perkembangan Psikososial


Lansia Secara Kumulatif di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi
Makassar (n = 84)

Pencapaian Tugas Frekuensi (n) Persentase (%)


Perkembangan Psikososial
Lansia
Tercapai 77 91.7
Belum Tercapai 7 8.3

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa secara kumulatif

mayoritas lansia (responden penelitian terpilih) di Wilayah Kerja

Kassi-Kassi telah mencapai integritasnya. Hal ini ditunjukkan dengan

persentase ketercapaian lansia dalam pelaksanaan tugas perkembangan

psikososialnya sebesar 97.7% (77 dari 84 lansia) lebih besar daripada

sejumlah lansia yang teridentifikasi tidak tercapainya tugas

perkembangan psikososialnya yaitu sebesar 8.3% (7 dari 84 lansia).

43
b. Pencapaian Tugas Perkembangan Psikososial Lansia
Berdasarkan Karakteristiknya
Tabel 5.3. Distribusi Pencapaian Tugas Perkembangan Psikososial
Lanisa Berdasarkan Karakteristik Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Kassi-Kassi Makassar (n = 84)
Karakteristik
Pencapaian Tugas Belum Tercapai Tercapai
Perkembangan
Psikososial Lansia n % n %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 4 12.12 29 87.88
Perempuan 3 5.88 48 94.12
Usia
60-74 tahun 7 10.45 60 89.55
75-90 tahun 0 0 16 100
>90 0 0 1 100
Status Perkawinan
Menikah 5 10.87 41 89.13
Janda/ Duda 1 2.94 33 97.06
Tidak/ Belum Menikah 1 25 3 75
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 2 11.11 16 88.89
SD 2 5.41 35 94.5
SMP 0 0 3 100
SMA 2 12.50 14 87.5
DIPLOMA 0 0 2 100
S1 1 12.50 7 87.5

Living Arangement
Tinggal Sendiri 0 0 1 100
Anak 3 6.52 43 93.48
Istri/Suami 3 16.67 15 83.33
Adik 1 20 4 80
Istri/ Anak 0 0 7 100
Suami/ Anak 0 0 6 100
Orang Tua 0 0 1 100
Status Pekerjaan
Pensiun 0 0 7 100
PNS 0 0 1 100
Wiraswasta 1 9.09 10 90.91
Tidak Bekerja 5 8.77 52 91.23
Pedagang 1 33.33 2 66.67
Penjahit 0 0 1 100
Petani 0 0 1 100
Buruh 0 0 1 100
Honor 0 0 1 100
Pemulung 0 0 1 100

44
Berdasarkan perolehan data yang ditunjukkan pada tabel

5.3 tersebut dapat diketahui bahwa tugas perkembangan

psikososial lansia ditinjau dari jenis kelamin laki-laki,

didominasi oleh tercapainya tugas perkembangan psikososial

yakni sebesar 87.88% (29 dari jumlah lansia laki-laki). Demikian

halnya pada lansia dengan jenis kelamin perempuan, mayoritas

tugas perkembangan psikososial lansia tercapai yaitu sebesar

94.12% (48 dari jumlah lansia perempuan).

Sementara itu, diketahui pula bahwa persentase belum

tercapainya tugas perkembangan psikosial lansia dengan jenis

kelamin laki-laki diperoleh data sebesar 12.12% atau 4 dari

jumlah total lansia laki-laki. Sedangkan pada lansia dengan jenis

kelamin perempuan diperoleh data sebesar 5.88% atau 3 dari

jumlah total lansia perempuan.

Selannjtnya, tugas perkembangan psikososial lansia

ditinjau dari rentang usia 60-74 tahun, didominasi oleh

tercapainya tugas perkembangan psikososial yakni sebesar

89.55% (60 orang dari jumlah lansia dengan rentang usia 60-74

tahun). Pada lansia dengan rentang usia 75-90 tahun, tugas

perkembangan psikososial lansia tercapai secara total yaitu

sebesar 100% dengan jumlah responden (lansia) sebanyak 16

45
lansia. Demikian halnya dengan karakteristik lansia dengan

rentang usia > 90 tahun, tugas perkembangan psikososial dicapai

100%, dalam penelitian jumlah responden hanya berjumlah 1

orang lansia. Disamping itu diketahui pula, bahwa sejumlah

lansia yang belum tercapai tugas perkembangan psikososialnya

yaitu padda rentang usia 60-74 tahun dengan persentase sebesar

10.45% atau sebanyak 7 dari lansia pada rentang usia tersebut.

Tugas perkembangan psikososial lansia ditinjau dari status

pernikahan, didominasi oleh tercapainya tugas perkembangan

psikososial yakni sebesar 89.13% (41 dari jumlah lansia status

menikah). Pada lansia dengan janda/duda, tugas perkembangan

psikososial lansia didominasi oleh ketercapaian sebesar 97.06%

atau 33 dari jumlah lansia dengan status janda/duda. Sementara

itu pada lansia dengan status tidak/belum menikah tugas

perkembangan psikososial lansia didominasi oleh ketercapaian

sebesar 75% atau 3 dari jumlah lansia dengan status tidak/belum

menikah. Adapun jika dilihat dari ketidaktercapaiannya tugas

perkembangan psikosial lansia, maka teridentifikasi sebanyak

10.87% atau 5 dari jumlah lansia dengan status menikah,

sebanyak 2,94% atau 1 dari jumlah lansia dengan status

janda/duda dan teridentifikasi sebanyak 25% atau 1 dari jumlah

total lansia dengan status tidak/belum menikah

46
Selanjutnya, penacapaian tugas perkembangan lansia yang

ditinjau pada lansia yang tidak bersekolah sebanyak 88.89% (16

dari jumlah lansia tidak sekolah) yang mencapai tugas

perkembangannya sedangkan 11.11% (2 dari jumlah lansia tidak

bersekolah) menunjukkan ketidaktercapaian tugas perkembangan

psikososialnya. Lansia dengan status pendidikan terakhir SD

diketahui sebanyak 94.5% (35 dari jumlah lansia pendidikan

terakhir SD) mencapai tugas perkembangannya sementara 5.41%

(2 dari jumlah lansia pendidikan terakhir SD) belum mencapai

tugas perkembangannya. Adapun lansia dengan status

pendidikan terakhir SMP teridentifikasi 100% lansia dengan

status pendidikan terakhir SD tersebut mencapai tugas

perkembangan psikososialnya. Demikian halnya dengan lansia

dengan pendidikan terakhir Diploma, secara total (100%) lansia

mencapai tugas perkembangannya.

Sementara itu, lansia dengan status pendidikan terakhir

SMP diketahui sebanyak 87.5% (14 dari jumlah lansia

pendidikan terakhir SMP) yang mencapai tugas perkembangan

psikososialnya sementara 12.50% (2 dari jumlah lansia

pendidikan terakhir SMP) sisanya belum mencapai tugas

perkembangan psikososialnya. Sedangkan jika ditinjau pada

lansia dengan status pendidikan terakhir S1 diketahui sebanyak

47
87.50% (7 dari jumlah total lansia pendidikan terakhir S1) yang

mencapai tugas perkembangan psikososialnya dan 12.50% (1

dari jumlah total lansia pendidikan terakhir S1) belum tercapai

tugas perkembangan psikososialnya.

Hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel 5.3

menunjukkan bahwa lansia yang tinggal sendiri secara total

(100%) mencapai tugas perkembangan psikososialnya. Lansia

yang tinggal bersama anak, dominan mencapai tugas

perkembangan psikososialnya yakni sebesar 93.48% (43 dari

jumlah total lansia yang tinggal bersama anak) dan 6.52% (3 dari

jumlah total lansia yang tinggal bersama anak) lainnya belum

mencapai tugas perkembangannya. Lansia yang tinggal bersama

pasangannya (istri/suami) teridentifikasi sebanyak 83.33% (15

dari 18 lansia yang tinggal bersama istri/suami) mampu

mencapai tugas perkembangan psikososialnya sedangkan

16.67% (3 dari 18 lansia yang tinggal bersama istri/suami)

lainnya belum mencapai tugas perkembangan psikososialnya.

Disamping itu, diketahui lansia yang tinggal bersama adik

didominasi oleh yang mencapai tugas perkembangan

psikososialnya, yaitu sebanyak 80% atau 4 dari jumlah lansia

dengan sub indikator tinggal bersama adik tersebut. Adapun

lansia yang tinggal bersama istri/suami dan anak tercatat secara

48
keseluruhan (100%) mencapai tugas perkembangan

psikososialnya. Demikian pula dengan lansia yang tinggal

dengan orang tuanya.

Selanjutnya hasil analisis data penelitian terkait pencapaian

tugas perkembangan psikososial lansia ditinjau berdasarkan

status pekerjaan, lansia yang mencapai tugas perkembangan

psikososialnya secara utuh (100%). Adapun hasil identifikasi

tersebut ditunjukkan pada lansia dengan status pekerjaan

pensiunan, PNS, penjahit, petani, buruh, honor dan pemulung.

Berbeda halnya dengan lansia dengan status wiraswasta, lansia

yang mencapai tugas perkembangannya sebesar 90.91% atau 10

dari jumlah lansia dengan status pekerjaan wiraswasta dan 9.09%

(1 lansia wiraswasta) lainnya belum mencapai tugas

perkembangannya. Lain halnya dengan lansia dengan status

pekerjaan pedagang, diketahui sebanyak 66.67% (2 dari jumlah

lansia status pekerjaan pedagang) yang mencapai tugas

perkembangan psikososialnya dan 33.33% lainnya diketahui

belum mencapai tugas perkembangan psikososialnya.

49
B. Pembahasan Penelitian

Hasil penelitian yang telah diuraikan, membahas secara sistematis

hasil dari data univariat tentang gambaran pencapaian tugas perkembangan

psikososial lansia, baik secara kumulatif maupun hasil analisis berdasarkan

karakteristik lansia yang telah ditetapkan sebelumnya yakni berupa: (1) jenis

kelamin, (2) usia, (3) status perkawinan (4) pendidikan terakhir, (5) living

arrangement dan (6) status pekerjaan di wilayah kerja Kassi-Kasssi.

Penelitian ini melibatkan responden sebanyak 84 lansia berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada bagian ini akan dijelaskan

lebih lanjut mengenai gambaran pencapaian tugas perkembangan psikososial

lansia.

1. Gambaran Karakteristik Lansia Wilayah Kerja Kassi-Kassi

Makassar

Berdasarkan hasil analisis penelitian terkait lansia yang ada di

wilayah kerja Kassi-Kassi Makassar terkait beberapa karakteristiknya

diketahui bahwa lansia perempuan lebih dominan daripada lansia laki-

laki. Ditinjau dari segi usia, lansia didominasi oleh lansia dengan rentang

usia usia 60-74 tahun atau lansia dengan klasifikasi elderly. Adapun jika

ditinjau dari status perkawinannya, tercatat bahwa lansia yang memiliki

pasangan dan atau lansia dengan status menikah adalah yang

mendominasi jumlah lansia dengan kriteria tersebut.

50
Sehubungan dengan status pernikahan menikah, berdasarkan

penelusuran selama penelitian pada kenyataannya, lansia yang dimaksud

dalam status menikah disini ialah mereka yang masih tinggal bersama

pasangan hidupnya (istri/suami).

Sementara itu jika ditinjau pada latar belakang pendidikan lansia,

berdasarkan data yang dikumpulkan membuktikan bahwa mayoritas

lansia yang menjadi responden penelitian ialah lansia dengan pendidikan

terakhir Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan hasil wawancara lepas yang

dilakukan, hal tersebut terjadi disebabkan karena dimasa lampau, terdapat

beberapa faktor yang menyebabkan mereka tidak lanjut sekolah

umumnya kendala yang dialaminya berupa minat yang kurang dan

kesempatan yang tergolong rendah sehingga mereka kesulitan untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Sementara itu, hasil analisis juga menunjukkan fakta bahwa lansia

yang masih tinggal bersama anaknya memiliki frekuensi terbanyak.

Sedangkan ditinjau pada status pekerjaan, teridentifikasi bahwa lansia

yang tidak bekerja merupakan frekuensi terbanyak daripada lansia yang

masih aktif bekerja pada bidang-bidang pekerjaan tertentu.

51
2. Tugas Perkembangaan Psikososial Lansia Sebagai Pencapaian

Integritas Diri Lansia

Pada dasaranya tugas perkembangan psikososial lansia erat

kaitannya dengan integritas diri pada lansia tersebut. Hal ini seperti yang

diungkap oleh Havighurts dalam Kozier (2010) bahwa individu dalam

setiap tahapan usia memiliki tugas dan perkembangan yang berbeda,

begitu juga dengan usia lansia. Lansia memiliki tugas perkembangan

untuk mencapai integritas diri yang utuh. Dengan demikian dapat

diartikan bahwa tingkat pencapaian tugas perkembangan psikososial

lansia berbanding lurus dengan integritas diri yang dimiliki oleh lansia

tersebut.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara kumulatif, diketahui

bahwa mayoritas lansia yang menjadi objek penelitian telah mencapai

tugas perkembangannya. Namun demikian masih terdapat beberapa

kekurangan yang ditemui didalam penelitian. Beberapa kekurangan yang

dimaksud antara lain teridentifikasi sejumlah lansia laki-laki dan

perempuan yang belum nencapai tugas perkembangan psikososialnya.

Penelusuran lebih lanjut ditemukan mayoritas lansia yang belum

mencapai tugas perkembangan psikososial tersebut ialah lansia dengan

rentang usia 60 hingga 74 tahun dan tidak teridentifikasi pada lansia

dengan rentang usia 75 tahun atau lebih. Hal ini mengisyaratkan akan

adanya hubungan tingkat pencapaian tugas perkembangan psikososial

52
lansia dengan rentang usia lansia. Dalam arti lain, integritas diri lansia

umumnya tercapai ketika memasuki rentang usia 75 tahun atau lebih.

Rumusan tersebut sejalan dengan temuan Olivia (2010) yang

menganalisis hubungan antara integrity dengan psychological well-being.

Dalam hasil analisisnya ditemukan bahwa ada hubungan yang postif dan

searah diantara kedua variabel tersebut. Artinya semakin tinggi

psychological well-being lansia maka integity yang dimilikinya akan

semakin membaik. Dalam hal ini, psychological well-being oleh

Neugarten (1961) diartikan sebagai pengalaman hidup yang dialami

lansia, terkhsusus pada pengalaman yang membuat ia bahagia. Tentu saja

jika ditinjau dari sisi usia, pengalaman lansia yang berusia 75 tahun atau

lebih, memiliki pengalaman yang lebih banyak dari pada yang berusia 60-

74 kendatipun tidak ada jaminan frekuensi pengalaman yang membuat ia

bahagia lebih banyak dari pada pengalaman yang tidak begitu berefek

pada sisi psikologisnya.

Selain itu, berdasarkan karakteristik lansia yang ditinjau dari status

perkawinannya di temukan bahwa mayoritas lansia yang belum mencapai

tugas perkembangan psikososialnya adalah lansia yang tidak/belum

menikah meski terdapat sebagian besar lansia yang menikah atau

janda/duda yang juga belum mencapai tugas perkembangan

psikososialnya. Dominasi pada lansia yang tidak/belum menikah ini

merupakan salah satu bentuk rumusan yang relevan dengan pernyataan

53
Nauli dkk., (2014) dalam studinya yang menganalisis hubungan

keberadaan pasangan hidup dengan harga diri lansia. Dalam analisisnya

disebutkan bahwa aspek sosial merupakan aspek yang cukup signifikan

padda masa lansia, sementara perubahan sosial yang terjadi dan dapat

berpengaruh dalm kesejahteraan sosial lansia padda masa tuanya adalah

keberadaan pasangan hidup. Adapun pasangan hidup memilki fungsi

sebagai supporting dalam berbagai hal misalnya emosi, problem solving

atau aspek sosial lainnya (Gilford dalam Papalia, 2008). Dengan

demikian hal yang terjadi jika sampai pada tahap usia lansia dan

belum/tidak memilki pasangan hidup/menikah maka yang terjadi

kemudian dapat diperkirakan bahwa lansia tersebut tidak mampu

maksimal menjalankan tugas-tugas perkembangan psikososialnya yang

kemudia akan berpengaruh pada integritas yang dimilikinya.

Pada tinjauan karakteristik lansia berdasarkan pendidikan terakhir,

ditemui bahwa tingkat pendidikan lansia yang mendominasi kategori

belum tercapainya tugas perkembangan psiososial ialah lansia yang telah

menempuh pendidikan SMA hingga ke jenjang pendidikan Strata Satu

(S1). Hal yang unik ditemui bahwa justru pada lansia yang tingkat

pendidikannya dibawah SMA adalalah lansia yang mendominasi kategori

tercapainya tugas perkembangan psikososialnya. Hal ini mengisyaratkan

bahwa tingkat pendidikan tidak menjamin pencapaian integritas diri pada

lansia.

54
Sementara itu, hasil analisis lainnya membuktikan bahwa lansia

yang sudah tidak bekerja lebih mendominasi frekuensi lansia yang

mencapai tugas perkembangannya dari pada lansia yang masih bekerja

pada bidang pekerjaan tertentu. Berdasarkan hasil wawancara pada

beberapa lansia, status tidak bekerja dalam hal ini tidaklah diartikan

hanya sebatas karena mereka sudah tidak mempunyai gairah bekerja.

Namun mereka yang telah memiliki aset atau lebih berfokus pada

pengembangan kualitas mereka yang lebih muda. Sehingga aktifitas

psikososialnya dominan digunakan untuk membantu mereka yang lebih

muda dalam pengembangan dirinya.

55
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan tujuan penelitian yang telah dijabarkan

pada bab sebelumnya, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut.

1. Karakteristik lansia di wilayah kerja Kassi-Kassi didominasi oleh: lansia

perempuan, rentang usia 60-74 tahun, status menikah, pendidikan terakhir

Sekolah Dasar (SD), tinggal bersama anak dan lansia yang sudah tidak

bekerja.

2. Berdasarkan karakteristik, lansia yang telah mencapai tugas

perkembangannya didominasi oleh: lansia perempuan, usia 75 tahun

keatas, status perkawinan janda/duda, pendidikan terakhir Sekolah Dasar

(SD) tinggal bersama anak dan merupakan lansia yang sudah dan atau

tidak lagi bekerja. Sementara yang paling rendah dalam pencapaian tugas

perkembangan psikososialnya ialah lansia laki-laki, usia 60-74 tahun,

berstatus tidak/belum menikah, status pendidikan terkahir Starata Satu

(S1) tinggal bersama adik dan dengan status pekerjaan sebagai pedagang.

Namun demikian secara kumulatif, lansia yang mampu mencapai tugas

perkembangan psikososial lebih mendominasi daripada lansia yang belum

mampu mencapai tugas perkembangan psikososialnya.

56
B. Saran

1. Bagi Petugas Kesehatan

Berdasarkan fakta yang ditemui dari hasil penelusuran penelitian

lebih dalam terkait dengan pencapaian tugas perkembangan psikososial

lansia, maka saran dalam penelitian ini lebih ditujukan untuk semakin

meningkatkan evaluasi tentang kondisi lansia yang ada di dalam suatu

daerah. Hal ini karena pencapaian tugas perkembangan psikososial lansia

erat kaitannya dengan pencapaian integritas diri namun juga erat

hubungannya dengan rentannya penyakit depresi. Oleh sebab itu

diperlukan pemberian berupa perhatian yang lebih kepada para lansia.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih dalam mengenai

pencapaian tugas perkembangan psikososial lansia terkait faktor yang

menghambat ketidaktercapaian tugas perkembangan psikososial lansia

seperti jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan terakhir, living

arrangement, status pekerjaan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi.

57
DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi. (2009). Permasalahan lanjut usia


(Lansia).http://www.rajawana.com/artikel/kesehatan/326-permasalahan-
lanjut-usia-lansia.html. Diakses tanggal 07 September 2018.

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. PsikososialdalamPendekatanKonsepdan Proses


Keperawatan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Azizah, Ma’rifatul, 2011. Keperawatan lanjut usia. Edisi Pertama. Yogyakarta:


GrahaIlmu.

Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Badan Pusat Statistik, 2017. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2017.


https://www.bps.go.id/publication/2018/04/13/7a130a22aa29cc8219c5d153/st
atistik-penduduk-lanjut-usia-2017.html. Diakses tanggal 02 September 2018

Bustan, M. N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta, Jakarta.

Chaplin J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi (terjemahan Kartono, K). Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada

Darmojo, B, Hadi, M. (2009). Buku Ajar Geriatric, Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Indonesia.

Darmono, S. 2008. Depresi Pengaruhi Kualitas Hidup Lansia.


http://medicastore.com/indek.php?mod=seminar&d=66. Diakses 02
September 2018

Darmono, S.s (2008). Waspadai Deperesi Lansia.


http:www.medicastore.com/artikel/2008/06/wapadai-depersi-pada-
lansia/feed’’>.Diakses pada tanggal 03 September 2018.

58
Darmojo RB, 2004. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi ke-3. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.

Departemen Kesehatan, 2018. Lansia Sejahtera, Masyarakat Bahagia.


http://www.depkes.go.id/article/view/18050900001/lansia-sejahtera-
masyarakat-bahagia-.html. Diakses tanggal 02 September 2018.

Depkes RI. (2012). Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Lanjut


Usia. Depkes : Jakarta

Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Hikmawati, Eny & Akhmad Purnama (2008). Kondisi Kepuasan Hidup Lanjut Usia.
Jurnal PKS Vol.VII.No 26.

Ibrahim, R. 2011. Metode Penelitian Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humaika.

Jude et al. 2007. Research for the development of self-integrated measurement tools
for seniors in Korea. J Korean Acad Nurs Vol.37 No.3, 334-342.

Kuntjoro Z, 2002. Dukungan Sosial Pada Lansia.http://www.e-psikologi.co.id.


Tanggal akses: 03 September 2018.

Maramis. 2004.Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga

Maryam, dkk. (2008). Mengenal usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.

Novianti. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Lansia Dalam


Mengikuti Tugas Perkembangan Lansia. Jurnal Keperaawatan Volume 1 No.
2

Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC

59
Nugroho. W. 2010. Perubahan Fungsi Fisik dan Dukungan Keluarga Lansia di
Kelurahan Kembangarum Semarang. http://jurnal.unimus.ac.id. Diakses
tanggal 09 September 2018.

Republik Indonesia. 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43


Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Lanjut Usia.http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/61/968.bpkp. Diakses
tanggal 02 September 2018.

Sari, Kartika. 2012. Gambaran Tingkat Depresi pada Lanjut Usia (Lansia) Di Panti
Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 02 dan 03 Jakarta Timur. Skripsi. Fakultas
Ilmu Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia.
2012

Stanley, M & Beare, PG. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC

Sustyani, R., Indriati, P., Supriyadi. 2012. Hubungan antara Depresi dengan
Kejadian Insomnia pada Lanjut Usia di Panti Wredha Harapan Ibu
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/. Diakses 05 Oktober 2018.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung:Alfabeta.

Supriani, Anik. (2011). Tingkat Depresi pada Lansia Ditinjau dari Tipe Kepribadian
dan Dukungan Sosial.
https://eprints.uns.ac.id/3022/1/178092511201103581.pdf. Diakses pada
tanggal 29 September 2018

60
LAMPIRAN

Lampiran 1:

LEMBAR PENJELASAN UNTUK RESPONDEN (SUBYEK)


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan Salam Sejahtera

Saya bernama Andi Umi Hani Sahra (NIM: C12114010) adalah mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin bermaksud
akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Pencapaian Tugas
Perkembangan Psikososial Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi
Makassar”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gamabar Pencapaian


Tugas Perkembangan Psikososial Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi
Makassar. Penelitian ini tidak akan memungut biaya sepeser pun dari partisipan.
Selain itu, seluruh biaya dalam penelitian ini akan ditanggung oleh pihak peneliti.
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan lembar kuesioner kepada
responden, sebelumnya ada penjelasan terkait penelitian yang akan di lakukan di
wilyah kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.

Penelitian bertemu langsung dengan responden tetapi tidak memberikan


intervensi terhadap responden, hanya memberikan lembar kuesioner. Peneliti akan
menjaga kerahasiaan dari hasil penelitian ini. Nama anda tidak akan dicantumkan
dalam penelitian ini. Informasi yang di ambil dari data puskesmas kassi-kassi akan
memberikan peluang untuk mengembangkan pengetahuan dalam manajemen
keperawatan jiwa dan gerontik di wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.
Identitas pasien maupun data lainnya serta semua informasi yang diberikan akan
dijamin kerahasiannya. Data disajikan hanya untuk kepentingan penelitian serta
pengembangan ilmu. Kerahasiaan subyek tetap dijaga oleh peneliti.

61
Lampiran 2: Pernyataan Kesediaan Sebagai Responden

SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :
Usia :

Saya telah membaca surat permohonan dan mendapatkan penjelasan tentang


penelitian yang akan dilakukan oleh saudari Andi Umi Hani Sahra, mahasiswa
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar dengan judul
“Gambaran Pencapaian Tugas Perkembangan Psikososial Lansia Mencapai Integritas
Diri Di Kelurahan Tidung Makassar”

Saya telah mengerti dan memahami tujuan dan manfaat dari penelitian yang akan
dilakukan. Saya mengerti dan yakin bahwa peneliti akan menghormati hak-hak saya
dan menjada kerahasiaan semua data penelitian yang diperoleh dari saya. Saya
sebagai lansia yang tinggal di panti memutuskan untuk bersedia berpartisipasi
menjadi responden dalam penelitian ini dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan
dari manapun.

Adapun bentuk kesediaan saya adalah:


1. Meluangkan waktu untuk wawancara
2. Memberikan informasi yang benar dan sejujurnya terhadap apa yang telah
ditanyakan peneliti melalui wawancara.

Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Makassar, Oktober 2018

Mengetahui, Yang membuat pernyataan,

(Peneliti) (Responden dan Tanda Tangan)

62
Lampiran 3: Data Demografi

LEMBAR KUESIONER

I. Profil Responden

Nama Lansia : No. ID Responden:


(diisi oleh peneliti)
Alamat :
Tanggal Pemeriksaan :

Petunjuk pengisian: Beri tanda centang ( ) pada jawaban pilihan.

1. Jenis Kelamin : ( ) Laki-Laki ( ) Perempuan

2. Usia : ( ) 60 – 74 tahun ( ) diatas 90 tahun

( ) 75 – 90 tahun

3. Status Perkawinan : ( ) Menikah ( ) Janda/Duda

( ) Tidak/Belum Menikah

4. Pendidikan Terakhir : ( ) Tidak Sekolah ( ) SD

( ) SMP/Sederajat ( ) SMA/Sederajat

( ) Diploma ( ) Strata 1 (S1)

5. Tinggal Bersama : ( ) Tinggal Sendiri ( ) Anak

( ) Istri/Suami ( ) Lainnya

6. Status Pekerjaan : ( ) Pensiunan ( ) Wirasawasta

( ) PNS ( ) lainnya

63
( ) Pegawai Swasta

64
Lampiran 4: Kuesioner

Petunjuk pengisian: Beri tanda centang ( ) pada jawaban pilihan.

Nilai Responden
No Keadaan yang dirasakan seminggu terakhir Ya Tidak
1 Saya merasa perubahan fisik saya mencerminkan usia saya saat
ini
2 Saya merasa sudah tua dan tidak menarik lagi
3 Saya merasa minder bila berdekatan dengan yang lebih muda
4 Saya merasa puas dengan kehidupan yang telah saya jalani
selama ini
5 Saya merasa kehidupan saya selama ini hampa dan tidak ada
artinya
6 Saya merasa tujuan hidup saya belum tercapai
7 Saya tidak lagi melakukan beberapa kegiatan yang biasa saya
lakukan dan menjadi kesenangan saya selama ini
8 Saya memiliki motivasi dan semangat hidup yang baik
9 Saya merasa tidak pantas berperan dalam masyarakat
10 Saya lebih suka di dalam rumah, daripada pergi keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
11 Saya menerima dan menghargai pola hidup anak zaman sekarang
12 Saya menerima dan menghargai kelebihan dan kekurangan orang
lain
13 Saya lebih senang menyendiri daripada bercerita dengan orang
lain
14 Saya takut bila peristiwa atau kejadian yang buruk terjadi pada
saya
15 Saya mengharapkan diberi umur panjang
16 Saya siap bila ajal menjemput
17 Saya siap menerima kematian pasangan saya
18 Saya siap menjalani hidup tanpa pasangan
19 Saya merasa bahagia disepanjang kehidupan saya saat ini
20 Saya senang melaksanakan ibadah di rumah ibadah sesuai
dengan keyakinan yang saya anut
21 Saya merasa kegiatan agama (ibadah) yang saya lakukan
menjadi motivasi dan semangat hidup saya
22 Saya merasa menyusahkan dan menjadi beban bagi keluarga
23 Saya merasa dicintai dan disayangi oleh anak, cucu dan saudara
saya
24 Saya merasa diperhatikan oleh anak, cucu dan saudara saya

65
Lampiran 5: Master Tabel
Data Demografi
Jenis Status
No Kelamin Kode Usia Kode Status Perkawinan Kode Pendidikan Terakhir Kode Tinggal Bersama Kode Pekerjaan Kode

1 P 2 60 1 Menikah 1 SD 2 Anak 2 Pedagang 6


2 P 2 66 1 Janda 2 S1 6 Adik 5 PNS 2
3 L 1 63 1 Menikah 1 SD 2 Istri 3 Pedagang 6
4 L 1 63 1 Menikah 1 SD 2 Anak 2 Wiraswasta 4
5 P 2 64 1 Janda 2 SMA 4 Anak 2 Tidak Bekerja 5
6 L 1 64 1 Menikah 1 SMA 4 Anak 2 Tidak Bekerja 5
7 P 2 61 1 Menikah 1 SMP 3 Anak 2 Tidak Bekerja 5
8 P 2 60 1 Menikah 1 SD 2 Istri 3 Tidak Bekerja 5
9 L 1 60 1 Menikah 1 SD 2 Anak/ Istri 6 Tidak Bekerja 5
10 P 2 65 1 Menikah 1 S1 6 Anak/Suami 7 Pensiun 1
11 L 1 89 2 Duda 2 SD 2 Anak 2 Pensiun 1
12 L 1 82 2 Duda 2 SMP 3 Anak 2 Tidak Bekerja 5
13 L 1 78 2 Duda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
14 L 1 62 1 Menikah 1 S1 6 Anak/Istri 6 Pensiun 1
15 L 1 66 1 Menikah 1 SMA 4 Anak 2 Tidak Bekerja 5
16 P 2 61 1 Menikah 1 Diploma 5 Suami 4 Pensiun 1
17 P 2 63 1 Janda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
18 P 2 60 1 Janda 2 SMA 4 Anak 2 Tidak Bekerja 5
19 L 1 60 1 Tidak/ Belum Menikah 3 Tidak Sekolah 1 Adik 5 Tidak Bekerja 5
20 P 2 92 3 Janda 2 Tidak Sekolah 1 Anak 2 Tidak Bekerja 5
21 P 2 61 1 Menikah 1 SMA 4 Anak 2 Tidak Bekerja 5

66
22 P 2 69 1 Menikah 1 SD 2 Suami 4 Tidak Bekerja 5
23 L 1 68 1 Menikah 1 SD 2 Istri 3 Tidak Bekerja 5
24 P 2 67 1 Janda 2 SMA 4 Anak 2 Tidak Bekerja 5
25 P 2 68 1 Duda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
26 P 2 70 1 Menikah 1 SD 2 Suami 4 Tidak Bekerja 5
27 P 2 68 1 Janda 2 SD 2 Anak 2 Menjahit 7
28 L 1 68 1 Duda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
29 P 2 61 1 Menikah 1 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
30 P 2 65 1 Janda 2 SMA 4 Anak 2 Wiraswasta 4
31 P 2 64 1 Janda 2 SD 2 Anak 2 Pedagang 6
32 P 2 63 1 Janda 2 SMA 4 Anak 2 Tidak Bekerja 5
33 L 1 63 1 Menikah 1 SMA 4 Anak/Istri 6 Buruh 9
34 P 2 78 2 Janda 2 Tidak Sekolah 1 Tinggal Sendiri 1 Tidak Bekerja 5
35 P 2 83 2 Janda 2 Tidak Sekolah 1 Anak 2 Tidak Bekerja 5
36 L 1 63 1 Menikah 1 Diploma 5 Istri/ Anak 6 Honor 10
37 P 2 62 1 Menikah 1 SD 2 Suami/ Anak 7 Tidak Bekerja 5
38 P 2 65 1 Janda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
39 L 1 75 2 Menikah 1 Tidak Sekolah 1 Istri/ Anak 6 Wiraswasta 4
40 L 1 67 1 Menikah 1 S1 6 Anak 2 Penisunan 1
41 P 2 67 1 Menikah 1 S1 6 Anak 2 Tidak Bekerja 5
42 L 1 82 2 Menikah 1 Tidak Sekolah 1 Istri/ Anak 6 Tidak Bekerja 5
43 P 2 83 2 Menikah 1 Tidak Sekolah 1 Suami/ Anak 7 Tidak Bekerja 5
44 P 2 68 1 Menikah 1 SD 2 Suami/ Anak 7 Tidak Bekerja 5
45 L 1 66 1 Menikah 1 SMA 4 Istri 3 Wiraswasta 4
46 L 1 61 1 Menikah 1 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
47 L 1 69 1 Menikah 1 Tidak Sekolah 1 Anak 2 Tidak Bekerja 5

67
48 P 2 83 2 Janda 2 SMA 4 Anak 2 Tidak Bekerja 5
49 P 2 72 1 Janda 2 Tidak Sekolah 1 Anak 2 Tidak Bekerja 5
50 L 1 69 1 Duda 2 SMA 4 Anak 2 Tidak Bekerja 5
51 P 2 60 1 Menikah 1 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
52 P 2 65 1 Janda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
53 L 1 66 1 Menikah 1 SMA 4 Anak 2 Tidak Bekerja 5
54 L 1 66 1 Menikah 1 SMA 4 Anak 2 Wiraswasta 4
55 P 2 60 1 Meniah 1 SD 2 Suami 4 Wiraswasta 4
56 P 2 65 1 Menikah 1 Tidak Sekolah 1 Suami 4 Wiraswasta 4
57 L 1 66 1 Menikah 1 Tidak Sekolah 1 Istri 3 Tidak Bekerja 5
58 P 2 60 1 Menikah 1 SMA 4 Suami 3 Tidak Bekerja 5
59 L 1 66 1 Menikah 1 SD 2 Istri 3 Wiraswasta 4
60 P 2 78 2 Janda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
61 P 2 65 1 Janda 2 Tidak Sekolah 1 Anak 2 Pemulung 11
62 P 2 68 1 Janda 2 Tidak Sekolah 1 Anak 2 Tidak Bekerja 5
63 P 2 66 1 Janda 2 SD 2 Anak 2 Wiraswasta 4
64 L 1 68 2 Duda 2 SD 2 Anak 2 Pensiun 1
65 P 2 60 1 Janda 2 S1 6 Anak 2 Guru 5
Tidak
66 P 2 80 2 Janda 2 Tidak Sekolah 1 Anak 2 Bekerja 5
67 L 1 66 1 Menikah 1 S1 6 Orang tua 8 Pensiun 1
68 P 2 71 1 Menikah 1 SD 2 Suami 4 Tidak Bekerja 5
69 P 2 81 2 Janda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
70 L 1 65 1 Menikah 1 S1 6 Istri 3 Tidak Bekerja 5
71 P 2 63 1 Tidak/ Belum Menikah 3 SD 2 Adik 5 Tidak Bekerja 5
72 P 2 73 1 Menikah 1 SD 2 Suami/ Anak 7 Tidak Bekerja 5
73 L 1 71 1 Duda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5

68
74 L 1 69 1 Menikah 1 Tidak Sekolah 1 Istri 3 Wiraswasta 4
75 P 2 69 1 Janda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
76 P 2 66 1 Tidak/ Belum Menikah 3 SD 2 Adik 5 Wiraswasta 4
77 P 2 69 1 Janda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
78 P 2 70 1 Menikah 1 Tidak Sekolah 1 Suami 4 Tidak Bekerja 5
79 L 1 65 1 Tidak/ Belum Menikah 3 SMA 4 Adik 5 Tidak Bekerja 5
80 P 2 67 1 Menikah 1 SD 2 Suami/ Anak 7 Tidak Bekerja 5
81 P 2 70 2 Janda 2 SD 2 Anak 2 Tidak Bekerja 5
82 L 1 70 2 Menikah 1 SMP 3 Istri/ Anak 6 Petani 8
83 P 2 60 1 Menikah 1 Tidak Sekolah 1 Suami 4 Tidak Bekerja 5
84 L 1 86 2 Menikah 1 Tidak Sekolah 1 Istri 3 Tidak Bekerja 5

69
Jawaban Kuesioner
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jumlah
1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 12
2 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19
3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
4 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 15
5 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
6 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20
7 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20
8 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19
9 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15
10 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16
11 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 20
12 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
13 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17
14 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 15
15 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 15
16 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 13
17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19
18 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16
19 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 12
20 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 18
21 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20
22 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 13
23 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17

70
24 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22
25 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 17
26 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 14
27 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 17
28 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15
29 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 16
30 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 18
31 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17
32 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23
34 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
35 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
36 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14
37 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
38 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16
39 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 16
40 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17
41 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 15
42 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 18
43 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 18
44 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 16
45 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
46 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
47 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
48 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 17
49 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 16

71
50 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
51 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 18
52 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 12
53 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 11
54 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
55 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 16
56 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 16
57 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15
58 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 9
59 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 15
60 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18
61 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16
62 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17
63 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16
64 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 13
65 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16
66 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 15
67 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 14
68 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 15
69 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
70 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 12
71 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15
72 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 14
73 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
74 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 11
75 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14

72
76 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
77 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16
78 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 17
79 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 13
80 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16
81 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 19
82 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17
83 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 16
84 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21
Jumla
h 78 56 40 63 24 55 50 66 38 48 58 62 38 65 78 63 63 58 71 77 70 36 75 80

73
Lampiran 6: Hasil Analisa Data

Statistics

Jenis_kelamin usia Status_perkawin Pendidikan_terak Tinggal_bersama Status_pekerjaan Pencapaian_Tug


an hir as

Valid 84 84 84 84 84 84 84
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1.61 1.21 1.50 2.65 3.24 4.77 .92
Median 2.00 1.00 1.00 2.00 2.00 5.00 1.00
Std. Deviation .491 .441 .591 1.533 1.760 1.631 .278
Range 1 2 2 5 7 10 1
Minimum 1 1 1 1 1 1 0
Maximum 2 3 3 6 8 11 1

Jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-laki 33 39.3 39.3 39.3

Valid Perempuan 51 60.7 60.7 100.0

Total 84 100.0 100.0

74
usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

60-74 67 79.8 79.8 79.8

75-90 16 19.0 19.0 98.8


Valid
<90 1 1.2 1.2 100.0

Total 84 100.0 100.0

Status_perkawinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

menikah 46 54.8 54.8 54.8

janda/duda 34 40.5 40.5 95.2


Valid
tidak/belum menikah 4 4.8 4.8 100.0

Total 84 100.0 100.0

75
Pendidikan_terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak sekolah 18 21.4 21.4 21.4

SD 37 44.0 44.0 65.5

SMP 3 3.6 3.6 69.0

Valid SMA 16 19.0 19.0 88.1

DIPLOMA 2 2.4 2.4 90.5

S1 8 9.5 9.5 100.0

Total 84 100.0 100.0

76
Status_pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

PENSIUN 7 8.3 8.3 8.3

PNS 1 1.2 1.2 9.5

WIRASWASTA 11 13.1 13.1 22.6

TIDAK BEKERJA 57 67.9 67.9 90.5

PEDAGANG 3 3.6 3.6 94.0

Valid PENJAHIT 1 1.2 1.2 95.2

PETANI 1 1.2 1.2 96.4

BURUH 1 1.2 1.2 97.6

HONOR 1 1.2 1.2 98.8

PEMULUNG 1 1.2 1.2 100.0

Total 84 100.0 100.0

77
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis_kelamin *
84 100.0% 0 0.0% 84 100.0%
Pencapaian_Tugas
usia * Pencapaian_Tugas 84 100.0% 0 0.0% 84 100.0%
Status_perkawinan *
84 100.0% 0 0.0% 84 100.0%
Pencapaian_Tugas
Pendidikan_terakhir *
84 100.0% 0 0.0% 84 100.0%
Pencapaian_Tugas
Tinggal_bersama *
84 100.0% 0 0.0% 84 100.0%
Pencapaian_Tugas
Status_pekerjaan *
84 100.0% 0 0.0% 84 100.0%
Pencapaian_Tugas

78
Jenis_kelamin * Pencapaian_Tugas Crosstabulation
Count

Pencapaian_Tugas Total

Tidak Tercapai Tercapai

Laki-laki 4 29 33
Jenis_kelamin
Perempuan 3 48 51
Total 7 77 84

usia * Pencapaian_Tugas Crosstabulation


Count

Pencapaian_Tugas Total

Tidak Tercapai Tercapai

60-74 7 60 67

usia 75-90 0 16 16

<90 0 1 1
Total 7 77 84

79
Status_perkawinan * Pencapaian_Tugas Crosstabulation
Count

Pencapaian_Tugas Total

Tidak Tercapai Tercapai

menikah 5 41 46

Status_perkawinan janda/duda 1 33 34

tidak/belum menikah 1 3 4
Total 7 77 84

Pendidikan_terakhir * Pencapaian_Tugas Crosstabulation


Count

Pencapaian_Tugas Total

Tidak Tercapai Tercapai

tidak sekolah 2 16 18

SD 2 35 37

SMP 0 3 3
Pendidikan_terakhir
SMA 2 14 16

DIPLOMA 0 2 2

S1 1 7 8
Total 7 77 84

80
Tinggal_bersama * Pencapaian_Tugas Crosstabulation
Count

Pencapaian_Tugas Total

Tidak Tercapai Tercapai

TINGGAL SENDIRI 0 1 1

ANAK 3 43 46

ISTRI 3 7 10

SUAMI 0 8 8
Tinggal_bersama
ADIK 1 4 5

ISTRI/ ANAK 0 7 7

SUAMI/ ANAK 0 6 6

ORANG TUA 0 1 1
Total 7 77 84

81
Status_pekerjaan * Pencapaian_Tugas Crosstabulation
Count

Pencapaian_Tugas Total

Tidak Tercapai Tercapai

PENSIUN 0 7 7

PNS 0 1 1

WIRASWASTA 1 10 11

TIDAK BEKERJA 5 52 57

PEDAGANG 1 2 3
Status_pekerjaan
PENJAHIT 0 1 1

PETANI 0 1 1

BURUH 0 1 1

HONOR 0 1 1

PEMULUNG 0 1 1
Total 7 77 84

82
Lampiran 7: Surat-Surat

83
84
85
Lampiran 8: Dokumentaasi

86

Anda mungkin juga menyukai