Anda di halaman 1dari 104

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM

MEMBENTUK AKHLAK SANTRI DI PONDOK


PESANTREN NURUL FALAH MEKARJAYA SEPATAN
TANGERANG BANTEN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk


Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Sosial (S.Sos)

Adinda Morizka Sabila Salamah


NIM. 11190510000164

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1445 H/2023 M
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM


PEMBENTUKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK
PESANTREN NURUL FALAH MEKARJAYA SEPATAN
TANGERANG BANTEN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi


Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Sosial (S.Sos)

Oleh:

Adinda Morizka Sabila Salamah


NIM. 11190510000164

Dosen Pembimbing

Drs. Wahidin Saputra, M.Ag.


NIP.19700903 199603 1 001

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN


ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1445 H/ 2023 M

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Berjudul “POLA KOMUNIKASI ORGANISASI


DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SANTRI DI
PONDOK PESANTREN NURUL FALAH MEKARJAYA
SEPATAN TANGERANG BANTEN” yang disusun oleh
Adinda Morizka Sabila Salamah dengan nomor induk
11190510000164 telah diujikan dalam sidang munaqosyah
Fakultas Dakwah dan Ilmu Konunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakrta pada Tanggal 30 Agustus 2023. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
pada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 30 Agustus 2023

Tim Penguji Munaqosyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dr. Yopi Kusmiati, S.Sos.I., M.Si. Ellya Pratiwi, S.Sos., M.A.


NIP.198012172003122002 NIDN. 0429019302

Penguji 1 Penguji 2

Dr. Umi Musyarrofah, M.A. Ade Masturi, M.A.


NIP. 197108161997032002 NIP. 197506062007101001

Dosen Pembimbing

Drs. Wahidin Saputra, M.Ag.


NIP.19700903 199603 1 00

iii
ABSTRAK
“Pola Komunikasi Organisasi Dalam Pembentukan Akhlak Santri
Di Pondok Pesantren Nurul Falah Mekarjaya Sepatan Tangerang
Bnten”.

Pondok Pesantren Nurul Falah merupakan salah satu


organisasi islam yang membantu dan membina santri dari segi
agama yang mencakup akhlak, pembentukan akhlak yang terjadi
di Pondok PesantrenNurul Falah dilakukan dari dua segi yaitu
komunikasi ke dalam dan komunikasi keluar. Dari latar belakang
masalah di atas maka muncul pertanyaan, bagaimana pola
komunikasi yang digunakan Pondok Pesantren Nurul Falah
dalam pembentukan akhlak santri? Apa pendukung dan
penghambat dalam bentukan akhlak santri di Pondok Pesantren
Nurul Falah?
Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori pola
komunikasi yang berlangsung sesuai struktur aliran pesan.
Menurut Joseph A. Davito, pola komunikasi dalam organisasi
terjadi melalui lima bentuk, yaitu pola lingkaran, pola roda, pola
y, pola rantai, dan pola bintang/ semua saluran. Pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Pola komunikasi yang terjadi di Pondok Pesantren
Nurul Falah ini yaitu pola komunikasi dua arah (Two Way
Communication) dengan pendekatan antara pengasuh dengan
santri, santri dengan para pengurus.
Pola komunikasi yang terjadi menghasilkan feedback dan
kesamaan makna dalam proses penyampaian pesan dengan
menjalin komunikasi lateral/kesamping yang menyebar keseluruh
anggota organisasi. Penerapan pola komunikasi di Pondok
Pesantren nurul Falah terjadi melalui pola bintang/semua saluran.
Komunikasi dua arah menjadi efektif ketika penerapan pola
komunikasi dilakukan menggunakan pendekatan kekeluargaan,
seperti anak dan orang tuannya.
Keywords: Pesantren, Komunikasi Organisasi, Pola, Akhlak, Santri.

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbalalamin, segala puji serta syukur


penulis panjatkan kepada Allah SWT atas kehendak-Nya, penulis
berhasil menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, baginda alam
sebagai panutan umat. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian skripsi ini yang berjudul : “Pola Komunikasi
Organisasi Dalam Pembentukan Akhlak Santri Di Pondok
Pesantren Nurul Falah Mekarjaya Sepatan Tangerang”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan


dengan mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dorongan
semangat dari semua pihak yang telah membantu dalam hal
apapun. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


2. Dekan Fakutas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta kepada
Wakil Dekan I, Wakil Dekan II dan Wakil Dekan III
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Yopi Kusmiati, M.Si. Selaku Kepala Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Drs. Wahidin Saputra, M.Ag. Selaku Dosen Pembimbing
yang senantiasa dengan sabar meluangkan waktunya untuk
membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.

v
5. Dr. H. M. Yakub, M.A. Selaku Dosen Penasihat Akademik.
Yang telah membantu mengarahkan seluruh mahasiswa
untuk mengikuti proses kegiatan akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam yang telah berbagi ilmu dan pengalaman yang berharga
bagi penulis.
7. Kedua orang tua penulis, H. Imam Fachrudin, S.Ag., S.H.
dan Iis Farhatun, S.Pd.I. terima kasih tak terhingga atas
dukungan, motivasi dan kasih sayangnya terhadap penulis.
8. Nana Anggraena, S.H. yang selalu mendampingi, dan
memberikan dukungan, pendapat, serta dorongan dalam
penyusunan dan penelitian skripsi ini hingga selesai.
9. Keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Falah yang selalu
memberikan dukungan, arahan, yang senantiasa memberikan
do’a dan restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian skripsi ini.
10. Saudari Anggri Wijayanti, S.Pd. Universitas Darussalam
Gontor. Yang senantiasa memberikan dukungan serta do’a
kepada penulis.
Dan akhir kata dari penulis, semoga segala bentuk motivasi,
dukungan, harapan dan keberkahan do’a yang diberikan kepada
penulis mendapatkan balasan yang berlimpah dan ridha Allah
SWT. Amin Ya rabbal Alamin.

Tangerang, 20 April 2023

Adinda Morizka Sabila Salamah


NIM. 11190510000164

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

DAFTAR ISI .......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakan Masalah................................................................ 1


B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 6
D. Tinjuan Penelitian Terdahulu ...................................................... 8
E. Metode Penelitian........................................................................ 12
F. Sistematika Penulisan.................................................................. 17

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 16

A. Komunikasi Organisasi ............................................................... 16


B. Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak ...................................... 29
C. Pondok Pesantren ........................................................................ 38
D. Kerangka Berpikir ....................................................................... 47

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN


NURUL FALAH..................................................................... 50
A. Profil Pondok Pesantren Nurul Falah.......................................... 50
B. Tujuan di Dirikan ........................................................................ 52
C. Program-Program Yayasan ......................................................... 53
D. Jadwal Harian .............................................................................. 54
vii

E. Pola Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren ......................... 55


F. Struktur Organisasi Kepengurusan Pondok Pesantren
Nurul Falah ................................................................................. 56
G. Data Santri yang terdapat di Pondok Pesantren Nurul
Falah ............................................................................................ 58

BAB IV TEMUAN PENELITIAN ...................................................... 59


A. Pola Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren Nurul
Falah ............................................................................................ 59
B. Bentuk Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren Nurul
Falah ............................................................................................ 60
C. Fungsi Pola Komunikasi di Pondok Pesantren Nurul Falah
Dalam Pembentukan Akhlak Santri ............................................ 61
D. Jaringan Komunikasi Formal di Pondok Pesantren Nurul
Falah ............................................................................................ 62
E. Pendukung dan Penghambat Dalam Pembentukan Akhlak
Santri ........................................................................................... 62
BAB V PEMBAHASAN ....................................................................... 67
A. Pola Komunikasi Organisasi Yang Diguankan Di Pondok
Pesantren Nurul Falah ................................................................. 66
B. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pembetnukan
Akhlak Santri di Pondok Pesantren Nurul Falah ........................ 71
BAB VI PENUTUP ............................................................................... 74
A. Kesimpulan ................................................................................ 74
B. Saran............................................................................................ 76

viii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kajian Pustaka ..................................................................... 8

Tabel 2.1 Fungsi Komunikasi .............................................................. 18

Table 3.1 Jadwal Harian....................................................................... 55

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran arus


informasi. Di mana komunikasi saat ini menjadi suatu hal yang
sangat penting karena segala sesuatu yang berkaitan dengan
kehidupan manusia selalu berhubungan dengan interaksi sosial
dikehidupan sehari-hari. Komunikasi menjadi efektif apabila
pesan dan informasi yang disampaikan dapat diterima dengan
jelas, kemudian terjadinya timbal balik (feedback) antara
komunikator dengan komunikan. “Komunikasi memberikan
sesuatu kepada orang lain dengan kontak tertentu atau dengan
memergunakan suatu alat. Banyak komunikasi terjadi dan
berlangsung tetapi kadang-kadang tidak tecapai kepada sasaran
tentang apa yang dikomunikasikan itu”.1

Namun beberapa faktor yang menjadi komunikasi itu tidak


berlangsung secara efektif. Salah satunya faktor yang
memengaruhi proses komunikasi tersebut bisa terjadi di dalam
diri (intern) ataupun dari luar (ekstern). Yang menjadi
karakteristik paling mendasar dari komunikasi adalah
pengaitannya atau hubungannya dengan perilaku (behavior).
Dalam kehidupan sehari-hari, proses komunikasi bisa terjadi di
lingkungan masyarakat, kelompok, maupun organisasi.
Keterkaitan di hampir seluruh lapisan masyarakat ini adalah
1
H.A.W. Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008) ,hal.5

1
2

berguna untuk mengatur dan memberikan sebuah informasi yang


kemudian dipahami oleh seluruh anggota yang terjalin hubungan
di dalamnya.

Salah satunya lembaga pesantren telah menjadi pusat kegiatan


keagamaan yang siap menampung semua kalangan dari berbagai
daerah dalam rangka menuntut ilmu agama dan pembinaan moral
maupun akhlak yang menjadi prinsip bagi pembangunan bangsa
yang religius. Pondok pesantren yang dijadikan tempat untuk
menuntut ilmu agama merupakan salah satu pilihan utama bagi
sebagian orang tua yang ingin melihat anaknya tumbuh menjadi
seseorang yang ahli AlQur’an maupun ahli dalam bidang ilmu
agama.

Dalam hal ini bentuk komunikasi yang memerlukan tindakan


yang sigap adalah komunikasi organisasi. Di dalam komunikasi
organisasi ada pola komunikasinya yang berjalan ke atas, ke
bawah, dan ke samping. Dalam hal ini maka ketika seorang
pimpinan yang menjadi penggerak atau pelopor suatu organisasi
tersebut harus mempunyai pola komunikasi yang terstruktur
untuk bisa mengatur dan memberikan pengarahan kepada
anggotanya, agar pesan yang disampaikan bisa dimengerti dan
dijalankan sesuai dengan keinginan bersama.

Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain yaitu


dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual
understanding). “Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam
3

kerangka referensi (frame of references) maupun bidang


pengalaman (field of experiences)”.2

Komunikasi organisasi menjadi sangat penting ketika suatu


keberhasilan bisa tercapai karena proses komunikasi yang
berlangsung di dalamnya, maka dapat terwujud dengan baik
tanpa ada halangan. Hal ini meliputi bentuk kerjasama yang
selaras antara pengurus organanisasi dengan para anggota yang
terlibat. Maka hasil dari dibentuknya suatu organisasi adalah
untuk meleburkan visi dan misi yang sama menjadi satu kesatuan
yang utuh untuk tujuan yang bermanfaat bagi semua pihak yang
mempunyai peran masing-masing di dalamnya. Dengan
demikian, dapat dikatakan terjadi kesinambungan yang terus
menerus untuk bisa melahirkan suatu bentuk adaptasi sosial yang
menekankan bahwa manusia sebagai makhluk sosisal memiliki
suatu dorongan untuk menjalin kerjasama yang bermanfaat
dengan orang lain disekitarnya, terlebih Pesantren yang
merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama maka
pentingnya suatu komunikasi yang dibangun antara guru atau
yang di sebut dengan Kyai, Ust dan lain sebagainya terhdap
santri.

Pola komunikasi organisasi yang digunakan dalam proses


belajar mengajar pondok pesantren merupakan alat yang efektif
untuk mensukseskan proses belajar, maka sangat diperlukan
komunikasi yang baik dan tepat sebagai pola komunikasi untuk

2
Redi Panuju, Komunikasi Organisasi dari Konseptual-Teoritis ke Empirik
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal.2.
4

meningkatkan semangat belajar santri. Kyai sebagai


(komunikator) santri sebagai (komunikan) selalu bertatap muka
serta berkomunikasi dengan baik guna mencapai tujuan untuk
membentuk santri yang Qur’ani dan berakhlaqul karimah pada
pondok pesantren Nurul Falah.

Hal yang menarik dari pondok pesantren Nurul Falah yang


telah lama berdiri adalah, membawa perubahan positif bagi santri
dan masyarakat sekitar dengan kegiatan keagaman diantaranya
pondok pesantren selalu melakukan kegiatan pengajian setiap
minggunya dan perayaan hari besar, dan selalu melibatkan
masyarakat di setiap kegiatnnya. Selain itu Pondok Pesantren
Nurul Falah juga berperan penting sebagai media untuk
memberikan ilmu agama terhadap santri. Pondok pesantren pula
melakukan komunikasi melalui kegiatan atau program dengan
mengajarkan ilmu agama diantaranya : menghafal AlQur‟an dan
kitab kuning, mewujudkan santri yang bertaqwa, dan hidup
mandiri.

Lokasi Pondok Pesantren Nurul Falah memiliki tempat yang


sangat strategis secara lokasi pesantren ini ada di Kampung
Gururudug, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sepatan, Kabupaten
Tangerang-Banten hal ini memudahkan warga untuk bisa saling
berkomunikasi antara kyai dan santri, serta di dalam pondok
pesantren Nurul Falah memeiliki struktural Organisasi pengajaran
yang memudahkan setiap pengajar untuk bisa menjalankan
tugasnya masing masing.
5

Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengetahui lebih


jelas bagaimana pola komunikasi organisasi di Pondok Pesantren
Nurul Falah, dengan kyai dan atau ustadz untuk melakukan
bimbingan kepada para santri agar terjadinya keselarasan dan ke
efektifan untuk meningkatkan kualitas kepercayaan diri dalam hal
pembentukan akhlak yang baik di lingkungan pondok pesantren,
maupun di luar pondok pesantren, maka peneliti bermaksud
untuk mengadakan penelitian ilmiah yang akan dibahas dalam
skripsi yang berjudul: “Pola Komunikasi Organisasi dalam
Pembentukan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Nurul Falah
Mekar Jaya Sepatan Tangerang”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini membatasi
masalahnya yaitu bentuk dan pola koumuikasi yang terjadi
antara pengasuh (kyai) dengan pengurus dan santri dalam
menerapkan pembentukan akhlak kepada para santri di
pondok pesantren nurul falah. Dan waktu yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tahun ajaran 2021-2022.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan diteliti dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana pola komunikasi yang digunakan Pondok


Pesantren Nurul Falah dalam pembentukan akhlak
santri?
6

b. Apa pendukung dan penghambat dalam pembentukan


Akhlak di Pondok Pesantren Nurul Falah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan
dalam pembentukan akhlak pada para santri di Pondok
Pesantren Nurul Falah.
b. Untuk mengetahui pendukung dan penghambat pola
komunikasi terhadap santri di Pondok Pesantren Nurul
Falah dalam pembentukan akhlak.
2. Manfaat Teoritis
Memberikan penjabaran secara detail mengenai pola
komunikasi organisasi yang terjadi di dalam Pondok
Pesantren Nurul Falah dalam pembentukan akhlak.

a. Menjelaskan penerapan pola komunikasi organisasi


yang seharusnya terjadi di dalam Pondok Pesantren
Nurul Falah dalam pembentukan akhlak pada santri
tersebut.
b. Menambah wawasan pengetahuan, dan pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya dalam hal komunikasi
dalam pembentukan akhlak.
3. Manfaat Akademik:
a. Menambah kajian ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi khususnya
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, tentang pola
7

komunikasi organisasi yang terjadi di sebuah yayasan


organisasi Islam.
b. Memberikan kontribusi nilai positif dalam bidang
Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya pada
konsep pola komunikasi organisasi yang terjadi di
sebuah yayasan organisasi Islam.
4. Manfaat Praktis :
a. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sebuah
organisasi Islam dalam menjalankan struktur
organisasinya untuk mencapai tujuan dan kegiatan
dalam menentukan keberhasilan pola komunikasi
antara para pengurus dengan santri dan para lulusan
santri.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa
terdapat sebuah pondok pesantren yang mempunyai
tujuan untuk memberikan pembinaan dalam
pembentukan akhlak para santrinya melalui pendidikan
yang layak untuk diterima.
c. Sebagai pemikiran dan pertimbangan bagi seorang
Kyai Pondok Pesantren atau pun dalam meningkatkan
aktifitas pembinaan santrinya dalam pembentukan
akhlak.
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, maka
peneliti melakukan kajian kepustakaan untuk meninjau peneliti
terdahulu, adapun beberapa literature terkait adalah sebagai
berikut:
8

Table 1.1
Kajian Terdahulu
No Nama Persamaan Perbedaan
Peneliti,
Tahun dan
Judul
1. Pola Keduanya Pada skripsi tersebut
Komunikasi membahas memilih siswa SDS
Guru Agama mengenai Jakarta Islamic School
Dalam pola sebagai subjek dan
Pembinaan komunikasi dilakukan penelitiannya
Akhlak Siswa dalam pada tahun 2016.
Sds Jakarta membentuk sedangkan peneliti
Islamic akhlak baik memilih Santri Nurul
School Joglo dan pada Falah untuk dijadikan
Jakarta Barat teori yang subjek Waktu penelitian
digunakan tersebut pada tahun 2022.
menggunaka
n teori pola
komunikasi.
2. Pola Kedua Pada skripsi tersebut
Komunikasi penelitian ini fokus pada pembinaan
Guru Agama menggunakan akhlak, sedangkan pada
dalam teori pola penelitian ini fokus dalam
Pembinaan komunikasi pembentukan Akhlak
Akhlak Siswa De Vito.
9

SMK Negeri
1 Pasuruan

Pola keduanya Adapun perbedaannya


Komunikasi berfokus terletak pada objek
Dakwah kepada pola yangmana dalam
dalam komunikasi penelitian tersebut
Membentuk yang dilakukan kepada remaja
Aqidah merubah di kelurahan Sidoda di
Remaja di objeknya Kedaton Bandar
Kelurahan menjadi Lampung, sedangkan
Sidodadi lebih baik pada penelitian ini
Kedaton lagi. memilih santri Nurul
Bandar Falah sebagai subjek
Lampung

E. Metodologi Penenlitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan
untuk memperoleh pemahaman yang otentik mengenai
pengalaman orang-orang, sebagaimana dirasakan orang
bersangkutan. Pada penulisan penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang sumber datanya diperoleh dari
hasil wawancara dengan narasumber dan dijelaskan dalam
bentuk kata-kata yang kemudian diteliti dari hasil data
pengamatan objek dan perilakunya.
10

2. Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Kantor Pondok
Pesantren Nurul Falah. Desa Mekarjaya Kec. Sepatan,
Kab. Tangerang 15520 Telp. (021) 5937 2241 HP.
081286337000.

b. Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung selama kurang lebih tiga
bulan, yaitu dari tanggal 08 Februari 2023 – 17 April
2023.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian utama
dalam komunikasi organisasi yang berperan aktif di
pondok pesantren, yaitu:
1) Kyai /Pengasuh
Kyai menjadi subjek terpenting dalam penelitian,
karena mempunyai peran yang netral dalam menjalankan
fungsi organisasi di pondok pesantren.
2) Ketua
Ketua pondok pesantren merupakan hal yang
terpenting dalam menjalankan komunikasi terhadap para
pengurus yang dimana menjadi penyambung komunikasi
dari kyai ke pengurus dan Ustadz.
11

3) Pengurus
Pengurus menjadi subjek dalam melaksanakan
pembinaan akhlak juga mengontrol peraturan yang ada
di pondok pesantren Nurul Falah.
4) Ustadz
Ustadz menjadi penengah dalam menjalankan fungsi
organisasi, karena pembentukan akhlak yang diberiakn
kepada santri, dilakukan oleh ustadz dengan berbagai
pendekatan.
5) Santri Pondok Pesantren
Santri merupakan pusat dari semua komunikasi yang
ada di organisasi mengalir kepadanya. Santri diberikan
pembentukkan akhlak melalui pimpinan, ketua, pengurus,
dan juga ustadz.

b. Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan diteliti ini adalah pada
komunikasi organisasi yang terjadi dalam menjalankan
pembentukan akhlak di pondok pesantren, antara Kyai,
ketua, pengurus, ustadz dengan santri, dan juga santri
dengan para pengurus pondok pesantren lainnya.

4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
12

a. Observasi
Observasi merupkan cara yang dilakukan oleh peneliti
dalam memperoleh data yang digunakan untuk memenuhi
kegiatan penelitiannya. Observasi dilakukan dengan
mengunjungi secara langsung tempat subjek penelitian
3
yang akan diteliti. Pengamatan yang dilakukan terjadi di
Pondok Pesantren Nurul Falah dengan melakukan
pengamatan kepada pimpinan dan pengurus pondok
pesantren serta santri yang berkaitan dengan pembentukkan
akhlak lainnya.

b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua
orang, melibatkan seorang yang ingin memperoleh
informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaanpertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.4
Wawancara ini dilakukan menggunakan bahasa iformal
atau percakapan yang biasa digunakan sehari-hari dan
bersifat sesuai dengan kondisi yang ada dilapngan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dengan
mencari dan mengumpulkan sumber data baik berupa foto
maupun catatan, buku, dan arsip-arsip tertulis lainnya
yang kemudian akan menjadi rujukan untuk kemudian
diteliti lebih lanjut. Dokumen-dokumen dapat

3
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), h.175.
4
Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal.180.
13

mengungkap bagaimana subjek mendefinisikan dirinya


sendiri, lingkungan, dan situasi yang dihadapinya suatu
saat, dan bagaimana kaitan antara definisi diri tersebut
dalam hubungan dengan orang-orang di sekelilingnya
dengan tindakan-tindakan.5

5. Teknik Pengolahan Data


Teknik Pemeriksa Data atau bisa disebut dengan
Triangulasi merupakan teknik yang dilakukan dalam
penelitian kualitatif yang berguna untuk mengecek sumber
data yang diperoleh dengan membandingkannya dari hasil
penelitian untuk memahami terjadinya perbedaan ada sumber
data yang diperolehnya.

“Menurut Lexy J. Maleong teknik Tringulasi data dapat


diperoleh melalui :

a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data


hasil wawancara.
b) Membandingkan apa yang dikatakan orang depan umum
dengan apa yang dilakukan secara pribadi.
c) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang
tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu.
d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorsng
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.

5
Ibid, hal. 195.
14

e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu


dokumen yang berkaitan.6
6. Teknik Analisis Data
Pada tahapan ini analisis menggunakan dalam bentuk
pengolahan data yang diperoleh menggunakan studi kasus.
Setiap analisis kasus mengandung data berdasarkan
wawancara, data berdasarkan pengamatan, data documenter,
kesan dan pernyataan orang lain mengenai kasus tersebut. 7
Semua hasil data yang diperoleh tersebut dituliskan di dalam
laporan penelitian yang terlebih dahulu di analisis sesuai
dengan kasus yang terjadi pada Pondok Pesantren Nurul
Falah.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini, mengacu pada buku
pedoman Penulisan Karya Ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun
2017.

BAB I PENDAHULUAN:
Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka
Pemikiran, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

6
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), hal.331.
7
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hal.202.
15

BAB II LANDASAN TEORI:


Komunikasi dan Ruang Lingkupnya: Pengertian dan Fungsi
Komunikasi, Jenis dan Bentuk Pola Komunikasi, Pengertian dan
Fungsi Komunikasi Organisasi, Jaringan Komunikasi Formal,
Pola Komunikasi Organisasi, Ruang Lingkup Akhlak dan
Jenisnya, Pembagian Akhlak: Pengertian Akhlak, Pola
Pembentukan Akhlak. Pondok Pesantren Nurul Falah, Santri, dan
Manfaat Pondok Pesantren.

BAB III GAMBARAN UMUM:


Profil Pondok Pesantren Nurul Falah, Sejarah Berdirinya,
Visi dan Misi, Tujuan Didirikan, Program-Program Pondok
Pesantren, Pola Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren,
Sturktur Organisasi Pengurus Pondok Pesantren.

BAB IV HASIL TEMUAN:


Temuan yang ditemukan selama penelitian di Pondok Pesantren
Nurul Falah
BAB V ANALISIS:
Analisis yang terjadi selama melakukan penelitian di Pondok
Pesantren Nurul Falah
BAB VI: PENUTUP
Kesimpulan dan Saran.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian dan Fungsi Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi

Secara etimologi kata komunikasi dari bahasa inggris


yaitu communication, berasal dari bahasa latin yaitu
communicare, yang artinya saling berpartisipasi dan
memberitahu. Kata communication juga bersumber dari
bahasa latin yaitu communication yang memiliki makna
sama dan kesamaan arti. “Pengertian komunikasi secara
etimologi ini memberipengertian bahwa komunikasi yang
dilakukan hendaknya dengan lambang atau bahasa yang
memliki kesamaan arti antara yang memberi pesan
dengan yang menerima pesan”.18

Sedangkan pengertian komunikasi secara terminology


adalah proses pertukaran informasi yang dilakukan oleh
seorang komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan media sebagai alat penunjang kefektifan
komunikasi dengan maksud dan tujuan tertentu yang
akhirnya akan menghasilkan effect yang diterima oleh
pelaku komunikasi tersebut.

Onong Uchjana Effendy memberikan definisi tentang


komunikasi sebagai berikut: “Proses komunikasi pada
1
Roudhonah, Ilmu Komunikasi(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hal. 19.

16
17

hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau


perasaan seseorang kepada orang lain. Pikiran bisa
merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang
muncul dari benaknya”.2

Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa pada


hakikatnya komunikasi merupakan suatu bentuk interaksi
antar individu melalui proses penyampaian bentuk
interaksi antar individu melalui proses penyampaian pesan
verbal dan nonverbal berupa ide, gagasan, opini, dan
berfokus memengaruhi tingkah laku individu agar tercapai
tujuan bersama. Dalam proses komunikasi, media juga
sangat berperan penting dalam menunjang keefektifan
komunikasi, dalam hal ini bagaimana komunikator
memanfaatkan media untuk kemudian menyampaikannya
kepada komunikan.

b. Fungsi Komunikasi

Wiburn Schramm berpendapat bahwa fungsi


komunikasi dapat dilihat aspek komunikator dan
komunikan yaitu :

2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 11.
18

Tabel 2.1
Fungsi Komunikasi

NO KOMUNIKATOR KOMUNIKAN
1 Informasi Pemahaman
Mendistribusikan Menerima dan memahami
informasi yang dimiliki informasi yang didapat untuk
keseluruh khalayak. di proses lebih lanjut.
2 Pendidikan Kesediaan Belajar
Memberikan arahan Mendapatkan pembelajaran
kepada lapisan masyarakat dari pengalaman hidup
bahwa pentingnya tugas tentang pentingnya mengerti
dan kewajiban yang arti kehidupan.
dimilikinya.
3 Menginspirasi Menikmati
Memberikan hiburan Melupakan sejenak
untuk masyarakat agar permasalahan untuk
bisa terus menyegarkan kembali
mengembangkan ide-ide pemikirannya.
kreatif.
4 Memengaruhi Memutuskan
Menjabarkan pendapat Berhak mempunyai
untuk kemudian keputusan untuk menerima
memperoleh keyakinan atau menolak sesuatu sesuai
dari ketentuan sikap dan dengan norma masyarakat.
pendapat.
19

Dari uraian diatas terdapat perbedaan fungsi


komunikasi memiliki unsur timbal balik antara
komunikator dan komunikan sesuai norma3

2. Pengertian Pola Komunikasi


Pengertian Pola komunikasi diartikan sebagaiman dan
penerimaan cara yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua
macam, yaitu pola yang berorientasi pada konsep dan pola
yang berorientasi pada sosial yang mempunyai arah
hubungan yang berlainan.
Pola komunikasi adalah suatu gambara yang sederhana
dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara
satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya . Pola
Komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan
dua orang atau lebih dalam proses pengiriman, dan
penerimaan cara yang tepatsehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami4 Berdasarkan paradigma Laswell, Efendy
(1994) membedakan proses komunikasi menjadi 2 (dua)
tahap, yaitu proses komunikasi secara primer (primary
person) dan komunikasi secara sekunder (secondary person)
atau dikenal sebagai perspektif mekanistik.
Bentuk perspektuif lainnya dalam proses komunikasi
adalah perspektif psikologi, yaitu yang terkait dengan
komponen komunikasi, seperti enkoding dan decoding yang
memungkinkan terjadinya komunikasi antara komunikator
3
Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 53.
4
http://www.psychologymania.com/2013/08/pengertian-pola-komunikasi.html
20

dan komunikan. Berikut penjelasannya. (Musa Hubeis dkk,


2012: 34-36):
3. Jenis dan Bentuk Pola Komunikasi
a. Jenis Pola Komunikasi
Pola komunikasi yang akan dibahas dalam skripsi ini
adalah membahas tentang bentuk-bentuk pola komunikasi
yang terjadi di dalam sebuah organisasi.
Jenis pola komunikasi terdiri dari tiga jenis,
diantaranya:
1) (One Way Communication) Pola komunikasi satu arah
Pola komunikasi ini terjadi melalui proses
penyampaian pesan antara seorang komunikator
kepada seorang komunikan terjadi hanya satu arah
dan tidak terjadi feedback dari komunikan, karena hal
ini mereka hanya sebagai pendengar.

2) (Two Way Communication) Pola komunikasi dua arah


Pola komunikasi dua arah merupakan proses
komunikasi adanya feedback antara seorang
komunikator dengan seorang komunikan dalam
penyampaian pesan. Pada proses tersebut komunikan
dapat memberikan pesan. Komunikan bisa
memberikan kritik ataupun gagasan ide lainnya
kepada komunikator agar bisa diproses kembali.

3) (Multiple Way Communication) Pola komunikasi


multi arah
21

Pola komunikasi ini merupakan penggabungan


antara pola komunikasi dua arah yang proses nya
terjadi di dalam satu kelompok besar, seorang
komunikator bisa saling bertukar pikiran dengan
seorang komunikan yang lain dan begitu juga
sebaliknya dapat menghasilkan suatu gagasan baru.

b. Bentuk Pola Komunikasi


Pola komunikasi organisasi adalah merupakan
bentuk komunikasi formal yang terstruktur secara
sistematis melalui arah aliran pesannya yang terjadi
tergantung struktur hierarki organisasi tersebut.
Struktur organisasi tersebut dipengaruhi oleh pola
aliran informasi yang diterapkan melalui jenis pola
komunikasi yang sesuai dengan sistem kerja.

Kefektikan pola komunikasi organisasi dilihat dari


apakah semua unit di dalam organisasi itu bergerak
sesuai dengan perintah dari atas, atau berjalan tanpa
adanya perintah yang digerakkan oleh anggota sesuai
dengan kewajibannya masing-masing.512Terlihat
bahwa pola komunikasi organisasi lebih
menitikberatkan bahwa kekuatan sentralisasi dari
pimpinan organisasi bisa berpengaruh kepada
hidupnya suatu organisasi, dibandingkan dengan tidak
adanya pimpinan yang berpusat yang mengakibatkan
5
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan
Praktek (Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,
2008), hal. 58.
22

tidak efektifnya pola komunikasi organisasi tersebut


berjalan dalam meningkatkan kinerja dan
permasalahan internal.

Menurut Joseph A. Devito yang dikutip Abdullah


Masmuh dalam buku “Komunikasi organisasi dalam
perspektif teori dan praktek” menyebutkan 5 bentuk
aliran pola komunikasi yang terdapat dalam sebuah
arah jaringan informasi di dalam sebuah organisasi
yaitu:

1) Pola Lingkaran

B C

D E

Gambar 2.1 Komunikasi dengan Pola Lingkaran

Pola ini seluruh anggota dapat berkomunikasi


dengan anggota lainnya, mereka memiliki kekuatan
untuk memengaruhi kelompoknya, namun tidak
memiliki pimpinan yang jelas.
23

2) Pola Roda
A

C B D

E
Gambar 2.2 Komunikasi dengan Pola Roda

Pola ini berbeda dengan pola lingkaran. Pola roda


ini memiliki pimpinan yang jelas sehingga kekuatan
pimpinan berada pada posisi sentral dan berengaruh
dalam penyampaian pesannya semua informasi
berjalan harus terlebih dahulu disampaikan kepada
pimpinan

3) Pola Y

A B

Gambar 2.3 Komunikasi dengan Pola Y


24

Pola Y memiliki pimpinan yang jelas dalam proses


aliran informasi. Seluruh anggotanya terlibat di dalam dapat
mengirimkan dan menerima pesan dengn yang lainnya.

4) Pola Rantai

A B C D E
Gambar 2.4 Pola Komunikasi Rantai

Pola ini memiliki lima tingkatan yang disebut dengan


komunikasi ke atas (upward) dan komunikasi ke bawah
(downward) yang aliran informasinya terjadi dari atas dan ke
bawah begitu juga sebaliknya.

5) Pola Semua Saluran/ Bintang

C B

D E

Gambar 2.5 Komunikasi dengan Semua Saluran/ Bintang


25

Pola ini merupakan gabungn pengembangan dari pola


lingkaran yang mana terjadi interaksi timbal balik antara
anggota tanpa mengenal siapa yang menjadi pimpinan
sentralnya.

4. Pola Komunikasi Organisasi

Dari pembahasan diatas dapat dijabarkan secara


mendalam mengenai pola komunikasi organisasi yang
merupakan bentuk komunikasi formal yang terstruktur
secara sistematis melalui arah aliran pesan yang terjadi.
Struktur organisasi dipengaruhi oleh pola aliran informasi
yang diterapkan melalui pola komunikasi yang sesuai
dengaan sistem kerja. Keefektifan pola komunikasi
organisasi dapat dilihat apakah semua unit di dalam
organisasi tersebut bergerak sesuai perintah di atas atau
berjalan tanpa adanya perintah yang digerakkan oleh
anggota sesui dengan kewajiban masing-masing.

Terlihat bahwa pola komunikasi organisasi


menitikberatkan kekuatan sentralisasi dari pimpinan yang
bisa berpengaruh kepada hidupnya organisasi,
dibandingkan dengan tidak adanya pimpinan yang
mengakibatkan tidak efektifnya pola komunikasi
organisasi tersebut berjalan dala meningkatkan kinerja
dan permasalahan internal.
26

5. Fungsi Komunikasi Organisasi


Komunikasi organisasi sangat berkaitan erat dengan
kefektifan komunikasi yang jelas antar sesama individu
yang terjalin, terutama dalam infromasi yang diterima dan
ditafsirkan. Pesan tersebut memiliki pola aliran informasi
yang berkembang, dalam hal ini komunikasi organisasi
yang berjalan mempunyai fungsi dalam memberikan
tanggung jawab formal terhadap proses penyebaran
informasi. Mekanisme fungsi organisasi pun meliputi
perencanaan, pengambilan keputusan, kontrol,
pengawasan, koordinasi, dan evaluasi yang terjadi pada
tahap akhirnya.

Berkaitan dengan fungsi tersebut Brent D. RaRuben


berpendapat yang dikutip oleh Nurani Soyomukti fungsi
komunikasi organisasi yang sang penting yaitu berfungsi
untuk mengooordinasikan seluruh aktivitas individu,
kelompok, dan unit-unit yang terkait di dalamnya. Setelah
koordinasi terjalin dengan baik maka akan terjadi arus
timbal balik (two-way flow information) antara organisasi
dan lingkungan eksternal yang berada di luar
organisasi.6

Secara keseluruhan fungsi komunikasi memiliki


beberapa fungsi dalam proses organisasi, dianatarnya:

6
Nuraini Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), hal. 180.
27

1) Fungsi Produksi dan Pengaturan


Dalam hal ini hubungan penyelesaian pekerjaan
untuk mencapai tujuan meliputi saran dan tujuan,
menentukan standar hasil prestasi yang dicapai, serta
memberikan sebuah arahan kepada semua anggota
dalam mengembangkan tugas-tugas organisasi.

2) Fungsi Pembaharuan
Fungsi ini membuat organisasi menjadi lebih bisa
beradaptasi dengan prubahan yang terjadi di dalam
lingkungan. Pembaharuan terjadi dalam bentuk pesan
yang disampaikan yang bertujuan untuk memecahkan
masalah yang ada.714

3) Fungsi Pemasyarakatan/ Pemeliharaan


Terjadinya hubungan antar pribadi berupa
pengalaman dalam organisasi tersebut.
Komunikasi sosial yang terjadi meliputi informasi
yang mendukung hubungan individu dengan
lingkungan fisik dan manusia.

4) Fungsi Tugas
Fungsi ini mencakup pemberian informasi
kepada semua anggota dalam melaksanakan tugas
secara efesien. Pesan yang disampaikan

7
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan
Praktek (Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,
2008), hal. 74.
28

berhubungan dengan output sistem yang ingin


dicapai oleh sebuah organisasi.

5) Fungsi Perintah
Fungsi ini untuk memengaruhi anggota yang
lain dengan cara memperbolehkan anggota
menerima, menafsirkan serta bertindak sesua
printah yang diterima. Hasilnya terlihat adanya
sejumlah anggota yang saling bergantungan
dengan organisasi tersebut.

6) Fungsi Relasional
Fungsi ini berfokus kepada pentingnya sebuah
keterampilan dalam hubungan sesama aggota.
Dapat dikatakan bahwa komunikasi
memperbolehkan anggota membuat hubungan dan
mempertahankannya yang memengaruhi secara
langsung.

7) Fungsi Manajemen Ambigu


Dalam fungsi ini komunikasi berperan penting
untuk mengatasi ketidak jelasan yang terjadi dalam
organisasi. Biasanya muncul karena banyaknya
pilihan yang harus diambil, maka dari itu anggota
bisa saling berinteraksi dan memberikan solusi
29

terbaik untuk membangun lingkungan dan


memahami situasi baru yang di alami.8

B. Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak


1. Pengertian Akhlak dan Jenisnya
a. Pengertian Akhlak

Dapat dilihat dari segi bahasa, kata akhlak yang


berasal dari Bahasa Arab da telah diserap ke dalam
Bahasa Indonesia. Yang dalam Bahasa Arab kata akhlak
merupakan jama’ kata khuluqun yang mengandung arti:

1) Tabi’at, yaitu sifat yang telah terbentuk dalam


diri manusia tanpa dikehendaki (tanpa
kemauan) atau tanpa diupayakan (tanpa
usaha).
2) Adat, yaitu sifat dalam diri manusia yang
diupayakan (berusaha) melalui latihan yakni
berdasarkan keinginan.
3) Watak, jangkauannya meliputi hal yang
menjadi tabi’at dan hal yang diupayakan
sehingga menjadi adat kebiasaan.

Secara singkat kata akhlak yang berarti kesopanan


dan agama (budi pekerti). Ibnu Miskawaih berpendapat
tentang akhlak yang dikutip Muhammad Fauqi Hajja
dalam buku Tasswauf Islam dan Akhlak yakni akhlak
bertujuan untuk seluruh manusia agar bisa menjalankan
8
Masmuh, Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek, hal. 77.
30

perilaku dalam kehidupan dengan baik santun tanpa


tekanan yang dialaminya. Akhlak sangat erat kaitannya
dengan moralitas yang sudah tertanam dalam diri semua
manusia yang menjadi karakter dalam kehidupannya 9 .

Menurut Ibnu Taimiyah, akhlak berkaitan erat


dengan iman, karena iman terdiri dari beberapa unsur
berikut ini:

1) Berkeyakinan bahwa Allah adalah Sang


Pencipta satusatunya, Pemberi rezeki dan
Penguasa seluruh kerajaan.
2) Mengenal Allah dan meyakini bahwa Dia yang
patut disembah.
3) Cinta kepada Allah melebihi segala cinta
terhadap semua makhluk Nya.
4) Cinta hamba kepada Tuhannya akan
mengantarkannya pada tujuan yang satu, yaitu
demi mencapai ridha Allah SWT. 10

Pembentukan akhlak terjadi melalui proses yang


panjang. Pembentukan akhlak bisa terjadi melalui
kegiatan ibadah yang rutin dijalankan oleh para lembaga
islam yang konsen membentuk anak didiknya menjadi

9
Muhammad Fauqi Hajjaj, Tassawuf Islam dan Akhlak (Jakarta:Amzah, 2011),
hal. 234.
10
Chairul Akhmad. “Ensiklopedi Akhlak Nabi SAW: Definisi Akhlak”, artikel
diakses pada 17 februari 2023 dari http://www.republika.co.id/berita/dunia-
islam/khazanah/12/10/19/lxzga4-ensiklopedi-akhlak-nabi-saw-definisi-
akhlak.html
31

pribadi yang berakhlak mulia, tetap berpegang teguh


terhadap ajaran Alquran dan tuntunan hadist Rasulullah
SAW.

Dari semua pengertian dan pendapat yang


mendefinisikan akhlak, maka dapat di peroleh bahwa
akhlak pada hakikatnya merupakan bagian dari kehidupan
manusia yang mengarah kepada tingkah laku yang
cakupannya bersifat sosial untuk bisa memahami seperti
apa perbuatan yang baik dan buruk itu dan bisa
mengambil segi positifnya. Akhlak sangat berhubungan
dengan etika. Ketika akhlak muncul dalam perbuatan
kehidupan, maka etika juga akan hadir di dalam hati
nurani yang timbul bukan dari unsur keterpaksaan,
melainkan dari norma-norma yang sudah tertanam dalam
diri seorang sesuai dengan kaidah yang dipegang
teguhnya.

b. Jenis Akhlak

Jenis akhlak terbagi menjadi dua yaitu akhlak terpuji


(akhlak mahmudah) dan akhlak tecela (akhlak
madzmumah).

1) Akhlak Terpuji (Akhlak Mahmudah) akhlak yang


berada dalam control diri iman yang membawa
nilai-nilai positif bagi masyarakat yang tercermin
dari keimanan seseorang. Contoh sifat akhlak
terpuji adalah jujur, pemaaf, amanah, sabar, adil,
32

bersyukurmenepati janji, malu, pemurah. Allah


SWT berfirman dalam surah An-Nisaa ayat 36:

‫ِ ِذى ِي ِت ِ ِلس ِك ي‬
‫ِ ِن‬ ‫و ب‬ ‫ِك ِوا ِي و ِبا ِلن اح سا‬ ‫واعبِ ِدوا ِِِ و‬
‫ا ِلقِ ِر مى وا ِل ِم‬ِ‫ن‬ ‫ِب ِه ـ ِوا ِل‬ ِِ ‫لال‬
‫وا‬ ‫ا‬ ‫ِد ِي‬ ‫لت‬
‫ِبى‬ ِ ‫ش ِر‬
ِ
‫اش‬
‫ت‬ ‫ِ جار جنِ وال صا ب ج وا ِب ِِِل ِ م‬ ‫ذى‬ ‫وا ِلجار‬
‫ِ ِبا ِِ ِن ال ِ ما ل ا ي‬
‫ِ ِم‬ ِ ِ ‫ِ ب‬ ‫ل ا ل‬ ِ ِ
‫ا لق ِر‬
‫ي و ِ انِ ك‬
ِ ‫ح ِل‬ ‫وا‬ ‫ِبى‬
ِ
‫ن‬
‫ِم‬ ‫ك‬ ‫س ِب‬
‫ب‬
‫ا ِِِ ي ِح م كان‬ ‫ِ م ِخت ِا ِِل فِ ِر‬
ِ ‫ِِ لال ب ِل‬ ِِ
‫ن‬ ‫ن‬ ‫ا‬
ِ‫خ‬
‫و‬

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu


mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu
miliki, sungguh Allah tidak menyukai orang
sombong dan membanggakan diri”.

Akhlak terpuji memiliki peranan yang


sangat penting di dalam kehidupan masyarakat.
Akhlak ini juga muncul sebagai respon rasa jiwa
sosial yang tinggi dan peka terhadap lingkungan
untuk membantu terhadap sesama tanpa adanya
unsur mengharapkan sesuatu.

2) Akhlak Tercela (Akhlak Madzmumah)

Akhlak tercela adalah akhlak yang diluar


batas control dari keimanan seseorang dan dapat
33

membawa dampak negative bagi orang lain dan


berakibat buruk bagi diri sendiri. Sifat akhlak
tercela ini yaitu sombong, pemarah, bohong,
dengki, kikir, takkabur, buruk sangka, dendam,
fitnah, riya. Allah SWT telah mengingatkan untuk
34

menjauhkan sifat-sifat tercela, Allah SWT


berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 12:

‫ِ’ن و ِِل ِ ِِ ِغت ِب‬ ‫ِِِض ال‬ ‫’من‬ ‫جتِ ِي‬ ِ‫يِِا ِ ِِي ِها ا ِمن‬
‫اثِ ت ِ ِج وا ل‬ ‫ِ ’ن‬ ‫ال‬ ‫ِ ِرا‬ ‫ن‬ ‫الِِ ِذ ِين وا ا‬
‫س س و‬ ‫ِمظ‬ ‫ا ِِن‬ ‫ِ ك ِث‬‫ب‬
‫ِعظ‬ ‫ِوا‬
ِِ ‫ِا ت‬ ‫وات‬ ِ ‫هت‬ ِ ِ ‫ِح ِم م‬ ِ‫ب أ‬ ‫ِعض ِك مِ ِب ِع ضا‬
‫واب‬ ‫ن‬ ‫ِ ِق‬ ‫ِم‬ ‫ا ِ ِخ يت ر‬ ‫ا ِ ِح ِد ِك‬ ‫ا ِي‬
‫ِِِ ِِِلال‬ ‫ِوا‬ ‫ِو‬ ِ ‫ِي ِه ِا‬ ‫ِك ِم ِل‬ ِِ
‫لال‬ ‫ِه‬ ‫ك‬ ‫ا ِ ِن‬ ‫ح‬
‫ر ِح ِي ِم‬

“wahai orang-orang beriman! Jauhilah


banyak prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari
kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara
kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada di antara kamu yang suka memakan
daging saudaramu yang sudah mati? Tentu kamu
merasa jijik . dan bertakqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Maha
Penyayang”.

Akhlak tercela ketika seseorang tidak


mematuhi setiap ajaran yang sudah tertuang dalam
Al-quran dan hadits. Akibatnya banyak yang
merugi baik dalam kehidupan sosial maupun
dalam berhubungan dengan Allah SWT. berbeda
dengan terpuji, akhlak ini termasuk akhlak yang
sangat disukai Allah SWT.

Pembentukan akhlak terpuji (mahmudah)


terjadi melalui proses panjang, pembentukan
akhlak bisa terjadi melalui kegiatan ibadah yang
rutin dijalankan oleh para lembaga islam yang
konsen membentuk anak didiknya menjadi pribadi
35

yang berakhlak mulia, berpegang teguh terhadap


ajaran Al-quran dan hadits Rasulullah SAW.

2. Pembagian Akhlak Islami

Menurut Qraish Shihab, akhlak islami tidak dapat


dikaitkan dengan sifat lahiriah, melainkan akhlak islami
yang menjadi tolak ukurnya adalah ketentuan yang telah
ditetapkan Allah SWT dalam Al-quran, karena pada
dasarnya apa yang sudah dinilai baik oleh Allah maka
dasarnya pun juga baik. 1118

Berdasarkan dengan kehidupan sehari-hari


pembagian akhlak dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu:

a. Akhlak terhadap Allah SWT

Akhlak yang wajib dilakukan oleh manusia


terhadap Tuhannya yaitu Allah SWT karena telah
menciptakan manusia dan terlahir di muka
bumiuntuk beribadah kepada-Nya. Manusia yang
terlahir dimuka bumi sudah dianugerahi panca
indera yang sempurna agar bisa mengetahui mana
yang baik dan buruk untuk segera ditinggalkan.

Allah SWT memuliakan manusia dengan


memberikan kesempatan untuk menguasai daratan
dan lautan agar bisa dimanfaatkan sebagai

11
Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an(Bandung:Mizan, 1996), h. 261.
36

kelangsungan hidup. Maka atas dasar bentuk rasa


syukur nikmat dan anugerah yang diberika Allah
SWT, manusia wajib berakhlak islami kepada-
Nya.12

b. Akhlak terhadap Rasulullah SAW

Akhlak terhadap Rasulullah SAW


merupakan kewajiban dasar bagi umat muslim
sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah
SWT, bahwa nabi Muhammad SAW merupakan
nabi yang diutus oleh Allah SWT sebagai pemberi
arah jalan manusia menuju kebenaran dalam
tuntunan islam. Perilaku akhlak yang dapat kita
lakukan kepada Rasulullah SW adalah dengan
mengucapkan shalawat dan salam kepada
Rasulullah SAW ketika selesai shalat maupun
dalam keadaan terjaga lainnya. Selain itu menaati
dan menjalankan sunnah yang telah diajarkan juga
merupakan hal yang sangat dicintai oleh
Rasulullah SAW.

c. Akhlak terhadap Orang Tua

Merupakan kewajiban yang sudah


diajarkan dalam ajaran islam dan hdist.
Bahwasannya berbakti kepada kedua orang tua

12
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010),
hal. 150.
37

diwajibkan bagi setiap manusia, karena orang tua


yang sudah membesarkan dan mendidik anak
disaat kecil sampai dewasa. Mereka mengasihi dan
juga mengajarkan anak untuk menjadianak yang
bermanfaat dan patuh terhadap ajaran agama
islam.

Bentuk akhlak seorang anak terhadap


orang tua diantaranya yaitu berbakti,
melaksanakan semua nasehat dan perintah yang
telah diberikan orang tua. Menjaganya dengan
punh keikhlasan serta kesabaran ketika mereka
sudah tua dan banyak kekurangan, serta
memberikan kasih sayang.
d. Akhlak terhadap sesama Manusia

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak


lepas dari antar individu yang lain. Di dalam
interaksi sosialnya sering terjadi kesalahpahaman
yang bisa mengakibatkan ketidakharmonisan.
Dengan itu akhlak terhadap sesama manusia
memiliki peranan penting dalam menjaga
hubungan baik kekerabatan antar sesama, dan
tidak saling menggunjing seseorang dan
menyesuaikan dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
38

e. Akhlak terhadap Lingkungan


Akhlak terhadap lingkungan berarti
menjaga dan merawat semua ciptaan Allah SWT
yang sudah dianugerahi kepada manusia berupa
alam dan semestanya meliputi tumbuhan, hewan,
maupun benda-benda yang tidak bernyawa
sekalipun. Jika terjadi kerusakan pada alam
merupakan tanggung jawab manusia dan juga
menjadi jawaban atas kerusakan dari diri manusia
itu sendiri. Artinya manusia pada dasarnya
dituntut untuk mampu menghargai proses-proses
yang sedang berlangsung di alam.1320

3. Pola Pembentukan Akhlak


Pola ini meliputi berbagai usaha untuk melakukan
sebuah perubahan dalam meningkatkan nilai-nilai islami
yang ada di dalam jiwa santri untuk menyempurnakan
watak dan perilaku menjadi lebih baik dengan program
yang dijalankan. Pola ini efektif meliputi program yang
diterapkanuntuk mengetahui sejauh mana hasil yang telah
tercapai, diantaranya yaitu:

1) Mengevaluasi semua kegiatan yang sudah


dijalankan untuk mencari hasil akhir apakah
terjadi perubahan secara signifikan ataupun terjadi

13
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010),
hal. 153.
39

kekurangan yang harus segara kembali


dikembangkan
2) Mendalami kondisi psikologis setiap individu
yang kemudian diberikan materi berupa
pembelajaran seperti penalaran dan pemikiran
yang bersinggungan dengan perilaku sehari-hari.
3) Menjalankan metode yang telah dikembangkan
agar bisa diserap dan mudah dipahami melalui
materi program yang sudah disusun secara
berkala.
4) Menentukan dan menerapkan semua kebutuhan
baik jasmani maupun rohani yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban setiap individu.
C. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren terdiri dari dua kata yang terdiri
dari kata “pondok” dan “pesantren”. Pondok berarti
kamar, rumah kecil, gubuk, dalam bahasa Indonesia
dengan menekankan kesederhanaan bangunannya. Ada
juga yang berpendapat bahwa pondok berasal dari kata
“funduq” yang berarti ruang tempat tidur, hotel atau
wisma sederhana. Karena pondok secara umumnya
memang merupakan tempat penampungan sederhana bagi
para pelajar yang jauh dari tempat asalnya. 14

14
Nining Khairotul Aini, Model Kepemimpinan Transformasional Pondok
Pesantren (Surabaya: CV Jakad Media, 2021), hal. 73.
40

Secara terminilogy istilah pondok sebenarnya berasal


dari bahasa Arab “funduq” yang berarti ruang tidur,
rumah penginapan, dan asrama atau wisma sederhana.
Menurut Sgrada Poerbawaktja pondok adalah salah satu
tempat pemondokan bagi para pemuda-pemudi yang
mengikuti pelajaran-pelajaran agama Islam.15 adapun
istilah pesantren berasal dari kata santri. Kata “santri”
juga merupakan penggabungan antara dua suku kata sant
(manusia baik) dan tra (suka menolong), sehingga kata
pesantren dapat diartikan sebagai tempat mendidik
manusia yang baik.16 23

Pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama


pendidikan Islami tradisonal dimana para siswanya
tinggal bersama dan belajar ilmu-ilmu keagamaan
dibawah bimbingan seorang kyai. Asrama untuk para
santri berada dalam komplek pesantren dimana tempat
tinggalnya kyai. 1724

Menurut para ahli pengertian pesantren terbagi


menjadi beberapa pendapat yaitu:

Djamaluiddin, pondok pesantren adalah lembaga


pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh
15
Adnan Mahdi, “Sejarah Peran Pesantren Dalam Pendidikan di Indonesia”.
Islamic Review, Vol. II, No. 1 (2013), hal. 3.
16
Hadi Purnomo, Menejemen Pendidikan Pondok Pesantren (Yogyakarta:
Bilndung Pustaka Utama, 2017), hal. 23.
17
Herman, “Sejarah Pesantren di Indonesia”, Tadrib Vol. VI, No. 2 (2013),
hal. 50.
41

masyarakat sekita, dengan sistem asrama yang santrinya


menerima pendidikan gama melalui sistem pengajian dan
madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kedaulatan
dan kepemimpinan seorang kyai.18

Masthutu, menyatakan bahwa pesantren itu


merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk
mempelajari, mendalami, memaami, mengamalkan, dan
menghayati ajaran Islam dengan menekankan pentingnya
moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

Piegud dan De Graagf, menyatakan bahwa pesantren


adalah lembaga pendidikan Islam nomor dua setelah
masjid sebagai tempat penyiaran agam Islam di Indonesia

A Mukti Ali, pondok pesantren merupakan salah satu


lembaga pendidikan Islam yang didalamnya terdapat
seorang kyai yang mengajar para santri dengan sarana
masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan
pendidikan tersebut.1925

Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka dapat


disimpulkan bbahwa pondok pesantren merupakan suatu
tempat perkumpulan para santri yang ingin menimbah
ilmu agama kepada seorang kyai, guna mempersiapkan
diri untuk menciptakan perilaku yang baik dan menjadi
seorang yang alim dan bertaqwa kepada Allah SWT.

18
Purnomo, Op. Cit., hal. 27.
19
Purnomo, Op. Cit., hal. 28.
42

sebagaimana telah tercantum di dalam surah Ad-Dzariyat


ayat 56 Allah SWT berfirman:

‫ا ل ِي ِعبِ ِد ِو ِن‬ ِ ‫وا‬ ‫و ِما خ‬


ِِِ ‫لِ ا ِل ِ ِِل‬
‫س‬ ‫ِ ل‬
‫ِ جنت ن‬
‫ق‬

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia


melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”.

Dari ayat diatas menjelaskan tujuan utama


diciptakan manusia hanya untuk beribadah dan bertaqwa
kepada Allah SWT. oleh sebab itu didalam pondok
pesantren mengajarkan ajaran-ajaran Islam yang mana
dapat membawa para santrinya agar memiliki
pengetahuan yang luas mengenai ajaran Islam dan
perintah Allah yang patut untuk dikerjakan, sehingga
menjadikan makhluk yang lebih dekat kepada sang
penciptanya.

Jadi dapat dismpulkan bahwa pondok pesantren


merupakan salah satu lembaga pendidik Islam yang di
dalamnya bertujuan untuk mendidik anak didiknya
menjadi seorang yang paham agama dan sebagai da’I di
masa yang akan datang.

a. Manfaat Pondok Pesantren


Adapun manfaat didirikan Pondok Pesantren
adalah sebagai berikut :

1. Kiprah pesantren dalam berbagai hal sangat dirasakan


oleh masyarakat salah satu yang menjadi tokoh utama
43

adalah santri. Selain pembentukan kader ulama juga


dapat mengembangkan keilmuan Islam.
2. Memakmurkan dan mensejahterakan fungsi sebuah
masjid yang berada di lingkungan dengan
mengedepankan sebagai pusat ibadah Islam dan
kebudayaan tentang Islam.
3. Membangun moral (akhlak) karena sangat penting
bagi santri sebagai bekal kehidupannya, bukan hanya
hard skill atau kecerdasan intelektual yang dibutuhkan
melainkan untuk mencapai kesuksesan membutuhkan
moral yang kuat dan baik dalam menghadapi keadaan.
b. Pengertian Santri
Menurut C.C Berg kata santri berasal dari bahasa
India, shastri, yaitu orang yang tahu buku-buku suci
agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci
agama Hindu.2026 Sedangkan menurut Nurcholish
Majid, asal usul kata “santri” dapat dilihat dari dua
pandangan. Pertama, kata santri berasal dari bahasa
sansakerta “sastri” yang artinya melek. Kedua,
berpendapat bahwa “santri” berasal dari bahasa Jawa
yang artinya seseorang yang selalu mengikuti seorang
guru kemanapun ia pergi.21
Menurut pengertian yang dipakai dalam
lingkungan pesantren, seorang alim hanya bisa disebut

20
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional
Di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 18.
21
Dhofier, Op. Cit, hal. 88-89.
44

kyai bilamana memiliki pesantren dan santri yang


tinggal dalam pesantren untuk mempelajari kitab-kitab
klasik. Oleh karena itu santri merupakan elemen
penting dalam satu lembaga pesantren. Dari beberapa
definisi kata santri dapat kita simpulkan bahwa santri
merupakan seseorang yang mempelajari ilmu agama
secara ikhlas untuk mencari ridho Allah SWT.

Kedekatan santri dengan para pengajar atau ustadz


dalam proses mendalami ilmu agama sangat memiliki
kedekatan batin. Santri sangat patuh terhadap semua
yang diajarkan kepadanya. Pada dasarnya, santri
diwajibkan untuk hidup secara sederhana, dan tidak
dianjurkan untuk hidup secara berlebihan. Santri juga
diwajibkan untuk memiliki sifat jiwa sosial yang
tinggi, dimana sangat diwajibkan untuk membantu
sesama saudara muslim dengan gotong royong.

c. Pola Pembentukan Akhlak Santri Pondok


Pesantren

Pola ini merupakan cara yang digunakan untuk


merubah kepribadian yang ada didalam diri santri
melalui berbagai pendekatan. Dapat kita ketahui
terdapat tiga pendekatan utama yang dilalui yaitu:
1) Melalui pendekatan agama
Dengan menanamkan nilai keimanan dan
ketaqwaan di dalam diri santri bisa mrubah sifat
45

dan perilaku secara perlahan. Pendekatam melalui


agama bisa melalui menerapkan shalat 5 waktu,
mengaji, sebagai wujud untuk memberikan contoh
teladan untuk berubah.
2) Melalui pendekatan lingkungan

Pendekatan ini merupakan hal yang sangat


memengaruhi perubahan sikap akhlak santri.
Lingkungan yang harus di kembangkan adalah
lingkungan keluarga. Karena keluarga merupakan
interaki awal dimana seseorang membentuk
kepribadian yang mendasar. Di dalam keluarga
dilakukan berbagai cara dan upaya diantaranya
membuka diskusi tentang permasalahan yang terjadi
didalam keluarga, serta penyelesaian solusinya secara
kekeluargaan juga.lingkungan masyarakat juga
berperan besar untuk merubah akhlak yang ada di
dalam diri santri. Mengambil hal positif bisa menjadi
sebuah pendekatan yang bermanfaat.

3) Melalui pendekatan pribadi


Pendekatan ini secara langsung kepada santri
dengan memberikan motivasi, santri selalu diajarkan
untuk selalu berpikir positif dalam menyikapi suatu
hal yang terjadi. Pengendalian emosi juga menjadi
peran penting agar bisa menjaga dan menempatkan
diri sesuai dengan tempatnya. Selain itu santri juga
ditunjang untuk mengembangkan potensi yang ada di
46

dalam dirinya, memiliki skill dan keterampilan dalam


bersaing di zaman yang modern.

Dari ketiga pendekatan pembentukan akhlak di


pondok pesantren nurul falah maka ketiga pendekatan
tersebut merupakan syarat wajib yang harus
dilakukan oleh para pengurus. Jika salah satu
pendekatan tidak berhasil dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa pola pembentukan akhlak yang
dilakukan tidak efektif. Karena ketiga pendekatan
tersebut memiliki keterkaitan yang jelas dan juga
membawa pengaruh besar terhadap santri di Pondok
Pesantren Nurul Falah.

d. Pengertian kiyai
Kyai adalah orang yang memiliki ilmu agama
(Islam) plus amal dan akhlak yang sesuai dengan
ilmunya. Menurut Saiful Akhyar Lubis, menyatakan
bahwa “Kyai adalah tokoh sentral dalam suatu
pondok pesantren, maju mundurnya pondok pesantren
ditentukan oleh wibawa dan kharisma sang kyai.
Karena itu, tidak jarang terjadi, apabila sang kyai di
salah satu pondok pesantren wafat, maka pamor
pondok pesantren tersebut merosot karena kyai yang
menggantikannya tidak sepopuler kyai yang telah
wafat itu.22

22
Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islami Kyai dan Pesantren, (Yogyakarta,
eLSAQ Press,2007), hal. 169.
47

e. Fungsi Kiyai di Pondok Pesantren


Kyai sebagai manajer puncak di pesantren
seharusnya mempunyai kemampuan dan kapabilitas
dalam mengelola lembaga pendidikan di pesantren.
Peran Kyai sangat penting untuk mengembangkan
lembaga pendidikan di pesantren karena mempunyai
otoritas penuh sebagai penentu kebijakan. Dalam
manajemen pendidikan, actuating merupakan penentu
perencanaan dapat dilaksanakan dan
pengorganisasian dapat di fungsikan dengan baik.
Fokus utama penelitian ini adalah peran kyai dalam
menggerakkan lembaga pendidikan pesantren. Secara
lebih spesifik hal ini meliputi: (1) peran kyai sebagai
pengambil keputusan di lembaga pendidikan
pesantren, (2) peran kyai sebagai komunikator di
lembaga pendidikan pesantren, (3) peran kyai sebagai
motivator di lembaga pendidikan pesantren, (4) peran
kyai sebagai penyeleksi anggota organisasi di
lembaga pendidikan pesantren, (5) peran kyai sebagai
pengembang orang-orang dalam pesantren. (6) peran
kyai sebagai pemberi bimbingan, perintah, dan
instruksi terhadap bawahannya dalam melaksanakan
tugas masing-masing, (7) peran sebagai koordinator
dengan bawahannya dalam menggerakkan lembaga
pendidikan pesantren, dan (8) dampak peran kyai
dalam menggerakkan lembaga pendidikan pesantren
terhadap kinerja lembaga.
48

D. Kerangka Berpikir
Menurut Joseph A. Devito, terdapat lima pola struktur
komunikasi yang terjadi dalam proses penyampaian dan
penerimaan pesan di kelompok dan organisasi. Dan dari
kelima pola komunikasi tersebut, terdapat satu bentuk yang
sangat berperan aktif dalam arus komunikasi organisasi yang
berlansung di Pondok Pesantren Nurul Falah. Dengan
menggunakan Pola Komunikasi Bintang/ Semua Saluran

Pola bintang memiliki arus informasi yang kuat untuk


saling memengaruhi antar sesama anggota lainnya. Pola
komunikasi ini juga memungkinkan adanya partisipasi
anggota secara optimal.2428

Pengasuh/Kyai

Pengurus Ketua

Ustadz Santri

Gambar 1.3 Pola Komunikasi dengan Posisi Bintang

24
Davito, Komunikasi Antar Manusia, hal. 343.
BAB III
GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN
NURUL FALAH
A. Profil Pondok Pesantren Nurul Falah
1. Sejarah Berdirinya

Sejarah singkat berdirinya pondok pesantren nurul falah.


Peneliti dapatkan dari hasil wawancara kepada Ust. Moh.
Daud Anhar yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren
Nurul Falah. Pondok pesantren ini terletak di kampung
Gurudug, desa Mekarjaya, Sepatan, Tangerang, Banten.
Mulai dibangun pada bulan Juli tahun 1991 di atas tanah
seluas 1 hektar yang merupakan wakaf dari keluarga KH.
Asgar bin H. Rasian. Kakak dari pendiri pondok pesantren
yaitu KH. Moh. Anhar bin H. Rasian. Menurut Ust. Daud
mula berdirinya Ponpes Nurul Falah adalah berdasarkan
keinginan masyarakat sekitar yang ingin memperdalam ilmu
keagamaan. 1

Seiring berjalannya waktu dalam beberapa tahun ini


sebelumnya Ponpes Nurul Falah hanya mengelola bidang
diniyah, yaitu pendidikan yang di fokuskan pada keagamaan
saja. Namun, karena adanya tuntutan zaman dan adanya
keinginan masyarakat sekitar.

1
Wawancara pribadi dengan ketua Ponpes Nurul Falah 05 Maret 2023, 09:22

48
49

Berdirinya Ponpes Nuru Falah merupakan keinginan dari


masyarakat dalam memperoleh pendidikan umum dan
keagamaan yang layak dan sesuai keadaan ekonomi. Tidak
cukup sampai disitu, antusias masyarakat yang begitu besar
mendorong keluarga besar KH. Moh. Anhar untuk mendirikan
pesantren. Tergambar bahwa masyarakat sempat
menginginkan perubahan pola hidup dan pola ritual
keagamaan yang di nilai masih minim. Hal tersebut
disebabkan oleh beragamnya budaya dan agama yang ada di
kelurahan Mekarjaya Sepatan Tangerang. Setidaknya ada tiga
agama berbeda yang ada di Gurudug Mekarjaya tempat
berdirinya Ponpes Nurul Falah, yaitu Islam. Budha, Kristen.

Jika ditinjau dari sisi geografis, letak Ponpes Nurul Falah


berada di tengah Kawasan Industri, dan Perumahan Jaya
Imperial. Dengan demikian berdirinya Ponpes Nurul Falah
tersebut, dimaksudkan untuk mengembangkan dakwah Islam
ke daerah yang ada diskitar Pondok Pesantren, khususnya
bagi kalangan umat muslim dan umumnya pada pemeluk
agama lain.

2. Visi dan Misi

Pondok pesantren sebagai Lembaga Pendidikan


alternative yang memiliki fungsi sebagai penyokong
suksesnya pendidikan di Indonesia. hal ini bukanlah hal yang
main-main, namun diperlukan sebuah keseriusan untuk
menjalaninya. Sebagai dasar dari kegiatan tersebut, sebuah
50

lembaga dituntut untuk memiliki kejelasan tentang visi dan


misinya. Secara umum, visi dan misi dari Pondok Pesantren
Nurul Falah adalah sebagai berikut:

a. Visi

Terbentuk manusia yang berakhlak mulia, layanan


pendidikan yang prima, unggul dalam prestasi.

b. Misi

Menumbuh kembangkan sikap dan prilaku sesuai


dengan nilai-nilai agama yang dilandasi Iman dan Taqwa.

Meningkatkan layanan pendidikan kepada masyarakat


madrasah guna mencapai prestasi.

Melaksanakan sistem pembelajaran dan bimbingan


yang efektif, efesien, dan kreatif untuk mencapai
keunggulan akademis, dan non akademis.

B. Tujuan di Dirikan

Meihat antusias masyarakat tujuan di dirikannya pondok


pesantren nurul falah ini dapat dilihat dari keinginan
masyarakat kampung gurudug dalam memperoleh pendidikan
keagamaan mengembangkan Dakwah Islam. Mereka
menginginkan sebuah wadah untuk memperoleh pendidikan,
baik pendidikan umum maupun agama. Mereka juga
51

menginginkan meningkatkan dan merubah pola hidup dan


ritual keagamaan mereka yang masih minim.2

C. Program-Program Yayasan

Ponpes Nurul Falah menyelenggarakan kegiatan


pendidikan formal seperti sekolah dari tingkat Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Mdrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah
Aliyah (MA) Jurusan IPS.

Untuk bidang kepesantrenan Ponpes Nurul Falah juga


menyelenggarakan pendidikan keagamaan yang bersifat
formal pesantren yaitu Madrasah Takhasus (MT) dengan
kurikulum yang sudah ditetapkan oleh Pondok Pesantren.
Adapun pendidikan ekstrakulikuler yang di selenggarakan di
Ponpes Nurul Falah yaitu, Pramuka, Pelatihan Dasar
Kepemimpinan,, Marawis, Qosidah, Hadrah, Pelatihan Kader
Mubaligh (Muhadharah). Dalam aktifitasnya santri Ponpes
Nurul Falah Setiap hari Jum’at malam melakukan kegiatan
Muhadharah. Kegiatan ini adalah untuk pengembangan diri
seorang santri yang dilaksanakan dengan bimbingan santri
senior. Selain kegiatan tersebut Ponpes Nurul Falah juga
mengadakan pengajian mingguan untuk masyarakat sekitar.3

2
Ahmad Taufik, Ponpes Nurul Falah, buku panduan masa orientasi siswa
(MOS): Tahun Ajaran 2021-2022.
3
Wawancara pribadi dengan Ustazah Nur Afifah, Pembina Pondok Pesantren
Nurul Falah, 08 Maret 2023 19:00.
52

D. Jadwal Harian
Tabel 3.1
Jadwal Harian

NO JAM KEGIATAN
1 04.00-04.30 Qiyamul-Lail
2 04.30-05.30 Shalat Subuh & Wirid
3 05.30-06.30 Pengajian Kitab Kuning
4 06.30-07.00 Mandi Pagi dan Sarapan
5 07.15-12.30 Sekolah
6 12.30-13.00 Shalat Dzuhur & Wirid
7 13.00-14.45 Makan dan Istirahat Siang
8 15.00-16.00 Shalat Ashar & Wirid
9 16.00-17.00 Pengajian Al-Qur’an & Murojaah
Hafalan
10 17.00-18.00 Makan Sore dan Persiapan Sholat
maghrib
11 18.00-19.00 Pengajian kitab Kuning
12 19.15-20.00 Shalat Isya
13 20.00-22.00 Belajar kelompok & Muhadharoh
Sumber: jadwal harian santri.41

4
Pondok Pesantren Nurul Falah, Brosur pendaftaran santri baru (Sepatan
Tangerang 2021-2022).
53

E. Pola Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren

Pengasuh

KH. Moh. Anhar

Ketua

H. Moh. Daud Anhar, S.Pdi

Ustadz dan Pengurus

H. Ahmad Taufik, S.Pdi

Ust. Ahmad Multazam, S.Pd

Ust. M. Irfan Nuddin, S.Pdi

Usth. Dede Kurniasih

Usth. Nur Afifah

Santri Pondok Pesantren

MI MTs MA

Gambar 3.1 Pola Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren

Pola komunikasi dua arah antara ketua yayasan


memberikan informasi melalui pesan yang disampaikan
kepada pengurus kemudian dilakukan pemahaman makna
54

untuk di sampaikan ke pada santri dalam pertemuan ruitn


dalam bimbingan pembentukan akhlak. ”Pesan yang
disampaikan akan mendapat perhatian khusus ditentukan
nilai-nilai yang memberikan ganjaran, hukuman, dan upaya
yang diperlukan”.5 Pemahaman pesan yang diterima santri,
memiliki nilai yang bermanfaat untuk dirinya sendiri,
mempunyai nilai hukuman yang rendah, dan adanya usaha
untuk mengolah semua pesan yang diterima dari ketua
yayasan, maupun pengurus.

F. Struktur Organisasi Kepengurusan Pondok Pesantren


Nurul Falah

Pengasuh

Bendahara Ketua Sekertaris

MR MDI
MA
Mudabbir

QA QDI QRS

Santri

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pondok Pesantren

5
Tommy Suprapto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Yogyakarta: Caps, 2011, hal.
71.
55

Setiap organisasi yang ada di Ponpes Nurul Falah


berada dalam naungan Majlis Pembina Santri (MPB).
Organisasi santri yang ada di Ponpes Nurul Falah
berfungsi sebagai wadah aktifitas santri yang memiliki
tanggung jawab kepada semua kegiatan yang berada di
Pondok Pesantren Nurul Falah.

Organisasi-organisasi tersebut antara lain:

1. Ikatan Santri Nurul Falah (IKSANF) adalah organisasi


intra yang memiliki fungsi membantu tugas Majlis
dan bertanggung jawab sesuai kegiatan dan program
pondok pesantren.
2. Organisasi Intra Sekolah (OSIS) adalah organisasi
intra yang memiliki tanggung jawab kepada semua
kegiatan dan program sekolah.
3. Mutakharijun Diraasah Ad-Daulah (MDD) sebagai
wadah dalam pengkaderan da’I muda untuk dakwah
Islam secara mendalam terhadap seluruh hal-hal yang
berkaitan dengan agama Islam, dan di relisasikan
pelaksanaanya kepada masyarakat.

Keterangan:

MA : Majlis Ammi

MR: Majlis Riyadhah

MDI: Majlis Dakwah Islam


56

QA: Qismu Ammi

QDI: Qismu Dakwah Islam

QRS: Qismu Riyadhah6

G. Data Santri yang terdapat di Pondok Pesantren Nurul


Falah

Setelah diakomulasikan data santri yang ada di Pondok


Pesantren Nurul Falah adalah 469 santri yang terdapat dari
laki-laki sebanyak 271 santri dan perempuan 198 santriwati.7

6
Dokumentasi Ponpes Nurul Falah
7
Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Nurul Falah
57

BAB IV
HASIL TEMUAN PENELITIAN

A. Pola Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren Nurul


Falah
Berdasarkan uraian dan temuan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis mengenai pola komunikasi organisasi
dalam pembentukan Akhlak Santri di Pondok Pesantren
Nurul Falah, yaitu menggunakan pola bintang/ semua
saluran. dimana pola komunikasi yang terjadi memiliki cara
dalam setiap pembentukan akhlak terhadap santri.
Pola bintang/ semua saluran Merupakan komunikasi
yang partisipasi dari setiap anggota terjadi secara optimal.
Pola ini terjadi antara pengurus dengan santri di pondok
pesantren. Santri yang mempunyai peran aktif diharapkan
untuk bisa berubah menjadi lebih baik dari segi akhlaknya.
Secara keseluruhan komunikasi yang berjalan memiliki
pengaruh besar untuk berinteraksi secara langsung dengan
menghasilkan feedback.

Pola Komunikasi yang dimaksud disini adalah


gambaran tentang bentuk atau cara yang digunakan
seseorang atau sekelompok orang dalam menyampaikan
pesan baik secara langsung maupun melalui media dalam
konteks hubungan dan interaksi yang berlangsung.
58

B. Bentuk Komunikasi Organisasi Pondok Pesantren Nurul


Falah

Komunikasi organisasi yang berlangsung di Pondok


Pesantren Nurul Falah yaitu dengan diterapkan komunikasi
dua arah (two way communication) antara pengurus pondok
pesantren kepada para santri, begitu sebaliknya para santri
kepada pengurus. Dalam hal ini para pengurus yang
merupakan komunikator bisa bertukar fungsi menjadi
komunikator. Para santri yang awalnya komunikan hanya bisa
mendengarkan apa yang diberikan oleh para pengurus.
Selanjutnya santri pun bisa menjadi seorang komunikator.
Pertukaran informasi yang terjadi antar pengurus dan santri
berlangsung secra dialogis. Dimana para pengurus
menerapkan pola komunikasi secara kekeluargaan.
Komunikasi secara kekeluargaan yang dimaksud adalah
pengamatan secara fisik dan perilaku melalui pendekatan
psikologis kepada santri.236

C. Fungsi Pola Komunikasi di Pondok Pesantren Nurul


Falah Dalam Pembentukan Akhlak Santri

Dalam prosesnya fungsi pola komunikasi yang terjadi di


Pondok Pesantren Nurul Falah berfungsi untuk
mempermudah pengawasan kepada santri di pondok
pesantren. Seperti yang di ungkapkan oleh Ust. Moh Daud
Anhar yakni “Pada hakikatnya mendalami ilmu agama.
2
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Muhtadir, Koordinator Santri Pondok
Pesantren. Tangerang 10 Maret 2023 10:22
59

Lamgkah yang pertama adalah memberikan pemahaman,


kemudian mengaplikasikan, kemudian jika para santri terjun
ke masyarakat mereka harus saling memberikan
3
penghormatan sesuai dengan nilai-nilai agama”

D. Jaringan Komunikasi Formal di Pondok Pesantren Nurul


Falah Dalam Pembentukan Akhlak Santri
Pondok Pesantren Nurul Falah sebagai sebuah organisasi
yang memiliki saluran arus informasi. Pola komunikasi
formal yang mencakup saluran informasinya adalah
komunikasi ke samping/ komunikasi lateral. Komunikasi
kesamping merupakan komunikasi yang arus pesannya
bergerak dibagian yang setingkat dan mengalir ke antar
bagian jaringan organisasi. “komunikasi lateral
mengkoordinasikan berbagai kegiatan organisasi dan
meningkatkan berbagai devisi untuk mengumpulkan
pengalaman dan keahliannya untuk pertukaran
pengetahuan.” 4
38

E. Pendukung dan Penghambat dalam Pembentukan


Akhlak Santri
1. Pendukung utama yang menunjang pada Pola komunikasi
dalam pembentukan Akhlak diantaranya:
a. Bahasa

3
Wawancara Pribadi dengan Moh. Daud Anhar. Ketua Yayasan Pondok
Pesantren Nurul Falah. Tangerang 10 Maret 2023 13:16
4
Joseph A. Davito, Komunikasi Antar Manusia. Penerjemah Agus Maulana
(Jakarta: Proffesional Books, 1997), h. 348
60

Bahasa merupakan wadah penyambung


komunikasi, maka para pengurus pun juga
menerapkan bahasa yang muda dimengerti oleh santri.
Bahasa yang diterapkan adalah bahasa orang tua
kepada anaknya. Bahasa tersebut termasuk
lisan/tulisan. Bahasa lisan menjadi faktor utama
karena meliputi tutur kata yang sopan dan
mencerminkan bahwa sesungguhnya seorang muslim
yang mempunyai akhlak yang tercermin dalam
dirinya.
b. Keaktifan Santri
Santri yang aktif menjalani proses pendidikan baik
di lingkup pesantren ataupun di sekolah menjadi
pendorong untuk para santri lainnya. Mereka juga
saling menyemangati untuk tidak hanya berdiam diri,
namun memlajari skill dan hobby melalui kegiatan
penunjang bekal untuk nantinya ketika lulus Pesantren
ataupun Sekolah. Salah satu santri yang sering
dipanggil dari pesantren untuk mengajar hadroh.
Selain itu, ada juga santri yang sudah menjadi anggota
pramuka. Itu merupakan keaktifan para santri yang
bisa menjadi motivasi untuk santri lainnya khususnya
mereka yang berada di jenjang tingkat pendidikan di
bawahnya.
2. Penghambat dalam pembentukan Akhlak Santri
Dalam proses pembentukan akhlak di Ponpes Nurul
Falah banyak terjadi kendala yang dihadapi oleh para
61

pengurus maupun para santri. Habatan yang dihadapi juga


terbagi menjadi dua jenis, yaitu penghambat dari intern
maupun dari ekstern. Beberapa faktor penghambatnya
diantaranya adalah:
a. Penghambat dari dalam/ intern
1) Waktu
Waktu merupakan kendala yang dimiliki
para pengurus dan santri dalam proses
pembentukan akhlak. Mengingat bahwa para
pengurus juga merupakan tenaga pengajar/ guru
disekolah. Jadi waktu yang dimiliki oleh para
pengurus sangat terbatas. Apalagi para pengurus
juga sering mendapat undangan dari luar sekolah.
Selain itu dari pihak santri juga memiliki
keterbatasan waktu karena pada umumnya para
santri bersekolah di sekolah formal, yang
mempunyai peraturan yang berbeda dengan
pesantren. Dan jika ada pertemuan, paling tidak
ada beberapa santri yang tidak bisa mengikuti
karena mereka berbaur dengan kegiatan yang ada
di sekolah. Para pengurus pun juga memaklumi
hal tersebut.
2) Perilaku
Perilaku santri menajdi hambatan dalam
pembentukan akhlak seperti yan disampaikan oleh
Daud Anhar ketua Yayasan Ponpes Nurul Falah
“sekolah tidak di isolasi buat anak-anak pesantren
62

saja, tapi juga bercampur dengan orang luar.


Sehingga pergaulannya di sekolah itu kadang sulit
di control untuk pergaulan dengan teman-
temannya, sehingga ada pengaruh jelek kepada
anak-anak santri khususnya santri yang tinggal di
pesantren.”
b. Penghambat dari luar/ ekstern
Faktor ekstern datang dari lingkungan ini juga
menajdi perhatian pengurus dalam melaksanakan
binaan pembentukan Akhlak santri, karena di nilai
menjadi penghambat santri dalam proses
pembentukan akhlak. Salah satunya adalah lingkungan
timpat tinggal pergaulan mereka, kurangnya
pengawasan secara penuh dan terbukanya pesantren
secara giografis dan kedekatan jarak dari perumahan
warga, sehingga terkadang ada bagian santri yang
keluar dari pesantren tanpa izin dari pengurus bermain
kerumah warga.
63

BAB V

PEMBAHASAN

Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran arus


informasi. Di mana komunikasi saat ini menjadi suatu hal yang
sangat penting karena segala sesuatu yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Komunikasi menjadi efektif ketika pesan
dan informasi yang disampaikan dapat diterima dengan jelas,
kemudian terjadinya timbal balik (feedback) antara komunikator
dengan komunikan.

Komunikasi organisasi menjadi sangat penting kaitannya


pengasuh dengan santri ketika suatu keberhasilan tercapai karena
proses komunikasi yang berlangsung di dalamnya dapat terwujud
dengan baik tanpa ada halangan. Hal ini dilakukan oleh pondok
pesantren Nurul Falah dalam membentuk ahlak santri melalui
pola komunikasi dengan cara memberikan contoh yang baik.

Pada bab ini peneliti akan membahas uraian yang


mengaitkan latar belakang, rumusan masalah dan teori dengan
data temuan penelitian yang peneliti dapatkan, berikut
pembahasan analisisnya.

A. Pola Komunikasi Organisasi Yang Diguankan Di Pondok


Pesantren Nurul Falah
Pola komunikasi yang digunakan di Pondok Pesantren
Nurul Falah yaitu pola komunikasi bintang/ semua saluran.
dalam setiap pembentukan akhlak terhadap santri.
64

Komunikasi yang dilakukan oleh Pengurus organisasi


merupakan usaha dalam berinteraksi dengan santri maupun
santriwati yang ada di pondok pesantren agar kordinasi dan
kedisiplinan yang diberikan kepada anggota organisasi santri
dapat tersampaikan dan dijalankan dengan baik. Oleh karena
itu, dalam menerapkan kedisiplinan di dalam pondok
pesantren terhdap santri maupun santriwati dengan melalui
kegiatanya. Organisasi Santri dalam menerapkan
kedisiplinan pondok menggunakan pola komunikasi sebagai
berikut:
1. Pola komunikasi bintang/ semua saluran

Pola komunikasi yang terjadi memberikan


feedback yang besar dari kedua pihak. Komunikasi dua
arah yang berlangsung menjadi syarat utama keefektifan
komunikasi ini. Di dalam pembinaanya pengurus
melakukan pendekatan kepada santri secara batin.
Pendekatan melalui bahasa yang dipakai yaitu bahasa
yang bersifat persuasive/ berupa ajakan layaknya orangtua
mereka sendiri. Nazwa Aisyatuddarojat berpendapat
bahwa, “Guru di Pesantren ini kaya keluarga, kaya
orangtua sendiri. Jadi saya punya banyak orangtua yang
perhatian sama saya1”. Dalam pertemuan dengan santri,
pembinaan yang dilakukan salah satunya dengan bahasa
yang menjadi paling utama karena meliputi tutur kata
yang sopan dan mencerminkan bahwa sesungguhnya
1
Wawancara Pribadi dengan Nazwa Aisyatuddarojat, Santri Pondok Pesantren
Nurul Falah 12 Maret 2023 16:38.
65

seorang muslim yang mempunyai akhlak yang tercermin


dari dirinya sebagai landasan berpikir para santri dalam
bertingkah laku.

Komunikasi dua arah yang terjadi antara pengurus


dengan santri, santri dengan pengurus pun menjadi
semakin erat karena mulai terjadi kesamaan makna dan
tujuan. Para santri mengerti dan paham dengan apa yang
sudah diberikan oleh pengasuh, dan menerapkannya di
lingkungan pondok pesantren maupun diluar.

Dari penerapan pola komunikasi ini yang terjadi di


Pondok Pesantren Nurul Falah dapat disimpulkan bahwa
pola komunikasi yang terjalin dikatakan sudah terjadi
komunikasi yang efektif. Komunikasi yang sudah
memenuhi syarat terjadinya kesinambungan antara
komunikator dan komunikan. Unsur komunikasi tersebut
adalah:

a. Sumber
Dalam hal ini penyampaian informasi kepada
komunikan yaitu santri di pondok pesantren nurul falah
ini adalah pengasuh, ketua, pembina/ustadz.

b. Penerima
Dari informasi yang disampaikan oleh komunikator
ini utamanya adalah santri. Mereka menerima semua
pesan yang disampaikan binaan pembentukan akhlak dari
pengasuh dan para pengurus lainnya.
66

c. Effect/Umpan balik
Salah satu hal yang paling penting dalam proses pola
komunikasi di pesantren nurul falah. Respon yang diserap
para santri menjadi kunci utama keberhasilan karena pada
hakikatnya para santri berusaha menerapkan semua materi
yang diberikan dalam kehidupan mereka di lingkungan
pesantren maupun di lingkungan masyarakat.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pembetnukan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Nurul
Falah
1. Pendukung Pola Komunikasi Akhlak Santri dalam
pembentukan Akhlak
a) Bahasa
Bahasa merupakan wadah penyambung
komunikasi, maka para pengurus pun juga
menerapkan bahasa yang muda dimengerti oleh santri.
Bahasa yang diterapkan adalah bahasa orang tua
kepada anaknya. Bahasa tersebut termasuk
lisan/tulisan. Bahasa lisan menjadi faktor utama
karena meliputi tutur kata yang sopan dan
mencerminkan bahwa sesungguhnya seorang muslim
yang mempunyai akhlak yang tercermin dalam
dirinya.
b) Keaktifan Santri
Santri yang aktif menjalani proses pendidikan baik
di lingkup pesantren ataupun di sekolah menjadi
pendorong untuk para santri lainnya. Mereka juga
67

saling menyemangati untuk tidak hanya berdiam diri,


namun memlajari skill dan hobby melalui kegiatan
penunjang bekal untuk nantinya ketika lulus Pesantren
ataupun Sekolah. Salah satu santri yang sering
dipanggil dari pesantren untuk mengajar hadroh.
Selain itu, ada juga santri yang sudah menjadi anggota
pramuka. Itu merupakan keaktifan para santri yang
bisa menjadi motivasi untuk santri lainnya khususnya
mereka yang berada di jenjang tingkat pendidikan di
bawahnya.
2. Faktor Penghambat Pembentukan Akhlak
Dalam proses pembentukan akhlak banyak terjadi kendala
yang dihadapi oleh pengurus maupun para santri.
Hambatan yang dihadapi juga terbagi menjadi dua jenis,
yakni penghambat dari intern maupun dari ekstern.
Beberapa faktor penghambat diantaranya adalah:
a) Waktu
Waktu merupakan kendala yang dimiliki para
pengurus dan santri dalam proses pembentukan
akhlak. Mengingat bahwa para pengurus juga
merupakan tenaga pengajar/ guru disekolah. Jadi
waktu yang dimiliki oleh para pengurus sangat
terbatas. Apalagi para pengurus juga sering mendapat
undangan dari luar sekolah. Selain itu dari pihak
santri juga memiliki keterbatasan waktu karena pada
umumnya para santri bersekolah di sekolah formal,
yang mempunyai peraturan yang berbeda dengan
68

pesantren. Dan jika ada pertemuan, paling tidak ada


beberapa santri yang tidak bisa mengikuti karena
mereka berbaur dengan kegiatan yang ada di sekolah.
Para pengurus pun juga memaklumi hal tersebut.
b) Perilaku
Perilaku santri menajdi hambatan dalam
pembentukan akhlak seperti yan disampaikan oleh
Daud Anhar ketua Yayasan Ponpes Nurul Falah
“sekolah tidak di isolasi buat anak-anak pesantren
saja, tapi juga bercampur dengan orang luar.
Sehingga pergaulannya di sekolah itu kadang sulit di
control untuk pergaulan dengan teman-temannya,
sehingga ada pengaruh jelek kepada anak-anak santri
khususnya santri yang tinggal di pesantren.”
c) Penghambat dari luar/ ekstern
Faktor ekstern datang dari lingkungan ini juga
menajdi perhatian pengurus dalam melaksanakan
binaan pembentukan Akhlak santri, karena di nilai
menjadi penghambat santri dalam proses pembentukan
akhlak. Salah satunya adalah lingkungan timpat
tinggal pergaulan mereka, kurangnya pengawasan
secara penuh dan terbukanya pesantren secara
giografis dan kedekatan jarak dari perumahan warga,
sehingga terkadang ada bagian santri yang keluar dari
pesantren tanpa izin dari pengurus bermain kerumah
warga.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan hasil penelitian mengenai pola


komunikasi organisasi dalam pembentukan akhlak santri di
Pondok Pesantren Nurul Falah, maka terdapat beberapa
faktor dan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pola komunikasi Yang Digunakan pondok pesantren


Nurul Falah
yaitu pola komunikasi yang digunakan di Pondok
Pesantren Nurul Falah meliputi komunikasi pola bintang/
semua saluran. yang dimana informasi berjalan melalui
Pengasuh/ Kyai yang memegang peran penting dalam
penyampaian informasi, karena semua informasi yang
mengalir harus disampaikan terlebih dahulu kepada posisi
sentral. Dalam hal ini pengasuh memberikan wewenang
kepada para pengurus pesantren untuk mengayomi dan
membina akhlak para santri di pondok pesantren Nurul
Falah dengan menggunakan pola komunikasi lingkaran,
dimana bahasa yang digunakan bukan bahasa formal,
karena para santri lebih mudah menyerap bahasa sehari-
hari namun diselipkan unsur nuansa pendidikan agama
berupa ajakan layaknya seperti orang tua mereka sendiri
dirumah. Para santri juga merasa memiliki orang tua
banyak yang memperhatikan mereka di mana saja.

69
70

2. Beberapa Faktor Penghambat dan Pendukung di pondok


pesantren Nurul Falah
a. Faktor pendukung
Bahasa yang diterapkan adalah bahasa orang tua
kepada anaknya. Bahasa tersebut termasuk lisan/ tulisan.
Bahasa lisan menjadi yang paling utama karena meliputi
tutur kata yang sopan dan mencerminkan bahwa seorang
muslim yang mempunyai akhlak baik yang tercermin dari
dirinya sendiri. Keaktifan Santri, santri yang aktif
menjalani proses pendidikan baik di lingkungan pesantren
ataupun di sekolah menjadi pendorong untuk tidak hanya
berdiam diri, namun memelajari skill dan hobby melalui
kegiatan penunjang sebagai bekal nantinya ketika lulus.
b. Faktor Penghambat
Waktu merupakan kendala yang dimiliki para
pengurus dan santri dalam proses pembentukan akhlak.
Mengingat bahwa pengurus mayoritas utama merupakan
seorang tenaga pengajar/ guru disekolah. Jadi waktu yang
dimiliki oleh para pengurus sangat terbatas. Perilaku
menjadi hambatan dalam pembentukan akhlak di Pondok
Pesantren Nurul Falah. Karena Pondok Pesantresn Nurul
Falah tidak hanya untuk santri-santri saja, tetapi
bercampur dengan santri yang hanya sekolah saja.
Lingkungan menjadi penghambat santri dalam proses
pembentukan akhlak. Salah satunya lingkungan sekolah
dan tempat tinggal mereka, kurangnya pengawasan secara
penuh dari pengurus karena terbukanya pesantren secara
71

geografis dan jarak dari perumahan warga sangat dekat


yang membuat santri terkadang keluar dari pesantren
tanpa adanya izin.
B. Saran
Adapun saran-saran yang di tujukan kepada pengasuh,
pengurus dan para santri di Pondok Pesantren Nurul Falah,
untuk lebih terciptanya pola komunikasi organisasi yang
berjalan dengan baik dalam hal pembentukan akhlak, sebagai
berikut:
1. Mengenai pengasuh dan ustadz/ pengurus dalam hal
pembentukan akhlak, sampai saat ini cukup berjalan
dengan baik. Untuk lebih memaksimalkan program
pembentukan akhlak, sebaiknya ditambahkan lagi agar
berjalan lebih efektif. Agar lebih memperhatikan dan
meningkatkan pengawasan terhadap para santri , karena
mereka generasi pelanjut pada masa-masa yang akan
datang, dan juga dihimbau kepada para santri agar lebih
menghormati para pengurus dan orang tua, lebih selektif
dalam memilih teman agar tidak terbawa pengaruh buruk
dari teman. Dan lebih disiplin di lingkungan pesantren
dan sekolah.
2. Mengenai waktu yang menjadi penghalang jajaran
pengurus di pesantren seharusnya harus lebih difokuskan
ulang. Seluruh pengurus Pondok Pesantren Nurul Falah
harus kembali membentuk komitmen mengenai waktu.
Selain itu juga, komunikasi pun harus tetap terjalin secara
intens. Komunikasi melalui media apapun bisa dilakukan,
72

untuk tetap menjaga kesolidan pengurus serta tali


silaturahmi yang baik antar seluruh pengurus dengan para
santri.
3. Mengenai keaktifan santri yang positif di lingkungan
sekolah. Mereka mampu mengikuti seluruh kegiatan
akademik maupun ekstrakurikuler lainnya. Untuk itu, ada
baiknya Pondok Pesantren Nurul Falah lebih di
programkan kembali mengenai kegiatan-kegiatan yang
menunjang skill dan bakat mereka. Seperti diadakannya
kegiatan workshop/ pelatihan sebulan sekali dengan
memanggil tenaga ahli dari ruang lingkungan luar
Pesantren, dan setiap bulannya berganti tema sesuai
dengan kebutuhan santri. Tujuannya agar para santri bisa
di arahkan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki
untuk siap menunjang karir setelah lulus sebagai santri di
Pondok Pesantren Nurul Falah.
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi Abu dan Cholid Narkubo. 2000, Metode Penelitian.


Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Amin, Ahmad. Etika Ilmu Akhlak. Jakarta: PT Bulan Bintang,
1995.

Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Preneda Media, 2004.

Birowo, Antonius, Metode Penelitian Komunikasi. Teori dan


Aplikasi. Yogyakarta: Gintanyali, 2004.
Bungin, Burhan. Metodoligi Penenlitian Kualitatif, Aktualisasi
Metodologis kearah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2004.

Dahlan, M. Alwi. Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia.


Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
Daradjat, Zakiah. Ilmu Jawa Agama. Jakarta: Bulan Bintang,
1979.
Davito, Joseph A. komunikasi Antar Manusia. Penerjemah Agus
Maulana. Jakarta: Proffesional Books, 1997.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Djamrah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam
Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori & Praktik. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009.
Fatmawati, 2009. Pradigma Baru Mengemas Dakwah Melalui
Media Televisi Di Era Globalisasi. Jurnal Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, 3, 188.

73
74

Fauqi, Hajjaj Muhammad. Tassawuf Islam dan akhlak. Jakarta:


Amzah, 2011.

Gunawan, Imam. Metodologi Penelitian Kualitatif Teori &


Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013
Hajjaj, Muhammad Fauqi. Tassawuf Islam dan Akhlak. Jakarta:
Amzah, 2011.
Hardjito, Dydiet. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001.
Hikmat, Hami M. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu
Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Jefkins, Frank. Public Relation. Edisi Keempat, Jakarta:
Erlangga, 1992.

M. Aziz, Aziz. Dakwah. Jakarta: Kencana, 2004.


Maleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007.
Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif
Teori dan Praktek. Malang: UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang, 2008.

Muhammad, Ami. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi


Aksara, 2009.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008.
Nasrullah, Ruli. Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Cyber.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
Nasution. Metodologi Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi
Aksara, 2003.

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada, 2010.
Noer, Ali. Suparta dan Herry. Metodologi Pengajaran Agama
Islam. Jakarta: Amissco, 2003.
75

Pace, R. Wayne dan Faules, Don F. Komunikasi Organisasi.


Penerjemah Deddy Mulyana. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005.
Panuju, Redi. Komunikasi Organisasi dari Konseptual-Teoritis ke
Enpirik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Powerwardaminta, W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Proyek Penerangan Bimbingan Dakwah Agama, Bimbingan
Rohani Islam Pada Darmawanita. Jakarta: Departemen Agama.
1984.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.


Shihab, Quraish. Wawasan Al-qur’an. Bandung: Mizan, 1996.
Soemanto, Westy dan Soetopo, Hendiyat. Pengantar dan
Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bumi Akasra, 1993.
Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010.

Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta,


2010.
Suprapto, Tommy. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta:
Caps, 2011.
Sutojo, Santrinto. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: Damar
Mulia Pustaka, 2004.
Thariq, Muhammad dan Faisal Umar. Sukses Menjadi Pemimpin
Islam. Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2005.
Warner, W. liod DKK, Manager, Latar Belakang Kepribadian
dan Peranannya. Semarang: Dahara Prize, 1992.

Widjaja, H.A.W. Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Jakarta:


PT Bumi Akasra, 2008.
Yunus, Mahmud, Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Jakarta:
Yayasan Penafsiran Al-Qur’an, 1973.
76

JURNAL
A. Sari, A.V.S. Hubeis, S. Mangkuprawira, A. Saleh. Pengaruh
Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi
Keluarga terhadap Perkembangan Anak. Jurnal Dakwah
Dan Komunikasi, Vol 8 No. 2. (2010).

Azizah, Henny. Strategi Komunikasi Pengasuh Pondok dalam


Pembinaan Akhlak Santri. Jurnal Penelitian Keislaman,
Vol. 3 No. 2. (2020).
Fatmawati. Pradigma Baru Mengemas Dakwah Melalui Media
Televisi Di Era Globalisasi. Jurnal Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Vol.3 No. 188. (2009).

Hasanah. Arah Pengembangan Dakwah Melalui Sistem


Komunikasi Islam. IAIN Kudus. Jurnal Komunikasi
Penyiaran Islam, (2016).
I Sawaty, K Tandirerung. Strategi Pembinaan Akhlak Santri di
Pondok Pesantren. Jurnal Bimbingan, dan Penyuluhan,
Vol. 1 No. 1. (2018).

M Hidayat. Model Komunikasi Kyai dengan Santri di Pesantren.


Jurnal Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi, Vol.
2 No. 6. (2016).
Ningsih, Mia Kurnia, dan fatmawati. Strategi Komunikasi
Gerakan Mukena Bersih (GMB) dalam Rekrutmen
Relawan. Jurnal Dakwah dan Ekonomi. 5, 3.
Roudhonah. Urgensi Komunikasi dan Kebudayaan Dalam
Keberhasilan Dakwah. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
Jurnal Dakwah, 2011.

INTERNET
Abidin, Zainal. “Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi”
Artikel diakses pada 10 mei 2023 dari
http://www.masbied.com/2012/04/09/pengertian-
pembinaan-menurut-psikologi.html
77

Akhmad, Chairul. “Ensiklopedi Akhlak Nabi SAW: Definisi


Akhlak.” Artikel diakses pada 23 april 2023 dari
http://www.republika.co.id/berita/dunia-
islam/khazanah/12/01/19/lxzga4-ensiklopedi-akhlak-nabi-
saw-definisi-akhlak.html
Bakti, Azdu Nusa. Diakses pada 13 mei 2023 dari
http://pendidikansosiologi.blogspot.com/2012/01/potretku
rikulum-keagamaan-pada-sekolah.html.

Blogspot. “Pembinaan Menurut Para Ahli” artikel diakses pada


18 mei 2023 dari http://pengertian-pengertian-
infoblogspot.co.id/2015/05/pengertian-pembinaan-
menurut-ahli.html?m=1

Blogspot. “Pengertian Pola Komunikasi” artikel diakses pada 18


mei 2023 dari http://pengertian-pengertian-
info.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-pola-komunikasi-
menurut-ahli.html?m=1

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. “Definisi Santri” artikel


diakses pada 20 mei 2023 dari http://www.kbbi.web.id/

Kompasiana. “Filosofi Santri” artikel diakses pada 26 mei 2023


dari
http://www.sosbud.kompasiana.com/2012/11/25/filosofi-
santri--511643.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Hasil Wawancara

Nama : KH. Moh Anhar


Jabatan : Ketua Ponpes Nurul Falah
Hari/Tanggal : Senin, 13 Februari 2023
Waktu Wawancara : 10.00-11.20
Tempat Wawancara : Pondok Pesantren Nurul Falah

Tanya : Sudah berapa lama Yayasan Pondok Pesantren Nurul


Falah berdiri?

Jawab : sudah 32 tahun pondok pesantren ini berdiri. Pada tahun


1991 pondok pesantren ini berdiri

Tanya : Apa yang melatarbelakangi berdirinya pondok pesantren


ini?

Jawab : pertamakali di dirikannya pondok pesantren ini karena


atas dasar masyarakat yang saat itu sistem pendidikan disini
kurang memadai pendidikan formal maupun non formal (agama).
Hingga akhirnya mendirikan pondok pesantren ini di atas tanah
wakaf dari Kakak saya. Seiring berjalannya waktu Alhamdulillah
berkembang pesat sampai saat ini. Karena banyak permintaan
dari masyarakat untuk di jadikan pesantren.

Tanya : Apa Visi dan Misi dari Ponpes ini?

Jawab : Menumbuh kembangkan sikap dan prilaku sesuai


dengan nilai-nilai agama yang dilandasi Iman dan Taqwa.
Tanya : Siapa yang berperan aktif dalam pembentukan akhlak
santri di ponpes ini?

Jawab : Pengasuh, ketua. Pengurus, dan ustadz.

Tanya : Bagaimana proses pola komunikasi yang Abah terapkan


dalam membina santri tersebut?

Jawab : saya memberikan kepercayaan kepada pengurus-


pengurus disisni untuk berperan aktif mengayomi santri dalam
membentuk akhlak yang baik, akan tetapi saya tetap melakukan
control kepada mereka walaupun kurang intens. Jadi walaupun
bukan saya yang turun langsung semua ustadz berperan. Ustadz
ini mengajar Akhlak . ustadz itu mengajarkan Al-qur’an, fiqih,
sesuai bidang masing-masing.

Tanya : Apa harapan Abah ke depan untuk santri Ponpes ini?

Jawab : harapannya ketika nanti sudah lulus dari pesantren,


mereka bisa menegakkan syariat islam dan dapat di harapkan
oleh bangsa, Negara, dan mendapat ilmu yang bermanfaat.
Hasil Wawancara

Nama : Ustazah Nur Afifah


Jabatan : Pengurus Ponpes Nurul Falah
Hari/Tanggal : Senin, 18 Februari 2023
Waktu Wawancara : 20.11-21.45
Tempat Wawancara : Pondok Pesantren Nurul Falah

Tanya : Program apa saja yang di tekankan di Ponpes ini?

Jawab : kalau program sebenarnya banyak, tapi ada yang sangat


di tekankan untuk memperbaiki akhlak santri disini, itu seperti
Sholat berjamaah, berdzikir sebelum dan sesudah sholat, belajar
kitab kuning (ta.lim muta’alim, akhlakul banat dan akhlakul
banin) da nada juga program yang bentuknya bercerama melatih
diri berbicara di hadapan jamaah, dan itu dilakukan langsung
terjun ke masyarakat.

Tanya : Bagaimana pembinaan dalam pembentukan akhlak di


Ponpes ini?

Jawab : pesantren ini kan sebagai pusat atau wadah pendidikan


yang kita tekankan adalah akhlak dalam pergaulan sehari hari
sama teman-temannya ataupun di masyarakat umum. Jadi
pesantren ita tidak tertutup selayaknya pesantren lainnya. Seperti
ada kegiatan bisa di jadikan bahan pengkajian dan pembelajaran,
disaat mereka pilang kerumah nanti, untuk merenungkan dan
berpikir yang membawa manfaar dalam bidang pengetahuan, dan
sosial. Pada akhirnya terjadi evaluasi dalam diri mereka untuk
mau melihat objek yang di pelajari.

Tanya : Seperti apa pembinaan dalam Akhlak Santri di Ponpes


ini?

Jawab : disini kita selalu menekankan seperti kekeluargaan, baik


antara pembina, pengurus dan santri-santri lainnya. Supaya santri
betah dan merasa tidak beban sehingga tidak malas-malasan
dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya.

Tanya : Akhlak seperti apa yang harus dimiliki oleh para santri?

Jawab : Akhlak yang sesuai dengan syariat islam, yang harus


dimiliki oleh santri dengan mempelajari ilmu-ilmu agama. Pada
hakikatnya mendalami ilmu agama. Langkah pertama
memberikan pemahaman, kemudian mengaplikasikan, kemudian
mereka ini hidup di dalam satu masyarakat harus bisa saling
memberi juga penghormatan sesuai dengan nilai-nilai agama.

Tanya : Bagaimana proses pola komunikasi yang ustdzah


terapkan dalam pembentukan akhlak santri?

Jawab : kita sebagai pengurus disini juga kan punya kegiatan


mengajar di sekolah, jadi pengurus memberikan wewenang yang
lebih kepada santri senior untuk melakukan pendekatan secara
sikologis, karena mereka yang dianggap dekat dengan santri
terutama santri baru, akan tetapi pengurus dan pembina tidak
menutup kemungkinan juga terjun langsung.
Tanya : Kegiatan apa saja yang dilakukan terhadap santri dalam
pembentukan akhlak?

Jawab : dalam binaan disini banyak kegiatan yang dilakukan


teman-teman pengurus lainnya terhadap santri, seperti adanya
qiyamul lail, terus diwajibkan sholat berjamaah setiap waktu da
nada juga intensif yang dilakukan di luar jam sekolah yang kita
kemas dengan belajar kelompok dari masing-masing kelas.

Tanya : Apa harapan ustadzah ke depan untuk santri disini?

Jawab : harapan kedepannya semoga santri dan pesantren


semakin maju semakin bermanfaat bagi masyarakat, khususnya
umat islam umumnya bagi masyarakat luar.
Hasil Wawancara

Nama : H. Moh Daud Anhar


Jabatan : Ketua Yayasan
Hari/Tanggal : Senin, 20 Februari 2023
Waktu Wawancara : 09.30-10.50
Tempat Wawancara : Pondok Pesantren Nurul Falah

Tanya : Menurut Ustadz, apakah pola komunikasi yang


diterapkan sudah berjalan dengan efektif?

Jawab : Alhamdulillah selama ini sudah berjalan dengan efektif


walaupun masih ada kendala, yang perlu di perhatikan tapi semua
itu adalah proses dari pembinaan ini.

Tanya : Akhlak seperti apa yang harus ada di dalam diri para
santri?

Jawab : seperti yang tercantum dalam Al-quran. Hadis, bahwa


yang muda harus menghormati yang tua, dan yang tua juga harus
menghormati yang muda. Banyak masalah-masalah yang
berkaitan dengan akhlak.

Tanya : Bagaimna pola komunikasi yang ustadz terapkan dalam


pembentukan akhlak santri disini?

Jawab : salah satunya kita mengadakan pertemuan setiap minggu


dan setiap jum’at. Sehingga mereka bisa saling bertemu dengan
para pengurus saat muhadaharah dan di saat seperti itulah kita
memanfaatkan untuk menyampaikan berbagai informasi jadi kita
saling berbagi rasa, bertukar pikiran, menyampaikan kelebihan
masing-masing.

Tanya : Apa saja penghambat yang Ustadz hadapi saat proses


berlangsungnya pembentukan akhlak santri di Ponpes ini?

Jawab : kalau penghambat pasti ada, apa lagi santri terkadang


masih males-malesan ikut kegiatan, terus ada juga pergaulan
temen-temen yang terkadang dekat dengan siswa di luar
pesantren itu juga jadi penghambat.

Tanya : Apa pendukung yang Ustadz hadapi saat berkomunikasi


dengan santri dalam pembentukan akhlak santri?

Jawab : kalau pendukung, kita selalu menjaga kekompakan dan


pengasuh juga tiap hari mengontrol kami dengan menjalani
kegiatan, sehingga kami juga merasa terjaga dan bertanggung
jawab dalam pembentukan akhlak santri disini.

Tanya : Apa usaha yang dilakukan Ustadz dalam menghadapi


hambatan proses berlangsungnya pembentukan akhlak santri di
Ponpes Nurul Falah?

Jawab : yang pertama saya dan pengurus lainnya tidak pernah


putus asa selalu mencari solusi kalau misalnya ada hal yang
kurang baik di Ponpes Nurul Falah ini, yang kedua kami selalu
menegakkan peraturan yang sudah di tentukan, kalau misalnya
ada yang melanggar tetap kami hukum, selain itu jadi solusi dan
menumbuhkan rasa kedisiplinan kepada santri.
Tanya : Apa harapan Ustadz ke depan untuk para santri disini?

Jawaban : harapan saya semoga mereka menjadi orang-orang


sukses dunia dan juga akhirat.

Hasil Wawancara

Nama : Nazwa Aisyatuddarojat


Umur : 14 Tahun
Status : Santri Ponpes Nurul Falah
Waktu Wawancara : 05 Maret 2023, 13.00-13.35
Tempat Wawancara : Pondok Pesantren Nurul Falah

Tanya : Sejak kapan adik pesantren disini?

Jawab : saya masuk pesantren tahun 2020.

Tanya : Adik tau dari mana Ponpes ini?

Jawab : Dari Kakak saya.

Tanya : Apa adik senang mengikuti semua kegiatan disini?

Jawaban : senang karena banyak dapet temen sama pengalaman.

Tanya : Materi apa aja yang sudah diberikan pengajar selama


adik nyantri disini?

Jawab : Banyak, belajar kitab kuning, terus juga belajar


computer, muhadhoroh, sama amsilati.
Tanya : Apakah adik merasakan perubahan dan perbedaan dari
dalam diri untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya?

Jawab : ada, sebelumnya kan saya kalau di rumah jarang sholat


berjamaah kalo disini bisa jamaah, pertamanya ga bisa ngaji tapi
sekarang Alhamdulillah sudah bisa ngaji, terus juga sudah di
ajarin akhlak yang baik kepada orang tua dan oara ustad kita
semua, kalau saya masih di rumah gak tau apa-apa.
Bersama H. Moh Daud Anhar, (selesai wawancara)

Bersama Pengurus Pondok Pesantren Nurul Falah


Kegiatan Kajian Santri
Kegiatan Muhadharah Santri

Anda mungkin juga menyukai