SKRIPSI
2023
Lembar Pernyataan
i
ANALISIS FRAMING ROBERT ENTMAN PADA
PEMBERITAAN CUTI MELAHIRKAN DALAM UNDANG-
UNDANG KESEJAHTERAAN IBU DAN ANAK DI MEDIA
ONLINE KOMPAS.COM
SKRIPSI
Oleh
Dian Cahyaningrum
NIM. 11160510000180
Dosen Pembimbing
1445 H/ 2023 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Sidang Munaqosah
Ketua
Anggota
Penguji I Penguji II
iii
ABSTRAK
Dian Cahyaningrum
11160510000180
Analisis Framing Robert Entman Pada Pemberitaan Cuti
Melahirkan Dalam Undang-Undang Kesejahteraan Ibu Dan Anak
di Media Online Kompas.Com
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana media
online Kompas.com membingkai pemberitaan tentang cuti melahirkan
yang diatur dalam Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak.
Penelitian ini menggunakan teori framing Robert Entman sebagai
kerangka analisis. Metode yang digunakan adalah analisis konten dengan
mengambil sampel berita tentang cuti melahirkan pada periode Juni 2022
– Februari 2023 di media online Kompas.com.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media online Kompas.com
menggunakan framing untuk menggambarkan kasus individu yang
mengalami dilema dalam mengambil cuti melahirkan serta untuk
menggambarkan dampak kebijakan cuti melahirkan bagi pihak lain yaitu
perusahaan. Kompas juga cenderung menggambarkan posisi perusahaan
yang menerapkan kebijakan tersebut.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa media online
Kompas.com membingkai pemberitaan tentang cuti melahirkan dalam
konteks pekerja perempuan dan hak cuti perempuan terkait cuti
melahirkan dan kebijakan publik. Framing mengenai cuti yang
didapatkan perempuan digunakan untuk menggambarkan peran
perempuan dalam keluarga dan masyarakat, sementara framing
kebijakan publik digunakan untuk menggambarkan urgensi adopsi
kebijakan cuti melahirkan yang baik dan efektif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa media online
Kompas.com membingkai pemberitaan tentang cuti melahirkan dengan
menggunakan berbagai framing yang berbeda, yang dapat
mempengaruhi cara masyarakat memahami isu tersebut. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman
mengenai framing media dan isu-isu gender dalam pemberitaan media
online di Indonesia.
Kata Kunci: Cuti Melahirkan, Framing, Kompas, Undang-
Undang, Kebijakan,
iv
KATA PENGANTAR
v
Fathurokhmah, M.Si Wakil Dekan II Bidang Administrasi, Dr.
Rubiyanah, M.A. serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Dr.
Muhtadi, M.Si.
3. Ketua Program Studi Jurnalistik, Dr. Bintan Humeira, M.Si,
mengarahkan, serta memberikan kritik dan saran kepada penulis
dalam penelitian ini.
4. Dosen Pembimbing, Dr. Ismail Cawidu, M.Si, yang telah
meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
5. Dosen Penasihat Akademik, Drs. Helmi Hidayat, M.A. yang selalu
mendukung penuh penulis selama perkuliahan
6. Seluruh dosen serta staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
7. Staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta serta Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi.
8. Media daring Kompas yang artikelnya penulis gunakan dalam skripsi
ini.
9. Kepada ayahanda Jainudin dan ibunda Rumiati yang telah memberi
doa serta dukungan yang tumpah meruah yang takpernah terputus.
10. Kakak penulis Erna Lesiana, Yoki Apriandi, Ria Astria Sari yang
telah memberikan dukungan material yang mendukung penulis dapat
mengakhiri tugas akhir ini, ponakan onti Allesha, Alkhawa, Dzakiya,
Dzakira, Fellisha, Arisha, dan Gia yang telah lahir untuk membuat
onti semangat.
11. Kepada keluara dari Glamoralionda yaitu, Meyrisha Katriz Branidya,
Farisha Zintani Muharaw, Trishadea Rindu Arti dan semua keluarga
vi
yang bantu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis
untuk cepat menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Teman-teman Jurnalistik 2016 khususnya kelas C yang selalu
memberikan keceriaan di hari-hari perkuliahan
13. Semua sahabat dan teman-teman dekat peneliti yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, yang selalu mendukung penuh dalam setiap
suka dan duka perjalanan perkuliahan dari semester awal hingga saat
ini
14. Serta pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
skripsi ini yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu
15. Last but not least, I wanna thank me. I wanna thank me for believing
in me. I wanna thank me for all doing this hard work. I wanna thank
me for having no days off. I wanna thank me for never quitting. I
wanna thank me for just being me at all times.
Dian Cahyaningrum
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan ............................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................ v
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
E. Metodologi Penelitian................................................................ 16
BAB II .................................................................................................. 23
A. Analisis Framing........................................................................ 23
viii
3. Posisi Media ........................................................................... 36
3. Pengertian Cuti....................................................................... 44
B. Visi Kompas............................................................................... 52
BAB IV................................................................................................. 63
TEMUAN PENELITIAN................................................................... 63
BAB V .................................................................................................. 82
PEMBAHASAN.................................................................................. 82
ix
B. Bentuk Framing Mengenai Kebijakan Cuti Melahirkan ........... 86
BAB VI................................................................................................. 90
PENUTUP ........................................................................................... 90
A. Kesimpulan ................................................................................ 90
B. Saran .......................................................................................... 92
LAMPIRAN ........................................................................................ 97
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan yang telah terjadi. Hal
ini membutikan bahwa untuk meningkatkan peran perempuan menjadi
sorotan ditengah pemerintah dan memberikan kesempatan yang semakin
luas untuk berkontribusi. Hal ini tidak luput dari jumlah populasi
perempuan yang setengah dari penduduk Indonesia. Hasil yang
ditunjukan pada sensus penduduk 2020 mencatat jumlah penduduk laki-
laki yang berada di Indonesia sebanyak 136,66 juta orang, atau 50,58
persen dari jumlah penduduk///Indonesia. Sementara, jumlah penduduk
perempuan///di Indonesia sebanyak 133,54 juta orang, atau 49,42 persen
dari//penduduk Indonesia.2
2
Rilis data Badan/Pusat/Statistik//(BPS), pada 2021 sejumlah
39,52% atau setara dengan 51,79 juta penduduk perempuan yang bekerja
memiliki usia 15 tahun keatas. Angka yang semakin bertambah 1,09 juta
orang dari data tahun sebelumnya 50,7 juta orang perempuan, melalui
data tersebut pekerja perempuan yang merupakan tenaga usaha
penjualan sebesar 28,6%. Angka tersebut meningkat 1,05 poin dari
tahun//sebelumnya berjumlah 27,55%.
3
pekerjaan yang dimiliki seorang perempuan tidak ada bedanya dengan
jenjang karir yang dimiliki laki-laki.4
4
Maka dari itu perempuan sebagai tenaga kerja di Indonesia harus
diberikan kebijakan perlindungan hak yang khusus untuk melindungi
pekerja perempuan itu sendiri, dengan cukup banyak perkerja diberbagai
sector, Adapun Undang-Undang yang mengatur ketenaga Kerjaan nomor
13 tahun 2003 yang membantu dalam perlindungan khusus untuk pekerja
perempuan agar dapat memenuhi hak kerja dan segala kodrat yang
perempuan miliki.5
5
memberikan hukum yang adil bagi warga negaranya, yang telah tertuang
dalam Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sebuah konstitusi Negara.
Seperti yang kita ketahui perempuan yang bekerja juga layak dan harus
mendapatkan warga negara yang sama dengan warga negara lainnya,
yang menunjukanlaki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan.
6
4. Hak-hak yang didapatkan pekerja perempuan dibidang sistem
pengupahan
7
merupakan konsep membudaya yang berusaha membuat perbedaan
(distinction) dalam hal kewajiban dan tanggung jawab, tingkah laku,
personalitas, dan tabiat emosional diantara perempuan dan laki-laki yang
disusun oleh masyarakats (women’s studies encyclopedia).7
8
mengenai kesetaraan gender melalui aksi-aksi media atau publikasi,
garis haluan pengembangan dan pelatihan atau seminar-seminar.9
131 2012
9
refleksi fakta dan tanpa terlepas dari perasan yang didapatkan pembaca
dan narasumber.11
10
B. Batasan Penelitian dan Rumusan Masalah
1. Batasan Penelitian
Batasan penelitian yang dibuat penulis ini untuk
menyederhanakan proses penulisan dan menitikan fokus
perhatian pada masalah yang dikaji. Adapun batasan penelitian
yang akan dikaji dan difokuskan pada pemberitaan Kompas dari
periode Juni 2022 – Februari 2023, maka dari itu penelitian ini
dibatasi dengan memberikan fokus terhadap pemberitaan
tersebut.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka fokus
masalah dalam penelitian, bagaimana analisis framing pada
media Kompas.com mengenai pemberitaan cuti melahirkan di
Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak?
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
analisis framing atau pembingkaian mengenai hak yang
didapatkan Pekerja Perempuan setelah melahirkan pada
pemeberitaan media Kompas tentang Undang-Undang ketenaga
kerjaan nomor 13 tahun 2003.
11
2. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di
bidang akademis terutama ilmu komunikasi tentang kajian
analisis framing media massa. Tak hanya itu, penulis juga
berharap riset ini dapat dijadikan bahan informasi, data, serta
referensi bagi seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi, khususnya
mahasiswa jurnalistik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
konstribusi yang positif terhadap perkembangan studi mengenai
kontruksi isi pekerja perempuan saat ini, khususnya akademis
dan peneliti, umumnya bagi masyrakat luas.
12
Konsep pada wacana (bahasa) yang dipakai akan
memberikan efek pola pandang manusia dalam upaya
merepresentasikan realitas-realitas sosial pada masyarakat.
Dengan itu, representasi yang diakibatkan realitas-realitas sosial
di masyarakat terbentuk akan kontruksi sosial. Keberadaan
media massa yang menjadi kontrol kendali dalam pola pikir
masyarakat akan berdapak kepada kontruksi yang terjadi pada
masyarakat dalam menanggapi yang ada pada masyarakat.
Representasi pula kontruksi citra yang dimiliki peremppuan
dirasa sangat penting untuk dibedah dan diketahui sudut pandang
serta terkaitannya dengan media massa.
13
diposisikan berada pada pihak pembaca atau sumber informasi.
Pembaca memiliki pemikiran perempuan harus menggurkan
salah satu kewajibannya. keadaan ini termaksud sebuah imbas
dari kedudukan sebagai objek yang termajinalkan. Konstruksi
citra negatif direpresentasikan melalui pembahasan yang
disampaikan baik oleh moderator maupun penulis dalam bentuk
tanggapan, kritik, penggunaan dalil serta prespektif psikologis
sebagai bentuk pengukuhan wacana.
14
3. Penelitian yang ditulis oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul “Pembingkaian Berita
Kekerasan Kudeta Myanmar Pada Kompas”. Penelitian ini
disusun oleh Devi Fitriani. Output penelitian tersebut adalah
bahwa media subjek penelitian membingkai pemberitaan
kekerasan sebagai bentuk pembelaan terhadap hak asasi manusia
di Myanmar dan sebagai bentuk protes terhadap aksi kekerasan
yang dilakukan oleh militer Myanma.
4. Jurnal nasional yang ditulis oleh Fikry Zahria Emeraldien, Aldi
Purnomo, dan Nasario Wahyu Handoko dengan judul “Analisis
Framing terhadap Pemberitaan Klub Sepak Bola Persebaya”
yang diterbitkan oleh JURNAL PENJAKORA Volume 6 No 2,
Edisi September 2019. Jurnal ini memiliki relevansi terhadap
penelitian ini karena sama-sama menggunakan metode analisis
framing pada suatu pemberitaan olah raga khususnya sepak bola.
Pemberitaan pada jurnal ini berfokus bagaimana dua media yang
memiliki keterikatan dengan Persebaya membingkai Klub Sepak
Bola Persebaya itu sendiri. Hasil yang diperoleh dari penelitian
ini adalah framing berita yang dilakukan oleh Jawa Pos dan
Harian Surya memiliki 15 perbedaan pemberitaan. Jawa Pos
tidak menunjukkan keberpihakan dalam pemberitaannya,
sedangkan Surya berusaha menyajikan berita yang berimbang,
meskipun kurang harmonis dan kurang lengkap pada unsur
beritanya.
15
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Sebuah perspektif kritis dapat memberikan sebuah arti lain
terhadap sebuah realita yang sama. Prespektif menentukan sebuah
kenyataan dieksplor untuk lebih digali dala analisis dan
interpresentasinya. Dalam metodologi penelitian, hal ini dapat
disebut dengan paradigma.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan kualitatif bersifat deskriptif.
Pada penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk mendalami sebuah
kejadian yang dialami oleh subjek pemelitian seperti sebuah
prilaku, presepsi, motivasi dan Tindakan secara holistic dengan
cara sebuah deskripsi verbal atau sebuah bentuk kata-kata dan
12 Muh Fitrah, Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi
Kasus (Sukabumi: CV Jejak, 2017), hlm. 39
13 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa,
16
Bahasa pada suatu konteks terutama pada konteks yang alami
dengan sebuah manfaat alamiah.14
3. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, metode yang digunakan menggunakan
metode kualitatif deskriptis dengan menggunakan pemecahan
masalah yang diteliti dengan menggambarkan dan mengartikan
suatu keadaan objek pada penelitian bedasarkan fakta-fakta yang
objektivitas yang hadir atau tampak dengan sebagaimana adanya
(dessein). Peneliti ingin menunjukan sebuah gambaran pada
fenomena sosial yang ada pada pemberitaan hak cuti melahirkan 6
bulan pada Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak. Dalam
usaha menunjukan fakta, penulis mendeskripsikan pada tahap
pertama dalam mengemukakan gejala-gejala yang terkandung
dalam aspek diteliti agar lebih dipahami dan jelas penelitian ini.
17
4. Subjek dan Objek Penelitian
Pada penelitian ini, sebuah subjek dalam teks pada
pemberitaan media Kompas mengenai hak cuti melahirkan 6 bulan
pada Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak yang diberitakan
pada Juni 2022 sampai Januari 2023 yaitu:
18
5. Jenis dan Awal Pencarian Data
Data Primer yang bersumber dari Teks Undang-Undang
Kesejahteraan Ibu dan Anak mengenai perubahan Cuti Melahirkan
dan pemberitaan pada media Kompas "Cuti Melahirkan 6 Bulan,
Mendiskriminasi Pekerja dan Pencari Kerja Perempuan?" dan
“Kadin: Dunia pasti terdampak kebijakan cuti melahirkan 6 bulan
19
b. “RUU KIA yang Atur Cuti Melahirkan 6 Bulan Disetujui
Jadi Inisiatif DPR.”
c. “Kemenaker Pastikan Aturan Cuti Melahirkan Tidak
Dihapus.”
20
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa
tabel penelitian yang berisi mengenai subjek-objek dan posisi penilis-
pembaca. Tabel digambarkan sebagai berikut.16
21
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PEMBAHASAN
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Analisis Framing
17 Eriyanto. 2002. ANALISIS FRAMING: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta:
LkiS
18 Eriyanto. 2002. ANALISIS FRAMING: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta:
LkiS
23
tertentu dalam sebuah isu atau ralitas. Pada focus tersebut sebuah
informasi yang diartikan bermakna, menarik dan membuat pembaca
lebih terikat secara emosional.19
1. Framing Media
Framing dapat diartikan sebagai pembingkaian sebuah peristiwa,
atau memiliki arti lain pembingkaian yang dipakai untuk mencari tau
bagaimana prespektif atau cara pandang para wartawan atau medua
massa dalam menyeleksi isu dalam menuliskan berita.20 Menurut Todd
Gitlin, Framing merupakan sebuah strategi sebuah realitas atau media
disederhanakan dan dibentuk dalam semedikian rupa untuk
disebarluaskan kepada pembaca.21
24
kebenaran tentang suatau peristiwa yang tidak dapat diingkari secara
keseluruhan, tetapi digiring secara halus, dengan memberikan bumbu
pada aspek tertentu yang bersinambungan denga isu yang berkaitan
dengan penulisan fakta.22 Begitupula dala penempatan aspek yang
berkaitan kata atau diksi, gambar atau kalimat dan sebuah citra yang
dibangun dan disuguhkan kepada masyarakat.
2. Analisis Framing
Media melakukan penyaringan dalam proses ini terhadap realitas
yang disajikan. Metode ini dikenal dengan framing atau pembingkaian
dalam bidang komunikasi massa. Eriyanto menjelaskan framing dalam
media dalam bukunya Analisis Framing. Analisis framing merupakan
salah satu jenis studi yang mengkaji bagaimana media menciptakan
realitas. Analisis framing sering digunakan untuk mengkaji bagaimana
media menginterpretasikan dan membingkai peristiwa.
25
itu, pada akhirnya menentukan informasi yang digunakan, informasi
yang disorot dan ditinggalkan, dan arah berita.23
162
26
tulisan merupakan dua komponen framing. Karena sulit bagi mereka
untuk melihat fakta secara objektif atau tanpa bias, jurnalis memainkan
peran penting baik dalam pemilihan maupun penulisan. Pilihan fakta dan
anggapan mendasar keduanya dipengaruhi oleh sudut pandang khusus
ini. Dalam prosedur ini, selalu ada dua pilihan untuk dipilih dan mana
yang dihilangkan dari realitas aktual. Aspek realitas juga dapat
ditonjolkan dengan memilih sudut pandang dan fakta tertentu sambil
mengabaikan yang lain.
27
menyoroti atau menghargainya.26 Lebih khusus lagi, sebuah karya akan
memiliki makna yang lebih besar ketika ditulis dengan sejumlah realitas
tertentu yang menonjol darinya. Entman mengidentifikasi dua
karakteristik utama dalam sebuah teks, terutama pentingnya dan
menonjolnya unsur-unsur dunia nyata, berdasarkan buku Eriyanto
Framing Analysis: Creation, Ideology, and Politics. Dengan
menggunakan highlight, audiens akan menemukan teks menjadi lebih
menarik, bermakna, dan mudah diingat.
28
penulisan fakta. Ketika aspek
tertentu dari isu tertentu dari suatu
peristiwa/isu tersebut telah
dipilih, bagaimana aspek tersebut
ditulis? Hal ini sangat berkaitan
dengan pemakaian kata, kalimat,
gambar, dan citra tertentu untuk
ditampilkan kepada khalayak
29
sumber masalah) sebagai penyebab dari suatu
masalah? Siapa (aktor) yang
dianggap sebagai penyebab
masalah?
Make Moral Judgment (Membuat Nilai moral apa yang disajikan
keputusan moral) untuk menjelaskan masalah?
Nilai moral apa yang dipakai
untuk melegitimasi atau
mendelegitimasi suatu tindakan?
Treatmen Recomendation Penyelesaian yang apa
(Menekankan penyelesaian) ditawarkan untuk mengatai/isu?
Jalan apa yang ditawarkan dan
harus ditempuh untuk mengatasi
masalah?
B. Media Massa
30
The transmission of the social heritage from one generation to the next
(menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
29
M.Yoserizal Saragih, Media Massa dan Jurnalisme; Kajian Pemaknaan
Antara Media Massa Cetak dan Jurnalistik, V, No. 5, Tahun 2018, h.86.
31
dan simbo, tetapi juga dalam pengembangan gaya hidup dan norma-
norma.30
Antara Media Massa Cetak dan Jurnalistik, V, No. 5, Tahun 2018, h.86.
31 Denis McQuail (2022), Mass Communication Theory, 4 th Edition, London:
32
2. Efek Kehadiran Media Massa
Efek adalah sebuah bagian kecil yang berharga dalam sebuah
proses komunikasi. Efek tidak hanya sekedar reaksi dan balasan dari
penerima (komunkasi) yang diberikan kepada komunikator, taklain efek
dalam komunikasi merupakan paduan antara “kekuatan” yang bekerja di
masyarakat, di mana komunkator hanya dapat menguasai satu kemahiran
saja, yaitu pesan-pesan yang diberikan.
a. Efek kognitif
33
dapat mendapatkan informasi mengenai orang, benda atau tempat yang
sebelumnya kita tak pernah dengar dan kita tahu wujud, cerita atau
kunjungi secara langsung.33
b. Efek Afektif
Efek ini memiliki kadar yang lebih tinggi daripada efek kognitif.
Dapat diketahui tujuan sebuah komunikasi massa bukan hanya untuk
memberitahu khalayak untuk mengetahui sesuatu hal, tetapi lebih dari
itu, setelah mengetahui informasi yang deterima, khlayak diharapkan
mengerti dan dapat merasakannya.34
1. Situasi emosional
34
Beasaskan respon diatas yang dapat memengaruhi sebuah reaksi
terhadap sebuah pemberitaan, tayangan, film atau sebuah informasi,
bagaimana suasana emosional mempengaruhinya. Pemberitaan duka
atau film mengenai duka dapat sangat mengharukan jika penonton
merasa kekecewaan. Adegan lucu membuat tertawa apabila kita sebagai
penonton mendapatkan manfaat yang tidak tersangka sebelumnya.
2. Skema kognitif
35
dirasakan tokoh. Maka dari itu, Ketika tokoh identifikasi itu terpuruk, ia
merasakan kekecewaan; Ketika identifikasi berjaya, ia pun senang.
b. Efek Behavioral
c. Efek Kognatif
Contoh:
3. Posisi Media
Media massa yang menunjukan suatu gambaran mengenai alat
komunikasi yang bekerja diberbagai kategori masyarakat yang terlihat
jelas, diawali dengan katogori terbatas hingga dapat melibatkan semua
didalamnya. Media massa yang memberikan gambaran mengenai alat
komunikasi yang bekerja diberbagai katagori masyarakat yang terlihat
jelas, mulai dari katagori terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan
36
siapa saja didalamnya. Dengan katagori yang mencangkup semuanya
tersebar sangat luas.36 Media massa yang berperan sebagai sarana
menyebarkan informasi kepada secara masal dan dengan diakses oleh
masyarakat banyak, dan dilihat dari segi makna. Tugas media pula
sebagai alat atau sarana untuk menyebarluaskan isi berita,
komentar,opini, hiburan dan lain sebagainya.
1. Pengawasana (surveillance)
36 Morissan, M.A, Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si, Dr. Farid Hamid U, M.Si, Teori
Kominikasi Massa: Media, Budaya dan Masyarakat,
37 Kusuma Habibie, Dedi, DWI FUNGSI MEDIA MASSA, Magister Administrasi
37
2. Penafsiran (interpretation)
3. Pertalian (Linkage)
4. Penyebaran Nilai – Nlai (Transmissin of Value)
5. Hiburan (Entertainment)
38 Hafied Cangar, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2018), h.123.
38
massa, baik itu dalam tujuan baik atau sebaliknya, beserta dampak yang
dapat diperoleh didalamnya.
1. Perempuan Karir
Perempuan karir, dalam Kamus Bahasa Besar Indonesia, diambil
dari kata Perempuan dan Karir yang memiliki arti perempuan dewasa
dan karir yang berawal dari kata “karir” (Belanda) yang memiliki arti:
Pertama, yang memiliki perkembangan dan kemajuan dalam sebuah
jabatan, pekerjaa dan kehidupan. Kedua, memiliki makna pekerjaan
yang membuahkan harapan untuk melangkah maju.39 Dengan bahasa
lainn “karir” atau career memiliki arti “A job or profesion for which one
is trained and which one intends to follow fot part or whole of one’s life”
artinya sesuatu pekerjaan atau profesi, di mana seseorang perlu pelatihan
untuk melakukan tugasnya, dan memiliki keinginana untuk
menekuninnya dalam kehidupannya. Maka dari itu Perempuan karir
yang terlibat dalam profesi: bidang usaha, perkantoran dan lain-lain,
dengan memiliki dasar pendididkan dan keahlian,kejujuran, ketrampilan
dan sebagainya yang memiliki arti untuk hidup lebih baik untuk hidup
yang lebih baik dan layak dalam jenjang karir.
39
2. Peran Ganda Istri
Istilah peran ganda yang diketahui sebagai dua peran yang
dilakukan terhadap satu orang saja dalam waktu. Mengembangkan tugas
yang sudah terhadap hal yang harus dilakukannya dan peran yang
dimiliki perempuan dalam keluarga yang sudah menjadi kodrat yang
telah diberikan oleh yang maha esa. Pada keluarga konvesional, suami
memiliki tugas untuk mecari nadkah dan istri mengurus rumah tangga.
Dilihat dari perkembangan zaman, dengan tumbuhnya kesempatan yang
dimiliki perempuan memiliki pasangan untuk melakukan pekerjaan
seperti para suami. Pada pola kekeluargaan ini sangat hadir dan merubah
sebuah istilah yang diketahui dengan dualisme karir. 40
40
urusan keibuan saja. Terlihat sebelah mata dalam masyarakat yang
mengatakan perempuan hanya identik dengan dapur dan kasur. Aktivitas
perempuan yang selalu dikaitkan dengan kehidupan sekitar rumah dan
keluarga saja. Pandangan yang diberikan masyarakat belum menunjukan
adanya kepercayaan untuk melihat seorang perempuan untuk memiliki
tanggung jawab selain mengurus keluarga dan rumah saja.
41
Maka dari itu kesuksesan istri memiliki peran penting atau persetujuan
dari pihak suami atau laki-laki.
42
mendukung dan dapat mendampingu suami dan anak-anak dalam segala
hal dan kondisi apapun, hingga mendorong setiap usaha untuk
kelancaran dan keberhasilan suami dan kesuksesan anak-anak, dapat
diketahui itu menjadi sebuah investasi dunia dan akhirat. hal yang terus
berulang membuktikan hal tersebut sudah dilenggengkan dan
mempengaruhi cara pandang masyarakat mengenai peran penting
perempuan dalam berumah tangga. Tidak lama pandangan tersebut dapat
dipertahankan secara mutlak pada keseharian yang semakin maju dan
berkembang, dengan tingkat pendidikan masyarakat salah satunya
perempuan itu sendiri, perempuan dengan porsinya dengan kompeten
dan berpotensi dibidangnya, yang melakukaan pekerjaannya demi
menambah nafkah, tegaknya ekonomi rumah tangga dan mendukung
peningkatan sesuai dengan nilai-niali agama dan sosial budaya yang
diambilnya.42
Begitu pula dalam sosiologi organisasi, perempuan yang berkarir
merupakan sebagai salah satu sumber daya manusia yang dapat disebut
investasi berharga bagi perusahaan, dikarenakan hasil yang diberikan
sangat nyata untuk perusahaan. Perempuan yang berperan ganda
termaksud mahkluk sosial yang juga memiliki lingkungan, yang setiap
waktu dapat dituntut untuk dapat menyesuaikan diri denga lingkungan
tempatnya berada. Ketika lingkungannya memberikan tekanan, maka
perempuan yang berkarir akan senantiasa melakukan adaptasi, dan
berdampak positif bagi lingkungannya.43
43
Perempuan di Indoneisa semakin banyak yang memilih untuk
bekerja di luar rumah, dengan data 59% alasan utamanya adalah untuk
membantu ekonomi dan menambah penghasilan, juga menambah
aktualisasi diri bagi hidup perempuan menjenjang pendidikan tinggi. 44
3. Pengertian Cuti
Cuti adalah suatu periode waktu di mana sesorang tidak bekerja
atau tidak melakukan kegiatan rutinnya. Pemberian cuti biasanya
dilakukan oleh atasan atau pihak yang berwenang, seperti cuti biasanya
dilakukan oleh atasan atau pihak yang berwenang, seperti perusahaan
atau Lembaga tempat seorang bekerja. Tujuan dari pemberian cuti adalah
memberikan kesempatan bagi individu untuk beristirahat, mengisi ulang
energi, mengatasi kelelahan, menjaga keseimbangan antara kehidupan
pribadi dan professional, serta menjaga Kesehatan mental dan fisik.
Peraturan mengenai cuti telah tertuang di dalam UU Ketenagakerjaan
dalam Pasal 79 ayat (2) huruf C. yang membahas mengenai hak
karyawan, dan perusahaan harus menyediakan setidaknya 12 hari libur
untuk pegawainya.
44
energi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan fisik dan
mental.
2. Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi: Cuti memberikan
waktu yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara
tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan pribadi, sehingga
individu dapat menghabiskan waktu bersama keluarga, mengejar
hobi, atau melakukan kegiatan lain yang meningkatkan kualitas
hidup.
3. Peningkatan Produktivitas: Dengan mengambil cuti secara
teratur, individu dapat menghindari kelelahan dan kejenuhan
yang dapat mengganggu produktivitas. Istirahat yang cukup dan
pemulihan akan membantu meningkatkan konsentrasi,
kreativitas, dan motivasi kerja.
45
berkontribusi pada peningkatan kemampuan kerja dan inovasi di
tempat kerja.
4. Pemenuhan Kewajiban Hukum: Setiap negara memiliki
peraturan hukum terkait cuti yang harus dipatuhi oleh
perusahaan. Mematuhi peraturan tersebut adalah kewajiban
perusahaan dan dapat mencegah masalah hukum di masa
mendatang.
46
Pada pasal ini menerangkan bahwa perusahaan memiliki
kewajiban untuk memberikan upah kepada pekerja yang sakit.
Perusahaan pula wajib memberikan kesempatan untuk
beristirahat hingga kondisi sudah pulih.
4. Cuti alasan keluarga, yaitu cuti yang diberikan kepada karyawan
untuk keperluan keluarga, seperti merawat anggota keluarga
yang sakit atau megurus urusan pribadi yang penting.
5. Cuti Bersama, yaitu cuti yang ditetapkan secara kolektif untuk
semua karyawan dalam perusahaan atau Lembaga pada waktu-
waktu tertentu, sepreti hari libur nasional atau perayaan agama
tertentu.
6. Cuti alasan penting diakui sebagai dasar hukum untuk
mengambil cuti. Yang memiliki sifat bervariasi tergantung pada
yurisdiksi negara atau wilayah tempat.
47
4. Cuti bagi pekerja Perempuan
Cuti bagi pekerja Perempuan dapat mencakup beberapa jenis cuti
yang diberikan kepada pekerja Perempuan dalam situasi tertentu.
Beberapa jenis cuti yang sering diberikan kepada pekerja Perempuan
adalah:
48
Perempuan untuk kondisi medis terkait reproduksi, seperti
operasi ginekologi atau pengobatan infertilitas.
5. Cuti darurat keluarga: Cuti darurat keluarga juga dapat diberikan
kepada pekerja Perempuan untuk memberikan dukungan dalam
situasi darurat yang melibatkan anggota keluarga, seperti
kecelakaan, penyakit serius, atau perawatan keluarga yang
membutuhkan perhatian khusus.
49
BAB III
GAMBARAN UMUM
50
lebih dikenal dengan panggilan KCM. Para pengunjung KCM tidak
hanya memdaptkan replika harian Kompas pada era ini, begitu juga
mendapatkan update perkembangan berita terbaru.47
51
menjelaskan duduk perkara sebuah persoalan yang hadir ketimpang
siuran di tengah masyarakat.
B. Visi Kompas
52
2. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok
tertentu baik politik, agama, sosial, ekonomi atau golongan.
3. Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif
dengan segala kelompok.
4. Kompas adalah koran nasional yang berusaha mewujudkan
aspirasi dan cita-cita bangsa.
5. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang
dikembangkan tetapi selalu memperhatikan konteks struktur
kemasyarakatan dan pemerintahan yang menjadi lingkungan
Misi Kompas
53
perusahaan-perusahaan lain. Hal ini dijabarkan dalam lima sasaran
operasional:53
C. Kanal Kompas
54
KOMPAS Female: Memuat informasi seputar dunia Perempuan: tips-
tips seputar karier, kehamilan, trik keuangan serta informasi belanja.
Perjalanan Kompas
55
1995: Pertama kali muncul di internet dengan domain kompas.co.id.
Dikenal sebagai Kompas Online yang menampilkan replika harian
Kompas.
2018: Muncul dengan warna dan logo baru yang lebih solid.
Awards 2010
56
dalam rangka Hari Pers Nasional
Kompas – Hassan Wirajuda Award
– Kementrian Luar Negeru RI :
Terbaik Kategori A
(Jurnalis/Media)
2016 Kompas – Influential Brands – Top
Brand Online News Platform
Kompas – Digital Marketing Award
– Great Performing Webite
(Category: News Site)
Kompaskarier.com – Influential
Brands – Top Brand Online Job
Search Pijaru – Festival Film
Indonesia – Pemenang Piala Citra
kategori Film Animasi Terbaik
(Surat Untuk Jakart) Pijaru –
Hellofest Award – Best Picture
(Surat Untuk Jakarta)
Pijaru – Piala Maya – Dokumenter
Pendek Terpilih (Teater Tanpa
Kata: Sena Didi Mime)
2017 Kompas – WOW Brand Award –
Gold Champion (News Website
Category) Kompas –
Superbrands - Superbrands Special
Award (Online News Category)
57
Kompas – Anugerah Jurnalistik MH
Thamrin – 3rd place (Online
Feature Category) Kompas –
Anugerah Jurnalistik MH Thamrin
– 3rd place (Sports Feature
Category) VIK (Visual Interaktif
Kompas) – Bubu Awards v.10 –
Best Website Award (News /
Entertainment Category)
VIK (Visual Interaktif Kompas) –
WAN IFRA Silver Award – Best
Innovation New Product
2018 Kompas – WOW Brand Award –
Bronze Champion (Online News
Portal) Kompas – Superbrands
Indonesia (Trusted Online News)
Kompas – Sertifikasi Jaringan
Internasional Penguji Informasi
(International Fact- Checking
Network/ IFCN)
2019 Kompas – WOW Brand Award
(News website) Kompas –
Superbrands Award (Trusted
Online Media)
58
Editor in Chief Amir Sodikin, Johanes Heru
Margianto
Assistant Managing Editor Laksono Hari Wiwoho, Ana
Shofiana Syatiri, Caroline
Sondang Andhikayani Damanik
Editors Bayu Galih Wibisono, Diamanty
Meiliana, Krisiandi, Fabian
Januarius Kuwado, Icha Rastika,
Kristian Erdianto, Dani Prabowo,
Sabrina Asril, Sandro Gatra,
Egidius Patnistik, Jessi Carina,
Irfan Maullana, Ambaranie Nadia
Kemala Movanita,Nursita Sari,
Farid Assifa, Aprillia Ika,
Robertus Belarminus, Abba
Gabrillin, Erlangga Djumena,
Bambang Priyo Jatmiko, Sakina
Rakhma Diah Setiawan, Yoga
Sukmana, Hilda Hastuti, Dian
Maharani, Kistyarini, Andi
Muttya Keteng, Tri Susanto
Setyawan, Aris Fertonny
Harvenda, Agung Kurniawan,
Azwar Ferdian, Aditya Maulana,
Agustinus Wisnubrata, Glori
Kyrious Wadrianto, Lusia Kus
59
Anna Maryati, Bestari Kumala
Dewi, Muhammad Reza
Wahyudi, Reska Koko Nistanto,
Oik Yusuf Araya, Gito Yudha
Pratomo, Silvita Agmasari,
Aloysius Gonsaga Angi Ebo, Eris
Eka Jaya, Ferril Dennys Sitorus,
Shierine Wangsa Wibawa, Wahyu
Adityo Prodjo, Palupi Annisa
Auliani, Erwin Kusuma Oloan
Hutapea, Yunanto Wiji Utomo,
Nibras Nada Nailufar, Ardi
Priyatno Utomo, Michael Hangga
Wismabrata, Gloria Setyvani Putri
K., Inggried Dwi Wedhaswari,
Resa Eka Ayu Sartika, Ariska
Puspita Anggraini, TriIndriawati,
Khairina, Muhammad Idris,
Andika Aditia, Sari Hardiyanto
Reporters Ihsanuddin, Rakhmat Nur Hakim,
Ardito Ramadhan, Akhdi Martin
Pratama, Rosiana Haryanti, Ira
Gita Natalia Sembiring, Setyo Adi
Nugroho, Stanly Ravel
Pattiwaelapia, Nabilla Tashandra,
Dian Reinis Kumampung,
60
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Josephus Primus, Alsadadrudi,
Mela Arnani, Luthfia Ayu
Azanella, Retia Katika Dewi,
Akbar Bhayu Tamtomo, Bill
Clinten, Rindi Nuris Velarosdela,
Mutia Fauzia, Fitria Chusna
Farisa, Vitorio Mantalean, Fika
Nurul Ulya, Cynthia Lova, Nur
Rohmi Aida, Dandy Bayu
Bramasta
Multimedia & Social Media Roderick Adrian Mozes,
Heribertus Kristianto Purnomo,
Dino Oktaviano Sami Putra, Ari
Prasetyo, Garry Andrew
Lotulung, Andreas Lukas, Lulu
Cinantya, Sherly Puspita, Pamela
Djajasaputra
Administrative & Secretary Adinda Dwi Putri, Ira Fauziah
Adinda Dwi Putri, Ira Fauziah Alia Deviani, Fikria Hidayat, Sri
Noviyanti, Mikhael Gewati,
Sheila Respati, Anggara Wikan
Prasetya, Hisnudita Hagiworo,
Alek Kurniawan, Anissa Dea
Widiarini, Aditya Mulyawan
61
62
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
A. Data Penelitian
63
Temuan data berita media Kompas.com
64
pekerjaannya setelah bertambahnya hak cuti
melahirkan bagi ibu setelah hamil.
65
Dapat dilihat pada paragraph diatas, di mana lead berita yang
diberitakan Kompas.com menampilkan tentang permasalahan utama
mengenai pertimbangan kembali dikarenakan potensi dan kemampuan
perusaahaan tentang kebijakan baru tersebut. Kompas .com memilih
narasumber dari Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Dita Indah Sari
sebagai ahli dalam bidang ketenagakerjaan, bahwa kebijakan yang
dibuat tidak akan mengubah bentuk atau karakteristik peraturannya yang
bersifat memaksa.
66
“ "Ya kita harus mendengarkan juga aspirasi dunia usaha. Jangan
lupa, dunia usaha itu beragam. Ada yang skala aset dan omzetnya besar,
ada yang menengah ada yang kecil. Ada yang produktivitasnya tinggi,
ada yang biasa-biasa, ada yang malah rendah. Membuat regulasi kan
tidak bisa pukul rata diasumsikan bahwa semua siap dan mampu,"
katanya kepada Kompas.com, Jumat (24/6/2022).”
67
c. Membuat Keputusan Moral (Make Moral Judgment)
Pada elemen membuat keputusan moral dari metode Framing
Robert Entman, Kompas menyebutkan kebijakan yang dibuat Puan
Maharani dalam meloloskan RUU KIA menjadi RUU Inisiatif DPR,
yang menegaskan RUU ini akan memberikan jaminan kesehatan bagi ibu
dan anak, khususnya bagi keluarga dari kalangan yang kurang mampu.
“Ketua DPR RI Puan Maharani terus berupaya meloloskan RUU
KIA menjadi RUU Inisiatif DPR, Menurut Puan Maharani, RUU
Kesejahteraan Ibu dan Anak ini sudah masuk dalam daftar Program
Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2022, sehingga diharapkan bisa
segera selesai dan disahkan jadi UU.”
Dari pertimbangan yang ada, dapat dilihat bahwa cuti melahirkan
enam bulan sangat efektif dalam meningkatkan keberhasilan ASI
eksklusif, dan dapat mengoptimalkan status kesehatan bagi kesehatan
ibu dan bayi, dan diharapkan dapat mempertahankan produktivitas
pekerja, serta berdampak positif bagi ketahanan keluarga.
“Menurut dia, RUU ini penting untuk menyongsong generasi
emas Indonesia. Dia bilang, salah satu pasal yang vital adalah jatah cuti
melahirkan hingga 6 bulan bagi pekerja Perempuan. Jika disahkan, RUU
ini KIA ini akan merevisi UU Ketenagakerjaan yang lama yang hanya
membolehkan cuti melahirkan maksimal 3 bulan.”
Kesepakatan mengenai RUU KIA ini menitikberatkan untuk
masa pertumbuhan generasi bangsa pada masa pertumbuhan emas anak
atau golden age yang merupakan semuah pertumbuhan yang krusial yang
68
diharapkan dan ada kaitannya dengan 1.000 hari pertama kehidupan
(HPK) sebagai penentu masa depan anak.
69
2. Analisis Berita 2: “RUU KIA yang Atur Cuti Melahirkan 6
Bulan Disetujui Jadi Inisiatif DPR”
70
Menekankan Dalam pembahasan yang ada beberapa
Penyelesaian tahhapan yang membuktikan naiknya
(Treatment produktfitas buruh yang mengambil cuti
Reccomendation) melahirkan-menyusi dan menemani pasca
melahhhirkan.
71
c. Membuat Keputusan Moral (Make Moral Judgment)
72
Dalam pemilihan bahasa dan penekanan, Kompas.com
menekankan pentingnya RUU KIA dan cuti melahirkan yang cukup bagi
ibu dan keluarga mereka, dan menyatakan bahwa RUU ini masih harus
melalui tahap pembahasan lebih lanjut dan konsultasi dengan berbagai
pihak. Hal ini menunjukkan upaya Kompas.com untuk memberikan
informasi yang objektif dan tidak bersifat tendensius.
73
Nomor 13 Tahun 2003 dan RUU KIA juga perlu dilakukan dengan
cermat untuk menghindari kebingungan dalam implementasinya.
74
3. Analisis Berita 3: “Kemenaker Pastikan Aturan Cuti
Melahirkan Tidak Dihapus”
75
melahirkan yang dihapus setelah terbitnya
Perppu tersebut juga menyebabkan
kebingungan di kalangan masyarakat dan
pekerja perempuan.
76
meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya menjaga hak-
hak pekerja perempuan, serta mencegah
terjadinya ketidakpastian dan kesalahpahaman
di kalangan masyarakat dan pekerja perempuan
77
kepastian aturan cuti hamil/melahirkan setelah terbitnya Perppu Cipta
Kerja.
78
Berdasarkan analisis framing yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa teks berita tersebut memaparkan informasi mengenai aturan cuti
hamil atau cuti melahirkan yang masih berlaku sesuai dengan Pasal 82
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Hal
ini bertolak belakang dengan kabar yang beredar bahwa aturan cuti
melahirkan dihapus setelah terbitnya Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.
79
Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat disimpulkan bahwa teks
berita ini memiliki nilai penting dalam memberikan informasi mengenai
aturan cuti hamil atau cuti melahirkan yang masih berlaku di Indonesia.
Selain itu, teks berita ini juga menunjukkan bahwa pihak Kemenaker
memiliki kepedulian terhadap hak pekerja perempuan untuk
mendapatkan cuti hamil atau cuti melahirkan. Sebagai akademisi
program studi jurnalistik, penting bagi penulis untuk memperhatikan
analisis framing dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsi agar
dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat.
80
dapat mengurangi keefektifan pesan dalam berita dan mengurangi
keterpercayaan pembaca terhadap informasi yang disajikan
81
BAB V
PEMBAHASAN
82
sistem cuti melahirkan. Selain itu, dari beberapa pemberitaan yang
dijadikan objek penelitian, Kompas dalam hal kebijakan cuti melahirkan
juga memberikan ruang bersuara bagi para perusahaan yang akan
menjalankan kebijakan tersebut. Perusahaan-perusahaan tersebut merasa
keberatan mengenai undang-undang yang melibatkan cuti melahirkan.
Keberatan tersebut terjadi karena waktu cuti melahirkan yang akan
didapat oleh pekerja perempuan akan direvisi dari 3 bulan menjadi 6
bulan dan 40 hari bagi sang suami. Hal ini akan mempengaruhi kinerja
perusahaan di mana Kompas membahas hal-hal tersebut berdasarkan
sudut pandang pengusaha.
Hal ini terlihat dari judul artikel yang berbunyi "Soal Cuti
Melahirkan 6 Bulan, Ini Kata Kemenker " dan “RUU KIA yang Atur Cuti
Melahirkan 6 Bulan Disetujui Jadi Inisiatif DPR” yang menekankan
adanya kontra yang ditekankan oleh para perusahaan yang akan
menerapkan kebijakan tersebut.
83
bulan dan 40 hari bagi sang suami. Lamanya durasi tersebut dapat
memberikan implikasi pada performa perusahaan di mana kebijakan
tersebut diterapkan. RUU baru tersebut yang menjadi sumber masalah
bagi adanya kontra yang diajukan oleh owner-owner perusahaan.
84
judul “Kemenaker Pastikan Aturan Cuti Melahirkan Tidak Dihapus”,
Kompas menunjukkan beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi ketidakadilan gender dalam sistem cuti melahirkan, seperti
meningkatkan regulasi pemerintah, memberikan insentif bagi
perusahaan yang memberikan cuti melahirkan lebih dari 3 bulan, dan
memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya hak cuti
melahirkan.
85
yang cukup dan fleksibel bagi karyawan perempuan. Namun, konflik
antara kebutuhan karyawan perempuan dan perusahaan juga terlihat
dalam pemberitaan ini
86
menekankan bahwa ibu yang merawat anak di awal kehidupannya akan
memberikan dampak positif pada perkembangan anak di masa depan.
87
Namun, dalam pemberitaan tentang cuti melahirkan di media
online, perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, penting untuk
memastikan bahwa pemberitaan tersebut akurat dan faktual. Hal ini
sangat penting karena informasi yang salah dapat memberikan dampak
buruk pada pembaca, terutama bagi para pekerja perempuan yang
membutuhkan informasi yang benar tentang hak mereka. Oleh karena
itu, media harus memastikan bahwa informasi yang mereka publikasikan
telah diverifikasi dan diperiksa oleh sumber yang dapat dipercaya.
88
memperhatikan sudut pandang dari berbagai pihak seperti pekerja
perempuan, majikan, dan pengamat industri.
89
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
90
Kompas memposisikan dirinya untuk membantu menyuarakan
pendapat pengusaha yang merasa keberatan atas kebijakan tersebut.
Terlihat Kompas cukup sering menonjolkan sisi pengusaha dari pada
sisi ibu hamil.
3. Framing Solutions, Media online Kompas memberikan fokus pada
solusi atau rekomendasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi isu
cuti melahirkan ini. Dalam pemberitaannya, media memberikan
rekomendasi untuk memperpanjang cuti melahirkan dan
memberikan fleksibilitas dalam pemanfaatan cuti tersebut. Selain itu
penyelesaian lain adalah dengan melibatkan elemen-elemen
perusahaan untuk memberikan suara dalam kebijakan tersebut.
Pemerintah memberikan ruang bagi pengusaha untuk turut andil
memberikan suara sehingga hasil yuang didapat terasa lebih
berimbang. Dalam konteks ini, penyelesaian lebih kepada
rekomendasi bagi pengusaha yang akan menerapkan kebijakan
tersebut. Ini menandakan Kompas ingin menjadi salah satu sumber
untuk memberitakan penyelesaian bagi pengusaha-pengusaha yang
ada
4. Framing Conflict, Pemberitaan mengenai cuti melahirkan dalam
undang-undang kesejahteraan ibu dan anak pada media online
Kompas juga menggunakan frame conflict atau fokus pada konflik
yang terkait dengan isu ini. Konflik yang muncul adalah antara
kebutuhan karyawan perempuan untuk cuti melahirkan yang cukup
dan fleksibel dengan kebutuhan perusahaan untuk menjaga
produktivitas mereka.
91
Dari kesimpulan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa media
online Kompas cenderung memberikan fokus pada kepentingan dari segi
ekonomi di mana suara perusahaan-perusahaan yang akan menerapkan
kebijakan ini disalurkan. Perusahaan mengganggap bahwa RUU terbaru
mengenai cuti melahirkan yang diberikan untuk kesehatan ibu dan anak,
namun juga memberikan dampak tertentu bagi jalannya ropda
perusahaan karena durasi yang diperpanjang menjadi 6 bulan. serta
memberikan rekomendasi untuk memperpanjang cuti melahirkan.
Media juga menekankan tanggung jawab pemerintah dan perusahaan
dalam memberikan cuti melahirkan yang cukup dan fleksibel bagi
karyawan perempuan. Namun, konflik antara kebutuhan karyawan
perempuan dan perusahaan juga terlihat dalam pemberitaan ini
B. Saran
92
DAFTAR PUSTAKA
• Afrid Tamara Wiladatika, “Pekerja Perempuan dan Masalah
Gender”, Universitas Brawijaya, Vol 3, No 1, 2015,
• Alifiulahtin Utaminingsih, Gender dan Perempuan Karir,
(Tempat Terbit: Universitas Brawijaya Press 2017)
• Chang, C. (2017). Maternity leave and women’s employment:
Evidence from reform in Taiwan. Review of Economics
of the Household, 15(4), 1117-1137.
• Colorado; westtview press, 2009.
• Denis Mcquail 2022, Mss communication theory, 4 edition,
London; sage publication. Hal 4.
• DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka)
• Desak Putu dan Made Susilawati, “Studi Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perempuan Bekerja di Kota Denpasar”
Fakultas MIPA Universitas Udayana 2012.
• Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.
(Yogyakarta: LKiS, 2001)
• Entman, R. M. (1993). Framing: Toward clarification of a
fractured paradigm. Journal of communication, 43(4), 51-
58.
• Goffman, E. (1974). Frame analysis: An essay on the
organization of experience. Harvard University Press.
• Hafied Cangar, pengantar ilmu komunikasi, Jakarta; Rajawali
Pers 2018.
93
• Hamim ilyas dkk, perempuan tertindas? Kajian hadis hadis
misoginis (Yogyakarta: elsaq press, cet 11, 2008).
• Heymann, J., & McNeill, K. (2019). The Work, Family, and
Equity Index: How Does the United States Measure Up?.
Oxford University Press.
• J Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT
Remaja Rosdakarya, 2006)
• Jalaudin Rakhmat, psikologi komunikasi.
• June, hannam feminism, 2007, London; pearson/longman,
hlm.22.
• Kusuma Habiebie, Dedi, DWI FUNGSI MEDIA MASSA,
Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada,
2018.
• LP3ES Indonesia, 2004).
• M.Yoserigal Saragih, Media Massa dan jurnalisme; kajian
pemaknaan antara media massa cetak dan jurnalistik, V,
No. 5, tahun 2018.
• Mahdi Ivan, “Siapa Bilang Penduduk Perempuan Lebih
Banyak?” dataindonesia.id.
• McRobbie, A. (2018). Feminism and the politics of the personal.
In Media and the Inner World (pp. 23-39). Routledge.
• Morrisasn, M.A, Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si, Dr. Farid
Hamid U, M.Si, Teori komunikasi massa; Media, Budaya
dan masyarakat
94
• Mulyana, Kajian Wacana :Teori Metode, Aplikasi, dan Prinsip-
prinsip Analisis Wacana (Jogjakarta : Tiara Wacana,
2005)
• Ononong Ucjana, ilmu teori dan filsafat komunikasi.
• Pan, W., & Kosicki, G. M. (1993). Framing analysis: An
approach to news discourse. Political Communication,
10(1), 55-75.
• Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta : LKIS,
2006)
• S.R. Nurhayati. Atribusi Kekerasan Dalam Rumah Tangga,
Kesadaran terhadap Kesetaraan Gender, dan Strategi
Menghadapi Masalah pada Perempuan Korban
Kekerasan dalam Rumah Tangga. Tesis (tidak
diterbitkan). (Yogyakarta: Program Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada, 2005).
• Scheufele, D. A., & Tewksbury, D. (2007). Framing, agenda
setting, and priming: The evolution of three media effects
models. Journal of communication, 57(1), 9-20.
• Sekaran, U. (2003). Research methods for business: A skill-
building approach. John Wiley & Sons.
• Siti Karlinah, komunikasi massa, Jakarta ; penerbitan Ut,1999.
• Sobari, Teti, Lilis Faridah, Model Sara Mills dalam Analisis
Wacana Peran dan Relasi Gender.
• Subakto, Henredn Rachmah Ida komunikasi politik, media dan
demokrasi 131 2012
95
• Sulistianingaih dan Agus m. Najib, kesetaraan gender di
perguruan tinggi islam, (Yogyakarta; MCGill IAIN-
indonesia social equity project, 2004).
• Taringan, Henry Guntur, Pengajaran Wacana, (Bandung:
Angkasa, 2009)
• Tong, Roamarie, feminism thought; a more comprehensive
introductions 3 edition.
• Tuwu, Darmin, Peran Pekerja Perempuan Dalam Memenuhi
Ekonomi Keluarga: Dari Peran Domestik Menuju Sektor
Publik, Al Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian-ISSN.
• Victoria Neufeldt (ed.). webster`s new world dictionary. (New
York: webster`s new
• Wahl-Jorgensen, K. (2013). Gendering news: Men as experts and
women as victims of gendered violence. Journalism,
14(2), 144-160.
• Wiryanto, pengantar ilmu komunikasi, Jakarta; Grasindo 2009
96
LAMPIRAN
Isi Berita
1. Teks Berita 1
Judul : Soal Cuti Melahirkan 6 Bulan, Ini Kata
Kemenker
Tanggal Rilis : 24, Juni 2022
Penulis : Ade Miranti Kurnia
97
Teks Berita
JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan,
Dita Indah Sari mengatakan, sebelum diketok palu oleh DPR RI,
Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU INISIATIF DPR
RI) ini harus mempertimbangkan kemampuan perusahaan.
"Ya kita harus mendengarkan juga aspirasi dunia usaha. Jangan lupa,
dunia usaha itu beragam. Ada yang skala aset dan omzetnya besar, ada
yang menengah ada yang kecil. Ada yang produktivitasnya tinggi, ada
yang biasa-biasa, ada yang malah rendah. Membuat regulasi kan tidak
bisa pukul rata diasumsikan bahwa semua siap dan mampu," katanya
kepada Kompas.com, Jumat (24/6/2022).
98
bisa segera selesai dan disahkan jadi UU.
2. Teks Berita 2
Judul : RUU KIA yang Atur Cuti Melahirkan 6 Bulan
Disetujui Jadi Inisiatif DPR
99
Teks Berita
JAKARTA, KOMPAS.com - Undang-undang (RUU) tentang
Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) disetujui sebagai RUU inisiatif
DPR RI.
100
pimpinan rapat.
“RUU KIA juga mengatur cuti melahirkan paling sedikit enam bulan,
serta tidak boleh diberhentikan dari pekerjaan. Selain itu, ibu yang cuti
hamil harus tetap memperoleh gaji dari jaminan sosial perusahaan
maupun dana tanggung jawab sosial perusahaan,” ujar Puan dalam
keterangannya, Selasa (14/6/2022).
Ditentang pengusaha
101
Hal tersebut terkait adanya penambahan hak cuti ibu melahirkan
selama 6 bulan dan cuti suami 40 hari untuk pekerja.
"Perlu suatu kajian yang mendalam apakah harus 6 bulan atau cukup
4 bulan misalnya. Kemudian apakah cuti suami 40 hari juga menjadi
keharusan," katanya.
102
pengusaha.
"Soal detail seperti hak cuti berbayar buat ibu dan ayah itu hal yang
terbuka untuk didialogkan. Tentu kalau dialog dilakukan akan
mencapai titik temu bersama," ujarnya, Jumat (24/6/2022).
3. Teks Berita 3
Judul : Kemenaker Pastikan Aturan Cuti Melahirkan
Tidak Dihapus
Teks Berita
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Ketenagakerjaan
(Kemenaker) memastikan aturan cuti hamil atau cuti melahirkan
masih tetap berlaku sesuai dengan Pasal 82 Undang-Undang Nomor
103
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Hal itu disampaikan Kemenaker lantaran munculnya kabar aturan cuti
melahirkan dihapus usai terbitnya Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.
"Terkait pengaturan cuti hamil/melahirkan sebagaimana diatur dalam
Pasal 82 ayat (1) UU 13 Tahun 2003 oleh UUCK (UU Cipta Kerja)
dan Perppu 2/2022 tidak mengalami perubahan. Sehingga pengaturan
cuti hamil/melahirkan masih tetap ada," ujar Direktur Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Kemenaker Indah Anggoro Putri saat dihubungi Kompas.com, Rabu
(4/1/2023).
Hal itu terjadi pada aturan terkait cuti melahirkan. Meski Pasal 82
tidak dicantumkan di Perppu Cipta Kerja, aturan itu tidak dihapus
sehingga masih berlaku sesuai UU Ketenagakerjaan.
104
"Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan
berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan atau sesuai dengan surat
keterangan dokter kandungan atau bidan," isi pasal tersebut.
105