Skripsi
Oleh :
NIA NADIA
11141110000026
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
Nia Nadia
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
NIM : : 11141110000026
Mengetahui, Menyetujui.
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
MOBILISASI SUMBERDAYA DALAM AKSI KAMISAN
Oleh
Nia Nadia
11141110000026
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 13 Mei 2019. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program
Studi Sosiologi.
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 13 Mei 2019.
iv
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis tentang strategi mobilisasi partisipan dalam Aksi
Kamisan, sebuah gerakan sosial guna menyuarakan keadilan terhadap persoalan
pelanggaran HAM berat masa lalu. Gerakan sosial ini dimulai sejak 18 Januari
2007, setiap kamis, pada pukul 4-5 sore di depan Istana Negara. Sejak 12 tahun
hingga sekarang tetap berjalan dengan mengusung tema berbeda tiap minggunya.
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana strategi mobilisasi partisipan,
serta faktor penghambat dan pendorong dalam proses mobilisasi tersebut.
v
mobilisasi, pemanfaatan media sosial yang baik secara jelas menghasilkan
kehadiran di Aksi Kamisan bisa menyentuh angka ratusan dan minimal 50-hingga
70an orang. Pegiat muda, mereka merupakan roda yang menjalankan proses Aksi
Kamisan sekarang ini. Kehadiran mereka menjadi penerang guna upaya
menegakan keadilan warga Negara, serta penopang kreativitas dalam segala upaya
mobilisasi partisipan dalam Aksi Kamisan.
Mobilisasi Partisipan.
vi
KATA PENGANTAR
berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul:
skripsi ini semoga semakin membuka sebuah jalan yang akan terus dilewati oleh
Karena, skripsi ini bisa terselesaikan atas bantuan serta dukungan pihak terkait.
Oleh sebab itu penulis dengan tulus mengucapkan untaian terima kasih kepada :
skripsi yang sangat sabar tidak pernah bersikap marah kepada penulis
lama dalam penyelesaian skripsi ini. Juga atas masukan, kritik, serta
vii
5. Seluruh dosen FISIP UIN Jakarta yang menjadi lampu keilmuan bagi
6. Orang tua serta kakak dan abang-abang tercinta. Alm Yayah, Mamah,
Kaka, Bang Apik, Bang Ari, Aldi, terima kasih atas doa dan dukungan
yang tak terkira bagi penulis. Atas segala kekuatan yang dilimpahkan
sedari kecil hingga nanti. Semoga ini bisa menjadi jalan pembuka
Suciwati, Mbak Mesy, Mbak Citra, Bang Sulaiman, Mas Aldo, Mas
serta Rachmat dan Adam. Juga sobat kelas sebelah Shabel serta Mayar.
disebutkan satu-persatu.
10. Kepada PMII Komfisip cabang Ciputat, terima kasih atas pengalaman,
ilmu, kesempatan, serta segala hal baik yang membuka mata penulis
viii
selama berkuliah di UIN. Juga atas pengalaman terbaik di HIMASOS
11. Dan yang terbaik adalah terima kasih untuk diri penulis sendiri, terima
kasih atas perjuangan, kerja keras, serta usaha selama kuliah ini. I DID
MY BEST!
Demikian ucapan terima kasih yang penulis bisa sampaikan, dari hati
Semoga hasil skripsi ini bisa membawa manfaat baik kedepannya untuk
lingkungan yang lebih luas. Terakhir, terima kasih bagi teman-teman yang
Penulis
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................. ..................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ................................. ..................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ....................................... ..................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ..................................... ..................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ........................................ ................................................... 19
F. Kerangka Teori .......................................... ................................................... 20
G. Metodologi Penelitian ................................ ................................................... 25
1. Pendekatan Penelitian .................... ................................................... 25
2. Teknik Pengumpulan Data ............. ................................................... 27
3. Teknik Penentuan Informan ........... ................................................... 30
4. Teknik Analisis Data ...................... ................................................... 32
H. Sistematika Penulisan ................................ ................................................... 34
x
BAB III STRATEGI MOBILISASI PARTISIPAN DALAM AKSI KAMISAN
DAN FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG
A. Strategi Mobilisasi Partisipan dalam Aksi Kamisan ...................................... 51
1. Strategi Pemanfaatan Public Figure ............................................ 55
2. Strategi Penggunaan Media Sosial............................................... 63
3. Strategi Pelibatan Anak-Anak Muda ........................................... 70
4. Strategi Pengembangan Isu ...... ................................................... 83
B. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendorong dalam Mobilisasi Partisipan
Aksi Kamisan ............................................. ................................................... 85
1. Faktor Penghambat Mobilisasi Partisipan dalam Aksi Kamisan . 85
2. Faktor Pendorong Mobilisasi Partisipan dalam Aksi Kamisan ... 89
BAB IV PENUTUP
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.14. Suciwati dalam Peringatan Kematian Munir di Aksi Kamisan ........ 78
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Kajian tentang protes pasti akan selalu mengkaitkan pihak yang satu
dengan pihak lain. Seperti dikatakan Tarrow (1994:4), protes dapat dipahami
sebagai tantangan kolektif yang diajukan sejumlah orang yang memiliki tujuan
dan solidaritas yang sama. Mereka melakukannya dengan motif tertentu dalam
konteks interaksi tertentu secara berkelanjutan. Tidak jauh berbeda dengan Sidney
kepada kelompok elite, kepada lawan dan penguasa (2005:1), yang lebih jelas
protes biasanya diidentikkan sebagai perlawanan dan serta sebuah bentuk tuntutan
kepada rezim penguasa. Namun, bagaimana jika sebuah gerakan protes justru
bentuk protes, Kamisan atau biasa juga disebut dengan Black Umbrella Protest
2011).
1
Piotr Sztompka memberikan perspektifnya tentang gerakan sosial dengan
sama.
formal.
Piotr Sztompka juga memberi pernyataan bahwa gerakan sosial terjadi didasari
atas keinginan dari masyarakat yang sadar atau dari pergolakan elite. Pertama,
perubahan yang berasal dari “bawah”, melalui aktivitas yang dilakukan oleh
2004). Kedua, Perubahan yang berasal “dari atas”, melalui aktivitas elite yang
dihadirkan, mulai dari yang bersifat taat asas hukum sampai kepada sebuah usaha
2
yang radikal progresif dalam payung hukum yang abnormal dalam penerapannya.
semua potensi material yang dimiliki oleh para pelaku gerakan sosial itu sendiri.
Baik harta, tenaga maupun nyawa sekalipun untuk mewujudkan harapan keadilan
sosial secara luas, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global semakin meluas.
negara Eropa dan Amerika saja sebagai pelopor gerakan sosial, namun juga di
melainkan juga karena munculnya gerakan sosial yang tumbuh sebagai sebuah
manifestasi kesadaran sejumlah kaum muda pada masa itu. Pada saat jatuhnya
3
rezim Orde Baru Soeharto pun secara jelas tidak bisa dipungkiri dari peran
gerakan sosial, khususnya gerakan mahasiswa secara massive pada masa itu.
gerakan protes, namun saat ini gerakan sosial di Indonesia mulai berkembang
anak, gender, dan permasalahan lain yang ada di tengah masyarakat kita.
dengan Gerakan Sosial Baru (New Social Movement) yang dikembangkan pula
dalam Teori Gerakan Sosial Baru (New Social Movement Theory). Perkembangan
dengan kajian-kajian gerakan sosial baru yang semakin berkembang, antara lain:
kajian tentang pola serta pengelolaan jaringan gerakan sosial (Nugroho, 2015;
gerakan sosial (Rusmin, 2015) serta tentang strategi gerakan lingkungan dengan
media sosial (Kurniawan & Rye, 2014). Kajian-kajian tersebut fokus terhadap
4
berbagai macam isu yang ada di tengah masyarakat, yaitu isu Hak Asasi Manusia
(HAM), isu anak, , isu kesetaraan gender isu pendidikan, serta isu lingkungan.
Salah satu gerakan sosial di Indonesia yang terbentuk oleh isu-isu Hak
Asasi Manusia adalah Aksi Kamisan. Aksi Kamisan lebih memuat nilai
berat yang pengusutannya (dalam perspektif politis) belum tuntas hingga detik ini
(sumber : http://www.thejakartaglobe.com/editorschoice/for-indonesias-kamisan-
HAM serius yang terjadi di masa lalu. Ciri khas yang membedakan aksi Kamisan
dengan bentuk aksi protes lainnya secara jelas terletak pada, aktor yang sama dari
Tidak banyak yang tahu bahwa protes ini telah berlangsung selama
bertahun-tahun dan dengan tuntutan yang selalu sama, pun dengan aktor yang
Untung menjadi tokoh penggerak atau inisiator dari protes payung hitam untuk
pertama kalinya, sejak hari Kamis tanggal 18 Januari 2007, mereka dan beberapa
keluarga korban pelanggaran HAM di masa lalu hadir untuk menuntut pengusutan
5
Awal mula munculnya aksi Kamisan bisa saja sarat akan kepentingan
pribadi Maria Katarina Sumarsih, dan inisiator lainnya, namun seiring berjalannya
HAM berat kepada Negara yang tidak juga menemui titik keadilan, menjadikan
aksi Kamisan tidak lagi bijak jika diidentikkan dengan kepentingan mereka
semata. (Aksi Kamisan: Sebuah Tinjauan Praktis dan Teoritis Atas Transformasi
menjadi pelaku atau inisiator aksi Kamisan, mereka juga tergabung dalam
Maria Catarina Sumarsih, orang tua dari Bernardus Realino Norma Irawan, salah
satu mahasiswa yang tewas dalam Peristiwa Semanggi 1, (2.) Suciwati Munir,
istri mendiang pegiat HAM, Munir Said Thalib, dan (3.) Bedjo Untung,
perwakilan dari keluarga korban Tragedi 1965-1966. Benang merah yang dapat
ditarik dari ketiga aktor tersebut adalah dari kesamaan terduga pelaku pelanggaran
HAM di masa lalu, yaitu dari pihak militer. (Aksi Kamisan: Sebuah Tinjauan
Motif hadirnya aksi Kamisan murni tuntutan para keluarga korban supaya
kasus yang menimpa mereka diusut secara adil. Terlebih jika kita melihat hasil
The New Order regime is now back in power. That means, for Trisakti,
6
Semanggi I and II, although personally many members of the parliament
it… *So, the parents of the victims thought] Come on, we are tired, so how
about doing a silent protest. We bring posters, banners like that, so that
people would know that human rights violations in Indonesia were not
belum ada, hal itu yang mendasari hadirnya Aksi Kamisan. Pelanggaran HAM
berat yang terjadi di Indonesia tak kunjung ada penyelesaian di meja pengadilan,
itu yang dirasakan keluarga korban seperti Sumarsih dan korba tragedi lainnya.
Aksi Kamisan dihadirkan lebih dari sekedar ritual politik belaka dan bukan
perlindungan dan penegakan HAM oleh Negara Indonesia dan pada titik waktu
tertentu, protes ini sebagai respon atas ketidakberdayaan Negara dalam mengusut
mereka adalah titik puncak gunung es yang jika disibak lebih mendalam justru
perlindungan dan penegakan HAM bagi warga Negara Indonesia. (Aksi Kamisan:
Sebuah Tinjauan Praktis dan Teoritis Atas Transformasi Gerakan Simbolik, 2016)
7
Keadaan ini lalu membuat korban/keluarga korban kehilangan asa kepada
ingatan kolektif publik. Selain bergerak dengan cara mereka sendiri, ruang ini
juga diperkuat oleh kehadiran sejumlah LSM yang memiliki perhatian khusus
(KKPK) dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(KontraS) dan 16 LSM lainnya, merupakan LSM yang selalu mendampingi kasus-
kasus pelanggaran HAM masa lalu untuk diproses secara transparan dan
memberikan keadilan bagi korban maupun keluarga korban, mereka jugalah yang
telah mendeklarasikan The Year of Truth (Tahun Kebenaran) dengan slogan “fight
Perjalanan sejak dimulai hingga sekarang, aksi ini sudah menyentuh angka
12 tahun. Konsistensi tuntutan dari para penggerak aksi pun masih sama. 12 tahun
merupakan hasil dari segala upaya sehingga Aksi Kamisan bisa terus berlanjut
selama tuntutan belum dipenuhi. Selama 12 tahun tentu sudah beragam jenis daya
upaya yang dilakukan pegiat maupun inisiator aksi dalam mengelola Aksi
partisipan aksi ini terus hadir setiap minggunya. Aksi Kamisan menjadi menarik
bagi masyarakat Indonesia karena selain aksi yang mereka lakukan tampak
berbeda dengan aksi yang lain yang biasa kita tahu, aksi ini dapat menarik minat
masyarakat lain untuk berpartisipasi. Tak jarang mahasiswa, tokoh politik maupun
8
public figure ikut serta dalam tanggal momen penting maupun peringatan dalam
Aksi Kamisan.
dengan fokus pada startegi mobilisasi partisipan atau rekrutmen guna mencapai
tujuan Aksi Kamisan tersebut. Fokus dalam penelitian ini menjadikan pertanyaan
dalam penelitian untuk digali guna menjawab pertanyaan yang ada dalam
penelitian.
oleh penulis, memang penelitian tentang gerakan sosial sudah cukup banyak.
Namun untuk tema yang secara khusus membahas gerakan sosial tentang
penegakan HAM di Indonesia masih sedikit. Apalagi secara rinci mengupas Aksi
Kamisan yang sudah berjalan selama 12 tahun ini. Seperti contoh yang paling
mendekati adalah dalam Skripsi Sulaiman, tahun 2016 dengan judul ―Strategi
yang mengadakan Aksi Kamisan yaitu, JSKK (Jaringan Solidaritas Korban untuk
9
Keadilan). Penggunaan perspektif serta fokus yang diambil pun beda, sehingga
memilih gerakan sosial tersebut untuk diteliti. Dengan kehadiran 12 tahun Aksi
Aksi Kamisan bisa konsisten selama 12 tahun setiap kamis didepan Istana Negara
B. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan Penelitian
10
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dibuat dengan harapan dapat bermanfaat bagi dunia akademik,
wilayah empiris gerakan sosial, dan bahkan lebih luas bagi kehidupan sosial
masyarakat.
1. Manfaat Akademis
2. Manfaat Praksis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi masyarakat
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Sulaiman, pada tahun 2016 dengan
11
Hasil penelitian tersebut menggambarkan, bahwa Aksi Kamisan
Aksi Kamisan untuk sampai pada publik. Melalui media TV, cetak, selembaran
surat, atribut serta symbol serba hitam. Lalu amplifikasi nilai dan keyakinan,
diusung. Serta keyakinan pentingnya isu maupun persoalan HAM yang dibangun
untuk menarik jumlah partisipasi dalam Aksi Kamisan, dengan cara mengangkat
Julius P., pada tahun 2014 dengan judul “Memahami Transformasi Gerakan
Universitas Gadjah Mada. Fokus yang diteliti adalah menganalisa Aksi Kamisan
Pertama, aksi Kamisan tidak hadir begitu saja tanpa ada kondisi pemantik,
12
pelanggaran HAM hanya sebatas janji tanpa komitmen pasti dari Negara. Ketiga,
penuntasan kasus-kasus HAM berat masa lalu. Dari dimensi hukum ke dimensi
rezim Soeharto sampai menjelang Pemilu 2014, dengan berbagai bentuk gerakan
Penelitian lain yang merupakan Tesis disusun oleh Ahmad Ismail, pada
Sumberdaya).
fenomena click activism yaitu kegiatan aktivisme yang dilakukan di internet tanpa
melibatkan diri secara “real” atau aktivisme semu. Kedua, gerakan sosial yang
Online Social Movement. Ketiga, bentuk gerakan sosial online (online social
13
aktivisme. Keempat, meningkatnya penetrasi penggunaan sosial media di
indonesia hingga berada di posisi ke-4 terbesar di dunia. Internet khususnya sosial
media telah di jadikan tools untuk melaukan gerakan sosial yang sesuai dengan
salah satu manifestasi dari bangkitnya masyarakat sipil dalam melakukan sesuatu
Penelitian Tesis yang dilakukan oleh Yusup Bangkit Sanjaya, pada tahun
melakukan konstruksi informasi berdasarkan realita lapangan dan hasil kajian dari
ahli seperti WAHLI Bali. Kedua, secara teknis bahwa website forbali.org
dimiliki. Mampu dimanfaatkan oleh aktivis, merupakan media yang fleksibel dan
merupakan bentuk transformasi gerakan offline dalam gerakan online. (2017: 138-
139)
14
Riset selanjutnya adalah Tesis yang disusun oleh Heni Kusumaningrum,
pada tahun 2016 yang berjudul ―Aplikasi Teori New Social Movement Pada
dan Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada. Masalah yang ditelliti adalah
New Social Movement. Pendekatan yang digunakan adalah kulaitatif dengan teori
D.I Yogyakarta dan Bandung sesuai dengan teori New Social Movement. Yaitu
proaktif. Lalu temuan selanjutnya adalah aplikasi teori New Social Movement
Taktik dan pengorganisasian yang dibentuk dan disuse sesuai dimana tidak
kepartaian.
15
Medan dan area aksi masih sempit atau hanya berbasis lokal masyarakt
sekitar saja.
Bonjol Juhari, pada tahun 2014 yang berjudul ―Gerakan Sosial Islam Lokal
Sampang)‖ jurusan Ilmu Keislaman, UIN Sunan Ampel. Masalah yang diteliti
adalah analisis secara mendalam mengenai gerakan sosial Islam lokal, terhadap
„alasan‟ serta „motif‟ tindakan sosial. „Alasan‟ bagi terjadinya tindakan aksi protes
ini adalah konteks religius buah kepedulian terhadap upaya pemurnian agama
sehingga aliran atau madzhab lain dianggap kelompok liyan. Sementara „motif‟
terjadinya gerakan protes ini berkaitan dengan orientasi tindakan kolektif yang
terdiri dari: (1.) Orientasi budaya, ajaran Syi‟ah Tajul Muluk yang berbanding
terbalik dengan budaya lokal Madura ini diyakini akan mengganggu zona nyaman
(comfort zone) yang sudah dinikmati oleh para elit gerakan protes dalam hal ini
para kyai Madura. (2.) Orientasi politik lokal, para kyai dan ulama pada umumnya
adalah para tokoh masyarakat yang memiliki basis massa patron klien yang kuat.
Tidak ada tokoh formal maupun tokoh informal yang memiliki pengaruh melebihi
dari pengaruh para kyai, dan para ulama atau kyai di Madura (termasuk Sampang)
16
pada umumnya adalah pengikut ajaran Islam Sunni yang jelas berbeda dengan
ajaran Syi‟ah. (3.) Orientasi ekonomi, hal ini lebih terkait dengan
keberlangsungan pola sarana produksi dengan sistem prebendal yang selama ini
menjadi privilege para kyai, serta tidak terkait dengan persoalan pemurnian agama
seperti yang selama ini dijadikan framing gerakan protes. (2014: 16-18)
Penelitian lain tentang Gerakan Sosial adalah Tesis yang disusun oleh
Anti Sawit‖ jurusan Sosiologi, Universitas Indonesia. Fokus masalah yang diteliti
adalah munculnya gerakan, factor-faktor ideologis, dan proses makro dan mikro
dengan Teori Gerakan Sosial Baru (New Social Movement Theory) maupun Teori
Hasil dari penelitian dalam tesis ini meliputi beberapa hal; 1) gerakan
menjadi masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat adat dan petani karena
hilangnya akses dan tanah yang dimilikinya. 2) Sawit Watch lebih banyak bekerja
bahwa gerakan antisawit bekerja dalam merebut makna dan reproduksi nilai di
17
tingkat makro atau berhadapan dengan negara dan social movement organization
Penelitian selanjutnya adalah Tesis dari Suryani Amin, pada tahun 2008
diteliti dalam tesis ini adalah tentang gerakan sosial petani dari sisi perubahan
Hasil temuan dari tesis Suryani Amin adalah 1) Ada berbagai bentuk
perubahan sosial yang ditimbulkan dengan kehadiran P4T. Dari sisi struktur
mobilisasi berjalan spontan dan cenderung tidak terencana. Setelah itu mobilisasi
struktural. Tipe sumber daya yang digalang bersumber dari konstituen yang
18
yang dikembangkan saat ini telah memampukan gerakan untuk mengambil
berlangsung marak.
sendiri hanya sedikit sehingga hal tersebut yang menjadi salah satu alasan peneliti
melakukan riset terhadap Aksi Kamisan. Dalam penelitian ini pun peneliti
Karena dalam kurun waktu 12 tahun Aksi Kamisan bisa menjada konsistensi
gerakan ini untuk selalu hadir guna mencapai tujuan Aksi Kamisan dapat
terpenuhi.
Theory)
hanya itu, kedua teori itu pun memberikan pengaruh yang besar terhadap
yang berusaha menilai hadirnya gerkan sosial ataupun kelompok aksi di dunia
ketiga. Ada yang melihat gerakan sosial itu sebagai leluhur dari transisi ke
sosialisme, dan yang lain melihat sebagai pendukung munculnya masyarakat sipil.
19
Dalam memandang gerakan sosial, perspektif teori tersebut tidak
gerakannya pada kesadaran kelas dan ideology tertentu, melainkan pada identitas
masyarakat secara luas. Secara empiris, gerakan sosial yang muncul pada periode
ini dicirikan oleh kaburnya batas-batas ideology, asal usul dan latar belakang
sosial, serta hal-hal sempit seperti lainnya yang menekan pada seseorangm yang
Teori mobilisasi sumber daya adalah teori yang berakar dari tradisi
ilmuilmu sosial di Amerika (Singh, 2010; 134). Teori mobilisasi sumber daya
dikelompokkan ke dalam satu kategori yaitu berpolitik dengan cara yang lain
(Klandermans, 2005). Teori mobilisasi sumber daya muncul sebagai antitesa dari
20
Identity: New Paradigm and Contemporary Social Movements, 1985). Dalam
pandangan lama tentang teori mobilisasi sumber daya Cohen mengatakan bahwa
gerakan sosial muncul akibat adanya dukungan dari pihak-pihak yang mengalami
ketimbang gaya konvensional gerakan lama. Gerakan sosial baru adalah sebuah
Dengan kata lain, teori ini menyatakan bahwa gerakan sosial muncul
tekanan dan upaya pengorganisasian yang efektif serta sumber daya yang penting
berupa ideology. Teori ini lebih menekankan pada permasalahan teknis, bukan
pada sebab mengapa gerakan sosial muncul. Pada penganut teori mobilisasi
sumber daya ini memandang bahwa kepemimpinan, organisasi dan teknik sebagai
factor yang menentukan sukses atau tidaknya sebuah gerakan sosial. Lahirnya
ini, yang dinilai tekah berhasil mendiring proses demokratisasi. Gerakan sosial
21
yang dimaksud adalah gerakan perjuangan hak-hak sipil, gerakan anti-kolonial,
feminism, gerakan hak asasi manusia, dan gerakan anti-rasial. (Singh, 2006)
logika yang sama, para ahli berpendapat bahwa gerakan sosial menggunakan
tujuan dan kepentingan secara rasional (Cohen, 1996). Mereka juga sepakat dalam
poin penting lainnyam bahwa gerakan sosial bukan sebuah kejadian yang
abnormal. Tetapi bagian dari kehidupan sosial yang normal, yang dianggap penuh
potensi konflik. Karena tekanan tersebut, mereka menolak ide bahwa tekanan atau
dan Zald, 1996:3). Karena, menurut pendekatan RMT, dengan melalui mobilisasi
sumberdaya yang efektif sebuah gerakan sosial juga bisa berhasil mencapai
dipahami berdasarkan empat perspektif yang ada karena pada dasarnya kehadiran
sebuah gerakan sosial itu sendiri dapat dipicu oleh ketidakpuasan, sumber daya
yang tersedia, peluang politik yang berubah, atau oleh rekonstruksi sosial
(Klandermans, 2005; 364). Namun untuk keperluan lebih khusus dalam penelitian
22
ini teori mobilisasi sumber daya akan dipakai sebagai acuan utama menganalisis
sangatlah penting karena di sana lah sering terjadi mobilisasi dan seringkali
sebagai jaringan informal. Dalam hal inilah teori jaringan sosial informal sangat
penting untuk memahami jalur utama gerakan sosial dan sirkulasi perluasan
yang sudah ada sebelumnya atau menciptakan jaringan yang baru untuk merekrut
partisipan yang baru. Jaringan sosial juga meningkatkan peluang individu untuk
23
F.2 Pendekatan Mobilitas Sumber Daya (Rekrutmen), NGO, dan
Organisasi Sukarela
(gerakan sosial baru) terdapat pula pendekatan teori mobilisasi sumber daya
daya, dinamika organisasi dan perubahan politik, yang membuat gerakan sosial
tujuannya.
sumber daya (RMT) memiliki dua model pendekatan, yang pertama adalah
sosial. Pendekatan ini juga menempatkan relasi gerakan sosial dengan negara dan
sistem politik sebagai salah satu faktor kuat penentu keberhasilan gerakan sosial,
misalnya jika suatu negara sistemnya sangat kuat dan represif, maka gerakan
24
sosial akan sangat sulit untuk mencapai tujuannya (Phongpaichit dalam
Sujatmiko, 2002).
dikembangkan oleh McCarthy dan Zald. Menurut Zald (1997) Model ini
keberhasilan gerakan sosial (dikutip dari Triwibowo 2002: 12). Model ini
social movement. Menurut McCarthy dan Zald, organisasi gerakan sosial adalah
tujuan-ujuan tersebut.
Non Pemerintah) untuk menjadi bagian dari organisasi gerakan sosial. Dalam
banyak kasus terdapat suatu fenomena menarik yang menunjukkan bahwa lambat
laun gerakan sosial akan bertransormasi menjadi bentuk-bentuk aksi yang lebih
terlembaga dan dengan tingkat risiko yang lebih rendah untuk menjamin
tujuan yang diinginkan. Dalam konteks ini NGO bukan dipandang sebagai sebuah
25
Sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil pemahaman Teori
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
cara memberi arti juga analisis terhadap hasil data yang telah diperoleh selama
adanya dalam sebuah kurun waktu tertentu dan setelahnya di-interpretasikan guna
menjawab masalah yang ada dalam penelitian. Penggunaan studi kasus dalam
objek penelitian yang diangkat. Sebagaimana dijelaskan oleh Locke, Spriduso dan
research. As such the blases, values and judgement of the researches become
and posetive”
26
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang
lebih luas”.
sosial yang terjadi di dalam masyarakat, dengan strategi studi kasus, penulis
memilih Aksi Kamisan, karena dirasa gerakan sosial tersebut memenuhi aspek-
ini bertujuan untuk menggambarkan sebuah gerakan sosial yang terjadi, apa saja
orientasi tujuan serta strategi yang digunakan dari tahun ke tahun. Untuk
Sumbe data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.
gerakan sosial Aksi Kamisan. Sumber data primer penelitian ini didapatkan dari
inisiator, lembaga penyintas hingga pegiat Aksi Kamisan, juga ada beberapa pihak
yang secara tidak langsung maupun langsung dalam menjalankan roda gerakan
sosial Aksi Kamisan. Selanjutnya sumber data sekunder diperoleh dari referensi-
referensi terkait Aksi Kamisan yang didapat dari internal gerakan ini maupun
sumber terpercaya lainnya. Selain itu dokumentasi yang berupa pamflet, poster
27
makalah, buku sera foto-foto yang dianggap relevan untuk selanjutnya dapat
pengumpulan data pada sebuah penelitian kualitatif adalah diri peneliti itu sendiri,
memahami dan adaptif terhadap situasi sosial dalam kegiatan penelitian itu”
hal tersebut menjadikan diri peneliti sendirilah yang menjadi instrument dalam
menghimpun data sebanyak mungkin, serta membawa alat bantu yang bisa
maka, untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis
jawab. Wawancara atau interview ini dilakukan sebagai bentuk sebuah metode
dianggap relevan dengan pokok penelitian, hal ini dilakukan agar mendapatkan
28
data yang terjamin serta valid. Metode pengumpulan data dengan wawancara ini
adalah dimana terjadinya hubungan tanya jawab dikerjakan secara sistematik dan
berdasarkan tujuan penyelidikan, pada umumnya dua orang atau lebih hadir
berhadapan langsung dengan nara sumber yakni Pengurus Aksi Kamisan, pihak
KontraS, LBH Jakarta, dan beberapa informan lain yang dianggap mengetahui
b. Observasi
adalah dimana seorang peneliti sendiri hadir ditengah kegiatan secara langsung
mengamati dengan baik seluruh aspek yang ada dalam kegiatan Aksi Kamisan
khususnya kegiatan yang berkaitan dengan fokus kajian. Teknik observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi partisipan, melainkan juga
peristiwa yang akan diteliti. Dengan demikian akan terbangun kepercayaan dan
kedekatan emosional antara peneliti dan objek yang ditelitinya (Yin, 2013). Hal
tersebut akan sangat membantu peneliti untuk mendapatkan data-data dan fakta
yang tidak hanya dipermukaan saja, bahkan sampai fakta-fakta yang menjadi
29
terbangunnya ikatan emosional tersebut, peneliti harus tetap bisa objektif dalam
laporannya.
c. Dokumentasi
hal maupun literatur yang berupa transkrip, buku, surat kabar, catatan, majalah,
notulen rapat, agenda dan lain sebagainya (Arikunto, 1993). Adapun perlunya dari
ada, melalui sumber-sumber yang berkaitan dengan kajian yang diteliti. Metode
ini digunakan untuk memperoleh data yang sifatnya tertulis, seperti struktur
Informan dalam sebuah penelitian adalah orang atau pelaku yang benar-
benar mengetahui dan menguasai masalah, serta terlibat lansung dengan masalah
peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi dalam hal ini
kedua dari informan adalah untuk menggali informasi yang menjadi dasar dan
berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan
sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat (purposive sampling).
30
Penentuan narasumber pun disesuaika dengan pihak Aksi Kamisan yang bisa
membantu memberkan data yang orisinil serta akurat, juga pihak yang
Tabel I.1
Daftar Informan
Kamisan informan
(Presidium JSKK)
KontraS
Negara)
informan 2018
Ciputat
31
Kamisan Kamisan 2018
(depan Istana
Negara)
Internasional 2018
Kamisan 2018
Proactive 2018
(Presidium JSKK)
uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh
akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut
Patton (Moleong, 2001:103), analisis data adalah “proses mengatur urutan data,
data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah
32
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatancatatan
yang memiliki tema atau kata kunci yang penting, seperti kata kunci mobilisasi,
organisasi pendamping, media sosial dan lain sebagainya. Lalu memisahkan tema
yang tidak relevan dengan penelitian ini. Sehingga tidak terjadi tumpang tindih
antara data yang berisi informasi yang relevan dengan data yang tidak sesuai
3. Display Data
tindakan. Display data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah setelah
melakukan reduksi dan klasifikasi tema tema dalam data yang ada, peneliti mulai
33
peneliti melalui teks naratif, juga bisa didukung dengan penggunaan tabel, bagan,
dan lainnya.
Verification)
kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan. Antara
display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada.
Dalam analisis data yang peneliti lakukan adalah, hasil dari display data dibuat
secara runut berdasarkan tema terkait yang dianalisis. Hasil tersebut dinarasikan
H. Sistematika Penulisan
penelitian gerakan sosial Aksi Kamisan dalam fokus mobilisasi partisipan. Pada
bab ini juga penulis menguraikan teori gerakan sosial yang digunakan yaitu teori
34
ini. Dan poin terakhir dalam bab ini adalah penguraian tentang metode penelitian
dua ini, penulis memaparkan sejarah awal mulanya Aksi Kamisan hadir di
masyarakat, siapa saja para inisiator utama aksi ini juga tuntutatan sebagai narasi
awal menuntut kepada Negara. Dalam bab ini juga penulis juga memaparkan
bagaimana Aksi Kamisan semakin lama semakin terlembaga dengan baik dan
poin terpenting dalam skripsi yang penulis sampaikan. Berisi tentang bagaimana
strategi yang dilakukan Aksi Kamisan dalam memobilisasi partisipan. Dan juga
Aksi Kamisan.
dari hasil pertanyaan penelitian dan hasil temuan skripsi secara ringkas. Juga
berisi saran dan masukan dari penulis bagi penelitian Aksi Kamisan secara khusus
kedepannya.
35
BAB II
HAM berat masa lalu sudah memiliki komunitas atau paguyuban sendiri. Namun
terkadang namanya berubah-ubah pada masa itu. Korban Talang Sari, Penculikan
97/98, Tragedi Mei 98, Tragedi Semanggi I dan II, juga Pembunuhan Munir
sering kali melakukan pertemuan bersama. Pertemuan itu adalah sebagai sebuah
sarana bercerita sesame keluarga korban pelangaran HAM berat yang menimpa
mereka. Lalu pada masa itu sempat ada beberapa paguyuban korban yang
Pada penghujung tahun 2006 (JSKK), membuat acara sharing bersama JRK
Sebelum tercetus ide Aksi Kamisan, 3 inisiator ulung aksi ini, yaitu :
pasang surut berbagai jenis aksi. Karena sebelum hadir aksi kamisan telah banyak
aksi yang digagas namun tidak bertahan dengan lama. Dengan keteguhan 3
inisiator, mereka mencanangkan aksi yang bersifat long-term dan tak hanya dalam
yang baik, mereka menyusun beberapa hal penting dalam aksi kamisan ini.
36
Seperti penentuan hari, jam, simbol, serta atribut yang akan digunakan dalam
macam Aksi, apalagi semenjak kasus Munir tahun 2004. Seperti yang
yaitu Aksi Damai yang dilakukan oleh aktivis perempuan pada tahun 1999, juga
Konvoi Sepeda Motor untuk Munir pada tahun 2006. Namun tidak pernah
berjalan dengan lama dan konsisten. Ketika ada pertemuan dengan keluarga-
keluarga korban pelanggaran HAM, secara spontan tercetuslah sebuah ide aksi
yang lebih rutin dan terstruktur. Dipilihnya hari kamis untuk aksi tersebut
tersebut merasa bahwa hari kamis merupakan hari yang tepat bagi semua pihak,
Pada pertemuan hari Selasa, tanggal 9 Januari 2007, bersama KontraS dan
JRK, telah menyepakati untuk mengadakan suatu kegiatan untuk berjuang dalam
tersebut berupa “Aksi Diam” sekali dalam seminggu menjadi pilihan bersama.
Bahkan disepakati pula mengenai hari, tempat, waktu, pakaian, warna dan mascot
keluarga korban di tempat JSKK. Aksi kamisan ini pada awalnya memang
ditujukan bagi para keluarga korban, pun juga para 3 inisiator merupakan keluarga
37
korban. Maria Sumarsih merupakan ibunda dari Wawan mahasiswa Atmajaya
yang tewas saat Tragedi Semanggi 1, Suciwati merupakan istri dari aktivis HAM
Munir Said Thalib yang diracun, dan Bedjo Untung yang merupakan korban
sebuah aksi dengan diam didepan Istana Negara. Jauh sebelum dikenal sebagai
Aksi Kamisan seperti sekarang ini. Kesepakatan bersama yang dipilih jatuh pada
hari “Kamis”, adalah hari di mana peserta rapat bisa meluangkan waktu. Depan
Istana Presiden menjadi lokasi aksi karena Istana merupakan simbol pusat
kekuasaan. Waktu ditentukan pukul 16.00-17.00 (tepat) adalah saat lalu lintas di
perlindungan dan keteguhan iman. Payung dianggap sebagai pelindung fisik atas
hujan dan terik matahari, dan warna hitam melambangkan keteguhan iman dalam
Diam. Aksi ini didasari atas persamaan rasa bahwa negara sengaja mengabaikan
dikenal juga dengan sebutan “Aksi Payung Hitam” merupakan sebuah bentuk
keadilan, dan melawan lupa kasus HAM. Pemerintah tidak boleh mengelak, diam
di Negara ini. Selain itu para korban juga selalu melayangkan surat terbuka
38
kepada Presiden RI,guna mengingatkan kepada penguasa Negara ini untuk
Diam dan berdiri sebagai pilihan paling efektif dalam melakukan aksi,
karena “diam” tidaklah berarti telah kehilangan hak-hak sebagai warganegara, dan
Indonesia dan sadar bahwa hak itu tidak gratis bisa didapat, terlebih ketika
pemerintah tidak mau peduli. Diam, juga untuk menunjukkan diri sebagai bukan
perusuh atau aksi anarki, bukan warganegara yang susah diatur, juga bukan
untuk tidak diam. (Website Aksi Kamisan, “Ini Penjelasan Sejarah Singkat Aksi
pelaksanaannya tidak menimbulakn riuh suara teriakan selama aksi. Karena aksi
terhadap pelanggaran HAM berat masa lalu. Lalu pemilihan atribut berwarna
hitam khususnya paying hitam menjadikan warga sekitar Istana Negara maupun
orang yang biasa lalu lalang di tempat kegiatan menyebutnya sebagai Aksi
Payung Hitam. Seirig tahun berganti barulah disebut sebagai Aksi Kamisan
39
Aksi kamisan di depan Istana oleh para keluarga korban adalah upaya
untuk mengingat dan terus berjuang untuk menolak kebisuan dan pembungkaman
suatu kejahatan yang telah dilakukan rezim orde baru (Soeharto) maupun
Aksi ini dimulai perdana pada 18 Januari 2007, dengan melakukan aksi
berdiri diam di depan Istana Negara atau berjalan kaki mengelililingi Istana
sampai dengan 5 April 2018 aksi ini telah berjalan selama 533 kali, terlibat
Kegiatan aksi ini dibagi menjadi beberapa bagian, dimulai pada pukul 4
sore atau terkadang 30 menit lebih lama. Dimulai melalui pembukaan dari pegiat,
selanjutnya adalah penyampaian materi atau pemaparan isi dan tema pada
kamisan hari itu, setelahnya bisa diiringi dengan Tanya jawab singkat. Di sesi
akhir adalah refleksi serta melakukan doa guna menutup kamisan pada hari itu.
Tak lupa selalu diselipi jargon hingga seruan khas Aksi Kamisan, sembari berfoto
di akhir aksi. Setelah foto biasanya beberapa peserta berkumpul dan diskusi santai
sebelum semua bubar dari tempat aksi. Aksi ini selesai di jam 17:30 WIB
biasanya.
40
Gerakan aksi ini menyerupai dari gerakan serupa yang dilakukan oleh para
semasa junta militer berkuasa dinegara itu tahun 1970-1983. setiap kamis mereka
berunjuk rasa di depan Plasa De Mayo, Buenos Aires, didepan tugu kemerdekaan.
di depan Istana Merdeka. Aksi ini diakui oleh para korban mengacu oleh apa yang
telah dilakukan Ibu-Ibu Plaza de Mayo tersebut, sebagai upaya melawan lupa dan
Monas yang setara mirip dengan Plaza de Mayo juga karena tempat tersebut
publik Jakarta, yang pada jam- jam tersebut lalu lalang pulang dari tempat kerja
mereka.
41
Dalam 12 tahun tentu kegiatan Aksi Kamisan mengalami perkembangan,
dimulai dari hanya sekitar 20-an, peserta saat Januari 2007 tentu waktu kegiatan
cenderung singkat hanya kurang lebih 40-1 jam saat aksi. Namun dengan
jalannya aksi, pemaparan materi hingga pengisi refleksi dan doa. Saat awal
kamisan, para inisiator yakni Maria Sumarsih, Suciwati, hingga Bedjo Untung
menjadi pihak yang melakukan pemaparan materi pada aksi kamisan namun
seiring berjalan mereka cukup menjadi pihak yang hadir dan mengamati. Karena
pemaparan mater serta refleksi diisi oleh pegiat maupun organisasi terkait HAM.
Sejak awal yang ikut dalam perumusan aksi ini adalah Kontras dan JRKI
perlahan pun muncul beberapa lembaga lainnya yang turut terlibat dalam
mendampingi serta mengorganisir dengan baik aksi ini. Yaitu, LBH Jakarta,
pendamping ini hingga 12 tahun selalu hadir tiap kamis, mendata juga
yang semakin terlembaga dengan baik. Yang sejak awal hanya dihadiri beberapa
keluarga korban, serta didampingi KontraS dan JSKK, lambat laun pun semakin
seiring waktu. Seperti penuturan Mesy Oktavia dari Kontras dalam wawancara
42
berikut: “….Sebenarnya yang aktif adalah Kontras, dan LBH. Namun ada
Internasional. Memang kalau Kontras dan LBH yang in charge hadir setiap
Kamis. Kalau dari sejak Aksi Kamisan awal ya memang KontraS ikut terlibat
mendampingi, lalu mengikuti ada LBH Jakarta. Dan beberapa lembaga lain yang
tidak se-aktif Kontras dan LBH Jakarta. Ada pembagian pekerjaan juga, seperti
dan lain-lain. Dan sekarang Amnesti Internasional sudah mulai terlibat rutin
pelanggaran HAM masa lalu, khususnya pada masa rezim Orde Baru Soeharto.
Namun hal itu tidak menjadikan aksi ini bersifat eksklusif dan tertutup terhadap
peristiwa maupun fonemone sosial yang terjadi di masyarakat sekarang. Aksi ini
bersifat terbuka dan memberikan ruang bagi siapa saja yang merasa diperlakukan
tidak adil oleh Negara. Isu yang terkini diangkat pun bermacam-macam memang
ada isu HAM seperti Salim Kancil, lalu tema isu lainnya. Ada penggusuran
jangakauan aksi kamisan lebih luas dan tidak terbatas dalam satu ruang saja,
namun secara tegas disampaikan inisator bahwa mereka tidak memberikan ruang
43
Gambar II.2 Korban PHK PT. Freeport
pelupaan atas nasib korban dan keluarganya. Sebuah gerakan untuk terus memberi
tekanan pada pemerintah agar mau mengusut, menguak kebenaran dan keadilan
bagi korban. (Website KontraS, “Ini Penjelasan Sejarah Singkat Aksi Kamisan”;
berat yang menjadi pelaku atau inisiator aksi Kamisan, mereka juga tergabung
Keadilan) :
44
Gambar II.3 Maria Sumarsih
Mei 1952; umur 66 tahun) adalah ibu dari Benardinus Realino Norma
Semanggi I.
dan para orang tua korban lainnya, menuntut keadilan atas kematian putranya.
45
Masih banyak kegiatan yang diikuti oleh Sumarsih. Sudah banyak audiensi
yang dia lakukan, antara lain ke Presiden, DPR, Komnas HAM, mendatangi
Puspom TNI hingga demonstrasi di jalanan. Sudah banyak orasi yang dia lakukan
mendata kondisi korban pelanggaran HAM di Jakarta. Dengan lancar dia bisa
bercerita panjang lebar mengenai kondisi-kondisi korban yang lain. Ibu Sumarsih
juga mendampingi para keluarga korban yang lain, agar mereka lebih kuat dan
tetap mau memperjuangkan keadilan yang menjadi hak mereka. Perjuangan Ibu
Sumarsih ternyata mendapat dukungan dari banyak pihak. Kenyataan itulah yang
Indonesia.
pada hari Jumat tanggal 10 Desember 2004 (Wikipedia, “Biografi Maria Catarina
46
Gambar II.4. Suciwati (Istri Aktivis Munir)
(2.) Suciwati Munir, istri mendiang pegiat HAM, Munir Said Thalib, Suciwati,
perempuan yang pernah mendapatkan gelar Asia‟s Hero 2005 versi majalah Time,
di Malang dan membuka sebuah toko suvenir dan oleh-oleh, ia mampu membagi
waktu untuk mengurus berbagai aktivitasnya yang lain. Di antaranya Komite Aksi
(JSKK), Kontras (komisi yang menangani kasus orang hilang dan tindak
kekerasan, dibentuk almarhum Munir), dan Imparsial (LSM yang bergerak dalam
47
Gambar Bedjo Untung (Korban Tragedi ‟65)
(3). Bedjo Untung, seorang lelaki yang saat ini sudah tidak muda lagi. Ia
merupakan korban langsung Tragedi 65. Walau sudah lama berlalu ia tetap giat
menyemarakan perjuangan dan menuntut keadilan atas tragedi yang terjadi 50-
tahunan silam.
ini, melalui kesamaan rasa kecewa terhadap pemerintah yang membuat mereka
tetap yakin bahwa keadilan dan kejahatan kasus HAM harus diusut sampai tuntas.
menghadirkan Aksi Kamisan, yaitu aksi secara rutin guna menuntut keseriusan
dan berbagai permasalahan rakyat melalui proses hukum dengan jujur, dan kepada
yang bersalah harus diberi hukuman agar jera dan tak berulang lagi oleh siapa
pun. Efek jera adalah pelajaran bagi aparat untuk menghormati nilai-nilai
48
kemanusiaan, sehingga tidak terjadi lagi orang ditangkap, disiksa, ditahan secara
Tabel II.1
Berikut daftar kasus yang dituntut untuk diselesaikan (Website Aksi Kamisan,
1 Tragedi 1965
13 Wasior-Wamena,
49
14 Lumpur Lapindo
19 Kasus Ahmadiyah
50
BAB III
STRATEGI MOBILISASI PARTISIPAN DALAM AKSI KAMISAN
DAN FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG
tahun ini terus hadir guna memperjuangkan tujuan yang dicanangkan sejak awal.
Kehadiran aksi kamisan hingga kini merupakan suatu bentuk konsistensi yang
merupakan salah satu aspek dalam Teori Mobilisasi Sumberdaya. Dalam setiap
gerakan sosial dibutuhkan para partisipan yang hadir sebagai tonggak berjalannya
sebuah gerakan sosial. Teori ini berkosentrasi pada sarana atau ruang kolektif,
dan melibatkan diri kedalam aksi kolektif” (McAdam, McCarthy, dan Zald,
1996:3)
1996:141).
melalui upaya para inisiator, serta pegiat Aksi Kamisan dalam melakukan
yang dihadirkan. Dalam upaya tersebut para pegiat dan inisiator menempuh
51
bermacam cara yang akhirnya membentuk pola dalam berkembangnya mobilisasi
titik perubahan cara serta startegi mobilisasi partisipan. Sehingga sejak proses
guna menunjang Aksi Kamisan yang sudah berjalan lebih dari satu dekade ini.
dengan kadar kebutuhan serta sasaran. Tak pelak pun ubah-ganti penyesuaian
strategi dibuat untuk keadaan dan juga menarik di masa sekarang. Dalam 12 tahun
berjalan tentu media informasi, serta sarana mobilisasi pun bergerak mengikuti
Pada kali pertama Aksi Kamisan pun, sudah ada pembagian tugas untuk
mengajak teman untuk ikut hadir dan terlibat seperti yang diungkapkan Sumarsih.
Jakarta, setiap Selasa saya pemberitahuan ke Polda, Rabu saya fax memberi info
ke pihak LSM. Info nomer-nomer LSM Jakarta dari JRKI. Nanti diumumkan
untuk kamis depan untuk membawa teman lain sehingga lebih ramai. Mula-mula
namanya Aksi Diam, namun orang sekitar Istana mereka mengenal sebagai Aksi
52
Gambar III.1 Sumarsih dalam Aksi Kamisan
Inisiator atau penggiat lain dari Aksi Kamisan adalah Suciwati, yaitu istri
dari Aktivis HAM Munir Said Thalib yang tewas diracun di pesawat ketinggian
puluhan ribu kaki saat akan bertolak ke Belanda untuk menuntut ilmu. Ia
menyatakan bahwa pada tahun 2007, awal mula belum seperti sekarang
penyebaran informasi tentang Aksi Kamisan, belum massive dan mudah. Namun
bisa efektif dengan berbagai cara juga pihak. Seperti yang dituturkan olehnya:
53
informal mereka. Seperti yang diungkapkan oleh McAdam, Mc.Carthy, dan Zald
bekerja di SekJen DPR pada masa itu, Maria Sumarsih menggunakan jejaringnya
Memiliki latar belakang yang tak sama, Maria Sumarsih dan Suciwai tentu
menggunakan strategi serta metode rekrutmen dan mobilisasi yang berbeda. Tak
Suciwati merupakan ibu rumah tangga sekaligus seorang yang selalu mendukung
kegiatan aktivis-aktivis terlebih lagi buruh serta HAM pada saat bersama sang
memiliki kekecewaan yang sama untuk menghadiri Aksi Diam yang sekarang
54
1. Strategi Pemanfaatan Public Figure
Aksi Kamisan lahir Januari 2007, saat itu sudah ada Facebook dan Twitter
tentunya. Namun pada masa itu belum marak di Indonesia, apalagi untuk
baru mulai di tahun 2008 hingga 2010, begitupula dengan Twitter yang hadir
depan istana, acara tersebut terdiri dari pembukaan, isi refleksi materi / orasi
ilmiah, hingga terakhir adalah doa serta foto untuk dokumentasi. Dalam kegiatan
ini hanya memakan waktu kurang lebih 1 jam dari awal hingga doa dan foto.
gerakan ini awalnya dilakukan oleh keluarga korban dan juga organisasi penyintas
saja. Bahkan untuk saat itu transport menuju depan Istana Negaa dari titik kumpul
pun tidak ada. Sumarsih, “….Lalu berbicara keuangan yang memang tidak ada
saat itu. Jadi transport tidak ada peserta langsung ke tempat yaitu depan Istana.
Tapi akhirnya kita memutuskan berangkat dari Tugu Proklamasi, karena tidak ada
uang pun makan dan minum membawa sendiri juga payung yang masih
menggunakan data Pribadi. Lalu dari Kontras Indriani Fernida membiayai pulang-
pergi dari Tugu Proklamasi sampai depan Istana” (Wawancara Sumarsih, 17 Juli
2018)
Mesy Oktavia, awal mula hadirnya Aksi Kamisan, “…Karena ada rapat
kecil antara korban, apa nih yang mau dilakukan, karena tidak mungkin aksi
55
maupun audiensi setiap hari. Dan mereka ingin kejadian ini tak boleh dilupakan
Kenapa Kamis karena peserta rapat saat itu hari yang lowong adalah Kamis,
kenapa sore ya karena jam pulang kantor, kenapa depan Istana karena lambang
hati. Namanya awal memang Aksi Diam karena ingin berbeda dari pada aksi
mungkin berperan dalam melakukan perekrutan melalui kontak personal (Diani &
Lodi dikutip Porta & Diani 2006:117). Pada awal mobilisasi partisipan Aksi
keluarga, sesama korban, menjadi tonggak awal. Namun juga pada saat itu ada
public figure yang peduli terhadap HAM hadir turut serta. Oktavia, menuturkan:
“Kalau sejak 2007 kalau dari awal aku dengar cerita, lumayan
banyak yang ikut seperti Diah Pitaloka (public figure) dan salah satu korban
penghilangan adalah suami artis Dedy Hamdun suami dari Eva Arnaz. Mereka
hilang ga kembali, ada juga yang kembali hidup. Namun 9 orang tak kembali. Dan
ada 1 orang yang ditemukan tewas.” (Wawancara dengan Mesy Oktavia, 25 Juli
2018)
hukum HAM. Seperti yang dikembangkan oleh oleh Tilly, Gamson, Oberschall
56
2002). Pendekatan ini menekankan pentingnya perubahan stuktur kesempatan
bagi aksi kolektif, keberadaan jejaring, serta kaitan horizontal yang telah
aggrieved groups (kelompok tertindas) tersebut, yaitu JSKK, JRKI, serta KontraS.
3 lembaga tersebut yang sedari awal hadir merintis bersama berupa aksi kolektif
gerakan sosial Aksi Kamisan. Selain para korban, 3 kelompok utama inilah yang
sejak awal berdiri disamping Aksi Kamisan tiap minggunya. Dari wawancara
dengan inisiator utama pun, yaitu Maria Sumarsih dan Suciwati, penggunan
Aksi Kamisan.
relasi teman serta pekerjaan. Suciwati, sebagai seorang istri dari Aktivis sangat
lainnya.
(1980) bahwa jaringan sosial dapat mempunyai porsi besar (60 sampai 90 persen)
57
relevan dengan Aksi Kamisan, yang diawal masa gerakan sosial ini dimulai
dengan jarinagn personal serta informal dari para inisiator dan LSM terkait.
Pada awal Aksi Kamisan ada beberapa teman-teman public figure yang
hadir. Kehadiran mereka tentu sangat membantu proses sosialisasi Aksi Kamisan.
menjadi peluang munculnya donatur yang ingin memberi dukungan berupa materi
atau non-materi dalam Aksi Kamisan. Hal inipun terlihat jelas saat penulis
58
melakukan observasi, sebelum peringatan kematian 14 tahun Munir pada kamis 6
esok akan ada penampilan musisi serta pembacaan puisi. Dan saat di aksi
Negara, tatkala setelah beberapa penampilan, munculah salah satu public figure,
Melanie Subono. Ia merupakan aktivis, tokoh publik merangkap musisi hadir dan
September 2018)
menjadi agen dalam mobilisasi partisipan Aksi Kamisan. Seperti informasi yang
disampaikan Sumarsih “….Banyak sekali, semisal mas Fadjroel bilang nanti ada
mahasiswa dari salah satu kampus yang akan hadir ke Aksi Kamisan, ternyata
teman mas Fadjroel dosen sehingga mewajibkan datang ke Aksi Kamisan. Lalu
kenal Pak Herlambang dari tulisanya di Kompas, lalu kita saling berbagi cerita
melewati tulisan. Lalu saya meminta beliau memberikan orasi alamiah di Aksi
Kamisan selanjutnya. Akhirnya rasa simpatik itu muncul secara alamiah dari diri
orang-orang yang concern terhadap HAM.” Inilah salah satu upaya untuk
mendorong sikap peduli masyarakat terhadap kasus HAM sehingga mereka mau
dimana pada saat itu aksi ini kedatangan teman-teman muda dari mahasisw FISIP
59
UPN Jakarta. Mereka datang ke Aksi Kamisan sebagai mata kuliah pengantar
Ilmu Politik dari Sri Lestari Wahyuningroem, PhD, Dosen Prodi Ilmu Politik
UPN Jakarta. Dosen ilmu politik tersebut mengajak mahasiswanya untuk hadir ke
aktivitas aksi mingguan ini. Dengan adanya keterlibatan akademisi dosen seperti
ini, mereka turut menjadi penyambung mobilisasi partisipan dalam Aksi Kamisan.
tokoh akademik dilihat dari background serta kegiatannya. Sehingga ketika tokoh
mengundangnya.
60
“….Mereka semua selalu datang inisiatif sendiri tapi kita lihat dari
pribadinya, tulisannya, sosmed-nya, bahwa ketika ada inisiatif lebih dulu
berarti memang peduli. Ya lalu setelah itu ada peningkatan teman-teman
yang ingin tahu akhirnya kami kadang mengundang pada momen tertentu.
Tapi memang yang hadir adalah tokoh-tokoh yang peduli dengan HAM.
Dari peneliti ya kita lihat tulisan mereka. Karena setiap peringatan tahunan
Aksi Kamisan atau angka-angka genap Aksi Kamisan akan yang diundang
namun sesuai tema. Dalam mengundang juga yang menentukan dan harus
hadir dalam pertemuan adalah presidium JSKK. Semisal bu Sumarsih,
Suciwati, dan Bedjo Untung, dalam wadah tersebut kita semua berdiskusi
tentang teman-teman publik yang bisa diundang. Jikalau tokoh-tokoh yang
sudah ada keberpihakan politik tidak akan kami undang.” (Wawancara
Oktavia, 25 Juli 2018)
Hal tersebut pun tak jauh berbeda dengan prinsip yang dipegang oleh Maria
datang ke Aksi Kamisan saya tidak pernah beri ruang karena mereka adalah
Juli 2018)
61
Dalam pemaparannya Suciwati juga memberikan pandangan terhadap
hadirnya public figure dalam Aksi Kamisan, bagaimana mereka para pegiat Aksi
mobilisasi partisipan yang hadir. “…Menurutku kenapa kita ajak, waktu itu kita
diskusi bagaimana kalo kita ajak sekali-kali Iwan Fals. Tapi tidak di aksi
kamisannya, tapi di KontraS saat itu. Dan bahkan dia berjanji hadir ke Aksi
Kamisan tapi sampai saat ini belum ditepati. Yang pertama dulu itu Rieke Diah
Pitaloka sama Sony tulung saat mereka masih belum terjun dunia politik ya masih
di bajaj bajuri. Kemudian ada orang-orang baru ada Glenn Fredly, Melanie
Subono, bahkan Happy Salma mebuat film Kamis 300. Jadi menurut ku memang
kemudian kita harus membangun kedekatan dengan public figure karena penting
untuk diajak dan kadang kadang juga kita minta berbicara. Seperti Pandji
Pragiwaksono, Arie Kriting ya mereka belum lama baru-baru ini ajasih kita mulai
ajak karena mereka juga care perihal hak asasi. Penting buat kita dan mereka
2018)
62
Gambar III.5 Pandji Pragiwaksono di Aksi Kamisan
banyak masa. Sejak Presiden SBY hingga kini Jokowi, dari sebelum marak dan
media sosial. Hal ini pun dialami oleh Aksi Kamisan, yang pada awalnya berpusat
pada keluarga korban serta lembaga penyintas saja, gerakan ini pun
Penggunaan media sosial sangat menjanjikan di kehidupan saat ini. Kita bisa
mengetahui suatu keadaan atau berita secara real-time dari belahan dunia
manapun. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh para pegiat Aksi Kamisan, sebagai
salah satu upaya menjadikan gerakan ini semakin terlembaga dengan baik,
63
tentunya dengan adanya eksistensi Aksi Kamisan di beberapa platform media
sosial.
Hingga saat ini (Maret 2019) terhitung Aksi Kamisan memiliki beberapa
YouTube, dan Website (saat ini sedang tidak bisa di akses). Berikut terlampir
64
Gambar III.7 Laman Twitter Aksi Kamisan
65
Gambar III.9 Laman Instagram Aksi Kamisan
Aksi Kamisan memulai penggunaan media sosial sudah berjalan 5-6 tahun
sangatlah aktif. Untuk sekarang ini pengelola media sosial Aksi Kamisan sangat
channel YouTube yang hanya di update beberapa video dalam waktu berkala.
Dari segi jumlah pengikut dalam media sosial Aksi Kamisan, tentu bisa
pengikut 2.366 akun. Lalu di Twitter dan Instagram sebagai platform media sosial
yang paling aktif diikuti oleh 18.600 dan 34.300 akun ( per 28 Maret 2019 ).
Sedangkan di channel YouTube terdapat 385 akun yang men-subscribe. Dari segi
66
jumlah pengikut di media sosial, Aksi Kamisan memiliki cukup banyak pengikut.
Walaupun bukan menjadi tolak ukur yang hadir berpartisipasi dalam gerakan tiap
kamis. Namun dengan adanya angka pengikut yang tinggi menandakan tersebar
dengan massive seluruh informasi Aksi Kamisan yang di update dalam lama resmi
“….sejak pakai handphone bisa SMS, WA, Twitter, Facebook, dan Instagram
untuk mengundang teman-teman datang ke aksi. Bagi yang tidak bisa hadir saya
pun menggunakan bahasa “Minta doa untuk teman-teman yang Aksi Kamisan” itu
di Facebook. Kalau media lain mengajak mengundang”. Hal ini pun dimanfaatkan
dengan baik oleh beliau dengan penyebaran yang lebih mudah dan massive, ia
penuturannya ini:
67
Dengan adanya website hingga media sosial yang digunakan, tentunya
para pegiat muda Aksi Kamisan berupaya membuat tampilan yang menarik di
laman media sosial tersebut. Setiap Aksi Kamisan ada tema yang diangkat, atau
peringatan atas suatu tragedi masa lalu, juga pengisi refleksi entah dari pihak
Secara aktif media sosial Aksi Kamisan meng-informasikan tentan kegiatan aksi
68
Dengan dihadirkannya poster mingguan ini dengan rata-rata likes 5000-an
tidak semua sudah mengetahui tentang aksi ini. Dan dalam pembuatan poster
hingga jadwal untuk upload sudah ada pembagian kerjanya, seperti yang
peringatan/momentum atau kondisi yang perlu melakukan strategi lebih dari pada
biasanya. Setiap Kamisan ada peran sudah ada, pemuda, LSM, dan lain-lain. Ada
tim untuk kampanye, poster untuk media sosial tiap minggu sudah di-upload.
Untuk info tema dan lain-lain. Ada pengelolaan pengetahuan, sebagai kaderisasi
Aksi Kamisan. Ada yang untuk memobilisasi perlengkapan aksinya. Kadang ada
situasi yang tidak diuntungkan, seluruh lapisan berunding apa yang harus
Agustus 2018)
serba cepat melalui sosmed untuk koneksi ke seniman, public figure, dan lain-lain.
Sehingga kemudahan itu yang kita alami, seperti Filkop yang hadir untuk ikut
“Kalau untuk public figure hadir justru bersyukur bahwa ternyata bukan kita saja
masyarakat biasa yang peduli dengan pelanggaran HAM. Masa kita kalah sama
69
mereka. Dan mereka juga penyumbang terbesar Mob Par Aksi Kamisan, ketika
mereka sekali update bisa banyak mendatangkan masa baru di Aksi Kamisan.
Walau mereka teman-teman awalnya masih belum tahu dan mengenal Aksi
Untuk sekarang ini banyak partisipan yang hadir di Aksi Kamisan selalui
memberikan update di laman media sosialnya. Hal inilah yang akhirnya semakin
menyebarluaskan tentang gerakan Aksi Kamisan, misalnya saja ketika para tokoh
public hadir. Seperti yang disampaikan oleh Sulaiman, “…: Tokoh publik
sebenarnya juga memiliki pengaruh, misal kehadiran sosok sperti JJ Rizal atau
artis itu punya daya tarik apalagi selain mereka berbicara di lokasi, di sosmed
medium lain atau sosmed, video Youtube jadi saya kira mereka punya pengaruh.
Tapi sejauh ini mengukur itu bisa dilihat dari Instagram atau Twitter komentar
Belum lg anak-anak yang jago membuat design jadi semua full terlibat. Jadi
mereka dibangun oleh kesadaran untuk terlibat pure volunteery. Juga fax dan
sangat membantu, jadi anak yang sangat tidak tahu akhirnya tahu datang dan
belajar berbicara juga dan membawa teman. Juga kita melakukan beberapa
70
campaign. Jadi kita memang melakukan beberapa kampanye di beberapa tempat
Aksi kamisan sebagai sebuah gerakan sosial berbasis HAM sejak awal
diikuti oleh para keluarga korban, dan lembaga penyintas saja. Seperti yang
pelanggaran HAM masa lalu. Maria Sumarsih, ibunda korban Tragedi Semanggi
I, Suciwati, istri Aktivis Munir yang diracun, dan Bedjo Untung korban tragedi
‟65. Dalam 12 tahun aksi ini perjalanan mobilisasi partisipan pun mengalami
penyintas yang biasanya tidak pernah lebih dari 20-30 orang per aksi. Octavia dari
Kontras, “…Awalnya dulu memang banyak korban dan lain-lain namun tidak
stabil pada masa aku mulai 2016-an itu biasanya hanya sekitar 20-an, mulai naik
jumlah peserta aksi itu sekitar 2017 sejak peringatan 2017, karena menurut aku
kurang komunikasi banyak pemuda yang hadir tapi tidak ada pendekatan pada
Menyadari akan hal itu pihak inisiator serta lembaga penyintas kembali
menambahkan strategi mobilisasi partisipan untuk menyasar para anak muda. Dari
emosional dengan tujuan dari Aksi Kamisan. Hal ini pun yang dilakukan oleh
pihak Kontras sebagai lemabaga yang sedari awal mendampingi Aksi Kamisan.
71
“Akhirnya aku (sebagai mewakili Kontras) membuat
kamisan, kita ajak ngobrol, bicara, tanya-tanya, kasih kesempatan refleksi dan
lewat komunikasi tersebut dan ada grup bagi teman-teman yang intens hadir di
Aksi Kamisan. Nanti mereka kita minta cari temannya setiap minggu 5 orang
“…Saya berharap ketika mereka hadir mereka mendapat pendidikan politik yang
baik sharing ilmu yang layak sehingga bisa diserbarkan ke teman-teman lain yang
concern dengan HAM. Karena memang biasanya mereka akan kembali lagi ke
kali”
72
tau malah ya tentang buruh yang semisal tidak dibayar dengan layak jadi mereka
sendiri ndak tahu. Jadi inikan soal pendidikan dan informasi sehingga tidak engeh
soal itu, lalu aku coba bicara itu dan panitianya aku ajak diskusi. Karena kita tahu
mereka mempunyai massa (maba) jadi kita selalu melihat org-orang yang
memiliki massa/ tmn-teman yang bisa diajak. Itu yg membuat aksi kamisan hadir
di daerah-daerah. (Wawancara, Suciwati, Presidium JSKK, dikantor KontraS, 24
September 2018).
membangun concern yang sama kepada muda-muda lainnya, “Justru yang seperti
kamisan pasti mereka akan bertanya kenapa perlu ke kamisan? Dan juga
bagaimana kita jelasin dari dasar tapi tidak terkesan minta dikasihani, namun kita
gak memaksa, kita lebih supaya tergerak. Membangun kesadaran memang sulit,
kadang kita memancing dan mencari teman-teman misal dengan “Eh lo tau gak
sih kapan Munir dibunuh gitu-gitu?” Itu sebenarnya menurut gue lebih kayak
gimana taktis kita menyampaikan dan berbicara sih ya.” (Wawancara Vebrina, 9
September 2018).
Selain dengan strategi komunikasi dan melaui media sosial untuk menarik
partisipan muda Kontras juga melakukan diskusi, seperti “…Kita lebih ke sosmed
beri ruang bagi siswa SMA datang ke KontraS untuk perkenalan, dan lain-lain.
Dengan sosmed yang kuat kami terus gencarkan. Kita lebih sering berdiskusi
dengan publik dalam artian ranah yang dijamah langsung dengan pihak publik.”
73
Gambar III.11 Diskusi Publik di KontraS
Dengan kolaborasi penggunaan media sosial yang tepat guna serta strategi
pendekatan lain yang dibangun, pegiat muda di Aksi Kamisan pun hadir
aksi ini. Dengan pegiat muda yang memiliki semangat serta rasa simpati tinggi,
lama kelamaan jumlah yang hadir tiap Aksi Kamisan pun meningkat dengan baik
dan cenderung stabil hingga kini. Sumarsih, “…Kalau dari tren peserta grafik
kehadiran memang stagnan pada jaman SBY 35-40 orang, kalau Jokowi 50-70
orang setiap Aksi Kamisan, namun jikalau sedang banyak atau peringatan-
peringatan memang banyak. Lalu dahulu kan masih banyak korban yang hidup.
Lalu kan banyak yang meninggal, akhirnya anak muda pada simpatik. Seperti
SMA Kanisius sering mengirim siswanya ke Aksi Kamisan sebagai tugas sekolah
biasanya. Ada tren awal-awal kamisan yang hadir korban akhirnya meregenerasi
74
dipemerintah tidak ada regenerisasi.” (Wawancara Sumarsih, 17 Juli 2018).
Diperkuat oleh Octavia, “….Setau saya memang biasanya tidak stabil dan
fluktuatif sejak awal, namun sejak peringatan 10 tahun Aksi Kamisan sekarang
pun akan meningkat dari angka biasanya yang bisa menyentuh angka 50-70
“Saya sih melihatnya, karena yang saya lihat hanya dalam skala
setahun. Dalam selama 2017 dari awal hingga Desember saya coba
kuantifikasikan melalui grafik. Ada polanya memang, kadang rendah, tinggi, jika
dilihat dari pola. Justru angka meninggi ketika ada momen tertentu atau dari
kedatangan tokoh tertentu. Bisa dilihat dari grafik tersebut kan ketika minat
tinggi.
Per-aksi kan kelihatan ada momen apa. Digrafik terlihat wah ini tinggi karena ada
momen Pilkada. Karena Aksi Kamisan kreatif, ada teater, orasi-orasi, kadang juga
biasa saja. Kadang bisa 100-an namun bisa juga kadang 10-20-an. Kalau hitungan
saya sederhana berdasarkan data kemarin, saya lihat berdasarkan grafik itu kapan
saat tinggi ada momen tersebut. Saya pernah membaca pengaruh tingkat
partisipasi dengan metode aksi. Dan berdasarkan yang saya baca itu bahwa aksi
yang diam/duduk/ justru lebih banyak partisipan dan lebih bisa bersifat long term.
Namun jika dengan metode aksi boikot justru lebih mudah possibility terjadi
kekerasan dari pihak keamanan ke teman-teman melakukan aksi” (Wawancara
Sulaiman, 9 Agustus 2018).
75
546 – 19/07/2018 117 orang
547 – 02/08/2018 233 orang
548 – 09/08/2018 74 orang
549 – 16/08/2018 87 orang
550 – 23/08/2018 73 orang
551 – 30/08/2018 81 orang
552 – 06/09/2018 253 orang
553 – 13/09/2018 86 orang
554 – 20/09/2018 131 orang
555 – 27/09/2018 70 orang
556 – 04/10/2018 66 orang
557 – 11/10/2018 62 orang
558 – 18/10/2018 110 orang
559 – 25/10/2018 -
560 – 01/11/2018 -
561 – 08/11/2018 153 orang
562 – 15/11/2018 90 orang
563 – 22/11/2018 54 orang
564 – 29/11/2018 96 orang
565 – 06/12/2018 139 orang
566 – 13/12/2018 104 orang
567 – 20/12/2018 63 orang
568 – 03/01/2019 47 orang
569 – 10/01/2019 106 orang
570 – 17/01/2019 460 orang
571 – 24/01/2019 104 orang
572 – 31/01/2019 72 orang
573 – 07/02/2019 64 orang
574 – 14/02/2019 83 orang
575 – 21/02/2019 122 orang
576 – 28/02/2019 400 orang
577 – 14/3/2019 96 orang
578 – 21/3/2019 172 orang
579 – 28/3/2019 215 orang
76
Perhitungan kehadiran dilakukan pada saat kegiatan Aksi Kamisan, cara
penghitungan kehadiran dilakukan oleh pegiat muda, yaitu Vebrina dan Rivani.
Saat kegiatan aksi sudah dimulai dengan posisi melingkar dengan ada space
dibagian tengah. Rivani dan Vebrina akan berkeliling searah jarum jam untuk
menghitung serta mendata kehadiran. Selain dihitung mereka juga akan bertanya
(Observasi pada Aksi Kamisan ke-562 [Tema: Kasus Semanggi dan Trisakti], 15
November 2018).
Tabel diatas merupakan cakupan jumlah partisipan yang hadir dalam Aksi
Kamisan selama 40 minggu terakhir. Seperti data yang bisa dilihat bahwa batas
paling sedikit adalah 47 orang itupun tidak banyak. Rata-rata dikisaran 90-an
orang hadir dalam Aksi Kamisan. Dalam data diatas bisa terlihat ada tanggal
tertentu Aksi Kamisan berhasil mencapai partisipan diangka 400 orang, yaitu di
Aksi Kamisan ke 570 dan 576. Di aksi ke-570 merupakan peringatan 12 tahun
Aksi Kamisan, dengan mengusung tema 12 Tahun Kamisan Pemilu Hampa. Dan
di aksi ke 576 tema yang diangkat pada aksi Kamisan adalah Menolak
Kembalinya Dwifungsi TNI. Bisa dilihat ketika sedang ada peringatan tertentu
maupun isu nasional yang sedang hangat, angka partisipan akan melonjak tajam
77
Gambar III.12 Peringatan 12 Tahun Kamisan
Salah satu contoh lainnya adalah dalam peringatan kematian Munir, ada refleksi
dari Suciwati (Istri Munir, Presidium JSKK), penampilan musisi idealis, hingga
78
Gambar III.14 Suciwati dalam Peringatan Kematian Munir
teman-teman muda dalam kepedulian terhadap kasus HAM dan ikut ber-
Upaya yang dilakukan ini merupakan bentuk keyakinan bahwa aksi ini
79
dalam hal ini muda-muda bisa menjadi indikator bahwa persoalan HAM adalah
masalah bagi semua masyarakat, bukan hanya beberapa golongan yang terlibat.
hati masyarakat banyak akhirnya Kamisan tetap ada dan bahkan berlipat ganda di
Karena awalnya Aksi Kamisan menuntut pelanggaran HAM masa lalu, makanya
berkembang tiap minggu tema yang kita angkat berbeda. Banyak teman-teman
haikatnya Aksi Kamisan bisa berjalan rodanya karena pegiat muda. Selain itu juga
Aksi Kamisan. Simpel kita lihat wah dia rajin hadir ya kita ajak ngobrol
kasus-kasus pelanggaran HAM dengan baik. “…..Banyak yang hadir saja bisa
mengundang kita, walau kita tidak secara explisit membawa tema Aksi Kamisan.
Namun memang hak berkait HAM yg diangkat di roadshow kampus seperti kasus
80
Munir,1998, juga pemutaran dokumenter misalnya” (Wawancara Referandum, 2
Agustus 2018).
81
Aksi Kamisan dari acara sekolah HAM inikan menjadi medium memungkinkan
mahasiswa untuk terlibat dan mengenal Aksi Kamisan tersebut. Dari Universitas
Bakrie juga cerita bahwa mereka memiliki grup Line yang bergabung banyak
mahasiswa lintas kota, yang dibahas isu HAM dan Aksi Kamisan jadi saling
sharing pengetahuan. Tapi saya tidak tahu tentang keterlibaran Aksi Kamisan di
kota-kota yaitu di Bandung, Jogja, Malang, Surabaya, dan lain-lain/ yang dialami
apakah muncul sendiri atau ada pengaruh dari yang di Jakarta/ diorganize atau
seperti apa pola-polanya serta penggerak dari di Jakarta karena hal tersebut pun
menjadi medium yang kuat” (Wawancara Sulaiman, 9 Agustus 2018).
teman muda, berdasarkan pantauan di media sosial Aksi Kamisan pun membuat
wadah baru untuk diskusi selain dari diskusi yang diselenggarakan oleh lembaga
terkait. Diskusi dinamakan “Ngaso Malam Kamis” dan ini bukan hanya seperti
diskusi biasa, kegiatannya selain membahas tema tertentu, namun juga melakukan
nonton serta bedah film yang terkait dengan sosial politik, HAM maupun Aksi
Kamisan secara langsung. Dalam kegiatan Ngaso Malam Kamis ini selalu
diadakan pada rabu malam atau sebelum keesokan hari nya menjelang Aksi
Kamisan di Kios Ojo Keos ( Lebak Bulus ). Kegiatan tersebut diisi oleh
narasumber terkait, akademisi, hingga pegiat Aksi Kamisan. Diskusi ini terbuka
untuk umum, dan terbatas karena tempat yang relative sedang. Dengan hadirnya
“Ngaso Malam Kamis” para pegiat Aksi Kamisan menghadirkan wadah strategi
baru untuk memobilisasi partisipan aksi. Para anak muda yang tertarik dengan
dunia diskusi juga film panjang maupun pendek sarat makna bisa ikut hadir dalam
82
Gambar III.16 Poster Kegiatan Ngaso Malam Kamis
supaya aksi ini tetap ada. Hadirnya diskusi mingguan, nonton bersama lalu bedah
film, hingga media sosial yang aktif merupakan sebuah bentuk komitmen
Kamisan. Usia 12 tahun berjalan menjadikan aksi ini semakin matang dan ter-
organisir dengan baik, guna mencapai tujuan yang dituntut kepada pemerintah.
83
4. Strategi Pengembangan Isu
HAM berat masa lalu. Namun bisa berjalan konsisten seperti sekarang selama 12
tahun bukan hanya upaya dari kasus para inisiator saja. Aksi kamisan menjadi
sebuah wadah terbuka dan bebas bagi siapapun yang ingin menyuarakan keadilan.
Asas keterbukaan terlihat jelas dalam Aksi Kamisan. Gerakan ini tidak
saja, atau hanya memberi ruang bagi lembaga terkait. Karena semakin terbukanya
kelompok, maka akan semakin mungkin mempunyai jaringan yang lebih banyak
(Anheier 2003:64-70). Aksi Kamisan semakin hari semakin menjadi wadah bagi
LSM seperti ICW, Migrant Care mereka bisa menggunakan ruang tersebut”
menjadi medium bagi orang-orang yang merasa hak-hak dilanggar. Misal rumah
di gusur, isu LGBT, Salim Kancil, akhirnya disuarakan mereka mediumnya lewat
84
Aksi Kamisan. Karena Kamisan juga tetap relevan dengan isu-isu sekarang.”
masih diangap perlu, karena pelanggaran HAM masih ada, negara belum
penddikan politik. Seperti buruh PT. Freeport yang hadir tadi. Karena awalnya
Aksi Kamisan menuntut pelanggaran HAM masa lalu, makanya berkembang tiap
minggu tema yang kita angkat berbeda. Banyak teman-teman masyarakat yang
hadir ke Kamisan untuk speak up di Kamisan. Kami pun membuka diri untuk
Agustus 2018).
ini,
85
daerahnya sendiri, namun juga memang yang sangat berperan itu media
sosial. Dan juga soal kedekatan personal tapi maksudnya komunikasi
sangat membantu. Bagaimana yang tidak tahu ya kita beritahu, lalu
mereka datang, lalu mulai rutin. Awalnya mereka juga hadir dari daerah ke
acara-acara KontraS atau LBH Jakarta misalnya, mereka kemudian ikut
membuka aksi ini di daerahnya. Meskipun ada yang langsung hubungin
saya” (Wawancara, Suciwati, 24 September 2018).
penyuaraan keadilan.
Perjalanan Aksi Kamisan, bukan waktu yang singkat namun juga bukan
waktu yang lama. Jikalau berbicara angka 12 tahun dalam sejarah aksi ini, tentu
sebuah pencapaian panjang, namun jika dilihat secara luas perjalanan masih
waktu 30 tahun hingga akhirnya apa yang dituju tercapai. Begitu juga dengan aksi
ini yang masih terus berjuang dan berusaha mencapai yang dicita-citakan. Selama
tahun berjalan para partisipan yang hadir silih berganti dating juga pergi. Untuk
terus menjaga eksistensi Aksi Kamisan yaitu dengan adanya partisipan yang hadir
juga terlibat. Setiap usaha, juga strategi yang dilakukan dalam mobilisasi
86
partisipan tentu mengalami banyak situasi, baik faktor pendorong maupun faktor
penghambatnya.
pemerintah. Saat ada paguyuban JSKK pun mereka sebelumnya sudah memiliki
komunitas yang berisi para korban tersebut. Sehingga Aksi Kamisan diikuti oleh
para keluarga korban yang pantang menyerah menuntut keadilan atas tindakan
JSKK, “…dahulu kan msh banyak korban yang hidup. Lalu kan banyak yang
meninggal, akhirnya anak muda pada simpatik. Ada tren awal-awal kamisan yang
Juli 2018).
Perihal korban yang menjadi hambatan pun diutarakan oleh Mesy Oktavia,
KontraS:
87
namun kehadiran banyak maupun sedikit dalam Aksi Kamisan tidak bisa menjadi
tolak ukur dalam keberhasilan suatu gerakan sosial. “…Sulit ya aku jelaskan kalau
dari eksternal, mesti fluktuatif Aksi Kamisan selalu dihadiri oleh teman-teman
baru. Jadi mereka biasanya dari luar kota terus terinspirasi untuk membuat Aksi
Kamisan di kotanya. Biasanya mereka tau info dari sosmed, karena kita tau bahwa
mobilisasi rekayasa yang kami biayai. Karena butuh ongkos dan lain sebagainya.
Belum lagi tentang waktu yang terbatas, tidak selalu semua teman-teman
penyintas bisa hadir setiap Kamis. Dan banyak sedikitnya yang hadir di Aksi
Kamisan tidak menjadi tolak ukur keberhasilan suatu gersos (gerakan sosial).
Percuma banyak hadir namun tidak tau apa yang sebenarnya dilakukan”.
bagaimana pihak korban yang sudah cukup sulit untuk hadir dalam Aksi Kamisan.
Persoalan usia, jarak, serta keuangan yang tidak bisa dipaksakan. “…Jadi poin
sudah tua, dan karena (sukarela) kerelaan ini yang terkadang tidak dimiliki semua
88
Maria Sumarsih, seorang ibu korban Tragedi Semanggi I, Presidium
JSKK, juga inisiator dari hadirnya Aksi Kamisan. Ia pernah menyampaikan, “…..
Ada tren awal-awal kamisan yang hadir korban akhirnya meregenerasi sekarang-
sekrang seperti anak muda, mahasiswa, dan lain-lain”. Namun hingga 12 tahun
berjalan pun ia tetep tegar dan teguh setiap kamis hadir didepan Istana Negara
bersama pegiat aksi lainnya demi menuntut keadilan atas berbagai pelanggaran
HAM. Usianya sudah senja, memasuki usia 67 pada bulan Mei tahun ini, namun
ia menjadi satu-satunya keuarga korban yang selalu hadir tiap kamis, tubuhnya
mungil namun semangatnya besar. 2 insiator lainnya tidak bisa setiap kamis hadir,
korban Tragedi ‟65 sudah tidak memungkinkan untuk hadir setiap mingu
selain tentang korban yang sudah tua dan tak memungkin ia menyampaikan
betapa pentingnya memberi dukungan semangat untuk terus meyakini bahwa akan
banyak partisipan baru yang hadir, juga untuk berbesar hati dengan aksi ini ,:
89
saya selalu semangati untuk harus terus semangat karena ini adalah perjuangan
untuk cinta bagaimana kita mencintai anak ikita, suami kita (suami saya misal),
lalu orang- orang yang dibunuh belum mendaptkan keadilan juga teman-teman
keluarga korban yg dibakar, ditembak, itu merupakan bagian dari rasa cinta
terhadap mereka sehingga kita berada disitu. Dan cinta kita kepada saudara-
saudara kita sebangsa dan setanah air, supaya ini jangaa terjadi lagi cukup kita
saja, makanya kita selalu mendorong pemerintah ntuk menyelesaikan hal ini. Itu
yang selalu membuat kita bersemangat bahwa ada sesuatu yang kita perjuangkan ,
hidup tidak hanya makan dan tidur.” (Wawancara Suciwati, 24 September 2018).
jantung dari Aksi Kamisan. Namun seperti yang disampaikan narasumber, bahwa
waktu bergulir tahun menahun, kasus pelanggaram HAM masa lalu sudah
puluhan tahun, sehingga para keluarga dan korban sudah termakan usia. Hal inilah
tentu bukan usia yang pendek dan mudah dalam memastikan kegiatan Aksi
Kamisan berjalan dengan baik. Eksistensi hadirnya aksi ini sebagai pengingat
besar bahwa Negara masih memiliki banyak hutang terhadap warganya sendiri,
yaitu penegakan keadilan atas kasus pelanggaran HAM berat masa lalu hingga
aksi ini, para inisiator pun menempuh berbagai upaya dan strategi dalam me-
90
mobilisasi partisipan untuk Aksi Kamisan. Seperti yang penulis sebutkan diatas,
hingga kaum muda-muda yang kreatif. Namun tentu dalam upaya tersebut
memiliki faktor penghambat dan pendorong, dalam hal ini penulis akan mengurai
yang dilakukan.
91
Sebagai perwakilan dari KontraS, sebagai lembaga pendamping utama di
Aksi Kamisan, Mesy Octavia mengatakan bahwa ada keharusan untuk selalu
korban memang dari lembaga KontraS sebagai wadah yang menaungi para korban
pengaruh media sosial dan teman-teman muda dalam proses mobilisasi partisipan,
“…Sosmed sangat membantu dan sangat cepat. Semua serba cepat melalui
kemudahan itu yang kita alami, seperti dari gerai Filosofi Kopi yang hadir (Rio
kampus sehingga teman-teman semakin banyak tahu tentang Aksi Kamisan. Dan
banyak hadir kesini. Semisal tugas sekolah seperti mbak (penulis). Banyak yang
hadir saja bisa selanjutnya hadir membawa teman-teman lain untuk refleksi”
(Wawancara dengan Citra Referandum dari LBH Jakarta, dilokasi Aksi Kamisan
2 Agustus 2018).
merupakan perwakilan dari KontraS dan LBH Jakarta, Aldo Marchiano Kaligis
Aksi Kamisan bersama dengan koalisi LSM menyatu atas landasan menjadi
92
pengingat pemerintah atas banyaknya kasus pelanggaran HAM masa lalu yang
kasus itulah yang menjadi faktor pendorong terkuat. “…Kalau faktor pendorong
menurut saya adalah ya persoalan HAM itu sendiri. Menurut Pak Bedjo sampai
mati, sampai langit runtuh pun saya akan tetap berdiri menuntut keadilan. Dia jadi
korban kasus 65, begitu pula dengan Ibu Sumarsih yang anaknya ditembak oleh
oknum negara. Kalau menurut saya yang membuat mereka bertahan adalah
LBHI, jadi saya kita itulah yang membuat menjadi poin mereka tetap bertahan.
Karena saya lihat organisasi pendamping ini semacam KontraS, LBH. Mereka
banyak kasus HAM ini sudah dilaporkan, ada persoalan yang berhenti di tahap
kejaksaan, ada yang sudah tahap lanjutan namun kekecewaan mereka bahwa
bukan aktor sesungguhnya yang tidak tersentuh seperti kasus Munir. Kalau ini
dari pihak korban dan lembaga pendamping itu.” (Wawancara dengan Sulaiman,
93
Menurut pandangan Sulaiman, selama masih ada terus kasus pelanggaram
HAM baik masa lalu yang belum terselesaikan maupun yang terkini hal tersebut
adanya juga dukungan dari lembaga yang mempunyai tujuan perlindungan HAM,
akan menjadi sebuah alasan serta ujung tombak untuk terus memobilisasi
“,,,Menurut saya poinnya adalah dari sisi korban mereka masih menuntut
2018).
setiap hari hadir di aksi tersebut, kecuali dalam halangan tertentu. Menurut
sebenarnya mengajak itu sulit tergantung orangnya. Sekarang sih karena ada
event-event peringatan tertentu kaya sekarang soal Munir, atau angka bulat Aksi
Kamisan, atau ada yang mau tampil. Jadi bisa menarik teman-teman deh.”
2018).
94
Setelah perjalanan 12 tahun berjalan pun massa Aksi Kamisan memang
pernah bertemu dengan Jokowi akhir tahun lalu saat peringatan reformasi di Aksi
Kamisan. Momen itu sangat dinanti, sebab hal tersebut menjadi tujuan awal massa
menggelar aksi di depan Istana Negara setiap pekan. Tetapi, bagi Komisi Untuk
Orang Hilang dan Kekerasan (KontraS), pertemuan dengan mantan Gubernur DKI
itu pada Kamis kemarin bukan suatu hal yang istimewa. Sebab, Jokowi sudah
sejak awal menjanjikan penuntasan kasus-kasus HAM berat di masa lalu akan
menjadi bagian dari program kerjanya. Namun sebagai bukti, hingga saat ini
hanya bisa dihitung menggunakan jari berapa kasus pelanggaran HAM yang
diusut oleh pemerintahan Jokowi-JK. Aktivis HAM yang juga pernah menjadi
Ketua KontraS, Haris Azhar, bahkan tegas mengatakan pertemuan yang dilakukan
https://www.idntimes.com/news/indonesia/margith-juita-damanik/massa-aksi-
kamisan-ragukan-niat-jokowi-tuntaskan-kasus-ham ).
pendamping, pegiat muda, hingga masyarakat luas bahwa keadilan harus hadir.
Negara bertanggung jawab atas seluruh peristiwa yang terjadi, Negara seharusnya
menjadi tonggak keadilan yang diidamkan seluruh elemen penguat Aksi Kamisan.
Selama keadilan belum tumbuh, selama itu pula aksi ini dan bahkan aksi-aksi
95
Maria Sumarsih dan Suciwati, merupakan bagian dari keluarga langsung
korban pelanggaran HAM berat, mereka menuturkan apa yang paling mendorong
upaya mereka untuk terus memobilisasi partisipan Aksi Kamisan. Cinta, cinta
kasih mereka seperti bara api yang menyala terhadap sang anak serta suami
96
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
semakin membuka diri terhadap kasus-kasus terkini yang dialami oleh masyarakat
periode, yaitu saat sebelum penggunaan media sosial dan setelah penggunaan
media sosial. Karena dalam hasil penelitian yang didapat terlihat jelas bagaimana
kedua poin tersebut bisa menghasilkan angka yang terpaut cukup jauh dalam
jumlah partisipan.
97
aggrieved groups (kelompok tertindas) sebagai penentu keberhasilan gerakan
sosial. Dalam pendekatan ini termasuk dalam strategi pemanfaatan public figure,
dan strategi penggunaan media sosial. Dalam jejaring public figure menurut
dikembangkan oleh McCarthy dan Zald. Menurut Zald (1997) Model ini
keberhasilan gerakan sosial. Atas dasar pemahaman inilah serta didukung oleh
muda, juga strategi pengembangan isu. Dalam penelitian ini teman teman muda
sumber daya, pegiat aksi ini menyadari bahwa Kamisan tidak hanya berhenti pada
kasus dimasa lalu, namun terbuka untuk kasus baru yang merasa membutuhkan
media sosial jaringan informal yang disebutkan seperti tetangga, rekan kerja,
Aksi Kamisan. Sejak hadir ditahun 2007 para inisiator mengandalkan kekerabatan
98
masing-masing guna strategi awal dalam mobilisasi partisipan Aksi Kamisan.
Melalui teman dekat, teman kerja, relasi kerja, dan rela organisasi sukarela (
sesama keluarga korban pelanggaran HAM) yang dikenal. Pada masa itu pula
teman-teman seperti Sony Tulung dan Rieke Dyah Pitaloka menjadi public figure
utama yang hadir dan memberi dukungan dalam Aksi Kamisan, termasuk
mobilisasi dan penyebaran informasi. Lalu ada juga akademisi, maupun dosen
dibuat dengan nama Aksi Kamisan sejak tahun 2013-an. Namun sejak pembuatan
akun media sosial Facebook, Twitter, Instagram, hingga Website resmi ( yang saat
ini sedang tidak bisa diakses ) di tahun 2013 tersebut belum aktif dalam
penggunaan, hanya sesekali melakukan update dalam laman media sosial Aksi
kinerja akun media sosial Aksi Kamisan. Ada pembuatan poster tiap minggu,
sejalan, hingga diskusi rutin yang semua diinfokan melalui laman media sosial
bahwa sebelum penggunaan media sosial grafik kehadiran stagnan di angka 20-30
menyentuh angka grafik 50-70 an orang minimal. Hingga sekarang tidak pernah
dibawah 50, bahkan tren akan meningkat di peringatan tertentu, semisal kematian
99
Munir, Mei 98, Tragedi Semanggi I dan II mencapai lebih dari 200an partisipan
yang hadir.
Aksi Kamisan pun berubah dalam 12 tahun berjalan ini. Seperti kita tahu bahwa
hakikat Aksi Kamisan merupakan upaya para keluarga korban mencari keadilan
atas pelanggaran HAM yang terjadi. Kehadiran korban di masa awal aksi ini bisa
dan tidak ekslusif, para pegiat meyakini bahwa dengan sikap terbuka ini
menjadikan Aksi Kamisan bisa berjalan panjang dan berkembang lebih baik. Aksi
ini bukan hanya sekedar untuk pelanggaran HAM masa lalu, tapi sebagai wadah
pasti selau ada, tak terkecuali dalam Aksi Kamisan ini. Dalam hasil penjabaran di
BAB III, bisa ditarik kesimpulan beberapa poinnya. Dalam faktor penghambat
terdapat poin utama, yaitu korban. Korban merupakan fondasi kunci hadirnya
Aksi Kamisan, mereka merupakan keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu,
tentu kehadiran mereka di aksi ini sungguh penting. Namun kita ketahui bahwa
pelanggaran HAM masa lalu terjadi sekitar 20, 30 bahkan 50 tahun yang lalu.
100
Sehingga keluarga korban pun sudah berada diumur yang tidak memungkinkan
untuk hadir kedepan istana. Juga perihal jarak serta faktor ekonomi menjadi
hambatan utama dalam kehadiran korban di Aksi Kamisan. Hingga kini keluarga
korban yang masih hadir setiap kamis didepan Istana Negara adalah Maria
Catarina Sumarsih, diusia yang hampir 67 tahun dengan tubuh mungil serta
lembaga pendamping, (b) media sosial, (c) pegiat muda. Dalam memobilisasi
partisipan mereka telah mengalami pasang surut dalam upaya nya, namun dengan
adanya ketiga poin tersebut sangat membantu dan menghasilkan strategi yang
penyambung lidah bagi informasi dalam Aksi Kamisan. Dan media sosial sebagai
laman kemudahan dalam menyebar segala bentuk informasi, Aksi Kamisan sangat
dipermudah dengan hadirnya laman media sosial. Bagaimana media sosial ini
menjadi tonggak utama saat ini bagi para pegiat guna terus melajutkan strategi
sehingga semakin banyak partisipan yang tertarik untuk hadir di Aksi Kamisan.
Pegiat muda, sekarang mereka sebagai jantung nya aksi ini, bagaimana
Para pegiat muda dengan semangatnya, dengan sikap kritis serta informatifnya
101
menjadi garda terdepan dalam setiap aksi ini. Kehadiran para pegiat muda akan
menjadikan aksi Kamisan berteguh tetap selalu hadir hingga tuntutan dipenuhi
oleh pemerintah. Pegiat muda ini menjadikan mobilisasi partisipan Aksi Kamisan
lebih mudah, dengan menyebarkan informasi dan pemikiran baik tentang HAM
selanjutnya.
ini berhubungan serta menjawab pertanyaan penelitian. Yaitu tentang apa strategi
B. Saran
penelitian ini bukanlah sebuah cakupan habis perjalanan Aksi Kamisan, karena
hanya berfokus pada mobilisasi partisipan aksi ini dengan beberapa pendekatan
saja. Yang artinya memang belum mengupas secara menyeluruh dalam hadirnya
Seperti dipemaparan atas bahwa setelah 12 tahun berjalan aksi ini makin
kamisnya. Hal ini dikarenakan media sosial, pegiat muda, hinga lembaga
102
pendamping yang giat melakukan upaya mobilisasi. Penulis harapkan adalah
bagaimana para pegiat ini bisa terus mempertahankan eksistensi dengan aktif di
media sosial, diskusi, safari Universitas maupun sekolah hingga semakin luas
strategi baik yang sudah berjalan akan menghadirkan kestabilan partisipan yang
hadir.
Dari segi pengorganisasian, hingga kini keluarga korban yang rutin hadir
perlu lagi ikut andil dalam pengorganisasian aksi ini. Jadi seharusnya sudah ada
ini hingga waktu kedepan, karena belum bisa dipastikan akan membutuhkan
berapa tahun lagi agar pemerintah memenuhi keadilan bagi korban. Dengan
adanya regenerasi dengan yang muda-muda aksi ini akan dikemas lebih matang
Aksi Kamisan dengan segala proses dan strateginya berhasil dalam 12 tahun
menggerakkan roda aksi ini. Menurut penulis hal ini merupakan contoh terbaik
saat ini bagi aksi aksi lainnya bagaimana menjaga konsistensi aksi, juga
partisipan. Sehingga tujuan dari Aksi tersebut bisa terwujud sesuai harapan.
kehadiran dan perkembangan Aksi Kamisan ini. Karena Aksi Kamisan ini adalah
wadah terbaik sejauh ini untuk menyuarakan keadilan atas pelanggaran HAM
103
masa lalu. Bahkan bagi masyarakat yang membutuhkan wadah penyuaraan
104
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
105
Pandawangi, Rita. 2011. Reform, Resistance, and Empowerment: The
Transformation of Urban Activist Groups in Jakarta, Indonesia, 1998-2010.
Singapore : National University of Singapore, 2011.
Singh, Rajendra. 2010. Gerakan Sosial Baru. Yogyakarta : Resist Book, 2010.
—. 2001. Social Movement Old and New: A post Modernist Critique . New Delhi
London : Sage Publications, 2001.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Afabeta, 2011.
Sujatmiko, Agung Tri Haryanta & Eko. 2012. Kamus Sosiologi. Surakarta :
Aksara Sinergi Media, 2012.
Sztompka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada Media,
2004.
Tarrow, SG. 1994. Power in Movement: Social Movements, Collective Action,
and Politics. Cambridge : Cambridge University, 1994.
Yin, Robert K. 2013. Studi Kasus "Desain dan Metode". Jakarta : Raja Grafindo,
2013.
Yuanjaya, Pandu. 2015. Modal Sosial Dalam Gerakan Lingkungan: Studi Kasus
Di Kampung Gambiran dan Gondolayu Lor, Kota Yogyakarta. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada, 2015.
JURNAL
Aksi Kamisan: Sebuah Tinjauan Praktis dan Teoritis Atas Transformasi Gerakan
Simbolik. Putra, Leonardo Julius. 2016. 1, Jakarta : Universitas 17 Agustus '45,
2016, Vol. II.
Demokrasi dan Gerakan Sosial (Bagaimana Gerakan Mahasiswa Terhadap
Dinamika Perubahan Sosial). Akbar, Idil. 2016. 2, Bandung : FISIP UNPAD,
2016, Vol. 1.
Environmental Movements in Iran: Application of The New Social. Fadaee,
Simin. 2011. 1, California : Sage Publications, 2011, Vol. 41.
Further Thoughts on Social Networks and Movement Recruitment. Snow,
Zurcher, and Ekland-Olson. 1980. 1, California : Sage Publications, 1980, Vol.
17.
Gerakan Muncar Rumahku dan Strategi Mobilisasi Sumberdaya pada Gerakan
Sosial Penyelamatan Lingkungan. Suwarno, Joko. 2016. 2, Jember : Universitas
Jember, 2016, Vol. 3.
106
Reform, Resistance, and Empowerment: The Transfromation of Urban Activist
Groups in Jakarta, Indonesia, 1998-2010. Pandawangi, Rita. 2011. Singapore :
Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore , 2011.
Resource Mobilization and Social Movements: A Partial Theory. Zald, John D.
Mc Carthy and Mayer N. 1977. 6, Chicago : The University of Chicago Press,
1977, Vol. 82.
Strategy or Identity: New Paradigm and Contemporary Social Movements.
Cohen, Jean L. 1985. 4, Maryland : The Johns Hopkins University Press, 1985,
Vol. 52.
INTERNET
Portal Berita Jakarta Globe : http//www.thejakartaglobe.com/editorschoice/for-
indonesias-kamisan-the-demand-and-wait-for-justiceonly-grows/518500 diakses
pada tanggal 7 Juni 2018.
Website Aksi Kamisan, “Ini Penjelasan Sejarah Singkat Aksi Kamisan”; tersedia
di https://www.aksikamisan.net/tentang/ : Internet diunduh pada tanggal 5 April
2018
Website KontraS, “Ini Penjelasan Sejarah Singkat Aksi Kamisan”; tersedia di
http://www.kontras.org/pers/teks/Lampiran-Aksi-Kamisan.pdf : Internet diunduh
pada tanggal 5 April 2018
Wikipedia, “Biografi Maria Catarina Sumarsih” tersedia di
https://id.wikipedia.org/wiki/Maria_Catarina_Sumarsih : Internet diunduh pada
tanggal 5 April 2018
Rustika Herlambang, “Biografi Suciwati Munir” tersedia di
https://rustikaherlambang.com/2012/05/06/suciwati/ : Internet diunduh pada
tanggal 5 April 2018
Website Aksi Kamisan, “Ini Penjelasan Tuntutan Aksi Kamisan”; tersedia di
https://www.aksikamisan.net/kasus/ Internet diunduh pada tanggal 5 April 2018)
107