Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
RIZKAH LESTARI
NIM 11140520000053
i
KATA PENGANTAR
ْــــــــم اللَّــــــــ ِه الرَّحْ َمــــــــ ِن ال َّر ِحيــــــــ ِم
ِ بِس
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada Rasulullah SAW. keluarganya, para sahabatnya,
pengemban risalahnya dan kita selaku umatnya hingga akhir
zaman. Segala puji dan syukur selalu dipanjatkan ke hadirat Allah
SWT yang selalu melimpahkan hidayah, taufik serta rahmat dan
berkahnya kepada peneliti atas izin-Nya sehingga peneliti bisea
menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi Dakwah
Melalui Media Sosial Terhadap Perubahan Perilaku Muslim
Milenial Di Jakarta Utara”
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang
tua peneliti, Ayahanda (Alm) Dori Saputra dan Ibunda (Almh)
Masroh yang selama ini telah memberikan dukungan baik dari segi
moril maupun materil, yang senantiasa memberikan ridho dengan
bagi langkah peneliti, yang tidak pernah berhenti untuk mengirim
do’a dan tidak habis membagi cinta serta kasih sayangnya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Suparto, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiah, S.Ag., BSW, MSW.
selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Shihabudin Noor,
M.A. selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, serta
ii
Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama.
2. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si dan Artiarini Puspita Arwan,
M.Psi selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam.
3. Abdul Azis, M.Psi selaku dosen pembimbing yang senantiasa
meluangkan tenaga, waktu dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dra. Musfirah Nurlaili, MA selaku Dosen Penasehat
Akademik Kelas B Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
angkatan 2014.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
HIdayatullah Jakarta.
6. Pemimpin dan Karyawan Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang membantu mengurus surat
menyurat selama penyusunan skripsi.
7. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, yang senantiasa memabantu penulis
dalam mencari buku-buku untuk menyusun skripsi.
8. Informan Joko Purnomo, Ayu Reni, Johan dan seluruh
significant other keluarga dan sahabat informan yang bersedia
membantu proses penelitian skripsi ini.
iii
9. Kakak dan keponakan-keponakan peneliti, Kang Fatimah,
Kang Syaifudin, Kang Saiful Anam, Kang Rahmat, Alm. Siti
Maryam, Bukhori, Sri Susilawati, Moh. Chanapi, Ka Arman,
Ba Yuli, Ba Uum, Ba Atun, Hapipi, Ka Heri, Rahmawati,
Nasirah Sidikah, Agung Firman Wahyudi, Arip Hidayatullah,
Aulia, Nazwa, Salsa, Sodik, Aira, Khairul, Ridwan, Adit
karena doa dan dukungan merekalah yang membuat penulis
mampu melewati semua kesulitan selama penyusunan skripsi
ini
10. Seluruh Keluarga Besar BPI UIN Jakarta khususnya angkatan
2014 Alfi Nur Laeli, Mayyadah Na’im dan semuanya yang
tidak bisa disebutkan satu persatu. Termakasih telah memberi
banyak arti kehidupan menemani penulis baik suka maupun
duka.
11. Ila Munziatul Aulia, Zamarotul Azkiyah, Rafika Ramelan,
Shofiatul Amini, Nisrinah, Dini, Ina dan Aat Atqiyah,
Mardiah yang selalu mendukung dan memeberikan semangat
kepada peneliti.
12. Dinda Tiara, Syifa Urachman, Reni Noviyanti dan Yuni
Rahmawati yang selalu mendengarkan keluh kesah dan selalu
memberi semangat dalam menjalankan skripsi ini.
13. Seluruh teman-teman FLP (Forum Lingkar Penah) Cabang
Ciputat, KPS (kKeluarga Pecinta Sastra) Cabang Ciputat,
TAQI (Tahfidz Qur’an Indonesia). ASSALAMU
JABODETABEK yang memberikan dukungan serta doa
kepada penulis dalam menyusun skripsi.
iv
Terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan
skripsi ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada kalian
semua, peneliti mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah
SWT memberikan yang terbaik untuk kita semua Aamiin.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Rizkah Lestari
NIM 11140520000053
v
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................... 1
B. Pembatasan Masalah ............................ 10
C. Rumusan Masalah ................................ 11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............. 11
E. Metodologi Penelitian .......................... 12
F. Keabsahan Data Penelitian .................... 19
G. Sistematika Penulisan ........................... 24
vi
5. Implementasi Dakwah Melalui Media
Sosial ............................................. 34
B. Perubahan Perilaku Muslim Milenial ... 38
1. Pengertian Perubahan Perilaku Muslim
Milenial ......................................... 38
2. Bentuk Perubahan Perilaku Muslim
Milenial ......................................... 39
3. Dasar-Dasar Perubahan Perilaku Muslim
Milenial ......................................... 40
4. Proses Perubahan Perilaku Muslim
Milenial ......................................... 41
5. Faktor Perubahan Perilaku Muslim
Milenial ......................................... 42
C. Tinjauan Kajian Terdahulu ................... 46
D. Kerangka Berpikir ................................ 49
vii
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Informan ............................... 62
1. Informan Joko ............................... 62
2. Informan Ayu ................................ 65
3. Informan Johan .............................. 68
B. Temuan Lapangan ................................ 71
1. Tahapan Implementasi dakwah melalui
media sosial terhadap perubahan
perilaku muslim milenial Di Jakarta
Utara .............................................. 71
1) Proses Implementasi Dakwah
Melalui Media Sosial Terhadap
Perubahan Perilaku Muslim
Milenial ..................................... 71
1. Informan Joko .................... 71
2. Informan Ayu .................... 84
3. Informan Johan .................. 96
2. Faktor Perubahan Perilaku Muslim
Milenial ......................................... 108
1. Informan Joko ........................... 108
2. Informan Ayu ........................... 110
3. Informan Johan ......................... 112
viii
Utara ...................................................... 117
1. Proses Implementasi Dakwah Melalui
Media Sosial Terhadap Perubaha Perilaku
Muslim Milenial Di Jakarta Utara ... 119
a. Tahap Pra-Perubahan Perilaku 122
b. Tahap Pasca Perubahan
Perilaku .................................... 123
B. Faktor Perubahan Perilaku Muslim
Milenial Di Jakarta Utara ...................... 132
1. Faktor Terjadinya Perubahan Perilaku
Muslim Milenial Di Jakarta Utara ... 132
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................... 135
B. Implikasi ............................................... 136
C. Saran ..................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seluruh aspek mengalami perubahan yang cepat pada generasi
muslim milenial sekarang ini ditandai dengan hadirnya teknologi
komunikasi dan teknologi informasi. Generasi milenial, informasi
diwarnai dengan perkembangan internet dan berbagai media sosial
yang saat ini banyak digunakan pemuda muslim untuk membantu
kegiatan akses informasi dan eksistensi diri. Kemajuan teknologi
dan informasi membawa perubahan pada perilaku pemuda muslim
dimana sebelumnya pemuda muslim mencari informasi terkait
agama khususnya masih menggunakan media elektronik dan
media cetak. Saat ini pemuda muslim memanfaatkan kecanggihan
teknologi media sosial dalam pencarian informasi sehingga dapat
diperoleh dengan cepat dan mudah. Setiap aktivitas pemuda
muslim di seluruh dunia mampu dijangkau melalui media sosial
seperti twitter, instagram, facebook, youtube dan sebagainya tanpa
adanya batas-batas ruang, biaya, waktu, usia, suku, budaya
maupun agama yang dapat menghambat proses komunikasi.1
Fenomena pemakaian internet dan akses media sosial melalui
perangkat elektronik menjadi new lifestyle bagi pemuda muslim
terlihat pada penampilan, pola pikir serta kebiasaan yang dilakukan
sehari-harinya seperti menjadi muslim yang gaul, cerdas dan
sekaligus modern. Berkaitan dengan dakwah, peran media sosial
1
Poppy Panjaitan dan Arik Prasetya, Pengaruh Sosial Media
Terhadap Produktivitas Kerja Generasi Millennial (Studi Pada Karyawan PT
Aksara Putra I Cabang Bandara Internasional Juanda), Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)/Vol. 48 No. 1 Juli 2017 h. 174
1
2
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, CSRC UIN Jakarta GELAR
Sosialisasi Penelitian di Medan, 2018. http://www..uinjkt.ac.id/id/csrc-uin-
jaakarta-gelar-sosialisasi-penelitian-di-medan/
4
Arifin, Psikologi Dakwah Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h. 6
5
Kementrian Agama RI, AL-QUR’AN TIKRAR, (Bandung: PT
SYGMA EXAMEDIA ARKANLEEMA, 2014), h. 281
5
6
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. (Bogor: Pustaka Imam Syafi’I,
2003), h. 181
7
Ahmad Y. Samantho, Jurnalistik Islam, (Jakarta: Harakah 2002, 64)
6
yang sesuai dengan keadaan saat ini supaya apa yang ingin
disampaikan mampu dimengerti dan diterima dengan baik dan
mampu mengubah perilaku muslim milenial kembali
meningkatkan keimanan dan keshalehannya.
Perubahan perilaku muslim milenial merupakan suatu
paradigma bahwa pemuda muslim akan berubah sesuai dengan apa
yang dipelajari baik dari keluarga, teman, sahabat, tokoh agama,
media sosial ataupun belajar dari dirinya sendiri, proses
pembelajaran diri ini yang nantinya akan membentuk pemuda
muslim yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pemuda
muslim baik dalam kesehariannya ataupun dalam keadaan tertentu
dalam hal ini karena adanya perubahan generasi dan teknologi
yang semakin berkembang.8 Perubahan perilaku muslim milenial
ada yang berubah secara positif ada juga yang negatif, seperti
halnya ketiga muslim milenial yang bernama Joko, Ayu dan Johan
sebelum ketiganya mengenal dakwah melalui media sosial
ketiganya memanfaatkan media sosial hanya sebagai ajang
mencurahkan keluh kesah, meyaksikan hal-hal yang mencari
kesenangan sesaat contohnya, bermain game online, nonton film
dan saling berkomunikasi dan bahkan media sosial menjadi salah
satu penyebab ketiganya menyimpang dari aturan agama Islam.
Penyimpangan agama yang dilakukan muslim milenial adalah
berupa mabuk-mabukan, bermain judi, menonton film hingga
melupakan kewajibannya sebagai muslim seperti shalat, membuat
tato dan sebagainya. Penyimpangan agama ini yang menjadi
8
Aat Agustini, Promosi Kesehatan, Cet. I, (Yogyakarta: Group
Penerbit CV Budi Utama, 2014), h. 25
7
9
Arum Faiza, Sabila J. Firda, dkk, Arus Metamorfosa Milenial,
(Kendal: Penerbit Ernest CV Ahmad Jaya Group, 2018), h. 123
10
10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Remaja Karya, 2007), h.12
11
(Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Remaja Karya, 2007), h.14
14
12
Imam Guanwan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan praktik,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 143-155
17
13
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta:
Rajawali Press, 2012), h. 129-136
19
14
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2011), h.368-378
20
15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penellitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 327
21
16
Sugiyono, Memahami penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2005), h. 124-125
17
Sugiyono, Memahami penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2005), h. 124-125
22
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2014), h. 377
19
Afifuddin dan Beni Ahmad Sacbani, Mrtodologi Penelitian
Kualitatif, (Bandung: Pusaka Setia, 2009), hal. 151
24
G. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini peneliti mngacu pada Keputusan
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomer: 507 Tahun 2017
TENTANG PEDOMAN KEPENULISAN KARYA ILMIYAH
(SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI) UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA. Sistematika penulisan dalam
penelitian ini terbagi dalam enam bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN. Isi BAB I ini merupakan
pendahuluan dari keseluruhan BAB yang ada pada skiripsi ini.
BAB I terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam BAB ini akan dipaparkan
mengenai landasan teori ataupun pembahasan yang terkait dengan
implementasi dakwah melalui media sosial. selain itu,
dideskripsikan pula tentang perubahan perilaku muslim milenial,
kajian pustaka dan kerangka berpikir.
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN.
Berisi dari Gamabaran Umum yang meliputi latar belakang
muslim milenial, perkembangan psikologi muslim milenial dan
keadaan sosial ekonomi muslim milenial.
BAB IV ATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Isi BAB ini
berisi uraian penyajian data dan temuan penelitian yang meliputi
latar belakang informan proses terjadinya implementasi dakwah
melalui media sosial terhadap perubahan perilaku muslim milenial
dan faktor terjadinya perubahan perilaku muslim milenial.
25
1
Asmuni syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: AL
IKHLAS, 1983), h. 17
2
Arifin, Psikologi Dakwah Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h. 6
26
27
3
Kementrian Agama RI, AL-QUR’AN TIKRAR, (Bandung: PT
SYGMA EXAMEDIA ARKANLEEMA, 2014), h. 63
4
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 15
5
Kementrian Agama RI, AL-QUR’AN TIKRAR, (Bandung: PT
SYGMA EXAMEDIA ARKANLEEMA, 2014), h. 281
28
6
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), h. 8
29
7
Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Cet.
Ke- I, (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005), h. 25
30
8
Muhammad Habibi, Optimalisasi Dakwah Melalui Media Sosial
Di Era Milenial, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Usuluddin,
Adap dan Dakwah (FUAD), Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomer 1, Tahun
2018, h.104
9
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 20-21
31
10
Eva Willya, Prasetyo Rumondor, Busran, Senarai Peneliti: Islam
Kontemporer Tinjauan Multikultur, Ed.1, Cet.1,(Yogyakarta: Penerbit
Republish (Group Penerbit CV BUDI UTAMA), 2018), h. 418
11
Cindy Rizal Putri P, Analisis Faktor Pengaruh Promosi Berbasis
Sosial MediaTerhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Dalam Bidang Kuliner,
Fakultas Ekonomi UNDIP, Semarang 2011, h. 17
12
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikas, budaya dan
Sosioteknologi, (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 11
32
13
Bambang S. Ma’arif, Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk Aksi,
Cet. I, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 157
33
14
Ririh Nur Aini Putri, Komunikasi dakwah melalui media audio
visual dalam menanamkan akhlak pada santri TPA Aisyiyah Desa Margasari
Kecamatan Labuhan-Maringgai Kabupaten Lampung Timur, (Skripsi,
Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Raden Intan Lampung, 2017), h. 6
15
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Cet. Ke-II, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2009), h. 146
16
Bambang S. Ma’arif, Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk Aksi,
Cet. I, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 158)
34
17
Ruli Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat
Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaia, (Bandung: CV Wacana 2009) h. 21
18
Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 487
35
19
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.ke-3, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002), h. 491
20
Socrates, Menepis Impian, (Yogyakarta: Media ABADI, 1994), h.
89
21
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikas, budaya dan
Sosioteknologi, (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 11
22
Eva Willya, Prasetyo Rumondor, Busran, Senarai Peneliti: Islam
Kontemporer Tinjauan Multikultur, Ed.1, Cet.1,(Yogyakarta: Penerbit
Republish (Group Penerbit CV BUDI UTAMA), 2018), h. 418
36
23
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukuran, Cet. X,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 13
24
Aat Agustini, Promosi Kesehatan, Cet. I, (Yogyakarta: Group
Penerbit CV Budi Utama, 2014), h. 25
39
25
Ahmad Kholid, Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori
Perilaku, Media dan Aplikasinya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h.17
26
Ahmad Kholid, Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori
Perilaku, Media dan Aplikasinya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 18-
19
40
Pengetahuan
Perubahan
Sikap
Perilaku
Perilaku
27
Robert J. Bensley dan Jodi Brookins-Fisher, “Community Health
Education Methods: a pracitical guide,2 nd, 2003” di terjemah oleh Apriningsih,
Nova S. Indah Happy dan Palupi Widyastuti, Metode Pendidikan Kesehatan
Masyarakat, Ed.2, Cet.1, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009), h.
12-14
42
28
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Edisi Revisi Cet. Ke-2, (Jakarta:
Kencana Prenada Group, 2009), h. 455-458
29
Trubus Rahardiansah, Perilaku manusia dalam perspektif
straktural, sosial dan kultural, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2013), h. 61-70
30
Ahmad Kholid, Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori
Prilaku, Media dan Aplikasinya, (Jakarta: RajaGrafindo, 2012), h. 23
44
31
Ahmad Kholid, Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori
Prilaku, Media dan Aplikasinya, (Jakarta: RajaGrafindo, 2012), h. 24-26
45
b. Sikap
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara tertentu, bentuk reaksinya dengan positif
dan negatif. Meliputi rasa suka, mendekati dan menghindari
situasi, benda, orang, kelompok dan bijaksanaan sosial.
c. Kepercayaan
Kepercayaan sering atau biasanya diperoleh dari orang
tua, kakek ataupun nenek. Seseorang menerima kepercayaan
itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu.
d. Keyakinan
Suatu hal yang dianggap benar dan dianut sebagai aturan
yang dilakukan oleh masyarakat.
e. Nilai-Nilai
Dalam suatu masyarakat akan selalu berlaku nilai-nilai
yang menjadi pegangan sikap orang dalam menjalankan
hidup masyarkat.
2. Faktor Pendukung (Enabling Factors)
Faktor pendukung adalah faktor ketersediaan sumber-
sumber dan fasilitas yang memadai. Sumber-sumber dan
fasilitas tersebut sebagian harus digali dan dikembangkan dari
masyarakat itu sendiri. Faktor pendukung ada dua macam
yaitu; Fasilitas fisik dan fasilitas umum.
3. Faktor pendorong (Reinforcing Factors)
Faktor sikap atau perilaku yang dilakukan oleh toh
masyarakat atau tokoh agama.
46
D. Kerangka Berpikir
Pada perinsipnya dakwah merupakan aktivitas mengubah
sasaran dakwah agar mengikuti dan menjalankan ajaran Islam.
Ajaran ini dilakukan dengan mendekati sasaran sesuai dengan
karakteristik mereka dan kecenderungan mereka ketika kita
menggunkan suatu media, maka jenis dan karakter pengguna
media harus dipahami, sebab perbedaan kultur pengguna
mempengaruhi kekuatan efek pengguna media.32
Materi Pesan
Sasaraan
Dakwah
Media (Mad’u)
Da’i
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Penelitian tentang Dakwah Melalui
Media Sosial
32
Mustofa, Prinsip Dakwah Via Media, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Indonesia. APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama.
Volume 16, Nomer 1, 2016, h. 51-53
50
Reciprocal Behavioral
Expectation
determinism Capability
Observational
Reinforcement Self-efficacy
Learning
Gambar 2.3
Proses Terjadinya Peubahan Perilaku Muslim Milenial
Menurut Teori Kognitif Sosial
53
54
1
H. Ali & Lilik Purwandi, Millennial Nusantara Pahami
Karakternya, Rebut Simpatinya, (Jakarta: PT Garamedia Pustaka Utama, 2017),
h. 3-4
2
Fand Pahpie, Siapakah Muslim Milennial Indonesia itu?, bagian II,
2018, h.2
55
3
Septia Amin, Generasi Muslim Milenial: Kolaborasi Iman dan
Modernitas (Bagian 1), 2018, h. 1
4
Yuyuk Nuryanto, Cakap Berdemokrasi Ala Generasi Milenial Buku
Pengayaan Materi Pelajaran Pkn, (Yogyakarta: Penerbit Depublish (Group
Penerbit CV Budi Utama), 2019), h.68-69
56
5
Nur Ainiyah, Remaja Millennial dan Media Sosial: Media Sosial
Sebagai Media Informasi Pendidikan Bagi Remaja Millennial, Universitas
Ibrahim Sukorejo Situbondo, JPII Volume 2, April 2018, h. 227-228
58
6
Badan Pusat Statistik, Statistik Gender Tematik: Profil Generasi
Milenial Indonesia, (Jakarta: Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, 2018), h. 18
61
Tidak hanya Joko ynag mengalami hal tersebut Ayu dan Johan
pun mengalami hal yang serupa, bedanya Ayulah yang curhat
terhadap salah satu akun tepatnya akun Oki Setianadewi dimana
Oki Setianadewi ini adalah seorang pablik figure dan juga sebagai
mujahid atau Ustadah, beberapa kali Ayu bertanya kepada Mba
Oki tentang arti hijab bagi seorang perempuan dan masih banyak
lagi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan tentang perempuan.
Ayu memilih Oki Setianadewi karena cara penyampaiannya lebih
sederhana dan curhatnya Ayu tidak hanya pada Oki saja tetapi dia
juga berhubungan dengan teman-teman muslimahnya di group
WhatsApp dimana group tersebut terdiri dari orang-orang yang
beru memulai memperbaiki diri seperti dirinya dan juga orang-
orang yang sudah berhijrah
“… Ayu mulai mencari-cari caranya gimana sampe Ayu
langsung ngelaksanain shalat taubat tau Ka sesuai
petunjuk yang ada di google pokonya Ayu bener-bener
ngikutin tata cara yang ada di sana deh. Ayu sampe
ngefollow akun Ustad dan Ustadah Oki Setianadewi
dari situAyu belajar dari IG mereka dan saat itu juga
62
A. Deskripsi Informan
Joko, Ayu dan Johan adalah informan dalam penelitian,
pemuda muslim millennial yang berprofesi sebagai karyawan.
Ketiga informan ini memiliki pengalama hijrah yang berbeda-beda
dalam proses perubahan perilaku yang dialami. Melalui pengalam
prubahan perilaku ketiga informan dalam mentaqwakan diri
kepada Allah dengan cara yang saat ini digandrungi oleh kalangan
pemuda muslim millennial yakni mengimplementasikan dakwah
melalui media sosial tehadap perubahan perilaku muslim
millennial.
1. Informan Joko
Joko adalah anak kedua dari empat bersaudara yang bertempat
tinggal di Jalan Budi Mulia RT 007/RW010 No. 11 D
Pademangan Barat Jakarta Utara. Dua tahun lamanya Joko
mengalami perubahan yang sangat baik dari sebelumnya, dimana
dulu Joko adalah seorang pemuda yang menyia-nyiakan hidupnya
dan sangat jauh dari agama Islam. Dari SMP Joko sudah mengenal
dan mengkonsumsi rokok dan beberapa kali sering ikut tauran,
tiada hari tanpa rokok bahkan bukannya berhenti malah makin
menjadi-jadi puncaknya ketika Joko memasuki bangku SMA
dimana dia melampiaskan semua masalahnya kepada minuman
yang beralkohol. Meroko dan mabuk-mabuk adalah hal yang
selalu dilakukan oleh Joko untuk mencari pelampiasan atau
pelarian dari masalah, masalah yang dihadapinya tidaklah jauh
62
63
dari perempuan (putus cinta dan berantem). Tidak hanya itu saja
sebagai seorang muslim Joko seharusnya mengikuti syariat orang
Islam bukan hanya mengaku beragama Islam tetapi tidak
melaksanakan kewajibannya. Selama remaja sampai usianya 19
tahun Joko belum mampu mengikuti ajaran Islam yang sesuai
dengan syri’at, terbukti Joko sering meniggalkan sholat ddan juga
meminum-minuman haram. Padahal Joko sendiri mengetahui
bahwa apa yang dilakukannya itu merupakan perbuatan yang
salah tetapi pada saat itu Joko lebih memilih menacari kesenangan
dunia.
Kerika usia Joko tepat 19 tahun Ayahanda Joko meninggal
dunia, saat itu seakan-akan dunia runtuh dipundaknya, karena
ayahandanya adalah sosok ayah yang bertanggung jawab pada
keluarganya dan sosok panutan bagi dirinya. Sejak saat itu Joko
mulai memikirkan apa yang harus dia lakukan setelah ayahnya
meninggal ini karena Joko adalah anak laki-laki satu-satunya di
dalam keluarganya, mau tidak mau Jokolah yang akan menjadi
tulang punggung keluarga untuk menafkahi ibu dan juga adik-
adiknya yang masih sekolah. Diawal ayahnya meninggal dunia
Joko masih belum nerima keadaan yang menimpanya sampai-
sampai Joko melarikan diri dengan menkonsumsi minuman
haram, kegiatan ini dilakukan sampai Joko merasa tenang setelah
itu Joko akan kembali kerumah saat pagi menjelang. Menurut
Joko pada saat itu hanyalah bagaimana caranya agar Ia bisa
melupakan permasalah ini semua, karena pada saat itu yang ada
dipikirnya hanyalah untuk menyenangi diri sendiri dan hidup
bebas seperti yang lainnya.
64
buruk atau negatif yang selalu Ia lakukan dan pada saat itu jugalah
dia mualai melihat konten-konten dakwah di media sosial. Dari
sanalah Joko memantapkan hatinya untuk berhijrah dan
mengubah perilaku negatifnya kejalan yang lebih baik lagi. Tepat
ketika usia 21 tahun Joko memutuskan untuk berhijrah atau
memantapkan diri untuk merubah perilakunya ke jalan Allah. hal
yang paling mendasar untuk diubah adalah shalat tepat waktu dan
meninggalkan kebiasaannya yang dulu seperti mabuk-mabukan,
mangkanya sebisa mungkin di tengah-tengah kesibukannya
bekerja sebagai karyawan Hari-Hari dan juga driver OJOL Joko
selalu menyempatkan sholat di masjid dan sebisa mungkin harus
berjama’ah. Untuk menguatkan keyakinannya dan keistiqomahan
dengan keputusannya Joko mengikuti kegiatan dakwah yang ada
di media sosial bahkan selalu Joko merepost apa yang sudah dia
saksikan dan Joko juga sering menghadiri majelis-majelis ilmu
yang ada di Jakarta dan Joko juga aktif di pengajian serta menjadi
pengurus di Masjid Al-Huda yang berada di sekitar tempat
tinggalnya.
2. Informan Ayu
Ayu Reni yang biasa dipanggil Ay ini lahir dari keluarga yang
sangat sederhana ayahnya bernama Tarjan dan Wati nama ibunya.
Ayu memiliki da orang adik yang bernama Fahri kelas 1 SMA dan
Aya baru kelas 5 SD, Ay tinggal di Jalan Pemandangan (kalimati)
Rt 02/Rw 01 Gunung Sahari Jakarta Utara posisi rumah Ay berada
dipinggir jalan yang hanya dilewati satu mobil, dekat dengan
stasiun kereta Rajawali, untuk memenuhi kehidupan keluarga Ay
ayahnya bekerja sebagai supir angkutan umum sedangkan ibunya
66
hanya sebagai ibu rumah tangga dan tukang jahit, sedangkan Ayu
sendiri bekerja di PT yang berada di Ruko Permata Ancol.
Ayu menginginkan untuk melanjutkan pendidikannya tetapi
sayang ekonomi keluarganya tidak mempu untuk meneruskan
pendidikannya sehingga Ayu lebih memilih bekerja, selain itu
keluarga Ayu bukanlah orang yang sangat Islami kami hanya
mengetahui dasar-dasarnya agama Islam saja seperti shalat, puasa,
zakat, pergi haji, mengetahui larangan-larangan Allah tetapi
terkadang mereka juga lalai akan perintah Allah seperti shalat lima
waktu, meskipun Ayu dan keluarganya mengetahui bahwa
meninggalkan apa yang telah diperintahkan akan mendapat dosa
tetapi lambat laun semenjak ibu Wati aktif di majelis taklim ibu-
ibu maka pola kehidupan keluarga Ayu berubah orang tua Ayu
kini selalu mengutamakan shalat dan melarang tegas untk tidak
boleh meninggalkannya.
Hal ini berbeda dengan Ayu yang terkadang selalu
meninggalkan perintah shalat apa lagi ketika sedang di luar rumah
maka Ayu sering sekali meninggalkan shalat. Bahkan sampai
usianya 20 tahun pun Ayu masih sering meninggalkan perintah
dan aturan Allah seperti shalat dan menutup aurat. Orang tua Ayu
tidak pernah bosan dalam memberikan pengertian tentang agama
kepada Ayu tetapi saat itu Ayu belumlah terpanggil untuk
memperbaikinya. Sampai suatu ketika hal yang tidak diinginkan
oleh Ayu itu terjadi meskipun hal tersebut belumlah sepenuhnya
terjadi tetapi dari kejadian tersebut barulah Ayu menyadari atas
apa yang Ayu lakukan selama ini.
67
jaminannya. Ibu Lisa adalah seorang rentenir dan juga sosok ibu
yang selalu menggunakan kekerasan untuk mendidik Johan
keying lebih baik seperti ketika kecil Johan selalu dipukul oleh ibu
Lisa karena Johan tidak maumenuruti ibunya atau kalau Johan
tidak mau mengerjakan PR nya dan terkadang masalah sepele pun
selalu diseleaikan dengan cara membentak atau memukul.
Johan mengenal Islam ketika dirinya merasa penasaran
dengan teman-teman di lingkunngannya yang selalu melakukan
shalat dan puasa terlebih lagi mereka itu tidak melihat seperti apa
Tuhan itu sedang dirinya ketika dirinya sembahyang Johan
melihat bentuknya bahkan sampai di gantung yang biasa disebut
bapa atau salip sebagai lambang untuk berdoa. Dari rasa
penasaran dan keingintahuannya yang kuat akhirnya Johan
mencari tahu tentang agama Islam itu sendiri melalui media sosial
seperti artikel, youtube dan instagram. Tidak hanya itu saja, Johan
juga merasakan kegelishan yang sangat mendalam karena
menurutnya kehidupannya tidak ada yang berubah dan itu-itu saja.
Sejak saat itu, Johan mempelajari di media soisal serta ia
sering mendengar ceramah di salah satu masjid yang ada di
Kemayoran karena beberapa kali sering mendapat penumpang ke
arah sana dan dari sanalah ia mendoapat sebuah rasa ingin tahu
tentang agama Islam, hingga akhirnya tepat usia 21 Johan menjadi
mualaf dengan membaca syahadat di bantu oleh seorang ustad
yang ada disana yang bernama Ustad Ahmad Siddiq dan sampai
sekarang Johan masih menekuni agama Islam bersama dengan
pembimbingnya Ustad Ahmad dan juga teman sekaligus anak dari
Ustad Ahmad yang bernama Muhammad Farhan Siddiq.
71
B. Temuan Lapangan
Peneliti sempat mengalami beberapa hambatan ketika
pengambilan data. Disebabkan karena tidak semua muslim yang
lahir di zaman milenial ini mengalami implementasi dakwah
melalui media sosial terhadap perubahan perilaku. Menghadapi hal
tersebut, peneliti mengunakan kriteria yang sesuai dengan fokus
penelitian dengan bantuan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi maka peneliti
menemukan sebagai berikut:
1. Tahapan Implementasi Dakwah Melalui Media Sosial
Terhadap Perubahan Perilaku Muslim Milenial Di
Jakarta Utara
a. Proses Implementasi Dakwah Melalui Media Sosial
Terhadap Perubahan Perilaku Muslim Milenial Di Jakarta
Utara
1) Informan Joko
Tema 1: Gamabaran Pengalaman kehidupan keagamaan
dan pengalaman negatif sebelum berubah perilakunya.
Joko menggambarkan kehidupannya sebelum mengalami
perubahan perilakunya baik dari segi emosional, agama,
pengetahuan, kognitif, efektif dan perilakunya. Joko
menceritakan pengalaman beragamanya berawal dari
pendidikan sekolah karena keluarga Joko tidaklah terlalu
memaknai nilai-nilai agama Islam. Sebelum mengalami
perubahan perilaku kehidupan beragama Joko belum ada
penghayatan secara mendalam.
72
kajian yang ada saat ini seperti kini Joko aktif mengikuti baik
kajian Ustad-Ustad yang ada di media sosial maupun aktif di
masjid yang ada di sekitar rumahnya.
“…pagi kerja di Hari-Hari lanjut ngojek online,
menyempatkan diri ikut kajian beberapa ustad
contohnya Ustad Felixsauw, Hanan Attaki dan
sebagainya dan sekarang gue seneng Kah bisa
belajar dari guru besar kaya Habib Lutfi, Habib
Bahar dan lainnya yang tadinya gak tau sekarang
Alhamdulillah gue tau itu pun karena gue ikut
kegiatan di masjid Kah dan Alhamdulillah gue
sekaranng udah aktif sebagai remaja masjid Al-
Huda…”(W2/Joko:72-86)
Expectation
Self-Efficacy
Receprocal
Determinism
Behavioral
Capability
Observational
Learning
Reinsforcement
Joko
2) Informan Ayu
Tema 1: Gambaran Pengalaman Kehidupan Keagamaan
dan Pengalaman Negatif Sebelum Berubah Perilaku.
Ayu menceritakan pengalaman kehidupan agamanya
sebelum terjadinya perubahan perilaku. Ayu mengetahui
bahwa nilai-nilai agama Islam itu sangatlah penting bagi
kehidupan sehari-hari tetapi Ayu selalu meninggalkan
perintah agama Islam seperti meninggalkan shalat dan
kewajiban menutup aurat bagi seorang perempuan yang
sudah balig.
Keluarga Ayu sendiri baru mendalami agama ketika ibu
Ayu yaitu Ibu Wati mengikuti majelis taklim yang ada di
daerah rumahnya dan sejak saat itu orang tuanya selalu
menyuruh anak-anaknya untuk taat atas perintah Allah, Ayu
pun mengikutinnya kalau dirumah tetapi karena Ayu lebih
sering berada di luar rumah karena bekerja maka Ayu pun
sering meninggalkannya bahkan Ayu juga sering membantah
perkataan oranng tuanya.
“Dulu kan waktu belum berubah yah begitu
pergaulannyalumayan bebas, boro-boro buat shalat
inget shalat ajah udah syukur Ka, belum lagi selalu
mengucapkan kata-kata kasar sama orang tua
kalau disuruh gak pernah jalan ujung-ujungnya
malah berantem dan pergi begitu ajah
..”(W1/Ayu:208-213)
85
Saat itu, Ayu merasa bangga dengan apa yang ada pada
tubuhnya karena ketika ia sedanng jalan pasti ada ajah yang
bilang dia cantik, sexsi dan masih banyak lagi pujian-pujian
yang katakana oleh mereka, bahkan kekasihnya pun
mengatakan hal yang serupa dan sebagai perempuan pujian-
pujian itu membuat Ayu merasa senang dan bangga atas
dirinya.
Gaya pacara yang Ayu lakukan bahkan saat belum
berubah bisa dibilang sangat merugikan dirinya, karena
hampir setiap pacar-pacarnya Ayu terdahulu sudah
merasakan setengah dari tubuh Ayu dan menurutnya itu
86
adalah hal yang lumrah ketika kita berpacaran dan saat itu
sama sekali tidak merasa bersalah sama orang tua dan
agamanya.
Hingga suatu ketika Ayu mendapatkan pelecehan seksual
dari pacarnya yang kebetulan saat itu Ayu sudah benar-benar
merasa percaya dengan kekasihnya karena menurutnya
kekasihnya ini bisa dipercaya, dewasa karena kebetulan
usianya memang lebih tua dari Ayu akan tetapi di suatu
malam ketika kekasih Ayu menjemputnya pulang kerja dan
saat itulah Ayu hampir diperkosa oleh kekasihnya. Ayu selalu
memberontak dan bahkan sampai Ayu mendapat tamparan
dari kekasihnya itu, saat itu yang hanya Ayu bisa lakukan
hanya berdoa kepada Allah dan memohon ampun dan
pertolongan agar Ayu bisa keluar dari kungkungan
kekasihnya hingga entah dapet dari mana Ayu mampu
meloloskan diri dari kekasihnya itu dan detik itu Ayu bener-
benar merasa berdosa atas apa yang ia lakukan selama ini.
“…bukannya langsung pulanng kerumah Ay dia
malah mengajak Ay ke kostannya dia, ay pikir cuma
mampir bentar eh gak taunya hiks..hiks dia mau
berbuat yang macem-macem untungnya saat itu
Allah masih ngijinin Ay buat sadar dan inget bahwa
apa yang akan terjadi nanti akan berakibat fatal
buat Ay..”(W1/Ayu:51-85)
Expectation
Reciprocal
Determinism
Self-Efficacy
Behavioral
Capability
Observational
Lerning
Reinforcement
Ayu
3) Informan Johan
Tema 1: Gamabaran kehidupan keagamaan sebelum dan
sesudah berubah perilakunya.
Hidup dalam keluarga yang memiliki keyakian bukan
agama Islam maka aturan dalam hidupnya pun bukanlah
berasar dari agama Islam itu sendiri. Meskipun dari kecil
Johan memeluk agama Nasrani tapi ia dan ibu angkatnya
sangatlah taat kepada agamanya terdahulu bahkan ibu angkat
Johan sendiri bekerja di Gereja.
Sebelum merubah perilakunya Johan terkenal dengan
pemabuk karena hampir setiap hari ia dan teman-temannya
selalu menghabiskan waktunya hanya dengan mabuk
walaupun kadar alkoholnya rendah tetapi ia sering
meminumnya bahkan sudah seperti pecantu alkohol selain itu
Johan juga gemar yang namanya berjudi karena menurutnya
judi dan alkohol itu suatu kenikmatan dunia dan diagamanya
juga tidak terlalu ketat akan peraturan itu apalagi ia juga tau
batasan-batasan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
karena ia serinng datang ke Gereja untuk ibadah.
“Ane salah satu pecandu minuman yang
beralkohol meskipun kadar alkoholnya tidak terlalu
tinggi dan berjudi ini yang selalu ane lakukan
dulu.”(W1/Johan:162-165)
Hidup itu adalah pilihan, baik dan buruk itu adalah pilihan
yang harus kita pilih semua diberi kebebasan untuk
memilihnya tetapi inginlah bahwa suatu saat akan ada hari
dimana kita harus mempertanggung jawabkannya atas pilihan
yang telah kita pilih. Semua mempunyai hak dalam memilih
106
Kata mereka Islam itu keras dan banyak aturan ini dan itu,
jalas agama Islam seperti itu Islam harus keras dan tegas
dalam hal apapun karena agama Islam adalah agama yang
paling sempurna karena hanya Islamlah yang mengatur
semua aspek kehidupan dari permasalahan sekecil biji padi
sampai permasalahan sebesar muka bumi. Agama Islam
mampu menyelesaikan dan memecahkan permasalahan
tersebut dengan mengkaji Al-Qur’an dengan baik dan
mengamalkannya dengan baik pula.
Menurut Johan aturan yang ditetapkan bukan semata-
mata untuk menyusahkan manusia atau hamba-Nya tetapi
aturan itu diberikan untuk melindungi dan menjaga kita di
dunia supaya apa yang kita lakukan selalu berada di jalan
yang lurus seperti jalan yang Allah bernikmat. Johan sadar
atas apa yang ia pilih dan berusaha sebaik mungkin untuk
107
Expectation
Self-Efficacy
Reinforcement
Behavioral
Capability
Receprocal
Determinism
Observational
Learning
Johan
3. Informan Johan
Tema 1: Faktor pendukung fasilitas yang memadai seperti
yang ia dapat dari media sosial dipertegas dengan danya
faktor predisposisi, rasa ingin tahu dan selalu bertanya-tanya
tentang Tuhan yang ada di agama Islam yang menguatkan
untuk merubah perilakunya (tahap reciprocal determinism,
tahap observational learning, tahap behavioral capability)
Dukungan yang diberikan oleh Johan bukan hanya dari
orang terdekat saja tetapi dukungan dari hasil perkembangan
zaman ini juga mampu membantu Johan dalam mempelajari
agama Islam, di zaman millennial ini orang dengan mudahnya
mencari tahu tentang apa yang dkita inginkan sepertihalnya
Johan yang merasa diri dan jiwanya terpanggil untuk
mengetahui tentang agama Islam lebih dalam, hal ini tidak
membutuhkan waktu yang lama ia tinggal membuka applikasi
yang ada di smartphonenya ia bisa melihat tentang kehidupan
agama Islam di seluruh penjuru dunia serta mengetahui
tentang ajaran agama Islam itu sendiri.
Salah satu keunggulan media sosial di zaman millennial
inilah yang membantu Johan dalam mempelajari ilmu agama
Islam dengan mudah dan cepat tanpa mengganggu aktifitas
sehari-harinya.
“Youtube, google buat nyari artikel dan
instagram, karena sekarnag tuh udah mudah banget
Kah apa yang kita butuhin udah tersedia di HP dulu
Cuma liat artikel ajah di google sekarang semakin
berkembangnya zaman ane bisa liat dan belajar
juga tuh di youtubetinggal tulis ajah apa yang kita
mau cari udah ketemu bahkan ane belajar shalat itu
114
1
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukuran, Cet. X,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 13
117
118
2
Robert J. Bensley dan Jodi Brookins-Fisher, “Community Health
Education Methods: a pracitical guide,2 nd, 2003” di terjemah oleh
Apriningsih, Nova S. Indah Happy dan Palupi Widyastuti, Metode Pendidikan
Kesehatan Masyarakat, Ed.2, Cet.1, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2009), h. 12-14
119
3
Apriningsih, Nova S. Indah Happy dan Palupi Widyastuti, Metode
Pendidikan Kesehatan Masyarat, Ed.2, Cet. I, (Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC 2009), h. 12-14
121
4
Ahmad Kholid, Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori
Perilaku, Media dan Aplikasinya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h,
18-19
123
sesuai dengan apa yang ketiga informan harapkan dalam hal ini
adalah menjalankan nilai-nilai agama Islam.
b. Tahap Pasca Perubahan Perilaku
Pada tahap pasca perubahan perilaku tema yang sering
muncul adalah perubahan keagamaan menuju arah yang lebih
matang jika dibandingkan dengan tahap pra-perubahan perilaku.
Menghayati, mengevaluasi, introspeksi diri, secara mendalam
atas apa yang telah dilakuakannya. Sebagaian besar ketiga
informan mengalami kegelisahan, kekosongan jiwa, kehampaan
dan ketakutan yang ada pada dirinya. Setelah itu informan
mencari tahu tentang kekosongan jiwa yang dialaminya hingga
ketingga informan mempelajari secara diam-diam melalui media
soisal yang saat ini sedang digandrungi oleh muslim milenial.
Pada tahap pertama yang dialami Joko adalah tahap tahap
reimforcement dimana Joko merasakan kehilangan ayahnya
ketika usia masih muda, merasakan kebingungan dan keresahan
pada dirinya (W1/Joko:16-20). Setelah itu, mamasuki tahap
observational learning yakni Joko mencari tahu tentang tentang
kegelisahan dan kekosongan jiwanya melalui media sosial
(W1/Joko:71-81), tahap behavioral capability yang
memutuskan Joko untuk mangambil sebuah keputusan untuk
berubah dengan mempelajari ilmu agama Islam (W1/Joko:89-
91) setelah mempelajari dan mendekatkan diri dengan agama
Islam jiwa Joko kembali tenang, damai dan Joko merasa
ketakutannya selama inii karena Joko menjauhi agama Islam
yang padahal disanalah kunci dari semua masalahnya inilah
salah satu tahap reciprocal determinism (W1/Joko:48-57).
124
5
Ahmad Kholid, Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori
Perilaku, Media dan Aplikasinya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h.
18-19
130
6
Arifin, Psikologi Dakwah Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h.
6
133
7
Aat Agustini, Promosi Kesehatan, Cet. I, (Yogyakarta: Group
Penerbit CV Budi Utama,2014), h. 25
134
135
136
Pendidikan dan
No. Hari/Tanggal Kegiatan Interviewee
Pekerjaan
1. Sabtu, 2 Wawancara Informan Di rumah Johan
Februari 2019 meminta izin Johan
sebagai informan
penelitian dan
sekaligus menggali
data
2. Sabtu, 9 Menggali Informan Di rumah Johan
Februari 2019 informasi lebih Johan
mendalam
3. Minggu, 10 Menggali lebihOrang tua Di rumah Johan
Maret 2019 mendalam terkait Johan
pengalaman Johan (significan
other)
4. Sabtu, 9 Menggali perilaku M Farhan Di gang deket
Februari 2019 keseharian Johan sahabat rumah informan
informan Johan
Johan
(significan
other)
5. Minggu, 17 Observasi kegiatan Informan Di rumah
Februari – Johan di rumah Johan
Jum’at 23 April
2019
Lampiran V
Waktu :
Lokasi Wawancara :
Tujuan Wawancara :
Wawancara Ke- :1
Kode Wawancara : W1/Ayu
Baris Verbatim Interpretasi
1 Assalammualaikum Ay, gimana
kabarnya?
Baik Ka, sendiri ajah Ka kesininya?
Alhamdulillah, iyah Ay. Ay boleh berbagi
5 awalnya kamu memutuskan berhijab?
Boleh Ka, Aku pake jilbab baru-baru ini Ka Baru 1 tahun menggunakan
kayanya baru satu tahun lebih deh pokonya hijab dan busana muslim,
semenjak memutuskan untuk berubah maka dulu sering menggunakan
yang pertama Ay lakukan yah merubah hotpet.
10 penampilan Ka, dulu kan aku gak pake
jilbab selalu pake kaos pendek ama celana
hot pants sehari-hari mah.
Memang apa si yang bikin Ay pengen
berubah atau hijrah ke jalan yang lebih
15 baik?
Banyak Ka yang melatarbelaki Ay berubah,
pertama Ay sadar sebagai seorang wanita
kodratnyakan menutup aurat tapi sampe usia Mandapat dorongan setelah
20 tahun belum juga menutup aurat sampe menyaksikan ceramah di
Ay dengan ceramah di Youtube tentang youtube dan karena adanya
20 siksa seorang wanita tidak berhijab, Ya suatu kejadian.
Allah Ka masa setiap kita keluar gak pake
kerudung berarti sama ajah satu langkah
kaki bapak kita ke neraka, kan serem yah Ka
dari situ Ay mulai mikir si jadi selama ini
25 berapa langkah kaki bapak Ay ke neraka, Ay
gak mau bapak yang paling Ay sayangi
masuk neraka.
Yang kedua itu karna ada sesuatu yang
menngharuskan dan menyadarkan Ay untuk
30 menutup aurat dan juga berhijrah alasannya
selain yang tadi itu ka.
Emang sesuatu apa yang udah terjadi
Ay?
Ada lah Ka, Ay malu ngomongnya soalnya Menutupinya dari orang tua
35 orang tua Ay sampe sekarang juga gak tau
yang tau paling sahabat-sahabat Ay ajah si
yang bener-bener tau alasannya.
Gak usah malu Ay cerita ajah siapa tau
kita bisa saling menguatkan dan belajar
40 bersama untuk memeperbaiki keadaan
itu.
Mm gimana yah Ka sumpah Ay malu Ka.
Tenang Ay aman semuanya, anggap ajah
aku ini sahabat dan kaka untuk kamu
gak usah sungkan Ay.
Iyah Ka, Ay gak sungkan ko kalau ama Kaka
45 mah, tapi jangan sampe ortu Ay tau yah, Ka.
Soalnya Ay gak mau mereka ngehawatirin
Ay karena sekaranng Ay udah ikhlas
ngejalaninnya.
Insya Allah aman dan gak akan
50 terdenngar ke orang tua Ay.
Mmm gimana yah ngejelasinnya bingung
hehe. Dulu pas Ay belum berubah aku kan
pake baju yang kekurangan bahan nah Pernah mengalami
sejujurnya aku pernah dilecehkan Ka, sama perbuatan pelecahan baik
55 temen dan pacar Aku Ka, meskipun tidak verbal maupun nonverbal,
sampe ketahap suami istri tapi semua itu dari sekolah sampai usia 19
yang bikin aku ketakutan Ka, temen- tahun. Pernah dijamah oleh
temenku yang cowo pernah Ka pacarnya, tidak sampai
merendahkan Aku dengan kata-kata yang melakukan hubungan intim.
60 tidak senono dengan menilai atau menatap
tubuhku dengan seenaknya ajah perlakuan
itu Ay dapet ketika Ay masih sekolah sampe
umur Ay 19 tahun dan yang paling parah itu
pas Ay punya pacar yang usianya diatas Ay
65 awalnya mah biasa ajah Ka kaya orang
pacaran pada umumnya tapi pas kesini-sini
gelagatnya udah aneh banget Ka saat itu Ay
baru pulang kerja nah dia ngejemput Aku
dan pas dijalan kita kumpul dulu ama temen-
70 temen dia karena ada acara ulang tahun
temennya jadilah kita ditraktir gitu, nah
pulangnya entah itu orang kerasukan setan
dijalan apa gimana bukannya langsung
pulanng kerumah Ay dia malah ngajak Ay
75 ke kosannya dia, Ay pikirkan cuma mampir
bentar eh gak taunya hiks…hiks dia mau
berbuat yang macem-macem untuknya saat
itu Allah masih ngijinin Ay buat sadar dan
inget bahwa apa yang akan terjadi nanti akan
80 berakibat fatal buat Ay langsung tuh buru-
buru Ay kabur Ka hiks..hiks.. meskipun
sebelumnya emang Ay gak pernah
mempermaslahkan kalau tangannya gak
pernah diem dibagian atas tapi Ay gak bisa
85 diem kalau udah sampe kearah yang
sensitive. Ay bego kan Ka mau ajah
nyerahin tubuh bagian atas buat bajingan itu Masih memikirkan keadaan
hiks..hiks… tapi demi Allah Ay gak pernah orang tua dan dirinya
ngasih lebih kecuali atas, sejujurnya Ay juga kedepannya, memikirkan
90 takut Ka kalau misalkan kebablasan terus dan takut akan dosa.
dia gak tanggung jawab gimana? Apa kabar
nasib Ayu ama keluarga?. Ya Allah Ka itu
dosa ayu yang paling besar Ka, Ayu bener-
bener nyesel banget Ka sekarang Ayu takut
95 ama dosa Ayu sendiri Ka hiks..hiks..
Sabar Ay cep cep cep jangan nangis gak
enak dilihat orang ay, inget Ay allah itu
Maha Pemaaf jadi ay gak usah takut, Ay
harus semangat ngejalanin hidup ini
100 anggap ajah pengalaman itu sebagai
pelajar buat Ay untuk bisa menjaga diri
kita sendiri. Dateng ke Allah mohon
ampun sama Allah insya Allah kalau niat
Ay sungguh-sungguh untuk bertaubat
105 insya Allah Allah mengampuni dosa-dosa
kita jadi sebagai seorang hamba kita
cukup berdoa dan memperbaikinya ajah
Ay dan berjanji tidak akan mengulangi
lagi. Kesungguhan untuk
memeperbaiki perilaku dan
110 Iyah Ka makasih Ka nasihatnya. meningkatkan
Alhamdulillah niat Ayu sungguh-sungguh keimanannya.
ingin bertaubat dan Ayu juga sudah pasrah
dan ikhlas menerima semuanya ko Ka, ayu
mau membenah diri Ayu biar terus ada di
115 jalan Allah dan menguatkan keimanan serta
akhlak Ayu agar lebih baik lagi. Sekali lagi
makasih yah Ka.
Iyah Ay gitu dong harus semangaat yah
hehe udah jangan nangis lagi hehe. Awal
120 mula kamu mutusin untuk berhijrah
kapan Ay? 1 bulan setelah peristiwa itu
Iyah Ka jadi malu hahaha. Awal berubahnya Informan mulai
itu sebulan setelah kejadian itu Ka, mempelajari keIslaman
semenjak itu Ayu mulai merapihkan pakaian melalui Google dan
125 meskipun belum pake kerudung tapi Ay Istagram.
udah mulai mempelajari agama Islam dan
sempet tuh Ay shearching di google cara
meminta ampunan kepada Allah atau taubat,
nah dari situ Ayu mulai mencari-cari
130 caranya gimana sampe Ayu langsung
ngelaksanain shalat taubat tau Ka sesuai
petunjuk yang ada di google pokonya Ayu
bener-bener ngikutin tata cara yang ada
disana deh. Ayu sampe ngefollow akun Merasa ada kesamaan antar
135 ustad dan ustadah Oki Setiana dari situ ayu dirinya dan orang lain
belajar dari IG mereka dan saat itu juga tepat terlebih denngan seorang
banget Qodarullah saat itu Ustadah Oki tokoh agama.
sedang bahas masalah perempuan nah dia
menceritakan tentang pengalaman dia juga
140 tuh sebelum memutuskan untuk berhijrah
dari situ Ay merasa kaya ada dorongan gitu
di hati Ay dan keyakianan untuk berubah tuh
bener-bener kuat banget. Setelah proses itu
Ay coba cari kontak temen Ay yang dulu Mencari teman di Fecebook
145 zaman sekolah tuh alim banget nah pas udah untuk membantu proses
ketemu tuh aku chat di FB niatnya buat merubah perilakuny.
bantu Aku untuk berhijrah dan lagi-lagi
Allah memberikan kemudahan sampai
akhirnya Aku bisa memperbaiki diriku
150 dengan bantuan temenku itu.
Saat itu pas kamu ingin berubah kamu
gak mencoba nanya ke Ustad yang ada di
daerah kamu gitu Ay kan lebih mudah
155 dan bisa di bombing langsung? Informan tidak pernah ikut
Malu Ka kalau langsung dateng ke ustad mengaji, tidak punya teman
apalagi aku gak pernah ikut ngaji di daerah dan hanya mengandalkan
sini jadi gak terlalu kenal ama ustad disini google dan ustad-ustad di
Ka, Akupun gak terlalu banyak temen disini instagram.
160 Ka jadi yang paling gampang yah tinggal
cari di google ajah Ka palingan nanya ke
ustad atau ustadah yang ada di instagram
ajah Ka.
Oh gitu Ay, nah dari goole dan media Lebih mudah dimengerti,
sosial itu sesuai gak sama apa yang kamu ada feedback dan lebih
165 cari? mudah belajar di media
Iyah Alhamdulillah sesuai Ka, dan mereka sosial.
itu menjelaskan tidak tanggung-tanggung
dan mudah dimengerti apa lagi enaknya
sekarang tuh bisa komen-komenan sama
170 ustad ustadah tersebut dan mereka juga Belajar membaca Al-Qur’an
selalu bales ko jadi enak ajah Ka sekarang dan memahami Tafsirannya
mah lebih mudah kalau kita beneran mau bersama dengan Ai.
belajar mah udah tersedia Ka, dan semenjak
Aku deket ama Ai Aku diajak untuk belajar
175 bacaan Al-Qur’an dan sela-sela kita ngaji
juga diberikan pengetahuan tentang ayat
yang tadi kita baca Ka jadi Alhamdulillah
Allah memberika kemudahan untuk Ay
belajar menguatkan keimanan Ay.
180 Alhamdulillah kalau gitu Ay, jadi
menurut Ay maraknya media sosial di
zaman sekarang ini gimana baik gak si
atau bahkan malah Ay merasa terancam
akan adanya kemudahan media sosial Media sosial digunakan
185 ini? untuk nonton drama atau
Kalau menurut Ay si Ka ada pengaruhnya film, talkshow dan mngikuti
baik negatif maupun positif tergantung akun gosip.
orangnya Ka, dulu saat Ay belum hijrah Ay
kan termasuk orang yang aktif ngegunain
190 media sosial tapi biasanya Ay cuma gunain
untuk menonton film atau drama korea atau
film-film yang lagi buming, terus juga Media sosila membantu
kadang dipake buat ngeliat acara talkshow Informan dalam
atau akun gosip sama buat chattingan ajah. memperdalam ilmu agama
195 Tapi disamping itu juga Ay bersyukur Islam, mempromosikan
dengan adanya medsos Ay lebih mudah usaha Ibunya.
mencari sesuatu dan bahkan membantu Ay
untuk berhijrah dan belajar ilmu keagamaan
disana. Dan dengan adanya medsos juga Ay
200 bisa membantu usaha Ibu untuk menambah
pelanggan jahitnya kan lumayan jadi
nambah pengahasilan Ka.
Alhamdulillha yah kalau kaya gitu mah
Ay, berarti ada positif dan negatifnya
205 juga yah Ay. Lalu kesibukan kamu
sekarnag apa Ay?
Iyah Ka, sekarang Ay Kerja di permata
Ancol Ka dan bantuin Ibu buat anter jahitan
ke konsumen.
210 Ay kan sekarnag kan Alhamdulillah
sudah lebih baik, apa si Ay yang kamu
rasain sekarnag?
Seneng banget Ka kaya semua masalah yang
kemarin tuh ilang gitu ajah Ka. Dulu kan
215 waktu belum hijrah yah begitu pergaulannya Pergaulan bebas, sering
lumayan bebas, boro-boro buat sholat inget meninggalkan shalat, selalu
sholat ajah udah syukur Ka, belum lagi melawan dan mengeluarkan
selalu ngengucapkan kata-kata kasar sama kata-kata kasar kepada
orang tua kalau disuruh gak pernah jalan orang tua.
220 ujung-ujungnya malah berantem dan pergi
gitu ajah tapi pas usia Ay udah 19 tahun
udah gak terlalu marah-marah si sama orang
tua mah tapi masih suka ngebantah dan gak
dengerin omongan omongan mereka. Ayu
225 itu baru bener-bener hijrah pas usia Ayu 20
tahun Ka itupun gak langsung kaya sekarang
masih proseslah sampe sekarang juga masih
proses si hehe. Mulai sadar usia 20 tahun.
Semangaat untuk berproses yah Ay. Oh
230 iya selama brproses ini pernah gak si
ngalamin nyerah untuk berubah?
Pernah Ka biasalah omongan orang pada
bikin sakit hati, padahal Ay gak pernah tuh
ngusik kehidupan mereka tapi Masya Allah
235 kata-katanya bikin aku downd banget Ka.
Waktu awal-awal Ay pake gamis ama Dikucilkan oleh tetangga
kerudung tuh tetangga dan temen Ay pada dan teman-temannya awal
nyeletuk “tumben lue Ay pake kerudung menggunakan gamis dan
pakeannya bener”, “ada angina ape lue pake kerudung.
240 baju begitu”, “insyaf lue Ay”, “biasanya
juga kaya jablay lue kalau pake baju”, “udeh
malu luyah mangkanya ditutupin” dan
masih banyak yang lainnya, Ya Allah kalau
inget awal-awal tuh bikin sakit hati doang
245 tapi Alhamdulillah sekarang mereka udah
gak kaya gitu mungkin karena mereka Sekarang mereka menerima
melihat Ay sungguh-sungguh kalli yah pilihan informan untuk
mangkanya mereka gak nyinyir lagi hehe. berubah.
Yang sabar ajah dan terus berdoa sama
250 Allah ajah Ay biar selalu diberi
kemudahan buat ngejalaninnya, kalau
orang tua sendiri gimana Ay
tanggepannya?
Iyah selalu itu mah bahkan ada salah satu
255 ustad yang di IG itu bilang gini “doakanlah
mereka yang mendzalimimu semoga Allah Memasukkan pesan dakwah
menghapus segalanya dosanya dan semoga dalam kehidupan sehari-
Allah titipkan hidayah kepadanya karena hari.
Allahlah sebaik-baiknya pelindung kita (Al-
260 Imran:173)” gitu Ka berartikan sejahat-
jahatnya orang ke kita tetep harus kita
doakan yang terbaik buat mereka.biar kita
sama-sama mengurangi dosa kita yahkan
Ka. Kalau untuk orang tua sendiri si mereka Anak pertama dan memiliki
265 seneng banget Ka liat aku kaya sekarang apa dua adik, menginginkan
lagikan Aku anak pertama perempuan pula orang tuanya masuk surga.
jadi mereka mah selalu mendukung dan
selalu ada untuk Aku, apalagi kedua adikku
masih kecil, Ka. Mangkanya salah satu aku
270 berubah juga karena aku sayang sama orang
tuaku dan aku gak mau langkah mereka ke
surga kehalang oleh perbuatanku, Ka.
Alhamdulillah kalau orang tuamu
mendukung mah. Oh iyah kamu lebih Mengikuti kajian Ustad Adi
275 serinng ngikutin kajian siapa kalau di Hidayat dan Hanan Attaki,
media sosial? mengandalkan Youtub dan
Alhamadulillah Ka, mmm biasanya si Ay Instagram.
ngikutin Ustad Adi Hidayat ama Hanan
Attaki, kadang juga Ayu dateng Ka
280 kekajiannya itu pun kalau Ayu ada waktu
dan juga jaraknya dekat kalau jauh mah gak
dateng apa lagi kalau gak ada teman aduh
bikin males Ka hehe tapi semua perkataan
beliau coba ay ikutin Ka. Mangkanya Ayu
285 sering liat di Youtube atau Instagramnya
ajah. aktif graup whatsapp; one
Oh gitu, selain ngikutin kajian kamu ikut day one ayat dan pengajian
gabung ke salah satu group dakwah gitu malam minggu.
gak Yu?
290 Ada Ka cuma dua di whatsaap si yang
pertama group one day one ayat sama
pengajian malam minggu.
Subhanllah Ayu aktif di dalamnya?
Alhamdulillah Ka sejauh ini si mengikitu
295 terus tapi kadang juga kalau lagi datang
malasnya suka mangkir gak ngapalin hehe.
Oh wealah semangat Ay untuk gapai
target menghafalnya. Yasudah nanti kita
sambung lagi yah Ay gak enak udah
malam. Terimakasih yah Ay atas
waktunya
Iyah Ka sama-sama nanti kalau masih perlu
mau nanya-nanya lewat WA ajah yah Ka
insya allah Ay aktif terus.
Siap Ay sekali lagi makasih yah,
Assalammualaikum
Pengkatagorian dari Wawancara Informan Ayu Mengenai
Implementasi Dakwah Melalui Media Sosial Terhadap
Perubahan Perilaku Muslim Milenial
Interpretasi Subkategori Kategorisasi
Mulai sadar usia 20 tahun
(W1/Ayu:219-222)
Baru 1 tahun menggunakan
hijab dan busana muslim,
dulu sering menggunakan hot Awal proses untuk
pants (W1/Ayu:6-12) berubah dengan
Pergaulan bebas, sering memperhatikan pakaian.
meninggalkan shalat, selalu
melawan dan mengeluarkan
kata-kata kasar kepada orang
tua (W1/Ayu:208-213) Tahap awal untuk dalam
Pernah mengalami perbuatan proses perubahan perilaku
pelecehan baik verbal
maupun nonverbal, dari
sekolah sampai usia 19 tahun.
Pernah dijamah oleh Informasi dan perilaku
pacarnya, tidak sampai informan sebelum
melakukan hubungan intim memutuskan untuk
(W1/Ayu:51-85) merubah perilaku