Anda di halaman 1dari 85

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN BPD DALAM MENAMPUNG

ASPIRASI MASYARAKAT UNTUK PEMERATAAN


PEMBANGUNAN MASYARAKAT SEJAHTERA DI DESA BOLO
KECAMATAN MADAPANGGA KABUPATEN BIMA

Oleh :
Sarafiah
190301112

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI & PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2023

i
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN BPD DALAM MENAMPUNG
ASPIRASI MASYARAKAT UNTUK PEMERATAAN
PEMBANGUNAN MASYARAKAT SEJAHTERA DI DESA BOLO
KECAMATAN MADAPANGGA KABUPATEN BIMA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk
Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial

Oleh :
Sarafiah
190301112

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI & PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2023

ii
iii
iv
v
vi
PENGESAHAN

Skripsi oleh: Sarafiah, NIM: 190301112 dengan judul “Komunikasi


Pembangunan BPD Dalam Menampung Aspirasi Masyarakat Untuk
Pemerataan Pembangunan Masyarakat Sejahtera Di Desa Bolo Kecamatan
Madapangga Kabupaten Bima,” telah dipertahankan di depan dewan
penguji program Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Mataram pada tanggal:__________

Dewan Penguji

Dr. Siti Nurul Yaqinah, M.Ag _____________________________

(Ketua Sidang/Pemb.I)

Dr. Najamudin, M.Si _____________________________


(Sekretaris Sidang/Pemb.II)

Prof. Dr. Abdul Malik, M.Ag,.M.Pd _____________________________


(Penguji I)

Muhammad Irhamdi, M.Sos _____________________________


(Penguji II)

Mengetahui,
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dr. Muhamad Saleh, M.A.


NIP.19720912199803100

vii
MOTTO

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada


Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar”.
(QS. Al-Ahzab [33]: 70)1

1
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-
Qur’an dan Terjemahnya: Edisi Ilmu Pengetahuan, (Bandung: Al-
Mizan Publishing House, 2009), hlm.428

viii
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibuku


Nuria dan Ayahku Syamsudin, almamaterku,
semua guru dan dosenku.

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, yang telah


memberikan berbagai macam kenikmatan sehingga sampai sekarang
bisa menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi dan shalawat serta
salam tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa manusia ke jalan yang lurus serta kepada keluarga,
sahabat, tabiin dan seluruh pengikutnya sampai akhir zaman.
Peneliti menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan
selesai tanpa bantuan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Skripsi ini tidak
lepas dari adanya nasehat, arahan, dukungan, bantuan serta do’a dari
berbagai pihak. Oleh karena itu saya ucapkan terimakasih khusus
saya kepada:
1. Ibu Dr. Siti Nurul Yaqinah, M.Ag sebagai pembimbing I dan
Bapak Dr. Najamudin, S.Th.I., M.S.I sebagai pembimbing II
yang sudah memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi dengan
sedetail-detailnya terus menerus dan telah memberikan banyak
waktu untuk bimbingan dan mengarahkan dalam penulisan
skripsi ini.
2. Bapak Dr. Abdul Malik, M.Ag,. M.Pd sebagai penguji 1 dan
Bapak Muhammad Irhamdi, M.Sos sebagai penguji 2 yang sudah
memberikan arahan dan masukan untuk memperbaiki skripsi ini.

x
3. Bapak Dr. Najamudin, S.Th.I.,M.S.I selaku ketua jurusan dan Ibu
Athik Hidayatul Ummah, M.Pd., M.Si selaku sekretaris jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang selalu memberikan
motivasi serta dukungan yang tiada henti-hentinya.
4. Bapak Dr. Muhammad Saleh, M.A. selaku dekan Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
5. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Mataram. Yang telah memberi tempat bagi penulis
untuk menuntut ilmu.
6. Bapak dan Ibu dosen program studi Komunikasi Penyiaran Islam
atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan serta seluruh
Civitas Akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Mataram.
7. Bapak Sahbudin Ketua BPD Desa Bolo yang telah memberikan
data yang dibutuhkan saat penelitian.
8. Para informan-informan dari Desa Bolo Kecamatan Madapangga
Kabupaten Bima.
9. Keluarga yang membantu dalam perekonomian selama ini yang
tidak bisa saya sebut satu persatu namanya.
10. Seperjuangan saya Bung acan dan sahabat-sahabat Eka Kurniati,
Firawati, Sartika Dewi.
11. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
terimakasih atas do’a dan dukungannya selama mengejarkan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kata
sempurna, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat
ganda kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam

xi
menyelesaikan Skripsi ini. Oleh karena itu, penulis berharap atas
saran dan kritik yang bersifat membangun minat pembaca.
Akhir kata, penulis pengharapkan semoga penyusunan skripsi
ini dapat bermanfaan dan memberikan motivasi bagi pengembagan
ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb……

Mataram,
Penulis,

Sarafiah
NIM 190301112

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...............................................................i
HALAMAN JUDUL..................................................................ii
HALAMAN LOGO..................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................iv
NOTA DINAS PEMBIMBING................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ....................................vii
HALAMAN MOTTO ............................................................viii
PENGESAHAN.........................................................................ix
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................x
KATA PENGANTAR.............................................................xi
DAFTAR ISI...........................................................................xiii
DAFTAR TABEL....................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................xv
ABSTRAK.................................................................................xvi
BAB I: PENDAHULUAN.........................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................1
B. Rumusan Masalah........................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................5
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian.........................7
E. Telaah Pustaka..............................................................7
F. Kerangka Teori...........................................................10
1. Pengertian Komunikasi..........................................10
2. Komunikasi Sosial Pembangunan.........................14
3. Masyarakat.............................................................18
4. Komunikasi Dua Arah...........................................22
5. Badan Permusyawaratan Desa...............................23

xiii
G. Motode Penelitian......................................................24
1. Pendekatan Penelitian.............................................25
2. Kehadiran Peneliti...................................................26
3. Lokasi Penelitian.....................................................26
4. Sumber Data............................................................26
5. Prosedur Pengumpulan Data...................................27
6. Teknik Analisis Data...............................................29
7. Pengecekan Keabsahan Data..................................29
H. Sistematika Pembahasan...........................................31
BAB II: PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP
PERAN DAN FUNGSI BPD ..................................................32
A. Profil Desa Bolo dan Badan Permusyawaratan Desa. 32
1. Sejarah dan Lokasi Desa Bolo................................32
2. Data Penduduk Desa Bolo......................................33
3. Deskripsi Badan Permusyawaratan Desa Bolo.......33
B. Pemahaman Masyarakat Terhadap Peran Dan Fungsi
BPD.............................................................................34
1. Tugas dan fungsi badan permusyawaratan Desa....35
2. Program kegiatan Badan permusyawaratan Desa...36
3. Layanan BPD kepada masyarakat.........................41
C. Analisis Pemahaman Masyarakat Terhadap Peran Dan
Fungsi BPD.................................................................43
BAB III: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN BPD
DALAM MENAMPUNG ASPIRASI
MASYARAKAT UNTUK PEMERATAAN
PEMBANGUNAN MASYARAKAT
SEJAHTERA.............................................................48
A. Komunikasi pembangunan BPD dalam
menampung aspirasi masyarakat untuk pemerataan
pembangunan masyarakat sejahtera........................48
B. Analisis komunikasi pembangunan BPD dalam
menampung aspirasi masyarakat untuk pemerataan
pembangunan masyarakat sejahtera........................50

xiv
BAB IV PENUTUP..................................................................56
A. Kesimpulan.............................................................56
B. Saran.......................................................................56
DAFTAR PUSTAKA...............................................................59
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................63
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................68

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah penduduk Desa Bolo,33


Tabel 2 Struktur organisasi BPD,34

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Partsispasi Masyarakat, 37

Gambar 2 Kegiatan Pengadaan Air Bersih, 41

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi,66
Lampiran 2 Surat-surat ,67

xvi
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN BPD
DALAM MENAMPUNG ASPIRASI MASYARAKAT
UNTUK PEMERATAAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT
SEJAHTERA DI DESA BOLO KECAMATAN MADAPANGGA
KABUPATEN BIMA

Oleh:
SARAFIAH
190301112

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh komunikasi pembangunan yang


efektif BPD kepada masyarakat melalui komunikasi sosial dan
pembangunan yang menerapkan tugas dan fungsi sebagai wadah untuk
masyarakat dalam menyampaikan aspirasi. Fokus yang dikaji dalam
skripsi ini adalah (1) bagaimana pemahaman masyarakat terhadap peran
dan fungsi BPD? (2) bagaimana komunikasi pembangunan BPD dalam
menampung aspirasi masyarakat untuk pemerataan pembangunan
masyarakat sejahtera di Desa Bolo Kecamatan Madapangga Kabupaten
Bima?
Jenis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana
objek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah badan permusyawaratan
Desa dan masyarakat di Desa Bolo, dengan tehnik analisis yang
menghasilkan data deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitianya menunjukkan (1) Pemahaman masyarakat
terhadap peran dan fungsi BPD melalui program dan kegiatan
pembangunan Desa, partisipasi masyarakat dan antusias memberikan
layanan sesuai hasil musyawarah mufakat dengan mengidentifikasi
kebutuhan masyarakat. (2) Komunikasi pembangunan BPD dalam
menampung aspirasi masyarakat melalui komunikasi dua arah dan
kelompok dengan fungsi yang diemban dengan melakukan pertemuan
untuk pemerataan pembangunan masyarakat sejahtera.

Kata kunci: Komunikasi Pembangunan, BPD, Aspirasi, Masyarakat.

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desa sebagai bagian dari Pemerintah Daerah Kabupaten
yang berhubungan langsung dengan masyarakat, Tentunya
mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat,
sebagaimana dalam Al-Qur’an telah dijelaskan tentang kewajiban
menta’ati Ulil Amri dalam Surah al-Nisa ayat 59 yang berbunyi :
    
     
      
    
     
 
Artinya :
‘’Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika
kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik dan lebih bagus kesudahannya’’.2
Selain itu Desa memiliki wewenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat dengan berpedoman pada
keanekaragaman, partisipasi otonomi asli, demokrasi dan
pemberdayaan masyarakat. Karena itu, Desa diharapkan dapat
meningkatkan pelayana public dan partisipasi masyarakat dalam
proses pelaksanaan.
Sebagai cita-cita jangka panjang, Desa Berkewajiban untuk
menyediakan lapangan pekerjaan, menyediakan sumber-sumber

2
QS Al-nisa : 59

1
pendapatan bagi masyarakat serta menghasilkan pendapatan asli
Desa dalam jumlah yang memadai. Dengan demikian Pemerintah
Desa harus mengambil tindakan dari adanya kebijakan Pemerintah
pusat yang telah menggulirkan dana Desa sebagai stimulus
pembangunan Desa secara adil dan merata dalam pembangunan.
Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam pembangunan
Desa karena proses pembangunan Desa bukan hanya sebatas
membangun prasarana dan sarana yang diperlukan, tetapi proses
pembangunan Desa memerlukan waktu yang panjang,
pengorbananan yang tak sedikit, dan bertalian dengan banyak
pihak dalam masyarakat termaksud masyarakat Daerah pedesaan.3
Pemerintahan Desa terdapat Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) untuk menjalankan tugas dan fungsinya, BPD harus
menggunakan komunikasi yang tepat agar terciptanya komunikasi
yang efektif yang dapat memberikan perubahan bagi masyarakat.
Dalam berkomunikasi tidak hanya untuk memahami dan mengerti
satu dengan yang lainnya tetapi juga memiliki tujuan, yaitu untuk
mengubah sikap (to change the attitude), Untuk mengubah
opini/pendapat/pandangan (to change the opinion), Untuk
mengubah perilaku (to change the behaviour), dan Untuk
mengubah masyarakat ( to change society).4
Salah satu tugas pokok yang dilaksanakan badan
permusyawaratan Desa (BPD) adalah kewajiban dalam
menampung, menyalurkan aspirasi dan meningkatkan kehidupan
masyarakat Desa sebagaimana juga diatur dalam UU No. 32 Tahun
2004 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah, BPD dituntut
mampu menjadi aspirator dan artikulator antara masyarakat Desa
dengan pejabat atau instansi yang berwenang. Tugas dan peran
tersebut diwujudkan dalam proses pembuatan peraturan Desa
dengan memperjuangkan aspirasi masyarakat.5

3
Umbu Pariangu,’’Memoles Wajah Kapasitas dan Integritas Aparatur
Desa Dalam Bingkai UU Desa’’, (TRANSISI 9, 2014) hlm. 49.
4
Onong Uchjana Effendy, Dasar-Dasar Komunikasi, (Jakarta : Remaja
Doskarya, 1993), hlm. 11
5
Undang-Undang Republic Indonesia No. 32 Tahun 2004 Mengenai
Pemerintahan Daerah

2
Berdasarkan Permendagri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang
Badan Permusyawaratan Desa, Pada Pasal 31 BPD disebutkan
mempunyai fungsi untuk membahas dan menyepakati Rancangan
Peraturan Desa bersama kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat Desa dan melakukan
pengawasan kinerja kepala Desa. Berdasarkan fungsi di atas,
didalam pelaksanaan pemerintahan Desa BPD memiliki peran
yang sangat penting karena merupakan wadah menampung serta
menyalurkan aspirasi masyarakat sehingga dapat dikatakan bahwa
keberhasilan Desa dapat dilihat dari seberapa efektif komunikasi
peran serta BPD dalam menjalankan fungsinya.
Masyarakat melakukan perencanaan untuk menyampaikan
aspirasi kepada BPD melalui RT dan RW sebagai salah satu
perwujudan untuk mendapatkan dukungan dalam menyampaikan
aspirasi. BPD dan anggota akan memberikan informasi kepada
kepala Desa kemudian mengaggendakan untuk tempat aspirasi
masyarakat sehingga komunikasi yang terjalin dua arah antara
BPD dan masyarakat memiliki feedback atau umpan balik. BPD
berperan baik sebagai konsultan ataupun bahkan penampung
aspirasi warga demi menuju pembangunan yang sejahtera. Sebagai
penggerak aspirasi masyarakat BPD turun langsung untuk
penampung aspirasi masyarakat sebagai partisipasi dalam
meningkatkan komunikasi pembangunan terjalin dengan baik.
Pentingnya suatu komunikasi BPD dengan masyarakat
mengarahkan kepada masyarakat dalam proses pembangunan dan
peningkatan kemajuan desa.
Komunikasi Pembangunan BPD dengan Masyarakat dapat
membangun ide dan gagasan yang terdiri dari 5 Dusun yaitu,
Dusun Matahari, Dusun Melati, Dusun Kamboja, Dusun Anggrek,
Dusun Mawar yang terbagi dalam 17 RT, Jumlah penduduk Tahun
2023 laki-laki 1.458 dan perempuan 1.469 dengan jumlah
keseluruhan 2.927 orang. Sebagai penggerak dalam perencanaan
sesuai dengan kebutuhan atau aspirasi masyarakat, BPD memiliki
9 anggota yaitu ketua, wakil, sekretaris, dan 6 anggota lainya yang
melakukan komunikasi dengan masyarakat secara verbal dan
didukung dengan komunikasi Nonverbal. Dalam menyampaikan

3
aspirasi masyarakat dapat berkomunikasi dengan RT dan RW
untuk beraspirasi secara lagsung.6
BPD dalam menjawab aspirasi masyarakat diserap secara
langsung sesuai kebutuhan warga di setiap Dusun dengan melalui
musyawarah Dusun (Musdus), dengan melibatkan tokoh-tokoh di
wilayah Dusun tersebut. Kemudian aspirasi masyarakat dibahas
internal oleh BPD bersama Pemdes dalam forum Musdes dan
rencana program jangka menengah Desa (RPJMDes), Tahap
selanjutnya akan dituangkan lewat Musdes rencana kerja
pemerintah Desa (RKPDes). Setelah adanya tahapan perencanaan
yang diupayakan oleh BPD baru dilaksanakan/direalisasikan apa
yang menjadi aspirasi masyarakat di Desa Bolo. Adapun aspirasi
masyarakat yang telah direalisasikan, yaitu pengadaan air bersih,
pendataan warga miskin, pembangunan jembatan, dan perbaikan
lapangan sepak bola. Menampung aspiras masyarakat banyak cara
yang dilakukan BPD mengenai keluhan yang disampaikan
masyarakat ditindaklanjuti secara tertulis dan tidak tertulis.
Misalnya saja, BPD membuat suatu kotak kritik dan saran untuk
pemerintah Desa.7
Desa Bolo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima
diharapkan akan membawa perubahan bagi masyarakat, terutama
dalam menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dengan
menggunakan komunikasi pembangunan yang baik. Sesuai dengan
keadaaan masyarakat di Desa Bolo yang sampai saat ini masih
memegang teguh kehidupan bersosialisasi yang tinggi,
menggunakan tutur kata yang sopan dan ramah dalam
berkomunikasi, saling menghargai satu sama lain. Maka hal ini
membuat peneliti ingin mengetahui apakah komunikasi yang baik
juga terjalin diantara aparat Desa dengan masyarakat Desa Bolo,
sehingga cara BPD dalam menyalurkan aspirasi masyarakat ke
pemerintah Desa sangat mempengaruhi tingkat kinerja aparat Desa
Bolo.
Berdasarkan paparan di atas, Maka penulis terdorong untuk
mengkaji dan meneliti permasalahan yang berkaitan dengan
6
Observasi awal, Kantor Desa Bolo, 24 april 2023
7
Sahbudin, Wawancara, Desa Bolo, 24 April 2023.

4
‘’Komunikasi Pembangunan BPD Dalam Menampung
Aspirasi Masyarakat Untuk Pemerataan Pembangunan
Masyarakat Sejahtera di Desa Bolo Kecematan Madapangga
Kabupaten Bima.’’
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas yang sudah peneliti paparkan, maka
dapat ditarik rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman masyarakat terhadap peran dan fungsi
BPD?
2. Bagaimana komunikasi pembangunan BPD dalam menampung
aspirasi masyarakat untuk pemerataan pembangunan masyarakat
sejahtera di Desa Bolo Kecematan Madapangga Kabupaten Bima?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, Maka
penelitian ini mempunyai tujuan dan manfaat di dalamnya, di
antaranya yaitu:
1. Tujuan Penelitian
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman
masyarakat terhadap peran dan fungsi BPD.
b. Untuk mengetahui komunikasi pembangunan BPD dalam
menampung aspirasi masyarakat untuk pemerataan
pembangunan masyarakat sejahtera di Desa Bolo Kecematan
Madapangga Kabupaten Bima.
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Secara Teoretik
Dalam manfaat secara teoretik ini, untuk mengetahui
kebenaran akan teori dari referensi yang diambil peneliti.
Dengan hal tersebut peneliti melakukan observasi kembali
supaya apa yang ditulis oleh peneliti sesuai dengan data yang
ada di subjek dan objek.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan pengetahuan tentang komunikasi pembangunan yang
efektif dalam membangun aspirasi masyarakat di tingkat Desa
dan referensi ilmiah bagi mahasiswa khususnya jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

5
Komunikasi yang ingin melakukan penelitian komunikasi dalam
bidang komunikasi pembangunan.
2. Manfaat Secara Praktis
Hadirnya peneliti untuk memecahkan persoalan yang ada
berdasarkan dengan judul yang akan dilakukan penelitian.
Memberikan solusi sesuai yang dibutuhkan oleh objek dilokasi
penelitian.
1. Bagi UIN Mataram
Melalui Penelitian ini diharapkan dapat berkembang
dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan khususnya
di bidang komunikasi dan penyiaran islam yang ada di UIN
Mataram.
2. Bagi Desa
Melalui penelitian ini diharapkan Desa dapat
meningkatkan kinerjanya dalam proses pembangunan dan
mengayomi masyarakat, Serta dapat menjalin komunikasi
yang baik antara BPD dan masyarakat sehingga dapat
menjalin koordnasi yang baik untuk kemajuan Desa.
3. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah dan
memberikan pengalaman, Kemampuan serta keterampilan
peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
dalam pembelajaran selama mengikuti mata kuliah ataupun
saat magang.
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat luasnya cakupan pembahasan dalam penelitian
ini maka peneliti sengaja membatasi permasalahan pada
pembahasan yang lebih khusus, pembahasan ini diharapkan
supaya selanjutnya peneliti menjurus kepada hal yang lebih
terperinci terkait dengan mewujudkan digitalisasi Desa. Adapun
ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini yaitu. “Komunikasi
Pembangunan BPD Dalam Menampung Aspirasi Masyarakat
untuk Pemerataan Pembangunan Masyarakat Sejahtera di Desa
Bolo Kecematan Madapangga Kabupaten Bima”.
2. Setting Penelitian

6
Setting penelitian ini terletak di Desa Bolo Kecematan
Madapangga Kabupaten Bima. Adapun yang menjadi alasan
peneliti memilih lokasi penelitian ini karena banyaknya
masyarakat yang mengeluarkan aspirasi, BPD berperan aktif dan
sangat interactive menganggendakan tempat untuk aspirasi
masyarakat sehingga komunikasi pembangunan yang terjalin
memilki umpan balik sehingga mufakat dalam musyawarah antar
BPD dan Masyarakat sangat menarik dikaji menjadikan Desa yang
berkembang.
E. Telaah Pustaka
Telaah Pustaka dalam suatu penelitian bertujuan untuk
menggali informasi yang ada di berbagai sumber. Seperti Jurnal,
Buku dan Skripsi yang berkaitan dengan “Komunikasi Pembangunan
BPD Dalam Menampung Aspirasi Masyarakat Untuk Pemerataan
Pembangunan Masyarakat Sejahtera Di Desa Bolo Kecematan
Madapangga Kabupaten Bima”. dengan ini peneliti melakukan telaah
Pustaka terkait dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini.
1. Skripsi Yogo Nugroho mahasiswa Universitas Sebelas Maret
Surakarta (2013) tentang ‘’Pola Komunikasi Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dengan Masyarakat Desa Dalam
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui
Pembangunan Desa di Kelurahan Tepisari, Kabupaten Sukaharjo
Jawa Tengah’’.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui
bagaimana pola komunikasi BPD dalam memberikan akses ke
masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. (2)
Mengetahui bagaimana pola komunikasi BPD dalam
menyebarluaskan informasi pembangunan. Pola komunikasi yang
sering digunakan yaitu komunikasi interpersonal dan kelompok.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif, Penelitian ini mendeskripsikan dan menjelaskan data
atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif.
Hasil penelitian ini yaitu peran BPD sangatlah besar dan
berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil, karena
BPD yang bertugas untuk mendengarkan aspirasi masyarakat
mengenai pembangunan Desa, dengan pola komunikasi yang

7
digunakan dalam pembangunan menggunakan komunikasi
interpersonal yang mereka anggap sangat efektif untuk
menampung aspirasi masyarakat.8
Adapun persamaan dari penelitian di atas dan peneliti yaitu
penelitian ini juga membahas komunikasi BPD dengan masyarakat
dalam kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan, dengan
mengunakan pola komunikasi pembangunan interpersonal atau dua
arah. dan metode penelitian pun sama menggunakan penelitian
kualitatif deskriptif. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini
yaitu peneliti lebih fokus komunikasi pembangunan BPD dalam
menampung aspirasi masyarakat sedangkan penelitian ini lebih
fokus pola komunikasi yang digunakan BPD dalam upaya
kesejahteraan masyarakat.
2. Fitriyaningsih Langoy mahasiswa jurusan ilmu pemerintah FISIP
UNSRAT Manado (2014), Peran Badan Permusyawaratan Desa
dalam Menyalurkan Aspirasi Masyarakat dalam Pembangunan.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana peran badan permusyawaratan Desa dalam
menyalurkan aspirasi masyarakat. Dengan menggunakan
musyawarah mufakat dalam menunjang pembangunan. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif
dengan menggambarkan bagaimana besarnya partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa ditinjau dari keadaan yang
ada di Desa Tumani Selatan. Hasil penelitian ini yaitu peran
pemerintah Desa sangat berperan terbukti dengan seringnya BPD
mengajak dan menghimbau masyarakat dalam kegiatan kerjabakti
dan kegiatan mengenai pembangunan. BPD juga dalam
menyalurkan aspirasi masyarakat pada dasarnya dituntut untuk
melakukan perannya antara lain mengenalkan nilai-nilai
demokrasi pancasila pada masyarakat desa pada umumnya dan
pelaksanaan pemerintah desa pada khususnya.9

8
Yogo Nugroho, Pola Komunikasi Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui
Pembangunan Desa di Kelurahan Tepisari, Kabupaten Sukaharjo Jawa Tengah,
(Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta), hlm. 8

8
Persamaan penelitian dengan peneliti yaitu sama-sama
membahas bagaimana peran BPD dalam pembangunan dengan
menggunakan musyawarah mufakat dan sama-sama menggunakan
metode kualitatif deskriptif. Sedangkan perbedaan dari penelitian
dan peneliti adalah penelitian ini lebih fokus membahas peran BPD
dalam menyalurkan aspirasi masyarakat sedangkan peneliti lebih
fokus komunikasi pembangunan BPD dalam menampung aspirasi
masyarakat.
3. Karya Ilmiah Anggi Saputra Mahasiswa Universitas Djuanda
Bogor tentang ‘’Komunikasi Pembangunan Desa Sindangsari
Dalam Meningkatkan Partisipasi Sosial Masyarakat’’. Pada tahun
2020.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
komunikasi pembangunan Desa Sindangsari dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat, dengan menggunakan komunikasi opinion
leader atau pemimpin pendapat yang memiliki peranan penting
dalam proses merencanakan, menyusun, dan memilih media yang
sesuai dengan kebutuhan,dan kemampuan komunikasi yang
dimiliki. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif
deskriptif, Yaitu studi pendekatan berusaha memahami arti
peristiwa dan kaitan-kaitanya terhadap orang-orang yang berada
dalam situasi-situasi tertentu. dari hasil penelitian ini yaitu
komunikasi pembangunan Desa Sindangsari menekankan
pentingnya aspek sosial tanpa memandang status sosial dan kultur-
kultur budaya yang berbeda-beda. Komunikasi kelurahan
Sindangsari memanfaatkan komunikasi teknologi smartphone dan
internet melaui media social sebagai media promosi dan eksitensi
kegiatan kelurahan yang cepat, murah dan efisien.10
Persamaan penelitian dengan peneliti sama-sama bertujuan
membahas komunikasi pembangunan dan sama-sama
menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan
9
Fitriyaningsih Langoy, Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam
Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Dalam Pembangunan, Skripsi, Program Studi
Ilmu Pemerintah FISIP UNSRAT Manado, hlm 7
10
Anggi Saputra, Komunikasi Pembangunan Desa Sindangsari Dalam
Meningkatkan Partisipasi Sosial Masyarakat, Jurnal Komunikatio, Vol. 6, No. 1,
April 2020, hlm. 43

9
femonologi. Sedangkan perbedaannya penelitian di atas dan hasil
penelitian peneliti yaitu penelitian lebih fokus menggunakan
teknologi komunikasi sedangkan penelitian peneliti lebih
menggunakan komunikasi dua arah dengan musyawarah mufakat
dalam membangun komunikasi pembangunan masyarakat.
F. Kerangka Teori
1. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris
communication berasaldari kata Latin communicatio, dan
sumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini
maksudnya adalah sama makna.
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi,
misalnya dalam bentuk percakapan, maka mengenai apa yang
dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang di pergunakan dalam
percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.
Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu
mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa
percakapan dua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila
kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga
mengerti bahan yang dipercakapkan. Akan tetapi, pengertian
komunikasi yang dipaparkan diatas sifatny adasariah ,dalam
arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.Dikatakan
minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif,
yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif,
yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau
keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-
lain.11
Apabila kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita
berusaha agar sesuatu yang disampaikan kepada orang lain
tersebut dipahaminya. Paradigma Lasswel merupakan cara yang
baik untuk menjelaskan komunikasi, yaitu mengatakan sesuatu
kepada siapa dan dengan efek apa. Hal ini menunjukkan bahwa
11
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 9

10
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari
pertanyaan tersebut, yaitu : komunikator, pesan, media,
komunikan, dan efek. Jadi bisa kita simpulkan bahwa
komunikasi menurut Lasswel, adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.12
b. Unsur-unsur Komunikasi
Unsur komunikasi adalah sat hal cukup mendasar bagi
kelangsungan hidup manusia serta organisasi yang ada guna
mencapai suatu pemahaman bersama.
1) Pengirim pesan (komunikator): individu atau orang yang
mengirim pesan. Pesan atau informasi yang dikirm berasal
dari otak si pengirim pesan. Oleh sebab itu sebelum
pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus
menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya.
Menciptakan pesan adalah menentukanarti apa yang akan
dikirimkan kemudian menyandikan encode arti tersebut ke
dalam satu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui saluran
(media).13 Komunikator ialah pengutaraan pikiran dan
perasaannya dalam bentuk pesan untuk membuat
komunikan menjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, atau
perilakunya.14
2) Pesan: informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima
(komunikan).Pesan dapat berupa verbal dan nonverbal.
Pesan verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku,
majalah, memo; sedangkan pesan secara lisan dapat berupa
percakapan, tatap muka, percakapan melalui telepon, radio,
dan sebagainya. Pesan nonverbal dapat berupa isyarat,
gerakan badan, ekspresi muka dan nada suara;
3) Saluran (channel): jalan yang dilalui pesan dari pengirim
(komunikator) ke penerima (komunikan). Saluran yang
12
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Grafindo
Persada, 2005), hlm. 20
13
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2009), hlm. 17
14
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 16

11
biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan
suara.
4) Penerima pesan (komunikan): orang yang menganalisis dan
menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya;
5) Balikan (feed-back): respon terhadap pesan yang
dikirimkan oleh komunikator. Dengan diberikannya reaksi
ini kepada komunikator, komunikator dapat mengetahui
apakah pesan yang dikirimkan diinterpretasikan sama
dengan apa yang dimaksudkan. Bila arti pesan yang
dimaksudkan oleh komunikator diinterpretasikan sama oleh
komunikan berarti komunikasi tersebut efektif.15
c. Tujuan komunikasi
Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti.
Sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan
kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan
tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksudkan.
1) Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pemimpin
harus mengetahui benar aspirasi tentang apa yang
diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah untuk
pergi ke barat tetapai kita memberikan jalan ke timur.
2) Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan
pendekatan yang persuasif bukan memaksa kehendak.
3) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.
Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam,
mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksud disini
adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang
penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik
untuk melakukannya.16
d. Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni
secara primer dan secara sekunder.
1) Proses Komunikasi secara primer

15
Kementrian Agama RI, Komunikasi dan Informasi, (Lajnah
Patashihan Mushaf Al-Qur’an, Oktober 2013), hlm.61
16
H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, -Ed.1,
Cet.6, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010), hlm. 10-11

12
Proses komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan
dengan menggunakan suatu lambing (simbol) sebagai media
atau saluran, lambing sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan”
pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
2) Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama.17
e. Hambatan Komunikasi
1) Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya
komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan
sebagai gangguan mekanin dan gangguan semantik.
Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan
saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
Sedangkan gangguan semantik ini bersangkutan dengan
pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak.
2) Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat seseorang
selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pean.
Orang akan memperhatikan perangsang yang ada
hubungannya dengan kepentingannya.
3) Motivasi Terpendam
Motivation atau motivasi akan mendorong
seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan
keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya.
4) Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu
rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan
komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka
17
OnongUchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 11

13
belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang
komunikator yang hendak melancarkan komunikasi.18
2. Komunikasi Sosial Pembangunan
Komunikasi sosial pembangunan dalam perspektif ilmu
komunikasi berguna sebagai sarana penyampaian informasi kepada
masyarakat tentang pembangunan, memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam
proses pembuatan keputusan melalui dialog, serta secara aplikatif
mendidik tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan dibidang komunikasi sebagai bentuk pengembangan
wawasan berfikir dan pemberdayaan masyarakat.19
Komunikasi pembangunan dalam arti luas meliputi peran dan
fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara
timbal balik) diantara semua pihak yang terlibat dalam usaha
pembangunan; terutama antara masyarakat dengan pemerintah,
sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan
penilaian terhadap pembangunan.20 Menurut Petersonia
mendefiniskan yaitu komunikasi merupakan suatu usaha-usaha
yang tergabung menjadi satu kesatuan yang befungsi untuk
membangun suatu jalinan komunikasi guna memberikan sebuah
pemahaman hingga memberikan sebuah dampak, yaitu
peningkatan dari segi sosial dan ekonomi. Menurut Quebral, istilah
komunikasi dalam pembangunan atau yang disebut dengan
komunikasi pembangunan merupakan suatu jalinan komunikasi
yang dijalankan untuk melaksanakan sebuah rencana yang
sebelumnya telah ditentukan baik dalam sekup kecil hingga sekup
luas yang behubungan dengan pembangunan sebuah negara.21
Fungsi komunikasi dalam komunikasi pembangunan (van de
Fliert 2014) adalah:
18
Onon Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,
(Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000), hlm. 45.
19
Andi Kardian Riva’I, Komunikasi Sosial dan Pembangunan:
Tinjauan Teori Komunikasi Dalam Pembangunan Sosial, (Pekanbaru: Hawa dan
Ahwa, 2016), hlm. 1
20
Zulkarimen Nasution, Komunikasi Pembangunan, Pengenalan Teori
Dan Penerapannya, (Jakarta: PT. Raja grafindo) hlm.142
21
Sumadi Dilla. Komunikasi Pembangunan, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media,2007), hlm. 115

14
1) Komunikasi kebijakan, Fungsi ini sebagian besar digunakan
oleh pemerintah, organisasi pembangunan dan badan
pendanaan, serta berfungsi untuk membuat peraturan dan
kebijakan agar diketahui masyarakat umum. Hal ini penting
agar masyarakat mengetahui apa kewajiban dan haknya,
serta fungsi ini menjadi landasan untuk pemberdayaan.
2) Komunikasi pendidikan, Fungsi ini berisi ketentuan
informasi pada ide dan teknologi baru termasuk
berkontribusi pada peluang-peluang untuk keterampilan
berlatih. Hal ini sering membantu membangun kapasitas
dan perubahan perilaku dan dapat juga berkontribusi pada
pemberdayaan dimana pengetahuan sebagai kekuatan.
3) Hubungan masyarakat dan strategi komunikasi, Fungsi ini
digunakan untuk menunjukkan pada dunia luar agar
mengetahui tentang sebuah organisasi atau gagasan untuk
meningkatkan kesadaran dan memperoleh dukungan.
Dukungan ini dalam bentuk komitmen keuangan oleh agen
pendanaan atau pendonor swasta atau institusi, administratif
atau tokoh public pendukung yang memungkinkan kegiatan
tersebut terjadi.
4) Komunikasi advokasi, Fungsi ini menyiratkan lobi untuk
hak kelompok atau individu tertentu,dimana perhatian
terhadap kondisi buruk masyarakat atau untuk perubahan
dalam kebijakan. Hal ini juga dapat mendorong aksi
kolektif dan proses akhir dari komunikasi advokasi, yang
menyediakan sebuah pengalaman dengan kekuatan penuh
yang mendorong pemberdayaan.
5) Komunikasi organisasi, Fungsi ini membantu tujuan
koordinasi oleh penetapan informasi dan umpan balik
sistem dalam sebuah organisasi atau proyek dan seluruh
stakeholder mengetahui apa yang direncanakan, isu-isu dan
perjanjian yang memiliki peluang untuk mengekspresikan
pandangan mereka. Monitoring partisipatori dan system
evaluasi dapat membantu operasional fungsi ini.22
22
Peinina Ireine Nindatu, Komunikasi Pembangunan Melalui
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengentasan Kemiskinan, Jurnal Perspektif

15
3. Teori Pembangunan
Teori pembangunan oleh Wahjudin Sumpeno sebagai pola
pikir yang berfungsi mengupas dan memecahkan persoalan-
persoalan pembangunan.23 Secara umum , pembangunan adalah
proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai
aspek kehidupan masyarakat. Para ahli memberikan definisi
bermacam-macam seperti halnya perencanaan seperti yang
dikatakan oleh Wahjudin Sumpeno pembangunan Desa adalah
pembangunan yang dilakukan usaha yang insentif dengan tujuan
dan kecenderungan memberi fokus perhatian kepada kelompok
maupun daerah tertentu. Menurut Sayamsi Yuswar Zainul Basri
dan Mulyadi Basri, pembangunan adalah proses perubahan sistem
yang direncanakan ke arah perbaikan yang orientasinya pada
modernis pembangunan kemajuan dan kemajuan sosial ekonomis.
Sedangkan menurut Melkote mendefinisikan pembangunan
sebagai sebuah proses perubahan social yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup seluruh atau mayoritas orang tanpa
melakukan hal-hal kekerasan pada lingkungan alam dan budaya.24
Dalam musyawarah rencana pembangunan Desa dari teori
Wahjudin Sumpeno menjadi wahana penting dalam penentuan
keputusan pembangunan yang melibatkan berbagai pihak.
Musyawarah sebagai salah satu cara yang ditempuh untuk
memastikan bahwa rencana yang disusun dapat diterima oleh
publik sesuai dengan prinsip akuntabilitas. Musrenbang dimaksud
untuk membangun kesepahaman tentang kepentingan dan
kemajuan Desa, dengan memetakan potensi dan sumber
pembangunan yang tersedia baik dari dalam Desa sendiri maupun
dari luar Desa. Tujuan musrenbang Desa untuk menfasilitasi
keterlibatan berbagai pihak melalui proses dialog, berdiskusi dan
menformulasikanberbagai persoalan yang dihadapi terkait

Komunikasi, Vol.3, No.2, Desember 2019, hlm. 97


23
Andy Corry Wardhani, Kontribusi Komunikasi Pada Teori
Pembangunan, Jurnal Mediator, Vol. 3, No. 2, 2002, hlm. 260

24
Hasan Almutahar, Pembangunan Masyarakat, (Pontianak: STAIN
Pontianak Press, 2013), hlm. 14

16
kebutuhan, masa depan dan rencana pembangunan Desa. Tujuan
Musrenbang Desa, yaitu:
1) Menyepakati prioritas kebutuhan atau kegiata Desa yang akan
menjadi bahan penyususnan rencana kerja pembangunan Desa
(RKPDes).
2) Menyepakati prioritas kegiatan Desa yang akan dilaksanakan
Desa sendiri dan dibiayai melalui dana swasta
Desa/masyarakat.
3) Menyepakati prioritas kegiatan Desa yang akan dilaksanakan
Desa sendiri dibiayai melalui alokasi dana Desa (ADD) yang
berasal dari APBD kota/kabupaten atau sumber lain.25
Melibatkan masyarakat secara langsung akan membawa
dampak penting, karena diantaranya adalah terhindar dari peluang
manipulasi, memberikan nilai tambah pada legitimasi rumusan
perencanaan karena semakin banyak jumlah yang terlibat, maka
akan semakin baik, meningkatkan kesadaran dan keterampilan
politik masyarakat. Berdasarkan sistem dan mekanisme partisipasi.
1) Participation in decision making, adalah partisipasi
masyarakat dalam proses pembuatan keputusan dan kebijakan
organisasi. Partisipasi damalm bentuk ini berupa pemberian
kesempatan kepada masyarakat dalam mengemukakan
pendapatnya untuk menilai suatu rencana atau program yang
akan ditetapkan. Masyarakat juga diberikan kesempatan untuk
menilai suatu keputusan atau kebijaksanaan yang sedang
berjalan.Partisipasi dalam pembuatan keputusan adalah proses
dimana prioritas-prioritas pembangunan dipilih dan
dituangkan dalam bentuk program yang disesuaikan dengan
kepentingan masyarakat. Dengan mengikutsertakan
masyarakat, secara tidak langsung mengalami latihan untuk
menentukan masa depannya sendiri secara demokratis.
2) Participation in implementation, adalah partisipasi atau
keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan operasional
pembangunan berdasarkan program yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan program pembangunan,bentuk partisipasi
25
Wahjudin Sumpeno, Perencanaa Desa Terpadu, (Read Indonesia,
2011), hlm. 244-245

17
masyarakat dapat dilihat dari jumlah (banyaknya) yang aktif
dalam berpartisipasi, bentukbentuk yang dipartisipasikan
misalnya tenaga, bahan,uang, semuanya atau sebagian-
sebagian, partisipasi langsung atau tidak langsung, semangat
berpartisipasi,sekali-kali atau berulang-ulang.
3) Participation in benefits, adalah partisipasi masyarakat
dalam menikmati atau memanfaatkan hasil-hasil
pembangunan yang dicapai dalam pelaksanaan
pembangunan. Pemerataan kesejahteraan dan fasilitas,
pemerataan usaha dan pendpatan, ikut menikmati atau
menggunakan hasil-hasil pembangunan (jalan, jembatan,
gedung, air minum dan berbagai sarana serta prasaranasosial)
adalah bentuk dari partisipasi dalam menikmati dan
memanfaatkan hasil-hasil pembangunan. Penikmatan
program pembangunan juga ditujukan kepada pegawai
pengelola dalam peningkatan kesejahteraannya termasuk
peningkatan daya potensi dan kreatifitasnya. Partisipasi
pemanfaatan ini selain dapat dilihat dari penikmatan hasil-
hasil pembangunan, juga terlihat pada dampak hasil
pembangunan terhadap tingkat kehidupan masyarakat,
peningkatan pembangunan berikutnya dan partisipasi dalam
pemeliharaan dan perawatan hasil-hasil pembangunan.
4) Participation in evaluation adalah partisipasi masyarakat
dalam bentuk keikutsertaan menilai serta mengawasi
kegiatan pembangunan serta hasil-hasilnya. Penilaian ini
dilakukan secara langsung, misalnya dengan ikut serta dalam
mengawasi dan menilai atau secara tidak langsung, misalnya
memberikan saran-saran, kritikan atau protes.26

Teori Pembangunan

Komunikasi

26
Andi Kardian Riva’i, Tinjauan Komunikasi Dalam Pembangunan
Sosial, (Pekanbaru:
1. Mengadakan pertemuanHawa Dan Ahwa, 2016), hlm. 31-31
Partisipasi masyarakat
2. Melakukan sosialisasi
18 Agenda Setting
3. Musyawarah Desa
Komunikasi pembangunan BPD dalam menampung aspirasi
masyarakat untuk pemerataan pembangunan masyarakat sejahtera
di Desa Bolo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima

4. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan upaya
sebagai perwujudan demokrasi ditingkat Desa. Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) mempunyai pengaruh yang penting
dalam Pemerintahan Desa, yaitu untuk menggali, Menampung,
Menghimpun dan Menyalurkan aspirasi masyarakat. Sehingga
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ditingkat Desa menjadi
tumpuan harapan masyarakat terhadap program-program yang
akan dilaksanakan pemerintah, khususnya bagi kesejahteraan
masyarakat dan pembangunan Desa itu sendiri.
Menurut pasal 55 Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, Badan permusyawaratan Desa mempunyai fungsi :
a. Membahas Dan menyepakati rancangan peraturan Desa
bersama kepala Desa
b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat
c. Melakukan pengawasan kinerja kepala Desa27
Untuk menampung aspirasi masyarakat BPD dapat
menggunakan beberapa Teknik yaitu :

27
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

19
1. Teknik dengar pendapat, yaitu dengan cara mendengarkan
dengan baik, Mencatat dengan lengkap, Bertanya seperlunya
dengan maksud melengkapi bahan/fakta, dan menjawabnya
hanya dengan janji/kata-kata akan meneruskannya kepada
Kepala Desa, Rapat BPD, atau pihak-pihak lain yang dituju.
2. Teknik observasi, yaitu dengan cara mengamati (meninjau,
memantau, melihat, untuk kemudian mencatat atau memotret)
objek-objek yang dituju. Teknik ini dapat dilakukan secara
bersama-sama atau secara masing-masing anggota BPD
dengan terjun langsung ke lapangan, Kemasyarakat ditempat
tinggalnya. Teknik ini dapat digunakan misalnya untuk
mengecekapakah suatu jalan, suatu gang, suatu jembatan,
suatu bangunan fasilitas umumatau sosial, suatu lokasi untuk
pemasangan jaringan listrik/telepon, suatu lapangan olahraga,
dan Seterusnya layak untuk dibangun, diperbaiki/direnovasi,
ataudievaluasi. Hasil pencatatan atau pemotretan dapat
digunakan untuk bahandiskusi atau perumusan pada kegiatan
rapat BPD, Untuk bahan dokumentasi, Atau bahan lampiran
pengajuan proyek, dan sebagainya.
3. Teknik wawancara, yaitu dengan cara tanya-jawab antara
anggota BPD danindividu/anggota masyarakat yang dianggap
sebagai tokohnya dan dapat mewakili kelompok
masyarakatnya itu.Teknik ini dapat dilakukan secara bersama-
sama atau secara masing-masing oleh anggota BPD, Baik
secara bergiliran atau simultan/paralel di tempat yang berbeda-
beda. 28
G. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah syarat mutlak yang harus
dimiliki peneliti untuk menjawab suatu permasalah. Metode penelitian
berfungsi sebagai kerangka atau panduan dalam melakukan proses
pengungkapan jawaban dari masalah yang diteliti. Metode penelitian
adalah cara yang bias digunakan peneliti untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.29
1. Jenis Penelitian
28
Unang Sunarjo, Tinjauan Singkat Tentang Pemerintahan Desa dan
Kelurahan, (Bandung: Tarsito Group, 1984), hlm. 15.

20
Peneliti ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif yang dimana, penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang digunakan untuk meneliti obyek yang alamiah atau dengan
kata lain sebagai eksperimen dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan
tringulasi atau gabungan semua data dan di analisis apakah data
tersebut bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi.30
Dalam hal ini peneliti berusaha mengungkapkan keadaan
penelitian atau gambaran secara jelas tentang Komunikasi
Pembangunan BPD dalam Menampung Aspirasi Masyarakat untuk
pemerataan pembangunan masyarakat sejahrtera di Desa Bolo
Kecematan Madapangga Kabupate Bima.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan kualitatif adalah penelitian dengan
menganalisis data yang tidak berbentuk angka, tetapi berbentuk
pemaparan dengan menggambarkan suatu hal dengan tidak
menggunakan angka. Pengumpulan data penelitian kualitatif, dapat
dilakukan dengan cara wawancara atau observasi.31
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memecahkan
masalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dalam hal ini
peneliti meneliti mengenai “Komunikasi Pembangunan BPD
Dalam Menampung Aspirasi Masyarakat Untuk pemerataan
Pembangunan Masyarakat Sejahtera di Desa Bolo Kecematan
Madapangga Kabupaten Bima”.
3. Kehadiran Peneliti
MenurutSugiono dalam metode penelitian kuantitatif,
kualitatifdan R & D memaparkan bahwa dalam penelitian
kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia

29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung :Alfabeta, 2003), hlm. 205
30
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 9
31
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung:Remaja
Rosdakarya,2004), hlm 24-25.

21
sebagai instrumen penelitian utama. Karena hanya peneliti itu
sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.32
Sesuai dengan penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di
lapangan adalah sangat penting dan diperlukan secara optimal.
Peneliti merupakan instrument kunci utama dalam mengungkapkan
komunikasi dan sekaligus sebagai alat pengumpul data. Karena itu
peneliti juga harus terlibat dalam kehidupan orang-orang yang
diteliti sampai pada tingkat keterbukaan antara kedua belah pihak.

4. Lokasi Penelitian
Fokus lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Bolo
Kecematan Madapangga Kabupaten Bima. Adapun yang menjadi
alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini karena banyaknya
masyarakat yang mengeluarkan aspirasi, Dengan adanya BPD
yang efektif dan sangat interaktif menganggendakan tempat untuk
aspirasi masyarakat sehingga komunikasi dua arah yang terjalin
memiliki umpan balik.
5. Sumber Data dan Jenis Data
Menurut Lolfland dalam Maleong mangatakan sumber data
utama dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang paling
penting antara lain data tersebut berupa kata-kata, tindakan dari
subjek dari mana datangnyadata didapatkan, dan sedangkan
dokumen, foto, data statistik, merupakan data penunjang dari data
utama.33
Dalam menentukan data dan Sumber data untuk sebuah
penelitian didasarkan pada kemampuan dan kecakapan peneliti
dalam berusaha membuktikan suatu peristiwa dengan objektif dan
menetapkan informan yang sesuai dengan syarat dan ketentuan.
Informan sebagai sumber utama untuk menggali data terkait
jumlah Masyarakat yang menyampaikan aspirasi serta Komunikasi
Pembangunan BPD dalam menampung aspirasi masyarakat untuk
pemertaan pembangunan masyarakat sejahtera di Desa Bolo

32
Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D”,
(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 223.
33
Laxy J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006),hlm. 112

22
Kecematan Madapangga Kabupaten Bima. Sehingga data yang
dibutuhkan peneliti benar-benar sesuai dan alamiah dengan fakta
yang konkrit.
Untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat,
penulis menggunakan dua jenis data yakni data primer dan data
sekunder.
a. Sumber Data Primer
Pendapat Arikunto mengatakan “data premier adalah
data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang terucap secara
lisan. Gerak atau perilaku yang dilakukan oleh subjek penelitian
yang dapat dipercaya, dalam hal ini subjek penelitian yang
berkenaan dengan variabel yang diteliti. 34 Adapun data primer
dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan peneliti
selama di lokasi penelitian yaitu Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) di Desa Bolo, Kepala Desa Bolo, dan Masyarakat.

b. Sumber Data Sekunder


Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui
buku-buku pendukung. Benda atau hal lain yang dapat
memperkaya data premier.Data sekunder merupakan data
primer yang telah diolah lebihlanjut dan disajikan dengan baik
oleh pihak pengumpul dataprimer atau oleh pihak lain misalnya
dalam bentuk tabel ataudiagram.35 Beberapa sumber data yang
juga digunakan penelitian ini diantaranya adalah buku-buku,
jurnal, dan judul-judul lain yang berkaitan dengan judul yang
dimaksud.
6. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
penting dalam sebuah penelitian, dikarenakan tujuan sebuah
penelitian adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data maka peneliti akan kesulitan untuk

34
Arikunto, Prosedur Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif,(Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.22
35
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,
(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.42.

23
mendapatkan data bahkan tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi satandar data yang diinginkan.36
Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan
pengumpulan data dengan beberapa teknik.,
a. Metode Observasi
Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang
dilakukan melalui suatu pengamatan, disertai pencatatan-
pencatatan terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran.37
Observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah observasi Nonpartisipan, Peneliti
mengamati untuk mengumpulkan data terkait dengan
komunikasi pembangunan BPD dalam menampung aspirasi
masyarakat untuk pemerataan pembangunan masyarakat
sejahtera di Desa Bolo Kecematan Madapangga Kabupaten
Bima.

b. Metode Wawancara
Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk
memudahkan peneliti dalam mendapatkan data. Wawancara
adalah proses tanya jawab yang dilakukan peneliti untuk
mendapatkan data dari sumber data dan wawancara dapat
diartikan sebagai salah satu cara yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan data atau informasi yang menguatkan data dari
objek atau responden dengan cara bertanya secara langsung
dengan tatap muka, akan tetapi teknik wawancara ini bisa
dilakukan dengan tidak secara tatap muka seperti menggunakan
media telepon, SMS, dan wa dan media lainnya yang
memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi atau data.38
Teknik wawancara (interview) yaitu sumber
informasinya berupa orang yang disebut sebagai responden.

36
Sugyono, Metode Penelitian Kualitatif,Kuantitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 224
37
Abdurrahman Fatoni. Metodologi Penelitian dan tehnik Penyusunan
Skripsi. (PT. Rinekha cipta. Jakarta.2006). hlm 104-105
38
Bagong suyanto & Sutinah, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Prenada
Media Grup 2005),hlm. 69.

24
Dalam hal ini peneliti berhadapan langsung secara tatap muka
dan melakukan wawancara dengan, kepala BPD dan anggota,
kepala Desa, dan masyarakat-masyarakat yang menyampaikan
aspirasi. Peneliti dalam hal ini menggunakan wawancara tidak
Terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpul datanya.39 Tujuan dari
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka dimana pihak yang diajak wawancara
diminta pendapat dan ide-idenya dalam melakukan wawancara.
c. Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku. Dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-
karya monetal dari seseorang.40 Metode mengumpulkan data
dalam bentuk dokumen akan dilakukan peneliti untuk
mendukung kebenaran data. Peneliti menggunakan metode
dokumentasi untuk memperkuat data dengan gambar-gambar
dalam bentuk foto maupun video selama proses penelitian.
Peneliti akan mengambil gambar disaat mewawancarai subyek
yaitu BPD dan Masyarakat melakukan interaksi atau
komunikasi.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan tahapan yang dilakukan setelah
data terkumpul. Dalam riset etnografi, tahap analisis data tidaklah
berupa tahapan yang bersifat linear. Pengumpulan data, analisis
data dan penulisan data dilakukan secara interaktif. 41
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pengumpulan data
penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu

39
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. (Bandung:CV. Alfabeta, 2013), hlm. 319
40
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi
Metodologis Kearah Varian Kontemporer, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2017), hlm. 326
41
Jogiyanto Hartono, Metode Pengumpulan Dan Teknik Analisis Data,
(Bandung; Percetakan CV andi offset, 2018)

25
untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu
menerapkan metode observasi, wawancara, atau dari berbagai
dokumen yang berhubungan dengan teks yang bersifat subjek
yang diteliti.42
Reduksi data merupakan penyederhanaan,
penggolongan, dan membuang data yang tidak perlu sedemikian
rupa sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi yang
bermakna dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
b. Penyajian data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman
menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif.
Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya
penarikan dalam penelitian ini data dari wawancara semua
informan dikelompokkan sesuai pertanyaan wawancara yang
sama. Setelah disimpulkan garis besar hasil wawancara lalu
dikelompokkan dengan hasil observasi dan dokumentasi yang
berkaitan. Setelah data berdasarkan observasi,wawancara dan
dokumentasi diambil kesamaan pola kemudian dirangkum
berdasarkan rumusan masalah.
c. Penarikan Kesimpulan
Data yang telah dibuat narasi dalam penyajian data
kemudian disajikan dalam hasil penelitian. Pemaparan hasil
penelitian disertai bukti-bukti lapangan dari observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian kemudian
peneliti membandingkan dengan teori.43
8. Pengecekan Keabsahan Data

42
Iskandar, “Meteodelogi Penelitian dan Sosial”, (Jakarta: Refrensi
2013) hal. 225.
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.112

26
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah triangulasi Teknik maupun triangualasi sumber data dan
menggunakan bahan referensi.
a. Triagulasi teknik adalah triangulasi digunakan untuk mengecek
keabsahan data dengan memandukan teknik pengumpulan data
yaitu observasi, wawancara, dan hasil dokumentasi.
b. Triangulasi sumber data adalah membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda hal ini dapat dilakukan
dengan jalan wawancara.44
c. Menggunakan bahan referensi. Bahan referensi yang dimaksud
disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang
telah ditemukan oleh peneliti. Sebaiknya data-data yang
ditemukan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumentasi
autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya45.

H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan secara keseluruhan dalam
penelitian ini terdiri dari 3 bagian yakni: Pertama, bagian
formalitas yang terdiri dari: halaman judul, Kedua, bagian isi
terdiri dari 4 bab, yakni,
Bab I tentang Pendahuluan. Bab ini terdiri dari beberapa sub bab,
yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode
penelitian, dan sistematika pembahasan. Hal ini dimaksudkan
sebagai kerangka awal dalam mengantarkan isi pembahasan
kepada bab selanjutnya.
Bab II Rumusan masalah 1, dibagian ini diungkapkan dari seluruh
data dan temuan peneliti dengan analisis, yaitu yang berkaitan
dengan konsep berserta topik yang dibahas atau diteliti serta
kerangka pemikiran “Pemahaman Masyarakat Terhadap Peran Dan
Fungsi BPD”

44
Lexy J Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdaka, 2019), hlm 330
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014),hlm .375.

27
Bab III Dibagian pembahasan ini diungkapkan proses data dan
analisis terhadap temuan penelitian sebagaimana seperti
dipaparkan di bab ll berdasarka perseptif penelitian atau kerangka
teoritik “Komunikasi Pembangunan BPD Dalam Menampung
Aspirasi Masyarakat Untuk Pemerataan Pembangunan Masyarakat
Sejahtera Di Desa Bolo Kecematan Madapangga Kabupaten
Bima’’.
Bab IV bab ini berisi uraian tentang kesimpulan yang diambil dari
hasil pembahasan penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan
untuk kebaikan selanjutnya.

BAB II
PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP
PERAN DAN FUNGSI BPD

A. Profil Desa Bolo Dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


1. Sejarah Dan Lokasi Desa Bolo
Desa Bolo merupakan bagian dari wilayah Desa Rade
bagian utara yang pada awalnya merupakan wilayah Dusun.
Desa Bolo berasal dari kata ‘’MBOLO’’ yang memiliki arti
berkumpul, atau arti lain musyawarah untuk mencapai mufakat
sehingga semangat musyawarah mufakat inilah yang melandasi
kehidupan masyarakat Desa Bolo dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan yang di dalamnya memiliki dan memperhatikan
nilai-nilai persamaan dan persaudaraan. Desa Bolo diresmikan
pada tanggal 9 september 2006 berdasarkan peraturan daerah

28
Kabupaten Bima PERDA No. 03 Tahun 2006 Tentang
pemekaran 23 Desa dalam wilayah kabupaten Bima. Desa Bolo
resmi berpisah dengan Desa Rade menjadi Desa yang difinitif
mengurus rumah tangganya sendiri dalam melayani kebutuhan
masyarakat. Dengan batas wilayah Desa sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Desa Mbawa
2. Sebelah Selata : Desa Rade
3. Sebelah Timur : Desa Tambe
4. Sebelah Barat : Desa Ncandi
Desa Bolo salah satu Desa di Kecematan Madapangga yang
terletak di sebelah selatan Kabupaten Bima. Luas wilayah Desa
Bolo yaitu 347.09 Ha dari seluruh luas wilayah Kecematan
Madapangga, Jarak dari Desa ke ibu kota Kecematan
Madapangga adalah 3 km dengan jarak tempuh 10 menit, se
dangkan jarak ke ibu kota ke kabupaten 42 km dengan jarak
tempuh 1 jam.
2. Data Penduduk Desa Bolo
Desa Bolo Kecematan Madapangga Kabupaten Bima
Provinsi NTB terdiri dari 5 Dusun yaitu Dusun Matahari, Dusun
Melati, Dusun Kamboja, Dusun Anggrek, Dusun Mawar yang
terbagi dalam 17 RT. Jumlah penduduk Tahun 2023 laki-laki
1.458 dan perempuan 1.469 dengan jumlah keseluruhan 2.927
orang. Desa Bolo memiliki tata pemerintah yang terdiri dari
kepala Desa, Sekretaris Desa, Perangkat Desa, Kepala dusun,
BPD, LPM, KPMD.46
1.1
Jumlah Penduduk Desa Bolo
No. Jumlah Laki-laki perempuan total
1. Jumlah penduduk 1.458 orang 1469 orang 2.927
tahun ini
2. Jumlah penduduk 1.805 orang 2.012 orang 3. 817
tahun lalu

3. Deskripsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


46
Dokumentasi, Pemerintah Desa Bolo, Wawancara, Desa Bolo 11
Agustus 2023

29
Anggota BPD Desa Bolo adalah wakil dari penduduk
Desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang
ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat, Anggota
BPD berjumlah 9 orang, Anggota BPD terdiri dari ketua, wakil
ketua, sekretaris, dan 6 anggota. Masa jabatan BPD adalah 6
tahun dan dapat diangkat atau diusulkan kembali untuk 1 kali
masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan anggota BPD tidak
diperbolehkan rangkap jabatan dengan mengucapkan sumpah
secara bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh
Bupati. Ketua BPD dipilih oleh anggota BPD Desa Bolo secara
langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus. Masa
jabatan BPD sekarang mulai dari 2020-2025 dengan program
kegiatan yang berbeda setiap tahun, tergantung dari anggaran
yang dikeluarkan oleh kepala Desa Bolo dan program yang
disahkan dalam peraturan Desa.
BPD berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama
kepala Desa, Menampung dan Menyalurkan aspirasi
masyarakat. Dalam melaksanakan kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat, BPD sebagai lembaga
untuk menetapkan kebijakan Desa dan menampung serta
menyalurkan aspirasi masyarakat bersama kepala Desa yang
memiliki kewajiban untuk melakukan kontrol terhadap
kebijakan Desa. Selain itu, dapat juga dibentuk lembaga
kemasyarakatan Desa sesuai kebutuhan Desa untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan.47
Tabel 1.2
Struktur Organisasi
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Desa Bolo
No. NAMA JABATAN
1. Sahbudin Ketua
2. M. Naser Wakil Ketua
3. Eli Kusuma Sekretaris

47
Ibid, 12 Agustus 2023

30
4. Lina Muliati S.Pd Anggota
5. Syafrudin Anggota
6. Sahlur S.Pd Anggota
7. Sahrudin Anggota
8. Leni Marlina Anggota
9. Muhammad Anggota

B. Pemahaman Masyarakat Terhadap Peran Dan Fungsi BPD


Badan permusyawaratan Desa yang disingkat BPD adalah
organisasi yang berfungsi sebagai ruang gerak terhadap aspirasi
masyarakat desa dalam kehidupan demokrasi. Jika dilihat, peran
BPD dalam mengayomi masyarakat sangat membantu pemerintah
Desa khususnya dalam kegiatan pembangunan Desa, yang
memiliki fungsi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat. 48
1. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa
Salah satu tugas pokok Badan Permusyawaratan Desa
adalah kewajiban dalam menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004
tentang pokok pemerintahan daerah, BPD dituntut mampu
menjadi aspirator sekaligus artikulator antara masyarakat
dengan pejabat atau instansi yang berwenang.49
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
pasal 55 telah dijelaskan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
mempunyai fungsi yaitu,
a. Membahas dan menyepakati rancangan peraturan Desa
Bersama Kepala Desa
Peran yang dilakukan BPD dalam mengayomi
masyarakat dapat membantu pemerintah Desa khususnya
dalam proses pembuatan peraturan Desa, sehingga
memberikan ruang gerak yang sangat positif bagi
masyarakat Desa dengan menyalurkan aspirasi. Rancangan
suatu peraturan Desa datang dari masyarakat disampaikan
melalui BPD dan bisa juga datang dari kepala Desa, usulan-
48
Muhtar H. Idris, Wawancara, 13 Agustus 2023
49
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

31
usulan yang disampaikan oleh masyarakat dan kepala Desa
dilakukan pemeriksaan oleh BPD dengan mencakup semua
kebutuhan atau keperluan warga Desa Bolo.
Dalam pembahasan peraturan Desa ditetapkan dengan
cara musyawarah mufakat dengan mengundang
keterlibatan masyarakat. Rancangan tersebut diserahkan
kepada Desa untuk dijadikan sebuah peraturan Desa. Setiap
menjalankan fungsi pelaksanaan peraturan Desa
berpedoman pada kebijakan yang telah disepakati bersama
dengan menetapkan peraturan Desa mengenai program
kerja yang disahkan yaitu program kegiatan renovasi
lapangan sepak bola dan pengadaan air bersih, serta
berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Terkait dengan rancangan peraturan Desa, Seperti yang
dikatakan ketua BPD yaitu,
“Sahbudin mengatakan bahwa dalam merancang
peraturan Desa, BPD selalu berkoordinasi dengan
seluruh elemen dalam masyarakat untuk musyawarah
dan mufakat, sehingga dapat membantu merancang
peraturan Desa atau ketentuan yang akan dijalankan di
Desa benar-benar sesuai dengan kondisi masyarakat
yang ada di Desa Bolo ini”.50
Pernyataan di atas selaras dengan tokoh masyarakat,
“Fatimah mengatakan bahwa BPD dalam menyerap
aspirasi masyarakat dalam pembuatan peraturan Desa
sangat terbuka, mereka mengundang masyarakat untuk
meminta pendapat sebelum membuat Perdes, sehingga
dapat menjaring kemauan masyarakat dan tidak terjadi
kesalahpahaman”.51
Tanggapan dari informan di atas dipertegas oleh kepala
Desa Bolo,
“Muhtar H.Idris mengatakan bahwa APBDes
merupakan peraturan Desa yang akan menunjang
jalanya roda pemerintahan Desa, dimana sebagai
50
Sahbudin, Wawancara, Desa Bolo 27 Agustus 2023
51
Fatimah, Wawancara, Desa Bolo 29 Agustus 2023

32
pondasi yang dapat merealisasikan program-program
yang dirumuskan dalam peraturan RPJMDes. Dalam
hal ini kami pemerintah Desa yang didampingi oleh
BPD dalam merumuskan peraturan Desa harus
menyesuaikan kondisi Desa Bolo ini dengan
melibatkan masyarakat”.52
Hasil dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam membahas dan menyepakati peraturan Desa perlu
terlibatnya masyarakat untuk mengetahui kondisi yang ada
di Desa dengan melalui musyawarah dan mufakat. Hal yang
terpenting dalam menunjang pelaksanaan program Desa
yaitu perlu adanya APBDes dan partisipasi masyarakat.
b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa
Dalam menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat merupakan wewenang BPD sebagai lembaga
yang dapat mewujudkan kedaulatan masyarakat dalam
menampung, menyalurkan setiap ide dan aspirasi
masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat dan Desa.
Setiap menyerap aspirasi masyarakat BPD melakukan
sosialisasi dan mengadakan pertemuan tatap muka
langsung supaya memiliki umpan balik atau tanggapan dari
masyarakat. Cara yang dilakukan anggota BPD adalah
dengan mengumpulkan masyarakat dengan bertemu tatap
muka, karena tentunya aspirasi individu yang satu dengan
yang lainya tentunya aspirasi masyarakat tidaklah sama di
suatu Dusun. Disitulah akan ditentukan rencana
pembangunan yang mewakili setiap Dusun dengan
nantinya akan ditetapkan pembangunan yang diprioritaskan
dan perlu di Desa.

52
Muhtar H.Idris, Wawancara, Desa Bolo 28 Agustus 2023

33
Gambar 1 Partisipasi masyarakat dalam
menyampaikan aspirasi

Berdasarkan pengamatan terhadap penyerapan


aspirasi masyarakat terlihat bahwa partisipasi masyarakat
dalam pembangunan memiliki pemahaman dalam peran
dan fungsi BPD dengan memberikan gambaran bahwa
pembangunan tidak akan berhasil tanpa partisipasi dan
antusias masyarakat dalam memberikan aspirasi yang dapat
membangun Desa.53
Partisipasi masyarakat sangat diperlukan karena dapat
menunjang terciptanyan kesejahteraan Desa, Badan
Permusyawaratan Desa berhak menerima segala saran atau
masukan atas keinginan masyarakat. Keinginan-keinginan
tersebut disimpan dan dimasukkan dalam rapat BPD, dan
membahas Musrenbang Desa, dimana bebagai bentuk
usulan yang akan diajukan oleh masing-masing Dusun akan
ditindaklanjutin dengan musyawarah Desa (Musdes).
Kemudian BPD melakukan penyaluran aspirasi yang sudah
di musyawarahkan yang mana hasil musyawarah dari
program apa yang dibutuhkan dan di anggarakan. Seperti
yang dikatakan dari beberapa informan yaitu ketua BPD,
“Sahbudin mengatakan bahwa dalam menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat, kami melakukan
kegiatan dengan cara musyawarah Dusun (Musdus)
dengan bertatap muka langsung, lalu dimasukan dalam
rencana pemerintah jangka menengah (RPJM) yang

53
Observasi, Badan Permusyawaratan Desa, 27 Agustus 2023

34
nantinya akan dilakukan musyawarah Desa
(Musdes)”.54
Responden dari Informan kedua Tokoh masyarakat,
“Ridwan mengatakan bahwa BPD melakukan
pertemuan dengan masyarakat untuk menanyakan
aspirasi lalu menyalurkan aspirasi kami dengan rapat-
rapat Desa dan berbagai pertemuan lainya”.55
Informan ketiga dari kepala Desa,
“Muhtar H.Idris mengatakan bahwa dalam
menjalankan fungsi BPD memiliki kemajuan yang
cukup besar dalam menyalurkan aspirasi masyarakat
terutama dalam hal kegiatan yang paling dibutuhkan
Desa”.56
Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
kehadiran BPD sangat bermanfaat karena dapat menyerap
dan menyalurkan aspirasi masyarakat untuk menunjang
pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan melalui sosialisasi dan pertemuan, masyarakat akan
memiliki pemahaman dan inisiatif untuk berpartisipasi
dalam program yang di agendakan.
c. Melakukan pengawasan kinerja kepala Desa
Pengawasan merupakan wewenang dari Badan
Permusyawaratan Desa dalam melakukan pengontrolan
terhadap setiap ketentuan peraturan dan kegiatan
pemerintah Desa.
Pembuatan perencanaan pembangunan Desa yang
berkaitan dengan program atau proyek Desa, Kepala Desa
bekerjasama dengan BPD dalam rencana jangka panjang
menengah (RJPM), sehingga akan terjadi hubungan baik
pemerintah Desa. Dalam melakukan pengawasan kinerja
kepala Desa, setiap akhir tahun anggaran Pemdes akan
mengeluarkan surat yakni laporan keterangan
penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada badan
54
Rukmini, Wawancara, Desa Bolo 19 Agustus 2023
55
Ridwan, Wawancara, Desa Bolo 20 Agustus 2023
56
Muhtar H.Idris, Wawancara, Desa Bolo 29 Agustus 2023

35
permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran. BPD
dalam mengawasi kinerja kepala Desa belum maksimal
karena tidak terlalu mengawasi hanya melihat laporan
anggaran. Seperti yang dikatakan oleh ketua BPD Desa
Bolo,
“Sahbudin mengatakan bahwa dalam proses
pengawasan tidak terlalu dipermasalahkan, karena
kepala Desa mampu bekerjasama dengan BPD dan
kalaupun ada hal-hal yang kurang berkenan maka kami
akan melakukan dengan cara terbuka atau melakukan
dialog secara langsung”.57
Hal ini dibenarkan oleh kepala Desa Bolo,
“Muhtar H.Idris mengungkapkan BPD sebagai unsur
lembaga yang paling dekat dengan masyarakat, sesuai
tujuan dibentuknya BPD dapat terwujud suatu proses
demokrasi yang baik dimulai dari sistem pemerintah
yang kecil dengan komunikasi yang baik”.58
Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
pengawasan yang dilakukan BPD dalam kinerja kepala
Desa tidak terlalu dipersoalkan, Dalam hal itu pengawasan
yang dilakukan BPD mempertimbangkan dengan cara
komunikasi yang baik.
2. Program Kegiatan Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan Desa merupakan lembaga yang
memiliki tugas dan fungsi bagi kelancaran kegiatan pelaksanaan
pembangunan Desa, dengan melihat kondisi masyarakat
sekarang yang memiliki kehidupan social dan partisipasi yang
sangat tinggi.
Masyarakat sudah banyak berpartisipasi dalam kegiatan
BPD khususnya dalam pembangunan Desa, BPD memberi
masyarakat ruang untuk menyampaikan aspirasi dan anggota
BPD turun melakukan sosialisasi supaya masyarakat dapat
berpartisipasi dalam kegiatan atau program dengan hasil aspirasi

57
Sahbudin, Wawancara, Desa Bolo 30 Agustus 2023
58
Muhtar H.Idris, Wawancara, Desa Bolo 26 Agustus 2023

36
masyarakat yang dirancang dalam musyawarah dan mufakat
Desa.
a. Renovasi lapangan sepak bola
Melihat banyaknya lapangan setiap Desa yang sangat
memadai untuk dijadikan suatu perlombaan, dengan melihat
kondisi lapangan yang sangat parah memungkinkan dalam
fungsi yang di emban BPD adalah menampung aspirasi
masyarakat dapat dijalankan dengan kegiatan memperbaiki.
Partisipas masyarakat sangatlah penting dalam program
kegiatan yang telah disepakati bersama melalui musyawarah
dan mufakat. Melalui partisipasi dalam bentuk fisik maupun
materi dapat memberikan suatu hal yang positif untuk
keberhasilan pembangunan.
“Haerul mengatakan dengan melihat sebentar lagi akan
mengadakan perlombaan sepak bola kabupaten
dialapangan Bolo, kami mengajukan aspirasi supaya
hal yang diinginkan masyarakat terwujud”.59
Hal ini diperkuat oleh ketua BPD
“Sahbudin mengatakan bahwa partisipasi dan antusias
masyarakat dalam mengadakan perlombaan untuk
memeriahkan Desa sangatlah besar, kami BPD sebagai
tempat untuk menyalurkan aspirasi masyarakat kami
menyepakati dalam merancang pembangunan Desa”.60
Hasil dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
mengadakan suatu program atau kegiatan, BPD melihat
situasi dan kondisi Desa dengan mempertimbangkan untuk
kesejahteraan masyarakat. Partisispasi dan antusias
masyarakat sangat diperlukan untuk membantu kinerja BPD
sesuai fungsi yang dijalankan.
b. Pengadaan Air Bersih
Melihat dari keadaan yang di mana banyak masyarakat
yang membeli air galon dan kurangnya bersih air yang
digunakan masyarakat, dimana ada tempat pengaliran air
bersih di salah satu rumah masyarakat. Maka dari itu
59
Haerul, Wawancara, Desa Bolo 28 Agustus 2023
60
Sahbudin, Wawancara, Desa Bolo 19 Agustus 2023

37
masyarakat dan PEMDES untuk melakukan bor Air di
suatu Dusun yang ada di Desa Bolo tersebut, dan dampak
cukup signifikan semenjak adanya air bor ini masyarakat
tidak kesulitan lagi air bersih.

Gambar 2 Pengadaan air bersih


“Yani mengatakan dengan adanya pembuatan atau
pengadaan air bersih, kami tidak lagi banyak membeli
air galon yang tiap minggu mengeluarkan begitu
banyak pengeluaran”.61
Senada dengan masyarakat yang lain,
“Fatmah mengatakan adanya air bersih ini kami
masyarakat yang sudah tua bisa menjaga kesehatan
kami dan tidak terus menerus memanaskan terlebih
dahulu”.62
Hasil dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam mengadakan suatu program atau kegiatan, BPD
dapat melihat situasi dan kondisi Desa dengan
mempertimbangkan untuk kesejahteraan masyarakat
dengan melalui program yang dibutuhkan.
3. Layanan BPD kepada masyarakat
Komunikasi BPD dengan melakukan agenda pertemuan
melalui komunikasi dua arah yang memiliki umpan balik atau
tanggapan mempunyai pengaruh dalam menyerap aspirasi
masyarakat, dan dapat memberikan pemahaman peran dan
fungsi yang di emban BPD. Dalam suatu pelayanan masyarakat
dapat berpartisipasi dalam suatu kegiatan dan antusias untuk

61
Yani, Wawancara, Desa Bolo 30 Agustus 2023
62
Fatmah, wawancara, desa bolo 13 agustus 2023

38
memberikan aspirasi yang dibutuhkan Desa dalam menunjang
pembangunan Desa.
Komunikasi sangat penting dalam memberikan pemahaman
kepada masyarakat dengan melihat partisipasi dan antusias
masyarakat dalam memahami peran dan fungsi BPD, dengan
melaui fasilitas dan kenyamanan masyarakat dapat
berpartisipasi mendukung dalam hal pembangunan Desa.
Seperti wawancara yang dilakukan peneliti beberapa informan
masyarakat yaitu,
“Nurwahidah mengatakan bahwa Selama ini ada fasilitas
kantor maupun tempat tersendiri yang dimiliki oleh BPD
yang ada di Desa Bolo ini, jadi masyarakat gampang
menyampaikan keluhan atau yang kurang di Desa langsung
lewat BPD”.63
Informan lain yaitu masyarakat,
“Fatimah mengatakan bahwa Anggota BPD sering duduk
berbincang dengan masyarakat bertatap muka secara
langsung di tempat-tempat ngopi dan kegiatan seperti
hajatan dan pengajian”.64
Senada dengan salah satu masyarakat yaitu,
“ Nuriah mengatakan bahwa Tahun ini banyak aspirasi
kami yang sudah tersalurkan oleh BPD dan sering saya ikut
duduk, apa-apa yang menjadi tugas dan fungsinya sebagai
anggota BPD tidak terdapat kesalapahaman, jadi
masyarakat awam tidak sekolah bisa mengetahui anggota
dan tugasnya BPD”65.
Hal ini diperkuat oleh kepala Desa Bolo yaitu,
“Muhtar H,Idris mengatakan bahwa BPD sangat berperan
aktif untuk masyarakat selalu berkomunikasi di tempat-
tempat umum dan sosialisasi kepada masyarakat, dengan
keberadaan BPD sebagai tempat untuk menampung
sekaligus menyalurkan aspirasi masyarakat khususnya
dalam pembangunan desa, dan banyak masyarakat yang
63
Nurwahidah, Wawancara, Desa Bolo, 26 Agustus 2023
64
Fatimah, Wawancara, Masyarakat Desa Bolo, 15 Agustus 2023
65
Nuriah, Wawancara, Masyarakat Desa Bolo, 18 Agustus 2023

39
berpartisipasi dalam kegiatan yang di bangun oleh BPD
dengan hasil rapat musyawarah mufakat Desa”.66
Dari hasil wawancara dengan informan di atas memberikan
gambaran bahwa masyarakat sudah banyak mengetahui fungsi
yang di emban oleh BPD walaupun tidak sepenuhnya, oleh
karena itu komunikasi dan sosialisasi sangat penting secara rutin
mengenai kedudukan dan fungsi BPD kepada masyarakat,
sehingga tidak akan terjadi kesalapahaman, dengan demikian
secara perlahan akan mengarah kepada peningkatan perhatian
dan antusias masyarakat dalam memberikan dukungan kepada
badan permusyawaratan Desa (BPD).
C. Analisis Pemahaman Masyarakat Terhadap Peran Dan Fungsi
BPD
Pemahaman masyarakat sangat diperlukan dalam
mengetahui tugas dan fungsi yang di emban oleh badan
permusyawaratan Desa, untuk memberikan suatu pemahaman
perlu adanya suatu kegiatan yang dilakukan. BPD adalah suatu
lembaga yang memiliki peran penting di tengah masyarakat yang
berfungsi untuk menggali, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat. Tugas yang dilakukan perlu adanya partisipasi dari
masyarakat untuk berperan aktif demi terwujudnya pembangunan
masyarakat sejahtera.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di BPD Desa
Bolo Kecematan Madapangga Kabupaten Bima, yang merupakan
lembaga yang berfungsi untuk membahas dan menyepakati
peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat,
dan mengawasi kinerja kepala Desa. Hal ini sangat penting untuk
memberikan pemahaman kepada masyarakat supaya tidak terjadi
kesalapahaman dalam menanggapi suatu peran dan fungsinya.
Tugas yang di emban pemerintah Desa adalah bagaimana
menciptakana kehidupan demokratik dalam masyarakat, dengan
memberikan pelayanan sosial yang baik sehingga membawa
masyarakatnya pada kehidupan yang sejahtera, rasa tentram, dan
berkeadilan dapat terjaga. Fungsi BPD yang ditetapkan
berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014, pasal 55, Permendagri No. 110
66
Muhtar H. Idris, Wawancara, Kepala Desa Bolo, 13 agustus 2023

40
Tahun 2014. Fungsi Badan Permusyawaratan Desa dibagi tiga,
membahas dan menyepakati rancangan peraturan Desa bersama
kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat,
dan pengawasan kinerja kepala Desa. Berdasarkan fungsinya,
dalam konteks tata kelola roda pemerintahan Desa, BPD sangat
berperan penting dalam hal memberdayakan masyarakat agar dapat
dilihat tercapainya keberhasilan Desa dalam hal pembangunan dan
pengelolaan aset diperlukan tata kelola pemerintahan Desa yang
bisa berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tugas
fungsinya sebagai Badan Permusyawaratan Desa, untuk
menyelenggarakan pemerintahan Desa serta pembangunan Desa
sesuai rumah tangga masing-masing Desa.67
1. Membahas dan menyepakati rancangan peraturan Desa Bersama
Kepala Desa
Badan Permusyawaratan Desa sebagai badan legislasi
mempunyai hak untuk mengajukan rancangan peraturan Desa,
merumuskanya dan menetapkanya bersama pemerintah Desa.
Pembuatan peraturan Desa sangat penting, karena Desa yang
sudah dibentuk harus memiliki landasan hukum dan
perencanaan yang jelas dalam setiap aktivitasnya. Peraturan
Desa yang dibuat harus berdasarkan atas masalah yang ada dan
masyarakat menghendaki untuk dibuat peraturan Desa sebagai
upaya penyelesaian permasalahan.68
Dalam pembuatan peraturan Desa baik yang datangnya dari
anggota BPD maupun dari kepala Desa dituangkan dalam
rancangan peraturan Desa melalui usulan masyarakat.
Pembahasan peraturan Desa ditetapkan dengan cara
musyawarah dan mufakat dengan melalui aspirasi masyarakat
dengan melihat kondisi yang ada di Desa. Rancangan tersebut

67
Anggi Utami, Analisis Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Di Desa Tualang Kecamatan Tualang Kabupaten Siak, (Skripsi, Program Studi
Administrasi Negara Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim 2013), hlm. 10-11
68
Boliadi Sahupala, Fungsi Badan Permusyawaratan Desa Di Desa
Gela Kecematan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku
Utara, (Skripsi, Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Social Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makasar 2021), hlm. 6

41
diserahkan kepada Desa untuk dijadikan sebuah peraturan Desa.
Dalam menjalankan fungsi pelaksanaan peraturan Desa
berpedoman pada kebijakan yang telah disepakati bersama.
2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat
Menampung aspirasi masyarakat yaitu menangani dan
menyalurkan aspirasi yang diterima dari masyarakat yang
dilakukan di secretariat BPD, diadministrasikan dan
disampaikan dalam musyawarah Desa dengan pasal 34 ayat 1
dan 2. Dalam penyampaian aspirasi ada 3 cara bagi masyarakat
yaitu penyampaian langsung kepada BPD, penyampaian melalui
forum warga, dan penyampaian melalui pertemuan tingkat
Desa.69
Dalam menyerap aspirasi masyarakat, BPD melakukan
sosialisasi dan mengadakan pertemuan tatap muka langsung
supaya memiliki umpan balik atau tanggapan dari masyarakat.
Partisipasi masyarakat dalam menuangkan aspirasi dapat
membantu BPD dalam melaksanakan fungsinya. Cara yang
dilakukan anggota BPD adalah dengan mengumpulkan
masyarakat karena tentunya aspirasi individu yang satu dengan
yang lainya tentunya aspirasi masyarakat tidaklah sama.
Disitulah akan ditentukan rencana pembangunan yang mewakili
setiap Dusun dengan nantinya akan ditetapkan pembangunan
yang diprioritaskan di Desa.
3. Mengawasi kinerja kepala Desa
Pengawasan merupakan pengajuan keseluruhan elemen
apakah terlaksana berdasarkan rencana yang ditetapkan
sebelumnya dengan pengarahan yang dilakukan dalam
menetapkan uraian kinerja dan pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditentukan yang ditetapkan. Pengawasan

69
Syarifah Devi Isnaini Assegaf, Pelaksanaan Fungsi Badan
Permusyawaratan Desa Di Desa Gentung Kabupaten Pangkep, (Skripsi, Program
Studi Hukum Administrasi Negara Fakultas Hokum Universitas Hasanuddin
Makassar 2017), hlm. 45-46

42
adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang
terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.70
Dalam pembuatan perencanaan pembangunan Desa yang
berkaitan dengan proyek Desa, Kepala Desa bekerjasama
dengan BPD dalam rencana jangka panjang menengah,
sehingga akan terjadi hubungan baik pemerintah Desa Dalam
melakukan pengawasan kinerja kepala Desa.

BAB III
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN BPD
DALAM MENAMPUNG ASPIRASI MASYARAKAT
UNTUK PEMERATAAN PEMBANGUNAN
MASYARAKAT SEJAHTERA

A. Komunikasi Pembangunan BPD Dalam Menampung Aspirasi


Masyarakat Untuk Pemerataan Pembangunan Masyarakat
Sejahtera Di Desa Bolo Kecamatan Madapangga Kabupaten
Bima
1. Komunikasi Dua Arah (Two way traffic communication)
BPD sebagai penampung dan penyalur aspirasi masyarakat
pasti melakukan komunikasi pembangunan bersama
masyarakat. Sebelum terlaksananya suatu program-program

70
Boliadi Sahupala, Fungsi Badan Permusyawaratan Desa Di Desa
Gela Kecematan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku
Utara, (Skripsi, Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Social Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makasar 2021), hlm. 21

43
pembangunan ini, BPD Desa Bolo melakukan perencanaan
program pembangunan terlebih dahulu, karena segala sesuatu
yang dilakukan baik bersifat materi ataupun fisik tentu hal itu
membutuhkan perencanaan. Dalam melekukan perencanaan ini
komunikasi yang baik itu perlu dilakukan oleh BPD sebagai
salah satu usaha yang akan dilakukan agar program bisa
berjalan dengan baik. Dalam melakukan komunikasi
pembangunan, BPD bukan hanya berkomunikasi dengan
masyarakat saja melainkan dengan kepala Desa dan semua
jajaran pada pemerintah Desa. Adapun komunikasi
pembangunan antara pemerintah Desa dan BPD oleh kepala
Desa Bolo,
“Muhtar H.Idris mengatakan bahwa BPD sebagai mitra
Desa Bolo selalu berkomunikasi tentang program
pembangunan yang dilakukan yang dimana BPD
menampung aspirasi masyarakat yang merujuk pada
pembangunan Desa.”71
Dari hasil wawancara dari kepala Desa Bolo di atas menunjukan
bahwa pembangunan ini sangat penting untuk diterapkan di
Desa. Karena dengan program inilah yang akan menentukan
kesejahteraan masyarakat kedepanya. Maka komunikasi sangat
penting untuk diperhatikan.
Komunikasi sesuatu hal yang penting dalam melakukan
pendekatan dengan masyarakat. Dengan komunikasi
pembangunan, BPD dan masyarakat bisa saling menyampaikan
tentang pembangunan Desa untuk kesejahteraan masyarakat itu
sendiri. Mengenai pentingnya komunikasi diungkapkan oleh
slah seorang masyarakat,
“Rukmini mengatakan bahwa komunikasi itu sangat
penting bagi BPD sebagai penampung aspirasi masyarakat
serta penyalur aspirasi masyarakat. Dengan komunikasi
yang baik masyarakat akan mudah memahami dan tidak
menimbulkan kesalapahaman dan berujung konflik, karena
masyarakat Desa Bolo tidak semua berpendidikan”.72
71
Muhtar H.Idris, Wawancara, 6 September 2023
72
Rukmini, Wawancara, 9 September 2023

44
Hasil observasi yang dilakukan peneliti mengenai menampung
aspirasi masyarakat dengan melalui komunikasi pembangunan
yang dilakukan BPD di Desa Bolo, dalam pelaksanaan
pengumpulan aspirasi dilakukan beberapa tahap dengan
komunikasi pembangunan BPD dengan masyarakat sangat
efektif , disebabkan BPD sangat terbuka dengan masyarakat
mengenai jalanya pemerintah serta BPD menjalankan fungsinya
dengan baik sebagai penampung aspirasi masyarakat.73
a. Mengadakan pertemuan
Dalam pembangunan Badan permusyawaratan Desa
mengadakan pertemuan dengan masyarakat suapaya
memiliki umpan balik dengan tujuan untuk tujuan
menyerap aspirasi masyarakat sehingga pembangunan Desa
sesuai kondisi masyarakat dan potensi Desa. Dalam hal
pertemuan BPD melakukan jadwal pertemuan dan
memberitahu kepada masyarakat resmi kepada masyarakat
dalam agenda pertemuan melalui pengumuman di setiap
Dusun yang ada di Desa. Partisipasi masyarakat dalam
aspirasi sangat berpengaruh dalam membuat peraturan
Desa karena dapat melihat keadaan yang terjadi di Desa
Bolo.
“Sahbudin mengatakan kami sebagai BPD melakukan
pertemuan dengan komunikasi secara langsung supaya
memilki tanggapan dan respon dari masyarakat dalam
hal aspirasi”.74
b. Melakukan sosialisasi
Setelah peraturan Desa disahkan mengenai
pembangunan Desa, yang dilakukan BPD langkah
selanjutnya adalah menyebarluaskan kepada masyarakat
dengan mengadakan pertemuan kembali yang diwakili oleh
tokoh masyarakat yaitu ketua RT, Kepala Dusun dan pihak
lainya.75

73
Observasi, Desa Bolo 9 September 2023
74
Sahbudin, Wawancara, 28 Agustus 2023
75
Sahbudin, Wawancara, Desa Bolo 5 September 2023

45
“Dalam penyebarluasan program Desa, BPD
mengadakan pertemuan kelompok dengan
76
mengundang elemen yang ada di Desa Bolo”.
Dalam melakukan sosialisasi BPD sedikit mengalami
hambatan, karena sebagian masyarakat ada yang
memikirkan Dusunya untuk diadakan kegiatan dan di
anggarakan, sementara BPD harus melihat potensi yang
benar dibutuhkan dan diutamakan oleh masyarakat
walaupun semua aspirasi dari tiap Dusun adalah hal yang
penting, tetapi hal yang tidak mungkin semua
terealisasikan. Seperti yang dikatakan ketua BPD
“Sahbudin mengatakan bahwa ada sebagian Dusun
yang merasakan kecemburuan karena salah satu Dusun
aspirasinya terealisasikan walaupun sebenarnya kita
sudah memusyawarahkan. BPD juga melihat sesuai
anggaran dalam memprogramkan suatu kegiatan,
nggak mungkin semuanya aspirasi tiap Dusun itu
dalam 1 Tahun itu kita programkan semua ”.
Hasil dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam 1 tahun aspirasi yang diprogramkan oleh BPD sesuai
dengan anggaran yang ada dan aspirasi yang belum
terealisasikan akan diprogramkan di Tahun berikutnya.

Tabel 3.1
Aspirasi Tiap Dusun
No. Nama Dusun Aspirasi Terealisasi
1. Dusun Matahari Pengadaan Air Bersih Sudah
2. Dusun Melati Perbaikan Saluran/GOT Sudah
3. Dusun Kamboja Perbaikan Gang Belum
4. Dusun Anggrek Perbaikan Gang Belum
5. Dusun Mawar - -

2. Komunikasi Kelompok Dalam Masyarakat


Semua aspirasi masyarakat ditampung oleh BPD dengan
membuat rencana umum atau garis besar tentang pembangunan
76
Sahbudin, Wawancara, 20 Agustus 2023

46
mana yang diprioritaskan dalam periode tahun ini.Proses yang
dilakukan oleh BPD dalam menjawab aspirasi masyarakat
diserap secara langsung sesuai kebutuhan warga di setiap Dusun
dengan melalui musyawarah Dusun (Musdus), melibatkan
tokoh-tokoh di wilayah Dusun tersebut. Kemudian aspirasi
masyarakat dibahas internal oleh BPD bersama Pemdes dalam
forum Musdes dan rencana program jangka menengah Desa
(RPJMDes), Tahap selanjutnya akan dituangkan lewat rencana
kerja pemerintah Desa (RKPDes). Setelah adanya tahapan
perencanaan yang diupayakan oleh BPD baru
dilaksanakan/direalisasikan apa yang menjadi aspirasi
masyarakat di Desa Bolo dengan menyebarluaskan hasil dari
aspirasi masyarakat melalui rapat Desa.77
Rancangan yang sudah disusun dalam perencanaan
pembangunan Desa (Musrenbang), Kemudian ditindaklanjutin
dengan musyawarah Desa (Musdes) dengan menetapkan atau
mengesahkan pembangunan Desa melalui aspirasi masyarakat
yang dapat diprioritaskan atau di anggarakan.
“Dalam mengambil keputusan tentang pembangunan Desa
adalah wewenang penuh dari BPD dan kepala Desa,
sebelum mengesahkan suatu program yang diagendakan,
kita melakukan musyawarah mufakat dengan mengundang
elemen yang ada di Desa Bolo”.78
B. Analisis Komunikasi Pembangunan BPD Dalam Menampung
Aspirasi Masyarakat Untuk Pemerataan Pembangunan
Masyarkat Sejahtera Di Desa Bolo Kecamatan Madapangga
Kabupaten Bima
Komunikasi pembangunan merupakan proses komunikasi
yang digunakan untuk membangun yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, pemahaman, partisipasi, dan dukungan
masyarakat terhadap program-program pembangunan yang sedang
dilaksanakan. Ini melibatkan masyarakat dan pemerintah Desa
supaya hubungan yang kuat bisa mencapai perkembangan dan
kesejahteraan masyarakat.
77
Sahbudin, Wawancara, Desa Bolo 6 September 2023
78
Sahbudin, Wawancara, 23 Agustus 2023

47
1. Komunikasi Dua Arah (Two way traffic communication)
Manusia adalah mahluk yang bergantung. Sehingga, tidak
bisa hidup secara mandiri dan pasti akan membutuhkan orang
lain untuk mengatasi kendala yang ada dalam kehidupanya,
sehingga manusia biasa disebut sebagai mahluk sosial. Dalam
menjalani kehidupan social tersebut, sesorang memerlukan
sebuah fasilitas serta cara untuk membantunya mempermudah
untuk masuk dalam ranah sosial tersebut.79 Pengumpulan
aspirasi dalam mewujudkan kemajuan Desa, BPD dapat
mendengarkan suara masyarakat dan memahami kebutuhan
serta harapan dari masyarakat. Dengan memastikan bahwa
masyarakat berpartisipasi dalam mewujudkan kesejahteraan
Desa.
a. Mengadakan pertemuan
Dalam menyerap aspirasi masyarakat dengan
pertemuan, komunikasi yang digunakan BPD adalah
komunikasi dua arah yang memiliki umpan balik atau
tanggapan. Partisipasi masyarakat dan komunikasi sosial
pembangunan memiliki kaitan erat dalam konteks
perencanaan dan pelaksanaan pembanguna. Komunikasi
pembangunan partisipatif sebagai pendekatan alternative
dapat dipandang sebagai sarana ampuh untuk
memfasilitasi proses-proses partisipatif bila sejalan
dengan dinamika pembangunan ditingkat lokal. 80 Dari
komunikasi antara BPD dengan masyarakat Desa Bolo
memang terjadi komunikasi dua arah. Dengan BPD
melakukan pertemuan dengan mendapatkan tanggapan
dari masyarakat. Dimana BPD disini sebagai komunikator
yang melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum
melakukan komunikasi kepada masyarakat agar
komunikasi berjalan lancar.

79
Kamaruddin, Komunikasi Social Dan Pembangunan, (Riset, Program
Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Social Ilmu Politik Universitas
Malikussaleh, 2010-2015), Hlm. 25
80
Hadiyanto, Komunikasi Pembangunan Partisipatif, Jurnal
Komunikasi Pembangunan, Vol. 06, No. 2, Juli 2008, Hlm. 83

48
Dalam pemerataan pembangunan di Desa,
pemerintah melibatkan partisipasi masyarakat untuk
menumbuhkan kesadaran bahwa pada dasarnya
pembangunan Desa menggunakan prinsip dilakukan oleh
pihak bersama-sama mengemban amanah dari
masyarakat.81 Komunikasi tetap dianggap sebagai
perpanjangan tangan para perencana pemerintah, dan
fungsi utamanya adalah untuk mendapatkan dukungan
masyarakat dan partisipasi dalam pelaksanaan rencana-
rencana pembangunan.82 Melalui komunikasi
pembangunan yang dilakukan BPD dengan menggunakan
komunikasi dua arah dapat efektif berjalan dengan baik
karena memiliki umpan balik untuk mengetahui
tanggapan dan saran dari masyarakat.
b. Melakukan sosialisasi
BPD berperan baik sebagai konsultan, Ataupun
bahkan penampung aspirasi warga demi menuju
pembangunan yang Sejahtera. Sebagai penggerak aspirasi
masyarakat BPD turun langsung dalam meningkatkan
partisipasi dan komunikasi pembangunan terjalin dengan
baik. Pentingnya suatu komunikasi BPD dengan
masyarakat mengarahkan kepada masyarakat dalam
proses pembangunan dalam peningkatan kemajuan Desa.
Partisipasi masyarakat dalam komunikasi sosial
pembangunan memiliki kaitan erat dalam konteks
perencanaan dan pelaksanaan pembanguna, dengan
menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang
program atau kebijakan pembangunan yang direncanakan.
Komunikasi pembangunan partisipatif sebagai pendekatan
alternative dapat dipandang sebagai sarana ampuh untuk

81
St.Ainun Mardiyah, Analisis Peran Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di Desa Pao Kecematan
Tombolopao Kabupaten Gowa, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 12, No. 2, Juli
2019, Hlm. 109
82
Susan Daniel, Komunikasi Social Program Pembangunan Masyarakat
Dalam Perspektif Terkini, Jurnal Ilmiah, Vol. 12, No. 2, Juli-Desember 2021,
Hlm. 172

49
memfasilitasi proses-proses partisipatif bila sejalan
dengan dinamika pembangunan ditingkat lokal.83 Melihat
kembali hasil dari program yang ditetapkan dengan
menggerakan partisipasi masyarakat melalui sosialisai
kembali.
Pernyataan tersebut selaras dengan asumsi teori
pembangunan bahwa melibatkan masyarakat secara
langsung akan membawa dampak penting dengan
rumusan perencanaan karena semakin banyak jumlah
yang terlibat, maka akan semakin baik, meningkatkan
kesadaran dan keterampilan politik masyarakat. Sehingga
partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan keputusan
dan kebijakan organisasi dengan memberi kesempatan
kepada masyarakat dalam mengemukakan pendapatnya
untuk menilai suatu rencana atau program yang akan
ditetapkan.
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial
setidaknya mengandung makna bahwa komunikasi itu
penting untuk membangun konsep-konsep diri kita ,
aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, menghindari tekanan dan
keteggangan antara lain melalui komunikasi yang
menghibur dan memupuk hubungan dangan orang lain. 84
Dalam memberikan penyadaran dan pengaruh kepada
masyarakat, Melalui fasilitas dan kenyamanan yang
diberikan akan berpengaruh dengan kesadaran dan
partisipasi masyarakat dalam fungsi yang diemban BPD.
Setelah peraturan Desa disahkan, yang dilakukan BPD
langkah selanjutnya adalah menyebarluaskan kepada
masyarakat dengan mengadakan pertemuan kembali yang
diwakili oleh tokoh masyarakat yaitu ketua RT, Kepala
Dusun dan pihak lainya.85
83
Hadiyanto, Komunikasi Pembangunan Partisipatif, Jurnal
Komunikasi Pembangunan, Vol. 06, No. 2, Juli 2008, Hlm. 83
84
Deddy Mulyanah, Ilmu Komunikasi Suatu Penbgantar, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2015), Hlm. 6
85
Sahbudin, Wawancara, Desa Bolo 5 September 2023

50
2. Komunikasi Kelompok Dalam Masyarakat
Dalam musyawarah Desa, BPD menggunakan komunikasi
kelompok yang dimana di dalamnya memiliki komunikasi
umpan balik dengan mengundang masyarakat untuk
berkumpul dalam mendengarkan aspirasi masyarakat.
Komunikasi kelompok itu sendiri adalah kelompok kecil, yaitu
perwakilan masyarakat yang ikut musyawarah Desa untuk
melakukan aktivitas tukar pendapat mengenai pembangunan
Desa.86
Musyawarah Desa atau yang disebut forum musyawarah
antara BPD, pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh BPD untuk memusyawarahkan
perencanaan pembangunan Desa dan menyepakati hal yang
bersifat strategis dalam penyelenggaraan pemerinah Desa.
Hasil musyawarah Desa dalam bentuk kesepakatan yang
dituangkan dalam keputusan hasil musyawarah dijadikan dasar
oleh BPD dan pemerintah Desa dalam menetapkan kebijakan
Desa.87 Namun pada hakekatnya yang memulai percakapan
adalah komunikator utama, komunikator utama mempunyai
tujuan tertentu melalui proses komunikasi tersebut, prosesnya
dialogis, serta umpan balik terjadi secara langsung.88
Pada musyawarah perencanaan pembangunan Desa ada
relevansi dalam teori pembangunan sebagai salah satu cara
yang ditempuh untuk memastikan bahwa rencana yang
disusun dapat diterima oleh publik untuk membangun
kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan Desa, dengan
memetakan potensi dan sumber pembangunan yang tersedia

86
Yogo Nugroho, Pola Komunikasi Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui
Pembangunan Desa di Kelurahan Tepisari, Kabupaten Sukaharjo Jawa Tengah,
(Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta), hlm. 71
87
Lidiyapratiwi, Analisis Kedududkan Badan Permusyawaratan Desa
Dalam System Pemerintahan Desa Dikaitkan Dengan Upaya Percepatan
Pembangunan Desa Studi Di Desa Tanah Rakyat Kecamatan Pulo Bandring
Kabupaten Asahan, Jurnal Ilmiah, Vol. 2, No. 1, Januari 2022, Hlm. 2
88
Siahaan S.M, Komunikasi Pemahaman dan Penerapanya, (Jakarta :
BPK Gunung Mulia,1991) hlm. 173

51
dengan tujuan musrenbang Desa untuk menfasilitasi
keterlibatan berbagai pihak melalui proses dialog dan
berdiskusi.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pokok masalah yang di teliti dalam skripsi ini,
Maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemahaman masyarakat terhadap peran dan fungsi BPD melalui
program dan kegiatan pembangunan Desa, partisipasi
masyarakat dan antusias dengan memberikan layanan untuk
masyarakat melalui musyawarah dan mufakat dengan
mengidentifikasi kebutuhan Desa dan masyarakat, sesuai fungsi
yang diemban dengan membahas dan menyepakati rancangan
peraturan Desa bersama kepala Desa melalui aspirasi
masyarakat, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat
dengan mengadakan pertemuan, dan mengawasi kinerja kepala
Desa dengan melalui transparansi anggaran dana Desa.
2. Komunikasi pembangunan BPD dalam menampung aspirasi
masyarakat melalui fungsi yang di emban dengan melakukan
pertemuan menggunakan komunikasi dua arah tatap muka
secara langsung, melakukan musyawarah Desa dengan

52
komunikasi kelompok dan melakukan sosialisasi dengan
menyerap aspirasi masyarakat.
B. SARAN
1) Untuk Badan Permusyawaratan Desa
a. Diharapkan agar anggota badan permusyawaratan Desa
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat selalu
kompak dan terus melakukan pertemuan untuk menggali
aspirasi masyarakat dan memberikan layanan atau program
yang terbaik supaya masyarakat dapat berpartisipasi dan
memahami peran dan fungsi BPD.
b. Diharapkan BPD dapat berkomunikasi dalam Menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat dengan melihat
terlebih dahulu kebutuhan masyarakat dengan melakukan
sosialisasi tatap muka dan mengidentifikasi lebih dalam
untuk pembangunan Desa.
2) Untuk Kepala Desa
a. Untuk kedepanya, diharapkan setiap dana Desa selalu di
transparansi supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam
suatu program pembangunan Desa dan supaya terjalin
kerjasama yang baik.
b. Diharapkan lebih mengawasi dan memberikan saran untuk
BPD dalam hal membangun aspirasi masyarakat, sehingga
dapat terus memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya
sebagai lembaga penghubung lidah masyarakat.
3) Untuk Masyarakat
a. Diharapkan masyarakat lebih berperan aktif dalam
berpartisipasi untuk pembangunan Desa dan memberikan

53
aspirasi untuk membangun Desa yang sejahtera dan lebih
baik dari sebelumnya.
b. Diharapkan selalu berkomunikasi dengan BPD untuk
menyuarakan aspirasi yang dapat menunjang pembangunan
Desa dan menjalin kerjasama.
4) Untuk Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti komunikasi
pembangunan BPD dalam menampung aspirasi masyarakat,
dapat merumuskan masalah penelitian dengan
mempertimbangkan perspektif yang berbeda dari peneliti
sebelumnya. Peneliti selanjutnya dapat memilih pendekatan
penelitian kualitatif deskriptif untuk menggambarkan secara
detail dan mendalam tentang komunikasi pembangunan BPD
dalam menampung aspirasi masyarakat. Dengan cara ini
penelitian selanjutnya akan mampu memberikan kontribusi
yang lebih besar terhadap badan permusyawaratan Desa yang
lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

54
DAFTAR PUSTAKA
Buku/Jurnal

Andi Kardian Riva’I, Komunikasi Sosial dan Pembangunan: Tinjauan


Teori Komunikasi Dalam Pembangunan Sosial, Pekanbaru: Hawa
dan Ahwa, 2016.

Andy Corry Wardhani, Kontribusi Komunikasi Pada Teori Pembangunan,


Jurnal Mediator, Vol. 3, No. 2, 2002.

Anggi Saputra, Komunikasi Pembangunan Desa Sindangsari Dalam


Meningkatkan Partisipasi Sosial Masyarakat, Jurnal
Komunikation, Vol. 6, No. 1, April 2020.

Anggi Utami, Analisis Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Di


Desa Tualang Kecamatan Tualang Kabupaten Siak, (Skripsi,
Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ekonomi Dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2013.

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta : PT. Bumi Aksara,


2009.

55
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, Bandung : CV Pustaka Setia,
2008.

Boliadi Sahupala, Fungsi Badan Permusyawaratan Desa Di Desa Gela


Kecematan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi
Maluku Utara, Skripsi, Program Studi Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makasar 2021.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi


Metodologis Kearah Varian Kontemporer, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2017.

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2008.

Cosmas Gatot Haryono, Ragam Metode Penelitian Kualitatif Komunikasi,


CV Jejak, Anggota IKAPI, 2020.

Deddy Mulyanah, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2015.

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif,


Alfabeta:Bandung, 2013.

Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga,


Jakarta: PT. Reneka Cipta, 2004.

H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (-Ed.1, Cet.6),


Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010.

Hadiyanto, Komunikasi Pembangunan Partisipatif, Jurnal Komunikasi


Pembangunan, Vol. 06, No. 2, Juli 2008.

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT. Grafindo


Persada, 2005.

56
Imelda Dwi Yohanah, Pola Komunikasi Antara Guru Dengan Anak Didik
Pada Sekolah Dasar Model Inklusi, Jurnal Komunikasi, Vol. 8.
No. 2, September 2017.

Iswadi Purnama, Dkk, Badan Permusyawaratan Desa Sebagai Pengawas


Kinerja Kepala Desa Dalam Menyelenggarakan Pemerintah Desa,
Jurnal Transparansi Hukum, Vol. 5, No. 2, 2022.

Jogiyanto Hartono, Metode Pengumpulan Dan Teknik Analisis Data,


Bandung; Percetakan CV andi offset, 2018.

Kamaruddin, Komunikasi Social Dan Pembangunan, Riset, Program Studi


Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Social Ilmu Politik Universitas
Malikussaleh, 2010-2015.

Kementrian Agama RI, Komunikasi dan Informasi, Lajnah Patashihan


Mushaf Al-Qur’an, Oktober 2013.

Lexy J Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdaka, 2019.

Lexy Ji. Meleong, Penelitian Kualitatif, Bandung; PT Remaja Rosdakarya


Offset, 2012.

Lidiyapratiwi, Analisis Kedududkan Badan Permusyawaratan Desa Dalam


System Pemerintahan Desa Dikaitkan Dengan Upaya Percepatan
Pembangunan Desa Studi Di Desa Tanah Rakyat Kecamatan Pulo
Bandring Kabupaten Asahan, Jurnal Ilmiah, Vol. 2, No. 1, Januari
2022.

Onon Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung :


PT. Citra Aditya Bakti, 2000.

Onong Uchjana Effendy, Dasar-Dasar Komunikasi, Jakarta : Remaja


Doskarya, 1993.

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung : PT Remaja


Rosdakarya, 2004.

57
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung :
PT Remaja Rosdakarya, 2016.

Peinina Ireine Nindatu, Komunikasi Pembangunan Melalui Pemberdayaan


Masyarakat Untuk Pengentasan Kemiskinan, Jurnal Perspektif
Komunikasi, Vol.3, No.2, Desember 2019.

Rahman Husein Siregar, Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


Dalam Pembangunan Desa Di Kecamatan Badiri Kabupaten
Tapanuli Tengah, Jurnal Ilmu Administrasi, Vol. 6, No. 2, Mei
2019.

Rastiana Rajat, Efektivitas Komunikasi BPD Desa Lara Dalam


Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Desa Lara Kecematan Baebunta
Kabupaten Luwu Utara, Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makasar.

Samsul Rani, Strategi Komunikasi Dalam Pembangunan Desa Berbasis


Partisipatif, Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 15, No. 29, Juni 2016.

Siahaan S.M, Komunikasi Pemahaman dan Penerapanya, Jakarta : BPK


Gunung Mulia,1991.

St.Ainun Mardiyah, Analisis Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di Desa Pao Kecematan
Tombolopao Kabupaten Gowa, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol.
12, No. 2, Juli 2019.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,


Bandung :Alfabeta, 2003.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, Dan R&D, Bandung:CV. Alfabeta, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014.

58
Sumadi Dilla. Komunikasi Pembangunan, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media,2007.

Susan Daniel, Komunikasi Social Program Pembangunan Masyarakat


Dalam Perspektif Terkini, Jurnal Ilmiah, Vol. 12, No. 2, Juli-
Desember 2021, hlm. 172

Syarifah Devi Isnaini Assegaf, Pelaksanaan Fungsi Badan


Permusyawaratan Desa Di Desa Gentung Kabupaten Pangkep,
Skripsi, Program Studi Hukum Administrasi Negara Fakultas
Hokum Universitas Hasanuddin Makassar 2017, hlm. 45-46

Umbu Pariangu,’’Memoles Wajah Kapasitas dan Integritas Aparatur


Desa Dalam Bingkai UU Desa’’, TRANSISI 9, 2014.

Unang Sunarjo, Tinjauan Singkat Tentang Pemerintahan Desa dan


Kelurahan, Bandung: Tarsito Group, 1984.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang-Undang Republic Indonesia No. 32 Tahun 2004 Mengenai


Pemerintahan Daerah

V. Wiranto Sujatwen, Metodologi Penelitian, Yogyakarta : PT. Pustaka


Baru, 2014.

Yogo Nugroho, ’Pola Komunikasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


dengan Masyarakat Desa Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Melalui Pembangunan Desa di Kelurahan Tepisari,
Kabupaten Sukaharjo Jawa Tengah, Skripsi, Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Zulkarimen Nasution, Komunikasi Pembangunan, Pengenalan Teori Dan


Penerapannya, Jakarta: PT. Raja grafindo, 2013.

Website

59
Andy Hardiyanti, Pentingnya BPK Dalam Pengawasan Pengelolaan Dana
Desa. https://andyhardiyanti.com/2018/04/bpk/ diakses Pada Tanggal 17
Desember 2018.

Wawancara

Pemerintah Desa Bolo, Desa Bolo: 11 Agustus 2023.


Fatimah, Desa Bolo: 29 Agustus 2023.
Fatmah, Desa bolo: 30 agustus 2023.
Haerul, Desa Bolo: 28 Agustus 2023.
Muhtar H. Idris, Desa Bolo: 13 Agustus 2023.
Nuriah, Desa Bolo: 18 Agustus 2023.
Nurwahidah, Desa Bolo: 26 Agustus 2023.
Ridwan, Desa Bolo: 20 Agustus 2023.
Rukmini, Desa Bolo: 19 Agustus 2023.
Sahbudin, Desa Bolo: 19 Agustus 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Dokumentasi dengan Badan permusyawaratan Desa Bolo

60
61
2. Dokumentasi dengan pak Muhtar H.Idris selaku Kepala Desa Bolo

62
3. Dokumentasi dengan Masyarakat Desa Bolo

63
64
65
66
67
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Mahasiswa

Nama : Sarafiah

Tempat Tanggal Lahir : Bolo, 14-07-1999

Alamat Rumah : Desa Bolo Kecamatan Madapangga

Nama Ayah : Syamsudin

Nama Ibu : Nuria

B. Riwayat Pendidikan
a. SDN 1 Bolo, 2012
b. SMPN 1 Madapangga, 2015
c. SMAN 1 Madapangga, 2018
C. Riwayat Pekerjaan
a. Pengalaman Organisasi
b. Karya Ilmiah

68

Anda mungkin juga menyukai