Oleh
MULIANA
NIM 160110080
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
MULIANA
NIM 160110080
1
Qs. An-Nisa {4}: 63. Kementerian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid Dan Terjemah,
(Solo: Penerbit Abyan, 2014), H. 88.
v
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Strategi Orang Tua Dalam
Sholawat serta salam tidak lupa pula kita selalu curahkan kepada Nabi
Muhamad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam
yang terang menerang, sehingga umatnya memiliki keinginan untuk menuntut ilmu
pengetahuan sehingga penulis juga bisa menuangkan ide dan pikiranya untuk
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan, dukungan, dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
pihak yang telah membantu. Dan ucapan terima kasih itu kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Warni Djuwita, M.Pd. Sebagai Pembimbing I dan Bapak Khairil
motivasi dan koreksi mendetail terus menerus, dan tanpa bosan di tengah
kesibukannya dapat menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
2. Ibu Nani Husnaini. M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak
Usia Dini.
vii
3. Ibu Dr. Hj. Lubna, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
4. Bapak Prof. Dr, H. Mutawali, M. Ag. Selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan
5. Orang tua yang tidak pernah lelah dalam merawat, memberikan kasih sayangnya
dan memberikan materi sehingga dapat menuntut ilmu sampai jenjang setinggi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini atas ilmu
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapatkan pahala yang
berlipat-ganda dari Allah SWT, dan penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
skripsi ini masih banyak kekurangannya, penulis sangat mengharapkan kritik dan
Mataram,
Muliana
160110080
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ i
NOTA DINAS PEMBIMBING............................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
ABSTRAK ............................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................3
C. Tujuan dan Manfaat penelitian.......................................................4
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ...........................................5
E. Telaah Pustaka ...............................................................................6
F. Kerangka Teori...............................................................................8
1) Tinjauan Strategi Orang Tua ...................................................8
a. Pengertian Strategi Orang Tua ...........................................8
b. Peran Keluarga ...................................................................9
c. Bentuk-Bentuk Strategi Pembinaan Moral ......................11
2) Tinjauan Pembinaan Moral Anak .........................................16
a. Pengertian Pembinaan Moral ...........................................16
b. Pengertian Anak Usia Dini ...............................................17
c. Karakteristik Anak Usia Dini ...........................................18
ix
d. Tahap Perkembangan Moral Anak Usia Dini ..................20
e. Dasar dan Tujuan Pembinaan Moral Pada Anak
Usia Dini ..........................................................................25
G. Metode Penelitian.........................................................................26
1. Pendekatan Penelitian ...........................................................27
2. Kehadiran Peneliti .................................................................28
3. Lokasi Penelitian ...................................................................28
4. Sumber Data ..........................................................................29
5. Instrument Penelitian ............................................................29
6. Prosedur Pengumpulan Data .................................................30
7. Teknik Analisis Data .............................................................31
8. Pengecekan Keabsahan Data ................................................34
H. Sistematika Pembahasan ..............................................................35
x
BAB III PEMBAHASAN
A. Strategi Orang Tua Dalam Membina Moral Anak Usia Dini
di Dusun Embungpas Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar
Tahun 2020 ..................................................................................62
B. Kendala Yang Dihadapi Orang Tua Dalam Membina Moral
Anak Usia Dini di Dusun Embungpas Desa Sigerongan
Kecamatan Lingsar Tahun 2020 ..................................................70
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................76
B. Saran .............................................................................................77
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Daftar Agama Yang di Anut Masyarakat Desa Sigerongan, 43.
Tabel 2.4 Daftar Nama Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Sigerongan, 45.
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
STRATEGI ORANG TUA DALAM MEMBINA MORAL ANAK USIA DNI DI
DUSUN EMBUNGPAS DESA SIGERONGAN KECAMATAN LINGSAR
TAHUN 2020
Oleh:
Muliana
NIM 160110080
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh peran keluarga khusunya orang tua yang
berperan sebagai peletak pondasi pertama bagi anak-anaknya agar terbentuk moral,
sikap dan mental anak sesuai dengan tuntutan syariat islam. Tujuan penelitian untuk
mengetahui strategi orang tua, kendala yang dihadapi orang tua, serta upaya orang tua
dalam mengatasi kendala membina moral anak usia dini di Dusun Embungpas Desa
Sigerongan Kecamatan Lingsar tahun 2020.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara semi
terstruktur, obsevasi dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian
ini menggunakan model Miles dan Hubermen yang terdiri dari reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi).
Hasil penelitian ini menunjukkan 1) Strategi yang dilakukan oleh orang tua
dalam membina moral anak usia dini diantaranya; mengajarkan anak ikut teribat
dalam kegiatan-kegiatan positif, mengajarkan anak komunikasi sopan (positif),
mengajarkan anak sikap toleransi, mengajarkan anak beribadah sejak dini,
mengajarkan anak berpakaian rapi (tertutup/islami), serta mengajarkan anak moral
keteladanan akhlak. 2) Kendala yang dihadapi oleh orang tua diantaranya karena
kesibukan orang tua berkerja sekaligus kurang memahami bagaimana makna dari
nilai moral itu sendiri. Disamping itu juga pengaruh dari lingkungan bermain dan
media elektronik seperti hp, TV, dll.
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan, iman, pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan rasio (akal) dan
perkembangan moralnya, karena masa emas pada anak usia dini hanya terjadi
menanamkan nilai-nilai kebaikan, maka pada saat dewasa nanti nilai yang
Moral memiliki konsep tersendiri bagi anak usia dini, tidak hanya sebagai
2
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), H. 38.
3
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga, (Jakarta:
PT. Rhineka Cipta, 2014), H. 46.
2
Dalam membina moral pada anak usia dini, orang tua hendaklah menanamkan
nilai-nilai moral agama dan budi perkerti dengan cara memberikan perhatian,
sikap yang baik.4 Maka dari itu, orang tua hendaklah memberikan teladan atau
contoh yang baik untuk merangsang perkembangan moral agama anak sejak
dan akhlaknya yang banyak tertuang di dalam Al-Qur’an Surah Lukam. Dalam
dasar-dasar agama dalam mendidik anak yang harus diaplikasikan oleh setiap
orang tua sebelum memberikan berbagai disiplin ilmu lainnya. Menanamkan rasa
hormat kepada orang tua, berbuat kebaikan serta bertingkah laku yang baik
terhadap anaknya.5
Peran orang tua dalam menanamkan pendidikan moral pada anak usia dini
adalah awal dari pembentukan moral anak. Orang tua adalah figure terdekat dan
4
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi Dan Aspek Perkembangan Anak,
(Jakarta: Kencana, 2016), H. 52.
5
Miftahul Huda dan Muhammad Idris, Nalar Pendidikan Anak, (Jakarta: Ar-Ruzz Media,
2008), H. 126.
3
Memberikan teladan yang baik adalah cara yang paling efektif dalam membina
moral anak agar menjadi peribadi yang bermoral baik. Orang tua harus
orang tua yang menanamkan nilai moral pada anak dengan menerapkan disiplin
shalat lima waktu dengan tujuan agar anaknya ketika dewasa nanti akan terbiasa
untuk melaksanakan shalat bila sudah tiba waktunya. Akan tetapi bila anak
sedang asik bermian dengan teman-temannya lalu tiba waktu untuk melaksanakan
shalat, anak akan abai dengan apa yang diajarkan oleh orang tuanya, karena orang
Orang Tua Dalam Membina Moral Anak Usia Dini di Dusun Embungpas Desa
B. Rumusan Masalah
ini adalah:
1. Bagaimanakah strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini di
6
Observasi, 14 November 2019.
4
2. Apa saja kendala yang dihadapi orang tua dalam membina moral anak usia dini
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi orang tua dalam membina moral pada anak usia
b. Untuk mengetahui kendala yang di hadapi orang tua dalam membina moral
pada anak usia dini di Dusun Embungpas Desa Sigerongan Kec. Lingsar
Tahun 2020.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
tua dalam membina moral anak usia dini khususnya bagi masyarakat
b. Manfaat Fraktis
1. Orang tua
Sebagai pedoman dan petunjuk bagi para orang tua agar dapat
2. Masyarakat
3. Peneliti
orang tua yang sangat penting dalam setiap perkembangan aspek yang
moralnya, karena dengan adanya pembinaan moral sejak dini maka akan
lingkupnya. Maka yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah strategi
orang tua dalam membina moral anak usia dini di Dusun Embungpas Desa
2. Setting Penelitian
E. Telaah Pustaka
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian saat ini, untuk menjamin keaslian dan
yang sama, maka peneliti melakukan telaah pustaka terkait dengan tema yang
Orang Tua Dalam Mengembangkan Aspek Moral Agama Anak Usia Dini.
dini tidak dapat dilepaskan dari peran guru dan orang tua. Guru merupakan
kunci keberhasilan siswa saat berada di sekolah dan orang tua sebagai kunci
kolaborasi antara guru dan orang tua dalam mengembangkan aspek moral
dampak yang sangat besar dalam mengembangkan aspek moral agama anak
usia dini, hal ini terlihat dari perilaku siswa yang mampu menerapkan nilai
dukungan kepala sekolah, guru, dan orang tua. Faktor penghambat yaitu
kurangnya kesadaran orang tua untuk terlibat dalam kegiatan sekolah dan
memfokuskan strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini.
keluarga juga turut menjadi salah satu faktor penyebab maraknya kenakalan
dalam keluarga yang sering diremehkan oleh para kepala keluarga serta
baik di TV, yang membuat moral mereka menjadi rusak. Adapun teknik
yang digunakan dalam menganalisis data yaitu dengan teknik analisis data
7
Muammar Qadafi, “Alwalady “ Kolaborasi Guru Dan Orang Tua Dalam Mengembangkan
Aspek Moral Agama Anak Usia Dini”, Vol. 5, No. 1, Maret 2019.
8
dengan menyajikan data dalam bentuk tabel dan persentase. Dari hasil
penelitian ini menunjukan bahwa strategi orang tua dalam membina karakter
hadiah dan hukuman, membina kepribadian anak sesuai dengan ajaran Islam,
analisis data statistik deskriptif dengan menyajikan data dalam bentuk tabel
F. Kerangka Teori
untuk memastikan bahwa tujuan dapat tercapai.9 Strategi adalah langkah dalam
8
Muhamad Nurhadinim, “Strategi Orang Tua Dalam Membina Karakter Anak di Desa
Hingalamamengi Kec. Omesuri Kab. Lembata NTT’’ Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, 2012. Diakses pada 25 April 2020.
9
Warni Tune Sumar, Strategi Pemimpin Dalam Penguatan Iklim Ssekolah Berbasisi Budaya
Dan Kearifan Local, (Yogyakarta: Cv Budi Utama, 2018), H. 8.
9
yang ada dan mengembangkan moral pribadinya.11 Strategi ini digunakan orang
perasaan terhadap orang lain, dan konsekuensi alami yang akan diterima oleh
anak.12
orang tua membiarkan anak tumbuh dan berkembang tampa pengawasan dan
anak untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT dan
dimiliki sang anak.13 Dapat disimpulkan bahwa strategi orang tua yakni suatu
b. Peran Keluarga
memiliki peran sangat penting didalam menentukan kualitas bagi seorang anak.
10
Rahman Johar dan Latifah Hanuman, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: CV Bidu
Utama, 2016), H. 1.
11
Stephanie Yuanita Indrasari, dan Laily Affiani, “Jurnal Psikologi Sosial “Peran Persepsi
Keterlibatan Orangtua Dan Strategi Pengasuhan Terhadap Parenting Self-Efficacy”, Vol. 16, No. 02,
2018. H. 74-85.
12
Ibid,.
13
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), H. 244.
10
kembang anak. Moral seseorang mulai terbentuk dari proses untuk bisa
interaksi antara orang yang satu dengan lainnya. Oleh karena itu, proses
pembelajarannya harus dimulai dari keluarga. Dalam hal ini, selain adanya
keyakinan. Untuk membentuk moral di dalam keluarga, ada beberapa hal yang
1. Orang tua menata bahasa (tata ujar) dari seorang anak dalam berbicara pada
orang lain.
2. Orang tua mengajarkan pada anak untuk menghormati orang yang lebih tua.
4. Orang tua mendidik anak untuk mengaji, shalat dan tata ibadah lainnya.
5. Anak diberi pengarahan dan motivasi pada setiap kegagalan, juga diberi
6. Orang tua memberi contoh dan mengajarkan disiplin waktu, kejujuran, dan
keikhlasan.
8. Orang tua tidak serta merta menyalahkan anak dan menggunakan kekerasan
untuk mendidik.14
Dalam hal ini, ayah dan ibu berperan menjadi guru untuk pendidikan
moral anak. Orang tua adalah tokoh yang dianggap memiliki kelebihan-
kelebihan tertentu ketika anak masih kecil sehingga perilakunya dapat ditiru
oleh anak. Sebuah pepatah mengatakan bahwa “buah jatuh tidak jauh dari
pohonnya”. Tentu dalam hal ini yang dimaksud bukan karena gen saja, tetapi
juga pada cara orang tua tersebut dalam mendidik dan memberikan arahan pada
Menanamkan nilai moral pada anak sejak usia dini sangat penting
untuk dilakukan, karena pada usia ini anak-anak masih mudah untuk diarahkan.
Nilai moral yang diajarkan pada anak sejak usia dini akan membekas sampai
anak dewasa. Mengajarkan nilai moral pada anak membutuhkan kesabaran dan
semua hal yang diajarkan kepada mereka, untuk itu orang tua harus memiliki
strategi yang tepat dalam mengajarkan nilai moral maupun memberikan contoh
yang baik sehingga anak akan mudah memahaminya, berikut beberapa strategi
yang dapat diterapkan dalam membina moral anak diantaranya sebagai berikut:
14
Arif Hidayat, “Tadris, “Pembelajaran Moral Islami,” Vol. 9, No. 1, Juni 2014. H. 46-47.
12
1. Metode Keteladanan
yaitu methodos, yang memiliki arti jalan atau cara yang ditempuh. Dengan
demikian metode merupakan suatu jalan atau cara untuk melakukan sesuatu
memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berpikir, dan
baik kepada anak agar mereka dapat berkembang, baik fisik maupun mental
baik teladan yang patut diteladani yakni Rasulullah itu sendiri. Sebagai
15
Masnipal, Menjadi Guru PAUD Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018). H. 38.
16
Anisa Fiahliha, “Implementasi Pengembangan Nilai Agama Moral Pada Anak Usia Dini
Melalui Metode Keteladanan Di Tk Aisyiyah 1 Sawahan Ngemplak Boyolali,” Skripsi Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Surakerta 2017. H. 49. Diakses pada, 15 Juli 2020.
17
Qs. Al-Ahzab[33]: 21. Kementerian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid Dan Terjemah,
(Solo: Penerbit Abyan, 2014), H. 420.
13
perilaku dan moral anak usia dini, karena dalam diri dari Rasulullah adalah
keteladanan adalah cara memberikan contoh yang konkrit agar anak bisa
yang baik.
2. Pendidikan langsung
tingkah laku yang baik oleh orang tua, guru, maupun orang dewasa. Dalam
pendidikan moral sangat diperlukan contoh atau model yang dapat ditiru
oleh anak. Seperti keteladanan dari orang tua, guru maupun orang dewasa
anak usia dini akan menirukan perbuatan maupun tingkah laku dari orang-
orang terdekatnya.18 Begitu pula orang tua yang harus menjadi model terbaik
adalah contoh yang paling efektif dalam pembentukan perilaku moral anak
3. Mengajak
perasaan emosi yang positif pada diri anak.19 Orang tua perlu memberikan
18
Yudrik Jahja, Psikolog Perkembangan, (Jakarta: Prenda Media Group, 2011), H. 52.
19
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi Dan Aspek Perkembangan Anak,
(Jakarta: Kencana, 2016), H. 63.
14
Anak akan tumbuh menjadi sosok yang percaya diri apabila diberikan
ajakan yang dapat membina nilai moral anak, diantaranya sebagai berikut:
Dengan membiasakan anak untuk dapat berbagi baik itu dalam bentuk
dalam dirinya.
Ajarkan anak untuk menutup aurat sejak dini, serta tanamkan manfaat
melaksanakannya.
4. Menjalin Komunikasi
20
Amirulloh Syarbini, Sedekah Mahabisnis Dengan Allah Berkeuntungan 700 Kali Lipat
Secara Cepat, (Jakarta: Qultum Media, 2012). H. 13.
15
orang tua dapat menyampaikan pesan, harapan, masukan dan dukungan pada
anak.21 Tidak hanya orang tua, anak juga dapat menyampaikan apa yang
5. Menerapkan disiplin
usia dan perkembagan anak, agar mudah dimengerti dan diterima oleh anak.
Membiasakan sikap disiplin sejak dini pada anak akan membantu dalam
sejak dini akan meninggalkan bekas yang positif pada anak, karena itu
melakukan suatu sikap maupun ucapan yang tidak benar maka tegurlah anak,
dan arahkan anak bagaimana seharusnya cara bersikap maupun berucap yang
benar.
21
Muthmainnah, “Jurnal Pendidikan Anak, “Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Pribadi
Anak Yang Androgynius Melalui Kegiatan Beriman”,, Vol. 1 No. 1, Juni 2012, H. 109.
22
Cristiana Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak Seja Pembuahan Sampai Dengan Kanak-
Kanak Akhir, (Jakarta: Prenda Media Group, 2012), H. 239.
23
Muthmainnah, “Jurnal Pendidikan Anak,,,,, H. 110.
16
dan arahan yang dilakukan secara sadar oleh orang dewasa atau yang lebih
berpengalaman terhadap anak yang perlu bimbingan dan dibina agar dapat
menjadi lebih mandiri, serta memiliki keperibadian yang lebih baik dari
Moral berasal dari bahsa Latin mos dan mores yang berarti adat
istiadat, tabiat, kebiasaan, cara hidup, tingkah laku, watak dan akhlak.25 Moral
lebih diartikan sebagai tingkah laku atau perbuatan dalam sepak terjang
memiliki arti yang sangat berkaitan dengan ajaran baik buruk, dan lebih
membangun watak dalam bertingkah laku yang dipandang baik oleh seseorang
24
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/definisi-pembinaan.html?m=1, diakses pada
15 maret 2020, pukul 14.57.
25
Sjarkawi, Pembentukan Kepoeribadian Anak, Peran Moral, Intelektual, Emosional, Dan
Social Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), H. 27.
26
Muammar Qadafi, “Alwalady “ Kolaborasi Guru Dan Orang Tua Dalam Mengembangkan
Aspek Moral Agama Anak Usia Dini”, Vol. 5, No. 1, Maret 2019, H. 4.
27
Amos Neolaka Dan Grace Amelia, Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri
Menuju Perubahan Hidup, (Depok: Kencana, 2017), H. 455
17
maupun sekelompok orang. Untuk itu, hendaklah orang tua maupun guru
menjadi teladan yang baik bagi anak, agar senantiasa anak-anak mendapatkan
28, ayat 1 menyebutkan yang termasuk anak usia dini adalah anak yang dalam
individu yang berada pada usia 0-8 tahun. Pada anak usia dini adalah
Pada masa usia keemasan ini, orang tua maupun pendidik harus selalu
memperhatikan perkembangan anak setiap hari, sangat dirugikan jika orang tua
membiarkan masa-masa emas ini terabaikan begitu saja. Pemahaman anak pada
masa keemasan ini akan sangat berperan penting dalam kehidupanya di masa
mendatang, untuk itu hendaklah orang tua dan pendidik memberikan stimulus-
stimulus yang tepat sesuai dengan aspek-aspek perkembangan anak usia dini.
Masa keemasan ini bagaikan kain kosong tanpa ada sedikit noda, jika dicoret-
coret dengan tinta yang tak sesuai maka akan menghasilkan karya yang tidak
bagus pula. Artinya anak butuh bimbingan ilmu yang bermanfaat bagi
28
Nurhafizah, Studi Deskriptif Tentang Pengembangan Sikap Perilaku Anak Di TK Planet
Kids Lubuk Minturun Padang, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Padang, 2012. H. 7.
29
Aris Priyanto, “Jurnal Ilmiah Guru “COPE” “Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia
Dini Melalui Aktivitas Bermain”, Vol. 18, No. 02, November 2014, H. 42.
18
lain. Berikut cara menangani anak yang bersifat egosentris yakni dengan
orang lain.
menarik dan menakjubkan, hal ini menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi
pada anak. Cara menangani anak dengan karakteristik tersebut yakni orang
tua tidak bosan menjawab hal apapun yang anak tanyakan, beri jawaban
kehidupan yang berbeda satu sama yang lain, tidak ada dua anak yang sama
seperti dalam gaya belajar, minat, latar belakang keluarga dan lain-lain. Cara
dapat menggali rasa ingin tahu anak semakin meningkat dari waktu kewaktu
melihat robot, maka anak akan berimajinasi bagaimana robot itu berjalan,
Anak usia dini merupakan kelompok usia yang berada dalam proses
bersamaan dengan golden age yakni kecepatan tumbuh otak anak bisa
erat dengan cara berfikir anak. Seorang anak memiliki kemampuan untuk
30
Ibid., H. 43.
21
31
seorang anak. Kohlberg mengemukakan ada 3 tingkatan yang terdiri dari 6
stadium, dimana dalam setiap stadium dialami oleh anak, walau mungkin bukan
Tahap ini adalah tingkat tekecil dari proses moral, tahap ini lebih mengacu
pada baik dan buruk perbuatan yang digambarkan melalui reawerd dan
punishment.
Pada tahap ini anak berfikir bahwa mereka harus patuh karena takut
hukuman, yang artinya bila anak melakukan perbuatan yang tidak baik
sendiri adalah hal yang benar dan hal ini juga berlaku untuk orang lain.
Karena itu menurut anak apa yang benar adalah sesuatu yang memiliki
pertukaran yang setara. Mereka berfikir jika mereka baik kepada orang
lain maka orang lain juga akan bersikap baik kepada mereka. Dengan kata
31
Dian Ibung, Mengembangkan Nilai Moral…, H. 3-4.
32
Cristiana Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak…, H. 235.
22
interpersonal.
kesetiaan kepada orang lain sebagai dasar dari penilaian moral. Anak
mengikuti peraturan moral orang tua agar dinilai oleh orang tuanya
33
Dian Ibung, Mengembangkan Nilai Moral…, H. 9.
34
Cristiana Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak…, H. 236-237.
23
Dalam tahap ini individu menukar bahwa nilai, hak, prinsip lebih utama
atau lebih luas dari pada hukum. Individu mengevaluasi validitas hukum
yang ada, dan melindungi hak asasi dan nilai dasar manusia. Dengan kata
nurani, individu menular bahwa yang harus diikuti adalah hati nurani,
dibagi dalam tingkat usia: 0-1 tahun (bayi), 2-3 tahun (balita), 3-6 tahun (usia
pra sekolah), 7-12 tahun (usia sekolah), 12-18 tahun remaja, 20-an pemuda,
akhir 20-an sampai 50 tahun separuh baya, manuka untuk usia 50-an dan
seterusnya.36 Erik Erikson menyatakan bahwa dasar perilaku moral pada anak
35
Ibid.
36
Https://Id.M.Wikipwedia.Org/Wiki/Erik_Erikson diakses tanggal 27 Ferbruari 2020, Pukul
15.15
24
seorang ibu. Ketika ibu memenuhi segala kebutuhan anak, baik itu fisik
maupun mental, maka dari sanalah akan tumbuh kepercayaan anak untuk
sosok figur ibunya. Apabila pada tahap ini tidak tumbuh rasa kepercayaan
Dalam tahap ini, anak sudah mulai meyakini adanya hubungan erat
dengan ibu atau figure pengganti ibu. Anak akan mulai ingin
tertentu. Namun kadang akan timbul konflik dalam diri anak antara ingin
tahap ini wajar jika anak merasa ragu dan malu jika menjadi perhatian.
Apalagi jika ada yang menilai perbuatanya (tingkah laku atau perkataanya
salah atau buruk), maka anak akan memiliki pemahaman yang keliru
tentang moral.37
37
Dian Ibung, Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2009), H. 5.
25
perkembagan fisiknya. Pada fase ini, anak akan menjadi peniru yang handal.
dalam diri anak berarti anak sudah memiliki kemampuan untuk mengontrol
konsep benar dan salah tentang apa yang akan anak lakukan.38
disimpulkan bahwa setiap usia yang dilalui anak akan mengalami fase yang
dan penanganan yang tepat berdasarkan setiap fase yang dilalui anak guna
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Hal ini tercantum dalam
38
Ibid., H. 6.
26
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
jawab.39
moral yakni untuk mewujudkan manusia ideal dalam artian anak yang bertaqwa
agama dan taat beribadah, serta sangup hidup bermasyarakat dengan baik
Bentuk-bentuk nilai yang dapat ditanamkan dalam membina moral ini meliputi
nilai religius, jujur, toleran, disiplin, kreatif, cinta damai dan bertanggung
jawab.
G. Metode Penelitian
39
Sukiyat, Strategi Implementasi…, H. 21.
40
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), H.
2.
27
lingkungan yang akan diteliti dengan mengikuti protokol kesehatan pada saat
1. Pendekatan Penelitian
tidakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah. Pendekatan
yang akan diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti akan lebih banyak mencari
tau tentang strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini di Dusun
penelitian yang bermaksud untuk memahami tentang apa yang dialami oleh
41
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 32
28
penelitian ini, peneliti sebagai instrument kunci secara langsung yang akan
2. Kehadiran Peneliti
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada di lapangan tampa
lepas dari protokol kesehatan dalam masa pandemi covid-19 sekarang ini,
kunci yang terkait dengan penelitian, agar peneliti dapat memperoleh data-
data yang akurat, lengkap dan sesuai dengan yang diharapkan dalam
penelitian ini.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di jln. Mbiq Sare dusun Embungpas Desa
Tengara Barat.
29
tentang bagaimana strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini.
Oleh karena itu dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data yang
berupa informasi lisan, tulisan, dan aktivitas. Adapun yang menjadi sumber
data dalam penelitian ini adalah para orang tua berjumlah 6 kepala keluarga
Kecamatan Lingsar.
5. Instrument Penelitian
dan sebagainya.43
42
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), H. 143.
43
Ibid., H. 175.
30
sehingga yang diperlukan adalah data dan informasi yang lengkap, objektif,
menjadi gambaran atau pandangan yang benar. Oleh karena itu teknik
berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
untuk memperoleh data terkait dengan strategi orang tua dalam membina
Lingsar.
44
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), H. 312.
31
b. Observasi
strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini, dalam hal ini
c. Dokumentasi
berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lenggar,
agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini tidak terlepas dari catatan-
Kecamatan Lingsar.
7. Analisis Data
45
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif…, H. 143.
32
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Setelah data tekumpul
Hubermen.
analisis data kualitatif yang dilakukan secara interaktif. Dimana peneliti dan
46
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), H. 245.
47
Ibid., H. 247.
33
a. Reduksi Data
telah diperoleh dari lapangan akan memberikan gambaran yang lebih jelas
b. Penyajian data
antara kategori, dan sejenisnya. Dalam penelitian ini yang paling sering
c. Penarikan kesimpulan/verification
bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
34
strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini di Dusun
diteliti hingga dapat dibuktikan kebenarannya sesuai dengan realita yang ada
yang diperoleh.
dan kepastian. Keabsahan data berkaitan dengan suatu kepastian. Jadi uji
keabsahan data dalam penelitian kualitatif harus tepat, salah satunya adalah
dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sebagai gabungan atau
kombinasi dari berbgai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang
48
Ibid., H. 226-253.
35
saling berkaitan dari sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian terdapat
a. Triangulasi Sumber
dimintakan kesepakatan.
b. Triangulasi Teknik
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau
yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin
H. Sistematika Pembahasan
49
Ibid., H. 191.
36
1. Pendahuluan
penelitian yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang dan sebab-
mengenai tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian,
telaah pustaka, kerangka fikir dan diakhiri dengan uraian metode yang
digunakan dalam penelitian ini serta uraian tentang aspek-aspek yang terkait
hasil dari penelitian yang sudah dilakukan. Segala sesuatu yang ditemukan
ditemukan. Hal ini dilakukan untuk menjaga tingkat naturalitas data hasil
penelitian.
3. Pembahasan
dari data yang sudah berhasil dikumpulkan oleh penulis dalam proses
37
4. Penutup
Pada bagian terakhir ini penulis berusaha melakukan sintesis dari apa
yang telah dianalisis dalam pembahasan. Hasil dari sintesis yang dilakukan itu
dituangkan dalam bentuk simpulan akhir yaitu terkait dengan masalah yang
merupakan hasil pemikiran penulis yang diberikan itu yang menyangkut hal-
hal yang perlu dilakukan oleh semua pihak terkait dalam rangka menyediakan
peneliti.
38
BAB II
A. PAPARAN DATA
penduduk tetap, 2.042 KK. di tahun 2019. Namun dari keluasan wilayah yang
begitu potensial masih banyak sumber daya alam yang berpotensi belum digali
bertani, buruh tani, dan berternak (Kambing, ayam Itik), Perikanan, bangunan,
buruh bangunan serta berdagang dan lainnya. Mengingat keadaan wilayah Desa
cara yang sederhana dan konvensional dan hasil panen belum seutuhnya
yang utama adalah naik turunnya harga perdagangan tanaman Padi dan
serangan hama wereng, tikus, banjir, dan juga pada saat panen raya, sering
lama sehingga banyak yang belum sempat menjual sudah turun harga lagi.
39
tempuh sekitar 15 menit. Jalan Raya sebagian sudah bagus karena telah di
Perbaiki di tahun 2017 sedangkan Jalan Lingkungan Desa masih ada beberapa
yang belum diperbaiki walaupun di beberapa tempat sudah ada yang telah di
bangun namun belum mampu untuk menjangkau dari seluruh wilayah Desa
Jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat sejauh 54 kilo meter
Gambar 2.1
kabupaten Lombok Barat, yang jauh sebelumnya adalah Desa Karang Bayan.
40
(keliang). Desa Sigerongan pada waktu itu dipimpin oleh AQ Surilah sebagai
kepala desa pertama, Desa Sigerongan sudah 14 kali ganti kepala desa, sampai
pada Kepala Desa saat ini Dian Siswadi H. S.Pdi., MM yang memimpin dari
tahun 2019.50
a. Kondisi Geografis
Sigerongan:51
1) Luas wilayah Desa Sigerongan 470 HA luas dengan lahan yang ada
50
Kepala Dusun Embungpas, Wawancara, 25 April 2020.
51
Profil Desa Sigerongan, Dokumentasi, tahun 2020.
41
Tabel 2.1
1. Pemukiman 270.09 -
2 Persawahan 174.99 -
3 Perkebunan 8.50 -
4 Kuburan 4.00 -
5 Pekarangan 8.91 -
6 Perkantoran 2.00 -
Jumlah 470.00
berkualitas baik oleh pasar, selain menghasilkan padi dengan kualitas juga
mempunyai penduduk:
Tabel 2.2
yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal peneliti, dan peneliti sudah
Embungpas adalah Dusun yang dimana penduduknya terdiri dari 688 KK,
laki-laki 1.070 dan perempuan 1.119 sehingga menjadi 2.189 jiwa masyarakat
Barat yang dipimpin oleh bapak Musabah, beliau telah memimpin selama 5
Tabel 2.3
1 Islam 5.959
2 Kristen 16
3 Hindu 121
Jumlah 6.096
Desa Sigerongan yang menganut agama islam sebanyak 5.959 jiwa, agama
Kristen sebanyak 16 orang dan Hindu sebanyak 121 orang. Yang dimana
Dusun Sigerongan mayoritas yang beragama Islam lebih bnayak dari pada
Gambar 2.2
KEPALA DESA
BPD
Abdul Rahim, S.
MOH.
Pd.
YASIN
SEK. DESA
H.M.
MOH. DARWIN
EFENDI AM.d
YASIN
52
Gambar Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sigerongan, Dokumentasi, Desa Sigerongan,
20 November 2019.
45
Tabel 2.4
No Nama Jabatan
1 ABDUL ZOHRI, S.Kom Ketua
2 M. HULAIMI, SH Wakil Ketua
3 WARDAH, S.Ei Sekretaris
4 MERI VERA TANIA Anggota
5 HASBI HALWANA Anggota
6 ANDI LASMANA PUTRA Anggota
7 MIRNAWATI Anggota
8 M. ALIM NASRAH YUSUF Anggota
9 MUZAKIR FANANI Anggota
Sumber : Profil Desa Sigerongan, Tahun 2020
c. Kondisi Ekonomi
masyarakat. Disamping itu, lokasi yang relatif dekat dengan Ibukota Kabupaten
maju dalam sektor formal maupun non formal. Tabel berikut menyajikan data
Tabel 2.5
B. TEMUAN
1. Strategi Orang Tua Dalam Membina Moral Anak Usia Dini di Dusun
objek yang terkait dengan yang diteliti di Dusun Embungpas Desa Sigerongan
Kec. Lingsar Kab. Lombok Barat maka, peneliti akan mengulas hasil wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Amaq Sukri dan Inaq Nawati selaku
orang tua dari Zahara Parida Hukmi yang berusia 5 tahun, mereka mengajarkan
anak mereka untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang positif. Hal ini
“ite jak mun untuk kebaikan sik te bebasan anak te ape-ape mele
ne gawek asal denek ne bayahye untuk dirik ne mesak, girang seh endah
ne milu-miluan meriap ato betuolong lamu ne serioq inak ne gn minak
jaje sengak ye demen milu nulong-nulong ite meriap. Ite endah si jari
dengan toaq aluran te ye milu begawean sengak ye kedemenan anak te,
pokok te tetep awasin bae ye si kenyeke ne milu betulong-tulongan no.
Kadang-kadang merase te kelalah isik ne, laguk be tekumbeq, ndk te
beng ye milu ye jari selek ne laun. Pokok ite berharap anak te ne belek
jari dengan pacau dik bergune lek erak.” [Nilai moral yang kami
terapkan pada anak kami yang masih berusia 4,5 tahun tersebut adalah
dengan memberi dukungan atau kepercayaan, kami memotivasi Zahara
untuk ikut terlibat dalam segala bentuk kegiatan yang baik agar Zahara
dapat mengetahui bahwa berbuat kebaikan itu menyenangkan dan
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Agar dukungan (motivasi)
yang kami terapkan dapat berhasil terlaksana, maka kami selaku orang
tua selalu berusaha melibatkan anak kami dalam kegiatan sederhana
yang kami lakukan bila berada dirumah. Hal ini kami lakukan dengan
harapakn anak kami nantinya dapat melakukan aktivitasnya secara
48
Adapun wawancara dengan tetangga dari Amaq Sukri dan Inaq Nawati
yang juga dapat memperkuat pernyataan diatas yaitu inak Jamrah selaku
Nawati, peneliti menjumpai bahwa interaksi dalam keluarga tersebut sangat baik
memasak dengan Zahara yang ikut terlibuat dalam kegiatan yang dilakukan oleh
Inak Nawati. Inak Nawati pada saat itu terlihat sabar dalam menghadapi segala
kecerewetan anaknya yang bertanya terkait bahan-bahan yang akan inak Nawati
53
Amaq Sukri dan Inaq Nawati, Wawancara, Dusun Embungpas, 24 April 2020.
54
Inaq Jamrah, Wawancara, Dusun Embungpas, 30 April 2020.
49
masak. Inak Nawati pada saat itu memberikan tugas pada Zahara untuk mengupas
bawang putih karena menurut inak Nawati itu kegiatan yang mudah dan aman
kemanusiaan (peduli) dalam diri anak, serta anak akan tumbuh menjadi sosok
Berdasarkan wawancara dengan inak Yeni dan amaq Farid selaku orang
tua dari Azka Danu Anugrah yang berusia 6 tahun. Mereka mengajarkan anak
mereka untuk bertutur kata yang sopan (komunikasi positif), hal ini diperkuat
55
Amaq Sukri dan Inaq Nawati, Observasi, Dusun Embungpas, 27 April 2020.
50
Berdasarkan hasil observasi dari keluarga amaq Farid dan inaq Yeni,
keluarganya. Danu berinteraksi dengan kedua orang tua maupun kakek neneknya
kesopanan, seperti ketika akan melintas melewati kedua orang tuanya maupun
orang dewasa lainnya, Danu selalu mengucapkan kata permisi (Tabeq) disertai
menjumpai suatu kebiasaan dimana siapa pun yang akan keluar maupun masuk
dari rumah selalu mengucapkan salam dan akan dijawab kembali oleh siapapun
perilaku yang positif sejak dini pada anak, dapat menjadikan anak mampu untuk
Wawancara inaq Nurul dan amaq Mazahar selaku orang tua dari Albi
56
Amaq Farid dan Inaq Yeni, Wawancara, Dusun Embungpas, 25 April 2020.
57
Amaq Farid dan Inaq Yeni, Observasi, Dusun Embungpas, 26 April 2020.
51
membiasakan sikap berbagi, hal ini diperkuat dengan hasil wawancara sebagai
berikut:
Kami selaku orang tua mengajarkan nilai moral pada anak kami
(Albi) dalam bentuk kebiasaan berbagi. Kami mengajarkan Albi hal
tersebut karena kami merasa sebagai orang tua yang selalu dapat
menyediakan apapun keinginan Albi baik itu dalam bentuk mainan,
makanan dan pakaian yang anak kami inginkan. Dalam mengajarakan
kebiasaan berbagi pada Albi, terlebih dahulu kami selaku orang tua
memperlihatakan sifat atau kebiasaan tersebut agar Albi dapat melihat
secara langsung bahwa orang tuanya pun mau berbagai dengan orang lain.
Dengan mengajarkan kebiasaan berbagi pada Albi, kami berharap akan
timbul sedikit rasa empati dihatinya untuk orang lain.58
Berdasarkan dari hasil observasi pada keluarga inak Nurul dan amak
kelas menegah ke atas. Dengan keadaan tersebut wajar apabila inaq Nurul dan
masih menjadi anak tunggal maka ini saat yang baik untuk menanamkan rasa
mau berbagi dengan orang lain untuk persiapan ketika memiliki adik nantinya.
Segala bentuk fasilitas yang sangat ingin dimiliki oleh anak-anak lain sudah
disediakan oleh inak Nurul dan amak Mazahar untuk anaknya Albi. Akan tetapi
Albi terkadang lebih suka ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang
dewasa seperti menagkap ikan dikolam, memberi makan ayam peliharaan dan
mencari rumput untuk kuda pamanya. Peneliti menjumpai Albi yang lebih
58
Amaq Mazahar dan Inaq Nurul, Wawancara, Dusun Embungpas, 27 April 2020.
52
senang dengan kegiatan yang dilakukan orang dewasa walau terkadang ada
pada anak merupakan salah satu anjuran dalam agama islam yang menyebutkan
bahwa sedekah atau berbagi itu termasuk menjalankan rukun islam yang ke 4
Wawancara inaq Ismi dan amaq Udin selaku orang tua dari Muhammad
Irsyad Azhari yang berusia 6,5 tahun. Mereka mengajarkan Irsyad untuk
beribadah sejak dini, hal ini diperkuat dengan wawancara sebagai berikut:
59
Amaq Mazahar dan Inaq Nurul, Observasi, Dusun Embungpas, 30 April 2020.
60
Amaq Udin dan Inak Ismi, Wawancara, Dusun Embungpas, 28 April 2020.
53
Berdasarkan hasil obsevasi pada keluarga Amaq Udin dan Inak Ismi,
melantunkan bacaan ayat-ayat pendek serta zikir dan sholawat Nabi yang dapat
didengan oleh anaknya (Isryad). Orang tua dari Isryad pun berharap kelak ketika
anaknya sudah dewasa Isryad dapat menjadi anak yang sholeh dan menjadi hafiz
al-qur’an 30 jus. Peneliti juga menjumpai bahwa tidak hanya orang tua dari
Isryad yang berperan dalam menanamkan nlai moral keagamaan, tetapi kakek
dari Isryad yang tingal serumah dengan Isryad pun turut mengambil bagian
Isryad untuk ikut serta apabila kakenya akan berkebun, begitu pula dengan Isryad
beribadah sejak dini adalah salah satu bentuk dari sikap kedisiplinan diri. Dengan
menerapkan disiplin pada anak untuk mulai beribadah sejak berusia dini adalah
langkah yang baik guna mewujudkan generasi anak yang sholeh dan sholehah.
Wawancara amaq Basid dan inaq Sahmin selaku orang tua dari Sendi
Amelia yang berusia 6,5 tahun. Mereka mengajarkan Sendi dalam hal kesopanan
dalam berpakaian, hal ini diperkuat dengan hasil wawancara sebagai berikut:
61
Amaq Udin dan Inak Ismi, Observasi, Dusun Embungpas, 1 Mei 2020.
54
Berdasarkan hasil observasi pada keluarga amaq Basid dan inaq Sahmin,
peneliti menjumpai kondisi dalam keluarga amaq Basid dan inaq Sahmin bisa
fasilitas dalam mendukung ajaran moral mereka. Adapun cara keluarga tersebut
berinteraksi dengan tetangga sekitar cukup baik, begitupula cara Sendi dalam
Ketika akan pergi bermain dengan teman-temannya, Sendi selalu meminta izin
terlebih dahulu kepada sang ibu atau bapaknya yang berada di rumah. Begitu
Sendi akan pergi bermain, peneliti dapat melihat langsung tata cara berpakaian
yang akan dikenakan oleh Sendi ketika akan bermain. Sendi mengenakan
pakaian yang terbilang sangat sopan untuk ukuran anak kecil, seperti
mengenakan baju yang berlengan panjang dan celana berlengan panjang pula
62
Amaq Basid dan Inaq Sahmin, Wawancara, Dusun Embungpas, 1 Mei 2020.
55
berpakian teman-temannya yang lain, cara Sendi berpaikan sangat sopan untuk
pakaian yang terbilang seksi dan terbuka, sepeti baju singlet anak-anak (tangtop),
rok mini (10 cm diatas lutut) dan masih banyak jenis pakaian kekurang bahan
mulai menutup aurat dari sejak dini sangat membantu dalam menghindari hal-hal
Wawancara Bapak Safwan, SH. dan Ibu Fatmah, M.Pdi. orang tua dari
Wazin Akhkami Afkar yang berusia 6 tahun. Mereka mengajarkan Wazin moral
keteladanan (akhlak) sesuai dengan ajaran islam, hal ini diperkuat dengan
wawancara berikut:
Nilai moral yang kami ajarkan pada Wazin yakni nilai moral yang
yang ada dalam ajaran islam. Kami lebih mengarahkan Wazin pada moral
keteladanan, misalnya ketika kita ingin mengarahkan Wazin untuk shalat
tepat waktu maka kami selaku orang tua harus terlebih dahulu
mencontohkannya agar Wazin dapat melihat contoh perbuatan
keteladanan secara langsung. Apabila Wazin melakukan kesalahan, kami
sebagai orang tua tidak menghakiminya secara langsung. Tetapi kami
terlebih dahulu mencoba untuk menasehatinya dengan cara
memberitahukan kalau perbuatannya itu tidak bagus. Kami sebagai orang
tua yang menginginkan anak-anaknya tumbuh dengan baik sesuai dengan
ajaran agama dan norma-norma yang berlaku mempersiapkan diri terlebih
63
Amaq Basid dan Inaq Sahmin, Observasi, Dusun Embungpas, 2 Mei 2020.
56
dahulu untuk lebih menggali pengetahuan terkait apa itu moral yang baik
untuk diterapkan pada anak kami. 64
Fatmah, peneliti penjumpai kondisi atau interaksi yang dilakukan dalam keluarga
tersebut memang lebih baik atau sangat baik. Wazin dalam kesehari-hariannya
selalu berinteraksi dengan sopan, baik cara berbicara maupun cara bertingkah
laku. Suatu ketika, Wazin pernah merusak mainan temannya dan kemudian orang
sangsi yang dapat menyetuh perasaan Wazin. Adapun bentuk sangsinya berupa
sikap (acuh tak acuh) atau respon yang kurang menyenangkan dari orang tuanya.
Orang tua dari Wazin berharap dengan memberikan respon melalui sikap acuh
tak acuh tersebut maka Wazin akan merasa sedih dan sadar bahwa perbutannya
yang merusak mainan temannya tersebut tidak disukai oleh orang tuanya, yang
berarti perbuatan itu tidak baik. Setiap kesalahan yang dilakukan oleh Wazin
Wazin akan merasa bahwa setiap perbuatan yang dilakukannya adalah baik
karena Wazin tidak mendapatkan sangsi yang dapat membuatnya jera. Tetapi
namanya manusia, yang tidak pernah luput dari sifat lupa dan khilaf Bapak
Safwan dan Ibu Fatmah sering kecolongan oleh anak-anaknya dalam proses
64
Bapak Safwan dan Ibu Fatmah, Wawancara, Dusun Embungpas, 3 Mei 2020.
65
Bapak Safwan dan Ibu Fatmah, Observasi, Dusun Embungpas, 4 Mei 2020.
57
(Akhlak) dalam proses pembinaan moral untuk anak sangat baik, karena dalam
Al-Qur’an juga telah disebutkan bahwa sebaik-baik suri tauladan yang ada ialah
Rasulullah itu sendiri. Para orang tua dapat mengikuti cara Rasulullah dalam
2. Kendala Yang Dihadapi Orang Tua Dalam Membina Moral Anak Usia Dini
objek yang terkait dengan kendala yang dihadapi orang tua di Dusun Embungpas
Desa Sigerongan Kec. Lingsar Kab. Lombok Barat maka peneliti akan mengulas
Berdasarkan hasil wawancara dengan amak Sukri dan inak Nawati selaku
“…lamun te yak lalo begawean jok bangket jarin ndak te mauk jagaq
anak lek bale, ndek te taok ape-ape sik ne denger, gawek kance batur-batur lek
bale. Sengak arak girang te denger kanak-kanak no taon pade nyenyupak masih
kodek-kodek. Ndekn taok ape kenen padahal nu laguk sok wah milu-milu doing.
Aran jak kanak masi ne demen milu-miluan ndekn peduli kenak dait salak ongkat
ne geraos….” [yakni seperti kesibukan pekerjaan, karena ketika kami bekerja
kami tidak sempat mengawasi dengan siap saja anak kami bermian, ketika
bermain dengan teman-temannya Zahara sering kali mendengar kata-kata kasar
yang tidak pantas untuk diucapkan. Seperti ogah, bodoh, dll (kenjaq, bodo, dll).
Kata-kata kasar yang tidak seharusnya anak-anak ucapkan apalagi hingga
menyebebkan anak melawan orang tuanya sendiri]. 66
66
Amaq Sukri dan Inaq Nawati, Wawancara, Dusun Embungpas, 24 April 2020.
58
Zahara akan ikut-ikutan mengeluarkan kata-kata yang tidak baik seperti yang
2) Lingkungan bermain
bahwa:
berperilaku dan melupakan apa yang diajarkan oleh orang tuanya tentang cara
67
Amaq Farid dan Inaq Yeni, Wawancara, Dusun Embungpas, 25 April 2020.
59
selaku orang tua dari Albi Maizar Rahmad, mereka mengungkapkan bahwa:
benar Albi ketika sudah berhadapan dengan gadged atau TV, Albi akan
mengabaikan hal dan perkataan orang yang ada di sekitarnya. Kemudian orang
tua dari Albi pun akan membiarkan saja anaknya seperti itu.
Begitupula dengan wawancara keluarga amak Udin dan inak Ismi selaku
68
Amaq Mazahar dan Inaq Nurul, Wawancara, Dusun Embungpas, 27 April 2020.
69
Amaq Udin dan Inak Ismi, Wawancara, Dusun Embungpas, 28 April 2020.
60
5) Media Elektronik TV
Wawancara keluarga amak Basid dan inak Sahmin selaku orang tua dari
“…pepantoan si arak lek Tv-Tv no santer gati ndeq ne mendidik, ape lagi
care-care ne pade bepake’an sexsy-sexsy. Pok ye sino gitaq ne sik kanak, melet
terus kanak nurut-nurutan. Padahal kan ndeq ne nagus sino care ne bepakean
ape lagi acting ne si bekapong-kapongan kance dengan mame…” [tontonan-
tonton yang ada di televisi. Banyak acara TV yang berbau pornografi, dan hal itu
sangat tidak pantas untuk dilihat dan didengar oleh anak-anak. Dimulai dari cara
berpakaiannya yang tidak mentup aurat, perkataan dan perbuatan yang tidak
bermoral serta perilaku yang ditampilkan dalam acara sinetron sangat tidak
mencerminkan nilai moral yang baik untuk anak-anak].70
mungkin dikarenakan model dan warna baju temannya yang menarik untuk dia
lihat. Sedangkan Sendi sendiri selalu mengggunakan pakaian sopan (baju sopan
serta celana atau rok yang selalu panjang), walau masih belum menggunakan
hijab.
Wawancara dengan keluarga Bapak Safwan dan Ibu Fatmah selaku orang
70
Amaq Basid dan Inaq Sahmin, Wawancara, Dusun Embungpas, 01 Mei 2020.
61
selalu bermian gadget. Tetapi kami juga tidak mungkin untuk melarang Wazin
bermain dengan teman-temanya tersebut’.71
Wazin tidak di bebaskan dalam memagang gadged oleh orang tuanya. Tetapi
sepermainnya.
atas, dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi oleh orang tua
berikut:
1. Faktor internal
bagaimana makna dari nilai moral itu sendiri sehingga tampa sadar mereka
melakukan dan berbuat hal yang tidak tepat seperti terlalu memanjakan anak dan
2. Faktor eksternal
Sedangkan kendala yang dialami dari faktor eksternal yakni, para orang
tua menggaris bawahi lingkungan bermaian, disamping itu juga pengaruh hp,
media sosial seperti facebook, internet dan lain sebagainya, hal ini sangatlah
71
Bapak Safwan dan Ibu Fatmah, Wawancara, Dusun Embungpas, 03 Mei 2020.
62
BAB III
PEMBAHASAN
A. Strategi Orang Tua Dalam Membina Moral Anak Usia Dini di Dusun
perasaan simpati dan hormat terhadap orang lain.73 Dapat disimpulkan bahwa
strategi orang tua adalah suatu pendekatan yang dilakukan demi mencapai tujuan
Moral lebih diartikan sebagai tingkah laku atau perbuatan dalam sepak
terjang manusia yang berkaitan dengan segala kebiasaan hidup manusia. 74 Moral
memiliki arti yang sangat berkaitan dengan ajaran baik buruk, dan lebih
atau berakhlak.
72
Rahman Johar dan Latifah Hanuman, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: CV Bidu
Utama, 2016), H. 1.
73
Stephanie Yuanita Indrasari, dan Laily Affiani, “Jurnal Psikologi Sosial “Peran Persepsi
Keterlibatan Orangtua Dan Strategi Pengasuhan Terhadap Parenting Self-Efficacy”, Vol. 16, No. 02,
2018. H. 74-85.
74
Muammar Qadafi, “Alwalady “ Kolaborasi Guru Dan Orang Tua Dalam Mengembangkan
Aspek Moral Agama Anak Usia Dini”, Vol. 5, No. 1, Maret 2019, H. 4.
75
Amos Neolaka Dan Grace Amelia, Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri
Menuju Perubahan Hidup, (Depok: Kencana, 2017), H. 455
63
Keinginan setiap orang tua pasti sama yakni ingin anak-anaknya tumbuh
menjadi anak yang sholeh dan solehah serta berguna dimasa mendatang. Untuk
dapat mewujukan keinginan dari setiap orang tua tersebut, diperlukan berbagai
startegi yang akan mengarahkan anak agar menjadi anak yang memiliki moral
yang baik. Membina moral untuk anak usia dini dimulai dari tindakan nyata orang
tua, dengan cara para orang tua berperilaku dengan perilaku yang baik di hadapan
anak.
Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anaknya,
pertama dan utama maksudnya adalah bahwa orang tua adalah sumber ilmu
pertama yang tertanam dalam diri anak. Moral seseorang mulai terbentuk dari
adalah sosok yang sering dilihat dan diperhatian oleh anak dalam kesehari-
hariannya. Oleh karena itu, proses pembelajarannya harus dimulai dari keluarga.
Maka dari itu orang tualah yang paling bertanggung jawab terhadap setiap
Masih terkait dengan strategi membina moral anak usia dini, maka tujuan
membina moral yakni untuk mewujudkan manusia ideal dalam artian anak yang
ajaran agama dan taat beribadah, serta sangup hidup bermasyarakat dengan baik
ke fitrahnya atau fungsi dasar sebagai manusia. Fungsi yang dimaksud yaitu; 1)
fungsi diri sebagai anak yang harus berbakti kepada orang tua, serta hormat
64
kepada yang lebih besar sekaligus kasing sayang pada yang lebih kecil, 2) fungsi
diri sebagai bagian dari yang lain (mahluk sosial), dan 3) fungsi diri sebagai
makhluk yang memiliki sang pencipta yakni Allah SWT. Semua fungsi-fungsi itu
Untuk membentuk moral di dalam keluarga, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan, yaitu:
1. Orang tua menata bahasa (tata ujar) dari seorang anak dalam berbicara pada
orang lain.
2. Orang tua mengajarkan pada anak untuk menghormati orang yang lebih tua.
4. Orang tua mendidik anak untuk mengaji, shalat dan tata ibadah lainnya.
5. Anak diberi pengarahan dan motivasi pada setiap kegagalan, juga diberi
6. Orang tua memberi contoh dan mengajarkan disiplin waktu, kejujuran, dan
keikhlasan.
8. Orang tua tidak serta merta menyalahkan anak dan menggunakan kekerasan
untuk mendidik.76
tua dalam membina moral anak usia dini sesuai dengan temuan peneliti di lokasi
76
Arif Hidayat, “Tadris, “Pembelajaran Moral Islami,” Vol. 9, No. 1, Juni 2014. H. 46-47.
65
terkait strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini di Dusun
perasaan emosi yang positif pada diri anak.77 Orang tua perlu memberikan
Anak akan tumbuh menjadi sosok yang percaya diri apabila diberikan
mengambil keputusan.
Seperti yang dilakukan oleh orang tua yang ada di Dusun Embungpas,
kegiatan yang positif, dengan harapan anak mereka kelak tumbuh menjadi
Komunikasi menjadi hal penting dalam hubungan orang tua dan anak
77
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi Dan Aspek Perkembangan Anak,
(Jakarta: Kencana, 2016), H. 64.
66
dan dukungan pada anak. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik antara
orang tua dan anak, dapat membuat suasana yang hangat dan nyaman dalam
hubungan keluarga. 78
sopan (positif) yang orang tua ajarkan pada anak di Dusun Embungpas. Pada
saat orang tua mengajarkan komunikasi sopan (positif) pada anak, perlu
terjalin lebih dahulu komunikasi baik antara orang tua, dan tetangga sekitar.
Agar anak senantiasa melihat dan mendengar kata-kata yang tepat untuk
dipergunakan berkomunikasi.
lipat, tidak hanya kelak di akhirat, tetapi juga ketika masih hidup di dunia.79
78
Muthmainnah, “Jurnal Pendidikan Anak, “Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Pribadi
Anak Yang Androgynius Melalui Kegiatan Beriman”,, Vol. 1 No. 1, Juni 2012, H. 109.
79
Amirulloh Syarbini, Sedekah Mahabisnis Dengan Allah Berkeuntungan 700 Kali Lipat
Secara Cepat, (Jakarta: Qultum Media, 2012). H. 15.
67
Dengan membiasakan anak untuk dapat berbagi baik itu dalam bentuk
makanan atau apapun, akan menjadikan anak memiliki rasa empati dalam
dirinya. Hal serupa di lakukan oleh orang tua yang ada di Dusun Embungpas,
mereka secara sadar bahwa mereka terlalu memanjakan anak mereka dengan
memberikan segala hal yang anaknya inginkan. Maka dari itu mereka juga
baik itu berbagi makanan, minumana atau mainan agar dapat dimainkan
bersama.
untuk beribadah sejak dini merupakan pembiasaan sikap disiplin pada anak.
kelak akan meninggalkan bekas yang positif pada diri maupun kebiasaan
anak.81
sejak dini dengan harapan ketika anak mereka sudah dewasa nanti akan selalu
80
Miftahul Huda dan Muhammad Idris, Nalar Pendidikan Anak, (Jakarta: Ar-Ruzz Media,
2008), H. 122.
81
Cristiana Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak Seja Pembuahan Sampai Dengan Kanak-
Kanak Akhir, (Jakarta: Prenda Media Group, 2012), H. 239.
68
islam Shalat adalah tiang agama, bila salah satu dari tiang agama tidak di
Orang tua dan anak mempunyai kedekatan yang jauh lebih intens dari
pada orang di luar keluarga. Maka sudah menjadi kewajiban orang tua untuk
nilai positif bila melakukan hal yang baik.82 Seperti mengajak anak untuk
Ajaran tersebut juga dilakukan oleh orang tua yang ada di Dusun
baik yang dapat menutup aurat. Selain untuk kebaikan diri sendiri menutup
82
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi Dan Aspek Perkembangan Anak,
(Jakarta: Kencana, 2016), H. 64.
69
ibadah, akhlak, kesenian, dan lain-lain.83 Orang tua, serta lingkungan harus
menjadi model terbaik bagi anak dalam melaksanakan nilai-nilai moral yang
diharapkan.
Perilaku orang tua, serta lingkungan adalah contoh yang paling efektif
berpengaruh terhadap perkembagan moral anak usia dini, karena anak usia
terdekatnya.
Masalah yang tidak disadari oleh para orang tua di Dusun Embungpas
yakni mereka mngajari anak ereka suatu hal tertentu tetapi mereka sendiri
tidak melaksanakannya. Maka dari itu dengan adanya metode keteladanan ini,
para orang tua diharapkan mampu berperan sebagai teladan yang memang
adalah cara untuk memberikan contoh yang konkrit agar anak bisa melihat
83
Anisa Fiahliha, “Implementasi Pengembangan Nilai Agama Moral Pada Anak Usia Dini
Melalui Metode Keteladanan Di Tk Aisyiyah 1 Sawahan Ngemplak Boyolali,” Skripsi Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Surakerta 2017. H. 49. Diakses pada, 15 Juli 2020.
84
Yudrik Jahja, Psikolog Perkembangan, (Jakarta: Prenda Media Group, 2011), H. 52.
70
B. Kendala Yang Dihadapi Orang Tua Dalam Membina Moral Anak Usia Dini
Setiap proses pembinaan moral yang di terapkan tidak akan lepas dari
arahan yang dilakukan secara sadar oleh orang dewasa atau yang lebih
berpengalaman terhadap anak yang perlu bimbingan agar dapat menjadi lebih
sebelumnya, moral diartikan sebagai tingkah laku atau perbuatan dalam sepak
terjang manusia yang berkaitan dengan segala kebiasaan hidup manusia. Moral
memiliki arti yang sangat berkaitan dengan ajaran baik buruk, dan lebih
Demikian juga dalam proses pembinaan yang dilakukan oleh orang tua
tidak lepas dari yang namanya kendala. Dalam jurnal penelitian yang telah
dilakukan oleh Fahrudin mengungkapkan jika orang tua tidak dapat memikul
85
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/definisi-pembinaan.html?m=1, diakses pada
15 maret 2020, pukul 14.57.
86
Amos Neolaka Dan Grace Amelia, Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri
Menuju Perubahan Hidup, (Depok: Kencana, 2017), H. 455
71
dapat terjadi yakni seperti yang di ungkapkan oleh Zakiyah Derajat yaitu:
e) Banyak tulisan, gambar, maupun siaran yang tidak mengindahkan nilai moral
dan fashion). 88
terkait kendala yang dihadapi oleh orang tua dalam membina moral anak usia dini
1. Faktor Internal, seperti kurangnya waktu yang dimiliki orang tua akibat sibuk
bekerja diluar.
Orang tua berperan sebagai orang pertama dan paling utama dalam
anak merupakan tugas yang tidak dapat tergantikan dan tidak dapat diambil
alih. Artinya, tugas mendidik yang dilakukan orang tua tidak dapat diserahkan
87
Fahrudin, “Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta’lim “Proses Pendidikan Nilai Moral Di
;Ingkungan Keluarga Sebagai Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja”, Vol. 12, No. 1, 2014. H. 48.
88
Ibid., H. 48-50.
72
sepenuhnya kepada orang lain.89 Orang tua yang menentukan sendiri anaknya
sebagai orang tua. Dimana anak sering merasa kurang pendidikan dan kasih
pola asuh yang ada selalu memberikan dampak yang berbeda pada anak. 90
yang benar, pendidikan yang sesuai syari’at, namun kalau kita melihat realita
dari orang tua kaum muslimin banyak diantara mereka melalaikan hal ini
orang tua, atau membatah orang tua yang dapat menjadikan anak durhaka,
atau dampak yang lebih buruk lagi adalah lalainya orang tua dalam mendidik
89
Nurul Fahmi, Menjadi Ortu Milenial Panduan Praktis Mengasuh Anak Di Era Digital,
(Semarang: Pendar Ilmu, 2019). H. 8.
90
Rita Eka Izzaty, Perilaku Anak Pra Sekolah, (Jakarta:PT Gramedia, 2017). H. 17.
73
2. Faktor Eksternal
kendala yang dihadapi oleh para orang tua dalam proses membina moral
kadang terpengaruh oleh sikap dan perilaku kurang baik yang ditujukkan
oleh teman bermainnya. Sebagai contoh, kondisi daerah yang tidak aman
keluarga broken home, anak yang seperti itu cenderung lebih sering
mendengar dan melihat contoh dan perilaku yang tidak baik yang
tidak sadar akan saling beradu mulut di hadapan anak-anak. Hal tersebut
dapat menjadi contoh dari sikap yang tidak baik untuk dilihat oleh anak,
keras, pribadi yang galak, apa yang dia inginkan harus segera terlaksana.
91
Ibid,… H. 11-12.
74
dengan anak yang ada dirumah. Sedangkan ibu yang tetap berada dirumah
aktif untuk mencoba fitur serta aplikasi lain yang lebih menarik.92
dampak positif dan sisi yang lain memiliki dampak negatif. Pada sisi
melalui surat kabar, televisi, radio, film, dan internet. Dampak lainnya
anak-anak. 93
percaya diri juga pada perkembangan fisik anak. Sedangkan pada sisi
92
Puji Asmaul Chusna, “Dinamika Penelitian Media Komunikasi Sosial Keagamaan
“Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan Karakter Anak” Vol. 17, No. 2, November 2017. H.
319.
93
Ibid,… H. 321.
75
perilaku yang tanpa sengaja dan sadar sering menjadi iklan-iklan yang
muncul adalah situs porno, serta film atau game yang bermuatan
kekerasan.
76
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil temuan dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat
1. Strategi yang dilakukan oleh orang tua dalam membina moral anak usia dini
2. Kendala-kendala yang dihadapi oleh orang tua dalam membina moral anak
pengaruh hp, media sosial seperti facebook, internet dan lain sebagainya,
77
B. Saran
Ada beberapa hal yang peneliti ingin sampaikan sebagai saran dari hasil
penelitian dan bukan bermaksud untuk meremehkan dan menyinggung hati pihak
strategi orang tua dalam membina moral anak usia dini, maka orang tua harus
menerapkan cara dan tingkah laku yang mencerminkan moral yang baik pada
anak dengan tujuan dan harapan anak akan mengikuti jejak yang dilakukan
atau sebagainya, dan tetap memperhatikan siapa teman bermain anak sehingga
pergaulan anak tetap terjaga oleh orang tua. Menjalin komunikasi yang baik
dalam keluarga, anatara anak dan orang tua juga akan mempermudah anak
DAFTAR PUSTAKA
Amos Neolaka dan Grace Amelia, Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri
Sendiri Menuju Perubahan Hidup, Depok: Kencana, 2017.
Anisa Fiahliha, “Implementasi Pengembangan Nilai Agama Moral Pada Anak Usia
Dini Melalui Metode Keteladanan Di Tk Aisyiyah 1 Sawahan Ngemplak
Boyolali,” Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Surakerta 2017.
Arif Hidayat, “Tadris, “Pembelajaran Moral Islami,” Vol. 9, No. 1, Juni 2014.
Aris Priyanto, “Jurnal Ilmiah Guru “COPE” “Pengembangan Kreativitas Pada Anak
Usia Dini Melalui Aktivitas Bermain”, Vol. 18, No. 02, November 2014.
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi Dan Aspek Perkembangan
Anak, Jakarta: Kencana, 2016.
Dian Ibung, Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2009.
Fahrudin, “Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta’lim “Proses Pendidikan Nilai Moral
Di ;Ingkungan Keluarga Sebagai Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja”, Vol.
12, No. 1, 2014.
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/definisi-pembinaan.html?m=1, diakses
pada 15 maret 2020, pukul 14.57.
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/definisi-pembinaan.html?m=1, diakses
pada 15 maret 2020, pukul 14.57.
Kementerian Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Tajwid Dan Terjemah, Solo: Penerbit
Abyan, 2014.
Miftahul Huda dan Muhammad Idris, Nalar Pendidikan Anak, Jakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008.
Muhamad Nurhadinim, “Strategi Orang Tua Dalam Membina Karakter Anak di Desa
Hingalamamengi Kec. Omesuri Kab. Lembata NTT’’ Skripsi Fakultas
Tarbiyah Dan keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar,
2012. Diakses pada 25 April 2020.
Nurul Fahmi, Menjadi Ortu Milenial Panduan Praktis Mengasuh Anak Di Era
Digital, Semarang: Pendar Ilmu, 2019.
Rita Eka Izzaty, Perilaku Anak Pra Sekolah, Jakarta:PT Gramedia, 2017.
80
Stephanie Yuanita Indrasari, dan Laily Affiani, “Jurnal Psikologi Sosial “Peran
Persepsi Keterlibatan Orangtua Dan Strategi Pengasuhan Terhadap Parenting
Self-Efficacy”, Vol. 16, No. 02, 2018.
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga,
Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 2014.
Warni Tune Sumar, Strategi Pemimpin Dalam Penguatan Iklim Ssekolah Berbasisi
Budaya Dan Kearifan Local, Yogyakarta: Cv Budi Utama, 2018.
LAMPIRAN
82
Lampiran 1
Pedoman Wawancara
Hari/tanggal :
Narasumber :
Pertanyaan Jawaban
1. Sebagai orang tua, nilai moral apa
yang anda ajarakan pada anak anda?
2. Apa yang anda lakukan sebagai orang
tua apabila anak tidak mengikuti
ajaran moral anda?
3. Apa saja yang dipersiapkan untuk
mendukung keberhasilan ajaran
moral anda?
4. Kendala apa yang di hadapi orang tua
dalam melaksanakan pembinaan
moral?
Responden Peneliti
( ) ( )
83
Pedoman Obsevasi
Hari/tanggal :
Tempat :
Nama Anak :
Peneliti
( )
84
Pedoman Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Sebagai orang tua, nilai Memberi dukungan atau motivasi, kami
moral apa yang anda memotivasi Zahara untuk ikut terlibat dalam
ajarakan pada anak segala bentuk kegiatan yang baik agar Zahara
anda? dapat mengetahui bahwa berbuat kebaikan itu
menyenangkan dan bermanfaat bagi diri sendiri
dan orang lain. Memotivasi Zahara untuk ikut terlibat
dalam segala kegiatan yang baik untuk menumbuhkan
rasa empati yang ada dalam dirinya itu susah-susah
gampang. Pada awalnya kami sebagai orang tua
mengalami kerepotan ketika melibatkan Zahara dalam
kegiatan yang kami lakukan, akan tetapi kami
menikmatinya karena anak kami Zahara terlihat senang
bila diikut sertakan dalam melakukan kegiatan yang
kami lakukan.
2. Apa yang anda lakukan Mengarahkan (Memberikan Nasihat),
sebagai orang tua Menasihati/mengarahkan dengan memberikan
apabila anak tidak contoh melalui cara yang langsung dapat dilihat
mengikuti ajaran moral dan didengar oleh anak (Zahara).
anda?
3. Apa saja yang Menyediakan fasilitas yang mendukung untuk
dipersiapkan untuk kesehatan dan keselamatannya ketika Zahara
mendukung mulai ikut terlibat dalam kegiatan yang saya
keberhasilan ajaran lakukan. Seperti ketika akan membantu memasak,
moral anda? saya tidak mengizinkan Zahara untuk memegang
pisau tetapi diganti dengan memberinya sendok.
b. Kendala apa yang di Tidak dapat mengawasinya setiap saat selama
hadapi orang tua dalam berada di luar rumah dan lingkungan bermain.
melaksanakan Karena kami terkadang harus pergi perkerja dan
pembinaan moral? secara tidak langsung kami akan meninggalkan
Zahara tanpa pengawasan saat bermain dengan
85
Pertanyaan Jawaban
teman-temannya, apalagi ketika teman
bermainnya yang terkadang Zahara lihat dan
dengar megucapkan kata-kata kasar, dan tidak
pantas lainnya.
Responden Peneliti
Pedoman Wawancara
Hari/tanggal : Sabtu, 25 April 2020
Narasumber : Amaq Farid dan Inaq Yeni
Pertanyaan Jawaban
1. Sebagai orangtua, Membiasakan sikap sopan santun. Sopan santu disini
nilai moral apa yang maksudnya seperti membiasakan anak (Danu) untuk
anda ajarakan pada mengucap salam ketika keluar maupun masuk rumah,
anak anda? dan mencium tangan orang yang tua, serta
membiasakan anak (Danu) dengan pangilan-pangilan
yang sopan untuk orang yang lebih tua dari dirinya.
Kami mengajarkan Danu sikap sopan santun agar
nanti ketika Danu sudah mulai besar dan dewasa
Danu tidak akan sembarangan caranya memanggil
orang.
2. Apa yang anda Mengarahkan atau memberi nasehat, serta
lakukan sebagai mencontohkan bagaimana cara mengucapkan kata-
orang tua apabila kata sopan dan perbuatan-perbuatan yang
anak tidak mengikuti mencerminkan kesopanan.
ajaran moral anda?
3. Apa saja yang Kami sebagai orang tua terlebih dahulu belajar
dipersiapkan untuk bagaiman cara menunjukkan sikap sopan santun agar
mendukung anak kami Danu melihat bahwa orang tuanya pun
keberhasilan ajaran yang sudah tua tetap menyebutkan pangilan yang
moral anda? baik pada orang lain walaupun orang lain itu masih
muda.
4. Kendala apa yang di Lingkungan bermain anak, media social, hp, dll.
hadapi orang tua Banyak dari teman-teman sebayanya yang belum
dalam melaksanakan terlalu di perhatikan terkait cara bersikap oleh orang
pembinaan moral? tuanya karena mereka berangapan ketika anak
mereka besar nanti, akan tau dengan sendirinya mana
sikap yang baik dan buruk tanpa mempersiapkan dari
sejak dini.
Responden Peneliti
Pedoman Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Sebagai orangtua, nilai moral Rasa berbagi (tidak pelit). Kami mengajarkan
apa yang anda ajarakan pada Albi hal tersebut karena kami merasa sebagai
anak anda? orang tua yang selalu dapat menyediakan
apapun keinginan Albi baik itu dalam bentuk
mainan, makanan dan pakaian yang anak
kami inginkan. Dengan membiasakan mau
berbagi tersebut, kami berharap agar Albi
tidak tumbuh menjadi anak yang sombong
dikarenak dengan cara kami menyanyanginya
atau memanjakannya sedari kecil.
2. Apa yang anda lakukan Memberi nasehat dan menjalin komunikasi.
sebagai orang tua apabila Ada kalanya Albi tidak mau berbagi, baik itu
anak tidak mengikuti ajaran makanan atau mainan (untuk dimainkan
moral anda? bersama). Bila Albi dalam keadaan seperti,
maka itu kami menanyakan kenapa Albi
seperti itu?. Kemudian kami memberi nasehat
kepadanya bila Albi tetap tidak mau berbagi
berarti itu tandanya Albi tidak mau bermain
lagi dan kemudian teman-teman Albi tidak
akan bermain bersama Albi lagi.
3. Apa saja yang dipersiapkan Menyediakan fasilitas yang baik dan aman
untuk mendukung untuk kesehatan dan keselamatanya. Seperti
keberhasilan ajaran moral makanan yang sehat, dan mainan yang
anda? diinginkannya agar dapat dimainkan secara
bersama-sama. Dalam mengajarakan
kebiasaan berbagi pada Albi, terlebih dahulu
kami selaku orang tua memperlihatakan sifat
tersebut agar Albi dapat melihat secara
langsung bahwa orang tuanya pun mau
berbagai dengan orang lain.
4. Kendala apa yang di hadapi Kesibukan kami bekerja yang membuat waktu
orang tua dalam antara anak dan orang tua berkurang, dan juga
88
Pertanyaan Jawaban
melaksanakan pembinaan media Elektronik seperti TV dan hp. Karena
moral? apabila bila sudah berhadapan dengan dua
benda itu Albi akan mulai egois dan tidak
akan mendengarkan apa kata orang tuanya.
Responden Peneliti
Pedoman Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Sebagai orangtua, nilai Membiasakannya untuk beribadah sejak dini.
moral apa yang anda Kami mengajarkan Irsyad untuk mulai
ajarakan pada anak melaksanakan ibadah sejak dini dikarenakan anak-
anda? anak muda zaman sekarang banyak yang lalai
akan kewajibanya mendirikan shalat lima waktu.
Kami berharap untuk kedepannya Irsyad akan
mampu mengetahui bahwa ibadah sholat itu
adalah tiang agama, yang artinya apabila tanpa
adanya tiang yang kuat maka suatu agama akan
mudah goyah.
2. Apa yang anda lakukan Memberi nasehat dan hukuman bila sudah terlalu
sebagai orang tua sering tidak melaksanakan shalat. Hukumanya
apabila anak tidak dengan cara saya sebagai ibunya akan sedikit
mengikuti ajaran moral mengabaikan pangilannya ketika Irsyad mulai
anda? memiliki keinginan tertentu.
3. Apa saja yang Menyiapkan fasilitas dalam bentuk pakaian ibadah
dipersiapkan untuk yang indah agar Irsyad selalu tertarik untuk
mendukung mengenakannya sekaligus mengetahui bila sudah
keberhasilan ajaran memakai pakaian ibadah itu tandanya dia harus
moral anda? melaksanakan shalat.
4. Kendala apa yang di Terkadang kami sebagai orang tua, khususnya
hadapi orang tua dalam saya sebagai ibu ketika berhalangan untuk
melaksanakan melaksanakan ibadah dan bapaknya yang sedang
pembinaan moral? bekerja tidak dapat menemani Irsyad untuk shalat
bersama maka Irsyad akan ikut lalai dan Irsyad
akan lebih memilih memainkan alat elektonik (hp)
atau menonton TV.
Responden Peneliti
Pedoman Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Sebagai orangtua, nilai Mengajarknya nilai moral dalam bentuk tata cara
moral apa yang anda berpakaian yang sesuai dengan ajaran islam,
ajarakan pada anak anda? kami membiasakan Sendi untuk berpakaian yang
tertutup, seperti baju yang berlengan panjang,
celana atau rok panjang, serta memakai hijab.
Dimana dalam ajaran islam seorang anak gadis
diwajibkan untuk menutup aurat. Walau masih
ada beberapa pakaian yang dimiliki Sendi yang
berlengan pendek, tapi kami mengusakannya
untuk menggunakan pakaian itu pada saat berada
di dalam rumah saja.
2. Apa yang anda lakukan Mengarahkan dan memberi nasehat. Dengan
sebagai orang tua apabila memberikan gambaran kepada anak tentang
anak tidak mengikuti pentingnya menutup aurat dan bahaya yang
ajaran moral anda? ditimbulkan jika tidak menutup aurat.
3. Apa saja yang Menyediakan fasilitas seperti pakaian-pakaian
dipersiapkan untuk yang tertutup. Serta saya sebagai ibunya pun
mendukung keberhasilan harus mencontohkan cara berpakaian yang baik
ajaran moral anda? dan sopan agar Sendi dapat melihat contoh yang
baik secara langsung.
4. Kendala apa yang di Lingkungan bermain, media elektronik TV, hp,
hadapi orang tua dalam dll. Khusunya acara-acara TV yang banyak
melaksanakan pembinaan menayangkan cara berpakaian, sikap dan tingkah
moral? laku yang tidak baik untuk dipertonton bagi
anak-anak.
Responden Peneliti
Pedoman Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Sebagai orangtua, Nilai moral yang ada dalam ajaran islam. Kenapa
nilai moral apa yang kami memilih menggunakan moral yang sesuai
anda ajarakan pada dengan ajaran islam, karena semua tatanan kehidupan
anak anda? itu sudah ada dalam islam. Kami lebih mengarahkan
Wazin pada moral keteladanan, misalnya ketika kita
ingin mengarahkan Wazin untuk shalat tepat waktu
maka kami selaku orang tua harus terlebih dahulu
mencontohkannya agar Wazin dapat melihat contoh
perbuatan keteladanan secara langsung.
2. Apa yang anda Menasehati, serta menjalin komunikasi. Bila Wazin
lakukan sebagai melakkan hal yang dapat menganggu tetangga sekitar
orang tua apabila maka kita beri dia nasehat bahwa perbuatannya itu
anak tidak mengikuti kurang baik karena bisa menimbulkan gangguan bagi
ajaran moral anda? orang-orang disekitar, kemudian kita arahkan dia
pada hal yang benar untuk dia (Wazin) lakukan.
3. Apa saja yang Kami sebagai orang tua lah yang mempersiapkan diri
dipersiapkan untuk dan membekali diri kami dengan pengetahuan-
mendukung pengetahuan terkait hal yang kami ingin terapkan
keberhasilan ajaran pada anak kami.
moral anda?
4. Kendala apa yang di Media elektronik hp, TV, serta medsos, dll.
hadapi orang tua Perkembangan zaman ini terkadang membawa
dalam melaksanakan dampak positif dan negative untuk moral anak-anak.
pembinaan moral? Karena tidak hanya yang baik saja yang ditampilkan,
tetapi yang buruk juga ikut ditampilkan oleh yang
namanya media elektronik ini.
Responden Peneliti
Pedoman Obsevasi
Peneliti
(Muliana)
93
Pedoman Obsevasi
Peneliti
(Muliana)
94
Pedoman Obsevasi
Peneliti
(Muliana)
95
Pedoman Obsevasi
Peneliti
(Muliana)
96
Pedoman Obsevasi
Peneliti
(Muliana)
97
Pedoman Obsevasi
Peneliti
(Muliana)
98
Photo 1
Wawancara Inaq Nawati, selaku orang tua dari Zahara Parida Hukmi usia 5 tahun
Photo 2
Wawancara inak Yeni, orang tua dari Azka Danu Anugrah usia 6 tahun
99
Photo 3
Wawancara inaq Nurul dan amaq Mazahar, orang tua dari Albi Mizar Rahmad usia 6
tahun
Photo 4
Wawancara inaq Ismi, orang tua dari Muhammad Irsyad Azhari usia 6,5 tahun
100
Photo 5
Wawancara inaq Sahmin selaku orang tua dari Sendi Amelia usia 6,5 tahun
Photo 6
Wawancara Ibu Fatmah,M.Pdi. orang tua dari Wazin Akhkami Afkar usia 6 tahun
101
Photo 7
Wawancara Inaq Jamrah selaku tetangga Inaq Nawati
102
Photo 1
Hasil observasi keluarga Amaq Sukri dan Inaq Nawati
Photo 2
Hasil observasi keluarga Amaq Farid dan Inak Yeni
103
Photo 3
Hasil observasi keluarga Amaq Mazahar dan Inak Nurul
Photo 4
Hasil observasi keluarga Amaq Udin dan Inak Ismi
104
Photo 5
Hasil observasi keluarga Amaq Basit dan Inak Sahmin
Photo 6
Hasil observasi keluarga Bapak Safwan dan Ibu Fatma
105