Pengurus Besar Muhammadiyah tahun 1942-1953 bersama bebarapa orang sahabatnya pada tahun
1945. (Umar Hasyim : Muhammadiyah jalan lurus)
Bapak saya mulai memikirkan dan menyusun MADM sejak tahun 1943 dua tahun berjalan Ki Bagus
memimpin Muhammadiyah, walau proses penetapannya memakan waktu cukup lama
antara UUD 1945 dengan MADM? Beliau menjawab, "Bapak saya mulai memikirkan dan menyusun
MADM tahun 1943, yakni masa dua tahun berjalan Ki Bagus memimpin Muhammadiyah, walaupun
proses penetapamya memakan waktu yang eukup lama karena harus menunggu pembahasan dalam
sidang Tanwir maupun Muktamar". Rumusan tersebut eliperkenalkan oleh Ki Bagus Hadikusuma
dalam Muktamar Darurat tahun 1946 di Yogkarta. Sedangkan Muqaddimah UUD RI ditetapkan pada
tahun 1945
Ada sebuah pernyataan Pak Djarnawi yang sangat mengejutkan dan menggugah energi berpikir saya,
yang tetap membekas di pikiran dan hati saya, yakni beliau mengatakan: "Sesungguhnya negara kita
negara sekuler". Saya bertanya, alasamya apa? Beliau menjawab, "Karena dasarnya Paneasila.
Paneasila itu produk manusia (politik), bukan produk Allah SWT, sehingga NASAKOM-pun bisa berdiri
dan eksis, itu sebabnya Bapak saya —Ki Bagus Hadikusuma—- mengusulkan Piagam Jakarta". Ini
patut menjadi renungan, memang Paneasila itu bukan agama, Paneasila adalah dasar negara yang
mewadahi semua agama. Ini sisi lain dari pandangan pribadi Pak Djarnawi Hadikusuma.
Perumusan MADM dilatarbelakangi oleh adanya kekaburan dan lunturnya ideologi akibat proses
perjalanan hidup Muhammadiyah yang sudah lebih dari 30 tahun. Hal tersebut ditandai oleh:
Daya berpikir antisipatif para tokoh-tokoh Muhammadiyah generasi awal patut diaeungi jempol.
ltulah gaya (style) berpikir yang luar biasa, sebagai perwujudan sikap yang sesuai dengan kaidah
Ushul Fiqh: "Dar'u 'mafasid muqaddamu 'ala jalbil Mashalih (peneegahan atau penolakan terhadap
hal-hal yang membawa bahaya dan kerusakan lebih utama daripada mengambil maslahat).
Kekhawatiran akan munculnya bahaya memang terbukti.
Pengaruh kuat yang berbahaya itu antara Iain adalah masuknya paham dan gerakan Ahmadiyah
Qadiani ke Indonesia pada tahun 1925, yang dibawa oleh Rahmat Ali, seorang juru dakwah
Ahmadiyah. Rihlah dakwahnya dimulai dari Tapak Tuan (Aceh) tahun 1930, kemudian menuju ke
Padang, tahun 1933— 1934 di Bandung dan Jakarta. Pada tahun 1938 gerakan Ahmadiyah di
Indonesia menerbitkan karya Maulwi Muhammad Ali: "De Religie van de Islam", buku ini bertujuan
membela gerakan Ahmadiyah.
Baru tiga tahun Indonesia merdeka muncul pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948. NASAKOM
(Nasionalisme, Agama dan Komunis) didirikan oleh Soekarno sebagai wadah bagi golongan
nasionalis, agama, dan komunis. NASAKOM yang diciptakan Soekarno menjelang akhir masa
kekuasaamya, dimanfaatkan dengan baik oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk me-NASAKOM-
kan seluruh bidang kegiatan pemerintah. Dalam tempo singkat orang-orang dan simpatisan komunis
telah bercokol di mana-mana, termasuk di pemerintahan. Soekarno tidak menyadari bahwa tidak
mungkin untuk mempersatukan orang-orang yang beragama dengan orang-orang komunis yang
tidak percaya eksistensi Tuhan. Soekarno dengan NASAKOM-nya memang berhasil untuk waktu
singkat menguasai bidang politik, tetapi sama sekali tidak mampu memperbaiki bidang
perekonomian dan kesejahteraan rakyat yang semakin memburuk, parah, dan sengsara. Dengan
gagal nya pemberontakan G-30-S/PKI 1965 maka NASAKOM pun hilang lenyap dengan sendirinya.
Isi MADM bukan murni dari pemikiran Ki Bagus sendiri, tetapi beliau terinspirasi dengan pokok-
pokok pikiran, ide, dan gagasan KH. Ahmad Dahlan tentang upaya menegakkan dan menjunjung
tinggi Agama Islam. Dengan demikian dapat dipahami bahwa yang mendorong Ki Bagus Hadikusuma
menyusun isi Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah ada dua faktor penting, yakni pertama,
hasil refleksi atas pemikiran dan ide-ide KH. Ahmad Dahlan dan kedua belum disusumya Pembukaan
UUD 1945.
Konsep MADM yang disusun oleh Ki Bagus Hadikusuma diajukan lagi untuk dibahas dan disahkan
secara resmi dalam Muktamar Muhammadiyah ke-31 di Yogyakarta tahun 1950. Namun, pada waktu
itu muncul pula konsep Iain yang disusun oleh Prof. Dr. Hamka dan beberapa rekan Iainya, yang
isinya lebih menitikberatkan pada peranan dan sumbangsih Muhammadiyah dalam mengisi
kemerdekaan dan pembangunan negara dan bangsa. Hal ini menyebabkan Muktamar belum dapat
mengambil keputusan tentang konsep yang harus diterima, milik Ki Bagus atau Prof. Dr. Hamka.
Maka, Muktamar menyerahkan kepada Sidang Tanwir (1951) agar diteliti lebih lanjut, serta melihat
Muhammadiyah jauh ke depan. Akhirnya, Sidang Tanwir mengambil keputusan menerima konsep Ki
Bagus Hadikusuma sementara redaksionalnya disempurnakan oleh suatu tim, yang melibatkan Prof.
Dr. Hamka, Prof. Mr. Kasman Singodimedjo, KH. Farid Ma'ruf, dan Zein Djambek.6 Rumusan isi
(matan) MADM yang disempurnakan redaksionalnya ituIah yang kemudian dipakai hingga saat ini.
1. Surat Al-Fatihah
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakikamya merupakan dasar, haluan gerak, dan
perjuangan Muhammadiyah. Surah Al-Fatihah ditempatkan sebagai urutan pertama dalam
perumusan ini, mengingat bahwa Al-Fatihah sebagai induknya AlQur'an (ummul Qur'an),
mengandung pengertian bahwa haluan dasar yang utama gerakan Muhammadiyah adalah Al-
Qur'an, artinya apa pun sektor gerakan Muhammadiyah harus berdasarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Qur'an.
"Saya rida: Bertuhan kepada Al/ah, beragama kepada Islam dan berNabi kepada Muhammad
Rasulullah SAW”
Sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. BerTuhan dan beribadah serta tunduk
dan taat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama
manusia.
Dan hendaklah ada di antara kamu suatu golongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma 'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (QS.
Ali-Imran/3: 104).
"Suatu negara yang indah, bersih, suei dan makmur di bawah perlindungan Tuhanyang
mahapengampun". (QS. Sabaa'/34: 15)
2. Fungsi MADM
Adapun fungsi MADM adalah sebagai ruhul jihad dan asas dalam seluruh aspek gerakan perjuangan
Muhammadiyah.
MADM mengandung tujuh pokok pikiran atau tafsir yang menjadi prinsip pendirian Muhammadiyah.
1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid (meng-Esakan Allah: ber-Tuhan beribadah serta
tunduk dan taat kepada Allah SWT).
Ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang
wajib atas tiap-tiap makhluk terutama manusia. Tauhid adalah salah satu pokok ajaran Islam yang
bersifat tetap, tidak berubah sejak agama Islam yang pertama sampai yang terakhir.
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku". (QS. Al-Anbiya'/21: 25)
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sese,n_ baban) selain Allah.(QS.
Muhammad/47: 19)
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS.
Adz-Dzariyat/51: 56)
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia. (QS. AI-Isra'/17:
23)
Orang-orang beriman itu sesunguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan)
antara kedua saudaramu ițu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahrnat (QS. Al-
Hujurat/49: 10
QS. Al Hujarat:13
3. Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnya dan satusatunya yang dapat dijadikan sendi
untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama
(masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, di dunia dan di
akhirat.
QS. Al Imran/3:19
QS al-Imran/3:85
QS. Al Maidah/5:3
4. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam untuk mewujudkan masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah berbuat ihsan dan
islah kepada manusia atau masyarakat.
Keterangan:
a. Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang mana pun juga adalah kewajiban
mutlak bagi setiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah.
b. Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai
Nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan
hidup bahagia dunia dan akhirat.
c. Usaha menjunjung tinggi dan menegakkan agama Islam untuk merealisasikan ajaran-
ajaramya guna mendapatkan keridhaan Allah adalah dinamakan Sabilillah.
ضاهُ هللاُ مِنْ ُك ِّل َع َم ٍل أَذ َِن هللاُ ِب ِه إِل ِعْ اَل ِء َك ِل َم ِت ِه َو َت ْن ِف ْي ِذ أَحْ َكا ِم ِه
َ ْْق ْالم ُْوصِ ُل إِلَى َما َير َّ هللا ه َُو
ُ الط ِري ِ َس ِب ْي ُل
Artinya: "Sabilillah ialah jalan (media) yang menyampaikan kepada apa yang diridai Allah dari semua
amal yang diizinkamya, untuk memuliakan agama-Nya dan melaksanakan hukum-hukum-Nya."
(Putusan Majelis Tarjih)
d. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam untuk mewujudkan masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya (jihad fi sabilillah) adalah menjadi ciri keimanan seseorang.
QS. Al Hujurat/49:15
5. Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil dengan mengikuti jejak (ittiba')
perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi besar Muhammad SAW.
Keterangan:
a. Kehidupan para Nabi terutama kehidupan Rasulullah Muhammad SAW adalah kehidupan
pejuang dalam menegakkan cita-cita agama yang seharusnya menjadi contoh yang ideal bagi
pejuang Islam.
QS. Al Ahzab/33:21
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab/33: 21)
b. Tiap-tiap pejuang untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam haruslah
mempelajari sejarah perjuangan para Nabi (Sirah Nabawi) terutama sejarah perjuangan
Rasul Muhammad SAW sehingga dapat mengetahui rahasia-rahasia yang terjadi, faktor
penyebab kemenanganya, dan kemudian mencontohnya dan mengikutinya.
c. Sifat pokok perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad SAW wajib kita
ikuti. Hal tersebut merupakan ibadah kepada Allah yang harus dilakukan dengan jihad
(sungguh-sungguh menggunakan segala kekuatan, kesanggupan, kemampuan serta
pengorbanan secara maksimal), ikhlas semata-mata mengharapkan cinta dan ridha Allah
dengan penuh rasa tanggung jawab, kesabaran dan tawakal.
d. Persyarikatan ini dinamai oleh Kyai Dahlan dengan nama Muhammadiyah adalah untuk ber
tafa’ul (pengharapan baik), sehingga dapat mencontoh perjuangan Muhammad SAW.
6. Perjuangan mewujudkan pokok pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya
alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya.
Penjelasan:
a. Untuk mewujudkan masyarakat yang demikian itu, maka barakah dan rahmat Allah didorong
oleh firman Allah:
(QS. Ali ’Imran/3:104)
b. Organisasi persyarikatan ialah ikatan secara permanen antara dua oknum atau lebih karena
mempunyai tujuan yang sama dan masing-nmasing bersedia bekerja sarna dałam
melaksanakan usaha-usaha guna mencapai tujuan tersebut dengan peraturan dan
pembagian pekerjaan yang teratur dan tertib. Organisasi ialah sekelompok orang yang
mempunyai ikatan ideał, struktural dan konstitusional.
Berdasarkan surat Ali 'Imron ayat 104 di atas, nyatalah bahwa Muhammadiyah adalah suatu
organisasi yang bersifat sebagai gerakan, yang mempunyai ciri-ciri tertentu antara lain:
4) Mempunyai organisasi yang susunamya lengkap dan selalu tepat (up to date).
5) Sesuai dengan prinsip ajaran Islam Muhammadiyah, menjadikan "syura” dan musyawarah
sebagai dasar dalam mengambil keputusan dan menentukan tindakan (demokrasi).
"Suatu negara yang indah, bersih suei dan makmur di bawah Perlindııngan Tuhan YangMaha
Pengampun". (QS. As-Saba'/34: 15)