Anda di halaman 1dari 3

PUASA

Pengertian Puasa
Puasa, secara bahasa berarti menahan. Sedangkan secara istilah adalah menahan
segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya
matahari. Dasar perintah puasa adalah firman Allah Swt. dalam QS. Al-Baqarah: 183
menentukan awal bulan Ramadlan tidak serta merta seperti menentukan
awal bulan Januari, tetapi tentu melalui beberapa tahapan, di antaranya:
a. Ru‟yatu al-Hilal (melihat bulan baru)
b. Menyempurnakan bulan Sya‟ban 30 hari.
Rukun puasa
1. Niat

2. Menahan diri dari hal yang membatalkan puasa


3. Orang yang berpuasa memenuhi beberapa hal berikut:
 Islam
 Berakal
 Suci dari haid dan nifas
Sunnah Puasa
a) Mengakhirkan sahur
b) Menyegerakan berbuka puasa
c) Berbuka dengan kurma atau air putih
PUASA

d) Menghindari berbuat maksiat, dusta, ataupun gosip


e) Meninggalkan nafsu meski tidak membatalkan puasa
f) Tidak mencicipi makanan
g) Mandi besar sebelum terbit fajar sehingga dalam kondisi suci sejak awal puasa
h) Memperbanyak ibadah seperi sedekah, membaca al-Qur‟an, dan i‟tikaf di
sepuluh terakhir bulan Ramadlan
Hari-hari yang Dilarang Puasa
a) Dua Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha)
b) Hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah)
c) Yaum al-Syak. Yang dimaksud di sini adalah tanggal 30 Sya‟ban di mana pada
malam harinya (malam ke-30) orang-orang sedang memperbincangkannya
karena ada yang melihat hilal tapi tidak diketahui siapa dan tidak ada persaksian
darinya.
PENGGANTI PUASA YANG DITINGGALKAN
1. Apabila seseorang meninggal dan belum melaksanakan puasa fardhu, seperti puasa
Ramadlan, nazar, ataupun kafarat yang menjadi tanggungannya, maka harus
mengganti dengan memberi makan orang miskin dengan kadar 1 mud yang
diambilkan dari harta peninggalan.
2. Ketika seseorang membatalkan puasa fardhu sebab uzur syar‟i seperti orang lanjut
usia atau sakit yang kemungkinan sembuhnya kecil, maka dia harus mengganti hari
yang dia tinggalkan dengan memberi makan orang miskin sebesar 1 mud untuk
setiap harinya tanpa harus mengqadha puasanya di lain hari.
3. Ketika seorang perempuan hamil atau sedang menyusui, jika ia takut puasanya akan
membahayakan dirinya, anaknya, atau keduanya, maka wajib tidak berpuasa dan
harus mengganti puasanya di lain hari. Juga perlu membayar fidyah berupa memberi
makan orang miskin satu mud setiap harinya jika yang ditakutkan adalah adanya
bahaya terhadap anaknya saja.
4. Barangsiapa batal puasa dikarenakan berhubungan badan di siang hari, maka wajib
mengqadha di lain hari dan membayar kafarat, yaitu 1) memerdekakan budak; 2)
puasa 2 bulan berturut-turut; atau 3) memberi makan 60 orang miskin masingmasing
satu mud. Urutan kafarat ini bukan untuk dipilih tetapi mana yang sanggup
dilakukan secara berurutan.
5. Barangsiapa tidak segera mengqadha puasa Ramadhan sampai masuk pada bulan
Ramadhan selanjutnya, maka dia harus mengqadha pada hari lainnya dan membayar
PUASA

fidyah berupa 1 mud untuk setiap hari, dan berlaku kelipatan apabila melampaui
tahun berikutnya.
HIKMAH PUASA
1. Menanamkan sikap kasih sayang di dalam hati orang kaya terhadap orang-orang
yang membutuhkan. Dengan berpuasa orang yang berkecukupan dimungkinkan
untuk dapat merasakan sebagian yang telah dirasakan oleh orang-orang yang
membutuhkan seperti rasa lapar dan dahaga.
2. Mengikis rasa rendah diri di hati orang-orang miskin sebab melihat orang-orang
yang mampu juga harus merasakan sebagian apa yang mereka biasa mereka rasakan.
3. Melepaskan diri dari kendali nafsu yang mengajak kepada kemaksiatan.
4. Jiwa menjadi tenang dan khusyu‟ dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt.
5. Terlatih untuk mengekang nafsu yang mengajak kepada perbuatan maksiat.
6. Dapat melatih diri untuk bersikap sabar dan teguh dalam menghadapi permasalahan
yang pelik.

Anda mungkin juga menyukai