Pokok Bahasan :
1. Sejarah perumusan NDP dan kedudukan NDP dalam organisasi HMI
Pengertian NDP
Nilai- nilai Dasar Perjuangan HMI yang kemudian lebih dikenal dengan NDP HMI adalah dokumen
resmi organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), memegang peranan penting sebagai pedoman
dan penjelasan tentang peran HMI sebagai organisasi perjuangan. NDP merupakan perumusan
tentang ajaran-ajaran pokok agama Islam, yaitu nilai-nilai dasarnya sebagaimana tercantum dalam Al
Qur’an dan As Sunnah. Islam sebagai jalan HMI, telah menjadi sumber motivasi, pembenaran dan
ukuran gerak, bagi langkah perjuangan organisasi ini dalam menunaikan misi ke-ummatan dan
kebangsaannya.
1.1 Sejarah perumusan dan lahirnya NDP
Nilai-nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP HMI) pada awalnya oleh para perumusnya yakni, Nurcholis
Madjid, Endang Syaifudin Anshori, dan Syakib Machmud, berpikir untuk kemudian diberi nama Nilai
Dasar Islam (NDI), akan tetapi berdasarkan pertimbangan bahwa pemberian nama tersebut akan
menjadikan klaim HMI menjadi lebih besar untuk kemudian menyebutnya sebagai nilai dasar islam.
Sehingga penamaan dengan Nilai-nilai Dasar Perjuangan itu disesuaikan dengan aktivitas kita sebagai
mahasiswa, dan berdasarkan peran HMI sebagai organisasi perjuangan. Penamaan NDP pun
mendapat refrensi dari Williy Eicher,seorang ideology Partai Sosial Demokrat Jerman dalam bukunya
berjudul “The Fundamental Values and Basic Demand of Democratic Socialism” serta kata
“perjuangan” ia dapat dari karya Syahrirmengenai ideology sosialisme Indonesia yang termuat
dalamperjuangan kita, di mana Syahrir juga terinspirasi dari buku Hitler,Mein Kamf.
Bersumber dari pengantar yang diberikan Nurcholis Madjid tentang latar belakang lahirnya NDP,
bahwa pelawatan Nurcholis Madjid ke Timur Tengah telah menjadi tonggak awal bagaimana latar
belakang lahirnya NDP. Sudah lama pemerintah Amerika melihat potensi HMI. Mereka sudah tahu
situasi politik Indonesia pada zaman orde lama, ketika bung Karno mempermainkan (melakukan
politik devide et impera, antara komunis dan ABRI terutama AD. Sedikit banyak kerja AD dengan
HMI telah menarik perhatian Amerika, dan membuat mereka melakukan berbagai pendekatan dengan
PB HMI.
1.2 NDP sebagai kerangka global pemahaman islam dalam konteks organisasi HMI
Dalam praktiknya, perkembangan islam di Indonesia menjadi motif kunjungan Nurcholis Madjid ke
Timur Tengah, dan di sana ia mendapat jawaban bahwa muslim di Indonesia adalah yang paling
sedikit “ter-arabkan”, bangsa muslim yang kurang tahu huruf Arab. Keislaman di Indonesia masih
begitu dangkal sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai islam.
Sepulangnya dari haji, hadiah dari kementrian agama waktu itu, Cak Nur ingin menulis sesuatu
tentang nilai-nilai dasar islam. Keinginannya untuk menyusun NDP ia curahkan di bulan April, untuk
bisa dibawa ke Malang pada bulan Mei. Mulanya, NDP merupakan kesimpulannya selama melakukan
perjalanan ke Timur Tengah. Dibawalah NDP itu dalam kongres ke IX, mei 1969. Karena tidak
memungkinkan untuk dibahas secara keseluruhan di forum kongres, maka pembahasan selanjutnya
diserahkan ke paitia tiga. Nama NDP berubah lagi namanya di kongres ke 16 di padang, menjadi NIK
(Nilai Identitas Kader). Kemudian pada tanggal 7 desember 1999 dalam kongres ke 22 di jambi, NIK
kembali menjadi NDP.
Semangat keislaman yang menyertai suasana kelahiran HMI, mengharuskan HMI menjadikan islam
sebagai roh dan karsakternya. Semangat kesejarahan ini memberikan pengertian bahwa dalam
keadaan bagaimanapun HMI tidak dapat melepaskan keterikatannya pada ajaran-ajaran islam. Islam
telah menjadi kodrat dan fitrah HMI sejak awal kelahirannya. Bagi HMI, islam diyakini sebagai
kebenaran yang baik dan haq, tidak ada lagi kebenaran selain islam.
Sebagai pengakuan keyakinan Islam sacara yuridis, HMI meletakkan nilai islam dalam muqoddimah
AD HMI. Pengakuan Islam sebagai ajaran yang haq dan ajaran yang sempurna dalam muqoddimah
Anggaran Dasar HMI, mengandung pengertian bahwa Islam akan selau menjiwai aturan-aturan pokok
dan kebijakan organisasi yang menjadi pedoman dalam melakukan aktivitas organisasi.
NDP HMI sebagai landasan gerak (ideology) HMI setidaknya memuat misi perjuangan HMI secara
organisasi dan kader HMI secara personal kepada upaya-upaya yang konkrit untuk membebaskan
manusia dari keterbelengguan yang tidak membebaskan dan memerdekakan manusia yang dalam
bahasa agama disebut dengan pembelaan kaum lemah dan dilemahkan (mustadh’afin) sebagai bentuk
dan realisai keberimanan yang sejati.
1.4 Metode Pemahaman NDP, Penjelasan Hubungan Antara Iman, Ilmu, Dan Amal
NDP menurut DR. Nur Ahmad Fadhil Lubis MA, kata-kata dan kalimat dalam NDP sarat akan makna
dan bersifat global. Dengan model seperti ini ada keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan NDP
yang dirumuskan lebih dari 30 tahun yang lalu, sampai hari ini tetap “awet” dan tetap terbuka untuk
ditafsirkan oleh siapa saja. Hal ini tidak perlu dirisaukan apa lagi dikhawatirkan seolah kader-kader
HMI mengalami stagnasi intelektual. Kerugiannya, NDP menjadi agak sulit untuk dipahami, termasuk
bagi orang-orang yang mengaku atau dijuluki penceramah NDP. Akhirnya hal ini melegenda dan
menjadi mitos dikalangan HMI. Termasuk ketika kita menelaah kesimpulan NDP, bahwa tugas
manusia di dunia ini adalah untuk ber-iman, ber-ilmu, dan ber-amal. Makna apakah di balik kata
iman, ilmu, dan amal itu?
Berbicara mengenai iman, tentu itu urusan personal. Setiap manusia harus menyadari bahwa tidak
bisa tidak harus punya nilai. Iman sifatnya primer. Iman adalah tentang kepercayaan, dan manusia
tidak boleh untuk tidak memiliki, karena akan menentukan ke manakah arah ia hidup. Tetapi apabila
terlalu mempunyai banyak kepercayaan, akan menjerat manusia itu sendiri dan tidak akan membuat
banyak kemajuan.
Seseorang disebut beriman apabila telah memenuhi tiga sendi iman:pertama, pengakuan lisan tentang
keberadaan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan pengakuan Muhammad sebagai Rasul
Allah.Kedua, pembenaran dalam hati dan tidak boleh ada keragu-raguan.Keitga, pembuktian dengan
amal perbuatan. Ketika ketiganya sudah terintegral dalam diri seorang muslim, maka barulah ia bisa
disebut beriman.
Iman yang benar adalah iman yang tidak membelenggu kebebaan manusia. Pada tempatnyalah
manusia harus menyadari dengan benar posisinya sebagai khalifah fi al-ard (wakil Tuhan di bumi)
yang bertugas untuk memakmurkan bumi dengan memanfaatkan dan memelihara alam untuk
kepentingan seluruh makhluk. Tugas ini akan terlaksana dengan baik jika manusia memiliki dan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berilmu, perjalanan menuju kepercayaan tentunya membutuhkan jihad sekalipun bertentangan dengan
hati nurani. Jihad atau mujahadah di sini erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Semua itu tidak
akan berarti apa-apa sebelum kita amalkan.
Mempersembahkan karya-karya keilmuan dan hasil tekhnologi untuk kemanusiaan adalah merupakan
amal saleh yang angat diharagi oleh Allah SWT. Lebih jauh dari itu, setiap manfaat yang diambil
manusia dari karya seseoarang sehingga benar-benar bermanfaat juga merupakan amal saleh. Dan
penting untuk dicatat, bahwa amal shaleh mestilah menjadi manivestasi dari iman dan ilmu.
Di dalam NDP kita tidak berbicara mengenai bagaimana orang sholat, zakat, dan sebagainya, tetapi
terbatas pada pembicaraan kepada hal-hal prinsipil dan strategis yang akan terus mempengaruhi cara
berpikir dan pandangan hidup kader himpunan.
Kebutuhan manusia pun bertingkat-tingkat. Pada tingkat pertama, primary needs, manusia
membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Diaktakan primer apabila tidak terpenuhi akan membawa
kerusakan dan bahkan kematian. Tingkat ke dua, secondary needs adalah kebutuhan pendukung bagi
kebutuhan primer dan muncul setelah kebutuhan primer terpenuhi. Tingkat ke tiga, tertiary
needs dalam bentuk kesenangan dan perhiasan hidup manusia.
Kesadaran mengorientasikan hidup kepada Allah. Allah asal tujuan dan segala yang ada dalam hidup
ini. oleh karena itu, perjalanan hidup manusia sebetulnya menuju kepada Allah (Taqarrub
ilallah) yang menyebabkan seluruh perbuatan manusia harus lillahi ta’ala (QS.2:115). Hidup untuk
mencari perhatian Tuhan dan tuhan itu tidak terikat ruang dan waktu.
Melaksanakan ketetapan Allah dan Rasul-Nya merupakan manifestasi ketaatan kepada Allah. Titik
tolak dan tujuan akhir hidup setiap muslim hanya Allah, untuk beribadah dan mencari ridha Allah.
Ibadah adalah penghambaan diri kepada Allah Ta’ala.
Iman yang benar adalah iman yang tidak membelenggu kebebaan manusia. Pada tempatnyalah
manusia harus menyadari dengan benar posisinya sebagai khalifah fi al-ard (wakil Tuhan di bumi)
yang bertugas untuk memakmurkan bumi dengan memanfaatkan dan memelihara alam untuk
kepentingan seluruh makhluk. Tugas ini akan terlaksana dengan baik jika manusia memiliki dan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berilmu, perjalanan menuju kepercayaan tentunya membutuhkan jihad sekalipun bertentangan dengan
hati nurani. Jihad atau mujahadah di sini erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan.
Mempersembahkan karya-karya keilmuan dan hasil tekhnologi untuk kemanusiaan adalah merupakan
amal saleh yang angat diharagi oleh Allah SWT. Lebih jauh dari itu, setiap manfaat yang diambil
manusia dari karya seseoarang sehingga benar-benar bermanfaat juga merupakan amal saleh. Dan
penting untuk dicatat, bahwa amal shaleh mestilah menjadi manivestasi dari iman dan ilmu.
Refrensi:
Al Qur’an terjemah
Dr. Nur Ahamd Fadhil Lubis MA dan Dr. Amiur Nurudin MA, Nilai-nilai Dasar Perjuangan HMI,
Doktrin Islam yang Membisu, HMI cabang Sukoharjo, 2002
H. Bambang Setyo, M.Sc, Syariah, solusi masalah Bangsa untuk selamatkan NKRI, forum
silaturrahim Masyarakat Peduli Syariah, 2012
Jon Elster, Karl Marx, Marxisme-Analisis Kritis, PT Prestasi Pustakaraya, 2000
Konstitusi HMI, KONGRES KE XXVIII-Depok
Mudhor Husin Shahab, Inilah Islam Sejati, CV bintang Pelajar, 1978
Prof. DR. azyumardi azra, MA, Histografi Islam Kontemporer, wacana, aktualitas, dan actor sejarah,
PT Gramedia Pustaka Utama,2002.
Takbier Wata, Ngeteh di Ruang Tamu NDP, Tomanurung, 2013
Drs. Azhari akmal tarigan, M.Ag, islam mazhab HMI, kultura 2007
Armstrong, karen, sejarah tuhan, bandung, mizan, 2001