Anda di halaman 1dari 27

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) keluarnya UU No.

5 tahun 1985 yang menyatakan bahwa Pancasila satu-


satunya azas organisasi kemasyarakatan. Pada Kongres XXII HMI di
            Nilai-nilai dasar perjuangan atau yang sering kita kenal sebagai Jambi tahun 1999 nama NIK kembali ditukar menjadi NDP, seirama
NDP merupakan sebuah pedoman, dimana dalam NDP merupakan dengan pertukaran azas organisasi.
gambaran bagaimana seorang HMI memahami Islam sebagaimana Kelahiran NDP dilatarbelakangi oleh :
tercantum dalam al-Quran. Secara doktrin, yang terkandung dalam NDP 1.      Keadaan negara
bukanlah ajaran yang bertentangan dengan Islam, melainkan merupakan Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami perbaikan
formulasi kembali atas al-Quran sehingga tertuang menjadi suatu dari segi infrastruktur maupun supra struktur, karena bangsa Indonesia
kepribadian bagi kader HMI dalam mewujudkan amanat Tuhan baru dilanda badai pengkhianatan PKI.
sebagai khalifah fil-ardhi.  2.      Keadaan umat Islam
            NDP adalah sebuah landasan ideologis perjuangan HMI, sebagai Nurkholis Madjid dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman
ruh yang mendorong moral pergerakan kader. Dengan memahami NDP mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang paling
maka seorang HMI diharapkan dapat lebih percaya diri dan meyakini akan sedikit ter”Arab”kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih dangkal,
ilahiahnya, dapat bersosialisasi dengan baik sesamanya, dan memiliki sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu
sumber nilai moral yang mengirinngi ilmu pengetahuan untuk mencapai sendiri.
atau diabdikan bagi manusia. Sehingga NDP dapat menjadi nilai-nilai 3.      Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik
yang khas sebagai indentitas kader-kader HMI. Untuk memberikan pemahaman tentang kekomunisan, para kader
            SEJARAH PERUMUSAN NDP SECARA SINGKAT PKI di masa jayanya (1960-an) mempunyai buku saku yang bisa dibaca
Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi orde lama dan dimanapun dan kapanpun. Melihat keadaan ini timbul keinginan Cak Nur
orde baru, pedoman perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum untuk menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui kerangka sistematis yang
ada, setelah fase berikutnya baru disusun Nilai Dasar Perjuangan HMI, kemudia beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam) dengan tujuan NaDI ini
yang pada Kongres XVI HMI di Padang tahun 1986 pernah berubah nama mampu berfungsi sebagai pemahaman global tentang ajaran Islam.
menjadi Nilai Identitas Kader (NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan 4.      Literatur yang tersedia belum memuaskan
atas isi dari NDP. Perubahan ini didasari atas pertimbangan politik setelah

1
Pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan Turki, Lebanon, dan terakhir Mesir. Dalam perjalanan di Timur Tengah
ide keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya inilah untuk pertama kalinya Cak Nur bertemu Gus Dur, padahal mereka
adalah kesibukan melawan PKI secara fisik. satu kampung. Di Riyadh Cak Nur bertemu dengan Dr. Farid Mustafa dan
Pada masa kepengurusan Nurkholis Madjid, HMI berusaha mendapat banyak hal darinya. Selama di Timur Tengah Cak Nur sering
membuat pedoman perjuangan dan pada Kongres X HMI di Palembang mengadakan diskusi kritis tentang berbagai hal keislaman.
tahun 1971, ditetapkan menjadi Nilai Dasar Perjuangan (NDP), yang Sepulang Cak Nur dari menunaikan ibadah haji atas undangan
berasal dari naskah NDI yang disampaikan Cak Nur dalam Kongres IX Menteri Pendidikan Arab Saudi (Syekh hasan bin Abdullah Ali) sekitar
HMI di Malang tahun 1969 yang selanjutnya kongres menugaskan kepada bulan April 1969, keinginannya untuk menulis NDI makin menggebu-
Nurkholis Madjid, Sakib Mahmud, dan Endang Saifudin Anshari (alm.) gebu.
untukmenyempurnakannya. Pemilihan nama NDP sendiri memiliki alasan,
yaitu (1) Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan akan Kedudukan NDP dalam tubuh HMI
mempersimpit ajaran Islam iru sendiri, (2) Terinspirasi oleh buku NDP merupakan landasan perjuangan HMI, dan ini perlu
“Perjuangan Kita”-nya Syahrir. disosialisikan pada setiap kader. Tujuan NDP dalam HMI merupakan
Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan filsafat sosial dalam melakukan perubahan sesuai tujuan HMI. Hubungan
menjadi buku oleh Johan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran NDP dalam HMI dapat digambarkan sebagai berikut :
Islam” yang dianggap controversial, menuliskan bahwa perumusan NDI
tersebut dipengaruhi oleh perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas-
universitas di Amerika atas undangan pemerintah Amerika pada tahun
1968. Hal ini dibantah oleh Cak Nur dalam buku HMI Menjawab
Tantangan Jaman, bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika tidak
berpengaruh banyak terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke
Amerika, Cak Nur juga melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan
menggunakan sisa uang saku yang dihematnya waktu di Amerika. Di
Timur Tengah perjalanan dimulai dari Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia,

2
Berdasarkan skema tersebut, maka NDP merupakan filsafat sosial bersifat jangka panjang artinya haruslah menghadirkan sebuah nilai akhir
yang bersumber dari ajaran Islam. Filsafat sosial ini diturunkan menjadi yakni nilai kebenaran. Proses menganut kepercayaannya pun haruslah
teori-teori sosial yang teori-teori ini akan memberikan konsepsi yang jelas benar, karena ketika proses tersebut tidak tepat maka akan berujung
pada arah gerak perubahan sosial yang dilakukan oleh HMI. dengan kesalahan dalam penganutan kepercayaan yang akan berbahaya
bagi kelangsungan hidup selanjutnya.
BAB I             Dewasa ini, banyak sekali hadir bentuk bentuk kepercayaan yang
Dasar-dasar Kepercayaan beraneka ragam. Dari kepercayaan tersebut timbul sebuah nilai kebenaran
           atau kesalahan, atau bisa jadi keduanya benar atau keduanya salah. Pada
Seorang manusia pada dasarnya sejak lahir memiliki sebuah fitrah. masyarakat nilai-nilai tersebut hadir sebagai sebuah tradisi turun temurun
Dari fitrah tersebut lahirlah kepercayaan dan nilai. Timbul sebuah yang sudah menjadi kebiasaan yang menghadirkan sebuah nilai baru yakni
pertanyaan, apa yang kamu percayai? Atau, apa yang menjadi kepercayaan kepercayaan terhadap tradisi yang juga bersifat mengikat terkadang ada
seorang manusia? Atau, Mengapa seorang manusia perlu memiliki sebuah sebuah sanksi apabila tradisi tersebut tidak dilakukan. Kecenderungan
kepercayaan? untuk mempertahankan sebuah tradisi akan menyebabkan terhambatnya
            Sebuah kepercayaan merupakan hal penting, karena dari perkembangan budaya dan peradaban. Padahal seharusnya sebuah
kepercayaan akan menghadirkan nilai-nilai lain yang akan kepercayaan bersifat mutlak dan berperan sebagai penopang tatanan
menghubungkan manusia dengan budayanya. Seseorang tidak mungkin kehidupan, bukan bersifat berlawanan dan mengikat seperti tradisi yang
tidak memiliki sebuah kepercayaan. Apabila kita berbicara mengenai justru akan menghasilkan sebuah kerugian.
agama, maka seorang yang bahkan mengaku atheis pun sebenarnya dalam             Maka, seharusnya untuk mendukung perkembangan peradaban,
hatinya tertanan sebuah kepercayaan tentang adanya tuhan, hanya saja zaman, dan teknologi maka perlu bersedia untuk meninggalkan tradisi atau
ketika ia menjalani kehidupannya kepercayaannya mengenai tuhan tidak kepercayaan kepercayaan yang merugikan, dan menganut kepercayaan
menjadi sebuah keutamaan. Kepercayaan merupakan sebuah kebutuhan yang sebenar benarnya kepercayaan yang merupakan kebenaran dan
mendasar bagi setiap individu, tidak mungkin akan berlangsung kehidupan bersifat mutlak. Maka satu-satunya sumber nilai sumber dan pangkal nilai
yang dinamis seperti ini apabila yang ada hanyalah sebuah keraguan. Akan itu haruslah kebenaran itu sendiri. Kebenaran merupakan asal dan tujuan
tetapi, kepercayaan mutlak mengenai ketuhanan yang dianut haruslah segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak adalah Tuhan Allah.

3
            Sebagai contoh, perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam sebagai keterangan tentang sesuatu serta sebagai petunjuk, rahmat dan
yang kesatu : Tiada Tuhan selain Allah mengandung gabungan antara kabar gembira bagi orang – orang muslim.”
peniadaan dan pengecualian. Perkataan "Tidak ada Tuhan" meniadakan 2.      Al – qur’an. S. Al – Ikhlas (CXII) : 1 – 4 artinya : “Katakanlah : Dia
segala bentuk kepercayaan, sedangkan perkataan "Selain Allah" adalah Tuhan Yang Maha Esa dia adalah Tuhan, Tuhan segala tempat
memperkecualikan satu kepercayaan kepada kebenaran. Dengan peniadaan harapan. Tiada ia berputar dan tiada pula berbapak serta tiada satupun
itu dimaksudkan agar manusia membebaskan dirinya dari belenggu baginya sepadan.”
segenap kepercayaan yang ada dengan segala akibatnya, dan dengan 3.      Al – qur’an. S. Al – Hadid (LVII) : 3, artinya : “Dia adalah yang pertama
pengecualian itu dimaksudkan agar manusia hanya tunduk pada ukuran dan terakhir dan yang lahir dan bathin.”
kebenaran dalam menetapkan dan memilih nilai - nilai, itu berarti tunduk 4.      Al – qur’an S. Al – Baqarah (II) 115,artinya : “Maka kemanapun jua
pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta segala yang ada termasuk berpaling, disanalah wajah Tuhan.”
manusia. Tunduk dan pasrah itu disebut Islam. 5.      Al – qur’an. S. Al – an’am (VI) : 73, artinya : “Dan dia (Tuhan) beserta
            Allah SWT ada, dan merupakan sebuah nilai kebenaran yang kamu dimanapun kamu berada.”
bersifat mutlak. Apabila kita melakukan sebuah pendekatan mengenai 6.      Al – qur’an. S. Al – an’am (VI) : 73, artinya : “Dan dia (Tuhan)
keberadaan Allah, maka dapat diketahui dengan berbagai cara, seperti menciptakan segala sesuatu kemudian mengaturnya dengan peraturan yang
melihat ciptaannya, membuktikan dengan ilmiah, sejarah, pengalaman, pasti.”
dan dapat pula dilihat dalam Al-Qur’an. Akan tetapi, karena Allah bersifat 7.      Al – qur’an. S. Al – Mu’min (XXIII) : 14,artinya : “Maka Maha
mutlak dan manusia memiliki keterbatasan, maka seringkali manusia tidak Mulialah Tuhan, sebaik – baiknya pencipta.”
dapat menjangkau mengenai keberadaan, dan pengertian mengenai hakikat 8.      Al – qur’an. S. Luqman (XXXI) 20, artinya : “Tidaklah kamu
Allah yang sebenarnya. Maka manusia memerlukan sebuah pengetahuan memperhatikan bahwa Allah menyediakan bagimu segala sesuatu yang
mengenai ketuhanan, dari sumber yang lebih tinggi tetapi tidak ada di langit dan segala sesuatu yang ada di bumi dan melimpahkannya
bertentangan dengan insting dan indera, yakni Al-Qur’an.         kepada kami karunia – karunia mendatarNya baik yang nampak maupun
Ayat-Ayat Al-Qur’an Mengenai Dasar – Dasar Kepercayaan yang tidak nampak.”
1.      Al – qur’an. S. An – nahal (XVI) 89, artinya : “dan kami (Tuhan) telah 9.      Al – qur’an, S. Yunus (X) : 101, artinya : “Katakanlah : Perhatikan
menurunkan kepada engkau (Muhammad) sebuah kitab (Al – qur’an) olehmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, tanda – tanda dan

4
peringatan itu tidak ada berguna bagi golongan manusia yang tidak dan gunung-gunung, maka mereka itu menolak untuk menanggungnya dan
percaya.” merasakan keberatan atas amanah itu, manusialah yang menanggungnya,
10.  Al – qur’an, S. Shod (XXXVIII) : 27, artinya : “Tidaklah kamu (Tuhan) sesungguhnya manusia mempersulit diri sendiri dan bodoh.”
menciptakan lagit dan bumi dan segala sesuatu yang ada diantara 16.  Al – qur’an, S. Al – Ankabut (XXVII) : 20, artinya : “Katakanlah :
keduanya itu secara palsu hal itu hanyalah prasangka orang – orang kafir mengembaralah kamu ke muka bumi, kemudian perhatikanlah olehmu
saja.” bagaimana Allah memulai penciptaan-Nya kemudian mengembangkan
11.  Al – qur’an, S. Al – Tien (XCVO) : 4,artinya : “Sesungguhnya kami pertumbuhan yang pertumbuhan sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa atas
(Tuhan) telah menciptakan manusia – manusia dalam bentuk yang sebaik segala sesuatu.”
– baiknya.” 17.  Al – qur’an. S. Al – Qashash (XXVII) : 20, artinya : “Katakanlah :
12.  Al – qur’an, S. Al – Isra (XVII) : 70, artinya : “Dan kami lebih mereka itu Mengembaralah kamu ke muka bumi, kemudian perhatikanlah olehmu
(umat manusia) di atas banyak dari segala sesuatu yang kami ciptakan bagaimana Allah memulai penciptaan-Nya kemudian mengembangkan
dengan kelebihan yang nyata.” pertumbuhan yang kemudian, sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa atas
13.  Al – qur’an, S. Al – an’am (VI) : 165, artinya : “Dan dialah (Tuhan) yang segala sesuatu.”
menjadikan kamu sekalian (umat manusia) sebagai khalifa – khalifah 18.  18. Al – qur’an, S. Al – Isra (XVII) : 72, artinya : “Dan barang siapa disini
bumi, serta melebihkan sebahagian dari kamu atas sebagian yang lain (dunia) buta (tidak berilmu), maka di akhirat nanti akan buta pula dan
bertingkat – tingkat untuk menguji kamu dalam hal – hal yang telah lebih sesat lagi jalannya.”
diuraikan kepada kamu. Sesungguhnya Tuhan cepat siksanya (akibat 19.  Al – qur’an, S. Al – Isra (XVII) : 36, artinya : “Dan janganlah engkau
buruk daripadanya perbuatan manusia yang salah) dan dia pastilah Maha mengikuti sesuatu yang tidak engkau mempunyaipengertian tentang hal
Pengampun dan Maha Penyayang (memberikan akibat baik atas perbuatan itu, sebab sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani itu
manusia yang benar).” semuanya pertanggung jawab atas hal tersebut.”
14.  Al – qur’an, S. Hud (XI) : 16 artinya : “Dia (Tuhan) menumbuhkan kamu 20.  Al – qur’an, S. Al – Mujaadalah (LVII) : 11, artinya : “Allah mengangkat
(umat islam) dari bumi dan menyuruh kamu memakmurkannya. orang-orang beriman diantara kamu dan berilmu bertingkat – tingkat.”
15.  Al – qur’an, S. Al – Ahzab (XXXIII) : 72, artinya : “Sesungguhnya kamu
(Tuhan) menawarkan semua amanah (akal pikiran) kepada langit, bumi

5
21.  21. Al – qur’an, S. Fushilat (1) : artinya : “Janganlah kamu bersujud beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu
kepada matahari ataupun bulan tetapi bersujudlah kepada Allah yang keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus
menciptakan.” dimiliki manusia saja yaitu Fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan
22.  Al – qur’an, S. Al – Fatihah (1) : artinya : “Janganlah kamu bersujud suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran (Hanief).
kepada matahari ataupun bulan tetapi bersujudlah kepada Allah yang "Dlamier" atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada
menciptakan.” kebaikan, kesucian dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran
23.  Al – qur’an, S. Al – Hajj (XXII) : 56, artinya : “Kerajaan pada hari itu yang mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
hanyalah bagi Allah, Dia mengadili antara manusia (suatu lukisan Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara
simbolis). “Bagi siapakah pekerjaan hari ini ? bagi Allah Yang Maha Esa asasi dan prinsipil membedakannya dari mahluk-mahluk yang lain.
dan Maha Perkasa.” Dengan memenuhi hati nurani, seseorang berada dalam fitrahnya dan
24.  Al – qur’an, S. Al – Baqarah (11) : 48, artinya : “Dan berjaga – jagalah menjadi manusia sejati.
kamu sekalian terhadap massa dimana seseorang tidak sedikitpun Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amalperbuatanya. Nilai-
membela orang – orang lain dan dimana tidak di terima suatu pertolongan nilai tidak dapat dikatakan hidup dan berarti sebelum menyatakan diri
dan tidak suatu tebusan serta tidak pula itu akan dibantunya.” dalam kegiatan-kegiatan amaliah yang kongkrit. Nilai hidup manusia
25.  Al – qur’an, S. Al – A’raf (II) : 187,artinya : “Mereka bertanya kepada tergantung kepada nilai kerjanya. Di dalam dan melalui amal perbuatan
engkau (Muhammad) tentang hari kiamat kapan akan terjadi ? Jawablah : yang berperikemanusiaan (fitrah sesuai dengan tuntutan hati nurani)
sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya ada pada Tuhan. manusia mengecap kebahagiaan, dan sebaliknya di dalam dan melalui
Tidak seorangpun dapat menjelaskan selain dari Dia Sendiri.” amal perbuatan yang tidak berperikemanusiaan (jihad) ia menderita
BAB II kepedihan. Hidup yang pernuh dan berarti ialah yang dijalani dengan
Pengertian-pengertian tentang dasar-dasar kemanusiaan sungguh-sungguh dan sempurna, yang didalamnya manusia dapat
mewujudkan dirinya dengan mengembangkan kecakapan-kecakapan dan
Telah disebutkan di muka, bahwa manusia adalah puncak ciptaan, memenuhi keperluan-keperluannya. Manusia yang hidup berarti dan
merupakan mahluk yang tertinggi dan adalah wakil dari Tuhan di bumi. berharga ialah dia yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam
Sesuatu yang membuat manusia yang menjadi manusia bukan hanya kegiatan-kegiatan yang membawa perubahan kearah kemajuan-kemajuan

6
baik yang mengenai alam maupun masyarakat yaitu hidup berjuang dalam Baginya tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara kegiatan-
arti yang seluas-luasnya. Dia diliputi oleh semangatmencari kebaikan, kegiatan rokhani dan jasmani, pribadi dan masyarakat, agama dan politik
keindahan dan kebenaran. Dia menyerap segala sesuatu yang baru dan maupun dunia akherat. Kesemuanya dimanifestasikan dalam suatu
berharga sesuai dengan perkembangan kemanusiaan dan menyatakan kesatuan kerja yang tunggal pancaran niatnya, yaitu mencari kebaikan,
dalam hidup berperadaban dan berkebudayaan. Dia adalah aktif, kreatif keindahan dan kebenaran. Dia seorang yang ikhlas, artinya seluruh amal
dan kaya akan kebijaksanaan (widom, hikmah). perbuatannya benar-benar berasal dari dirinya sendiri dan merupakan
Dia berpengalaman luas, berpikir bebas, berpandangan lapang dan pancaran langsung dari pada kecenderungannya yang suci yang murni.
terbuka, bersedia mengikuti kebenaran dari manapun datangnya. Dia Suatu pekerjaan dilakukan karena keyakinan akan nilai pekerjaan itu
adalah manusia toleran dalam arti kata yang benar, penahan amarah dan sendiri bagi kebaikan dan kebenaran, bukan karena hendak memperoleh
pemaaf. Keutamaan itu merupakan kekayaan manusia yang menjadi milik tujuan lain yang nilainya lebih rendah (pamrih). Kerja yang ikhlas
daripada pribadi-pribadi yang senantiasa berkembang dan selamanya mengangkat nilai kemanusiaan pelakunya dan memberikannya
tumbuh kearah yang lebih baik. kebahagiaan. Hal itu akan menghilangkan sebab-sebab suatu jenis
Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental pekerjaan ditinggalkan dan kerja amal akan menjadi kegiatan kemanusiaan
dan phisiknya merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja yang paling berharga. Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup
rohani bukanlah dua kenyataan yang terpisah. Malahan dia tidak mengenal manusia, tidak ada kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan
perbedaan antara kerja dan kesenangan, kerja baginya adalah selalu menimbulkan kebahagiaan. Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas
kesenggangan dan kesenangan ada dalam dan melalui kerja. Dia yang memancarkan dari hati nurani yang hanief atau suci.
berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya sendiri,menyatakan ke luar
corak perorangannya dan mengembangkan kepribadian dan wataknya Ayat Al-Qur’an Mengenai Pengertian Dasar Tentang
secara harmonis. Dia tidak mengenal perbedaan antara kehidupan individu Kemanusiaan
dan kehidupan komunal, tidak membedakan antara perorangan dan sebagai
anggota masyarakat, hak dan kewajiban serta kegiatankegiatan untuk 1.      Al – qur’an, S. Ar – Rum (XXX) 30, artinya: “Hadapkan dengan seluruh
dirinya adalah juga sekaligus untuk sesama umat manusia. dirimu itu kepada agama (Islam) sebagaimana engkau adalah hanief

7
(secara kodrat melihat kebenaran, itulah fitrah Tuhan yang telah (benar) daripadanya, mereka itulah yang mendapatkan petunjuk dari
memfitrahkan manusia padanya).” Tuhan dan mereka itulah yang orang – orang yang mempunyai fikiran.
2.      Al – qur’an, S. Adz – Dzariyat (XVL) 56, artinya: “Aku (Tuhan) tidaklah 9.      Al- qur’an, S. Al-Baqarah (II) 28 artinya: “Tuhan memberikan
menciptakan jin dan manusia hanyalah untuk berbakti kepada-Ku.” keijaksanaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya . Maka barang siapa
3.      Al – qur’an, S. At – Taubah (IX) 105, artinya : “Katakanlah, bekerjalah yang mendapat kebijaksanaan itu sesungguhnya dia telah memperoleh
kamu sekalian Tuhan akan melihat kerjamu demikian juga Rasul-nya dan kebaikan yang melimpah . Dan tidak memikirkan hal itu kecuali orang-
orang – orang beriman (masyarakat).” orang yang berasal ”
4.      Al – qur’an, S. At – Taubah (IX) 2 – 3,artinya: “Hai orang – orang yang 10.  Al-Qur’an . S. Al-An’am (VI) 269 . artinya: “Barang siapa yang tuhan
beriman, mengapakah kamu mengadakan sesuatu yang tidak kamu kehendaki untuk diberikan kepadanya petunjuk (kepada kebenaran), tetapi
kerjakan ? besar dosanya bagi Tuhan jika kamu mengatakan sesuatu yang barang siapa yang dikehendaki Tuhan untuk disesatkan maka dadanya
tidak baik kamu kerjakan.” dijadikan sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang naik kelangit”.
5.      Al – qur’an, S. An – Nahl (IV) 3, artinya: “Barang siapa siap berbuat 11.  Al-Qur’an S.Ali-Imran (III) 123, artinya: “ ( orang yang bertaqwa itu )
baik lelaki maupun perempuan sedangkan ia beriman, maka pastikan kami mereka yang dapat menahan marah, suka memaafkan kepada sesama
(Tuhan) berikan kepadanya hidup yang bahagia dan pasti kami berikan manusia dan Tuhan cinta kepada orang orang yang selalu berbuat baik “.
pahala bagi mereka dengan sebaik – baiknya apa yang telah mereka 12.  Al-Qur’an. S. Baiynah ( XCVIII) 5. artinya: “ Mereka tidaklah
perbuat.” diperintahkan kecuali untuk berbakti kepada Tuhan dengan mengikhlaskan
6.      Al – qur’an, S. Al – Ankabut (XXIX) 6, artinya: “Barang siapa berjuang, agama (kebatinan) sematamata kepada-Nya secara Hanief (mencari
maka sebenarnya dia berjuang untuk dirinya sendiri.” kebenaran) menegakkan sembahyang mengeluarkan zakat,itulah jalan
7.      Al – qur’an, S. An – Nisa (IV), 125 artinya: “Siapakah yang lebih baik (agama) yang benar.”
agama daripada orang yang menyerahkan diri dengan agama dari dengan 13.  Al-qur’an, S. Al-Baqarah (II) 28 ,artinya: ’’Tuhan memberikan
seluruh pribadinya kepada Tuhan yang dan dia berbuat baik (cinta kebijaksanaan kepada siapa saja yang dikenhendaki-Nya. Maka barang
kabikan) serta mengikuti ajaran Ibrahim secara Hanief.” siapa yang mendapat kebijaksanaan itu sesungguhnys dia telah
8.      Al – qur’an, Az – Zumar (XXXIV) 18, artinya: ‘Mereka yang memperoleh kebaikan yang melimpah. Dan tidak memikirkan hal itu
mendengarkan perkataan (pendapat) berusaha mengikuti yang terbaik kecuali orang-orang yang berasal “.

8
14.  Al-Qur’an,S. Al-Insan (LXXVI) 8-9, artinya: “ Dan mereka itu adalah makhluk yang memiliki akal budi, yang memiliki kesadaran,
memberikan makan kepada orang miskin Anak-anak yatim dan orang kebebasan dan unggul dari yang lainnya. Akan tetapi hal itu tidak
tertawa atas dasar sukarela mereka berkata : Kami memberi makan memutlakkan dalam diri manusia untuk selalu sadar memahami akan
kepadamu semata-mata hanya karena diri Tuhan (mencari ridho-Nya) eksistensinya. Manusia dalam realitasnya sering kali harus berhadapan dan
bukan karena mengharapkan balasan atau ucapan terima kasih. berbenturan dengan kekompleksan aktivitasnya dan persoalan hidup
15.  Dari kesimpulan dari gambaran surat Al-qura’an, S Al-baqarah (II) 263, membuat manusia tidak menyadari akan hakikatnya sebagai makhluk yang
artinya:’’hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menggugurkan bebas, yang memiliki keputusan dan pilihan hidup. Dengan kata lain
sedekahnya dengan cacian dan celaan, sebagaimana orang yang manusia tidak dapat dikekang kebebasannya oleh apa dan siapa pun; tidak
mendarmakan hartanya karena pamrih kepada sesama manusia serta tidak boleh membekukan kebebasannya. Lebih dari itu bahwa bukan hanya
percaya kepada Tuhan dan hari kemudian. Maka perumpamaan baginya memiliki kesadaran dan kebebasan, melainkan keseluruhan hidupnya
adalah seperti batu yang di atasnya ada debu dan kemudian di sapu oleh memiliki relasi dengan sesamanya. Artinya dia ada bukan hanya untuk
hujan dan batu itu tertinggal licin. Mereka itu sedikitpun menguasai apa dirinya, tetapi dia ada untuk yang lain.
yang telah mereka kerjakan.’’             Dengan akalnya, manusia memiliki sebuah kebebasan berkehendak
16.  Disimpulkan dari Al-qur’an, S. Fatir (XXXV), artinya: “ Barang siapa atau kemerdekaan pribadi yang diwujudkan dalam 3 kekuatan manusia
menghendaki kemudian itu aada pada Tuhan, kpada-Nya ucapan yang baik (Tridaya) yakni cipta, rasa dan karsa. Kegiatan kemerdekaan pribadi inilah
menuju pekerjaan yang diangkat-nya. yang disebut dengan ikhtiar. Dalam hal ini manusia memiliki sebuah hak
atau usaha untuk menentukan sendiri bagaimana hidupnya secara bebas
BAB III tanpa dipengaruhi oleh faktor lain dan murni atas kecintaannya kepada
KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) & KEHARUSAN kebenaran artinya manusia melakukan atau memilih sesuatu itu murni atas
UNIVERSAL (TAKDIR) dasar apa yang mereka inginkan sendiri. Hasil dari kemerdekaan atau
kebebasan yang dimiliki oleh manusia, maka manusia sebagai satu-satunya
            Setiap manusia sejak lahir diberkahi sebuah akal, itulah mengapa yang menjadi makhluk moral, maksudnya akan lahir sebuah predikat baik
manusia dikatakan sebagai makhluk sempurna yang diciptakan oleh Allah dan buruk (amal baik & buruk). Moralitas tidak mungkin tanpa
SWT. Telah menjadi konsep kebenaran universal, bahwa manusia itu mengandaikan adanya kebebasan memilih. Tidak mungkin, misalnya, kita

9
mengatakan kelapa jahat, ketika ia menimpa kepala seseorang, karena Sebab segala sesuatu tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri,
kelapa tidak bisa memilih untuk tidak jatuh. Berbeda halnya, kalau melainkan juga kepada keharusan yang universal itu.
seseorang memukul kepala orang lain, maka ia bisa kita bilang jahat, Qadha dan qadar berarti ketetapan yang lampau dan ketetapan
karena ia bisa memilih melakukan hal lain selain memukul. yang sekarang. Maksudnya, qadha adalah suatu ketetapan yang ditetapkan
            Setelah timbulnya nilai baik atau buruk yang didasari dari sebelum makhluk ada (dalam islam tradisional disebut zaman azali).
kebebasan tersebut, maka dapat disimpulkan 3 hal bahwasannya manusia Qadha merupakan sebuah master plan yang akan dikenakan oleh Tuhan
berperan aktif dalam menentukan kehidupannya sendiri, karena sudah kepada makhluknya seperti contoh Tuhan telah menetapkan didalam buku
menenntukan kehidupannya sendiri maka manusia harus mempertanggung rencananya bahwa Saat ini andi duduk dikursi.  Sedang qadar adalah
jawabkan amalnya sendiri, dan hasil dari keputusannya tersebut akan sebuah keputusan yang diambil pada saat waktunya tiba, yang keputusan
mempengaruhi terhadap lingkungan sekitarnya (peran menentukan dunia). ini sudah semestinya diambil berdasarkan qadhanya seperti contoh karena
            Kemerdekaan pribadi/individu apabila diaplikasikan dalam qadhanya andi duduk di kursi saat ini, maka saat ini andi duduk dikursi
kegiatan bermasyarakat tentu akan menuai sebuah pro dan kontra. Artinya, sebagai qadarnya.
ketika manusia dihadapkan dengan masyarakat secara langsung maka
kebebasannya akan dibatasi oleh kebebasan orang lain. Sehingga ternyata Mengapa qadha dan qadar mesuk kedalam rukun iman?
manusia tidak selalu dan dimana saja memiliki sebuah
kemerdekaan/kebebasan. Keyakinan atas qadha dan qadar merupakan turunan atas
            Setelah berikhtiar dengan maksimal, maka disinilah keharusan komitmen seorang muslim atas keimanannya kepada Tuhan. Keyakinan
universal (takdir) ada. manusia dengan haknya untuk berikhtiar atas dua hal ini diturunkan dari kepercayaan atas kuasa Tuhan yang
mempunyai peranan aktif dan menentukan bagi dunia dan dirinya sendiri. menguasai segala yang ada pada makhluk-Nya ( Maha kuasa). Dengan
Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum kata lain ketika manusia percaya bahwa Tuhan adalah zat yang Maha
kejadian itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan kuasa maka dengan demikian diapun harus percaya bahwa Tuhan
membawa keseimbangan jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu menguasai makhluknya. Karena terbukti bahwa alam beserta isinya sangat
kegagalan dan tidak perlu membanggakan diri karena suatu kemunduran. teratur, maka berarti alam beserta isinya ini merupakan sesuatu yang
tercipta karena adanya sebuah perencanaan yang baik. Oleh karena itulah

10
Tuhan menciptakan qadha yang menjadi master plan dari rencana Tuhan tersebut. Namun saya disini hanya ingin menunjukkan bahwa masalah
sebelum menciptakan alam semesta. Tentang isi dari qadha, qita sendiri qadha dan qadar memang sejak dulu telah menjadi perdebatan bagi umat
tidak akan pernah mengetahuinya karena hal itu menjadi rahasia Tuhan muslim.
penciptanya.  Ikhtiar sendiri sebenarnya berasalah dari bahasa persi yang
Percaya akan adanya qadha dan qadar memberikan pengaruh pada kemudian diadobsi oleh bahasa arab (Ali syariati). Dalam bahasa arab,
keyakinan kita saat berusaha mencapai sesuatu atau pada saat kita bahasa ikhtiar biasanya diartikan bebas memilih, sedangkan dalam bahasa
menghadapi sesuatu masalah. Seseorang yang percaya bahwa Tuhan telah persi sendiri, bahasa ikhtiar berarti bebas memilih dengan adanya dasar. Di
menetapkan segala sesuatunya sejak zaman azali, dia akan cendrung untuk sini saya akan mencoba mendekati ikhtiar dari bahasa aslinya yaitu bahasa
berserah diri kepada-Nya atas apa yang dia lakukan ataupun apa yang parsi. Saya di sini tidak menggunakan arti ikhtiar dari bahasa arab karena
sedang menimpanya. Namun negatifnya, terkadang orang yang percaya dalam arti ikhtiar dalam bahasa arab, artinya lebih dangkal jika dibanding
pada qadha biasanya menjadi lebih pasif dan bahkan cendrung pemalas. dengan arti ikhtiar dari bahasa parsi sebagai pemilik dari kata ikhtiar itu
Karena mereka menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Dalam berusaha sendiri. 
untuk mencapai apa yang diinginkannyapun juga setengah-setengah Islam sendiri adalah agama yang sangat menghormati kebebesan
karena mereka percaya bahwa keberhasilan yang mereka capai semuanya untuk memilih atau berusaha. Hal ini terbukti dari beberapa ayat alqur’an
Tuhan yang menentukan. Tidak peduli seberapa besar usahany maka hal yang secara khusus menjelaskan tentang usaha atau pilihan tersebut.
itu tidak akan memberikan pengaruh. Berbekal ayat-ayat tersebut, akhirnya dapat diketahui. bahwa kebebasan
Oleh karena qadha dan qadar sangat berpengaruh pada persepsi memilih dan berusaha itu hanya dikenakan ketika seseorang memiliki
kita saat berusaha, maka akhirnya muncullah banyak perdabatan mengenai dasar untuk memilih atau berusaha. Hal ini dapat diketahui dari larangan
hal ini di abad pertengahan. Pada masa itu, para cendekiawan muslim islam bagi orang yang memilih sesuatu yang salah dan atau berusaha
terbagi menjadi 3 golongan yaitu qadariyah, asyariyah dan jabariah. Ketiga dengan sesuatu yang salah. 
golongan ini memiliki definisi masing-masing dalam pendefinisian tentang Peran dan posisi ikhtiar?
qadha dan qadar. Sehingga muncullah berbagai konflik akibat dari Ikhtiar sendiri secara istilah adalah sebuah usaha yang dilakukan
perdebatan tersebut. Di sini saya tidak akan membahas bagaimana oleh seseorang untuk mencapai apa yang diinginkan. Setidaknya inilah
perdebatan itu berlangsung dan atau proses perdebatan dari tiap golongan definisi ikhtiar yang sering saya dapatkan ketika saya masih kecil dulu dari

11
guru ngaji saya. Karena ikhtiar merupakan sebuah usaha untuk mencapai diamati dan kemudian dirumuskan hingga kemudian muncullah rumus
apa yang kita inginkan, maka berarti ada sedikit permasalah yang radiasi matahari dan hukum reaksi matahari. Apa yang terjadi pada
berhubungan dengan ikhtiar ini. Yaitu permasalahan tentang bagaimana matahari adalah sebuah qadar bahwa matahari akan menghasilkan panas
letak atau posisi ikhtiar ditengah antara qadha dan qadar? Untuk menjawab yang kemudian sampai ke kita akibat dari reaksi intinya. Namun apa yang
hal ini, terdapat beberapa jawaban yang digunakan oleh sebagian besar membuat matahari bereaksi dan kemudian menghasilkan panas adalah
kaum muslim. Namun disini saya tidak sedikitpun menyinggung hal itu. sebuah qadha. Seperti itulah seorang engginer mengenal qadha sebagai
Guna menjawab pertanyaan tersebut, saya akan menggunakan basic ilmu grand disain dari alam semesta. 
saya sebagai seorang engginer yang kebetulan meyakini kebenaran hukum Dari contoh diatas dapat kita ketahui bahwa, sebenarnya qadhanya
alam juga. matahari mencakup tentang hukum yang membuat matahari cendrung
Qadha dan hukum alam memang kelihatan sangat berbeda. Pasalnya qadha melakukan apa yang disebut reaksi. Atau dengan kata lain qadhanya
itu sering dihubungkan dengan apa yang terjadi dengan manusia Tuhan hampir serupa dengan hukum alam. Namun qadhanya allah
sedangkan hukum alam jauh lebih komplek darinya. Dalam berbagai ilmu merupakan serangkai rencana atas keberadaan hukum alam tersebut.
alam, hukum alamlah yang dijadikan sebagai acuan untuk merekayasa apa Sedang qadarnya allah adalah serangkaian peristiwa yang terjadi
yang ada di alam supaya dapat dimanfaatkan sesuai dengan yang kita berdasarkan hukum alam tersebut. 
harapkan. Keberadaan hukum alam ini sendiri merupakan hasil dari Berbeda dengan alam semesta yang mereka tidak sedikitpun diberi
analisa yang dilakukan oleh para ilmuan ilmu alam yang didasarkan pada kemungkinan untuk melawan atau merekayasa hukum alam yang
pola alam semesta yang kebetulan identik. Karena keidentitakan peristiwa dikenakan kepadanya, manusia mampu merekayasa dan melawan hukum
atau fenomena yang terjadi dialam, maka akhirnya para ilmuan tersebut alam tersebut sehingga dapat mencapai apa yang diinginkannya. Dan
merumuskan hukum alam dalam bentuk hukum matematika yang dapat kemampuan inilah yang kita kenal sebagai ikhtiar. Namun meskipun
dihitung dan diprediksi. Memang kita akui bahwa hukum alam bukanlah demikian, nampaknya manusia juga tidak dapat lepas dari beberapa hukum
qadha tetapi rancangan mengenai keberadaan hukum alam inilah yang alam yang mengenainya seperti lahir, mati dan sakit. Dalam ketiga hal itu,
disebut qadha.  manusia sepenuhnya tunduk pada hukum alam yang mengenainya. 
Contoh : matahari akan mengeluarkan panas yang kemudian dapat Jika kita talaah lebih jauh, nampaknya kemampuan manusia untuk
menghangatkan kita, merupakan sebuah hukum alam. Hukum alam ini melawan atau merekayasa hukum alam tak lain juga dapat disebut sebagai

12
qadar. Karena hal itu merupakan hukum alam yang mengenainya pula. 3.      Al-qur’an, S. Lukman (XXXI) 46, artinya : “Ingatlah selalu akan hari
Oleh karena itu , dalam hal melawan maupun merekayasa, nampaknya (kiamat) dimana seorang ayah tidak menanggung anaknya dan tidak pula
manusia juga harus tunduk dengan hukum alam yang jauh lebih besar seorang anak mennggung ayahnya sedikitpun.”
darinya. Seperti contoh, ketika manusia ingin merekayasa bahwa listrik 4.      Al-qur’an, S. Al-hadid (XVII) 22, artinya : “Tidaklah terjadi sesuatu
dari titik A akan dialirkan menuju titik B melalui sebuah kabel tembaga, kejadianpun dimuka bumi ini dan pada diri kamu sekalian (masyarakat)
maka saat proses pemasangan dari kabel maupun saat dalam usaha melainkan ada dalam catatan sebelum kamu beberkan. Sesungguhnya hal
mengalirkannya, manusia juga harus memperhitungkan posisi dirinya yang itu bagi Tuhan prkara yang mudah.”
tak lain juga merupakan bagian dari alam. 5.      Al-qur’an, S.Ar-Ra’d (XII), artinya : “ Sesungguhnya Tuhan tidak
Disinilah penjelasan tentang kemerdekaan berusaha dan ketetapan merubahsesuatu (nasib) yang ada pada suatu bangsa sehingga mereka
Universal, bahwa manusia bebas memilih untuk menentukan apapun merubah sendiri apayang ada pada diri (jiwa) mereka.”
namun semuanya itu harus dilakukannya berdasarkan pada hukum alam 6.      Al-qur’an, S. Al-Hadid, artinya : “ Agar kamu tidak putus asa
ataupun aturan yang sesuai. Dalam aturan dan Hukum alam inilah letak kemalangan yng menimpa dan tidak pula terlalu bersuka ria dengan
ketetapan universal itu berada. kemajuan yang akan datang padamu.”

Ayat-Ayat Al-Qur’an Mengenai Kemerdekaan Manusia BAB IV


(Ikhtiar) & Keharusan Universal (Takdir) Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan

1.      Tersimpul dalam Al-qur’an, S. Al-Anfal (VIII) 23, artinya : “Berhati- Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah  pencipta segala yang
hatilah kau  terhadap malapetaka yang benar-benar tidaknya mnimpa ada dan semua makhluk. Yang Maha Esa memiliki arti yang Maha
orang-orang jahat diantara kamu.” tunggal, tiada sekutu, Esa dalam zatNya, Esa dalam sifat-Nya, Esa dalam
2.      Al-qur’an, S. Al-Baqarah (II) 46, artinya : “ Berhati-hatilah kamu Perbuatan-Nya, artinya bahwa zat Tuhan tidak terdiri dari zat-zat yang
sekalian akan hari (akhirat) dimana seseorang tidak dapat membela orang banyak lalu menjadi satu, bahwa sifat Tuhan adalah sempurna, bahwa
lain sedikitpun dan tidak pula diterima pertolongan dan tebusan perbuatan Tuhan tidak dapat disamai oleh siapapun. Jadi ke-Tuhanan yang
daripadanya serta tidak pula orang-orang itu dibantu.” maha Esa, mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan yang

13
maha Esa, pencipta alam semesta, beserta isinya. Keyakinan adanya Tuhan sebagian besar manusia sejak dahulu.  Mereka sudah
yang maha Esa itu bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yang tidak mendudukkan Allah sebagai Rabb (pencipta alam semesta)  tapi mereka
dapat dibuktikan kebenarannya melalui akal pikiran, melainkan suatu masih terhalangi, baik oleh kejahilan atau kesombongan,  untuk
kepercayaan yang berakar pada pengetahuan yang benar yang dapat diuji menempatkan Allah sebagai Ilah (yang disembah/diabdi), QS
atau dibuktikan melalui kaidah-kaidah logika. 39:67. Manusia yang demikian belumlah sempurna kehidupannya karena
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, ia telah mengingkari  sesuatu  yang hak dan telah berlaku
jasmani dan rohani. Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir dhalim, dengan menempatkan sesuatu pada tempat yang salah.  Mereka
menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang telah mempatkan  mahluq (hidup ataupun mati) sebagai ilah mereka.
berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Oleh karena itu seorang mukmin harus memahami
Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisika bagaimana  hubungan  yang  seharusnya dibina dengan Allah SWT,
atau jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan sebagai Rabb-nya dan Ilah-nya.  Hal yang penting  didalam membina
fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di hubungan itu, manusia  harus lebih dahulu  mengenal betul  siapa Allah.
masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa Bukan untuk   mengenali zatNYA, tetapi mengenali  landasan dasar-NYA
dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan (masdarul ´ulmu)/ilmu-ilmu Allah. (QS 35:28,  49:18). Dengan memahami
agama dan kepercayaan yang dianutnya. bagaimana luasnya kekuasan dan Ilmu Allah, akan timbul rasa kagum dan
takut  kepada Allah SWT sekaligus menyadari betapa kecil dan hina
Hubungan antara Sang Pencipta dan yang dirinya. Pemahaman itu akan  berlanjut  dengan  kembalinya  ia pada
diciptakan adalah suatu hubungan yang tidak mungkin hakikat penciptaannya dan mengikuti landasan hidup yang telah digariskan
dipisahkan. Manusia sebagai mahluq yang diciptakan Allah SWT, oleh Allah SWT (QS 96:5).  Ia  menyadari  ketergantungannya
mustahil bisa berlepas diri dari keterikatannya denganNYA. kepadaAllah dan merasakan keindahan iman kepada Allah.
Bagaimanapun tidak percayanya manusia dengan Allah, suka atau tidak Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka
suka, sadar atau tidak sadar  manusia akan  mengikuti sunatullah yang nilai-nilai tidak dapat dikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam
berlaku di alam semesta ini.  kegiatan-kegiatan konkrit dan nyata. Kecintaan kepada Tuhan sebagai
Sesungguhnya hubungan antara Allah dan manusia sudah disadari oleh kebaikan, keindahan dan kebenaran yang mutlak dengan sendirinya

14
memancar dalam kehidupan seharihari dalam hubungannya dengan alam Ketika manusia memiliki sebuah tujuan yang didalamnya terlahir
dan masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna menciptakan sesuatu dari sebuah nilai kebenaran, maka akan lahir bentuk sikap penyerahan diri
yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi sesama manusia terhadap kebenaran tersebut yang merupakan jiwa kemanusiaan itu sendiri.
"amal saleh" (harafiah: pekerjaan yang selaras dengan kemanusiaan) Dari sikap tersebut akan melahirkan sebuah Islam.  Kata islam merupakan
merupakan pancaran langsung daripada iman. Jadi Ketuhanan YME pernyataan kata nama yang berasal dari bahasa arab aslama, yaitu
memancar dalam perikemanusiaan. Sebaliknya karena kemanusiaan adalah bermaksud untuk menerima, menyerah, atau tunduk. Dengan demikian
kelanjutan kecintaan kepada kebenaran maka tidak ada perikemanusiaan islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada tuhan, dan
tanpa Ketuhanan YME. Perikemanusiaan tanpa Ketuhanan adalah tidak penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti
sejati. Oleh karena itu semangat Ketuhanan YME dan semangat mencari perintah-Nya dan menghindari apa yang dilarang-Nya. Sikap penyerahan
ridho daripada-Nya adalah dasar peradaban yang benar dan kokoh. Dasar diri (jiwa kemanusiaan) terhadap kebenaran yang mutlak, dapat dilihat
selain itu pasti goyah dan akhirnya membawa keruntuhan peradabannya. ketika manusia mengimani dan melaksanakan rukuk tersebut dengan baik.
Pada dasarnya tujuan kehidupan dari setiap manusia adalah Hakikat kehidupan manusia yang sebenarnya, akan menghasilkan
bersumber dari kebenaran yang mutlak. Sebuah kebenaran yang mutlak sebuah tindakan, perlakuan, dan amal perbuatan. Manusia merupakan
akan selalu bersumber dari Allah SWT. Ketika kebenaran yang mutlak makhluk sosial, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa segala sesuatunya
tersebut sudah ada, maka akan memunculkan sikap percaya, yang akhirnya berasal dan menghasilkan sebuah nilai. Kodrat manusia sejak lahir yaitu
akan berujung dengan Iman. Seperti yang kita ketahui arti iman sendiri memiliki sifat ingin diakui, dinilai, dan dihargai oleh orang lain, akan
adalah percaya atau membenarkan, percaya disini yakni dimaksudkan tetapi penilaian tersebut tidak akan hadir begitu saja, artinya kehidupan
terhadap sesuatu yang dianggap sebagai sebuah kebenaran yang mutlak. manusia tidak dapat dinilai ketika belum berbuat konkrit. Karena
Iman yang harus dimiliki oleh manusia, bukan hanya diucapkan dibibir merupakan makhluk sosial, maka antara manusia yang satu dengan
saja, melainkan harus dengan membenarkan dengan hati, mengucapkan manusia yang lain memiliki keterkaitan atau seseorang terikat dengan
dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatannya. Itulah makna iman seseorang yang lain. Dalam masyarakat sesuatu yang dilakukan belum
yang sesungguhnya harus dimiliki oleh setiap insan, yang selalu tentu dapat diterima dengan baik, terkadang ada sekelompok masyarakat
bersumber dari kebenaran yang mutlak yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. lain yang menentangnya walaupun sikap tersebut sudah berlandaskan
kebeneran yang mutlak.

15
Dari amal perbuatan tersebut, dapat dilihat sikap ber-Ketuhanan 1.      Al - qur’an, S. Lukman (XXXI) 30, artinya : “Demikianlah sebab
Yang Maha Esa atau cinta terhadap Allah SWT, yakni sikap kebaikan, sesungguhnya Tuhan itulah kebenaran, sedang apa yang mereka suka
keindahan, dan kebenaran yang tertanam dalam kehidupan sehari-hari selain-Nya adalah kepalsuan dan sesungguhnya Tuhan itu Maha Tinggi
berupa amal saleh. Perbuatan yang selaras dengan kemanusiaan dan Maha Agung.
merupakan pancaran langsung dari Iman (amanu wa’amilu sholihat). 2.      Al – qur’an, S. Ali – Imran (III) 6, artinya : “Tidak lagi seorangpun suatu
Kemanusiaan adalah kelanjutan kecintaan kepada kebenaran, maka tidak kebahagiaan itu dianugerahkan oleh-Nya (Tuhan) kecuali (Amal
ada Perikemanusiaan tanpa Ketuhanan YME. Sikap berperikemanusiaan perbuatan) semata – mata untuk mencari (ridho) Tuhan Yang Maha
adalah sikap yang adil, yaitu menempatkan sesuatu kepada tempatnya Tinggi, dan tentulah ia akan meridhoinya.”
yang wajar (memandang manusia). Ketuhanan menimbulkan sikap yang 3.      Al – qur’an, S. Ali – Imran (III) 19, artinya : “Sesungguhnya agama itu
adil kepada sesama manusia. Kemanusiaan selalu mengharap Ridho bagi Tuhan adalah penyerahan diri (Islam).”
Tuhan, agar BENAR dan KOKOH. Apabila tidak berlandaskan Ketuhanan 4.      Al – qur’an, S. Al – Ahzab (XXXIII) 49, artinya : “Mereka
Yang Maha Esa, maka akan menghadirkan sikap musyrik dan syiirik. yangmenyampaikan ajaran–ajaran Tuhan dan tidak menghambakan
Demikian pula seseorang yang menghambakan (sebagaimana dengan jiran dirinya kepada siapapun selain kepada Tuhan dan cukuplah Tuhan yang
atau diktator) adalah musyrik, sebab dia mengangkat dirinya sendiri memperhitungkan (amal mereka).”
setingkat dengan Tuhan. Kedua perlakuan itu merupakan penentang 5.      Al – qur’an, S. Asy – Syu’ara (XXVI) 226, artinya : “Dan sesungguhnya
terhadap kemanusiaan, baik bagi dirinya sendiri maupun kepada orang mereka itu mengatakan hal – hal yang mereka tidak kerjakan.”
lain. Maka sikap berperikemanusiaan adalah sikap yang adil, yaitu sikap 6.      Tentang rangkaian tak terpisahkan dari pada iman dan amal saleh dapat
menempatkan sesuatu kepada tempatnya yang wajar, seseorang yang adil dilihat dari pengulangan tidak kurang dari lima puluh kali kata – kata
(wajar) ialah yang memandang manusia. Tidak melebihkan sehingga Aamu wa’amilus shaihat dan terdapat dimana – mana di dalam Al –
menghambakan dirinya kepada-Nya. Dia selau menyimpan itikad baik dan qur’an.
lebih baik (ikhsan) maka kebutuhan menimbulkan sikap yang adil kepada 7.      Al – qur’an, S. Ann – Nur (XXVI) 39, artinya : ‘Orang – orang kafir itu
manusia. amal dan perbuatannya bagaikan fata morgana disatu lembah. Orang yang
Ayat-Ayat Al-Qur’an Mengenai Ketuhanan Yang Maha Esa kehausan mengirimnya air, tetapi setelah ditanda tanganinya tidak
dan Manusia didapatnya suatu apapun.”

16
8.      Al – qur’an, S. Al – Baqarah (II) 109, artinya : “Apakah orang yang 13.  Al – Qur’an, S. An – Nahl (XVI) 90, artinya : “Sesungguhnya Tuhan
mendirikan bangunannya di atas dasar taqwa kepada Tuhan dan mencari memerintahkan untuk menegakkan keadilan dan menguasahakan
ridho-Nya itu lebih baik, ataukah orang yang mendirikan bangunannya perbaikan.”. 
pada tepi jurang yang retak kemudian roboh bersamanya masuk neraka
jahanam.”
9.      Al – qur’an, S. Lukman (XXXI) 13, artinya : “Sesungguhnya syirik itu BAB V
kesalahan yang besar.” Individu Dan Masyarakat
10.  Imam tidak mungkin bercampur dengan kejahatan, sebagai mana
tersimpul dalam Al–qur’an, S. Al – An’am (VI) 84, artinya : ‘Mereka yang Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi.
beriman dan tidak mencampur iman mereka dengan kejahatan, mereka Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu
itulah yang mendapat petunjuk.” kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti
11.  Hadist, artinya : “Sesungguhnya yang paling khawatirkan sekalian ialah manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai
syirik kecil yaitu ria (pamrih).” kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian
12.  Disimpulkan dari titik perpisahan antara orang – orang kafir pemegang pendapat Dr. A. Lysen. Individu menurut konsep Sosiologis berarti
Kitab Suci (Kristen dan Yahudi) dalam al – Qur’an, S. Ali Imran (111) 64, manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan
artinya : “Katakanlah: Hai orang pemegang Kitab Suci Kristen dan Yahudi Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang
marilah kamu sekalian menuju titik persamaan antara kami (ummat Islam0 meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
dan kamu, yaitu bahwa kita tidak mengabdi kecuali pada Tuhan Yang 1.      Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat
Maha Esa kita tidak sedikitpun membuat syirik kepada-Nya dan tidak pula membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun
sebagian kita mengangkat sebagian yang lain menjadri Tuhan – tuhan dengan hakikat yang sama.
(dengan kekuasaan dan wewenang seperti dan Tuhan Yang Maha Esa) 2.      Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek
selain Tuhan Yang Maha Esa, Kemudian jika mereka mengejak gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang
katakanlah : Jadilah kamu sekalian sebagai saksi kepada Tuhan saja”. menyangkut dengan keindahan.

17
3.      Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk Pusat kemanusiaan adalah terbagi menjadi dua yakni masing-masing 
mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri Individu dan masyarakat (sosial). Pribadi atau individu memiliki 
tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh kemerdekaan  pribadi atau merupakan hak  asasinya yang pertama.
panca indera. Masyarakat merupakan tempat mewujudkan kemerdekaan asasi tersebut.
4.      Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan Individu dan masyarakat memiliki hubungan interpenden (saling
manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai ketergantungan) antara individu di dalam masyarakat yang tidak terbatas
dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk kuantitasnya. Setiap satuan individu itu masing-masing mempunyai
membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat. kekhususan yang berpengaruh terhadap dinamika kehidupan masyarakat.
Masyarakat yang merupakan bentuk dari sekelompok orang dan Sebelum berkumpul dan bersatu menjadi sebuah masyarakat masing-
keluarga. Masyarakat dalam bahasa inggris disebut dengan Society yang masing individu memiliki tugas yakni bertanggung jawab dengan
artinya sekelompok manusia yang hidup bersama, berinteraksi, kehidupannya, senantiasa memperbaiki dan mengevaluasi diri,
berhubungan, dan tidak jarang saling bergantung. Masyarakat ialah memperbaiki lingkungan sekitarnya, memberikan dampak positif akan
sekumpulan manusia yang memiliki sifat ataupun karakter berbeda yang di kehadirannya dalam masyarakat, memiliki peran dan fungsi sebagai bagian
persatukan sehingga tumbuh suatu rasa saling menghargai, menghormati yang tak dapat lepas dari masyarakat. Setelah individu-individu terkumpul
dan menjaga satu sama lain. Bergabungnya banyak budaya yang terjadi dan membentuk masyarakat maka timbul hak atau kemerdekaan
saat berinteraksi menggambarkan sikap individu berinteraksi dengan pribadinya yang di kesampingkan terlebih dahulu, demi terwujudnya
sesamanya, disaat berinteraksi dengan sesama individu akan terlihat sikap masyarakat adil makmur yang berbahagia dengan bersikap saling tolong
bagaimana dia sebagai makhluk individu atau makhluk sosial, masyarakat menolong.
adalah tempat kita melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian Ketika sudah menjadi masyarakat, maka kepentingannya berubah
keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya dan masyarakat adalah menjadi harus mendahulukan kepentingan masyarakat banyak diatas
tempat kita melihat proyeksi tersebut. Kita sebagai individu perlu kepentingan pribadi dan golongannya sendiri. Akan tetapi, karena
berinteraksi atau bersosialisasi didalam kemasyarakatan, karena kita masyarakat terbentuk dari individu yang pada dasarnya memiliki hawa
diciptakan untuk hidup saling membutuhkan dan tolong menolong nafsu dan kemerdekaan pribadi maka haruslah bersikap toleransi, karena
antarsesama. kemerdekaan individu akan dibatasi oleh kemerdekaan orang lain. Setiap

18
individu haruslah meletakkan kebebasannya dalam kerangka bangunan 3.      Al – Qur’an, S. Al – Lail (XCII) : 4, artinya : “Sesungguhnya usahamu
dan tata relasi sosial. sekalian (manusia) sangat beraneka ragam.”
Menurut Prof. Dr. Nurcholis Majid, kebebasan individu berbanding 4.      Al – Qur’an, S. Al – Isra’ (XVII) : 84, artinya : “Katakanlah : Setiap
dengan kebebasan individu yang lainnya. Meski Tuhan telah orang bekerja  sesuai dengan pembawaannya. Sebenarnya Tuhanmulah
menganugerahkan kebebasan individu, dalam satu tarikan nafas anugerah, Pula yang lebih mengetahui siapa yang lebih benar kalau hidupnya.”
Ia juga mengajarkan bahwa kemerdekaan atau  kebebasan seseorang 5.      Al – Qur’an, S. Az – Zumar (XXXIX) 39, artinya : “Katakanlah : Hai
dibatasi oleh kemerdekaan dan kebebasan individu yang lain. Adagium Kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan
yang Ia kenalkan adalah hurriatul mar’i mahdudah bihurriyatul siwah bekerja (Pula), maka kelak kamu akan mengetahuinya juga.”
(kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan yang dimiliki orang lain). 6.      Al – Qur’an, S. Yusuf (XII) 53, artinya : “Bengotong – royonglah kamu
Kemerdekaan seseorang berdinding kemerdekaan sesamanya. Tidak ada sekalian dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu bergotong –
kebebasan mutlak. Karenanya, setiap pribadi hendaknya memiliki royong dalam kejahatan dan permusuhan.”
kesadaran tidak ada kebebasan mutlak dan tidak terbatas. Manusia 7.      Al – Qur’an, SYAI – Maidah (V) 2, artinya : “Bergotong – royonglah
merupakan makhluk yang serba terbatas. kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu bergotong –
Dalam hidup bermasyarakat, yang perlu ditanamkan adalah sikap royong daam kejahatan dan permusuhan.”
toleransi dan gotong royong. Dasar hidup gotong-royong ini ialah 8.      Al – Qur’an, S. ZakZalah (XCIX) 7 – 8,artinya : “Barang siapa
keistimewaan dan kecintaan sesama manusia dalam  pengakuan  akan  mengerjakan seberat atom kebaikan dan akan menyaksikan (akibat
adanya  persamaan  dan  kehormatan  bagi  setiap orang. Dan Sebaik- baiknya) dan barang siapa mengerjakan seberat atom kejahatan diapun
baiknya manusia adalah yang berguna untuk sesamanya. akan menyaksikan (akibat buruknya)”.
Dalil Al-Qur’an tentang Individu dan Masyarakat 9.      Al – Qur’an, S. At – Taubah (IX) : 75, artinya : “Dan jika orang – orang
1.      Al – Qur’an, S. Az – Zkhruf (XLII), artinya : “Kami (Tuhan) membagi – (Jahat) itu bertaubat maka kebaikan bagi mereka, tetap jika mereka
bagi di antara mereka manusia kehidupan mereka di dunia.” membanggakan maka Tuhan akan menyiksa mereka dengan siksaan yang
2.      Al – Qur’an, S. Al – Maidah (V) : 48, artinya : “Bagi setiap golongan pedih di dunia dan akhirat.”
diantara kamu ialah kami tetapkan suatu cara dan jalan hidup tertentu.” 10.  Al – Qur’an, S. An – Nahl 30, artinya : “Dan mereka yang be ang dijalan-
Ku (kebenaran), maka pasti Aku tunjukkan jalannya (mencapai tujuan)

19
sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada orang – orang yang selalu berbuat sebab itu harus ditegakkan keadilan dalam masyarakat. Siapakah yang
baik (progresif).” harus menegakkan keadilan dalam masyarakat? Sudah barang pasti ialah
11.  Al – Qur’an, S. Al – Hujarat (XLIX) 13, artinya : “Hai sekalian ummat masyarakat sendiri, tetapi dalam prakteknya diperlukan adanya satu
manusia, sesungguhnya Kami (Tuhan) telah menciptakan kamu dari laki – kelompok dalam masyarakat yang karena kualitas-kualitas yang
laki dan perempuan dan kami jadikan berbangsa – bangsa dan bersuku – dimilikinya senantiasa mengadakan usaha-usaha menegakkan keadilan itu
suku ialah agar kami saling mengenal, sesungguhnya yang paling mulia dengan jalan selalu menganjurkan sesuatu yang bersifat kemanusiaan serta
diantara kamu bagi Tuhan ialah yang paling bertaqwa (cin kebenaran) mencegah terjadinya sesuatu yang berlawanan dengan kemanusiaan.
sesungguhnya Tuhan itu Maha Mengetahui dan Maha Meneliti.” Kualitas yang harus dipunyai, rasa kemanusiaan yang tinggi sebagai
pancaran kecintaan yang tak terbatas pada Tuhan. Di samping itu
12.  Al – Qur’an, S. Al – Hujarat (XLIX) 10, artinya : “Sesungguhnya orang – diperlukan kecakapan yang cukup. Kelompok orang-orang itu adalah
orang yang beriman (cinta kebenaran) itu bersaudara, maka usahakanlah pemimpin masyarakat. Memimpin adalah menegakkan keadilan, menjaga
adanya kerukunan dan diantara golongan saudaramu.” agar setiap orang memperoleh hak asasinya dan dalam jangka waktu yang
BAB V sama menghormati kemerdekaan orang lain dan martabat kemanusiaannya
Keadilan Sosial Dan Ekonomi sebagai manifestasi kesadarannya akan tanggung jawab sosial.

Telah kita bicarakan tentang hubungan antara individu dengan Negara adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah
masyarakat dimana kemerdekaan dan pembatas kemerdekaan saling adalah susunan masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu
bergantungan, dan dimana perbaikan kondisi masyarakat tergantung pada pemerintah yang pertama berkewajiban menegakkan kadilan. Maksud
perencanaan manusia dan usaha-usaha bersamanya. Jika kemerdekaan semula dan fundamental daripada didirikannya negara dan pemerintah
dicirikan dalam bentuk yang tidak bersyarat (kemerdekaan tak terbatas) ialah guna melindungi manusia yang menjadi warga negara daripada
maka sudah terang bahwa setiap orang diperbolehkan mengejar dengan kemungkinan perusakkan terhadap kemerdekaan dan harga diri sebagai
bebas segala keinginan pribadinya. Akibatnya pertarungan keinginan yang manusia sebaliknya setiap orang mengambil bagian pertanggungjawaban
bermacam-macam itu satu sama lain dalam kekacauan atau anarchi. Sudah dalam masalah-masalah atas dasar persamaan yang diperoleh melalui
barang tentu menghancurkan masyarakat dan meniadakan kemanusiaan demokrasi.

20
Pada dasarnya masyarakat dengan masing-masing pribadi yang agar setiap orang dapat bagian yang wajar dari kekayaan atau rejeki.
ada didalamnya haruslah memerintah dan memimpin diri sendiri. Oleh Dalam masyarakat yang tidak mengenal batas-batas individual, sejarah
karena itu pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang lahir merupakan perjuangan dialektis yang berjalan tanpa kendali dari
dari masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis, berasal dari pertentangan-pertentangan golongan yang didorong oleh ketidakserasian
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas antara pertumbuhan kekuatan produksi disatu pihak dan pengumpulan
persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan dan kekayaan oleh golongan-golongan kecil dengan hak-hak istimewa dilain
martabat kemanusiaan tidak terganggu. Kekuatan yang sebenarnya pihak. Karena kemerdekaan tak terbatas mendorong timbulnya jurang-
didalam negara ada ditangan rakyat, dan pemerintah harus bertanggung jurang pemisah antara kekayaan dan kemiskinan yang semakin dalam.
jawab pada rakyat. Proses selanjutnya yaitu bila sudah mencapai batas maksimal pertentangan
golongan itu akan menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial dan
Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas keinginan- membinasakan kemanusiaan dan peradabannya.
keinginan dan kepentingan-kepentingan pribadi yang tak mengenal batas
(hawa nafsu) adalah kewajiban dari negara sendiri dan kekuatan-kekuatan Dalam masyarakat yang tidak adil, kekeyaan dan kemiskinan akan
sosial untuk menjunjung tinggi prinsip kegotongroyongan dan kecintaan terjadi dalam kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun realitas
sesama manusia. Menegakkan keadilan amanat rakyat kepada pemerintah selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan antara manusia dalam
yang musti dilaksanakan. Disadari oleh sikap hidup yang benar, ketaatan kemampuan fisik maupun mental namun dalam kemiskinan dalam
kapada pemerintah termasuk dalam lingkungan ketaatan kepada Tuhan masyarakat dengan pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah
(kebenaran mutlak). Pemerintah yang benar dan harus ditaati ialah keadilan yang merupakan perwujudan dari kezaliman. Orang-orang kaya
mengabdi kepada kemanusiaan, kebenaran dan akhirnya kepada Tuhan menjadi pelaku daripada kezaliman sedangkan orang-orang miskin
YME. dijadikan sasaran atau korbannya. Oleh karena itu sebagai yang menjadi
sasaran kezaliman, orang-orang miskin berada dipihak yang benar.
Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan Pertentangan antara kaum miskin menjadi pertentangan antara kaum yang
berpengaruh ialah menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau menjalankan kezaliman dan yang dizalimi. Dikarenakan kebenaran pasti
pembagian kekeyaan diantara anggota masyarakat. Keadilan menuntut menag terhadap kebhatilan, maka pertentangan itu disudahi dengan

21
kemenangan tak terhindar bagi kaum miskin, kemudian mereka memegang Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu
tampuk pimpinan dalam masyarakat. masyarakat yang tidak menjalankan prisip Ketuhanan YME, dalam hal ini
pengakuan berketuhanan YME tetapi tidak melaksanakannya sama
Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan nilainya dengan tidak berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai yang
oleh kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang dapat tidak dapat dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam amal
memeras orang-orang yang berjuang mempertahankan hidupnya karena perbuatan yangnyata.
kemiskinan, kemudian merampas hak-haknya secara tidak sah, berkat
kemampuannya untuk memaksakan persyaratan kerjanya dan hidup Dalam suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan sebagai
kepada mereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup satu-satunya tempat tunduk dan menyerahkan diri, manusia dapat
pemberantasan kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada diperbudaknya antara lain oleh harta benda. Tidak lagi seorang pekerja
sekelompok kecil masyarakat. Sesudah syirik kejahatan terbesar kepada menguasai hasil pekerjaanya, tetapi justru dikuasai oleh hasil pekerjaan
kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya itu. Produksi seorang buruh memperbesar kapital majikan dan kapital itu
yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti selanjutnya lebih memperbudak buruh. Demikian pula terjadi pada
jalan Tuhan. Maka menegakkan keadilan inilah membimbing manusia ke majikan bukan ia menguasai kapital tetapi kapital itulah yang
arah pelaksanaan tata masyarakat yang akan memberikan kepada setiap menguasainya. Kapital atau kekayaan telah menggenggam dan
orang kesempatan yang sama untuk mengatur hidupnya secara bebas dan memberikan sifat-sifat tertentu seperti keserakahan, ketamakan dan
terhormat (amar ma’ruf) dan pertentangan terus menerus terhadap segala kebengisan.
bentuk penindasan kepada manusia kepada kebenaran asasinya dan rasa
kemanusiaan (nahi munkar). Dengan perkataan lain harus diadakan Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar

restriksi-restriksi atau cara-cara memperoleh, mengumpulkan dan ma’ruf nahi munkar sebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui

menggunakan kekayaan itu. Cara yang tidak bertentangan dengan pendidikan yang intensif terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai

kamanusiaan diperbolehkan (yang ma’ruf dihalalkan) sedangkan cara yang kebenaran dan menyadari secara mendalam akan andanya tuhan.

bertentangan dengan kemanusiaan dilarang (yang munkar diharamkan). Sembahyang merupakan pendidikan yang kontinue, sebagai bentuk formil
peringatan kepada tuhan. Sembahyang yang benar akan lebih efektif dalam

22
meluruskan dan membetulkan garis hidup manusia. Sebagaimana ia Zakat dikenakan hanya atas harta yang diperoleh secara benar,
mencegah kekejian dan kemungkaran. Jadi sembahyang merupakan sah, dan halal saja. Sedang harta kekayaan yang haram tidak dikenakan
penopang hidup yang benar. Sembahyang menyelesaikan masalah – zakat tetapi harus dijadikan milik umum guna manfaat bagi rakyat dengan
masalah kehidupan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang ada secara jalan penyitaan oleh pemerintah. Oleh karena itu, sebelum penarikan zakat
instrinsik pada rohani manusia yang mendalam, yaitu kebutuhan sepiritual dilakukan terlebih dahulu harus dibentuk suatu masyarakat yang adil
berupa pengabdian yang bersifat mutlak. berdasarkan ketuhanan Tuhan Yang Maha Esa, dimana tidak lagi didapati
cara memperoleh kekayaan secara haram, diman penindasan atas manusia
Pengabdian yang tidak tersalurkan secara benar kepada tuhan oleh manusia dihapus. Sebagaimana ada ketetapan tentang bagaimana
YME tentu tersalurkan kearah sesuatu yang lain. Dan membahayakan harta kekayaan itu diperoleh, juga ditetapkan bagaimana mempergunakan
kemanusiaan. Dalam hubungan itu telah terdahulu keterangan tentang harta kekayaan itu. Pemilikan pribadi dibenarkan hanya jika hanya
syirik yang merupakan kejahatan fundamental terhadap kemanusiaan. digunakan hak itu tidak bertentangan, pemilikan pribadi menjadi batal dan
Dalam masyarakat, yang adil mungkin masih terdapat pembagian manusia pemerintah berhak mengajukan konfikasi.
menjadi golongan kaya dan miskin. Tetapi hal itu terjadi dalam batas –
batas kewajaran dan kemanusian dengan pertautan kekayaan dan Seorang dibenarkan mempergunakan harta kekayaan dalam batas
kemiskinan yang mendekat. Hal itu sejalan dengan dibenarkannya – batas tertentu, yaitu dalam batas tidak kurang tetapi juga tidak melebihi
pemilikan pribadi (Private ownership) atas harga kekayaan dan adanya rata – rata atau israf pertentangan dengan perikemanusiaan. Kemewahan
perbedaan – perbedaan tak terhindar dari pada kemampuan – kemampuan selalu menjadi provokasi terhadap pertentangan golongan dalam
pribadi, fisik maupun mental. Walaupun demikian usaha – usaha kearah masyarakat membuat akibat destruktif. Sebaliknya penggunaan kurang
perbaikan dalam pembagian rejeki ke arah yang merata tetap harus dari rata-rata masyarakat ( taqti) merusakkan diri sendiri dalam masyarakat
dijalankan oleh masyarakat. Dalam hal ini zakat adalah penyelesaian disebabkan membekunya sebagian dari kekayaan umum yang dapat
terakhir masalah perbedaan kaya dan miskin itu. Zakat dipungut dari orang digunakan untuk manfaat bersama .Hal itu semuanya merupakan
– orang kaya dalam jumlah presentase tertentu untuk dibagikan kepada kebenaran karena pada hakekatnya seluruh harta kekayaan ini adalah milik
orang miskin. Tuhan. Manusia seluruhnya diberi hak yang sama atas kekayaan itu dan
harus diberikan bagian yang wajar dari padanya.

23
Pemilikan oleh seseorang (secara benar) hanya bersifat relatif 1). Iman dalam pengertian kepercayaan akan adanya kebenaran mutlak
sebagai mana amanat dari Tuhan. Penggunaan harta itu sendiri harus yaitu Tuhan Yang Maha Esa , serta menjadikanya satu-satunya tujuan
sejalan dengan yang dikehendaki tuhan, untuk kepentingan umum. Maka hidup dan tempat pengabdian diri yang terakhir dan mutlak. Sikap itu
kalau terjadi kemiskinan, orang – orang miskin diberi hak atas sebagian menimbulkan kecintaan tak terbatas pada kebenaran, kesucian dan
harta orang – orang kaya, terutama yang masih dekat dalam hubungan kebaikan yang menyatakan dirinya dalam sikap pri kemanusiaan. Sikap pri
keluarga. Adalah kewajiban negara dan masyarakat untuk melindungi kemanusiaan menghasilkan amal saleh, artinya amal yang bersesuaian
kehidupan keluarga dan memberinya bantuan dan dorongan. Negara yang dengan dan meningkatkan kemanusiaan. Sebaik-baiknya manusia ialah
adil menciptakan persyaratan hidup yang wajar sebagaimana yang yang berguna untuk sesamanya. Tapi bagaimana hal itu harus dilakukan
diperlukan oleh pribadi-pribadi agar diandan keluarganya dapat mengatur manusia ?.
hidupnya secara terhormat sesuai dengan kainginan-keinginannya untuk
dapat menerima tanggungjawab atas kegiatan-kegiatnnya. Dalam Sebagaimana setiap perjalanan kearah suatu tujuan ialah gerakan

prakteknya, hal itu berarti bahwa pemerintah harus membuka jalan yang kedepan demikian pula perjalanan ummat manusia atau sejarah adalah

mudah dan kesempatan yang sama kearah pendidikan, kecakapan yang gerakan maju kedepan. Maka semua nilai dalam kehidupan relatif adanya

wajar kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian kekayaan berlaku untuk suatu tempat dan suatu waktu tertentu.

bangsa yang pantas. Demikianlah segala sesuatu berubah, kecuali tujuan akhir dari segala yang
ada yaitu kebenaran mutlak (Tuhan).
BAB VII
Kemajuan Dan Ilmu Pengetahuan 2). Jadi semua nilai yang benar adalah bersumber atau dijabarkan dari
ketentuan-ketentuan hukum-hukum Tuhan.
Dari seluruh uraian yang telah di kemukakan , dapatlah
dikumpulkan dengan pasti bahwa inti dari pada kemmanusiaan yang suci 3). Oleh karena itu manusia berikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak.

adalah Iman dan kerja kemanusiaan atau Amal Saleh Gerakan itu tidak lain dari pada gerak maju kedepan (progresif). Dia
adalah dinamis, tidak setatis. Dia bukanlah seorang tradisional, apalagi
reaksioner.

24
4). Dia menghendaki perubahan terus menerus sejalan dengan arah menuju mengarahkanya kepada yang lebih baik. Penguasaan dan kemudian
kebenaran mutlak. Dia senantiasa mencarai kebenaran-kebenaran selama pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan tentang
perjalanan hidupnya. Kebenaran-kebenaran itu menyatakan dirinya dan hukum-hukumnya agar dapat menguasai dan menggunakanya bagi
ditemukan didalam alam dari sejarah umt manusia. kemanusiaan. Sebab alam tersedia bagi ummat manusia bagi kepentingan
pertumbuhan kemanusiaan. Hal itu tidak dapat dilakukan kecuali
Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan mengerahkan kemampuan intelektualitas atau rasio.
menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya, sekalipun relatif
namun kebenaran-kebenaran merupakan tonggak sejarah yang mesti 8). Demikian pula manusia harus memahami sejarah dengan hukum-
dilalui dalam perjalanan sejarah menuju kebenaran mutlak. Dan keyakinan hukum yang tetap.
adalah kebenaran mutlak itu sendiri pada suatu saat dapat dicapai oleh
manusia, yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh alam dan 9). Hukum sejarah yang tetap (sunatullah untuk sejarah) yaitu garis

sejarahnya sendiri. besarnya ialah bahwa manusia akan menemui kejayaan jika setia kepada
kemanusiaan fitrinya dan menemui kehancuran jika menyimpang
5). Jadi ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh. Hanya daripadanya dengan menuruti hawa nafsu.
mereka yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan dapat berjalan diatas
kebenaran-kebenaran, yang menyampaikan kepada kepatuhan tanpa 10). Tetapi cara-cara perbaikan hidup sehingga terus-menerus maju kearah

reserve kepada Tuhan Yang Maha Esa. yang lebih baik sesuai dengan fitrah adalah masalah pengalaman.
Pengalaman ini harus ditarik dari masa lampau, untuk dapat mengerti masa
6). Dengan iman dan kebenaran ilmu pengetahuan manusia mencapai sekarang dan memperhitungkan masa yang akan datang.
puncak kemanusiaan yang tertinggi.
11). Menguasai dan mengarahkan masyarakat ialah mengganti kaidah-
7).Ilmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai oleh manusia secara kaidah umumnya dan membimbingnya kearah kemajuan dan perbaikan.
benar tentang dunia sekitarnya dan dirinya sendiri. Hubungan yang benar
antara manusia dan alam sekelilingnya ialah hubungan dan pengarahan.
Manusia harus menguasai alam dan masyarakat guna dapat

25
BAB VIII Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang
Kesimpulan dan Penutup utama dalam usaha yanag sungguh – sungguh secara essensial menyangkut
kepentingan manusia secara keseluruhan, baik dalam ukuran ruang
Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada maupun waktu yang menegakkan keadilan dalam masyarakat sehingga
Tuhan. Tuhan YME dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya setiap orang memperoleh harga diri dan martabatnya sebagai manusia. Hal
yaitu takwa. Iman dan takwa bukanlah nilai yang statis dan abstrak. Nilai- itu berarti usaha – usaha yang terus menerus harus dilakukan guna
nilai itu mamancar dengan sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagi mengarahkan masyarakat kepada nilai – nilai yang baik, lebih maju dan
kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa bagi lebih insani usaha itu ialah “amar ma’ruf , disamping usaha lain untuk
manusia jika tidak disertai dengan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan yang mencegah segala bentuk kejahatan dan kemerosotan nilai – nilai
sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang benar dalam kemanusiaan dan nahi mungkar. Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan
peradaban dan berbudaya. yang lebih nyata ialah pembelaan kaum lemah, kaum tertindas dan kaum
miskin pada umumnya serta usaha – usaha kearah penungkatan nasib dan
Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan
taraf hidup mereka yang wajar dan layak sebagai manusia.
ibadah atau pengabdian formil kepada Tuhan, ibadah mendidik individu
agar tetap ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh kepada Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada
kebenaran sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala kemanusiaan melahirkan jihad, yaitu sikap berjuang. Berjuang itu
sesuatu yang menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang dilakukan dan ditanggung bersama oleh manusia dalam bentuk gotong
penuh dari pada agama tanpa adanya hak manusia untuk mencampurinya. royong atas dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada Tuhan. Perjuangan
Ibadat-ibadat yang terus menerus kepada Tuhan menyadarkan manusia menegakkan kebenaran dan keadilan menuntut ketabahan, kesabaran, dan
akan kedudukannya di tengahh alam dan masyarakat dan sesamanya. Ia pengorbanan. Dan dengan jalan itulah kebahagiaan dapat diwujudkan
telah melebihkan sehingga kepada kedudukan Tuhan dengan merugikan dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu persyaratan bagi berhasilnya
orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan dirinya sebagai mahluk perjuangan adalah adanya barisan yang merupakan bangunan yang kokoh
tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada alam maupun orang lain. kuat. Mereka terikat satu sama lain oleh persaudaraan dan solidaritas yang
tinggi dan oleh sikap yang tegas kepada musuh – musuh dari kemanusiaan.

26
Tetapi justru demi kemanusiaan mereka adalah manusia yang toleran.
Sekalipun mengikuti jalan yang benar, mereka tidak memaksakan kepada
orang lain atau golongan lain.

Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan proses


perkembangan yang permanen. Perjuang kemanusiaan berusaha mengarah
kepada yang lebih baik, lebih benar. Oleh sebab itu, manusia harus
mengetahui arah yang benar dari pada perkembangan peradaban disegala
bidang. Dengan perkataan lain, manusia harus mendalami dan selalu
mempergunakan ilmu pengetahuan. Kerja manusia dan kerja kemanusiaan
tanpa ilmu tidak akan mencapai tujuannya, sebaliknya ilmu tanpa rasa
kemanusiaan tidak akan membawa kebahagiaan bahkan mengahancurkan
peradaban. Ilmu pengetahuan adalah karunia Tuhan yang besar artinya
bagi manusia. Mendalami ilmu pengetahun harus didasari oleh sikap
terbuka. Mampu mengungkapkan perkembangan pemikiran tentang
kehidupan berperadaban dan berbudaya. Kemudian mengambil dan
mengamalkan diantaranya yang terbaik.

Dengan demikian, tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana,


yaitu beriman, berilmu, dan beramal.

27

Anda mungkin juga menyukai