Anda di halaman 1dari 139

Said Muniruddin azZahir

T BASIC C

RAINING
(Latihan Kader - 1)

Pengurus Besar
HIMPUNAN
MAHASISWA ISLAM
www.hmi.or.id

A COMPREHENSIVE GUIDE TO IMPLEMENT BASIC TRAINING (LK-1)


...........Untuk mereka para penerus tugas Nabi,
Yang keringatnya bercucuran di HMI .............
Said Muniruddin azZahir
Instruktur, HMI Cabang Banda Aceh

T BASIC C

RAINING
(Latihan Kader - 1)

A COMPREHENSIVE GUIDE
TO IMPLEMENT BASIC TRAINING (LK-1)
Kepada ALLAH Yang Maha Tinggi lagi Maha Suci segala puji saya persembahkan. Lalu kepada
… KATA PENGANTAR … Muhammad SAW beserta seluruh Ahlul Bait sucinya, Shalawat & Salam secara tulus saya haturkan.

INSTRUKTUR adalah kelompok elit di HMI. Kode etiknya jelas. Mereka memerankan citra kekaderan
serta peran-peran keilmuan. Tanggung jawab terhadap pembinaan komisariat juga mereka emban.
Ketika sedang menjadi fungsionaris himpunan, disaat itu pula mereka dapat menjadi aktifis kampus
serta tampil di arena-arena pengembangan diri lainnya. Instruktur adalah sekumpulan ulama HMI
yang bertugas ‘menghamili’ dan melahirkan kader-kader pejuang. Kekuatan komitmen dan dedikasi
mereka adalah alasan mengapa HMI masih ada sampai saat ini. Menurut saya, mereka inilah barisan
pertama dari ulama HMI, pewaris para Nabi, yang akan masuk surga nanti.

Said Muniruddin azZahir Sementara itu, BADAN PENGELOLA LATIHAN (BPL) / HMI CABANG adalah struktur lain di HMI yang
SE., Ak., M.Sc memiliki kekuatan dominan terhadap tegaknya kontinuitas perkaderan. Jika institusi ini cukup handal
dalam mengelola training maka baiklah output perkaderan. Namun apakah institusi utama ini
Lahir:
profesional menjalankan itu semua masih dapat kita pertanyakan. Jika pedoman sudah lengkap
Tijue - Sigli, Aceh
27.12.1979
namun perkaderan masih acak-acakan, berarti kemungkinan masalah terbesarnya ada pada
keihklasan, komitmen, keseriusan atau kemauan para pengelolanya.

Pendidikan: Buku “BASIC TRAINING: a Comprehensive Guide to Implement Basic Training (LK-1)” ini,
ƒ SDN Masjid Lameue, Sakti - Pidie. saya pikir cocok buat para instruktur, BPL, Cabang, juga untuk Komisariat. Di dalamnya berisi
ƒ SMPN 6, Lampineueng - Banda Aceh. konsep-konsep penting tentang perkaderan Basic Training. Secara terperinci, buku ini menguraikan
ƒ MAN 1, Banda Aceh. Siklus Basic Training (tahapan-tahapan penting pelaksaan LK–1), yang dimulai sejak fase pemasaran
ƒ Fakultas Ekonomi, UNSYIAH, Banda Aceh. HMI sampai dengan evaluasi dan monitoring keseluruhan training dan aktifitas-aktifitas pasca
ƒ M.Sc in Accounting and Finance, Birmingham - the UK.
training. Lebih jauh lagi, buku ini dilengkapi berbagai lembaran isian atau formulir-formulir yang
Pengalaman: sering dibutuhkan dalam mengelola sebuah Basic Training. Sebagian formulir mungkin sudah akrab
o Young Moslem Leader Exchange, Australia (2005). dengan kita. Sementara sebagian besar lainnya saya rancang baru sesuai kebutuhan bersama. Dan
o Tsunami Paintings Exhibition, Norwegia (2005). buku ini juga berisi sejumlah kompilasi materi dan teknis LK - 1 lainnya.
o Leadership for Social Justice Training, England (2006).
o Islamic Heritage Study, Spain - Andalucia (2006). Buku ini saya susun dari berbagai referensi, mulai dari Buku Pedoman Perkaderan, Hasil-Hasil
o Regional Economic Development Expert Training (RED),
Germany (2007-2008). Kongres, tradisi-tradisi HMI, dan diskusi–diskusi. Disamping itu, hasil pengayaan dan pengalaman
pribadi penulis turut memperkaya kedalaman panduan ini. Model penyajian dalam format “visualisasi
Pekerjaan: skematis” - yang lebih mempermudah cara kerja otak dalam membaca dan memahami, adalah sisi
ƒ Dosen FE Universitas Syi’ah Kuala, (sejak 2003). lain keunikan tampilan panduan ini. Terakhir, patut diingat bahwa tampilan bahan ini lebih
ƒ Tutor Kaligrafi Aceh (sejak 2001). merefleksikan pengalaman lokal HMI di Aceh, Banda Aceh khususnya, dalam mengelola LK-1.
Training di HMI: Tentunya juga cocok bagi HMI cabang lainnya untuk dijadikan sebagai input baru atau literatur
• Basic Training (LK-1), Banda Aceh, Th.1997 komparasi.
• Intermediate Training (LK-2), Banda Aceh, Th.1999
• Seniour Course (Instruktur), Banda Aceh, Th. 2000 Semoga hal kecil yang saya lakukan ini bermanfaat bagi HMI. Tidak ada sedikitpun upah yang saya
• Advanced Training (LK-3), Palembang, Th. 2001 minta dari kontribusi kecil ini, kecuali keikhlasan dan profesionalitas kita semua dalam mengelola
training-training di HMI. Mohon ma’af atas segala kekurangan.
Jabatan di HMI:
• Ketum HMI Fekon – UNSYIAH (1999-2000)
Billaahit Taufiq Walhidaayah,
• Ketum HMI Cab. Banda Aceh (2000-2001)
as_Salaamua’leikum War.Wab.
Contact: Said Muniruddin azZahir
said_azzahir@yahoo.com 10 Muharram 1431 H /
27 Desember 2009 i
DAFTAR ISI Buku Panduan asli yang bukan
Kata Pengantar ………. i bajakan adalah full colour,
(bukan hitam putih
E. POLA UMUM PERKADERAN ………. 2 atau hasil foto copian).
Beberapa Terminologi Para Pelaksana Basic Training (LK – 1) ………. 3 Demi kepuasan penggunaan,
milikilah edisi yang asli!
A. SIKLUS BASIC TRAINING (LK – 1) ………. 5
Basic Training:
1. Pemasaran Basic Training ………. 6 A Comprehensive Guide to
2. Screening Test ………. 7 Implement Basic Training
3. Analisa Kebutuhan Training ………. 8 (LK-1)
4. Persiapan Akhir Basic Training ………. 9 Penerbit:
5. Pelaksanaan Basic Training: Materi dan Kurikulum Basic Training ………. 10 Guntomara
6. Monitoring dan Evaluasi (M & E) Basic Training ………. 13 “the Kingdom of Art”
Jl. T. Nyak Arief No. 159 G
7. Program Pengembangan Kader Pasca Basic Training ………. 14
Lingke, Banda Aceh, Aceh
B. ALUR & METODOLOGI BASIC TRAINING (LK – 1) .......... 15 Indonesia

• Alur Materi Basic Training .......... 16 Hak Cipta ©:


• Alur Pembukaan Basic Training (Model Alternatif & Model Lama) .......... 17 Said Muniruddin azZahir
• Alur Penutupan Basic Training (Model Alternatif & Model Lama) .......... 19 Penulis:
• Metodologi Basic Training .......... 23 Said Muniruddin azZahir
• Kontrak Belajar .......... 24
Design Cover dan Layout:
• Teks Bai’at .......... 25 Guntomara
“the Kingdom of Art”
C. VISUALISASI SKEMATIS MATERI BASIC TRAINING (LK – 1) ………. 26
• Sejarah HMI ………. 27 Foto Cover oleh:
Said Muniruddin azZahir
• Tafsir Mission ………. 28
• Tafsir Tujuan ………. 29 Percetakan:
Contoh Metode Penyampaian Tujuan HMI ………. 30 Guntomara
“the Kingdom of Art”
• Tafsir Independensi ………. 34
• Sejarah Perumusan Nilai – Nilai Dasar Perjuangan (NDP) ………. 35 Kirim Saran & Support ke:
• Tafsir Bintang ‘Arasy (Nilai-Nilai Dasar Islam dalam NDP………. 36 Said Muniruddin azZahir
said_azzahir@yahoo.com
• Makna “Islam Universal” dalam NDP ………. 37
• Mahasiswa Sebagai Inti Kekuatan Pembaharuan ………. 38
• Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi:
- Kepemimpinan ………. 39
- Manajemen dan Organisasi ………. 40
• Makna Lambang HMI ………. 41
• Lagu-Lagu HMI ………. 42 ii
• LAMPIRAN – LAMPIRAN
Cetakan I:
- Lampiran I: Maret 2007

• Contoh-Contoh Pertanyaan Screening Test ………. 44 Cetakan II:


Desember 2009
• Alat - Alat Monitoring dan Evaluasi (M & E):
- Formulir Pendaftaran Basic Training ………. 45 Cetakan III:
Juli 2010
- Kartu Kendali Screening Test ………. 47
- Lembaran Penilaian Screening Test ………. 48
- Absensi Harian Basic Training ………. 53
- Grafik Keaktifan Peserta Basic Training ………. 56
- Formulir Respon Harian Peserta ………. 58
- Lembaran Laporan Pelaksanaan Basic Training ………. 59
• Formulir Perencanaan Sesi ………. 65
• Formulir Penilaian Presentasi Instruktur ………. 66
• Formulir Biodata Pemateri ………. 68
• Absensi Follow - Up ………. 70
2. Lampiran II:
• Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP)
o Original “Cak Nur” Version ………. 74
Plus: Teks & Arti Ayat-Ayat dalam setiap Bab NDP ………. 85
o New Complementary Version ………. 99
• Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) ………. 109

.:. Jenjang Karier ke-Instrukturan ………. 132


.:. Back Cover: Bahan - Bahan untuk dibagikan kepada Peserta Basic Training
Warning!!!
Buku Panduan ini merupakan
dokumen internal HMI,
tidak untuk disebarluaskan kepada
pihak-pihak eksternal organisasi.
Barangsiapa dengan sengaja
menyiarkan, memamerkan, atau
mengedarkan kepada masyarakat
umum di luar Himpunan,
maka HARAM hukumnya.
Sebaliknya, sah-sah saja jika
didistribusikan kepada teman-
teman internal HMI yang
bertanggungjawab dan konsern
pada perkaderan
iii
A. Pola Umum Perkaderan
• Pola Umum Perkaderan
• Beberapa Terminologi Para Pelaksana LK-1
(Konteks Aceh)

1
D. LANDASAN PERKADERAN
B. KADER:
(SUMBER INSPIRASI & MOTIVASI): A. PERKADERAN:
“A small group of people who are
1. LANDASAN TEOLOGIS “Usaha organisasi yg dilakukan secara specially trained for a particular
• Ketauhidan yg Fitrah (Rum:30, ’Araf:172), Kejadian sadar & sistematis, selaras dengan purpose” (AS Hornby, ‘Oxford
Primordial, Peniupan Ruh Tuhan. pedoman perkaderan, sehingga Advanced Learner’s Dictionary’).
• Potensi Ilahiyah sbg basis Fungsi Kekhalifahan. memungkinkan seorang agg HMI
• Materialisasi Ruh mereduksi Nilai2 Ketuhanan. mengaktualisasikan potensi dirinya KARAKTER KADER:
• ‘Being’ÆCounciousnessÆ’Becoming’. menjadi seorang kader MUSLIM –
1. Bergerak & TERBENTUK dlm
• Syahadat sbg ‘Liberation Force’. INTELEKTUAL – PROFESIONAL, yg
org., Mengenal aturan2
• Perjuangan membela yg lemah. memiliki 5 KIC”.
permainan org., Tdk bermain
menurut selera pribadi.
2. LANDASAN IDEOLOGIS. 2. Memiliki KOMITMEN
• Ideologi Islam mampu menjadi system keyakinan dlm permanent.
melawan penindasan. 3. Memiliki BOBOT/KUALITAS.
• Muhammad Nabi yg ‘Ummi’ (dari kelas rakyat). 4. Punya VISI tentang dinamika
• Cita2 ideal Islam: UNIVERSAL BROTHERHOOD social & mampu melakukan
(Hujurat:13), EQUALITY (Hujurat:13), SOCIAL SOCIAL ENGINEERING.
JUSTICE (Qashash:5, ‘Araf:137, Nisa’:75, Anfal:39, POLA UMUM PERKADERAN
Nisa’:148), ECONOMICAL JUSTICE (Ma’un:1-7, .:. BASIC TRAINING (LK – 1) .:.
Hasyr:7, Humazah:1-9, Taubah:34, Baqarah:275-279, Extracted from: Pedoman Perkaderan, 2000
Rum:39, Ali Imran:110, An’am:162-163).
• Ideologi butuh PENGIKUT yg SETIA.

3. LANDASAN KONSTITUSI.
• Tujuan HMI (5 KIC)
• Asas (Islam: Qur’an & Sunnah)
• Sifat (Independen)
• Status (Org. Mhs) C. TUJUAN LK - 1:
• Fungsi (Org. Kader)
• Peran (Org. Perjuangan) “Terbinanya KEPRIBADIAN MUSLEM
yg berkualitas AKADEMIS, sadar akan
4. LANDASAN HISTORIS. fungsi & perannya dlm ORGANISASI,
• Permasalahan BANGSA (Penjajahan & Perjuangan serta hak & kewajiban sebagai KADER
Kemerdekaan) UMMAT & BANGSA”.
• Permasalahan Islam (Syiar kepada Kebenaran).
TARGET LK - 1:
5. LANDASAN SOCIO – KULTURAL. 1. Memiliki kesadaran menjalankan
• Islam agama Universal. AJARAN ISLAM.
• Islam masuk mengubah kultur masyarakat menjadi 2. Mampu meningkatkan PRESTASI
kultur Islam. AKADEMIS.
• Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai. 3. Memiliki kesadaran akan TG.JWB.
• Islam telah meng-indonesia. KEUMMATAN & KEBANGSAAN.
• Sekarang Islam mendapat tantangan globalisasi 4. Memiliki kesadaran
(Prgamatisme, Permissivisme Ekonomi & Politik). BERORGANISASI.
• Dengan keuniversalan nilai2 Islam, HMI tampil di
panggung juang untuk membentengi ummat dari
pengaruh negative globalisasi.

2
HMI Cabang
Beberapa Terminologi • Penanggungjawab utama perkaderan.
• Membuka / menutup acara Bastra.
PARA PELAKSANA Basic Training (LK-1)
.:. Konteks Aceh .:.

BPL (Badan Pengelola Latihan)


• Memimpin rapat instruktur untuk penyusunan alur/
pengelolaan forum Bastra.
Panitia • meng-SK-kan MoT dan Instruktur yang bertugas.
• Anggota Komisariat yang menyelenggarakan Bastra. • meng-SK-kan kelulusan peserta Bastra.
• Bertugas mengatur konsumsi, akomodasi, transportasi, dan • Bertanggungjawab kepada HMI (Bidang PA) cabang.
hal-hal teknis lainnya.
• Bertanggungjawab terhadap Komisariat.

MoT (Master of Training / Instruktur Senior)


ƒ Instruktur Senior (berpengalaman/ telah lama lulus training SC)
ƒ Dipilih dalam rapat instruktur menjelang pelaksanaan Bastra.
ƒ Penanggungjawab utama Bastra yang sedang berlangsung.
Pemateri ƒ Pimpinan para Instruktur yang bertugas pada Bastra yg sedang
• Diundang untuk menyampaikan materi Bastra. berlangsung.
• Biasanya para Alumni, pengurus cabang, atau ƒ Bertanggungjawab kepada BPL.
mereka yg bukan Instruktur.

Instruktur (Instruktur Penuh/ Pemandu)


• Mereka yg sudah mengikuti training SC, dan telah
Instruktur Muda (Instruktur Magang/ Pemandu) selesai magang sebagai Instruktur Muda.
• Fasilitator Bastra yg baru lulus Training SC. • Fasilitator Bastra yg memiliki peran penuh dalam
mengelola forum.
• Masih memiliki peran terbatas karena sedang dalam
proses memenuhi syarat sebagai Instruktur Penuh. • Mendampingi pemateri (peran moderasi), atau
menggantikan pemateri yg tidak hadir.
• Bertanggungjawab kepada MoT
• Bertanggungjawab kepada MoT.

3
B. Siklus Basic Training (LK – 1)
• Pemasaran Basic Training
• Screening Test
• Analisa Kebutuhan Training
• Persiapan Akhir Basic Training
• Pelaksanaan Basic Training: Materi dan Kurikulum
• Monitoring dan Evaluasi (M & E) Basic Training
• Program Pengembangan Kader Pasca Basic Training

4
SIKLUS BASIC TRAINING:
SIKLUS BASIC TRAINING / LK – 1
• Tahapan - tahapan yang membentuk sebuah proses training.
(BASIC TRAINING CYCLE)
• Langkah-langkah dalam merancang & mengimplementasikan Basic Training.
Source: HMI Tradition and Own Research
“SIKLUS” artinya: Hasil akhir dari training menjadi input baru thd proses training selanjutnya.

PEMASARAN BASIC TRAINING


(MARKETING HMI)

SCREENING TEST
MONITORING & EVALUASI
(RECRUITMENT / SELECTION)

MAHASISWA-i

PROGRAM PENGEMBANGAN KADER ANALISA KEBUTUHAN TRAINING


(CADRE DEVELOPMENT PROGRAMS / CDP) (TRAINING NEED ANALYSIS / TNA)
.:. Follow - Up, Pelatihan2, Up-Grading, Aktifitas2 .:. & PERSIAPAN AKHIR BASIC TRAINING

PELAKSANAAN BASIC TRAINING


.:. Plus Monitoring & Evaluasi .:.

5
C. MARKETING MIX (4Ps):
PEMASARAN HMI (BASIC TRAINING)
1. PRODUK Source: HMI Tradition and Own Research
“Menyediakan (menginfokan) apa yg dibutuhkan oleh mhs-i (e.g.,
keIslaman, Leadership, Intelektualitas, etc).

2. PRICE A. MARKETING HMI / LK - 1:


• “Menetapkan ‘Harga’ Bastra (‘sisi pentingnya’ Bastra tsb bagi “Segala sesuatu yg dilakukan oleh HMI (Cabang/Komisariat) utk menjangkau mahasiswa-i
seorang mhs-i), atau ‘Harga’ dlm arti ‘Biaya Pendaftaran’ & ‘Biaya kampus agar tertarik masuk HMI”.
Penyelenggaraan’ secara keseluruhan”.
• Membuat Harga lebih menarik (e.g., plus stiker, dsb). MENGAPA PENTING?
a. Melakukan SEGMENTATION & Mengidentifikasi TARGET GROUP (kelompok yg
3. PLACE
tepat / punya bakat minat – THE BEST INPUTS) utk masuk HMI.
“Cara agar PRODUK yg dibutuhkan mhs-i tsb dpt dijangkau”.
b. Mengefisienkan & mengefektifkan sumberdaya org. yg terbatas (e.g., anggota / dana)
• Tempat pendaftaran yg mudah dijangkau, strategis & menarik.
dlm mempromosikan HMI.
• Tempat Training yg representative.
• Tempat screening test (Kampus / Cabang) PENDEKATAN:
• Petugas pendaftaran yg OK! 1. TINGKAT PRA – PERGURUAN TINGGI
4. PROMOTION • Membentuk opini positif awal
• Pilih KELOMPOK SASARAN yg tepat (e.g., mhs-i baru, yg • Membentuk rasa simpati & minat ingin tau lebih jauh.
potential / berbakat / cerdas / berani, dsb) (e.g., Leadership Training untuk anak2 SMU/MAN, aktifitas2 Lembaga Kekaryaan,
dsb.)
• Pilih KODE KOMUNIKASI yg tepat:
2. TINGKAT PERGURUAN TINGGI (Fokus Utama).
- Singkat, jelas, teratur.
- Komunikatif, menekankan manfaat kunci.
- Atraktif.
- Terang, bersih.
- Kreatif, beda, unik.
- Jujur, dari hati ke hati, sopan dan ramah. B. PENELITIAN PASAR:
• Pilih JALUR / ALAT KOMUNIKASI yg tepat:
- Pendekatan personal. “Mendapatkan info tentang minat mhs-i & keberadaan org. saingan lainnya”.
- “Words of mouth”. • Apa isu2 tentang HMI?
- Maperca • Apa yg diinginkan oleh mhs-i? Mengapa mereka menginginkannya?
- Papan pengumuman. • Berapa biaya pendaftaran yg bersedia dibayar? Gmn kalau gratis?
- Poster. • Kapan mereka bersedia ikut Bastra?
- Brosur. • Siapa ‘Pesaing’ HMI di kampus?
- Spanduk (“Slamat dtg mhs-i baru”, “hr2 besar agama”, dsb.” - Apa produk / isu yg mereka tawarkan?
- Stiker - Bagaimana cara mereka promosi?
- Media massa (artikel, kliping, siaran pers, dll). - Siapa orang2nya?
- “Class to Class”. - Berapa jumlah anggota mereka?
- Balliho. - Berapa sering mereka buat pelatihan? Kapan? Apa isi Pelatihannya?
- TV, Radio.
- Internet / e-Mail. Informasi tentang Mhs-i & Pesaing penting utk: “Membuat keputusan / strategi yg lbh baik
- Undangan langsung tentang 4Ps: PRODUCT, PRICE, PLACEMENT, PROMOTION.”
- Aksi langsung 1. Ketegasan / kelebihan PRODUK yg dimiliki HMI (e.g., Ke-Islam-an, Kepemimpinan,
- Accessories HMI: pin, ballpoint, key ring, bendera, baju, dsb. Intelektual).
- Kartu nama. 2. HARGA yang pantas dibayar utk produk tsb.
- Pameran, foto2. 3. CARA MENYAMPAIKAN Produk tsb kepada mhs-I (e.g. model LK 1 yg
- Telpon langsung, dilaksanakan)
- Dll. 4. Cara PROMOSI yg menarik

6
A. KRITERIA UTAMA PESERTA BASTRA HMI / LK - 1:

Prioritas pada “ASPEK KUALITAS” tanpa mengabaikan “ASPEK KUANTITAS”.

BEBERAPA PERTIMBANGAN, mis:


a. Potensi Akademik (IP / IPK), ilmu yang luas (Q.S. 2:247). SCREENING TEST LK - 1
b. “Ketokohan” / Kwalitas Kepemimpinan.
c. Memiliki keinginan untuk terus berubah, motivasi. (RECRUITMENT / SELECTION)
d. Memiliki bakat tertentu / unik. Source: HMI Tradition and Own Research
e. ‘Dapat’ baca Qur’an.
f. Prioritas kepada mahasiswa-i baru.
g. Cantek / Ganteng, punya penampilan / kekuatan fisik (Q.S. 2:247).
h. Tidak mengidap penyakit berbahaya yg dapat kambuh sewaktu2.
i. Tergantung score screening test (e.g., wawasan, sikap, & retorika).
j. Dll.
D. PENGUMUMAN KELULUSAN:
ƒ Setelah Screening Test, Jadwal Pengumuman (Waktu & Tempat)
diberitahukan kepada peserta.
ƒ Pengumuman: TERTULIS dan/atau TELPON.
B. PROSES SELEKSI: ƒ Ada tenggang waktu yg cukup buat peserta untuk persiapan diri
SCREENING TEST: antara waktu pengumuman dg dimulainya LK – 1 (Pilihan lain: LK-1
dimulai segera setelah pengumuman).
1. TEMPAT. ƒ CHECKLIST PERLENGKAPAN yg harus dibawa peserta
- Kantor HMI Cabang (Untuk alasan ‘Sense of Belonging’ thd HMI). diinformasikan pada saat pengumuman. Misalnya:
- Kampus (Untuk alasan kepraktisan bagi peserta).
1. alQur’an, lengkap dengan Terjemahan.
- dll.
2. Baju Secukupnya (e.g., Baju Berkerah, Pakaian Olah Raga).
3. Memakai Sepatu (disarankan juga membawa sandal).
2. MATERI (contoh pertanyaan Screening Test lihat LAMPIRAN).
4. Perlengkapan Mandi (e.g., handuk, sabun, odol, dll).
o Ke -ISLAM - an.
5. Pakaian Sopan untuk laki2 & Wanita (tidak ketat).
o Ke - HMI –an.
6. Membawa Alat2 Tulis (buku, ballpoint, dll).
o Management, Kepemimpinan & Organisasi (MKO).
7. Tidak membawa kendaraan ke tempat training.
o Perguruan Tinggi & Kemahasiswaan (PTKM).
8. Tidak membawa perhiasan & membawa uang secukupnya.
o Stadium General.
9. Membawa satu lembar foto copy KRS.
10. Membawa dua (2) lembar Pas Foto ukuran 3 x 4.
11. Membawa obat2 generik kebutuhan pribadi (bagi yang
penyakitan).

C. ALAT-ALAT SELEKSI:
1. KARTU KENDALI SCREENING TEST
(Screening-Test Control Card)
2. LEMBARAN PENILAIAN SCREENING TEST
(Screening Test Valuation Form).
(untuk contohnya Lihat LAMPIRAN, Hal. 47 & 48)

7
C. MERANCANG STRATEGY PEMBELAJARAN:
B. ALAT-ALAT TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA):
1. FORMULIR PENDAFTARAN (Basic Training Entry Form) 1. Menyelesaikan Jadwal Training, Menentukan
2. LEMBARAN PENILAIAN SCREENING TEST (Screening Test Valuation Form). Materi & Pemateri.
2. Penentuan MoT.
(untuk contohnya Lihat LAMPIRAN, 45 & 48) 3. Merancang Strategy Training berdasarkan acuan
kepada TNA (berdasarkan Form Pendaftaran &
hasil Wawancara / Screening).
4. Pertemuan pra-Training antar instruktur untuk:
• Mendiskusikan pengaturan training.
• Pengalokasian Topik & Tanggung Jawab.
• TNA: Pemahaman profil2 peserta, dsb.
a. TRAINING NEEDS ANALYSIS (TNA): • Instruktur mempersiapkan bahan2 untuk
disampaikan dalam forum.
“Proses utk menilai NEED (KEBUTUHAN) dan WANT (KEINGINAN) Peserta”.
PEMBOBOTAN LK-1:
TUJUAN: o Kognitif : 30 %
™ Mengidentifikasi kelemahan2 peserta dan kesenjangan antar peserta. o Afektif : 50 %
.:. Dengan demikian dpt dirancang intervensi / strategi yang dpt menutupi o Psikomotorik : 20 %
kelemahan / kesenjangan tersebut.

™ Membantu memahami harapan2 peserta (ini tdk sama dengan apa yang
sebenarnya mereka butuhkan).
.:. Dengan demikian dpt dirancang pendekatan kurikulum LK – 1 yg tepat.
D. PERANCANGAN
SCHEDULE BASIC TRAINING
™ Mengumpulkan informasi2 yg diperlukan berdasarkan karakteristik peserta.
.:. Mengantisipasi jika terjadi hal2 yg tak terduga (e.g., sakit, ujian, midtest,
dsb).
.:. Menyiapkan bobot materi yang lebih mendalam jika peserta telah memiliki
kadar ilmu yg memadai (e.g., peserta dari institusi agama / latar belakang
pesantren memiliki wawasan islam lebih tinggi, maka bobot NDP harus
lebih tajam). E. MENGIDENTIFIKASI PEMATERI:

™ Membuat penyesuaian2 yg diperlukan. ƒ Pemateri adalah orang ahli dibidang materi yang
.:. e.g., membuat dua kelas jika terlalu banyak peserta, sekaligus pembagian akan disampaikan. Pemateri adalah orang HMI.
peran instruktur. ƒ Menginformasikan / menghubungi pemateri sebelum
dilaksanakan Basic Training.
™ etc. ƒ Pemateri diberikan OUTLINE KURIKULUM MATERI
& REFERENSI yg harus disampaikan agar tdk bias
dari Topik / Tema / Tujuan Pembelajaran.
ƒ Instruktur pendamping bertanggung jawab
mengambil alih forum jika pemateri tdk hadir.
ƒ Pemateri dikonfirmasi kehadirannya sehari sebelum
ANALISA KEBUTUHAN TRAINING mengisi forum, & pagi hari pada hari pemateri
mengisi forum (biasanya tugas Panitia).
(TRAINING NEEDS ANALYSIS / TNA) ƒ etc.
Source: Own Research and Other Sources

8
D. PEMERIKSAAN AKHIR & C. MATERIAL & PERALATAN LK-1:
KOORDINASI DENGAN PESERTA:
1. MATERIAL dpt berupa:
™ MoT (Instruktur / LPL) memeriksa kembali: - HANDOUT MATERI2 LK-1 (NDP, AD / ART, PERSIAPAN AKHIR
• Ketersediaan pemateri. Lagu2, Tafsir Sejarah, Tafsir Tujuan, Tafsir
• Ketersediaan semua material & peralatan / bahan2 Mission, Tafsir Independensi, Struktur BASIC TRAINING (LK – 1)
Source: Own Research and Other Sources
training. Organisasi, Makna Lambang HMI, dll).
• Pengaturan tempat pelatihan. - BUKU PEDOMAN bagi instruktur (Hasil2
Kongres, Pedoman Perkaderan, dll).
™ MoT ((Instruktur / LPL) melakukan Briefing tentang - FORMULIR2 Kelengkapan Training (
TANGGUNGJAWAB, HAK & KEWAJIBAN panitia, Absensi, Form Reaksi Harian, Grafik
misalnya: Keaktifan Peserta, Form Penilaian Presentasi
• Tdk membocorkan rahasia2 training (e.g., schedule, Instruktur, Biodata Pemateri, Form Laporan A. MEMILIH TEMPAT PELATIHAN:
kapan selesai) kpd peserta. Kegiatan LK-1, dll).
• Tdk terlau dekat, juga tdk terlalu jauh dengan peserta. (Untuk Materi & Formulir2, lihat LAMPIRAN) 1. LOKASI
• Menghubungi pemateri.
2. BAHAN2 & PERALATAN LAINNYA, mis: ƒ ‘Nyaman’ bagi peserta utk
• Menjaga akhlak. mendorong kehadiran penuh
• Menyediakan konsumsi tepat waktu. - Alat2 Tulis (Buku tulis, ballpoint, pensil,
penghapus, map, ruler, etc). waktu.
• Mengantarkan surat izin kuliah peserta (meminta KRS ƒ Menjaga hak privacy penduduk di
sama peserta). - Papan tulis / whiteboard.
- Spidol whiteboard (warna-warni). sekitarnya.
• Mengatur piket (masak / konsumsi, membangunkan
- Flipchart.
sholat subuh peserta, memimpin ngaji, memimpin 2. UKURAN RUANG
- Kertas Plano.
senam). ƒ Cukup luas untuk kerja2
- Papan temple & kertas metaplan.
• Melakukan pemeriksaan rutin ke kamar2 peserta kelompok, games, Sholat, dsb.
- Perekat, lem, selotip.
(mengecek yg tidur ketika forum sedang berlangsung).
- Pisau, gunting, pembolong kertas.
• Mencatat peserta yg pulang tanpa izin. - Keranjang alat2 tulis. 3. KONDISI RUANG / TEMPAT
• Melaporkan perkembangan2 training / peserta lainnya. - Kertas HVS. ƒ Memiliki penerangan yg baik.
• Tdk mengambil keputusan2 yg berkaitan dengan - Badge nama ƒ Memiliki ventilasi yg baik.
training / peserta yg seharusnya diputuskan oleh MoT. - Palu sidang. ƒ Memiliki tingkat kebisingan yg
• Melakukan evaluasi harian terhadap kinerja panitia. - OHP, LCD / Infocus. rendah.
• Dll. - TV & Video, Tape. ƒ Memiliki peralatan2 pendukung
- Obat2an, dll. (e.g., listrik, air, dll).

E. SEREMONIAL PEMBUKAAN LK-1:


SUSUNAN ACARA:
- Pembukan, oleh MC. B. MENGINFORMASIKAN
- Pembacaan Ayat2 Suci. PESERTA:
- Menyanyikan “Hymne HMI” (peserta dimohon berdiri). ƒ Pastikan peserta baca / tau semua
- Laporan Ketua Panitia. informasi yg disampaikan saat
- Sambutan Ketua Komisariat. pengumuman kelulusan.
- Sambutan Dari HMI Cabang. ƒ Jika ada peserta yg lulus namun tdk
- Penyerahan Peserta dari Panitia kpd MoT. hadir saat pembukaan, maka dpt
- Do’a Penutup. ditelpon / diberitau, untuk
- Penutup, oleh MC. memastikan dia membaca
- Acara diserahkan ke MoT. pengumuman.
- Pengantar dari MoT.
- Break.

9
1. SEJARAH PERJUANGAN HMI 2. KONSTITUSI HMI:
Alokasi Waktu: 8 Jam (Standar Pedoman Perkaderan, 2000). Alokasi Waktu: 10 Jam (Standar Pedoman Perkaderan, 2000).
TPU: Peserta Memahami Sejarah & Dinamika Perjuangan HMI TPU: Peserta Memahami Ruang Lingkup Konstitusi & Hubungannya
TPK: 1. Peserta dpt Menjelaskan Latar Belakang Berdirinya HMI. dg Pedoman Pokok Organisasi HMI lainnya.
2. Peserta dpt Menjelaskan Gagasan & Visi Pendiri HMI TPK:
3. Peserta dpt Mengklasifikasikan Fase2 Perjuangan HMI. 1. Peserta dpt Menjelaskan Ruang Lingkup Konstitusi HMI &
Hubungannya dg Pedoman Pokok Organisasi lainnya.
POKOK / SUBPOKOK BAHASAN:
2. Peserta dpt Mempedomani Konstitusi HMI & Pedoman2 Pokok
1. Pengantar Ilmu Sejarah
Organisasi dlm Kehidupan Berorganisasi.
1.1 Pengertian Ilmu Sejarah
1.2 Manfaat & Kegunaan Mempelajari Sejarah POKOK / SUBPOKOK BAHASAN:
2. Misi Kelahiran Islam 1. Pengantar Ilmu Hukum
2.1 Masyarakat Arab pra-Islam 1.1 Pengertian & Fungsi Hukum
2.2 Periode Kenabian Muhammad 1.2 Hakekat Hukum
2.2.1 Fase Makkah 1.3 Pengertian Konstitusi & Arti Pentingnya dlm Organisasi
2.2.2 Fase Madinah 2. Ruang Lingkup Konstitusi HMI
3. Latar Belakang Berdirinya HMI 2.1 Makna Mukaddimah AD HMI
3.1 Kondisi Islam di Dunia 2.2 Makna HMI sbg Organisasi yg Berasaskan Islam
3.2 Kondisi Islam di Indonesia 2.3 AD & ART HMI
3.3 Kondisi Perguruan Tinggi & Mahasiswa Islam 2.3.1 Masalah Keanggotaan
3.4 Saat Berdirinya HMI 2.3.2 Masalah Struktur Kekuasaan
4. Gagasan & Visi Pendiri HMI 2.3.3 Masalah Struktur Kepemimpinan
4.1 Sosok Lafran Pane 3. Pedoman-Pedoman Dasar Organisasi
4.2 Gagasan Pembaharuan Pemikiran Keislaman 3.1 Pedoman Perkaderan
4.3 Gagasan & Visi Perjuangan Sosial Budaya 3.2 Pedoman Kohati
4.4 Komitmen ke-Islam-an dan Kebangsaan sbg Dasar Perjuangan HMI 3.3 Pedoman Lembaga Kekaryaan
5 Dinamika Sejarah Perjuangan HMI 3.4 Pedoman Atribut HMI
5.1 Fase Perjuangan Fisik 3.5 GPPO dan PKN
5.2 Fase Pertumbuhan & Konsolidasi Bangsa 4. Hubungan konstitusi (AD/ART) dg Pedoman2 Organisasi Lainnya
5.3 Fase Transisi Orde Lama & Orde Baru REFERENSI:
5.4 Fase Pembangunan & Modernisasi bangsa
1. Chainur Arrasjid, “Dasar-Dasar Ilmu Hukum”. Sinar Grafika,
5.5 Fase Orde Reformasi Jakarta. 2000.
REFERENSI: 2. Hasil - Hasil Kongres.
1. Agussalim Sitompul, “Sejarah Perjuangan HMI (1947-1975)”. Bina ilmu. 3. Mochtar Kusumaatmadja, dan B.Rief Sidharta, “Pengantar Ilmu
2. Agussalim Sitompul, “Historiografi HMI”. Tintamas. 1995. Hukum: Suatu Pengenalan Pertama Berlakunya Ilmu Hukum”.
3. Badri Yatim, “Sejarah Peradaban Islam I, II, III”. Rajawali Pers. Alumni, Bandung. 2000.
4. BJ Boland, “Pergumulan Islam di Indonesia”. Grafiti Pers.1985. 4. Said Muniruddin azZahir, “Basic Training: A Comprehensive
5. Deliar Noer, “Gerakan Modern Islam Indonesia (1902-1942)”. LP3ES.1980. Guide to Implement Basic Training”. Guntomara ‘the Kingdom of
6. Hasil - Hasil Kongres. Art’, Banda Aceh. 2007.
7. M.Rusli Karim, “HMI MPO Dalam Pergumulan Politik di Indonesia”. Mizan.1997. 5. UUD 1945 (untuk perbandingan).
8. Muhammad Kamal Hasan, “Modernisasi Indonesia, Respon Cendikiawan Muslim Masa Orde Baru”. LSI.1987. 6. Zainal Abidin Ahmad, “Piagam Muhammad”. Bulan Bintang. t.t.
9. Muhammad Husein Haikal, “Sejarah Hidup Muhammad”. Litera Antar Nusa. 7. Literatur lain yg relevan.
10. Moksen Idris Sirfefa et al., “Mencipta dan mengabdi”. PB HMI.1997.
11. Ramli Yusuf (ed), “50 Tahun HMI Mengabdi Republic”. LASPI. 1997.
12. Ridwan Saidi (ed), “Biografi A.Dahlan Ranuwiharjo”. LSPI.1994.
13. Said Muniruddin azZahir, “Basic Training: A Comprehensive Guide to Implement Basic Training”. MATERI & KURIKULUM
Guntomara ‘the Kingdom of Art’, Banda Aceh. 2007.
14. Sejarah Kohati. BASIC TRAINING (LK – 1)
15. Sharsono, “HMI dalam Lingkaran Politik Umat Islam”. CIIS.1997. Source: Pedoman Perkaderan, 2000
16. Sulastomo, “Hari-hari yang Panjang”. PT Gunung Agung. 1988.
17. Thomas W.Arnold, “Sejarah Dakwah Islam”.
18. Victor I. Tanja, “HMI, Sejarah & Kedudukannya di Tengah Gerakan Muslim Pembaharu Indonesia”. Sinar
Harapan. 1982.
19. Literatur lain yg relevan.
10
3. MISSION HMI: 4. NILAI –NILAI DASAR PERJUANGAN HMI (NDP)
Alokasi Waktu: 8 Jam (Standar Pedoman Perkaderan, 2000). Alokasi Waktu: 14 Jam (Standar Pedoman Perkaderan, 2000).
TPU: Peserta Memahami Missi HMI dan Hubungannya dg Status, Sifat, Asas, Tujuan, TPU: Peserta Memahami Latar Belakang Perumusan & Kedudukan NDP serta
Fungsi, dan Peran Organisasi HMI secara Integral. Substansi Materi NDP secara Garis Besar Dalam Organisasi.
TPK:
TPK: 1. Peserta dpt Menjelaskan Sejarah Perumusan NDP & Kedudukannya
1. Peserta dpt Menjelaskan Fungsi & Perannya sebagai Mahasiswa.
dlm Organisasi.
2. Peserta dpt Menjelaskan Tafsir Tujuan HMI.
2. Peserta dpt Menjelaskan Hakekat Sebuah Kehidupan.
3. Peserta dpt Menjelaskan Hakekat Fungsi & Peran HMI.
3. Peserta dpt Menjelaskan Hakekat Kebenaran.
4. Peserta dpt Menjelaskan Hubungan Status, Sifat, Asas, Tujuan, Fungsi, & Peran.
4. Peserta dpt Menjelaskan Hakekat Penciptaan Alam Semesta.
POKOK / SUBPOKOK BAHASAN: 5. Peserta dpt Menjelaskan Hakekat Penciptaan Manusia.
1. Makna HMI sebagai Organisasi Mahasiswa 6. Peserta dpt Menjelaskan Hakekat Masyarakat.
1.1 Pengertian Mahasiswa 7. Peserta dpt Menjelaskan Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal.
1.2 Mahasiswa Sebagai Inti Kekuatan Perubahan
POKOK / SUBPOKOK BAHASAN:
1.3 Dinamika Gerakan Mahasiswa
1. Sejarah Perumusan NDP & Kedudukannya dlm Organisasi HMI
2. Hakekat Keberadaan HMI
1.1 Pengertian NDP
2.1 Makna HMI sbg Organisasi yg Berasaskan Islam
1.2 Sejarah Perumusan & Lahirnya NDP
2.2 Makna Independensi HMI
1.3 NDP sebagai Kerangka Global Pemahaman Islam dlm Konteks
3. Tujuan HMI
Organisasi HMI
3.1 Arti Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi, Bernafaskan Islam, serta Bertanggung
1.4 Hubungan antara NDP & Mission HMI
Jawab
1.5 Metode Pemahaman NDP
3.2 Arti Masyarakat Adil Makmur yg Diridhai Allah Swt
2. Garis Besar Materi NDP
4. Fungsi dan Peran HMI
2.1 Hakekat Kehidupan
4.1 Pengertian Fungsi HMI sbg Organisasi Kader
2.1.1 Analisa Kebutuhan Manusia
4.2 Pengertian Peran HMI sbg Organisasi Perjuangan
2.1.2 Mencari Kebenaran sbg Kebutuhan Dasar Manusia
4.3 Totalitas Fungsi dan Peran sebagai Perwujudan dari Tujuan HMI
2.1.3 Islam sbg Sumber Kebenaran
5. Hubungan Antara Status, Sifat, Asas, Tujuan, Fungsi, dan Peran HMI secara Integral
2.2 Hakekat Kebenaran
REFERENSI: 2.2.1 Konsep Tauhid “Laailaaha illa Allaah”
1. AD / ART HMI. 2.2.2 Eksistensi & Sifat - Sifat Allah
2. Ade Komaruddin dan Muchriji Fauzi (ed), “HMI Menjawab Tantangan Zaman”. PT 2.2.3 Rukun Iman sbg Upaya Mencari Kebenaran
Gunung Kulabu. 1992. 2.3 Hakikat Penciptaan Alam Semesta
3. Agussalim Sitompul, “Pemikiran HMI & Relevansinya dlm Pembangunan Nasional”. 2.3.1 Eksistensi Alam
Bina Ilmu. 1986. 2.3.2 Fungsi & Tujuan Penciptaan Alam
4. Ali Syari’ati, “Ideologi Kaum Intelektual: Suatu Wawasan Islam”. Mizan. 1992. 2.4 Hakekat Penciptaan Manusia
5. Asghar Ali Engineer, “Islam dan Teologi Pembebasan”. Pustaka Pelajar. 1999. 2.4.1 Eksistensi Manusia & Kedudukannya diantara Makhluk Lainnya
6. BJ. Bolan, “Pergumulan Islam di Indonesia 1945-1972”. Grafiti Pers. 1985. 2.4.2 Kesetaraan & Kedudukan Manusia sbg Khalifah di Muka Bumi
7. Chrisbianto Wibisono, “Pemuda dlm Dinamika Sejarah Bangsa”. Menpora. 1986. 2.4.3 Manusia sbg Hamba Allah
8. Deliar Noer, “Partai Islam di Pentas Nasional”. Grafiti Pers. 1984. 2.4.4 Fitrah Kebebasan & Tanggung Jawab Manusia
9. Fachri Ali dan Bachtiar Effendi, “Merambah Jalan Baru Islam”. Mizan. 1986. 2.5 Hakekat Masyarakat
10. Francois Railon, “Politik dan Ideology Mahasiswa Indonesia”. LP3ES. 1985. 2.5.1 Perlunya Menegakkan Keadilan dlm Masyarakat
11. Jalaluddin Rakhmat, “Rekayasa Sosial: Reformasi atau Revolusi?”. Rosdakarya. 1999. 2.5.2 Hubungan Keadilan & Kemerdekaan Manusia
12. M.Dawam Raharjo, “Intelektual, Intelegensia, dan Prilaku Politik Bangsa”. Mizan. 1992. 2.5.3 Hubungan Keadilan & Kemakmuran
13. Muhammad Kamal Hasan, “Modernisasi Indonesia”. Lingkaran Studi Indonesia. 1987. 2.5.4 Kepemimpinan utk Menegakkan Keadilan
14. M.Rusli Karim, “HMI MPO dalam Pergulatan Poltik Indonesia”. Mizan. 1997. 2.6 Hakekat Ilmu
15. Moeslim Abdurrahman, “Islam Transformatif”. Pustaka Firdaus. 1997. 2.6.1 Ilmu sbg Jalan Mencari Kebenaran
16. Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI 2.6.2 Jenis – Jenis Ilmu
17. Ramli H. M. Yusuf (ed), “50 Tahun HMI Mengabdi Republik”. LASPI. 1997. 3. Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal
18. Ridwan Saidi, “Mahasiwa dan Lingkaran politik”. Mappusy UI. 1989.
19. Said Muniruddin azZahir, “Basic Training: A Comprehensive Guide to Implement Basic REFERENSI (Bersambung …………………………………………………………..)
Training”. Guntomara ‘the Kingdom of Art’, Banda Aceh. 2007.
20. Victor I. Tanja, “HMI, Sejarah dan Kedudukannya di Tengah Gerakan Muslim
Pembaharu Indonesia”. Sinar harapan. 1982.
21. Literature lain yang relevan. 11
4. NILAI – NILAI DASAR PERJUANGAN HMI (NDP) 5. KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN & ORGANISASI:
REFERENSI (Sambungan …………………………………………………………..) Alokasi Waktu: 8 Jam (Standar Pedoman Perkaderan, 2000).
1. alQur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama. TPU: Peserta Memahami Pengertian, Dasar-Dasar, Sifat & Fungsi Kepemimpinan,
2. A. Syafi’I Ma’arif, “Islam dan Masalah Kenegaraan”. LP3ES. 1985. Manajemen, dan Organisasi.
3. Abdul Aziz A. Sachedina, “Kepemimpinan dlm Islam, Perspektif Syi’ah”. TPK:
Mizan. 1991. 1. Peserta mampu Menjelaskan Pengertian, Dasar-Dasar, Sifat & Fungsi Kepemimpinan.
4. Alija Ali Izetbegovic, “Membangun Jalan tengah”. Mizan. 1992. 2. Peserta mampu Menjelaskan Pentingnya Fungsi Kepemimpinan, Manajemen & Org.
5. Ali Syari’ati, “Ideologi Kaum Intelektual: Suatu Wawasan Islam”, Mizan. 3. Peserta dpt Menjelaskan & Mengapresiasikan Kharakteristik Kepemimpinan dlm Islam.
1992. POKOK / SUBPOKOK BAHASAN:
6. __________, “Tugas Cendekiawan Muslim”. Srigunting. 1995.
7. Alvin Toffler, “Gelombang Ketiga”. PT Pantja Simpati. 1989. 1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi.
8. _________ , “Kejutan Masa Depan”. PT Pantja Simpati. 1989. 2. Kharakteristik Kepemimpinan
9. _________ , “Pergeseran Kekuasaan”. PT Pantja Simpati. 1992. 2.1 Sifat - Sifat Rasul sebagai Etos Kepemimpinan
10. Asghar Ali Engineer, “Islam dan Teologi Pembebasan”. Pustaka Pelajar. 2.2 Tipe - Tipe Kepemimpinan
1999. 2.3 Dasar - Dasar Manajemen
11. Asghar Ali Engineer, “Islam dan Pembebasan”. LKIS. 1993. 2.4 Unsur Manusia dlm Manajemen
12. Aswab Mahasin et al. (ed), “Ruh Islam dlm Budaya Bangsa”. Yayasan 2.5 Model - Model Manajemen
Festifal Istiqlal. 1996. 3. Organisasi sebagai Alat Perjuangan
13. Budi Munawar Rahman (ed), “Konstektualisasi Doktrin Islam dlm Sejarah”. 3.1 Teori - Teori Organisasi
Paramadina. 1995. 3.2 Bentuk - Bentuk Organisasi
14. Donald Eugene Smith, “Agama dan Modernitas Politik”. Rajawali Pers. 3.3 Struktur Organisasi
1985. 4. Hubungan antara Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi.
15. Fazlur Rahman, “Membuka Pintu Ijtihad”. Pustaka Salman. 1984. REFERENSI:
16. ____________, “Islam Modernitas: Tentang Transformasi Intelektual”. 1. Alfian, “Pemikiran dan Perubahan Politik di Indonesia”. Gramedia. 1996.
Pustaka. 1985. 2. Alvin Toffler, “Gelombang Ketiga”. PT Pantja Simpati. 1989.
17. ____________, “Islam”. Binarupa Aksara. 1987. 3. _________ , “Kejutan Masa Depan”. PT Pantja Simpati. 1989.
18. ____________, “Tema-tema Pokok alQur’an”. Pustaka. 1985. 4. _________ , “Pergeseran Kekuasaan”. PT Pantja Simpati. 1992.
19. Hasan Hanafi, “Agama, Ideologi dan Pembangunan”. P3M. 1992. 5. Amin Wijaya T, “Manajemen Strategik”. PT Gramedia. 1996.
20. Hasan Hanafi, “Kiri Islam”. Lkis. 1995. 6. Buchari Zainun, “Manajemen dan Motivasi”. Balai Aksara. 1981.
21. Jalaluddin Rakhmat, “Islam Alternatif”. Mizan. 1987. 7. Charles J. Keating, “Kepemimpinan dlm Manajemen”. Rajawali Pers. 1995.
22. Kuntowijoyo, “Identitas Politik Umat Islam Indonesia”. Mizan. 1995. 8. _______________,” Kepemimpinan: Teori dan Pengembangannya”. Kanisius. 1997.
23. M. Dawam Raharjo, “Ensiklopedia alQur’an”. Paramadina. 1996. 9. Chrisbianto Wibisono, “Pemuda dlm Dinamika Sejarah Bangsa”. Menpora. 1986.
24. Masdar F. Mas’udi, “Agama Keadilan: Risalah Zakat (Pajak) dlm Islam”. 10. Cole G. A., “Management: Theory and Practice (5th Ed.)”. Ashfor Colour Press Ltd,
P3M. 1993. London. 1996.
25. Marchel A. Boisard, “Humanisme dlm Islam”. Bulan Bintang. 1982. 11. S.B Hari Lubis dan Martani Hoesaini, “Teori Organisasi: Suatu Pendekatan Macro”.
26. Nabil Subhi ath-Thawil, “Kemiskinan & Keterbelakangan di Negara-Negara UI. 1987.
Muslim”. Mizan. 1982. 12. James L. Gibson, “Organisasi dan Manajemen”. Erlangga. 1986.
27. Nilai – Nilai Dasar Perjuangan – NDP (Referensi Pokok). 13. J. Salusu, “Pengembangan Keputusan Strategik”. Gramedia. 1986.
28. Nurcholish Madjid, “Islam, Doktrin dan Peradaban”. Paramadina. 1995. 14. Marbun (ed), “Manajemen dan Kewirausahaan Jepang”. PPM. 1986.
29. ______________, “Islam Agama Peradaban”. Paramadina. 1995. 15. Miftah Toha, “Kepemimpinan dan Manajemen”. Rajawali Pers. 1995.
30. ______________, “Islam Agama Kemanusiaan”. Paramadina. 1995. 16. Nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP).
31. ______________, “Masyarakat Religius”. Paramadina. 1997. 17. Prajudi Atmosudiro, “Pengambilan Keputusan”. Ghalia Indonesia. 1987.
32. Said Muniruddin azZahir, “Basic Training: A Comprehensive Guide to Implement 18. Richard M. Steers, “Efektifitas organisasi (Seri Manajemen)”. Erlangga. 1985.
Basic Training”. Guntomara ‘the Kingdom of Art’, Banda Aceh. 2007.
19. Said Muniruddin azZahir, “Basic Training: A Comprehensive Guide to Implement Basic
33. Syafi’i Ma’arif, “Islam dan Masalah Kenegaraan”. LP3ES. 1985.
Training”. Guntomara ‘the Kingdom of Art’, Banda Aceh. 2007.
34. Taufik Adnan Amal, “Islam & Tantangan Modernitas: Studi Atas Pemikiran
20. Winardi, “Kepemimpinan Manajemen”. Rineke Cipta. 1990.
Hukum Fazlur Rahman”, Mizan. 1989.
21. Referensi lain yang relevan.
35. Yustiono et al. (ed), “Ruh Islam dlm Budaya Bangsa”. Yayasan festifal
Istiqlal. 1993.
36. Ziauddin Sardar, “Rekayasa Masa Depan Peradaban Islam”. Mizan. 1986.
37. Literatur lain yang relevan.
12
A. TUJUAN:
MONITORING & EVALUASI (M&E) “Proses pengumpulan informasi utk menentukan tingkat kemajuan /
BASIC TRAINING keberhasilan dlm melaksanakan Basic Training sesuai dg tujuan / target
/ hasil yg direncanakan, sekaligus sbg bahan pengembangan kinerja”.
MONITORING:
o Pengendalian kegiatan & pencapaian hasil2 tertentu.
o Pengumpulan data yg berkesinambungan, terus-menerus.
B. ALAT-ALAT
o Data dari hasil monitoring menjadi bahan masukan utk evaluasi.
MONITORING & EVALUASI (M & E)
EVALUASI:
(untuk contoh lihat LAMPIRAN) o Pengkajian kemajuan ke arah pencapaian tujuan dari kegiatan2.
o Pengumpulan data secara interval berkala.

ALAT-ALAT M & E FUNGSI DIISI OLEH DIGUNAKAN SAAT


1. Seleksi Peserta.
1. FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA
2. Alat TNA. Peserta. Pendaftaran.
(Lihat Lampiran, Hal. 45)
3. Baseline data tentang background peserta.
2. LEMBARAN PENILAIAN SCREENING-TEST 1. Seleksi / alat ukur kemampuan Peserta.
Instruktur. Screening-test
(Lihat Lampiran, Hal. 48) 2. Alat TNA.
3. KARTU KENDALI SCREENING-TEST
Checklist utk materi2 yg sdh di screening. Instruktur (td.tangan). Screening-test.
(Lihat Lampiran, Hal. 47)
4. ABSENSI HARIAN BASIC TRAINING
Memeriksa kehadiran dan kedisiplinan peserta Instruktur Masuk dan Keluar Forum
(Lihat Lampiran, Hal. 53)
5. FORMULIR RESPON HARIAN PESERTA
Menilai tingkat kepuasan peserta setiap hari. Peserta. Akhir sesi setiap sore hari
(Lihat Lampiran, Hal. 58)
1. Mencatat perkembangan harian forum.
6. BUKU CATATAN HARIAN Instruktur. Forum sedang berjalan.
2. Alat komunikasi instruktur di dlm forum.
7. GRAFIK KEAKTIFAN PESERTA 1. Mencatat frekuensi / kuantitas bicara peserta.
Instruktur. Forum sedang berjalan.
(Lihat Lampiran, Hal. 56) 2. Alat pemerataan kesempatan bicara peserta.
Mengukur tingkat pemahaman individual LK-1 sdg berlangsung (pd
(Instruktur /
8. INDIVIDUAL COUNSELING peserta tertentu / semuanya. peserta yg aneh, unik,
informal interview).
pendiam, butuh treatment)
9. EVALUASI AKHIR (POST TEST) Menilai tingkat pemahaman peserta secara
Peserta. Hari terakhir LK-1.
keseluruhan.
1. Dokumentasi peserta yg lulus.
10. LAPORAN KEGIATAN BASIC TRAINING 2. Overview tentang Follow Up yg akan dibuat.
MoT. Hari terakhir LK-1.
(Lihat Lampiran, Hal. 59) 3. Deskripsi Umum tentang Basic Training.
4. Deskripsi keaktifan Instruktur.
1. Mencatat perkembangan forum di setiap sesi.
11. PLANO KOMUNIKASI INSTRUKTUR 2. Informasi bagi instruktur yg akan bertugas. Setiap instruktur yg Selesai mengelola satu
.: Ditempel di Ruang Instruktur. :. 3. Rekomendasi utk instruktur lainnya. bertugas. sesi forum.
4. Bahan analisa perkembangan Forum bg MoT.

SOURCE: HMI tradition, personal experience and other sources.


13
C. PELATIHAN- D. AKTIFITAS-AKTIFITAS:
D. FOLLOW - UP:
PELATIHAN:
1. AKTIFITAS ORGANISASIONAL
“Pendalaman materi-materi Basic Training”,
ADALAH: “Training-training “Aktifitas yg bersifat organisasi yg dilakukan dlm lingkup
utk lebih mengoptimalkan:
jangka pendek yg bertujuan tugas organisasi”.
a. Pendalaman.
untuk membentuk & o Intern (dlm lingkup tugas HMI)
b. Pengayaan.
mengembangkan o Extern (dlm lingkup tugas oganisasi di luar HMI).
c. Perbaikan (remedial).
profesionalisme kader
d. Peningkatan.
sesuai dg latar belakang 2. AKTIFITAS KELOMPOK
e. Aplikasi.
disiplin ilmu masing- “Aktifitas yg dilakukan dlm suatu kelompok yg tdk memiliki
masing” hubungan structural dengan organisasi formal tertentu”
Sehingga Target LK-1 lebih tercapai:
o Intern (dlm lingkup organisasi HMI yg tdk memiliki
o Mengembangkan wawasan & Kesadaran
hubungan structural / informal)
Keislaman.
o Extern (diluar lingkup organisasi & tdk memiliki
o Meningkatkan prestasi akademik.
hubungan dg organisasi formal manapun)
o Menumbuhkan semangat militansi kader.
o Menumbuhkan semangat ber HMI.
3. AKTIFITAS PERORANGAN
o Meningkatkan kualitas berorganisasi.
“Dilakukan oleh kader secara perorangan”.
o Intern (dilakukan secara perorangan utk menyahuti tugas
& kegiatan organisasi HMI).
o Extern (dilakukan secara perorangan diluar tuntutan
tugas & kegiatan organisasi HMI).
PROGRAM PENGEMBANGAN KADER Pasca LK-1 Contoh:
(CADRE DEVELOPMENT PROGRAMS / CDP) - Kelompok Penkajian alQur’an.
“Kelanjutan / Kelengkapan Latihan dlm Keseluruhan Proses Perkaderan” - Kelompok Belajar.
Extracted from: Pedoman Perkaderan, 2000. - Kelompok Diskusi.
- Kekaryaan / Keorganisasian.
- Bakti Sosial.

E. PENGABDIAN KADER:
B. UP - GRADING:
ADALAH: “Media perkaderan yg menitik beratkan pada JALUR-JALUR PENGABDIAN:
pengembangan nalar, minat & kemapuan peserta pada • Jalur Akademis (pendidikan, penelitian & pengembangan).
bidang tertentu yg bersifat praktis, sebagai kelanjutan • Jalur Dunia Profesi (akuntan, dokter, konsultan, pengacara, jurnalis, dll)
dari perkaderan yg dikemabangkan melaui LK-1”. • Jalur Birokrasi Pemerintahan.
• Jalur Dunia Usaha (koperasi, BUMN, wirausaha, dll).
- Keprotokuleran • Jalur Sosial Politik.
- NDP • Jalur TNI / Kepolisian.
- Konstitusi • Jalur Sosial Kemasyarakatan.
- Kepengurusan
• Jalur LSM.
- Kesekretariatan
• Jalur Kepemudaan.
- Kebendaharaan
- Kepanitiaan • Jalur Olah Raga & Seni Budaya.
- Muatan2Lokal lainnya. • Jalur Dakwah Keagamaan.
• Dsb.

14
™ Alur & Metodologi
Basic Training (LK – 1)
• Alur Materi Basic Training
• Alur Pembukaan Basic Training (Model Baru & Lama)
• Alur Penutupan Basic Training (Model Baru & Lama)
• Metodologi Basic Training
• Kontrak Belajar
• Teks Bai’at

15
ALUR MATERI
BASIC TRAINING (LK-1)
“Pendekatan Islam & NDP sebagai ruh dalam Grand Sistem HMI”

ISLAM Landasan Training dimulai dari pembahasan makna “Islam” yang paling elementer, serta
1
UNIVERSAL Teologis pemahaman doktrin-doktrin alQur’an tentang universalitas Islam.

SIRAH Mengkaji Muhammad sbg rasul terakhir yang menyampaikan Islam,


2
NABAWIYAH visi & misi perjuangannya, serta sebagai role model yang sempurna

3 SEJARAH HMI Menelaah Sejarah Kelahiran dan Perjuangan HMI sebagai kelanjutan
perwujudan visi Islam & tugas kenabian dalam konteks Indonesia

Landasan
4 NDP HMI Memahami NDP sebagai ideologi khas HMI, yang merupakan rumusan dari nilai-
Ideologis
nilai pokok Islam Universal dalam Quran & Hadist

5 MISSION HMI Landasan Menjabarkan aplikasi NDP dalam bentuk tugas atau misi, dalam konteks ke-Islam-
Filosofis an dan ke-Indonesia-an, yang diemban kader HMI

KEPEMIMPINAN,
Institusionalisasi NDP dalam model kepemimpinan, manajemen &
6 MANAJEMEN &
organisasi yg efektif dan efisien dalam mewujudkan Misi HMI
ORGANISASI Landasan
(KMO) Sosiologis
Menelaah model organisasi HMI, aturan-aturan dasar, dan pedoman-
KONSTITUSI HMI pedoman yang menjadi acuan gerakan dalam pencapaian visi dan
7 misi dalam format dan sistem organisasi yang rapi dan teratur

Cita-Cita Pembahasan secara mendalam tentang model manusia & masyarakat yang menjadi
8 TUJUAN HMI tujuan dari keseluruhan program, kegiatan & aktifitas perjuangan HMI, serta
HMI
relevansinya dg figur Muhammad serta masyarakat ideal yang menjadi cita-citanya

16
   “ALUR PEMBUKAAN LK‐1: MODEL ALTERNATIF”  
 

ALUR PRO SES & METODA  ALAT/MEDIA PJ. 


A. PRA‐PEMBUKAAN SIDANG     
1. Pembagian Badge nama  Instruktur membagi badge nama kepada peserta instruktur 
2. Salam “assalamu’alaikum wr.wb” MoT 
3. Muqaddimah Puji‐pujian dan shalawat MoT 
4. Alfatihah Membaca alFatihah,  disedekahkan kpd Nabi, Ahlul  Bait, Sahabat, ulama, orang tua, saudara, pejuang HMI & muslim sedunia MoT 
5. Istighfar Peserta berist ighfar 9x (astagfir ullaahal’adhim), seraya memohon keampunan MoT 
6. Dzikir Dilanjutk an dengan berdzikir (Laailaahaillallaah) sambil memegang dada, merasakan  getar an‐getaran Tauhid MoT 
7. Baca alQur’an  Pembacaan alQur’an (al’Araf: 175‐179). Peserta memejamkan mata, menghayati makna alQur’an Panitia 
8. Saritilawah Pembacaan arti surah al’Araf: 175‐179.  alQur’an Panitia 
9. Sujud & Tasbih Semua peserta bersujud dan bertasbih  dalam hati MoT 
10. Azan Salah  satu peserta mengumandangkan adzan k etika semua peserta masih dalam keadaan sujud MoT 
11. Shalawat Setelah selesai Azan semua peserta berdiri dan bershalawat kepada Nabi    
B. PEMBUKAAN SIDANG       
TRAINING 
1. MoT Membuka training    Palu sidang MoT 
2. “Welcome note” Ucapan selamat  datang kepada para peserta sebagai or ang‐orang terpili h dan calon pejuang, Kader HMI MoT 
C. PERKENALAN PESERTA  Metodenya terserah instruktur, salah satunya adalah:  Crayon, plano,  MoT 
a. Peserta menggambar wajah /  diri sendiri & Asosiasi  diri  dengan objek/benda  lakban, spidol 
b. Kekuatan & kelemahan diri 
c. Keadaan diri sek arang 
d. Cita‐cita yang belum terwujud 
e. Tujuan hidup 
f. Slogan diri 
D. PELURUSAN MOTIVASI  Metodenya terserah instruktur, misalnya: Metaplan,  MoT 
a. Setiap  peserta menuliskan dua motivasi mengikuti LK‐1  spidol, plano, 
b. Menyusun  berbagai  jenis motivasi itu ke dalam format “hi dup dibawah garis (motivasi negative), hidup diatas garis (motivasi  lakban 
positif), dan netral” 
E. KONTRAK BELAJAR Metodenya terserah instruktur, contohnya: Plano, spidol,  MoT 
a. Peserta dibagi  kedalam tiga  kelompok (i.e. metode suara‐suara: ayam‐kambing‐harimau, dll)  lakban 
b. Menyusun apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam forum 
c. Kesepakatan untuk mengik uti aturan‐aturan 
F. PEMILIHAN PEMIMPIN &  Metodenya terserah instruktur, contohnya: Plano, kertas  MoT 
TUGASNYA  a. Pemilihan petugas:  KPU (panitia pendaftaran), Panwaslu (pengawas), Pengajuan calon, Kampanye, Pemilihan, Pelanti kan  HVS, lakban 
b. Penjelasan tugas –tugas pemimpin 
G. HARAPAN‐HARAPAN PESERTA  Metodenya beragam, contohny a: setiap kelompok menuliskan harapan‐ harapan mendasar  mengikuti LK‐1 Metaplan MoT 
H. ORIENTASI MoT a. Gambaran umum tentang Training LK‐1: Tujuan pelaksanaan LK‐1 dan kaitannya dengan Tujuan HMI, profil ideal seorang  MoT 
manusia/kader, dan tugas kekhal ifahan 
b. Materi‐materi, metode, & media training LK‐1 
c. Mazhab Training (ci nta, keterbukaan, kekompakan, dan kesuksesan) 
d. Evaluasi Training LK‐1 (aspek penilaian,  bobot dan kr iteria kelulusan) 
e. Harapan team pengelolan training (team MoT dan Panitia) terhadap peserta 
Note: Alokasi waktu keseluruhan untuk pembukaan training adalah pukul 20.30 – 01.00
17
  “ALUR PEMBUKAAN LK‐1: MODEL LAMA”  
 

ALUR PROSES & METO DA  ALAT/MEDIA PJ. 


A. PRA‐PEMBUKAAN SIDANG     
1. Pembagian Badge Nama  Instruktur membagi badge nama peser ta untuk digantungkan di leher/dada masing‐masing Badge nama instruktur 
2. Pelurusan Motivasi  Tanya jawab alasan, motivasi, tujuan atau mengapa ingin masuk HMI, serta mengkritisi atau menyalahkan semua  alasan yang    instruktur 
dikemukakan peserta 
3. Dinamika Sistem (DS)  DS  singkatan  dari "Dinamika  Sistem".  Apa  saja  aktifitas dan  rekayasa training yang bisa membuat  suasana  yang  kaku,  stati s,  instruktur 
bodoh dan jumud menjadi dinami s, aktif, tercerahkan, dan tersadarkan adalah DS. Caranya macam‐macam: 
ƒ Instruktur  mengangkat  topik  diskusi  yang  kontroversial  kemudian  jawaban‐jawaban  peserta  didebat,  disalahkan,  dikr itisi 
dengan logika dan argumen instruktur.  
Tujuan:  merangsang  peserta  berfikir  logis,  rasional,  dan  argumentatif.  Gaya  diskusi  Sokrates  ini  sangat  intelek,  karena 
peserta ditantang secara  rasional  dengan menggugat  keyakinan pribadi mereka yang k adangkala masih bersifat dogmati s. 
Topi k‐topik  panas  seperti  "Tuhan  lebih  dari  1",  "Jilbab  tidak  wajib"  dsb,  adalah  sekian  dari  banyak  tema  yang  cukup 
memancing  emosi  peserta  untuk  kemudian  semua  terlibat  aktif  berbicara.  Ketika  semua  sudah  aktif  berbicara,  tidak  ada 
lagi  yang  mengantuk atau diam,  berarti suasana  atau  sistem  trainingnya  sudah dinamis.  Dengan  demikian, mereka  akan 
lebih siap dan berani untuk berbicara dalam sesi‐sesi trai ning selanjutnya. 
ƒ Instruktur marah‐marah mencari salah peserta. 
Tujuan:  membangun  mental  dan  peser ta  sadar  akan  kesalahannya.  Cara  ini   sering  dikrit ik  karena  dianggap  kurang 
manusiawi. 
4. Pendinginan  Usaha untuk  mendinginkan atau mencairkan suasana setelah semua peserta menjadi tegang,malu, bahkan ketakutan karena    instruktur 
tidak mampu menjawab pertanyaan‐pertanyaan kritis dari instruktur DS. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kembali 
semangat  peserta. Ini  dilakukan dengan metoda tanya jawab yang bersifat menggali semua perasaan tentang apa yang  baru 
saja dialami oleh peserta (gaya psik iater),  serta memberi arahan bagai mana seharusnya ke depan.  
5. Kontrak Belajar  Peserta menyusun kesepakatan, aturan‐aturan yang harus ditaati selama traini ng (metodenya beragam, biasanya metode  Spidol, plano,  instruktur 
diskusi).  lakban 
6. Pemilihan Ketua Kelas  Peserta memilih pemi mpi n atau ketua kelas untuk menjaga aturan yang disepakati berjalan dengan  baik (metodenya  Spidol, plano,  instruktur 
beragam, diserahkan k epada peserta).  lakban 
   
B. PEMBUKAAN SIDANG‐SIDANG     
TRAINING & ORIENTASI MoT 
1. Welcome note  Ucapan selamat datang  kepada para peserta, apresiasi sebagai calon‐calon pejuang MoT 
2. MoT membuka  Sidang‐ Ketukan palu  3x, MoT membuka sidang‐sidang training Palu Sidang MoT 
Sidang  Training 
3. Orientasi awal MoT  a. Gambaran umum tentang Training LK‐1: Tujuan pelaksanaan LK‐1 dan kaitannya dengan Tujuan HMI, profil ideal seorang  MoT 
manusia/kader, dan  tugas k ekhalifahan 
b. Materi‐materi, metode, & media training LK‐1 
c. Mazhab Training  (cinta, k eterbukaan, kekompakan, dan k esuksesan) 
d. Evaluasi Training LK‐1 (aspek penilaian, bobot dan kriteria kelul usan) 
e. Harapan team pengelolan traini ng  (team MoT dan Panitia) terhadap peserta 
4. Penugasan Peserta ditugaskan membuat resume pengalaman hari‐1 dan dikumpulkan  pada awal sesi pagi hari. Kertas  MoT 
HVS/kertas 
buram 
Note: Alokasi waktu keseluruhan untuk pembukaan training adalah pukul 08.30 – 01.00 WIB 

18
“ALUR PENUTUPAN LK‐1: MODEL ALTERNATIF”
ALUR PROSES & METODA  ALAT/MEDIA PJ. 
1. PRA‐PENUTUPAN    
1. Evaluasi LK‐1  Peserta menjawab sejumlah soal yang telah disiapkan oleh team Instruktur tentang materi‐materi yang  Kertas HVS Instruktu
(Post‐Test)  telah didapatkan  r 
2. Rencana Tindak Lanjut  Peserta dibagi dalam beberapa kelompok (i.e., 3 kelompok) dan mendiskusikan/ mempresentasikan: Plano, spidol, lakban Instruktu
(RTL)  1. Apa saja hal yang akan/harus dilakukan untuk membina atau mengembangkan diri setelah LK‐1?  r 
2. Apa saja hal yang akan/harus dilakukan untuk terus aktif di HMI? 
3. Bagaimana cara membangun kekompakan dan koneksi (shilaturrahmi) yang berkelanjutan antar 
sesama peserta LK‐1, dengan senior dan alumni? 
2. Evaluasi Ketercapaian  MoT mengulas kembali tujuan dan target LK‐1 dan kaitannya dengan perwujudan “profil ideal kader”.  Dokumentasi “profil  MoT 
Tujuan dan Target LK‐1 &  Kemudian mengevaluasi tingkat ketercapaian selama training serta harapan dimasa depan.  ideal instruktur” 
ORIENTASI AKHIR MoT  (Plano) 
3. PENUTUPAN (in‐House)     
1. Persiapan  Peserta diminta untuk menuliskan sifat‐sifat negative dan positif masing‐masing pribadi di dua lembar  Metaplan, spidol,  MoT 
metaplan berbeda, serta mengklip 2 lembar uang Rp 1000 di metaplan yang berbeda.  dua lembar uang Rp 
1000 / peserta, klip  
2. Wudhu’  Semua peserta diminta berwudhu. Ditengah ruangan ditempatkan bendera HMI, satu drum air.  Bendera HMI, satu  MoT 
drum “Air Ruh 
Perkaderan” 
     
3. Baca Yasin  Bersama‐sama alFatihah & Yasin. “Salaamun Qaulam mirrabbir Rahiim” diulang‐ulang 9x, serta  alQur’an per peserta MoT 
menghembuskannya 3x ke “Air Ruh Perkaderan”. 
4. PENUTUPAN (Outbound)     
‐ Persiapan  “Air ruh perkaderan” dibawa ke lapangan. Metaplan sifat‐sifat diri diletakkan disamping air tsb. Peserta    MoT 
diminta berbaris membentuk shaf. 
‐ Pelurusan Niat dan  Pelurusan niat. Mengirim kembali doa kepada Rasulullah, ahlul bayt suci, sahabat, ambiya, ulama,  MoT 
Doa: alFatihah, alFalaq,  pendiri dan penerus HMI, orang tua, sahabat, dan kaum muslim. 
anNas, ayat Qursiy 
‐ Pembacaan Ayat Suci  Pengajian dan Saritilawah – anNur: 34‐40 (oleh Panitia). Peserta melakukan kontemplasi. Qur’an, lilin Panitia 
5. SIMULASI KEIMANAN &       
KEISLAMAN 
1. SYAHADAH • Tarian sufistik “Rumi” (Laailaahaillallah‐Muhammadarrasulullah‐‘alaihi shalatullah)  MoT & 
• Sujud (dipenghujung tarian Rumi)  Co‐MoT 
• Azan (oleh panitia, ketika peserta sedang sujud) 
2. SHALAT  Peserta melakukan shalat cinta 2 raka’at. Kemudian melakukan simulasi dan penjelasan shalat:  Plano (sebagai  MoT 
• Berdiri tegak lurus (“tauhid”, “komitmen”)  sajadah) 
• Ruku’ (“visi keummatan”, “melihat kaum tertindas”) 

19
• Sujud (“penghambaan diri”, membunuh ego”) 
• Duduk antara dua sujud (“refleksi diri: kelebihan‐kekurangan”) 
• Tahyat akhir (menjadikan Muhammad, keluarga beliau & Ibrahim sebagai role model)  
• Salam (“melihat kembali keadaan masyarakat”, menebar kasih sayang) 
3. PUASA Semua plano bekas sajadah dikumpulkan lalu dibakar, diikuti:  Korek, metaplan,  MoT 
• Pembakaran metaplan berisikan sifat negative, diikuti teriakan “Allaahu Akbar”.  uang kertas, plano 
• Pembakaran dosa‐dosa dan tuhan‐tuhan palsu (satu lembar uang Rp 1000), diikuti teriakan “Allaahu  bekas, 7 buah batu 
Akbar”.  kecil, korek api 
• Peserta melemparkan sisa api yang membakar metaplan dosa dengan 7 buah batu kecil sambil 
meneriakkan “Allaahu Akbar”. 
4. ZAKAT Peserta memasukkan uang ke dalam kotak infaq/ sedekah Uang, kotak MoT 
5. HAJI • Kontemplasi: membayangkan warna, kesuksesan, bertemu dengan Allah  MoT 
• Peserta berjalan mengelilingi Ka’bah (Air Ruh HMI dan Bendera HMI) sambil meneriakkan 
“labbaikallaahumma labbaik”. 
6. JIHAD Peserta mengumandangkan takbir perjuangan, komitmen perlawanan tanpa henti. MoT 
6. PEMBAI’ATAN    
A. Shalawat Peserta berdiri melingkar dan membaca Shalawat Badar  
B. Pem”berkatan”  • Peserta maju satu persatu ke depan MoT, dan berjongkok di tanah  Bendera HMI, “Air  MoT & 
• Tangan kiri peserta memegang bendera HMI, tangan kanan mengusap “air ruh perkaderan” ke  Ruh Perkaderan”,  Co‐MoT 
wajah  kain ikat kepala 
•  Co‐MoT mengikat kain putih bertuliskan “Allaahu Akbar” ke kepala peserta   bertuliskan “Allaahu 
Akbar” 
C. Kesan‐kesan peserta   Peserta diminta menyampaikan kesan‐kesan selama training    Peserta 
D. Pembai’atan MoT membai’at peserta MoT 
E. Penutupan sidang‐ MoT menutup sidang‐sidang training Palu sidang MoT 
sidang training
F. Salam‐salaman  Team MoT, instruktur dan diikuti panitia menyalami kader‐kader baru HMI  
7. SEREMONIAL PENUTUPAN  1. Pembukaan oleh MC (Panitia) Panitia 
TRAINING (in‐House)  2. Pembacaan ayat suci alQuran 
3. Hymne HMI 
4. Laporan Panitia 
5. Sambutan Ketua Umum Komisariat 
6. Sambutan Ketua umum HMI Cabang 
7. Pembacaan SK Kelulusan Peserta oleh Co‐MoT 
8. Penyerahan peserta dari MoT ke HMI Cabang 
9. Do’a penutup 
8. Perkenalan Instruktur  Seluruh instruktur memperkenalkan diri kepada para peserta di moderator oleh MoT MoT 

Note: Alokasi waktu keseluruhan untuk penutupan training adalah pukul 23.00 – 04.00 WIB

20
“ALUR PENUTUPAN LK‐1: MODEL LAMA”
ALUR PROSES & METODA  ALAT/MEDIA PJ. 
1. PRA‐PENUTUPAN    
1. Evaluasi LK‐1  Peserta menjawab sejumlah soal yang telah disiapkan oleh team Instruktur tentang materi‐materi yang  Kertas HVS/kertas  instruktur 
(Post‐Test)  telah didapatkan.  buram 
2. Perkenalan Peserta  Metode perkenalan peserta disesuaikan, diarahkan suasana segembira mungkin. instruktur 
3. Dinamika Sistem (DS)  Intruktur ‘marah‐marah’ atas tingkat keberhasilan peserta selama training, misalnya: ketidakmampuan  Kertas hasil post‐ instruktur 
menjawab soal‐soal post‐test, suasana ria selama perkenalan, dsb. Tujuan: untuk mengingatkan  test, palu, dll. 
ketidaksempurnaan peserta dan bahaya jika terus dalam kebodohan, kelalaian dan kegembiraan 
berlebihan, dsb. 
4. Pendinginan  Instruktur lainnya masuk mendinginkan suasana dan menetralisir ketegangan dengan menggali perasaan    instruktur 
semua peserta atas apa yang baru dialami. Serta memberi motivasi baru untuk terus menjadi lebih baik, 
serta marah‐marah instruktur sebelumnya harus dipahami dalam konteks kebaikan, perhatian dan 
harapan kepada calon kader‐kader baru. 
2. ORIENTASI AKHIR MoT  MoT mengulas kembali tujuan dan target LK‐1 dan kaitannya dengan perwujudan “profil ideal kader” dan  MoT 
tugas kekhalifahan. Kemudian mengevaluasi tingkat ketercapaian selama training serta harapan dimasa 
depan. 
3. PROSESI PENUTUPAN        
(in‐House) 
1. Break & Wudhu’  Semua peserta diminta berwudhu    MoT 
2. Lagu‐Lagu HMI  Peserta berdiri, berpegangan tangan, menyanyikan semua lagu‐lagu HMI yang telah diajarkan sampai    instruktur 
lancar tanpa melihat teks. 
3. Shalawat Badar  Dipimpin instruktur, peserta membaca Shalawat Badar beberapa kali sampai suasana jadi tenang dan    instruktur 
teduh. 
4. (… mati lampu…)  Diakhir Shalawat Badar lampu di arena/ruangan training dimatikan. Beberapa panitia ditempatkan di     
ruangan untuk mengantisipasi kesurupan. 
5. Istighfar & Dzikir  Dilanjutkan dengan istigfar dan dzikir secukupnya. MoT 
6. Pembacaan Ayat Suci  Panitia membaca surah al’Araf: 175‐179. Pembacaan alQuran dilakukan diluar ruangan training,  alQur’an dan lilin Panitia 
diupayakan suaranya terdengar dalam ruangan dengan baik namun tidak terlalu keras. 
7. Saritilawah  Dilanjutkan dengan saritilawah oleh panitia/petugas yang telah dipersiapkan lainnya. Sama halnya  alQur’an dan lilin  Panitia 
dengan pembacaan alQuran, ini juga dilakukan diluar ruangan training, diupayakan suaranya terdengar 
dalam ruangan dengan baik namun tidak terlalu keras. 
8. Adzan Panitia mengumandangkan adzan dari luar ruangan dengan posisi berpindah‐pindah, dan jaraknya juga  Panitia 
berubah‐ubah. 
9. Kesan‐Kesan Peserta  Dimoderatori oleh instruktur, salah satu peserta yang telah dipersiapkan sebelumnya dipersilakan  Peserta 
menyampaikan kesan‐kesan selama training. 
10. Pesan‐Pesan MoT  Dimoderatori oleh instruktur, MoT menyampaikan pesan‐pesan terkahir kepada peserta. Isi Pesan: MoT 
- Penyadaran diri dari kesalahan & dosa2. 

21
- Mengingat Kematian.
- Permohonan Taubat utk kembali ke Jalan‐Nya. 
- Dorongan menjalankan kembali ajaran2 Islam. 
- Tanggungjawab diri terhadap Orang Tua. 
- Mendorong utk berprilaku baik (Akhlaqul Karimah). 
- Penguatan Motivasi utk hidup & terus maju. 
- Nasehat untuk terus meningkatkan prestasi Akademis. 
- Kesediaan utk hidup bersahaja & penuh dedikasi. 
- Menanamkan kemauan utk terus berjuang. 
- Kesadaran akan tanggung jawab Keummatan / Kebangsaan. 
- Ajakan utk ta’at & aktif berorganisasi (ber‐HMI). 
- Permohonan Ma’af atas “kekejaman” & kesalahan Instruktur / MoT / Panitia selama Basic Training. 
11. Ikrar Pembai’atan  Dimoderatori oleh instruktur, MoT menanyakan kesediaan peserta untuk di Bai’at lalu melakukan    MoT 
pembai’atan. 
12. MoT Menutup  Dimoderatori oleh instruktur, MoT menutup sidang‐sidang training.  Palu sidang MoT 
Sidang‐Sidang 
Training 
13. (… hidup lampu…) Pada ketukan palu ke‐3 oleh MoT ketika menutup sidang‐sidang training, panitia menghidupkan kembali  Panitia 
seluruh lampu di arena training. 
14. Salam‐Salaman  MoT, instruktur dan diikuti oleh panitia mengucapkan selamat dan menyalam seluruh kader baru HMI.  
4. SEREMONIAL PENUTUPAN  1. Pembukaan oleh MC (Panitia) Panitia 
TRAINING  2. Pembacaan ayat suci alQuran 
3. Hymne HMI 
4. Laporan Panitia 
5. Sambutan Ketua Umum Komisariat 
6. Sambutan Ketua umum HMI Cabang 
7. Pembacaan SK Kelulusan Peserta oleh Co‐MoT 
8. Penyerahan peserta dari MoT ke HMI Cabang 
9. Do’a penutup 
5. PERKENALAN  Seluruh instruktur memperkenalkan diri kepada para peserta di moderator oleh MoT  
INSTRUKTUR 
Note: Alokasi waktu keseluruhan untuk penutupan training adalah pukul 23.00 – 04.00 WIB

22
2. METODE PARTISIPATIF: 1. METODE DOKTRIN:
o Tdk menceramahi peserta selama satu periode tertentu dlm satu sesi.
o Mendorong input yg aktif dari peserta. o Peneguhan komitmen, pengambilan
o Tukar pengalaman. janji / sumpah utk taat kpd
o Peserta lebih aktif: “peserta sbg nara sumber utama”. Kebenaran.
o Ceramah penanaman nilai2, spirit &
BENTUK-BENTUK nya: perspektif baru dlm berfikir dan
1. BRAINSTORMING (CURAH PENDAPAT) melihat sesuatu.
1. Metode utk menghasilkan ide2 (sebanyak mungkin). o Ceramah utk memfokuskan pikiran
2. Menstimulir peserta utk mencari cara2 berbeda dlm melihat / menyelesaikan suatu masalah. peserta.
3. Memproduksi sebuah daftar alternative solusi atas suatu topic, lalu didiskusikan (+)/(-) dari setiap o Ceramah utk membangun dasar
jawaban. pengetahuan utk memperoleh
4. Perhatian diberikan pd proses menghasilkan ide2, & bukan pd diskusi tentang ide2 itu sendiri. pengetahuan bersama.
5. Pastikan semua terlibat. Sasaran utama adl peserta yg paling pendiam. o Proses ‘membenarkan’ ide2 yg
6. Kritik tdk diperbolehkan. Ide2 akan dievaluasi kemudian. ‘salah’ (Brainwashing).
7. Memaksa cara berfikir kreatif & meningkatkan derajat partisipasi yg tinggi. o Memompa semangat militansi yg
radikal dan terarah.
2. DISCUSSION (DISKUSI).
o Peserta cenderung pasif, hanya
o Pengetahuan, ide2 & pendapat kelas disampaikan antara peserta & instruktur.
mendengar saja.
o Dlm DISKUSI TERBUKA: Peserta berpartisipasi, instruktur yg memfasilitasi & mengendalikan
diskusi.
o Dlm DISKUSI KELOMPOK: peserta berdiskusi dlm kelompok2 kecil. Instruktur sbg pengamat &
pemberi input2 saat dibutuhkan.
o Kelompok dikumpulkan & hasilnya didiskusikan scr terbuka.
o (+): memberi feedback kpd instruktur atas apa yg dipahami / dipelajari peserta.
o (-): Peserta boleh jadi keras kepala /bertahan sikap walaupun salah. Ada peserta yg tdk aktif dlm METODOLOGI
kelompok. Maka harus dipantau.
BASIC TRAINING (LK – 1)
3. EXERCISE (LATIHAN). Source: Own Research and Other Sources
ƒ Peserta diminta utk mengerjakan tugas tertentu.
ƒ Praktek /uji thd apa yg sudah dipelajari.
ƒ Dpt dilaksanakan scr berkelompok / individu.
ƒ (+): Bentuk pembelajaran aktif; praktek / uji penguasaan thdp hal2 yg telah diajarkan.
ƒ (-): Ada peserta yg mungkin kesulitan utk mengerjakan latihan. Maka pelatih perlu memberi 3. METODE PEMBELAJARAN AKSI:
petunjuk2, bukan solusi.
o Peserta dikondisikan utk
4. CASE STUDY (STUDY KASUS).
menerapkan PRAKTEK2 PRAKTIS
ƒ Adalah: “sebuah keadaan / kejadian dg rincian memadai yg perlu diperiksa / dipahami oleh
tertentu kedlm kehidupan mereka
peserta”.
(e.g., selalu tersenyum, duduk
ƒ Peserta diminta utk mendiagnosa / menganalisa penyebab2 masalah tsb, lalu cari solusi.
tegap, bicara dg jelas, selalu
ƒ Studi kasus cocok digunakan utk mendemontrasikan penerapan teknik2 penyelesaian masalah dlm
memulai dengan ‘salam’, tdk boleh
situasi / kehidupan nyata, walau kadangkala hal / intensitas masalah berbeda2.
memiliki pendapat yg sama, dsb).
5. ROLE-PLAY (PERMAINAN PERAN). o Peserta disuruh utk membuat
a. Adalah: “dramatisasi apa yg mungkin terjadi dlm dunia nyata”. RENCANA2 AKSI utk menerapkan
b. Peserta ikut memainkan peran tertentu, utk menangani situasi tertentu. apa2 yg sudah dipelajari kedlm
c. Role-Play dpt memberi rasa percaya diri dlm menghadapi situasi nyata (maksimalisasi kehidupan mereka (rincian rencana
psikomotorik). aksi ini dpt menjadi bahan dasar
d. Perlu perhatian jika ada peserta yg malu / tdk percaya diri, tdk serius dlm memainkan peran. counseling / follow -up pasca LK-1).
e. Instruktur memoderatori proses Role-Play.

23
A. BEBERAPA CATATAN PENTING TENTANG KB:
™ Mengajak trainers membuat KB dg menanyakan
“Pedoman apa yg mereka anggap perlu utk
KONTRAK BELAJAR (KB) mendukung komunitas belajar”.
.: KESEPAKATAN, KEBIJAKAN, PROSEDUR & PERATURAN .:. ™ Tanggung jawab peserta akan lbh besar jk mereka
Source: HMI Tradition and Own Research terlibat langsung dlm penyusunan KB.
™ Aturan2 penting harus ditawarkan oleh instruktur
dan diarahkan utk disepakati.
™ Patikan semua paham dengan setiap point KB.
™ Nyatakan konsekwensi dengan jelas & sepakat utk
patuh.
™ Tempel KB di dlm forum, ditempat yg strategis utk
D. MACAM POINT KONTRAK BELAJAR (KB):
dilihat.
1. Peserta memakai baju yg rapi (berkerah bagi laki2,’ tdk ketat’ bagi kerempuan, bersepatu). ™ Komunikasikan isi KB kpd semua instruktur.
2. Setiap peserta harus memiliki kelengkapan alat tulis, alQur’an & terjemahan.
3. Masuk forum tepat waktu – Disiplin.
4. Masuk pagi pukul 8.30, malam keluar terserah MoT.
5. Memulai Forum dengan pengajian alQur’an secara bergantian (diatur piketnya oleh ketua
kelas).
6. Menutup Forum dengan membacakan do’a secara bergantian (diatur piketnya oleh ketua B. FUNGSI KONTRAK BELAJAR (KB):
kelas). 1. Menjaga ketertiban & menuntun tindakan peserta.
7. Peserta tdk diperkenankan utk merokok ketika Forum sedang berlangsung. 2. Menjelaskan harapan instruktur kpd peserta.
8. Berbicara didahului dg mengangkat tangan, dan jika di izinkan berbicara oleh instruktur 3. Sebagai pijakan aman bg peserta, karena jelas
maka diawali ucapan “Salam”. parameternya.
9. Mendengarkan & memperhatikan dg tenang saat orang lain berbicara. 4. Pedoman bertindak utk menghindari
10. Tidak boleh menerima HP selama dlm forum. HP non-aktif (silent). kesalahpahaman.
11. Peserta harus aktif di forum, jujur, sopan, berani berpendapat, berbicara dengan tulus, 5. Komitmen dasar utk mengikuti Basic Training.
serius, bertanggung jawab. 6. Keputusan bersama sebagai Komunitas Belajar.
12. Memakai panggilan “Kanda Master of Training”, “Kanda Instruktur”, “Kanda Pemateri”, 7. Menciptakan kepastian & kesatuan yg erat.
“Kanda Panitia” kepada orang2 yg tepat.
13. Tdk diperkenankan meninggalkan arena training tanpa izin MoT / Instruktur.
14. Keluar forum harus ada izin instruktur. Tdk diperbolehkan keluar lebih dari satu kali dlm
satu sesi.
15. Shalat selalu berjama’ah ditempat yg telah ditentukan.
16. Setiap selesai shalat 5 waktu, selalu ada “kultum” dari peserta secara bergantian (piket
diatur oleh Ketua Kelas). C. MACAM CARA MENYUSUN KONTRAK BELAJAR:
17. Khusus setelah shalat Subuh, selalu ada pengajian bersama. • Bagikan kertas & minta tiap orang utk menuliskan 3
18. Melakukan olah raga setiap pagi. peraturan yg harus diikuti oleh semua peserta.
19. Ketua Kelas bersama peserta lainnya bertanggung jawab terhadap tegaknya KB ini. • Tempel daftar peraturan dari semua kertas di papan
20. Pelanggaran terhadap KB akan dikenakan sanksi berupa: Teguran Æ Pemanggilan Æ s.d tulis. Lalu minta peserta utk membuang yg tdk perlu,
Pemecatan, sesuai kebijakan MoT). dan menambah point2 lainnya yg dianggap penting.
• Instruktur menawarkan point2 penting lainnya yg
merupakan keharusan2 (peraturan2) dasar training
yg tdk disebutkan peserta.
• Minta kesepakatan verbal utk ta’at kpd KB.

24
A. BEBERAPA CATATAN TENTANG BAI’AT:
™ MoT / Instruktur & semua Peserta telah berwuduk.
™ Dilakukan dalam keadaan tenang, hening, tidak ada
yang berbicara (mata terpejam, Allah hadir &
RITUAL PEMBAI’ATAN melihat kita).
™ Beberapa Panitia telah berada dalam forum guna
BASIC TRAINING (LK – 1) mengantisipasi hal2 tak terduga (e.g., kesurupan).
SOURCE: HMI Tradition, and Personal experience ™ Peserta dibiarkan mengekspresikan isi terdalam
kesadaran jiwa dn mendorong utk menangis
sepuasnya (“Menangis adl wujud kelembutan hati”).
™ Fungsi:
- Penyadaran diri dari kesalahan & dosa2.
.:. IKRAR PEMBAI’ATAN .:. - Mengingat Kematian.
- Permohonan Taubat utk kembali ke Jalan-Nya.
“BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM” - Dorongan menjalankan kembali ajaran2 Islam.
“ASYHADU ALLAA ILAA HA ILLALLAAH - Tanggungjawab diri terhadap Orang Tua.
WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH” - Mendorong utk berprilaku baik (Akhlaqul
Karimah).
“RADHIITU BILLAAHI RABBA, WABIL ISLAAMI DIINA, - Penguatan Motivasi utk hidup & terus maju.
WABI MUHAMMADIN NABIYYAU WARASUULA” - Nasehat untuk terus meningkatkan prestasi
Akademis.
“Dengan nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” - Kesediaan utk hidup bersahaja & penuh dedikasi.
- Menanamkan kemauan utk terus berjuang.
“Aku Bersaksi, bahwasanya tidak ada tuhan, selain ALLAH, - Kesadaran akan tanggung jawab Keummatan /
Dan sesungguhnya MUHAMMAD itu adalah Rasul ALLAH” Kebangsaan.
- Ajakan utk ta’at & aktif berorganisasi (ber-HMI).
“Kami rela ALLAH Tuhan kami, ISLAM Agama kami, - Permohonan Ma’af atas “kekejaman” & kesalahan
dan MUHAMMAD sebagai Nabi dan Rasul ALLAH” Instruktur / MoT / Panitia selama Basic Training.

Kami anggota HMI, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, BERJANJI dan BERIKRAR:
• Bahwa kami, dengan kesungguhan hati, akan selalu menjalankan Ketetapan-Ketetapan
• serta Keputusan-Keputusan Himpunan. B. PROSESI PEMBAI’ATAN (Model Lama):
• Bahwa kami, dengan kesungguhan hati, akan senantiasa menjaga nama baik Himpunan,
A. Lagu-Lagu HMI
dengan selalu tunduk dan patuh kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(Peserta berdiri, saling berpegangan tangan)
(AD / ART), dan Pedoman-Pedoman Pokok, beserta Ketentuan-Ketentuan HMI lainnya.
(Lampu dimatikan)
• Bahwa apa yang kami kerjakan dalam keanggotaan ini adalah untuk mencapai Tujuan HMI:
B. Shalawat Badar
“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan (Semua peserta diberitahukan untuk tenang &
bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah swt”.
memejamkan mata)
C. Istighfar & Dzikir (Dibimbing oleh MoT / instruktur)
INNA SHALAATI, WANUSUKI, WAMAHYAAYA, WAMAMAATI,
LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN” Panitia Melakukan:
D. Pembacaan Ayat-Ayat Suci alQur’an
“Sesungguhnya Shalatku, Perjuanganku, Hidup dan Matiku, (al’Araf: 175 -179, tentang: “Perumpamaan Orang-
hanya untuk ALLAH Tuhan seru sekalian alam” Orang yg Mendustakan Ayat-Ayat Allah”)
E. Azan
MC / Instruktur:
F. Kesan-Kesan Peserta Training (5-7 menit)
G. Pesan-Pesan MoT
H. Ikrar Pembai’atan
I. MoT Menutup Sidang-Sidang Training

25
™ Visualisasi Skematis
Materi Basic Training (LK – 1)
• Sejarah HMI
• Tafsir Mission
• Tafsir Tujuan
• Tafsir Independensi
• Sejarah Nilai – Nilai Dasar Perjuangan (NDP)
• Makna “Islam Universal” dalam NDP
• Mahasiswa Sebagai Inti Kekuatan Pembaharuan
• Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi
• Makna Lambang HMI
• Lagu-Lagu HMI

26
C. LATAR KELAHIRAN HMI: 1. FASE PERKEMBANGAN HMI:
SEJARAH HMI
• PENJAJAHAN BELANDA & TUNTUTAN KEMERDEKAAN: 1. 1947 - 1965: Fase pengokohan
Extracted From: Agussalim S & Others organisasi, mempertahankan keutuhan
o ASPEK POLITIK: Indonesia objek jajahan Belanda.
o ASPEK PEMERINTAHAN: Indonesia dibawah kerajaan Belanda. bangsa & Islam, perjuangan bersenjata,
o ASPEK HUKUM: Perlakuan hukum yg diskriminatif. tantangan melawan PKI, dll.
o ASPEK PENDIDIKAN: Campur tangan thd pddk Indy g merugikan. A. HMI BERDIRI: 2. 1966-1984: Fase kebangkitan, Pelopor
o ASPEK EKONOMI: Indonesia dlm ekonomi lemah. ORBA,, modernisasi / pembangunan,
Jogyakarta, 14 RA 1366 (5 Feb 1947) pembaharuan pemikiran keIslaman.
o ASPEK BUDAYA: Masuk & berkembangnya budaya negative.
o ASPEK AGAMA: Kristenisasi & marginalisasi Islam. PENCETUS: LAFRAN PANE 3. 1985 - 1997: Saran & Kritik thd ORBA +
Golkar, koreksi & pembaharuan.
• KESENJANGAN & KEJUMUDAN SERTA KEBUTUHAN ƒ Lahir di Padang Sidempuan: 5 Feb 1922. 4. 1998 - dst : Membangun Indonesia
PEMAHAMAN AGAMA: ƒ Anak - 6 Sutan Pangurabaan Pane (Tokoh Baru, mengawal proses Reformasi.
o Mayoritas penduduk tdk berpendidikan, lemah agama & ilmu umum. Pergerakan Nasional Sipirok).
o Seolah2 Islam hanya mengurus Rukun Iman & Rukun Islam saja ƒ Adik Sanusi Pane & Armin Pane (Pelopor
(Buta POLEKSOSBUD). Pujangga Baru). F. HMI MERESPON
o Propaganda orientalis bahwa Islam sangat picik & sempit. ƒ Tidur di kaki 5, jualan karcis bioskop & es TANTANGAN ZAMAN:
o Penyaluran ke-islam-an mhs tdk ada (hanya ada wahana sosialis: lilin, main kartu, dll.
PMY, IO Vivat, Polonaise / dansa) ƒ Sekolah pindah2 (Sipirok, Sibolga, medan). ƒ Pemberontakan PKI Madiun
ƒ Tahun 1937 pindah ke Jakarta. (membentuk Corps Mahasiswa,
• MUNCULNYA POLARISASI POLITIK (Pihak Oposisi dg Sosialisasi) ƒ Tahun 1942 kembali ke Padang Sidempuan, menumpas PKI dg senjata, bamboo, juru
diancam mati karena tuduhan memberontak penerangan, penghubung, intelijen, dsb).
• BERKEMBANGNYA KOMUNISME: terhadap Jepang. ƒ Klarifikasi Pidato Sukarno tentang
o Sneevlit (ISDV / 1913 – PKI / 1920), Aidit, Tan Malaka. ƒ Tahun 1943 kembali ke Jakarta. “Nasionalisme lbh penting dr Islamisme”.
o Propaganda: “Agama adl Candu Masyarakat”, “Classless ƒ PEMILU ’55 (memilih partai Islam, partai
Community”, NASIMAR, NASAKOM (Sukarno / 1926). Islam jangan pecah, agg HMI aktif ikut
B. EFEK PENGEMBARAAN LAFRAN PANE: Pemilu).
• KEDUDUKAN PTKM YG STRATEGIS: ƒ Sidang Konstituante (Islam sbg dasar
o SEGI AKADEMIS: Mencetak sarjana, intelektual, calon pemimpin, 1. Mengalami konversi kejiwaan radikal.
2. Talenta Insal Kamil mulai tergugah. Negara).
dosen/guru, praktisi masa depan, dll. ƒ “Melunak” dg sukarno utk kelangsungan
o SEGI LEMBAGA: adl pusat kebudayaan, sentral perubahan, motor 3. Terdorong utk mencari Hakikat Hidup.
4. Keinginan utk kembali kpd keyakinan HMI di masa Demokrasi Terpimpin.
pembaharuan, think thank berbagai agenda. ƒ Gestapu ’65 (Menumpas PKI bersama
o SEGI INTRA & EKSTRA: Ajang pembentukan kader masa kini & mendasar.
5. Sering tafakkur. ABRI & rakyat.
mendatang sesuai kepentingan. ƒ Pemilu ’71 (protes UU yg tdk demokratis,
o Menguasai PTKM berarti menguasai masa depan bangsa. agg HMI independen / bebas milih).
o System pendidikan yg secular – membutakan nurani. ƒ Mendukung rehabilitasi Masyumi &
o PMY & SMI (Komunis & Kristen) menguasai lembaga2 mahasiswa. E. CORAK PEMIKIRAN KE-ISLAM-AN &
KE-INDONESIA-AN HMI: berdirinya Partai Muslimin.
• PLURALITAS BANGSA: ƒ Mengutuk Malari (15 Jan ’74).
o Keaneka ragaman SARA & Poleksosbud di tanah air. 1. SUBSTANTIF (Bicara hal pokok, non-teknis). ƒ Penerimaan Asas Tunggal (Lahir HMI
o Perbedaan aliran & pemikiran intra ummat Islam. 2. PROAKTIF (Inisiatif sendiri, tanpa diminta). MPO).
3. INKLUSIF (Meliputi kepentingan bangsa). ƒ Protes thd Pemerintahan Suharto,
• TUNTUTAN MODERNISASI & TANTANGAN MASA DEPAN: 4. INTEGRATIF (Penyatuan Islam dg Golkar, demokratisasi, dll.
o Pembaharuan Ibnu Taymiyyah v.s Pseudo-Sufisme (1263-1328). Indonesia, Islam sbg kekuatan perekat). ƒ Gerakan Reformasi ’98.
Sayyid Jamaluddin alAfghani v.s Kolonialis (1838-1897). 5. MODERNIS (Merombak pikiran usang). ƒ Pemilu ’99 (penyusunan UU Pemilu, dll).
Pemurnian Tauhid Muhammad Abdu Wahab (1703-1787). 6. ILMIAH (ada latar belakang, bertujuan, ƒ Mengawal proses reformasi &
Reformasi pddkn Muh. Abduh & Sayyid Rasyid Ridha (1856-1935) realistis, ada factor pendukung, berimplikasi demokratisasi, isu2 KKN, & BBM.
o SDI, Muhammadiyah NU, Masyumi, PUSA, dll. luas, long-term orientation, diperdebatkan – ƒ Menjatuhkan Gusdur (HMI Connection).
o HMI didiskusikan, diputuskan secara kolektif). ƒ dll.

27
A. LAFRAN PANE (25 Th)
B. EFEK PENGEMBARAAN C. LATAR SEJARAH:
Mhs Tk.I STI (UII)
LAFRAN PANE
• PENJAJAHAN BELANDA &
ƒ Lahir di Padang Sidempuan: 5 Feb TUNTUTAN KEMERDEKAAN.
1. Mengalami konversi kejiwaan
1922.
radikal. • KESENJANGAN & KEJUMUDAN
ƒ Anak - 6 Sutan Pangurabaan Pane
2. Talenta Insal Kamil mulai tergugah. SERTA KEBUTUHAN PEMAHAMAN
(Tokoh Pergerakan Nasional
3. Terdorong utk mencari Hakikat AGAMA.
Sipirok).
Hidup.
ƒ Adik Sanusi Pane & Armin Pane • MUNCULNYA POLARISASI POLITIK.
4. Keinginan utk kembali kpd
(Pelopor Pujangga Baru).
keyakinan mendasar. • BERKEMBANGNYA KOMUNISME.
ƒ Tidur di kaki 5, jualan karcis bioskop
5. Sering tafakkur.
& es lilin, main kartu, dll. • KEDUDUKAN PTKM YG STRATEGIS.
ƒ Sekolah pindah2 (Sipirok, Sibolga, • PLURALITAS BANGSA (SARA /
medan). POLEKSOSBUD / dll).
ƒ Tahun 1937 pindah ke Jakarta.
ƒ Tahun 1942 kembali ke Padang • TUNTUTAN MODERNISASI &
Sidempuan, diancam mati karena TANTANGAN MASA DEPAN.
tuduhan memberontak terhadap
Jepang. D. KOMITMEN / MOTIVASI DASAR
ƒ Tahun 1943 kembali ke Jakarta. KELAHIRAN HMI:

(Jogya: 14 RA 1366 / 05 Feb 1947)


o Mengembangkan Islam /
1. Mempertahankan NKRI &
menegakkan Tauhid dlm
Mempertinggi Harkat / Martabat
kehidupan bangsa & negara
Rakyat Indonesia.
melalui amar makruf – nahi
mungkar. 2. Menegakkan & Mengembangkan
o Membina kader2 intelektual Ajaran Islam.
pejuang berwawasan Islam,
kebangsaan, keilmuan,
independent, sebagai calon KARAKTERISTIK HMI
pemimpin bangsa.
1. Berasaskan Islam.
o Menjaga shilaturrahmi & kesatuan
2. Berwawasan Kebangsaan.
ummat. E. MISSION HMI: 3. Bertujuan terbinanya 5 KIC, yg
o Memberantas laten komunis & beriman, berilmu, dan beramal
ajaran lain yg kontra dengan nilai2 1. KE – INDONESIA – AN maksimal utk kemanusiaan.
kemanusiaan / Islam. 2. KE – ISLAM – AN 4. Bersifat Independen.
o Mengembangkan IPTEK utk 5. Berstatus sbg Organisasi
pembangunan masa depan. Mahasiswa.
6. Berfungsi sbg Organisasi Kader.
o Partisipasi aktif, konstruktif, 7. Berperan sbg Organisasi
proaktif, inklusif, integrative utk Perjuangan.
membangun peradaban agama,
Poleksosbud, dll. MISSION HMI 8. Berhaluan Modernis.
Extracted from: Hasil – Hasil Kongres

28
1. HMI HARUS TERATUR & TERARAH B. HAKIKAT HMI
TUJUAN HMI Æ MEMILIKI TUJUAN: ƒ Bukan organisasi massa (fisik /
Extracted from: Hasil – Hasil Kongres TUJUAN HMI: kwantitatif).
ƒ Organisasi pengabdian, pengembangan
“Terbinanya INSAN AKADEMIS, ide, bakat & potensi mendidik, memimpin
PENCIPTA, PENGABDI yg & membimbing anggota dg perjuangan
BERNAFASKAN ISLAM & yg benar & efektif.
1. MAN OF FUTURE BERTANGGUNGJAWAB atas
o Berpikiran luas. terwujudnya Masyarakat Adil Makmur
o Berpandangan jauh. yg Diridhai Allah Swt” (Pasal 4 AD).
o Terbuka.
o Ahli dlm bidangnya.
o Sadar akan cita2nya.
o Tau cara mencari ilmu.
LIMA KUALITAS INSAN CITA (5 KIC):
o Berjuang utk cita2nya.
2. MAN OF INNOVATOR 1. INSAN AKADEMIS:
o Duta2 pembaharu. • Berpendidikan tinggi. C. PERUMUSAN TUJUAN
• Berwawasan luas, ilmiah. DIPENGARUHI OLEH:
o Penyuara “idea of
progress”. • Berfikir rasional. A. MOTIVASI, NILAI, & INSPIRASI:
o “Voice of justice”. • Objektif & kritis.
- Islam sbg agama fitrah kemanusiaan,
o Pribadi seimbang. 2. INSAN PENCIPTA: yg menjamin kesejahteraan jasmani &
o Kritis & dinamis. ƒ Inovatif, Penuh gagasan kemajuan, mencari perbaikan & rohani.
o Adil & jujur. pembaharuan. - Kesejahteraan jasmani & rohani dpt
o Tdk takabur. ƒ Independen & terbuka, tdk isolatif, potensi kreatifnya terus terwujud melalui: Iman yg benar + Ilmu
o Bertaqwa. berkembang, & melaksanakan kerja2 kemanusiaan. yg Benar + Kerja2 Kemanusiaan /
Amal Shalih (HAKIKAT TUJUAN HMI).
3. INSAN PENGABDI: - Amal shalih mendatangkan
ƒ Ikhlas & berkarya utk manusia. kebahagiaan bagi kehidupan seluruh
ƒ Mengusahakan agar diri sendiri & org lain menjadi lbh baik. manusia.
“INTELLECTUAL COMMUNITY”:
ƒ Pasrah pada cita2nya & ikhlas mengamalkan ilmu utk - Hidup bahagia adalah hidup adil dan
“Manusia2 yg beriman, berilmu & manusia. makmur dibawah ridha Allah.
beramal dlm kwalitas yg maksimal”
4. INSAN ISLAM: 2. BASIC DEMAND BANGSA:
TO BE INTELLECTUAL COMMUNITY: ƒ Islam menjiwai pola pikir, prilaku & karya2nya.
ƒ Islam menjadi “unity of personality”, tdk “split personality”. - Periode Penjajahan: Kemerdekaan &
- Memperdalam kehidupan rohani.
kebebasan hak asasi.
- Tidak pernah puas & selalu mencari 5. INSAN BERTANGGUNG JAWAB: - Periode Revolusi: Solidarity &
kebenaran. ƒ Sanggup memikul akibat2 perbuatannya. Mobilitas Fisik melalui “Solidarity
- Jujur, tdk mengingkari hati nurani. ƒ Sadar bahwa utk benar perlu keberanian moral. Making”.
- Istiqamah, objektif & rasional. ƒ Responsive menghadapi tugas, tdk apatis. - Periode Membangun: “Mewujudkan
- Kritis & bebas kreatif. ƒ Bertanggung jawab & bertaqwa kepada Allah dg aktif berbuat Masyarakat Adil Makmur” melalui
- Aktif dlm studi & kelompok2 diskusi. kpd masyarakat. “Problem Solving”.
- Berani berpendapat. ƒ Korektif thd setiap langkah yg berlawananan dg usaha
- Hadir dlm forum2 ilmiah. membangun masyarakat cita. 3. STATUS: ORGANISASI MAHASISWA
- Menjaga kesehatan badan, otak, emosi ƒ Percaya diri & sadar sebagai “Khalifah Tuhan” untuk 4. PERAN : ORGANISASI PERJUANGAN
& spiritual. memakmurkan bumi.
- Perenungan mendalam terhadap ilmu2. 5. FUNGSI: ORGANISASI KADER

29
Contoh Metode Penyampaian: TUJUAN HMI • Mengetahui dan memahami tujuan hidup masing-masing sebagai seorang
Muslim dan kelebihannya dibandingkan isme-isme dunia lainnya.
Durasi: (2 Jam/disesuaikan) • Bekerja dalam kelompok untuk menentukan apa saja yang harus
dilakukan untuk bisa mencapai tujuan hidup tersebut, dalam konteks
A. PERTANYAAN PENTING: sebagai mahasiswa maupun sebagai manusia umumnya;
• Mampu menghafal Tujuan HMI secara benar dan lancar serta memahami
“Apa tujuan hidup kita? konsep 5 KIC yang terkandung di dalamnya;
Dan apakah ada hubungannya dengan masuk dan aktif di HMI?” • Menyadari bahwa tujuan pribadi mereka sama persis dengan tujuan HMI;
• Tumbuh kesadaran untuk aktif ber-HMI karena adanya kesamaan tujuan.
B. GAMBARAN UMUM MATERI
D. BAHAN-BAHAN YANG DI PERLUKAN
Materi ini mencoba menumbuhkan kesadaran peserta LK-1 tentang perlunya
satu Visi atau Tujuan Hidup. Tujuan hidup ini tidak hanya harus jelas, tapi 1. Karton Metaplan;
juga harus benar. Selama proses diskusi/brainstorming, peserta di ajak 2. Kertas Plano;
berfikir untuk menentukan satu tujuan tertinggi dari hidup masing-masing. 3. Papan Tulis;
Kemudian instruktur meramu, mengarahkan dan meluruskan semua tujuan- 4. Spidol;
tujuan hidup tersebut sepada satu kesimpulan tujuan tertinggi dari kehidupan 5. AD/ART (Tujuan HMI) untuk masing peserta;
manusia, yaitu: mencapai “Ridha Allah”, dan ini jauh lebih tinggi daripada
sekedar ingin masuk syurga. Kemudian, dalam proses diskusi kelompok, E. METODE PENYAMPAIAN
setiap peserta diarahkan untuk menguraikan hal-hal apa saja
(kegiatan/aktifitas/tugas) yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan hidup
• Diskusi Pembuka
tersebut (Ridha Allah). Dalam proses evaluasi, fasilitator mencoba
mengkategorisasikan semua ide-ide peserta ke dalam 5 item tujuan HMI,
ƒ Perkenalkan materi dengan mendiskusikan kutipan berikut ini:
yaitu: terbinanya insan “Akademis”, “Pencipta”, “Pengabdi”, yang
“bernafaskan Islam” dan “Bertanggungjawab”. Kesimpulan akhir adalah,
“Hidup untuk makan. Makan untuk hidup” (unknown).
tujuan hidup peserta sama persis dengan Tujuan HMI. Dengan terjadinya
keselarasan tujuan ini, maka peserta di ajak untuk melihat HMI seperti
melihat diri sendiri, berjuang dan aktif di HMI sama dengan ƒ Seiring dengan berjalannya forum, lanjutkan diskusi dengan menanyakan
memperjuangkan tujuan hidup pribadi. Intinya, pribadi dengan organisasi pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
menjadi satu entitas yang tak terpisahkan, sama-sama bergerak untuk
mencapai satu kesamaan tujuan yang mulia. Dan inilah salah satu bentuk 1. Apakah kita perlu memiliki tujuan hidup?
tauhid dalam ber-HMI. 2. Mengapa tujuan hidup itu penting?
3. Apakah ada orang yang tidak memiliki tujuan hidup?
4. Apa yang terjadi jika kita tidak memiliki tujuan hidup?
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL
5. Apa yang terjadi jika kita memiliki tujuan hidup, tapi salah?
6. Pernahkah adek-adek sekalian melakukan atau mengikuti sesuatu tapi
Selama penyampaian materi ini, peserta LK-1 akan:
tidak memiliki tujuan yang jelas (misalnya, ikut-ikutan)? Apa yang
terjadi? Ceritakan.
• Menyadari perlunya sebuah tujuan hidup;
• Mengetahui secara ringkas macam tujuan hidup manusia di dunia (Saran kepada instruktur: jangan menyalahkan, menertawakan atau mengejek
berdasarkan isme-ismenya; peserta jika mereka memiliki pengalaman, atau jawaban yang salah).

30
Ridha Allah mengandung arti “memerima sepenuh hati ketetapan dan
• Brainstorming “Tujuan Hidup” ketentuan Allah”. Menerima ketetapan Allah berarti memiliki
komitmen untuk melaksanakannya. Oleh sebab itu, Ridha menuntut
1. Lanjutkan forum kepada pertanyaan: usaha aktif. Makanya, orang yang Ridha kepada Allah selalu bekerja,
belajar, berjuang, berkorban, dan berbuat baik tanpa kenal lelah. Ridha
“Apa tujuan hidup adek-adek sekalian?” kepada Allah selalu berada dalam konteks positif. Menerima ketentuan
Allah dengan berbaik sangka dan tulus ikhlas. Karena keikhlasan inilah
Masing peserta menjawab pertanyaan tersebut dengan menuliskannya di maka mencapai Ridha Allah mengandung arti melakukan sesuatu
karton metaplan. Setelah selesai menulis, satu persatu peserta maju bukan karena pamrih, ingin pamer, menjilat, atau karena kepentingan
menempelkan jawabannya di depan serta menjelaskannya. Setelah satu sesaat;
peserta selesai lalu diikuti oleh peserta lainnya sampai habis.
ƒ Tujuan tertinggi manusia adalah mencapai Ridha Allah, bukannya
(Saran kepada instruktur: sebaiknya jangan menunjuk siapa peserta yang harus masuk syurga. Menurut para sufi, mengharap syurga bisa dikategorikan
maju ke depan, tumbuhkan kesadaran mereka untuk berani maju, tanpa perlu syirik, karena syurga itu makhluk. Mengharap makhluk sama dengan
ditunjuk atau disuruh). syirik.

2. Instruktur menjelaskan macam-macam tujuan hidup manusia: ƒ Mencapai Ridha Allah murni semata-mata untuk meraih kecintaanNya.
Oleh sebab itu, memperoleh Ridha Allah adalah puncak segala
2 Pandangan Ateis; kebahagiaan. Kalau Allah sudah ridha atau cinta, maka kita akan
3 Pandangan Eksistensialis; ditinggikan derajat dan kemuliaan”. Karena Ridha Allah juga
4 Pandangan Humanisme; mengandung makna Cinta. Maka ini merupakan stasiun atau makam
5 Pandangan Nihilis; tertinggi yang ingin dicapai oleh setiap hamba. Kalau Allah sudah
6 Pandangan Positivis; ridha, rela atau cinta kepada kita maka kita sudah memiliki segala-
7 Pandangan Pragmatis; galanya. Mencapai Ridha Allah berarti berusaha menjadi kekasihNya.
8 Pandangan Transhumanis; Inilah tujuan hidup tertinggi dari seorang hamba.
9 Pandangan Agama (Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, dll).
ƒ “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam)
3. Diskusikan bersama-sama, dari sejumlah jawaban yang sebelumnya telah dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti
disebutkan dan ditempelkan peserta di depan, mana yang merupakan mereka dengan baik, Allah Ridha kepada mereka dan merekapun
tujuan tertinggi atau paling ideal dari hidup seorang Muslim. Jika mereka ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga
belum sampai kepada kesimpulan yang diharapkan, arahkan peserta yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka
bahwa tujuan hidup tertinggi seorang Muslim adalah “untuk mencapai kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (Attaubah:100)
Ridha Allah”.
ƒ “Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir
4. Instruktur menjelaskan makna dari “Ridha Allah” serta perbandingan di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
dan superioritasnya dibandingkan dengan isme-isme dunia lainnya. Allah Ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada
ƒ Ridha berasal dari kata ”radhiya-yardha”, artinya: “menerima dengan Tuhannya.” (Al Bayyinah:8)
lapang dada tanpa rasa kecewa atau tertekan”. Ridha tidak berarti
pasrah dalam bentuk putus asa. Ridha berarti optimis, bukan fatalis.

31
ƒ Allah berfirman: “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang- • Diskusi Kelompok “Cara mencapai Tujuan Hidup (Ridha Allah)”
orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang
dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama- 1. Lanjutkan forum dengan pertanyaan:
lamanya; Allah Ridha terhadapNya. Itulah keberuntungan yang paling
besar.” (Al Maidah:119) “Apa yang harus kita lakukan (usaha/aktifitas/kegiatan) untuk mencapai “Ridha
Allah”, dalam konteks sebagai mahasiswa maupun sebagai manusia umumnya?
ƒ “Jikalau mereka sungguh-sungguh Ridha dengan apa yang diberikan
Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah Jelaskan bahwa sebuah tujuan tidak akan tercapai hanya dengan melamun,
bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan tidur-tiduran atau menjadi NATO -No action Talk only. Untuk mencapai
demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang Ridha Allah harus ada usaha/aktifitas/kegiatan yang mesti dilakukan
yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik secara konsisten dan tak kenal lelah. Aktifitas ini dapat berupa hal yang
bagi mereka).” (At Taubah:59) sifatnya umum (misalnya “rajin beribadah”) sampai kepada sesuatu yang
spesifik (misalnya “tidak membuang sampah sembarangan”). Kegiatan ini
juga dapat bernuansa relijius (misalnya “selalu melakukan sholat lima
ƒ “Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?” waktu”) sampai kepada hal yang sifatnya duniawi (misalnya “berfikir kritis
Berkata, Musa: “Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku dan rasional”). Namun kedua-duanya bertujuan untuk mencapai Ridha
bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau Ridha Allah.
(kepadaku).” (Thaahaa:83-84)
2. Bentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 orang (Jumlah
kelompok atau jumlah peserta per kelompok dapat di sesuaikan);
ƒ “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari
3. Masing-masing kelompok menguraikan atau menuliskan 17 jenis
akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang
kegiatan/aktifitas/usaha yang harus dilakukan untuk mencapai Ridha
Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau
Allah. Jawaban dituliskan di karton metaplan dan ditempelkan di atas
anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka
kertas plano.
itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati
4. Setelah selesai, plano ditempelkan di depan. Lalu masing perwakilan
mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
kelompok menjelaskan secara singkat jawaban-jawaban yang telah
daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang
dituliskan;
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah
Ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap
(Saran kepada instruktur: berikan apresiasi atas pekerjaan dan jawaban-jawaban
(limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah,
peserta. Komentari jawaban-jawaban yang sama antar kelompok sebagai satu
bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.”(
kesamaan ide yang positif, serta perbedaan jawaban sebagai kekayaan cara berfikir).
Al Mujaadilah:22)

ƒ “Ridhallaah ridhal waalidaini’. Hadist (Ridha Allah diperoleh dari ridha ke • Penugasan, Diskusi dan Penjelasan Tujuan HMI
dua orang tua). Membahagiakan orang tua, guru dan manusia secara
umum adalah sebagian dari langkah-langkah untuk mencapai Ridha ƒ Forum di break selama 5-10 menit. Peserta di suruh membuka Anggaran
Allah. Dasar (AD) HMI dan ditugasi untuk menghafal pasal 4 (Tujuan HMI):

“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan


bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah
swt”.

32
Pengabdi”), “rajin sholat, puasa, jujur, dsb” (dikelompokkan dalam “insan
ƒ Setelah break, lakukan pengecekan penugasan. Peserta satu persatu yang bernafaskan Islam”), “selalu mengoreksi kesalahan, siap memikul
disuruh hafal Tujuan HMI. Jika masih terjadi kesalahan, di suruh hafal amanah”, dsb (dikelompokkan dalam “insan yang Bertanggungjawab”).
ulang, sampai tidak ada lagi peserta yang salah hafalan.
ƒ Mengambil kesimpulan bahwa:
ƒ Instruktur menyuruh peserta untuk mengkategorisasikan konsep-konsep
penting yang terdapat dalam statement Tujuan HMI. “Tujuan hidup anda [para peserta LK-1] sama persis dengan tujuan HMI”.

ƒ Peserta terdiri dari dua orang (masing-masing berpasangan dengan Dengan adanya kesimpulan ini, peserta ditumbuhkan kesadaran bahwa
teman disamping), mengkategorisasikan konsep-konsep penting yang langkah mereka masuk HMI, disadari atau tidak, disengaja atau tidak,
ada dalam statement Tujuan HMI (waktu sekitar 5 menit); sangat lah tepat. Kenapa? Karena ternyata tujuan HMI sama dengan
tujuan pribadi. Dengan demikian, aktif berorganisasi dan berjuang di HMI
ƒ Setelah selesai, instruktur menanyakan kepada setiap pasangan peserta jika dilakukan secara terarah, serius dan benar, akan mempermudah
tentang konsep-konsep penting yang ada dalam statement Tujuan pencapaian tujuan-tujuan pribadi dalam memperoleh Ridha Allah.
HMI. Kesamaan tujuan ini akan memberikan manfaat bagi HMI dan
anggotanya. “Unity of objective” (kesatuan tujuan) inilah titik penyatuan
ƒ Instruktur kemudian menuliskan 5 konsep utama dalam Tujuan HMI (wahdatul wujud) HMI dengan kadernya. Kesatuan gerak dan tujuan
(insan “Akademis”, “Pencipta”, “Pengabdi”, yang “Bernafaskan Islam” inilah yang disebut “tauhid dalam ber-organisasi”.
dan “Bertanggungjawab”) di atas 5 jenis warna berbeda karton metaplan,
dan menempelkannya di depan. Kemudian instruktur menerangkan • Penutup
konsep tersebut dengan memperkenalkan istilah khas HMI: “5 Kualitas
Insan Cita”, “5 Wajah Insan Kamil”. Instruktur menanyakan satu persatu kepada peserta:

1. Instruktur menanyakan kepada peserta apa yang pemahaman mereka “Apa saja hal baru atau hal menarik yang didapatkan
tentang “insan Akademis”, “insan Pencipta”, “insan Pengabdi”, “insan dari materi yang baru dipelajari?”
Bernafaskan Islam” dan “insan Bertanggungjawab”;

2. Kemudian instruktur menjelaskan secara detil makna dari ke 5 konsep Disusun oleh,
tersebut. Said Muniruddin azZahir

• Menghubungkan Tujuan Peserta dengan Tujuan HMI

ƒ Semua jawaban peserta pada sesi diskusi kelompok “cara mencapai


Tujuan Hidup/Ridha Allah” (berupa usaha-usaha/aktifitas/kegiatan yang
harus dilakukan) di kategorisasikan di bawah masing elemen 5 KIC.
Misalnya, jawaban “rajin belajar, berwawasan luas, dsb” (dikelompokkan
di bawah “insan Akademis”), “melakukan perubahan ditengah
masyarakat, menghasilkan karya-karya baru yang berguna, dsb”
(dikelompokkan dibawah “insan Pencipta”), “melakukan bakti sosial,
ikhlas dalam mengamalkan ilmu, dsb” (dikelompokkan dalam “insan

33
D. INDEPENDENSI ADALAH
TAFSIR
SIFAT & WATAK HMI INDEPENDENSI HMI
(AD HMI, Ps.6 “Sifat”) Extracted from: Hasil – Hasil Kongres
INDEPENDENSI adl:
“Karakter & Kepribadian HMI, yg terwujud
dlm pola pikir, sikap & prilaku
sebagai fitrah kemanusiaan”.
A. INDEPENDENSI ADALAH FITRAH
Manusia diciptakan dlm keadaan:
BEBAS & MERDEKA / INDEPENDEN
.:. Hak Asasi Pertama / Paling Utama.:.
Æ KEJADIAN FITRAH (alA’raf -7:172).
C. HMI SEBAGAI ORGANISASI MAHASISWA
YANG INDEPENDEN “Dan ingatlah ketika Tuhan-mu
E. JENIS INDEPENDENSI YANG WAJIB DIMILIKI mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
KADER HMI DLM KEHIDUPAN PRIBADI MAUPUN - HMI adl Organisasi Mahasiswa (AD HMI Ps.7 dari sulbi mereka dan Allah Mengambil
DALAM KEHIDUPAN ORGANISASI: “Status”) yg tdk berafiliasi dg organisasi / Kesaksian terhadap jiwa mereka,
1. INDEPENDENSI ETIS (Secara Pribadi / Ethics). partai manapun (INDEPENDEN). “Bukankah AKU ini TUHAN-mu?”. Mereka
- Spesialisasi Tugas: Perkaderan (AD HMI menjawab, “Benar, kami bersaksi,
- Secara personal, kader HMI harus senantiasa cenderung Engkaulah Tuhan kami!!”……….”
kepada kebenaran (HANIEF), bebas – merdeka & terbuka, Ps.8 “Fungsi”).
objektif, rasional & kritis, progresif & dinamis, demokratis & - Beraktifitas utk mencapai Tujuan (AD HMI
jujur”. Ps.4 “Tujuan”).
- Alumni HMI harus aktif berjuang sesuai independensi etis - Fungsi Pokok Lainnya adalah berperan
dlm upaya membawa missi & hakikat perjuangan HMI sebagai Alat Perjuangan (AD HMI Ps.9
lewat jalur2 pengabdian masing2. “Peran”): B. MASA REMAJA / MAHASISWA
Mempersiapkan diri menerima estafet ADALAH MASA PENYEMAIAN
2. INDEPENDENSI ORGANISATORIS (Dlm Organisasi, kepemimpinan bangsa dg melahirkan KWALITAS INDEPENDENSI
Masyarakat, Bangsa & Negara / Organisatorics). manusia2 yg beriman, berilmu & siap
“Bebas & Merdeka” mutlak diperlukan
- Dalam berorganisasi (di HMI / di luar HMI) setiap kader beramal utk kemanusiaan.
saat pembentukan manusia, yaitu:
harus tunduk pada prinsip2 Kebenaran, objectifitas, - HMI bersifat progressif, dinamis & tdk statis.
kejujuran & keadilan. MASA REMAJA / MAHASISWA
Pembaharuan terus menerus kearah
- Kader wajib berpartisipasi aktif, konstruktif, korektif & kemajuan bangsa dg COMMITED HANYA (masa yg penuh semangat Kepeloporan,
konstitusional dlm perjuangan membangun bangsa melalui PADA KEBENARAN (INDEPENDEN). Berani, Kritis, Objektif, Penuh Kesadaran,
organisasi. Rasional, Terdidik, Kreatif, Jujur, dan Adil).
- Committed hanya pd Kebenaran
- Pengembangan “kepemimpinan kwalitatif & berjiwa (INDEPENDEN) adalah “Fungsionalisasi
Sehingga mahasiswa-i disebut sbg Æ
independen”. Ajaran2 Islam; Ilmu Pengetahuan yg
dilandasi Nilai2 Kebenaran” (AD HMI Ps.3 “KELOMPOK ELIT MASYARAKAT”:
- Anggota HMI dlm aktifitas organisasi harus tunduk pada “Asas”) - MORAL FORCE / SOCIAL CONTROL
ketentuan organisasi & program perjuangan (bukan pada (Agent of Social Change)
kepentingan2 pihak luar).
- BEBAS KEPENTINGAN
- Tdk boleh kommit dg pihak manapun sebelum diputuskan (INDEPENDEN).
secara organisasi.

34
F. NARASI SINGKAT KELAHIRAN NDP: PENGANTAR
1. Berawal dari Kertas Kerja PB HMI (1966 - 1969),
NILAI – NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP)
disusun oleh CAK NUR – Nurcholish Madjid,
Ketum PB HMI saat itu. “Style Pemahaman HMI dalam Menjabarkan Nilai2 Islam 1. BAB-
2. Awalnya, Cak Nur mendapat Beasiswa “Council dalam Realitas Sosial Indonesia” BAB DALAM NDP:
Source: Cak Nur, “Majalah Insan Cita”. 1997
for Leader & Specialist” (1968) ke USA.
dan Hasil – Hasil Kongres
------------------------------------
3. Di Washington, Cak Nur melakukan dialog2 &
mengamati dunia mahasiswa. NDP CAK NUR VERSION:
4. Lalu berpetualang ke Timur tengah. 1. Dasar-Dasar Kepercayaan.
5. Cak Nur melihat dua kondisi mahasiswa yg G. DINAMIKA NDP DALAM MERESPON 2. Pengertian-Pengertian Dasar
berbeda (Amerika & Timur Tengah). TANTANGAN ZAMAN: Tentang Kemanusiaan.
6. Hal tsb memberi inspirasi terhadap ide & sikap. 3. Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar)
1. NDP menjadi “NILAI IDENTITAS KADER” (NIK) pd
7. Maka lahirlah Draft NDP. dan Keharusan Universal (Takdir).
Kongres XVI, Padang, Th.1986.
8. Draft tsb di presentasikan pd Kongres IX Malang, 4. Ketuhanan Yang Maha Esa dan
o Karena UU. No.5 Th.1985 (Asas Tunggal).
Th.1969. Perikemanusiaan.
o Kata “Perjuangan” dihilangkan, karena memiliki konotasi
9. Setelah itu dibentuk “Komisi Khusus NDP” dg tiga 5. Individu dan Masyarakat.
“revolusioner & fisikal”.
(3) orang pengkaji: Cak Nur, Endang Saifuddin 6. Keadilan Sosial dan Keadilan
o Lebih mementingkan substansi ajaran drpd formaitas.
Anshari, Sakib Mahmud. Ekonomi.
10. Draft NDP hasil kajian tsb dipresentasikan pd 2. Menjadi NDP lagi pd Kongres XXII, Jambi, Th.1999. 7. Kemanusiaan dan Ilmu
“Seminar Kader”, Pekalongan Th.1970. 3. Munculnya NDP perubahan / NDP baru (gencar sejak awal Pengetahuan.
11. NDP kemudian disahkan pd Kongres X millennium, disajikan pd Kongres 25): 8. Kesimpulan dan Penutup.
Palembang Th.1972, sbg Dokumen & Acuan ------------------------------------------------
Gerak Organisasi. o NDP versi Cak Nur dianggap perlu disesuaikan dg
NDP NEW COMPLEMENTARY
12. Lalu NDP disosialisasikan secara luas oleh PB kebutuhan terkini.
VERSION:
HMI. o NDP versi baru Bakornas LPL HMI adl bentuk format
ulang NDP versi Cak Nur. Draft materi diolah oleh Tim 8. 1. Landasan dan Kerangka Berfikir.
2. Dasar-Dasar Kepercayaan.
o Tidak ada perubahan Radikal dlm NDP versi baru, 3. Hakekat Penciptaan dan
B. BACKGROUND LAHIRNYA NDP: kecuali perubahan, penambahan, penjabaran serta Eskatologi (Ma’ad).
pengayaan lebih lanjut beberapa tema / materi (mis: 4. Manusia dan Nilai-Nilai
1. Belum adanya bacaan komprehensif tentang
Hakikat Penciptaan & Eskatologi, Manusia & Nilai Kemanusiaan.
ideology Islam.
Kemanusiaan). 5. Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar
2. Eksistensi ideology Islam & perjuangan ideplogi
vs kaum muda marxis (nasionalis – Kiri). o NDP baru memiliki pendekatan pembuktian esensialitas Manusia) dan Keniscayaan
3. Tandingan terhadap “Pustaka Kecil Marxis” ajaran Islam secara logis dg pendekatan deduktif (vs Universal (Taqdir Ilahi).
(PKM). NDP lama yg disebut2 bersifat dogmatis - Dasar2 6. Individu dan Masyarakat.
4. Keterpesonaan Cak Nur thd “Fundamental Values Kepercayaan - karena pembuktian wujud melaui 7. Keadilan Sosial dan Keadilan
& Basic Demands of Democartic Sosialism”, Willy pemahaman teks yg membawa paradigma deterministic, Ekonomi.
Eichler, ideology Partai Sosialis German. jauh dari rasionalitas). 8. Sains Islam.

C. DOKUMEN ORGANISASI D. KEDUDUKAN NDP DALAM E. FUNGSI NDP:


SEBELUM NDP: GRAND SYSTEM HMI:
1. Substansi spirit ajaran Islam khas HMI.
1. Tafsir Azas (1957). 1. Landasan Teologis (Azas). 2. Formulasi ideal yg utuh dari ilmu, iman & amal.
2. Kepribadian HMI (1962). 2. Landasan Ideologis (NDP). 3. Paham sekaligus keyakinan berfikir HMI dlm
3. Garis-Garis Pokok Perjuangan (1966). 3. Landasan Filosofis (Mission). aktifitas mewujudkan misinya.
4. Draft Awal NDP (1969). 4. Landasan Sosiologis (PKN / Program Kerja Nasional). 4. Landasan etis & normative kader dlm mencapai
5. Gambaran Insan Cita & Tafsir Tujuan 5. Perubahan Individu & Masyarakat Khas HMI. Tujuan (5 KIC).
HMI (1969 & 1971). 6. Tujuan HMI 5. Cara & rambu dlm mencapai Tujuan.

35
NDP  NDP 
TAFSIR BINTANG ‘ARASY © “BINTANG ‘ARASY”  CAK NUR  PELENGKAP 
(Pemahaman Sumber Nilai & Cahaya Perjuangan HMI) 1. TAUHID/ IMAN (UNITY)  Bab 1 & 4   
2. KEBEBASAN/KEMERDEKAAN/ 
Bab 3, 4 & 5   
IKHTIAR (FREEWILL) 
3. IKHSAN/AMAL (BENEVOLENCE)  Bab 4, 5 & 7   
4. KEADILAN/KESEIMBANGAN 
Bab 2, 3, 5 & 6   
(EQUILIBRIUM) 
ISLAM  AJARAN‐AJARAN POKOK/ 
NILAI‐NILAI DASAR 5. TANGGUNGJAWAB  
Bab 3, 5 & 6   
UNIVERSAL (RESPONSIBILITY) 
 

“Konsekwensi  dari  TAWHID  adalah  TERBEBASKAN  atau  merdeka  dari  segala 


belenggu  selain  Tuhan.  Manusia‐manusia  seperti  inilah  yang  mampu  memahami 
Kitabullah  ‘Itrati Ahli Baiti  secara  utuh  nilai  dan  makna  keseimbangan  atau  KEADILAN  yang  diaplikasikan 
NDP  secara maksimal dalam IKHSAN atau amal kebajikan guna mewujudkan masyarakat 
alQUR’AN  alHADIST/SUNNAH  adil  &  makmur.  Semua  tugas  kekhalifahan  ini  dijalani  dengan  penuh 
TANGGUNGJAWAB  karena  adanya  kesadaran  akan  pengadilan  Tuhan  dihari  akhir 
dan tidak pernah berharap sesuatu melainkan Ridha‐NYA. Inilah Insan Kamil, kader 
yang  ruh  dan  tubuhnya  bercahaya,  karena  telah  berhasil  meraih  5  Bintang  ‘Arasy 
secara sempurna”. 
ILMU
1
TAUHID ISLAM 
(“CITA‐CITA”)
KEADILAN  “HU”, Ridha‐NYA

H
4 IMAN
IHSAN “Bintang ‘Arasy”
IMAN

TG.JAWAB  2

Ma’rifat Insan Kamil 
KEBEBASAN AMAL
Hakikat Ulul Albab
IHKSAN 

Thariqat  Insan Khalifah fil Ardh 


Bintang ‘Arasy © 
Hablumminallah
“… di ‘Arasy terdapat 5 Bintang yang bercahaya anNas 
sangat cemerlang. Barang siapa mampu meraihnya
maka jadilah ia manusia sempurna”
Syari’at Basyar  “TUJUAN HMI” 
MISSION HMI

I Hablumminannas
M
PROGRAM KERJA/ 
AKTIFITAS / KEGIATAN  TUJUAN HMI  INSAN KAMIL  MASYARAKAT ADIL & MAKMUR 
Tujuan HMI adalah tajalli HMI, yaitu IMH
(“INSAN CITA”) (“MASYARAKAT CITA”) 

36
L. SEMUA NABI/ RASUL MENGAKUI E. AJARAN (AGAMA) YG DIBAWA MAKNA
KEDATANGAN MUHAMMADSBG MUHAMMAD SAW BUKANLAH “ISLAM UNIVERSAL”
RASUL TERAKHIR, PENYEMPURNA K. BUDDHA, dll ??? HAL BARU, TAPI KELANJUTAN Source: Own Research
AJARAN SEBELUMNYA: AJARAN SEBELUMNYA:
Siddharta Gautama (Buddha),
alBaqarah (2): 146, Ali Imran (3): 81 Lao Tse, Kong Fu Tse (Konghucu) dll 1. Ajaran Muhammad SAW adl “UNIVERSAL”:
Æ Buddha mengakui datangnya Muhmmd: adalah Æ Ajaran Ibrahim: alAn’am (6): 161, • Ajaran Muhammad (Islam) adalah kelanjutan ajaran (Islam)
1. “Antim Buddha” (Orang Bijak Nabi / Rasul dg Kitab, Ummat, anNahl (16): 123, alHajj (22): 78. Nabi-Nabi sebelumnya;
Terakhir). dan Masa Tersendiri ??? 2. Syariat Muhammad SAW adl • Seluruh alam, manusia/ non-manusia, secara alamiah “Islam”;
2. “Maitreya” (Yg Penyanyang) – pesan Syariat Nuh, Ibrahim, Musa & Isa: • Ajaran Muhammad bersifat inklusif, untuk semua manusia.
kpd Nanda / muridnya. Ciri-cirinya: Pahami tafsir “atTin (95) : 1 - 3” asySyuura (42): 13.
dari keluarga aristocrat (quraisy), punya
anak/istri [lihat: arRa’du -13 : 38], A. APA PENGERTIAN “ISLAM” ?
pemimpin, hidup normal, bekerja sendiri, M. ISLAM DAN F. SELURUAH RASUL
juru da’wah, kekuatan pembebas, dll. PLURALITAS BANGSA: MENGAJARKAN AJARAN YG
SAMA, YAITU “TAUHID” (ISLAM):
Æ Hindu (Gabungan agama Weda, a. Perbedaan adl utk berlomba dlm B. SEMUA NABI & PARA PENGIKUTNYA
Upanishad, & ajaran Sri Krishna) juga kebajikan: alMaidah (5): 48. alAnbiya (21): 25, alAnbiya (21): 92, ADALAH “ISLAM / MUSLIM”:
mengakui kedatangan Muhammad - dlm b. Makna perbedaan akan dijelaskan alMukminun (23): 32.
Weda & Purana: diakhirat: alHajj (22): 67-69. 1. Ibrahim & Ismail “ISLAM” (alBaqarah -2:
Ajaran (agama) TAUHID =
- Samveda: “Ahamidhi”, “Girish” c. Yg terbaik adl yg beriman, berilmu & 128 & 131).
Ajaran (agama) ISLAM
(Tercerahkan di Gunung), Punya Budak, beramal secara maksimal -Taqwa: 2. Ya’qub/Israel & keturunannya “ISLAM”
Rambut Panjang. alHujurat (49): 13. (alBaqarah -2:132-133).
d. Jangan cari2 perbedaan. Carilah 3. Isa & pengikutnya “ISLAM” (Ali Imran -3:
- Atharvaveda: “Mamaha”, “Mengganti G. TIAP UMMAT (BANGSA,
“Titik Persamaan” yg baik: 52, alMAidah -5: 111).
Hymen”, memiliki 12 istri, Menerima DAERAH, TEMPAT DI MUKA
Ali Imran (3): 64. 4. Taurat (asli) Yahudi mengajarkan “ISLAM”
hadiah 300 ekor kuda (pemberani dlm BUMI) ADA RASULNYA:
e. Tuhan org Mukmin dg Ahli Kitab (alMaidah -5: 44.
badar), menerima 10.000 ekor sapi atTaubah (9): 128, Yunus (10): 47, 5. Nuh “ISLAM” (Yunus -10: 72).
(menaklukkan Makkah). sama (alAnkabut -29: 46, Tuhan
melindungi Rumah Ibadah yg anNahl (16): 36, alFathir (35): 24. 6. Semua Nabi & Rasul “ISLAM” (alBaqarah
- “Narashangsa” (yg terpuji): menyebut namaNya -2: 136, Ali Imran -3: 84).
mengendarai unta, yg tercinta – hymne, (alHajj -22: 40).
berlidah madu, “Kavi” (orang yg luar f. Dg agama lain harus damai, kecuali
H. BANYAK RASUL YG TDK
C. SELURUH ALAM ADALAH “ISLAM”
biasa / raja dunia spiritual/punya dg yg dhalim harus di lawan
DICERITAKAN KPD MUHAMMAD
SECARA NATURAL / ALAMIAH:
hub.khusus dg Tuhan [Ka]), “Sharchi” (alMumtahanah -60: 8-9),
(TDK TERSEBUT DLM alQUR’AN):
(indah & anggun / cemerlang), “Prati- anNisaa’ (4): 164, Ali Imran (3): 83
alHajj -22: 39-40).
Dama-Nanjan” (penyebar ilmu / g. Tidak boleh memaksa orang utk alMukmin (40): 78.
pembasmi kegelapan). patuh/beriman/islam (alBaqarah -2: D. DEFINISI “ISLAM”:
Berapa TOTAL JUMLAH Nabi &
- “Antim Rishi” (orang bijak terakhir). 256), jika Allah mau semua pasti Rasul? Æ 120.000 (hadist): - Ali Imran (3): 19
- “Kalki Avatar” (orang bijak akhir mukmin (Yunus -10: 99). - 25 yg kita ketahui .:. “Innad DIINA ‘indallaahil ISLAM” .:.
zaman), Ciri-ciri: h. Setiap agama adl “ISLAM” asalkan - Sisanya siapa??? Dimana??? DIN = Tunduk / Patuh
“Kali Yug” (generasi ke-4 akhir zaman, tdk musyrik (Ali Imran -3: 67, Ali ISLAM = Berserah Diri / Pasrah
lihat: atTin), membawa pedang, Imran -3: 79-80, alAnbiya -21: 26,
alBaqarah -2: 62, alMaidah -5: 69).
(secara Tulus & Ikhlas)
menunggang kuda, lahir di “Shambhal” I. RASUL MENYERUKAN PESAN
(dekat air), lahir tgl 12 Madhav, ayahnya (Note: mengingkari kebenaran yg TUHAN DG BHS KAUMNYA:
“Sesungguhnya tunduk /patuh yg
“Visnu Yash” (hamba Tuhan/visnu dibawa Muhammad saw adalah Kafir) benar di sisi Allah adalah dg cara
Ibrahim (14): 4
/Abdullah), “syiwa” membawanya dg berserah diri/ pasrah secara tulus
cepat, pergi keutara lalu kembali, lemah N. BER“ISLAM” HARUS DI & ikhlas (bukan tunduk/patuh dengan
lembut, guru ummat, penghancur “kali” J. TIAP MASA / UMMAT / KAUM / penuh kebohongan, kepalsuan atau
IKUTI DG BERBUAT BAIK
(syaitan). BANGSA / DAERAH ADA RASUL kepura2an)”
“IHSAN”:
Note: menjadikan nabi/malaikat2 sbg anNisaa (4): 125, alKahfi (18):
DG KITAB TERSENDIRI:
- Ali Imran (3): 85 37
tuhan2 adl syirik (Ali Imran -3:67, Anbiya - 110, Luqman (31): 22,. arRa’du (13): 38 - alMaidah (5): 3
D. TINJAUAN HISTORIS: A. MAHASISWA”:
™ PRA-KEMERDEKAAN: 1. DEFINISI:
o Isu yg berkembang dlm gerakan “Anak muda yg belajar di perguruan tinggi,
tahun 1908 – 1920an menyangkut memiliki ilmu pengetahuan yg lebih
berbagai persoalan dlm dunia social dibandingkan dg kawan2nya yg tdk
& anti kolonialisme. mengecap pendidikan tinggi”.
o Lahirnya “Manifesto Politik” tahun
1925 yg dipelopori Hatta, 2. CIRI – CIRI:
mencerminkan bahwa isu sentral MAHASISWA SEBAGAI
a. “Memiliki otonomi tinggi”, tdk
gerakan awal abad XX adl tuntutan INTI KEKUATAN PEMBAHARUAN bergantung pada pihak manapun, &
kemerdekaan sebagai bangsa. extracted from many sources karena idealismenya jarang memiliki
™ SETELAH KEMERDEKAAN: kepentingan politik tertentu.
o Terjun ke kancah revolusi sbg
pelopor mempertahankan b. “Berpendidikan tinggi”. Maka secara
kemerdekaan. politis telah mengalami sosialisasi pilitik
o Tahun 1966 melahirkan Angkatan lebih tinggi. Dikampus mereka
’66 yg bercorak gerakan massa utk mengalami akulturasi karena
menjatuhkan rezim Sukarno. heterogenitas lingkungan. Kondisi
tersebut memungkinkan transformasi
™ MASA ORBA: dlm tataran nilai pada mahasiswa.
o Puncak gerakan dimulai dari “Malari”
(15 Jan ’74) dg isu ekonomi dan
politik.
o Eksesnya: Depolitisasi kampus
(NKK / BKK) oleh pemerintah
melalui Daoed Joesoef sbg B. MAHASISWA:
Mendikbud, pembubaran Dewan C. LATAR KESEJARAHAN: “SARAT NILAI DLM KONTEKS SOSIAL”:
Mahasiswa. 1. Kepekaan tinggi membuatnya kritis
ƒ Membungkam gerakan A. Peran vital mahasiswa adl sebagai “MORAL terhadap fenomena social.
mahasiswa yg kritis utk jangka FORCE / SOCIAL CHANGE”. 2. Idealisme yang tinggi menjadikannya sbg
panjang. Namun tdk semua mahasiswa menjalankan “MORAL FORCE”.
ƒ Menyiasati kondisi kampus yg peran ini, Segelintir yang memiliki kepekaan - Otonominya yang luas menjadikannya
lesu & tdk peka thd masyarakat, social yang tinggi sehingga siap menghadapi sebagai “SOCIAL CONTROL”.
mahasiswa tahun 80-an resiko politik & akademik atas apa yg diperbuat. - Karena kekuatan2 potensial yg
mengalihkan gerakan dg B. Pemuda, Mahasiswa & pergerakan nasional adl dimilikinya maka mereka menjadi :
membentuk kelompok2 studi. fenomena yg tdk dpt dipisahkan. o “Agen2 Perubahan” (AGENT of
ƒ Aksi jalanan yg beresiko besar & CHANGE).
represif menjadi kurang diminati. C. Lahirnya kaum muda dlm pergerakan nasional
o “Agen Pembaharuan” (MAN of
menandai lahirnya kaum intelektual modern.
™ ORDE REFORMASI: INNOVATOR).
o Mei ’98 mendobrak tirani & o “Manusia Masa Depan” (Man of
penyuara nurani rakyat. 32 tahun Future).
rezim Suharto Tumbang. o “Intelektual Muda” (Ali Syari’ati:
o Mengawal proses reformasi, manusia2 tercerahkan yg kritis atas
demokratisasi, isu2 KKN, BBM, dsb. kondisi jumud masyarakat & siap
o New Global Movement: Anti memimpin menuju keadaan lebih
American Facism, Israeli baik).
Colonialism, Zionism Imperialism. 38
D. TIPE – TIPE PEMIMPIN:
KEPEMIMPINAN
• TIPE LAISSEZ FAIRE ™ TIPE OTOKRATIK
™ Anggapan bahwa anggota taat pada aturan. ™ Karakteristik negative, egois. extracted from many sources
™ Pasif; membiarkan orang berjalan menurut alurnya. ™ Memutarbalikkan fakta.
™ Prinsipnya: manusia memiliki solidaritas, kesetiaan, ™ Sumber segala sesuatu dlm organisasi.
taat norma, dan bertanggungjawab. ™ Tujuan organisasi identik dg tujuan pribadi.
™ Hubungan tasan-bawahan saling mempercayai. ™ Pembenaran segala cara dlm mencapai tujuan. A. DEFINISI:
™ Sikapnya cenderung permisif. ™ Memperlakukan bawahan sama rendah.
™ Memperlakukan bawahan sbg akibat adanya ™ Mengutamkaan pelaksanaan dan penyelesaian “Kegiatan mempengaruhi orang lain utk
struktur & hirarki organisasi. tugas. bekerja keras dlm mencapai
™ Gaya kepemimpinannya: ™ Pengabaian peranan bawahan dlm decision making. tujuan bersama”.
• pendelegasian wewenang secara extensive. ™ Tdk mau menerima saran dan pandangan bawahan.
™ Menonjolkan kekuasaan formal. ƒ Seni utk menciptakan kesesuaian
• Decision making diserahkan pd pejabat lebih
™ Menuntut keta’atan penuh dari bawahan. paham.
rendah.
™ Menegakkan dsiplin dengan kaku. ƒ Bentuk persuasi dan inspirasi.
• Status quo organisasi tdk terganggu. ƒ Kepribadian yg memiliki pengaruh.
• Berfikir dan bertindak inovatif / kreatif diserahkan ™ Memberikan perintah / instruksi dg keras.
™ Menggunakan pendekatan punitip jika bawahan ƒ Tindakan dan perilaku.
pd anggota. ƒ Titik sentral proses kegiatan kelompok.
• Intervensi pemimpin dlm perjalanan organisasi salah.
ƒ Hubungan kekuatan / kekuasaan.
minim. ™ TIPE PATERNALISTIK ƒ Sarana pencapaian tujuan.
5. TIPE DEMOKRATIK ™ Umumnya terdpt pd masyarakat tradisional. ƒ Hasil dari interaksi.
™ Perannya selaku coordinator dan integrator. ™ Popularitas disebabkan: ƒ Peranan yang dipolakan.
™ Pendekatan fungsi kepemimpinannya: holistic dan • Kuatnya ikatan primordial. ƒ Inisiasi struktur.
integralistik. • Extended family system.
™ Organisasi menggambarkan dg jelas tugas • Kehidupan masyarakat komunal.
mencapai tujuan. • Peranan adat istiadat yg kuat.
™ Perbedaan adl kenyataan hidup, harus terjamin • Memungkinkan hubungan pribadi yg intim. B. FUNGSI – FUNGSI KEPEMIMPINAN:
kebersamaan. ™ Legitimasi kepemimpinan utk mendominasi.
™ Menjunjung tinggi harkat, martabat manusia. ™ Mengutamakan kebersamaan. • Penentu, pembangun, pemandu,
™ Menindak pelanggar disiplin / etika kerja, korektif ™ Seolah2 ia tau segala sesuatu – “Guru”. pengawas dari arah usaha pencapaian
dan edukatif. ™ Pemusatan pengambilan keputusan pd dirinya. tujuan.
™ Mendorong bawahan utk inovatif dan kreatif. ™ Berperan sbg: pelindung, bapak, pemberi petunjuk. • Wakil dan juru bicara organisasi dlm
™ Penghargaan kpd bawahan yg berprestasi tinggi. berhubungan dg pihak luar.
™ TIPE KHARISMATIK
™ Sumber daya dan dana hanya digunakan oleh • Communicator yg efektif.
™ Daya tariknya sangat memikat.
manusia dlm organisasi utk pencapaian tujuan.
™ Mampu memperoleh pengikut yg besar. • Mediator handal, terutama dlm
™ Selalu mendelegasikan wewenang yg praktis dan menangani konflik.
™ Pengikutnya tdk selalu dpt menjelaskan mengapa ia
realistic. • Integrator efektif, rasional, objektif, dan
dikagumi.
™ Bawahan dilibatkan aktif dlm proses decision netral.
™ Tdk dipersoalkan nilai, sikap, prilaku dan gayanya.
making. • Fact Finding: menemukan visi dan
™ Pengakuan diri didasari kemampuan dlm memimpin. misi.
• Aligning: Menselaraskan orang utk
mencapai tujuan organisasi.
C. MACAM TUGAS PIMPINAN: • Empowering: Memberdayakan orang
5. Merencanakan program secara tepat, menetukan tahapan utk mencapai cita2nya.
1. Bekerja tulus – ikhlas karena Allah.
strategi, dan sumber dana. • dll.
2. Amanah, fathanah, tabligh, dan siddiq.
6. Mengelola orang sesuai kemampuan masing2.
3. Mendidik anggota secara serius dan menyiapkan
7. Membangun iklim saling percaya dan berbaik sangka.
regenerasi.
8. Bersungguh2 menyalakan cita2, mengukuhkan tekad dan
4. Kasih sayang merata kepada seluruh anggota.
membangkitkan harapan dlm tim. Dll. 39
1. EFFECTIVE GROUP / TEAM: MANAJEMEN:
“Kemampuan Mendayagunakan Orang”.
MANAJEMEN
ƒ Relaxed, informal.
ƒ Relevant discussion, degree of participation. KEPEMIMPINAN:
ƒ Group objective is clearly defined, commitment is obtained. “Kemampuan Mempengaruhi Orang”.
ƒ Group has a clear identity (name or policy).
ORGANISASI: A. DEFINISI MANAJEMEN:
ƒ Assign a real work / clear expectations.
“Proses Kerjasama utk Mencapai tujuan”.
ƒ It has enough meeting and members listen to each others. “Art of getting things done through people”
ƒ Conflict is not avoided and dealt constructively. (seni mencapai tujuan melalui kemampuan
ƒ Most decision is reached by consensus. mendayagunakan orang lain).
ƒ Ideas are expressed clearly. JUMLAH RESOURCE /
ANGGOTA SEDIKIT:
Dengan Pendayagunaan, Pengendalian
+ Motivasi + Mempengaruhi Pikiran, B. FUNGSI – FUNGSI MANAJEMEN:
1. GROUP CYCLE: Perasaan dan Tingkah Laku =
A. FORMING (grup terbentuk, mencari tugas, peran, Sering disederhanakan dg PODC:
PRODUKTIVITAS TINGGI / A. Planning
metode, masih tergantung pada pemimpin). PRESTASI MAKSIMAL.
B. STORMING (mulai terbangun conflict internal). B. Organising
C. NORMING (conflict telah terjadi, kerjasama terbangun, C. Directing
saling berbagi pandangan, standar2 baru tercipta). D. Controlling
D. PERFORMING (team work terbentu, peran menjadi
flexible, solusi2 ditemukan dan diimplementasikan). ORGANISASI
E. ADJOURING (grup bubar karena tugas telah selesai).

C. UNSUR MANUSIA DLM MANAJEMEN:


1. DEFINISI:
MOTIVASI: What motivate people?
B. CIRI – CIRI ORGANISASI “Satu unit social yang terdiri dari manusia (Maslow’s “Hierarchy of Needs”, 1960):
yang bekerjasama dan saling bergantung
• Melambangkan identitas / tujuan / arah sendiri. antara satu dengan lainnya untuk
• Mempunyai hierarki / tingkat autoritas / struktur. mencapai tujuan individu dan organisasi” 5. Self Actualisation
• Terdapat pembagian kerja. 4. Esteem
• Memiliki asset: software (SDM) dan hardware. 1. STATIS: “wadah tempat bekerjasama”. 3. Love
2. DINAMIS: “proses kerjasama orang- 2. Safety
• System pengawasan dan penyelarasan melalui peraturan
orang untuk mencapai tujuan”. 1. Physiological
dasar, prosedur, nilai, budaya dan system hubungan.

Beberapa Perbedaan antara PEJABAT, MANAJER dan PEMIMPIN


PEJABAT MANAJER PEMIMPIN
ƒ Jabatan karir dalam pekerjaan ƒ Jabatan fungsional. ƒ Tampil karena pengakuan orang.
ƒ Sandangan formal seseorang dlm institusi. ƒ Think incrementally. ƒ Think radically.
ƒ Acuan kerja berdasarkan hukum dan peraturan ƒ Someone who is obeyed by people. ƒ Someone who is naturally followed by people.
yg berlaku. ƒ Do the right things (follow the books / policy). ƒ Do the things right (intuition).
ƒ Pekerjaannya membuat keputusan dan ƒ Experienced, have skills of organisation, may ƒ Stand out by being different, seek out the truth.
kebijakan. have good technical knowledge. ƒ May have no organizational skills, but his vision
ƒ Istilah ini sering digunakan dlm pemerintahan. ƒ Use rational / formal methods / acuan pada unites people behind him.
ƒ Pekerjaannya membangun lembaga formal. fungsi manajemen. ƒ May have no experience. But has bold, fresh and
ƒ Istilah ini sering digunakan dlm bisnis. new ideas.
ƒ Melakukan kegiatan2 / proses produksi. ƒ Use passion and stirs emotion.
40
MAKNA LAMBANG HMI
Pencipta: Prof. Drs. A. Sadali

1. BENTUK HURUF ALIF:


huruf hidup, melambangkan rasa optimisme kehidupan HMI.

2. HURUF ALIF MERUPAKAN ANGKA SATU (1):


simbol tauhid; dasar / semangat perjuangan HMI.

3. BENTUK PERISAI
lambang kepeloporan HMI.

4. BENTUK JANTUNG:
pusat kehidupan manusia; melambangkan fungsi perkaderan.

5. BENTUK PENA:
HMI sebagai organisasi mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan.

6. GAMBAR BULAN BINTANG:


lambang kejayaan ummat Islam di seluruh dunia.

7. WARNA HIJAU:
lambang keimanan, keislaman, & kemakmuran.

8. WARNA HITAM:
lambang kedalaman ilmu pengetahuan.

9. KESEIMBANGAN WARNA HIJAU – HITAM:


lambang keseimbangan, esensi, & keribadian HMI
(keseimbangan: mental - fisik, jasmani - rohani, dunia - akhirat, individu - masyarakat).

10. WARNA PUTIH:


lambang kemurnian & kesucian perjuangan HMI.

11. PUNCAK TIGA:


lambang iman, islam, & ikhsan. Wujud kepaduan iman, ilmu & amal.

12. TULISAN HmI:


singkatan dari Himpunan Mahasiswa Islam.
m (huruf kecil), simbol keredahan hati para mahasiswa-i anggota HMI.

Panjang : Lebar = 7 : 2
41
MARS KOHATI SATUKAN POTENSI INSAN CITA HYMNE HMI
RK. AKBAR 4/4
Mari Satukan Potensi Kau Menjadi Panutan
Wahai HMI-Wati Semua
Di Bawah Panji HMI Mewarnai Insan Bersyukur & Ikhlas
Sadarlah Kewajiban Mulya
Teguh Kokoh Laksana Baja Bagai Lentera Himpunan Mahasiswa Islam
Pembina Pendidik Tunas Muda
Persaudaraan Kita Di Kegelapan Yakin Usaha Sampai
Tiang Negara Jaya
dan Ciptakan Sejuta Harapan Untuk kemajuan
Himpunan Mahasiswa Islam Hidayah & Taufiq
Himpunkan Kekuatan Segera
Pelaksana AMPERA Isyarat-Mu Qur’an Hadist Bahagia HMI
Jiwai Semangat Pahlawan
Ajaran Islam yang Mulia Bekerja Tanpa Pamrih
Tuntut Ilmu Serta Amalkan
Itulah Nafas Kita Demi Sesama Berdo’a & Ikrar
Untuk Kemanusiaan
Wujudkan 5 Insan Cita Menjunjung Tinggi Syiar Islam
Mengabdi Pada Ilahi Turut Qur’an & Hadist
Jayalah KOHATI
Muslimin Yang Sejati HMI… Jiwa Raga Kami Jalan Keslamatan
Pengawal Panji Islam
Bersedia Korbankan Jiwa Bersatu Dalam Sukma Ya Allah Berkati
Derapkan Langkah Perjuangan
‘Tuk Nusa & Agama HMI… Yang Kucintai Bahagia HMI
Kuatkan Iman
Bersama Derap Langkah
Majulah Tabah HMI – Wati
SEMANGAT JUANG Semoga! ALL THE MOSLEM
Harapan Bangsa
Allah Yang Kuasa
Membina Masyarakat Islam Indonesia Mengenangkan Nasib Perjuangan All the Moslem of the World,
Memberkati Kita Semua
Sebangsa dan Setanah Air Be United!
Aku Meninggalkan Kemewahan All the Moslem of the World…
Aku Maju Terus Menyerbu Bintang ‘Arasy
Be United (5x)
Kamilah Bintang ‘Arasy All of the World
LAGU – LAGU HMI Jangan Kembali Pulang, HMI ! Cahaya terang digelapnya malam
documented from many sources Kalau Tiada Kau Menang Ummat Islam Sedunia,
Kader Bertauhid
Walau Mayat Terkapar di Medan Perang Kader Merdeka Bersatu!
Untuk Islam HMI Berjuang Kader Beramal Ihsan Ummat Islam Sedunia…
Kader Adil Seimbang Bersatu Berpadu
PERJUANGAN Tinggallah Ayah Kader Penuh Tanggungjawab Bergerak Serentak
Tinggallah Ibu Menjadi Insan Kamil, Bersatu Bergerak Maju
Slamat Berjuang Izinkan Daku Pergi Berjuang
HMI Ku Sayang Mewujudkan Masyarakat Cita
Di Bawah Naungan Panji Islam Ridha Allah segala-galanya
Di Jalan Yang Lurus Sampai Ajaran Islam Cemerlang
Jalan Keslamatan SAYANG - SAYANG
SANG HIJAU HITAM
Cintamu Mulia OPIYE PERPISAHAN Sayang… Sayang
Mengabdi Kepada-Nya Sang Hijau Hitam
Opiye.. Ye.. Ye.. Opiye! Kini Kembali HMI Sayang
Yang Kuasa Kini Tiba Saat Berpisah Mari Kita Berjuang
Aku Milik HMI waye Kibarkan Panji-Panji Keadilan
Pisah Untuk Jumpa Lagi Sayang
Aku Serahkan Siang Jadi Kenangan Padamu Kakak Sang Hijau Hitam
Jiwa Untuk-Mu Malam Jadi Impian Dan Rekan Kami Tak Pernah Gentar Biar Hancur
Hidup & Mati Cintaku, Semakin Mendalam Di HMI yang Kucintai Takkan Tenggelam Biar Lebur
Aku Rela Akan Slalu Menang Demi Allah Ta’ala…a..a…
Opiye.. Ye.. Ye.. Opiye! Dirgahayulah HMI Kami
Aku Do’akan Aku Milik HMI Saja Dalam Ridha Ilahi Lawan Penindasan
Dipalu makin Maju Biar Hancur
Pada-Mu Tuhan Jihad Jihad Dikau Selalu Lahir Perdamaian Biar Lebur
Agar HMI Diarit Makin Bangkit Di HMI yang Kucintai Perangi Tirani
Ditendang, Semakin Menentang Demi Allah Semata
Tetap Jaya Wujudkan Kemakmuran 42
D. Lampiran - Lampiran
LAMPIRAN I:
• Contoh-Contoh Pertanyaan Screening Test
• Alat - Alat Monitoring dan Evaluasi (M & E):
- Formulir Pendaftaran Basic Training
- Kartu Kendali Screening Test
- Lembaran Penilaian Screening Test
- Absensi Harian Basic Training
- Grafik Keaktifan Peserta Basic Training
- Formulir Respon Harian Peserta
- Lembaran Laporan Pelaksanaan Basic Training
• Formulir Perencanaan Sesi
• Formulir Penilaian Presentasi Instruktur
• Formulir Biodata Pemateri
• Absensi Follow - Up
43
A. STADIUM GENERAL B. KE - HMI - AN 1. MANAJEMEN, KEPEMIMPINAN & ORGANISASI
1. Dari mana asal saudara?
1. Dari mana (dari siapa) anda tau tentang HMI? C. Apa pengertian “Manajemen”?
2. Apa pekerjaan ke dua orang tua anda?
2. Apa yg anda tau tentang HMI? D. Sebutkan “Fungsi2 Manajemen”?
3. Dimana anda kuliah? Mengapa kuliah disitu &
3. Siapa yg suruh anda masuk HMI? E. Sebutkan “Model2 Manajemen”?
mengapa mengambil jurusan tsb?
4. Kenapa tertarik masuk HMI? Apa yg anda cari F. Bagaimana cara agar Manajemen itu baik?
4. Dimana anda sekolah sebelumnya?
di HMI?
5. Apa organisasi yg pernah anda geluti dan G. Apa pengertian “Pemimpin”?
5. Bagaimana jika yg anda cari tdk anda dapatkan
jabatannya (waktu SMA, Kuliah, & Sosial H. Apa bedanya dengan “Kepemimpinan”?
di HMI?
Kemasyarakatan)? I. Apakah sama antara “Ketua”, “Boss”, dengan
6. Apakah anda serius masuk HMI? Apa
6. Apa hobby anda? “Pemimpin”? Mengapa?
buktinya?
7. Apa bakat / keahlian yg anda miliki? J. Apa “Fungsi Kepemimpinan”?
7. Apa kekhawatiran / ketakutan anda masuk
8. Dimana anda tinggal dan bagaimana kondisi K. Sebutkan “Tipe2 Pemimpin”?
HMI?
lingkungannya? L. Jelaskan Hakikat Kepemimpinan dlm Islam?
8. Seandainya anda lulus Screening Test, kira2
9. Bagaimana anda menggambarkan diri anda
mengapa anda lulus? M. Apa definisi “Organisasi”?
sendiri?
9. Jika anda tdk lulus screening test, kira2 N. Apa “Fungsi Organisasi”?
10. Apa kelebihan (+) dan (-) saudara?
mengapa anda tdk lulus? O. Apa saja “Bentuk / Model Organisasi”?
11. Berapa jam sehari anda habiskan utk
10. Jika ketika sedang mengikuti Basic Training P. Sebutkan “Struktur” dari sebuah Organisasi?
membaca?
anda mempunyai mata kuliah yg ingin anda
12. Berapa jam sehari anda habiskan utk tidur? Q. Jelaskan hubungan antara “Manajemen,
ikuti di kampus tapi anda tdk diperbolehkan
13. Apa tujuan hidup saudara? Organisasi, & Kepemimpinan”?
untuk ke kampus, apa yg akan anda lakukan?
14. Apa saja prestasi yg pernah anda raih?
Pilih kuliah atau pilih ikut training?
15. Kira2 akan seperti apa anda 20 thn lagi?
11. Jika diterima & lulus di HMI, apa yg akan anda
16. Pernah menghadapi masalah? Sebutkan! Dan PERTANYAAN – PERTANYAAN
lakukan?
bagaimana anda menyelesaikan masalah tsb?
12. Seandainya anda diterima menjadi anggota
17. Sakit apa yg sering anda alami? Kapan SCREENING TEST LK - 1
HMI, sampai kapan anda akan aktif?
kambuhnya? .:. Beberapa Contoh .:.

E. KE - ISLAM – AN (Pertanyaan umumnya digali dari Konsep2 Kunci dlm Bab-Bab NDP) D. PERGURUAN TINGGI & KEMAHASISWAAN
1. Baca Qur’an! (Jika tdk lancar), “Mengapa?” & 16. Mengapa perlunya Allah menciptakan manusia? - Siapa Rektor, PR I dst dikampus anda, lengkap
“Kapan akan lancar?” 17. Apa pengertian “Khalifah fil Ardh?” dg gelarnya?
2. Bagaimana cara memahami isi alQur’an? 18. Apa yg dimaksud dengan “Insal Kamil” (Manusia - Siapa Dekan PD I dst di Fakultas anda, lengkap
3. Pernahkan tamat membaca terjemahan Qur’an? Sempurna)? dg gelarnya?
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
19. Apa ukuran “Kemuliaan” dan “Kehinaan” Manusia? - Siapa Ketua Jurusan anda?
4. Baca salah satu Do’a Shalat! (e.g., Iftitah)
20. Seperti apakah “hidup yg bermakna” itu? Apa - Siapa Ketua BEM Universitas & Fakultas anda?
Artikan! (jika tdk tau) Mengapa tdk tau arti
“Hakikat Hidup”? - Berapa jumlah UKM di tingkat Universitas &
bacaan Shalat sendiri? Sdh brapa lama tdk tau?
21. Bagaimana cara memperoleh “Kebahagiaan”? Fakultas anda? Siapa saja ketuanya?
Sampe kapan akan tdk tau?
22. Apa itu “Taqdir”? Jelaskan arti Rukun Iman ke 6 - Berapa jumlah himpunan di Fakultas anda?
5. Shalat yg bgmana yg dpt mencegah Munkar?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ (Qadha & Qadar) beserta Contohnya? Siapa saja ketuanya?
6. Apakah kita perlu beragama? Kenapa? 23. Siapa yg menentukan sejarah? Manusia atau
Tuhan? - Apa itu “Tridharma Perguruan Tinggi”?
7. mengapa anda bisa beragama Islam?
24. Apa hubungan “Individu” dengan “Masyarakat”? - Apa definisi “Mahasiswa”?
8. Apa itu “Iman”? “Islam”? “Ikhsan”?
25. Bagaimana cara menempatkan “Kemerdekaan - Apa Fungsi & Peran Mahasiwa?
9. Mengapa banyak sekali paham / aliran /
Pribadi” ditengah “Kehidupan Masyarakat”? - Bagaimana yg disebut dg “Mahasiswa Ideal”
mazhab dlm Islam? Mana yg benar?
26. Apa yg dimaksud dengan “Adil”? menurut anda?
10. Apa yg dimaksud dg “Benar” & “Kebenaran”?
27. Apa yg dimaksud dengan “Kapitalisme” & - Jelaskan dinamika Pergerakan Mahasiswa di
11. Kenapa Allah tdk menciptakan satu ummat /
“Sosialisme”? Indonesia?
satu agama saja di dunia ini?
28. Apa konsep “Keadilan Sosial & Keadilan Ekonomi” 1. Pra-Kemerdekaan?
12. Apa makna dari “Syahadat”?
dlm Islam? 2. Menumpas Gestapu 1965?
13. Apa itu “Syirik” & “Musyrik”?
29. Apa fungsi sesungguhnya dr “Ilmu Pengetahuan”? 3. Malari (15 Jan ’74)?
14. Bagaimana cara membuktikan Allah itu “ADA”?
4. Reformasi 1998? 44
15. Apa hub. antara “Manusia”, “Alam”, & “Tuhan”? 30. Apa hubungan antara “Iman, Ilmu & Amal”?
5. Setelah Reformasi?
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI):
“Formulir Pendaftaran Basic Training”

* Di isi oleh Calon Peserta Basic Training ketika mendaftar

FORMULIR PENDAFTARAN BASIC TRAINING Pas Photo


(BASIC TRAINING ENTRY FORM)

“Dengan Mengucapkan BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM,


Bahwa apa yang saya isi dalam formulir di bawah ini adalah BENAR adanya”.

A. INFORMASI DIRI:
1. Nama Lengkap: Panggilan:

2. Tempat & Tanggal Lahir:

3. Jenis Kelamin: □ Laki-Laki / □ Perempuan


4. Status Keluarga: □ Nikah / □ Belum Nikah
5. Alamat Asal (Lengkap):

6. Alamat Tinggal Sekarang:

7. No.Telpon / HP: e-Mail:

B. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN:


8. Pendidikan Sekarang:
a. Universitas / Institute:
b. Fakultas:
c. Jurusan:
d. Angkatan / Tahun Masuk:

9. Jenjang Pendidikan Sebelumnya: Tahun Tahun


Masuk Tamat
a. SD* / MIN* …………………….…………………………………
b. SMP* / MTSN* .………………………………………………….
c. SMU* / MAN* ..………………………………………..………...
d. Lainnya ………..…………………………………….....................

C. PENGALAMAN ORGANISASI
10. Nama Organisasi & Jabatan yang Pernah Saya Geluti:
Ketika SMU / MAN Sekarang (Di Kampus) Lainnya (Sosial Kemasyarakatan,
dsb)
a. a.. a.
b. b. b.
c. c. c.
d. d. d.

45
D. INFORMASI BAKAT / MINAT
11. Hobby saya adalah:

12. Keahlian, Skill, atau Bakat yang Saya Miliki dalam Bidang:
a. Seni:
b. Olah Raga:
c. Agama:
d. Lainnya:
13. Kemampuan Bahasa Asing:
a. Inggris: □ Tidak Bisa □ Kurang □ Cukup □ Bagus
b. Arab: □ Tidak Bisa □ Kurang □ Cukup □ Bagus
c. Bahasa Asing Lainnya…………………………………. □ Kurang □ Cukup □ Bagus

E. LATAR BELAKANG KELUARGA


14. Nama Ayah: Pekerjaan:
Nama Ibu: Pekerjaan:
15. Jumlah Saudara Kandung: Cewek: Cowok:
16. Saya Anak ke:

F. Ke -HMI- an
17. Saya Tau HMI dari:

18. Yang Mengajak Saya Masuk HMI adalah:

19. Alasan (Motivasi) Saya Masuk HMI adalah:

20. Yang saya harapkan dapat pelajari dalam Basic Training nantinya (jika lulus) adalah:

G. KONDISI FISIK / KESEHATAN


21. Penyakit / Gangguan Kesehatan yang sering saya alami adalah:

TANDA TANGAN:

……………..................., ………/………/……………. (……………………………………………)


(Nama Tempat / Kota) Tgl Bln Tahun (Nama & Tanda Tangan)

46
KARTU KENDALI SCREENING TEST
(SCREENING-TEST CONTROL CARD)

Nama Peserta : __________________________________________________________________________

Fak / Jur / Akt : __________________________________________________________________________

MATERI SCREENING TEST SCREENER (TANDA TANGAN)


™
1.
™ Ke -ISLAM- an
™
2.
™ Ke -HMI- an
™
3.
™ Perguruan Tinggi & Kemahasiswaan
™
4.
™ Manajemen, Organisasi & Kepemimpinan
™
5.
™ Stadium General

------------------------------------------------------- Cut Here ------------------------------------------------------

KARTU KENDALI SCREENING TEST


(SCREENING-TEST CONTROL CARD)

Nama Peserta : __________________________________________________________________________

Fak / Jur / Akt : __________________________________________________________________________

MATERI SCREENING TEST SCREENER (TANDA TANGAN)


™
1.
™ Ke -ISLAM- an
™
2.
™ Ke -HMI- an
™
3.
™ Perguruan Tinggi & Kemahasiswaan
™
4.
™ Manajemen, Organisasi & Kepemimpinan
™
5.
™ Stadium General

------------------------------------------------------- Cut Here ------------------------------------------------------

KARTU KENDALI SCREENING TEST


(SCREENING-TEST CONTROL CARD)

Nama Peserta : __________________________________________________________________________

Fak / Jur / Akt : __________________________________________________________________________

MATERI SCREENING TEST SCREENER (TANDA TANGAN)


™
1.
™ Ke -ISLAM- an
™
2.
™ Ke -HMI- an
™
3.
™ Perguruan Tinggi & Kemahasiswaan
™
4.
™ Manajemen, Organisasi & Kepemimpinan
™
5.
™ Stadium General

47
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI):
“Lembaran Penilaian Screening-Test”

LEMBARAN PENILAIAN SCREENING-TEST


(SCREENING-TEST VALUATION FORM)

SCREEENING TEST HMI KOMISARIAT ________________________________

MATERI : ___________________________________________

Tanggal : ___________________________________________

Instruktur / Screener: 1. ___________________________________ (mulai No._____ s.d No. _____)

2. ___________________________________ (mulai No._____ s.d No. _____)

3. ___________________________________ (mulai No._____ s.d No. _____)

4. ___________________________________ (mulai No._____ s.d No. _____)

*W = Wawasan, *R= Retorika, *S = Sikap

NILAI
No. NAMA Fak / Jur / Akt
( A; B; C; D; E) Keterangan

*W *R *S

48
49
50
51
52
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI):
“Absensi Harian Basic Training”

* Setiap sesi training di absen dua (2) kali: saat MASUK forum dan saat KELUAR forum.

ABSENSI HARIAN BASIC TRAINING


(BASIC TRAINING ATTENDANCE LIST)

BASIC TRAINING HMI KOMISARIAT ___________________________________________


Materi : _____________________________________________________
Hari / Tanggal : _____________________________________________________
Waktu : _____________________________________________________
Pemateri : _____________________________________________________
Instruktur : 1. ___________________________________________________
2. ___________________________________________________

FAK / JUR / * ABSENSI


N0 NAMA LENGKAP PANGGILAN KETERANGAN
AKT
MASUK KELUAR

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

53
15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

54
41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

55
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI):
“Grafik Keaktifan Peserta”

* - Befungsi sebagai alat pemantau harian TINGKAT KEAKTIFAN peserta berdasarkan JUMLAH (KWANTITAS) BICARA.
- Setiap kali peserta berbicara, maka di berikan tanda silang / cross (x).
- Berdasarkan grafik dapat diketahui peserta-peserta yang paling rajin berbicara, atau mereka yang sedikit bicaranya.
- Di isi oleh instruktur yang bertugas, atau oleh instruktur pendamping.

GRAFIK KEAKTIFAN PESERTA BASIC TRAINING


(GRAPHIC FOR PARTICIPANTS ACTIVENESS)
BASIC TRAINING HMI KOMISARIAT: ___________________________________________________

HARI KE: ______________________ TANGGAL: _________________________________________

NAMA PESERTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30
31.
32.
33.
Quantitas (JUMLAH) BICARA
.:. Berikan tanda silang ‘X’ pada kolom tersedia setiap kali seorang peserta berbicara.:.

56
NAMA PESERTA
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
QUANTITAS (JUMLAH) BICARA
.:. Berikan tanda silang ‘X’ pada kolom tersedia setiap kali seorang peserta berbicara.:.

57
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI):
“Formulir Respon Harian Peserta”

* Di isi oleh peserta Basic Training,


Pada setiap akhir sesi di sore hari.

FORMULIR RESPON HARIAN PESERTA


(DAILY RESPONSE FORM)

Hari / Tanggal : _______________________________________________________________________

A. HARI INI SAYA MENYUKAI:

B. HARI INI SAYA TIDAK MENYUKAI:

C. SAYA MASIH BELUM MENGERTI TENTANG:

58
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI):
“Laporan Pelaksanaan Basic Training”

* - Di isi Oleh Master of Training (MoT).


- File ini dibuat minimal rangkap 3 sebagai dokumen bagi: Cabang, BPL dan Komisariat Penyelenggara Basic Training.
- BPL / PA Cabang akan menyerahkan file ini kepada MoT yang mengelola setiap Basic Training (LK-1) untuk WAJIB di isi.

LAPORAN PELAKSANAAN BASIC TRAINING / LK-1


(BASIC TRAINING ACTIVITY REPORT)

1. Nama Komisariat Penyelenggara :

2. Tanggal Penyelenggaraan :

3. Tempat Penyelenggaraan :

4. Instruktur Yang Melakukan Screening Test :


1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

59
5. Jumlah Peserta Yang Lulus Screening Test :

6. Jumlah Peserta Yang Mengikuti LK – 1 :


a. Laki :

b. Perempuan :

7. Jumlah Peserta Yang Lulus LK-1 :


a. Laki :

b. Perempuan :

8. Jumlah Peserta Yang Tidak Lulus LK-1 :


a. Laki :

b. Perempuan :

9. Penyebab Ketidak Lulusan Jumlah

a. Pulang Tanpa Pemberitahuan

b. Pulang karena Sakit

c. Pulang karena Alasan Kuliah

d. Penyebab / Alasan lainnya


……………………………………………………………….............................................

10. Nama Master of Training (MoT) :

11. Nama co-Master of Training (co-MoT) :


a.

b.

12. RENCANA FOLLOW – UP

Materi Pemateri Waktu / Tanggal Tempat


1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

60
12. Instruktur Yang Mengelola LK-1:

No Nama Materi-Materi Yang Disampaikan Total Jam Terbang

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

61
13. PESERTA YANG LULUS LK-1:
N
o Nama Fak/Jur/Akt Alamat (sewaktu kuliah) Telp / HP e-Mail

62
63
14. LESSONS LEARNT & RECOMMENDATIONS (Hal-Hal Penting yang ditemukan dan Rekomendasi):
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

15. Tanda Tangan (Yang Mengisi / MoT) :

……………………………….., ………/………/…………… (………………………………………………………..)


(Nama Tempat / Kota) Tgl Bln Tahun Nama & Tanda Tangan

64
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI):
“Formulir Perencanaan Sesi”

* - Befungsi sebagai alat perencanaan penyampaian materi oleh setiap instruktur, dan menjadi bahan analisa bagi MoT.
- Dibagikan kepada setiap instruktur pada saat pembagian tugas guna di isi sebagai sketsa persiapan pribadi, sehingga
penyampaian materi sesuai dengan perencanaan dan mencapai target yang diinginkan.
- Setelah forum selesai, instruktur yang bertugas menyerahkan form ini kepada MoT untuk menjadi bahan pengecekan
tentang materi-materi atau topik-topik yang sudah disampaikan kepada peserta.

FORMULIR PERENCANAAN SESI


(SESSION PLAN FORM)
Nama Instruktur : ___________________________________________________________________

Materi / Topik : ___________________________________________________________________

Alokasi Waktu : _________________________________ (Jam / Menit)

Tujuan : ___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

WAKTU POKOK BAHASAN / SUB POKOK Metode Visual Aids


(Menit) BAHASAN (Point-Point Utama) Penyampaian Yang Digunakan

65
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI):
“Formulir Penilaian Presentasi Instruktur”

* - Befungsi sebagai alat penilaian terhadap instruktur ketika menyampaikan materi pada satu sesi training
- Berguna sebagai Feedback terhadap perbaikan dimasa akan datang, jika dirasa perlu.
- Dapat di isi oleh: MoT yang mengawasi training / instruktur, oleh instruktur senior, atau instruktur pendamping lainnya.

FORMULIR PENILAIAN PRESENTASI INSTRUKTUR


(INSTRUCTOR PRESENTATION ASSESSMENT FORM)

Nama : __________________________________________________________________________

Tanggal : __________________________________________________________________________

Waktu : __________________________________________________________________________

Materi : __________________________________________________________________________

Point-Point yang
ASPEK PENILAIAN Comments
Patut Perhatikan

Permulaan / Perkenalan Materi

Penutup Materi

Ketersambungan antara satu


STRUKTUR MATERI
topic ke topic lainnya

Relevansi / Penguasaan
Materi yang disampaikan

Panjang / Lamanya
Penyampaian

Kekayaan Kata-Kata

BAHASA Penggunaan Gaya Bahasa

Penggunaan Bahasa Ilmiah &


Penjelasannya

Suara

Tempo
CARA PENYAMPAIAN

Rasa Percaya Diri

Gerakan / Penguasaan Luas


Forum
66
Postur Tubuh

Tangan

BAHASA TUBUH
Kontak Mata

Ekspresi Wajah

Penampilan Fisik
(e.g. Pakaian, Rambut, dll)

Persiapan

Jumlah
PEMAKAIAN BAHAN-
BAHAN VISUAL &
PERLENGKAPAN Design
LAINNYA

Relevansi

Keahlian dalam Menggunakan

Kontrol terhadap Keadaan


KONTROL FORUM Peserta

Cara Bertanya

STIMULASI TERHADAP Cara Menjawab Pertanyaan


PARTISIPASI

Kontak dengan Peserta

Pengecekan Pembelajaran
PENGECEKAN Materi Sebelumnya
PEMBELAJARAN Pengecekan Pemahaman
Konsep-Konsep Kunci Yang
Sedang Dipelajari
Pengulangan Point – point
penting / Konsep – Konsep
Kunci
PENYIMPULAN MATERI
Penyimpulan yang relatif
singkat, padat, dan akurat.

KOMENTAR LAINNYA

67
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI):
“Biodata Pemateri”

BIODATA PEMATERI
(SPEAKER’S DETAILS)
Materi / Topik : ________________________________________________________________________

Tanggal : ________________________________________________________________________

Waktu : ________________________________________________________________________

1. Nama Pemateri :

2. Tempat / Tanggal Lahir :

3. Status : □ Nikah (Jumlah Anak: ……………… Putra:…….. Putri: ………)


□ Belum Nikah
□ Lainnya ………………………………………………………………..
4. Pekerjaan Tetap Sekarang :
5. Alamat Tinggal :

6. Nomor Telpon / HP: e-Mail:

7. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TEMPAT LULUS TAHUN


1. SD/MIN/Sederajat ………………………………..
2. SMP/MTSN/Sederajat …………………………..
3. SMA/MAN/Sederajat ……………………………
4. S1 (Sarjana) ………………………………………
5. S2 (Master) ……………………………………….
6. S3 (Doktor) ……………………………………….

8. JENJANG TRAINING DI HMI TEMPAT TAHUN


o Basic Training (LK – 1)
o Intermediate Training (LK – 2)
o Advanced Training (LK – 3)
o SC (Seniour Course)
o Pusdiklat / Lainnya
……………………………..

9. PENGALAMAN ORGANISASI DI HMI NAMA JABATAN TAHUN


o Komisariat ………………………………………
o Cabang …………………………………………..
o Badko …………………………………………….
o PB – HMI
o Lembaga HMI Lainnya ………………………..

10. PENGALAMAN ORG. DI LUAR HMI NAMA JABATAN TAHUN


1.
2.
3.

68
4.

11. Aktifitas / Penghargaan / Prestasi Lainnya:


1.
2.
3.
4.
5.

12. Hobby:

13. Motto Hidup:

14. Pesan:

15. Tanda Tangan:

………………………………….., ………… / ……….. / ……………… (……………………………………………………)


(Nama Tempat / Kota) Tgl Bln Tahun (Nama & Tanda Tangan)

69
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI):
“Absensi Follow - Up”

ABSENSI FOLLOW - UP
(FOLLOW - UP ATTENDANCE LIST)

FOLLOW - UP HMI KOMISARIAT _____________________________________________

TANGGAL MATERI PEMATERI


I

II

III

IV

VI

VII

VIII

IX

ABSENSI - PARAF
N0 NAMA LENGKAP FAK / JUR / ( Pertemuan I s.d X )
AKT
I II III IV V VI VII VIII IX X

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

70
12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

71
37.
38.

39.

40.

41.
42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

72
D. Lampiran - Lampiran
LAMPIRAN II:
• Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP)
o Original ‘Cak Nur’ Version
o New Complementary Version
• Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)

73
tersebut dan kepada metode pendekatan yang dipilih oleh penceramah sendiri.
NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP) Oleh sebab itu dimintakan kreatifitas setiap penceramah atau instruktur latihan-
latihan untuk dapat membuat sendiri sistematika itu sesuai dengan keperluan.
PENGANTAR PENGURUS BESAR Dan mengingat perumusan NDP ini dibuat begitu rupa sehingga sejauh
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM 1 mungkin merupakan semata-mata pegangan “normatif”, maka kepada para
instruktur atau penceramah juga diharapkan keterampilannya untuk dapat
Bismillahir-Rahmanir-Rahiem. mengemukakan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik yang
positif (yaitu bersesuaian dengan nilai yang dimaksud) atau yang negatif (yaitu
Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa Islam pasal III menyebutkan yang bertentangan). Dengan begitu penghayatan norma-norma itu akan
“Organisasi ini berdasarkan Islam”2. semakin mendalam.
Dasar organisasi merupakan sumber motivasi, pembenaran dan ukuran bagi Dua syarat utama bagi suksesnya perjuangan ialah:
gerak langkah organisasi itu. Karena kwalitas inilah maka HMI selain A. Keteguhan iman atau keyakinan kepada dasar, yaitu idealisme kuat, yang
merupakan organisasi kemahasiswaan yang memperhatikan “student needs & berarti harus memahami dasar pejuangan itu.
student interests” juga merupakan organisasi perjuangan yang mengemban B. Ketepatan penelaahan kepada medan perjuangan guna dapat menetapkan
suatu “mission sacree”. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tugas suci HMI langkah-langkah yang harus ditempuh, berupa program perjuangan atau
ialah berusaha menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Sebab Islam kerja, yaitu ilmu yang luas.
yang menjadi dasar perjuangannya memuat ajaran pokok bahwa “sesungguhnya
Allah memerintahkan akan Keadilan dan Ihsan (usaha perbaikan masyarakat)”. Maka perumusan NDP ini adalah suatu usaha guna memenuhi syarat pertama
tersebut. Sedangkan syarat kedua tersebut lebih bersifat dinamis, artinya
Dasar perjuangan ini diuraikan dalam buku kecil “Nilai-Nilai Dasar Pejuangan” disesuaikan dengan keadaan. Untuk ini Kongres IX telah memutuskan tentang
(NDP) ini. NDP merupakan perumusan tentang ajaran-ajaran pokok Agama Program Kerja Nasional (PKN). Maka diharapkan kepada setiap warga
Islam, yaitu nilai-nilai dasarnya, sebagimana tercantum dalam alKitab dan Himpunan memahami kedua dokumen itu sebaik-baiknya.
asSunnah.
Akhirnya semoga Allah menganugerahkan kepada kita keteguhan Iman dan
Semula sebagai kertas kerja PB HMI periode 1966-1969 kepada Kongres IX di keluasan Ilmu pengetahuan.
Malang, perumusan NDP ini kemudian mendapatkan pengesahan dari Kongres
tersebut, dan atas mandat Kongres itu pula tiga orang telah ditunjuk untuk Wabillahit-taufieq wal-hidayah,
menyempurnakannya. Ketiga mereka itu, ialah saudara Nurcholish Madjid,
Endang Saifuddin Anshari dan Sakib Mahmud. Yang ada sekarang ini adalah Jakarta, 4 Zulhijjah 1390 H
hasil penyempurnaan itu. 31 Januari 1971 M
Kepada setiap anggota HMI, terutama para aktifisnya, diharapkan membaca Pengurus Besar
NDP. Pemahaman terhadap nilai-nilai itu diharapkan dapat menafasi Himpunan Mahasiswa Islam
perjuangan kita dewasa ini dan seterusnya.
Nurcholish Madjid Ridwan Saidi
Sistematika dalam menterjemahkan NDP ini kepada para trainees (peserta- Ketua Umum Sekjen
peserta latihan atau training) tergantung kepada tingkat pengetahuan peserta
1
Pengantar PB HMI ini telah penulis edit dalam EYD, dokumen asli dalam ejaan lama.
2
AD sekarang: Pasal 3 “HMI berazas Islam”.
74
dimaksudkan agar manusia hanya tunduk pada Ukuran Kebenaran dalam
NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP) menetapkan dan memilih nilai-nilai, itu berarti tunduk pada Allah, Tuhan Yang
Maha Esa, Pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk yang pasrah itu
I. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN disebut Islam.
1 Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan melahirkan 6 Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendekatan ke arah
tata nilai guna menopang hidup budayanya. Sikap tanpa percaya atau ragu yang pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ditempuh manusia dengan berbagai jalan,
sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena baik yang bersifat intuitif, ilmiah, historis, pengalaman dan lain-lain.
kebutuhan dalam waktu yang sama juga harus merupakan kebenaran. Demikian 7 Tetapi justru karena kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia, maka manusia tidak
pula cara kepercayaan pun harus pula benar. Menganut kepercayaan yang salah atau mungkin menjangkau sendiri kepada pengertian akan hakekat Tuhan yang
dengan cara yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya. sebenarnya. Namun demi kelengkapan kepercayaannya kepada Tuhan, manusia
2 Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui bentuk- memerlukan pengetahuan secukupnya tentang Ketuhanan dan tata nilai yang
bentuk kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat. Karena bentuk- bersumber kepada-Nya. Oleh sebab itu diperlukan sesuatu yang lain yang lebih
bentuk kepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka sudah tentu ada dua tinggi namun tidak bertentangan dengan akal. Sebagaimana akal itu sendiri adalah
kemungkinan: kesemuanya itu salah atau salah satu saja diantaranya yang benar. perlengkapan manusia yang lebih tinggi tetapi tidak bertentangan dengan insting
Disamping itu masing-masing bentuk kepercayaan mungkin mengandung unsur- dan indra.
unsur kebenaran dan kepalsuan yang bercampur baur. 8 Sesuatu yang diperlukan itu adalah "Wahyu" yaitu pengajaran atau pemberitahuan
3 Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan itu melahirkan langsung dari Tuhan sendiri kepada manusia. Tetapi sebagaimana kemampuan
nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melembaga dalam tradis-tradisi yang diwariskan menerima pengetahuan sampai ke tingkat yang tertinggi tidak dimiliki oleh setiap
turun temurun dan mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya. Karena orang, demikian juga wahyu tidak diberikan kepada setiap orang. Wahyu itu
kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan diri terhadap kemungkinan diberikan kepada manusia tertentu yang memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan
perubahan tata nilai, maka dalam kenyataan ikatan-ikatan tradisionil sering menjadi sendiri, yaitu para Nabi dan Rasul atau utusan Tuhan. Dengan kewajiban para Rosul
penghambat perkembangan peradaban dan kemajuan manusia. Disinilah terdapat itu untuk menyampaikannya kepada seluruh manusia. Para rasul dan nabi itu telah
kontradiksi: kepercayaan diperlukan sebagai sumber tata nilai guna menopang lewat dalam sejarah, semenjak Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa atau Yesus anak
peradaban manusia, tetapi pula nilai-nilai itu melembaga dalam tradisi yang Mariam sampai pada Muhammad SAWW. Muhammad adalah Rasul penghabisan,
membeku dan mengikat, maka justru merugikan peradaban. jadi tiada Rasul lagi sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rasul itu adalah manusia biasa
dengan kelebihan bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan.
4 Oleh karena itu pada dasarnya, guna perkembangan peradaban dan kemajuannya,
manusia harus selalu bersedia meninggalkan setiap bentuk kepercayaan dan tata nilai 9 Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAWW terkumpul seluruhnya
yang tradisionil, dan menganut kepercayaan yang sungguh-sungguh yang merupakan dalam kitab suci Al-Quran. Selain berarti “bacaan”, kata Al-Quran juga berarti
kebenaran. Maka satu-satunya sumber dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu "kumpulan" atau “kompilasi”, yaitu kompilasi dari segala keterangan. Sekalipun
sendiri. Kebenaran merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran yang secara garis besar Al-Quran merupakan suatu kompendium, yang singkat namun
mutlak adalah Tuhan Allah. mengandung keterangan-keterangan tentang segala sesuatu sejak dari sekitar alam
dan manusia sampai kepada hal-hal gaib yang tidak mungkin diketahui manusia
5 Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang kesatu: Tidak ada Tuhan dengan cara lain [1].
selain Allah mengandung gabungan antara peniadaan dan pengecualian. Perkataan
"Tidak ada Tuhan" meniadakan segala bentuk kepercayaan, sedangkan perkataan 10 Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan ajaran-ajaranNya, manusia
"Selain Allah" memperkecualikan satu kepercayaan kepada Kebenaran. Dengan harus berpegang kepada Al-Quran, dengan terlebih dahulu mempercayai kerasulan
peniadaan itu dimaksudkan agar manusia membebaskan dirinya dari belenggu Muhammmad SAWW. Maka kalimat kesaksian yang kedua memuat esensi kedua
segenap kepercayaan yang ada dengan segala akibatnya, dan dengan pengecualian itu dari kepercayaan yang harus dianut manusia, yaitu bahwa Muhammad adalah
Rasul Allah.
75
11 Kemudian di dalam Al-Quran didapat keterangan lebih lanjut tentang Tuhan Yang ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk memakmurkannya [13]. Maka urusan di
maha Esa dan ajaran-ajaranNya, yang merupakan garis besar dan jalan hidup yang dunia telah diserahkan Tuhan kepada manusia. Manusia sepenuhnya
mesti diikuti oleh manusia. Tentang Tuhan antara lain: surat Al-Ikhlas [2] bertanggungjawab atas segala perbuatannya di dunia. Perbuatan manusia di dunia ini
menerangkan secara singkat; katakanlah: "Dia adalah Allah Yang Maha Esa. Dia membentuk rentetan peristiwa yang disebut "sejarah". Dunia adalah wadah bagi
adalah Tuhan. Tuhan tempat menaruh segala harapan. Tiada Ia berputra dan tiada sejarah, dimana manusia menjadi pemilik atau "rajanya".
pula berbapa. Serta tiada sesuatupun yang baginya sepadan”. Selanjutnya Dia adalah
17 Sebenarnya terdapat hukum-hukum Tuhan yang pasti (sunattullah) yang menguasai
Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Kasih dan Maha
sejarah, sebagaimana adanya hukum yang menguasai alam. Tetapi berbeda dengan
Sayang, Maha Pengampun dan seterusnya daripada segala sifat kesempurnaan yang
alam yang telah secara otomatis tunduk kepada sunatullah itu, manusia karena
selayaknya bagi Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Tuhan seru sekalian Alam.
kesadaran dan kemampuannya untuk mengadakan pilihan tidak terlalu tunduk
12 Juga diterangkan bahwa Tuhan adalah Yang Pertama dan Yang Penghabisan, Yang kepada hukum-hukum kehidupannya sendiri [14]. Ketidakpatuhan itu disebabkan
Lahir dan Yang Bathin [3], dan "kemanapun manusia berpaling maka disanalah karena sikap menentang atau karena kebodohan.
wajah Tuhan" [4]. Dan "Dia itu bersama kamu kemanapun kamu berada" [5]. Jadi
18 Hukum dasar alami daripada segala yang ada ialah "perubahan dan perkembangan".
Tuhan tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Sebab: segala sesuatu itu rusak (berubah) keculai Tuhan. Hal itu dikarenakan segala
13 Sebagai "Yang Pertama dan Yang Penghabisan", maka sekaligus Tuhan adalah asal sesuatu ini adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu proses
dan tujuan segala yang ada, termasuk tata nilai. Artinya; sebagaimana tata nilai harus yang tiada henti-hentinya [15]. Segala sesuatu ini berasal dari Tuhan dan menuju
bersumber kepada kebenaran dan berdasarkan kecintaan kepadaNya, Ia pun kepada Tuhan. Maka satu-satunya yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan
sekaligus menuju kepada Kebenaran dan mengarah kepada "persetujuan" atau sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu [16]. Di dalam memenuhi tugas sejarah,
"ridhanya". Inilah kesatuan antara asal dan tujuan hidup yang sebenarnya (Tuhan manusia harus berbuat sejalan dengan arus perkembangan itu menuju kepada
sebagai tujuan hidup yang benar, diterangkan di bagian yang lain). kebenaran. Hal itu berarti bahwa manusia harus selalu berorientasi kepada
kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui jalan menuju kebenaran itu [17]. Dia
14 Tuhan menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya, dan mengaturnya dengan
tidak selalu mesti mewarisi begitu saja nilai-nilai tradisionil yang tidak diketahuinya
pasti [6]. Oleh karena itu alam mempunyai eksistensi yang riil dan obyektif, serta
dengan pasti akan kebenarannya [18].
berjalan mengikuti hukum-hukum yang tetap. Dan sebagai ciptaan daripada sebaik-
baik pencipta, maka alam mengandung kebaikan pada dirinya dan teratur secara 19 Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang disemangati oleh iman dan
harmonis [7]. Alam ini diciptakan untuk manusia bagi keperluan perkembangan diterangi oleh ilmu [19]. Bidang iman dan pencabangannya menjadi wewenang
peradabannya [8]. Maka alam dapat dan harus dijadikan objek penyelidikan guna wahyu, sedangkan bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang manusia untuk
dimengerti hukum-hukum Tuhan (Sunnatullah) yg berlaku didalamnya. Kemudian mengusahakan dan mengumpulkannya dalam kehidupan dunia ini. Ilmu itu meliputi
manusia memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-hukumnya sendiri [9]. ilmu tentang alam dan ilmu tentang manusia (sejarah).
15 Jadi kenyataan alam ini berbeda dengan persangkaan idealisme maupun agama 20 Untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang nilai kebenaran sejauh mungkin,
Hindu yang mengatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi riil dan obyektif, manusia harus melihat alam dan kehidupan ini sebagaimana adanya, tanpa
melainkan semu, palsu atau maya atau sekedar emanasi atau pancaran daripada melekatkan padanya kualitas-kualitas yang bersifat ketuhanan. Sebab sebagaimana
dunia lain yang kongkrit, yaitu idea ataupun nirwana [10]. Juga bukan seperti diterangkan dimuka, alam diciptakan dengan wujud yang nyata dan objektif
dikatakan filsafat Agnosticisme yang mengatakan bahwa alam tidak mungkin sebagaimana adanya. Alam tidak menyerupai Tuhan, dan Tuhan pun untuk sebagian
dimengerti manusia. Dan sekalipun filsafat materialisme mengatakan bahwa alam ini atau seluruhnya, tidak sama dengan alam. Sikap memper-Tuhan-kan atau
mempunyai eksistensi riil dan obyektif serta dapat dimengerti oleh manusia, namun mensucikan (sakralisasi) haruslah hanya ditujukan kepada Tuhan sendiri -Tuhan
filsafat itu mengatakan bahwa alam ada dengan sendirinya. Peniadaan pencipta atau Allah Yang Maha Esa [20]. Ini disebut "Tauhid" dan lawannya disebut "Syirik"
peniadaan Tuhan adalah batu sudut daripada filsafat materialisme. artinya mengadakan tandingan terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau sebagian.
Maka jelas bahwa syirik menghalangi perkembangan dan kemajuan peradaban
16 Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi [11]. Sebagai mahluk
kemanusiaan yang menuju kebenaran.
tertinggi manusia dijadikan "Khalifah" atau wakil Tuhan di bumi [12]. Manusia
76
21 Kesudahan sejarah atau kehidupan duniawi ini ialah "hari kiamat". Kiamat baik yang mengenai alam maupun masyarakat- yaitu hidup berjuang dalam arti yang
merupakan permulaan bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat sejarah atau seluas-luasnya [6]. Dia diliputi oleh semangat mencari kebaikan, keindahan dan
duniawi, yaitu kehidupan akhirat. Kiamat disebut juga "hari agama", atau kebenaran [7]. Dia menyerap segala sesuatu yang baru dan berharga sesuai dengan
yaumuddin, dimana Tuhan menjadi satu-satunya pemilik dan raja [21]. Disitu tidak perkembangan kemanusiaan, dan menyatakannya dalam hidup berperadaban dan
lagi terdapat kehidupan historis seperti kebebasan, usaha dan tata masyarakat. berkebudayaan [8]. Dia adalah aktif, kreatif dan kaya akan kebijaksanaan (wisdom,
Tetapi yang ada adalah pertanggungan jawab individu manusia yang bersifat mutlak hikmah) [9]. Dia berpengalaman luas, berpikir bebas, berpandangan lapang dan
dihadapan illahi atas segala perbuatannya dahulu didalam sejarah [22]. Selanjutnya terbuka, bersedia mengikuti kebenaran dari manapun datangnya [10]. Dia adalah
kiamat merupakan "hari agama", maka tidak yang mungkin kita ketahui selain manusia toleran dalam arti kata yang benar, penahan amarah dan pemaaf [11].
daripada yang diterangkan dalam wahyu. Tentang hari kiamat dan Keutamaan itu merupakan kekayaan kemanusiaan yang menjadi milik daripada
kelanjutannya/kehidupan akhirat yang non-historis manusia hanya diharuskan pribadi-pribadi yang senantiasa berkembang dan selamanya tumbuh kearah yang
percaya tanpa kemungkinan mengetahui kejadian-kejadiannya [23]. lebih baik.
6 Seorang manusia sejati (Insan Kamil) ialah yang kegiatan mental dan fisiknya
merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja rohani bukanlah dua
II. PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN
kenyataan yang terpisah. Malahan dia tidak mengenal perbedaan antara kerja dan
1 Telah disebutkan di muka, bahwa manusia adalah puncak ciptaan, merupakan kesenangan; kerja baginya adalah kesenangan dan kesenangan ada dalam dan
mahluk yang tertinggi. Dia adalah wakil dari Tuhan di bumi. melalui kerja. Dia berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya sendiri, menyatakan ke
luar corak perorangannya dan mengembangkan kepribadian dan wataknya secara
2 Sesuatu yang membuat manusia yang menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat
harmonis. Dia tidak mengenal perbedaan antara kehidupan individu dan kehidupan
atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai sifat-
komunal, tidak membedakan antara dia sebagai perorangan dan sebagai anggota
sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja yaitu: Fitrah. Fitrah
masyarakat. Hak dan kewajiban serta kegiatan-kegiatan untuk dirinya adalah juga
membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada
sekaligus untuk sesama ummat manusia. Baginya tidak ada pembagian dua
kebenaran (Hanief) [1]. "Dlamier" atau hati nurani adalah pemancar keinginan
(dichotomy) antara kegiatan-kegiatan rokhani dan jasmani, pribadi dan masyarakat,
kepada kebaikan, kesucian dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah Kebenaran
agama dan politik ataupun dunia akherat. Kesemuanya dimanifestasikan dalam
yang mutlak atau Kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa [2].
suatu kesatuan kerja yang tunggal pancaran niatnya, yaitu mencari kebaikan,
3 Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan keindahan dan kebenaran [12].
prinsipil membedakannya dari mahluk-mahluk yang lain. Dengan memenuhi hati
7 Dia adalah seorang yang ikhlas, artinya seluruh amal perbuatannya benar-benar
nurani, seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi manusia sejati.
berasal dari dirinya sendiri dan merupakan pancaran langsung daripada
4 Kehidupan manusia dinyatakan dalam kerja atau amal perbuatanya [3]. Nilai-nilai kecenderungannya yang suci yang murni [13]. Suatu pekerjaan dilakukan karena
tidak dapat dikatakan hidup dan berarti sebelum menyatakan diri dalam kegiatan- keyakinan akan nilai pekerjaan itu sendiri bagi kebaikan dan kebenaran, bukan
kegiatan amaliah yang kongkrit [4]. Nilai hidup manusia tergantung kepada nilai karena hendak memperoleh tujuan lain yang nilainya lebih rendah (pamrih) [14].
kerjanya. Di dalam dan melalui amal perbuatan yang berperikemanusiaan (fitri - Kerja yang ikhlas mengangkat nilai kemanusiaan pelakunya dan memberinya
sesuai dengan tuntutan hati nurani) manusia mengecap kebahagiaan, dan sebaliknya kebahagiaan [15]. Hal itu akan menghilangkan sebab-sebab suatu jenis pekerjaan
di dalam dan melalui amal perbuatan yang tidak berperikemanusiaan (jahat) ia ditinggalkan, dan kerja amal akan menjadi kegiatan kemanusiaan yang paling
menderita kepedihan [5]. berharga. Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia; tidak ada
5 Hidup yang penuh dan berarti ialah yang dijalani dengan sungguh-sungguh dan kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan, dan keikhlasan selalu menimbulkan
sempurna, yang di dalamnya manusia dapat mewujudkan dirinya dengan kebahagiaan.
mengembangkan kecakapan-kecakapan dan memenuhi keperluan-keperluannya. 8 Hidup secara fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang memancarkan dari hati nurani
Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia yang merasakan kebahagiaan dan yang hanief atau suci.
kenikmatan dalam kegiatan-kegiatan yang membawa perubahan kearah kemajuan -
77
III. KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN 6 Jadi kalau kemerdekaan pribadi diwujudkan dalam kontek hidup di tengah alam dan
UNIVERSAL (TAKDIR) masyarakat dimana terdapat keharusan universal yang tidak tertaklukan, maka
apakah bentuk hubungan yang harus dipunyai oleh seseorang kepada dunia
1 Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan. Kemerdekaan
sekitarnya? Sudah tentu bukan hubungan penyerahan, sebab penyerahan berarti
dalam pengertian kerja sukarela tanpa paksaan yang didorong oleh kemauan yang
peniadaan terhadap kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan akan adanya keharusan
murni, kemerdekaan dalam pengertian kebebasan memilih sehingga pekerjaan itu
universal yang diartikan sebagai penyerahan kepadanya sebelum suatu usaha
benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani. Keikhlasan merupakan
dilakukan berarti perbudakan. Pengakuan akan adanya kepastian umum atau takdir
pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal dari perkembangan tak
hanyalah pengakuan akan adanya batas-batas kemerdekaan. Sebaliknya suatu
terkekang daripada kemauan baiknya. Keikhlasan adalah gambaran terpenting
persyaratan yang positif daripada kemerdekaan adalah pengetahuan tentang adanya
daripada kehidupan manusia sejati.
kemungkinan-kemungkinan kretif manusia. Yaitu tempat bagi adanya usaha yang
2 Kehidupan manusia mengenal dua aspek, yaitu yang temporer berupa kehidupan bebas dan bertanggungjawab. Usaha yang bebas dan bertanggungjawab itu
sekarang di dunia, dan yang abadi (eternal) berupa kehidupan kelak sesudah mati di dinamakan "Ikhtiar", artinya pilih merdeka. Ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan
akherat. Dalam aspek pertama manusia melakukan amal perbuatan dengan akibat dari individu, juga berarti kegiatan dari manusia merdeka. Ikhtiar merupakan usaha
baik dan buruk yang harus dipikul secara individual, dan komunal sekaligus [1]. yang ditentukan sendiri dimana manusia berbuat sebagai pribadi banyak segi yang
Sedangkan dalam aspek kedua manusia tidak lagi melakukan amal perbuatan, integral dan bebas, dan dimana manusia tidak diperbudak oleh suatu yang lain
melainkan hanya menerima akibat baik dan buruk dari amalnya dahulu di dunia kecuali oleh keinginannya sendiri dan kecintaannya kepada kebaikan. Tanpa adanya
secara individual semata-mata. Di akherat tidak terdapat pertanggungjawaban kesempatan untuk berbuat atau berikhtiar, manusia menjadi tidak merdeka dan
bersama, tapi hanya ada pertanggungjawaban perorangan yang mutlak [2]. Manusia menjadi tidak bisa dimengerti untuk memberikan pertanggung jawaban pribadi bagi
dilahirkan sebagai individu, hidup ditengah alam dan masyarakat sesamanya, amal perbuatannya. Kegiatan merdeka berarti perbuatan manusia yang merubah
kemudian menjadi individu kembali. dunia dan nasibnya sendiri [4]. Jadi sekalipun terdapat keharusan universal atau
takdir, namun manusia dengan haknya untuk berikhtiar mempunyai peranan aktif
3 Jadi individualitas adalah kenyataan asasi yang pertama dan terakhir, dari pada
dan menentukan bagi dunia dan diri sendiri.
kemanusiaan, serta letak sebenarnya daripada nilai kemanusiaan itu sendiri. Karena
individu adalah penanggung jawab terakhir dan mutlak daripada awal perbuatannya, 7 Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum kejadian itu
maka kemerdekaan pribadi adalah haknya yang pertama dan asasi. menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa keseimbangan jiwa,
tidak terlalu berputus asa karena suatu kegagalan dan tidak pula terlalu
4 Tetapi individualitas hanyalah kenyataan yang asasi dan primer saja dari pada
membanggakan diri karena suatu kemujuran. Sebab segala sesuatu tidak hanya
kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun bersifat sekunder, ialah bahwa individu
tergantung pada dirinya sendiri, melainkan juga kepada keharusan universal itu [5].
dalam suatu bentuk hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya, baik dengan alam
maupun manusia sekitarnya. Manusia hidup ditengah alam, dan sebagai makhluk
sosial hidup ditengah sesamanya. Dari segi ini manusia adalah bagian dari
IV. KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN PERIKEMANUSIAAN
keseluruhan alam yang merupakan suatu kesatuan.
1 Telah jelas bahwa hubungan yang benar antara individu manusia dengan dunia
5 Oleh karena itu kemerdekaan harus diciptakan untuk pribadi dalam konteks hidup
sekitarnya bukan hubungan penyerahan. Sebab penyerahan meniadakan
ditengah masyarakat. Sekalipun kemerdekaan adalah esensi dari kemanusiaan, tidak
kemerdekaan, keikhklasan dan kemanusiaan. Tetapi jelas pula bahwa tujuan manusia
berarti bahwa manusia selalu dan dimana saja merdeka. Adanya batas-batas
hidup merdeka dengan segala kegiatannya ialah kebenaran. Oleh karena itu,
kemerdekaan adalah suatu kenyataan. Batas-batas tertentu itu dikarenakan adanya
sekalipun tidak tunduk kepada sesuatu apapun dari dunia sekelilingnya, namun
hukum-hukum yang pasti dan tetap yang menguasai alam -hukum yang menguasai
manusia merdeka masih dan mesti tunduk kepada kebenaran. Karena menjadikan
benda-benda maupun masyarakat manusia sendiri- yang tidak tunduk dan tidak pula
sesuatu sebagai tujuan adalah berarti pengabdian kepada-Nya.
bergantung kepada kemauan manusia. Hukum-hukum itu mengakibatkan adanya
"Keharusan Universal" atau "kepastian umum" dan “Takdir” [3]. 2 Jadi kebenaran-kebenaran menjadi tujuan hidup. Apabila demikian maka sesuai
dengan pembicaraan terdahulu, maka tujuan hidup yang terakhir dan mutlak ialah
78
Kebenaran Terakhir dan Mutlak yang tiada lagi kebenaran sesudahnya. Tidak ada agama. Demikian pula sebaliknya, anggapan bahwa manusia adalah tujuan pada
kemerdekaan hakiki tanpa menjadikan Kebenaran Terakhir dan Mutlak sebagai dirinya sendiri membelah kemanusiaan seseorang menjadi: manusia sebagai pelaku
tujuan dan tempat menundukkan diri. Adakah Kebenaran Terakhir dan Mutlak itu? kegiatan dan manusia sebagai tujuan kegiatan. Kepribadian yang pecah berlawanan
Ada, sebagaimana tujuan akhir dan mutlak daripada hidup itu ada. Karena sikapnya dengan kepribadian kesatuan (human totality) yang homogen dan harmonis pada
yang terakhir (ultimate) dan mutlak, maka sudah pasti kebenaran itu hanya satu dirinya sendiri; jadi berlawanan dengan kemanusiaan.
secara mutlak pula. Dalam perbendaharaan bahasa dan kulturiil, kita sebut
6 Oleh karena itu hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka nilai-nilai
Kebenaran Mutlak itu 'Tuhan". Kemudian sesuai dengan uraian Bab I, Tuhan itu
tidak dapat dikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan konkrit
menyatakan diri kepada manusia sebagai ALLAH [1]. Karena kemutlakannya,
dan nyata [6]. Kecintaan kepada Tuhan sebagai Kebaikan, Keindahan dan
Tuhan bukan saja tujuan segala kebenaran, akan tetapi sekaligus juga asal dari segala
Kebenaran Yang Mutlak dengan sendirinya, memancar dalam kehidupan sehari-hari
kebenaran [2]. Maka dia adalah Yang Maha Benar. Setiap pikiran yang maha benar
dalam hubungannya dengan alam dan masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata
adalah pada hakikatnya pikiran tentang Tuhan Yang Maha Esa.
guna menciptakan sesuatu yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi
3 Oleh sebab itu seseorang manusia merdeka ialah yang ber-ketuhanan Yang Maha sesama manusia. “Amal Saleh” (harfiah: pekerjaan yang selaras dengan
Esa. Keikhlasan tiada lain adalah kegiatan yang dilakukan semata-mata bertujuan kemanusiaan) merupakan pancaran langsung daripada iman [7]. Jadi Ketuhanan
kepada Tuhan YME, yaitu Kebenaran Mutlak, guna memperoleh persetujuan atau Yang Maha Esa memancar dalam Perikemanusiaan. Sebaliknya karena
"ridla" daripada-Nya. Sebagaimana kemanusiaan terjadi karena adanya Perikemanusiaan adalah kelanjutan kecintaan kepada kebenaran, maka tidak ada
kemerdekaan, dan kemerdekaan ada karena adanya keikhlasan, maka keikhlasan Perikemanusiaan tanpa Ketuhanan Yang Maha Esa. Perikemanusiaan tanpa
ialah disebabkan pemurnian tujuan kepada Tuhan semata-mata. Hal itu berarti Ketuhanan adalah tidak sejati [8]. Oleh karena itu semangat Ketuhanan Yang Maha
segala bentuk kegiatan hidup dilakukan hanyalah karena nilai kebenaran itu yang Esa dan semangat mencari ridha-Nya adalah dasar peradaban yang benar dan
terkandung didalamnya guna mendapat persetujuan atau ridha Kebenaran Mutlak. kokoh. Dasar selain itu pasti goyah dan akhirnya membawa keruntuhan peradaban
Dan hanya pekerjaan "karena Allah" itulah yang bakal memberikan rewarding bagi [9].
kemanusiaan [3].
7 “Syirik” merupakan kebalikan dari tauhid, secara harfiah artinya mengadakan
4 Kata “Iman“ berarti percaya. Dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai tujuan tandingan, dalam hal ini kepada Tuhan. Syirik adalah sikap menyerah dan
hidup yang mutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerahkan menghambakan diri kepada sesuatu selain kebenaran, baik kepada sesama manusia
diri dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi nama bagi maupun alam. Karena sifatnya yang meniadakan kemerdekaan asasi, syirik
segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa [4]. Pelakunya disebut merupakan kejahatan terbesar kepada kemanusiaan [10]. Pada hakikatnya segala
"Muslim". Tidak lagi diperbudak oleh sesama manusia atau sesuatu yang lain dari bentuk kejahatan dilakukan orang karena syirik [11]. Sebab dalam melakukan
dunia sekelilingnya, manusia muslim adalah manusia yang merdeka yang kejahatan itu dia menghambakan diri kepada motif yang mendorong dilakukannya
menyerahkan dan menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa [5]. Semangat kejahatan tersebut yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran. Demikian
tauhid (memusatkan pengabdian hanya kepada Tuhan YME) menimbulkan pula karena syirik seseorang mengadakan pamrih atas pekerjaan yang dilakukannya
kesatuan tujuan hidup, kesatuan kepribadian dan kemasyarakatan. Kehidupan [12]. Dia bekerja bukan karena nilai pekerjaan itu sendiri dalam hubungannya dengan
bertauhid tidak lagi berat sebelah, parsial dan terbatas. Manusia tauhid adalah kebaikan, keindahan dan kebenaran, tetapi karena hendak memperoleh sesuatu yang
manusia yang sejati dan sempurna yang kesadaran akan dirinya tidak mengenal lain.
batas. Dia adalah pribadi manusia yang sifat perorangannya dari keseluruhan
8 "Musyrik" adalah pelaku daripada syirik. Seseorang yang menghambakan diri kepada
(totalitas) dunia kebudayaan dan peradaban. Dia memiliki seluruh dunia ini dalam
sesuatu selain Tuhan baik manusia maupun alam disebut musyrik, sebab dia
arti kata mengambil bagian sepenuh mungkin dalam menciptakan dan menikmati
mengangkat sesuatu selain Tuhan menjadi setingkat dengan Tuhan [13]. Demikian
kebaikan-kebaikan peradaban dan kebudayaan.
pula seseorang yang memperhamba manusia (sebagaimana dengan tiran atau
5 Pembagian kemanusiaan yang tidak selaras dengan dasar kesatuan kemanusiaan diktator) adalah musyrik, sebab dia mengangkat dirinya sendiri setingkat dengan
(human totality) itu antara lain ialah pemisahan antara eksistensi ekonomi dan moral Tuhan [14]. Kedua perlakuan itu merupakan penentangan terhadap kemanusiaan,
manusia, antara kegiatan duniawi dan ukhrowi, antara tugas-tugas peradaban dan baik bagi dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
79
9 Maka sikap berperikemanusiaan adalah sikap yang adil, yaitu sikap menempatkan 4 Ancaman atas kemerdekaan masyarakat, dan karena itu juga berarti ancaman
sesuatu kepada tempatnya yang wajar. Seorang yang adil (just, wajar) ialah yang terhadap kemerdekaan pribadi anggotanya ialah keinginan tak terbatas atau hawa
memandang manusia sebagai manusia; tidak melebihkan sehingga menghambakan nafsu tersebut. Maka selain kemerdekaan, persamaan hak antara sesama manusia
dirinya padanya dan tidak mengurangkan sehingga memperhambanya. Dia selalu adalah esensi kemanusiaan yang harus ditegakkan. Realisasi persamaan dicapai
menyimpan i’tikad baik kepada sesamanya serta berbuat baginya kearah yang baik dengan membatasi kemerdekaan. Kemerdekaan tak terbatas hanya dapat dipunyai
dan lebih baik (Ikhsan). Maka ketuhanan menimbulkan sikap yang adil kepada satu orang, sedangkan untuk lebih satu orang kemerdekaan tak terbatas tidak
sesama manusia [15]. dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Kemerdekaan seseorang dibatasi oleh
kemerdekaan orang lain. Pelaksanaan kemerdekaan tak terbatas hanya berarti
pemberian kemerdekaan kepada pihak yang kuat dalam masyarakat dan dengan
V. INDIVIDU DAN MASYARAKAT merugikan pihak yang lemah. Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang
tak terbatas tidak dapat dihindari perbudakan oleh yang kuat atas yang lemah
1 Telah diterangkan dimuka, bahwa pusat kemanusiaan adalah masing-masing
(perbudakan dalam segala bentuknya). Sudah tentu hak itu bertentangan dengan
pribadinya, dan bahwa kemerdekaan pribadi adalah hak asasinya yang pertama.
prinsip keadilan. Kemerdekaan dan keadilan merupakan dua nilai yang saling
Tidak sesuatu yang lebih berharga daripada kemerdekaan itu. Juga telah
menopang. Sebab harga diri manusia terletak pada adanya tanggung jawab pribadi
dikemukakan bahwa manusia hidup dalam suatu bentuk hubungan tertentu dengan
dan kebebasannya sebagaimana juga pada pengakuannya pada adanya hak bagi
dunia sekitarnya. Sebagai mahkluk sosial, manusia tidak mungkin memenuhi
orang lain untuk mengembangkan kepribadiannya. Sebagai kawan hidup dengan
kebutuhan kemanusiaannya dengan baik tanpa berada ditengah sesamanya dalam
tingkat yang sama, anggota-anggota masyarakat harus saling menolong dalam
bentuk-bentuk hubungan tertentu.
membentuk masyarakat yang bahagia [6].
2 Maka dalam masyarakat itulah kemerdekaan asasi diwujudkan. Tetapi justru karena
5 Sejarah dan perkembangannya bukanlah sesuatu yang tidak mungkin dirubah.
adanya kemerdekaan pribadi itu maka timbul perbedaan-perbedaan antara satu
Hubungan yang benar antara manusia dengan sejarah bukanlah penyerahan pasif.
pribadi dengan lainnya [1]. Sebenarnya perbedaan-perbedaan itu adalah untuk
Tetapi sejarah ditentukan oleh manusia sendiri. Tanpa pengertian ini adanya azab
kebaikannya sendiri; sebab kenyataan yang penting dan prinsipil, ialah bahwa
Tuhan (akibat buruk) dan pahala (akibat baik) bagi suatu amal perbuatan mustahil
kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural menghendaki pembagian kerja yang
ditanggung manusia [7]. Manusia merasakan akibat amal perbuatannya sesuai dengan
berbeda-beda [2]. Pemenuhan suatu bidang kegiatan guna kepentingan masyarakat
ikhtiarnya dalam hidup ini (dalam sejarah), dan dalam hidup kemudian (sesudah
adalah suatu keharusan, sekalipun hanya oleh sebagian anggotanya saja [3]. Namun
sejarah) [8]. Semakin seseorang bersungguh-sungguh dalam kegiatan yang
sejalan dengan prinsip kemanusiaan dan kemerdekaan, dalam kehidupan yang
bertanggung jawab dengan kesadaran yang terus menerus akan tujuan dalam
teratur tiap-tiap orang harus diberi kesempatan untuk memilih dari beberapa
membentuk masyarakat, semakin ia mendekati tujuan [9]. Manusia mengenali dirinya
kemungkinan dan untuk berpindah dari satu lingkungan ke lingkungan lainnya [4].
sebagai makhluk yang nilai dan martabatnya dapat sepenuhnya dinyatakan hanya
Peningkatan kemanusiaan tidak dapat terjadi tanpa memberikan kepada setiap orang
jika ia mempunyai kemerdekaan tidak saja mengatur hidupnya sendiri tetapi juga
keleluasaan untuk mengembangkan kecakapannya melalui aktifitas dan kerja yang
untuk memperbaiki hubungan dengan sesama manusia dalam lingkungan
sesuai dengan kecenderungannya dan bakatnya.
masyarakat. Dasar hidup gotong-royong ini ialah kesetiakawanan dan kecintaan
3 Namun inilah kontradiksi yang ada pada manusia; dia adalah mahkluk yang dengan sesama manusia dalam pengakuan akan adanya persamaan dan kehormatan bagi
kecerdasan dan kemerdekaannya dapat berbuat baik kepada sesamanya, tetapi pada setiap orang [10].
waktu yang sama ia merasakan adanya pertentangan yang konstan dengan
keinginannya yang terbatas di bawah sadar yang jika dilakukan pasti merugikan
orang lain. Keinginan tak terbatas sebagai hawa nafsu. Hawa nafsu cenderung VI. KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI
kearah merugikan orang lain (kejahatan) dan kejahatan dilakukan orang karena
1 Telah kita bicarakan tentang hubungan antara individu dan masyarakat, dimana
mengikuti hawa nafsu [5].
kemerdekaan dan pembatasan kemerdekaan saling bergantungan, dan dimana
perbaikan kondisi masyarakat tergantung kepada perencanaan manusia dan usaha-
80
usaha bersamanya. Jika kemerdekaan didirikan dalam bentuk yang tidak bersyarat kewajiban daripada Negara sendiri dan kekuatan-kekuatan sosial, untuk tidak saja
(kemerdekaan tak terbatas), maka sudah terang bahwa setiap orang diperbolehkan menguasai serta mengatasi kemerosotan sosial itu, tetapi juga untuk menjunjung
mengejar dengan bebas segala keinginan pribadinya. tinggi prinsip kegotongroyongan dan kecintaan sesama manusia. Menegakkan
keadilan adalah amanah rakyat kepada Pemerintah yang mesti dilaksanakan [6].
2 Akibatnya ialah pertarungan keinginan yang bermacam-macam itu satu sama lain,
Ketaatan rakyat kepada Pemerintah yang adil merupakan ketaatan kepada diri
dan kekacauan atau anarchi [1]. Sudah barang tentu hal itu menghancurkan
sendiri yang wajib dilaksanakan. Didasari oleh sikap hidup yang benar, ketaatan
masyarakat dan meniadakan kemanusiaan. Oleh sebab itu harus ditegakkan keadilan
kapada Pemerintah termasuk dalam lingkungan ketaatan kepada Tuhan (Kebenaran
dalam masyarakat [2].
Mutlak) dan Rasulnya (pengajar tentang Kebenaran) [7]. Pemerintah yang benar dan
3 Siapakah yang harus menegakkan keadilan, dalam masyarakat? Sudah pasti ialah harus ditaati ialah yang mengabdi kepada kemanusiaan, kepada kebenaran dan
masyarakat sendiri. Tetapi dalam prakteknya diperlukan adanya satu kelompok akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa [8].
dalam masyarakat yang karena kualitas-kualitas yang dimilikinya senantiasa
6 Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan berpengaruh ialah
mengadakan usaha menegakkan keadilan itu dengan jalan selalu menganjurkan
menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau pembagian kekayaan diantara anggota
sesuatu yang bersifat kemanusiaan serta mencegah terjadinya sesuatu yang
masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap orang dapat memperoleh bagian yang
berlawanan dengan kemanusiaan [3]. Kualitas terpenting yang harus dipunyainya,
wajar dari kekayaan atau rejeki. Dalam masyarakat yang tidak mengenal batas-batas
ialah rasa kemanusiaan yang tinggi sebagai pancaran dari kecintaannya yang tak
individual, sejarah merupakan perkembangan dialektis yang berjalan tanpa kendali
terbatas pada Tuhan. Di samping itu diperlukan kecakapan yang cukup. Kelompok
daripada pertentangan-pertentangan golongan yang didorong oleh ketidakserasian
orang-orang itu adalah pimpinan masyarakat; atau setidak-tidaknya mereka adalah
antara pertumbuhan kekuatan produksi disatu pihak dan pengumpulan kekayaan
orang-orang yang seharusnya memimpin masyarakat. Memimpin ialah menegakkan
oleh golongan-golongan kecil dengan hak-hak istimewa dilain pihak [9]. Karena
keadilan, menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya, dan dalam waktu
kemerdekaan tak terbatas akan menyatakan dirinya dalam bentuk kebebasan bagi
yang sama menghormati kemerdekaan orang lain dan martabat kemanusiaannya
pihak yang kuat untuk memaksakan persyaratan kerja dan hidup tertentu bagi pihak
sebagai manifestasi kesadaran akan tanggung jawab sosial.
yang lemah, maka kemerdekaan tak terbatas mendorong timbulnya jurang pemisah
4 Negara adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan Pemerintah adalah susunan antara kekayaan dan kemiskinan yang semakin dalam. Dalam proses selanjutnya -
masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu Pemerintah lah yang yaitu bila sudah mencapai batas maksimal- pertentangan golongan itu akan
pertama-tama berkewajiban menegakkan kadilan. Maksud semula dan fundamental menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial dan membinasakan kemanusiaan dan
daripada didirikannya Negara dan Pemerintahan ialah guna melindungi manusia peradabannya [10].
yang menjadi warga negaranya daripada kemungkinan perusakan terhadap
7 Dalam masyarakat yang tidak adil, kekayaan dan kemiskinan akan terjadi dalam
kemerdekaan dan harga diri sebagai manusia. Sebaliknya setiap orang harus
kualitas dan proporsi yang tidak wajar. Sekalipun realita selalu menunjukkan
mengambil bagian yang bertanggungjawab dalam masalah-masalah Negara atas
perbedaan-perbedaan antara manusia dalam kemampuan fisik maupun mental,
dasar persamaan yang diperoleh melalui Demokrasi. Pada dasarnya masyarakat
namun dalam kemiskinan dalam masyarakat dengan Pemerintah yang tidak
dengan masing-masing pribadi yang ada didalamnya haruslah memerintah dan
menegakkan keadilan adalah keadilan yang merupakan perwujudan dari adanya
memimpin diri sendiri [4]. Oleh karena itu Pemerintah haruslah merupakan
kezaliman. Orang-orang kaya menjadi pelaku daripada kezaliman sedangkan orang-
kekuatan pimpinan yang lahir dari masyarakat sendiri. Pemerintah harusl
orang miskin dijadikan sasaran atau korbannya. Oleh karena itu sebagai yang
demokratis, berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Menjalankan
menjadi sasaran kezaliman, orang-orang miskin berada dipihak yang benar.
kebijaksanaannya atas persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan dimana
Pertentangan antara kaum kaya dan kaum miskin menjadi pertentangan antara kaum
keadilan dan martabat kemanusiaan tidak terganggu [5]. Kekuatan yang sebenarnya
yang menjalankan kezaliman dan yang dizalimi. Dikarenakan kebenaran pasti
di dalam Negara ada ditangan rakyat, dan Pemerintah harus bertanggung jawab
menang terhadap kebatilan, maka pertentangan itu disudahi dengan kemenangan
kepada rakyat.
tak terhindarkan bagi kaum miskin, kemudian mereka memegang tampuk pimpinan
5 Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas keinginan-keinginan dan dalam masyarakat [11].
kepentingan-kepentingan pribadi yang tak mengenal batas (hawa nafsu). Adalah
81
8 Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh termasuk pemenuhan kebutuhan yang ada secara instrinsik pada rohani manusia
Kapitalisme. Dengan Kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras orang- yang mendalam, yaitu kebutuhan spiritual berupa pengabdian yang bersifat mutlak
orang yang berjuang mempertahankan hidupnya karena kemiskinan, kemudian [18]. Pengabdian itu jika tidak tersalurkan secara benar kepada Tuhan Yang Maha
merampas hak-haknya secara tidak sah, berkat kemampuannya untuk memaksakan Esa tentu tersalurkan ke arah sesuatu yang lain. Dan membahayakan kemanusiaan.
persyaratan kerja dan hidup kepada mereka. Oleh karena itu, menegakkan keadilan Dalam hubungan itu telah terdahulu keterangan tentang syirik yang merupakan
mencakup pemberantasan Kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada kejahatan fundamental terhadap kemanusiaan.
sekelompok kecil masyarakat [12]. Sesudah syirik, kejahatan terbesar kepada
12 Dalam masyarakat yang adil mungkin masih terdapat pembagian manusia menjadi
kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya yang tidak
golongan kaya dan miskin. Tetapi hal itu terjadi dalam batas-batas kewajaran dan
benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti jalan Tuhan [13]. Maka
kemanusian, dengan perpautan kekayaan dan kemiskinan yang mendekat. Hal itu
menegakkan keadilan ialah membimbing manusia ke arah pelaksanaan tata
sejalan dengan dibenarkannya pemilikan pribadi (private ownership) atas harta
masyarakat yang akan memberikan kepada setiap orang kesempatan yang sama
kekayaan dan adanya perbedaan-perbedaan tak terhindarkan dari kemampuan-
untuk mengatur hidupnya secara bebas dan terhormat (amar ma'ruf) dan
kemampuan pribadi, fisik maupun mental [19].
pertentangan terus menerus terhadap segala bentuk penindasan kepada manusia
kepada kebenaran asasinya dan rasa kemanusiaan (nahi munkar). Dengan perkataan 13 Walaupun demikian usaha-usaha kearah perbaikan dalam pembagian rejeki ke arah
lain harus diadakan restriksi-restriksi atas cara-cara memperoleh, mengumpulkan yang merata tetap harus dijalankan oleh masyarakat. Dalam hal ini Zakat adalah
dan menggunakan kekayaannya itu. Cara yang tidak bertentangan dengan penyelesaian terakhir masalah perbedaan kaya dan miskin itu. Zakat dipungut dari
kamanusiaan diperbolehkan (yang ma'ruf dihalalkan) sedangkan cara yang orang-orang kaya dalam jumlah presentase tertentu untuk dibagikan kepada orang
bertentangan dengan kemanusiaan dilarang (yang munkar diharamkan) [14]. miskin [20]. Zakat dikenakan hanya atas harta yang diperoleh secara benar, sah dan
halal saja. Sedang harta kekayaan yang haram tidak dikenakan zakat tetapi harus
9 Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu masyarakat yang
dijadikan milik umum guna manfaat bagi rakyat dengan jalan penyitaan oleh
tidak menjalankan prisip Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam hal ini mengaku ber-
Pemerintah. Oleh karena itu, sebelum penarikan Zakat dilakukan terlebih dahulu
Ketuhanan Yang Maha Esa tetapi tidak melaksanakannya sama nilainya dengan
harus dibentuk suatu masyarakat yang adil berdasarkan Ketuhanan Tuhan Yang
tidak ber-Ketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai tidak dapat dikatakan hidup
Maha Esa, dimana tidak lagi didapati cara memperoleh kekayaan secara haram,
sebelum menyatakan diri dalam amal perbuatan yang nyata [15].
dimana penindasan atas manusia oleh manusia dihapuskan [21].
10 Dalam suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tempat
14 Sebagaimana ada ketetapan tentang bagaimana harta kekayaan itu diperoleh, juga
tunduk dan menyerahkan diri, manusia dapat diperbudak antara lain oleh harta
ditetapkan bagaimana mempergunakan harta kekayaan itu. Pemilikan pribadi
benda. Tidak lagi seorang pekerja menguasai hasil pekerjaanya, tetapi justru dikuasai
dibenarkan hanya jika hanya penggunaan hak itu tidak bertentangan dengan
oleh hasil pekerjaan itu. Produksi seorang buruh memperbesar kapital majikan, dan
kepentingan masyarakat. Dalam hal bertentangan, pemilihan pribadi menjadi batal,
kapital itu selanjutnya lebih memperbudak buruh. Demikian pula terjadi pada
dan pemerintah berhak mengajukan konfiskasi.
majikan; bukan ia menguasai kapital tetapi kapital itulah yang menguasainya. Kapital
atau kekayaan telah menggenggam dan memberikan sifat-sifat tertentu seperti 15 Seseorang dibenarkan mempergunakan harta kekayaan dalam batas-batas tertentu.
keserakahan, ketamakan dan kebengisan. Yaitu dalam batas tidak kurang tetapi juga tidak melebihi rata-rata penggunaan
dalam masyarakat [22]. Penggunaan yang berlebihan (tabzier atau israf) bertentangan
11 Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar ma'ruf nahi munkar
dengan perikemanusiaan [23]. Kemewahan selalu menjadi provokasi terhadap
sebagaimana diterangkan dimuka, tetapi juga melalui pendidikan yang intensif
pertentangan golongan dalam masyarakat yang berakibat destruktif [24]. Sebaliknya
terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai kebenaran dan menyadari secara
penggunaan kurang dari rata-rata masyarakat (taqtir) merusakkan diri sendiri dalam
mendalam akan adanya Tuhan. Sembahyang merupakan pendidikan yang kontinyu,
masyarakat disebabkan membekunya sebagian dari kekayaan umum yang dapat
sebagai bentuk formal peringatan kepada Tuhan. Sembahyang yang benar akan
digunakan untuk manfaat bersama [25].
lebih efektif dalam meluruskan dan membetulkan garis hidup manusia, sebab ia
mencegah kekejian dan kemungkaran [16]. Jadi sembahyang merupakan penopang 16 Hal itu semuanya merupakan kebenaran karena pada hakekatnya seluruh harta
hidup yang benar [17]. Sembahyang menyelesaikan masalah-masalah kehidupan, kekayaan ini adalah milik Tuhan [26]. Manusia seluruhnya diberi hak yang sama atas
82
kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang wajar dari padanya [27]. Pemilikan oleh kebenaran itu menyatakan dirinya dan diketemukan di dalam alam dari sejarah umat
seseorang (secara benar) hanya bersifat relatif sebagai amanah dari Tuhan. manusia.
Penggunaan harta itu sendiri harus sejalan dengan yang dikehendaki Tuhan, yaitu
4 Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-
untuk kepentingan umum [28]. Maka kalau terjadi kemiskinan, orang-orang miskin
kebenaran itu. Dengan menggunakan kekuatan intelejensinya dan dengan dibimbing
diberi hak atas sebagian harta orang-orang kaya, terutama yang masih dekat dalam
oleh hati nuraninya, manusia dapat menemukan kebenaran-kebenaran dalam
hubungan keluarga [29]. Adalah kewajiban Negara dan masyarakat untuk melindungi
hidupnya. Sekalipun relative, namun kebenaran-kebenaran itu merupakan tonggak
kehidupan keluarga dan memberinya bantuan dan dorongan. Negara yang adil
sejarah yang mesti dilalui dalam perjalanan menuju Kebenaran Mutlak. Dan
menciptakan persyaratan hidup yang wajar sebagaimana diperlukan oleh pribadi-
keyakinan akan adanya Kebenaran Mutlak itu sendiri pada suatu saat dapat dicapai
pribadi agar dia dan keluarganya dapat mengatur hidupnya secara terhormat sesuai
oleh manusia, yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh alam dan
dengan keinginannya untuk dapat menerima tanggungjawab atas kegiatan-
sejarahnya sendiri [5].
kegiatnnya. Dalam prakteknya, hal itu berarti bahwa Pemerintah harus membuka
jalan yang mudah dan kesempatan yang sama kearah pendidikan kecakapan yang 5 Jadi ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh. Hanya mereka yang
wajar kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian kekayaan bangsa yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan dapat berjalan diatas kebenaran-kebenaran, yang
pantas. menyampaikannya kepada kepatuhan tanpa reserve kepada Tuhan Yang Maha Esa
[6]. Dengan Iman dan keluasan ilmu pengetahuan manusia mencapai puncak
kemanusiaan yang tertinggi [7].
VII. KEMANUSIAAN DAN ILMU PENGETAHUAN
6 Ilmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai oleh manusia secara benar tentang
1 Dari seluruh uraian yang telah di kemukakan, dapatlah disimpulkan dengan pasti dunia sekitarnya dan dirinya sendiri. Hubungan yang benar antara manusia dan alam
bahwa inti dari pada kemanusiaan yang suci ialah Iman dan kerja kemanusiaan atau sekelilingnya ialah hubungan penguasaan dan pengarahan. Manusia harus menguasai
Amal Saleh [1]. Iman dalam pengertian kepercayaan akan adanya Kebenaran Mutlak alam dan masyarakat, guna dapat mengarahkanya kepada yang lebih baik.
yaitu Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadikan satu-satunya tujuan hidup dan Penguasaan dan kemudian pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa
tempat pengabdian diri yang terakhir dan mutlak. Sikap itu menimbulkan kecintaan pengetahuan tentang hukum-hukumnya yang tetap (Sunnatullah). Manusia harus
tak terbatas pada kebenaran, kesucian dan kebaikan yang menyatakan dirinya dalam memahami alam dengan hukum-hukumnya yang berlaku agar dapat menguasai dan
sikap perikemanusiaan. Sikap perikemanusiaan menghasilkan amal saleh, artinya menggunakanya bagi kemanusiaan. Sebab alam tersedia bagi ummat manusia bagi
amal yang bersesuaian dengan dan meningkatkan kemanusiaan. Sebaik-baik manusia kepentingan pertumbuhan kemanusiaan. Hal itu tidak dapat dilakukan kecuali
ialah yang berguna untuk sesamanya. Tapi bagaimana amal itu harus dilakukan dengan mengerahkan kemampuan intelektualitas atau rasionya [8]. Demikian pula
manusia? manusia harus memahami sejarah dengan hukum-hukum yang tetap [9]. Hukum
sejarah yang tetap (Sunnatullah untuk sejarah) yaitu pada garis besarnya ialah bahwa
2 Sebagaimana setiap perjalanan ke arah suatu tujuan ialah gerak ke depan, demikian
manusia akan menemui kejayaan jika setia kepada kemanusiaan fitrinya dan
pula perjalanan ummat manusia atau sejarah adalah gerak maju kedepan. Maka
menemui kehancuran jika menyimpang daripadanya dengan menuruti hawa nafsu
semua nilai dalam kehidupan ini relatif adanya berlaku untuk suatu tempat dan
[10]. Tetapi cara-cara perbaikan hidup sehingga terus-menerus maju ke arah yang
suatu waktu tertentu. Demikianlah segala sesuatu berubah, tidak langgeng, kecuali
lebih baik sesuai dengan fitrah adalah masalah pengalaman. Pengalaman ini harus
tujuan akhir dari segala yang ada yaitu Kebenaran Mutlak (Tuhan) [2]. Jadi semua
ditarik dari masa lampau, untuk dapat mengerti masa sekarang dan
nilai yang benar adalah bersumber atau dijabarkan dari ketentuan-ketentuan/
memperhitungkan masa yang akan datang [11]. Menguasai dan mengarahkan
hukum-hukum Tuhan [3].
masyarakat ialah mengganti kaidah-kaidah umumnya dan membimbingnya ke arah
3 Oleh karena itu manusia yang berikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak. Gerak kemajuan dan kebaikan.
itu tidak lain daripada gerak maju ke depan (progresif). Dia adalah dinamis, tidak
statis. Dia bukanlah seorang tradisionalist, apalagi reaksioner [4]. Dia menghendaki
perubahan yang terus menerus sejalan dengan arah menuju Kebenaran Mutlak. Dia
senantiasa mencari kebenaran-kebenaran selama perjalanan hidupnya. Kebenaran-
83
VIII. KESIMPULAN DAN PENUTUP kecintaan kepada Tuhan. Perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan
menuntut ketabahan, kesabaran, dan pengorbanan. Dan dengan jalan itulah
Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara garis besar
kebahagiaan dapat diwujudkan dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu
sebagai berikut:
persyaratan bagi berhasilnya perjuangan adalah adanya barisan yang merupakan
I. Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau Iman kepada Allah, Tuhan Yang bangunan yang kokoh kuat. Mereka terikat satu sama lain oleh persaudaraan dan
Maha Esa dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya, yaitu Takwa. solidaritas yang tinggi, dan oleh sikap yang tegas kepada musuh-musuh dari
Iman dan takwa bukanlah nilai yang statis dan abstrak. Nilai-nilai itu mamancar kemanusiaan. Tetapi justru demi kemanusiaan mereka adalah manusia yang
dengan sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagi kemanusiaan atau amal saleh. toleran. Sekalipun mengikuti jalan yang benar, mereka tidak memaksakan kepada
Iman tidak memberi arti apa-apa bagi manusia jika tidak disertai dengan usaha- orang lain atau golongan lain.
usaha dan kegiatan-kegiatan yang sungguh-sungguh untuk menegakkan
V. Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan proses perkembangan yang
perikehidupan yang benar dalam berperadaban dan berbudaya.
permanen. Perjuangan kemanusiaan berusaha agar perubahan dan
II. Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau perkembangan dalam masyarakat selalu mengarah kepada yang lebih baik, lebih
pengabdian formil kepada Tuhan. Ibadah mendidik individu agar tetap ingat dan benar. Oleh sebab itu, manusia harus mengetahui arah yang benar dari pada
taat kepada Tuhan dan berpegang teguh kepada kebenaran sebagaimana perkembangan peradaban disegala bidang. Dengan perkataan lain, manusia harus
dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang menyangkut bentuk mendalami dan selalu mempergunakan ilmu pengetahuan. Kerja manusia dan
dan cara beribadah menjadi wewenang penuh daripada agama tanpa adanya hak kerja kemanusiaan tanpa ilmu tidak akan mencapai tujuannya, sebaliknya ilmu
manusia untuk mencampurinya. Ibadat yang terus menerus kepada Tuhan tanpa rasa kemanusiaan tidak akan membawa kebahagiaan bahkan mungkin
menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengah alam dan masyarakat menghancurkan peradaban. Ilmu pengetahuan adalah karunia Tuhan yang besar
sesamanya. Ia tidak melebihkan diri sehingga mengarah kepada kedudukan artinya bagi manusia. Mendalami ilmu pengetahun harus didasari dengan sikap
Tuhan dengan merugikan kemanusiaan orang lain, dan tidak mengurangi terbuka. Mampu menangkap perkembangan pemikiran tentang kehidupan
kehormatan dirinya sebagai makhluk tertinggi dengan akibat perbudakan diri berperadaban dan berbudaya. Kemudian mengambil dan mengamalkan
kepada alam maupun orang lain Dengan ibadat manusia dididik untuk memiliki diantaranya yang terbaik.
kemerdekaannya, kemanusiaannya dan dirinya sendiri; sebab ia telah berbuat
Dengan demikian, tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana, yaitu ber-Iman,
ikhlas, yaitu pemurniaan pengabdian kepada Kebenaran semata.
ber-Ilmu dan ber-Amal.
III. Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad,
usaha yanag sungguh-sungguh secara esensial menyangkut kepentingan manusia
secara keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun waktu. Yaitu menegakkan
Billaahit taufiq wal hidayah,
keadilan dalam masyarakat sehingga setiap orang memperoleh harga diri dan
Walhamdu lillahi Rabbil ‘alamin.
martabatnya sebagai manusia. Hal itu berarti bahwa usaha yang terus menerus
harus dilakukan guna mengarahkan masyarakat kepada nilai-nilai yang lebih baik,
lebih maju dan lebih insani; usaha itu ialah "amar ma'ruf”, disamping usaha lain
untuk mencegah segala bentuk kejahatan dan kemerosotan nilai-nilai
kemanusiaan atau nahi mungkar. Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan yang
lebih nyata ialah pembelaan kaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin pada
umumnya serta usaha-usaha kearah penungkatan nasib dan taraf hidup mereka
yang wajar dan layak sebagai manusia.
IV. Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan melahirkan
Jihad, yaitu sikap berjuang. Perjuangan itu dilakukan dan ditanggung bersama
oleh manusia dalam bentuk gotong royong atas dasar kemanusiaan dan
84
NILAI – NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP) itu mengingkari landasan ideologis organisasi yang berbasis Islam. Dan materi
dasar-dasar kepercayaan yang selama ini bersifat dogmatis karena pembuktian
- COMPLEMENTARY VERSION -
wujud melalui pemahaman teks yang justru membawa paradigma determenistik
dan jauh dari prinsip-prinsip rasionalitas. Olehnya itu terjadi pengayaan
KATA PENGANTAR
pendekatan dalam membuktikan esensialitas ajaran Islam secara logis dengan
Nilai Dasar Perjuangan adalah sebuah landasan filosofis dan ideologis sekaligus pendekatan deduktif.
sebagai spirit perjuangan dari organisasi sehingga setiap kader HMI harus mampu
Adapun pengayaan lanjut dalam materi nilai dasar perjuangan adalah pertama:
memahami nilai dasar perjuangan bukan hanya pada tataran yang formal tapi juga
Hakikat penciptaan dan eskatologi, materi ini mengurai tentang hakikat
secara substansial sehingga tidak ada kontradiksi pada tataran konsep dan taktis
penciptaan manusia dan pembuktian secara rasional akan adanya hari kebangkitan
melainkan sebuah keserasian antara landasan konseptual yang diterjemahkan pada
dengan argumentasi yang logis dengan prinsip-prinsip yang rasional, kedua:
wilayah starategis dan kebijakan yang taktis atau operasional.
manusia dan nilai kemanusiaan, materi ini mengurai tentang manusia sebagai
Setiap generasi bertanggung jawab pada sejarah yang yang menyertainya, dan khalifah dalam alam makrokosmos dilihat dari berbagai persfektip tentunya dalam
progressifitas perubahan menjadi keniscayaan dari setiap sejarah. Begitu halnya kaca mata Qur,an melihat manusia, apa ukuran manusia itu dikatakan sempurna
dengan sebuah organisasi ataupun suatu lembaga pasti diwarnai dengan apakah dalam dimensi fisiologis atau dalam dimensi sprtitual, Al-qur’an melihat
perubahan, dan organisasi yang tidak mampu mengikuti pola perubahan yang bahwa ukuran kesempuraan terletak dalam dimensi spritualitas bukan fisiologis
terjadi pada zamannya, maka dia akan tertinggal jauh dan menjadi organisasi yang seperti yang banyak diungkapkan oleh pemikir-pemikir barat yang berbasis
terbelakang, sehingga wacana perubahan adalah identik dengan parsialitas materialistik. Selanjutnya penjabaran meteri dari kemerdekaan manusia dan
perubahan yang niscaya harus direspon. Tuntutan inilah yang mendorong keniscyaan universal, individu dan masyarakat, keadilan ekonomi dan keadilan
keterbukaan dan progresifitas, karena wacana yang anti kepada perubahan adalah sosial dan sains islam mengalami perubahan pada materi yang secara substansial
kejumudan, ketertutupan terhadap realitas yang mengalami perubahan dan adalah turunan dan penjabaran lebih jauh dari perubahan meteri dari hakikat
cenderung bersifat status quo dalam memapankan kekuasaan. Bakornas LPL HMI penciptaan dan eskatologi dan manusia dan nilai-nilai kemanusiaan, yang tentunya
dalam melihat wacana perubahan yang terjadi dalam spirit organisasi perlu dengan uraian materi yang saling terkait antara sub-sub bab masing-masing dalam
mengadakan sebuah perubahan dalam pengkaderan yang tentunya berlandaskan kerangka yang sistematis.
dengan nilai-nilai yang ada dalam organisasi Himpunan Mahsiswa Islam (HMI),
Pada kesempatan ini secara khusus Bakornas LPL HMI mengucapkan terima
maka dengan itu kami mencoba memfasilitasi kader-kader HMI yang masih tetap
kasih kepada Kanda Muhammad Anwar (Cak Konyak) selaku Kabid PA PB HMI
eksis dalam dunia perkaderan untuk memformat ulang materi-materi dalam Nilai
Priode 2003-2005 yang telah memberikan support penuh sehingga terlaksananya
Dasar Perjuangan (NDP) yang menjadi rekomendasi kongres. Sebagai langkah
penulisan pengayaan materi NDP ini. Selain itu kepada Badko HMI Nusra dan
kongkrit maka kami dari Bakornas LPL HMI mengadakan semiloka Pendalaman
HMI Cabang Makasar Timur yang telah memfasilitasi proses penulisan teks NDP,
NDP di Mataram, yang kemudian menghasilkan draf materi dan pembentukan tim
serta pihak-pihak lain yang turut membantu proses pengayaan materi NDP ini,
8 untuk kemudian menggodok lebih lanjut materi NDP. Proses penyempurnaan
semoga Allah SWT membalas dengan setimpal.
draft narasi yang menjadi kelanjutan forum di mataram selanjutnya digelarlah
pendalaman dan finalisasi penulisan draft NDP yang diadakan oleh Bakornas yang Demikianlah pengantar dari Bakonas LPL PB HMI, mudah-mudahan kerja keras
bekerja sama dengan tim 8 di cabang Makasar Timur. dan niat yang tulus ini mendapatkan Ridho dan Berkah-NYA serta bermanfaat
buat kader-keder HMI dalam menata lebih jauh format pengkaderan di organisasi
Dari hasil materi tersebut sepenuhnya nilai dasar perjuangan HMI tidaklah
yang tercinta ini. Yakin Usaha Sampai.
mengalami perubahan yang radikal kecuali hanya beberapa tema yang mengalami
perubahan dan terdapat beberapa tema-tema tambahan khususnya materi Billahi Taufiq Walhidayah,
landasan dan kerangka Berpikir dan dasar-dasar kepercayaan. Materi ini dianggap BAKORNAS LPL HMI:
penting karena secara substansial materi ini dapat mengantarkan kita berpikir
induktif yang ukuran kebanaran hanya dalam batas yang material dan ENCEF HANIF AHMAD (Ketua Umum)
mengarahkan kita kepada tidak meyakini hal-hal yang sifatnya metafisika dan hal HASBULLAH (Sekertaris Umum)

99
BAB I : LANDASAN DAN KERANGKA BERFIKIR yang ditolaknya adalah bila keduanya (pengalaman dan teks-teks kitab) itu
merupakan landasan atau kriteria dasar dalam setiap penilaian hal-hal ilmiah
Dalam benak/pikiran manusia terdapat sejumlah gagasan-gagasan baik yang filosofis maupun teologis.
bersifat tunggal (seperti gagasan kita tentang Tuhan, Dewa, malaikat, surga,
neraka, kuda, batu, putih, gunung dan lain-lain) maupun majemuk (seperti gagasan Bagi mazhab pertama (‘metafisika Islam’) pengalaman inderawi atau data
kita tentang Tuhan Pengasih, Dewa Perusak, Malaikat pembawa wahyu, kuda eksperimen merupakan informasi-informasi yang sangat perlu dalam upaya kita
putih, gunung batu dan lain-lain). Bentuk pengetahuan-pengetahuan ini disebut mengetahui aspek sekunder dari alam materi. Atau dengan kata lain data
pengetahuan tasawwur (konsepsi). Seluruh bentuk-bentuk proposisi keyakinan eksperimen atau pengalaman inderwi sangatlah dibutuhkan bila obyek
atau kepercayaan apapun pada awalnya hanyalah merupakan bentuk konsepsi pembahasan kita adalah khusus mengenai hal-hal yang sebagian bersifat ilmiah
sederhana ini. Mengapa bisa demikian? Hal ini karena adalah mustahil seseorang dan sebagian lagi bersifat filosofis. Adapun teks-teks kitab suci sangatlah
dapat meyakini atau menpercayai sesuatu jika sesuatu itu pada awalnya bukan dibutuhkan dalam upaya kita mengetahuai aspek sekunder dari keadaan-keadaan
merupakan sebuah konsepsi baginya. (kondisi objektif) seperti alam gaib, akhirat, kehendak-kehendak suci Tuhan atau
dengan kata lain jika obyek pembahasan kita berkenaan dengan sebagian dari
Tetapi pengetahuan tasawwur (Konsepsi) sebagaimana telah diketahui hanyalah obyek filosofis (metafisika dan teologi) yang dalam hal ini pengalaman inderawi
merupakan gagasan-gagasan sederhana yang di dalamnya belum ada penilaian atau eksperimen tak dibutuhkan sama sekali. Karena itu dalam kerangka berfikir
maka itu ia dapat saja benar atau salah. Oleh karenanya seseorang tidak Islam, kedua data di atas (data pengalaman inderawi atau eksperimen dan teks-teks
diperkenankan untuk merasa puas hanya dengan pengetahuan konsepsi. tetapi ia kitab suci) merupakan premis-premis minor dalam sistematika deduktif. Pada
harus melangkah untuk mendapatkan pengetahuan yang bersifat yakin yaitu akhirnya tak dapat diingkari bahwa dari mazhab metafisika Islam yang
pengetahuan-pengetahuan tasdhiqi. Dalam artian bahwa ia harus melakukan suatu berlandaskan prima principia dan hukum objektif kausalitas serta kerangka
proses penilaian terhadap setiap gagasan-gagasan (baik tunggal maupun majemuk) deduktifnya merupakan satu-satunya landasan berfikir di dalam menilai segala
atau konsepsinya itu agar dapat diyakini. Lantas, pertanyaannya adalah apa sesuatu. Tanpa pengetahuan dasar tersebut mustahil ada pengetahuan tasawwur
landasan pokok penilaian kita di dalam menilai seluruh gagasan-gagasan kita yang (konsepsi) maupun tasdhiq (assent) apapun. Tak dapat dibayangkan apa yang
mana kebenarannya mestilah bersifat mutlak dan pasti? Dalam kanca perdebatan terjadi bila doktrin dari metafisika Islam ini bukan merupakan watak wujud
filosofis ketika para pemikir mencoba menjawab hal pokok ini terbentuklah tiga (realitas objektif) yang mengatur segala sesuatu termasuk pikiran? Maka kebenaran
mazhab berdasarkan doktrinnya masing-masing. Ketiga mazhab itu adalah dapat menjadi sama dengan kesalahannya, bahwa setiap peristiwa dapat terjadi
pertama, mazhab ‘metafisika Islam’ dengan doktrin aqliahnya, kedua, mazhab tanpa ada sebabnya. Bila demikian adanya maka tentu meniscayakan mustahilnya
emperisme dengan doktrin emperikalnya dan ketiga, mazhab skriptualisme dengan penilaian. Mengapa demikian? Karena watak penilaian adalah ingin diketahuinya
doktrin tekstualnya. Metafisika Islam dalam hal ini menjadikan prima principia dan “sesuatu itu (konsepsi) apakah ia benar atau salah” atau ingin diketahuinya
kausalitas serta metode deduktif sebagai kerangka berfikirnya. Adapun mazhab “mengapa dan kenapa sesuatu itu dapat terjadi”. Artinya, jika pengetahuan dasar
emperisme menjadikan pengalaman inderawi atau eksperimen sebagai landasan tersebut bukan merupakan watak dan hukum realitas yang mengatur segala
dalam menilai segala sesuatu dimana induktif sebagai kerangka berfikirnya. sesuatu termasuk pikiran maka seluruh bangunan pengetahuan manusia baik di
Sementara mazhab skriptualisme menjadikan teks-teks kitab suci sebagai landasan bidang ilmiah, filosofis dan teologi menjadi runtuh dan tak bermakna.
dalam menilai segala sesuatu serta tekstual dalam kerangka berfikirnya.
BAB II: DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
Mazhab kedua (empirisme) menolak seluruh bentuk landasan dan kerangka
berfikir kedua mazhab yang lain. Begitu pula bagi mazhab ketiga (skriptualisme), Manusia adalah mahluk percaya. Pada kadarnya masing-masing, setiap mahluk
mereka skeptis terhadap landasan dan kerangka berfikir kedua mazhab yang lain. telah memiliki kepercayaan/kesadaran berupa prinsip-prinsip dasar yang niscaya
Adapun bagi mazhab pertama (metafisika Islam), mereka tidak menolak lagi rasional yang diketahui secara intuitif (common sense) yang menjadi
sumbangsih-informasi dari teks-teks kitab suci dan pengalaman inderawi atau Kepercayaan utama makhluk sebelum ia merespon segala sesuatu diluar dirinya.
eksperimen yang dijadikan landasan berfikir bagi kedua mazhab yang lain tetapi Dengan bekal ini, manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan mempercayai

100
pengetahuan-pengetahuan baru melalui aktivitas berpikir. Berpikir adalah aktivitas manusia pada sesuatu yang mahasempurna (Al-Haqq/Tuhan). Maka dapatlah
khas manusia dalam upaya memecahkan masalah-masalah dengan modal prinsip- disimpulkan bahwa hanya satu agama saja yang benar. Dengan argumentasi diatas,
prinsip pengetahuan sebelumnya. Memiliki sebuah kepercayaan yang benar, yang manusia diantarkan pada konsekwensi memilih dan mengikuti agama yang telah
selanjutnya melahirkan tata nilai, adalah sebuah kemestian bagi perjalanan hidup terbukti secara argumentatif.
manusia. pada hakikatnya, perilaku manusia yang tidak peduli untuk
berkepercayaan benar dan Manusia yang berkepercayaan salah atau dengan cara Diantara berbagai dalil yang dapat diajukan, membicarakan keberadaan Tuhan
yang salah tidak akan mengiringnya pada kesempurnaan. Maka mereka tidak adalah hal yang paling prinsipil. Keberadaan dan perbedaan agama satu dengan
ubahnya seperti binatang. Manusia harus menelaah secara objektif sendi-sendi yang lainnya di tentukan oleh sosok “Tuhan“ tersebut. yang pasti, ciri-ciri
kepercayaannya dengan segala potensi yang dimilikinya. Kajian yang mendalam keberadaan Tuhan (pencipta / khaliq). Bertolak belakang dengan ciri-ciri khas
tentang kepercayaan sebagai sebuah konsep teoritis akan melahirkan sebuah manusia (Yang diciptakan/ makhluq). Bila manusia adalah maujud tidak
kesadaran bahwa manusia adalah maujud yang mempunyai hasrat dan cita-cita sempurna, bermateri, tersusun, terbatas, terindera, dan bergantung, maka tuhan
untuk menggapai kebenaran dan kesempurnaan mutlak, bukan nisbi. Artinya, ia adalah zat yang mahasempurna, immateri, tidak tersusun, sederhana, tidak terdiri
mencari Zat Yang Mahatinggi dan Mahasempurna (Al-Haqq). Ada berbagai dari bagian, tidak terindera secara material, dan tunggal (Esa/Ahad). Dengan
macam pandangan yang menjelaskan tentang ketiadaan kebenaran dan demikian diketahuilah bahwa manusia dapat mengetahui ciri-ciri umum Tuhan,
kesempurnaan mutlak (Zat yang maha sempurna) tersebut sehingga mereka namun mustahil dapat mengetahui materi Zat-Nya. Manusia mengklaim dapat
menganggap bahwa alam ini terjadi dengan sendirinya (kebetulan) tidak ada yang menjangkau zat Tuhan, sesungguhnya telah membatasi Tuhan dengan Rasionya
mengadakannya. Metafisika Islam dengan Prima principianya sebagai prinsip dasar (reason). Segala sesuatu yang terbatas, pasti bukan Tuhan. Ketika manusia
dalam berpikir mampu menyelesaikan perdebatan itu dengan penjelasan menyebut “Dia Mahabesar“. Sesungguhnya Ia lebih besar dari seluruh konsepsi
Kemutlakan WUJUD (ADA)-nya, dimana Wujud adalah sesuatu yang jelas manusia tentang kebesaran-Nya. Berdasarkan hal tersebut, potensialitas akal
keberadaannya dan Tunggal karena selain keberadaan adalah ketiadaan sehingga (Intelect) manusia dalam mengungkap hakikat zat-Nya menyiratkan bahwa pada
apabila ada sesuatu selain ADA maka itu adalah ketiadaan dan itu sesuatu yang dasarnya seluruh makhluk diciptakan oleh-Nya sebagai manifestasi diri-Nya (inna
mustahil karena ketiadaan tidak memiliki keberadaan. Manusia - yang terbatas - lillahi) yang kemudian akan kembali kepada-Nya (wa inna ilaihi raji’un) sebagai
tidak sempurna – tergantung - memerlukan sebuah sistem nilai yang sempurna realisasi kerinduan manusia akan keabadian kesempurnaaan, kebahagiaan mutlak.
dan tidak terbatas sebagai sandaran dan pedoman hidupnya. Sistem nilai tersebut Keinginan untuk merefleksikan ungkapan terima kasih dan beribadah kepada
harus berasal dari ke-ADA-an (Zat Yang Mahasempurna) yang segala atributnya Tuhan Yang Mahaesa menimbulkan kesadaran bahwa Ia Yang Mahaadil mesti
berbeda dengan mahluk. Konsekuensi akan kebutuhan asasi manusia pada sosok membimbing umat manusia tentang cara yang benar dan pasti dalam berhubungan
Mahasempurna ini menegaskan bahwa sesuatu itu harus dapat dijelaskan oleh dengan-Nya. Pembimbing Tuhan kepada setiap mahluk berjalan sesuai dengan
argumentasi-argumentasi rasional, terbuka, dan tidak doktriner. Sehingga, semua kadar potensialitasnya dalam suatu cara perwujudan yang suprarasional (wahyu)
lapisan intelektual manusia tidak ada yang sanggup menolak eksistensi-Nya. diberikan khusus kepada hamba-hamba-Nya yang memiliki ketinggian spritual.
Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa Sang Mahasempurna itu Relasi konseptual tentang ke-Mahabijaksana-an Tuhan untuk membimbing
diklaim oleh berbagai lembaga kepercayaan (agama) di dunia ini dengan berbagai makhluk secara terus menerus dan kebutuhan abadi makhluk akan bimbingan
konsep, istilah dan bentuk. Simbol-simbol agama yang berbeda satu sama lain memestikan kehadiran sosok pembimbing yang membawa risalah-Nya (rasul),
tersebut menyiratkan secara tersurat beberapa kemungkinan: semua agama itu yang merupakan hak prerogatif-Nya. Rasul adalah cerminan Tuhan di dunia.
benar; semua agama itu salah; atau, hanya ada satu agama yang benar. Kepatuhan dan kecintaan makhluk kepada mereka adalah niscaya. Pengingkaran
kepada mereka identik dengan pengingkaran kepada Tuhan. Bukti kebenaran rasul
Agama-agama yang berbeda mustahil memiliki sosok Mahasempurna yang sama, untuk manusia ditunjukkan pula oleh kejadian-kejadian kasat mata (empiris) luar
walau memiliki kesamaan etimologis. Sebab, bila sosok tersebut sama, maka biasa (mu’jizat bagi orang-orang awwam) maupun bukti-bukti rasional(mu’jizat
agama-agama itu identik. Namun, kenyataan sosiologis menyebutkan adanya bagi para intelektual) yang mustahil dapat dilakukan oleh manusia lain tanpa
perbedaan pada masing-masing agama. Demikian pula, menilai semua agama itu dipelajari. Pemberian tanda istimewa kepada rasul akan semakin menambah
salah adalah mustahil, sebab bertentangan dengan prinsip kebergantungan keimanan seseorang. Mu’jizat juga sebagai bukti tambahan bagi siapa saja yang

101
tidak mau beriman kepada Tuhan dan pesuruh-Nya, kecuali bila diperlihatkan sesudah mati maka masalah tujuan dari penciptaan harus terlebih dahulu kita
kepadanya hal-hal yang luar biasa. Kepatuhan dan keyakinan manusia kepada rasul selesaikan, apakah yang memiliki tujuan dalam penciptaan itu Tuhan ataukah
melahirkan sikap percaya terhadap apa pun yang dikatakan dan diperintahkannya. Makhlukh? Dan kemanakah tujuannya?. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
Keyakinan tentang kitab suci (bacaan atau kumpulan firman Tuhan, disebut Al- tersebut haruslah bersandar pada landasan-landasan metafisika Islam sehingga
quran) yang dibawanya adalah konsekuensi lanjutan. Di dalam kitab suci terdapat konsekwensi-konsekwensi yang dilahirkan dari pilihan jawaban kita akan dapat
keterangan-keterangan tentang segala sesuatu sejak dari alam sekitar dan manusia, terselesaikan dengan tanpa keraguan. Jawaban ini juga yang akan menjelaskan
sampai kepada hal-hal gaib yang tidak mungkin dapat diterima oleh pandangan kepada kita bahwa Tujuan dari seluruh ciptaan adalah bergerak menuju sesuatu
saintifik dan empiris manusia. yang sempurna dan Kesempurnaan Tertinggi adalah Tuhan maka Dia lah yang
menjadi tujuan dari seluruh gerak ciptaan. Bahasan tujuan penciptaan itulah yang
Konsepsi fitrah dan ‘rasio’ tentang Realitas Mutlak (Tuhan) diatas ternyata selaras akan menjadi awal untuk selanjutnya kita masuk dalam pembahasan kehidupan
dengan konsep teoritis tentang Tuhan dalam ajaran-ajaran Muhammad yang sesudah mati (Eskatologi). Asal dan sumber dari kepercayaan tentang adanya hari
mengaku rasul Tuhan yang disembah selama ini. Muhammad mengajarkan kalimat akhirat ini mestilah dibuktikan melalui argumen-argumen filosofis sehingga tidak
persaksian/keimanan (syahadatan) bahwa tidak ada (la) Tuhan (ilah) yang benar ada sedikitpun alasan yang dapat dikemukakan (oleh mereka yang belum
kecuali (illa) Tuhan yang merupakan kebenaran Tunggal/Esa/Ahad (Allah, dari al- mempercayai wahyu Ilahi) untuk meragukannya. Kesungguhan beragama terpacu
ilah). Ia (Muhammad) juga menerangkan bahwa dialah rasul Allah (rasulullah). dengan sendirinya bila kesadaran akan adanya hari akhirat (kehidupan kekal)
Menurut agama yang mengajarkan ketundukan dan kepatuhan pada kebenaran sebagai sesuatu yang mutlak atau pasti terjadi. Sehingga oleh para nabi dan rasul
(Islam) pada ummatnya ini (muslim). Proses pencarian kebenaran dapat ditempuh kepercayaan kepada Ekskatologi (Ma’ad) merupakan prinsip kedua setelah Tauhid.
dengan berbagai jalan, baik filosofis, intuitif, ilmiah, historis, dan lain-lain dengan
memperhatikan ayat-ayat Tuhan yang terdapat di dalam Kitab suci maupun di Tema-tema yang membicarakan masalah kehidupan akhirat ini atau kehidupan
alam ini. Konsekuensi lanjut setelah manusia melakukan pencarian ketuhanan dan sesudah mati dari segi pandangan islam berkenaan dengan maut, kehidupan
kerasulan adalah kecendrungan fitrah dan kesadaran rasionalnya untuk meraih sesudah mati, alam barzakh, hari pengadilan besar, hubungan antara dunia
kebahagiaan. Keabadian, dan kesempurnaan. ketidakmungkinan mewujudkan sekarang dan dunia akan datang, manifestasi dan kekekalan perbuatan manusia
keinginan-keinginan ideal tersebut didalam kehidupan dunia yang bersifat serta ganjaran-ganjarannya, kesamaan dan perbedaan anatara kehidupan dunia
temporal ini melahirkan konsep tentang keberadaan hari akhirat -yang sebelumnya sekarang dan didunia akan datang, argumen-argumen al-Qur’an dan bukti-bukti
dimulai dengan terjadinya kehancuran alam secara besar-besaran (qiyamah/ tentang dunia akan datang, keadilan tuhan, kebijaksanaan tuhan.
kiamat/ hari agama/ yaum al-din)- sebagai konsekuensi logis keadilan Tuhan.
Kiamat merupakan permulaan bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat sejarah Sepanjang kehidupan baik didunia ini maupun diakhirat, kebahagiaan kita sangat
atau duniawi. Disana tidak ada lagi kehidupan historis seperti kebebasan, usaha tergantung pada keimanannya pada hari tersebut. Karena ia mengingatkan
dan tata masyarakat yang menimbulkan ganjaran dosa/pahala. Kehidupan akhirat manusia akan akibat-akibat dari tindakan-tindakannya. Dengan cara ini manusia
merupakan refleksi perbuatan berlandaskan iman, ilmu, dan amal selama di dunia. menyadari bahwa perbuatan-perbuatan, perilaku, pemikiran-pemikiran, perkataan
Dengan kata lain, ganjaran di akhirat adalah kondisi objektif dari relasi manusia dan akhlak manusia mulai dari yang paling besar hingga kepada yang paling kecil,
terhadap Tuhan dan alam. mempunyai awal dan akhir, sebagaimana mahluk manusia itu sendiri. Tetapi
manusia hendaknya tidak berfikir bahwa semuanya itu berakhir pada masa
BAB III: HAKEKAT PENCIPTAAN DAN EKSKATOLOGI (MA’AD) kehidupan dunia ini atau periode ini saja. Sebab segalanya itu tetap ada dan akan
dimintai pertanggung jawaban pada hari periode kedua.
Salah satu prinsip dasar pandangan dunia yang merupakan pondasi penting dari
keimanan Islam adalah kepercayaan akan adanya kebangkitan dihari akhirat Kebahagiaan manusia pada hari itu bergantung pada kepercayaan pada hari atau
(kehidupan sesudah mati). Beriman kepadanya karena merupakan suatu periode kedua tersebut. Karena pada hari kedua (periode kedua tersebut) manusia
persyaratan hakiki untuk dapat disebut muslim. Mengingkari kepercayaan ini dapat akan diganjar atau dihukum sesuai perbuatan-perbuatannya. Itulah sebabnya maka
dipandang sebagai bukan muslim. Sebelum masuk ke bahasan tentang kehidupan menurut islam beriman kepada hari kebangkitan dipandang sebagai tuntutan yang
hakiki bagi kebahagiaan manusia.

102
BAB IV: MANUSIA DAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN pengetahuan merupakan tolak ukurnya. Lantas, apakah dengan demikian orang-
orang seperti Einstein yang paling berilmu tinggi abad 20 atau para sarjana-sarjana
Satu hal yang mesti dilakukan sebelum kita membicarakan hal-hal lain dari itu lebih mulia dari seorang Paulus Yohanes paus II, ibu Tereisa atau Mahadma
manusia adalah sebuah pertanyaan filosofis yang senantiasa hadir pada setiap Ghandi bagi ummatnya masing-masing? Sungguh semua itu termasuk ilmu
manusia itu sendiri, yakni apa sesungguhnya manusia itu? Dari segi aspek apakah pengetahuan – sepanjang peradaban kemanusiaan manusia – tidak mampu
manusia itu mulia atau terhina? Dan apa tolak ukurnya? Tentu manusia bukanlah mengubah dan memperbaiki watak jahat manusia untuk kemudian mengangkatnya
makhluk unik dan sulit untuk dipahami bila yang ingin dibicarakan berkenaan menjadi mulia. Lantas, apa sesunguhnya tolak ukur kemanusian itu? Sungguh dari
dengan aspek basyariah (fisiologis)nya. Karena cukup dengan menpelajari anatomi seluruh bentuk-bentuk konsepsi tentang manusia yang ada di muka bumi tak satu
tubuhnya kita dapat mengetahui bentuk atau struktur terdalamnya. Tetapi manusia pun yang dapat menandingi paradigma (tolak ukur)nya serta tidak ada yang lebih
selain merupakan makhluk basyariah (dimensi fisiologis) dan Annaas (dimensi representatif dalam memupuk psikologisnya kearah yang lebih mulia dari apa yang
sosiologis) ia juga memiliki aspek insan (dimensi psikologis) sebuah dimensi lain ditawarkan Islam. Dalam konsepsi Islam Tuhan (Allah) dipandang sebagai sumber
dari diri manusia yang paling sublim serta memiliki kecenderungan yang paling segala kesempurnaan dan kemulian. Tempat bergantung (tolak ukur) segala
kompleks. Dimensi yang disebut terakhir ini bersifat spritual dan intelektual dan sesuatu. Karena itu pula sebagaimana diketahui dalam konsepsi Islam, manusia
tidak bersifat material sebagaimana merupakan kecenderungan aspek basyarnya. ideal (insan kamil) dipandang merupakan manifestasi Tuhan termulia di muka
bumi dan karenanya ditugaskan sebagai wakil Tuhan yang dikenal sebagai
Dari aspek inilah nilai dan derajat manusia ditentukan dengan kata lain manusia khalifah/nabi atau rosul (QS.2:30). Karena itu, ciri-ciri kemulian Tuhan
dinilai dan dipandang mulia atau hina tidak berdasarkan aspek basyar (fisiologis). tergambar/ termanifestasikan pada dirinya (QS.33:21) sebagai contoh real yang
Sebagai contoh cacat fisik tidaklah dapat dijadikan tolak ukur apakah manusia itu terbaik (uswatun hasanah) dari “gambaran/cerminan” Tuhan di muka bumi
hina dan tidak mulia tetapi dari aspek insanlah seperti pengetahuan, moral dan (QS.68:4). Dengan kata lain bahwa karena Nabi merupakan representasi (contoh)
mentallah manusia dinilai dan dipahami sebagai makhluk mulia atau hina. Tuhan di muka bumi bagi manusia dengan demikian nabi/rosul/khalifah sekaligus
merupakan representasi yakni insan kamil (manusia sempurna) dari seluruh
Dalam beberapa kebudayaan dan agama manusia dipandang sebagai makhluk kualitas kemanusiaan manusia. Tetapi walaupun manusia dipandang sedemikian
mulia dengan tolak ukurnya bahwa manusia merupakan pusat tata surya. rupa dengan nabi sebagai contohnya, pada saat yang sama, dalam konsepsi Islam
Pandangan ini didasarkan pada pandangan Plotimius bahwa bumi merupakan manusia dapat saja jatuh wujud kemulian menjadi sama bahkan lebih rendah dari
pusat seluruh tata surya.seluruh benda-benda langit ‘berhikmat’ bergerak mengitari binatang. Dengan demikian keidentikan kepadanya (khalifah/nabi/rasul)
bumi. Mengapa demikian? Karena di situ makhluk mulia bernama manusia merupakan tolak ukur kemulian kemanusiaan manusia dan sebaliknya
bercokol. Jadi pandangan ini menjadikan kitaran benda-benda langit mengelilingi berkontradiksi dengannya merupakan ukuran kebejatan dan dianggap sebagai
bumi sebagai tolak ukur kemulian manusia. Namun seiring dengan kemajuan sains syaitan (QS.6:112).
pandangan ini kemudian ditinggalkan dengan tidak menyisakan nilai mulia pada
manusia. Para ahli astronomi justru membuktikan hal sebaliknya bahwa bumi BAB V: KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR MANUSIA) DAN
bukanlah pusat tata surya tetapi matahari. Manusia tidak lagi dipandang sebagai KENISCAYAAN UNIVERSAL (TAQDIR ILAHI)
makhluk mulia bahkan dianggap tak ada bedanya dengan binatang adapun
geraknya tak ada bedanya dengan mesin yang bergerak secara mekanistis. Bahkan Sebagai mahluk Tuhan yang ditetapkan sebagai wakil Tuhan (QS. 2:30) manusia
lebih dari itu dianggap tak ada bedanya dengan materi, ada pun jiwa bagaikan berbeda dengan batu, tumbuhan maupun binatang. Batu ketika menggelinding
energi yang di keluarkan oleh batu bara. Karena itu wajar bila manusia dan nilai- dari sebuah ketinggian bergerak berdasarkan tarikan gravitasi bumi tanpa ikhtiar
nilai kemanusiaan tak lagi dihargai. Maka datanglah kaum humanisme berupaya sedikitpun begitu pula halnya tumbuhan yang tumbuh hanya dibawah kondisi
mengangkat harkat manusia, dengan memandang bahwa kekuatan, kekuasaan, tertetu atau sebagai mana binatang yang bertindak berdasarkan naluri alamiahnya.
kekayaan, pengetahuan ilmiah dan kebebasan merupakan hal esensial yang Ketiga mahluk-mahluk ini bergerak atau bertindak tidak berdasarkan ikhtiari.
membedakan manusia dengan selainnya. Tetapi bila itu tolak ukurnya, lantas Namum bagi manusia, ia merupakan mahluk yang senantiasa diperhadapkan pada
haruskah orang seperti Fira’un atau Jengis Khan yang dapat melakukan apa saja berbagai pilihan-pilihan, dan hanya dengan adanya sintesa antara ilmu dan
terhadap bangsa-bangsa yang dijajahnya dipandang mulia? Jika berilmu kehendak yang berasal dari tuhan ia dapat berikhtiar (memilih) yang terbaik

103
diantara pilihan-pilihan tersebut. Tanpa ilmu tentang hal-hal ideal ataupun takdir ilahi itu sendiri mengharuskan adanya iktiar bagi manusia agar dengan
keharusan - keharusan universal maka meniscayakan ketiadaan ikhtiar dan begitu takdir-takdir pada alam dapat dipergunakan, dimanfaatkan atau secara
begitupula ketiadaan kehendak atau keinginan maka iapun mungkin memilih, umum dapat dikatakan bahwa keadilan Ilahi sebagai keharusan universal itu
orang gila (tidak berilmu) dan pingsan (takberkehendak) adalah bukti nyata sendiri meniscayakan adanya ikhtiar dan takdir. Tanpa ikhtiar maka takdirpun
ketiadaan ikhtiar. Sementara, ketiadaan ikhtiar bukti ketiadaan kebebasan dan itu tidak bermanfaat dan tidak berlaku, sebaliknya tanpa takdir meniscayakan
memustahilkan terwujudnya kemerdekaan. Jadi ia merupakan mahluk berikhtiar ketiadaan ikhtiar pada manusia, tiada ikhtiar meniscayakan ketiadaan kebebasan
yang hanya dapat bermakna bila berhadapan diantara keharusan-keharusan dan ketiadaan kebebasan memustahilkan terwujudnya kemerdekaan. Kebebasan
universal (takdir). Keharusan - keharusan universal atau yang biasa disebut sebagai dan kemerdekaan tidaklah bermakna sama. Kemerdekaan tidak dipredikatkan
takdir takwini ataupun takdir tasri’i baik yang bersifat defenitif (Dzati) maupun kepada binatang kecuali pada manusia tetapi sebaliknya manusia dan binatang
yang tidak bersifat defenitif (Sifati) bukanlah berarti bahwa manusia sesungguhnya dapat dipredikatkan bebas atau mendapatkan kebebasan. Kebebasan pada
hanya sebuah robot yang bergerak berdasarkan skenario yang telah dibuat Tuhan, manusia mesti bukanlah sebagai tujuan akhir bagi manusia. Sebab bila kebebasan
tetapi hendaklah dipahami bahwa takdir tidak lain sebagai sebuah prinsip akan merupakan sebagai tujuan akhir maka kebebasan menjadi deterministik itu sendiri,
terbinanya sistem kausalitas umum (bahwa akibat mesti berasal dari sebab-sebab dalam arti bahwa ia tidak lagi berbeda dengan sebuah ranting ditengah lautan yang
khususnya, dimana rentetan kausalitas tersebut berakhir pada sebab dari segala bergerak kekiri dan kekanan dikarenakan arus dan bukan berdasarkan pilihannya.
sebab yakni tuhan) atas dasar pengetahuan dan kehendak ilahi yang Maha Bijak. Kebebasan hanya merupakan syarat (mesti) awal dalam menggapai cita-cita ideal
Takdir Takwini (Ketetapan penciptaan) tiada lain merupakan prinsip kemestiaan (Kesempurnaan Tuhan) sebagai tujuan akhir dan inilah yang dimaksud dengan
yang mengatasi sistem penciptaan alam dan takdir tasyrii (Ketetapan Syariaat) kemerdekaan. Kebebasan individu bukan berarti kebebasan mutlak yang mana
merupakan prinsip kemestiaan yang mengatur sistem gerak individu maupun kebebasannya hanya dibatasi oleh kebebasan orang atau individu yang lain. Sebab
masyarakat dari segi sosiologis dan spritual. defenisi kebebasan itu tersebut adalah sistem etik yang hanya menguntungkan
orang - orang kuat dan mendeskreditkan orang-orang lemah. Ini karena bagi
Memahami konsep takdir sebagai sebuah skenario yang telah ditetapkan oleh orang kuat kebebasannya itu sendiri telah dapat membungkam orang-orang lemah,
tuhan meniscayakan ketiadaaan keadilan tuhan dan konsep pertanggungjawaban. dengan kata lain eksisten orang-orang lemah tidak memiliki daya untuk membatasi
Sebaliknya bila takdir tidaklah dipahami sebagaimana yang telah didefenisikan kebebasan orang kuat. Sistem ini hanya berlaku bagi individu-individu yang sama-
diatas (yakni takdir takwini sebagai sebuah sistem yang mengatur proses sama memiliki kekuatan. Atau kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain
penciptaan dan takdir tasyri’i sebagai ketapan yang mengatur kehidupan etik, sosial karena kebebasan orang lain tersebut lebih kuat.
dan spritual individu dan masyarakat). Maka itu berarti bahwa pada proses
kejadian fenomena alam, panas dapat membuat air menjadi beku dan sekaligus Sesungguhnya kebebasan individu tidaklah demikian. Kebebasan individu berarti
mendidih. Berbuat baik akan mendapat surga dan sekaligus neraka, atau pujian bahwa secara sosial dalam interaksinya dengan orang lain ia tidak berada pada
sekaligus cacian. Bila demikian adanya maka yang terjadi adalah disatu sisi akan posisi tertindas dan secera spiritual ia tidak berada dalam posisi menindas.
terjadi kehancuran pada alam, individu dan masyarakat, disisi lain memustahilkan Kebebasan bukan berarti memanfaatkan kekuatan dan kekuasaan dalam
adanya pengetahuan pasti tentang mengininkan mendidih atau beku, surga atau melakukan apa saja tetapi dalam arti kemampuan untuk tidak memanfaatkan
neraka dan karenanya pula meniscayakan mustahilnya ikhtiar. Artinya ikhtiar itu kekuatan dan kekuasaan (menahan diri) untuk membalas menindas ketika ia
menjadi berarti hanya bila pada realitas terdapat hukum-hukum yang pasti (takdir) berada pada posisi memiliki kesempatan untuk itu, dan ini adalah satu pengertian
atau dengan kata lain ikhtiar pada awalnya berupa potensial dan ia menjadi aktual kemerdekaan manusia dan keharusan universal.
bila terdapat adanya dan diketahuinya takdir tersebut. Karena itu pula dapat
dikatakan tanpa takdir tidak ada ikhtiar. BAB VI: INDIVIDU DAN MASYARAKAT

Sebaliknya ketiadaan potensi ikhtiar pada manusia meniscayakan takdir menjadi Salah satu sifat khas manusia sebagai makhluk dan karenanya ia berbeda dengan
tidak bermakna/berlaku. Bagi orang-orang gila dan yang belum baligh (bayi) tidak binatang adalah bahwa ia merupakan makhluk yang diciptakan selain sebagai
dapat memanfaatkan hukum-hukum penciptaan untuk membuat suatu teknologi makluk berjiwa individual, bermasyarakat merupakan kecenderungan alamiah dari
apapun. Bagi mereka hukum-hukum syariat tak diberlakukan. Dengan demikian jiwanya yang paling sublim. Kedua aspek ini mesti dipahami dan di letakkan pada

104
porsinya masing-masing secara terkait. Sebab yang pertama melahirkan perbedaan manusia berupa hawa nafsu yang dapat saja merugikan orang lain dan diri sendiri.
dan yang kedua melahirkan kesatuan. Karena itu mencabut salah satunya dari Sebab hawa nafsu ini mulai teraktual di kala interaksi antara individu dengan
manusia itu berarti membunuh kemanusiaananya. Dengan kata lain bahwa individu lain dalam kaitannya dengan bumi (sumber harta benda). Bahkan
perbedaan-perbedaan (bukan pembedaan-pembedaan) yang terjadi di antara setiap keserakahan ini dapat saja berkembang dalam bentuk yang lebih besar,
individu-individu (sebagai identitas dari jiwa individual) merupakan prinsip sebagaimana sebuah bangsa menjajah bangsa lain. Fenomena ini dapat
kemestian bagi terbentuknya masyarakat dan dinamikanya. Sebab bila sebuah mengancam kehidupan manusia dan kelestarian alam. Dengan demikian,
masyarakat, individu-individu haruslah memiliki kesamaan, maka ini berarti pertanggung-jawaban ini bagi setiap individu, selain bersifat individual juga
dinamisasi, dalam arti, saling membutuhkan pastilah tak terjadi dan karenanya bersifat kolektif. Ini karena, pertanggung-jawaban individual terjadi ketika sebuah
makna masyarakat menjadi kehilangan konsep. Di sisi lain dengan adanya perbuatan memiliki dua dimensi, yaitu: si pelaku (sebab aktif) dan sasaran yang
perbedaan-perbedaan di antara para individu meniscayakan adanya saling disiapkan oleh pelaku (sebab akhir). Apabila dalam perbuatan tersebut terdapat
membutuhkan, memberi dan kenal-mengenal dan karena itu konsep kemanusiaan dimensi ketiga, yaitu sarana atau peluang yang berikan untuk terjadinya perbuatan
memiliki makna. tersebut dan lingkup pengaruhnya (sebab material), maka tindakan tersebut
menjadi tindakan kolektif. Jadi Masyarakat adalah pihak yang memberikan
Di sisi lain kecenderungan manusia untuk hidup bermasyarakat merupakan landasan bagi tindakan kolektif dan membentuk sebab material. Ini berarti,
kecenderungan yang bersifat fitri. Ia tidak bedanya hubungan antara seorang laki- individu memiliki andil besar dalam mengubah wajah bumi atau mengarahkan
laki dan perempuan yang berkeinginan secara fitri untuk membentuk sebuah perjalanan sebuah masyarakat kearah yang sempurna atau kehancuran.
keluarga. Jadi Ia membentuk masyarakat karena adanya hubungan individu-
individu yang terkait secara fitrah dan alamiah untuk membentuk sebuah Tidak ada jalan lain bahwa untuk menghadapi ancaman-ancaman ini, manusia
komunitas besar. Bukan terbentuk berdasarkan sebuah keterpaksaan, sebagimana memerlukan adanya sebuah sistem sosial yang adil yang memiliki nilai sakralitas
beberapa individu berkumpul dikarenakan adanya serangan dari luar. Bukan juga dan kesucian dan berdasarkan tauhid (Ketuhanan Yang Maha Esa). Mengajarkan
bedasarkan proses kesadaran sebagai langka terbaik dalam memperlancarkan sebuah pandangan dunia bahwa segala sesuatu milik Tuhan. Dihadapan Tuhan
keinginan bersama, sebagaimana sejumlah individu berkumpul dan sepakat tidak ada kepemilikan manusia, kecuali apa yang dititipkan dan diamanahkan
bekerja sama sebagai langka terbaik dalam mencapai tujuannya masing-masing. kepadanya untuk mengatur dan mendistribusikan secara adil. Kesadaran akan
Karena itu masyarakat didefenisikan sebagai adanya kumpulan-kumpulan dari sakralitas dan kesucian sistem tersebut memberikan implikasi kehambaan terhadap
beberapa individu-individu secara fitri maupun suka dan duka dalam mencapai Tuhan. Berdasarkan kesadaran dan pertimbangan seperti itu maka interaksi antara
tujuan dan cita-cita bersama adalah membetuk apa yang kita sebut sebagai individu dengan individu lainnya dalam hubungannya terhadap alam akan berubah
masyarakat. Kumpulan dari sejumlah individu adalah “badan” masyarakat ada pun dari watak hubungan antara tuan/raja dan budak menjadi hubungan antara hamba
kesepakatan atau tidak dalam mencapai cita-cita dan tujuan idealnya adalah Tuhan dengan hamba Tuhan yang lain dengan mengambil tugas dan peran
merupakan “jiwa” masyarakatnya. Karena itu selain bumi (daerah/tempat tinggal) masing-masing berdasarkan kapasitas-kapasitas yang diberikan dalam menjaga,
dan sistem sosial (ikatan psikologis antara individu-individu), individu merupakan mengurus, mengembangkan, mengelolah, mendistribusikan dan lain-lain. Karena
salah satu unsur terbentuknya sebuah masyarakat. Tanpa manusia (individu) maka itu berdasarkan fitrah/ruh Allah seorang manusia (individu) diciptakan dan
masyarakat pun tidak ada. Masyarakat itu sendiri merupakan senyawa sejati, ditugaskan sebagai khalifah/nabi/rosul (wakil/ utusan Tuhan) oleh Allah di muka
sebagaiman senyawa alamiah. Yang disentesiskan di sini adalah jiwa, pikiran, cita- bumi (QS.2:30) untuk memakmurkan bumi dan membangun dan masyarakatnya
cita serta hasrat. Jadi yang bersintesis adalah bersifat kebudayaan. Jadi, individu untuk mewujudkan sistem sosial.
dan masyarakat memiliki eksistensi (kemerdekaan) masing-masing dan memiliki
kemampuan mempengaruhi yang lain. Bukan kefisikan. Walaupun begitu BAB VII: KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI
eksistensi individu dalam kaitannya terhadap masyarakat mendahului eksistensi
masyarakat. Memandang bahwa eksistensi masyarakat mendahului individu berati Keadilan menjadi sebuah konsep abstrak yang sering diartikan secara berbeda oleh
kebebasan dan kemanusiaannya telah dicabut dari manusia (individu) itu sendiri. setiap orang utamnya mereka - mereka yang pernah mengalami suatu
Walaupun manusia memiliki kualitas-kualitas kesucian, potensi tersebut dapat saja ketidakadilan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini menuntut secara tegas perlu
tidak teraktual secara sempurna dikarenakan adanya kekuatan lain dalam diri dilakukan redefenisi terhadap apa yang dimaksud dengan keadilan.

105
Bila keadilan diartikan sebagai tercipta suatu keseimbangan dan persamaan yang Adapun menurut Islam kepemilikan pribadi bukanlah penyebab terjadinya
proporsional maka pemecahan permasalahan keadilan sosial dan ekonomi hanya malapetaka kemanusiaan sebagaimana yang disangka oleh kaum sosialis
dapat teratasi dengan menemukan jawaban terhadap sebab - sebab terjadinya komunisme. Bahkan sebaliknya kepemilikan pribadi yang semata-mata
ketidak adilan sosial dan ekonomi serta bagaimana agar dalam distribusi kekayaan materealistik justru penyebab proses kehancuran sistem kapitalis. Setiap konsep
dapat terbagi secara adil sehingga terhindar dari terjadinya diskriminasi dan keadilan akan menemui jalan buntu jika ia tak seiring dengan naluri dasar alamiah
pengutuban, atau kelas dalam masyarakat. manusia yaitu kepentingan individu atau apa yang sering disebut sebagai ego.
Itulah sebabnya mengapa ketika seluruh alat - alat produksi telah
Jelas terlihat dari problem yang dihadapi bahwa kasus keadilan sosial dan ekonomi dinasionalisasikan yang kemudian diamanahkan kepada negara yang nota bene
bukanlah merupakan wilayah garapan ilmu ilmiah (positif). Karena masalah adalah terdiri dari individu - individu sebagai pengelolahnya kemudian berubah
keadilan bukanlah fenomena empiris yang dapat diukur secara kuantitatif. Namun menjadi kapitalisme atau borjuis - borjuis baru yang diktator dan menganggap diri
ia merupakan konsep abstrak yang berkenaan dengan aspek kebijakan-kebijakan mereka tuan (penguasa) bagi unit-unit yang mereka pimpin. Artinya adalah
praksis, karena itu ia merupakan garapan filosofis dan bersifat ideologis. Itulah penghapusan kepemilikan pribadi tidak dapat mengubah mentalitas manusia yang
sebabnya mengapa dalam menjawab masalah diatas setiap orang atau kelompok punya kecenderungan egoistik. Bagi Islam satu - satunya jalan yang dapat
memiliki jawaban dan konsep yang berbeda sesuai dengan ideologi, kandungan mengatasi masalah ketidak adilan adalah dengan memberikan jaminan pendapatan
batinnya serta kapasitas pengetahuannya. Kapitalisme sesuai dengan konsepnya tetap, dengan kemungkinan mendapatkan lebih banyak serta mengubah konsepsi
tentang manusia yang berkenaan dengan karakter dasar dan tujuan akhir manusia manusia tentang manusia dan pandangan hidupnya dari semata-mata bersifat
yaitu bahwa manusia pada dasarnya bersifat baik dan lemah, cenderung meyakini materialistik kekesadaran teologis dan ekskatologis, tanpa memasung atau bahkan
bahwa penyebab terjadinya diskriminasi serta tidak terjadinya distribusi kekayaan mematikan naluri alamiahnya. Adalah suatu kemustahilan disatu sisi ketika
secara tidak adil dikarenakan dipasungnya kebebasan individu oleh baik kesadaran teologis dan ekskatologis telah dimusnahkan dari pandangan dunia
masyarakat, pemerintah, individu lain disatu sisi dan di sisi lain tidak adanya seseorang dan disisi lain dengan menghilangkan kepemilikan atau kepemilikan
aturan-aturan yang menjamin kepentingan-kepentingan individu. Berdasarkan ini pribadinya kemudian serta merta ia berubah dari individualis menjadi seorang
upaya menciptakan keadilan sosial maupun ekonomi bisa terwujud hanya dengan pribadi yang sosialis (bukan sosialisme). Menurut Islam ego (kepentingan pribadi)
cara memberikan kebebasan secara mutlak, yakni kesempatan ekonomi yang merupakan suatu kekuatan yang diletakkan oleh Allah dalam diri manusia sebagai
seluas-luasnya kepada setiap individu dimana kebebasannya hanya dibatasi oleh pendorong. Kekuatan ini dapat mendorong manusia untuk melakukan hal yang
kebebasan orang lain, meskipun kebebasan ini justru dapat menyebabkan diskriminatif, serakah dan merusak tetapi ia juga dapat mendorong manusia untuk
perbedaan pendapatan dan kekayaan individu (dengan asumsi bahwa orang mencapai kualitas spiritual yang paripurna (insan kamil). Karena itu Islam tidak
menggunakan kebebasannya secara sama dalam sistem kapitalis). datang untuk membunuh ego dengan seluruh kepentingannya, namun ia datang
untuk memupuk, membina dan mengarahkannya secara spiritual dengan suatu
Sebaliknya sosialisme yang didasarkan pada konsepnya tentang manusia dan kesadaran teologis (TAUHID) dan Ekskatologis (MAAD).
pandangan hidupnya yang melihat bahwa penyebab terjadinya diskriminasi sosial
dan ekonomi sehingga terciptanya kelas - kelas dalam masyarakat dimana yang Bagi Islam penyebab terjadinya ketidakadilan sosial dan ekonomi atau dengan kata
satu semakin miskin dan yang lain semakin kaya dikarenakan adanya kekuatan lain penyebab terjadinya kelas-kelas dalam masyarakat disebabkan oleh tidak
yang menghambat proses berubahnya kesadaran kolektif dari kesadaran kesadaran adanya kesadaran tauhid. Hal ini dapat dilihat ketika al-Qur’an menceritakan
kepemilikan pribadi ke kepemilikan sosial (bersama). Karena itu untuk mental Fir’aun yang sewenang-wenang sehingga disatu sisi sebagai penyebab
menciptakan keadilan sosial dan ekonomi, maka tidak ada cara lain kecuali terjadinya kelas-kelas (penduduk pecah belah), (QS.28:4) dengan menobatkan
diperlukan suatu sistem sosial yang berfungsi mengatur atau merawat dalam hal dirinya menjadi Tuhan (QS.28:38-39), karena itu untuk kepentingan mengatasi hai
menghilangkan kepemilikan pribadi atas alat - alat produksi ketempatnya yang ini Islam mengajarkan untuk merealisasikan suatu konsep yaitu sebagaimana
sebenarnya yaitu kepemilikan bersama (seluruh anggota masyarakat harus memiliki dikatakan dalam Al- Quran yang artinya: ....tidak kita sembah Allah dan tidak kita
pendapatan dan kekayaan yang sama) yang dalam hal ini diwakili oleh negara persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian
dengan cara menasionalisasikan alat-alat produksi tersebut. yang lain sebagai tuhan selain Allah (QS.3:64). Adapun di sisi lain penyebab terjadinya

106
ketidakadilan ekonomi (yang miskin semakin miskin dan sebaliknya) disebabkan langsung oleh negara, atau lembaga sosial di bawah kontrol masyarakat dan negara
tidak berjalannya sistem tauhid (pelaksanaan syariat) karena itu kata al-Qur’an yang berlandaskan pada prinsif-prinsif keadilan.
menegaskan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) taurat,
Injil, dan apa yang diturunkan kepada mereka dari tuhan mereka, niscaya mereka BAB VIII: SAINS ISLAM
akan mendapatkan makanan dari langit atas mereka dan dari bawah kaki mereka
(QS.5:66) atau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Sains dalam sejarah perkembangan seringkali dinaturalisasikan sebagai sebuah
kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi (QS.7:96) upaya pencocokan terhadap nilai-nilai budaya, agama atau pandangan - pandangan
atau bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus diatas jalan itu (Agama Islam; tertentu suatu masyarakat. Asimilasi dan akulturasi inilah yang kemudian menjadi
melarang praktek riba, serta menganjurkan atau bahkan mewajibkan khumus, bentuk baru (khas) sebuah peradaban, rasionalisme di yunani dan positivisme di
Jis’ah, sedekah, infak, zakat dll), niscaya benar-benar kami akan memberikan Eropa adalah contoh-contahnya. Naturalisasi terhadap sains itu sendiri dilakukan
muniman kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak, QS.72:16). Artinya sebab sains diakui memiliki kekuatan yang ambigu. Disatu sisi ia dapat
menurut Islam bahwa prinsip dari hubungan khusus antara bertindak sesuai mengembangkan suatu masyarakat karena kemampuannya mengatasi masalah-
dengan perintah-peritah Tuhan di satu sisi dengan kemakmuran disisi lain atau masalah praktis dan prakmatis manusia serta kemampuannya yang dapat merubah
dalam bahasa modernnya, hubungan antara distribusi yang adil dengan konstruk berfikir manusia itu sendiri sehingga membawa mereka ke arah
peningkatan produksi, yakni bahwa tidak akan terjadi kekurangan produksi dan peradaban baru yang lebih maju, disisi lain dengan kemampuan yang sama, ia juga
kemiskinan bila distribusi yang adil dilaksanakan. Dengan kata lain distribusi yang memiliki sifat destruktif untuk menghancurkan atau merombak nilai-nilai budaya,
adil akan mendongkrak kekayaan dan meningkatkan kemakmuran sebagai bukti agama maupun spiritualitas suatu masyarakat.
“berkat dari langit dan bumi” telah tercurahkan.
Positivisme misalnya merupakan hasil sebuah naturalisasi sains didunia masyarakat
Dengan persfektif yang demikian inilah selanjutnya akan melahirkan kesadaran Eropa dan telah dipandang sebagai kebenaran. Sains ini (positivisme) adalah
kemanusiaan yang tinggi sebagai bentuk manifestasi dari pengabdian serta sebuah sains yang memiliki watak atau karakter yang bersifat materealistik yaitu
kecintaan kita kepada Allah SWT. Disamping itu, guna menegakkan nilai keadilan sains yang menolak hal - hal yang bersifat metafisis, spiritual maupun mistis,
sosial dan ekonomi dalam tataran praktis diperlukan kecakapan yang cukup. karenanya dalam karakternya yang demikian sains ini dapat menghancurkan atau
Orang-orang yang memiliki kualitas inilah yang layak memimpin masyarakat. melunturkan konsep-konsep teologi dan nilai - nilai keagamaan lainnya. Sehingga
Memimpin adalah menegakkan keadilan, menjaga agar setiap orang memperoleh bukanlah hal yang berlebihan bila beberapa pemikir muslim melakukan islamisasi
hak asasinya dan dalam jangka waktu yang sama menghormati kemerdekaan orang sains terhadap sains-sains modern (sains positivisme) sebagai sebuah bentuk
lain dan martabat kemanusiaannya sebagai manifestasi kesadarannya akan keseriusan mereka dalam menjawab hal ini dan sekaligus sebagai wujud dari
tanggung jawab sosial. Lebih jauh lagi, negara dan pemerintah sebagai bentuk yang naturalisasi sains didunia Islam, sehingga pengaruhnya yang negatif terhadap
terkandung didalamnya adalah untuk menciptakan masyarakat yang berkeadilan, gagasan metafisis (Teologi dan Ekskatologi) dan nilai-nilai agama Islam lainnya
baik berupa keadilan sosial maupun keadilan ekonomi. Dan hanya setelah dapat dihindari. Hasil dari upaya islamisasi sains inilah yang kita sebut sains islam.
terpenuhinya pra-syarat inilah negara ideal sebagai dicita-citakan bersama Islamisasi sains atau sains Islam dapat dimulai dengan menggagas untuk
(baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur) dapat diwujudkan. meletakkan dasar bagi landasan epistimologinya yaitu dengan membuat klasifikasi
ilmu pengetahuan berdasarkan basis ontologinya serta metodologinya yang sesuai
Tidak diragukan lagi dari kajian yang konprehensif dan holistik dapat mengantar dengan semangat (Spirit) Islam itu sendiri, yakni teologi (Tauhid), Ekskatologi
kita pada satu kebenaran rasional ideologi (syariat) Islam yang telah mengajarkan (Ma’ad), serta Kenabiaan.
akan persaudaraan, keadilan dan kesamaan hak untuk diamalkan oleh setiap kaum
muslimin khususnya, sampai kepada sektor-sektor produksi sosio-ekonomi dan Islamisasi sains dengan pelabelan ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits yang dipandang
pembagian kekayaan. Atau hukum-hukum yang lebih bersifat spesifik menyangkut sesuai dengan penemuan sains mestilah dihindari, karena kebenaran-kebenaran al-
hal-hal yang memerlukan rincian, seperti pemanfaatan lahan pertanian, penggalian Qur’an bersifat abadi dan universal, sementara kebenaran-kebenaran sains modern
mineral, sewa-menyewa, bunga, zakat, khumus (yakni mengeluarkan 20-30% dari selain bersifat temporer dan hanya benar dalam lingkup ruang dan waktu tertentu,
keuntungan bersih) dan pembelanjaan umum dan lain sebagainya yang dikelola sains ini juga bersifat materealistik atau positivistik. Pendekatan demikian akan

107
mengalami jalan buntu dengan berubahnya teori-teori sebelumnya dengan
ditemukannya teori-teori baru. Dengan demikian ayat-ayat yang tadinya dipandang
relevan dengan teori-teori sebelumnya, alau menjadi dipertanyakan relevansinya.

Begitupula islamisasi sains tidak dengan upaya mendengungkan ayat-ayat al-


Qur’an tentang kewajiban berilmu pengetahuan ke telinga generasi muslim. Hal ini
karena upaya tersebut berkaitan dengan sumberdaya manusia (SDM) muslim yang
mayoritas telah atau akan berkembangg tidak sesuai dengan sains islam. Namun
pendekatan yang mesti dilakukan adalah dengan membuat klasifikasi ilmu
pengetahuan dengan menetapkan status dan basis ontologinya, sebab ia
merupakan basis bagi sebuah epistimologi. Perbedaan dalam menetapkan status
ontologis meniscayakan perbedaan pada status epistimologi berikut
metodologinya. Perbedaan ini dapat terlihat pada epistimologi modern dengan
epistimologi yang telah dicanangkan oleh para filosof muslim yang telah
ditinggalkan oleh mayoritas kaum muslim itu sendiri. Epistimologi barat berbasis
pada status ontologi materealistik dan menolak adanya realitas (ontologi) metafisis.
Epistimologi ini hanya memusatkan perhatiannya pada objek fisik. Adapun sains
islam bukan hanya berbasis kepada status ontologis alam materi (objek-objek
fisika) tetapi lebih dari itu ia tetapkan pula bahwa selain status ontologi alam
materi terdapat pula objek ontologi alam mitsal (objek-objek matematika) dan
objek ontologi alam akal (objek-objek metafisika). Berdasarkan klasifikasi sains
seperti ini, sains Islam menawarkan beberapa metodologi ilmiahnya sesuai dengan
status ontologinya, yaitu; intuisi dan penyatuan jiwa (metode kaum irfan), untuk
mengetahui objek-objek nonmateri murni atau objek-objek metafisika dengan cara
langsung, deduksi rasional untuk mengetahui objek metafisika secara tidak
langsung maupun objek-objek matematika dan Induksi (Observasi dan
eksperimen) untuk mengetahui objek-objek fisika. Sains metafisika mengkaji
objek-objek atau wujud yang secara niscaya bersifat nonmateri murni yang tidak
dipengaruhi oleh materi dan gerak. Seperti Teologi, Kosmologi, Ekskatologi. Sains
matematika mengkaji objek-objek atau wujud yang meskipun bersifat nonmaterial
namun berhubungan dengan materi dan gerak. Seperti aretimetika, geometri,
optika, astronomi, astrologi, musik, ilmu tentang gaya, keteknikan dan lain
sebagainya. Sains fisika mengkaji objek-objek atau wujud yang secara niscaya
terkait dengan materi dan gerak. Seperti unsur-unsur (atom-atom), mineral,
tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia (secara fisik). Dalam klasifikasi sains
islam karena status objek-objek metafisika merupakan realitas ontologis yang
berada dipuncak (yang paling tertinggi) yang menjadi sebab segala sesuatu
dibawahnya, dimana objek-objek fisika merupakan objek realitas terbawah dan
terendah dari hirarki objek ontologi, maka secara berturut-turut sains metafisika
merupakan sains tertinggi dan sains fisika merupakan sains terendah setelah sains
matematika.

108
ANGGARAN DASAR (AD)
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT

Pasal 1
Nama
MUKADIMMAH Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Islam, disingkat HMI

Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata ‘ala telah mewahyukan Islam sebagai Pasal 2
ajaran yang haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia berkehidupan sesuai Waktu dan Tempat Kedudukan
dengan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan HMI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awwal 1366 H bertepatan
diri semata-mata kehadirat-Nya. dengan tanggal 5 Pebruari 1947 untuk waktu yang tidak ditentukan dan
berkedudukan di tempat Pengurus Besar
Menurut iradat Allah Subhanahu Wata ‘ala kehidupan yang sesuai dengan
fitrah-Nya adalah panduan utuh antara aspek duniawi dan ukhrawi, individu dan BAB II
sosial serta iman, ilmu, dan amal dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan AZAS
akhirat.
Pasal 3
Berkat rahmat Allah Subhanahu Wata ‘ala bangsa Indonesia telah berhasil HMI berazas Islam
merebut kemerdekaan dari kaum penjajah, maka umat Islam berkewajiban mengisi
kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju BAB III
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu Wata ‘ala. TUJUAN, USAHA DAN SIFAT

Sebagai bagian dari umat Islam dunia, maka umat Islam Indonesia Pasal 4
memiliki kewajiban berperan aktif dalam menciptakan ukhuwah islamiyah sesama Tujuan
Umat Islam sedunia menuju masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan
Subhanahu Wata ‘ala. bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah
Subhanahu Wata ’ala.
Mahasiswa Islam sebagai generasi muda yang sadar akan hak dan
kewajibannya serta peran dan tanggung jawab kepada umat manusia, umat muslim Pasal 5
dan bangsa Indonesia bertekad memberikan dharma bhaktinya untuk Usaha
mewujudkan nilai-nilai keislaman demi terwujudnya masyarakat adil makmur yang a. Membina pribadi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah.
diridhoi Allah Subhanahu Wata ‘ala. b. Mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosial dan budaya.
c. Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
Meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan taufiq dan hidayah Allah kemaslahatan masa depan ummat manusia.
Subhanahu Wata ‘ala serta usaha-usaha yang teratur, terencana, dan penuh d. Memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan Dinnul Islam dalam
kebijaksanaan, dengan nama Allah kami mahasiswa Islam menghimpun diri dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
satu organisasi yang digerakkan dengan pedoman berbentuk anggaran dasar e. Memperkuat ukhuwah Islamiyah sesama Umat Islam sedunia.
sebagai berikut:

109
f. Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan BAB VI
kepemudaan untuk menopang pembangunan nasional KEDAULATAN
g. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan huruf (a) s.d. (e) dan sesuai
dengan azas, fungsi, dan peran organisasi serta berguna untuk mencapai Pasal 11
tujuan organisasi. Kedaulatan berada di tangan anggota biasa yang pelaksanaannya diatur dalam
Anggaran Dasar dan ketentuan penjabarannya
Pasal 6
Sifat
HMI bersifat independen BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
BAB IV
STATUS FUNGSI DAN PERAN Pasal 12
Kekuasaan
Pasal 7 Kekuasaan dipegang oleh Kongres, Konferensi/Musyawarah Cabang dan Rapat
Status Anggota Komisariat
HMI adalah organisasi mahasiswa
Pasal 13
Pasal 8 Kepemimpinan
Fungsi a. Kepemimpinan organisasi dipegang oleh Pengurus Besar HMI, Pengurus
HMI berfungsi sebagai organisasi kader HMI Cabang dan Pengurus HMI Komisariat.
b. Untuk membantu tugas Pengurus Besar HMI, dibentuk Badan Koordinasi.
Pasal 9 c. Untuk membantu tugas Pengurus HMI Cabang, dibentuk Koordinator
Peran Komisarat.
HMI berperan sebagai organisasi perjuangan
Pasal 14
BAB V Majelis Pengawas dan Konsultasi
KEANGGOTAAN Ditingkat Pengurus Besar HMI dibentuk Majelis Pengawas dan Konsultasi PB
HMI
Pasal 10 Ditingkat Pengurus HMI Cabang dibentuk Majelis Pengawas dan Konsultasi
a. Yang dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar Pengurus Cabang
pada perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus Ditingkat Pengurus HMI Komisariat dibentuk Majelis Pengawas dan Konsultasi
HMI Cabang/Pengurus Besar HMI. Pengurus HMI Komisariat
b. Anggota HMI terdiri dari :
1. Anggota Muda Pasal 15
2. Anggota Biasa Badan–Badan Khusus
3. Anggota Kehormatan Dalam rangka memudahkan realisasi usaha mencapai tujuan HMI maka dibentuk
c. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban Korp-HMI-wati, Lembaga Pengembangan Profesi, Badan Pengelola Latihan dan
Badan Penelitian Pengembangan.

110
BAB VIII Pasal 19
KEUANGAN DAN HARTA BENDA Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Penjabaran Anggaran Dasar
Pasal 16 dimuat dalam Peraturan-Peraturan/Ketentuan-Ketentuan tersendiri yang tidak
Keuangan dan Harta Benda bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Penjabaran Anggaran Dasar HMI
a. Keuangan dan harta benda HMI dikelola dengan prinsip transparansi,
bertanggungjawab, efektif, efisien, dan berkesinambungan. Pasal 20
b. Keuangan dan Harta benda HMI diperoleh dari uang pangkal anggota, iuran Pengesahan
dan sumbangan anggota, sumbangan alumni, dan usaha-usaha lain yang halal Pengesahan Anggaran Dasar HMI ditetapkan pada Kongres III di Jakarta,
dan tidak bertentangan dengan sifat independensi HMI. tanggal 4 September 1953, yang diperbaharui pada :

Kongres IV di Bandung, tanggal 4 Oktober 1955,


BAB IX Kongres V di Medan, tanggal 31 Desember 1957,
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
Kongres VI di Makassar, tanggal 20 Juli 1960,
Pasal 17 Kongres VII di Jakarta, tanggal 14 September 1963,
a. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan pada Kongres yang telah Kongres VIII di Solo, tanggal 17 September 1966,
berselang dua periode kepengurusan PB HMI (empat tahun sekali). Kongres IX di Malang, tanggal 10 Mei 1969,
b. Pembubaran organisasi hanya dapat ditetapkan di Kongres Kongres X di Palembang, tanggal 10 Oktober 1971,
c. Harta benda HMI sesudah dibubarkan harus diserahkan kepada Yayasan Kongres XI di Bogor, tanggal 12 Mei 1974,
Amal Islam Kongres XII di Semarang, tanggal 15 Oktober 1976,
Kongres XIII di Ujung Pandang, tanggal 12 Februari 1979,
BAB X Kongres XIV di Bandung, tanggal 30 April 1981,
PENJABARAN ANGGARAN DASAR, DAN PENGESAHAN Kongres XV di Medan, tanggal 25 Mei 1983,
Kongres XVI di Padang, tanggal 31 Maret 1986,
Pasal 18
Penjabaran Anggaran Dasar HMI
Kongres XVII di Lhoksumawe, tanggal 6 Juli 1988,
1 Penjabaran pasal 3 tentang azas organisasi dirumuskan dalam Memori Kongres XVIII di Jakarta, tanggal 24 September 1990,
Penjelasan tentang Islam sebagai Azas HMI. Kongres XIX di Pekanbaru, tangal 9 Desember 1992,
2 Penjabaran pasal 4 tentang tujuan organisasi dirumuskan dalam Tafsir Tujuan Kongres XX di Surabaya, tanggal 29 Januari 1995,
3 Penjabaran pasal 5 tentang usaha organisasi dirumuskan dalam Program Kerja Kongres XXI di Yogyakarta, tanggal 26 Agustus 1997,
Nasional Kongres XXII di Jambi, tanggal 3 Desember 1999,
4 Penjabaran pasal 6 tentang sifat organisasi dirumuskan dalam Tafsir Kongres XXIII di Balikpapan, tanggal 30 April 2002,
Independensi HMI Kongres XXIV di Jakarta, tanggal 23 Oktober 2003,
5 Penjabaran pasal 8 tentang fungsi organisasi dirumuskan dalam Pedoman Kongres XXV di Makassar, tanggal 27 Februari 2006
Perkaderan HMI
6 Penjabaran pasal 9 tentang peran organisasi dirumuskan dalam Nilai Dasar
Perjuangan.
7 Penjabaran Anggaran Dasar tentang hal-hal di luar point a hingga f di atas
dirumuskan dalam Anggaran Rumah Tangga

111
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) c. Mahasiswa Islam yang telah memenuhi syarat (a) dan/atau anggota muda
HMI dapat mengikuti Latihan Kader I dan setelah lulus dinyatakan sebagai
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM anggota biasa HMI

BAGIAN III
MASA KEANGGOTAAN
BAB I
KEANGGOTAAN Pasal 5
Masa Keanggotaan
BAGIAN I a. Masa keanggotaan anggota muda berakhir 6 (enam) bulan sejak Maperca.
b. Masa keanggotaan anggota biasa adalah sejak dinyatakan lulus LK I (Basic
ANGGOTA Training) hingga 2 (dua) tahun setelah berakhirnya masa studi S0 dan S1, dan
hingga 1 tahun untuk S2 dan S3.
Pasal 1 c. Anggota biasa yang habis masa keanggotaannya saat menjadi pengurus,
Anggota Muda diperpanjang masa keanggotaannya sampai selesai masa kepengurusannya
Anggota Muda adalah Mahasiswa Islam yang menuntut ilmu dan/atau yang (dinyatakan demisioner), setelah itu dinyatakan habis masa keanggotaannya
sederajat yang telah mengikuti Masa Perkenalan Calon Anggota (Maperca) dan dan tidak dapat menjadi pengurus lagi.
ditetapkan oleh Pengurus Cabang d. Anggota biasa yang melanjutkan studi ke strata perguruan tinggi yang lebih
tinggi atau sama lebih dari dua tahun sejak lulus dari studi sebelumnya dan
Pasal 2 tidak sedang diperpanjang masa keanggotaan karena menjadi pengurus
Anggota Biasa (sebagaimana dimaksud ayat c) maka masa keanggotaan tidak diperpanjang
Anggota biasa adalah anggota muda atau mahasiswa Islam yang telah dinyatakan lagi (berakhir).
lulus mengikuti Latihan Kader I (Basic Training). Masa keanggotaan berakhir apabila:
1. Telah berakhir masa keanggotaannya
Pasal 3 2. Meninggal dunia.
Anggota Kehormatan 3. Mengundurkan diri.
a. Adalah orang yang berjasa kepada HMI 4. Menjadi anggota Partai Politik.
b. Mekanisme penetapan anggota kehormatan diatur dalam ketentuan tersendiri. 5. Diberhentikan atau dipecat.

BAGIAN II BAGIAN IV
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 4 Pasal 6
Syarat-Syarat Keanggotaan Hak Anggota
a. Setiap mahasiswa Islam yang ingin menjadi anggota harus mengajukan a. Anggota muda mempunyai hak bicara dan hak partisipasi
permohonan serta menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti Anggaran b. Anggota biasa memiliki hak bicara, hak suara, hak partisipasi dan hak untuk
Dasar/Anggaran Rumah Tangga serta ketentuan/peraturan organisasi lainnya dipilih
b. Apabila telah memenuhi syarat pada ayat (a) dan yang bersangkutan telah c. Anggota kehormatan memiliki hak mengajukan saran/usul dan pertanyaan
dinyatakan lulus mengikuti Maperca, maka dinyatakan sebagai anggota muda. kepada pengurus secara lisan dan tulisan.

112
Pasal 7 c. Ketentuan tentang jabatan seperti dimaksud pada ayat (b) diatas diatur dalam
Kewajiban Anggota ketentuan tersendiri.
a. Setiap anggota berkewajiban menjaga nama baik HMI d. Anggota HMI yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain diluar HMI,
b. Setiap anggota berkewajiban menjalankan misi organisasi harus menyesuaikan tindakannya dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
c. Setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi etika, sopan santun dan Tangga dan ketentuan-ketentuan organisasi lainnya.
moralitas dalam berperilaku dan menjalankan aktifitas organisasi.
d. Setiap anggota berkewajiban tunduk dan patuh kepada Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan HMI yang BAGIAN VII
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. SANKSI ANGGOTA
e. Setiap anggota biasa berkewajiban membayar uang pangkal dan iuran anggota.
f. Setiap anggota berkewajiban menghormati simbol-simbol organisasi Pasal 10
Sanksi Anggota
a. Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses pembinaan yang
BAGIAN V diberikan organisasi kepada anggota yang melalaikan tugas, melanggar
MUTASI ANGGOTA ketentuan organisasi, merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi,
dan/atau melakukan tindakan kriminal dan tindakan melawan hukum lainnya.
Pasal 8 b. Sanksi dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan atau bentuk lain
Mutasi Anggota yang ditentukan oleh pengurus dan diatur dalam ketentuan tersendiri.
a. Mutasi anggota adalah perpindahan status keanggotaan dari satu cabang ke c. Anggota yang dikenakan sangsi dapat mengajukan pembelaan di forum yang
cabang lain ditunjuk untuk itu.
b. Dalam keadaan tertentu, seorang anggota HMI dapat memindahkan status
keanggotaannya dari satu cabang ke cabang lain atas persetujuan cabang BAB II
asalnya. STRUKTUR ORGANISASI
c. Untuk memperoleh persetujuan dari cabang asal, maka seorang anggota harus
A. STRUKTUR KEKUASAAN
mengajukan permohonan secara tertulis untuk selanjutnya diberikan Surat
Keterangan.
BAGIAN I
d. Mutasi anggota hanya dapat dilakukan jika yang bersangkutan pindah studi
KONGRES
dan/atau pindah domisili.
e. Apabila seorang anggota HMI studi di 2 (dua) perguruan tinggi yang berbeda
Pasal 11
wilayah kerja cabang, maka ia harus memilih salah satu cabang.
Status
a. Kongres merupakan musyawarah utusan cabang-cabang
b. Kongres memegang kekuasaaan tertinggi organisasi
BAGIAN VI
c. Kongres diadakan 2 (dua) tahun sekali
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN
d. Dalam keadaan luar biasa, Kongres dapat diadakan menyimpang dari
ketentuan pasal 11 ayat ( c )
Pasal 9
e. Dalam keadaan luar biasa Kongres dapat diselenggarakan atas inisiatif satu
a. Dalam keadaan tertentu anggota HMI dapat merangkap menjadi anggota
cabang dengan persetujuan sekurang-kurangnya melebihi separuh dari jumlah
organisasi lain atas persetujuan Pengurus Cabang.
cabang penuh.
b. Pengurus HMI tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan pada organisasi
lain sesuai ketentuan yang berlaku.
Pasal 12

113
Kekuasaan/Wewenang i. Setelah menyampaikan LPJ dan dibahas oleh kongres maka PB dinyatakan
a. Meminta laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar demisioner
b. Menetapkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, dan Penjabaran j. Badko dan Cabang sedapat mungkin mengikutsertakan HMI-wati sebagai
AD/ART. peserta.
c. Memilih Pengurus Besar dengan jalan memilih Ketua Umum yang sekaligus
merangkap sebagai formatur dan dua mide formatur BAGIAN II
d. Menetapkan anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar PRA KONGRES
e. Menetapkan calon-calon tempat penyelenggaraan Kongres berikutnya
f. Menetapkan dan mengesahkan pembentukan dan pembubaran Badko. Pasal 14
Pasal 13 Status, Wewenang dan Tata Tertib
Tata Tertib a. Pra Kongres merupakan Forum yang diadakan sebelum pelaksanaan Kongres
a. Peserta kongres terdiri dari Pengurus Besar, Utusan/Peninjau Pengurus b. Pra Kongres adalah Forum yang dihadiri oleh PB HMI, Pimpinan Cabang dan
Cabang, Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi, BPL, Badko, Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi HMI,
Balitbang, Badko, Anggota MPK PB HMI, dan Undangan Pengurus Besar. BPL, BALITBANG HMI dan Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi PB
b. Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi, BPL, Balitbang, HMI
Badko, Anggota MPK PB HMI, dan Undangan Pengurus Besar merupakan c. Pra Kongres berfungsi untuk membahas draf-draf AD/ART, dan Penjabaran
peserta peninjau. AD/ART serta sistem dan prosedur pemilihan Formateur/Ketua Umum PB
c. Peserta Utusan (Cabang Penuh) mempunyai hak suara dan hak bicara, HMI.
sedangkan peninjau mempunyai hak bicara. d. Pra Kongres diadakan bersamaan dengan Sidang Pleno IV PB HMI
d. Banyaknya utusan cabang dalam kongres dari jumlah anggota biasa cabang
penuh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Sn = a.px-1 BAGIAN III
Dimana : KONFERENSI CABANG/MUSYAWARAH ANGGOTA CABANG
x adalah bilangan asli {1,2,3,4, …}
Sn = Jumlah anggota biasa Pasal 15
a = 150 (Seratus lima Puluh) Status
p = Pembanding = 4 (empat) a. Konferensi Cabang (Konfercab) merupakan musyawarah utusan komisariat
x = Jumlah utusan b. Konfercab/Muscab merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di
Jumlah anggota Jumlah Utusan tingkat Pengurus Cabang
150 s/d 599 :1 c. Bagi cabang yang memiliki komisariat kurang dari 4 (empat) diselenggarakan
600 s/d 2.399 :2 Musyawarah Anggota Cabang (Muscab)
2.400 s/d 9.599 :3 d. Konfercab/Muscab diselenggarakan satu kali dalam setahun
9.600 s/d 38.900 :4
dan seterusnya ………. Pasal 16
e. Jumlah peserta peninjau ditetapkan oleh Pengurus Besar Kekuasaan dan Wewenang
f. Pimpinan sidang kongres dipilih dari peserta (utusan/peninjau) oleh peserta a. Meminta Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Cabang
utusan dan berbentuk presidium. b. Menetapkan Pedoman Kerja Pengurus Cabang dan Program Kerja Pengurus
g. Kongres baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh Cabang.
jumlah peserta utusan (cabang penuh) c. Memilih Pengurus Cabang dengan jalan memilih Ketua Umum yang
h. Apabila ayat (g) tidak terpenuhi maka kongres diundur selama 2 x 24 jam dan merangkap sebagai Formateur dan dua Mide Formateur
setelah itu dinyatakan sah d. Menetapkan anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang

114
h. Apabila ayat (g) tidak terpenuhi, maka Konfercab/Muscab diundur 1 x 24 jam
Pasal 17 setelah itu dinyatakan sah
Tata Tertib Konferensi Cabang/Musyawarah Anggota Cabang i. Setelah Pengurus Cabang menyampaikan LPJ di hadapan peserta
a. Peserta Konfercab terdiri dari Pengurus Cabang, Utusan/Peninjau Komisariat, Konfercab/Muscab maka pengurus cabang dinyatakan demisioner
Kohati Cabang, BPL, Anggota MPK Pengurus Cabang, Korkom dan
undangan Pengurus Cabang
b. Pengurus Cabang adalah penanggung jawab Konferensi/Musyawarah Anggota BAGIAN IV
Cabang; Komisariat penuh adalah peserta utusan; Kohati Cabang, Lembaga RAPAT ANGGOTA KOMISARIAT
Pengembangan Profesi, BPL, anggota MPK PC, Korkom, Komisariat
Persiapan, dan undangan pengurus cabang adalah peserta peninjau Pasal 18
c. Untuk Muscab, Pengurus Cabang adalah penaggung jawab penyelenggara Status
Muscab, anggota biasa adalah utusan, Kohati Cabang, Lembaga a. Rapat Anggota Komisariat (RAK) merupakan musyawarah anggota biasa
Pengembangan Profesi, BPL, anggota MPK PC dan undangan pengurus komisariat
cabang adalah peserta peninjau b. RAK diadakan satu kali dalam satu tahun
d. Peserta utusan (komisariat penuh/anggota biasa) mempunyai hak suara dan
hak bicara sedangkan peserta peninjau mempunyai hak bicara. Pasal 19
e. Banyaknya utusan komisariat dalam Konfercab ditentukan dari jumlah Kekuasaan/Wewenang
anggota biasa dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a. Meminta Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Komisariat
b. Menetapkan Pedoman Kerja Pengurus Komisariat dan Program Kerja
Sn = a.px-1 Komisariat
dimana : c. Memilih Pengurus Komisariat dengan jalan memilih ketua umum yang
x adalah bilangan asli (1, 2, 3, 4, ….) merangkap sebagai formateur dan kemudian dua mide formateur.
Sn = Jumlah anggota biasa d. Menetapkan anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus HMI
a = 150 (seratus lima puluh) Komisariat.
p = pembanding = 3 (tiga)
x = Jumlah utusan Pasal 20
Tata Tertib Rapat Anggota Komisariat
Jumlah anggota Jumlah utusan a. Peserta RAK terdiri dari pengurus komisariat, anggota biasa komisariat,
50 s/d 149 :1 Pengurus Kohati Komisariat, anggota muda, anggota MPK PK dan undangan
150 s/d 449 :2 pengurus komisariat.
450 s/d 1.349 :3 b. Pengurus Komisariat adalah penanggungjawab penyelenggara RAK; anggota
1.350 s/d 4.049 :4 biasa adalah utusan; anggota muda, Anggota MPK PK dan undangan
4.050 s/d 12.149 :5 Pengurus Komisariat adalah peserta peninjau.
12.150 s/d 36.449 :6 c. Peserta utusan mempunyai hak suara dan hak bicara sedangkan peserta
dan seterusnya …………. peninjau mempunyai hak bicara.
d. Pimpinan sidang RAK dipilih dari peserta utusan/peninjau oleh peserta
f. Pimpinan sidang Konfercab/Muscab dipilih dari peserta utusan/peninjau oleh utusan dan berbentuk presidium.
peserta utusan dan berbentuk presidum e. RAK baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari separuh jumlah
g. Konfercab/Muscab baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari anggota biasa
separuh jumlah peserta utusan komisariat/komisariat penuh f. Apabila ayat (e) tidak terpenuhi maka RAK diundur 1 x 24 jam dan setelah itu
dinyatakan sah

115
g. Setelah LPJ Pengurus Komisariat diterima oleh peserta RAK maka Pengurus 9. Ketika mencalonkan diri, mendapatkan rekomendasi tertulis dari Cabang.
Komisariat dinyatakan demisioner. e. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Kongres, personalia Pengurus
Besar harus sudah dibentuk dan Pengurus Besar demisioner sudah
B. STRUKTUR PIMPINAN mengadakan serah terima jabatan.
f. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat
BAGIAN V diplih Pejabat Ketua Umum.
PENGURUS BESAR g. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:
1. Meninggal dunia
Pasal 21 2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 6 (enam)
Status bulan berturut-turut.
a. Pengurus Besar (PB) adalah Badan/Instansi kepemimpinan tertinggi 3. Tidak hadir dalam rapat harian dan/atau rapat presidium selama 2 (dua)
organisasi bulan berturut-turut.
b. Masa jabatan PB adalah dua tahun terhitung sejak pelantikan/serah terima h. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
jabatan dari Pengurus Besar demisioner sebelum Kongres apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal berikut:
1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama PB HMI yang melanggar
Pasal 22 Anggaran Dasar pasal 6.
Personalia Pengurus Besar 2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar Pasal 16 dan Anggaran Rumah
a. Formasi Pengurus Besar sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum, Tangga Pasal 59.
Sekretaris Jenderal, dan Bendahara Umum. 3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga
b. Formasi Pengurus Besar disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dengan pasal 22 ayat d.
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi kinerja kepengurusan. i. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah
c. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Besar adalah: jabatan Pejabat Ketua Umum sebelum Kongres hanya dapat melalui:
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. 1. Keputusan Rapat Pleno Pengurus Besar yang disetujui minimal 50%+1
2. Dapat membaca Al Qur’an. suara utusan Rapat Pleno Pengurus Besar apabila pemberhentian Ketua
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. Umum diusulkan melalui Keputusan Rapat Harian Pengurus Besar yang
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III. disetujui oleh 2/3 jumlah Pengurus Besar.
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan Pengurus Cabang dan/atau 2. Keputusan Rapat Pleno Pengurus Besar atau Rapat Harian Pengurus
Badko. Besar yang disetujui minimal 50%+1 jumlah suara utusan Rapat Pleno
6. Tidak menjadi personalia Pengurus Besar untuk periode ketiga kalinya Pengurus Besar atau 50%+1 jumlah Pengurus Besar apabila
kecuali jabatan Ketua Umum. pemberhentian Ketua Umum diusulkan oleh minimal 1/2 jumlah Cabang
d. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formatur Pengurus Besar adalah: penuh.
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. j. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
2. Dapat membaca Al Qur’an. disertai alasan, bukti dan saksi (bila dibutuhkan), dan tanda tangan pengusul.
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. Usulan ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III. Besar dan Cabang.
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat, Cabang dan/atau Badko. k. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi pemberhentiannya kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar
Pengurus. selambat-lambatnya satu mingggu sejak putusan pemberhentiannya
7. Sehat secara jasmani maupun rohani ditetapkan. Putusan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar yang
8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak
akademis yakni karya tulis ilmiah pengajuan gugatan pembatalan diterima.

116
l. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Jenderal e. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Besar minimal satu minggu sekali,
Pengurus Besar secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum selama periode berlangsung.
hingga dipilih, diangkat, dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum f. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Besar minimal dua minggu sekali,
dalam Rapat Harian Pengurus Besar yang terdekat. selama periode berlangsung.
m. Bila Sekretaris Jenderal Pengurus Besar tidak dapat menjadi Pejabat g. Memfasilitasi sidang Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar dalam
Sementara Ketua Umum karena mangkat, mengundurkan diri, atau rangka menyiapkan draft materi Kongres atau sidang Majelis Pengawas dan
berhalangan tetap hingga dua kali Rapat Harian yang terdekat dari mangkat Konsultasi Pengurus Besar lainnya ketika diminta.
atau mundurnya Ketua Umum maka Pejabat Sementara Ketua Umum h. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota melalui Kongres
diangkat secara otomatis dari Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi i. Mengesahkan Pengurus Badko dan Cabang.
hingga dipilih, diangkat, dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum j. Menerima laporan kerja Pengurus Badko.
dalam Rapat Harian Pengurus Besar yang terdekat. k. Menaikkan dan menurunkan status Badko dan Cabang berdasarkan evaluasi
n. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Besar untuk memilih Pejabat Ketua perkembangan Badko dan Cabang.
Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat atau l. Mengesahkan Pembentukan Cabang Persiapan berdasarkan usulan Pengurus
pengunduran diri Ketua Umum kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Badko dan mengesahkan pemekaran Cabang berdasarkan usulan
Pengurus Besar dan mengundang Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Musyawarah Daerah.
Besar menjadi saksi dalam Rapat Harian Pengurus Besar. m. Memberikan sanksi dan merehabilitasi secara langsung terhadap
o. Rapat Harian Pengurus Besar untuk memilih Pejabat Ketua Umum langsung anggota/pengurus.
dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat Ketua Umum dapat
dipilih melalui musyawarah atau pemungutan suara dari calon-calon yang BAGIAN VI
terdiri dari Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, dan Ketua Bidang. BADAN KOORDINASI
p. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh
Koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar atau anggota Pasal 24
Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar yang ditunjuk berdasarkan Status
kesepakatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar. a. Badko adalah badan pembantu Pengurus Besar
q. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Pengurus b. Badko HMI dibentuk untuk mengkoordinir beberapa cabang
Besar dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: c. Masa jabatan Pengurus Badko disesuaikan dengan masa jabatan Pengurus
1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat PB HMI Besar
2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu)
semester. Pasal 25
3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja PB HMI (di luar Personalia Pengurus Badko
bidang yang bersangkutan). a. Formasi Pengurus Badko sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum,
Sekretaris Umum dan Bendahara Umum
Pasal 23 b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Badko adalah:
Tugas dan Wewenang 1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
a. Menggerakkan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah 2. Dapat membaca Al Qur’an.
Tangga. 3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
b. Melaksanakan Ketetapan-ketetapan Kongres. 4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II.
c. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan 5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan Pengurus Cabang.
HMI kepada seluruh aparat dan anggota HMI. 6. Tidak menjadi personalia Pengurus Badko untuk periode ketiga kalinya
d. Melaksanakan Rapat Pleno Pengurus Besar setiap semester kegiatan, selama kecuali jabatan Ketua Umum.
periode berlangsung. c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formatur Pengurus Badko adalah:

117
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. i. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
2. Dapat membaca Al Qur’an. disertai alasan, bukti dan sanksi (bila dibutuhkan), dan tanda tangan pengusul.
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. Usulan ditembuskan kepada Pengurus Besar.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II. j. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan Cabang. pemberhentiannya kepada Pengurus Besar selambat-lambatnya satu mingggu
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Keputusan Pengurus Besar yang
pengurus. bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak
7. Sehat secara jasmani maupun rohani pengajuan gugatan pembatalan diterima.
8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan k. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum
akademis yakni karya tulis ilmiah. Pengurus Badko secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum
9. Ketika mencalonkan diri mendapatkan rekomendasi tertulis dari cabang. hingga dipilih, diangkat, dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum
d. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Musda, personalia Pengurus dalam Rapat Harian Pengurus Badko yang terdekat.
Badko harus sudah dibentuk dan Pengurus Badko demisioner sudah l. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Badko, Sekretaris Umum selaku
mengadakan serah terima jabatan. Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat atau
e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat pengunduran diri Ketua Umum kepada Cabang dan Pengurus Besar.
dipilih Pejabat Ketua Umum. m. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Pengurus
f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah: Badko dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Meninggal dunia 1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Badko
2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 6 (enam) 2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu)
bulan berturut-turut. semester.
3. Tidak hadir dalam rapat harian dan/atau rapat presidium selama 2 (dua) 3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Pengurus Badko HMI
bulan berturut-turut. (di luar bidang yang bersangkutan).
g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
sebelum Musda apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal berikut: Pasal 26
1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Pengurus Badko yang Tugas dan Wewenang
melanggar Anggaran Dasar Pasal 6. a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan Pengurus Besar tentang
2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar Pasal 16 dan Anggaran Rumah berbagai masalah organisasi di Badkonya.
Tangga Pasal 59. b. Mewakili Pengurus Besar menyelesaikan persoalan intern Badko
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga koordinasinya tanpa meninggalkan keharusan konsultasi dengan Pengurus
pasal 25 ayat c Besar.
h. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan Pejabat Ketua Umum c. Melaksanakan segala yang diputuskan Musyawarah Daerah (Musda).
sebelum Musda, hanya dapat dilakukan melalui: d. Melaksanakan Rapat Pleno setiap semester kegiatan.
1. Keputusan Rapat Pleno Pengurus Badko yang disetujui minimal 50%+1 e. Membantu menyiapkan draft materi Kongres.
suara peserta Rapat Pleno Pengurus Badko apabila pemberhentian Ketua f. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Cabang dalam wilayah koordinasinya.
Umum yang diusulkan melalui Keputusan Rapat Harian Pengurus Badko g. Mempersiapkan pembentukan Cabang Persiapan.
yang disetujui oleh 2/3 jumlah Pengurus Badko. h. Mewakili Pengurus Besar melantik Cabang-Cabang.
2. Rapat Pleno Pengurus Badko yang disetujui minimal 50%+1 jumlah suara i. Meminta laporan perkembangan Cabang-Cabang dalam wilayah
utusan Rapat Pleno Pengurus Badko apabila pemberhentian Ketua koordinasinya.
Umum diusulkan oleh minimal setengah jumlah cabang penuh. j. Menyampaikan laporan kerja Pengurus setiap semester kepada Pengurus
Besar.
k. Menyelenggarakan Musda selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah Kongres.

118
l. Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada Musda. a. Formasi Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum,
Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum.
Pasal 27 b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Cabang adalah:
Musyawarah Daerah 1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
a. Musyawarah Daerah (Musda) adalah musyawarah utusan cabang-cabang yang 2. Dapat membaca Al Qur’an.
ada dalam wilayah koordinasinya 3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
b. Penyelenggaraan Musda dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan 4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II.
setelah Kongres 5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan/atau Korkom
c. Apabila ayat (b) tidak terpenuhi, maka Pengurus Besar segera mengambil 6. Tidak menjadi personalia Pengurus Cabang untuk periode ketiga kalinya
inisiatif untuk segera menetapkan Ketua Umum Badko. kecuali jabatan Ketua Umum
d. Kekuasaan dan wewenang Musda adalah menetapkan program kerja dan c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formatur Pengurus Cabang adalah:
memilih calon-calon Ketua Umum/Formateur Badko maksimal 3 (tiga) orang 1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
dan diusulkan pengesahannya pada PB HMI dengan memperhatikan suara 2. Dapat membaca Al Qur’an.
terbanyak untuk ditetapkan 1 (satu) sebagai Ketua Umum/Formateur. 3. Tidak sedang dijatuhi sangsi organisasi.
e. Tata Tertib Musda disesuaikan dengan pasal 13 ART. 4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II.
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan Korkom atau Cabang.
Pasal 28 6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi
Pembentukan Badan Koordinasi pengurus.
a. Untuk pembentukan/pendirian Badan koordinasi (Badko) harus 7. Sehat secara jasmani maupun rohani.
direkomendasikan di Kongres dan ditetapkan/disahkan pada kongres 8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan
berikutnya. akademis yakni karya tulis ilmiah.
b. Satu Badan Koordinasi (Badko) mengkoordinir minimal 3 (tiga) cabang 9. Ketika mencalonkan diri mendapatkan rekomendasi tertulis dari
penuh. Pengurus Komisariat penuh.
d. Selambat-lambatnya 15 (lima belas hari) hari setelah Konfercab/Muscab,
personalia Pengurus Cabang harus sudah dibentuk dan Pengurus Cabang
BAGIAN VII demisioner sudah mengadakan serah terima jabatan.
CABANG e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat
dipilih Pejabat Ketua Umum.
Pasal 29 f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:
Status 1. Meninggal dunia
a. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu 2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 3 (tiga)
kesatuan organisasi yang dibentuk di Kota Besar atau Ibukota bulan berturut-turut.
Propinsi/Kabupaten/Kota yang terdapat perguruan tinggi. 3. Tidak hadir dalam rapat harian dan/atau rapat presidium selama 1 (satu)
b. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu bulan berturut-turut.
kesatuan organisasi yang dibentuk di Ibukota Negara dan Kota Besar lainnya g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
di Negara tersebut yang terdapat banyak mahasiswa muslim. sebelum Konfercab/Muscab apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal
c. Masa jabatan Pengurus Cabang adalah satu tahun semenjak pelantikan/serah berikut:
terima jabatan dari Pengurus demisioner. 1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Cabang yang melanggar
Anggaran Dasar pasal 6.
Pasal 30 2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran Rumah
Personalia Pengurus Cabang Tangga Pasal 59.

119
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga Umum dapat dipilih melalui musyawarah atau pemungutan suara dari calon
pasal 30 ayat c. yang terdiri dari Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Ketua Bidang.
h. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah o. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh
jabatan Pejabat Ketua Umum melalui: Koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang atau anggota
1. Keputusan Rapat Pleno Pengurus Cabang yang disetujui minimal 50%+1 Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang yang ditunjuk
suara utusan Rapat Pleno Pengurus Cabang berdasarkan kesepakatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang.
2. Usulan pemberhentian Ketua Umum hanya dapat diajukan melalui p. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Pengurus
Keputusan Rapat Harian Pengurus Cabang yang disetujui oleh minimal Cabang dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
2/3 jumlah Pengurus Cabang atau oleh minimal 1/2 jumlah Komisariat 1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Cabang
penuh. 2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu)
i. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis semester.
disertai alasan, bukti dan saksi (bila dibutuhkan), dan tanda tangan pengusul. 3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Cabang (di luar bidang
Usulan ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus yang bersangkutan).
Cabang dan Komisariat.
j. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
pemberhentiannya kepada Pengurus Besar selambat-lambatnya satu mingggu Pasal 31
sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Keputusan Pengurus Besar Tugas dan Wewenang
dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak pengajuan pembatalan gugatan a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Konferensi/Musyawarah Anggota
diterima. Dalam hal masíh terdapat keberatan atas keputusan Pengurus Besar Cabang, serta ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh
maka dapat diajukan gugatan ulang kepada Pengurus Besar selambat- Pengurus Besar atau Pengurus Badko.
lambatnya satu mingggu sejak keputusan Pengurus Besar ditetapkan. b. Membentuk Koordinator Komisariat (Korkom) bila diperlukan dan
Keputusan Pengurus Besar yang bersifat final dan mengikat dikeluarkan mengesahkan kepengurusannya.
paling lambat dua minggu sejak gugatan ulang diterima. c. Mengesahkan Pengurus Komisariat dan Badan Khusus di tingkat Cabang
k. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum d. Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus.
Pengurus Cabang secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum e. Melaksanakan Rapat Pleno sekurang-kurangnya sekali dalam 4 (empat) bulan
hingga dipilih, diangkat, dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum atau 2 (dua) kali selama satu periode berlangsung.
dalam Rapat Harian Pengurus Cabang yang terdekat. f. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Cabang minimal satu minggu sekali,
l. Bila Sekretaris Umum Pengurus Cabang tidak dapat menjadi Pejabat selama periode berlangsung.
Sementara Ketua Umum karena mangkat, mengundurkan diri, atau g. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Cabang minimal 1 (satu) kali dalam
berhalangan tetap hingga dua kali Rapat Harian yang terdekat dari mangkat sebulan.
atau mundurnya Ketua Umum maka Pejabat Sementara Ketua Umum h. Menyampaikan laporan kerja kepengurusan 4 (empat) bulan sekali kepada
diangkat secara otomatis dari Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi Pengurus Besar melalui Pengurus Badko.
hingga dipilih, diangkat, dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum i. Memilih dan mengesahkan 1 (satu) orang Formatur/Ketua Umum dan 2
dalam Rapat Harian Pengurus Cabang yang terdekat. (dua) orang mide Formatur dari tiga calon Anggota Formatur Korkom yang
m. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Cabang untuk memilih Pejabat dihasilkan Musyawarah Komisariat dengan memperhatikan suara terbanyak
Ketua Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat dan mengesahkan susunan Pengurus Korkom yang diusulkan
atau pengunduran diri Ketua Umum kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Formatur/Ketua Umum Korkom.
Pengurus Cabang dan mengundangnya untuk menjadi saksi dalam Rapat j. Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus Korkom dan
Harian Pengurus Cabang. mendemisionerkannya.
n. Rapat Harian Pengurus Cabang untuk memilih Pejabat Ketua Umum k. Mengusulkan pembentukan dan pemekaran Cabang melalui Musyawarah
langsung dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat Ketua Daerah.

120
l. Menyelenggarakan Konferensi/Musyawarah Anggota Cabang Cabang asal dan disetujui dalam Musyawarah Badko setempat, serta tidak
m. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota biasa melalui dalam satu Badko administratif Kabupaten/Kota.
Konferensi/Musyawarah Anggota Cabang. h. Untuk pemekaran Cabang penuh yang berkedudukan di Kota Besar, 2 (dua)
atau lebih Cabang penuh yang telah dimekarkan dapat berada dalam 1 (satu)
wilayah administratif Kota bila memiliki potensi keanggotaan, potensi
Pasal 32 pembiayaan, dan potensi-potensi penunjang kesinambungan Cabang lainnya
Pendirian dan Pemekaran Cabang yang tinggi.
a. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, pendirian Cabang Persiapan i. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, 1 (satu) Cabang dapat
dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 100 (seratus ) orang anggota biasa dimekarkan menjadi 2 (dua) atau lebih Cabang penuh apabila masing-masing
langsung kepada Pengurus Besar atau melalui Pengurus Cabang terdekat Cabang yang dimekarkan tersebut memiliki minimal 75 (tujuh puluh lima)
dan/atau Pengurus Badko setempat yang selanjutnya diteruskan kepada anggota biasa, memiliki Badan Pengelola Latihan dan direkomendasikan
Pengurus Besar. Konferensi Cabang asal.
b. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, pendirian Cabang Persiapan j. Dalam mengesahkan pemekaran Cabang penuh, Pengurus Besar harus
dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) orang anggota biasa mempertimbangkan tingkat dinamika Cabang penuh hasil pemekaran, daya
langsung kepada Pengurus Besar. dukung daerah tempat kedudukan Cabang-Cabang hasil pemekaran, potensi
c. Usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen keanggotaan, potensi pembiayaan untuk menunjang aktifitas Cabang hasil
pendukungnya. pemekaran, dan potensi-potensi lainnya yang menunjang kesinambungan
d. Pengurus Besar dalam mengesahkan Cabang Persiapan harus meneliti keaslian Cabang.
dokumen pendukung, mempertimbangkan potensi anggota di daerah
setempat, dan potensi-potensi lainnya di daerah setempat yang dapat Pasal 33
mendukung kesinambungan Cabang tersebut bila dibentuk. Penurunan Status dan Pembubaran Cabang
e. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekurang-kurangnya setelah 1 a. Cabang penuh dapat diturunkan statusnya menjadi Cabang Persiapan apabila
(satu) tahun disahkan menjadi Cabang Persiapan, mempunyai minimal 150 memenuhi salah satu atau seluruh hal berikut:
(seratus lima puluh) anggota biasa dan mampu melaksanakan minimal 2 (dua) 1. Memiliki anggota biasa kurang dari 150 orang (dalam NKRI) dan 75
kali Latihan Kader I dan 1 (satu) kali Latihan Kader II di bawah bimbingan orang (di luar NKRI).
dan pengawasan Pengurus Badko setempat, memiliki Badan Pengelola 2. Tidak lagi memiliki salah satu atau keduanya dari Badan Pengelola
Latihan dan minimal 1 (satu) Lembaga Pengembangan Profesi aktif serta Latihan dan 1 (satu) Lembaga Pengembangan Profesi.
direkomendasikan Pengurus Badko setempat dapat disahkan menjadi Cabang 3. Dalam satu periode kepengurusan tidak melaksanakan Konferensi
penuh Cabang selambat-lambatnya selama 18 (delapan belas) bulan.
f. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekurang-kurangnya setelah 1 4. Tidak melaksanakan Latihan Kader II sebanyak 2 (dua) kali dalam 2 (dua)
(satu) tahun disahkan menjadi Cabang Persiapan, mempunyai minimal 75 periode kepengurusan berturut-turut atau tidak melaksanakan 4 (empat)
(tujuh puluh lima) anggota biasa dan mampu melaksanakan minimal 1 (satu) kali Latihan Kader I dalam 2 (dua) periode kepengurusan berturut-turut.
kali Latihan Kader I dan 1 (satu) kali Latihan Kader II di bawah bimbingan 5. Tidak melaksanakan Rapat Pleno minimal 4 (empat) kali selama 2 (dua)
dan pengawasan Pengurus Besar, dan memiliki Badan Pengelola Latihan periode kepengurusan berturut-turut atau Rapat Harian dan Rapat
dapat disahkan menjadi Cabang Penuh. Presidium minimal 20 kali selama 2 (dua) periode kepengurusan berturut-
g. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, 1 (satu) Cabang penuh dapat turut.
dimekarkan menjadi 2 (dua) atau lebih Cabang penuh apabila masing-masing b. Apabila Cabang Persiapan dan Cabang Penuh yang diturunkan menjadi
Cabang yang dimekarkan tersebut memiliki minimal 150 (seratus lima puluh) Cabang Persiapan dalam waktu 2 (dua) tahun tidak dapat meningkatkan
anggota biasa, memiliki Badan Pengelola Latihan dan minimal 1 (satu) statusnya menjadi Cabang Penuh maka Cabang tersebut dinyatakan bubar
Lembaga Pengembangan Profesi aktif, direkomendasikan dalam Konferensi melalui Keputusan Pengurus Besar.

121
BAB VIII f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:
KOORDINATOR KOMISARIAT 1. Meninggal dunia
2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 2 (dua)
Pasal 34 bulan berturut-turut.
Status 3. Tidak hadir dalam rapat harian dan/atau rapat presidium selama 1 (satu)
a. Koordinator Komisariat adalah instansi pembantu pengurus cabang. bulan berturut-turut.
b. Pada perguruan tinggi yang dianggap perlu, Pengurus Cabang dapat g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
membentuk Korkom untuk mengkoordinir beberapa Komisariat. sebelum Musyawarah Koordinator Komisariat apabila memenuhi satu atau
c. Masa jabatan Pengurus Korkom disesuaikan dengan masa jabatan Pengurus lebih hal-hal berikut:
Cabang. 1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Pengurus Korkom yang
melanggar Anggaran Dasar pasal 6.
Pasal 35 2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran Rumah
Personalia Pengurus Korkom Tangga Pasal 59.
a. Formasi pengurus korkom sekurang-kurangnya terdiri dari ketua umum, 3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga
sekretaris umum dan bendahara umum. pasal 35 ayat c
b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Korkom adalah: h. Pemberhentian Ketua Umum Korkom dan pengangkatan Pejabat Ketua
1. Bertaqwa kepada Allah SWT Umum Korkom hanya dapat dilakukan melalui:
2. Dapat membaca Al Qur’an 1. Keputusan Rapat Harian Pengurus Cabang yang disetujui minimal
3. Tidak sedang dijatuhi sangsi organisasi. 50%+1 suara peserta Rapat Harian Pengurus Cabang.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 (satu) tahun. 2. Rapat Harian Pengurus Cabang hanya membahas usulan pemberhentian
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat Ketua Umum Cabang yang diusulkan oleh minimal 1/2 jumlah
6. Tidak menjadi personalia Pengurus Korkom untuk periode ketiga kalinya Komisariat di Badko Korkom tersebut atau 1/2 jumlah Pengurus Cabang
kecuali jabatan Ketua Umum atau 2/3 jumlah Pengurus Korkom
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formatur Pengurus Korkom adalah: i. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
1. Bertaqwa kepada Allah SWT disertai alasan, bukti dan saksi (bila dibutuhkan), dan tanda tangan pengusul.
2. Dapat membaca Al Qur’an Usulan ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus
3. Tidak sedang dijatuhi sangsi organisasi. Cabang dan Komisariat.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II. j. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat. pemberhentiannya kepada Pengurus Cabang selambat-lambatnya satu minggu
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Keputusan Pengurus Cabang
pengurus. dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak pengajuan pembatalan gugatan
7. Sehat secara jasmani maupun rohani diterima. Dalam hal masíh terdapat keberatan atas keputusan Pengurus
8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan Cabang maka dapat diajukan gugatan ulang kepada Pengurus Cabang
akademis yakni karya tulis ilmiah selambat-lambatnya satu minggu sejak keputusan Pengurus Cabang
9. Ketika mencalonkan diri mendapatkan rekomendasi tertulis dari ditetapkan. Keputusan Pengurus Cabang yang bersifat final dan mengikat
Pengurus Komisariat penuh dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak gugatan ulang diterima.
d. Selambat-lambatnya 15 (lima belas hari) hari setelah Musyawarah Komisariat, k. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum
personalia Pengurus Korkom harus sudah dibentuk dan Pengurus demisioner Korkom secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum hingga
sudah mengadakan serah terima jabatan. dipilih, diangkat, dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dalam
e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat Rapat Harian Pengurus Cabang yang terdekat.
dipilih Pejabat Ketua Umum.

122
l. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Cabang, Sekretaris Umum Korkom b. Muskom dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah Konferensi
selaku Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat atau Cabang
pengunduran diri Ketua Umum kepada Komisariat dan Pengurus Cabang. c. Penyelenggaraan musyawarah Komisariat dilaksanakan selambat-lambatnya
m. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Pengurus dua bulan setelah konferensi cabang.
Korkom dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: d. Kekuasaan dan wewenang Muskom adalah menetapkan Pedoman Kerja
1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Korkom Pengurus Korkom, program kerja, mengusulkan pemekaran Komisariat serta
2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 3 (tiga) bulan. Rekomendasi Internal dan Eksternal Korkom dan memilih calon-calon
Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Korkom (di luar Anggota Formateur Korkom sebanyak 3 (tiga) orang dan diusulkan kepada
bidang yang bersangkutan). Pengurus Cabang untuk dipilih dan disahkan 1 (satu) sebagai Formateur dan 2
3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Korkom (di luar (dua) sebagai mide Formateur.
bidang yang bersangkutan). e. Tata tertib Muskom disesuaikan dengan pasal 17 Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 36
Tugas dan Wewenang BAGIAN IX
a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan Pengurus Cabang tentang KOMISARIAT
berbagai masalah organisasi di Badkonya
b. Mewakili Pengurus Cabang menyelesaikan persoalan intern Badko Pasal 38
koordinasinya dan berkonsultasi, berkoordinasi dengan Pengurus Cabang Status
c. Melaksanakan Ketetapan-ketetapan Musyawarah Komisariat a. Komisariat merupakan satu kesatuan organisasi di bawah Cabang yang
d. Menyampaikan laporan kerja di Rapat Pleno Pengurus Cabang dan di waktu dibentuk di satu perguruan tinggi atau satu/beberapa fakultas dalam satu
lain ketika diminta Pengurus Cabang perguruan tinggi.
e. Melaksanakan Rapat Pengurus Korkom minimal satu minggu satu kali, selama b. Masa jabatan Pengurus Komisariat adalah satu tahun semenjak
periode berlangsung pelantikan/serah terima jabatan Pengurus demisioner.
f. Membantu menyiapkan draft materi Konferensi Cabang c. Setelah satu tahun berdirinya dengan bimbingan dan pengawasan
g. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Komisariat dalam wilayah Korkom/Cabang yang bersangkutan serta syarat-syarat berdirinya Komisariat
koordinasinya. penuh telah terpenuhi, maka dapat mengajukan permohonan kepada
h. Meminta laporan Komisariat dalam wilayah koordinasinya Pengurus Cabang untuk disahkan menjadi Komisariat penuh dengan
i. Menyelenggarakan Musyawarah Komisariat selambat-lambatnya 2 (dua) bulan rekomendasi Korkom.
setelah Konferensi Cabang d. Dalam hal tidak terdapat Korkom pengajuan Komisariat penuh langsung
j. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Pengurus Cabang kepada Pengurus Cabang.
melalui Rapat Harian Pengurus Cabang selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
sebelum Musyawarah Komisariat dan menyampaikan laporan kerja selama Pasal 39
periode kepengurusan di Musyawarah Komisariat. Personalia Pengurus Komisariat
k. Mengusulkan penaikan dan penurunkan status Komisariat di wilayah a. Formasi pengurus komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum,
koordinasinya berdasarkan evaluasi perkembangan Komisariat. Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum.
l. Mengusulkan kepada Pengurus Cabang pembentukan Komisariat Persiapan b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Komisariat adalah:
1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
Pasal 37 2. Dapat membaca Al Qur’an.
Musyawarah Komisariat 3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
a. Musyawarah komisariat (Muskom) adalah musyawarah perwakilan komisariat- 4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 (satu) tahun
komisariat yang ada dalam wilayah koordinasi Korkom. setelah lulus.

123
5. Tidak menjadi personalia Pengurus Komisariat untuk periode ketiga 3. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
kalinya kecuali jabatan Ketua Umum disertai alasan, bukti dan saksi (bila dibutuhkan), dan tanda tangan
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formatur Pengurus Komisariat adalah: pengusul. Usulan ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. Pengurus Besar dan Cabang.
2. Dapat membaca Al Qur’an. i. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. pemberhentiannya kepada Pengurus Cabang selambat-lambatnya satu
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 (satu) tahun. mingggu sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Putusan Pengurus
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat. Cabang yang bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi minggu sejak pengajuan gugatan pembatalan diterima.
pengurus. j. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum
7. Sehat secara jasmani maupun rohani Pengurus Komisariat secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua
8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan Umum hingga dipilih, diangkat, dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua
akademis yakni karya tulis ilmiah. Umum dalam Rapat Pleno Pengurus Komisariat yang terdekat.
d. Selambat-lambatnya 15 (lima belas hari) hari setelah Rapat Anggota k. Bila Sekretaris Umum Pengurus Komisariat tidak dapat menjadi Pejabat
Komisariat, personalia Pengurus Komisariat harus sudah dibentuk dan Sementara Ketua Umum karena mangkat, mengundurkan diri, atau
Pengurus demisioner sudah mengadakan serah terima jabatan. berhalangan tetap hingga dua kali Rapat Pleno yang terdekat dari mangkat
e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat atau mundurnya Ketua Umum maka Pejabat Sementara Ketua Umum
dipilih Pejabat Ketua Umum. diangkat secara otomatis dari Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah: hingga dipilih, diangkat, dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum
1. Meninggal dunia dalam Rapat Harian Pengurus Komisariat yang terdekat.
2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 2 (dua) l. Sebelum diadakan Rapat Pleno Pengurus Komisariat untuk memilih Pejabat
bulan berturut-turut. Ketua Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat
3. Tidak hadir dalam rapat harian dan/atau rapat presidium selama 1 (satu) atau pengunduran diri Ketua Umum kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi
bulan berturut-turut. Pengurus Komisariat dan mengundang Majelis Pengawas dan Konsultasi
g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum Pengurus Komisariat menjadi saksi dalam Rapat Pleno Pengurus Komisariat.
sebelum Rapat Anggota Komisariat apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal m. Rapat Pleno Pengurus Komisariat untuk memilih Pejabat Ketua Umum
berikut: langsung dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat Ketua
1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Pengurus Komisariat yang Umum dapat dipilih melalui musyawarah atau pemungutan suara dari calon
melanggar Anggaran Dasar pasal 6. yang terdiri dari Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Ketua Bidang.
2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran Rumah n. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh
Tangga Pasal 59 Koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat atau
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat yang ditunjuk
pasal 39 ayat c berdasarkan kesepakatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus
h. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah Komisariat.
jabatan Pejabat Ketua Umum hanya dapat dilakukan melalui: o. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Pengurus
1. Keputusan Rapat Pleno Pengurus Komisariat yang disetujui minimal Komisariat dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
50%+1 suara utusan Rapat Pleno Pengurus Komisariat 1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Komisariat
2. Usulan pemberhentian Ketua Umum dapat diajukan melalui Keputusan 2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam waktu 3 (tiga)
Rapat Harian Pengurus Komisariat yang disetujui oleh minimal 2/3 bulan.
jumlah Pengurus Komisariat 3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Komisariat (di luar
bidang yang bersangkutan).

124
pembiayaan untuk menunjang aktifitas Komisariat hasil pemekaran, dan
Pasal 40 potensi-potensi lainnya yang menunjang kesinambungan Komisariat.
Tugas dan Wewenang
a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Rapat Anggota Komisariat, serta Pasal 42
ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh Pengurus Cabang. Penurunan Status dan Pembubaran Komisariat
b. Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus. a. Komisariat penuh dapat diturunkan statusnya menjadi Komisariat Persiapan
c. Melaksanakan Rapat Pleno Pengurus Komisariat minimal satu bulan satu kali, apabila memenuhi salah satu atau seluruh hal berikut:
selama periode berlangsung. 1. Memiliki anggota biasa kurang dari 50 orang.
d. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Komisariat minimal 1 (satu) kali 2. Dalam satu periode kepengurusan tidak melaksanakan Rapat Anggota
dalam seminggu Komisariat selambat-lambatnya selama 18 (delapan belas) bulan.
e. Menyampaikan laporan kerja kepengurusan 3 (empat) bulan sekali kepada 3. Tidak melaksanakan Latihan Kader I sebanyak 2 (dua) kali dalam 2 (dua)
Pengurus Cabang. periode kepengurusan berturut-turut atau tidak melaksanakan 3 (tiga) kali
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota biasa melalui Maperca dalam 2 (dua) periode kepengurusan berturut-turut.
Rapat Anggota Komisariat. 4. Tidak melaksanakan Rapat Pleno minimal 10 (sepuluh) kali selama 2
(dua) periode kepengurusan berturut-turut atau Rapat Presidium minimal
Pasal 41 30 kali selama 2 (dua) periode kepengurusan berturut-turut.
Pendirian dan Pemekaran Komisariat b. Apabila Komisariat Persiapan dan Komisariat Penuh yang diturunkan
a. Pendirian Komisariat Persiapan dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 25 menjadi Komisariat Persiapan dalam waktu 2 (dua) tahun tidak dapat
(dua puluh lima) anggota biasa dari satu perguruan tinggi atau satu/beberapa meningkatkan statusnya menjadi Komisariat Penuh maka Komisariat tersebut
fakultas dari satu perguruan tinggi langsung kepada Pengurus Cabang atau dinyatakan bubar melalui Keputusan Pengurus Cabang.
melalui Pengurus Korkom yang selanjutnya dibicarakan dalam Rapat Pleno
Pengurus Cabang
b. Usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen C. MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI
pendukungnya.
c. Pengurus Cabang dalam mengesahkan Komisariat Persiapan harus meneliti BAGIAN X
keaslian dokumen pendukung, mempertimbangkan potensi anggota di MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI PENGURUS BESAR
perguruan tinggi/fakultas setempat, dan potensi-potensi lainnya yang dapat
mendukung kesinambungan komisariat tersebut bila dibentuk. Pasal 43
d. Sekurang-kurangnya setelah 1 (satu) tahun disahkan menjadi Komisariat Status, Fungsi, Keanggotaan, dan Masa Jabatan
Persiapan, mempunyai minimal 50 (lima puluh) anggota biasa dan mampu a. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar adalah Majelis Pengawas
melaksanakan minimal 1 (satu) kali Latihan Kader I dan 2 (dua) kali Maperca dan Konsultasi HMI ditingkat Pengurus Besar.
di bawah bimbingan dan pengawasan Cabang/Korkom setempat, serta b. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar berfungsi melakukan
direkomendasikan Korkom setempat dapat disahkan menjadi Komisariat pengawasan terhadap kinerja Pengurus Besar dalam melaksanakan AD/ART
penuh di Rapat Pleno Pengurus Cabang. dan aturan dibawahnya dan memberikan penilaian konstitusional yang bersifat
e. Pemekaran Komisariat penuh dapat dimekarkan menjadi 2 (dua) atau lebih final dan mengikat atas perkara konstitusional di tingkat Pengurus Besar.
Komisariat penuh apabila masing-masing Komisariat yang dimekarkan c. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar berjumlah 15
tersebut memiliki minimal 50 (lima puluh) anggota biasa. (lima belas) orang.
f. Dalam mengesahkan pemekaran Komisariat penuh, Pengurus Komisariat d. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar adalah
harus mempertimbangkan potensi dinamika Komisariat penuh hasil anggota/alumni HMI yang memenuhi syarat sebagai berikut:
pemekaran, daya dukung Fakultas/Perguruan tinggi tempat kedudukan 1. Bertaqwa kepada Allah SWT
Komisariat-Komisariat hasil pemekaran, potensi keanggotaan, potensi 2. Dapat membaca Al Qur’an,

125
3. Tidak pernah dijatuhi sangsi organisasi karena melanggar AD/ART g. Putusan MPK PB diambil secara musyawarah mufakat dan bila tidak dapat
4. Dinyatakan telah lulus mengikuti Latihan Kader III dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak (50%+1).
5. Pernah menjadi Presidium Pengurus Besar atau Presidium Pengurus
Badan Khusus di tingkat Pengurus Besar. BAGIAN XI
6. Sehat secara jasmani maupun rohani MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI PENGURUS CABANG
7. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan
akademis. Pasal 46
8. Ketika mencalonkan mendapatkan rekomendasi tertulis dari 5 Cabang Satus, Fungsi, Keanggotaan, dan Masa Jabatan
penuh. a. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang adalah Majelis Pengawas
9. Tidak menjadi anggota MPK PB untuk yang ketiga kalinya. dan Konsultasi HMI ditingkat Pengurus Cabang.
e. Masa Jabatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar adalah 2 b. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang berfungsi melakukan
(dua) tahun dimulai sejak terbentuknya di Kongres dan berakhir pada pengawasan terhadap kinerja Pengurus Cabang dalam melaksanakan
Kongres periode berikutnya. AD/ART dan aturan penjabarannya, Keputusan Pengurus Besar dan
Pengurus Badko, dan hasil-hasil Konfercab/Muscab.
Pasal 44 c. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang berjumlah 7
Tugas dan Wewenang MPK PB (tujuh) orang.
a. Menjaga tegaknya AD/ART HMI di tingkat Pengurus Besar d. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang adalah
b. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan ketetapan-ketetapan Kongres oleh anggota/alumni HMI yang memenuhi syarat sebagai berikut:
Pengurus Besar 1. Bertaqwa kepada Allah SWT
c. Memberikan masukan dan saran kepada Pengurus Besar dalam melaksanakan 2. Dapat membaca Al Qur’an
AD/ART dan ketetapan-ketetapan Kongres baik diminta maupun tidak 3. Tidak pernah dijatuhi sangsi organisasi karena melanggar AD/ART
diminta. 4. Dinyatakan telah lulus mengikuti Latihan Kader II
d. Menyampaikan hasil pengawasannya kepada Sidang Pleno Pengurus Besar. 5. Pernah menjadi Presidium Pengurus Cabang atau Presidium Pengurus
e. Menyiapkan draft materi Kongres Badan Khusus di tingkat Pengurus Cabang atau Ketua Umum Korkom.
f. Memberikan putusan yang bersifat final dan mengikat atas perkara 6. Sehat secara jasmani maupun rohani
konstitusional yang diajukan oleh anggota biasa dan struktur organisasi 7. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan
lainnya. akademis yakni karya tulis ilmiah.
8. Ketika mencalonkan mendapatkan rekomendasi tertulis dari
Pasal 45 Korkom/Komisariat.
Struktur, Tata Kerja dan Persidangan MPK PB 9. Tidak menjadi anggota MPK PC untuk yang ketiga kalinya.
a. Struktur MPK PB terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan Komisi-Komisi. e. Masa Jabatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang adalah 1
b. Koordinator dipilih dari dan oleh anggota MPK PB (satu) tahun dimulai sejak terbentuknya di Konferensi Cabang dan berakhir
c. Komisi-Komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang Pengurus Besar pada Konferensi Cabang berikutnya.
dan dipimpin oleh seorang Ketua Komisi yang dipilih dari dan oleh anggota
Komisi tersebut. Pasal 47
d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPK PB difasilitasi oleh Tugas dan Wewenang MPKPC
Pengurus Besar a. Menjaga tegaknya AD/ART HMI disemua tingkatan struktur Cabang hingga
e. MPK PB bersidang sedikitnya 4 (empat) kali dalam 1 (satu) periode. Komisariat.
f. Sidang MPK PB dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3 anggota MPK b. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan penjabarannya, keputusan Pengurus
PB dan dipimpin oleh Koordinator MPK PB. Besar dan Pengurus Badko, serta ketetapan-ketetapan Konferensi Cabang
oleh Pengurus Cabang dan badan khusus di tingkat Cabang

126
c. Memberikan saran dan masukan atas pelaksanaan keputusan Pengurus Besar 3. Tidak pernah dijatuhi sanksi organisasi karena melanggar AD/ART
dan Pengurus Badko, dan ketetapan-ketetapan Konferensi Cabang oleh 4. Dinyatakan telah lulus mengikuti Latihan Kader II
Pengurus Cabang dan badan khusus di tingkat Cabang ketika diminta maupun 5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan Pengurus Badan Khusus di
tidak diminta. tingkat Komisariat minimal sebagai Presidium
d. Menyampaikan hasil pengawasannya kepada Sidang Pleno Pengurus Cabang 6. Sehat secara jasmani maupun rohani
e. Menyiapkan draft materi Konferensi Cabang. 7. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan
akademis yakni karya tulis ilmiah.
8. Tidak menjadi anggota MPK PK untuk yang ketiga kalinya.
Pasal 48 e. Masa Jabatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat adalah
Struktur, Tata Kerja dan Persidangan MPKPC 1 (satu) tahun dimulai sejak terbentuknya di RAK dan berakhir pada RAK
a. Struktur MPKPC terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan Komisi-Komisi. periode berikutnya.
b. Koordinator dipilih dari dan oleh anggota MPKPC
c. Komisi-Komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang Pengurus Cabang Pasal 50
dan dipimpin oleh seorang Ketua Komisi yang dipilih dari dan oleh anggota Tugas dan Wewenang MPK PK
Komisi tersebut. a. Menjaga tegaknya AD/ART HMI ditingkat Komisariat.
d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPKPC difasilitasi oleh b. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan penjabarannya, keputusan Pengurus
Pengurus Cabang Cabang dan Korkom serta ketetapan-ketetapan Rapat Anggota Komisariat
e. MPKPC bersidang sedikitnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode. oleh Pengurus Komisariat dan badan khusus di tingkat Komisariat.
f. Sidang MPKPC dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3 anggota MPKPC c. Memberikan saran dan masukan atas pelaksanaan keputusan Pengurus
dan dipimpin oleh Koordinator MPKPC. Cabang dan Korkom, dan ketetapan-ketetapan Rapat Anggota Komisariat
g. Putusan MPKPC diambil secara musyawarah mufakat dan bila tidak dapat oleh Pengurus Komisariat dan badan khusus di tingkat Komisariat ketika
dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak ( 50%+1). diminta maupun tidak diminta.
d. Menyampaikan hasil pengawasannya kepada Sidang Pleno Pengurus
BAGIAN XII Komisariat
MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI PENGURUS KOMISARIAT e. Menyiapkan draft materi Rapat Anggota Komisariat.
(MPKPK)
Pasal 51
Pasal 49 Struktur, Tata Kerja dan Persidangan MPKPK
Satus, Fungsi, Keanggotaan, dan Masa Jabatan a. Struktur MPPK terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan Komisi-Komisi.
a. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat adalah Majelis b. Koordinator dipilih dari dan oleh anggota MPKPK
Pengawas dan Konsultasi HMI ditingkat Pengurus Komisariat. c. Komisi-Komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang Pengurus
b. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat berfungsi melakukan Komisariat dan dipimpin oleh seorang Ketua Komisi yang dipilih dari dan
pengawasan terhadap kinerja Pengurus Komisariat dalam melaksanakan oleh anggota Komisi tersebut.
AD/ART dan aturan penjabarannya, keputusan Pengurus Cabang dan d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPKPK difasilitasi oleh
Korkom, dan ketetapan Rapat Anggota Komisariat. Pengurus Komisariat
c. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat berjumlah 5 e. MPKPK bersidang sedikitnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode.
(lima) orang. f. Sidang MPKPK dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3 anggota
d. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat adalah MPKPK dan dipimpin oleh Koordinator MPKPK.
anggota/alumni HMI yang memenuhi syarat sebagai berikut: g. Putusan MPKPK diambil secara musyawarah mufakat dan bila tidak dapat
1. Bertaqwa kepada Allah SWT dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak (50%+1).
2. Dapat membaca Al Qur’an

127
2. Kohati berhak untuk mendapatkan berbagai informasi dari semua tingkat
D. BADAN-BADAN KHUSUS struktur kepemimpinan HMI untuk memudahkan Kohati menunaikan
tugasnya.
Pasal 52 3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya dalam gerakan
Status, Sifat , dan Fungsi Badan Khusus keperempuanan yang tidak bertentangan dengan AD/ART dan pedoman
a. Badan Khusus adalah lembaga yang dibentuk/disahkan oleh struktur organisasi lainnya.
pimpinan sebagai wahana beraktifitas di bidang tertentu secara profesional di f. Personalia Kohati :
bawah koordinasi bidang dalam struktur pimpinan setingkat. 1. Formasi pengurus Kohati sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,
b. Badan Khusus bersifat semi otonom terhadap struktur pimpinan. Sekretaris dan Bendahara.
c. Badan Khusus dapat memiliki pedoman sendiri yang tidak bertentangan 2. Struktur pengurus Kohati berbentuk garis fungsional.
dengan AD/ART dan ketetapan Kongres lainnya. 3. Pengurus Kohati disahkan oleh struktur kepemimpinan HMI setingkat.
d. Badan Khusus berfungsi sebagai penyalur minat dan bakat anggota dan 4. Masa kepengurusan Kohati disesuaikan dengan masa kepengurusan
wahana pengembangan bidang tertentu yang dinilai strategis. struktur kepemimpinan HMI.
5. Yang dapat menjadi Ketua/Pengurus Kohati PB HMI adalah HMI-wati
Pasal 53 yang pernah menjadi pengurus Kohati Cabang/Badko/Kohati PB HMI,
Jenis Badan Khusus berprestasi, telah mengikuti LKK dan LKIII. Yang dapat menjadi
a. Badan Khusus terdiri dari korps HMI-wati (Kohati), Badan Pengelola Ketua/Pengurus Kohati Badko adalah HMI-wati yang pernah menjadi
Latihan, Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dan Badan Penelitian dan Pengurus Kohati Cabang, berprestasi, yang telah mengikuti LKK dan LK
Pengembangan (Balitbang). III atau training tingkat nasional lainnya. Yang dapat menjadi
b. Badan Khusus lainnya dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan organisasi. Ketua/Pengurus Kohati Cabang adalah HMI-wati yang pernah menjadi
c. Badan Khusus dapat dibentuk di semua tingkatan struktur HMI. pengurus Kohati Komisariat/Bidang Pemberdayaan
d. Di tingkat Pengurus Besar dibentuk Kohati PB HMI, Badan Pengelola Perempuan/Korkom, berprestasi dan telah mengikuti LKK dan LK II.
Latihan (BPL), Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dan Yang dapat menjadi Ketua/Pengurus Kohati Korkom adalah HMI-wati
Balitbang PB HMI. yang pernah menjadi Pengurus Kohati Komisariat/Bidang Pemberdayaan
Perempuan, berprestasi dan telah mengikuti LKK dan LK II. Yang dapat
Pasal 54 menjadi Ketua/Pengurus Kohati Komisariat adalah HMI-wati berprestasi
Korps HMI-wati yang telah mengikuti LK-I dan LKK.
a. Korps HMI-Wati yang disingkat Kohati adalah badan khusus HMI yang g. Musyawarah Kohati:
berfungsi sebagai wadah membina, mengembangkan dan meningkatkan 1. Musyawarah Kohati merupakan instansi pengambilan keputusan tertinggi
potensi HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. pada Kohati.
b. Ditingkat internal HMI, Kohati berfungsi sebagai bidang keperempuanan. 2. Musyawarah Kohati merupakan forum laporan pertanggung jawaban dan
Ditingkat ekternal HMI, berfungsi sebagai organisasi keperempuanan perumusan program kerja Kohati.
c. Kohati terdiri dari Kohati Pengurus Besar HMI, Kohati Pengurus Badko, 3. Tata tertib Musyawarah Kohati diatur tersendiri dalam Pedoman Kohati.
Kohati Cabang, Kohati Korkom dan Kohati Komisariat.
d. Kohati bertugas: Pasal 55
1. Melakukan pembinaan, pengembangan, dan peningkatan potensi kader Lembaga Pengembangan Profesi
HMI dalam wacana dan dinamika keperempuanan. a. Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) adalah lembaga perkaderan untuk
2. Melakukan advokasi terhadap isu-isu keperempuanan. pengembangan profesi di lingkungan HMI.
e. Kohati memiliki hak dan wewenang untuk: b. Lembaga Pengembangan Profesi terdiri dari:
1. Memiliki Pedoman Dasar Kohati. 1. Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI)

128
2. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) Badko/Cabang dihadiri oleh pengurus Lembaga Pengembangan Profesi
3. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI) HMI di tingkat Badko/Cabang.
4. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) 4. Musyawarah Lembaga menetapkan program kerja dan menyeleksi calon
5. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) Direktur sebagai formatur yang akan diajukan kepada struktur
6. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI) kepemimpinan HMI setingkat.
7. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI) 5. Tata tertib Musyawarah Lembaga diatur tersendiri dalam Pedoman
8. Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mahasiswa Lembaga Pengembangan Profesi (LPP).
Islam (LKBHMI) g. Rapat Koordinasi Nasional
9. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI) 1. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dilaksanakan oleh Lembaga
c. Lembaga Pengembangan Profesi bertugas : Pengembangan Profesi di tingkat Pengurus Besar dan diadakan sekali
1. Melaksanakan perkaderan dan program kerja sesuai dengan bidang dalam satu masa periode kepengurusan.
profesi masing-masing LPP. 2. Rapat Koordinasi Nasional dihadiri oleh Lembaga Pengembangan Profesi
2. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur HMI setingkat. di Tingkat Pengurus Besar HMI dan Lembaga Pengembangan Profesi di
d. Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) memiliki hak dan wewenang untuk: tingkat Badko/Cabang.
1. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga. 3. Rapat Koordinasi Nasional berfungsi untuk menyelaraskan program-
2. Masing-masing Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat program kerja di lingkungan lembaga-lembaga pengembangan profesi.
Pengurus Besar berwenang untuk melakukan akreditasi Lembaga h. Pembentukan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) :
Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat cabang. 1. Pembentukan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di Tingkat
3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar yang tidak bertentangan Pengurus Besar dapat dilakukan sekurang-kurangnya telah memiliki 10
dengan AD/ART dan pedoman organisasi lainnya. Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat Badko/Cabang.
4. Dapat melakukan penyikapan terhadap fenomena eksternal sesuai dengan 2. Pembentukan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat cabang
bidang profesi masing-masing Lembaga Pengembangan Profesi (LPP). dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya 10 orang anggota biasa
e. Personalia Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) berdasarkan profesi keilmuan atau minat dan bakat.
1. Formasi pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) sekurang-
kurangnya terdiri dari Direktur, Direktur Administrasi dan Keuangan, dan Pasal 56
Direktur Pendidikan dan Pelatihan. Badan Pengelola Latihan
2. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) disahkan oleh struktur a. Badan Pengelola Latihan (BPL) adalah lembaga yang mengelola aktivitas
kepemimpinan HMI setingkat. pelatihan di lingkungan HMI.
3. Masa kepengurusan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) disesuaikan b. Badan Pengelola Latihan terdiri dari Badan Pengelola Latihan yang terdapat di
dengan masa kepengurusan HMI yang setingkat. tingkat Pengurus Besar dan yang terdapat di tingkat Badko/Cabang.
4. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) adalah anggota biasa c. Badan Pengelola Latihan bertugas :
yang telah mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) di masing-masing 1. Melaksanakan dan mengelola aktivitas pelatihan di lingkungan HMI.
lembaga profesi. 2. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur kepemimpinan HMI
f. Musyawarah Lembaga: setingkat.
1. Musyawarah Lembaga merupakan instansi pengambilan keputusan d. Badan Pengelola Latihan (BPL) memiliki hak dan wewenang untuk:
tertinggi di Lembaga Pengembangan Profesi (LPP), baik di tingkat 1. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga.
Pengurus Besar HMI maupun di tingkat HMI Badko/Cabang. 2. Badan Pengelola Latihan (BPL) berwenang untuk melakukan akreditasi
2. Peserta Musyawarah Lembaga adalah pengurus pada Lembaga Badan Pengelola Latihan (BPL) di tingkat Badko/Cabang.
Pengembangan Profesi. 3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya yang di bidang
3. Di tingkat Pengurus Besar, Musyawarah Lembaga di hadiri oleh Pengurus perkaderan yang tidak bertentangan dengan AD/ART dan pedoman
Lembaga Pengembangan Profesi Pengurus Besar HMI dan di tingkat organisasi lainnya.

129
e. Personalia Badan Pengelola Latihan (BPL) 2. Pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) disahkan oleh
1. Formasi pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) sekurang-kurangnya Pengurus Besar HMI.
terdiri dari Kepala, Sekretaris dan Bendahara. 3. Masa kepengurusan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
2. Pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) disahkan oleh struktur disesuaikan dengan masa kepengurusan Pengurus Besar HMI.
kepemimpinan HMI setingkat. 4. Pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah
3. Masa kepengurusan Badan Pengelola Latihan (BPL) disesuaikan dengan anggota biasa dan telah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Badan
masa kepengurusan HMI setingkat. Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) HMI.
4. Pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) di tingkat Pengurus Besar dan f. Musyawarah Lembaga :
Badko adalah anggota biasa yang telah lulus LK III dan Senior Course dan 1. Musyawarah Lembaga merupakan instansi pengambilan keputusan
di tingkat Cabang telah lulus LK II dan Senior Course. tertinggi pada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
f. Musyawarah Lembaga : 2. Musyawarah Lembaga menetapkan program kerja dan calon Kepala
1. Musyawarah Lembaga merupakan instansi pengambilan keputusan Balitbang sebagai formateur yang diajukan kepada Pengurus Besar HMI.
tertinggi di Badan Pengelola Latihan (BPL). 3. Tata tertib Musyawarah Lembaga diatur tersendiri dalam Pedoman Badan
2. Musyawarah Lembaga menetapkan program kerja dan calon Kepala BPL Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) HMI.
sebagai formatur yang kemudian diajukan kepada pengurus struktur
kepemimpinan HMI setingkat.
3. Tata tertib Musyawarah Lembaga diatur tersendiri dalam Pedoman Badan BAB III
Pengelola Latihan (BPL). ALUMNI HMI

Pasal 57 Pasal 58
Badan Penelitian dan Pengembangan Alumni
a. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah lembaga yang a. Alumni HMI adalah anggota HMI yang telah habis masa keanggotaannya.
mengelola aktivitas penelitian dan Pengembangan di lingkungan HMI. b. HMI dan alumni HMI memiliki hubungan historis, aspiratif, dan emocional.
b. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) hanya terdapat di tingkat c. Alumni HMI berkewajiban tetap menjaga nama baik HMI, meneruskan misi
Pengurus Besar. HMI di medan perjuangan yang lebih luas, dan membantu HMI dalam
c. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) bertugas merealisasikan misinya.
1. Melaksanakan dan mengelola aktivitas penelitian dan Pengembangan di
lingkungan HMI. BAB IV
2. Memberikan laporan secara berkala kepada Pengurus Besar HMI. KEUANGAN DAN HARTA BENDA
d. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) memiliki hak dan wewenang
untuk: Pasal 59
1. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga. Pengelolaan Keuangan dan Harta Benda
2. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) berhak untuk a. Prinsip halal maksudnya adalah setiap satuan dana yang diperoleh tidak
mendapatkan berbagai informasi dari semua tingkatan HMI untuk berasal dan tidak diperoleh dengan cara-cara yang bertentangan dengan nilai-
keperluan penelitian dan pengembangan di lingkungan HMI. nilai Islam.
3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya yang di bidang b. Prinsip transparansi maksudnya adalah adanya keterbukaan tentang sumber
penelitian dan pengembangan yang tidak bertentangan dengan AD/ART dan besar dana yang diperoleh serta kemana dan berapa besar dana yang
dan pedoman organisasi lainnya. sudah dialokasikan.
e. Personalia Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang). c. Prinsip bertanggungjawab maksudnya adalah setiap satuan dana yang
1. Formasi pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) diperoleh dapat dipertanggungjawabkan sumber dan keluarannya secara
sekurang-kurangnya terdiri dari Kepala, Sekretaris dan Bendahara. tertulis dan bila perlu melalui bukti nyata.

130
d. Prinsip efektif maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan berguna a. Pasal-Pasal tentang Rangkap Anggota/Jabatan dan Sanksi Anggota dalam
dalam rangka usaha organisasi mewujudkan tujuan HMI. Anggaran Rumah Tangga dijabarkan lebih lanjut dalam Penjelasan Rangkap
e. Prinsip efisien maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan tidak Anggota/Jabatan dan Sanksi Anggota.
melebihi kebutuhannya. b. Pasal-pasal tentang Struktur Kepemimpinan dalam ART dijabarkan lebih
f. Prinsip berkesinambungan maksudnya adalah setiap upaya untuk memperoleh lanjut dalam Pedoman Kepengurusan HMI, Pedoman Administrasi
dan menggunakan dana tidak merusak sumber pendanaan untuk jangka Kesekretariatan, dan Penjelasan Mekanisme Pengesahan Pengurus HMI.
panjang dan tidak membebani generasi yang akan datang. c. Pasal-pasal tentang Badan Khusus dalam ART dijabarkan lebih lanjut dalam
g. Uang pangkal dan iuran anggota bersifat wajib yang besaran serta metode Pedoman Kohati, Pedoman tentang Lembaga Pengembangan Profesi,
pemungutannya ditetapkan oleh Pengurus Cabang. Pedoman Badan Pengelola Latihan dan Kode Etik Pengelolaan Latihan, dan
h. Uang pangkal dialokasikan sepenuhnya untuk Komisariat. Pedoman Balitbang.
i. Iuran anggota dialokasikan dengan proporsi 60 persen untuk Komisariat, 40 d. Pasal-pasal tentang Keuangan dan Harta Benda dalam ART dijabarkan lebih
persen untuk Cabang. lanjut dalam Pedoman Keuangan dan Harta Benda HMI.

BAB V ------------------------------------------------------------------------------------------------
LAGU, LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 60
Lagu, Lambang, dan atribut organisasi lainnya diatur dalam ketentuan tersendiri
yang ditetapkan Kongres.

BAB VI
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 61
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
a. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan pada Kongres.
b. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui Kongres
yang pada waktu perubahan tersebut akan dilakukan dan disahkan dihadiri
oleh 2/3 peserta utusan Kongres dan disetujui oleh minimal 50%+1 jumlah
peserta utusan yang hadir.

BAB VII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 62
Struktur kepemimpinan HMI berkewajiban melakukan sosialisasi Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga kepada seluruh anggota HMI.

Pasal 63

131
Seniour
Course INSTRUKTUR MUDA
MoT
(SC) (INSTRUKTUR MAGANG)
INSTRUKTUR (INSTRUKTUR
(INSTRUKTUR PENUH) SENIOR)

Processes to be taken:
1. Penunjukan Supervisor (instruktur pembimbing). Instruktur Pembimbing
bertugas memberikan asistensi dan bertanggung jawab agar “instruktur muda”
bimbingannya naik status menjadi “instruktur penuh”.
Up-Grading
2. Proses dalam forum LK-1: Master of Training (MoT)
a. Mendampingi / memoderatori Pemateri LK-1 (5x)
b. Mendampingi Instruktur & mencatat metode penyampaian materi atau pengelolaan
forum. Hal2 yg dicatat meliputi: materi, waktu, instruktur yg didampingi, struktur
materi/pokok bahasan, cara atau metoda penyampaian materi, visual aids yg digunakan,
cara memulai, cara mengakhiri, simulasi/ice breaking, dan tanda tangan instruktur yg
didampingi).
i. Sejarah (3x)
ii. Konstitusi (3x)
iii. Mission (3x)
iv. NDP (3x)
v. Manajemen & Leadership (3x)
vi. Perguruan Tinggi & Kemahasiswaan (3x) Jenjang Karier
3. Proses di luar forum LK-1: INSTRUKTUR HMI
Memfasilitasi Outbond untuk kader pasca LK-1 (2x)
4. Ujian Kenaikan Pangkat (diusulkan oleh instruktur muda ke BPL, lalu BPL
menentukan team penguji). Materi ujian:
1. Presentasi metoda2 penyampaian / pengelolaan forum yg telah dipelajari:
ii. Hal2 menarik yg telah dipelajari.
iii. Hal2 membosankan yg telah dipelajari.
iv. Rekomendasi atau saran Metoda penyampaian materi / pengelolaan forum yg baru.
1. Evaluasi oleh Team Penguji untuk menentukan kelulusan (kenaikan pangkat dari
“instruktur muda” menjadi “instruktur penuh“).

132
BAHAN – BAHAN UNTUK DIFOTO COPY,
DIBAGIKAN KEPADA PESERTA BASIC TRAINING:

• Sejarah HMI ………….. Hal. 27

• Tafsir Mission ....……….. Hal. 28

• Tafsir Tujuan ………..… Hal. 29

• Tafsir Independensi…...……… Hal. 34

• Sejarah Perumusan NDP….…..... … Hal. 35

• Makna Lambang HMI .......……... Hal. 41

• Lagu-Lagu HMI .......……... Hal. 42

• Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP):


- NDP, Cak Nur Version .…………. Hal. 74 - 84
- NDP, ComplementaryVersion .…………. Hal. 99 - 108
YAKIN USAHA SAMPAI • AD / ART HMI ……..…… Hal. 109 – 131
UNTUK KEMAJUAN

Anda mungkin juga menyukai