Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN FILSAFAT DAKWAH

Akar kata filsafat berasal dari bahasa yunani, yaitu philosofhia. Philo, artinya cinta, shopia
berate bijaksana atau kebenaran, sehingga phioshopia mengandung arti cinta kebenaran.
Orang yang mencintai kebenaran ia akan berupaya memperoleh dan memilikinya.
Dakwah dalam kontek ini adalah dalam artian luas, bukan dalam artian sempit. Dalam arti
luas meliputi semua potensiyang ada pada manusia dan terkait dengan kehidupan
kesehariannya seoanjang zaman, sedang dakwah dalam artian sempit adalah pembicaraan
seputar ibadah mahdhoh (rutinitas) dengan sitem penyampayan yang sederhana. kalau di
gabung kata filsafat dengan kata dakwah, maka menjadi kata majamuk "filsafat dakwah" bias
disebut hikmah dakwah, kebenaran dakwah[1].
B. GUNA DAN TUJUAN FILSAFAT DAKWAH
Tujuan filsafat dakwah adalah dapat meberikan pemahaman yang bersifat universal tentang
suatu unit ajaran islam secara mendalam, mendasar dan fradikal sampai keakar-akrnya,
sehingga akhirnya dapat membawa kepada kebenaran yang hakiki, kebenaran hakiki tersebut
terimplementasikan dalam sikap kesehariannya sebagai seorang islam.
Lebih jauh bertujuan memberikan kepuasan kepada sebahagian jiwa yang amat berharga juga
mengantarkan seorang sampai kepada keprcayaan keagamaan yang benar, yang
kalausebelumnya hanya diterima secara domatis dan absolute.maka pada akhirnya bukan
hanya mitologis semata, tetapi juga diterima malaui kerangka fikirin yang rasional juaga akan
memberi artinya penting dalam menyadari otoritas dirinya sebagai makhluk yang berdimensi
dalam memahami diri dan miliunya[2].
C. PERIODISASI FILSAFAT DAKWAH
Pada periode modern kwalitas dakwah megaliman kemunduran SDM yang pernah berjaya
pada periode klasik menjadi langka di priode modern ini. Filsafat dakwah merupakan suatu
bidang ilmu yang baru karena berkembang baru pada wal-awal abad sembilan belas yangbaru
drintis oleh para ahli dakwah dalam mengkombinasikan antara dakwah dan filsafat, yang
tujuannya mencari hakikat daridakwah itu sendiri.

BAB II
FAKTOR-FAKTOR DAKWAH
A. HAKIKAT DAKWAH
Da'i merupakan orang yang mengajak kepada kebaikan, banyak pendapat-pendapat para-para
ahli tentang da'I ini. Adapun para ahli berbagi pendapat tentang hakekat hadist ini, diatara
para ahli berpendapat antara lain:
1. Dar el-mushreq
Menurut beliyau da'I adalah orang yang bertugas mengajak manusia kepada agama islam atau
mazhabnya[3] pendapat ini ini sejalan dengan al-bayanuni, yaitu penyampai islam
mengajarnya dan membawanya seorang untuk mengikutinya.
2. Drs. K.H.A. Syamsuri
Dalam bukunya beliyau menjelaskan bahwa da'i ialah suatu badan yang berusaha untuk
melakukan kegiatan yang disengaja dan berencana, bertujuan untuk mengajak, meningkatkan
dan mengemban kesadaran orang perorang dan masayarakat supaya tertarik kepada ajaran
islam dan bersedia melaksanakannya
3. A. Hasyimi
Menurut A.Hasyimi, dalam bukunya dustur dakwah menurut Al-Qur'an, bahwa imam AlGhazali mengemukakan pendapatnya bahwa da'i itu adalah para penasehat, para pemimpin
dan para pemberi ingat, yang memberikan nasehat dengan baik, yang mengarang dan
berkhutbah, yang memusatkan jiwa raganya dalam wa'ad dan wa'id (berita pahala dan siksa)
dan dalam memberikan kampong akhirat untuk melepaskan orang-orang yang karam dalam
gelombang dunia[4]
Dapat dipahami bahwa da'I adalah orang perorangan dan atau lembaga/badan yang bertugas
membawa orang lain kepada jalan kebenaran di lakukan melalui hikmah, baik oleh
pemimpin, pengarang/penulis ataupun oleh siapapun sesuai dengan profesinya berusaha
meningkatkan, kalbu dan mengembangkan kesadaran orang perorangan dan mesyarakat pada
agama islam dan bersedia mengamalkannya. Apa yang di yang diuraikan di atas memberi
isyarat bahwa setiap orang yang mengajak manusia kepada yang baik, dan mencegah dari

perbuatan yang keji atau perbuatan mungkar adalah da'i. jadi hakekat da'I itu adalah setiap
kegiatan perbuatan yang menjcegah orang per orang ataupun badan dari perbuatan mungkar
dan mengajak kepada yang makruf.
A. HAKIKAT MAD'U
Unsur dakwah yang kedua adalah mad'u, yaitu manusiayang menjadi sasaran dakwah atau
manusia penerima dakwah, baik sebagai indifidu maupun sebagai kelompok, baik manusia
yyang beragam islam maupuntidak : atau secara keseluruhan manusia, sesui dengan firman
allah QS. Saba' 28:
"Dan kami tidak mengujtus kamu, ,alaikan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan pemberi peringantan, tetaoi kebanyakan manusia tiada
mengetahui"
Kepada manusia yang belum beragama islam, dak wah bwrtujuan untuk mengajak mereka
mengikuti agama islam, sedangkan kepada orang-orang yang sudah beragama islam dakwah
bertujuan meningkatkan kwalitas iman,islam,ihsan.
Mad'u (mitra dakwah) tertidiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu,
golongan mad'u sama dengan menggolongkan manusia itu tediri, profesi, ekonomi dan
seterusnya.
Muhammad abduh membagi mad'u menjadi tiga golongan yaitu:
1. golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir secara kritis, cepat
menangankap persoalan.
2. golongan awam, yaitu, kebanyakan orang yang belum dapat berpikir kritis dan
mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi
3. golongan yang berbeda dengan golongan diatas mereka senang membahas sesuatu
tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup mendalam benar
mad'u juga dapat dilihat dari derajad pemikirannya sebagai berikut:

1. umat yang berfikir kritis, yaitu orang-orang yang berpendidikan, yang selalu berfikir
mendalam sebelum menerima sesuatu yang dikemukakan padanya
2. umat yang mudah di pengaruhi, yaitu masyarakat yang mudah dipengaruhi oleh paham
baru tanpa menimbang-nimbang secara manta papa yang dikemukakan kepadanya.
3. umat bertaklid, yaitu golongan fanatic, buta berpegang pada tradisi, dan kebiasaan
turun-menurun tempat menyelidiki salah satu benar.
Jadi yang dikatakan mad'u adalah orang yang menjadi sasaran dakwah dimana mad'u terdiri
dari berbagai macam keadaan yang harus disiasati oleh para pendakwah untuk sesaui
memberikan dakwah sesaui dengan kemampuan mad'unya, maka seorang da'I harus tepat
membaca mad'unya.
C. HAKIKAT MATERI
Al-Qur'an sewaktu mengambarkan materi apa atau pesan apa yang disampaikan dalam
berdakwah, digambarkan dengan banyak surat di dalam al-qur'an salah satunya surat Ali
imran


(104)








Artinya
"dan hendaklah ada segolongan di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan menjegahdari yang mungkar. Dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung" (Ali-Imran 104)
Banyak lagi ayat-ayat al-qur'an yang yang menyangkut tentang dakwah QS,30:104 disebut
dengan khair, dan ma'ruf, QS: 12;108 dan QS: 16: 108 disebut dengan sabili rabbika dan
memang seharusnya menjadi materidakwah islam, paling kurang ada empat trem yang
menunjukan pesan dakwah : sabili rabbika, kedua khair, ketiga, ma'ruf, dan keempat Alislam, ini merupakan dasar dari materi dakwah islam.
Sebagai pesan dakwah diungkap dengan kata al-islam. Islam berasal dari aslama, dalam
bahasa Indonesia berarti tunduk, patuh , menyerah, artinya "menyatakan kepatuhan dan

menerima apa-apa yang di bawa nabi Muhammad saw, itu terhimpun dalam al-qur'an dan
sunnah. Maka al-qur'an dan sunnah nabi saw harus menjadilandasan materi dakwah.
Berdasarkan apa yang di bahas di atas materi dakwah dari al-qur'an di atas , yang agak sedikit
tematis, dapat di pahami bahwa bahwa yang dapat dijadikan materi dakwah bukan suatu yang
dating dari allah swt saja lewat wahyunya atau yang disabdakan oleh nabi Muhammad Saw,
tetapi juga adat istiadat kebudayaan atau hasil pemikiran manusia yang baik dan tidak
bertentangan dengan akal sehat dan ajaran islam-dapat dijadikan sebagai materi dakwah.
Justru itu tidak salah kalau al-qur'an sangat mendukung peamakayan akal/pemikiran secara
maksimal karna dengan mempergunakan akal secara baik danmaksimal akan membawa
manusia pada kemudahan dalam hidupnya. Seperti yang terlihat sekarang ilmu dan teknologi
telah membawa manusia kapada kemudahan-kemudahan,
Dapat kita sepakati bahawa materi yang di sampaikan dalam dakwah harus berlandaskan
pada al-qur'an dan sunnah
D. HAKIKAT METODE DAKWAH kata metode berasal dari bahas yunani methodos yang
berati cara atau jalan, dalam bahasa indnesia kata tersebut mengandung arti cara yang teratur
dalam berfikir baik untuk mencapai maksud atau memperoleh tujuan tersebut.
Metode dakwah dalam perspektif Al-Qur'an, telah dilakukan oleh nabi Muhammad secara
teratur dan telah tersusun dengan baik untuk mencapai tentang pemahaman yang benar
tentang apa yang di maksudkan allah dalam ayat-ayatnya.
Kenyataan ini memgambaran gambaran bahwa metode dakwah yang dilakukan rasulullah
dalam membawa manusia dalam islam beriskan langkah atau cara-cara yang harus ditempuh
dalam melakukan dakwah islam pada manusia.
Bila dikaitkan antara methode dengan dakwah dalm suatu pengertian dapat dikatakan sebagai
jalan atau cara yang dipakai juru dakwah dalam menyampaikan ajaran islam.
1. metode hikmah
kata hikmah berasal dari bahasa arab jama'nya hikam yaitu ungkapan yang mengandung
kebenaran yang mendalam, dalam bahasa Indonesia diartikan kebijaksanaan. Al-maghazawi

pada pendapatnya yang sama mengemukakan hikmah mengandung semua maknayang


terkanndung dalam Al-qur'an
varian pada metode hikmah dalam pandangan ilmuan, bila dikaitkan dengan tafsiran surat
An-NAHL:125 sebagai kerangka dasar metode dakwah, A, hasjmi mepertegas bahwa hikmah
adalah ilmu pengetahuan[5] , sewdangkan Natsir mamahami bahwa hikmah itu dipergunakan
untuk semua golongan, yaitu golongan cerdik pandai, golongan awam dan golongan yang ada
diatara keduanya.
2. metode maw'izhah al-hasanah
kata maw'izhah adalah perubahan kata dari akar kata dasar (w, 'a zh) artinya memberi
nasehat, memberi peringatan kepada seorang yang bias membawa taubat kepada allah swt.
Dakwah maw'izah al-hasanah tidak tertuju kepada satu keelompok orang akan tetapi juga
berlaku untuk semua golongan masayarakat.kenyataan inimenunjukan bahwa pengajaran
yang baik bukan hanya ditandai pemilihan materi dakwah yang menarik sesui dengan tingkat
kecerdasan audiens, tetapi juga diikuti tindakan tindakan atau langkah-langkah yang dapat
menjadikan tuntunan sebagai tempat berpijak bagi mayarakat.
3. metode mujadalah al-alti hiya ahsan
secara etimologi kata mujadalah berasala dari bahasa arab (jadala) artinya berbantah-bantah,
berdebat, bermusuh-musuhan, sedangkan menurut istilah terdapat beberapa pendapat di
kalangan ulama antara lain: ibnu sina beliyau berpendapat bertukar pikiran dengan cara
bersaing dan berlomba untuk mengalahkan lawan bicara.
Memperhatikan kondisi social masarakat sejalan dengan tingkat perkembangan dan kemajuan
manusia bahwa ada dua bentuk mujadalah, yaitu mujadalah Al-su'I dan mujadalah ahsan.
Mujadalah ahsan agaknya dapat dikatakan berdiskusi dengan baik untuk menemukan
kebenaran. [6]
E. HAKIKAT MEDIA
Media dakwah ialah alat objektif yang menjadi saluran, yang menghubungkan ide dengan
umat suatu elemen yang vital dan merupakan urat dalam totaliteit dakwah.

Kalau dilihat secara ikesplisit tidak ada penjelasan al-qur'an tentang media atau alat apa saja
yang digunakan untuk menyampaikan dakwah, tetapi secara implicit banyak isyarat Al-qur'an
tentang masalah media ini. Antara lain hamzah ya'cub, mengelompkan media dakwah
tersebut.
1. Lisan
Bahasa adalah media pokok dalam menyampaikan dakwah islam kepada orang lain, nabi
menyampaikan dakwahnya pertama kali dengan media lisan secara langsung termasuk dalam
kelompok media ini adalah antara lain khutbah, pidato, ceramah, kuliah, diskusi,
2. tulisan
yakni dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan, umpanya buku-buku, majalah, suratsurat kabar,kuliah-kuliah tertulis, rasul pun telah mencontohkan dengan memerintahkan
menulis surat yang ditujukan kepada kepala Negara yang bukan islam untuk menyeru mereka
agar masuk islam, seperti surat beliyau ke kisra di Persia,heraklius di bizantium, mauqaqis di
mesir, negus di ethopia, antara lain berbunyi, saya mengajak tuan memperkenankan
panggilan allah peluklah islam agar tuan selamat[7].
Sebagai isyarat terpenting tentang peran huruf, pena tulisan dalam pelaksanaan dakwah
islamiah, hal ini dapat kita pahami dalam surat al-alaq 1-5

( 2)

( 1)




)
( 3)






( 4)


(5
Artinya adalah
"bacalah dengan menyebut nama tuhanmuyang meciptakan, dia telah meciptakan manusia
dari segumpal darah, bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajarkan
dengan perantara qalam, mengajarkan apa yang tidak diketahuinya
3. lukisan

yakni gambar-gambar hasil seni lukis, foto, film, media ini memang banyak menarikperhatian
orang dan banyak dipakai untuk mengambarkan suatu maksud ajaran yang ingin disampaikan
kepada orang lain. Namun sulit di temukan isyaratnya dalam hadist
4. audio-visual
yakni suatu cara penyampayan yang sekaligus merangsangpenglihatan dan pendengaran.
Bentuk ini dilaksanakan dalam televise dan media jenis lainnya, juga tidak begitu jelas
isyaratnya dalam Al-Qur'an
pada khirnya kita sanpai pada suatu hakekat atau kebenaran bahwa dalam menyampaikan
dakwah perlu metode dalampenyampayan pesan dakwah, penyampayan atau penmpatan
metode yang tepat sasaran dapat menimbulkan suatu keberhasilan dalam dakwa, sebalaiknya
jika penempatan metode kurang tepat akan menyebabkan kurang diterimanya pesan oleh
audian yang menybabkan gagalnya dakwah[8].
BAB III
ANALISI
A. MEWUJUDKAN DA'I ISLAM
Dalam mewujudkan da'I islamyang bebobot sangat banyak hal yang harus diperhatikan,
dalam perkembangan dakwak akhir-akhir ini kita dapat melihat banyak bermunculan da'I
karbitan kana tidak memiliki kwalitas yang baik sebagai seorang juru dakwah, akibatnya apa?
Pesan yang disampaikan kepada mad'unya tidak sampai sehingga sering terjadi salah
memahai.
Untuk mengatasi hal yang seperti ini yang harus di perhatikan adalah kwalitas yang benarbenar mapan dengan ilmu pengetahuan sebelum turun kemasyarakat, paling tidak ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mewujudkan da'I islam yang berkwalitas ini
diantara:
1. meneladani allah dan rasul
persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh seorang juru dakwah harus meneladani allah dan
rasulnya artinya berakhlak dengan akhlak allah: mengaktualisasikan asma allah yang
seluruhnya bermakna mulia, serata memperlihatkan wajah allah dimuka bumi. Sebagaimana

akhlak rasul itu adalah Al-qur'an da'I harus berusaha mengamalkan Al-qur'an dengan
seutuhnya.
2. mencintai allah dan rasul lebih dari yang lain
para pendakwah harus memahami bahwa yang ia sampaikanadalah pesan-pesan sacral yang
tidak dapat ditawar dengan apapun, segala betuk bujukan dan rayuan yang dating dari pihakpihak yang ingin menghancurkan dunia islam agama allah harus ditolak metah-mentah
sebagai menifestasi sikap cintanya kepada agama , a
3. anti maksiat dan mungkarat
bentuk berhala yang sangat dekat dengan manusia dan sebenarnya sangat dirasakan adalah
maksiat. Seorang da'I harus peka terhadap mesalah ini dengan menasehati penguasa agar
melaksanakan amarma'ruf nahi mungkar.
Singkatnya menurut penulis dalam mewujudkan islam yang berkualitas minimal dia haril
memiliki dua buah hal yang utama yaitu pengendaliandiri dan keteladanan, dengan
pengendalian diri ia akan terhidardari yang memalingkanya dari misi islam, sedangkan
dengan keteladanan misi yang dia embank akan lebih mudah di terima oleh masyarakat[9]

Anda mungkin juga menyukai