Anda di halaman 1dari 12

Tafsir Dakwah

Menunjukkan Kebenaran Melalui Dakwah QS. Al-Fath [48] : 28


Dosen Pengampu Dr. H. Abdullah Sattar, S. Ag.M.Fil.I

DISUSUN OLEH :

Andra Fabian Maulana (04040122089)

Progam Study S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam


Fakutas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya
2023
PENDAHULUAN

Sejarah rasul berdakwah dibagi menjadi dua bagian, ada yang sembunyi dan ada
yang secara terang terangan. Banyak dibahas di alquran tentang perintah allah untuk
rasul agar berdakwah. Namun dalam makalah ini saya akan membahas satu surah
dalam al quran mengenai perintah Allah mengutus rasul-Nya dengan membawa
agama yang benar. Surah tersebut adalah surah Al-Fath [48] : 28, yang berbunyi :

ْ ‫ق لِي‬
‫ُظ ِه َر ٗه َعلَى ال ِّدي ِْن‬ ِّ ‫ي اَرْ َس َل َرس ُْولَهٗ بِ ْاله ُٰدى َو ِدي ِْن ْال َح‬ ْٓ ‫هُ َو الَّ ِذ‬
‫ُكلِّ ٖه َۗو َك ٰفى بِاهّٰلل ِ َش ِه ْي ًدا‬

Artinya: Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama
yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah
sebagai saksi.1

Ada beberapa penafsiran dari kalangan mufassirun mengenai ayat diatas, yang dapat
diambil kesimpulan bahwa Allah mengutus nabi muhammad dengan memberikan
petunjuk dan islam sebagai agama yang benar agar agama islam tinggi di antara
agama agama. berikut isi penafsiran dari beberapa mufassir:

Dia-lah Yang mengutus RasulNya, Muhammad, dengan penjelasan yang terang dan
agama Islam, untuk Allah menangkan atas seluruh agama. Cukuplah Allah bagimu
wahai Nabi, sebagai saksi bahwa Dia pasti menolongmu dan memenangkan agamamu
atas semua agama. 2

1
Sahifa, Al-Quran QS Al-Fath/ 48:28
2
Aidh Al-Qarni, Tafsir Muyassar,
Allah lah yang mengutus Rasul-Nya Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan
keterangan yang jelas dan agama kebenaran yaitu Islam supaya Allah
meninggikannya di atas semua agama-agama lain yang menyelisihinya. Allah telah
bersaksi atas hal itu, dan cukuplah Allah sebagai saksi.3

Dengan kemurahan dan karunia-Nya, Allah mengutus Nabi Muhammad dengan


membawa petunjuk menuju kebaikan dan agama Islam, untuk memenangkannya atas
agama-agama yang lain. Cukuplah Allah sebagai saksi bagi kebenaran risalahmu dan
Penolongmu.4

PEMBAHASAN
3
Syekh Ali Ash-Shabuni, Tafsir Mukhtasar
4
Dār al-Ṣumay‘ī lil-Nashr wa-al-Tawzī‘, Tafsīr al-Madīnah al-Munawwarah, (al-Riyāḍ:Arab Saudi,2015)
1.1 Pengertian Dakwah

Dakwah mengandung pengertian sebagai kegiatan kepada kebaikan dalam bentuk lisan,
tulisan, dan lain sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana yang bertujuan
untuk mempengaruhi oran lain kepada jalan kebaikan baik individu maupun kelompok agar
mereka tahu pengertian serta pengalaman terhadap ajaran agama islam sebagai pesan
kepada mereka tanpa adanya unsur paksaan. Dari pihak manapun

Sering kali dakwah diartikan sebagai penyampaian pesan individu didepan kelompok dengan
jumlah yang banyak. Sebenarnya statement tersebut tidak salah, namun sepenuhnya tidak
benar. Kondisi dakwah seperti itu bukanlah hanya satu satunya bentuk dakwah.

1. Dakwah Secara Etimologi

Dakwah secara etimologis memiliki arti menyeru, memnaggil, mengajak, mengundang.


(Mahmud Yunus, 1973: 127). Terkadang juga memiliki arti mengajak orang berbuat kebaikan.
Dan kadang juga pula dakwah diartikan mengajak kepada keburukan.

Kata dakwah yang menyeru kepada kebaikan telah difirmankan oleh Allah SWT pada Q.S. Al-
Baqarah(2): 221:Dan juga kata dakwah diartikan mngejak kepada keburukan telah
difirmankan juga oleh Allah SWT pada QS. Fatir(35) : 6:

Dari kedua ayat diatas bahwa dakwah secara etimologis dapat diartikan sebagai ajakan
kepada kebaikan dan keburukan.

2. Dakwah Secara Terminologi

Dan juga pengertian dakwah secara terminologis, seperti yang dikatakan oleh beberapa ahli,
sebagai berikut:

a. Syekh Ali Mahfud mengatakan Mendorong manusia agar berbuat kebajikan dan
petunjuk, menyuruh mereka berbuat makruf dan melarang mereka dari
perbuatan mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
b. Bahay al-Khauliy mengatakan Memindahkan umat dari satu situasi ke situasi
yang lain
Dengan beberapa definisi diatas dari beberapa tokoh, maka hakikat yang ada dalam
pengertian dakwah didalamnya terdapat tiga unsur pokok(At-Tabataba’iy, 1991: 371)

Pertama, al-taujih yaitu memberikan pedoman jalan hidup yang harus dilalui oleh umat
manusaia dan mana jalan yang harus dihindari.

Kedua, al-taghyir yaitu mengubah keaadan hidup seseorang dari masa jahiliyah menuju jalan
yang terang benderang yang didasarkan pada ajaran agama islam

Ketiga, yaitu memberikan harapan apa yang telah kita sampaikan agar dapat diamalkan oleh
orang lain .

Dengan demikian pengertian dakwah dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah


kegiatan yang berupaya menegakkan dan menjunjung tinggi seluruh nilai nilai ajaran agama
islam sehingga berharap seluruh ajarannya menjadi pedoman hidup dan menjiwai seluruh
tingkah lakunya. Setidaknya ada tujuh macam macam makna dakwah dalam Al-
Qur’an:

1. Mengajak dan menyeru, kepada kebaikan menuju jalan ke surga. Makna


ini paling banyak menghiasai Al-Qur’an sebanyak 46 kali diantara jalan
yang menggunakan kata dakwah ini
2. Do’a seperti surah Al-Imran (3) ayat 38:
“Disanalah Zakaria berdo’a kepada Tuhannya seraya berkata : Wahai
Tuhanku berilah aku dari sisi engkau seorang anak yang baik
sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Do’a. “
3. Memanggil atau panggilan sebagaimana dalam surah ar-ruum (30) ayat
25:
Dan diantara tanda- tanda kekuasanya ialah berdirinya langit dan bumi
dengan irodatnya kemudian apabila dia memanggil kamu sekali panggil
dari bumi seketetika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).
4. Mengundang dalam surah al-qasas(28) ayat 25:
Kemudian datanglah kepada musa salah seorang dari kedua wanita itu
berjalan malu-maluan ia berkata : sesungguhnya bapakku mengundang
kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan) mu memberi
minum (ternak) kami. Kaka tatkala musa mendatangi bapaknya (syu'aib)
dan menceritakan kepada nya cerita (mengenai dirinya) syu'aib berkata :
jangan lah kamu takut kamu telah selamat dari orang-orang zalim itu.
5. Mendakwa atau menganggap tidak adil seperti dalam surah Maryam (19)
ayat 91
“Karna mereka mendakwa Allah yang Maha Pemurah mempunyai anak.

6. Panggilan nama atau gelar, sebagaimana dalam surah An-Nur (24) ayat
63
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggila
sebagian kamu pada Sebagian kamu (yang lain) sesungguhnya Allah
telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara
kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-
orang yang menyalahi perintah-Nya takut tanpa ditimpa cobaan atau
ditimpa adzab yang pedih.
7. Malaikat Israfil sebagai penyeru,yaitu dalam surah Taha (20) ayat 108:
“Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan
tidak berbelok-belok dan merendahlan semua suara kepada Tuhan yang
Maha Pemurah maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja” Yang
dimaksud menyeru pada kalimat diatas adalah malaikat israfil yang
memanggil manusia untuk menghadap kepada Allah SWT.

1.2 Islam sebagai Agama Kebenaran


Pada pendahuluan dijelaskan bahwa surah al-fath : 28 menjelaskan tentang ALLAH yang
mengutus rasul untuk menjelaskan bahwa islam adalah agama yang benar diantara
agama agama yang lainnya. Dan pada sub bab ini saya akan lebih menjelaskan mengenai
kebenaran agama islam menurut surah yang berbeda, yakni surah al-baqarah : 111-113,
surah tersebut berbunyi :

ۗ ‫ك ََأمانُِّي ُه ْم‬ ‫ل‬


ِْ‫ت‬ ۗ ‫ى‬
ٰ ‫ٰر‬
‫ص‬ ‫ن‬ ‫َأو‬ ‫ا‬ ‫ود‬‫ه‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ك‬
َ ‫ن‬ ‫م‬ ‫اَّل‬‫ِإ‬ ‫ة‬َّ
‫ن‬ ‫جْل‬‫ٱ‬ ‫ل‬‫خ‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ن‬َ‫ل‬ ‫ا‬۟ ‫وقَالُو‬
َ َ
ََ ْ ً ُ َ َ ََ َُ َ ْ َ
‫ني‬ ِ ‫قُل هاتُو ۟ا بر ٰهن ُكم ِإن ُكنتم ص‬
ِ‫ٰدق‬
َ َ ُْ ْ َ َ ُْ َ ْ
ٌ ‫ند َربِِّهۦ َواَل َخ ْو‬
‫ف‬ َ ‫َأجُرهۥُ ِع‬ ‫ۥ‬
ٓ ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ف‬
َ ‫ن‬ ِ ْ‫بلَى من َأسلَم وجههۥ لِلَّ ِه وهو حُم‬
‫س‬
ْ ُ ٌ َُ َ ُ َ ْ َ َ ْ ْ َ ٰ َ
‫َعلَْي ِه ْم َواَل ُه ْم حَيَْزنُو َن‬

‫ت‬ ِ ‫ت ٱلنَّصٰر ٰى لَيس‬ ِ َ‫ت ٱلنَّصٰر ٰى علَى َشى ٍء وقَال‬ ِ ‫ت ٱلْيهود لَيس‬ ِ َ‫وقَال‬
َ ْ َ َ َ ْ ٰ َ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ
‫ين اَل َي ْعلَ ُمو َن‬ ِ َّ‫ال ٱل‬
‫ذ‬ َ ‫ق‬
َ ‫ك‬ ِ‫ٱلْيهود علَى شى ٍء وهم يْتلُو َن ٱلْ ِكٰتب ۗ َك َٰذل‬
َ َ ََ َ ْ ُ َ ْ َ ٰ َ ُ َُ
‫يما َكانُو ۟ا فِ ِيه خَيْتَلِ ُفو َن‬ ِ‫ِمثْل َقوهِلِم ۚ فَٱللَّه حَي ُكم بينهم يوم ٱلْ ِقيٰم ِة ف‬
َ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ َْ ُ ْ ُ ْ ْ َ
(111. Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, “Tidak akan masuk surga kecuali orang
Yahudi atau Nasrani.” Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, “Tunjukkan bukti
kebenaranmu jika kamu orang yang benar.” 112. Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri
sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan
tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. 113. Dan orang Yahudi
berkata, “Orang Nasrani itu tidak memiliki sesuatu (pegangan),” dan orang-orang
Pendekatan Ma‘nā-Cum-Maghzā atas Al-Qur’an dan Hadis 21 Nasrani (juga) berkata, “Orang-
orang Yahudi tidak memiliki sesuatu (pegangan),” padahal mereka membaca Kitab. Demikian
pula orang-orang yang tidak berilmu, berkata seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan
mengadili mereka pada hari Kiamat, tentang apa yang mereka perselisihkan) 5

5
Sahifa, Al Quran QS Al-Baqarah/2:111-113
Surah al-baqarah diturunkan di madinah ketika kaum yahudi dan kristen merajalela pada
saat itu. Menurut sejarahwan muslim, petinggi yahudi mengatakan jika umat kristen tidak
dijalan yang benar. Para petinggi kristen juga mengatakan hal yang sama untuk menanggapi
hal tersebut.6 Fakhr al-Dīn al-Rāzī juga memberikan riwayat yang sama dengan sedikit lebih
detail. Dia mengutip sebuah riwayat yang didalamnya berisi mengenai, beberapa orang
kristen datang kepada nabi muhammad, dan juga para orang yahudi mendatangi mereka
hingga terjadi persebatan yang cukup sengit, hingga beberapa terdengar suara kedua belah
pihak yang meninggi dan sangat keras. Orang-orang Yahudi berkata, “Kalian tidak berada di
jalur yang benar dalam hal agama.” Orang-orang Yahudi tidak percaya pada Yesus dan
Injilnya (Injil). Sebaliknya, orang-orang Kristen menuduh orang-orang Yahudi tidak percaya
kepada Musa dan Tauratnya dengan cara yang benar. 7

Pada al-baqarah : 111-113 melarang dengan jelas untuk menyatakan bahwa agama islam
adalah agama yang benar dengan eksklusif. Meskipun ayat tersebut ditujukan kepada umat
yahudi dan umat kristen pada saat itu, namun larangan ini juga ditujukan pada setiap
komunitas agama, termasuk umat muslim. Dapat digaris bawahi jika, kritik/penolakan al-
quran atas klaim kebenaran agama , yakni ungkapan ‘balā man aslama wajhahū li Allāhi wa
huwa muḥsinun. Menurut ayat ini, keselamatan akan diterima oleh siapa saja yang tunduk
dan patuh atas perintah ALLAH, terlepas dari agama mereka yan berbeda-beda itu. Inilah
alasan mengapa al-quran tidak berbunyi misalnya, balā man ittaba‘a muhammadan ([Tidak
demikian], tetapi [yang selamat adalah] siapa pun yang mengikuti Muhammad). Tidak hanya
pada ayat 111-113 saja yang menolak akan klaim kebenaran agama. di surah yang sama juga
ayat 135-136, disebutkan bahwa ada penolakan terhadap klaim kebenaran. Berbunyi sebagai
berikut :

َ‫ص ٰرى تَ ْهتَ ُد ْوا ۗ قُلْ بَلْ ِملَّة‬ ٰ َ‫َوقَالُ ْوا ُك ْونُ ْوا هُ ْو ًدا اَ ْو ن‬
‫ان ِم َن ْال ْم ِر ِكي َْن‬
َ ‫اِب ْٰر ٖه َم َحنِ ْيفًا ۗ َو َما َك‬

6
al-Ṭabarī, Jāmi‘ al-Bayān,II: 435.
7
Fakhr al-Dīn al-Rāzī, Mafātīḥ al-Ghayb, IV: 8.
‫قُ ْولُ ْٓوا ٰا َمنَّا بِاهّٰلل ِ َو َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْينَا َو َمٓا اُ ْن ِز َل اِ ٰلٓى اِب ْٰر ٖه َم‬
‫اط َو َمٓا اُ ْوتِ َي‬ ِ َ‫ب َوااْل َ ْسب‬ َ ‫ق َويَ ْعقُ ْو‬ َ ‫َواِس ْٰم ِع ْي َل َواِس ْٰح‬
ُ ِّ‫ُم ْو ٰسى َو ِعي ْٰسى َو َمٓا اُ ْوتِ َي النَّبِي ُّْو َن ِم ْن َّربِّ ِه ۚ ْم اَل نُفَر‬
‫ق‬
‫بَي َْن اَ َح ٍد ِّم ْنهُ ۖ ْم َونَحْ ُن لَ ٗه ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
(135. Dan mereka berkata, “Jadilah kamu (penganut) Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu
mendapat petunjuk.” Katakanlah, “(Tidak!) Tetapi (kami mengikuti) agama Ibrahim yang
lurus dan dia tidak termasuk golongan orang yang mempersekutukan Tuhan.” 136.
Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan
kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan
kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa yang diberikan kepada
nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka,
dan kami berserah diri kepada-Nya.”)8

Dari ayat ayat diatas dapat disimpulkan bahwa mereka yang mendapatkan petunjuk dan
hidayah adalah orang orang yang tunduk terhadap perintah ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa.
Ketika nabi muhammad dan para pemgikutnya tunduk kepada ALLAH, maka perlu digaris
bawahi bahwa bukan hanya kaum muslimin yang mendapat hidayah secara eksklusif. Hal ini
menunjukkan bahwa seharusnya umat islam tidak melakukan klaim kebenaran secara
mutlak seperti apa yang telah dilakukan oleh umat yahudi dan kristen di madinah pada saat
itu.

1.3 Kebenaran dalam Pesan Dakwah


Manusia terus mengajukan pertanyaan demi mendapatkan kebenaran. Makin jauh jalan
pikirannya, makin banyak pertanyaan yang muncul, dan makin banyak usahanya untuk
memahami suatu kebenaran.9 Namun, kebenaran sulit untuk ditentukan: apakah wujud
kebenaran itu? Karena kesulitan ini, kebenaran menjadi sulit untuk diketahui. Semua orang

8
Sahifa, Al Quran QS Al-Baqarah/ 2:135-136
9
A. Sonny Keraf, Ilmu Pengetahuan ; Sebuah Tinjauan Filosofis, (Yogyakarta, Kanisius:2001) 36
menyatakan dirinya yang benar, bahkan paling benar. Mereka juga mengajukan
argumentasi yang hampir semuanya bisa dikatakan benar. Inilah yang membuat manusia
bingung dalam mencari kebenaran. Jangankan wujudnya, letaknya saja sulit untuk
ditemukan. Padahal, tiap saat suara yang membela kebenaran selalu dikumandangkan.
Semua mengklaim sebagai pembela dan penegak kebenaran.
Persoalan semakin rumit tatkala dakwah Islam menyatakan untuk mengajak kepada
kebenaran. Pendakwah harus berkata benar, meskipun terasa pahit. Tidak hanya itu,
dakwah Islam juga menyatakan bahwa kebenaran itu datang dari Tuhan Allah. Teks al-
Qur’an dan Sunnah Nabi dijadikan sebagai bukti adanya kebenaran. Akan tetapi, teks suci itu
terbuka untuk ditafsirkan, sementara penafsirannya bukan tunggal, melainkan beragam
penafsiran. Akhirnya, kebenaran digugat kembali: manakah di antara ragam penafsiran
tersebut yang benar, bahkan paling benar?
Ketika dakwah Islam menyatakan bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang paling
benar, sehingga umat manusia harus mengikutinya, muncul pertentangan dari umat non
muslim. Mereka menyatakan bahwa agama mereka juga berhak diklaim dengan agama yang
benar dan Islam dianggapnya sebagai agama yang tidak benar. Tidak hanya itu, ada
beberapa golongan dalam umat Islam juga mempertanyakan ‘jenis’ Islam yang dianut oleh
pendakwah. Pertanyaan ini mengundang diskusi tentang kebenaran agama, kebenaran
Islam, hingga kebenaran aliran sekalipun.
KESIMPULAN
Kebenaran didalam isi sebuah pesan dakwah memengaruhi kualitas dakwah
tersebut. Melalui kebenaran dalam pesan dakwah, kegiatan dakwah dapat
dibedakan dengan kegiatan publik speaking lainnya. Konsep kebenaran tidak melihat
baik buruknya suatu hal. Tapi hanya melihat benar dan salahnya suatu hal. Meskipun
kegiatan tersebut baik, maka kita harus meninggalkannya. Dapat dikatakan,
pendakwah adalah penyampai kebenaran. Isi yang akan disampaikan harus berupa
kebenaran, media yang digunakan harus sesuai dengan kebenaran. Dan pedekatan
dengan mitra dakwah juga harus benar, tidak ada tipu muslihat diantaranya.
DAFTAR PUSTAKA

Agama, K. (1999). Tafsir Al-muyassar. madinah: nothing.


al-mahally, J. a.-s. (2018). terjemah tafsir jalalain. depok: Senja Media Utama.
al-Sumayi, D. (2015). Tafsir al-Madinah al-Munawwarah . Riyad: Al-riyadh.
Ash-shabuni, S. A. (2004). Tafsir Al-Mukhtasar. Suriah: Masjidil Haram.
Aziz, M. A. (2011). Kebenaran Pesan Dakwah. Jurnal Komunikasi Islam , 108-121.
Dr.Muhammad Qadaruddin Abdullah, M. (2019). Pengantar Ilmu Dakwah. Pasuruan,
Jawa Timur: CV. PENERBIT QIARA MEDIA.
Keraf, S. (2001). Ilmu Pengetahuan ; Sebuah Tinjauan Filosofis . Yogyakarta: Kanisius.
Syamsuddin, S. (2004). Klaim Kebenaran Agama. Klaim Kebenaran Agama, 20-27.

Anda mungkin juga menyukai