A. Latar Belakang
Nasional meyebutkan bahwa anak yang termasuk anak usia dini adalah anak
yang berusia 0-6 tahun. Anak usia dini dibagi menjadi tiga tahapan yang
berdasarkan keunikan dan perkembangannya, yaitu anak masa baru lahir sampai
12 bulan, anak usia 1-3 tahun yang dikatakan masa batita (toddler), anak usia 3-6
tahun yang dikatakan masa prasekolah, dan anak usia 6-8 tahun yang dikatakan
Pendapat lain mengatakan bahwa anak usia dini adalah sekelompok anak
sipat yang unik. Yaitu, dalam pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi
motorik kasar dan motorik halus), dalam pola inteligensi (daya cipta, daya piker,
(perilaku dan sikap serta agama), pola bahasa, dan pola komunikasi yang khusus
disimpulkan anak usia dini adalah anak yang berusia antara 0-6 tahun yang
1
Undang-undang pasar 28 no 20/2003 ayat 1 tentang system pendidikan nasional.
2
mampu memuculkan berbagai keunikan pada dirinya. Pada tahapan inilah, masa
yang sangat tepat untuk menanamkan nilai-nilai dalam kebaikan yang nantinya
pengertian yang berbeda, tetapi keduanya memiliki keterkaitan yang begitu erat
yang dapat dihitung atau diukur yang semakin lama semakin membesar dan
Anak usia dini adalah anak dalam rentang usia 0-6 tahun, dimana pada
masa itu semua aspek yang ada di dalam dirinya sedang mengalami
perkembangan yang dapat dilihat secara langsung pada diri anak. Seperti, aspek
perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosional, moral, dan daya imajinasi atau
2
Muhamad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012),
hlm 18-19.
3
Desmita, Pisikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2009), hlm 10.
4
Muhamad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012),
hlm 32.
3
secara alamiah bersamaan dengan fase-fase usia pada anak itu sendiri. 5 Dari
sosial dan emosional. Pada masa anak usia dini tidak akan pernah tergantikan
pada masa yang akan datang, sehingga masa ini disebut masa golden age.Masa
selanjutnya. Masa ini juga hanya berlangsung satu kali di dalam hidup setiap
individu. Maka dari itu proses pertumbuhan dan perkembangannya harus sangat
Sosial dan emosional merupakan dua kata yang memiliki makna yang
berbeda, tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan karena kedua aspek ini saling
interaksi dengan orang lain. Setiap manusia merupakan mahluk sosial yang tidak
akan bisa terlepas dari orang lain. Perkembangan sosial mempunyai dua aspek
penting, yaitu tanggu jawab dan kompetensi sosial. Yang dimaksut dengan
5
Ibid, hlm 37.
6
Ina Maria dan Eka Rizki Amalia, Perkembangan Aspek Sosial-Emosional dan Kegiatan
Pembelajaran yang Sesuai untuk Anak Usia 4-6 Tahun, Jurnal Nasional, hlm 2.
4
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang dimiliki oleh seorang
anak, baik seperti perasan senang maupun sedih. Perkembangan emosi yang
terdapat dalam diri anak akan muncul ketika dia sedang mengalami interakasi
mainan, tetapi tidak segera diberikan maka perasaan anak tersebut akan merasa
sedih dan marah dan kemudian ditunjukan dengan cara menangis dengan suara
sekencang kencanggnya.8
dilakukan dengan cara mengajak anak mengenal dirinya sendiri dan mengenal
intraksi anak dengan keluarga untuk membuat anak membangun konsep yang
ada pada dirinya. Dapat juga dilakuakn dengan cara bermain dengan teman
sosial anak. Kemudian, guru maupun orang tua dapat membangun atau
beribadah, saling berintraksi dengan orang lain, cara belajar, bekerja sama, dan
7
Muhamad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012),
hlm 50.
Rifda El Fiah, Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
8
akan semakin baik, maka dari itu orangtua maupun guru harus sering mengajak
anak melakukan bermain permainan yang mampu melatih sosial emosional anak.
Ketika orangtua dan guru mampu memberikan stimulasi dan intervensi yang baik
dan didukung oleh lingkungan yang semakin baik pula, maka kemampuan sosial
Lombok Tengah pada kelompok B yaitu anak yang berumur 5-6 tahun masih
kegiatan belajar mengajar hanya guru saja yang berbicara jarang ada timbal balik
kelompok, tidak mentaati peraturan yang sudah dibut oleh sekolah seprti masuk
9
Istiazah S.Pd, “Wawancara”, PAUD Al-Fathiyah Dusun Serumbung Desa Lendang ARA
Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah, 01, Desember, 2019. (lihat contoh footnote untuk
wawancara dan observasi seperti apa)
6
pembelajaran yang hanya diajarkan menulis dan menbaca, sedangkan yang kita
anak usia dini.10 Disebabkan juga dengan tidak ada kegiatan bermain sambil
belajar sedangkan dalam pembelajaran anak usia dini kita ketahui bahwa dunia
bekerja dalam kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Oleh
sosial emosional anak usia dini maka sangat diperlukan strategi atau metode yang
akan dilakukan oleh guru dalam mengajar, karena strategi pembelajaran adalah
salah satu hal terpenting yang harus dipahami atau dimiliki oleh setiap guru,
10
“Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 1839/C.C2/TU/2009 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Taman Kanak-Kanak”, dalam Surat Edaran Direktorat.
11
Istiazah S.Pd, “Wawancara”, PAUD Al-Fathiyah Dusun Serumbung Desa Lendang ARA
Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah, 01, Desember, 2019.
12
Desmita, Pisikologi Perkembangan Peaerta Didik, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2009), hlm 35.
7
lingkungan belajar. Maka dari itu pembelajaran harus diatur sedemikian rupa
perkembangan sosial emosional pada anak usia dini maka peneliti akan
menerapkan metode bermain sambil belajar yang akan diterapkan diluar kelas
yang sangat menarik terutama dalam pembelajaran anak usia dini karena di
learning) yang bersipat kreatif, rekreatif, edukatif, dan petualangan yang bisa
yang dilakukan.
kelas atau outbond yang merupakan kegiatan outing class yaitu bermaik akuatik.
B. Sasaran Tindakan
Hamzah B. Uno dan Nurudin Mohamad, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, (Jakarta:
13
berjumlah 12 siswa yaitu yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 5 siswa
perempuan.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
1. Manfaat Teoretis
dalam aspek perkembanagn sosial emosional bagi peserta didik baik kepada
lembaga sekolah pada umumnya dan kepada semua guru-guru yang ada di
ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk memperkaya dan memperluas
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Lembaga
kualitas pendidikan.
b. Bagi Guru
akuatik.
c. Bagi Siswa
sosial emosional dengan cara yang lebih asik dan menyenangkan sehingga
d. Bagi Peneliti
F. Kajian Pustaka
Ketika peneliti akan melakukan karya tulis ilmiah, terlebih dahulu akan
sosial emosional anak usia dini dapat meningkat dengan menggunakan media
power point. Dapat dibuktikan, sebelum dilakukan tindakan terdapat 30% tentang
Sesudah melakukan penelitian kecerdasan sosial emosional pada anak usia dini
11
sudah meningkat yang dibuktikan pada siklus I terdapat dari 51.6% dan pada
penelitian ini yaitu memiliki variabel yang sama yaitu untuk meningkatkan
tindakan kelas, dan sama-sama meneliti anak usia dini yang berumur 5-6 tahun.
Kegiatan Bermain Peran Pada Anak Kelompok ATK Islam Al-Anis, Jiwan,
sosial emosional anak usia dini dapat meningkat dengan menggunakan kegiatan
penelitian kecerdasan sosial emosional pada anak yang dilaksanakan pada siklus I
14
Mita Nugraheni, Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional Melalui Media Powor Poin
Pada Anak Usia Dini 5-6 Tahun di TK SD Selman., Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.
12
persamaan dari penelitian ini memiliki variabel yang sama yaitu meningkatkan
perkembangan sosial emosional anak usia dini melalui kegiatan bermain peran
penelitian ini meneliti pada tahun pelajaran 2012/2013 sedangkan peneliti akan
menciptakan suasana interaksi sosial yang dapat menciptakan suasana belajar bagi
penelitian tindakan kelas, dan penelitian ini meneliti pada tingkat Sekolah Dasar
15
Farina Nurullita, Upaya Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional melalui kegiatan
bermain peran pada anak kelompok A TK Islam Al-Anis, Jiwan, Ngemplak, Kartasura Tahun Ajaran
2012/2013, Naskah Publikasi Universitas Muhamadiyah Surakarta.
13
baik terhadap aspek motorik (pisikomotorik), aspek sosial (afektif), dan aspek
G. Kajian Teori
1. Kegiatan Akuatik
memasuki pendidikan selanjutnya. Anak usia 4-6 tahun adalah anak usia
dini yang berada pada usia lahir sampe 6 tahun yang disebut sebagai usia
prasekolah. Dimana pada usia 4-6 tahun disebut masa peka bagi anak.
Masa peka merupakan masa pematangan fisik dan fisikis yang siap
16
Bahtiyar Heru Susanto dan Ferawati Listianingsih, Jurnal Elementary School, Volume 6
Nomer 1 Januari 2019.
17
Ermawan Susanto, Jurnal Of Physical Education and Sports, JPES 1 2012.
14
dan nilai-nilai agama. Maka dari itu dibutuhkan kondisi, stimulasi yang
tujuannya.19
seluruh prilaku yang ada dalam diri anak dapat dikembangkan dengan
dalam proses belajar anak selalu berhubungan, (c) anak belajar melalui
interaksi sosial bersama anak-anak serta dengan orang dewasa, (d) minat
dan rasa keingintahuan yang ada pada diri anak akan memotivasi
sosial emosional).
oleh anak.
menyatukan isi kurikulum di dalam satu kesatuan yang utuh, (b) dalam
sehinggal dalam pemilihan tema harus dari hal-hal yang dekat dengan
anak untuk berfikir kritis dan dapat menemukan hal-hal baru. Pengelolaan
17
pembelajaran juga harus dilakukan secara dinamis. Yaitu anak juga harus
emosional.21
dalam air atau aktivitas air yang bisa dilakukan di sungai, laut, danau,
22
memperoleh kemajuan potensi motorik, afektif, kognisi, dan sosial.
menyenangkan. Bermain bagi anak usia dini merupakan hal yang tidak
asing lagi. Setiap ada anak usia dini, pasti di situ dijumpai yang namanya
halnya seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan yaitu antara
sisi yang satu dengan sisi yang lainnya yaitu saling melengkapi. Karena
bermain adalah dunia anak-anak sehingga sering kita dengar dunia anak
selama semua itu terdapat unsur kesenangan dan kebahagiaan bagi anak
metodologi yang digunakan oleh guru dalam mengajar yang paling epektif
adalah bermain. Pada usia dini, anak-anak akan lebih senang bila diajak
kesantunan. 24
tujuan. Tujuan bermain bagi anak usia dini, yaitu: Pada dasarnya, bermain
tersebut memiliki banyak makna yang begitu mendasar dan sulit untuk
23
Fadlillah, Bermain dan Permainan Anak Usi Dini, (Jakarta: Kencana: 2017), hlm 6.
24
Jamal Ma’mur Asmani, Buku Pintar Playgroup (Jogjakarta: Bukubiru, 2010), hlm 146.
20
emosional.25
siapa yang paling cepat sampe dan tidak melakukan kesalahan itu yang
mendapat juara.
25
Hasbi dan Ahyar Rasidin, Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini, (Jember: Pustaka
Abadi; 2017), hlm 43.
26
Boyke Mulyana, Aktivitas Aquatik, silabus , hlm 9.
21
kelompok, lalu guru menyebutkan kata, (cotoh ‘renang’ atau air’), lalu
kolam renang.27
27
Ermawan Susanto, Pembelajaran Akuatik Prasekolah, (Yogyakarta: UNY , 2014), hlm 126.
22
yang berhasil melewati semua anak panah dan kembali ketempat awal
28
Ibid, hlm 136
23
bagaimana berintraksi sesuai dengan aturan sosial yang ada. Sosial emosional
dini. Sebab, suatu saat mereka akan hidup didalam lingkungan masyarakat
yang dimana pasti setiap orang akan saling membutuhkan antara satu sama
berintraksi dengan orang lain ketika merekan sudah dewasa dan hidup
didalam masyarakat.
bahwa perkembangan sosial anak yaitu meliputi hal sebagai berikiut:29 (1).
Usia 0,2 tahun, yaitu anak sudah mulai tersenyum dan mampu memandang
orang lain. (2) Usia 0,3 tahun, yaitu anak mampu tersenyum kembali, dan
29
Muhamad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Medi, 2012 ), hlm
52.
24
maupun rangsangan dari luar. (3) Usia 0,4 tahun, yaitu anak dapat
terhadap orang yang mengadakan hubungan. (4) Usia 0,5 tahun, yaitu anak
yang lalu lalang. (6) Usia 0,6 tahun, yaitu anak mampu mengeluarkan reaksi
ketika bertemu dengan seseorang yang sipatnya pemarah atau orang yang
ramah. (7) Usia 0,7 tahun, anak sudah mulai aktif mengadakan hubungan.
suara-suara. (8) Usia 0,8 tahun, anak sudah mampu bermain, seperti
papa, adik, kaka dan sebagainya. (9) Usia 0,10 tahun, yaitu anak sudah
mampu menarik perhatian orang dewasa. (10) Usia 1,0 tahun, yaitu anak
surut pada waktu yang begitu singkat. Sedangkan pengertian emosi secara
umum yaitu suwatu yang berlangsung dalam waktu yang relefan sangat
saja.30
beberapa perasaan yang sangat kuat berupa perasaan takut, marah, benci,
dan rasa ingin tahu yang tinggi disebut sebagai emosi positif, sedangkan
perasaan tidak senang, tidak bergaerah, dan kecewa disebut sebagai emosi
negativ.
30
Ibid, hlm 21.
31
Ibid, hlm 44.
26
anak usia 0-6 tahun didalam menjalin kegiatan relasi dengan dirinya sendiri
Perkembanagan sosial dimulai pada usia 4-6 tahun, dalam hal ini nampak
aturan-aturan yang ada disekitarnya, lalu mereka mulai tunduk pada aturan
tersebut, kemudian anak mulai menyadari betapa pentingnya hak orang lain,
dengan perkembangan sosial anak usia dini. Karakteristik emosi pada anak
usia dini diantaranya: berlangsung sangat singkat dan berakhir secara tiba-
32
Nova Ardy Wiyani, Mengelola Dan Mengembangkan Kecerdasan Sosial Dan Emosi Anak
Usia Dini, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm 29.
33
Ina Maria, Eka Rizki Amalia, Perkembanagn Aspek Sosial Emosional dan Kegiatan
Pembelajaran yang Sesuai untuk Anak Usia 4-6 Tahun, Jurnal Nasional, hlm 10.
27
tiba, terlihat lebih hebat dan kuat, bersifat sementara, lebih sering terjadi,
mampu diketahui dengan jelas dari semua tingkah lakunya, dan reaksi
oleh rasa bangga, malu, dan rasa bersalah, kemunculan emos ini mampu
emosional anak usia 5-6 tahun yaitu, (1). Kesadaran diri, yang dimana
terhadap orang yang belum dikenal, dan mengenal prasaan diri sendiri dan
mengelolanya secara wajar. (2). Rasa tanggung jawab untuk diri sendiri
dan orang lain, yang mencakup tahu akan haknya, mentaati aturan atau
kegiatan kelas, dapat mengatur diri sendiru, dan mampu bertanggung jawab
atas perilaku terhadap kebaikan diri sendiri. (3). Perilaku persosialan, yang
34
Ibid, hlm 11.
28
temanya dan mampu merespon secara wajar, dan mampu berbagi dengan
orang lain. 35
dalam setiap anak secara bervariasi yang terjadi setiap saat. Hal tersebut
1) Faktor Hereditas
generasi.
35
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 137 Tentang
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, hlm 28.
36
Nova Ardy Wiyani, Mengelola Dan Mengembangkan Kecerdasan Sosial Dan Emosi Anak
Usia Dini, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm 43-50.
29
2) Faktor Lingkungan
psikologis, yaitu pengalaman sosial dan emosi anak sejak belum dan
3) Faktor Umum
H. Metode Penelitian
1. Setting Penelitian
2. Sasaran Penelitian
3. Rencana Tindakan
namanya saja penelitian tindakan kelas, sudah pasti dapat di pahami isi yang
terjadinya proses belajar mengajar. Yang diartikan tempat belum tentu berupa
atau berbentuk kelas, tetapi sebaliknya kelas (dalam artian fisik) pasti
termasuk tempat. Yang menjadi inti dari semuanya adalah tempatnya, bukan
kelasnya. Maka, jika disebut tempat, lapangan, emperan rumah, dan taman
bersama dan diajarkan oleh seorang guru, maka tempat bisa memenuhi
kriteria untuk disebut dengan “kelas”. Dengan, demikian PTK bisa dilakukan
37
Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasikanya pada Pendidikan
Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Kharisma Putri Utama, 2013), hlm 117.
31
disitu terdapat sekelompok siswa yang sedang belajar bersama danada guru
yang mengajarkan.38
dalam 2 siklus. Jikan siklus 1 tidak tuntas makan akan dilanjutkan dengan
tindakan kelas (PTK) terdiri dari 4 tahap dalam setiap siklus: yaitu,
dan refleksi atau reflecting. Adapun bentuk kerja dari siklus ke siklus dalam
Gambar 1.1
model Suharsimi Arikunto? Arikunto ini penulis buku, dia menulis berdasarkan
model dari pada para pakar. Silahkan baca dan cek lagi apa saja model PTK
38
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hlm 19.
39
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm 16
32
perencanaan
Pengamatan
perencanaan
Berdasarkan gambar siklus penelitian tindakan kelas di atas dapat
a. Perencanaan Tindakan
Pengamatan
Dalam tahap ini hal-hal yang akan dilakukan peneliti dan guru sebagai
berikut:
akan menjadi pengajar (guru) dan siapa yang akan menjadi observer
4) Menyiapkan alat dan bahan serta tempat yang akan digunakan untuk
melaksanakan penelitian
b. Pelaksanaan Tindakan
adalah:
Tujuan permainan :
kelompoknya
sebuah bermainan
40
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hlm 62.
(setelah tulisan “hlm” itu ada titik atau tidak?) ini berlaku untuk semua footnote ya. Tolong dicek
semua.
34
a) Kolam renang
b) Keranjang plastik
d) Peluit
Durasi permainan
satu putaran
Pelaksanaan
berjumlah 4 anak
35
Jarak Keranjang
Aturan
36
Dalam permainan ini jika terjadi salah satu dari tiap-tiap kelompok
Pemenang
penghargaan (reward)
c. Pengamatan
disebut peneliti.41 Guru bisa menjadi guru pelaksana, guru juga bisa
pelaksana bisa juga menjadi pengamat. Pada tahap pengamatan ini, yaitu
sebagai berikut:
d. Refleksi
oleh guru selama melakukan tindakan. Pada tahap ini, peneliti beserta
2. Siklus II
dinilai belum mencapai keberhasilan atau belum sesuai dengan apa yang
a. Observasi
diantaranya:
b. Dokumentasi
5. Pelaksanaan Tindakan
a. Lokasi Penelitian
b. Waktu Penelitian
c. Subjek Penelitian
d. Objek Penelitian
40
pelaksanaan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada tahap ini yang
pembelajaran harian yang dibuat dan juga disiapkan. Adapun yang diamati
R
NP= × 100
SM
Keterangan:
Table 1.2
43
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm 102.
44
Ibid, hlm 103.
42
2 76-85% Baik
3 60-75% Cukup
4 55-59% Kurang
5 ≤ 54 % Kurang sekali
R
NP= × 100
SM
Keterangan:
Table 1.3
3 60-75% Cukup
4 55-59% Kurang
5 ≤ 54 % Kurang sekali
No kegiatan Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal
2 Seminar
Proposal
3 Persiapan
Penelitian
4 Membuat
Draf
Laporan
5 Diskusi
Draf
Laporan
6 Penyempurn
aan Laporan
apa)
Fadlillah, Bermain dan Permainan Anak Usi Dini, Jakarta: Kencana: 2017.
Farina Nurullita, Upaya Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional
melalui kegiatan bermain peran pada anak kelompok A TK Islam Al-Anis, Jiwan,
Ngemplak, Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013, Naskah Publikasi Universitas
Muhamadiyah Surakarta.
Hasbi dan Ahyar Rasidin, Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini,
Jember: Pustaka Abadi; 2017.
Rifda El Fiah, Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2017.