Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PERTEMUAN 12

ASESMEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Dosen Pengampu: Dr.MarlinaS.Pd., M.Si.

Disusun Oleh: Egi Yelmayenti


Sesi: 202020030025

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TP : 2021/2022
ASESMEN PERKEMBANGAN SOSIAL

1. Asesmen Perkembangan Sosial

2. Instrumen Asesmen Perkembangan Sosial

3. Cara Melakukan Asesmen Sosial


1. ASESMEN PERKEMBANGAN SOSIAL
Perilaku sosial adalah perilaku sukarela yang memberikan manfaat kepada orang
lain. Kemampuan berperilaku sosial ini perlu dimiliki sejak usia dini mengingat sebagai
suatu pondasi bagi perkembangan kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungannya
secara lebih luas. Oleh karena itu, perilaku sosial pada anak usia dini dapat dibentuk sejak
pertama kali pada lingkungan kelompok sosial yang paling sederhana yaitu di lingkungan
keluarga.
Perkembangan sosial pada anak-anak yaitu kemampuan untuk berinteraksi serta
memberikan respon terhadap sesuatu dan bertingkah laku mengikuti norma masyarakat.
Perkembangan ini berjalan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak.

Sumber: Dabis, Yuwita dan Yenti. 2019. Asesmen Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. JAMBURA
Early Childhood Education Journal. Volume (1) Nomor (2), Halaman (55-65 ).
Perkembangan social dapat diartikan sebagai sequence dari perubahan yang
berkesenambungan dalam prilaku individu untuk menjadi mahkluk social yang dewasa
atau proses perkembangan tingkah laku yang dapat diterima sesuai norrna yang berlaku
dalam kelompoktertentu. Perkembangan sosial adalah salah satu dominan perkembangan
yang sangat penting bagi anak-anak tanpa melihat ketidakmampuannya. Perkembangan
sosial meliputi dua aspek penting, yaitu kompetensi dan tangung jawab sosial.
Kompetensi sosial yaitu menggambarkan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya secara efektif. Misalnya, ketika temannya menginginkan sesuatu, ia
mau bergantian. Sementara tangung jawab sosial yaitu ditunjukan oleh komitmen anak
terhadap tugas-tugasnya, menghargai perbedaan individual, dan memperhatikan apa yang
ada dilingkungannya.

Sumber: Dabis, Yuwita dan Yenti. 2019. Asesmen Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini.
JAMBURA Early Childhood Education Journal. Volume (1) Nomor (2), Halaman (55-65 ).
Lanjutan

Proses belajar untuk menjadi mahkluk sosial disebut sosialisasi, yaitu proses dimana
individu melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-ransangan sosial terutama
tekanan tekanan dan tuntutan kehidupan. ada anak yang belum bisa berinteraksi
dengan teman sebayanya, belum bisa mengendalikan sikap emosionalnya dengan baik.
anak-anak memiliki kesulitan dalam mengikuti segala aturan-aturan yang diberikan
guru. Akan tetapi di sisi lain ada anak yang sangat terampil dan perkembangan sosial
denga menujukan rasa percaya diri dan mampu untuk mengendalikan emosionalnya
denagn baik.

Sumber: Dabis, Yuwita dan Yenti. 2019. Asesmen Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. JAMBURA
Early Childhood Education Journal. Volume (1) Nomor (2), Halaman (55-65 ).
Perkembangan sosial anak sangat bervariatif dan berbeda-beda. Ada anak yang sudah
memiliki perkembangan sosial yang baik, dapat dilihat dari cara anak menunjukan
perilakunya seperti cara anak berinteraksi dengan lingkungan sekolahnya dan cara
anak untuk mengontrol emosinya. Adapula anak yang masih kurang dalam
perkembangan sosialnya. Untuk mengembangkan kemampuan anak dalam aspek
sosial guru dapat melakukan metode atau tekhnik serta membuat suatu rancangan
yang terstruktur sehinganya dapat mengasah keterampilan soisial anak usia dini.
Selain itu guru dapat mengasahnya dengan mengunakan permaianan-permaianan
yang kreatif, menarik serta edukatif yang berhubungan dengan pengembangan
keterampilan dalam aspek sosial emosional.

Sumber: Dabis, Yuwita dan Yenti. 2019. Asesmen Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini.
JAMBURA Early Childhood Education Journal. Volume (1) Nomor (2), Halaman (55-65 ).
Perkembangan Sosial

a. Perkembangan Pemahaman Diri


Pemaharnan diri mencakup berbagai hal, seperti kesadaran diri (seZjl
awareness), pengenalan diri (self-recognition), konsep diri (selfconcept), dan harga diri
(self-esleem).
• Masa bayi dan toddler (kemampuan anak untuk memahami hubungan kepemilikan
artinya, anak mengenali bahwa sesuatu itu adalah kepunyaaannya, membuat anak
semakin mengerti perbedaan antara dirinya dan orang lain).
• Masa kanak-kanak awal (mulai memiliki pemahaman tentang karaktelistik psikologis yang
unik kebanyakan anak memandang dirinya dalam cara yang positif).
• Masa usia sekolah (penilaian diri anak secara berangsur-angsur juga menjadi lebih
realistis dan lebih umum Anak pada masa ini dapat berfokus pada lebih dari satu dimensi
tentang diri).

Sumber: http://repository.unp.ac.id/798/1/ELSA%20EFRINA_836_13.pdf
b. Perkembangan Hubungan Sosial
● Pada masa bayi dan toddler (2-3 tahun), respon terhadap perilaku dan kehadiran bayi lain
yang sebaya sebenarnya sudah muncul sejak awal kehidupan seorang bayi, hal utama
yang dicapai anak pada masa ini adalah kemarnpuan berbagi makna dengan anak lain.
● Masa kanak-kanak awal, interaksi anak dengan teman meningkat dalam frekuensi dan
berkembang dalam kualitas. Teman baru banyak dijumpai dalam lingkungannya.
● Masa usia sekolah, interaksi dengan teman pada usia sekolah menjadi lebih kompleks,
lebih selektif dan secara subjektif lebih menonjol. Penyesuian diri anak usia sekolah
terhadap karakteristik psikologis orang lain, seperti kepribadian dan emosi orang lain,
sudah semakin baik. Kesadaran mereka pun meningkat terhadapi perilaku yang dapat
diterima dan tidak dapat diterima oleh teman- temannya.

Sumber: http://repository.unp.ac.id/798/1/ELSA%20EFRINA_836_13.pdf
c. Perkembangan Perilaku Sosial

1. Perkembangan perilaku prososial


perilaku yang disengaja dengan maksud memberi keuntungan kepada orang lain.
• Pada masa bayi, perilaku prososial diperkirakan sudah ada sebelum bayi berusia enam
bulan. Pada usia 10-12 bulan, bayi sering kali menangis sebagai respons terhadap
kesedihan yang dialarni oleh bayi lain.
• Masa toddler & kanak-kanak awal, anak terikat dalam tindakan prososial yang lebih luas,
seperti pemberian nasihat verbal.
• Masa usia sekolah, perilaku prososial cenderung meningkat selama tahun-tahun awal
sekolah dasar.

2. Perkembangan empati
Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain dan
merasakan apa yang orang lain rasakan dalam situasi tertentu.

Sumber: http://repository.unp.ac.id/798/1/ELSA%20EFRINA_836_13.pdf
2. INSTRUMEN ASESMEN PERKEMBANGAN SOSIAL
No Instrumen Ya Tidak Keterangan

1. Perkembangan social

1.1 Lingkungan keluarga

Mudah bergaul dengan anggota keluarga

Bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga

Dapat bekerjasama dengan anggota keluarga

1.2 Teman sebaya

Tidak suka menyendiri

Tidak memilih-milih teman

Memiliki banyak teman dan tidak pemalu

Sumber: http://repository.unp.ac.id/798/1/ELSA%20EFRINA_836_13.pdf
No Instrumen Ya Tidak Keterangan

Tidak memiliki permasalahan pertemanan

Mau berbagi dengan teman

Tidak mementingkan diri sendiri

Ikut merasakan Ketika teman sedih/ berempati

Menghibur teman Ketika sedih/ bersimpati

Mudah memulai percakapan

Kerjasama dalam bermain

1.3 Lingkungan sekolah

Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah

Mau bekerja sama dengan teman disekolah

Sumber: http://repository.unp.ac.id/798/1/ELSA%20EFRINA_836_13.pdf
No Instrumen Ya Tidak Keterangan

Mau berbagi dengan teman-teman disekolah

Bersaing secara sehat dalam bermain game

Saling menghargai satu sama lain

Mengerjakan tugas yang diberika gur-guru disekolah

Dapat mematuhi aturan disekolah

Santun terhadap guru

Total

Sumber: http://repository.unp.ac.id/798/1/ELSA%20EFRINA_836_13.pdf
Dalam melakukan asesmen perlu adanya perencanaan. Adapun perencanaan dalam
asesmen adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan yang spesifik, bersifat reliable dan valid.
2. Mempersiapkan berbagai sumber atau informasi yang beragam.
3. Melibatkan keluarga dalam mendapatkan informasi anak.
4. Fair dan sesuai dengan kebutuhan anak.
5. Merencanakan asesmen yang otentik.

Metode yang dilakukan dalam mengasesmen perkembangan sosial dan emosional anak,
yakni sebagai berikut:
1. Observasi
2. Konferensi dengan para guru
3. Survey
4. Interview orang tua.

Sumber : https://novitaloka1308.blogspot.com/2018/12/asesmen-perkembangan-
sosial-emosional.html
1. Observasi

Contoh jenis hasil observasi:

Subjektif Objektif Kurang Lengkap

Siti adalah seorang anak Siti adalah anak perempuan Siti adalah seorang anak
perempuan yang berusia 4 yang berusia 4 tahun perempuan.
tahun yang ceria dan keturunan Jambi
berambut panjang

Sumber: https://novitaloka1308.blogspot.com/2018/12/asesmen-perkembangan-
sosial-emosional.html
2. Catatan Anekdot

Pengamatan Terhadap Ahmad

Perkembangan fisik Perkembangan sosial


Pengamat/tanggal: Pengamat/tanggal:
Keterangan pengamat: Keterangan pengamat:
Perkembangan emosional Kreativitas
Pengamat/tanggal: Pengamat/tanggal:
Keterangan pengamat:
Keterangan pengamat:
Perkembangan bahasa: Penemuan dan pemikiran
Pengamat/tanggal: Pengamat/tanggal:
Keterangan pengamat: Keterangan pengamat:

Sumber: https://novitaloka1308.blogspot.com/2018/12/asesmen-perkembangan-
sosial-emosional.html
3. Running record

Nama anak : Aisyah


Tanggal: 11 November 2018
Lokasi: taman bermain
Waktu Kejadian Komentar

8.20 Aisyah memperhatikan Tertarik untuk ikut main


teman-temannya main kejar-kejaran dengan teman
kejar-kejaran
8.25 Aisyah memanggil Aisyah senang berlari cepat
temannya Isa “Sedang main
apa?” Isa menjawab,
“sedang merebut bola. Aku
tadi bias mengambil bola
dibawa lari Siti” aku juga
bias lari cepat.

Sumber: https://novitaloka1308.blogspot.com/2018/12/asesmen-
perkembangan-sosial-emosional.html
Thanks You
Wassalamualaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai