Anggota :
Masa ini adalah periode dimana anak mulai bisa bertanggung jawab pada diri
sendiri dan mulai bisa menghargai keputuasan orang lain.
5) Masa kritis II (12-13 tahun) pre-puber
Anak mulai berkembang memahami orang lain secara individu yang
menyangkut pada sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehinga
mendorong anak bersosialisasi lebih akrab dengan teman sebaya dan lingkungan
masyarakat.
d. Strategi Perkembangan Sosial Pada Anak Usia Dini
Menurut Khairani (2013 : 126) “aktivitas bermain setiap anak memiliki
peranan yang cukup besar dalam mengembangkan kecakapan sosialnya sebelum anak
berteman dan anak akan menyediakan mainan dalam menghadapi pengalaman
sosialnya”. Khairani (20131:126) mengemukakan bahwa sikap yang perlu
dikembangkan melalui kegiatan bermain antara lain :
1) Sikap sosial dalam proses cara bermain mendorong anak untuk
meningkatkan pola berfikir egosentrisnya.
Belajar berkomunikasi agar anak dapar bermain dengan baik bersama orang lain, anak harus
bisa mengerti sifat dan pergaulan teman-temannya
2. Belajar mengorganisasi pada waktu anak bermain bersama orang lain, anak
juga berkesempatan belajar berorganisasi.
c. Permainan
definisi bermain adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang
sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja
dan prestasi dalam melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi yang
lebih baik.
Dibagi menjadi 5 pengertian bermain yaitu :
1) Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinstik pada anak.
2) Tidak memiliki tujuan ekstristik, motivasinya lebih bersifat intrinsik.
3) Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan
bebas dipilih oleh anak.
4) Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.
5) Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang
bukan bermain seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar
bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya.