Oleh: Maliatul Husna Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kuningan Email: maliatulhusna07@gmail.com ABSTRAK: Perkembangan sosial emosional merupakan tingkah laku yang diperoleh melalui pembiasaan, latihan, atau belajar. Perkembangan sosial emosional pada anak harus diperhatikan, sebagai guru harus berperan aktif dalam mensosialisasikan dan mengontrol emosi pada diri siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perkembangan sosial emosional siswa. Fokus penelitian adalah Alasan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi Perkembangan Sosial Emosional di Kelas II SD Negeri 1 Ciporang. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek penelitian ini adalah 4 orang yaitu 3 orang siswa dan 1 orang guru. Data yang digunakan dalam Perkembangan Sosial Emosional Siswa ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kualitatif mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles and Huberman dan Spradely dengan langkah-langkah : reduksi data, penyajian data, display data, dan menarik kesimpulan (Verfikasi). Uji keabsahan data menggunakan uji kredibelitas data anatar lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negative, dan mengadakan memberceck. Hasil penelitian Perkembangan Sosial Emosional di Kelas II SD Negeri 1 Ciporang sudah baik. Dalam hal kesadaran diri ini subjek APB, AHA, dan PAN sudah baik dalam semua aspek kesadaran diri. Dalam indikator rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain, subjek APB, AHA, dan PAN sudah menunjukan sikap yang baik yang mencakup semua aspek rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain.
Kata Kunci : Analisis, Perkembangan Sosial Emosional, Sekolah Dasar.
ABSTRACT: Socio-emotional development is behavior that is acquired through
habituation, practice, or learning. Social emotional development in children must be considered, because teachers must play an active role in socializing and controlling emotions in students. The purpose of this study was to determine the social emotional development of students. The reason for doing this research is to find out how the condition of the Social-Emotional Development of Class II Students of SD Negeri 1 Ciporang. The data used in this student's Social Emotional Development was obtained through interviews, observation and documentation. Data analysis using qualitative following the concept given by Miles and Huberman and Spradely with the following steps: data collection, data reduction, data display, and drawing conclusions (verification). Test the validity of the data using the data credibility test, namely expanding observations, increasing persistence, triangulation, analyzing negative cases, and conducting member checks. The results of the research on the Social-Emotional Development of Grade II Students at SD Negeri 1 Ciporang were good. In terms of self-awareness, APB, AHA, and PAN subjects were good at all aspects of self-awareness. In the indicators of a sense of responsibility towards themselves and others, APB, AHA, and PAN subjects have shown good attitudes that include all aspects of a sense of responsibility towards themselves and others. In prosocial behavior there are students who have shown prosocial behavior, while other are still less.
Keywords: Analysis, Emotional Social Develpoment, Elementary School
PENDAHULUAN
Perkembangan merupakan menggunakan pendekatan yang tepat.
perubahan tingkah laku yang didasari Misal, suara lantang, ekspresi kuat, kondisi psikis atau rohaniah seseorang serta penuh perhatian mampu perubahan ini diperoleh setiap orang membuat anak atau peserta didik dapat melalui pembiasaan dan latihan atau menyimpan materi pelajaran atau belajar.Perkembangan socialemosional nasihat dalam memori jangka dipengaruhi oleh sikap, cara, dan panjangnya. kepribadian orang tua dalam Menurut Helmawati (2016:140) memelihara, mengasuh, dan mendidik faktor emosi sangat penting dan anaknya. memberikan pengayaan warna bagi Perkembanga sosial emosional kecerdasan interpersonal. Kecerdasan adalah suatu teori yang tidak dapat emosi merupakan perwujudan dari soft dipisahkan satu sama lain. skill dalam diri manusia kecerdasan Perkembangan sosial emosional adalah yang tidak kalah penting yang perlu proses perkembangan kemampuan diketahui dan dipelajari pendidik anak untuk menyelesaikan diri adalah kecerdasan emosionlal. terhadap dunia sosial dan berinteraksi Kecerdasan emosi dikembangkan oleh dalam kehidupan sehari-hari. Dengan Daniel Goleman 1995. Kecerdasan kata lain, membahas perkembangan emosi ini sebenarnya tampak pada emosi harus bersinggungan dengan kemampuan atau kecerdasan perkembangan sosial anak. Keduanya interpersonal dan intrapersonal saling terintegrasi dalam bingkai seseorang. kejiwaan yang utuh. (Suyadi dalam Menurut Suyani (2019:143) Tusyana,Trengginas dan suyadi terdapat manfaat perkembangan sosial- 2019:19) emosional anak, yaitu : Menurut Hildayani (2015:10) 1) Anak belajar bertingkah laku yang terdapat tiga tujuan dalam dapat diterima lingkungannya, perkembangan sosial emosional yaitu maksudnya anak harus mempunyai sebagai berikut: perilaku baik sosial maupun 1) Mencapai pemahaman diri serta emosional terhadap orang-orang berhubungan dengan orang lain. yang ada di lingkungannya. 2) Bertanggung jawab terhadap diri 2) Anak memainkan peran sosial- sendiri meliputi kemampuan untuk emosional yang dapat diterima mengikuti aturan dan rutinitas, kelompok bermainnya, misalnya menghargai orang lain, dan pada saat dilingkungan rumah mengambil inisiatif. maupun lingkungan sekolah. 3) Menampilkan perilaku sosial, 3) Anak mengembangkan sikap seperti empati,berbagi, dan sosial-emosional yang sehat menunggu giliran. terhadap lingkungan yang Agar emosi anak merupakan model penting untuk terkendali,pendidik harus dengan sukses dalam kehidupan sosialnya sabar mengarahkan dan membimbing kelak. anak dengan penuh perhatian. 4) Anak mampu menyesuikan dirinya Pendidik perlu memotivasi dan dengan baik, dan lingkungannya pun dapat menerima anak dengan KAJIAN TEORI senang hati. A. Pengertian Perkembangan Berdasarkan uraian di atas dapat Perkembangan adalah sebuah dinyatakan bahwa manfaat proses yang tidak bisa hadir dengan perkembangan sosial- emosional yaitu konsep ‘simsalabim’ pada diri siswa mampu menjadi manusia yang seseorang. Belajar adalah mengerti akan emosi yang dialami dan perkembangan yang berasal dari dimilikinya mampu diterima oleh latihan dan usaha. Melalui belajar lingkungan sosial. Jika seorang siswa anak memperoleh kemampuan tidak mampu mengenal emosi yang dia menggunakan sumber yang miliki maka siswa tersebut akan sulit diwariskan dengan cara anak harus untuk bersosial dengan lingkungan mendapatkan kesempatan belajar sekitar. untuk berkembang. Namun setelah diobservasi oleh HurlockdalamAssingkily,Hardi peneliti di SD Negeri 1 Ciporang. yanti (2019:20) Perkembangan Jumlah siswa pada kelas 2 yaitu merupakan perubahan tingkah laku perempuan berjumlah 16 siswa dan yang didasari kondisi psikis atau jumlah laki-laki ada 22 siswa jumlah rohaniah seseorang. Perubahan ini total siswa 38. Peneliti melakukan diperoleh setiap orang melalui wawancara dengan guru bahwa,dari 38 pembiasaan dan latihan atau belajar. siswa terdapat beberapa siswa yang Harditono dalam Tusyana, perkembangan sosial emosional siswa Trengginas, dan Suyadi (2019:19) itu belum diketahui pada proses Perkembangan adalah proses yang pembelajaran di kelas dan kekal dan tetap yang menuju ke arah perkembangan sosial emosional diluar suatu organisasi pada tingkat kelas pada saat bermain bersama intergrasi yang lebih tinggi, teman sebaya juga kurang. Fungsi berdasarkan pertumbuhan dan guru untuk mengetahui perkembangan pemaksaan dalam belajar dan sosial emosional yaitu sebagai seorang terjadilah suatu organisasi atau guru kita juga berperan aktif dalam struktur tingkah laku yang lebih menyosialisasikan dan mengontrol tinggi. Dalam proses perkembangan emosi pada diri siswa dalam kegiatan sifat individu dan sifat lingkungan yang di lakukan baik pada saat di menentukan tingkah laku menjadi dalam sekolah ataupun kehidupan aktual dan terwujud. Masaremaja sehari-harinya. atau pubertas, masa peralihan diri Berdasarkan uraian yang telah menjadi dewasa. dikemukakan di atas, perlu adanya Berdasarkan beberapa teori di penelitian lebih lanjut untuk atas dapat disimpulkan bahawa mengetahui perkembangan sosial perkembangan merupakan emosional anak. Maka dari itu penulis perubahan tingkah laku atau melakukan penelitian dengan judul perubahan mental secara tidak “ Analisis Perkembangan Sosial langsung. Dengan upaya belajar kita Emosional Siswa Kelas 2 di SD Negeri memiliki perkembangan yang 1 Ciporang”. berasal dari latihan dan usaha. Dengan belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dengan cara anak daripada hubungan sosial yang harus mendapatkan kesempatan sering tetapi hubungan tersebut belajar untuk berkembang. Pada saat tidak baik. proses perkembangan sifat individu Lubis (2019:53)Perkembangan dan sifat lingkungan sekitar sangat sosial adalah tingkat jalinan mempengaruhi terhadap interaksi anak dengan orang lain, perkembangan tingkah laku mulai dari orang tua, saudara, seseorang. Perkembangan itu teman bermain, hingga masyarakat bergerak secara berangsur-angsur secara luas. Karena dalam tetapi pasti, melalui suatu bentuk perkembangan sosial anak tingkat tahap ke bentuk tahap berikutnya, jalinana dengan orang-orang yang yang semakin hari semakin ada di sekitarnya sangat penting. bertambah maju. Jika lingkungan disekitarnya saja B. Perkembangan Sosial tidak mendukung maka percuma Perkembangan sosial saja perkembangan sosial anak merupakan perolehan kemampuan tidak akan berkembang. Dan jika berperilaku yang sesuai dengan lingkungan di sektiranya tuntutan sosial, perkembangan mendukung untuk perkembanga sosial anak dimulai dari sifat sosial anak, anak mampu egosentrik individual ke arah berperilaku sesuai dengan tuntutan interaktif komunal. Pada mulanya sosial agar anak mampu anak bersifat egosentris, yaitu bermasyarakat. hanya dapat memandang dari satu Masganti Sitorus dalam sisi yaitu dari dirinya sendiri. Anak Assingkily,Hardiyanti (2019:21) tidak mengerti bahwa orang lain menerangkan bahwa bisa berpandangan berbeda dengan perkembangan sosial merupakan dirinya. kematangan yang dicapai dalam Hurlock dalam Khoiruddin hubungan sosial. Tingkat jalinan (2018:428) Perkembangan sosial interaksi anak dengan orang lain, adalah kemampuan berperilaku mulai dari orang tua, saudara, sesuai dengan tuntutan sosial. Salah teman bermain, hingga masyarakat satu tugas penting pengembangan secara luas. Perkembangan sosial anak usia dini adalah mendapatkan dapat juga dimaknai sebagai proses pelatihan dan pengalaman awal belajar untuk menyesuaikan diri yang dibutuhkan untuk menjadi terhadap norma-norma yang anggota kelompok di akhir masa berlaku serta meleburkan diri anak. Jadi, di masa kecil disebut dalam bergaul dan bersosial di periode pra-kelompok. Anak tidak masyarakat. hanya bermain lebih banyak C. Perkembangan Emosional dengan anak lain, tetapi juga Menurut Crow & Crow (1958) berbicara lebih banyak. Jika emosi dapat di artikan : “affective seorang anak dapat menciptakan experiencw that accompanies hubungan yang baik dengan orang generalizes inner adjustment lain, bahkan jika itu hanya kadang- mental and physiological stirred kadang, maka sikap terhadap up states in the individual, and that kontak sosial akan lebih baik shows is self in his overt behavior”. Jadi emosi adalah terhambat,maka perkembangan pengalaman efektif yang disertai sosial dapat berpengaruh. dengan penyesuaian dari dalam Perkembangan sosial diri individu tentang keadaan emosional menurut American mental dan fisik yang berwujud Academy of Pediatrics (2012) dalam suatu tingkah laku yang dalam Nurmalitasari (2015) adalah tampak. Emosi dan perasaan kemapuan anak untuk memiliki adalah dua hal yang berbeda, tetapi pengetahun dalam mengelola dan perbedaan antara keduanya tidak mengekspresikan emosi secara dapat dinyatakan dengan tegas. lengkap baik emosi positif, Wiyani (2014:35-36) maupun negatif, mampu Perkembangan emosi anak usia berinteraksi dengan anak lainnya dini berlangsung secara bersamaan atau orang dewasa di sekitarnya, dengan perkembangan sosial anak serta aktif belajar dengan usia dini. Bahkan banyak yang mengeksplorasi lingkungan. berasumsi bahwa perkembangan Perkembangan sosial emosional emosi pada anak usia dini sangat adalah proses belajar dipengaruhi oleh perkembangan menyesuaikan diri untuk sosial mereka meskipun kemudian memahami keadaan serta perasaan perkembangan emosi tersebut ketika berinteraksi dengan orang- kemudian memberi pengaruh pula orang di lingkungannya baik orang terhadap perkembangan sosial tua,saudara, teman sebaya dalam mereka. kehidupan sehari-hari. Proses Berdasarkan beberapa teori di pembelajaran sosial emosional atas dapat disimpulkan bahawa dilakukan dengan mendengar, perkembangan emosional mengamati dan meniru hal-hal merupakan perkembangan yang yang dilihatnya. mengacu pada reaksi anak Suryani (2019:142) terhadap berbagai perasaan yang Perkembangan sosial emosional dialami setiap hari dan membawa merupakan proses yang dialami pengaruh besar tergadap cara anak dalam tahap perkembangan pandang menyelesaikan masalah, untuk merespon lingkungan di usia mengambil keputusan, tingkah sebelumnya. Perkembangan sosial laku, dan menikmati kehidupan emosional ini bertujuan untuk sebagai orang dewasa kelak. mengetahui bagaimana dirinya D. Perkembangan Sosial Emosinal berhubungan dengan orang lain, Khoiruddin (2018:427) baik itu teman sebaya mauun orang Perkembangan sosial emosional yang lebih tua darinya. merupakan faktor yang sangat E. Aspek Perkembangan Sosial penting dan perlu perhatian. Emosional Selama ini masih banyak orangtua Perkembangan individu yang mengesampingkan merupakan integrasi dari beberapa perkembangan emosional proses, yakni bilogis, kognitif, dan anak,yang tanpa disadari ketika sosio emosional. Ketiga proses ini perkembangan emosional saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Dengan demikian, objek psikologi perkembangan perkembangan sel-sel syaraf adalah proses perubahan yang pusat di otak. terjadi dalam diri individu meliputi 3) Aspek perkembangan ketiga beberapa aspek sebagai yakni, aspek perkembangan implikasinya. sosial, perkembangan sosial 1) Retno dalam Latifa (2017: 187) individu ditandai dengan Aspek perkembangan pertama pencapaian kematangan dalam yakni, Aspek fisik dan motorik, interaksi sosialnya, bagaimana berkaitan dengan ia mampu bergaul, beradaptasi perkembangan fisik dan dengan lingkungannya dan motorik, perkembangan fisik menyesuaikan diri terhadap individu meliputi empat aspek norma-norma kelompok. yakni : Pertama, strutktur fisik, Perkembangan sosial seseorang yang meliputi tinggi badan, sangat dipengaruhi oleh berat badan dan proporsi tubuh. lingkungan sosial dimana ia Kedua, sistem syaraf yang berada, baik keluarga, teman mempengaruhi perkembangan sebaya, guru, dan masyarakat. aspek lainnya, yakni intelektual 4) Aspek perkembangan anak dan emosi. Ketiga, kekuatan keempat yaitu aspek otot, yang mempengaruhi perkembangan bahasa, menurut perkembangan motorik. para ahli, bahasa merupakan Keempat, kelenjar endoktrin media komunikasi yang yang menyebabkan munculnya digunakan untuk pola-pola perilaku baru. Aspek menyampaikan pesan (pendapat perkembangan ini sangat dan perasaan) dengan mempengaruhi seluruh aspek menggunakan simbol-simbol perkembangan lainnya. Sebagai yang disepakati bersama, contoh, struktur fisik yang kemudian kata dirangkai kurang normal ( terlalu pendek/ berdasarkan urutan membentuk tinggi, terlalu kurus atau kalimat yang bermakna, dan obesitas) akan berpengaruh mengikuti aturan atau tata terhadap kepercayaan diri bahasa yang berlaku dalam seseorang. Faktor kepercayaan suatu komunitas atau ini berkaitan dengan aspek masyarakat. perkembangan emosi, 5) Aspek perkembangan kelima kepribadian, dan sosial. yakni, aspek perkembangan 2) Aspek perkembangan kedua emosi.Emosi adalah perasaan yakni, aspek kognitif atau intens yang ditunjukan kepada intelektual, perkembangan seseorang atau suatu kejadian. kognitif berkaitan dengan Ragam emosi dapat terdiri dari potensi intelektual yang perasaan senang mengenai dimiliki individu, yakni sesuatu, marah kepada kemampuan untuk berfikir dan seseorang, ataupun takut memecahkan masalah. Aspek terhadap sesuatu. Contohnya, kognitif juga dipengaruhi oleh bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Berkaitan dengan faktor yang moral dan penghayatan agama. mempengaruhi perkembangan Istilah moral berasal dari bahasa emosi peserta didik, peneliti latin mos/moris yang dapat tentang emosi anak diartikan sebagai peraturan, menunjukan bahawa nilai-nilai, aday istiadat, perkembangan emosi mereka kebiasaan dan tatacara bergantung terhadap faktor kehidupan. kematangan dan faktor belajar. F. Peran Guru dalam Reaksi emosional yang tidak perkembangan sosial emosional muncul pada awal kehidupan Gage dan Berliner tidak berarti tidak ada, reaksi (dalam Suyono dan Hariyanto tersebut mungkin akan muncul 2014 : 187) melihat ada tiga dikemudian hari, dengan fungsi utama guru dalam berfungsi system endokrin. pembelajaran, yaitu sebagai Kematangan dan belajar terjalin perencana (planner), pelaksana erat satu sama lainnya dalam dan pengelola (organizer) dan mempengaruhi perkembangan penilai (evaluator). Dalam emosi. Untuk mencapai proses pendidikan, guru tidak kematangan emosi, peserta hanya menjalankan fungsi didik harus belajar memperoleh sebagai ilmu pengetahuan, gambaran tentang situasi yang tetapi juga berfungsi untuk dapat menimbulkan reaksi menanamkan nilai serta emosional. membangun karakter pada 6) Aspek perkembangan keenam peserta didik, baik pada saat yakni aspek kepribadian dan proses pembelajaran, pada seni, kata kepribadian dalam perkembangan sosial anak bahasa asing disebut dengan ataupun emosi anak. Pendidik kata personality. Kata ini mempunyai tanggung jawab berasal dari kata latin, yaitu sebagai model yang harus persona yang berarti topeng memiliki nilai-nilai moral dan atau seorang individu yang selalu memanfaatkan berbicara melalui sebuah kesempatan untuk topeng yang menyembunyikan mempengaruhi dan mengajak identitasnya dan memerankan peserta didik. tokoh lain dalam drama. Hal Peranan guru dianggap penting dalam perkembangan dominan menurut Rusman kepribadian adalah ketetapan (dalam Kirom 2017 : 73) dalam pola kepribadian atau diklasifikasikan sebagai persistensi, artinya terdapat berikut: kecenderungan ciri sifat 1) Guru sebagai demonstrator kepribadian yang menetap dan Melalui perannya relatif tidak berubah sehingga sebagai demonstrator, guru mewarnai timbul perilaku hendaknya menguasai khusus terhadap diri seseorang. bahan atau materi belajaran 7) Aspek perkembangan ketujuh yang akan diajarkan dan yakni, aspek perkembangan mengembangkannya, karena hal ini akan sangat yang digunakan sudah menentukan hasil belajar cukup tepat. yang dicapai oleh siswa. G. Faktor yang mempengaruhi 2) Guru sebagai pengelola perkembangan sosial emosional kelas Hijriati (2019:100) Dalam perannya faktor yanmempengaruhi sebagai pengelola kelas perkembangan sosial emosional (learning managers). Guru anak menyebutkan tiga faktor hendaknya mampu utama sebagai berikut : melakukan penanganan 1. Faktor fisik pada kelas, karena kelas Apabila faktor merupakan lingkungan keseimbangan tubuh yang perlu diorganisasi. terganggu karena kelelahan, 3) Guru sebagai mediator dan kesehatan yang buruk fasilitator perubahan yang berasal dari Sebagai mediator, guru perkembangan maka mereka hendaknya memiliki akan mengalami emosi yang pengetahuan dan meninggi. pemahaman yang cukup Jadi dapat disimpulkan untuk media pendidikan, bahwa faktor yang karena media pendidikan mempengaruhi merupakan alat komunikasi perkembangan sosial guna lebih mengefektifkan emosional siswa itu adalah proses belajar mengajar. ada 3 faktor, faktor Begitu juga guru sebagai lingkungan, faktor psikologi, fasilitator, guru hendaknya dan faktor fisik. mampu mengusahakan H. Indikator Pencapaian sumber belajar yang kiranya Perkembangan Sosial berguna serta dapat Emosional siswa menunjang pencapaian Sulaiman, Ardianti dan tujuan dan proses belajar Selviana ( 2019: 58) Adapun mengajar, baik yang berupa indikator perkembangan sosial narasumber, buku teks, emosional terdapat tiga, yaitu majalah, ataupun surat yang pertama kesadaran diri kabar. yang terdiri atas 4) Guru sebagai evaluator memperlihatkan kemampuan Guru sebagai evaluator diri untuk menyesuikan dengan yang baik, guru hendaknya situasi, memperlihatkan kehati- melakukan penilaian untuk hatian kepada orang yang baru mengetahui apakah tujuan dikenal dan mengenal perasaan yang telah dirumuskan itu sendiri dan mengelolanya tercapai apa tidak, apakah secara wajar. Yang kedua rasa materi yang diajarkan sedah tanggung jawab untuk diri dikuasai atau belum oleh sendiri dan orang lain yang siswa, dan apakah metode terdiri atas, tahu akan haknya, menaati aturan kelas, mengatur diri sendiri dan bertanggung perilaku untuk kebikan diri jawab atas perilakunya untuk sendiri dan semuanya. kebaikan diri sendiri. Dan yang ketiga perilaku prososial yang METODE PENELITIAN terdiri atas, bermain dengan Pelaksanaan penelitian ini teman sebaya, mengetahui menggunakan pendekatan kualitatif perasaan temannya dan dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif merespon secara wajar, berbagi dan menggunakan metode studi kasus dengan orang lain, menghargai (case study). Adapun teknik dan hak/ pendapat/ karya orang lain, instrument pengumpulan data bersikap kooperatif dengan menggunakan teknik wawancara dan teman, menunjukan sikap observasi. toleransi, mengekspresikan Penelitian ni dilakukan di SD emosi yang sesuai dengan Negeri yang yang berada di Ciporang kondisi yang ada “ senang, Kuningan, yaitu SD Negeri 1 Ciporang. sedih dan antusias” dan Dalam penelitian ini untuk menghindari mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai waktu penelitian yang berlarut-larut, maka sosial budaya setempat. penelitain merencanakan penelitian pada Berdasarkan beberapa bulan April hingga Mei 2022. pendapat diatas, indikator Sumber data yang diperlukan pencapaian perkembangan dalam penelitian ini adalah sumber data sosial siswa itu mencakup primer. Adapun sumber data primernya terhadap beberapa hal, yaitu yaitu guru kelas II. data yang pada saat pembelajaran dikelas, dikumpulkan kemudian disusun secara saat bermain dengan teman sebaya, besikap kooperatif deskriptif berupa kata-kata, gambar dan dengan teman, bertanggung bukan dalam bentuk angka. jawab, perilaku prososial, Penyusunan dalam bentuk deskriptif kesadaran dan sebagainya. merupakan bentuk dalam penggunaan Semua memiliki keterkaitan pendekatan penelitian kualitatif. satu sama lain atau saling Instrument yang digunakan dalam berhubungan dari satu indikator penelitian ini yaitu wawancara, lembar ke indikator lain nya, karena observasi dan dokumentasi. Wawancara dari mulai pembelajaran dikelas yang dilakukan pada penelitian ini yaitu siswa menunjukan sikap menggunakan wawancara tidak terstruktur, partisipasi, komonukiasi dan berinteraksi dengan teman yaitu dimana peneliti tidak sebaya. Dan pada saat bermain menggunakan pedoman wawancara pula siswa menunjukan rasa yang telah tersusun sistematis dan tanggung jawab, memiliki rasa lengkap untuk pengumpulan datanya empati terhadap teman, wawancara digunakan untuk mengungkap melakukan kerja sama dengan data yang berasal dari pihak sekolah yang kelompok pada saat melakukan berkenaan dengan faktor-faktor penyebab kegiatan bermain dan kesulitan membaca kritis siswa serta upaya bertanggung jawab atas mengatasi permasalahan tersebut. Sedangkan lembar observasi digunakan diantaranya, (1) data collection, untuk mengamati siswa dalam pengambilan data ke lapangan dengan perkembangan social emosinal sesuai menggunakan berbagai teknik seperti dengan indikatr yang ada. wawancara, observasi ataupun studi Keabsahan data dalam dokumentasi. (2) data reduction, data dari penelitian ini adalah menggunakan uji lapangan tentunya cukup banyak sehingga kredibilitas data (validitas internal) perlu untuk dicatat secara teliti dan rinci. yang dilakukan dengan cara (3) data display, dengan mendisplay data maka akan memudahkan untuk meningkatkan ketekunan. Menurut memahami apa yang tejadi, merencanakan Sugiyono (2017:370) proses kerja selanjutnya berdasarkan apa yang meningkatkan ketekunan sama halnya telah dipahami. (4) dan consclusion dengan melakukan suatu kegiatan drawing, yakni penarikan kesimpulan. mengamati secara lebih cermat dan Kegiatan pengumpulan data digambarkan berkelanjutan. Uji kredibitasnya sebagai berikut: menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Menurut Alfansyur dan Mariyani (2020:149) menyatakan bahwa triangulasi sumber adalah cross check data dengan membandingkan fakta dari satu sumber dengan sumber yang lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Sedangkan menurut Bachtiar (2010:57) Berikut merupakan penjelasan menyatakan bahwa triangulasi metode dalam indikator-indikator adalah usaha mengecek keabsahan perkembangan sosial emosional: data, atau mengcek keabsahan temuan 1. Kesadaran diri penelitian. Triangulasi metode dapat Kesadaran diri merupakan dilakukan dengan menggunakan lebih kemampuan individu untuk dari satu teknik pengumpulan data mengenali perasaan dan untuk mendapatkan data yang sama. mengetahui alasan merasakan hal Teknis analisis data yang tersebut serta pengaruh perilaku digunakan dalam penelitian ini yaitu individu terhadap orang lain. Pada teknik analisis data kualitatif. Dengan kesadaran diri ini semua siswa mengikuti konsep yang diberikan oleh sudah menunjukan pada dirinya, Miles dan Huberman. Miles and ada beberapa poin yaitu anak Huberman (1984) dalam Oktaviani memperlihatkan kemampuan diri dan Wulandari (2019:185) menyatakan untuk menyesuikan dengan situasi, bahwa aktivitas dalam analisis data anak memperlihatkan kehati- kualitatif dilakukan secara interaktif dan hatian kepada orang yang baru berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. dikenal dan mengenal perasaan Aktivitas dalam analisis data yaitu sendiri dan mengelolanya secara wajar. Dalam hal kesadaran diri Pada rasa tanggung jawab pada poin mengenal perasaan ini ada beberapa poin yaitu tahu sendiri dan mengelolanya secara akan haknya, menaati aturan wajar siswa kurang mengenal kelas, mengatur diri sendiri, perasaanya. Hal ini sesuai dengan bertanggung jawab atas hasil wawancara pada subjek ibu perilakunya untuk kebaikan diri TK yang menyatakan bahwa ada sendiri. Dalam hal rasa tanggung siswa yang sudah dapat mengenal jawab sudah baik dan memilik perasaan sendiri dan mengelolanya rasa tanggung jawab untuk diri ada juga siswa yang kurang bisa sendiri dan orang lain. Hal ini dalam mengenal perasaan sendiri sesuai dengan hasil wawancara dan mengelolanya. pada subjek ibu TK yang Hal ini sejalan dengan hasil menyatakan bahwa siswa sudah penelitian Anisa, Dkk (2021: 6) mempunyai rasa tanggung jawab anak masih dapat mengendalikan contoh dalam hal mengerjakan kesadaran diri dengan menunjukan tugas, membantu teman- ekspresi yang tepat atau tidak temannya yang mempunyai berlebihan ketika bertemu dengan kesulitan. orang yang baru dikenal. Anak Hal ini sejalan dengan juga mampu menyesuikan diri hasil penelitian Maria dan dengan orang lain, mengenal Amalia (2017:13)pada perasaan sendiri meskipun perekembangan sosial emosional membutuhkan waktu yang lebih adalah proses belajar lama, dan pada dasarnya menyesuaikan diri, membangun kemampuan anak itu berbeda- rasa tanggung jawab pada diri beda. siswa ketika berinteraksi dengan 1. Rasa tanggung jawab untuk orang-orang di lingkungan diri sendiri dan orang lain orangtua, saudara, teman sebaya Tanggung jawab dan kehidpan sehari-hari. Siswa merupakan suatu sikap dan harus memiliki rasa tanggung perilaku seseorang individu jawab. dalam melaksanakan tugas dan 2. Perilaku Prososial kewajiban yang harus dilakukan, Perilaku prososial baik tugas terhadap Tuhan YME, merupakan aktivitas dalam negara, lingkungan, maryarakat hubungan dengan orang lain, serta diri sendiri. Rasa dan sikap baik dengan teman sebaya, guru, tanggung jawab sangat penting orang tua maupun saudara- dimiliki oleh siswa SD karena saudaranya. Saat berhubungan akan menjadi dasar tanggung dengan orang lain, terjadi jawab pada masa depannya. peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupan anak merupakan faktor yang yang dapat membentuk mempengaruhi timbulnya kepribadiannya dan membentuk perilaku prososial dalam perkembangannya menjadi perkembangan sosial emosional manusia yang sempurna. anak. Pada perilaku prososial Hal ini sejalan dengan ini ada beberapa poin yaitu hasil penelitian Amini dan bermain dengan teman sebaya, Saripah (2016: 229) yang mengetahui perasaan temannya mengungkapkan bahwa pada dan merespon secara wajar, umumnya perilaku prososial berbagi dengan orang lain, pada peserta didik berada pada menghargai hak/ pendapat/ karya kategori sedang. Artinya orang lain, menggunakan cara peserta didik cukup mampu yang diterima secara sosial dalam menampilkan dan menunjukan menyelesaikan masalah, bersikap perilaku prososialnya dan kooperatif dengan teman, memerlukan bantuan untuk menunjukan sikap toleransi, meningkatkan kemampuannya mengekspresikan emosi yang dalam berperilaku prososial. sesuai dengan kondisi yang ada Dan terdapat perbedaan peserta “ senang, sedih, antusias” dan didik laki-laki dan perempuan, mengenal tata krama dan sopan perbedaan perilaku prososial santun sesuai dengan nilai sosial tersebut tidak signifikan terjadi, budaya setempat. Dalam hal oleh karena itu baik peserta perilaku prososial ini ada siswa didik laki-laki dan perempuan yang baik dalam memperlihatkan sama-sama meliki kesempatan perilaku prososial ada juga siswa untuk menunjukan perilaku yang kurang dalam prososialnya. memperlihatkan perilaku prososial. Hal ini sesuai dengan SIMPULAN hasil wawancara pada subjek ibu Berdasarkan hasil penelitian mengenai perkembangan sosial TK yang menyatakan bahwa emosional siswa kelas II di SD Negeri anak memiliki perilaku prososial 1 Ciporang, dan pembahasan- yang berbeda-beda tentunya. pembahasan maka dapat ditarik Hal ini bahwa fator kesimpulan sebagai berikut : perilaku prososial dari anak- 1. Dalam hal kesadaran diri ini anak sendiri juga yang mencakup beberapa aspek yaitu, mempengaruhi timbulnya memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuikan dengan situasi, perilaku prososial pada memperlihatkan kehati-hatian perkembangan sosial emosional kepada orang yang baru dikenal dan ini. Faktor gender juga mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar. Dilihat http://jurnal.unipasby.ac.id Pada dari hasil observasi menunjukan Tanggal 24 Desember 2021. Pukul bahwa subjek APB, AHA, dan PAN 08:21 WIB. sudah baik dalam semua aspek kesadaran diri. Crow, Lester D. & Alice Crow. 2. Dalam indikator rasa tanggung 1958.Education Psychology. New jawab untuk diri sendiri dan orang York:American Book Company. lain. Dalam indikator rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang Hijriati (2019) Psikologi Pendidikan: lain yaitu, tahu akan haknya, Faktor dan Kondisi Yang menaati atura kelas, mengatur diri Mempengaruhi Perkembangan Sosial sendiri dan bertanggung jawab atas Emosional Usia Dini. Vol. 5. No. 2 perilakunya untuk kebaikan diri Juli-Desember 2019. Diakses Pada sendiri. Dilihat dari hasil observasi http://jurnal.ar-raniry.ac.id Pada subjek APB, AHA, dan PAN sudah Tanggal 25 Desember 2021. Pukul menunjukan sikap yang baik yang 18:09 WIB. mencakup semua aspek rasa tanggung jawab untuk diri sendiri Hildayani, R,. Psikologi Perkembangan dan orang lain. Anak, Jakarta : Universitas Terbuka. 3. Dalam perilaku prososial ada siswa yang sudah menunjukan perilaku Khoiruddin, M, A,. (2018) prososial dengan baik dan ada juga Perkembangan Anak: Perkembangan kurang. Jika dilihat dari hasil Anak Ditinjau Dari Kemampuan Sosial observasi subjek APB sudah Emosional. Vol. 29. No. 2 Juli- menunjukan perilaku prososial Desember 2018. Diakses Pada dengan sangat baik, subjek AHA http://ejournal.iai-tribakti.ac.id Pada kurang menunjukan perilaku Tanggal 24 Desember 2021. Pukul prososial dan untuk subjek PAN 15:10 WIB. sudah menunjukan perilaku prososial dengan baik. Kirom, A,. (2017) Jurnal Pendidikan Agam Islam : Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran DAFTAR PUSTAKA Berbasis Multikultural. Vol. 3. No. 1 Amini, Y, dan Saripah, I. (2016) Desember 2017. Mimbar Sekolah Dasar : Perilaku Prososial Peserta Didik Sekolah Dasar Latifa,U. (2017) Academica: Aspek Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin. Perkembangan Pada Anak Sekolah Vol 3. No 2. 2016. Diakses Pada Dasar, Masalah dan Perkembangan. http://upi.edu Pada Tanggal 11 Juni Vol. 1. No. 2 Juli-Desember 2017. 2022. Pukul 08:46 WIB. Diakses Pada http://Iainsurakarta.ac.id Pada Tanggal 24 Desember 2021. Assingkily, M,S, dan Hardiyanti, M,. Pukul 12:10 WIB. (2019) Primary Education: Analisis Perkembangan Sosial Emosional Maria, I, dan Amalia, E, R,. (2017) Tercapai Siswa Usia Dasar. Vol 2. No Perkembangan Aspek Sosial 2. 2019. Diakses Pada Emosional dan Kegiatan Pembelajaran Yang Sesuai Untuk Anak Usia 4-6 Tusyana, E, Trengginas,R, dan Suyadi tahun. Vol. 1. No 1. 2017. Diakses Pada (2019) Jurnal Inventi: Analisis http://osf.io.ac.id Pada Tanggal 26 Perkembangan Sosial Emoisonal Desember 2021. Pukul 06:40 WIB. Tercapai dan Tidak Tercapai Siswa Usia Dasar. Vol. 3. No. 1 Maret 2019. Nurmalitasari, Femmi (2015) Buletin Diakses Pada Psikologi: Perkembangan Sosial http://journal.unisgd.ac.id Pada Emosional Pada Anak Usia Tanggal 24 Desember 2021. Pukul Prasekolah.. Vol. 23. No 2 Desember 10:15 WIB. 2015. Diakses pada http://jurnal.ugm.ac.id Pada Tanggal Wiyani, M, A,. (2014) Mengelola dan 25 Desember 2021. Pukul 10:01 WIB. Mengembangkan Kecerdasan Sosial dan Emosi Anak Usia Dini Oktaviani, M, N. Dan Wulandari, I. (Yogyakarta:AR-RUZ. Media). (2019). Jurnal Pendidilan Guru Sekolah Desember 2016. Dasar Vol. 8, No.2, Oktober 2019: Implementasi Standar Proses Dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. diakses Pada www.researchgate.net pada tanggal 22 Januari 2022 Pukul 06:53 WIB.
Sugiyono (2017) Metode Penelitian
Pendidikan ( Pendekatan Kuantiataif, Kualiatatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sulaiman. U, Ardianti. N, Selviana
(2019) Indonesia Journal Of Early Childhood Education: Tingkat Pencapaian Aspek Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun Bedasarakan Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Paud. Vol. 2. No. 1 Juni 2019. Diakses Pada http://journal.uin- alauddin.ac.id Pada Tanggal 16 Mei 2022. Pukul 06:49 WIB.
Suryani, N, A,. (2019) Jurnal Ilmiah
Potensia: Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Permainan Raba-raba Pada Paud Kel A. Vol. 4. No. 2. 2019. Diakses Pada http://ejournal.unib.ac.id Pada Tanggal 25 Desember 2021. Pukul 09:18 WIB.