Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL SISWA

KELAS II DI SD NEGERI 1 CIPORANG


Oleh:
Maliatul Husna
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Kuningan
Email: maliatulhusna07@gmail.com
ABSTRAK: Perkembangan sosial emosional merupakan tingkah laku yang diperoleh
melalui pembiasaan, latihan, atau belajar. Perkembangan sosial emosional pada anak
harus diperhatikan, sebagai guru harus berperan aktif dalam mensosialisasikan dan
mengontrol emosi pada diri siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perkembangan
sosial emosional siswa. Fokus penelitian adalah Alasan diadakannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana kondisi Perkembangan Sosial Emosional di Kelas II SD
Negeri 1 Ciporang. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
studi kasus. Subjek penelitian ini adalah 4 orang yaitu 3 orang siswa dan 1 orang guru.
Data yang digunakan dalam Perkembangan Sosial Emosional Siswa ini diperoleh melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kualitatif mengikuti
konsep yang diberikan oleh Miles and Huberman dan Spradely dengan langkah-langkah :
reduksi data, penyajian data, display data, dan menarik kesimpulan (Verfikasi). Uji
keabsahan data menggunakan uji kredibelitas data anatar lain dilakukan dengan
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negative,
dan mengadakan memberceck. Hasil penelitian Perkembangan Sosial Emosional di Kelas
II SD Negeri 1 Ciporang sudah baik. Dalam hal kesadaran diri ini subjek APB, AHA, dan
PAN sudah baik dalam semua aspek kesadaran diri. Dalam indikator rasa tanggung jawab
untuk diri sendiri dan orang lain, subjek APB, AHA, dan PAN sudah menunjukan sikap
yang baik yang mencakup semua aspek rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang
lain.

Kata Kunci : Analisis, Perkembangan Sosial Emosional, Sekolah Dasar.

ABSTRACT: Socio-emotional development is behavior that is acquired through


habituation, practice, or learning. Social emotional development in children must be
considered, because teachers must play an active role in socializing and controlling
emotions in students. The purpose of this study was to determine the social emotional
development of students. The reason for doing this research is to find out how the condition
of the Social-Emotional Development of Class II Students of SD Negeri 1 Ciporang. The
data used in this student's Social Emotional Development was obtained through interviews,
observation and documentation. Data analysis using qualitative following the concept
given by Miles and Huberman and Spradely with the following steps: data collection, data
reduction, data display, and drawing conclusions (verification). Test the validity of the data
using the data credibility test, namely expanding observations, increasing persistence,
triangulation, analyzing negative cases, and conducting member checks. The results of the
research on the Social-Emotional Development of Grade II Students at SD Negeri 1
Ciporang were good. In terms of self-awareness, APB, AHA, and PAN subjects were good
at all aspects of self-awareness. In the indicators of a sense of responsibility towards
themselves and others, APB, AHA, and PAN subjects have shown good attitudes that
include all aspects of a sense of responsibility towards themselves and others. In prosocial
behavior there are students who have shown prosocial behavior, while other are still less.

Keywords: Analysis, Emotional Social Develpoment, Elementary School


PENDAHULUAN

Perkembangan merupakan menggunakan pendekatan yang tepat.


perubahan tingkah laku yang didasari Misal, suara lantang, ekspresi kuat,
kondisi psikis atau rohaniah seseorang serta penuh perhatian mampu
perubahan ini diperoleh setiap orang membuat anak atau peserta didik dapat
melalui pembiasaan dan latihan atau menyimpan materi pelajaran atau
belajar.Perkembangan socialemosional nasihat dalam memori jangka
dipengaruhi oleh sikap, cara, dan panjangnya.
kepribadian orang tua dalam Menurut Helmawati (2016:140)
memelihara, mengasuh, dan mendidik faktor emosi sangat penting dan
anaknya. memberikan pengayaan warna bagi
Perkembanga sosial emosional kecerdasan interpersonal. Kecerdasan
adalah suatu teori yang tidak dapat emosi merupakan perwujudan dari soft
dipisahkan satu sama lain. skill dalam diri manusia kecerdasan
Perkembangan sosial emosional adalah yang tidak kalah penting yang perlu
proses perkembangan kemampuan diketahui dan dipelajari pendidik
anak untuk menyelesaikan diri adalah kecerdasan emosionlal.
terhadap dunia sosial dan berinteraksi Kecerdasan emosi dikembangkan oleh
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan Daniel Goleman 1995. Kecerdasan
kata lain, membahas perkembangan emosi ini sebenarnya tampak pada
emosi harus bersinggungan dengan kemampuan atau kecerdasan
perkembangan sosial anak. Keduanya interpersonal dan intrapersonal
saling terintegrasi dalam bingkai seseorang.
kejiwaan yang utuh. (Suyadi dalam Menurut Suyani (2019:143)
Tusyana,Trengginas dan suyadi terdapat manfaat perkembangan sosial-
2019:19) emosional anak, yaitu :
Menurut Hildayani (2015:10) 1) Anak belajar bertingkah laku yang
terdapat tiga tujuan dalam dapat diterima lingkungannya,
perkembangan sosial emosional yaitu maksudnya anak harus mempunyai
sebagai berikut: perilaku baik sosial maupun
1) Mencapai pemahaman diri serta emosional terhadap orang-orang
berhubungan dengan orang lain. yang ada di lingkungannya.
2) Bertanggung jawab terhadap diri 2) Anak memainkan peran sosial-
sendiri meliputi kemampuan untuk emosional yang dapat diterima
mengikuti aturan dan rutinitas, kelompok bermainnya, misalnya
menghargai orang lain, dan pada saat dilingkungan rumah
mengambil inisiatif. maupun lingkungan sekolah.
3) Menampilkan perilaku sosial, 3) Anak mengembangkan sikap
seperti empati,berbagi, dan sosial-emosional yang sehat
menunggu giliran. terhadap lingkungan yang
Agar emosi anak merupakan model penting untuk
terkendali,pendidik harus dengan sukses dalam kehidupan sosialnya
sabar mengarahkan dan membimbing kelak.
anak dengan penuh perhatian. 4) Anak mampu menyesuikan dirinya
Pendidik perlu memotivasi dan dengan baik, dan lingkungannya
pun dapat menerima anak dengan KAJIAN TEORI
senang hati. A. Pengertian Perkembangan
Berdasarkan uraian di atas dapat Perkembangan adalah sebuah
dinyatakan bahwa manfaat proses yang tidak bisa hadir dengan
perkembangan sosial- emosional yaitu konsep ‘simsalabim’ pada diri
siswa mampu menjadi manusia yang seseorang. Belajar adalah
mengerti akan emosi yang dialami dan perkembangan yang berasal dari
dimilikinya mampu diterima oleh latihan dan usaha. Melalui belajar
lingkungan sosial. Jika seorang siswa anak memperoleh kemampuan
tidak mampu mengenal emosi yang dia menggunakan sumber yang
miliki maka siswa tersebut akan sulit diwariskan dengan cara anak harus
untuk bersosial dengan lingkungan mendapatkan kesempatan belajar
sekitar. untuk berkembang.
Namun setelah diobservasi oleh HurlockdalamAssingkily,Hardi
peneliti di SD Negeri 1 Ciporang. yanti (2019:20) Perkembangan
Jumlah siswa pada kelas 2 yaitu merupakan perubahan tingkah laku
perempuan berjumlah 16 siswa dan yang didasari kondisi psikis atau
jumlah laki-laki ada 22 siswa jumlah rohaniah seseorang. Perubahan ini
total siswa 38. Peneliti melakukan diperoleh setiap orang melalui
wawancara dengan guru bahwa,dari 38 pembiasaan dan latihan atau belajar.
siswa terdapat beberapa siswa yang Harditono dalam Tusyana,
perkembangan sosial emosional siswa Trengginas, dan Suyadi (2019:19)
itu belum diketahui pada proses Perkembangan adalah proses yang
pembelajaran di kelas dan kekal dan tetap yang menuju ke arah
perkembangan sosial emosional diluar suatu organisasi pada tingkat
kelas pada saat bermain bersama intergrasi yang lebih tinggi,
teman sebaya juga kurang. Fungsi berdasarkan pertumbuhan dan
guru untuk mengetahui perkembangan pemaksaan dalam belajar dan
sosial emosional yaitu sebagai seorang terjadilah suatu organisasi atau
guru kita juga berperan aktif dalam struktur tingkah laku yang lebih
menyosialisasikan dan mengontrol tinggi. Dalam proses perkembangan
emosi pada diri siswa dalam kegiatan sifat individu dan sifat lingkungan
yang di lakukan baik pada saat di menentukan tingkah laku menjadi
dalam sekolah ataupun kehidupan aktual dan terwujud. Masaremaja
sehari-harinya. atau pubertas, masa peralihan diri
Berdasarkan uraian yang telah menjadi dewasa.
dikemukakan di atas, perlu adanya Berdasarkan beberapa teori di
penelitian lebih lanjut untuk atas dapat disimpulkan bahawa
mengetahui perkembangan sosial perkembangan merupakan
emosional anak. Maka dari itu penulis perubahan tingkah laku atau
melakukan penelitian dengan judul perubahan mental secara tidak
“ Analisis Perkembangan Sosial langsung. Dengan upaya belajar kita
Emosional Siswa Kelas 2 di SD Negeri memiliki perkembangan yang
1 Ciporang”. berasal dari latihan dan usaha.
Dengan belajar, anak memperoleh
kemampuan menggunakan sumber
yang diwariskan dengan cara anak daripada hubungan sosial yang
harus mendapatkan kesempatan sering tetapi hubungan tersebut
belajar untuk berkembang. Pada saat tidak baik.
proses perkembangan sifat individu Lubis (2019:53)Perkembangan
dan sifat lingkungan sekitar sangat sosial adalah tingkat jalinan
mempengaruhi terhadap interaksi anak dengan orang lain,
perkembangan tingkah laku mulai dari orang tua, saudara,
seseorang. Perkembangan itu teman bermain, hingga masyarakat
bergerak secara berangsur-angsur secara luas. Karena dalam
tetapi pasti, melalui suatu bentuk perkembangan sosial anak tingkat
tahap ke bentuk tahap berikutnya, jalinana dengan orang-orang yang
yang semakin hari semakin ada di sekitarnya sangat penting.
bertambah maju. Jika lingkungan disekitarnya saja
B. Perkembangan Sosial tidak mendukung maka percuma
Perkembangan sosial saja perkembangan sosial anak
merupakan perolehan kemampuan tidak akan berkembang. Dan jika
berperilaku yang sesuai dengan lingkungan di sektiranya
tuntutan sosial, perkembangan mendukung untuk perkembanga
sosial anak dimulai dari sifat sosial anak, anak mampu
egosentrik individual ke arah berperilaku sesuai dengan tuntutan
interaktif komunal. Pada mulanya sosial agar anak mampu
anak bersifat egosentris, yaitu bermasyarakat.
hanya dapat memandang dari satu Masganti Sitorus dalam
sisi yaitu dari dirinya sendiri. Anak Assingkily,Hardiyanti (2019:21)
tidak mengerti bahwa orang lain menerangkan bahwa
bisa berpandangan berbeda dengan perkembangan sosial merupakan
dirinya. kematangan yang dicapai dalam
Hurlock dalam Khoiruddin hubungan sosial. Tingkat jalinan
(2018:428) Perkembangan sosial interaksi anak dengan orang lain,
adalah kemampuan berperilaku mulai dari orang tua, saudara,
sesuai dengan tuntutan sosial. Salah teman bermain, hingga masyarakat
satu tugas penting pengembangan secara luas. Perkembangan sosial
anak usia dini adalah mendapatkan dapat juga dimaknai sebagai proses
pelatihan dan pengalaman awal belajar untuk menyesuaikan diri
yang dibutuhkan untuk menjadi terhadap norma-norma yang
anggota kelompok di akhir masa berlaku serta meleburkan diri
anak. Jadi, di masa kecil disebut dalam bergaul dan bersosial di
periode pra-kelompok. Anak tidak masyarakat.
hanya bermain lebih banyak C. Perkembangan Emosional
dengan anak lain, tetapi juga Menurut Crow & Crow (1958)
berbicara lebih banyak. Jika emosi dapat di artikan : “affective
seorang anak dapat menciptakan experiencw that accompanies
hubungan yang baik dengan orang generalizes inner adjustment
lain, bahkan jika itu hanya kadang- mental and physiological stirred
kadang, maka sikap terhadap up states in the individual, and that
kontak sosial akan lebih baik shows is self in his overt
behavior”. Jadi emosi adalah terhambat,maka perkembangan
pengalaman efektif yang disertai sosial dapat berpengaruh.
dengan penyesuaian dari dalam Perkembangan sosial
diri individu tentang keadaan emosional menurut American
mental dan fisik yang berwujud Academy of Pediatrics (2012)
dalam suatu tingkah laku yang dalam Nurmalitasari (2015) adalah
tampak. Emosi dan perasaan kemapuan anak untuk memiliki
adalah dua hal yang berbeda, tetapi pengetahun dalam mengelola dan
perbedaan antara keduanya tidak mengekspresikan emosi secara
dapat dinyatakan dengan tegas. lengkap baik emosi positif,
Wiyani (2014:35-36) maupun negatif, mampu
Perkembangan emosi anak usia berinteraksi dengan anak lainnya
dini berlangsung secara bersamaan atau orang dewasa di sekitarnya,
dengan perkembangan sosial anak serta aktif belajar dengan
usia dini. Bahkan banyak yang mengeksplorasi lingkungan.
berasumsi bahwa perkembangan Perkembangan sosial emosional
emosi pada anak usia dini sangat adalah proses belajar
dipengaruhi oleh perkembangan menyesuaikan diri untuk
sosial mereka meskipun kemudian memahami keadaan serta perasaan
perkembangan emosi tersebut ketika berinteraksi dengan orang-
kemudian memberi pengaruh pula orang di lingkungannya baik orang
terhadap perkembangan sosial tua,saudara, teman sebaya dalam
mereka. kehidupan sehari-hari. Proses
Berdasarkan beberapa teori di pembelajaran sosial emosional
atas dapat disimpulkan bahawa dilakukan dengan mendengar,
perkembangan emosional mengamati dan meniru hal-hal
merupakan perkembangan yang yang dilihatnya.
mengacu pada reaksi anak Suryani (2019:142)
terhadap berbagai perasaan yang Perkembangan sosial emosional
dialami setiap hari dan membawa merupakan proses yang dialami
pengaruh besar tergadap cara anak dalam tahap perkembangan
pandang menyelesaikan masalah, untuk merespon lingkungan di usia
mengambil keputusan, tingkah sebelumnya. Perkembangan sosial
laku, dan menikmati kehidupan emosional ini bertujuan untuk
sebagai orang dewasa kelak. mengetahui bagaimana dirinya
D. Perkembangan Sosial Emosinal berhubungan dengan orang lain,
Khoiruddin (2018:427) baik itu teman sebaya mauun orang
Perkembangan sosial emosional yang lebih tua darinya.
merupakan faktor yang sangat E. Aspek Perkembangan Sosial
penting dan perlu perhatian. Emosional
Selama ini masih banyak orangtua Perkembangan individu
yang mengesampingkan merupakan integrasi dari beberapa
perkembangan emosional proses, yakni bilogis, kognitif, dan
anak,yang tanpa disadari ketika sosio emosional. Ketiga proses ini
perkembangan emosional saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Dengan demikian,
objek psikologi perkembangan perkembangan sel-sel syaraf
adalah proses perubahan yang pusat di otak.
terjadi dalam diri individu meliputi 3) Aspek perkembangan ketiga
beberapa aspek sebagai yakni, aspek perkembangan
implikasinya. sosial, perkembangan sosial
1) Retno dalam Latifa (2017: 187) individu ditandai dengan
Aspek perkembangan pertama pencapaian kematangan dalam
yakni, Aspek fisik dan motorik, interaksi sosialnya, bagaimana
berkaitan dengan ia mampu bergaul, beradaptasi
perkembangan fisik dan dengan lingkungannya dan
motorik, perkembangan fisik menyesuaikan diri terhadap
individu meliputi empat aspek norma-norma kelompok.
yakni : Pertama, strutktur fisik, Perkembangan sosial seseorang
yang meliputi tinggi badan, sangat dipengaruhi oleh
berat badan dan proporsi tubuh. lingkungan sosial dimana ia
Kedua, sistem syaraf yang berada, baik keluarga, teman
mempengaruhi perkembangan sebaya, guru, dan masyarakat.
aspek lainnya, yakni intelektual 4) Aspek perkembangan anak
dan emosi. Ketiga, kekuatan keempat yaitu aspek
otot, yang mempengaruhi perkembangan bahasa, menurut
perkembangan motorik. para ahli, bahasa merupakan
Keempat, kelenjar endoktrin media komunikasi yang
yang menyebabkan munculnya digunakan untuk
pola-pola perilaku baru. Aspek menyampaikan pesan (pendapat
perkembangan ini sangat dan perasaan) dengan
mempengaruhi seluruh aspek menggunakan simbol-simbol
perkembangan lainnya. Sebagai yang disepakati bersama,
contoh, struktur fisik yang kemudian kata dirangkai
kurang normal ( terlalu pendek/ berdasarkan urutan membentuk
tinggi, terlalu kurus atau kalimat yang bermakna, dan
obesitas) akan berpengaruh mengikuti aturan atau tata
terhadap kepercayaan diri bahasa yang berlaku dalam
seseorang. Faktor kepercayaan suatu komunitas atau
ini berkaitan dengan aspek masyarakat.
perkembangan emosi, 5) Aspek perkembangan kelima
kepribadian, dan sosial. yakni, aspek perkembangan
2) Aspek perkembangan kedua emosi.Emosi adalah perasaan
yakni, aspek kognitif atau intens yang ditunjukan kepada
intelektual, perkembangan seseorang atau suatu kejadian.
kognitif berkaitan dengan Ragam emosi dapat terdiri dari
potensi intelektual yang perasaan senang mengenai
dimiliki individu, yakni sesuatu, marah kepada
kemampuan untuk berfikir dan seseorang, ataupun takut
memecahkan masalah. Aspek terhadap sesuatu. Contohnya,
kognitif juga dipengaruhi oleh bila seseorang bersikap kasar,
manusia akan merasa marah.
Berkaitan dengan faktor yang moral dan penghayatan agama.
mempengaruhi perkembangan Istilah moral berasal dari bahasa
emosi peserta didik, peneliti latin mos/moris yang dapat
tentang emosi anak diartikan sebagai peraturan,
menunjukan bahawa nilai-nilai, aday istiadat,
perkembangan emosi mereka kebiasaan dan tatacara
bergantung terhadap faktor kehidupan.
kematangan dan faktor belajar. F. Peran Guru dalam
Reaksi emosional yang tidak perkembangan sosial emosional
muncul pada awal kehidupan Gage dan Berliner
tidak berarti tidak ada, reaksi (dalam Suyono dan Hariyanto
tersebut mungkin akan muncul 2014 : 187) melihat ada tiga
dikemudian hari, dengan fungsi utama guru dalam
berfungsi system endokrin. pembelajaran, yaitu sebagai
Kematangan dan belajar terjalin perencana (planner), pelaksana
erat satu sama lainnya dalam dan pengelola (organizer) dan
mempengaruhi perkembangan penilai (evaluator). Dalam
emosi. Untuk mencapai proses pendidikan, guru tidak
kematangan emosi, peserta hanya menjalankan fungsi
didik harus belajar memperoleh sebagai ilmu pengetahuan,
gambaran tentang situasi yang tetapi juga berfungsi untuk
dapat menimbulkan reaksi menanamkan nilai serta
emosional. membangun karakter pada
6) Aspek perkembangan keenam peserta didik, baik pada saat
yakni aspek kepribadian dan proses pembelajaran, pada
seni, kata kepribadian dalam perkembangan sosial anak
bahasa asing disebut dengan ataupun emosi anak. Pendidik
kata personality. Kata ini mempunyai tanggung jawab
berasal dari kata latin, yaitu sebagai model yang harus
persona yang berarti topeng memiliki nilai-nilai moral dan
atau seorang individu yang selalu memanfaatkan
berbicara melalui sebuah kesempatan untuk
topeng yang menyembunyikan mempengaruhi dan mengajak
identitasnya dan memerankan peserta didik.
tokoh lain dalam drama. Hal Peranan guru dianggap
penting dalam perkembangan dominan menurut Rusman
kepribadian adalah ketetapan (dalam Kirom 2017 : 73)
dalam pola kepribadian atau diklasifikasikan sebagai
persistensi, artinya terdapat berikut:
kecenderungan ciri sifat 1) Guru sebagai demonstrator
kepribadian yang menetap dan Melalui perannya
relatif tidak berubah sehingga sebagai demonstrator, guru
mewarnai timbul perilaku hendaknya menguasai
khusus terhadap diri seseorang. bahan atau materi belajaran
7) Aspek perkembangan ketujuh yang akan diajarkan dan
yakni, aspek perkembangan mengembangkannya,
karena hal ini akan sangat yang digunakan sudah
menentukan hasil belajar cukup tepat.
yang dicapai oleh siswa. G. Faktor yang mempengaruhi
2) Guru sebagai pengelola perkembangan sosial emosional
kelas Hijriati (2019:100)
Dalam perannya faktor yanmempengaruhi
sebagai pengelola kelas perkembangan sosial emosional
(learning managers). Guru anak menyebutkan tiga faktor
hendaknya mampu utama sebagai berikut :
melakukan penanganan 1. Faktor fisik
pada kelas, karena kelas Apabila faktor
merupakan lingkungan keseimbangan tubuh
yang perlu diorganisasi. terganggu karena kelelahan,
3) Guru sebagai mediator dan kesehatan yang buruk
fasilitator perubahan yang berasal dari
Sebagai mediator, guru perkembangan maka mereka
hendaknya memiliki akan mengalami emosi yang
pengetahuan dan meninggi.
pemahaman yang cukup Jadi dapat disimpulkan
untuk media pendidikan, bahwa faktor yang
karena media pendidikan mempengaruhi
merupakan alat komunikasi perkembangan sosial
guna lebih mengefektifkan emosional siswa itu adalah
proses belajar mengajar. ada 3 faktor, faktor
Begitu juga guru sebagai lingkungan, faktor psikologi,
fasilitator, guru hendaknya dan faktor fisik.
mampu mengusahakan H. Indikator Pencapaian
sumber belajar yang kiranya Perkembangan Sosial
berguna serta dapat Emosional siswa
menunjang pencapaian Sulaiman, Ardianti dan
tujuan dan proses belajar Selviana ( 2019: 58) Adapun
mengajar, baik yang berupa indikator perkembangan sosial
narasumber, buku teks, emosional terdapat tiga, yaitu
majalah, ataupun surat yang pertama kesadaran diri
kabar. yang terdiri atas
4) Guru sebagai evaluator memperlihatkan kemampuan
Guru sebagai evaluator diri untuk menyesuikan dengan
yang baik, guru hendaknya situasi, memperlihatkan kehati-
melakukan penilaian untuk hatian kepada orang yang baru
mengetahui apakah tujuan dikenal dan mengenal perasaan
yang telah dirumuskan itu sendiri dan mengelolanya
tercapai apa tidak, apakah secara wajar. Yang kedua rasa
materi yang diajarkan sedah tanggung jawab untuk diri
dikuasai atau belum oleh sendiri dan orang lain yang
siswa, dan apakah metode terdiri atas, tahu akan haknya,
menaati aturan kelas, mengatur
diri sendiri dan bertanggung perilaku untuk kebikan diri
jawab atas perilakunya untuk sendiri dan semuanya.
kebaikan diri sendiri. Dan yang
ketiga perilaku prososial yang METODE PENELITIAN
terdiri atas, bermain dengan Pelaksanaan penelitian ini
teman sebaya, mengetahui menggunakan pendekatan kualitatif
perasaan temannya dan dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif
merespon secara wajar, berbagi dan menggunakan metode studi kasus
dengan orang lain, menghargai (case study). Adapun teknik dan
hak/ pendapat/ karya orang lain, instrument pengumpulan data
bersikap kooperatif dengan menggunakan teknik wawancara dan
teman, menunjukan sikap observasi.
toleransi, mengekspresikan Penelitian ni dilakukan di SD
emosi yang sesuai dengan
Negeri yang yang berada di Ciporang
kondisi yang ada “ senang,
Kuningan, yaitu SD Negeri 1 Ciporang.
sedih dan antusias” dan
Dalam penelitian ini untuk menghindari
mengenal tata krama dan sopan
santun sesuai dengan nilai waktu penelitian yang berlarut-larut, maka
sosial budaya setempat. penelitain merencanakan penelitian pada
Berdasarkan beberapa bulan April hingga Mei 2022.
pendapat diatas, indikator Sumber data yang diperlukan
pencapaian perkembangan dalam penelitian ini adalah sumber data
sosial siswa itu mencakup primer. Adapun sumber data primernya
terhadap beberapa hal, yaitu yaitu guru kelas II. data yang
pada saat pembelajaran dikelas,
dikumpulkan kemudian disusun secara
saat bermain dengan teman
sebaya, besikap kooperatif deskriptif berupa kata-kata, gambar dan
dengan teman, bertanggung bukan dalam bentuk angka.
jawab, perilaku prososial, Penyusunan dalam bentuk deskriptif
kesadaran dan sebagainya. merupakan bentuk dalam penggunaan
Semua memiliki keterkaitan pendekatan penelitian kualitatif.
satu sama lain atau saling Instrument yang digunakan dalam
berhubungan dari satu indikator penelitian ini yaitu wawancara, lembar
ke indikator lain nya, karena observasi dan dokumentasi. Wawancara
dari mulai pembelajaran dikelas
yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
siswa menunjukan sikap
menggunakan wawancara tidak terstruktur,
partisipasi, komonukiasi dan
berinteraksi dengan teman yaitu dimana peneliti tidak
sebaya. Dan pada saat bermain menggunakan pedoman wawancara
pula siswa menunjukan rasa yang telah tersusun sistematis dan
tanggung jawab, memiliki rasa lengkap untuk pengumpulan datanya
empati terhadap teman, wawancara digunakan untuk mengungkap
melakukan kerja sama dengan data yang berasal dari pihak sekolah yang
kelompok pada saat melakukan berkenaan dengan faktor-faktor penyebab
kegiatan bermain dan kesulitan membaca kritis siswa serta upaya
bertanggung jawab atas mengatasi permasalahan tersebut.
Sedangkan lembar observasi digunakan diantaranya, (1) data collection,
untuk mengamati siswa dalam pengambilan data ke lapangan dengan
perkembangan social emosinal sesuai menggunakan berbagai teknik seperti
dengan indikatr yang ada. wawancara, observasi ataupun studi
Keabsahan data dalam dokumentasi. (2) data reduction, data dari
penelitian ini adalah menggunakan uji lapangan tentunya cukup banyak sehingga
kredibilitas data (validitas internal) perlu untuk dicatat secara teliti dan rinci.
yang dilakukan dengan cara (3) data display, dengan mendisplay data
maka akan memudahkan untuk
meningkatkan ketekunan. Menurut
memahami apa yang tejadi, merencanakan
Sugiyono (2017:370) proses
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
meningkatkan ketekunan sama halnya telah dipahami. (4) dan consclusion
dengan melakukan suatu kegiatan drawing, yakni penarikan kesimpulan.
mengamati secara lebih cermat dan Kegiatan pengumpulan data digambarkan
berkelanjutan. Uji kredibitasnya sebagai berikut:
menggunakan teknik triangulasi
sumber dan triangulasi metode.
Menurut Alfansyur dan Mariyani
(2020:149) menyatakan bahwa
triangulasi sumber adalah cross check
data dengan membandingkan fakta dari
satu sumber dengan sumber yang lain. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedangkan menurut Bachtiar (2010:57) Berikut merupakan penjelasan
menyatakan bahwa triangulasi metode dalam indikator-indikator
adalah usaha mengecek keabsahan perkembangan sosial emosional:
data, atau mengcek keabsahan temuan 1. Kesadaran diri
penelitian. Triangulasi metode dapat Kesadaran diri merupakan
dilakukan dengan menggunakan lebih kemampuan individu untuk
dari satu teknik pengumpulan data mengenali perasaan dan
untuk mendapatkan data yang sama. mengetahui alasan merasakan hal
Teknis analisis data yang tersebut serta pengaruh perilaku
digunakan dalam penelitian ini yaitu individu terhadap orang lain. Pada
teknik analisis data kualitatif. Dengan kesadaran diri ini semua siswa
mengikuti konsep yang diberikan oleh
sudah menunjukan pada dirinya,
Miles dan Huberman. Miles and
ada beberapa poin yaitu anak
Huberman (1984) dalam Oktaviani memperlihatkan kemampuan diri
dan Wulandari (2019:185) menyatakan untuk menyesuikan dengan situasi,
bahwa aktivitas dalam analisis data
anak memperlihatkan kehati-
kualitatif dilakukan secara interaktif dan
hatian kepada orang yang baru
berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. dikenal dan mengenal perasaan
Aktivitas dalam analisis data yaitu sendiri dan mengelolanya secara
wajar. Dalam hal kesadaran diri Pada rasa tanggung jawab
pada poin mengenal perasaan ini ada beberapa poin yaitu tahu
sendiri dan mengelolanya secara akan haknya, menaati aturan
wajar siswa kurang mengenal kelas, mengatur diri sendiri,
perasaanya. Hal ini sesuai dengan bertanggung jawab atas
hasil wawancara pada subjek ibu perilakunya untuk kebaikan diri
TK yang menyatakan bahwa ada sendiri. Dalam hal rasa tanggung
siswa yang sudah dapat mengenal jawab sudah baik dan memilik
perasaan sendiri dan mengelolanya rasa tanggung jawab untuk diri
ada juga siswa yang kurang bisa sendiri dan orang lain. Hal ini
dalam mengenal perasaan sendiri sesuai dengan hasil wawancara
dan mengelolanya. pada subjek ibu TK yang
Hal ini sejalan dengan hasil menyatakan bahwa siswa sudah
penelitian Anisa, Dkk (2021: 6) mempunyai rasa tanggung jawab
anak masih dapat mengendalikan contoh dalam hal mengerjakan
kesadaran diri dengan menunjukan tugas, membantu teman-
ekspresi yang tepat atau tidak temannya yang mempunyai
berlebihan ketika bertemu dengan kesulitan.
orang yang baru dikenal. Anak Hal ini sejalan dengan
juga mampu menyesuikan diri hasil penelitian Maria dan
dengan orang lain, mengenal Amalia (2017:13)pada
perasaan sendiri meskipun perekembangan sosial emosional
membutuhkan waktu yang lebih adalah proses belajar
lama, dan pada dasarnya menyesuaikan diri, membangun
kemampuan anak itu berbeda- rasa tanggung jawab pada diri
beda. siswa ketika berinteraksi dengan
1. Rasa tanggung jawab untuk orang-orang di lingkungan
diri sendiri dan orang lain orangtua, saudara, teman sebaya
Tanggung jawab dan kehidpan sehari-hari. Siswa
merupakan suatu sikap dan harus memiliki rasa tanggung
perilaku seseorang individu jawab.
dalam melaksanakan tugas dan 2. Perilaku Prososial
kewajiban yang harus dilakukan, Perilaku prososial
baik tugas terhadap Tuhan YME, merupakan aktivitas dalam
negara, lingkungan, maryarakat hubungan dengan orang lain,
serta diri sendiri. Rasa dan sikap baik dengan teman sebaya, guru,
tanggung jawab sangat penting orang tua maupun saudara-
dimiliki oleh siswa SD karena saudaranya. Saat berhubungan
akan menjadi dasar tanggung dengan orang lain, terjadi
jawab pada masa depannya. peristiwa-peristiwa yang sangat
bermakna dalam kehidupan anak merupakan faktor yang
yang dapat membentuk mempengaruhi timbulnya
kepribadiannya dan membentuk perilaku prososial dalam
perkembangannya menjadi perkembangan sosial emosional
manusia yang sempurna. anak.
Pada perilaku prososial Hal ini sejalan dengan
ini ada beberapa poin yaitu hasil penelitian Amini dan
bermain dengan teman sebaya, Saripah (2016: 229) yang
mengetahui perasaan temannya mengungkapkan bahwa pada
dan merespon secara wajar, umumnya perilaku prososial
berbagi dengan orang lain, pada peserta didik berada pada
menghargai hak/ pendapat/ karya kategori sedang. Artinya
orang lain, menggunakan cara peserta didik cukup mampu
yang diterima secara sosial dalam menampilkan dan menunjukan
menyelesaikan masalah, bersikap perilaku prososialnya dan
kooperatif dengan teman, memerlukan bantuan untuk
menunjukan sikap toleransi, meningkatkan kemampuannya
mengekspresikan emosi yang dalam berperilaku prososial.
sesuai dengan kondisi yang ada Dan terdapat perbedaan peserta
“ senang, sedih, antusias” dan didik laki-laki dan perempuan,
mengenal tata krama dan sopan perbedaan perilaku prososial
santun sesuai dengan nilai sosial tersebut tidak signifikan terjadi,
budaya setempat. Dalam hal oleh karena itu baik peserta
perilaku prososial ini ada siswa didik laki-laki dan perempuan
yang baik dalam memperlihatkan sama-sama meliki kesempatan
perilaku prososial ada juga siswa untuk menunjukan perilaku
yang kurang dalam prososialnya.
memperlihatkan perilaku
prososial. Hal ini sesuai dengan SIMPULAN
hasil wawancara pada subjek ibu Berdasarkan hasil penelitian
mengenai perkembangan sosial
TK yang menyatakan bahwa
emosional siswa kelas II di SD Negeri
anak memiliki perilaku prososial 1 Ciporang, dan pembahasan-
yang berbeda-beda tentunya. pembahasan maka dapat ditarik
Hal ini bahwa fator kesimpulan sebagai berikut :
perilaku prososial dari anak- 1. Dalam hal kesadaran diri ini
anak sendiri juga yang mencakup beberapa aspek yaitu,
mempengaruhi timbulnya memperlihatkan kemampuan diri
untuk menyesuikan dengan situasi,
perilaku prososial pada
memperlihatkan kehati-hatian
perkembangan sosial emosional kepada orang yang baru dikenal dan
ini. Faktor gender juga mengenal perasaan sendiri dan
mengelolanya secara wajar. Dilihat http://jurnal.unipasby.ac.id Pada
dari hasil observasi menunjukan Tanggal 24 Desember 2021. Pukul
bahwa subjek APB, AHA, dan PAN 08:21 WIB.
sudah baik dalam semua aspek
kesadaran diri. Crow, Lester D. & Alice Crow.
2. Dalam indikator rasa tanggung 1958.Education Psychology. New
jawab untuk diri sendiri dan orang York:American Book Company.
lain. Dalam indikator rasa tanggung
jawab untuk diri sendiri dan orang Hijriati (2019) Psikologi Pendidikan:
lain yaitu, tahu akan haknya, Faktor dan Kondisi Yang
menaati atura kelas, mengatur diri Mempengaruhi Perkembangan Sosial
sendiri dan bertanggung jawab atas Emosional Usia Dini. Vol. 5. No. 2
perilakunya untuk kebaikan diri Juli-Desember 2019. Diakses Pada
sendiri. Dilihat dari hasil observasi http://jurnal.ar-raniry.ac.id Pada
subjek APB, AHA, dan PAN sudah Tanggal 25 Desember 2021. Pukul
menunjukan sikap yang baik yang 18:09 WIB.
mencakup semua aspek rasa
tanggung jawab untuk diri sendiri Hildayani, R,. Psikologi Perkembangan
dan orang lain. Anak, Jakarta : Universitas Terbuka.
3. Dalam perilaku prososial ada siswa
yang sudah menunjukan perilaku Khoiruddin, M, A,. (2018)
prososial dengan baik dan ada juga Perkembangan Anak: Perkembangan
kurang. Jika dilihat dari hasil Anak Ditinjau Dari Kemampuan Sosial
observasi subjek APB sudah Emosional. Vol. 29. No. 2 Juli-
menunjukan perilaku prososial Desember 2018. Diakses Pada
dengan sangat baik, subjek AHA http://ejournal.iai-tribakti.ac.id Pada
kurang menunjukan perilaku Tanggal 24 Desember 2021. Pukul
prososial dan untuk subjek PAN 15:10 WIB.
sudah menunjukan perilaku
prososial dengan baik. Kirom, A,. (2017) Jurnal Pendidikan
Agam Islam : Peran Guru Dan Peserta
Didik Dalam Proses Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA Berbasis Multikultural. Vol. 3. No. 1
Amini, Y, dan Saripah, I. (2016) Desember 2017.
Mimbar Sekolah Dasar : Perilaku
Prososial Peserta Didik Sekolah Dasar Latifa,U. (2017) Academica: Aspek
Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin. Perkembangan Pada Anak Sekolah
Vol 3. No 2. 2016. Diakses Pada Dasar, Masalah dan Perkembangan.
http://upi.edu Pada Tanggal 11 Juni Vol. 1. No. 2 Juli-Desember 2017.
2022. Pukul 08:46 WIB. Diakses Pada http://Iainsurakarta.ac.id
Pada Tanggal 24 Desember 2021.
Assingkily, M,S, dan Hardiyanti, M,. Pukul 12:10 WIB.
(2019) Primary Education: Analisis
Perkembangan Sosial Emosional Maria, I, dan Amalia, E, R,. (2017)
Tercapai Siswa Usia Dasar. Vol 2. No Perkembangan Aspek Sosial
2. 2019. Diakses Pada Emosional dan Kegiatan Pembelajaran
Yang Sesuai Untuk Anak Usia 4-6 Tusyana, E, Trengginas,R, dan Suyadi
tahun. Vol. 1. No 1. 2017. Diakses Pada (2019) Jurnal Inventi: Analisis
http://osf.io.ac.id Pada Tanggal 26 Perkembangan Sosial Emoisonal
Desember 2021. Pukul 06:40 WIB. Tercapai dan Tidak Tercapai Siswa
Usia Dasar. Vol. 3. No. 1 Maret 2019.
Nurmalitasari, Femmi (2015) Buletin Diakses Pada
Psikologi: Perkembangan Sosial http://journal.unisgd.ac.id Pada
Emosional Pada Anak Usia Tanggal 24 Desember 2021. Pukul
Prasekolah.. Vol. 23. No 2 Desember 10:15 WIB.
2015. Diakses pada
http://jurnal.ugm.ac.id Pada Tanggal Wiyani, M, A,. (2014) Mengelola dan
25 Desember 2021. Pukul 10:01 WIB. Mengembangkan Kecerdasan Sosial
dan Emosi Anak Usia Dini
Oktaviani, M, N. Dan Wulandari, I. (Yogyakarta:AR-RUZ. Media).
(2019). Jurnal Pendidilan Guru Sekolah Desember 2016.
Dasar Vol. 8, No.2, Oktober 2019:
Implementasi Standar Proses Dalam
Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.
diakses Pada www.researchgate.net
pada tanggal 22 Januari 2022 Pukul
06:53 WIB.

Sugiyono (2017) Metode Penelitian


Pendidikan ( Pendekatan Kuantiataif,
Kualiatatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta.

Sulaiman. U, Ardianti. N, Selviana


(2019) Indonesia Journal Of Early
Childhood Education: Tingkat
Pencapaian Aspek Perkembangan
Anak Usia 5-6 Tahun Bedasarakan
Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Paud. Vol. 2. No. 1 Juni 2019.
Diakses Pada http://journal.uin-
alauddin.ac.id Pada Tanggal 16 Mei
2022. Pukul 06:49 WIB.

Suryani, N, A,. (2019) Jurnal Ilmiah


Potensia: Kemampuan Sosial
Emosional Anak Melalui Permainan
Raba-raba Pada Paud Kel A. Vol. 4.
No. 2. 2019. Diakses Pada
http://ejournal.unib.ac.id Pada Tanggal
25 Desember 2021. Pukul 09:18 WIB.

Anda mungkin juga menyukai