Anda di halaman 1dari 4

Nama: Dimas Suprayogo

Kelas: PGSD 3 A
NPM: 21186206021
Mata Ujian: Psikologi Pembelajaran
1.
A. Perkembangan peserta didik tidak terlepas dari faktor-faktor yang
memengaruhinya. Hurlock berpendapat bahwa faktor internal maupun eksternal
memiliki pengaruh terhadap perkembangan individu.
Faktor Internal Faktor Eksternal
1. Gen dan sifat bawaan 1. Kesehatan dan nutrisi
2. Kecerdasan 2. Peran Keluarga
3. Bakat khusus 3. Lingkungan sosial
4. Kepribadian

B. Pertumbuhan fisik memberikan pengaruh terhadap tingkah laku anak. Apabila


pertumbuhan fisik anak meningkat sebesar 1% maka tingkah laku anak akan
meningkat 1,379 dalam setiap satuannya, semakin baik pertumbuhan anak, semakin
baik pula tingkah laku anak tersebut.
C. Ada, antara perkembangan intelektual dan perkembangan bahasa dan sosial,
keduanya memiliki keterkaitan. Salah satunya adalah perkembangan kognitif yang
berkaitan erat dengan perkembangan bahasa, yaitu faktor intelektual memengaruhi
perkembangan keterampilan berbahasa. Contohnya saat kita masih bayi, tingkat
kecerdasan masih juga belum berkembang.
2.
A. Unsur Positif: Dapat membantu menyelesaikan masalah, sebagai teman bermain,
Mengembangkan potensi diri.
Unsur Negatif: Dapat menjerumuskan kita menuju hal yang tidak baik, Perbedaan
pendapat dan pemikiran.
B. Memilah lingkungan pergaulan anak, menyekolahkan anak di sekolahan yang
unggul secara kualitas dan ekosistem pergaulan yang baik, mengatur jam bermain
anak, serta memonitor segala bentuk pergaulan anak dengan teman sebaya.
3.
A. Penyebab anak bertingkah laku menyimpang:
- Lingkungan rumah serta pergaulanya
- Ajaran yang tidak baik dari orang terdekatnya
- Anak melakukan pembenaran atas kesalahanya
B. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut:
- Memberi tahu anak hal benar dan hal salah/menjadi orang tua yang baik sebagai
percontohan
- Mencari sumber masalah dan menyelesaikanya
- Membatasi sosial anak dengan orang-orang yang memberikan dampak buruk
- Menempatkan tempat duduk anak dengan anak yang bertingkah laku baik di
kelas
C. Ada, rasa angkuh dalam diri anak akan memunculkan rasa selalu memberontak
segala bentuk prakata atau tugas yang diberikan oleh guru, sehingga anak akan
memandang remeh segala bentuk tanggung jawabnya sebagai peserta didik. Hal itu
juga akan berdampak terhadap hasil belajarnya.
4.
a. Kebutuhan fisik
Remaja memiliki kebutuhan fisik yang relatif sama dengan orang yang bukan remaja.
Perbedaan kebutuhan tersebut berbeda dalam segi kuantitas saja karena remaja
memang memerlukan makan yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan
fisiknya. Jika kebutuhan fisik remaja tidak terpenuhi maka bukan saja pertumbuhan
fisiknya tidak maksimal tetapi juga kesehatan fisik dan mentalnya dapat terganggu.
Stagner menyatakan bahwa remaja yang kurang gizi menampilkan prilaku pemarah,
mudah tersinggung, pemurung atau emosi buruk lainnya.
b. Kebutuhan psikologis
Kebutuhan psikologis yang paling menonjol pada masa remaja adalah kebutuhan
mendapatkan status, kemandirian, keakraban dan memperoleh filsafat hidup yang
memuaskan untuk mengembangkan kodrat kemanusiaannya. Menurut Garrison yang
dikutip oleh Andi Mapiare remaja memiliki kebutuhan paling sedikit ada tujuh
kebutuhan khas remaja. Kebutuhan itu adalah:
1) kebutuhan akan kasih sayang,
2) kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok,
3) kebutuhan untuk berdiri sendiri (mandiri),
4) kebutuhan untuk berprestasi,
5) kebutuhan akan pengakuan dari orang lain,
6) kebutuhan untuk dihargai,
7) kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh.
c. Konsekuensi kebutuhan remaja yang tidak terpenuhi.
Setiap remaja menginginkan semua kebutuhannya dapat terpenuhi secara wajar. Jika
kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi maka akan terjadi keseimbangan dan
keutuhan pribadi. Remaja yang kebutuhannya terpenuhi secara memadai akan
memperoleh suatu kepuasan hidup sehingga menimbulkan perasaan gembira, harmonis
dan produktif. Namun sebaliknya jika kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi maka
remaja akan mengalami kekecewaan, ketidakpuasan bahkan dapat menimbulkan
frustasi sehingga akhirnya akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.

5.
a. Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang memfokuskan kepada
perubahan tingkah laku siswa karena adanya stimulus (rangsangan) dan
respon(tanggapan). Jadi,siswa dikatakan belajar apabila ia menunjukan perubahan
tingkah lakunya. Pada jaman modern ini, aplikasi teori behavioristik berkembang pada
pembelajaran dengan powerpoint dan multimedia. Pembelajaran denganpowerpoint,
cenderung terjadi satu arah. Materi yang disampaikan dalam bentuk powerpoint
disusun secara rinci dan bagian-bagian kecil. Pada pembelajaran dengan multimedia,
peserta didik diharapkan memiliki pemahaman yang sama dengan pengembang, materi
disusun dengan perencanaan yang rinci dan ketat dengan urutan yang jelas,
b. Teori belajar kognitif adalah teori yang menggambarkan bahwa belajar terdiri dari
beberapa proses, antara lain, analisis, mengolah informasi, prediksi, dan problem
solving. Teori ini lebih mengutamakan proses belajar daripada hasil belajarnya.
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang
berkaian dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal.
Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak
digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan
tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam
pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi peserta didik.
c. Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. proses belajar
dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik- baiknya. Pada penerapan teori humanistic ini adalah hal
yang sangat baik bila guru dapat membuat hubungan yang kuat dengan peserta didik
dan membantu peserta didik untuk membantu peserta didik berkembang secara bebas.
Dalam proses pembelajaran, guru dapat menawarkan berbagai sumber belajar kepada
peserta didik, seperti situs-situs web yang mendukung pembelajaran. Inti dari
pembelajaran humanistik adalah bagaimana memanusiakan peserta didik dan membuat
proses pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Dalam prakteknya teori
humanistik ini cenderung mengarahkan peserta didik untuk berfikir induktif,
mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan peserta didik secara aktif
dalam proses belajar.
d. Teori belajar konstruktivistik mengakui bahwa peserta didik akan dapat
menginterpretasi-kan informasi ke dalam pikirannya, hanya pada konteks pengalaman
dan pengetahuan mereka sendiri, pada kebutuhan, latar belakang dan minatnya.
Pembelajaran dengan social media memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berinteraksi, berkolaborasi, berbagi informasi dan pemikiran secara bersama.
Sama halnya dengan pembelajaran melalui social media, pembelajaran melalui web
juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melengkapi satu atau lebih
tugas melalui jaringan internet. Selain itu juga dapat melakukan pembelajaran
kelompok dengan menggunakan fasilitas internet seperti google share. Model
pembelajaran melalui web maupun social media ini sejalan dengan teori
konstruktivistik, dimana peserta didik adalah pembelajar yang bebas yang dapat
menentukan sendiri kebutuhan belajarnya.

Anda mungkin juga menyukai