Zahrotu Saffanah
zahrotusaffanah@gmail.com
ABSTRAK
Melalui penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada sekolah dasar “Amal Bakti” di jalan
Kayu Putih, kecamatan Mabar Hilir, kabupaten Deli Serdang. Hasil yang diharapkan dalam
memilih kajian ini antara lain dapat mengetahui bagaimana perkembangan kognitif, motorik,
sosial, fisik, dan emosi peserta didik dengan pembelajaran yang berbasis game based
learning. Dalam penelitian juga akan mengetahui bagaimana kelebihan dan kekurangan
dalam game based learning untuk mengetahui beberapa konsep pengamatan perkembangan
peserta didik tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan cara
melakukan penyuluhan dengan tahap-tahap seperti melakukan tahap persiapan
perancangan, melakukan pelatihan pembuatan media, pembelajaran mengenal bagaimana
pembelajaran game based learning, dan mendesaian apa-apa saja kegiatan game based
learning yang akan dilakukan di sekolah yang akan penulis teliti. Dan dalam melakukan
penelitian pembelajaran berbasis game based learning para peserta didik memiliki respon
yang sangat baik terhadap peneliti, maka dari itu penelitian yang dilakukan efektif dan
peserta didik banyak yang tertarik dan terlebih ketika peneliti memberikan sebuah hadiah
ketika mereka melakukan apa yang peneliti nilai
Kata Kunci: Game Based Learning, Perkembangan, Anak
PENDAHULUAN
ataupun skill baik dalam struktur ataupun fungsi tubuh yang lebih rinci dalam kegiatan proses
pematangan. Perkembangan pada hakikatnya juga menyangkut kepada proses pematangan
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan juga sistem organ yang berkembang
sesuai dengan berkembangnya cara dalam perkembangan tubuh. Setiap perkembangan yang
terjadi memiliki perilaku serta karakteristik yang berbeda dan individu disertai dengan peran
kematangan dan juga peran belajar. Perlu diketahui bahwa perkembangan harus disikapi
secara kritis karena jika kita sikapi secara biasa, maka akan terjadinya penurunan dalam
perkembangan. Terlebih jika perkembangan masuk dalam fase anak-anak, maka tanggung
jawab penuh oleh seseorang yang dapat bertanggung jawab dan memahami bagaimana
Ketika perkembangan telah masuk kepada fase anak-anak- yang dibutuhkan ialah
peran dari seseorang dalam tahap mengelola perkembangan agar tahap tersebut tidak
memerlukan seseorang pendidik yang dapat memahami secara penuh bagaimana kognitif,
motorik, fisik, sosial, bahasa dan emosi anak tersebut dapat berjalan dengan semestinya dan
yang dibutuhkan.
Peran pendidik juga menjadi salah satu penentu besar perkembangan, khususnya
dalam kegiatan pembelajaran. Pendidik dituntut harus memiliki metode pembelajaran yang
baik serta sesuai dengan tingkatan. Karena dengan metode pembelajaran salah satu faktor
menggunakan metode pembelajaran yang baik akan membantu dan juga mempermudah.
Dengan menggunakan metode pembelajaran game based learning, sangat membantu dalam
meningkatkan pengalaman belajar yang dapat mudah diingat. Karena zaman generasi
sekarang anak-anak lebih menyukai sesuatu yang kreatif serta praktis dan juga
learning sangat cocok untuk diterapkan oleh pendidik dalam media pembelajaran pada
KAJIAN TEORI
menjadi beberapa tahapan pada 3 fase yaitu: Childhood, maturity, dan Adulthood.1 Fase
anak-anak childhood merupakan masa yang dimulai pada usia 2 tahun sampai usia pubertas.
Pada masa ini terjadi perubahan dalam pertumbuhan dan juga perkembangan seperti
perkembangan kognitif, motorik, fisik, sosial, bahasa, moral dan emosi. Pada masa ini, fisik
Pada fase perkembangan kognitif anak usia sekolah berada di tahap concrete
operasional artinya anak pada usia ini dapat menggunakan operasi mental dalam
memecahkan masalah yang lebih aktual. Pada tahap ini anak sudah dapat berpikir secara
logis dan dapat mengambil banyak aspek dari situasi tertentu ke dalam pertimbangan. Untuk
fase perkembangan moral dan juga bagaimana sosial dan emosi pada periode ini, terlihat
ketika anak telah mulai belajar untuk menaati peraturan yang berada di luar lingkungan
1
Zulkifli. Psikologi Perkembangan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002). H. 5
kedua orang tua dan anak juga mulai membentuk peraturan sendiri ketika mereka bermain
dengan temannya. 2
a) Aspek Kognitif
otak menyangkut kepada perkembangan ukuran dan volume dari fungsi otak. Hal itu
dibuktikan pada usia 10 tahun berat otak anak sudah mencapai 95% dari otak orang
dewasa, sedangkan untuk bayi yang baru lahir sekitar 25% dari otak orang dewasa3.
Perkembangan otak yang terjadi mempengaruhi beberapa fungsi otak dalam berpikir
aspek yang paling penting dalam menjadi pedoman proses pendidikan. Ruang lingkup
b) Aspek Motorik
motorik anak lebih halus sempurna dan juga terkoordinat dengan baik. Karena
adanya pertambahan berat dan juga kekuatan dari badan anak. Anak-anak mulai
dapat mengontrol gerakan anggota tubuh dalam menggerakkan tangan dan juga
kaki. Otot-otot tangan dan kakinya telah kuat behingga aktivitas fisik seperti kegiatan
2
http://scholar.unand.ac.id/33302/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf , diakses Pada tanggal 21 Juni
2022. Pukul 10.25.
3
Atien Nur chamidah. Deteksi Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, (Jurnal Pendidikan
Khusus, Vol. 5 No. 2, 2009).
4
Imam Gunawan & Anggarini Retno Palupi. Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif : Kerangka Landasan
Untuk Pembelajaran pengajaran, dan penilaian. (Journal Premiere Educandum : Pendidikan Dasar dan
Pembelajaran, Vol. 2, No. 2, 2012).
lebih akurat dan cepat. Pada tahap ini mereka mulai memperhatikan gerakan yang
lebih rumit.
c) Aspek sosial
dalam berinteraksi sosial. Aspek sosial dapat diartikan juga sebagai proses belajar
dalam aktivitas keluarga. Pada tahap ini juga anak mulai terbentuk perilaku
karena adanya pemikiran dalam refleksi diri yang sering mengarah kepada penilaian
diri dan juga kritik dari hasil pergaulan anak dengan orang lain. Akan tetapi sikap
tersebut akan hilang melalui pengalaman dan juga penghayatan kenyataan seiring
d) Aspek Fisik
manusia yang terdiri atas kognitif, sosial, moral, agama, dan juga bahasa.
sedangkan fisik manusia berkembang dalam beberapa tahapan yang dimulai dari
masa anak-anak, remaja, dewasa, dan juga usia lanjut5. Dalam hal ini perubahan yang
paling menonjol dalam diri manusia setiap individu ialah perubahan fisik. Fisik atau
5
Masganti. Perkembangan Peserta Didik. (Depok: Premadamedia Group Kencana, 2017). H.67.
tubuh manusia merupakan sistem organ yang sangat kompleks. Pada tahap anak-
anak hingga masa pubertas, pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal
sangat penting.
e) Aspek Bahasa
berkembang secara maksimal dan masih bersifat sederhana maka penguasaan bahasa
anak akan berkurang. Pada tingkat sekolah dasar anak telah belajar bahasa. Pada
tingkat sekolah dasar sudah mampu memahami komunikasi baik secara lisan maupun
simbol melalui isyarat. Pada tingkatan sekolah dasar anak akan memiliki keinginan
bersosialisasi6.
f) Aspek Moral
seseorang memberikan hadiah atas perilaku yang ia lakukan atau aturan yang
terjadi maka anak tersebut akan mengulangi perilaku tersebut. Pada saat anak-anak
gagasannya yang lebih objektif mengenai keadilan. Keadilan yang dimaksud ialah
6
Desrinelti. Perkembangan Siswa Sekolah Dasar: Tinjauan Dari Aspek Bahasa. ( Jurnal Riset
Tindakan: Indonesia, Vol.6, No.1, 2021, pp. 105-109).
mereka harus diperlakukan dengan hal yang sama. Anak dapat kita atur apabila
g) Aspek Emosi
Aspek emosi dapat diartikan mengenai keadaan yang lebih kompleks di mana
pikiran dan juga perasaan ditandai dengan perubahan dan biasanya muncul akibat
dari perilaku individu baik berupa perasaan nafsu maupun suasana mental yang tidak
terkontrol. Pada fase anak- anak memiliki perkembangan emosi yang berbeda.
perhatian dari pendidik. Pada tahapan emosi anak ketika umur 5-6 tahun akan mulai
memahami bagaimana aturan dan juga konsep yang berlaku di keadaan lingkungan.
Tahap ini anak mulai dapat menjaga rahasia. Kemudian pada umur 7-8 tahun anak
sudah mampu menampilkan rasa bangga dan malu terhadap sesuatu anak dapat
memunculkan konflik yang terjadi dalam dirinya, pada umur ini anak telah mulai
memahami perasaan diri sendiri dan juga orang lain. Kemudian pada umur 9-10 tahun
anak sudah dapat mengelola ekspresi emosi yang dihadapi dalam lingkungan sosial
dan dapat memberikan respon balik terhadap ekspresi emosi dari orang lain.
Kemudian pada umur 11-12 tahun anak telah paham mengenai mana yang baik dan
mana yang buruk mengenai norma dan juga nilai yang telah berlaku.
7
Amrah. Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah Dasar. ( Jurnal Publikasi Pendidikan: Program
Studi PGSD FIP UNM). Volume III No. 1; Februari-Mei 2013.
Game based learning ialah metode pembelajaran yang menggunakan aplikasi
permainan atau game yang telah dirancang dengan tujuan membantu proses
dan juga psikomotor siswa. Dalam bahasa Indonesia metode game based learning ini
diartikan dengan pembelajaran yang berbasis kepada permainan. Disisi lain game
based learning mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar yang disebabkan
para siswa kesempatan belajar yang besar dalam meningkatkan pembelajaran yang
menyenangkan.
harus disesuaikan dengan karakteristik siswa selain itu metode ini dapat digunakan
agar siswa dapat berinteraksi secara langsung terhadap siswa lainnya. Selain itu
metode game based learning dapat sangat baik dalam memberikan perkembangan
kognitif seperti prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Vigotsky
sangat baik bagi perkembangan kognitif. Hal ini didasarkan dengan karakteristik
dari generasi z yang lebih suka bermain dan belajar dengan cara yang tidak
membosankan8.
8
Ririn Oktavia. Game Based Learning(GBL)Meningkatkan Efektivitas Belajar Siswa. Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau. H. 2-3
METODE PENELITIAN
Dalam penelitain metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode
kualitatif dan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan karena adanya permintaan
khusus dari dosen pengampu yang menginginkan sebagai peneliti untuk hadir
langsung melihat bagaimana kejadian yang terjadi. Di sisi lain penggunaan metode
responden.
HASIL PENELITIAN
1. Kelas 1 Sd
a. Fisik
jawab langsung kepada salah satu guru yang mengajar di sekolah SD Swasta
Amal Bakti, terkhusus disini pengamatan langsung dengan anak kelas satu,
yang mana umur mereka mendominasi 7 tahun itu memiliki tinggi badan
yang sudah proporsi mencapai 115-116 Cm. Dan itu dari kalangan seluruh
siswa dan siswi (laki-laki dan perempuan). Memang jika dilihat-lihat kondisi
fisik anak usia 7 hingga mencapai umur berikutnya 8, 9 atau bahkan 10 tahun
Nah yang tadi itu dilihat dari tinggi badan anak. Sekarang pengamatan
terkait berat badan anak terkhusus anak kelas satu, dengan usia 7 tahun,
mereka punya proporsi tubuh dengan berat yang ideal pandangan penulis.
Namun ada dua atau tiga orang siswi yang badannya itu terlihat sedikit kurus
gizi, dan kesehatan yang kurang. Nah untuk berat badan mereka sendiri
mencapai 21-23 Kg. Dan jika dilihat dari kondisi fisik yang tampak langsung,
memang fisik mereka sehat-sehat, hanya ada beberapa siswi yang terlihat
fisiknya atau kondisi badannya itu sakit. Nah kesimpulannya di sini, ciri
perkembangan fisik anak yang mendasar pada anak usia dasar 6, 7 atau
mungkin 8, anak perempuan umumnya lebih pendek dan ringan dari pada
anak laki-laki. Dan tinggi mereka juga kerap demikian. Anak usia dasar
b. Motorik
gerak seseorang baik itu motorik kasar maupun motorik halus. Motorik
keterampilan. Masanya anak usia dasar yang senang bermain. Dan dari
lanjut pada tahap bermain. Gerak yang dilakukan di sini ialah gerakan kepala
pundak lutut kaki, dan itu dilakukan dengan nyanyian dan goyang pinggang.
Mereka tampak senang, dan aktif bergerak. Seluruh peserta didik aktif
c. Kognitif
pada pikiran dan cara kerjanya. Ini melibatkan bagaimana anak-anak berpikir,
berhitung satu, dua, tiga, yang kemudian dihitung ulang kembali dari satu,
dua, tiga. Namun kognitif anak mungkin belum terlalu bisa menalar
Namun ada beberapa siswa atau siswi yang sedikit paham dengan
instruksi berikut. Setelah itu penulis disini melalukan game tebak angka yang
hilang. Nah di game ini siswa siswi ternyata sudah paham instruksi dari kami,
dan tahu bagaimana cara bermainnya. Dan dari itu penulis mengamati bahwa
rata-rata peserta didik kelas satu sudah mengenal angka. Dan hal tersebut
d. Emosi
siniterlihat anak saling dorong mendorong pada saat dikumpulkan untuk foto
bersama, dan masih ada anak yang bertengkar pada saatmerebut hadiah yang
diberi oleh kakak pembina dalam hal ini yang berperan sebagai penulis.
Kerap sekali emosi anak pada usia 7-8 tahun ini memang mudah untuk
belum stabil, namun masih bisa untuk diberi tahu, jangan begini jangan begitu.
Meski nanti diulang kembali. Sebagai orang dewasa kitalah yang harus paham
dilingkungan mana saja yang ia tempati. Nah dalam hal ini lingkungan sekolah.
Maka dari pengamatan yang sudah dilakukan oleh penulis di sini ialah melihat
pertanyaan games contoh saja pada game tebak angka yang hilang. Di situ
tadi. Namun di sisi lain anak pada usia mereka memiliki jiwa sosial yang
senang sekali untuk berteman, ramah tamah dengan siapa saja yang mereka
temui.
f. Bahasa
menyimak, berbicara, dan menulis dan itu sesuai dengan kemampuan yang
mereka punya.
Ada dalam proses pengamatan di situ pengamat meminta mereka hanya
sebagian saja untuk memperkenalkan diri mereka, dan apa kesukaan mereka.
Mereka menjawab dengan bahasa yang mereka tata seadanya. Dan dalam
bisa diajak berinteraksi meski sebagai orang dewasa kita harus mengikut siapa
g. Moral
orang di sekitarnya. Dalam hal ini dari pengamatan yang dilakukan oleh
mereka, etika mereka terhadap orang yang lebih tua dari mereka. Salah satu
badan sebagai penghormatan saat lewat di depan orang yang lebih tua. Dan
pengajaran etika dan sopan santun pada anak itu. Dan saat memasuki kelas
etika-etika yang buruk yang mereka terima dari pergaulan. Jadi peran orang
tua penting dalam menanamkan etika dan moral yang baik. Saat pengamat
dalam hal ini penulis selesai melakukan pengamatan, mereka semua tanpa
2. Kelas 2 SD
a. Fisik
langsung Tanya jawab kepada salah satu guru yang mengajar disekolah
tersebut. Dimana peneliti langsung dengan anak kelas 2 yang rata-rata umur
siswa 8 tahun dan ada juga beberapa siswa yang berumur 9 tahun, dan
memiliki tinggi badan kurang lebih 128 cm dari kalangan siswa/siswi. Dan
dilihat dari fisik siswa tersebut hampir berkembang sempurna. Tetapi ada
siswa/siswi memiliki berat badan yang ideal kurang lebih 26-29 kg.
b. Kognitif
perkembangan kognitif anak kelas dua SD. yaitu mereka bisa berhitung dan
sedotan mereka sangat semangat bermain, dan begitu juga saat mereka
menggambar sebuah daun secara berkelompok mereka aktif dan tidak saling
c. Sosial
berinteraksi sesama teman sebaya dilingkungan sekitarnya. Maka dari itu yang
Namun diumur mereka saat ini jiwa sosial mereka sangat senang untuk
berteman, dan mereka sangat ramah ramah dengan siapa yang mereka temui.
d. Bahasa
e. Moral
tersebut, etika mereka terhadap orang yang lebih tua. Beberapa anak
bersikap dengan baik dan sopan, dan itu ada kaitannya dengan apa yang
diajarkan oleh kedua orang tuanya. Dan saat pengamatan selesai mereka
masing.
3. Kelas 3 SD
a. Fisik
dan ciri fisik lainnya yang tampak. Pada penelitian kami di sekolah SD Swasta
Amal Bakti, tinggi siswa dan siswi pada kelas 3 SD berkisar antara 119 cm
hingga 123 cm dan umur peserta didik di kelas 3 SD ini berkisar 9-11 tahun.
b. Emosi
stabil dikarenakan adanya sistem kerja sama yang kurang baik di dalam
permainan yang sedang berlangsung. Terlebih lagi pada tahap ini, banyak
siswa yang terpancing mudah putus asa. Hal ini dikarenakan rasa sedih yang di
c. Sosial
menjalin ikatan baru dengan teman sebayanya, dilihat mereka tidak ada saling
diri, akan tetapi pada pada tingkatan ini siswa/siswinya cepat untuk berbaur
d. Motorik
otak sebagai pusat gerak. Dan peneliti mengajak siswa/siswi tersebut untuk
bermain games, dan ketika games berjalan seketika itu kondisi kelas pun tidak
e. Bahasa
Pada perkembangan bahasa peneliti melihat bahwasannya bahasa
mereka masih kurang baik untuk berbicara dengan orang dewasa. Contohnya
aku, yang aku adalah saya. Mereka kurang paham bagaimana berbicara
kepada orang yang lebih tua dengan teman seumurannya. Kami juga berusaha
memberi tahu kepada mereka untuk menggunakan bahasa yang baik ketika
f. Moral
diberi hadiah atas prilaku yang sesuai dengan aturan dan perjanjian social,
mereka akan mengulangi prilaku itu. Contohnya ketika kami beritahu siapa
yang bersemangat dan benar menjawab ketika bermain game akan di beri
hadiah, mereka sontak menjerit dengan senang dan langsung fokus ketika
games dimulai.
4. Kelas 4 SD
a. Fisik
kepada salah satu guru yang mengajar di sekolah SD Swasta Amal Bakti,
terkhusus disini pengamatan langsung dengan anak kelas empat, yang mana
umur mereka mendominasi 10 tahun dan adapun yg berumur 11 tahun dan 12
tahun itu memiliki tinggi badan yang sudah proporsi mencapai 144 - 152 Cm.
b. Emosi
c. Bahasa
sebagian saja untuk memperkenalkan diri mereka, dan apa kesukaan mereka.
Maka mereka menjawab dengan bahasa yang mereka tata seadanya saja.
d. Sosial
sama dan cepat menanggapi ketika kami bertanya. Jadi, mereka cepat atau
bisa bersosial bahkan dengan kami yang sebelumnya tidak pernah mereka
e. Moral
orang yang lebih tua dari mereka. Salah satu anak tersebut memilikisikap
sebagai penghormatan saat lewat di depan orang yang lebih tua. Dan itu
semua ada kaitannya dengan bagaimana orang tuanya memberi ajaran berupa
etika dan sopan santun pada anak itu. Dan saat memasuki kelas juga mereka
semua tenang. Jadi peran orang tua penting dalam menanamkan etika dan
moral yang baik. Saat pengamat dalam hal ini penulis selesai melakukan
f. Kognitif
berhitung satu, dua, tiga, yang kemudian dihitung ulang kembali dari satu,
dua, tiga. Setelah itu penulis disini melalukan game tebak huruf yang hilang.
Nah di game ini siswa maupun siswi ternyata sudah paham instruksi dari kami,
dan tahu bagaimana cara bermainnya. Dan dari itu penulis mengamati bahwa
rata-rata peserta didik kelas 4 sudah mengenal huruf. Dan hal tersebut
5. Kelas 5 SD
a. Fisik
sekitar 112-131 cm. Di sisi lain pada tingkatan kelas 5 SD, sudah memiliki fisik
b. Kognitif
c. Motoric
dan mereka mengikuti aturan yang peneliti berikan. Arahan dari peneliti
d. Sosial
pada situasi yang terjadi. Ada beberapa anak yang belum bisa memahami
antara A dan B para siswa gampang berbaur dengan teman yang sebelumnya
belum dikenali.
e. Bahasa
yang peneliti gunakan dengan bahasa yang mereka ucapkan kepada peneliti.
Akan tetapi mereka masih memiliki batasan norma yang berlaku antara tua
dengan yang muda. Mau menyampaikan apa yang mereka rasakan seperti
f. Moral
dalam penerapan game based learning maka akan kami berikan hadiah. Dari
janji yang peneliti berikan mereka menyesuaikan sikap dan moral yang sesuai
g. Emosi
keadaan yang sedang mereka alami. Terutama ketika kegiatan game based
kerjasama.
KESIMPULAN
perkembangan siswa di SD Amal Bakti memberikan hasil penelitian yang cukup memuaskan.
Karena kegiatan pembelajaran lebih efektif dan siswa lebih banyak tertarik terhadap apa
yang peneliti lakukan. Terlebih lagi ketika peneliti memberikan janji berupa hadiah ketika apa
yang mereka lakukan sesuai dengan yang peneliti nilai. Akan tetapi tidak semua anak
memiliki respon yang sesuai dengan anak lainnya. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan
yang biasa bersentuhan dalam kegiatan berinteraksi. Sehingga dari hambatan yang terjadi
diperlukan perhatian pendidik yang lebih ekstra agar hambatan tersebut tidak mengurangi
REFERENSI
Amrah. 2013. Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Publikasi Pendidikan:
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Masganti. 2017. Perkembangan Peserta Didik. Depok: Premada media Group Kencana.
Desrinelti. 2021. Perkembangan Siswa Sekolah Dasar: Tinjauan Dari Aspek Bahasa. Jurnal
http://scholar.unand.ac.id/33302/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf .
Marsari, Henni. 2021. Perkembangan Emosi Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Nomor 1. H.1816-1822.
Nur chamidah, Atien. 2009. Deteksi Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak,.
Upton, Penney. 2012. Psikologi Perkembangan, terj. Noermalasari Fajar Widuri. Jakarta
:Penerbit Erlangga.