Anda di halaman 1dari 8

BAB I

A. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah perkembangan anak usia sekolah dan cara belajar anak usia
sekolah dasar ?

B. TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui perkembangan anak usia sekolah dan cara belajar anak usia
sekolah dasar.

C. PEMBAHASAN

Perkembangan Anak Usia Sekolah :


1. Perkembangan Secara Fisik
Perkembangan fisik peserta didik usia SD/MI meliputi pertumbuhan tinggi
dan berat badan. Perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang
membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak menentukan ketrampilan anak
bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan mempengaruhi cara memandang
dirinya sendiri dan orang lain, yang berdampak dalam melakukan penyesuaian
dengan dirinya dan orang lain.
2. Perkembangan Intelek 
Pengertian kognitif meliputi aspek struktur intelek yang dipergunakan
untuk mengetahui sesuatu, dan dalamnya terdapat aspek: persepsi, ingatan,
pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan persoalan. Perkembangan kognitif
merupakan proses dan hasil individu dengan lingkungannya.

BAB II
1
ISI

Perkembangan Anak Usia Sekolah

Tahap perkembangan anak usia sekolah dimulai sejak anak berusia 6 tahun
sampai organ-organ seksualnya masak. Kemasakan seksual ini sangat bervariasi
baik antar jenis kelamin maupun antar budaya berbeda (Irwanto, 2002).
Berdasarkan pembagian tahapan perkembangan anak, ada dua masa
perkembangan pada anak usia sekolah, yaitu pada usia 6-9 tahun atau masa kanak-
kanak tengah dan pada usia 10-12 tahun atau masa kanak-kanak akhir. Setelah
menjalani masa kanak-kanak akhir, anak akan memasuki masa remaja.
Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa
pertengahan dan akhir anak yang merupakan kelanjutan dari masa awal anak.
Permulaan masa pertengahan dan akhir ini ditandai dengan terjadinya perkembangan
fisik, motorik, kognitif, dan psikososial anak.
a. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada masa ini lambat dan relatif seragam sampai mulai
terjadi perubahan-perubahan pubertas. Peningkatan berat badan anak lebih banyak
daripada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi
terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa
organ tubuh.
b. Perkembangan motorik
Kemampuan anak usia sekolah dalam menggunakan kemampuan motorik
terlihat lebih menonjol dibandingkan usia sebelumnya. Kemampuan motorik pada
anak dibagi menjadi dua, yaitu kemampuan motorik kasar dan kemampuan
motorik halus. kemampuan motorik kasar dan halus yang dimiliki oleh anak
merupakan syarat mutlak untuk dapat memasuki dunia sekolah.

Mereka akan mempelajari ketrampilan-ketrampilan dasar untuk menguasai


pelajaran-pelajaran di sekolah. Kemampuan motorik halus anak pada usia sekolah

2
berkembang dengan pesat. Anak sudah dapat menggunakan fisiknya untuk
menggunakan alat-alat yang membutuhkan ketrampilan motorik halus, seperti alat
tulis.
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan makin pandai meloncat. Anak juga mampu menjaga
keseimbangan badannya. Untuk memperhalus keterampilan-keterampilan motorik,
anak-anak terus melakukan berbagai aktifitas fisik yang terkadang bersifat informal
dalam bentuk permainan. Di samping itu, anak-anak juga melibatkan diri dalam
aktifitas permainan olahraga yang bersifat formal seperti senam, berenang, dan lain
sebagainya.
c. Perkembangan kognitif
Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan
kognitifnya turut mengalami perkembangan yang pesat, karena dengan masuk
sekolah, berarti dunia dan minat anak bertambah luas, dan dengan meluasnya minat
maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya
kurang berarti bagi anak.
Pola perkembangan anak dibagi menjadi 4 tahapan : stadium sensorimotorik
(0-18 atau 24 bulan), stadium praoperasional (1-7 tahun), stadium operasional konkrit
(7-11 tahun ), stadium operasional formal (11-15 tahun atau lebih). Pemikiran anak
usia sekolah dasar disebut stadium operasional konkret artinya aktifitas mental yang
difokuskan pada objek-objek peristiwa nyata atau konkret.
Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu
mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, karena ia mulai
mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan
kenyataan sesungguhnya. Hanya saja, apa yang dipikirkan oleh anak masih terbatas
pada hal-hal yang ada hubungannya dengan sesuatu yang konkret, suatu realitas
secara fisik, benda-benda yang benar-benar nyata. Sebaliknya, benda-benda atau
peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungannya secara jelas dan konkrit dengan
realitas, masih sulit dipikirkan oleh anak.
d. Perkembangan psikososial

3
Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau
perbuatan yang dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikososial anak menjadi
kompleks. Anak lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada
karakteristik eksternal dan dapat memilih apa yang baik bagi dirinya, maupun
memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh
tertentu yang menarik perhatiannya.
Masa usia anak sekolah adalah transisi dalam interaksi sosial yaitu terjadinya
perubahan figur tokoh yang akan berpengaruh pada diri anak. Dalam hal ini tokoh ibu
akan digantikan oleh tokoh guru. Menurut Suryosubroto, bahwa keberhasilan proses
belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola proses
belajar mengajar.
Usia sekolah merupakan usia dimana anak tidak hanya memiliki kontrol
dari dalam dirinya tetapi juga mendapatkan berbagai hal dari pengalaman yang
didapatkannya melalui proses belajar. untuk itu penting bagi anak untuk
menyelesaikan tugas perkembangan ini agar mereka dapat dengan mudah
menyelesaikan tahapan perkembangan selanjutnya. berikut beberapa tugas anak
usia sekolah :

1. belajar ketangkasan fisik untuk bermain


2. pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme
yang sedang tumbuh

3. belajar bergaul yang bersahabat dengan anak anak sebaya

4. belajar peranan jenis kelamin

5. mengembangkan dasar dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung

6. mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan


kehidupan sehari hari

7. mengembangkan kata hati, moralitas dan skala nilai-nilai

8. belajar membebaskan ketergantungan diri

4
9. mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembaga-lembaga

Berdasarkan tahap-tahap perkembangan yang diungkapkan oleh Piaget,


anak sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini,
kemampuan anak untuk berpikir secara logis semakin berkembang. Asalkan
obyek yang menjadi sumber berpikirnya adalah obyek nyata atau konkret.
Karakteristik anak usia sekolah dasar tidak hanya itu. Menurut Sumantri
dan Sukmadinata dalam Wardani (2012), karakteristik anak usia sekolah dasar
yaitu senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan
senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Karakteristik yang pertama yaitu senang bermain. Siswa-siswa sekolah
dasar terutama yang masih berada di kelas-kelas rendah pada umumnya masih
suka bermain. Oleh karena itu, guru sekolah dasar dituntut untuk mengembangkan
model-model pembelajaran yang bermuatan permainan, lebih-lebih untuk siswa
kelas rendah.
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak. Siswa sekolah dasar
berbeda dengan orang dewasa yang bisa duduk dan diam mendengarkan ceramah
selama berjam-jam. Mereka sangat aktif bergerak dan hanya bisa duduk dengan
tenang sekitar 30 menit saja. Oleh karena itu, guru harusnya merancang model
pembelajaran yang menyebabkan anak aktif bergerak atau berpindah.
Karakteristik yang ketiga adalah senang bekerja dalam kelompok. Oleh
karena itu, guru perlu membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang
terdiri dari 3 sampai 5 siswa untuk menyelesaikan tugas secara berkelompok.
Dengan bergaul dalam kelompoknya, siswa dapat belajar bersosialisasi, belajar
bagaimana bekerja dalam kelompok, belajar setia kawan dan belajar mematuhi
aturan-aturan dalam kelompok.

5
Karakteristik siswa sekolah dasar yang terakhir adalah senang merasakan
atau melakukan sesuatu secara langsung. Berdasarkan tahap perkembangan
kognitif. Piaget seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, siswa sekolah dasar
berada pada tahap operasional konkret. Mereka berusaha menghubungkan konsep-
konsep yang sebelumnya telah dikuasai dengan konsep-konsep yang baru
dipelajari. Suatu konsep juga akan cepat dikuasai anak apabila mereka dilibatkan
langsung melalui praktik dari apa yang diajarkan guru. Oleh sebab itu, guru
seharusnya merancang model pembelajaran yang melibatkan anak secara
langsung dalam proses pembelajaran.

6
BAB III
PENUTUP

 Berdasarkan pembagian tahapan perkembangan anak, ada dua masa


perkembangan pada anak usia sekolah, yaitu pada usia 6-9 tahun atau
masa kanak-kanak tengah dan pada usia 10-12 tahun atau masa kanak-
kanak akhir. Setelah menjalani masa kanak-kanak akhir, anak akan
memasuki masa remaja.
 Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa
pertengahan dan akhir anak yang merupakan kelanjutan dari masa awal anak.
 Permulaan masa pertengahan dan akhir ini ditandai dengan terjadinya
perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan psikososial anak.
 Keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan
guru dalam mengelola proses belajar mengajar.
 Karakteristik anak usia sekolah dasar yaitu senang bermain, senang
bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau
melakukan sesuatu secara langsung.
 Usia sekolah merupakan usia dimana anak tidak hanya memiliki kontrol
dari dalam dirinya tetapi juga mendapatkan berbagai hal dari pengalaman
yang didapatkannya melalui proses belajar.

7
8

Anda mungkin juga menyukai