Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah IPS. Dan
karena pentingnya materi ini untuk menambah materi dan pengetahuan bagi kami
semua, dengan ini kami membuat Makalah IPS yang dapat kami selesaikan dengan
tepat waktu.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah IPS yang
didalamnya akan dibahas mengenai beberapa pemikiran dalam pembaharuan
pembelajaran IPS, dan lain sebagainya.
C. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk menambah materi dan pengetahuan tentang IPS
khususnya materi mengenai beberapa pemikiran dalam pembaharuan pembelajaran
IPS, yang diharapkan setelah membaca dan memahami Makalah ini pembaca dapat
mengerti dan faham akan materi yang kami buat.

1
BAB II
ISI

A. BEBERAPA PEMIKIRAN DALAM PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS

    Berbagai masalah sosial, ekonomi, dan politik sebagai dampak globalisasi
memerlukan tindakan bersama antar bangsa dan seluruh masyarakat dunia. Salah satu
caranya dengan menyumbangkan pemikiran dan membuat keputusan pribadi yang bersifat
reflektif (Hunt & Metcalf 1955) maupun untuk kepentingan umum dengan cara
menyalurkannya agar dapat  mempengaruhi kebijakan umum ( public policy ).
Sejak zaman John Dewey (1859-1952) pemikiran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran telah menjadi obsesi. Walaupun pada masa itu pemikirannya masih bersifat
umum, namun cukup untuk dijadikan pijakan bagi para pengikutnya. Inkuiri merupakan salah
satu pendekatan yang saat ini digunakan oleh para pengembang kurikulum-kurikulum
khususnya di sekolah-sekolah Australia dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan dalam
proses belajar mengajar PIPS. Penggunaan pendekatan ini atas beberapa pemikiran dari para
ahli pendidikan IPS dan hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pendekatan ini
memiliki keunggulan terutama untuk mengembangkan kemampuan berfikir maupun
pengetahuan, sikap dan nilai pada peserta didik dibanding dengan pendekatan klasikal atau
tradisional.
Menurut para ahli, pendekatan inkuiri adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah
kebosanan siswa dalam belajar di kelas karena proses belajar lebih terpusat kepada kebutuhan
siswa (teacher-centered instruction). Dengan demikian, pembelajaran pembelajaran lebih
bersifat humaris karena memperhatikan aspek-aspek sifat manusia yang pada hakikatnya
sejak lahir sudah memiliki potensi untuk berkembang. Welton dan Malan (1987)
menggambarkan suatu model strategi belajar mengajar sebagai berikut :

Teacher-centered Student-centered
Mixed

Exposition Problem-solving/Inquiry
(Welton & Mallan, 1989:244)

2
Tujuan IPS harus dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan membuat
keputusan yang bersifat reflektif sehingga siswa dapat memecahkan masalah pribadi dan
membentuk kebijakan umum. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir.
Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis para siswa secara individual
beberapa ahli pendidikan menawarkan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran IPS yaitu metode inkuiri.
A. Upaya Pembaharuan Sosial Studies di Amerika Serikat
Di antara kelemahan program pembelajaran IPS di Amerika adalah
pembelajaran menekankan pada disiplin ilmu yang terpisah bukan pembelajaran
secara terpadu dan menyeluruh.
Banyak program pembaharuan telah didukung oleh Dewan Nasional Social
Studies (the National Council for Social Studies- NCSS) dan kelompok profesional
lainnya. Namun upaya ini menjadi terpecah-pecah dan seringkali mempersempit
lapangan social studies karena pada pembelajaran disiplin ilmu yang terpisah-pisah
(sejarah, geografi, kewarganegaraan ) tanpa mengkaji hubungan dengan kurikulum
secara menyeluruh. Badan-badan pemerintah Asosiasi Kesejarahan Amerika (AHA)
dan NCSS memanggil Komisi Nasional untuk memberikan pemikiran tentang cara-
cara meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran Sosial studies.
Pada tahun 1989, Pandangan Komisi Tenaga Pelaksana Kurikulum di Amerika
Serikat tentang program social studies antara lain :
1. kurikulum social studies yang lengkap memberikan pengalaman belajar
yang konsisten.
2. social studies memberikan hubungan yang jelas antara humanistis dan
disiplin ilmu   sosial dan ilmu alam.
3. materi social studies hendaknya bisa menjadi bahan yang bisa dikaji dan
diperdebatkan  ( inquiries ).
4. strategi pembelajaran harus membantu siswa menjadi siswa yang
independen dan Kooperatif.
Usulan Komisi Nasional Social studies Amerika Serikat terhadap
pembelajaran Social Studies :
a.  pembelajaran terpadu ( integrated ) antardisiplin ilmu social, ilmu alam, dan
humanistis.

3
b. menerapkan strategi pembelajaran inkuiri yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
B. Upaya Pembaruan Social Studies di Australia

Di Australia, social studies sebagai suatu mata pelajaran yang diberikan sejak
sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah dan dianggap sebagai mata pelajaran
yang mempunyai kedudukan yang penting di seluruh negara bagian. Pada tahun 1989,
Dewan Pendidikan Australia (the Australian Education Council) berhasil menyepakati
tujuan pendidikan nasional yang disahkan pada Konferensi Hobart dan diberi nama
“The Common and Agreed National Goals for Schooling in Australia.”

Sejalan dengan karakteristik pembelajaran inkuiri yang diawali dengan


pelontaran pertanyaan atau berbasis masalah, maka siswa ditantang oleh sejumlah
pertanyaan sehingga terdorong rasa ingin tahu untuk mencari sesuatu dalam rangka
menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah.

Strategi yang dikembangkan dalam proses inkuiri yang mendorong siswa


untuk aktif belajar dapat dilihat dalam bagan berikut :

EFECTIVE
PARTICIPATON

INVESTIGATION
THE SOCIAL WORLD

LEARNING HOW TO
Tune in organise draw and
decide and conclusions

TEACHING STRATEGIS
AND LEARNING ACTIVITIES
Ganbar : keterkaitan Belajar Inkuiri dengan Social studies
( Ministry of Education, 1987 :19)

4
Tetapi model atau teknik rumusan dari proses inkuiri ini mengalami perubahan
dibandingkan dengan kurikulum 1987. Ada tiga aktivitas utama dalam pendekatan
inkuiri yaitu :
1. Investigation adalah kegiatan untuk mengebangkan kemampuan siswa
dalam meneliti, memproses, dan mengintepretasikan data/ informasi.
2. Communication adalah kegiatan untuk mengembangkan kecakapan siswa
dalam menggunakan bermacam-macam bentuk komunikasi.
3. Participation adalah kegiatan mengembangkan kecakapan dan rasa percaya
diri siswa dalam kerja kelompok dan dalam proses pengambilan keputusan.
C. Upaya Pembaharuan Pembelajaran IPS di Indonesia
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam sistem pembelajaran di Indonesia
baru dikenal sejak lahirnya kurikulum tahun 1975. Pembelajaran ilmu-ilmu sosial
untuk tingkat persekolahan menggunakan istilah yang berubah-ubah sesuai dengan
situasi politik pada masa itu. Seperti :
1. Kurikulum 1964
       IPS menggunakan istilah Pendidikan Kemasyarakatan, ada dua yaitu :
a. Kelompok dasar terdiri dari Sejarah Indonesia dan Geografi Indonesi
b. Bahasa Indonesia dan Civics dan kelompok Cipta terdiri dari Sejarah
Dunia & Geografi Dunia. ( S. Hamid Hassan, 1996)
2. Kurikulum 1968
Ada perubahan nama menjadi Pendidikan Kewargaan Negara yang merupakan
korelasi dari ilmu bumi, sejarah, Pengetahuan Kewargaan Negara. (Dimyati,
1989)
3. Kurikulum 1975
Ada tiga jenis pendidikan yaitu pendidikan umum, pendidikan akademis, dan
pendidikan keahlian khusus. Dalam kurikulum ini IPS termasuk kelompok
akademis yang mempunyai misi menyampaikan nilai-nilai berdasarkan filsafat
Pancasila dan UUD 1945.
Tahun 1980 muncul bidang studi PSPB yang sejenis dengan IPS / sejarah dan
PMP yang merupakan gagasan dari Mendikbud Nugroho Notosusano (Alm).

5
4. Kurikulum 1994
Terjadi perubahan bahan kajian IPS sehingga menimbulkan pemisahan tujuan
yang ingin dicapai. Bahan kajian untuk Sekolah Dasar dibagi menjadi dua :
1. Pengetahuan Sosial meliputi lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi dan
pemerintahan.
2. Sejarah mencakup perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau
hingga kini.
Terdapat perbedaan antara kurikulum 1994 dan kurikulum sebelumnya yaitu
dalam Metode dan Penilaian yang memberikan anjuran umum bahwa pelaksanaan
proses belajar mengajar hendaknya para Guru menerapkan prinsip belajar aktif.

Dalam Pasal 37 UU Sisdiknas mengemukakan bahwa IPS merupakan mata


pelajaran wajib yang harus ada dalam kurikulum Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah.

Kemampuan Berfikir Untuk Siswa Sekolah Dasar

Selain pendekatan inkuiri yang dikembangkan oleh Savage dan Amstrong,


Pendekatan lain yang dikembangkan oleh Savage dan Amstrong untuk mendorong
siswa mengembangkan kemampuan berpikir dalam IPS ada empat yaitu :

1. Kemampuan berpikir kreatif ( creative thinking )


2. Berpikir kritis ( critical Thinking )
3. Kemampuan memecahkan masalah ( problem solving )
4. Kemampuan mengambil keputusan ( decision making )
Pendekatan Inkuiri ( Inquiry Approach )
Pembelajaran Inkuiri memperkenalkan konsep-konsep untuk para siswa secara
induktif. Belajar dengan menggunakan pendekatan induktif yang mencakup proses
berfikir dari hal-hal yang khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.

Kecakapan Belajar Inkuiri


6
Pembelajaran inkuiri menerapkan metode ilmiah untuk masalah belajar dan
umumnya digunakan dalam mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar.
Langkah-langkah pembelajaran Inkuiri menurut John Dewey dalam buku
klasiknya How We Think pada tahun 1910 sebagai berikut :
1. Menggambarkan indikator - indikator masalah atau situasi
2. Memberikan kemungkinan jawaban atau penjelasan
3. Mengumpulkan bukti untuk menguji kebenaran jawaban atau penjelasan
4. Menguji kebenaran jawaban sesuai bukti yang terkumpul
5. Merumuskan kesimpulan yang didukung bukti yang terbaik
Kecakapan Berfikir Kreatif( Creative Thinking )
Berpikir kreatif lebih mengutamakan pada pendekatan untuk memecahkan
masalah yang membingungkan, membantu kita dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan.
Salah satu teknik yang dikembangkan dalam berpikir kreatif adalah teknik
Brainstorming.
    Peraturan teknik Branstorming :
1. Siswa diberi fokus masalah.
2. Siswa diminta mengemukakan pendapat secepat-cepatnya.
3. Semua ide diterima, siswa diperingatkan untuk tidak berkomentar dahulu
terhadap pendapat orang lain baik positif atau negatif.
4. Guru menuliskan ide atau pendapat di papan tulis.
5. Guru menghentikan mendorong siswa memberikan pendapat ketika jawaban
siswa mulai lamban.
6. Diskusi umum untuk menyimpulkan pendapat.
Kecakapan Berpikir Kritis ( Critical Thingking )
Tujuan berfikir kritis adalah untuk menguji suatu pendapat atau ide
Bisa mendorong siswa untuk mengeluarkan ide baru. Termasuk melakukan
pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan.
Pada tahun 1972, Dunn and Dunn memodifikasi teknik Brainstorming dengan
keterampilan berpikir kritis , dengan langkah :
1. Guru menentukan topik yang mendorong siswa berpikir, cara memecahkan
masalah yang paling tepat adalah dengan pertanyaan.

7
2. Guru mengajukan pertanyaan berikutnya, mengapa ide itu belum diterapkan
tentang hal-hal yang menghambat.
3. Guru merencanakan membantu siswa berpikir tentang cara mengatasi suatu
hambatan.
4. Guru meminta siswa memberikan kemungkinan jawaban itu dapat
diterapkan terhadap masalah sebelumnya.
5. Siswa diminta mengambil keputusan apakah langkah pertama yang harus
dilakukan dalam memecahkan suatu masalah.
Keterampilan Memecahkan Masalah ( Problem Solving )
Setiap masalah idealnya dapat dipecahkan dengan penyelesaian yang benar,
tepat dan baik sesuai dengan dukungan bukti yang ada.
Langkah-langkah dalam  pembelajaran dengan teknik problem solving :
1. Mengenali adanya masalah.
2. Mencari alternatif pendekatan untuk memecahkan masalah itu.
3. Memilih dan menerapkan pendekatan.
4. Mencapai kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Proses Pengambilan Keputusan ( Decision Making Process )
Banyak pertanyaan yang kita kemukakan sering dijawab kurang tepat.
Jawaban itu mungkin saja mengandung kebenaran. Masalahnya bagaimana kita
memilih jawaban-jawaban yang mengandung kebenaran.
Langkah – langkah pendekatan dengan decision making dalam pembelajaran :
1. Mengenal persoalan atau masalah dasar.
2. Memberikan jawaban alternatif.
3. Mendeskripsikan bukti yang mendukung setiap alternatif.
4. Mengenal nilai yang tersirat pada alternatif jawaban.
5. Mendeskripsikan kemungkinan akibat yang muncul ketika memilih setiap
alternatif.
6. Membuat pilihan dari tiap alternatif.
7. Mendeskripsikan bukti dan nilai yang digunakan dalam membuat pilihan. 

8
Pendekatan Inkuiri Untuk Siswa Sekolah Menengah
Banks (1990) mengemukakan pendekatan mengajar dengan menggunakan
inkuiri sosial untuk menghasilkan fakta, konsep, generalisasi, dan teori.
Tujuan utama inkuiri ilmu sosial adalah untuk membangun teori, yang dapat
digunakan untuk memahami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol perilaku
masyarakat.
Model Inkuiri Sosial
1. Perumusan Masalah ( Problem Formulation )
Sebelum ilmuwan melakukan penelitian tentang suatu masalah, terlebih
dahulu ia harus memiliki ide yang jelas atau masalah yang akan dipecahkan.
Syarat suatu masalah harus lengkap, tepat, dapat diteliti. Rumusan masalah
yang ilmiah biasanya menunjukkan hubungan antara variabel.
Variabel diklasifikasikan menjadi :
a. Variabel Independen ( bebas ) : variabel yang dapat mengakibatkan
perubahan pada variabel lainnya.
b. Variabel dependen ( tergantung ) : variabel yang dipengaruhi akibat
tindakan variabel luar.
2.  Perumusan Hipotesis ( Formulation of Hypothesis )
Dugaan atau jawaban sementara untuk mengarahkan
penelitian.Pernyataan atau dalil sementara yang dirumuskan oleh seorang
peneliti untuk mengarahkan penelitian disebut Hipotesis,yang hipotesis tersebut
harus ada kaitannya dengan rumusan masalah.
3.  Definisi Istilah ( Konseptualisasi )
·   Peneliti harus membuat definisi istilah atau konsep yang jelas tentang
masalah penelitianya, dalam membuat definisi masalah agar tidak terjadi
perbedaan persepsi terhadap definisi konsep yang telah ditetapkan.

9
4.  Pengumpulan Data ( Collection of Data )
Dalam ilmu sosial para ilmuwan biasanya menggunakan tiga metode
utama dalam analisis data :
a. Eksperimen
Merupakan situasi laboratorium yang dikondisikan oleh peneliti
untuk menentukan bagaimana variabel-variabel itu saling berkaitan.
b. Survey sampel
Digunakan untuk mengumpulkan data. Sampel yang digunakan
harus representative ( mewakili ).
c. Studi kasus
Digunakan apabila peneliti akan meneliti karakteristik dari satu
unsur populasi.
5.  Pengujian dan Analisis Data ( Evaluation and Analysis of Data )
  Seorang peneliti harus berusaha menentukan kredibilitas dan
kebermaknaan informasi yang dikumpulkan dengan menggunakan instrument
yang telah teruji validitasnya oleh ilmuwan lain agar lebih teruji dan terpercaya
datanya.
6. Menguji Hipotesis Untuk Memperoleh Generalisasi dan Teori
Seorang ilmuwan sosial memulai rangkaian proses penelitian dengan
sebuah pertanyaan, biasanya dikaitkan dengan teori atau pengetahuan yang telah
ada. Namun pertanyaan-pertanyaan itu sendiri tidak dapat diuji secara langsung.
Hipotesis yang dikaitkan dengan pertanyaan itu perlu ditumuskan. Ketika data
yang dikumpulkan dan dianalisis, peneliti berusaha menguji apakah
hipotesisnya dapat dibuktikan dengan berdasarkan pada informasi yang telah
dikumpulkan.
Banks (1979:56) mengemukakan bahwa “teori-teori disusun berdasarkan
atas temuan dan penelitian sejumlah ilmuwan sosial , dan teori akan
ditinggalkan setelah adanya sejumlah hasil penelitian ilmuwan sosial yang
menemukan dalil – dalil yang tidak dapat dibuktikan “.

10
7. Memulai Inkuiri Lagi
Apabila peneliti telah menemukan bahwa data itu mendukung
hipotesisnya maka dukungan terhadap teori kecemburuan dalam persaingan
ekonomi akan semakin meningkat, karena ilmuwan tidak akan tinggal diam
mereka akan tetap terus melanjutkan proses penelitianya apakah dalil itu
diterima atau ditolak.

Model inkuiri sosial yang digambarkan di atas dapat didaur ulang dan
tidak bersifat linier atau terputus. Perhatikan bagan bibawah ini :

( Banks, 1990 : 79)

 
Doubt-concern

Problem formulation Theory - Values

Formulation of hypotheses
Definition of terms
conceptualization
Collection of data

Evaluation and analysis


Of data

Testing hypotheses

Beginning inquiry a new

Karena setiap negara mempunyai masalah tersendiri yang tidak selalu


sama, tentunya tidak semua pendekatan dapat ditransfer dan diterapkan
di sekolah-sekolah kita sebagaimana aslinya. Kita perlu melakukan modifikasi,
percobaan, dan penelitian serta penyesuaian mengingat latar belakang budaya
sekolah dan siswa serta guru kita berbeda dengan latar belakang budaya negara
lain.

BAB III
11
PENUTUP

Puji Syukur selalu kami ucapkan kepada Allah SWT yang selalu
melimpahkan Karunia-Nya untuk kita semua. Sehingga Materi yang dibuat
dapat dipelajari serta dipahami, dan kami menyadari didalam Makalah ini masih
sangat kurang dari kata sempurna. maka dari itu penulis selalu mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca agar Makalah ini sempurnya nantinya.

12

Anda mungkin juga menyukai