Anda di halaman 1dari 16

MODUL7

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

POKOK BAHASAN: 1 Pengerian Pendekatlan Pembelajaran

2.Jenis Jenis Pendekatan Pembelajaran

ALOKASI WAKTU: 4 x 50 MENIT (2x Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pembelajaran modul inl, mahasiswa


diharapkan dapat:

1. Mejelaskan pengertian dan jenis pendekatan pembelajaran


2. Menjelaskan langkah-langkah umum pendekatan kompetensi
3. Menjelaskan hal-hal yang poriu untuk diperhatikan dalam pembelajaran
berdasarkan pendekatan keterampilan proses
4. Menjelaskan Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning)

B. Kegiatan Belajar

Agar mahasiswa dapat mempolajari modul ini, dengan baik, ikuti


petunjuk belajar di bawah ini:
1. Bacalah dengan cermat sotiap bagian modul hingga dapat memahami setiap
komponen yang disajikan.
2. Setelah mempelajari materi pembelajaran modul ini, diharapkan menjawab
soal-soal latihan yang telah disediakan.

C. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran mengacu pada model pembelajaran yang
akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran, tahapan
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

1
Pendekatan pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer,
kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992: 4). Selanjutnya Joyce menyatakan
bahwa setiap pendekatan pembelajaran mengarahkan kita ke dalam
mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Seokamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud
dari pendekatan pembelajaran adalah: "Kerangka konseptual yang
melukiskann prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar". Hal ini sejalan dengan apa
yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (1993) bahwa pendekatan
pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar
Arends (1997: 7) menyatakan "The term teaching pendekatan refers
to a particular approach to instruction that includes its goals syntax,
environment, and management system." Istilah pendekatan pengajaran
mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,
sintaksnya, lingkungannya, dan system pengelolaannya.
Istilah pendekatan pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada strategi, metode atau prosedur. Menurut (Kardi dan Nur, 2000: 9),
pendekatan pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki
oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pendekatan tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.

2
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.

(1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
Istilah pendekatan pembelajaran meliputi pendekatan yang luas dan
menyeluruh. Contohnya pada pendekatan pembelajaran berdasarkan
masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu
masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang
menerapkan pendekatan pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggu-
nakan bernacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan
berpikir kritis.
Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori
belajar konstruktivisme. Pada pendekatan ini pembelajaran dimulai dengan
menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerja
sama antar siswa. Dalam pendekatan pembelajaran ini guru memandu siswa
menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan;
guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang
dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru
menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya
penyelidikan siswa.

(2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
Pendekatan-pendekatan pembelajaran dapat diklasifikasikan
berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat
lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan
adalah pembelajaran langsung, suatu pendekatan pembelajaran yang baik
untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel
perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan

3
alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-
konsep matematika tingkat tinggi.

(3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pendekatan


pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berhasil
Sintaks (pola urutan) dari suatu pendekatan pembelajaran adalah
pola yang menggambarakan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yamg pada
umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pemelajaran. Sintaks (pola
urutan) dari suatu pendekatan pembelajaran menunjukkan dengan jelas
kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks
dari macam-macam pendekatan pembelajaran memiliki komponen-
komponen yang sama., Contoh, setiap pendekatan pembelajaran diawali
dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat
dalam proses pembelajaran. Setiap pendekatan pembelajaran diakhiri
dengan menutup pelajaran, di dalamnya meliputi kegiatan merangkum
poko-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.

(4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat


tercapai
Tiap-tiap pendekatan pembelajaran membutuhkan sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya,
pendekatan pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang
fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan permbelajaran
diskusi para siswa duduk di bangku yang disusun secara melingkar atau
seperti tapal kuda. Sedangkan pada proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran langsung, siswa berhadap-hadapan
dengan guru. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain,
sedangkan pada pendekatan pembelajaran langsung siswa harus tenang dan
memperhatikan guru.

4
Johnson (dalam Samani, 2000), menyatakan bahwa untuk
mengetahui kualitas pendekatan pembelajaran harus dilihat dari dua aspek,
yaitu aspek proses dan aspek hasil. Aspek proses mengacu apakah
pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
(joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar. Sedangkan
aspek hasil mengacu kepada apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan,
yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan
atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya,
terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik.
Tugas utama guru adalah mengajar dan karena itu setiap guru
dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Kompetensi mengajar
dimiliki jika guru paling tidak mampu memahami dan menerapkan taktis
berbagai metode belajar-mengajar di samping secara kemampuan-
kemampuan lain yang menunjang.
Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk
memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode
pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan
iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru
melakukan suatu kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan
dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya.

2. Kriteria Pendekatan Pembelajaran


Selain ciri-ciri khusus, pendekatan pembelajaran dikatakan baik
apabila memenuhi kriteria/aspek sebagai berikut:
a. Aspek sahih (valid)
Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu: (1) apakah
pendekatan yang digunakan didasarkan pada rasionalitas teori yang kuat;
dan (2) apakah terdapat konsistensi internal.

5
b. Aspek praktis
Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika: (1) para ahli dan
praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan;
dan (2) kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut
dapat diterapkan.

c. Aspek efektif
Aspek ini berkaitan dengan aspek efektifitas. Trianto (2007
menyatakan bahwa parameter keefektifan pendekatan pembelajaran
meliputi: (1) para ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya
menyatakan pendekatan tersebut efektif; dan (2) secara operasional
pendekatan tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Khabibah (2006), bahwa untuk melihat tingkat kelayakan


suatu pendekatan pembelajaran untuik aspek validitas dibutuhkan ahli dan
praktisi untuk memvalidasi pendekatan pembelajaran yang dikembangkan.
Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan efektifitas diperlukan suatu
perangkat pembelajaran untuk melaksanakan model pembelajaran yang
dikembangkan. Sehingga untuk melihat kedua aspek ini perlu dikaji suatu
perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan
pendekatan pembelajaran. Selalin itu, perlu juga dikembangkan instrument
penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran


Sedikitnya terdapat lima pendekatan pembelajaran yang perlu
dipahami guru untuk mengajar dengan baik, yaitu pendekatan kompetensi,
pendekatan keterampilan proses, pendekatan lingkungan, pendekatan
kontekstual, dan pendekatan tematik, kelima pendekatan tersebut dijelaskan
sebagai berikut
a. Pendekatan Kompetensi
Kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksanakan sesuatu
yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan. Dalam hubungannya

6
dengan proses pembelajaran, kompetensi menunjuk kepada perbuatan
(performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu
dalam proses belajar. Dikatakan perbuatan karenavmerupakan perilaku
yang dapat diamati meskipun sebenamya seringkali terlihat pula proses
yang tidak tampak seperti pengambilan keputusan/pilihan sebelum
perbuatan dilakukan. Kay (1977) mengemukakan bahwa "Competency
based education,an approach to instruction that aims to teach each
student the basic knowledge, skill, attitudes, and values essential to
competence".
Kompetensi selalu dilandasi oleh rasionalitas yang dilakukan
dengan penuh kesadaran "mengapa" dan "bagaimana" perbuatan tersebut
dilakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi
merupakan indikator yang menunjuk kepada perbuatan yang diamati, dan
sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap, serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.
Pembentukan kompetensi bersifat transaksional, bergantung pada
kondisi-kondisi dan pihak-pihak yang terlibat secara aktual. Paling tidak
terdapat tiga landasan filosofi yang mendasari pendidikan berdasarkan
kompetensi.
Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah
pembelajaran individual. Melalui pembelajaran indívidual peserta didik
diharapkan dapat belajar sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Setiap
peserta didik dapat belajar dengan cara dan berdasarkan kemampuannya
masing-masing. Hal ini membutuhkan pengaturan kelas yang fleksibel,
baik sarana maupun waktu, karena memungkinkan peserta didik belajar
dengan kecepatan yang berbeda, penggunaan alat yang berbeda, serta
mempelajari bahan ajar yang berbeda pula.
Kedua, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery leaming)
atau belajar sebagai penguasaan (leaning of mastery) adalah suatu
falsafah tentang pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan system
pembelajaran yang tepat semua peserta didik akan dapat belajar dengan

7
hasil yang baik dari seluruh bahan yang diberikan. Bloom dalam Hall
(1986) menyatakan bahwa "Sebagian besar peserta didik dapat
menguasai apa yang diajarkan kepadanya, dan tugas pembelajaran adalah
mengkondisikan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik
menguasai materi pembelajaran yang diberikan"
Ketiga, bagi perkembangan pendidikan berdasarkan kompetensi
adalah usaha penyusunan kembali definisi bakat. Dalam kaitan ini Carrol
dalam Hali (1986) menyatakan bahwa dengan waktu yang cukup, semua
peserta didik dapat mencapai penguasaan suatu tugas belajar. Jika asumsi
tersebut diterima, perhatian harus dicurahkan pada waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas belajar.
Implikasi terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut.
Pertama, pembelajaran perlu lebih menekankan pada pembelajaran
individual meskipun dilaksanakan secara klasikal, dengan
memperhatikan perbedaan peserta didik. Misalnya tugas diberikan secara
individu, bukan secara kelompok.
Kedua, perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif dengan
metode dan media yang bervariasi yang memungkinkan setiap peserta
didik mengikuti kegiatan belajar dengan tenang dan menyenangkan.
Ketiga, dalam pembelajaran perlu diberikan waktu yang cukup terutama
dalam penyelesaiar tugas/praktek pembelajaran agar setiap peserta didik
dapat mengerjakan tugas belajar dengan baik. Apabila waktu yang
tersedia di sekolah tidak mencukupi, berilah kebebasan kepada peserta
didik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan di luar kelas.
Dalam kaitannya dengan pengembangan pembelajaran
berdasarkan pendekatan kompetensi, Ashan (1981) mengemukakan
terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) menetapkan
kompetensi yang ingin dicapai, (2) mengembangkan strategi untuk
mencapai kompetensi, dan (3) evaluasi proses pembelajaran. Kompetensi
yang ingin dicapai merupakan pernyataan tujuan (goal statement) yang
hendak diperoleh peserta didik serta menggambarkan hasil belajar

8
(learning outcomes) pada aspek pengetahuan, keterampilan. nilai, dan
sikap.
Strategi mencapai kompetensi (the enabling strategy), merupakan
strategi untuk membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi
yang ditetapkan. Untuk itu, dapat dibuat sejumlah alternatif kegiatan,
misalnya membaca, mendengarkan, berkreasi, berinteraksi, observasi,
dan sebagainya sampai terbentuk suatu kompetensi.
Evaluasi dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar
(behavioral outcomes) dengan respon peserta didik yang dapat diberikan
berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar. Sejalan dengan uraian di
atas Sukmadinata (1983) mengemukakan tiga tahap yang dilakukan guru
dalam proses pembelajaran, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran.
1) Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan pertama-tama perlu ditetapkan
kompetensi-kompetensi yang akan diwujudkan dalam kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan kompetensi-kompetensi tersebut
selanjutnya dikembangkan tema, subtema, dan topik-topik mata
pelajaran yang akan diajarkan. Pendekatan kompetensi yang
mendasari konsep kesepadanan teori dan pratik sering menggunakan
modul sebagai sistem pembelajaran. Modul merupakan suatu unit
yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar
yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan
yang dirumuskan secara jelas.
Mengingat kondisi guru-guru di Indonesia sangat beragam,
baik berkaitan dengan kemampuan maupun latar belakang
pendidikannya, dalam pengembangan materi pembelajaran, khususnya
dalam persiapan pembelajaran, disarankan minimal meliputi tiga hal,
yakni (1) tujuan yang ingin dicapai, (2) materi yang perlu dipelajari,
dan (3) sejumlah pertanyaan untuk menilai kemampuan belajar peserta
didik.

9
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah merealisasikan
konsep pembelajaran dalam bentuk perbuatan. Dalam pendidikan
berdasarkan kompetensi pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu
rangkaian pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan.
yang meliputi persiapan, penyajian, aplikasi, dan penilaian.
(a) Tahap persiapan
Merupakan tahap guru mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan pembelajaran. Hal-hal yang termasuk
dalam tahap ini adalah mempersiapkan ruang belajar, alat dan
bahan, media, dan sumber belajar, serta mengkondisikan
lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik siap
belajar.
(b) Tahap penyajian
Merupakan tahap guru menyajikan informasi, menjelaskan
cara kerja baik keseluruhan proses maupun masing-masing
gerakan yang dilakukan dengan cara demonstrasi.
(c) Tahap aplikasi atau praktek
Merupakan tahap peserta didik diberi kesempatan
melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan.
terkonsentrasi pada pengawasan dan pemberian bantuan secara
perseorangan maupun kelompok.
(d) Tahap penilaian
Merupakan tahap guru memeriksa hasil kerja dengan
menyertakan peserta didik untuk menilai kualitas kerja serta
waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut. Kegiatan guru lebih

3) Evaluasi dan Penyempurnaan


Evaluasi dan penyempurnaan perlu dilakukan sebagai proses
yang kontinu untuk memperbaiki pembelajaran dan membimbing

10
pertumbuhan peserta didik. Dalam kaifannya dengan pembelajaran
berdasarkan pendekatan kompetensi, evaluasi dilakukan untuk
menggambarkan perilaku hasil belajar (behavioral outcomes) dengan
respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang
diperoleh dari belajar. Evaluasi dan behavioral outcomes ini
mengandung nilai-nilai yang dapat digunakan untuk menentukan
kualitas atau derajat pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

b. Pendekatan Keterampilan Proses


Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan
kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pengertian tersebut, termasuk diantaranya keterlibatan fisik,
mental, dan social peserta didik dalam proses pembelajaran untuk
mencapai suatu tujuan.
Indicator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain
kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, mengukur,
mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan,
menerapkan, mengkomunikasikan, dan mengekspresikan diri dalam
suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya.
Kemampuan-kemampuan yang menunjukkan keterlibatan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat dilihat melalui
partisipasi dalam kegiatan pembelajaran berikut:
1) Kemampuan bertanya
2) Kemampuan melakukan pengamatan
3) Kemampuan mengidentifikasi pengamatan
4) Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan klasifikasi
5) Kemampuan menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh
pengalaman secara langsung
6) Kemampuan merencanakan suatu kegiatan penelitian

11
7) Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang telah
dikuasai dalam situasi baru mengklasifikasi hasil
8) Kemampuan menyajikan suatu hasil pengamatan dan atau hasil
penelitian

Pendekatan keterampilan proses bertolak dari suatu pandangan


bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda, dan dalam
situàsi yang normal, mereka dapat mengembangkan potensinya secara
optimal. Oleh karena itu, tugas guru adalah memberikan kemudahan
kepada peserta didik dengan menciptakan lingkungan yang kondusif agar
semua peserta didik dapat berkembang secara optimal.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Keaktifan peserta didik didorong oleh kemauan untuk belajar karena
adanya tujuan yang ingin dicapai (azas motivasi).
2) Keaktifan peserta didik akan berkembang jika dilandasi dengan
pendayagunaan potensi yang dimilikinya.
3) Suasana kelas dapat mendorong atau mengurangi aktivitas peserta
didik. Suasana kelas harus dikelola agar dapat merangsang aktivitas
dan kreativitas belajar peserta didik
4) Dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru adalah memberikan
kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai
tujuan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong
aktivitas dan krativitas peserta didik dalam, pembelajaran antara, lain:
diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum, tanya jawab, karya-
wisata, studi kasus, bermain peran, dan kegiatan-kegiatan lain yang
dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran

c. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta

12
didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik
perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan,
sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan
berfaedah bagi lingkungannya.
Dalam pendekatan lingkungan, hubungan faedah lingkungan. Isi
dan prosedur disusun hingga mempunyai makna dan ada hubungannya
antara peserta didik dengan lingkungannya. Pengetahuan yang diberikan
harus memberi jalan keluar bagi peserta didik dalam menanggapi
lingkungannya. Pemilihan tema seyogyanya ditentukan oleh kebutunan
lingkungan peserta didik. Misalnya di lingkungan petani, tema yang
berkaitan dengan pertanian akan memberikan makna yang lebih
mendalam bagi peserta didik Demikian halnya di lingkungan pantai,
tema tentang kehidupan pantai akan sangat menarik minat dan perhatian
peserta didik.
Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati
sendiri apa-apa yang ada di lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah
maupun di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, peserta didik dapat
menanyakan sesuatu yang ingin diketahui kepada orang lain di
lingkungan mereka yang dianggap tahu tentang masalah yang dihadapi.
Berkaitan dengan pendekatan lingkungan, UNESCO (1980)
mengemukakan bahwa jenis-jenis lingkungan yang dapat didayagunakan
oleh peserta didik untuk kepentingan pembelajaran meliputi:
1) Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosio ekonomi,
dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik.
2) Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada
dalam suatu kelompok masyarakat

13
3) Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang
memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan
pembelajaran

Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat


dilakukan dengan dua cara:
1) Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan
pembelajaran. Hal ini biasa dilakukan dengan metode karyawisata,
metode pemberian tugas, dan lain-lain.
2) Membawa sumber-sumber dari lingkungan sekolah (kelas) untuk
kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti
nara sumber, bisa juga sumber tiruan, seperti pendekatan, dan gambar.

Guru sebagai pemandu pembelajaran dapat memilih lingkungan


dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mendayagunakannya dalam
kegiatan pembelajaran. Pemilihan tema dan lingkungan yang akan
didayagunakan hendaknya didiskusikan dengan peserta didik.

d. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) yang sering disingkat CTL merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk
mengefektifkan dan menyukseskan implementasi Kurikulum 2004.
Pendekatan CTL merupakan konsep pembelajaran yang
menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia
kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui proses penerapan kompetensi dalam
kehidupan sehari-hari, peserta didik akan merasakan pentingnya belajar,
dan mereka akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang
dipelajarinya. CTL memungkinkan proses belajar yang tenang dan
menyenangkan, karena pembelajaran dilakukan secara alamiah, sehingga

14
peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung apa-apa yang
dipelajarinya. Pembelajaran kontekstual mendorong peserta didik
memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga
memungkinkan mereka rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar,
bahkan kecanduan belajar. Kondisi tersebut terwujud, ketika peserta
didik menyadari tentang apa yang mereka perlukan untuk hidup, dan
bagaimana cara menggapainya.
Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memberikan
kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai
sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya
menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi
mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting
dan sangat menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan
pembelajaran secara keseluruhan. Nurhadi (2002: 4) mengemukakan
pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual sebagai
berikut:
1) Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa. Dari "guru akting di depan kelas, siswa menonton" ke "siswa
aktif bekerja dan berkarya, guru mengarahkan"
2) Pembelajaran harus berpusat pada 'bagaimana cara' siswa
menggunakan pengetahuan baru mereka. Proses belajar lebih
dipentingkan dibandingkan hasilnya
3) Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses
penilaian (assessment) yang benar.
4) Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu
penting.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kontekstual dipengaruhi


oleh berbagai factor yang sangat erat kaitannya. Faktor-faktor tersebut
bisa datang dari dalam diri peserta didik (internal) dan dari luar dirinya

15
atau dari lingkungan di sekitarnya (eksternal). Sehubungan dengan itu,
Zahorik (1995) mengungkapkan lima elemen yang harus diperhatikan
dalam pembelajaran kontekstual, sebagai berikut:
1) Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki
oleh peserta didik
2) Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-
bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus)
3) Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara:
(a) Menyusun konsep sementara
(b) Melakukan sharing untuk memperoleh masukan tanggapan dari
orang lain
(c) Merevisi dan mengembangkan konsep
4) Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekan secara langsung
apa-apa yang dipelajari
5) Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan
pengetahuan.

D. Soa-soal Latihan

1. Jelaskan pengertian dan jenis pendekatan pembelajaran.


2. Tuliskan filosofi pelaksanaan pendidikan berdasarkan kompetensi!
3. Jelaskan langkah-langkah umum pendekatan kompetensi!
4. Tuliskan kemampuan yang menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi!
5. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran berdasarkan
pendekatan keterampilan proses!
6. Jelaskan pengertian Teaching and Learning)!
7. Uraikan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
pembelajaran kontekstual (Contextual kontekstual!

16

Anda mungkin juga menyukai