DISUSUN OLEH :
SUCICA TRI PUTRI ( 856590677 )
DOSEN PEMBIMBING :
AHMAD BADRUL LUBIS,S.pd. M.pd
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat serta hidayah inayah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu alangan yang berarti. Tidak lupa
sholawat serta salam kepada junjungan nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari
jaman jahiliah menuju jaman islamiah sekarang ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Pembelajaran di sekolah dasar” ini adalah
sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan.
Pemakalah mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada dosen
pembimbing.
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilema dalam Pendidikan terutama dalam Pendidikan Indonesia dibanding dengan Perndidikan di
negara lain memang jauh berbeda. Dilihat dari sejarah berkali kali Indonesia bergonta ganti kurikulum
dengan tujuan agar Pendidikan Indonesia Berkembang Lebih Pesat Namun terkadang Kualitas Guru
atau Tenaga pendidikan tidak di prioritaskan padahal jika dipikir oleh orang awam pun salahsatu
penentu kemajuan pendidikan yang paling utama adalah kualitas guru, bagaimana guru dituntut untuk
menjadikan putra putri penerus bangsa yang berkualitas dan mempunyai daya saing dengan putra putri
dari negara lain.
Jika Guru sudah menganut strategi dan model yang inovatif dalam pembelajaran, kami yakin
hasilnya akan begitu baik dalam pendidikan tersebut. Untuk itu didalam makalah ini kami mencoba
menjelaskan tentang model model belajar dan rumpun model mengajar serta proses pembelajaran yang
semoga dapat membantu para pembaca sekalian untuk sama sama meningkatkan prestasi dan
kemajuan negara tercinta kita yakni Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dari Makalah ini dapat ditarik rumusan masalah antara lain?
1. Apa itu model belajar dan macamnya?
2. Apa itu rumpun model mengajar dan macamnya?
3. Bagaimana prosedur pembelajaran yang baik?
BAB 1I
PEMBAHASAN
MODEL MODEL BELAJAR
Pertama, dalam mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja sama dengan teman untuk menentukan strategi
pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.
Kedua, ketergantungan yang positif, maksudnya adalah setiap anggota kelompok hanya dapat berhasil
mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.
Dalam menerapkan belajar kolaboratif ini, harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut:
Segalanya berbicara.
Segalanya bertujuan.
Beraangkat dari pengalaman.
Hargai setiap usaha.
Rayakan setiap keberhasilan.
b. Ketergantungan positif
Prinsip kedua dari belajar kooperatif adalah ketergantungan positif. Beberapa orang direkrut sebagai
anggota kelompok karena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota dapat bekerja sama.
Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan
materi ajar.
Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai
teknik pelaksanaan belajar kooperatif.
D. BELAJAR TEMATIK
Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh,
global/tematis, makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci serta spesifik pemahamannya
terhadap konsep tertentu.
Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasannya secara
komprehensif, semua unsur kecerdasan ingin dikembangkannya sehingga muncul konsep pentingnya
multiple intelligent untuk dikembangkan.
Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.
Ada konteksnya.
Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep
secara utuh, akan sulit mengajar sub-subkonsep secara terpisah-pisah.
Joice & weil (2000) mengatakan model model social dirancang untuk menilai keberhasilan dan
tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik, dan memecahkan masalah.
2. Investigasi kelompok
Infestigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau konfensional. Rencana
tersebut meliputi pendalaman materi yang terpadu secara kelompok, diskusi, dan perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Dengan bermain peran, guru megajak belajar untuk memahami pengertian perilaku sosial,
peranannya dalam interaksi sosial, dan cara-cara memecahkan masalah sosial dengan cara-cara yang
lebih efektif.
4. Inkuiri Yurisprudensi
Dengan model ini pebelajar belajar berpikir tentang kebijakan-kebijakan sosial. Studi tentang isu-isu
sosial di masyarakat suatu negara, di tingkat nasional maupun internasional dapat dipersiapkan bagi
para pembelajar.
6. Inkuiri Sosial
Model ini dirancang dengan maksud khusus, yaitu mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara
berfikir, dan studi tentang nilai-nilai sosial dengan memberi tugas- tugas yang menggabungkan aspek
kognitif dan sosial.
1. Berfikir Induktif
Model ini memaparkan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi,
serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendiskripsikan hubungan di antara serangkaian data.
2. Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik-
topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data, mengecek
hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
4. Latihan inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan alasan sebab akibat dan
menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep, dan hipotesis serta
mengujinya.
5. Mnemonic
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasemilasi informasi. Guru dapat
menggunakan mnemonic untuk membimbing penyajian materi.
6. Sinektik
Model Ini dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-
kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik-topik dari suatu bidang ilmu
yang luas.
1. Pengajaran Nondirektif
Dikembangkan dari teori konseling, model ini menekankan kerjasama, antara pebelajar dengan guru.
Guru berusaha membantu pebelajar memahami bagaimana memainkan peran utama dalam pencapaian
pendidikanya.
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Rumpun model pembelajar personal berpijak pada teori belajar humanistik yang dikembangkan oleh
Abraham Maslow, R.Roger, C.Bruner, dan Arthur Comb. Semua jenis model pembelajaran belajarnya
berpusat pada siswa. Selain itu dalam proses pembelajaran, siswa diberikan kebebasan dalam
menentukan metode, strategi, bahan ajar, dan lingkungan belajarnya sesuai dengan gaya belajarnya
masing-masing. pembelajaran non direktif, sinektif, sistem konseptual dan pertemuan kelas. Masing-
masing memiliki sintak yang berbeda dalam penerapannya. Namun pada intinya semua kegiatan
pembelajaran mendorong pembentukan mental belajar siswa dan peningkatan kreativitas serta rasa
percaya diri siswa. Disamping itu proses pembelajaran dikemas secara fleksibel, menarik dan
menyenangkan. Guru bertindak hanya sebagai fasilitator belajar dan mengarahkan proses belajar agar
mencapai target yang diharapkan masingmasing siswa. Proses evaluasinya berfokus pada produktivitas
karya dari buah kreativitas masing-masing individu siswa. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajarnya
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiro., Amri, Sofan., Dkk. 2011. Strategi Pebelajaran Beroentasi KTSP. Jakarta: PT.
Pretasi Pustakaraya. Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung.
Alfabeta. Idi, Abdullah. 2014. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik. Jakarta. Rajawali Pers.
Joyce., B., Weil, M., & Shower, B. 1992. Models of teaching (4 th ed). Englewood Cliff, N.J: Prentice-
Hall.