Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur

dalam Mata Kuliah Strategi Pembelajaran

DISUSUN OLEH :
SUCICA TRI PUTRI ( 856590677 )

DOSEN PEMBIMBING :
AHMAD BADRUL LUBIS,S.pd. M.pd

MAHASISWA JURUSAN PGSD


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat serta hidayah inayah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu alangan yang berarti. Tidak lupa
sholawat serta salam kepada junjungan nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari
jaman jahiliah menuju jaman islamiah sekarang ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Pembelajaran di sekolah dasar” ini adalah
sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan.

Pemakalah mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada dosen
pembimbing.

Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat,

Kerinci, Oktober 2021

Pemakalah

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

 Dilema dalam Pendidikan terutama dalam Pendidikan Indonesia dibanding dengan Perndidikan di
negara lain memang jauh berbeda. Dilihat dari sejarah berkali kali Indonesia bergonta ganti kurikulum
dengan tujuan agar Pendidikan Indonesia Berkembang Lebih Pesat Namun terkadang Kualitas Guru
atau Tenaga pendidikan tidak di prioritaskan padahal jika dipikir oleh orang awam pun salahsatu
penentu kemajuan pendidikan yang paling utama adalah kualitas guru, bagaimana guru dituntut untuk
menjadikan putra putri penerus bangsa yang berkualitas dan mempunyai daya saing dengan putra putri
dari negara lain.
    Jika Guru sudah menganut strategi dan model yang inovatif dalam pembelajaran, kami yakin
hasilnya akan begitu baik dalam pendidikan tersebut. Untuk itu didalam makalah ini kami mencoba
menjelaskan tentang model model belajar dan rumpun model mengajar serta proses pembelajaran yang
semoga dapat membantu para pembaca sekalian untuk sama sama meningkatkan prestasi dan
kemajuan negara tercinta kita yakni Indonesia.

B.      Rumusan Masalah
Dari Makalah ini dapat ditarik rumusan masalah antara lain?
1.      Apa itu model belajar dan macamnya?
2.      Apa itu rumpun model mengajar dan macamnya?
3.      Bagaimana prosedur pembelajaran yang baik?
BAB 1I

PEMBAHASAN
MODEL MODEL BELAJAR

A. BELAJAR KOLABORATIF (COLLABORATIVE LEARNING)


1. Hakikat Belajar Kolaboratif
Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antar siswa dalam suatu kelompok biasa, tetapi
suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja bersama,
memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif adalah


(1) adanya tujuan yang sama, dan
(2) dan ketergantungan yang positif.

Pertama, dalam mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja sama dengan teman untuk menentukan strategi
pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.
Kedua, ketergantungan yang positif, maksudnya adalah setiap anggota kelompok hanya dapat berhasil
mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.

Dalam menerapkan belajar kolaboratif ini, harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut:

 Mengajarkan keterampilan kerja sama, mempraktikkan, dan balikan diberikan


dalam hal seberapa baik keterampilan-keterampilan digunakan.
 Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang kohesif.

 Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku


masing-masing.

2. Manfaat Belajar Kolaboratif


Manfaat dari belajar kolaboratif, yaitu:
a. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok.
b. Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
c. Memupuk rasa kebersamaan antar siswa.
d. Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan masalah bagi setiap
individu yang diarahkan. 
e. Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama.
f. Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung jawab.

B. BELAJAR KUANTUM (QUANTUM LEARNING)


1. Hakikat Belajar Kuantum
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu
“kebosanan”. Istilah Kuantum secara harfiah berarti “kualitas sesuatu”, mekanis (yang berkenaan
dengan gerak).

Pembelajaran kuantum mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai, menakjubkan,


menyenangkan, dan menggairahkan. Indikator keberhasilan pembelajaran kuantum adalah siswa
sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera kalau aktivitas belajarnya menyenangkan dan menggairahkan.

2. Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kuantum


Prinsip utama dari pembelajaran kuantum, yaitu:

 Segalanya berbicara.
 Segalanya bertujuan.
 Beraangkat dari pengalaman.
 Hargai setiap usaha.
 Rayakan setiap keberhasilan.

C. BELAJAR KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)

1. Hakikat Belajar Kooperatif


Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa
bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain. Usaha-
usaha kooperatif menghasilkan participant yang berusaha saling menguntungkan.
2. Prinsip Utama Belajar Kooperatif
Prinsip utama dari belajar kooperatif, yaitu:
a. Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar lebih
kooperatif.

b. Ketergantungan positif
Prinsip kedua dari belajar kooperatif adalah ketergantungan positif. Beberapa orang direkrut sebagai
anggota kelompok karena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota dapat bekerja sama.

3. Manfaat Belajar Kooperatif

Manfaat belajar kooperatif, di antaranya:


a. Meningkatkan hasil belajar pebelajar.
b. Meningkatkan hubungan antar kelompok.
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar.
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berpikir.
e. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
g. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.

4. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif mempunyai keterbatasan, antara lain:

 Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
 Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
 Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan
materi ajar. 
 Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
 Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai
teknik pelaksanaan belajar kooperatif.

D. BELAJAR TEMATIK

1. Hakikat Belajar Tematik


Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokok
(tema), dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan dengan tema.

2. Prinsip Belajar Tematik 


Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung. Semua
kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Meinbach (1995) mengatakan bahwa pembelajaran
tematik mengkombinasikan struktur, urutan dan strategi yang diorganisasikan dengan baik.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al. mengemukakan karakteristik pembelajaran tersebut sebagai
berikut.

 Memberikan pengalaman langsung  dengan objek-objek yang nyata bagi


pebelajar untuk menilai dan memanipulasinya.
 Menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya.
 Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pebelajar.
 Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru
yang didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
 Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek
perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan fisik.
 Mengakomodasi kebutuhan pebelajar untuk bergerak dan melakukan
kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif.
 Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke
dalam pengertian.
 Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman
di keluarga yang dibawa pebelajar ke kelasnya.
 Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.

4. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di SD

 Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh,
global/tematis, makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci serta spesifik pemahamannya
terhadap konsep tertentu.
 Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasannya secara
komprehensif, semua unsur kecerdasan ingin dikembangkannya sehingga muncul konsep pentingnya
multiple intelligent untuk dikembangkan.
 Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.
 Ada konteksnya.
 Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep
secara utuh, akan sulit mengajar sub-subkonsep secara terpisah-pisah.

5. Manfaat Belajar Tematik


Belajar tematik juga memberi kesempatan yang nyata kepada pebelajar untuk membentuk latar
belakang informasi sendiri dalam rangka membangun pengetahuan baru.

RUMPUN MODEL BELAJAR

A. RUMPUN MODEL SOSIAL 

Joice & weil (2000) mengatakan model model social dirancang untuk menilai keberhasilan dan
tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik, dan memecahkan masalah.

Kegiatan terpenting dalam pengelolaan kelas sebenarnya merupakan pengembangan hubungan


koorperatif di dalam kelas.
1. Partner dalam Belajar
Akhir-akhir ini banyak dikembangkan belajar koorperatif (seperti telah dibahas pada kegiatan belajar
1) yang merupakan kemajuan besar dalam pengembangan strategi mengajar yang membantu pebelajar
bekerja secara efektif.

2. Investigasi kelompok
Infestigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau konfensional. Rencana
tersebut meliputi pendalaman materi yang terpadu secara kelompok, diskusi, dan perencanaan proyek.

3. Bermain Peran
Dengan bermain peran, guru megajak belajar untuk memahami pengertian perilaku sosial,
peranannya dalam interaksi sosial, dan cara-cara memecahkan masalah sosial dengan cara-cara yang
lebih efektif.

4. Inkuiri Yurisprudensi
Dengan model ini pebelajar belajar berpikir tentang kebijakan-kebijakan sosial. Studi tentang isu-isu
sosial di masyarakat suatu negara, di tingkat nasional maupun internasional dapat dipersiapkan bagi
para pembelajar.

5. Kepribadian dan Gaya Belajar


Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan guru yakin bahwa semua itu dapat
berkembang. Perkembangan dapat terjadi secara optimal, apabila lingkungan menyediakan cara kerja
konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.

6. Inkuiri Sosial
Model ini dirancang dengan maksud khusus, yaitu mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara
berfikir, dan studi tentang nilai-nilai sosial dengan memberi tugas- tugas yang menggabungkan aspek
kognitif dan sosial. 

B. RUMPUN MODEL PEMROSESAN INFORMASI


Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan pembawaan seseorang
memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan data, memahami masalah dan mencari
pemecahanya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menyampaikanya.

1. Berfikir Induktif
Model ini memaparkan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi,
serta menciptakan dan menguji hipotesis  yang mendiskripsikan hubungan di antara serangkaian data.

2. Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik-
topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.

3. Inkuiri Ilmiah 
Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data, mengecek
hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.

4. Latihan inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan alasan sebab akibat dan
menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep, dan hipotesis serta
mengujinya.

5. Mnemonic 
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasemilasi informasi. Guru dapat
menggunakan mnemonic untuk membimbing penyajian materi.

6. Sinektik 
Model Ini dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-
kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik-topik dari suatu bidang ilmu
yang luas.

7. Pengorganisasi Awal (Advance Organizer)


Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk memahami materi
melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.

8. Penyesuaian dengan Pebelajar


Model ini bertolak dari studi Kohlberg yang digunakan untuk membantu kita menyesuaikan
pembelajaran pada suatu tahap kematangan pebelajar secara individu dan merancang cara dan
meningkatkan perkembangan pebelajar.

C. RUMPUN MODEL PERSONAL


Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu. Seseorang berusaha
memperoleh pendidikan sehingga berusaha memahami dirinya sendiri dengan lebih baik, bertanggung
jawab atau pendidikannya sendiri, dan belajar mencapai pengembangan yang baru dengan lebih kuat,
lebih sensitif, dan lebih kreatif, dalam meraih kehidupan yang berkualitas tinggi.

1. Pengajaran Nondirektif
Dikembangkan dari teori konseling, model ini menekankan kerjasama, antara pebelajar dengan guru.
Guru berusaha membantu pebelajar memahami bagaimana memainkan peran utama dalam pencapaian
pendidikanya.

2. Peningkatan Harga Diri


Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa harga diri dan
kemampuan aktualisasi diri. Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegiatan-kegiatan
kerja sama dengan pebelajar untuk meyakinkan dan memberikan gambaran tentang pribadi si pebelajar
sebaik mungkin.

D. RUMPUN MODEL SISTEM PERILAKU


Dasar teoritik model ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi perilaku, terapi perilaku, dan
cybernetic.

1. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram


Aplikasi teori sistem perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut belajar
tuntas (mastery learning.) 
2. Pembelajaran Langsung
Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan langsung kepada siswa.

3. Belajar Melalui Simulasi: Latihan dan Latihan Mandiri


Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari  teori perilaku kelompok cybernetic. Salah satu di
antaranya adalah model teori-ke-praktik dan yang lain adalah simulasi.

BAB IV

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Rumpun model pembelajar personal berpijak pada teori belajar humanistik yang dikembangkan oleh
Abraham Maslow, R.Roger, C.Bruner, dan Arthur Comb. Semua jenis model pembelajaran belajarnya
berpusat pada siswa. Selain itu dalam proses pembelajaran, siswa diberikan kebebasan dalam
menentukan metode, strategi, bahan ajar, dan lingkungan belajarnya sesuai dengan gaya belajarnya
masing-masing. pembelajaran non direktif, sinektif, sistem konseptual dan pertemuan kelas. Masing-
masing memiliki sintak yang berbeda dalam penerapannya. Namun pada intinya semua kegiatan
pembelajaran mendorong pembentukan mental belajar siswa dan peningkatan kreativitas serta rasa
percaya diri siswa. Disamping itu proses pembelajaran dikemas secara fleksibel, menarik dan
menyenangkan. Guru bertindak hanya sebagai fasilitator belajar dan mengarahkan proses belajar agar
mencapai target yang diharapkan masingmasing siswa. Proses evaluasinya berfokus pada produktivitas
karya dari buah kreativitas masing-masing individu siswa. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajarnya
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiro., Amri, Sofan., Dkk. 2011. Strategi Pebelajaran Beroentasi KTSP. Jakarta: PT.
Pretasi Pustakaraya. Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung.

Alfabeta. Idi, Abdullah. 2014. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik. Jakarta. Rajawali Pers.
Joyce., B., Weil, M., & Shower, B. 1992. Models of teaching (4 th ed). Englewood Cliff, N.J: Prentice-
Hall.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta.


Rajawali Press.

Anda mungkin juga menyukai