Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 1

NAMA : YUNIANI MN
NIM : 858829203
MATKUL : PENDIDIKAN ABK

1. Saudara telah mempelajari mengenai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) melalui sesi 1,2, dan 3.
Silakan jabarkan satu kasus mengenai ABK, Saudara dapat mengambil dari berita atau youtube atau
sumber lain tetapi harus menampilkan sumber tersebut! Setelah itu jelaskan kasus tersebut dengan teori
yang telah diperoleh dalam sesi 1 sampai sesi 3, jelaskan dengan kalimat Saudara mengenai kasus
tersebut!
2. Saat ini hak memperoleh Pendidikan bagi ABK sudah diatur dalam Undang-Undang. Silakan jabarkan
peraturan di Indonesia yang mengatur hak tersebut dan jelaskan dengan kalimat Saudara sendiri!
3. Dari pertanyaan no 2, terlihat peraturan mengenai Pendidikan bagi ABK memang sudah ada. Menurut
Saudara apakah peraturan tersebut sudah benar-benar terlaksana di Indonesia saat ini? Berikan alasannya
disertai bukti-bukti konkret dari internet atau sumber lain (harus melampirkan sumbernya)!
4. Layanan Pendidikan bagi ABK terdapat beberapa macam yaitu layanan Pendidikan segregasi, inklusi,
dan integrasi. Menurut Saudara layanan Pendidikan manakah yang paling tepat? Dan berikan alasannya!
5. Model-model layanan untuk anak berbakat terdiri dari model layanan kognitif-afektif, model layanan
perkembangan moral, model perkembangan nilai dan layanan berbagai bidang khusus. Dari seluruh
model layanan tersebut, menurut Saudara manakah model layanan yang paling efektif untuk diterapkan
pada anak berbakat dari aspek kognitif? Berikan alasannya!

JAWABAN
1. Sumber Berita : https://jabar.idntimes.com/news/jabar/wildan-ibnu/nyala-asa-siswa-abk-di-sdn-2-weru-
kidul-kecil-namun-berarti?page=all
Berita ini adalah kisah seorang anak yang bernama Yudan. Yudan adalah seorang anak berkebutuhan
khusus karena mengidap syndrome autisme ringan. Pengalaman tak mengenakan itu terpaksa dilaluinya
dengan tabah. Ibu Yudan ( Prihatin) harus lebih sabar berjuang demi sang buah hati bisa bersekolah
layaknya anak-anak lain seusia Yudan.

Terlintas dalam benak Prihatin ingin menyekolahkan Yudan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) - tempat yang
tepat bagi anak berkebutuhan khusus dan pengidap autisme. Akan tetapi, minimnya biaya dan jarak,
membuatnya mengurungkan niat menyekolahkan Yudan ke SLB. Bagi Prihatin, jarak sekolah luar biasa
terlampau jauh, 5 kilometer dari rumahnya. SLB terdekat yaitu hanya ada di Kecamatan Depok dan
Sumber.

Keterbatasan ekonomi tak membuat Prihatin tak patah arang. Dia terus mendampingi hari-hari Yudan
untuk belajar, meski hanya mengajari membaca dan menulis di rumah. Namun begitu, semangat agar
Yudan bisa bersekolah tak pernah pudar. Berjalannya waktu, doa-doanya terjawab Sang Maha Kuasa.
Pada 2018, Prihatin mendapat informasi adanya sebuah sekolah dasar berbasis pendidikan inklusi (SD
Negeri 2 Weru Kidul).
Harapan Yudan bisa bersekolah, semakin terbuka lebar. Prihatin tidak menyia-nyiakan kesempatan itu
untuk mendaftarkan anaknya di SD Negeri 2 Weru Kidul Kabupaten Cirebon. Kini, senyum keceriaan
Yudan bisa belajar bersama siswa lain bisa dijumpai di setiap sudut sekolah.

Prihatin mengaku bersyukur karena anaknya bisa diterima di SD Negeri 2 Weru Kidul bersama siswa
lain tanpa pembedaan. Dia berharap, tumbuh kembang sang anak semakin baik dengan model
pendidikan pembiasaan dengan siswa non berkebutuhan khusus di kelas. Yudan pun tampak riang tanpa
beban menjalani hari-hari sekolah, kendati sang ibu harus setia mendampingi Yudan.

2. UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Pasal ini mengamanatkan bahwa semua warga negara, termasuk anak-anak yang memiliki keterbatasan
atau yang berada dalam kondisi kurang beruntung, berhak mendapatkan pendidikan, terutama
pendidikan Sekolah Dasar.
Kemendikbud Ristek juga mengemukakan, salah satu pemenuhan pendidikan anak khususnya bagi
penyandang disabilitas adalah melalui pendidikan inklusif sesuai yang tertuang dalam pasal 1 Permen
Nomor 70 tahun 2009.
Pendidikan inklusif sendiri adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan. Ini juga memberi kesempatan untuk peserta didik
yang memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa. Semua berhak untuk mengikuti pendidikan
atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama, dengan peserta didik pada
umumnya. Dalam pendidikan inklusif ini, seluruh anak perempuan dan laki-laki harus menyelesaikan
pendidikan dasar dan menengah secara gratis setara dan berkualitas sehingga berjuang pada hasil
pembelajaran yang relevan dan efektif.
Hak penyandang disabilitas dijamin oleh undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang
disabilitas yang mencantumkan hak-hak penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas punya hak
memperoleh pendidikan inklusif untuk mengakses pembelajaran bermutu di seluruh tingkatan dan jenis
fasilitas pendidikan. Akomodasi yang layak bagi anak-anak penyandang disabilitas juga tertuang dengan
PP nomor 13 tahun 2020. Modifikasi dan penyesuaian yang tepat dan diperlukan untuk menjamin
pelaksanaan semua hak asasi manusia dan kebebasan fundamental untuk penyandang disabilitas
berdasarkan kesetaraan.
Hak mendapat pendidikan bagi ABK juga tercantum dalam Dekarasi Umum HakHhak Kemanusiaan
1948 "The 1948 Universal Declaration of human !ight ".Diperbaharui pada Konferensi Dunia tentang
pendidikan untuk semua tahun 1990 “the 1994 World conference on education for 'll ". Konferensi
Dunia tentang pendidikan di Samalanca, Spanyol yang memantapkan Education for All 7-10( Juni) 1994

3. Beberapa sekolah di Indonesia telah melaknakan Pendidikan inklusi belum merata dengan kendala
tenaga pendidik yang belum terlatih dan fasilitas yang kurang memadahi
Bukti dapat kita baca melalui artikle . Berikut link artikle dan berita:
1. https://publikasi.data.kemdikbud.go.id/upload/file/isi_14D0F106-F4EE-486B-A74F-
84A191B4AD25_.pdf
2. https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/3600/3937
3. https://www.kompasiana.com/dydy127/61600c7306310e594c4b0b98/pendidikan-inklusif-
apakah-sudah-merata

4. Saya berpendapat bahwa Bentuk layanan pendidikan inklusi adalah pendidikan untuk anak
berkebutuhan khusus yang tepat. Dimana Pendidikan Inklusi adalah Pendidikan yang menghargai
semua peserta didik termasuk anak berkebutuhan khusus. Semua peserta didik berada dalam
lingkungan yang sama dan belajar dalam kelas yang sama sepanjang waktu.

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum sekolah tersebut dengan dilakukan modifikasi dan
adaptasi sesuai kebutuhan bagi semua peserta didik. Bentuk layanan pendidikan inklusif yakni layanan
pendidikan yang di dalam sekolah/kelas umum terdapat peserta didik yang beragam, termasuk di
dalamnya adalah anak-anak yang tumbuh dan berkembang secara berbeda dibanding dengan anak-anak
pada umumnya. (ingat materi tentang keberagaman).

Bentuk layanan ini prinsipnya adalah mereka hadir bersama-sama, saling menghargai dan menerima
perbedaan, semua bisa berpartisipasi dalam kegiatan belajar sesuai dengan kemampuannya masing-
masing dan diyakini semua anak dalam kelas bisa mencapai prestasi sesuai kondisinya masing-masing.

Bentuk layanan yang inklusif di sekolah umum


Bentuk layanan yang inklusif di sekolah umum menggunakan kurikulum yang ada di sekolah tersebut,
tetapi guru memungkinkan melakukan perubahan terkait dengan kondisi kelas yang beragam. Guru
sangat memungkinkan memodifikasi dan mengadaptasi Pada proses belajar dalam kelas dengan peserta
didik yang beragam (inklusif) guru kelas atau guru mata pelajaran bertanggungjawab penuh terhadap
pelaksanaan kegiatan belajar. Tidak menutup kemungkinan guru membutuhkan pertolongan GPK untuk
merancang kegiatan belajar sehingga semua anak bisa belajar dalam kelas yang sama.

5. Beberapa model layanan yang digunakan untuk menangani anak berbakat antara lain:
1. Model layanan kognitif-afektif
2. Model layanan perkembangan moral
3. Model perkembangan nilai
4. Dan layanan berbagai bidang khusus lain
Model layanan yang paling efektif untuk menangani anak berbakat dari aspek kognitif diantaranya
adalah:
a. Diberikan kesempatan untuk dapat meloncat kelas ke kelas yang lebih tinggi dalam waktu singkat
(mempercepat masa belajar).
b. Membentuk kelas khusus dengan pengajar yang khusus pula yang fokus melatih kepandaian anak
berbakat tersebut.
c. Menyediakan perangkat latih yang diperlukan si anak berbakat sehingga kepandaian atau
keahliannya dapat tersalurkan sesuai perkembangannya.
d. Mengirim mereka ke ajang-ajang kompetisi baik di jenjang nasional maupun internasional.
e. Pemerintah harus menjamin kelangsungan pendidikannya sampai ke jenjang universitas tanpa biaya
apabila yang bersangkutan berasal dari keluarga kurang mampu.

Anak berbakat adalah anak yang cukup spesial yang mempunyai bakat-bakat khusus yang diatas
rata-rata rekan sebayanya. Untuk itu dalam menyalurkan bakat dan kepandaian khusus ini mereka
perlu ditangani secara khusus agar keterampilan mereka tersalurkan dan tidak sia-sia. Mereka
umumnya dapat mempelajari sesuatu sangat cepat jauh melebihi teman-teman sebayanya.
Berikut ciri-ciri anak berbakat:
1. Memiliki IQ diatas 130
2. Memiliki nilai-nilai pelajaran akademis yang mendekati sempurna
3. Memiliki keinginan belajar yang tinggi
4. Memiliki keingintahuan yang besar tentang sesuatu yang mereka minati
5. Mampu menguasai dan menyelesaikan pelajaran dengan cepat
Untuk itu pihak pendidik harus mampu mendeteksi bakat-bakat khusus siswa mereka yang memiliki
kepandaian di luar rata-rata ini dan memfasilitasi segala keperluan si anak berbakat ini agar bakatnya
dapat dibina dan disalurkan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain membawa nama baik keluarga, anak
berbakat ini juga dapat membawa harum nama bangsa apabila dapat diikutkan ke ajang-ajang kompetisi
dunia sesuai bakatnya untuk mewakili negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai