Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 2

PDGK4505 / PEMBAHARUAN DALAM


PEMBELAJARAN DI SD

NAMA :
NIM :
POKJAR : TINAMBUNG
PROGRAM STUDI : PGSD-S1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA MAJENE
2023-1
1. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Hakikat
pembelajaran konstruktivistik menurut Brooks & Brooks (1993) adalah pengetahuan
bersifat non-objektif, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu. Di dalam
konstruktivisme terdapa beberapa bagian lagi, di antaranya adalah empat prinsip
konstruktivistik sosial. Uraikan keempat prinsip tersebut!

Jawaban:

Empat prinsip konstruktivistik sosial antara lain, sebagai berikut:

a. Pembelajaran Sosial (social learning)Pendekatan pembelajaran yang dipandang


sesuai adalah pembelajaran kooperatif yaitu siswa belajar melalui interaksi bersama
dengan orang dewasa atau teman yang lebih cakap.

b. Zone of Proximal Development (ZPD)Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak
dapat memecahkan masalah sendiri, tetapidapat memecahkan masalah itu setelah
mendapat bantuan orang dewasa atau temannya.Bantuan atau support diberikan
agar siswa mampu mengerjakan tugas atau soal yanglebih tinggi tingkat
kerumitannya daripada tingkat perkembangan kognitif anak.

c. Cognitive Apprenticeship Yaitu proses yang digunakan seorang pelajar secara


bertahap untuk memperolehkeahlian melalui interaksi dengan ahli, bisa orang
dewasa seperti gutu atau temansebaya yang lebih pandai. Pengajaran siswa adalah
suatu bentuk masa magang/ pelatihan.

d. Pembelajaran Termediasi (Mediated Learning)Vygostky menekankan pada


scaffolding yaitu bantuan yang diberikan oleh orang lainkepada anak untuk
membantunya mencapai kemandirian. Siswa diberi masalah yangkompleks, sulit,
dan realistik, dan diberi bantuan secukupnya dalam memecahkanmasalah tersebut.
Bantuan yang diberikan dapat berupa petunjuk, peringatan, motivasi,menguraikan
masalah ke dalam bentuk lain yang lebih mudah untuk dipahami.

2. Proses pembudayaan terjadi dalam bentuk proses enkulturasi (enculturation) dan


proses akulturasi (acculturation). Jelaskan perbedaan proses enkulturasi dan
akulturasi budaya dalam pendidikan anak! Berikanlah contohnya masing-masing!

Jawaban:

Proses enkulturasi yaitu pewarisan tradisi budaya. Biasanya proses ini terjadi
secara informal dalam keluarga, komunitas budaya suatu suku atau komunitas budaya
suatu wilayah. Proses pembudayaan enkulturasi dilakukan oleh orang tua atau yang
dianggap senior terhadap anak-anak atau terhadap orang yang dianggap lebih muda.
Tata krama, adat istiadat, keterampilan suatu suku atau keluarga biasanya diturunkan
kepada generasi berikutnya melalui proses enkulturasi.Contoh enkulturasi yaitu, orang
tua Lisa senantiasa mencontohkan dan mengajarinya untuk bertutur bahasa dengan
benar dan perlahan menirukannya.Sehingga seiring bertambahnya usia, Lisa akan mahir
berbicara dengan bahasa yang telah diajarkan oleh orang tuanya.

Sedangkan akulturasi merupakan adopsi tradisi suatu budaya, di mana proses ini
biasanya terjadi secara formal melalui pendidikan. Seseorang yang tidak tahu, diberitahu
dan disadarkan akan keberadaan suatu budaya, kemudian orang tersebut akan
mengadopsi budaya itu.Contohnya bagi pendatang yang ada di Indonesia, mereka
secara perlahan mulai mempelajari tentang pahlawan-pahlawan nasional seperti yang
tertera dalam uang kertas, mulai mengetahui tentang lagu-lagu kebangsaan Indonesia,
dan lain sebagainya.

3. Pembelajaran ETS tidak hanya memperhatikan isu masyarakat dan lingkungan yang
telah ada dan mengaitkannya dengan unsur lain, tetapi juga pada cara melakukan
sesuatu untuk kepentingan masyarakat dan lingkungan itu yang memungkinkan
kehidupan masyarakat serta kelestarian lingkungan terjaga sementara kepentingan
lain terpenuhi. Uraikan karakteristik pembelajaran SETS!

Jawaban:

Pembelajaran SETS yang sangat bertumpu pada pembelajaran sains, memiliki


beberapa karakteristik, yaitu berikut ini:

a. Siswa dibawa ke dalam situasi untuk pemanfaatan konsep sains yang berbentuk
teknologi untuk kepentingan masyarakat.

b. Siswa diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi
dalam proses pengalihan (transfer) sains ke dalam bentuk teknologi.

c. Siswa diminta untuk menjelaskan keterhubungan antara unsur sains yang dipelajari
dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai keterkaitan antar
unsur tersebut.

d. Siswa dibawa untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian dari penggunaan


konsep sains tersebut apabila diubah dalam bentuk teknologi.

e. Dalam konteks konstruktivisme, siswa diajak berbincang tentang SETS dari berbagai
macam arah, dan dari berbagai macam. Awal tergantung pengetahuan dasar yang
dimiliki oleh yang bersangkutan.
4. Secara konstitusional sesungguhnya pendidikan demokrasi dan HAM sudah ada sejak
tahun 1945 yang ditujukan unuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Menurut Gandal
dan Finn (1992) terutama di Negara berkembang, Pendidikan demokrasi sering
dianggap taken for granted and ignored yaitu dianggap sebagai hal yang akan terjadi
dengan sendirinya atau malah dilupakan. Apabila dalam program pendidikan, terdapat
beberapa tuntutan terhadap paradigma baru terkait dengan demokrasi dan HAM.
Uraikan tuntutan paradigma baru dalam program pendidikan tersebut!

Jawaban:

Tuntutan paradigma baru dalam program pendidikan antara lain, sebagai berikut:

a. Memberikan perhatian yang cermat dan usaha yang sungguh-sungguh pada


pengembangan pengertian tentang the root and branches of democratic ideas, yakni
hakikat dan karakteristik aneka ragam demokrasi, bukan hanya yang berkembang di
Indonesia.

b. Mengembangkan kurikulum atau paket pendidikan yang sengaja dirancang untuk


memfasilitasi siswa agar mampu mengeksplorasi ".. how the ideas of democracy
have been translated into institutions and practices around the world and through
the ages" , yakni bagaimana cita-cita demokrasi telah diterjemahkan ke dalam
kelembagaan dan praktik di berbagai belahan bumi dan dalam berbagai kurun waktu.

c. Tersedianya sumber belajar yang memungkinkan siswa mampu mengeksplorasi


sejarah demokrasi di negaranya untuk dapat menjawab persoalan apakah kekuatan
dan kelemahan demokrasi yang diterapkan di negaranya itu secara jernih.

d. Tersedianya sumber belajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk memahami


penerapan demokrasi di negara lain sehingga mereka memiliki wawasan yang luas
tentang ragam ide dan sistem demokrasi dalam berbagai konteks.

e. Dikembangkannya kelas democratic laboratory, lingkungan sekolah atau kampus


sebagai micro cosmos of democracy, dan masyarakat luas sebagai open global
classroom yang memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam situasi
berdemokrasi, dan untuk tujuan melatih diri sebagai warga negara yang demokratis
atau learning democracy, in democracy,amd for democracy.

5. Secara keilmuan, pendidikan demokrasi dan HAM merupakan bagian integral dari
pendidikan kewarganegaraan, yang pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan
individu menjadi warga negara yang cerdas dan baik. Salah satu model yang digunakan
adalah PKKBI. PKKBI membelajarkan siswa memiliki kepekaan sosial dan memahami
permasalahan yang terjadi dilingkungan secara cerdas. Uraikan karakteristik
substansif dan psikopedagogis PKKBI!

Jawaban:

Karakteristik substantif dan psikopedagogis PKKBI antara lain, sebagai berikut:

a. Bergerak dalam konteks substantif dan sosial kultural kebijakan publik sebagai salah
satu koridor demokrasi yang berfungsi sebagai wahana interaksi warga dengan
negara dalam melaksanakan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya sebagai warga
negara Indonesia yang cerdas, partisipatif dan bertanggung jawab, yang secara
kurikuler dan pedagogis merupakan misi utama pendidikan kewarganegaraan.

b. Menerapkan model portofolio-based learning atau"model belajar yang berbasis


pengalaman untuk peserta didik" yang dirancang dalam desain pembelajaran yang
memadukan sinergi model-model social problem solving (pemecahan masalah),
social inquiry ( penelitian sosial), social involvement (pelibatan sosial), cooperative
learning (belajar bersama) , somulated hearing (simulasi dengan pendapat), deep-
dialogue and critical thinking ( dialog mendalam dan berpikir kritis), values
clarification ( klarifikasi nilai), democratic teaching (pembelajaran demokratis)".
Dengan demikian, model ini potensial menghasilkan powerful learning atau belajar
yang berbobot dan bermakna yang secara pedagogis bercirikan prinsip meaningful
(bermakna), integratif ( terpadu), value-based (berbasis nilai), challenging
(menantang), activating (mengaktifkan), and joyful (menyenangkan).

c. Kerangka operasional pedagogis dasar yang digunakan adalah modifikasi langkah


strategis pemecahan masalah dengan langkah-langkah, identifikasi masalah,
pemilihan masalah, pengumpulan data, pembuatan portofolio, showcase, dan
refleksi, sedangkan kemasan portofolionya mencakup panel sajian atau file
dokumentasi dikemas dengan menggunakan sistematik k identifikasi dan pemilihan
masalah, alternatif kebijakan, usulan kebijakan, dan rencana tindakan. Sementara itu
kegiatan showcase didesain sebagai forum dengan pendapat (simulated public
hearing).

Anda mungkin juga menyukai