Anda di halaman 1dari 5

Masalah 1

Proses pembudayaan terjadi dalam tradisi pewarisan dari satu generasi satu ke generasi
berikutnya. Selain itu dapat terjadi melalui adopsi kebudayaan. Pewarisan budaya dikenal
dengan istilah enkulturasi. Selain itu dikenal pula istilah akulturasi.
Uraikan tentang enkulturasi dan akulturasi! Uraikan tentang konsep mendasar tentang proses
pembudayaan!

Jawaban :
Enkulturasi merupakan suatu proses sosial yang dilakukan oleh seorang dengan adat istiadat,
sistem norma, tata sosial, dan peraturan – peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses
enkulturasi ini pada hakekatnya sudah dimulai oleh seseorang sejak ia masih kecil didalam
lingkungan keluarga, tetangga, saudara, teman sepermainan atau bahkan di Sekolah sekalipun.
Pembudayaan Enkulturasi ini biasanya terjadi secara informal dalam keluarga, komunitas
Budaya suatu suku atau komunitas Budaya suatu wilayah.
Dengan demikian, terjadinya Enkulturasi seringkali dimulai dari adanya kegiatan belajar dengan
meniru berbagai tindakan, kemudian dari tindakan yang dihasilkan dari belajar tersebut di
internalisasikan atau dimasukkan dalam kepribadiannya. Dengan proses yang dilakukan berkali –
kali, tindakan seseorang menjadi suatu pola yang mantap dan norma yang tindakannya untuk
dibudayakan.
Contoh Proses Enkulturasi :
1. Jika Adi duduk tidak sopan dirumah, maka Bapak atau Ibu akan menegur Adi sehingga
ketika bertamu kerumah orang lain, Adi sudah dapat duduk dengan sopan.
2. Ami selalu diajarkan untuk memberi salam ketika pulang kerumah. Dengan begitu Ami dan
temannya selalu memberi salam pada Bapak / Ibu Guru ketika tiba di Sekolah.

Sedangkan Akulturasi merupakan salah satu bagian interaksi Sosial dalam kehidupan
bermasyarakat. Hal ini terjadi karena adanya interaksi Sosial dalam Masyarakat yang berbeda –
beda Suku, Agama, Ras dan Golongannya.
Akulturasi ini adalah suatu proses Sosial yang timbul saat suatu kelompok manusia dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan Asing. Kebudayaan Asing
ini lambat laun akan diterima dan diolah tanpa menghilangkan unsur Kebudayaan kelompok itu
sendiri.
Proses Akulturasi ini biasanya terjadi secara Formal melalui Pendidikan. Dimana seseorang yang
tidak tahu akan diberitahu dan disadarkan tentang keberadaan suatu Budaya, kemudian orang
tersebut mengadopsi Budaya tersebut. Misalnya : Seseorang yang pindah kesuatu tempat baru,
kemudian mempelajari Bahasa, Budaya, Kebiasaan dari Masyarakat ditempat baru tersebut, lalu
orang itu akan berbahasa dan berbudaya, serta melakukan kebiasaan sebagaimana Masyarakat
ditempat itu.
Contoh Akulturasi dalam proses Pendidikan di Sekolah (Bergaul dengan sesama, berdiskusi,
Sopan santun, tata tertib Sekolah, dan lain sebagainya )

This study source was downloaded by 100000826598513 from CourseHero.com on 11-01-2022 12:31:07 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/91847724/DISKUSI-4docx/
1. Tata tertib di Sekolah
2. Menjaga kebersihan Sekolah
3. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan

Konsep mendasar tentang proses Pembudayaan


Dalam suatu konsep sederhana, pembudayaan adalah suatu proses pencapaian hasil yang
permanen berupa penghayatan segenap Pengetahuan dan keterampilan yang didapat melalui
Pendidikan sehingga dengan adanya individu yang bersangkutan mampu berbuat atau melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya atau kehidupan orang lain. Proses ini seyogyanya
berlangsung seiring dengan proses Pendidikan itu sendiri.
Dengan demikian, Pembudayaan mensyaratkan “Penghayatan” dan perbuatan nyata yang timbul
pada individu sebagai hasil Pendidikan, baik yang berlangsung dalam Keluarga, di Masyarakat,
ataupun dalam Lembaga Pendidikan Formal seperti Sekolah.
Proses Pembudayaan melalui Pendidikan sangat ditonjolkan dalam empat pilar Pendidikan
UNESCO, yaitu Belajar untuk mengetahui (Learning To Know), belajar untuk melakukan
(Learning To Do), belajar hidup bersama (Learning To Live Together), Dan Belajar Untuk
Mandiri (Learning To Be). Pendidikan dalam konsep empat pilar ini dengan jelas mengacu
kepada kualitas manusia yang bertumpu pada penguasaan IPTEK melalui Proses belajar
menemukan dan belajar (Learning To Learn) secara terus menerus, Penguasaan keterampilan
untuk mampu melakukan tugas – tugas dan memecahkan masalah – masalah, kemampuan
memahami dan hidup dengan orang lain dalam suasana saling membutuhkan dan saling
menghormati, dan kematangan Kepribadian untuk mampu berpikir dan berbuat secara mandiri
serta bertanggung jawab.

Masalah 2
Teori belajar konstruktivisme merupakan landasan bagi pembelajaran berbasis budaya. Salah
satu prinsip dasar dari teori konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis budaya adalah
memungkinkan terjadinya penciptaan makna secara kontekstual berdasarkan pengalaman awal
guru/siswa sebagai masyarakat budaya.
Jelaskan teori belajar yang lain, serta berikan contoh!
Jawaban :
Pembelajaran berbasis Budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap Budaya sebagai bagian
yang Fundamental bagi Pendidikan, Ekspresi dan Komunikasi suatu gagasan, serta
perkembangan Pengetahuan. Pembelajaran berbasis Budaya ini dapat dibedakan menjadi 4
macam, yaitu : Belajar tentang Budaya, Belajar dengan Budaya, Belajar melalui Budaya, dan
Belajar berbudaya. Landasan teori Pembelajaran berbasis Budaya, didasarkan pada Teori
Konstruktivisme dalam Pendidikan terutama berkembang dari hasil pemikiran Vygotsky,
Pemikiran Piaget, serta Pemikiran Brooks dan Brooks.

This study source was downloaded by 100000826598513 from CourseHero.com on 11-01-2022 12:31:07 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/91847724/DISKUSI-4docx/
Pembelajaran berbasis Budaya ini bermula dari pendekatan Experiental learning, yang berarti
belajar melalui penghayatan langsung atas pengalaman yang dialami. Jadi, Syarat dalam
Pendekatan Experiental Learning, yaitu :
1. Siswa memikul Tanggung jawab pribadi untuk belajar apa yang ingin dicapainya.
2. Lebih dari hanya sekedar melibatkan proses – proses Kognitif
3. Tujuan belajarnya meliputi pula Aspek keterampilan dan Aspek Afektif
4. Siswa aktif dalam proses Pembelajaran, baik secara fisik maupun Psikologis.

Pembelajaran berbasis Budaya dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, dengan
menggunakan model Pembelajaran seperti :
 Program Suave (Socios Unidos Para Artes Via Education)
Program Suave ini digunakan untuk membantu Guru dalam menggunakan benda – benda
Seni untuk mengajarkan Bidang Ilmu seperti Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa
 Etno Matematika
Pembelajaran ini digunakan dalam mempelajari struktur teori Aljabar yang ada dalam pola
tenun Tradisional, Pola musik, dan sistem Persaudaraan dalam Budaya
 Pembelajaran Sets (Science, Environment, Technology adn Society)
Pembelajaran Sets merupakan Pembelajaran terpadu yang diharapkan mampu
membelajarkan siswa untuk memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegratif
 Pembelajaran Inovatif IPA Toray
Inovasi ini dikembangkan untuk Sekolah Menengah dalam Pembelajaran Biologi, Fisika dan
kimia dengan cara menggunakan lingkungan sekitar sebagai laboraturium Pembelajaran IPA

Pembelajaran berbasis Budaya dalam tulisan ini dikhususkan pada Mata Pelajaran SBK Seni
rupa, lebih khususnya ateri menggambar motif batik. Dalam Pembelajaran berbasis Budaya ini
karya seni gambar yang dirancang berhubungan dengan Budaya siswa yaitu Batik. Karena Batik
merupakan Budaya asli Indonesia yang harus di lestarikan, dengan Pembelajaran berbasis
Budaya diharapkan siswa dapat lebih mengenal Batik dan membanggakan batik sebagai karya
Budaya Bangsa Indonesia.
Sesuai dengan Teori Konstruktivisme, proses belajar dalam Pembelajaran berbasis Budaya tidak
dapat dirancang dengan Guru berperan sebagai penceramah, sementara siswa duduk dengan pasif
mendengarkan, mencatat materi pelajaran yang disampaikan Guru, melainkan proses belajar
difokuskan pada strategi atau cara agar siswa dapat :
1. Melihat keterhubungan antara konsep / prinsip dalam bidang ilmunya, dengan Budaya dalam
beragam konteks yang baru
2. Memperoleh pemahaman terpadu tentang bidang Ilmu dan Budaya sebagai landasan untuk
berpikir kritis
3. Berpartisipasi aktif, senang dan bangga untuk belajar bidang ilmu dalam belajar berbasis
Budaya
4. Menciptakan makna berdasarkan Pengetahuan dan pengalaman awal yang di miliki, melalui
beragam interaksi.

This study source was downloaded by 100000826598513 from CourseHero.com on 11-01-2022 12:31:07 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/91847724/DISKUSI-4docx/
5. Memperoleh pemahaman bahwa ada kaidah keilmuan dalam kehidupan sehari – hari siswa
dalam konteks komunitas Budayanya
6. Memperoleh pemahaman yang integral dan keterampilan ilmiah dalam mempersiapkan
segala sesuatu di sekelilingnya, termasuk Budaya dan ragam perwujudan Budaya

Dengan demikian, ada beberapa Teori dalam Pembelajaran yang mungkin bisa menjadi inspiratif
bagi Guru dalam dalam menyampaikan Pembelajaran kepada siswa, yaitu diantaranya adalah :
 Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang menyatakan tentang perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Munculnya perilaku akan
semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar
sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill
atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Contohnya : Penerapan hukuman Membersihkan halaman bagi Siswa yang terlambat datang
ke Sekolah
 Teori belajar kognitif disebut sebagai model perceptual, yaitu melatih siswa untuk
mengoptimalkan dalam memahami terhadap suatu objek. Teori ini menyatakan bahwa
tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan dirinya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahamn yang
tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak. Teori kognitif ini sangat besar
pengaruhnya dalam proses pembelajaran, akibatnya pembelajaran di Indonesia pada
umumnya lebih cenderung kognitif oriented (berorientasi pada intelektual/kognisi). Sehingga
out put pendidikan kaya intelektual tetapi miskin moral kepribadian.
Pada hakikatnya teori kognitif adalah sebuah teori pembelajaran yang cenderung melakukan
praktek yang mengarah pada kekuatan intelektual peserta didik. Meskipun teori ini memiliki
berbagai kelemahan, namun memiliki juga kelebihan yang harus diperhatikan yaitu
kecerdasan peserta didik perlu dimulai dari adanya pembentukan kualitas intelektual
(kognitif). Konsekuensinya proses pembelajaran harus lebih memberi ruang yang luas agar
siswa mengembangkan kualitas intelektualnya.
Contoh Teori belajar Kognitif yang kita alami sehari – hari :
Pada saat kita terbagun pagi karena bunyi beker, kita bisa memutuskan tindakan apa yang
kita lakukan, yaitu Mematikan jam beker dan melanjutkan tidur lagi atau mematikan jam
beker lalu beranjak dari tempat tidur dan mulai beraktifitas.
 Dalam teori humanistik, proses belajar dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami

This study source was downloaded by 100000826598513 from CourseHero.com on 11-01-2022 12:31:07 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/91847724/DISKUSI-4docx/
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya.
Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konep-konsep pendidikan untuk membentuk
manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi - potensi yang ada dalam diri mereka.
Teori humanistik bersifat sangat eklektik. Setiap pendekatan belajar memiliki kelemahan
maupun kelebihannya, teori ini akan memanfaatkan teori-teori apapun, asal tujuannya
tercapai.

This study source was downloaded by 100000826598513 from CourseHero.com on 11-01-2022 12:31:07 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/91847724/DISKUSI-4docx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai