Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 PDGK4105

Nama : Gustina

Nim : 835760979

Kelas : A S1 PGSD

JAWABAN:

1. Inovasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari empat aspek, yaitu tujuan pendidikan,
struktur pendidikan dan pengajaran, metode kurikulum dan pengajaran serta perubahan
terhadap aspek-aspek pendidikan dan proses (Cece Wijaya, 1998, p. 28). Inovasi dalam
aspek tujuan pendidikan dimulai pada tahun 1970 dan kini dikenal sebagai Tujuan
Instruksional Khusus (TIK). Inovasi ini berlangsung lambat karena umumnya guru belum
dapat membiasakan diri menjabarkan TIK. Akan tetapi, ia memiliki tujuan yang jelas dan
baik dalam mengajar. Inovasi pada aspek struktur pendidikan melibatkan cara penyusunan
sekolah dan kelompok serta ruangan kelas agar menjadi lebih bergengsi. Hal ini dapat
dilakukan melalui rencana pendidikan. Perencanaan pendidikan merupakan pencapaian
tujuan pendidikan oleh kelompok dan masyarakat, namun secara khusus perencanaan
pendidikan merupakan upaya dan bantuan demi tercapainya tujuan itu secara individual.
Perencanaan pendidikan menurut pandangan yang banyak dianut oleh Departemen
Pendidikan Nasional ialah suatu rangkaian kegiatan melihat ke masa depan dalam hal
menentukan kebijaksanaan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan
kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Hal tersebut
dilakukan untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan, negara dan peserta didik
yang dilayani oleh sistem tersebut. Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa tipe
perencanaan yang kuno dan klasik telah ditinggalkan, saat ini lebih menekankan pada
peranan pendidikan dalam pembangunan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi,
pembangunan sumber daya manusia yang memberikan jasa sebagai tenaga kerja.
Aspek ketiga dalam inovasi pendidikan meliputi pembaharuan dalam materi dan isi
kurikulum dalam pengajaran. Inovasi materi atau isi kurikulum, yaitu meliputi inovasi
pendidikan yang disajikan. Usaha-usaha yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan
proses pembelajaran merupakan suatu usaha yang baik, namun demikian inovasi yang
dilakukan saat ini bersifat lokal dan terbatas. Seperti contohnya bagaimana meningkatkan
mutu proses belajar dan mengajar dan bagaimana menerapkan muatan lokal dari
kurikulum nasional. Pada saat ini di beberapa sekolah juga telah diterapkan integrated
curriculum atau kurikulum terpadu yang memadukan beberapa materi pelajaran dalam
satu kegiatan belajar.
Aspek keempat dalam inovasi pendidikan adalah perubahan terhadap aspek-aspek
pendidikan dan proses yang meliputi penggunaan multimetode dan multimedia dalam
kegiatan belajar. Penggunaan kombinasi metode atau media dilakukan oleh guru pada saat

This study source was downloaded by 100000826598513 from CourseHero.com on 10-27-2022 22:06:47 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/71101040/TUGAS-1-PDGK4505doc/
proses berlangsung, dan diharapkan dapat memberikan hasil yang efektif. Perubahan
dalam proses ini juga meliputi pendekatan inkuiri artinya, penyelidikan yang dilakukan
oleh siswa apabila siswa masih memiliki pertanyaan dalam belajarnya. Pendekatan ini
banyak dilakukan dalam bidang studi IPA, namun saat ini diusahakan dalam bidang studi
IPS atau yang lainnya. Pendekatan CBSA yaitu siswa yang lebih banyak melakukan
kegiatan belajar namun masih dalam bimbingan guru. Dibandingkan dengan cara belajar
sebelumnya dimana guru lebih dominan dalam proses pembelajaran dan sumber informasi
hanya datang dari guru (verbalisme).
2. Inovasi yang bisa kita lakukan dibidang pendidikan misalnya adalah dengan mengajar
online. Mari kita analisa, belajar online adalah sebuah langkah atau loncatan agar semua
murid bisa belajar gratis. Hanya bermodalkan handphone dan kuota kita bisa belajar
online, tidak perlu bayar uang sekolah karena guru yang mengajarkan dibayar oleh
aplikasi, aplikasi dibayar dari jumlah orang yang mendownload aplikasi tersebut. Dengan
begitu inovasi ini sama sama menguntungkan baik di pihak murid, guru, dan juga siswa.
Memang ada beberapa kekurangan seperti jaringan internet dan sosialisasi, tapi keluar dari
itu semua, masih banyak keuntungan yang dapat menutupinya.
3. Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi, yaitu:
1. Keunggulan Relatif (relative advantage)
2. Kesesuaian (compatibility)
3. Kerumitan (complexity)
4. Kemampuan diuji cobakan (trialability)
5. Kemampuan diamati (observability)

1. Keunggulan Relatif (Relative Advantage)


Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi
penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur
berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial (gengsi),
kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting;
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik atau unggul
dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi
ekonomi, prestise social, kenyamanan, kepuasan, dan lain-lain. Semakin besar
keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat
diadopsi.
Sebagai contoh para adopter akan menilai apakah suatu Inovasi itu relatif
menguntungkan atau lebih unggul dibanding yang lainnya atau tidak.
Untuk adopter yang menerima secara cepat suatu inovasi, akan melihat inovasi
itu sebagai sebuah keunggulan.

2. Kesesuaian (Compatibility)

This study source was downloaded by 100000826598513 from CourseHero.com on 10-27-2022 22:06:47 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/71101040/TUGAS-1-PDGK4505doc/
Kesesuaian (compatibility), yaitu tingkat kesesuaian dengan nilai (values), pengalaman
lalu, dan kebutuhan dari penerima. Kesesuaian adalah derajat dimana inovasi tersebut
dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan
kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi
dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).
Contoh lainnya ialah, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah
sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible). Adopter juga akan
mempertimbangkan pemanfaatan inovasi berdasarkan konsistensinya pada nilai-nilai,
pengalaman dan kebutuhannya.
3. Kompleksitas (Complexity)
Kompleksitas (complexity), yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan
manggunakan inovasi bagi penerima. Kompleksitas adalah derajat dimana inovasi
dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi
tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan
ada pula yang sebaliknya atau sulit dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi. Semakin
mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi
dapat diadopsi. Tetapi apabila suatu inovasi sulit untuk dipahami dan sulit dimengerti
oleh pengadopsi, maka semakin sulit pula suatu inovasi dapat diadopsi.
Adopter atau pengguna inovasi juga akan menilai tingkat kesulitan atau kompleksitas
yang akan dihadapinya jika mereka memanfaatkan inovasi. Artinya bagi individu yang
lambat mamahami dan menguasainya tentu akan mengalami tingkat kesulitan lebih
tinggi dibanding individu yang cepat memahaminya. Tingkat kesulitan tersebut
berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk mempelajari
istilah-istilah dalam inovasi itu.
4. Trialabilitas atau Kemampuan Uji Coba
Trialabilitas (trialability), yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
Kemampuan untuk diuji cobakan atau trialabilitas adalah derajat dimana suatu inovasi
dapat diuji coba dalam batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat diuji cobakan dalam
pengaturan (setting) sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat
dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukkan
(mendemostrasikan) keunggulannya.
Kemampuan untuk dapat diuji bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian. Mempunyai
kemungkinan untuk diuji coba terlebih dahulu oleh para adopter untuk mengurangi
ketidakpastian mereka terhadap inovasi itu.
5. Observasibilitas atau Kemampuan Diamati
Dapat diamati (obsevability), yaitu mudah diamati atau tidaknya suatu hasil inovasi oleh
penerima. Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat
terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi,
semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi,

This study source was downloaded by 100000826598513 from CourseHero.com on 10-27-2022 22:06:47 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/71101040/TUGAS-1-PDGK4505doc/
dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif, kesesuaian (compatibility),
kemampuan untuk diuji cobakan, dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil
kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.
Dengan kemampuan untuk diamati akan mendorong adopter untuk memberikan
penilaian apakah inovasi itu mampu meningkatkan status sosial mereka di depan orang
lain sehingga dirinya akan dianggap sebagai orang yang inovatif.

4. Dunia pendidikan membutuhkan inovasi terutama inovasi pembelajaran, hal ini


didasarkan pada kenyataan bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang seiring dengan
perkembangan jaman. Sebuah inovasi harus dapat dilaksanakan agar terjadi perubahan
namun dalam penerapannya, sebuah inovasi biasanya menghadapi berbagai hambatan dan
sulit diterima oleh masyarakat. Olehnya itu menurut Ibrahim, 1988, faktor penghambat
inovasi antara lain :
1. Estimasi tidak tepat terhadap inovasi
Disebabkan oleh tidak tepatnya perencanaan atau estimasi dalam proses difusi inovasi,
antara lain tidak tepat dalam mempertimbangkan implementasi inovasi, kurang adanya
kerja sama antar pelaksana inovasi, tidak adanya persamaan pendapat tentang tujuan yang
akan dicapai, tidak jelas struktur pengambilan keputusan, komunikasi yang tidak lancar,
adanya tekanan dari pemerintah untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang
sangat singkat.
2. Konflik dan motivasi
Disebabkan oleh karena adanya masalah-masalah pribadi seperti pertentangan antara
anggota tim, rasa iri antara anggota, ada anggota tim yang tidak semangat kerja, pimpinan
terlalu kaku dan berpandangan sempit, kurang adanya penguatan atau hadiah terhadap
anggota yang melaksanakan tugas dengan baik.
3. Inovasi tidak berkembang
Tidak ada upaya untuk mengembangkan inovasi disebabkan oleh lambatnya material yang
diterima, alokasi dana yang tidak tepat, terjadi inflasi, pergantian pengurus yang terlalu
cepat.
4. Masalah keuangan
Tidak memadainya dana dari pemerintah, kondisi perekonomian secara nasional
mengakibatkan penundaan penyampaian dana.
5. Penolakan inovasi dari kelompok tertentu
Pro dan kontra dalam memandang inovasi selalu mewarnai kehadiran sebuah inovasi
bahkan dapat menggiring opini masyarakat sehingga curiga dengan inovasi tersebut.
6. Kurang adanya hubungan sosial
Hubungan dimaksudkan disini adalah hubungan antara anggota kelompok pelaksana dan
hubungan dengan masyarakat.

5. Dalam konsep globalisasi, desentralisasi merupakan suatu


konsekuensi. Gobalisasi mengakibatkan peran pemerintahan sentral

This study source was downloaded by 100000826598513 from CourseHero.com on 10-27-2022 22:06:47 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/71101040/TUGAS-1-PDGK4505doc/
beralih, bahkan cenderung berkurang. Sebaliknya peran individu
untuk bersaing dan bekerja sama menjadi sangat tinggi baik dalam
pandangan pergaulan bilateral, regional, dan internasional. Daya
tahan suatu bangsa secara politis, ekonomi, keuangan, pendidikan dan
kebudayaan tidak dapat lagi sepenuhnya mengandalkan pemerintah,
justru Pemerintah pusat bukan lagi satu-satunya aktor yang mampu
mengurus seluruh kehidupan rakyat.
Globalisasi desentralisasi sangat cocok dalam konteks masyarakat dan
negara yang beragam multikultural, globalisasi dan desentralisasi
memancang keberagaman dan perbedaan sebagai potensi dan
kekuasaan yang luar biasa. Kekuatan yang bukan hanya diperlukan
untuk mencapai tujuan bersama, tentu juga diperlukan untuk
mewujudkan tujuan khusus bagi individu dua kelompok.. Merangkul
bukan mengisolasi, "to engage not to isolate" inklusif, bukan ekslusif,
merupakan moto yang sangat jelas dalam era globalisasi. Globalisasi
dan desentralisasi, juga membantu dalam merealisasikan tujuan
nasional seperti kehendak untuk membangun Negara yang damai,
stabil dengan ekonomi yang berkembang dan masyarakat yang
berkemakmuran, lapangan kerja yang mencukupi dan mampu
mengangkat rakyatnya dari kemiskinan. Bukankah, seperti apapun
perbedaan dalam sistim politik, sosial, dan budaya. Semua warga dan
Pemerintah menginginkan agar tujuan nasional seperti dicantumkan di
atas tercapai.

This study source was downloaded by 100000826598513 from CourseHero.com on 10-27-2022 22:06:47 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/71101040/TUGAS-1-PDGK4505doc/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai