Anda di halaman 1dari 4

NAMA :RIYANIKA

NIM : 856582465

UPBJJ : UT JAMBI

TUGAS : 1(satu)

KODE/MATA KULIYA :PDGK4505

1. Untuk mencapai keunggulan yang dicita-citakan, banyak pendekatan yang dapat


dilakukan salah satunya apa yang dipaparkan oleh Salisbury (1996) yaitu tentang Five
Technologies untuk perubahan pendidikan. Teknologi ini sudah banyak diterapkan
dalam dunia bisnis dan menjadikan kegiatan bisnis menjadi lebih kompetitif dan siap
terhadap perubahan. Uraikan kelima teknologi tersebut!
2. Perubahan sosial berdampak pada sistem pendidikan yaitu, adanya perubahan
paradigma dalam pendidikan. Sampai saat ini pendidikan Indonesia telah melalui tiga
paradigma, yaitu: paradigma pengajaran (teaching), pembelajaran (instruction), dan
proses belajar (learning). Uraikan pemaknaan ketiga paradigma tersebut!
3. Atribut inovasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya laju
suatu inovasi untuk diadopsi oleh anggota sistem sosial. Atribut inovasi juga dapat
diartikan sesuatu yang dapat mempengaruhi suatu inovasi diterima atau tidak oleh
suatu anggota sistem sosial. Zaltman mengemukakan bahwa cepat lambatnya
penerimaan inovasi dipengaruhi oleh atribut inovasi sendiri. Uraikan beberapa atribut
inovasi menurut Zaltman, minimal 3 atribut saja!
4. Dunia pendidikan membutuhkan inovasi terutama inovasi pembelajaran, hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Sebuah inovasi harus dapat dilaksanakan agar terjadi
perubahan. Dalam penerapannya, sebuah inovasi menghadapi berbagai hambatan dan
sulit diterima oleh masyarakat. Uraikan beberapa faktor penghambat inovasi
pendidikan menurut Ibrahim!
5. Globalisasi dan desentralisasi dalam bidang pendidikan, merupakan isu yang menarik
untuk dibicarakan di tahun 2018. Globalisasi adalah proses integrasi internasional
yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek
kebudayaan lainnya. Globalisasi dan desentralisasi memiliki dinamika dan makna
mendasar yang menjadi bagian tidak terpisahkan. Uraikan dinamika dan makna
globalisasi dan desentralisasi tersebut!

JAWABAN

1. Teknologi pertama: System Thinking (Berpikir serba Sistem) Berpikir serba sistem
menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia
pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita
inginkan. Tanpa berpikir serba sistem kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan
riil di bidang pendidikan. Jadi berpikir sistem menghadirkan konsep sistem yang
umum, dimana berbagai hal saling terkait.

Teknologi yang kedua: Perancangan (desain) sistem Desain sistem adalah teknologi dalam
merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan
yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk
menciptakan suatu sistem yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.
Teknologi yang ketiga: Ilmu Kualitas Ilmu tentang kualitas merupakan teknologi yang
memproduksi suatu produk atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu
tentang kualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi lembaga pendidikan
atau sekolah.

Teknologi Ke Empat : Manajemen Perubahan Manajemen perubahan merupakan suatu


mengaturan dalam menyesuikan pembelajaran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dalam kebijakan dunia pendidikan.

Teknologi Kelima : Teknologi Instruksional (pembelajaran) Teknologi Pembelajaran adalah


“satu bagian dari teknologi pendidikan – dengan asumsi sebagai akibat dari konsep
instruksional sebagai bagian pendidikan – bersifat rumit dan terpadu, melibatkan orang,
prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah,
kemudian menerapkan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah pada situasi dimana
proses belajar terarah dan terpantau”. Rumusan tersebut mengandalkan teknologi pendidikan
sebagai suatu proses – kegiatan berkesinambungan, dan merinci kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh para praktisinya. 2.Perubahan sosial berdampak pada sistem pendidikan
yaitu, adanya perubahan paradigma dalam pendidikan. Sampai saat ini pendidikan Indonesia
telah melalui tiga paradigma, yaitu: paradigma pengajaran (teaching), pembelajaran
(instruction), dan proses belajar (learning). Uraikan pemaknaan ketiga paradigma tersebut!
Pengajaran (teaching), mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata,
1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh
siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua
kegiatan yang searah. yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal

2. Kata pembelajaran (instruction), tidak hanya ada dalam konteks guru dengan peserta didik
di kelas secara formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan belajar peserta didik di
luar kelas yang mungkin saja tidak dihadiri oleh guru secara fisik. Pembelajaran lebih
menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sunggh-sungguh yang melibatkan
aspek intelektual, emosional, dan sosial, sedangkan pengajaran lebih cenderung pada
kegiatan mengajar guru di kelas. Dengan demikian, kata pembelajaran ruang lingkupnya
lebih luas daripada kata pengajaran. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau
kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif anatar
pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa), sumber belajar dengan lingkungan untuk
menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik,
baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai
kompetensi yang telah ditentukan.Pembelajaran bersifat interaktif artinya kegiatan
pembelajaran merupakan kegiatan yang bersifat multiarah antara guru, peserta didik, sumber
belajar, dan lingkungan yang saling memengaruhi, tidak didominasi oleh satu komponen saja,
sedangkan komunikatif artinya, komunikasi antara peserta didik dengan guru atau sebaliknya,
sesama peserta didik, dan sesama guru harus dapat saling memberi dan menerima serta
memahami. dalam“instruction”guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, me- manage
berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari peserta didik.

Proses belajar (learning). merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan


kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan
yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang
guru untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang
baik guru harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Skinner (1985)
dalam bukunya Educational Psychology :

The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu prosesadaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh E.Mulyasa (2007), bahwa tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada
peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar
(facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, untuk mampu melakukan proses
pembelajaran iniguru harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya. Proses
pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus
memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana implikasinya dalam proses
pembelajaran.

3. Pembiayaan (Cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipngaruhi oleh pembiayaan, baik
pembiayaan pada awal (penggunaan maupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya.
Walaupun diketahui pula bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada kaitanya dengan kualitas
inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan modul disekolah dasar. Ditinjau dari pengembangan
pribadi anak, kemandirian dalam usaha (belajar) mempunyai nilai positif, tetapi karena
pembiayaan mahal maka akhirnya tidak dapat disebarluaskan. Mudah dikomunikasikan,
inovasi akan cepat diterima bila isinya mudah dikomunikasikan dan mudah diterima
Kepentingan umum atau pribadi (publicness versus privatness). Inovasi yang bermanfaat
untuk kepentingan umum akan lebih cepat diterima daripada inovasi yang ditujukan pada
kepentingan sekelompok orang saja. Status Ilmiah, suatu inovasi yang mudah dimengerti dan
mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar
dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebaranya.ang saja.
Dapat dilihat kemanfaatanya, suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat
diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan lama
diterima oleh masyarakat.

4. 1. Estimasi tidak tepat terhadap inovasi

Disebabkan oleh tidak tepatnya perencanaan atau estimasi dalam proses difusi inovasi, antara
lain tidak tepat dalam mempertimbangkan implementasi inovasi, kurang adanya kerja sama
antar pelaksana inovasi, tidak adanya persamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai,
tidak jelas struktur pengambilan keputusan, komunikasi yang tidak lancar, adanya tekanan
dari pemerintah untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang sangat singkat.

2. Konflik dan motivasi Disebabkan oleh karena adanya masalah-masalah pribadi seperti
pertentangan antara anggota tim, rasa iri antara anggota, ada anggota tim yang tidak semangat
kerja, pimpinan terlalu kaku dan berpandangan sempit, kurang adanya penguatan atau hadiah
terhadap anggota yang melaksanakan tugas dengan baik.

3. Inovasi tidak berkembangTidak ada upaya untuk mengembangkan inovasi disebabkan oleh
lambatnya material yang diterima, alokasi dana yang tidak tepat, terjadi inflasi, pergantian
pengurus yang terlalu cepat.

4. Masalah keuanganTidak memadainya dana dari pemerintah, kondisi perekonomian secara


nasional mengakibatkan penundaan penyampaian dana.
5. Penolakan inovasi dari kelompok tertentu Pro dan kontra dalam memandang inovasi selalu
mewarnai kehadiran sebuah inovasi bahkan dapat menggiring opini masyarakat sehingga
curiga dengan inovasi tersebut.

6. Kurang adanya hubungan sosial Hubungan dimaksudkan disini adalah hubungan antara
anggota kelompok pelaksana dan hubungan dengan masyarakat.

5. Makna dan Dinamika Desentralisasi


Dalam konsep globalisasi, desentralisasi merupakan suatu konsekuensi. Gobalisasi
mengakibatkan peran pemerintahan sentral beralih, bahkan cenderung berkurang. Sebaliknya
peran individu untuk bersaing dan bekerja sama menjadi sangat tinggi baik dalam pandangan
pergaulan bilateral, regional, dan internasional. Daya tahan suatu bangsa secara politis,
ekonomi, keuangan, pendidikan dan kebudayaan tidak dapat lagi sepenuhnya mengandalkan
pemerintah, justru Pemerintah pusat bukan lagi satu-satunya aktor yang mampu mengurus
seluruh kehidupan rakyat.

Globalisasi desentralisasi sangat cocok dalam konteks masyarakat dan negara yang beragam
multikultural, globalisasi dan desentralisasi memancang keberagaman dan perbedaan sebagai
potensi dan kekuasaan yang luar biasa. Kekuatan yang bukan hanya diperlukan untuk
mencapai tujuan bersama, tentu juga diperlukan untuk mewujudkan tujuan khusus bagi
individu dua kelompok.. Merangkul bukan mengisolasi, "to engage not to isolate" inklusif,
bukan ekslusif, merupakan moto yang sangat jelas dalam era globalisasi. Globalisasi dan
desentralisasi, juga membantu dalam merealisasikan tujuan nasional seperti kehendak untuk
membangun Negara yang damai, stabil dengan ekonomi yang berkembang dan masyarakat
yang berkemakmuran, lapangan kerja yang mencukupi dan mampu mengangkat rakyatnya
dari kemiskinan. Bukankah, seperti apapun perbedaan dalam sistim politik, sosial, dan
budaya. Semua warga dan Pemerintah menginginkan agar tujuan nasional seperti
dicantumkan di atas tercapai.

Anda mungkin juga menyukai