Anda di halaman 1dari 6

1.

5 TEKNOLOGI UNTUK PERUBAHAN PENDIDIKAN

Kelima teknologi ini digunakan secara luas dalam perusahaan dan industri tapi sangat
sedikit dalam sekolah-sekolah. Masing-masing dari lima teknologi ini dikembangkan terpisah
pada beberapa dekade belakangan. Lima teknologi ini memungkinkan pemimpin industri di
seluruh dunia secara efektif membentuk organisasi ke dalam perusahaan yang berorientasi
pelanggan. Yang dapat bersaing secara efektif dalam lingkungan global.

Kelima teknologi secara bersama-sama menyediakan alat-alat untuk restrukturisasi yang


efektif dalam kegiatan pendidikan kita.

Teknologi yang pertama : Berpikir sistem Berpikir sistem memungkinkan kita


menjauhi kebingungan terus menerus oleh ketidakpastian pendidikan. Kebingungan membuat
kita melihat perubahan atau perbaikan yang pengaruhnya nampaknya tidak berguna atau
bahkan kontraproduktif. Tanpa berpikir sistem, kita sering membuat sesuatu bertambah buruk
apa yang kita harapkan menjadi lebih baik. Untuk membuat perbaikan yang nyata, kita harus
melihat pendidikan melalui pandangan dengan benar “sistem lensa”.

Teknologi yang kedua : Desain Sistem Desain sistem adalah teknologi yang
memungkinkan kita melakukan perubahan atau perbaikan dengan proses sadar. Kebanyakan
perubahan dalam pendidikan telah terjadi dalam jumlah yang kecil sekali dan mempunyai
pengaruh dalam porsi yang kecil dalam keseluruhan populasi siswa dan lingkungan
pendidikan. Kebanyakan perubahan ini bersifat sedikit demi sedikit. Melakukan perubahan
hanya pada satu aspek dalam proses pendidikan pada saat tertentu, membuat sedikit
perbaikan disana sini. Sekarang dunia berubah dengan cepat dan diluar dugaan, karenanya
strategi perbaikan sedikit demi sedikit tidak cukup. Ketika sistem tidak mempunyai atau tidak
dapat menyesuaikan dengan perubahan, sistem itu harus memperbaiki dirinya - atau mati.
Desain sistem memberikan alat untuk menciptakan seluruh sistem baru dan merencanakan
strategi yang sesuai denga perubahan.

Teknologi yang ketiga : Pengetahuan Kualitas Pengetahuan kualitas adalah


teknologi yang menghasilkan produk atau pelayanan yang memenuhi permintaan dan harapan
pelanggan. Pengetahuan kualitas terdiri dari seperangkat pengetahuan dan prinsip matematika
yang memungkinkan pengembangan proses yang kita laksanakan secara terus menerus,
mendapatkan hasil yang baik dari investasi manusia atau sumber yang lainnya, dan
“melaksanakan pekerjaan itu dengan baik pada setiap waktu”. Pengetahuan kualitas telah
menjadi alat yang sangat berharga dalam revolusi perubahan yang terjadi dalam perdagangan
dan industri, tapi sangat sedikit digunakan dalam pendidikan. Ini merupakan salah satu
komponen dari lima teknologi yang penting dalam merestrukturisasi sekolah yang berarti.

Teknologi yang keempat : Manajemen Perubahan Ketika orang mencoba


menerapkan satu atau dua teknologi tanpa yang lainnya, banyak menghasilkan frustasi dan
energi negatif. Energi negatif timbul ketika prang mencoba bekerja dan bertentangan dengan
yang lainnya ( dimana 1 + 1 = ½). Itu menyebabkan orang mengkritik yang lainnya, mencari
politik, informasi bias, dan membela yang tidak semestinya. Orang biasanya menutup diri,
karena meneruskan tingkah laku lama menjadi rintangan dalam upaya belajar sesuatu yang
baru. Manajemen perubahan adalah jalan yang menuntun energi kreatif ke arah perubahan
positif.

Teknologi yang kelima : Teknologi Instruksional Teknologi instruksional


sebenarnya terdiri atas dua bagian – alat-alat pembelajaran elekronik (komputer, jaringan
komputer, multimedia, telekomunikasi) dan metode dan strategi desain instruksional yang
amat penting untuk membuat alat-alat elektronik bekerja secara efektif. Alat-alat
pembelajaran elektronik ini merubah dan terus akan merubah cara kita berkomunikasi dan
belajar. Kita akan melihat suatu hari nanti gagasan siswa yang dikerjakan hanya dengan
pencil, buku teks, dab kertas kerja ketinggalan zaman, usang dan kontraproduktif. Akan lebih
baik, cepat, mudah dan murah untuk mendapatkan pengetahuan dan keahlilan.

2. 3 PERUBAHAN PRADIGMA DALAM PENDIDIKAN

Paradigma pengajaran (teaching) bermakna sebagai cara pandang terhadap


proses pembelajaran. Satu sisi dilihat bahwa siswa atau peserta didik sangat dominan
pengaruhnya terhadap proses pembelajaran. Cara pandang demikian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Cara pandang
inilah yang disebut sebagai pembelajaran berpusat kepada siswa (student- centered).
Cara pandang demikian dikenal sebagai paradigma baru.

Perubahan paradigma pembelajaran terjadi dari paradigma berfokus pada


guru/dosen menjadi pembelajaran berfokus pada peserta didik atau mahasiswa. Pada
pendidikan tinggi dikenal Student-Centered Learning sebagai pembelajaran yang
berfokus pada mahasiswa.

proses belajar adalah suatu aktifitas psikis ataupun mental yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan setumpuk perubahan
dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. belajar adalah
suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan
oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. dalam
bukunya menyatakan, belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi
dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.

3. ATRIBUT INOVASI MENURUT ZALTMAN

Berikut beberapa atribut inovasi menurut Zaltman

1.Pembiayaan (cost), Cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh


pembiayaan pada awal penggunaan ataupun pembiayaan untuk pembinaan
selanjutnya.Walaupun diketahui pula bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada
kaitanya dengan kualitas inovasi itu sendiri .Misalnya penggunaan modul di sekolah
dasar.
2.Balik moda (Return to investmen), Atribut ini hanya ada pada inovasi dibidang
perusahaan dan industri.Untuk pendidikan atribut ini sukar dipertimbangkan karena
hasil pendidikan tidak dapat diketahui nyata dalam waktu singkat.Suatu inovasi akan
mudah dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai dengan modal yang
dikeluarkan

3.Efisiensi, Inovasi akan cepat diterima jika pelaksanaanya dapat menghemat waktu
dan terhindar dari berbagai macam hambatan.

4. Faktor-faktor penghambat inovasi pendidikan


faktor penghambat inovasi menurut Ibrahim antara lain :

1. Estimasi tidak tepat terhadap inovasi


Disebabkan oleh tidak tepatnya perencanaan atau estimasi dalam proses difusi
inovasi, antara lain tidak tepat dalam mempertimbangkan implementasi inovasi,
kurang adanya kerja sama antar pelaksana inovasi, tidak adanya persamaan
pendapat tentang tujuan yang akan dicapai, tidak jelas struktur pengambilan
keputusan, komunikasi yang tidak lancar, adanya tekanan dari pemerintah untuk
mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang sangat singkat.

2. Konflik dan motivasi

Disebabkan oleh karena adanya masalah-masalah pribadi seperti pertentangan


antara anggota tim, rasa iri antara anggota, ada anggota tim yang tidak semangat
kerja, pimpinan terlalu kaku dan berpandangan sempit, kurang adanya penguatan
atau hadiah terhadap anggota yang melaksanakan tugas dengan baik.

3. Inovasi tidak berkembang


Tidak ada upaya untuk mengembangkan inovasi disebabkan oleh lambatnya
material yang diterima, alokasi dana yang tidak tepat, terjadi inflasi,
pergantian pengurus yang terlalu cepat.

4. Masalah keuangan
Tidak memadainya dana dari pemerintah, kondisi perekonomian secara
nasional mengakibatkan penundaan penyampaian dana.

5. Penolakan inovasi dari kelompok tertentu


Pro dan kontra dalam memandang inovasi selalu mewarnai kehadiran
sebuah inovasi bahkan dapat menggiring opini masyarakat sehingga curiga
dengan inovasi tersebut.

6. Kurang adanya hubungan sosial


Hubungan dimaksudkan disini adalah hubungan antara anggota
kelompok pelaksana dan hubungan dengan masyarakat.
5. Dinamika Globalisasi dan Desentralisasi dalam Bidang Pendidikan

1. Perubahan dalam kebijakan pendidikan:

Globalisasi dan desentralisasi telah mengubah cara pandang kita


tentang pendidikan.
Desentralisasi telah memberikan kebebasan kepada negara bagian atau wilayah untuk
mengembangkan pendidikan mereka sendiri, sedangkan globalisasi telah mendorong
negara-negara untuk lebih terbuka terhadap ide dan pengaruh dari luar.

2. Peningkatan mobilitas internasional:

Globalisasi telah meningkatkan mobilitas internasional, memungkinkan siswa untuk


belajar di luar negeri dan untuk bergabung dengan program internasional.
Hal ini telah meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami budaya dan
pandangan dunia yang berbeda, serta meningkatkan pemahaman mereka tentang
keterkaitan global.

3. Peningkatan kerjasama internasional:

Globalisasi dan desentralisasi telah memungkinkan negara-negara untuk


meningkatkan kerjasama mereka dalam bidang pendidikan, dengan membagi sumber
daya dan informasi antar negara.

4.Peningkatan akses informasi:

Globalisasi dan desentralisasi telah meningkatkan akses informasi dan teknologi,


yang memungkinkan siswa dan pendidik untuk mengakses sumber
daya pendidikan dari seluruh dunia.

Makna Globalisasi dan Desentralisasi dalam Bidang Pendidikan

1. Diversifikasi pendidikan:

Globalisasi dan desentralisasi telah memungkinkan


munculnya pendidikan yang lebih beragam, dengan berbagai pilihan program
dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan global.

2. Peningkatan kualitas pendidikan:

Globalisasi dan desentralisasi telah meningkatkan kualitas pendidikan dengan


memungkinkan siswa dan pendidik untuk mengakses sumber daya dan
teknologi yang lebih baik.

3. Peningkatan inklusi pendidikan:

Globalisasi dan desentralisasi telah meningkatkan inklusi pendidikan dengan


memberikan akses pendidikan yang lebih baik untuk kelompok-kelompok
marginal dan minoritas.
4. Penyebaran nilai-nilai global:

Globalisasi dan desentralisasi telah memungkinkan penyebaran nilai-nilai


global, seperti hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan keberlanjutan
lingkungan.

Sementara itu, desentralisasi di bidang pendidikan mengacu pada kebijakan


pemerintah yang memberikan otonomi kepada daerah untuk mengelola
sistem pendidikan di wilayahnya masing-masing.

Dalam konteks globalisasi, desentralisasi dapat memberikan


kesempatan bagi daerah untuk mengembangkan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan lokal, namun juga dapat menimbulkan ketimpangan dalam
kualitas dan aksesibilitas pendidikan antar daerah.

Dinamika dan makna globalisasi dan desentralisasi dalam


bidang pendidikan saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.

Dalam konteks globalisasi, desentralisasi dapat memungkinkan


pengembangan pendidikan yang lebih relevan dengan konteks lokal, namun
juga harus memperhatikan standar nasional dan internasional.

Di sisi lain, globalisasi dapat mempengaruhi kebijakan pendidikan di


tingkat nasional dan daerah, serta memungkinkan akses ke sumber
daya pendidikan yang lebih luas, namun juga dapat menimbulkan tantangan
dalam menjaga keberagaman budaya dan nilai lokal dalam pendidikan.

1. Untuk mencapai keunggulan yang dicita-citakan, banyak pendekatan yang


dapat dilakukan salah satunya apa yang dipaparkan oleh Salisbury (1996)
yaitu tentang Five Technologies untuk perubahan pendidikan. Teknologi ini
sudah banyak diterapkan dalam dunia bisnis dan menjadikan kegiatan bisnis
menjadi lebih kompetitif dan siap terhadap perubahan. Uraikan kelima
teknologi tersebut!
2. Perubahan sosial berdampak pada sistem pendidikan yaitu, adanya
perubahan paradigma dalam pendidikan. Sampai saat ini pendidikan
Indonesia telah melalui tiga paradigma, yaitu: paradigma pengajaran
(teaching), pembelajaran (instruction), dan proses belajar (learning). Uraikan
pemaknaan ketiga paradigma tersebut!
3. Atribut inovasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi cepat
lambatnya laju suatu inovasi untuk diadopsi oleh anggota sistem sosial.
Atribut inovasi juga dapat diartikan sesuatu yang dapat mempengaruhi suatu
inovasi diterima atau tidak oleh suatu anggota sistem sosial. Zaltman
mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh
atribut inovasi sendiri. Uraikan beberapa atribut inovasi menurut Zaltman,
minimal 3 atribut saja!
4. Dunia pendidikan membutuhkan inovasi terutama inovasi pembelajaran, hal
ini didasarkan pada kenyataan bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang
seiring dengan perkembangan zaman. Sebuah inovasi harus dapat
dilaksanakan agar terjadi perubahan. Dalam penerapannya, sebuah inovasi
menghadapi berbagai hambatan dan sulit diterima oleh masyarakat. Uraikan
beberapa faktor penghambat inovasi pendidikan menurut Ibrahim!
5. Globalisasi dan desentralisasi dalam bidang pendidikan, merupakan isu yang
menarik untuk dibicarakan di tahun 2018. Globalisasi adalah proses integrasi
internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk,
pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Globalisasi dan
desentralisasi memiliki dinamika dan makna mendasar yang menjadi bagian
tidak terpisahkan. Uraikan dinamika dan makna globalisasi dan desentralisasi
tersebut!

Anda mungkin juga menyukai