Anda di halaman 1dari 6

Tugas Tutorial 1

PEMBARUAN DALAM PEMBELAJARAN DI SD


___________________________________________________________________________

Nama : Usman Hatuwe


NIM : 855708618
___________________________________________________________________________

Soal:
1. Untuk mencapai keunggulan yang dicita-citakan, banyak pendekatan yang dapat
dilakukan salah satunya apa yang dipaparkan oleh Salisbury (1996) yaitu tentang Five
Technologies untuk perubahan pendidikan. Teknologi ini sudah banyak diterapkan
dalam dunia bisnis dan menjadikan kegiatan bisnis menjadi lebih kompetitif dan siap
terhadap perubahan. Uraikan kelima teknologi tersebut!
2. Perubahan sosial berdampak pada sistem pendidikan yaitu, adanya perubahan
paradigma dalam pendidikan. Sampai saat ini pendidikan Indonesia telah melalui tiga
paradigma, yaitu: paradigma pengajaran (teaching), pembelajaran (instruction), dan
proses belajar (learning). Uraikan pemaknaan ketiga paradigma tersebut!
3. Atribut inovasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya laju
suatu inovasi untuk diadopsi oleh anggota sistem sosial. Atribut inovasi juga dapat
diartikan sesuatu yang dapat mempengaruhi suatu inovasi diterima atau tidak oleh suatu
anggota sistem sosial. Zaltman mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan
inovasi dipengaruhi oleh atribut inovasi sendiri. Uraikan beberapa atribut inovasi
menurut Zaltman, minimal 3 atribut saja!
4. Dunia pendidikan membutuhkan inovasi terutama inovasi pembelajaran, hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Sebuah inovasi harus dapat dilaksanakan agar terjadi perubahan.
Dalam penerapannya, sebuah inovasi menghadapi berbagai hambatan dan sulit diterima
oleh masyarakat. Uraikan beberapa faktor penghambat inovasi pendidikan menurut
Ibrahim!
5. Globalisasi dan desentralisasi dalam bidang pendidikan, merupakan isu yang menarik
untuk dibicarakan di tahun 2018. Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang
terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek
kebudayaan lainnya. Globalisasi dan desentralisasi memiliki dinamika dan makna
mendasar yang menjadi bagian tidak terpisahkan. Uraikan dinamika dan makna
globalisasi dan desentralisasi tersebut!

Jawab:
1. Menurut Salisbury (1996), Five Technologies untuk perubahan pendidikan terdiri dari:
1) Teknologi pertama: System Thinking (Berpikir serba Sistem)
Berpikir serba sistem menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya
tiap mode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya
perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa berpikir serba sistem kita akan sulit

Tugas Tutorial 1-Usman Hatuwe-PDGK 4505


1
untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi berpikir sistem
menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait.
2) Teknologi yang kedua: Perancangan (Desain)
sistem Desain sistem adalah teknologi dalam merancang dan membangun
sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang
meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk
menciptakan suatu sistem yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.
3) Teknologi yang ketiga: Ilmu Kualitas
Ilmu tentang kualitas merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk
atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu tentang kualitas
telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi lembaga pendidikan atau
sekolah.
4) Teknologi Ke Empat : Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan merupakan suatu mengaturan dalam menyesuikan
pembelajaran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam kebijakan
dunia pendidikan.
5) Teknologi Kelima : Teknologi Instruksional (pembelajaran)
Teknologi Pembelajaran adalah “satu bagian dari teknologi pendidikan –
dengan asumsi sebagai akibat dari konsep instruksional sebagai bagian
pendidikan – bersifat rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah, kemudian
menerapkan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah pada situasi
dimana proses belajar terarah dan terpantau”. Rumusan tersebut mengandalkan
teknologi pendidikan sebagai suatu proses – kegiatan berkesinambungan, dan
merinci kegiatan yang harus dilaksanakan oleh para praktisinya.

2. Pendidikan Indonesia telah melalui tiga paradigma, yaitu: paradigma pengajaran


(teaching), pembelajaran (instruction), dan proses belajar (learning) dengan penjelasan
sebagai berikut:
1) Paradigma Pengajaran (Teaching),
Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan (Purwadinata,
1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan
belajar (oleh siswa) dan mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah
satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. yang dimaksudkan agar terjadi
kegiatan secara optimal.
Menurut Dariyanto S.S, (Kamus Bahasa Indonesia, 1997), pengajaran adalah
proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala
sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang
dialami atau dilihatnya).
Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar
dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling
mempengaruhi antara guru dan siswa. Dalam istilah “mengajar (pengajaran)”
atau“teaching”menempatkan guru sebagai “pemeran utama” memberikan
informasi.

Tugas Tutorial 1-Usman Hatuwe-PDGK 4505


2
2) Paradigma Pembelajaran (Instruction)
Kata pembelajaran (instruction), tidak hanya ada dalam konteks guru dengan
peserta didik di kelas secara formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan
belajar peserta didik di luar kelas yang mungkin saja tidak dihadiri oleh guru
secara fisik. Pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik
secara sunggh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan
sosial, sedangkan pengajaran lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di
kelas. Dengan demikian, kata pembelajaran ruang lingkupnya lebih luas
daripada kata pengajaran. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan
komunikatif anatar pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa), sumber belajar
dengan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan
terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas,
dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah
ditentukan.
Pembelajaran bersifat interaktif artinya kegiatan pembelajaran merupakan
kegiatan yang bersifat multiarah antara guru, peserta didik, sumber belajar, dan
lingkungan yang saling memengaruhi, tidak didominasi oleh satu komponen
saja, sedangkan komunikatif artinya, komunikasi antara peserta didik dengan
guru atau sebaliknya, sesama peserta didik, dan sesama guru harus dapat saling
memberi dan menerima serta memahami. dalam“instruction”guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator, me-manage berbagai sumber dan fasilitas untuk
dipelajari peserta didik.
3) Paradigma Proses belajar (Learning).
Proses belajar merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah
kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Salah satu peran
yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai
fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan
optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Skinner (1985)
dalam bukunya Educational Psychology : The Teaching-Learning Process,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu prosesadaptasi atau penyesuaian
tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh E.Mulyasa (2007), bahwa tugas guru tidak hanya
menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator
yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada
seluruh peserta didik, untuk mampu melakukan proses pembelajaran iniguru
harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya. Proses pembelajaran yang
akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus
memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana implikasinya
dalam proses pembelajaran.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal
ini berarti menunjukkan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

Tugas Tutorial 1-Usman Hatuwe-PDGK 4505


3
pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik,
baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya.

3. Atribut inovasi menurut Zaltman yang mempengaruhi cepat lambatnya penerimaan


inovasi, terdiri dari:
1) Pembiayaan (Cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipngaruhi oleh
pembiayaan, baik pembiayaan pada awal (penggunaan maupun pembiayaan untuk
pembinaan selanjutnya. Walaupun diketahui pula bahwa biasanya tingginya
pembiayaan ada kaitanya dengan kualitas inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan
modul disekolah dasar. Ditinjau dari pengembangan pribadi anak, kemandirian
dalam usaha (belajar) mempunyai nilai positif, tetapi karena pembiayaan mahal
maka akhirnya tidak dapat disebarluaskan.
2) Mudah dikomunikasikan, inovasi akan cepat diterima bila isinya mudah
dikomunikasikan dan mudah diterima.
3) Kepentingan umum atau pribadi (publicness versus privatness). Inovasi yang
bermanfaat untuk kepentingan umum akan lebih cepat diterima daripada inovasi
yang ditujukan pada kepentingan sekelompok orang saja.
4) Status Ilmiah, suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh
penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar
digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebaranya.ang saja.
5) Dapat dilihat kemanfaatanya, suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan
makin cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati
hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat.

4. Faktor Penghambat Inovasi menurut Ibrahim, yakni:


Menurut Ibrahim (2012), terdapat beberapa faktor penghambat dalam penerapan
inovasi pendidikan. Berikut adalah beberapa faktor tersebut:
1) Kurangnya dukungan dan komitmen:
Salah satu faktor penghambat utama adalah kurangnya dukungan dan komitmen
dari pihak terkait, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Tanpa
dukungan yang kuat, inovasi pendidikan sulit untuk diimplementasikan secara
efektif.
2) Keterbatasan sumber daya:
Keterbatasan sumber daya, seperti dana, fasilitas, dan tenaga pengajar yang
berkualitas, dapat menjadi hambatan dalam menerapkan inovasi pendidikan. Tanpa
sumber daya yang memadai, inovasi pendidikan sulit untuk diimplementasikan
secara luas dan berkelanjutan.
3) Resistensi terhadap perubahan:
Masyarakat dan pihak terkait sering kali memiliki resistensi terhadap perubahan.
Mereka mungkin merasa nyaman dengan cara-cara lama dan enggan untuk
mengadopsi inovasi baru. Resistensi terhadap perubahan ini dapat menghambat
penerapan inovasi pendidikan.
4) Kurangnya pemahaman dan pengetahuan:
Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang inovasi pendidikan juga dapat
menjadi faktor penghambat. Jika pihak terkait tidak memahami manfaat dan cara

Tugas Tutorial 1-Usman Hatuwe-PDGK 4505


4
mengimplementasikan inovasi tersebut, maka inovasi tersebut sulit untuk
diterapkan dengan efektif.
5) Ketidaksesuaian dengan konteks lokal:
Inovasi pendidikan yang tidak sesuai dengan konteks lokal atau budaya masyarakat
juga dapat menghambat penerapannya. Inovasi yang tidak mempertimbangkan
kebutuhan dan karakteristik masyarakat setempat cenderung sulit diterima dan
diadopsi.
6) Ketidakpastian hasil:
Ketidakpastian mengenai hasil yang akan dicapai dari penerapan inovasi
pendidikan juga dapat menjadi faktor penghambat. Jika pihak terkait tidak yakin
tentang manfaat yang akan diperoleh dari inovasi tersebut, mereka mungkin enggan
untuk mengadopsinya.
7) Kurangnya waktu dan kesempatan:
Kurangnya waktu dan kesempatan untuk melaksanakan inovasi pendidikan juga
dapat menjadi faktor penghambat. Keterbatasan waktu dan kesempatan yang
dimiliki oleh pihak terkait dapat menghambat implementasi inovasi pendidikan
secara efektif.
Dalam menghadapi faktor-faktor penghambat ini, penting bagi pihak terkait untuk
mengambil langkah-langkah strategis, seperti meningkatkan kesadaran,
memberikan pelatihan, dan membangun kerjasama yang kuat, untuk memfasilitasi
penerapan inovasi pendidikan yang sukses.

5. Dinamika dan makna globalisasi dan desentralisasi


Globalisasi dan desentralisasi memiliki dinamika dan makna mendasar yang menjadi
bagian tidak terpisahkan. Dinamika Globalisasi dan Desentralisasi dalam Bidang
Pendidikan
Globalisasi dan desentralisasi dalam bidang pendidikan memiliki dinamika dan makna
mendasar yang saling terkait. Berikut ini adalah uraian mengenai dinamika dan makna
dari kedua konsep tersebut:
Dinamika Globalisasi dalam Bidang Pendidikan
1) Pertukaran Pengetahuan dan Pengalaman: Globalisasi memungkinkan pertukaran
pengetahuan dan pengalaman antara negara-negara di seluruh dunia. Hal ini
memungkinkan siswa dan pendidik untuk mengakses informasi dan sumber daya
pendidikan dari berbagai budaya dan perspektif.
2) Peningkatan Aksesibilitas: Globalisasi juga memungkinkan peningkatan
aksesibilitas terhadap pendidikan. Melalui teknologi dan internet, siswa dapat
mengakses materi pembelajaran dan kursus online dari universitas di seluruh dunia.
Ini membuka peluang pendidikan yang lebih luas bagi individu yang sebelumnya
sulit untuk mengakses pendidikan formal.
3) Peningkatan Mobilitas Siswa: Globalisasi juga mendorong mobilitas siswa antar
negara. Program pertukaran siswa dan beasiswa internasional memungkinkan siswa
untuk belajar di luar negeri dan mengalami budaya dan sistem pendidikan yang
berbeda. Ini dapat meningkatkan pemahaman lintas budaya dan keterampilan
antarbudaya siswa.

Tugas Tutorial 1-Usman Hatuwe-PDGK 4505


5
Dinamika Desentralisasi dalam Bidang Pendidikan
1) Pemberdayaan Lokal: Desentralisasi dalam pendidikan memberikan kekuasaan dan
tanggung jawab kepada pemerintah daerah atau lokal dalam mengelola sistem
pendidikan. Hal ini memungkinkan pemerintah daerah untuk merespons kebutuhan
pendidikan yang spesifik dan memperkuat partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan pendidikan.
2) Penyesuaian Kurikulum: Desentralisasi juga memungkinkan penyesuaian
kurikulum pendidikan sesuai dengan kebutuhan lokal. Pemerintah daerah dapat
mengembangkan kurikulum yang relevan dengan budaya, nilai-nilai, dan
kebutuhan masyarakat setempat. Ini dapat meningkatkan relevansi pendidikan
dengan kehidupan nyata siswa.
3) Peningkatan Kualitas Pendidikan: Desentralisasi dapat mendorong peningkatan
kualitas pendidikan dengan memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah
untuk mengelola sumber daya pendidikan secara efektif. Pemerintah daerah dapat
mengalokasikan anggaran, merekrut guru berkualitas, dan memperbaiki
infrastruktur pendidikan sesuai dengan kebutuhan lokal.
Makna Globalisasi dan Desentralisasi dalam Bidang Pendidikan
1) Interkonektivitas: Globalisasi dan desentralisasi dalam pendidikan menciptakan
interkonektivitas antara negara-negara dan komunitas lokal. Hal ini memungkinkan
pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide yang dapat memperkaya
pendidikan secara global dan lokal.
2) Peningkatan Kualitas dan Relevansi: Kedua konsep ini dapat berkontribusi pada
peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan. Globalisasi membuka akses
terhadap sumber daya pendidikan yang lebih luas, sementara desentralisasi
memungkinkan penyesuaian pendidikan dengan kebutuhan lokal.
3) Pemberdayaan Individu: Globalisasi dan desentralisasi memberikan kesempatan
bagi individu untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman
lintas budaya. Hal ini dapat meningkatkan pemberdayaan individu dalam
menghadapi tantangan global dan lokal.
Dengan memahami dinamika dan makna dari globalisasi dan desentralisasi dalam
bidang pendidikan, kita dapat mengoptimalkan potensi positif dari kedua konsep ini
untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan di era globalisasi ini.

Sumber:
Udin Saripudin Winataputra, dkk, (2021), PDGK4505 – Pembaharuan Dalam
Pembelajaran di SD (Edisi 2), UT, Tangerang Selatan.
https://pustaka.ut.ac.id/lib/pdgk4505-pembaharuan-dalam-pembelajaran-di-sd-
edisi-2/
https://www.coursehero.com/file/90523366
https://www.studocu

Tugas Tutorial 1-Usman Hatuwe-PDGK 4505


6

Anda mungkin juga menyukai