TEKNIK PEMBELAJARAN Manajemen Pendidikan Pengampu: Dr. Mardiana Ahmad, S.SiT., M.Keb.
Srigita Dewiyana P102211045 Kelas B
PROGRAM STUDI S2 ILMU KEBIDANAN
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR TAHUN AJARAN 2021/2022 Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, baik di bidang ilmu pendidikan, ilmu komunikasi dan ilmu komputer serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK) maka tidak mustahil ke depan teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan memperkukuh diri menjadi suatu disiplin ilmu, program studi, dan profesi yang dapat berperan dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran. Selain itu, telah terjadinya perubahan dibidang pengembangan teknologi pembelajaran. Definisi teknologi pembelajaran mengalami perubahan, jenis media pembelajaran bertambah, model pembelajaran baru diciptakan, bidang garapan Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) atau instructional designer bertambah banyak dan semakin meningkat kompleksitasnya. A. TEORI & KONSEP TEKNOLOGI PEMBELAJARAN 1. Konsep Pembelajaran yang menunjang tercapainya tujuan belajar Pembelajaran dimaksudkan terciptanya suasana sehingga Peserta didikan belajar. Tujuan pembelajaran haruslah menunjang dan dalam tercapainya tujuan belajar. Dahulu, ketika pembelajaran dimaksudkan sebagai kadar penyampaian ilmu pengetahuan, pembelajaran tak terkait dengan belajar. termasuk tujuannya. Sebab, jika guru telah menyampaikan ilmu pengetahuan. tercapailah maksud atau tujuan pembelajaran tersebut. Pembelajaran model dahulu itu, memang tidak dicoba terkaitkan dengan belajar itu sendiri. Pembelajaran lebih konsentrasi pada kegiatan guru dan tidak terkonsentrasi pada kegiatan Peserta didik. Jika pada masa sekarang ini pembelajaran dicoba terkaitkan dengan belajar, maka dalam merancang aktivitas pembelajaran, guru harus belajar dari aktivitas belajar Peserta didik. Aktivitas belajar Peserta didik harus dijadikan titik tolak dalam merancang pembelajaran. Implikasi dari adanya keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar Peserta didik tersebut adalah disusunnya tujuan pembelajaran yang dapat menunjang apainya tujuan belajar. Muatan-muatan yang termaksud dalam tujuan belajar, haruslah termaksud juga dalam tujuan pembelajaran. 2. Prinsip-Prinsip Belajar a. Perhatian dan motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage n Berliner, 1984: 335). Perhatian terhadap belajar akan timbul pada Peserta didik apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih Ianjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada maka Peserta didik perlu dibangkitkan perhatiannya. Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. b. Keaktifan Kecendrungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemampuan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendri. Mon Dewey misalnya mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan Peserta didik untuk dirmya sendiri. maka inisiatif harus datang dari Peserta didik sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah (John Dewy 1916. dalam Dak ks,1937:3 1). c. Keterlibatan langsung/berpengalaman Dalam belajar melalui pengalaman langsung Peserta didik tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab tehadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tahu, yang paling baik apabila peserta terlihat secara langsng dalam perbuatan (direct performance), bukan sekadar melihat bagaimana orang menikmati tahu (demonstrating), apalagi sekadar mendengar orang bercerita bagaimana cara pembuatan tahu (telling). d. Pengulangan Prinsip belajar yang menekankan perlunva pengulangan barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Dava. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat. mengkhayal, merasakan. berpikir. dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka dasya-daya tersebut akan berkembang.
3. Falsafah Teknologi Pembelajaran
Teknologi pendidikan menjadi materi kajian yang banyak menarik perhatian di lingkungan para ahli pendidikan pada tahun 1960-an. Permulaannya, teknologi pendidikan merupakan kelanjutan perkembangan dari kajian-kajian tentang penggunaan Audiovisual, dan program belajar dalam penyelenggaraan pendidikan. Kajian tersebut pada hakekatnya merupakan usaha dalam memecahkan masalah belajar manusia (human learning). Solusi yang diambil melalui kajian teknologi pendidikan bahwa pemecahan masalah belajar perlu menggunakan pendekatan-pendekatan yang tepat dengan Banyak memfungsikan pemanfaatan sumber belajar (learning resources). Persepsi saat ini menyatakan bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal kedudukan media berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah dalam penyampaian informasi atau bahan belajar. Dari segi sistem pendidikan, kedudukan teknologi pendidikan berfungsi untuk memperkuat pengembangan kurikulum terutama dalam disain dan pengembangan, serta implementasinya, bahkan terdapat asumsi bahwa kurikulum berkaitan dengan “what”, sedangkan teknologi pendidikan mengkaji tentang “how”. Kaitannya dengan pembelajaran, teknologi pendidikan memperkuat dalam merekayasa berbagai cara dan teknik dari mulai tahap desain, pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber belajar, implementasi, dan penilaian program dan hasil belajar. 4. Kajian Teoritik Teknologi Pembelajaran Komponen teori dan praktek menunjukkan bahwa teknologi pembelajaran memiliki landasan pengetahuan yang didasarkan atas hasil kajian melalui riset dan pengalaman. Teori ditunjukkan oleh adanya konsep, konstruk, prinsip, dan proposisi yang memberi sumbangan terhadap keluasan pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam setting pembelajaran tertentu, terutama dalam memecahkan masalah belajar. Dalam pembelajaran kita memahami bahwa teori-teori yang digunakan pada hakekatnya menurunkan dari teori-teori yang dikembangkan oleh ilmu murni, seperti psikologi yang diturunkan ke dalam teori belajar, adanya komunikasi pembelajaran, dan pengelolaan pembelajaran serta ilmu-ilmu lainnya. Sedangkan dalam praktek pembelajaran ditunjukkan oleh penurunan konsep-konsep pengetahuan sesuai dengan kondisi serta karakteristiknya, sebagai contoh kondisi dan karakteristik peserta didik, bahan belajar, sarana dan fasilitas. Komponen disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian merupakan komponen sistem pengelolaan dalam pembelajaran. Setiap komponen memiliki teori dan praktek yang khusus dan memiliki keterkaitan secara sistimatis dengan bagian-bagian lainnya, baik sebagai masukan maupun umpan balik dan penilaian. Tahapan-tahapan tersebut merupakan tahapan pengelolaan pembelajaran yang di dalamnya memiliki aktifitas kegiatan masingmasing. Komponen proses dan sumber dimaksudkan dengan serangkaian kegiatan yang memanfaatkan sumber belajar untuk mencapai hasil belajar. Proses dan sumber memiliki keterkaitan dengan komponen pengelolaan pembelajaran di atas. Melalui komponen proses ini maka dianilisis dan ditetapkan kegiatan-kegiatan yang tepat dan sistematis melalui pemanfaatan sumber belajar yang telah diputuskan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. B. INOVASI MODEL TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “inovasi” berarti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Inovasi memiliki kaitan yang cukup erat dengan teknologi, ide, dan pengetahuan. Teknologi memang pada dasarnya diciptakan untuk memudahkan hidup manusia mulai dari segi komunikasi hingga pendidikan. Kolaborasi antara inovasi dan teknologi dapat sangat membantu kamu untuk belajar lebih banyak dan lebih baik tentang banyak hal, misalnya dalam pembelajaran diperkuliahan. Dengan bantuan teknologi, kamu bisa bise belajar lebih mudah dan efektif. 1. Inovasi Pembelajaran di masa pandemi Covid-19 Learning from home: Kolaborasi antara sekolah dengan orang tua Learning from Home dilatarbelakangi oleh Covid-19. Sebelumnya pembelajaran dilaksanakan dengan tatap muka (face-to-face) dalam ruang kelas. Namun ketika wabah ini menyerang, pembelajaran tatap muka yang tadinya sudah menjadi tradisi/ budaya masyarakat Indonesia berubah menjadi pembelajaran online (daring) dengan menggunakan teknologi (Sudarsana et al., 2020). Guru harus bisa memastikan bahwa meskipun siswa belajar dari rumah, siswa tetap belajar secara serentak meskipun ditempat yang berbeda. Sistem pembelajaran daring ini bisa dilaksanakan melalui Whatsapp group (WAG), telegram, aplikasi Zoom, dan layanan online lainnya. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring/ jarak jauh bukanlah hal yang mudah dilakukan, terutama pada siswa jenjang sekolah dasar. Terdapat berbagai kesulitan yang dialami guru dan siswa. Adapun kesulitan yang di alami siswa berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan siswa kelas IV dan II terkait bagaimana kesan selama menjalankan pembelajaran daring, keduanya menyatakan bahwa mereka tidak sepenuhnya paham mengenai materi pembelajaran yang ada pada buku teks karena guru tidak menjelaskan materi pelajaran sebagaimana yang dilaksanakan di kelas. Selama penerapan pembelajaran daring, guru hanya memberikan sejumlah soal untuk dikerjakan siswa dengan bantuan orang tua masing-masing. Namun terkadang, orang tua mereka mengalami sejumlah kendala seperti tidak paham bagaimana mengerjakan soal tersebut, terutama mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Kemudian setelah tugas selesai, tugas tersebut difoto lalu dikirimkan melalui WAG (Whatsapp Group) yang terhubung dengan wali murid (Wawancara Ikhsan (IV) dan Naratul (II), 2020). Pembelajaran yang seperti ini dinilai tidak efektif dan muncul berbagai kendala yang dialami orang tua yang pendidikan SD saja mereka tidak tamat/ lulus. Selain itu, pembelajaran yang seperti ini juga kerap membosankankan bagi siswa, banyak antara mereka yang mengeluh dan berharap agar bisa sekolah seperti biasanya. 2. Distance Learning Pengertian Distance learning sangatlah beragam menurut para ahli. Moore (1983, 1996) mengatakan keterlibatan media Internet dalam Distance Learning memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkomunikasi dan berdialog atau berinteraksi dengan dosen relatif lebih besar. Hal ini dengan mengunakan beragam fasilitas internet, juga adanya dukungan tool- tool pendukung seperti web cam, head phone, dan lain-lain. Dengan kata lain, bila media yang digunakan itu internet, maka jarak transaksi antara mahasiswa dan dosen kecil, dan karenanya komunikasi dapat sering dilakukan sehingga kesalahpahaman penafsiran materi perkuliahan semakin kecil. 3. Multimedia Classroom Akhir-akhir ini Multimedia Classroom sebagai salah satu penerapan Information Technology di bidang pendidikan sudah mulai di terapkan dibeberapa Sekolah dan Universitas di Jepang dan beberapa negara lainnya. Di Indonesia pun hal ini telah di lakukan dibeberapa Universitas baik Negeri maupun Swasta. Multimedia Classroom yang dalam bahasa Jepangnya Maruchimedia Kyousitsu secara umum dapat diartikan sebagai suatu ruang kelas dimana dosen dan mahasiswanya melakukan kegiatan belajar mengajar dengan fasilitas komputer dan jaringan internet. Disini dosen memberikan pelajaran dengan menggunakan web pribadi atau blog dosen yang bersangkutan. Dalam hal ini tugas dan laporan dikirim dengan menggunakan email sehingga terjadi penghematan waktu dan tenaga. Perangkat Multimedia Classroom meliputi ruang kelas yang dilengkapi dengan komputer (multimedia and network pc) lengkap dengan perangkatnya yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang ada. Terdapat pula LCD yang menampilkan semua yang terdapat pada layar monitor komputer sehingga apa yang ditulis di komputer dapat langsung diterima dilayar monitor mahasiswa dan bisa dilihat di screen. DAFTAR PUSTAKA 1. Lahinta Agus. Berbagai Model Inovasi Pembelajaran dengan Dukungan Teknologi Informasi. APTEKINDO: Seminar Internasional 2. Warsita Bambang. 2017. Peran dan Tantangan Profesi Pengembang Teknologi Pembelajaran pada Pembelajaran Abad 21. Kwangsan : Vol. 5, No. 2, 2017 3. Rahmi Rina. 2020. Inovasi Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. AL-TARBIYAH: Jurnal Pendidikan : Vol. 30. No. 2, Desember 2020 4. Sri Susanty. 2020. Inovasi Pembelajaran Daring dalam Merdeka Belajar. Hospitality: Vol. 9. No.2, Desember 2020 5. La Hadisi & Wa Muna. 2015. Pengelolaan Teknologi Informasi dalam Menciptakan Model Inovasi Pembelajaran. Jurnal Al-Ta’dib: Vol.8. No.1, Januari-Juni 2015. 6. Nurdyansyah & Widodo Andiek. 2015. Inovasi Teknologi Pembelajaran. Sidoarjo: Nizami Learning Center 7.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional