Anda di halaman 1dari 7

INOVASI PENDIDIKAN DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Ahmad Nurdin Al Rifani


Email: 2010111210023@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain atau berbeda
dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana. Sebagai inovator
posisi guru yang sangat strategis perlu ditingkatkan pengembangan guru untuk menjawab
berbagai persoalan pendidikan dan pembelajaran. Pembelajaran inovasi lebih menyediakan
proses yang mengarah pada penemuan hakikat siswa sesuai fitrahnya sebagai manusia
berpotensi dan dapat dikembangkan oleh lingkungan pembelajaran secara maksimal. Dalam
pembelajaran Inovasi sangat penting adanya penguasaan teknologi, terutama teknologi
Informasi komunikasi (TIK). Pengembangan dan pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan
dapat menjadikan reformasi sistem pendidikan menjadi lebih baik.

PENDAHULUAN
Inovasi secara etimologi berasal dari Kata Latin innovation yang berarti
pembaharuan atau perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbaharui dan
mengubah, inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain
atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana
(tidak secara kebetulan).
Istilah perubahan dan pembaharuan ada pebedaan dan persamaanya. Perbedaannya,
kalau pada pembaharuan ada unsur kesengajaan. Persamaannya. Yakni sama sama memilki
unsur yang baru atau lain dari yang sebelumnya. Kata “Baru” dapat juga diartikan apa saja
yang baru dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi, meskipun bukan
baru lagi bagi orang lain. Nemun, setiap yang baru itu belum tentu baik setiap situasi,
kondisi dan tempat.
Inovasi Pendidikan menurut Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan
masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang

1
(masyarakat), baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan
orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah
pendidikan nasional.Inovasi (pembaharuan) terkait dengan invention dan discovery.
Invention adalah suatu penemuan sesuatu yang benar benar baru, artinya hasil kreasi
manusia. Penemuan sesuatu (benda) itu sebelumnya belum pernah ada, kemudian diadakan
dengan bentuk kreasi baru. Discovery adalah suatu penemuan (benda), yang benda itu
sebenarnya telah ada sebelumnya, tetapi semua belum diketahui orang. Jadi, inovasi adalah
usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) baik
invention dan discovery.
Pembelajaran inovatif yang mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru
yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu
memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.
Berdasarkan definisi secara harfiah pembelajaran inovatif tersebut, terkandung
makna pembaharuan. Gagasan pembaharuan muncul sebagai akibat pembelajaran dirasakan
statis, klasik, dan tidak produktif dalam memecahkan masalah belajar. Oleh sebab itu,
dibutuhkan paradigma baru yang diyakini mampu memecahkan masalah tersebut. (Supadi,
2012 : 1)

PERAN GURU DALAM INOVASI PENDIDIKAN


Peranan guru sangat strategis dalam membelajarkan anak. Selain sebagai pendidik,
guru diposisikan juga sebagai pemimpin, motivator, inspirator, dan inovator. Dalam
menghadapi perubahan eksternal dengan kemajuan sains dan teknologi, maka guru dapat
menjadi pembaharu, atau pelaku inovasi dalam pembelajarkan untuk dapat memudahkan
anak didik dalam menemukan hal-hal baru melalui inovasi-inovasi baru dalam
pembelajaran.
Sebagai inovator posisi guru yang sangat strategis perlu ditingkatkan
pengembangan guru untuk menjawab berbagai persoalan pendidikan dan pembelajaran.
Guru perlu mememahami kurikulum, merencanakan, melaksanakan secara kreatif dan
mengevaluasi pengembangan program pembelajaran yang memnuhi karakteristik
pembelajaran kreatif, inovatif dan bermakna. Jika generasi muda atau para siswa
dibelajarkan dengan penuh kreativitas, dan inovasi maka keterampilan-keterampilan yang
diperlukan anak sesuai zamannya dapat dipenuhi dan diantisipasi untuk memerankan diri
sebagai generasi penerus. (Zunidar, 2019 : 55-56)
Paradigma pembelajaran inovatif diyakini mampu memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan kecakapan hidup dan siap terjun di masyarakat. Dengan begitu,
pembelajaran inovatif ditandai dengan prinsip-prinsip berikut.
1. Pembelajaran, bukan pengajaran.
2. Guru sebagai fasilitator, bukan instrukstur.
3. Siswa sebagai subjek, bukan objek.

2
4. Multimedia, bukan monomedia.
5. Sentuhan manusiawi, bukan hewani.
6. Pembelajaran induktif, dan bukan deduktif.
7. Materi bermakna bagi siswa, bukan sekedar dihafal.
8. Keterlibatan siswa partisipatif, bukan pasif.
Dalam konteks ini, pembelajaran inovasi lebih menyediakan proses yang mengarah
pada penemuan hakikat siswa sesuai fitrahnya sebagai manusia berpotensi dan dapat
dikembangkan oleh lingkungan pembelajaran secara maksimal. Lingkungan pembelajaran
tersebut mencakup dimensi yang luas dan sangat komplek. Oleh sebab itu, apapun fasilitas
yang dikreasi untuk memfasilitasi siswa dan siapapun fasilitator yang akan menemani siswa
belajar, seyogyanya berorientasi pada tujuan belajar siswa. Tujuan belajar yang orisinal
muncul dari dorongan hati. (Zunidar, 2019 : 54)
Semakin banyak inovasi yang dilakukan oleh guru, maka semakin banyak pula hal-
hal yang produktif yang dilakukan guru seperti persiapan mengajar yang matang, persiapan
ruangan belajar yang menarik serta mendukung pembelajaran siswa, media yang menarik
siswa untuk belajar lebih aktif, berkembangnya kebijakan sekolah kaitan dengan
pembelajaran baik didalam kelas maupun diluar kelas dan sebagainya. Perkembangan iptek
yang kini pesat, juga mengharuskan seorang guru untuk senantiasa mengikutinya dan
memiliki inisiatif yang kreatif. Kondisi ini mengharuskan seorang guru untuk melek
informasi dan teknologi. Jangan sampai seorang guru menjadi sosok yang gagap teknologi
dan tidak mengikuti dinamika perkembangan teknologi yang berkembang sedemikian
pesat.
Seorang guru dapat memberdayakan media iptek yang ada saat ini. Guru tidak boleh
gagap dalam hal mencari informasi materi dalam pemenuhan kebutuhan belajar peserta
didik (Mustafa & Zulhafizh, 2018a). Dengan keterampilan pedagogik dan profesionalnya,
seorang guru diyakini dapat menghadirkan materi atau konten yang tepat untuk peserta
didik. Dalam penelitian Mustafa dan Zulhafizh (2018) semakin lengkap materi dan
informasinya maka sangat memudahkan guru dalam mengajar. Di era saat ini, berbagai
informasi bisa diperoleh dengan mudah selama seorang guru mau berbuat dan mencari.
Media internet menjadi ladang penyedia informasi. Hampir semua guru memiliki gawai
untuk mendukung aktivitas komunikasi mereka, melalui perangkat tersebut bisa didapat
banyak informasi. Diingatkan Mustafa dan Zulhafizh (2018) guru harus tetap berhati-hati
mengambil informasi dan materi, sebab ada banyak informasi yang tidak benar tersebar
diberbagai media.
Menjadi seorang guru harus lebih inovatif dalam proses pembelajaran. Guru harus
bisa mengikuti dan memanfaatkan teknologi yang semakin maju, agar tidak ketinggalan
zaman, dan membuat siswa merasa bosan atas metode pembelajaran yang itu-itu saja.
(Mauladani, 2021 : 4-5)

3
PELAKSANAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM
INOVASI PENDIDIKAN
Berkembangnya kemajuan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) dewasa ini
telah memberi pengaruh besar dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
Pengembangan dan pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan dapat menjadikan reformasi
sistem pendidikan menjadi lebih baik.
Beragam kemampuan TIK yang luar biasa sudah seharusnya dimanfaatkan dalam
dunia pendidikan dalam kerangka melahirkan sistem pendidikan yang lebih baik, baik
dalam aspek sarana prasarana, peningkatan profesionalisme kualitas sumber daya manusia
pendidik (guru) maupun menghasilkan anak didik yang berkualitas.
Permasalahan yang muncul seiring dengan pemanfaatan TIK dalam dunia
pendidikan adalah faktor penguasaan TIK oleh para guru. Sebagaimana kita ketahui, dalam
pendidikan di sekolah guru adalah motor utama penggerak dalam pelaksanaan
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tersebut TIK sebagai sarana yang dapat
membantu tugas para guru agar proses belajar mengajar baik di dalam mupun diluar kelas
menjadi lebih baik. Oleh karenanya penguasaan TIK oleh para guru menjadi keharusan
dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru. (Budiana, 2015 : 1)
TIK dalam pembelajaran dapat di bagi atas dua peran, yaitu: (1) sebagai media
presentasi pembelajaran, misal berbentuk slide power point dan animasi dengan program
flash; (2) sebagai media pembelajaran mandiri atau E-Learning, misal peserta didik
diberikan tugas untuk membaca atau mencari sumber dari internet, mengirimkan jawaban
tugas, bahkan mencoba dan melakukan materi pembelajaran. Melalui E-Learning, belajar
tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana
saja. Hal ini mendorong peserta didik untuk melakukan analisis dan sintesis pengetahuan,
menggali, mengolah dan memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan
pengetahuan sendiri.
Peserta didik dirangsang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan. Fasilitas
yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui E-Learning diantaranya:
E-Book, E-Library, interaksi dengan pakar, email, mailling List, News Group, dan lain-lain.
Sedangkan manfaat penggunaan TIK dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran
adalah:
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran;
2. Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran;
3. Membantu memvisualisasikan ide-ide abstrak;
4. Mempermudah pemahaman materi yang sedang dipelajari;
5. Menampilkan materi pembelajaran menjadi lebih menarik; dan
6. Memungkinkan terjadinya interaksi antara pembelajaran dengan materi yang sedang
dipelajari. (Budiana, 2015 : 60)

4
SIMPULAN
Inovasi secara etimologi berasal dari Kata Latin innovation yang berarti
pembaharuan atau perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbaharui dan
mengubah, inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain
atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana
(tidak secara kebetulan).

Sebagai inovator posisi guru yang sangat strategis perlu ditingkatkan


pengembangan guru untuk menjawab berbagai persoalan pendidikan dan pembelajaran.
Guru perlu mememahami kurikulum, merencanakan, melaksanakan secara kreatif dan
mengevaluasi pengembangan program pembelajaran yang memnuhi karakteristik
pembelajaran kreatif, inovatif dan bermakna. Menjadi seorang guru harus lebih inovatif
dalam proses pembelajaran. Guru harus bisa mengikuti dan memanfaatkan teknologi yang
semakin maju, agar tidak ketinggalan zaman, dan membuat siswa merasa bosan atas
metode pembelajaran yang itu-itu saja. Di era saat ini, berbagai informasi bisa diperoleh
dengan mudah selama seorang guru mau berbuat dan mencari. Media internet menjadi
ladang penyedia informasi. Hampir semua guru memiliki gawai untuk mendukung aktivitas
komunikasi mereka, melalui perangkat tersebut bisa didapat banyak informasi.

Berkembangnya kemajuan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) dewasa ini


telah memberi pengaruh besar dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
Pengembangan dan pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan dapat menjadikan reformasi
sistem pendidikan menjadi lebih baik. TIK dalam pembelajaran dapat di bagi atas dua
peran, yaitu: (1) sebagai media presentasi pembelajaran, misal berbentuk slide power point
dan animasi dengan program flash; (2) sebagai media pembelajaran mandiri atau E-
Learning, misal peserta didik diberikan tugas untuk membaca atau mencari sumber dari
internet, mengirimkan jawaban tugas, bahkan mencoba dan melakukan materi
pembelajaran. Melalui E-Learning, belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.

REFERENSI

Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning. PalArch's
Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.

5
Anis, M. Z. A., Sriwati, S., & Mardiani, F. (2020). Sisi Abu-Abu Kausalitas Dan
Evaluasinya Dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal Socius, 9(2), 169-180.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah
dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Budiana, H.R., Sjafirah, N.A. dan Bakti, I. 2015. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Dalam Pembelajaran Bagi Para Guru Smpn 2 Kawali Desa Citeureup
Kabupaten Ciamis
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M. (2015). Metode Pembelajaran Hypnoteaching Melalui Mind Mapping
dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA PGRI 6
Banjarmasin).
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Susanto, H. (2020). Profesi Keguruan. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung
Mangkurat.
Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter
Masuknya Islam Ke Nusantara dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1).
Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter
Masuknya Islam Ke Nusantara dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1).
Syaharuddin, S., & Susanto, H. (2019). Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra
Kolonialisme Nusantara sampai Reformasi). Banjarmasin: FKIP Universitas
Lambung Mangkurat.
T, Supadi. 2012. Buku Inovasi Pendidikan.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin (1986-
2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).
Yunani. 2009. Pentingnya Inovasi Guru Dalam Proses Kegiatan Belajar Dan Mengajar.
Yuza Hauda Mauladani. 2021. Menjadi Guru Kreatif, Inovatif, Dan Inspiratif

6
Zunidar. 2019. Peran Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai