Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UAS

ESAI TENTANG INOVASI PENDIDIKAN PESANTREN DAN MADRASAH.


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas UAS
Mata Kuliah : Menejemen LPI

Disusun oleh:
SATRIYO AJI NUGROHO (2012.2275)
(02.2223.1.5.263)

Dosen Pengampu : Dr. H. ABU BAKAR SIDIK, M.Ag.

SEMESTER V JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-MASTHURIYAH
SUKABUMI
2023
LATAR BELAKANG
Berbicara tentang inovasi (renewal) mengingatkan kita pada istilah invention dan
discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang sama sekali baru, yaitu hasil karya
manusia. Discovery adalah penemuan sesuatu (sesuatu yang benar-benar ada sebelumnya).
Secara etimologis, inovasi berasal dari bahasa latin yaitu innovation yang berarti
pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya adalah innovo, yang berarti memperbaharui dan
mengubah. Dengan demikian, inovasi merupakan perubahan baru menuju perbaikan dan
perencanaan (bukan secara kebetulan) (Idris, Lisma Jamal, 1992: 70).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi diartikan sebagai pemasukan satu
pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya, yang (gagasan, metode atau alat) (Tim penyusun kamus pusat
pembinaan dan pengembangan bahasa, 1989: 333).
Dengan demikian, inovasi dapat diartikan sebagai upaya menemukan objek baru dengan
melakukan kegiatan invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan
bahwa inovasi adalah suatu penemuan yang dapat berupa ide, barang, peristiwa, metode yang
diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi
dapat berbentuk invention atau discovery. Inovasi dilakukan untuk tujuan tertentu atau untuk
memecahkan masalah (Subandiyah, 1992: 80).
Para ahli mengungkapkan berbagai persepsi, pengertian, interpretasi tentang inovasi
dengan susunan kalimat dan penekanan yang berbeda, tetapi mengandung pengertian yang
sama, seperti Kennedy (1987), White (1987), dan Kouraogo (1987). White (1987: 211)
mengatakan, “Inovation …more than change, although all innovations involve change”
(inovasi itu … lebih dari sekadar perubahan, walaupun semua inovasi melibatkan
perubahan).
PEMBAHASAN
INOVASI PENDIDIKAN
Inovasi sering diartikan sebagai pembaharuan, penemuan dan ada pula yang dikaitkan
dengan modernisasi. Perubahan dan inovasi, keduanya sama dalam hal elemen baru atau
berbeda dari sebelumnya. Inovasi berbeda dengan perubahan dalam inovasi yang disengaja.
Misalnya reformasi dalam hal reformasi kebijakan pendidikan mengandung unsur
intensionalitas dan secara umum istilah pembaharuan dapat disamakan dengan inovasi (Suryo
Subroto, 1990: 127). Menurut Nicholls (1982:2), penggunaan kata perubahan dan inovasi
seringkali tumpang tindih. Pada dasarnya inovasi adalah suatu gagasan, produk, peristiwa atau
metode yang dianggap baru oleh seseorang atau sekelompok orang atau unit adopsi lainnya,
baik hasil dari suatu invensi atau suatu discovery (Ibrahim, 1998:1; Hanafi, 1986: 26) ; Rogers).
, 1983:11).
Inovasi pendidikan merupakan inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Inovasi
pendidikan mencakup persoalan yang berkaitan dengan komponen sistem pendidikan, baik
dalam arti sempit yaitu jenjang lembaga pendidikan, maupun dalam arti luas yaitu sistem
pendidikan nasional. Inovasi dalam pendidikan dapat berupa apa saja, produk atau sistem.
Misalnya, seorang guru membuat maket bahan ajar untuk pembelajaran. Sistem, misalnya,
adalah metode penyampaian materi di kelas dengan tanya jawab atau metode lainnya. Inovasi
dapat diciptakan sesuai dengan kegunaannya yaitu menciptakan hal-hal baru, mempermudah
dunia pendidikan, dan mengarah pada kemajuan. Inovasi di sekolah terjadi pada sistem sekolah
yang meliputi komponen-komponen yang ada. Diantaranya adalah sistem pendidikan sekolah
yang terdiri dari kurikulum, aturan, dan pengelolaan organisasi pusat sumber belajar. Selain itu,
yang lebih penting adalah inovasi dilakukan dalam sistem pembelajaran (yang berperan sebagai
guru) karena guru langsung melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Keberhasilan
pembelajaran sebagian besar menjadi tanggung jawab guru. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
sesuatu yang baru mungkin sudah lama diketahui dalam konteks sosial atau sesuatu yang sudah
lama dikenal, tetapi tidak berubah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah
perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi (Idris, Lisma Jamal, 1992: 71).
Karena ukuran dan kompleksitas masalah pendidikan dan karena keterbatasan
kemampuan, maka diperlukan inovasi atau pembaharuan. Secara implisit, manajemen inovasi
mengacu pada komponen perencanaan, pemantauan, pengarahan, dan komando. Urwick dalam
Nicholls (1993: 3) mengidentifikasikan bahwa manajemen atau pengolahan adalah suatu
kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan, pengaturan, pemberian perintah, koordinasi,
pengawasan, dan penilaian. Hal ini berkaitan dengan kegiatan atau kegiatan yang berkaitan
dengan upaya pemanfaatan seluruh materi dan non materi untuk mencapai tujuan inovasi.
Manajemen inovasi dari sudut pandang proses berkaitan dengan kegiatan perencanaan,
sedangkan dalam perencanaan inovasi menuntut untuk menilai situasi dan mengidentifikasi
tujuan inovasi. Inovasi akan berjalan dengan baik jika didukung oleh perencanaan inovasi yang
efektif.

INOVASI PENDIDIKAN DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI


Fokus pendidikan atau pembelajaran abad 21 meliputi kreativitas, berpikir kritis,
komunikasi, dan kolaborasi. Keterampilan tersebut tidak hanya untuk siswa, tetapi juga untuk
pendidik (guru dan dosen). Guru atau dosen harus memiliki kompetensi yang kuat, antara lain:
berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. Peran yang sangat penting bagi guru dan
dosen sebagai panutan, penyebar semangat, dan inspirasi. Ini adalah peran yang tidak dapat
digantikan oleh teknologi. Memiliki kompetensi pendidikan, kompetensi penelitian,
kompetensi dunia bisnis digital, kompetensi di era globalisasi, dan interaksi dalam
pembelajaran.
Untuk mencapai keterampilan abad 21, tren pembelajaran dan praktik yang baik juga
harus disesuaikan, salah satunya melalui pembelajaran terpadu atau mixed learning. Mixed
learning adalah cara mengintegrasikan penggunaan teknologi dan informasi dalam
pembelajaran yang memungkinkan pembelajaran yang tepat untuk siswa di kelas. Pembelajaran
terpadu atau campuran memungkinkan refleksi pembelajaran. Pembelajaran terpadu ini
merupakan metode yang menggabungkan pembelajaran tatap muka di kelas dengan
pembelajaran online. Pembelajaran terpadu merupakan perpaduan antara pembelajaran fisik di
kelas dengan lingkungan maya (virtual). Pembelajaran berbasis pembelajaran terpadu atau
campuran merupakan perpaduan antara literasi lama dan literasi baru (literasi manusia, literasi
teknologi, dan data).
Pembelajaran inovatif di atas sesuai dengan tuntutan masa kini dan masa depan.
Pengertian inovasi adalah suatu penemuan baru atau ide baru yang berbeda dengan yang sudah
ada atau yang telah diketahui sebelumnya. Ide-ide baru adalah pemikiran-pemikiran dalam
mengamati suatu fenomena yang sedang terjadi. Ide baru ini dapat berupa penemuan apa yang
diakui dan diterima sebagai sesuatu yang baru bagi guru atau dosen. Inovasi yang dilakukan
adalah perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus dari yang sudah ada ke yang baru
sehingga dapat dirasakan manfaatnya bagi peserta didik.
Peserta didik dibekali untuk mampu berpikir kritis, artinya siswa dibekali dan didorong
untuk mampu membedah hingga ke akar permasalahan dengan alat analisis yang tepat. Berpikir
kreatif berarti kemampuan peserta didik untuk menyajikan alternatifalternatif. Berpikir inovatif
juga berarti kemampuan untuk membuat pilihan yang paling tepat sesuai dengan konteksnya.
Di era revolusi industri 4.0, hal tersebut dapat tercapai lebih cepat jika pendidikan mampu
memaksimalkan penggunaan atau pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itu,
internet merupakan kebutuhan yang tidak bisa diabaikan.
Memasuki Era Revolusi Industri 4.0, kemampuan yang harus dimiliki guru dan dosen
inovatif adalah kemampuan (1) berpikir kritis dan problem solving, (2) komunikasi dan
kolaborasi, (3) berpikir kreatif dan berinovasi. (4) literasi teknologi informasi dan komunikasi,
(5) dalam pembelajaran kontekstual, dan (6) literasi informasi dan media.
Keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk
memahami suatu masalah yang kompleks, menghubungkan informasi satu sama lain sehingga
pada akhirnya muncul berbagai perspektif dan mencari solusi dari suatu masalah. Kompetensi
ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk menalar, memahami dan membuat pilihan yang
kompleks, memahami interkoneksi antara sistem, struktur, mengekspresikan, menganalisis, dan
memecahkan masalah. Hal ini sangat penting dimiliki guru dan dosen dalam pembelajaran abad
21. Keterampilan komunikasi dan kolaborasi, yaitu kemampuan berbasis teknologi informasi
dan komunikasi yang harus diterapkan guru dalam pembelajaran guna membangun kompetensi
komunikasi dan kolaborasi.
Kemampuan berpikir kreatif dan inovasi adalah kemampuan yang mengkehendaki guru
dan dosen untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif agar mampu membekali peserta didik untuk
bersaing dan menciptakan lapangan kerja berbasis Revolusi Industri 4.0. Tentu seorang guru
dan dosen harus terlebih dahulu dapat berpikir kreatif dan inovatif agar dapat menularkan
kepada peserta didiknya.
Kemampuan literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ini menjadi kewajiban
guru era revolusi industri 4.0, ini harus dilakukan agar tidak tertinggal dengan peserta didik.
Literasi Teknologi infomasi dan komunikasi merupakan dasar yang harus dikuasai agar mampu
menghasilkan peserta didik yang siap bersaing dalam memasuki Era Revolusi Industri 4.0.
Kemampuan lainnya adalah kemampuan dalam pembelajaran kontekstual. Pembelajaran ini
yang sangat sesuai diterapkan guru 4.0 ketika sudah menguasai TIK. Pembelajaran kontekstual
ini lebih mudah diterapkan. Saat ini TIK salah satu konsep kontekstual yang harus diketahui
oleh guru adalah materi pembelajaran berbasis TIK, guru yang baik harus memiliki literasi TIK.
Materi yang bersifat abstrak dapat disajikan lebih nyata dan kontekstual menggunakan TTIK
Keterampilan berpikir kreatif dan inovasi merupakan kemampuan yang menuntut guru
dan dosen untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif agar mampu membekali peserta didik untuk
bersaing dan menciptakan lapangan kerja berdasarkan Revolusi Industri 4.0. Tentunya seorang
guru dan dosen terlebih dahulu harus mampu berpikir kreatif dan inovatif agar dapat
menularkannya kepada peserta didiknya.
Dalam interaksi pembelajaran, guru dan dosen harus mampu membangun suasana yang
dapat memenuhi (1) kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan setiap siswa agar merasa mampu,
interaksi pembelajaran harus mampu membuat siswa merasa mampu. Dosen atau guru perlu
memberikan apresiasi terhadap hasil belajar siswa, (2) kebutuhan otonomi, setiap siswa perlu
merasa mandiri dengan memperoleh kebebasan dan kepercayaan. Setiap siswa yang mandiri
tidak akan selalu bergantung pada dosen atau gurunya dalam belajar, dan (3) kebutuhan akan
koneksi yang dibutuhkan setiap siswa untuk merasa dirinya bagian dari suatu kelompok, dan
berinteraksi dalam suatu kelompok. Proses pembelajaran harus mampu menumbuhkan interaksi
perguruan tinggi dan saling mendukung. Selain itu, dalam pembelajaran di era disrupsi ini, guru
harus melaksanakan pembelajaran secara berkelanjutan guna membekali siswa agar mampu
melewati era disrupsi, dan memasuki era baru yang berlimpah, apalagi dengan informasi, media
dan informasi yang baik.
INOVASI PENDIDIKAN DI PESANTREN
Ruang lingkup inovasi pendidikan di pesantren meliputi berbagai aspek, seperti
pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan pesantren, penerapan metode pengajaran yang
sesuai dengan nilai-nilai pesantren, integrasi teknologi dalam pembelajaran agama,
pengembangan keterampilan 21st century, serta upaya peningkatan akses dan inklusi
pendidikan di pesantren.
Konsep dasar inovasi pendidikan di pesantren melibatkan pengembangan metode
pembelajaran yang relevan dengan tuntutan zaman, penerapan teknologi informasi, dan
peningkatan keterampilan soft skill. Inovasi pendidikan di pesantren bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan santri untuk menghadapi tantangan
masa depan.
Beberapa konsep dasar inovasi pendidikan di pesantren yang dapat diterapkan antara
lain:
1. Pengembangan kurikulum yang relevan dengan tuntutan zaman dan kebutuhan
masyarakat.
2. Penerapan teknologi informasi dalam proses pembelajaran, seperti penggunaan media
pembelajaran digital dan aplikasi pembelajaran online.
3. Peningkatan keterampilan soft skill, seperti keterampilan berkomunikasi, kreativitas,
dan kolaborasi.
4. Peningkatan kualitas pengajar dan tenaga pendidik melalui pelatihan dan
pengembangan profesionalisme.
5. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan, seperti perpustakaan,
laboratorium, dan fasilitas olahraga.
Dengan menerapkan konsep dasar inovasi pendidikan di pesantren, diharapkan
pesantren dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan tuntutan zaman,
sehingga santri dapat menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.
INOVASI PENDIDIKAN DI MADRASAH
Ruang lingkup inovasi pendidikan di madrasah mencakup berbagai aspek, seperti
pengembangan kurikulum, metode pengajaran, teknologi pendidikan, evaluasi pembelajaran,
dan manajemen pendidikan. Inovasi pendidikan di madrasah juga melibatkan kolaborasi
antarstakeholder, pengembangan keterampilan 21st century, serta peningkatan akses dan
inklusi pendidikan.
Konsep dasar inovasi pendidikan di madrasah melibatkan berbagai aspek, termasuk
pengembangan kurikulum, penerapan metode pembelajaran yang inovatif, integrasi teknologi
dalam pembelajaran, serta peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. Inovasi
pendidikan di madrasah bertujuan untuk meningkatkan daya saing, relevansi, dan kualitas
pendidikan yang diselenggarakan.

Beberapa konsep dasar inovasi pendidikan di madrasah yang dapat diterapkan antara
lain:
1. Pengembangan kurikulum yang responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kebutuhan dunia kerja.
2. Penerapan metode pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berbasis proyek untuk
meningkatkan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan berpikir kritis, kreatif,
komunikasi, dan kolaborasi.
3. Integrasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran untuk mendukung
proses pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif.
4. Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan melalui pelatihan,
pengembangan profesional, dan pembinaan.

Dengan menerapkan konsep dasar inovasi pendidikan di madrasah, diharapkan


madrasah dapat memberikan pendidikan yang relevan, berkualitas, dan mampu menghasilkan
lulusan yang siap bersaing dalam era globalisasi.Dalam menyusun materi ini, penting untuk
memperhatikan konteks madrasah, nilai-nilai keagamaan, dan tradisi pendidikan Islam agar
inovasi yang diusulkan dapat terintegrasi secara harmonis dengan karakter madrasah.
Contoh inovasi pendidikan di madrasah meliputi penerapan kurikulum berbasis
kompetensi, penggunaan teknologi dalam pembelajaran agama, pengembangan program
literasi dan numerasi, serta integrasi pendidikan karakter. Sumber referensi yang dapat
digunakan untuk mendukung materi ini antara lain jurnal ilmiah, buku-buku tentang pendidikan
Islam, dan laporan riset terkait inovasi pendidikan di madrasah. Sebagai contoh, Anda dapat
merujuk pada jurnal "Journal of Islamic Education Research" atau buku "Innovations in Islamic
Education" karya Muhammad M. Abu-Hamour dan Ahmad M. Abu-Hamour. Sumber-sumber
ini akan memberikan contoh konkret dan wawasan mendalam mengenai inovasi pendidikan di
madrasah serta tren terkini dalam bidang tersebut.
Dalam menyusun materi ini, penting untuk memperhatikan konteks madrasah, nilai-
nilai keagamaan, dan tradisi pendidikan Islam agar inovasi yang diusulkan dapat terintegrasi
secara harmonis dengan karakter madrasah.

SIMPULAN
Inovasi pendidikan adalah suatu inovasi (pembaharuan) dalam bidang pendidikan atau
inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah pendidikan, inovasi pendidikan adalah
suatu ide, item, metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang
atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa penemuan (baru) atau penemuan (perubahan
lama) yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah
pendidikan.
Di era globalisasi dan informasi ini, penggunaan media pembelajaran berbasis
Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan, namun implementasinya
bukanlah hal yang mudah. Interaksi pembelajaran menggunakan jaringan komputer tidak hanya
dapat dilakukan secara individu, tetapi juga dapat mendukung kegiatan belajar kelompok.
Beberapa keuntungan penggunaan jaringan komputer dalam sistem pendidikan jarak jauh
adalah: dapat memperkaya model tutorial, dapat memecahkan masalah belajar yang dihadapi
siswa dalam waktu yang lebih singkat dan dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu dalam
memperoleh informasi.
Ruang lingkup inovasi pendidikan di pesantren meliputi berbagai aspek, seperti
pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan pesantren, penerapan metode pengajaran yang
sesuai dengan nilai-nilai pesantren, integrasi teknologi dalam pembelajaran agama,
pengembangan keterampilan 21st century, serta upaya peningkatan akses dan inklusi
pendidikan di pesantren.
Konsep dasar inovasi pendidikan di madrasah melibatkan berbagai aspek, termasuk
pengembangan kurikulum, penerapan metode pembelajaran yang inovatif, integrasi teknologi
dalam pembelajaran, serta peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. Inovasi
pendidikan di madrasah bertujuan untuk meningkatkan daya saing, relevansi, dan kualitas
pendidikan yang diselenggarakan.

REFERENSI

Abu-Hamour, M. M., & Abu-Hamour, A. M. (2019). Innovations in Islamic Education.


Springer.
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social Studies
Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The Innovation of
Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking Model
in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning. PalArch's Journal of
Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Sriwati, S., & Mardiani, F. (2020). Sisi Abu-Abu Kausalitas Dan Evaluasinya
Dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal Socius, 9(2), 169-180.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran Sejarah
Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan
Pendidikan, 5(1), 60-69.
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran Pada
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History Education,
1(1), 21-25.

Journal of Islamic Education Research. (Contoh: https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/jier)


Prawitasari, M. (2015). Metode Pembelajaran Hypnoteaching Melalui Mind Mapping dalam
Pembelajaran Sejarah (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA PGRI 6 Banjarmasin).

Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING


Susanto, H. (2020). Profesi Keguruan. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter
Masuknya Islam Ke Nusantara dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1).
Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter
Masuknya Islam Ke Nusantara dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1).
Syaharuddin, S., & Susanto, H. (2019). Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra Kolonialisme
Nusantara sampai Reformasi). Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Tan, C. (2008). Pesantren Education: Tradition and Modernity. Indonesia: SEAP Publications.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto, H.
(2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin (19862019).
PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).

Anda mungkin juga menyukai