Abstrak
Inovasi secara etimologi berasal dari Kata Latin innovation yang berarti pembaharuan atau
perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbaharui dan mengubah, inovasi ialah
suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang ada
sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan). Istilah
perubahan dan pembaharuan ada pebedaan dan persamaanya. Perbedaannya, kalau pada
pembaharuan ada unsur kesengajaan. Persamaannya yakni sama sama memilki unsur yang
baru atau lain dari yang sebelumnya. Kata “Baru” dapat juga diartikan apa saja yang baru
dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi
bagi orang lain. Namun, setiap yang baru itu belum tentu baik setiap situasi, kondisi dan
tempat.
PENDAHULUAN
1. Makna Hakiki Inovasi Pendidikan.
Inovasi Pendidikan menurut Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan
masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang
(masyarakat), baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru
ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan
masalah pendidikan nasional.
Inovasi (pembaharuan) terkait dengan invention dan discovery. Invention adalah
suatu penemuan sesuatu yang benar benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Penemuan
sesuatu (benda) itu sebelumnya belum pernah ada, kemudian diadakan dengan bentuk
kreasi baru. discovery adalah suatu penemuan (benda), yang benda itu sebenarnya telah
ada sebelumnya, tetapi semua belum diketahui orang. Jadi, inovasi adalah usaha
menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) baik invention dan
discovery.
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada dua istilah
yaitu invention dan discovery. Invention adalah merupakan penemuan sesuatu yang benar-
113
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 2 No 2(2023): Inovasi Pendidikan
benar baru, artinya merupakan hasil karya manuasia. Sedangkan discovery adalah
penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian,
inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan
kegiatan (usaha) invention dan discovery.
Para ahli mengungkapkan berbagai persepsi, pengertian, interpretasi tentang inovasi
dengan susunan kalimat dan penekanan yang berbeda, tetapi mengandung pengertian yang
sama, seperti Kennedy (1987), White (1987), dan Kouraogo (1987). White (1987: 211)
mengatakan, “Inovation …more than change, although all innovations involve change”
(inovasi itu … lebih dari sekadar perubahan, walaupun semua inovasi melibatkan
perubahan).
Selain itu, definisi inovasi yang dikemukakan oleh Rogers (1983:11), “An
innovation is an idea, practice, or object that is perceived as new by an individual or other
unit of adoption.”Zaltman dan Duncan (1973: 7) mengatakan, “An innovation is an idea,
practice, or material artifact perceived to be new by the relevant unit of adoption. The
innovation is the change object.”Inovasi sering diartikan pembaharuan, penemuan dan ada
yang mengaitkan dengan modernisasi. Perubahan dan inovasi, keduanya sama dalam hal
memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya. Inovasi berbeda dari perubahan karena
dalam inovasi dalam unsur kesengajaan.
Pembaharuan misalnya, dalam hal pembaharuan kebijakan pendidikan mengandung
unsure kesengajaan dan pada umumnya istilah pembaharuan dapat disamakan dengan
inovasi (Suryo Subroto, 1990: 127). Menurut Nicholls (1982: 2), penggunaan kata
perubahan dan inovasi sering tumpang tindih. Pada dasarnya, inovasi adalah ide, produk,
kejadian, atau metode yang dianggap baru bagi seseorang atau sekelompok orang atau unit
adopsi yang lain, baik hasil invensi maupun hasil discovery (Ibrahim, 1998: 1; Hanafi,
1986: 26; Rogers, 1983: 11)..
2. Prinsip-prinsip Inovasi Pendidikan
Peter M. Drucker dalam bukunya Innovation and Enterpreneurship (Tilaar, 1999:
356), mengemukakan beberapa prinsip inovasi, yaitu sebagai berikut.
a. Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan kemungkinan yang terbuka.
Artinya, inovasi hanya dapat terjadi apabila mempunyai kemampuan analisis.
b. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, artinya yang bermula dari keinginan
untuk menciptakan sesuatu yang baru yang dapat diterima masyarakat.
c. Inovasi harus dimulai dengan yang kecil. Tidak semua inovasi dimulai dengan ide-
ide besar yang tidak terjangkau oleh kehidupan nyata manusia. Keinginan yang
kecil untuk memperbaiki suatu kondisi atau kebutuhan hidup ternyata kelak
mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap kehidupan manusia selanjutnya.
d. Inovasi diarahkan pada kepemimpinan atau kepeloporan. Inovasi selalu diarahkan
bahwa hasilnya akan menjadi pelopor dari suatu perubahan yang diperlukan.
Apabila tidak demikian maka intensi suatu inovasi kurang jelas dan tidak
114
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 2 No 2(2023): Inovasi Pendidikan
115
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 2 No 2(2023): Inovasi Pendidikan
116
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 2 No 2(2023): Inovasi Pendidikan
modern daripada mobil. Jadi “modern” dari satu segi dapat diartikan sesuatu yang baru
dalam arti lebih maju atau lebih baik daripada yang sudah ada. Baik dalam arti lebih
memberikan kesejahteraan atau kesenangan bagi kehidupan.
Eissentadt menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi adalah proses
perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik, yang telah berkembang di Eropa Barat dan
Amerika Utara dari abad ke 17 sampai abad ke 19, dan kemudian telah berkembang pula di
berbagai Negara di Eropa. Dalam abad ke 19 dan 20 berkembang pula ke Amerika Selatan,
Asia, dan Afrika. Proses perkembangan atau perubahan itu berlangsung secara bertahap,
dan tidak semua masyarakat berkembang dalam tahap urutan yang sama.
Jadi modernisasi pada dasarnya merupakan proses perkembangan, secara kebetulan
Eropa Barat dan Amerika Utara telah berkembang lebih dahulu, dan sekarang bangsa dari
dunia ketiga sedang berjuang untuk menyamakan diri mencapai status kehidupan modern.
Dengan kata lain modernisasi adalah bekerja sama dengan dunia dengan maksud agar dapat
meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun mungkin juga terjadi
kekacauan atau perpecahan. (M. Francais Abraham, 1980:4).
117
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 2 No 2(2023): Inovasi Pendidikan
sangat mendasar sebagai persoalan utama. Keempat persoalan besar itu adalah sebagai
berikut:
a. Persoalan yang berkaitan dengan dirinya sendiri,
b. Persoalan yang berkaitan dengan keberadaannya bersama-sama dengan orang lain.
c. Persoalan yang berkaitan dengan keberadaannya di suatu lingkungan alam tertentu
d. Persoalan yang berkaitan dengan pekerjaannya, baik yang berkaitan dengan
pekerjaan utama yang ditekuni sebagai mata pencaharian maupun pekerjaan yang
hanya sekadar sebagai hobi.
SIMPULAN
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada dua istilah
yaitu invention dan discovery. Invention adalah merupakan penemuan sesuatu yang benar-
benar baru, artinya merupakan hasil karya manuasia. Sedangkan discovery adalah
penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian,
inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan
kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan
bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode
yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan
dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Subandiyah 1992:80).
REFERENSI
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning. PalArch's
Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah
dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020) (pp.
89-94). Atlantis Press.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Fathurrahman, F., Kumasalari, D., Susanto, H., Nurholipah, N., & Saliman, S. (2022).
Implementasi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Program
Adiwiyata. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 13038-13044.
118
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 2 No 2(2023): Inovasi Pendidikan
Fauziyah, N., Susanto, H., Rochgiyanti, R., & Syaharuddin, S. (2022). Interaksi Sosial
Santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Nurul Amin Alabio Tahun 1997-2020.
Prabayaksa: Journal of History Education, 2(1), 23-32.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Prawitasari, M., Imanuel, K., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2022). ANALISIS
PERILAKU BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal Educhild: Pendidikan Dan Sosial, 11(1), 27-
31.
Prawitasari, M., Sawitri, R., & Susanto, H. (2022). Nilai-nilai Karakter dalam Buku Teks
Sejarah SMA Kelas XI di SMAN 7 Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 22(3), 2287-2291.
Susanto, H., Fatmawati, S., & Fathurrahman, F. (2022). Analisis Pola Narasi Sejarah dalam
Buku Teks Lintas Kurikulum di Indonesia. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan
Pendidikan, 6(2).
Susanto, H., Irmanita, W., Syurbakti, M. M., & Fathurrahman, F. (2022). ANALISIS
PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
DARING MASA PANDEMI COVID-19. Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan
Sejarah, 8(1), 13-24.
Susanto, H., Prawitasari, M., Akmal, H., Syurbakti, M. M., & Fathurrahman, F. (2023).
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BUKU AJAR MATA KULIAH MEDIA
PEMBELAJARAN SEJARAH. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia), 8(1),
1-10.
Susanto, H., Sariyatun, S., & Djono, D. (2022). Analisis Konteks Historis Film Sejarah
Perang Banjar Sebagai Media Edutainment. Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan
dan Inovator Pendidikan, 9(1), 16-27.
119