DI SUSUN OLEH :
UNIVERSITAS TIDAR
2019
i
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.3 TUJUAN......................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................2
3.1 KESIMPULAN............................................................................................................................9
3.2 SARAN........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................10
PEMBAGIAN TUGAS............................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari inovasi pendidikan?
2. Apa tujuan dari inovasi pendidikan?
3. Bagaimana proses inovasi pendidikan?
4. Apa saja model-model pembelajaran yang inovatif?
5. Apa saja kendala inovasi pendidikan di Indonesia?
6. Apa saja contoh inovasi pendidikan di Indonesia?
1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui hakikat dari inovasi pendidikan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari inovasi pendidikan
3. Mahasiswa dapat memahami proses inovasi pendidikan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui model-model pembelajaran yang inovatif.
5. Mahasiswa dapat mengetahui kendala dalam inovasi pendidikan di Indonesia.
6. Mahasiswa dapat memahami inovasi pendidikan di Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN INOVASI PENDIDIKAN
Kata “innovation” sering diterjemahkan dengan segala hal yang baru atau pembaharuan
(S. Wojowasito, 1972), dalam bahasa Indonesia artinya “inovasi”. Inovasi juga sering
dinyatakan sebagai penemuan, karena hal yang baru didapat dari hasil penemuan. Kata
penemuan dalam bahasa Inggris diartikan sebagai “discovery” dan “invention”. Untuk
mengetahui arti jelas dari inovasi pendidikan, maka perlu mengetahui pengertian discovery,
invention, innovation, dan moderenisasi.
Discovery adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya sudah ada, tetapi belum diketahui
orang lain. Misalnya, penemuan benua Amerika. Pada kenyataannya benua Amerika sudah
ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus. Maka dapat dikatakan bahwa Columbus
merupakan penemu benua Amerika.
Invention (Invensi) adalah penemuan baru yang benar-benar baru, didapatkan dari hasil
penelitian, percobaan, dan pengalaman yang dilakukan. Misalnya penemuan teori-teori yang
merupakan pemikiran para tokoh, penemuan barang-barang yang bermanfaat, dan lain-lain.
Innovation (inovasi) adalah ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati
sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang. Inovasi merupakan
hasil dari invention dan discovery. Inovasi dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu atau
memecahkan masalah dan persoalan tertentu.
Istilah inovasi dan modernisasi sering dikaitkan karena keduanya merupakan perubahan
social, istilah modern mempunyai berbagai macam arti. Namun pada umumnya modern
digunakan untuk menunjukan perubahan kea rah yang lebih baik dan lebih maju. Misalnya
dalam bidang pendidikan, dahulu harus datang ke sekolah dahulu untuk mendapatkan
pelajaran, tapi sekarang hanya dengan menggunakan internet kita bisa mendapatkan pelajaran
apapun. Jadi, dapat disimpulkan bahwa modernisasi adalah perubahan social dari masyarakat
tradisional ke masyarakat yang lebih modern. Modernisasi bisa terwujud karena adanya
inovasi atau perubahan kemajuan masyarakat dalam berbagai bidang, baik politik, ekonomi,
kesehatan, dan juga pendidikan.
Menurut Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi untuk
memecahkan suatu permasalahan mengenai pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu
2
ide, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal baru, baik berupa hasil inversi dan
discovery, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah
pendidikan nasional.
Proses inovasi Pendidikan adalah serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh individu /
organisasi, mulai sadar tahu adanya inovasi sampai menerapkan (implementasi) inovasi
Pendidikan. Selama proses inovasi berlangsung akan selalu terjadi perubahan yang
berkesinambungan sampai proses itu dinyatakan berakhir. Proses inovasi Pendidikan
mempunai 4 tahapan,di antaranya sebagai berikut :
a. Invention (penemuan)
3
Invention meliputi penemuan-penemuan tentang sesuatu hal yang baru, biasanya
merupakan adaptasi dari yang telah ada. Akan tetapi pembaharuan yang terjadi dalam
Pendidikan, terkadang menggambarkan suatu hasil yang sangat berbeda dengan yang
terjadi sebelumnya.
b. Development (pengembangan)
Dalam proses pembeharuan biasanya harus mengalami suatu pengembangan sebelum ia
masuk dalam dimensi skala besar. Development sering sekali bergandengan dengan riset,
sehingga prosedur research dan development merupakan sesuatu yang biasanya
digunakan dalam Pendidikan.
c. Diffusion (penyebaran)
Konsep diffusion seringkali digunakan secara sinonim dengan konsep dissemination,
tetapi disini diberikan konotasi yang berbeda. Definisi diffusion menurut Roger (Cece
Wijaya, 1992) adalah suatu persebaran ide baru dari sumber inventionnya kepada
pemakai atau penyerap yang terakhir.
d. Diffusion (penyebaran)
Menurut Katz dan Hamilton (Wijaya, 1992), definisi proses pembeharuan dan difusi
dalam butir-butir berikut ini : penerimaan melebihi waktu biasanya dari beberapa item
yang spesifik idea atau praktek / kebiasaan oleh individu-individu group atau unit-unit
yang dapat mengadopsi lainnya berkaitan saluran komunikasi yang spesifik terhadap
struktur sosial dan terhadap sistem nilai atau kultur tertentu.
4
Model inovasi ini berdasarkan pemikiran bahwa setiap orang tentu memerlukan
perubahan, dan unsur pokok dari perubahan ialah penelitian, pengembangan, dan
difusi. Agar benar-benar diketahui dengan tepat permasalahan yang dihadapi serta
kebutuhan yang diperlukan, maka angkah pertama yang harus dilakukan dalam usaha
mengadakan perubahan Pendidikan ialah melakukan kegiatan penelitian pendidikan.
Namun hasil penelitian tidak boleh langsung digunakan oleh pemakai, karena harus
dikembangkan terlebih dahulu agar lebih bersifat oprasional sehingga bias diterapkan.
Oleh karena itu langkah kedua yang harus dilakukan adalah pengembangan. Setelah
dilakukan pengembangan banyak para pendidik berpendapat bahwa langkah
selanjutnya adalah adanya evaluasi (evaluation). Model ini dikenal dengan model R &
D, namun karena penambahan satu model tadi maka model ini kemudian dikenal
dengan nam RDD&E (Research, Development, Diffusion, and Evalution).
2. Model Pengembangan Organisasi
Model ini lebih berorientasi pad organisai daripada berorientasi pada sistem sosial.
Model ini lebih berusat pada sekolah atau sistem persekolahan, karena berpusat
pada sistem persekolahan maka metode ini tepat untuk suatu sekolah karena
seklah merupakan suatu organisasi. Sekolah dapat dijadikan sebagai tempat
pemecahan masalah dan diharapkan mampu untuk menjadi wadah yang sehat bagi
siswanya. Model ini menyatakan bahwa suatu organisasi yang tidak mampu
merumuskan dan memecahkan masalahnya bukan karena tidak memiliki
kemampuan dalam bidang teknis pemecahan masalah, tetapi karena tidak mampu
dalam sosial yang artinya para anggota organisasi saling mempertahankan
perasaannya. Para pemakai model Pengembangan Organisasi telah menghasulkan
berbagai macam teknis penerapan inovasi dengan menggunakan berbagai macam
car seperti latihan, permainan, simulasi, dan sebagainya.
3. Model konfigurasi (Configirational Model = CLER Model)
Model CLER adalah pendekatan secara komprehensif untuk mengembangkan
strategi inovasi (perubahan Pendidikan) pada situasi yang berbeda. Keuntungan
model CLER adalah bagi innovator menggunakan model ini untuk meningkatkan
kemungkinan diterimanya inovasi, bagi penerima inovasi menggunakan model ini
dapat meyakinkan bahwa inovasi yang diterimanya benar-benar sesuatu yang
5
dibutuhkan. Menurut model konfigurasi kemungkinan terjadinya difusi inovasi
tegantung pada 4 faktor, ialah :
a) Konfigurasi artinya menunjukan bentuk hubungan innovator dengan
penerima dalam kontek soisal atau hubungan dalam situasi sosial dan
politik. Ada 4 konfigurasi yaitu individu, kelompok, lembaga, dan
kebudayaan.
b) Hubungan (linkage) yaitu hubungan antara para pelaku dalam proses
penyebaran inovasi.
c) Lingkungan yaitu bagaiman keadaan lingkungan sekitar tempat
penyebaran inovasi
d) Sumber (resources) yaitu sumber apakah yang tersedia baik invator
maupun penerima dalam proses transisi penerimaan inovasi.
Inovasi manjemen pendidikan menurut Ibrahim (1988) merupa- kan suatu ide, barang,
metode, yang dirasakan atau diamati, atau berbagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau
kelompok orang (masyarakat) baik berupa inverse atau discovery. Inovasi itu dapat berupa
kebijakan strategi seperti berikut ini.
Manajemen Berbasis Sekolah adalah suatu pengelolaan sekolah yang dilakukan sesuai
dengan kebutuhan sekolah dan upaya yang dilakukan sekolah secara mandiri, baik berupa
perbaikan kurikulum, profesionalitas guru, metode pengajaran, sistem evaluasi meskipun belum
memberikan hasil yang maksimal, namun MBS merupakan salah satu upaya strategis dalam
perbaikan mutu pendidikan di sekolah, Slamet (2000).
2. Perubahan Kurikulum
6
kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan
penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Sedangkan kurikulum perbaikannya berupa
kurikulum tahun 2013 atau yang dikenal dengan K-13.
Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam K-13, terutama di dalam materi
pembela- jaran terdapat materi yang dirampingkan yakni materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn
dan sebagainya dan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika
Pembelajaran kuatum merupakan terjemahan dari bahasa asing ialah Quantum Learning.
Menurut De Poter dan Hernacki, (2011:16) Quantum Learning adalah kiat, petunjuk, strategi
dalam seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat serta
membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat
7
Quantum Learning mempunyai tujuan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
menciptakan proses belajar yang menyenangkan, menyesuaikan kemampuan otak dengan apa
yang dibutuhkan oleh otak, serta membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir dan
untuk membantu mempercepat dalam pem- belajaran
2. Pembelajaran Kontekstual
Problem Based Learning (PBL) yaitu model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan
meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Cara ini menurut Hosnan, (2014) bercirikan penggunaan
masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan
pengetahuan konsep- konsep penting, di mana tugas guru harus memfokuskan diri untuk
membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri.
Model Research Based Learning (RBL) merupakan salah satu model yang membawa
siswa menjadi aktif (student centered) dengan mengadakan percobaan dan penelitian. Poonpan
(2001) menyampaikan bahwa peserta didik seharusnya dapat mem- bangun pengetahuan baru
dari pro- sedur penelitian. Research Based Learning merupakan salah satu bentuk inovasi
model pembelajaran.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kata “innovation” sering diterjemahkan dengan segala hal yang baru atau pembaharuan (S.
Wojowasito, 1972), dalam bahasa Indonesia artinya “inovasi”. Inovasi juga sering dinyatakan
sebagai penemuan, karena hal yang baru didapat dari hasil penemuan.
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan Pendidikan Indonesia mampu lebih baik lagi dan
banyak muncul trobosan-trobosan baru yang bisa membuat pendidikan Indonesia lebih baik lagi,
terlebih kita sebagai calon pendidik. Banyaknya inovasi pendidikan dijaman sekarang seharusnya
mampu membuat pendidikan kita lebih baik lagi. Salah satu inovasi yang bisa dilakukan adalah
dengan adanya perubahan pada metode pembelajarn, kurikulum yang semakin kesini semakin
baik, adanya variasi dalam pembelajaran dan inovasi-inovasi lain yang masih terus bermunculan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. T. (2016). Inovasi pendidikan melalui problem based learning. Prenada Media.
Kristiawan, Muhammad & Suryanti, Irmi & Muntazir, Muhammad & Ribuwati, & Areli, Ahmad
& Agustina, Mediarita & Kafarisa, Rosda & Saputra, Agus & Diana, Nani & Agustina, Evi &
Oktarina, Ririn & Hisri, Tita. (2018). INOVASI PENDIDIKAN.
10
PEMBAGIAN TUGAS
NAMA TUGAS
DIAN PENGESTUTI Pembahasan 2.1, Mengedit dan menggabungkan makalah
MEYTA ADI Pembahasan 2.2, Pembahasan 2.3
MONIKA WIJAYA Pembahasan 2.5, Kesimpulan, dan Saran
AMAH PURWANINGTIAS Latar Belakang, Pembahasan 2.4
11