Pesan komunikasi yang disampaikan dapat berupa informasi, gagasan, pemikiran, ajakan, dan
sebagainya. Dengan demikian, menulis dapat diartikan sebagai proses pemindahan pesan.
Menulis atau mengarang pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke
lambang-lambang bahasa. Pendapat lain yang sejalan bahwa menulis merupakan penyampai
pesan dikemukakan oleh Suparno dan Yunus (2011:1.3), menulis adalah suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Tarigan, (dalam Senet, 2009:10) menyatakan menulis merupakan suatu kegiatan
yang produktif dan ekspresif. Menulis merupakan kegiatan yang ekspresif karena dengan
menulis seseorang dapat mengungkapkan gagasan, maksud, pikiran, atau pesan yang
dimilikinya kepada orang lain. Di samping itu, menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang memegang peranan penting di dalam proses komunikasi yang efektif.
Menulis, seperti halnya keterampilan berbicara, merupakan salah satu keterampilan yang
bersifat produktif. Artinya, menulis merupakan kegiatan yang bersifat menghasilkan atau
menulis merupakan kegiatan yang aktif menghasilkan tulisan. Akhadiah, dkk. (1988:2)
pengetahuan dan keterampilan. Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara
aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah bukan sekadar menjadi penyadap
Penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahannya, yaitu menganalisisnya secara
tersurat dalam konteks yang lebih kongkret. Kegiatan menulis yang terencana akan
membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara tertib. Depdikbud (dalam Senet,
dalam pengajaran bahasa Indonesia. Menulis dikatakan sebagai kegiatan tertinggi karena
intelektual, informasi verbal, dan motivasi yang tepat Gagne dan Achmadi (dalam Senet,
2009:11). Dibandingkan dengan ketiga keterampilan yang lain (menyimak, berbicara, dan
pengetahuan tentang kosakata, perlu juga pengetahuan tentang ejaan, tanda baca, dan
kalimat efektif. Atau dengan kata lain, keterampilan menulis itu meliputi bagaimana cara
menuangkan pikiran dalam kalimat dengan menggunakan kata yang tepat serta penulisan
yang sesuai dengan ejaan. Selain itu, dalam kegiatan menulis dituntut adanya pengetahuan
dan pemahaman mengenai topik yang ditulis dan bagaimana cara yang baik dalam
menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Semi (dalam Senet, 2009:11) menyatakan bahwa
perekaman bahasa lisan ke dalam bentuk bahasa tulisan”. Pada hakikatnya, menulis sama
dengan berbicara karena materi yang digunakan sama, yaitu kata dan kalimat sehingga
wajarlah dikatakan bahwa menulis adalah upaya memindahkan bahasa lisan ke dalam
wujud tertulis. Hanya dalam kegiatan tulis-menulis diperlukan pengetahuan tentang ejaan