Anda di halaman 1dari 5

84 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 84-88

Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/jph Jurnal Pendidikan Humaniora


ISSN: 2338-8110 Vol. 2 No. 1, Hal 84-88, Maret 2014

Peran Guru dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial


Siswa Mata Pelajaran IPS di SMK

Mujiatin Setyana
SMKN 1 Ponorogo-Jl. Jenderal Sudirman 10 Ponorogo
Email: ana_setyana@yahoo.co.id

Abstract: This study aims to explain: 1) teachers’ understanding of social skills in social studies at
SMK; 2) the role of social studies teachers in vocational schools were in designing learning social
studies students develop social skills; 3) the implementation of learning undertaken by teachers in
vocational IPS that can develop social skills; 4) assessment conducted in vocational teachers in so-
cial studies is to develop social skills. The study used a qualitative descriptive research design with
case study. The techniques used were interviews, observation and documentationThe results showed:
teachers’ understanding of the lack of social skills; RPP has not led to the development of social
skills, cooperative learning models used in the learning is not maximized; assessment conducted by
a social studies teacher tends cognitive, while the affective and psychomotor assessment ignored.

Key Words: roles of teachers, the learning of social studies, social skills

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan 1) pemahaman guru tentang keterampilan sosial
pada mata pelajaran IPS di SMK; 2) peran guru-guru IPS di SMK dalam merancang pembelajaran IPS
yang mengembangkan keterampilan sosial siswa; 3) pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru-guru IPS di SMK yang dapat mengembangkan keterampilan sosial; 4) penilaian yang dilakukan
guru-guru di SMK pada mata pelajaran IPS yang mengembangkan keterampilan sosial. Penelitian
menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dengan studi kasus. Teknik yang digunakan
adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: pemahaman guru
tentang keterampilan sosial kurang; RPP belum mengarah pada pengembangan keterampilan sosial,
model cooperative learning yang digunakan dalam pembelajaran belum maksimal; penilaian yang
dilakukan oleh guru IPS cenderung kognitif, sedangkan penilaian afektif dan psikomotor diabaikan.

Kata kunci: peran guru, pembelajaran IPS, keterampilan sosial

Kehidupan abad-21 menuntut sejumlah keterampilan dan lintas budaya, tanggung jawab personal dan sosial,
yang harus dimiliki oleh semua warga negara. Oleh komunikasi interaktif, literasi budaya dan kesadaran
karena itu menuntut sekolah untuk menyiapkan anak global.
didik agar memiliki sejumlah keterampilan yang diper- Hal ini menuntut peran guru untuk mengem-
lukan untuk dapat hidup di abad-21. Maftuh (2010:4) bangkan keterampilan yang ada pada diri anak. Da-
menyatakan bahwa untuk bisa berperan secara ber- lam mata pelajaran IPS, maka guru IPS harus dapat
makna pada era globalisasi di abad ke-21 ini maka mengembangkan keterampilan-keterampilan yang di-
setiap warga negara dituntut memiliki kemampuan miliki oleh anak didik, terutama keterampilan sosial.
yang berbeda dengan tuntutan kemampuan dasawar- Dengan keterampilan sosial inilah diharapkan anak
sa yang lalu. didik dapat hidup sesuai dengan tuntutan abad 21.
IPS dapat memainkan peran pentingnya yakni Teori multiple intelligence menurut Gardner (1993:8-
pada kelompok keterampilan sosial seperti yang dike- 9) bahwa manusia tidak hanya memiliki inteligensi
mukakan berbagai pendapat yang meliputi: keteram- tunggal, akan tetapi memiliki 8 intelligence yaitu lin-
pilan interpersonal, keterampilan bekerjasama (kola- guistic, logical-mathematical, spatial, musical,
borasi) lintas jaringan, keterampilan interaksi sosial bodily-kinesthetic, interpersonal, intrapersonal,
84
Artikel diterima 15/7/2013; disetujui 2/2/2014
Volume 2, Nomor 1, Maret 2014
Setyana, Peran Guru dalam Mengembangkan Keterampilan ... 85

dan naturalistic. Setiap individu berbeda kekuatan- dilakukan untuk mengetahui secara langsung pelaksa-
nya di masing-masing inteligensi. Berkaitan dengan naan pembelajaran yang dilakukan guru mata pela-
pengembangan multiple intelligence, maka guru jaran IPS di kelas, sedangkan dokumentasi digunakan
agar memahami keterampilan yang berkaitan dengan untuk mengetahui dokumen Rencana Pelaksanaan
IPS. Salah satu keterampilan yang perlu dikembang- Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru.
kan oleh guru adalah keterampilan sosial, yang terma- Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen
suk dalam interpersonal intelligence. kunci dan kehadiran peneliti sebagai pengamat partisi-
Guru memiliki posisi yang menentukan keberha- pan dan pasif. Menurut Sugiyono (2011:227), penga-
silan dalam pembelajaran, karena guru berperan se- mat partisipan pasif adalah “peneliti datang di tempat
bagai planning for learning (perancang pembelajar- kegiatan orang yang diamati tetapi tidak ikut terlibat
an), managing learning (pengelola pembelajaran), dalam kegiatan tersebut”. Sebagai sumber data ada-
dan evaluator of student learning (penilai prestasi lah manusia yaitu guru dan siswa, sedangkan non
belajar siswa) (Gagne, 1977:23). Guru sebagai pe- manusia yaitu dokumen dan peristiwa atau kejadian
rancang pembelajaran) menghendaki guru yang mam- selama kegiatan pelaksanaan pembelajaran berlang-
pu untuk membuat rancangan pembelajaran sebelum sung. Kegiatan peneliti dilokasi penelitian dimulai pada
melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan ke- bulan April 2012. Kegiatan penelitian dikelompokkan
butuhan siswa. Sebagai pengelola pembelajaran menjadi 2, yaitu kegiatan wawancara dan kegiatan
(managing learning) maka diperlukan seorang guru observasi. Kegiatan wawancara dilakukan terhadap
yang mampu untuk mengelola seluruh aktivitas pem- guru, siswa dan waka kurikulum. Sedangkan kegiatan
belajaran, karena melalui kegiatan pembelajaran tuju- observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pelak-
an pembelajaran akan dapat diwujudkan. Sedangkan sanaan pembelajaran yang berlangsung di kelas.
peran guru sebagai evaluator of student learning, Kegiatan wawancara dilakukan terhadap 10 infor-
guru melakukan penilaian (evaluasi) terhadap hasil man, sedangkan observasi dilakukan terhadap 4 orang
pembelajaran yang telah dilaksanakan. guru masing-masing 3 kali observasi dengan waktu
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: 1) 90 menit satu kali pertemuan.
pemahaman guru tentang keterampilan sosial pada Analisis data dilakukan dengan reduksi data, pe-
mata pelajaran IPS di SMK Negeri Kabupaten Pono- nyajian data dan penarikan simpulan. Data yang su-
rogo; 2) peran guru-guru IPS dalam merancang pem- dah diperoleh kemudian direduksi, kemudian disajikan.
belajaran IPS untuk mengembangkan keterampilan Setelah penyajian data baru diambil simpulan.
sosial siswa di SMK Negeri Kabupaten Ponorogo; Pengecekan keabsahan data dilakukan melalui
3) pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh proses triangulasi sumber, metode dan member
guru-guru IPS di SMK Negeri Kabupaten Ponorogo check. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data
yang dapat mengembangkan keterampilan sosial; 4) yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong,
penilaian yang dilakukan guru-guru di SMK Negeri 1998:330).
Kabupaten Ponorogo pada mata pelajaran IPS yang Kegiatan triangulasi sumber dilakukan dengan
mengembangkan keterampilan sosial. membandingkan dan mengecek balik derajat keper-
cayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Tria-
METODE ngulasi sumber dilakukan dari hasil observasi dan wa-
Penelitian dilakukan di dua sekolah yaitu di SMK wancara terhadap informan, kemudian di triangulasi
Negeri 1 Ponorogo dan SMK Negeri 1 Jenangan dengan informasi yang diberikan oleh waka kurikulum
Ponorogo dengan menggunakan rancangan penelitian dan informasi dari siswa untuk mengecek kebenaran-
deskriptif kualitatif dengan studi kasus. Teknik yang nya.
digunakan adalah wawancara, observasi dan doku- Metode triangulasi adalah membandingkan data
mentasi. Teknik wawancara dilakukan kepada guru hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan
untuk mengetahui pemahaman tentang keterampilan kemudian di cek dengan isi dokumen yang berkaitan.
sosial siswa, wawancara kepada waka kurikulum un- Metode triangulasi dilakukan untuk mengecek data
tuk mengetahui cara penyusunan rancangan pelaksa- hasil kajian RPP yang telah dibuat oleh guru dan hasil
naan pembelajaran, wawancara dengan siswa untuk observasi dengan aturan yang berlaku yaitu Standar
mengetahui pendapat siswa tentang pelaksanaan Nasional Pendidikan dan Standar Proses yang meru-
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Observasi pakan pedoman dan kebijakan pemerintah yang berla-
86 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 84-88

ku saat ini. Analisis RPP di triangulasi dengan Per- mal (Mulyasa, 2011:35). Manusia adalah mahkluk
mendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Pro- lemah yang dalam perkembangannya membutuhkan
ses, RPP yang dibuat guru, dianalisa, dan disesuaikan orang lain atau ketergantungan dengan orang lain.
dengan aturan-aturan dalam menyusun RPP yang Siswa perlu memiliki sejumlah keterampilan terutama
berlaku. keterampilan sosial untuk dapat hidup dengan orang
Member check dilakukan dengan cara penge- lain, sehingga guru perlu memahami perannya untuk
cekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi mengembangkan keterampilan sosial siswa agar me-
data. Tujuan member check adalah untuk mengeta- reka dapat hidup bermasyarakat.
hui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan Sebelum guru mata pelajaran IPS memahami
apa yang diberikan oleh pemberi data. Peneliti menda- tentang keterampilan sosial maka terlebih dahulu
tangi setiap informan dan memperlihatkan data atau mengetahui tentang tujuan IPS. Mata pelajaran IPS
informasi yang telah diketik dalam bentuk transkrip bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
wawancara, observasi, studi dokumen kepada para sebagai berikut. (1) Memahami konsep-konsep yang
informan. Para informan diminta untuk membaca berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan ling-
kembali dan menilai apakah perlu diperbaiki atau ti- kungannya. (2) Berpikir logis dan kritis, rasa ingin
dak. Jika data yang direkam peneliti tidak disepakati tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
oleh pemberi data, peneliti perlu melakukan diskusi kehidupan sosial. (3) Berkomitmen terhadap nilai-
dengan pemberi data dan apabila terdapat perbedaan nilai sosial dan kemanusiaan. (4) Berkomunikasi, be-
tajam setelah dilakukan diskusi peneliti harus mengu- kerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
bah temuannya dan menyesuaikan data yang diberi- majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global (Guna-
kan oleh pemberi data. wan, 2011:39).
Apabila seorang guru telah mengetahui tujuan
IPS maka guru akan dapat memahami bahwa mata
HASIL DAN PEMBAHASAN pelajaran IPS bukan sekedar mata pelajaran hafalan
Pemahaman Guru tentang Keterampilan konsep-konsep saja akan tetapi mata pelajaran ini
Sosial merupakan mata pelajaran yang mengajarkan berba-
gai keterampilan yaitu keterampilan berfikir logis, ber-
Guru-guru IPS yang dijadikan sebagai sumber komunikasi, bekerjasama dan berkompetisi di masya-
data memiliki latar belakang pendidikan sebagai beri- rakat.
kut: 1 orang guru berlatar belakang Pendidikan Ke- Pemahaman guru terhadap keterampilan sosial
warganegaran, 1 orang guru berlatar belakang pendi- sangat penting, mengingat peran guru sebagai peran-
dikan S-1 Ekonomi dan S-2 Pendidikan IPS tetapi cang pembelajaran, pelaksana pembelajaran dan peni-
baru pindah dari SMA, 1 orang berlatar belakang S- lai dalam proses pembelajaran. Apabila guru memaha-
1 pendidikan Sejarah, dan seorang lagi berlatar bela- mi pentingnya keterampilan sosial ini maka guru akan
kang S-1 Ekonomi Akuntasi. Dari hasil wawancara merubah cara pembelajaran atau cara mengajarnya.
mengenai keterampilan sosial, guru-guru mengatakan Dalam praktik di lapangan, walaupun guru mengaku
bahwa mereka memahami keterampilan sosial dan memahami tujuan IPS yang mengarah pada pengem-
juga memahami tujuan IPS, serta pentingnya kete- bangan keterampilan sosial tetapi kenyataannya pem-
rampilan sosial bagi kehidupan siswa di masa yang belajaran IPS masih banyak mengandalkan hafalan
akan datang. Mereka berpendapat bahwa banyak materi saja.
orang-orang sukses yang tidak ber-IQ tinggi tetapi
memiliki keterampailan sosial yang baik. Dengan ke-
terampilan sosial maka siswa akan dapat hidup di Peran Guru dalam Merancang Pelaksanaan
tengah-tengah masyarakat global. Kebanyakan guru Pembelajaran
melihat keterampilan sosial terutama dari segi inter- RPP yang dibuat guru merupakan pedoman guru
aksi dengan orang lain dan kerjasama dengan orang untuk melaksanakan pembelajaran di kelas. Menyu-
lain. sun RPP merupakan tugas guru yang harus dilaksana-
Guru memiliki andil yang cukup besar terhadap kan dan RPP sudah disusun sebelum pelaksanaan
keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat pembelajaran di kelas.
berperan dalam membantu perkembangan peserta Penyusunan RPP di SMK Negeri 1 Ponorogo
didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara opti- dilakukan secara individu, jadi setiap guru menyusun

Volume 2, Nomor 1, Maret 2014


Setyana, Peran Guru dalam Mengembangkan Keterampilan ... 87

sendiri RPP yang akan digunakan untuk melaksana- operative learning sehingga sedikit waktu untuk me-
kan pembelajaran di kelas. Sedangkan di SMK Negeri ngembangkan keterampilan sosial siswa. Masih ada
1 Jenangan Ponorogo, guru-guru dalam menyusun guru IPS yang melaksanakan pembelajaran dengan
RPP dilakukan dengan kerja tim, dan digunakan seca- konvesional yaitu dengan cara menjelaskan materi
ra bersama-sama, sehingga guru melaksanakan RPP sampai waktu habis. Ada juga yang melaksanakan
yang sudah dibuat secara tim. pembelajaran tidak sesuai dengan RPP, di RPP hanya
Tujuan yang dirumuskan dalam RPP masih disebutkan metode diskusi, tetapi dalam pelaksanaan
mengarah pada tujuan pembelajaran ranah kognitif, pembelajaran muncul adanya kartu-kartu yang berisi
belum mengarah ke tujuan pembelajaran pada ranah pertanyaan-pertanyaan dan jawaban.
afektif maupun psikomotor. Bahkan dalam merumus- Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPS
kan sama dengan indikator dalam silabus. merupakan muara dari semua kegiatan pelaksanaan
Perencanan merupakan bagian penting yang kurikulum mata pelajaran IPS di sekolah. Guru mata
perlu diperhatikan untuk menentukan kualitas pembel- pelajaran IPS berupaya agar siswa dapat membentuk
ajaran. Menurut Mulyasa (2010:154) RPP merupakan kompetensi dirinya sesuai dengan apa yang telah di-
pedoman pembelajaran. Guru boleh tidak membuat gariskan dalam kurikulum yaitu standar kompetensi
kurikulum, boleh tidak membuat alat peraga, bahkan (SK) dan komptensi dasar (KD), yang telah dijabar-
dalam hal tertentu boleh tidak melakukan penilaian kan dalam RPP.
tetapi tidak boleh tidak membuat perencanaan. Dalam melaksanakan pembelajaran guru-guru
Untuk merancang pembelajaran maka guru mata pelajaran IPS di kabupaten Ponorogo ada yang
berpedoman pada silabus. Silabus belum memuat se- menggunakan model cooperative learning, tetapi
cara rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa, apa ada yang secara konvesional. Melalui model pembela-
yang harus dilakukan oleh guru dalam membantu sis- jaran cooperative learning dapat dikembangkan ke-
wa untuk membentuk kompetensi, apa yang harus terampilan sosial. Karena kurangnya pemahaman gu-
digunakan, berapa lamanya dan berapa waktu yang ru tentang model-model pembelajaran cooperative
diperlukan. Guru perlu menyusun perencanaan sebe- learning, maka dalam RPP juga belum dijelaskan
lum mereka melakukan kegiatan pembelajaran. model pembelajaran yang dipilih, sehingga dalam pe-
Perumusan tujuan pembelajaran dijabarkan dari laksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan renca-
indikator yang ada. Selama ini yang terjadi dalam na. Apabila dilihat dari pelaksanaan pembelajaran
mata pelajaran IPS hanya menyalin dari indikator di maka proses pembelajaran yang dilaksanakan belum
silabus. Mereka tidak melakukan analisis lain yang mengembangkan keterampilan sosial siswa, dan be-
disesuaikan dengan materi maupun kebutuhan siswa. lum sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
Tujuan yang ditentukan hanya mengarah pada ranah Untuk dapat mengembangkan dan melatih
kognitif. Model pembelajaran yang ditentukan dalam keterampilan sosial siswa, maka dalam pelaksanaan
RPP juga belum menunjukkan model pembelajaran pembelajaran mata pelajaran IPS seorang guru dapat
yang mengembangkan keterampilan sosial. RPP yang menggunakan model-model pembelajaran co-
dirancang oleh guru IPS belum menunjukkan pe- operative learning. Keterampilan sosial siswa perlu
ngembangan keterampilan sosial. lebih banyak dikembangkan sehingga akan membe-
kali siswa nanti untuk hidup dalam tantangan global.
Pelaksanaan Pembelajaran IPS
Penilaian Mata Pelajaran IPS
Observasi yang dilakukan oleh peneliti dimak-
sudkan untuk mengetahui apakah pelaksanaan pem- Guru-guru IPS dalam melakukan penilaian masih
belajaran sesuai dengan RPP yang sudah dibuat oleh banyak menggunakan penilaian pada ranah kognitif,
guru-guru IPS. Hasil observasi menunjukkan bahwa belum menggunakan penilaian pada ranah afektif
pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPS belum maupun psikomotorik. Penilaian dilakukan pada hasil
melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan akhir atau pada akhir kompetensi dasar dengan tes
keterampilan sosial, pelaksanaan pembelajaran be- tulis. Kebanyakan guru tidak melakukan penilaian
lum sesuai dengan RPP yang disusun. Guru dalam proses, ada yang melakukan penilaian afektif akan
melaksanakan pembelajaran masih banyak menjelas- tetapi dari hasil observasi yang dilakukan peneliti
kan materi sehingga menghabiskan waktu, walaupun hasilnya tidak maksimal.
guru telah menggunakan model pembelajaran co-
88 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 84-88

Penilaian yang sudah direncanakan dan diterap- ing belum maksimal. 4) Penilaian yang dilakukan
kan guru dengan penilaian proses dan pos tes, maka oleh guru IPS lebih cenderung penilaian dengan tes,
untuk penilaian selama proses pembelajaran sudah pada jenjang kognitif atau pemahaman, sedangkan
tepat dilakukan dalam menilai dan mengembangkan penilaian afektif dan psikomotor diabaikan oleh guru.
keterampilan sosial siswa, karena penilaian yang
dilakukan guru selama proses pembelajaran adalah
Saran
untuk menilai afektif dan psikomotorik anak.
Pada saat pembelajaran guru masih banyak Saran-saran yang diberikan kepada guru IPS
mendominasi waktu, sehingga untuk mengadakan pe- adalah sebagai berikut. (1) Meningkatkan kualitas
nilaian pada saat proses pembelajaran kurang pembelajaran melalui diklat. (2) Menyusun rancang-
maksimal. Dari informan yang diteliti, satu orang guru an pelaksanaan pembelajaran dengan menentukan
sudah merancang penilaian afektif di RPPnya dan tujuan dan model pembelajaran yang dapat mengem-
juga sudah melaksanakan penilaian proses, tetapi hasil bangkan keterampilan sosial. (3) Melaksanakan pem-
belum makismal. Sedangkan guru yang lain masih belajaran dengan model pembelajaran cooperative
menggunakan tes tulis yang mengukur kemampuan learning. (4) Mengadakan penilaian mata pelajaran
kognitif saja. IPS tidak hanya pada ranah kognitif, tetapi ranah
afektif dan psikomotorik.
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR RUJUKAN
Simpulan
Gagne, R. M. 1997. The Conditions of Learning. Third
Simpulan dalam penelitian adalah sebagai
Edition. New York: Holt Rinehart and Winston.
berikut. 1) Pemahamam guru tentang keterampilan
Gardner, H. 1993. Multiple Intelligence. The Theory In
sosial dalam mata pelajaran IPS kurang, sehingga
Practice. New York. Basic Books.
dalam merancang pembelajaran guru banyak yang
Gunawan, R. 2011. Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep, dan
mengajarkan pemahaman konsep kurang mengem-
Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
bangkan pembelajaran yang mampu mengembang- Maftuh, B. 2010. Memperkuat peran IPS dalam Membela-
kan keterampilan sosial. 2) Dalam merancang RPP, jarkan Keterampilan Sosial dan Resolusi Kon-
tujuan yang dirumuskan dan pemilihan model pembel- flik.. (Online), (http://file.upi. edu /Direktori/
ajaran yang ditentukan belum mengarah pada pe- P I D ATO / 3 . _ P I D ATO _ P E N G U K U H A N _
ngembangan keterampilan sosial. 3) Pelaksanaan BUNYAMIN.pdf), diakses 6 Desember 2011.
pembelajaran mata pelajaran IPS yang dilakukan Moleong, L.J. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif.
guru belum sesuai dengan rancangan pembelajaran Edisi ke-21. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
yang telah dibuat oleh guru, terutama untuk mengem- Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualita-
bangkan keterampilan sosial siswa. Pembelajaran tif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
yang dilakukan guru cenderung teacher centered, Mulyasa. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
belum mengarah ke student centered sehingga tidak Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Seko-
banyak mengembangkan keterampilan sosial dan lah. Jakarta: Bumi Aksara.
penggunaan model pembelajaran cooperative learn-

Volume 2, Nomor 1, Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai