Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR


Dalam pembuatan tugas, sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca
dan pahami. Terkadang kita memilih satu jurnal atau artikel, namun kurang memuaskan hati kita.
Misalnya dari segi analisis bahasanya dan dari segi aspek isi yang kurang lengkap. Oleh karena
itu, Critical Journal Review dibuat untuk mempermudah pembaca dalam memilih jurnal sebagai
referensi. Critical Jurnal Review merupakan suatu metode terbaru yang memiliki banyak
manfaat terutama di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum, dengan adanya Critial Jurnal
Review ini akan memudahkan pembaca dalam menganalisis materi yang sama dalam satu review
akan tetapi dengan sumber yang berbeda-beda, sehingga secara tidak langsung menguatkan
pemahaman pembaca mengenai materi yang dibahas. Selain itu dengan adanya Critical Jurnal
Review ini mahasiswa akan dilatih untuk berfikir dan bertindak secara sistematis dan
bebas mengutarakan pendapat.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Fonologi.
2. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir dalam menganalisis isi jurnal.
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap pembahasan dalam jurnal tersebut.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Bagi reviewer; untuk menambah wawasan mengenai pembuatan critical journal
report (CJR).
2. Bagi penulis; untuk memperbaiki isi jurnal dalam pencetakan selanjutnya, untuk
memberitahukan kepadapenulis apa yang menjadi kekurangan dalam jurnal tersebut dan
apa yang sebaiknya penulis lakukan terhadap isi jurnal tersebut.
3. Bagi pembaca; untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang tahap
tumbuh kembang anak dan masalahnya pada umumnya serta perbaikan yang harus

1
dilakukan dimasa dewasa ini, dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca
dimasa yang akan datang dalam pembuatan Critical Journal Report (CJR) yang baik dan
benar.

1.4 Identitas Jurnal


1. Jurnal I
1) Judul artikel : Perbandingan Fonologi Bahasa Indonesia dan Bahasa
Mandarin
2) Jurnal : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
3) Volume :1
4) Jumlah halaman : 1-10 halaman
5) Pengarang artikel : Dwi Hadi Mulyaningsih
6) Tahun terbit : 2014

2. Jurnal II
1) Judul artikel : Pemerolehan Fonologi dan Metatesis Studi Kasus pada
Anak Usia 2 Tahun 10 Bulan.
2) Jurnal : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
3) Volume :1
4) Jumlah halaman : 213-224 (12 halaman)
5) Pengarang artikel : Aria Septi Anggaira
6) Tahun terbit : 2014

2
BAB II

RINGKASAN ISI ARTIKEL

2.1 Ringkasan Jurnal 1 (Perbandingan Fonologi Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin)
A. Pendahuluan
Bahasa sebagai alat komunikasi,berfungsi sebagai alat untuk bekerja sama,
menyampaikan maksud, keinginan atau perasaan seseorang kepada orang lain. Bahasa
sebagai media komunikasi yang sangat penting baik secara lisan maupun tulisan, ketika
berkomunikasi seseorang tidak menyadari bahwa terjadi proses yang rumit berkaitan dengan
bahasanya. Supaya dapat berkomunikasi dengan baik maka bahasa harus dipelajari dengan
baik, sebagai penutur bahasa harus memiliki dua kompetensi yaitu kompetensi bahasa dan
kompetensikomunikatif.

B. Tujuan
1. Untuk menemukan persamaan dan perbedaan antara fonetik Indonesia dan Mandarin.
2. Untuk memprediksi kesulitan bagi pelajar Indonesia untuk mempelajari fonetik
bahasa Mandarin

C. Permasalahan

Belajar bahasa kedua dalam hal ini bahasa Mandarin tidaklah mudah. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajar belajar bahasa kedua baik dari segi
linguistik, sosial dan psikolinguistik. dengan membuka program bahasa Mandarin diharapkan
pembelajar mampu menguasai bahasa asing lain selain bahasa Inggris.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi (content
analysis). Data penelidan berupa fonem segmental dan fonem suprasegmetal bahasa
Indonesia dan bahasa Mandarin. Teknik pengumpulan data penelidan ini adalah teknik catat.
Prosedur analisis kontras yang digunakan dalam penelidan ini diadaptasi dari Carl James.

3
E. Hasil Penelitiaan

Unsur segmental bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin terdiri dari bunyi vokal dan
bunyi konsonan, bunyi vokal di klasifikasikan berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah,
maju mundurnya lidah, striktur dan bentuk mulut, striktur pada bunyi vokal adalah jarak
antara lidah dengan langit-langit keras. Bunyi konsonan diklasifikasikan berdasarkan tempat
artikulasi, cara artikulasi dan bergetar atau tidaknya pita suara.

Unsur suprasegmental bahasa indonesia yaitu tekanan, nada, jeda atau persendian,
durasi.Sedangkan unsur suprasegmental bahasa mandarin yaitu Tekanan tata bahasa yŭfă
zhòngyīn, Tekanan pada fokusyang ingin di tonjolkan,

Hasil paparan di atas dapat disimpulkan persamaan fonem segmental bahasa


Indonesia dan bahasa Mandarin memiliki bunyi vokal dan beberapa bunyi konsonan yang
sama. Unsur suprasegmental kedua bahasa ini juga sama, terdapat tekanan yang berfungsi
untuk membedakan maksud pada tataran kalimat.

2.2 Ringkasan Jurnal II (Pemerolehan Fonologi dan Metatesis Studi Kasus Pada Anak
Usia 2 Tahun 10 Bulan)
A. Pendahuluan

Setiap anak memiliki kemampuan berbeda-beda dalam menyerap bahasa.


Pembahasan tentang perkembangan bahasa anak merupakan salah satu yang menarik untuk
diteliti. Ada anak yang perkembangan bahasa nya tergolong cepat namun ada juga
perkembangan bahasa yang sangat lamban. Contohnya anak-anak yang belum mampu
berbicara dengan jelas pada umur diatas 3 tahun.

B. Tujuan
1. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fonem-fonem yang diproduksi oleh
anak berusia 2 tahun 10 bulan.
2. menjelaskan bentuk-bentuk pertukaran bunyi atau metatesis yang terjadi dalam
memproduksi bunyi bahasa dalam bentuk kata.

4
C. Permasalahan
Terdapat perdebatan antara kaum natifis dan empiris. Kaum Natifis yang dipelopori
Chomsky berpandangan bahwa pemerolehan bahasa itu bersifat kodrati dan merupakan suatu
proses instigtif yang berlanjut dan berjalan secara konstan dari waktu ke waktu dengan
mengikuti jadwal genetik sesuai dengan prinsipel atau parameter yang terdapat pada tata
bahasa universal. Sebaliknya kaum empiris yang dipelopri oleh Watson menekankan pada
peranan lingkungan dan tidak percaya peran mental dalam pemerolehan pengetahuan.

D. Metode penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data dari penelitian ini akan dianalisis
dengan metode kualitatif karena bukan merupakan data numerik. Oleh sebab itu penelitian
inisecara keseluruhan dapat disebut dengan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini
merupakan studi kasus terhadap anak yang disebut responden.

E. Hasil Penelitian

Penelitian ini mengungkapkan bunyi bunyi yang dihasilkan oleh seorang anak yang
berusia 2 tahun 10 bulan, beserta masalah fonologi yang muncul dalam memproduksi bahasa
dalam bentuk kata.

Merujuk pada analisis data, diperoleh informasi bahwa respoden telah mampu
menghasilkan hampir semua bunyi atau fonem yang ada dalam bahasa Indonesia. Fonem
fonem yang diproduksi terdiri dari fonem konsonan yang sudah muncul sebanyak 18 fonem
yaitu : /b/, /tf/, /d/, /g/, /h/, /dj/, /k/, /l/, /m/, /m/, /ῃ, /ῄ/, /p/, /r/, /s/, /t/, /w/, /y/ . Dari 18
fonem konsonan yang muncul tersebut, 8 diantaranya memiliki variasi, sehingga jumlah
fonem yang dihasilkan secara keseluhan adalah 27 fonem konsonan. Telah mampu
menghasilkan fonem vokal ditambah 2 variasinya sehingga semua berjumlah 8 fonem vokal.
Dan ditemukan 5 buah diftong yaitu /an/, /ai/, /ei/, /oi/, /ua/.

5
BAB III

PEMBAHASAN/ANALISIS

3.1 Pembahasan Fonologi dalam Jurnal


A. Jurnal I

Fonologi adalah ilmu yang menyelidiki fonem-fonem sesuatu bahasa. Sesuai dengan
penjelasan itu maka dapat dikatakan fonologi kontrastif adalah sebuah cabang linguistik yang
meneliti fonem-fonem serta urutan yang terdapat pada dua bahasa (Henry Guntur Tarigan,
1989:192). Dalam anakon fonologi, ada tiga hal yang perlu dibahas, yaitu fonetik dan
fonologi kontrastif, pengontrasan sistemsistem bunyi, dan model-model fonologis.

Unsur segmental bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin terdiri dari bunyi vokal dan
bunyi konsonan, bunyi vokal di klasifikasikan berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah,
maju mundurnya lidah, striktur dan bentuk mulut, striktur pada bunyi vokal adalah jarak
antara lidah dengan langit-langit keras. Bunyi konsonan diklasifikasikan berdasarkan tempat
artikulasi, cara artikulasi dan bergetar atau tidaknya pita suara.

B. Jurnal II

Fonologi adalah salah satu bidang ilmu bahasa yang membahahas tentang bunyi
bunyi suatu bahasa tertentu menurut fungsinya untuk membedakan makna leksikal dalam
bahasa tersebut (Verhaar, 1995).

Menurut Kiparsky (1978:194) dalam Tarigan (1984), pemerolehan bahasa (language


aquasition) adalah suatu proses yang dipergunakan oleh kanak kanak untuk menyesuaikan
serangkaian hipotesis yang makin bertambah rumit, ataupun teori teori yang massuatu ukurih
terpendam atau tersembunyi yang mungkin sekali terjadi, dengan ucapan orangtuanya sampai
dia memilih, berdasarkan suatu ukuran atau takaran penilaian, tata bahasa yang paling baik
serta yang paling sederhana dari bahasa tersebut.

6
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal
A. Kelebihaan
1) Telaah Jurnal
Secara keseluruhan kedua jurnal ini sudah cukup baik dan telah memenuhi
standart penulisan serta baik dalam hal penelitian. Pemilihan referensi dari penulis sudah
sangat mencukupi. Terlebih penulis memberikan simpulan dan pendeskripsian secara
rinci kepada pembaca untuk dapat mengetahui fonologi.
2) Gaya Penulisan
Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul
penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, analisis statistik, hasil,
kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan
kesimpulan dan pustaka.
3) Abstrak
Abstrak mampu menggambarkan secara jelas mengenai, metodologi penelitian,
pelaksanaan penelitian dan hasil yang didapatkan. Mencantumkan kata kunci, jumlah
kata dalam abstrak sekitar 250 kata dan jurnal ini cukup memberikan rekomendasi apa
yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.
4) Referensi
Referensi yang digunakan mengunakan literatur terbaru yang berasal dari buku
dan jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan, Adanya penyuguhan pendapat dari ahli.

B. Kelemahan

Tata bahasa yang dipergunakan dalam penulisan jurnal ini masih sulit untuk dipahami.
Bahasa yang dipakai menggunakan bahasa baku sehingga sulit unuk dimengerti. jurnal ini
memang sudah bagus namun dalam penggunaan bahasa masih banyak menggunakan bahasa
yang sulit untuk dimengerti dan artinya tidak dijelaskan dalam jurnal.

7
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri ciri yang berbeda beda antar satu dengan yang
lain, baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangnanya. Jurnal pasti mengandung
informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas dari kekurangan yang
terkandung dari setiap jurnal, namun sudah dapat dipastikan setiap jurnal akan membawa
keuntungan bagi pembaca dalam hal pendapatan informasi lebih.

4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari bahwa makalah saya ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dalam pembuatan makalah saya yang selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anggaira, A. S. 2014. Pemerolehan Fonologi dan Metatesis Studi Kasus pada Anak Usia 2
Tahun 10 Bulan. Jurnal Fonologi Bahasa dan Sastra. Volume 1.

Mulyaningsih, D. H. 2014. Perbandingan Fonologi Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin.


Jurnal Fonologi Bahasa dan Sastra. Volume 1.

Anda mungkin juga menyukai