REPORT
MK.RETORIKA
PBSI-FBS
Oleh:
Nama : Tiopiolina
NIM : 2193111034
Oktober 2020
EXECUTIVE SUMMARY
Retorika adalah kajian ilmu pengetahuan yang tercipta dari dinamika filsafat
Yunani bahkan banyak dari filsuf Yunani yang menjadi ahli retorika. Retorika
memiliki berbagai makna dan yang paling populer, retorika adalah seni dalam
berbicara atau berpidato. etorika memiliki perkembangan yang berbeda pada tiap
zamannya dan perlu kamu tahu bahwa fungsi retorika itu selalu berubah. Pada
periode Romawi, retorika itu alat kepentingan kekuasaan, sedang pada abad
pertengahan, retorika adalah alat dakwah para agamawan.Di balik peliknya
perjalanan retorika ternyata retorika sangat bermanfaat ketika kita mau
mendalaminya.
Titik tolak retorika adaah berbicara. Berbicara adalah salah satu kemampuan
khusus pada manusia. Retorika berarti kesenian untuk berbicara baik ( Kunst, gut
zuraden atau Ars bene dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan
terampilan teknis ( ars, techne). Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya
kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian
serta penilaian yang tepat. Retorika Modern adalah gabungan yang serasi antara
pengetahuan, pikiran, kesenian, dan kesanggupan berbicara.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpaham kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Report ini tepat pada waktunya.Adapun penulisan Critical Book Report ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Retorika.Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
banyak pihak yang telah memberi dukungan serta kontribusinya,terkhusus kepada
Dr.H.M.Joharis Lubis,M.M.,M,Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Retorika.
Buku yang saya ulas berjudul “Pengantar Retorika” sebagai buku utama yang
ditulis oleh Drs.Yusuf Zainal Abidin,M.M. dan buku …..
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu
penulis membuat CBR Kepemimpinan ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang kepemimpinan.
2.Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi
dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku
tersebut.
D.Identitas Buku
1.Buku Utama
1. Judul buku : Pengantar Retorika
2. Edisi :2
8. ISBN : 978-979-076-311-1
2.Buku Pembanding
2. Edisi :1
8. ISBN : 978-623-7726-81-4
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A.Buku Utama
Sejarah retorika diperkirakan dimulai sejak tahun 467 SM.Filsafat membawa
orang pada pengetahuan yang sejati.Harus diakui bahwa kemampuan manusia dalam
merangkai ide-ide umum yang mendunia,senantiasi dilambangkan melalui kata-
kata,baik dalam tulisan maupun ucapan.Humboldt menegaskan bahwa kemampuan
berbahasa yang kreatif merupakan fitrah yang ada dalam akal setiap
manusia.Berkaitan dengan itu istilah bahasa bagi Humboldt merujuk pada keupayaan
penutur dan pendengar bukan ujaran tetap dan kaku.
Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang sudah
berkembang sejak zaman Yunani kuno.Apabila dilihat dari istilah tradisional,retorika
merupakan teknik pemakaian bahasa sebagai seni,yang didasarkan pada pengetahuan
yang disusun baik.
Teori kemungkinan ini sering disebut sebagai Techne Logon (Seni Kata-kata).Kisah
tentang metode kemungkinan pernah terjadi pada Gelon,penguasa yang berhasil
menggulingkan demokrasi dan menegakkan kembali tirani,menderita halitosis (bau
mulut).Kaum sofis berpendapat bahwa manusia adalah “makhluk yang
berpengetahuan dan berkemauan”.Tokoh aliran Sofisme adalah Georgias (480-370
SM).Adapun yang menjadi lawan dalam pendapat Georgias adalah pendapat
Protagoras (500-432 SM) dan Socrates (469-399 SM).
Dari sini kita dapat simpulkan,bahwa yang membedakan kaun Sofisme dan filsuf
terletak pada tujuan.Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Jalal,berkat kaum
Sophis,para ahli pidato muncul di pesta Olimpiade,di gedung perwakilan dan
pengadilan.Selain itu,Demosthenes termashur karena kegigihannya mempertahankan
kemerdekaan Athena dari ancaman raja Philipus dari Macedonia.Sampai
akhirnya,retorika menjadi pelajaran elit hanya untuk yang berbakat.
Negara-negara yang berjasa untuk membangun ilmu retorika pada zaman modern
adalah Prancis,Inggris,Amerika Serikat,dan Jerman Barat.Prancis sebagai pintu
gerbang revolusi,Inggris yang melahirkan banyak tokoh retorika,Amerika Serikat
dengan demokrasi Anglo-Amerikan,dan Jerman yang menggunakan retorika sebagai
alat propaganda.
Bahasa di dalam karya sastra bukan bahasa yang seperti dipakai dalam
komunikasi sehri-hari.Bahasa dalam karya sastra lebih banayk ditujukan untuk
mendapat efek estetis.
Manusia adalah makhluk social sehingga tindakannya yang pertama dan paling
penting adalah tindakan social.Komunikasi mempersatukan individu dalam
kelompok-kelompok dengan jalan menerapkan konsep-konsep umum.Dengan
demikian,komunikasi dapat dipandang sebagai kombinasi perbuatan atau tindakan
serangkaian unsur yang mengandung maksud dan tujuan.Untuk menunjukkan hakikat
purposive dari komunikasi itu,Halliday mempergunakan istilah fungsi.
3.Ekspresi sikap
4.Alat pengembangan ide
5.Peredam ketegangan
a.Tujuan utama
b.Tujuan hakiki
c.Tujuan umum
d.Tujuan khusus
2.Dakwah merupakan usaha untuk mengubah situasi pada situasi yang lebih
sempurna.
Sejak kelahirannya 14 abad lalu hingga saat ini,aktivitas dakwah terus mengalami
berbagai perubahan dan perkembangan.Kendati kritik atas metode “konvensional”
banyak dilontarkan,ternyata metode ini tidak dapat diganti dengan metode lain
1.Fungsi deskriptif
2.Fungsi penegmbangan
3.Fungsi prediksi
4.Fungsi control
Selama teori dakwah merupakan hasil pikiran ilmiah dari ulama,ilmuwan atau pakar
dakwah,teori-teori dakwah akan selalu berkembang selaras dengan dinamika dan
dialektika kehidupan umat Islam.
Pembahasan tentang public speaking tidak bisa lepas dari pembahasan tentang
komunikasi karena public speaking merupakan bagian dari komunikasi.Komunikasi
adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan melalui media tertentu dari
seseorang kepada orang lain.dengan tujuan dan konteks tertentu.Komunikasi public
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering terjadi dalam kehidupan
manusia.
Retorika dengan pidato memiliki hubungan yang sangat erat,karena sama-sama
memiliki pihak lain atau maksud untuk disampaikan kepada pihak lain.Pidato dapat
dimknai sebagai cara untuk menyampaikan gagasan,pikiran,dan perasaan kepada
orang lain secara lisan.Beragam pidato yang dapat didengarkan,misalnya pidato
ilmiah,pidato politik,pidato orang berdemonstrasi,dan pidato di pengadilan.
Jenis-jenis pidato
1.Bidang politik
2.Kesempatan khusus
3.Kesempatan resmi
4.Pertemuan informatif
Macam-macam pidato
1.Pidato impromptu
2.Pidato manuskrip
3.Pidato memoriter
4.Pidato ekstemporer
Takut atau cemas sering disebut dengan demam panggung.Sebab-sebab rasa takut dan
cemas dalam berpidato,yaitu:
4.Ada kesimpulan atau keputusan yang harus disetujui oleh semua anggota.
Hal yang paling menonjol dalam kegiatan diskusi adalah tukar-menukar informasi
antara dua orang atau lebih.Bentuk diskusi dapat berupa diskusi
panel,symposium,seminar,lokakarya,dan brainstorming.
1.Diskusi Kelompok
2.Diskusi berkelompok
3.Diskusi panel
4.Rapat kerja
5.Seminar
6.Konferensi
7.Kongres
8.Simposium
9.Kolokium
10.Lokakarya
11.Sarasehan
12.Sumbang saran
Kegiatan diskusi dapat dilakukan oleh dua orang ataupun lebih dalam suasana resmi
ataupun tidak.Oleh karena itu,topic harus ditentukan sebelum diskusi dimulai.
Tanya jawab adalah proses dialog antara orang yang mencari informasi dan orang
yang memberikan informasi.Ada tiga bentuk dalam tanya jawab,yaitu
interviu,konfrensi pers,dan tanya jawab pengadilan.
Debat berarti berbicara kepada lawan bicara untuk beradu
pendapat,prinsip,argument,konsep,dengan tujuan memenangkan pendapat
sendiri.Kegiatan ini memepertajam hasil yang akan dicapai,sebab suatu masalah akan
membangkitkan keberanian analisis yang kritis dari setiap pihak
1.Debat kompetitif
2.Debat Perlementer
3.Debat Proposal
4.Debat Lincoln-Douglas
B.Buku Pembanding
Bab I.Sekilas Tentang Retorika
Pada awalnya retorika tidak dipandang sebagai ilmu, tetapi sebagai kecakapan
berpidato. Aristoteles dengan tegas mengatakan bahwa retorika adalah ilmu tersendiri
yang memiliki kedudukan yang sejajar dengan ilmu lain. Perubahan pandangan
tentang retorika mulai muncul pada pertengahan abad ke-20. Seiring dengan
berjalannya waktu dan perkembangan zaman, muncul pandangan-pandangan negatif
tentang retorika.
Berkaitan dengan kaitan antara retorika dan public speaking, Rajiyem (2005)
menyatakan bahwa dalam ilmu komunikasi, retorika dan public speaking tidak terlalu
dibedakan pengertiannya. Ungkapan yang baik secara retoris harus didukung oleh
unsur bahasa, etika dan nilai moral, nalar yang baik, serta pengetahuan yang
memadai. Meskipun retorika mencakupi seluruh penggunaan bahasa, namun dalam
kajian semiotik bahasa (artinya bahasa sebagai kajian semiotik) tidak disebutkan
bahwa retorika merupakan bagian kajian semiotik.
Sejarah retorika sangat panjang. Retorika sudah ada sejak manusia lahir. Namun
sebagai seni yang dipelajari mulai abad ke-5 Sebelum Masehi (SM) ketika kaum
Sophis di Yunani mengembara dari satu tempat ke tempat lain untuk mengajarkan
pengertahuan tentang politik dan pemerintahan dengan penekanan terutama pada
kemampuan berpidato. Retorika berkembang pada masa Yunani. Rakhmat (2007)
menjelaskan bahwa pada masa inilah retorika mengalami masa kejayaan.
Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan hal-hal yang abstrak secara jernih dan
jelas. Keterampilan menggunakan bahasa mendapat perhatian dari penguasa pada
masa itu untuk merebut kekuasaan dan melebarkan pengaruhnya. Ada yang menyebut
agitator ini sebagai kaum Sophis yang artinya menggunakan argumen-argumen yang
tidak sah. Mereka berjasa mengembangkan retorika dan memopulerkannya. Uraian
sistematis retorika yang pertama diletakkan oleh orang Syracuse, sebuah koloni
Yunani di pulau Sicilia.
Sokrates menyatakan bahwa retorika adalah demi kebenaran. Tokoh lainnya adalah
Isokrates. Isokrates mencuatkan retorika dengan penekanan pada proses kreatif dalam
penggunaan bahasa yang dapat menimbulkan keindahan atau seni bahasa, bukan pada
penggunaan bahasa yang ketat akan kaidah-kaidah bahasa. Isokrates dikenal sebagai
“political essayist” yang pertama. Plato mengemukakan pandangan yang amat
ekstrem terhadap retorika.
Bagi Plato retorika memegang peranan penting bagi persiapan untuk menjadi
pemimpin. Semua keahliannya itu merupakan unsur-unsur yang diperlukan dalam
retorika, untuk menjadikan retorika sebagai ilmu. Aristoteles menyebut tiga cara
untuk mempengaruhi manusia. Pertama, Anda harus sanggup menunjukkan kepada
khalayak bahwa Anda memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya,
dans tatus yang terhormat (ethos). Kedua, Anda harus menyentuh hati khalayak:
perasan, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang mereka (pathos). Kelak, para
ahli retorika modern menyebutnya imbauan emosional (emotional appeals). Ketiga,
Anda meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai
bukti. Di sini Anda mendekati khalayak melalui otaknya (logos).
Sebagaimana diketahui, silogisme terdiri dari tiga premis: mayor, minor, dan
kesimpulan. Demosthenes. Pendapatnya adalah mengenai retorika dalam demokrasi.
Demosthenes menjadi pemimpin partai yang anti Macedonia di Athena. Teori
retorika Aristoteles pada masa Yunani sangat sistematis dan komprehensif. Buku Ad
Herrenium yang ditulis dalam bahasa Latin kira-kira 100 SM hanya
menyistematisasikan dengan cara Romawi warisan retorika gaya Yunani.
Kemampuan Hortensius disempurnakan oleh Cicero.Karena dibesarkan dalam
keluarga kaya dan menikah dengan istri yang memberinya kehormatan dan uang.
Caesar, penguasa Romawi yang ditakuti, memuji Cicero dengan mengatakan “Anda
telah menemukan semua khazanah retorika, dan Andalah orang pertama yang
menggunakan semuanya. Cicero merupakan orator ulung pertama dari kalangan
bangsa Romawi dengan bukunya yang berjudul “De Oratore”. Teknik yang
digunakan oleh Cicero biasa digunakan oleh orang-orang Yunani Kuno yaitu dengan
dialog dan drama.
Bab ini menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan retorika mulai dari zaman
Yunani Kuno, Romawi, Abad Pertengahan, hingga retorika modern.
Tokoh pertama yang menyatakan retorika sebagai ilmu yang berdiri sendiri adalah
Aristoteles. Aristoteles memiliki pandangan lain. Ia menyatakan bahwa retorika
adalah subjek dengan sistematiknya sendiri, sebagaimana ilmu-ilmu yang lain yang
memiliki ontologiepistemologi- aksiologi sendiri.
Ontologi berarti objek, pokok persoalan, atau masalah yang dikaji. Aristoteles
menekankan bahwa retorika adalah suatu pokok persoalan atau objek yang dapat
diambarkan secara sistematis. Secara umum, objek, pokok persoalan, atau masalah
yang menjadi bidang kajian retorika adalah manusia dan kegiatan bertutur atau
berbicaranya.
Kegiatan berbicara pada dasarnya mempunyai pola yang sama dengan berbagai
tingkah laku manusia lainnya. Disadari atau tidak, motif ini pasti ada. Yang sering
dan kurang disadari adalah ada rasa ingin dihargai, rasa ingin diakui, rasa ingin
dihormati, atau rasa-rasa yang lain berkaitan dengan eksistensi diri. Bahasa juga
merupakan pokok persoalan yang masuk dalam lingkup retorika. Hal ini membuka
kemungkinan adanya penafsiran lebih dari satu, sehingga menimbulkan ambiguitas.
Sehubungan dengan ini, maka kekuranghati-hatian mempergunakan bahasa inilah
yang merupakan sumber kesalahpahaman dalam komunikasi.
Topik pembicaraan adalah segala sesuatu yang diangkat oleh pembicara sebagai
pokok pembicaraan. Retorika dapat membimbing dalam memilih topic pembicaran,
karena pemilihan topik pembicaraan merupakan salah satu persoalan yang termasuk
dalam lingkup retorika. Pembicaraan adalah bentuk bahasa yang mengemban gagasan
pembicaraan yang terpilih. Menurut pandangan retorika, sebuah pembicaran
dikatakan baik kalau di satu pihak ia mampu secara tepat mewadahi gagasan
pembicara, dan di pihak lain ia mampu menungkapkan kembali gagasan tersebut pada
lawan bicaranya serta membuat lawan bicara bersedia untuk bekerja sama.
Ciri utama yang memandai kehadiran sebuah ilmu adalah metode yang
dikembangkan. Jadi setiap ilmu memiliki cara kerja atau metodenya sendiri dalam
mengkaji objeknya. Retorika telah diakui sebagai seperangkat cara atau metode yang
mempertajam kejelasan suatu gagasan. Aliran tradisional misalnya, mengembangkan
metode taksonomi dalam penggarapan pokok masalah. Dalam masalah bahasa,
retorika tradisional mengembangkan metode pemilihan materi bahasa dan
penyusunannya di atas prinsip-prinsip persuasi.
Aristoteles menawarkan tiga jenis retorika yang dapat dipilih untuk menampilkan
suatu pembicaraan, yakni:
Dalam menata dan memilih bahasa, retorika juga menyarankan dan menekankan
pentingnya kelogisan. Meskipun terlihat bertumpang tindih karena berfokus pada hal
yang sama, sesungguhnya terdapat perbedaan yang mendasar. Logika tidak hanya
berhenti pada tingkat menggambarkan sesuatu secara rasional, tetapi lebih daripada
itu.
Pengertian retorika yang ditampilkan pada zaman pertengahan dan renaisan itu
kemudian berkembang subur dan mencapai puncaknya pada abad ke-18.
Sesungguhnya retorika memiliki tujuan yang mulia,luhur, yakni membina
berkembangnya saling pengertian,kerja sama, dan kedamaian dalam kehidupan
bermasyarakat. Keseluruhan upaya dalam proses persiapan, penataan dan penampilan
pembicaraan akan efektif kalau didasarkan pada prinsip-prinsip retorika, karena
retorika adalah ilmu yang menggarap masalah berbicara secara sistematis.
Tokoh pertama yang menyatakan retorika sebagai ilmu yang berdiri sendiri adalah
Aristoteles. Sebelum itu,kedudukan retorika tidak begitu jelas. Pada
umumnya,retorika hanya dikenal sebagai kecakapan berpidato. Jadi saat sebelum
Aristoteles, retorika hanya dikaitkan dengan penggunaan bahasa lisan. Aristoteles
memiliki pandangan lain. Ia menyatakan bahwa retorika adalah subjek dengan
sistematikanya sendiri, sebagaimana ilmu-ilmu yang lain.
Mass information, yaitu untuk memberi dan menerima informasi kepada khalayak.
Hal tersebut dapat dilakukan oleh setiap orang dengan pengetahuan yang
dimiliki.Tanpa komunikasi, informasi tidak bisa disampaikan dan diterima.
Mass education, yaitu memberi pendidikan. Fungsi ini dilakukan oleh guru pada
murid untuk meningkatkan pengetahuan atau oleh siapa saja yang memiliki keinginan
untuk memberikan pendidikan.
Mass persuasion, yaitu untuk memengaruhi. Hal tersebut biasa dilakukan oleh setiap
orang atau lembaga yang memberi dukungan dan ini bisa digunakan oleh orang
bisnis, dengan mempengaruhi iklan yang dibuat.
Mass intertainement, yaitu untuk menghibur. Hal tersebut biasa dilakukan oleh radio,
televisi atau orang yang memiliki profesional menghibur.
1. Monologika
2. Dialogika
3. Pembinaan teknik bicara
Terdapat tiga unsur pokok dalam retorika, yaitu pembicara, khalayak, dan pesan.
Pembicara dan khalayak merupakan unsur yang penting karena kedua unsur tersebut
adalah manusia yang berperan utama dalam retorika. Pembicara hendaknya
memahami khalayaknya sehingga tujuan penyampaian pidato dapat tercapai. Dalam
kehidupan sehari-hari kita biasa menyampaikan buah pikiran dan perasaan dengan
menggunakan bahasa dan simbol lain yang bisa dilihat dan dipahami. Dengan
demikian orang lain akan bisa mengetahui apa yang kita maksudkan. Dengan kata
lain, pesan yang kita sampaikan itu selalu mengandung makna yang dibangun oleh
adanya isi (content) dan lambang (symbol). Bahasa dalam arti makna yang mencakup
bingkai referensi (frame of reference) dan bidang pengalamannya (field of
experience).
Pidato persuasif adalah pidato yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat, sikap,
sifat, dan tingkah laku audiens. Dalam melakukan pidato persuasif, pembicara
mungkin menghadapi beberapa tipe khalayak, yaitu khalayak tak sadar, khalayak
apatis, khalayak tertarik tapi ragu, dan khalayak yang bermusuhan.
Selain menggunakan daya tarik motif, pesan persuasive juga dapat menggunakan
pencitraan (imagery) untuk memperkuat persuasinya.
Terdapat tiga jenis pidato berdasarkan tujuannya, yaitu pidato informatif, persuasif,
dan rekreatif. Selain itu terdapat pula beberapa jenis pidato berdasarkan metode
penyampaiannya,yaitu impromptu, naskah (manuskrip), menghafal,serta ekstemporer.
a. Kesatuan (unity)
b. Pertautan
c. Titik berat