Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW

MK .RETORIKA

PRODI S1 PBI-FBS

Skor Nilai :

CRITICAL BOOK REPORT

Nama Mahasiswa : Vita Rosari Sinurat

Nim : 2193111036

Dosen Pengampu : Diah Eka Sari, M.Pd.

Mata Kuliah : Retorika

Kelas : Reguler C 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa, yang berkuasa
atas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya jugalah maka
Critical Book Revport mata kuliah Retorika Bahasa Indonesia ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Dalam kesempatan ini saya sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu selesainya pembuatan Critical Book Report ini. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan ini tidak terlepas dari kesalahan dan sangat jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi sempurnanya Critical Book Report ini.

Saya berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa
memberikan manfaat bagi kita semua.Semoga Tuhan yang maha Esa mencurahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, Januari 2021

Vita Rosari Sinurat

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................1

B. Tujuan..........................................................................................................................1

C. Manfaat........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2

A. Identitas Buku............................................................................................................2

B. Ringkasan Isi Buku....................................................................................................2

C. Kelebihan Buku..........................................................................................................13

D. Kekurangan Buku.......................................................................................................14

BAB III PENUTUP...............................................................................................................15

A. Simpulan...................................................................................................................15

B. Saran..........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pidato adalah suatu kegiatan berbicara di depan khalayak, baik yang bertujuan
informatif maupun persuasif. Pidato adalah salah satu bagian dari retorika, yaitu monologika.
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog. Dalam monologika hanya
satu orang yang berbicara kepada orang lain atau sekelompok orang.

Bentuk utama monologika adalah pidato. Komunikasi dalam pidato bersifat satu arah,
sebab hanya satu orang yang berbicara sedangkan yang lain mendengar.

Dalam berpidato, terdapat beberapa metode atau jenis penyampaian pidato. Metode
itu adalah impromptu, manuskrip, memoriter, dan ekstemporer. Dari keempat jenis atau
metode berpidato tersebut, tentu ada perbedaan dalam cara penyampaiannya serta kelebihan
dan kekurangannya.

Sebelum membuat pidato, ada baiknya kita membuat skema pidato terlebih dahulu.
Skema pidato adalah skema yang digunakan untuk menyusun kerangka pidato. Skema
berguna untuk memandu orator dalam menyusun pidatonya. Sehingga, pidato yang dihasilkan
akan lebih teroganisir dan tidak terkesan acak-acakan.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui persiapan pidato;


2. Untuk membandingkan isi dari dua buah buku tentang metode pidato;
3. Untuk menyelesaikan tugas Critical Book Report.

C. Manfaat

1. Mengetahui perbandingan isi kedua buku.


2. Menambah wawasan tentang isi buku.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. IDENTITAS BUKU

 Buku Utama (Buku pertama)


1. Judul buku : Retorika Modern Pendekatan Praktis
2. Pengarang : Jalaludin Rakhmat
3. Penerbit` : PT Remaja Rosdakarya
4. Tahun terbit : 1986
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tebal Buku : 137 halaman
7. Ukuran : 14 x 20,5cm

 Buku Pembanding (Buku kedua)


1. Judul buku : Public Speaking for College and Career Second Edition
2. Pengarang : Hamilton Gregory
3. Penerbit : Mc Graw-Hill Publishing Company
4. Tahun terbit : 1990
5. Kota Terbit : New York
6. Tebal buku : 353 halaman
7. Ukuran : 24 × 18,5 cm

B. RINGKASAN ISI BUKU I (RETORIKA MODERN)

TAHAP PERSIAPAN PIDATO


Ketika pengumpulan pendapat dilakukan diantara 400 profesor retorika di perguruan-
perguruan tinggi diamerika serikat, dua buah pidato dinyatakan sebagai pidato yang paling
terkenal di amerika serikat. Salah satu diantaranya ialah pidato Gettysburg, tanggal 19

5
November 1863. Pembicara utama pada pembicaraan itu adalah Edward everret, rektor
Harvard dan gubernur massacusets. Semula peringatan akan dilaksanakan sampai tanggal
tersebut diatas. Ia membutuhkan waktu hampir satu bulan untuk membuat persiapan.

JENIS-JENIS PIDATO
Menurut ada-tidaknya persiapan, sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan,
dapat dikemukakan empat macam pidato : impromptu, manuscript, memoriter, dan
ekstemporer.

A. Impromptu
1. Bagi juru pidato yang berpengalaman, impromptu memiliki beberapa keuntungan :
2. Impromptu lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena
pembicara tidak memikirkan lebih dahulu pendapat yang disampaikannya.
3. Gagasan dan pendapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.
4. Impromptu memungkinkan anda terus berpikir.

Kerugian dalam berpidato impromptu :


1. Impromptu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan
yang tidak memadai.
2. Impromptu mengakibatkan penyampaikan yang tersendat-sendat dan tidak lancer.
3. Gagasan yang disampaikan bisa “acak-acakan” dan ngawur.
4. Karena tiadanya persiapan, kemungkinan “demam panggung” besar sekali.

Impromptu dapat dihindari, tetapi bila terpaksa hal-hal berikut dapat dijadikan pegangan:
1. pikirkan lebih dahulu teknik permulaan pidato yang baik. Misalnya : cerita, hubungan
dengan pidato sebelumnya, bandingan, ilustrasi dan sebagainya
2. tentukan sistem organisasi pesan. Misalnya : susunan kronologis, teknik “pemecahan
soal”, kerangka ekonomi sosial-politik, hubungan teori dan praktek.
3. pikirkan teknik penutup pidato yang mengesankan. Kesukaran menutup pidato biasanya
merepotkan pembicara impromptu.

B. Manuskrip

6
Pidato ini juga disebut pidato naskah. Juru pidato membacakan naskah pidato dari
awal sampai akhir. Pidato manuskrip tentu saja bukan jenis pidato yang baik walaupun
memiliki keuntungan sebagai berikut :
1. Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan
pernyataan yang gambling
2. Pernyataan dapat dihemat,karena manuskrip dapat disusun kembali
3. Kefasihan berbicara dapat dicapai,karena kat-kata sudah dipersiapkan
4. Hal-hal yang menyimpang dapat dihindari
5. Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak

Kerugian dari pidato manuskrip yaitu :


1. Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung dengan
mereka
2. Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik
3. Tidak ada umpan balik terhadap pendengar
4. Pembuatannya lebih lama dan sekedar menyiapkan outlinenya saja.

Hal yang harus disampaikan dalam penyusunan dan penyampaian pidato manuskrip :
1. Susunlah lebih dahulu garis-garis besarnya dan disiapkan bahan-bahannya
2. Tulislah manuskrip seakan-akan anda berbicara
3. Baca naskah itu berkali-kali sambil membayangkan pendengar
4. Hafalkan sekedarnya sehingga anda dapat lebih sering melihat pendengar
5. Siapkan manuskrip dengan ketikan besar, tiga spasi dan batas pinggir.

C. Memoriter
Memoriter merupakan pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata. Bahaya
terbesar timbul bila satu kata atau lebih hilang dari ingatan. Seperti penulisan manuskrip,
maka naskah memoriter pun harus ditulis dengan gaya ucapan.

D. Ekstemporer
Ekstemporer adalah jenis pidato yang paling baik dan paling sering dilakukan oleh
juru pidato yang mahir. Pidato yang sudah dipersiapkan sebelumnya berupa outline dan
pokok pokok penunjang pembahasan. Tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya kata

7
demi kata. Keuntungan ekstemporer ialah komunikasi pendengar dengan pembicara lebih
baik karena pembicara berbicara langsung kepada khalayak,pesan dapat fleksibel untuk
diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan.

MEMILIH TOPIK DAN TUJUAN


Sebelum berpidato, kita harus mengetahui lebih dahulu apa yang akan kita sampaikan
dan tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak kita.

Sumber-sumber topik
Untuk membantu anda menentukan topik, Prof Wayne N. Thompson menyusun sistematika
sumber topik sebagai berikut :
1. Pengalaman pribadi
a) Perjalanan
b) Tempat yang pernah dikunjungi
c) Kelompok anda
d) Wawancara dengan tokoh
e) Kejadian lua biasa
f) Peristiwa lucu
g) Kelakuan atau adat yang aneh
2. Hobi dan ketrampilan
a) Cara melakukan sesuatu
b) Cara bekerja sesuatu
c) Peraturan dan tata cara
3. Pengalaman pekerjaan atau profesi
a) Pekerjaan tambahan
b) Profesi keluarga
4. Pelajaran sekolah atau kuliah
a) Hasil-hasil penelitian
b) Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
5. Pendapat pribadi
a) Kritikan pada permainan,film,buku,puisi,pidato atau siaran pidato
b) Hasil pengamatan pribadi

8
6. Peristiwa hangat dan pembicaraan publik
a) Berita halaman muka surat kabar
b) Topic tajuk rencana
c) Artikel pada kolom yang lain
d) Berita radio dan televise
e) Topic surat kabar daerah
f) Berita dan tajuk surat kabar kampus
g) Percakapan diantara mahasiswa
h) Kuliah
i) Penemuan mutakhir
j) Peristiwa yang bakal terjadi
7. Masalah abadi
a) Agama
b) Pendidikan
c) Soal masyarakat yang belum selesai
d) Problem pribadi
8. Kilasan biografi
a) Orang yang terkenal

Kriteria topik yang baik


1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan anda
Topik yang paling baik adalah topik yang member kemungkinan anda lebih tahu daripada
khalayak, anda lebih ahli dibandingkan dengan kebanyakan pendengar.

2. Topik harus menarik minat anda


Topik yang enak diperbicarakan tentu saja topik yang paling anda senangi atau topik yang
amat menyentuh emosi anda.

3. Topik harus menarik minat pendengar


Kita bicara untuk orang lain, dan kalau tidak ingin ditinggali pendengar, anda harus berbicara
tentang suatu yang diminatinya.

4. Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar

9
Betapapun baiknya topik, bila tidak dapat dicerna oleh khalayak, topic itu bukan saja tidak
menarik tetapi bahkan menyusahkan mereka

5. Topik harus terang ruang-lingkup dan pembahasannya


Topik tidak boleh terlalu luas,sehingga setiap bagian hanya memperoleh ulasan sekilas saja,
atau “ngawur”

6. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi


Topik dalam orasi ilmiah sudah pasti berbeda dengan topic dalam pesta jamuan
makan. Upacara, peringatan atau situasi tertentu menentukan topik apa yang diulas. Selain
itu, topik harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Waktu akan mempengaruhi luas-
sempitnya pembicaraan. Bila tersedia waktu 24 jam untuk berpidato, Anda dapat berbicara
tentang”Elektromagnetisme: pengertian, sejarah penemuan dan gejala-gejalanya” secara agak
terinci.

7. Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain


Berbicara tentang hubungan antara luasnya lingkaran lubang hidung dengan
kecerdasan memang menarik. Tetapi bahan penunjang untuk itu sukar diperoleh. Belum
banyak (malah tidak ada) buku yang menguraikan tipe-tipe lubang hidung dan kaitannya
dengan kecerdasan. Sebaliknya, teori kepribadian dapat diperoleh penjelasannya pada ratusan
buku-buku psikologi.

Merumuskan Judul
Erat kaitannya dengan topik ialah judul. Bila topik adalah pokok bahasan yang akan
diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan itu. Seringkali judul
telah dikemukakan lebih dahulu kepada khalayak, karena itu judul perlu dirumuskan lebih
dahulu. Judul yang baik harus memenuhi tiga syarat: relevan, provikatif, dan singkat.

Menentukan Tujuan
Ada dua macam tujuan: tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pidato
biasanya dirumuskan dalam tiga hal: memberitahukan (informatif), mempengaruhi
(persuasif), dan menghibur (rekreatif). Dalam kenyataannya, tidak ada pidato yang semata-

10
mata informatif, melulu persuasif atau murni rekreatif. Pidato kampanye yang ditujukan
untuk mempengaruhi pemilu biasanya menyandang unsur hiburan pula.
Pidato informatif ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Komunikasi
diharapkan memperoleh penjelasan, menaruh minat dan memiliki pengertian tentang
persoalan yang dibicarakan.
Pidato persuasif ditujukan agar orang mempercayai sesuatu, melakukannya atau
terbakar semangat dan antusiasmenya. Keyakinan tindakan dan semangat adalah bentuk
reaksi yang diharapkan. Bila khalayak tidak mungkin dapat bertindak karena tidak ada
kemampuan untuk itu, mereka diharapkan memiliki keyakinan saja tentang proposisi yang
kita ajukan.
Pidato yang paling sukar dan paling cepat diketahui hasilnya adalah pidato rekreatif
(untuk menghibur). Perhatian,kesenangan, dan humor adalah reaksi pendengar yang
diharapkan di sini. Bahasanya bersifat enteng, segar dan mudah dicerna.
Tujuan khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Dari tujuan
menghibur dapat disampaikan ribuan jenis pidato,tetapi apa yang ingin dicapai oleh Anda
pada saat ini terlihat dari tujuan khususnya. Tujuan khusus bersifat kongkret dan sebaiknya
dapat diukur atau dibuktikan segera.

MENGEMBANGKAN BAHASAN
Bila topik yang baik sudah ditemukan, Anda memerlukan keterangan untuk
menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang (supporting points) dipergunakan untuk
memperjelas uraian, memperkuat pesan, menambah daya-tarik dan mempermudah
pengertian.
Kini terasa betapa hebatnya kesan yang kita terima. Di sini A.R. Sjahab sudah
mengembangkan bahasan dengan menggunakan penjelasan contoh dan ilustrasi hipotesis.
Semua teknik pengembangan bahasan dapat dikelompokkan dalam enam macam:
1. Penjelasan
Sebenarnya penjelasan yang sempura selalu menyertakan keterangan penunjang
lainnya. Dalam pidato informative, seluruh uraian merupakan penjelasan.

2. Contoh

11
Manusia sukar menerima hal-hal yang abstrak. Contoh dapat mengkongkretkan
gagasan, sehingga lebih mudah dipahami. Contoh dapat berupa cerita yang terinci dan
ini kita sebut ilustrasi.

3. Analogi
Analogi ialah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukkan persamaan
atau perbedaannya. Ada dua macam analogi:harfiyah dan kiasan. Analogi
harfiyah(literal analogy) ialah perbandingan di antara objek-objek dari kelompok
yang sama, karena adanya persamaan dalam beberapa aspek tertentu.

4. Testimoni
Testimoni ialah pernyataan ahli yang kita kutip untuk menunjang pembicaraan kita.
Pendapat itu dapat kita ambil dari pidato, karangan, artikel makalah, laporan dan
sebagainya.

5. Statistik
Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan perbandingan
kasus dalam jenis tertentu.

6. Perulangan
Sudah lama diketahui bahwa perulangan dapat menimbulkan kesan yang kuat,
sehingga Emil Dofivat memasukkannya sebagai salah satu cara untuk menggerakkan
massa. Dalam periklanan, jutaan rupiah dikeluarkan hanya untuk mengulang pesan
yang sama.

C. RINGKASAN ISI BUKU II (PUBLIC SPEAKING FOR COLLEGE AND


CAREER)

Ada empat metode berbicara dasar yang digunakan oleh pembicara publik hari ini. Anda
perlu memahami metode yang paling cocok untuk audiens tertentu.

1. Impromptu

12
Improptu berarti berbicara dadakan, tidak ada persiapan. Sebagai contoh, tanpa
peringatan Anda diminta memberi ceramah kepada sesama karyawan Anda tentang
perjalanan konvensi baru-baru ini ke New Orleans. Dalam situasi seperti ini, Anda hanya
perlu melakukan yang terbaik yang Anda bisa. Jika Anda mendapatkan peringatan terlebih
dahulu beberapa menit, menuliskan ide sentral dan banyak ide-ide yang mendukung
sebanyak mungkin. Merumuskan pengantar dan kesimpulan. Jika Anda tidak memiliki
peringatan sebelumnya sama sekali, coba rumuskan gagasan utama Anda saat Anda berdiri
untuk berbicara. Lakukan yang terbaik, mencoba untuk menyajikan pidato Anda seperti yang
disarankan dalam buku ini. Sarannya singkat. Ketika diminta untuk berbicara dadakan,
beberapa pembicara menghabiskan satu jam mengatakan hal yang sama berulang-ulang
karena mereka takut meninggalkan sesuatu yang penting atau tidak mampu untuk
menyelesaikan pidato dengan lancar. Namun, lebih berdosa jika membiarkan audiens bosan
selama satu jam ketimbang meninggalkan sesuatu yang penting. Singkatnya hampir selalu
ada kebaikan atau jalan.

Cobalah untuk meramalkan situasi di mana Anda mungkin akan dipanggil untuk
berbicara dadakan, dan mempersiapkan diri dengan sesuai. Dengan kata lain, ketika Anda
kembali dari New Orleans dan Anda pergi untuk bekerja, berlatihlah dalam pikiran Anda apa
yang akan Anda katakan jika bos meminta Anda untuk membuat pidato sedikit tentang
konvensi.

2. Manuskrip

Menyampaikan seluruh pidato dari naskah adalah salahsatu metode lainnya . Ada dua
cara untuk menyampaikan pidato. Yang pertama adalah dengan hanya membaca naskah.
Elayne Snyder, seorang konsultan pidato, mengatakan pendekatan ini digunakan terutama
"jika Anda memberikan kesaksian pada sidang komite kongres atau sidang resmi lain di
mana setiap kata akan muncul dalam bentuk permanen dalam catatan resmi, atau jika Anda
telah diminta untuk memberikan makalah pada konferensi ilmiah atau pendidikan dan setiap
kata akan muncul dalam jurnal konferensi. "Masalah dengan pendekatan ini, kata Snyder,
adalah bahwa hal itu" menghancurkan spontanitas dan antusiasme. "Pembicara gagal untuk
melihat penonton, gagal untuk berbicara dengan ekspresi yang memadai, dan sering
membaca terlalu cepat.

13
Cara kedua untuk menyampaikan pidato naskah adalah dengan menggunakan teks
tertulis, tetapi tidak benar-benar membacanya. Berikut adalah bagaimana metode ini bekerja:
Anda berlatih pidato berulang-ulang sampai Anda benar-benar akrab dengan itu. Ketika
Anda berpidato, Anda melirik teks untuk menyegarkan ingatan Anda, tetapi sebagian besar
waktu Anda melihat pendengar dan berbicara kepada mereka seolah-olah kata-kata itu murni
dari hati dan baru dirumuskan. Teknik ini sangat efektif, tapi saya harus memperingatkan
Anda: itu jauh lebih sulit daripada yang terlihat. Beberapa aktor, politisi berpengalaman, dan
speechmakers profesional menggunakan metode ini dengan sukses besar, tetapi kebanyakan
speaker-bahkan mereka dengan banyak pengalaman-gagal untuk melakukannya. Mereka
terdengar membosankan dan tak bernyawa, daripada yang alami dan spontan.

3. Memori

Menghafal memiliki satu kelebihan, yaitu Anda dapat mengetahui kata-kata yang
tepat untuk waktu berikutnya. Tetapi dibandingkan keuntungannya, akan lebih banyak
kerugiannya. Melalui beberapa pembicara terkenal berkata bahwa ingatan meraka adalah
kata-kata mereka. Saya tidak merekomendasikan metode ini untuk siapapun. Tentunya untuk
pembicara yang belum berpengalaman.

Menghafal pidato adalah ide yang buruk untuk alasan berikut.

1. Anda akan dipaksa untuk menghabiskan sejumlah besar waktu dalam melakukan pidato ke
memori.

2. Pada beberapa titik dalam pidato Anda, Anda mungkin tiba-tiba lupa apa selanjutnya. Hal
ini bisa menyebabkan Anda menjadi sangat malu atau bahkan panik. Setelah tergelincir dari
pidato Anda, Anda mungkin tidak dapat kembali ke jalur awal.

3. Bahkan jika Anda ingat seluruh pidato Anda, Anda akan berbicara dari memori Anda,
bukan dari hati Anda. Hal ini dapat menyebabkan Anda terdengar jauh tak bernyawa, tidak
berenergi, seperi robot manusia.

4. Ekstemporer

14
Metode Ekstemporer adalah gaya paling populer dari teknik berbicara di Amerika
saat ini. Idenya adalah untuk terdengar seolah-olah Anda memuncak spontan, tapi bukannya
memberikan canggung, goyah pidato yang banyak off-the-spontan speaker memberikan,
Anda menyajikan dengan indah dan terorganisir, sehingga berkembang dengan baikdan
terlihat bahwa Anda telah menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan dan berlatih.

Anda berbicara dari catatan, tetapi catatan ini tidak berisi pidato Anda ditulis kata
demi kata. Sebaliknya mereka hanya berisi ide dasar Anda, dinyatakan dalam beberapa kata
kunci. Ketika Anda berbicara, Anda membuat kata yang tepat saat . Anda melirik catatan
Anda kadang-kadang untuk mengingatkan diri Anda dari titik berikutnya, tetapi sebagian
besar waktu Anda melihat pendengar, berbicara kepada mereka dalam alam, nada percakapan
suara.

Meskipun metode tanpa persiapan yang populer dan efektif memberikan jaminan
kesuksesan. Bahkan, jika Anda tidak hati-hati, dapat membuat Anda untuk kegagalan.
Berbicara ekstemporar memungkinkan fleksibilitas lebih dari membaca. Anda dapat
menyesuaikan pidato untuk memenuhi kebutuhan khalayak tertentu. Jika, misalnya, Anda
melihat bahwa beberapa pendengar Anda tidak mengerti titik, Anda dapat menyajikan
kembali pesan Anda dalam kata yang berbeda atau Anda dapat memasukkan penjelasan
tambahan. Jika Anda adalah pembicara terakhir dari malam di pesta dan Anda merasakan
bahwa audiens Anda berpikir untuk pergi tidur karena spembicara bertele-tele yang
mendahului Anda, Anda dapat mempersingkat pidato Anda dengan memotong beberapa poin
kecil Anda.

Praktek Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Praktek meningkatkan rasa percaya diri Anda, memberikan Anda rasa penguasaan dan
kompetensi. Berikut adalah beberapa tips:
1. Mulailah. Jika Anda menunggu sampai malam Anda bicara, maka Anda tidak akan
memiliki cukup waktu untuk mengembangkan dan memoles pembicaraan Anda.
Biarkan diri Anda hari ini latihan sebelum tanggal pidato Anda.
2. Praktek akan melalui seluruh pidato Anda setidaknya 4 kali atau lebih jika
diperlukan.

15
3. "Ide Praktek, bukan kata-kata" adalah pepatah senilai Mengindahkan; dengan kata
lain, belajar titik pidato Anda dengan titik tidak kata demi kata
4. Waktu sendiri selama sesi latihan.
5. Selama sebagian besar sesi latihan Anda
6. Beberapa pembicara merasa terbantu untuk berlatih di depan cermin r untuk
menggunakan video atau audio tape recorder
7. Beberapa pembicara merasa terbantu untuk membuat uji coba di ruang yang sangat
di mana mereka akan memberikan pidato
8. Selain berlatih seluruh pidato, mencurahkan waktu latihan khusus ke awal dan akhir-
dua bagian yang harus halus dan efektif
9. Pastikan bahwa Anda tidak menaruh terlalu banyak kata-kata di atas catatan Anda.

D. KELEBIHAN BUKU

a) Buku pertama

1. Pada buku Retorika karangan Jallaluddin, dijelaskan tahapan persiapan pidato dan
metode-metode pidato secara lengkap dan jelas;

2. Pada buku ini dijelaskan cara memilih topik dan tujuan pidato dengan jelas;

3. Terdapat penjelasan tentang kriteria topik yang baik;

4. Pada buku ini dijelaskan tentang cara mengembangkan bahasan yang dikemas
dengan cara rinci;

5. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku, sehingga mudah dipahami oleh


pembaca;

6. Dan buku ini, khususnya pada bab yang dibahas, materi dijelaskan secara rinci dan
lengkap sehingga dapat menjadi buku pegangan.

16
b) Buku Kedua

1. Pada buku Public Speaking for Collage and Career karangan Hamilton Gregory
dijelaskan tentang metode berpidato, komunikasi nonverbal, sesi tanya-jawab,
praktek meningkatkan rasa percaya diri;

2. Penjelasan tentang metode terasa jelas karena menggunakan contoh perumpamaan


aplikasi metode pidato tersebut.

3. Buku ini sangatlah rinci menjelaskan persiapan-persiapan pidato yang berasal dari
diri sendiri. Persiapannya lebih fokus ke si pembicara

4. Bahasanya menggunakan bahasa Inggris keseharian, sehingga jarang ditemukan


kata-kata yang sulit.

E. KEKURANGAN BUKU

a) Buku Pertama (RETORIKA MODERN)

1. Hanya menjelaskan persiapan dari segi materi pidatonya;

2. Tidak menjelaskan kelebihan dan kekurangan penggunaan metode-metode pidato.

3. Meskipun penjelasan cukup dimngerti,namun terkadang ada paragraf-paragraf yang


kurang nyambung antara paragraf yang lain, sehingga kadang menimbulkan makna
yang ambigu.

b) Buku Kedua (PUBLIC SPEAKING FOR COLLAGE AND CAREER)

17
1. Tidak menerangkan faktor apa yang menentukan penggunaan metode pidato

2. Tidak menjelaskan skema dan tujuan pidato.

3. Tidak di semua point terdapat penjelasan secara rinci kelebihan dan kekurangan
penggunaan metode pidato, hanya sekilas saja.

4. Buku ini cenderung menerangkan persiapan dari segi si pembicara itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Adapun simpulan yang dapat penyusun ambil ialah :

18
1. Kedua buku tersebut sangatlah cocok untuk dijadikan pegangan dalam pembelajaran
berbicara di depan publik atau untuk menambah pengetahuan tentang tata cara dan
persiapan berpidato atau berbicara di depan umum;
2. Pada buku pertama persiapan pidato cenderung ke materi pidato tersebut, sedangkan
pada buku kedua, persiapan lebih diri seorang pembicara tersebut;
3. Kedua buku ini rasanya dapat saling melengkapi dalam pembelajaran pidato atau
berbicara di depan umum.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa, agar memperbanyak pengetahuan tentang persiapan pidato ataupun
publik speaking.
2. Bagi masyarakat umum, agar menambah wawasan tentang retorika terutama metode
pidato agar tidak menjadi pembicara yang asal-asalan dan tanpa konsep.
3. Sekiranya pembaca dapat mengolaborasikan kedua buku tersebut untuk mencapai
pengetahuan yang lebih banyak lagi

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Retorika Modern. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Gregory, Hamilton. 1990. Public Speaking For College And Career Second Edition. New York:
McGRAW-HILL PUBLISHING COMPANY

19
20

Anda mungkin juga menyukai