MK.PENILAIAN
PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
PBSI-FBS
OLEH:
NAMA : TIOPIOLINA
NIM : 2193111034
Oktober 2020
EXECUTIVE SUMMARY
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan Critical Book
Report Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini tepat pada
waktunya.Saya juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu,terkhusus kepada ibu Diah Eka Sari,S.Pd,M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
membimbing saya.
Pangkalpinang,Oktober 2020
Tiopiolina
ii
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.PENDAHULUAN........................................................................................................1
A.Rasionalisasi Pentingnya CBR.........................................................................................1
B.Tujuan Penulisan CBR.....................................................................................................1
C.Manfaat Penulisan CBR...................................................................................................1
D.Identitas Buku..................................................................................................................2
BAB II.RINGKASAN ISI BUKU...........................................................................................3
A.Buku Utama.....................................................................................................................3
B.Buku Pembanding..........................................................................................................16
BAB III.ANALISIS ISI BUKU.............................................................................................35
A.Analisis Buku Utama.....................................................................................................35
B.Ananlisis Buku Pembanding...........................................................................................35
BAB IV.PENUTUP...............................................................................................................37
A.Simpulan........................................................................................................................37
B.Saran...............................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................38
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
3.Merekomendasikan buku.
1
D.Identitas Buku
Buku Utama
Pengarang : Dr.Purwanto,M.Pd.
ISBN : 978-602-8479-05-9
Buku Pembanding
Dra. Rosnita, MA
ISBN : 978-602-1317-49-5
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A.Buku Utama
BAB 1.Pengukuran dan Evaluasi Dalam Pendidikan
3
BAB 2.Komponen dan Model-Model Evaluasi Pendidikan
Pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogie” yang terbentuk dari kata
“pais” yang berarti anak dan “again” yang berarti membimbing.Jadi dapat
didefinisikan secara leksikal bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan
yang diberikan pada anak oleh orang dewasa secara sengaja agar anak menjadi
dewasa.Pendidikan juga dapat dikatakan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan.Dalam
perkembangannya.pendidikan tidak lagi bersifat natural-instinktif.
4
akan diukur sebelum menyusun alat ukur.Kepribadian manusia secara teoretik untuk
kepentingan memahami perubahan perilaku manusia dibagi menjadi tiga domain atau
ranah yaitu kognitif,afektif,dan psikomotorik.Perubahan setiap domain tidaklah
tunggal.Untuk itu tulisan ini membahas tentang tujuan pendidikan,hasil
belajar,domaian,dan taksonominya.
Tujuan kurikuler juga belum dapat dilihat perubahan perilaku dan diukur
sehingga dijabarkan lagi ke dalam tujuan pendidikan pada tingkat pengajaran yang
disebut tujuan instruksional.
5
belajar telah banyak dilakukan oleh para ahli,mulsi dari tinjauan yang bersifat
spekulatif oleh para filsuf hingga tinjauan pendekatan modern oleh para ahli psikolog
modern.
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terdiri dalam kawasan
kognisi.Hasil belajar kognitif merupakan kemampuan tunggal.Kemampuan
menghafal merupakan kemampuan kognitif yang paling rendah.
6
BAB IV.Tes Sebagai Instrumen Pengumpulan Data Hasil Belajar
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka
pengumpulan data.Sebagai sebuah tes,tes hasil belajar merupakan salah satu alat ukur
yang mengukur penampilan maksimal.Data yang benar haruslah memenuhi beberapa
persyaratan dasar seperti: positif,nyata,bebas dari prasangka subjektivitas dan selalu
diragukan untuk diuji ulang kebenarannya.Usaha mencapai objektivitas sebagai
syarat kebenaran ilmiah menuntut data diubah kedlaam ukuran bilangan.
Alat ukur yang digunakan dalam ilmu alam merupakan contoh yang baik bagi
instrument pengukuran dalam ilmu sosial.Instrumen alat ukur yang hendak digunakan
untuk mengukur variable dalam ilmu sosial dan juga harus mempunyai ciri
sebagaimana dimiliki oleh alat ukur dalam ilmu alam.Validitas adalah kemampuan
yang diliki oleh sebuah alat ukur untuk mengukur secara tepat keadaan yang akan
diukur.Instrumen juga harus memenuhi syarat reliabilitas.
Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan karena tes ini mengukur
penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh
siswa.Mengajar adalah mengorganisasikan fasilitas dan lingkungan yang
7
memungkinkan siswa belajar.Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil
belajar yakni sejauh mana perubahan perilaku yang dinginkan dalam tujuan
pembelajaran.
1.Perangkat soal
2.Petunjuk pengerjaan
3.Butir soal
4.Pilihan
5.Kunci jawaban
6.Pengecoh
Hasil belajar siswa bukan hanya sekedar angka yang dihadiahkan oleh guru
untuk siswa atas kegiatan belajarnya.Siswa sering mengeluhka ketidakpuasannya
terhadap perolehan hasil belajar.Setiap alat ukur yanh hendak digunakan untuk
mengukur,termasuk THB harus dipastikan kemampuannya untuk mengukur secara
8
baik.Pengumpulan data hasil belajar adalah model pengumpulan data yang
dipengaruhi oleh cara bekerja pengumpulan data dalam ilmu alam yang dilakukan
dengan mengukur.Alat ukur atau instrument THB dapat dipilih bila alat itu ada dan
memenuhi kebutuhan pengukuran yang disebut instrument baku.
Setelah butir tes hasil belajar ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir
THB yang baik dan kisi-kisi yang direncanakan,maka THB tersebut secara teoritik
sudah baik.THB merupakan instrument atau alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data hasil belajar dengan cara mengukur dan menyajikannya.Dalam
pengujian validitas dan reabilitas,THB diuji kualitasnya sebagai sebuah perangkat
secara keseluruhan.Analisis butir dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara
tergantung teori tes yang digunakan.Pada analisis butir,butir akan dilihat
karakteristiknya dan dipilih butir-butir yang baik.
9
Teori tes klasik adalah teori mengenai analisis butir tes dimana analisis
dilakukan dengan memperhitungkan kedudukan butir dalam suatu kelas atau
kelompok.Teori tes klasik mempunyai beberapa kelemahan.Untuk mengatasi
keterbatasan tes klasik,maka ada yang harus dipertimbangkan.
Dalam teori tes klasik,ada sejumlah karakteristik butir yang diuji yaitu tingkat
kesukaran,daya beda,dan efektifitas pengeco.Sehubungan dengan analisis butir secara
kalsik,dapat diberikan contoh dengan 10 butir soal tes.
Sebagai sebuah alat ukur,THB harus memenuhi syarat alat ukur yang baik
yaitu validitas dan reabilitas.Dalam analisis butir menggunakan teori
klasik,karakteristik butir yang diuji adalah tingkat kesukaran,daya beda,dan
efektivitas pengeco.
Tes hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan
pengukuran gunapengumpulan data hasil belajar.Pengujian validitas dan reliabilitas
dapat dilakukan dengan beberapa cara.Validitas berhubungan dengan kemampuan
untuk mengukur secara tepat sesuatu yang ingin diukur.Sebelum tes hasil belajar
digunakan untuk mengumpulkan data,terlebih dulu harus diperiksa bahwa THB telah
valid.Pengujian validitas dapat menggunakan beberapa metode.
Korelasi berasal dari kata koyang berarti saling dan relasi yang berarati
hubungan,sehingga korelasi berarti saling berhubungan.Gejala-gejala dalam korelasi
terdiri dari variable bebas dan terikat.Korelasi dapat terjadi pada berbagai
keadaan.Pengujian signifikansi korelasi dilakukan dengan membandingkan antara
korelasi hitung pada tabel.Validitas isi adalah pengujian vaditas dilakukan atas isinya
untuk memastikan apakah butir THB mengukur secara tepat keadaan yang ingin
diukur.Untuk keperluan pengembangan butir-butir THB yang representative maka
10
pengembangan butir-butir THB harus didasarkan pada perencanaan kisi-
kisi.Pengujian vaiditas isi dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli.
Hasil korelasi skor kedua rater menunjukkan indeks korelasi hitung sebesar
0,667.Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan melihat korelasi butir dengan
total.
11
ukur dalam ilmu alam,maka THB juga harus memengaruhi syarat alat ukur dalam
system pengukuran.
1) Variable/butir
2) Factor
3) Ekstraksi
4) Eigenvalues
5) Rotasi
6) Total common variance
7) Factor loadings
12
3) Melakukan ekstraksi
4) Melakukan rotasi
5) Memberikan penanaman factor
Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil belajar tertentu pada
sejumlah siswa peserta tes.Keandalan (reliability) berasal dari kata rely yang artinya
percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya.Beberapa ahli memberikan batasan
reliabilitas.Menurut Thorndike dan Hagen (1977),reliabilitas berhubungan dengan
akurasi instrument dalam mengukur apa yang dikukur,kecermatan hasil ukur,dan
seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang.Sebagai alat ukur THB harus
memenuhi persyaratan reliabilitas.
Metode pengujian reliabilitas ini dilakukan atas THB yang mempunyai jumlah
butir genap sehingga butir dapat dibelah menjadi dua bagian yang sama
13
besar.Reliabilitas adalah satu syarat THB yang baik Reliabilitas adalah koefisien yang
menunjukkan kemampuan THB untuk memberikan hasil pengukuran yang relative
tetap dan konsisten.Keputusan reliabilitas dilakukan dengan mengonfirmasikan
koefisien reliabilitas hasil perhitungan dengan kriteria batas tertentu.Disamping
koefisien reliabilitas,dalam THB yang digunakan untuk mengukur skor-skor yang
dibandingkan secara individual.
Setelah tes hasil belajar diuji coba dan dibakukan,maka THB tersebut telah
menjadi alat ukur yang memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.Evaluasi hasil
belajar dilakukan untuk membuat keputusan mengenai hasil belajar siswa.
Data hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu menurut
cara mengumpulkan yaitu primer dan sekunder.Serta menurut sumber yang menjadi
obejk pengumpulan data,dapat dikumpulkan dari populasi atau dari sampel.
14
Skor menurut unsurnya dapat dibagi menjadi tiga yaitu skor murni,skor
amatan,dan skor kesalahan.Sedangkan menurut jumlah unsur,skor dapat dibagi
menjadi dua yaitu skor tunggal dan skor gabungan.Pengukuran akan menghasilkan
data dalam bentuk skor.Pengukuran dan pengumpulan data dilakukan dengan
memberikan skor atas jawaban siswa pada setiap butir,kemudian menjumlahkan
untuk semua butir.
Pengukuran menghasilkan skor yang akan diubah menjadi nilai melalui proses
penilaian.Pengolahan data hasil belajar dilakukan menggunakan statistika deskriptif
yang prosesnya meliputi kegiatan pengumpulan,penyajian,dan pengolahan
data.Penyajian data dalam statistika dapat dilakukan menggunakan tabel/daftar dan
grafik/diagram.Menurut tujuan pengolahan data,statistika untuk analisis data hasil
belajar ini bertujuan untuk memberikan deskripsi.Penyajian data hasil belajar
dilakukan menggunakan tabel distribusi frekuensi bergolong.
Skor hasil pengukuran yang merupakan data hasil belajar yang dikumpulkan
dari proses testing sebelum dapat digunakan untuk membuat pengambilan
keputusan.Penilain berhubungan dengan pengambila keputusan.Pengambila
15
keputusan didasarkan pada nilai.Nilai adalah ubahan skor hasil pengukuran menurut
acuan dan skala tertentu.Penilaian mengubah skor menjadi nilai menggunaka skala
dan acuan tertentu.
1) Menyajikan tabel
2) Menghitung rata-rata
3) Menghitung standar deviasi
4) Menentukan rentang nilai
5) Menghitung nilai dan membuat keputusan
B.Buku Pembanding
BAB I.Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
16
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu
(Arifin, 2013:4). Selanjutnya, istilah evaluasi telah diartikan para ahli dengan cara
berbeda meskipun maknanya relatif sama.
1. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk).Hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi adalah gambaran kualitas daripada sesuatu, baik yang menyangkut
tentang nilai atau arti.Sedangkan kegiatan untuk sampai kepada pemberian nilai dan
arti itu adalah evaluasi. Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan konsekuensi
logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut tentu dilakukan secara
sistematis dan berkelanjutan, dalam arti terencana, sesuai dengan prosedur dan aturan,
dan terus menerus.
2. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan nilai dan arti.
17
bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini
penting dibuat oleh evaluator dengan pertimbangan (a) hasil evaluasi dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah (b) evaluator lebih percaya diri (c) menghindari
adanya unsur subjektifitas (d) memungkinkan hasil evaluasi akan sama sekalipun
dilakukan pada waktu dan orang yang berbeda, dan (e) memberikan kemudahan bagi
evaluator dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.
Evaluasi yang dijalankan oleh seorang guru mungkin berjalan dengan baik.
Tetapi mungkin hasil penilaian yang mereka lakukan itu buruk mutunya. Bila belajar
itu telah dimulai, diteruskan kearah pencapaian tujuan. Dalam belajar tidak pula luput
adanya hambatan dan kesulitan. Seorang pelajar diharapkan dengan sepenuh hatinya
bisa menyadari hasil-hasil pelajaran yang dicapainya. Memang dalam penyampaian
nilai yang dicapai seorang anak terdapat cara-cara yang berbeda-beda.
Telah dikatakan bahwa belajar adalah ditentukan oleh tujuan murid.Ia harus
merasakan adanya problema yang perlu dipecahkannya. Ini tercapai kalau ia
memperoleh insight atau pemahaman. Jadi evaluasi yang baik harus membantu anak
mencapai tujuan belajar. Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Dengan
mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan,
18
maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaian ada
beberapa hal:
Selain dari itu penilaian juga berguna bagi semua pihak pemangku kepentingan,
mulai dari peserta didik, tenaga pengajar, sekolah dan juga masyarakat. Aspek-aspek
yang diperlukan dalam evaluasi terhadap peserta didik meliputi:
19
dengan sendirinya melalui pengamatan terhadap fenomena yang spesifik sekalipun
tanpa bersumber dari guru dengan mengamati fenomena-fenomena spesifik secara
terfokus, mempertanyakannya, menalar dan kemudian menarik kesimpulan (Siddik,
2011: 60).
20
menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran menuntut adanya
perubahan setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan
pembelajaran konvensional. Metode-metode tersebut pada umumnya menekankan
pembelajaran peserta didik untuk mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari
solusi atau menguji jawaban.
Salah satu tuntutan kurikulum 2013 adalah meminta peserta didik untuk
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta. Guna memperoleh penggambaran yang lebih objektif terhadap pencapaian
peserta didik terhadap berbagai kegiatan tersebut, makamdituntut diterapkannya
penilaian otentik. Istilah penilaian otentik (authentic assessment) mulai masyhur
setelah disuarakan oleh Grant Wiggins sekitar awal tahun 1990 sebagai reaksi
terhadap penilaian berbasis sekolah yang cenderung hanya mengisi titik-titik, tes
tertulis, pilihan ganda, kuis jawaban singkat.
Istilah otentik tersebut digunakan dalam pengertian aslinya yaitu nyata, valid,
atau reliabel. Dengan demikian, penilaian otentik harus mampu untuk
menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum
21
dimiliki oleh peserta didik secara memuaskan, bagaimana mereka menerapkan
pengetahuannya dalam dunia nyata.
Dengan kata lain, penugasan akan dapat disebut sebagai tugas otentik apabila
dengan sengaja peserta didik diminta untuk mengkonstruk respons mereka sendiri,
dan bukan sekedar memilih dari yang tersedia. Penilaian terhadap pemberian tugas
semacam ini akan menampilkan tugas-tugas yang kompleks dan kontekstual, yang
memungkinkan peserta didik secara nyata menunjukkan kompetensi atau
keterampilan yang mereka miliki. Dengan demikian, penilaian otentik akan bermakna
bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil
akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. Untuk melaksanakan penilaian
otentik yang baik harus menguasai jenis-jenis penilaian otentik, yang antara lain
terdiri atas: (1) penilaian kinerja, (2) penilaian proyek, (3) penilaian portofolio, dan
(4) penilaian tertulis.
22
BAB III.Instrumen Evaluasi Bentuk Tes
Tes tindakan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk
perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah pengawasan penguji yang akan
mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar
yang dihasilkannya atau ditampikannya.Peserta didik bertindak sesuai dengan apa
yang diperintahkan dan ditanyakan. Tes tindakan dapat digunakan untuk menilai
kualitas suatu perkerjaan yang telah selesai dikerjakan oleh peserta didik, termasuk
23
juga keterampilan dan ketepatan menyelesaikan suatu pekerjaan, kecepatan dan
kemampuan merencanakan suatu pekerjaan.
A. Daftar Cek
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya -
tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh
penilai. B. Skala Rentang Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang
memungkinkan penilai memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena
pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
C. Penilaian Sikap
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait. dengan
kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga
sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap
terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan
komponen konatif.
D. Penilaian Proyek
24
dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan, diantaranya untuk mengetahui
pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan peserta didik
mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu, dan kemampuan
peserta didik dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu:kemmapuan pengelolaan,relevansi,dan keaslian.
E. Penilaian Produk
F. Penilaian Portofolio
- Saling percaya antara guru dan peserta didik.Dalam proses penilaian guru dan
peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling
membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik,
25
- Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik.Kerahasiaan hasil pengumpulan
informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak
disampaikan kepada pihakpihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi
dampak negative proses pendidikan.
- Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru.Guru dan peserta
didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan
merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus
meningkatkan kemampuannya.
- Kepuasan.Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang
memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
- Kesesuaian.Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan
kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
- Penilaian proses dan hasil.Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil.
Proses
G. Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek
yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status,
proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian,yang
berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
26
penilaian berbasis kelas yang dimaksudkan hanya mungkin dilakukan pada
penyelenggaraan pendidikan yang berbasis kompetensi. Dikatakan sebagai penilaian
berbasis kelas karena penilaian yang dilaksanakan adalah untuk memperoleh
informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan
setelah kegiatan belajar mengajar terselenggara.
adalah untuk:
27
4. Memberikan dorongan atau motivasi belajar siswa melalui pemberian informasi
tentang kemajuan belajamya dan merangsangnya untuk melakukan perbaikan belajar.
5. Memberikan informasi semua aspek kemajuan setiap siswa yang pada gilirannya
guru dapat memberikan bantuan bagi pertumbuhannya secara lebih efektif ke arah
pengembangan kepribadian siswa pada masa depannya.
6. Memberikan bimbingan yang tepat dalam memilih sekolah atau jabatan yang
sesuai dengan minat, keterampilan dan kemampuannya.
1) Valid
2) Mendidik
3) Berorientasi pada kompetensi
4) Adil dan objektif
5) Terbuka
6) Berkesinambungan
7) Menyeluruh
8) Bermakna
28
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Hal yang
perlu diperhatikan dalam penilaian adalah prinsip kontinuitas,yaitu guru secara terus
menerus mengikuti pertumbuhan, perkembangan dan perubahan siswa.
1.Instrumen tes
a) Pertanyaan lisan
b) Pilihan ganda
c) Uraian objektif
d) Uraian bebas
e) Jawaban singkat
f) Menjodohkan
g) Portofolio
h) Permormans/unjuk kerja
2.Instrumen Non-tes
29
BAB VI.Pengukuran Ranah Kognitif,Afektif,dan Psikomotorik
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap
adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan persepsi dan
tingkah laku. Dari pendapat Ellis tersebut, sikap melibatkan pengetahuan tentang
situasi termasuk situasi. Sikap juga diartikan sebagai “suatu konstruk untuk
memungkinkan terlihatnya suatu aktivitas”. Tiap orang mempunyai sikap yang
berbeda-beda terhadap suatu objek.
Ranah psikomosotorik menurut Dave’s adalah: (a) imitasi, (b) manipulasi, (c)
ketepatan, (d) artikulasi, dan (e) naturalisasi. Imitasi: mengamati dan menjadikan
perilaku orang lain sebagai pola. Apa yang ditampilkan mungkin kualitas rendah.
30
Harrow (1972) menyusun tujuan psikomotor secara hierarkhis dalam lima tingkat
sebagai berikut: (1) Meniru. Tujuan pembelajaran pada tingkat ini diharapkan peserta
didik dapat meniru suatu perilaku yang dilihatnya, (2) Manipulasi. Tujuan
pembelajaran pada tingkat ini menuntut peserta didik untuk melakukan suatu perilaku
tanpa bantuan visual, sebagaimana pada tingkat meniru. Tetapi diberi petunjuk
berupa tulisan atau instruksi verbal, (3) Ketepatan Gerakan. Tujuan pembelajaran
pada level ini peserta didik mampu melakukan suatu perilaku tanpa menggunakan
contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan melakukannya dengan lancar, tepat,
seimbang dan akurat, (4) Artikulasi.
1) Daftar cek
2) Skala rentang
A. Analisis Logis/Rasional
B. Analisis Empirik
31
Berdasarkan arti kata tersebut, maka instrumen yang reliabel adalah instrument yang
hasil pengukurannya dapat dipecaya.
C. Tarap Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya.
4. Daya Pembeda
32
mempergunakan modul sebagai bahan ajar, maka di dalam modul tersebut dinyatakan
bahwa untuk dapat dinyatakan lulas maka peserta didik harus memperoleh nilai
minimal 80% dari tes akhir yang terdapat dalam modul.
Penilaian acuan norma (PAN) atau dikenal dengan istilah Norm Referenced
Test adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok. Nilai-
nilai yang diperoleh peserta didik diperbandingkan dengan nilai-nilai peserta didik
lainnya yang termasuk di dalam kelompoknya (Slameto, 1988).
Dengan demikian hasil tes dari suatu kelompok menunjukkan kurva yang
mendekati normal, maka untuk menyatakan norma kelompok sebaliknya digunakan
mead dan hasil tes menunjukkan kurba yang miring positif atau negatif. Pendidik
yang menggunakan acuan norma sebagai dasar penilaian,berpatokan pada asumsi
psikologis yaknik pandangan yang menyadari bahwa tidak semua orang itu memiliki
kesamaan kemampuan, individu itu memiliki kemampuan yang beragam. Penilaian
dengan acuan norma dapat digunakan apabila guru menghadapi kurikulum yang
bersifat dinamis, artiya materi ajar yang dikembangkan selalu berubah sesuai dengan
33
tuntutan perkembangan kekinian, sehingga pendidik mengalami kesulitan tersendiri
menetapkan kriteria “benar” dan “salah” secara kaku.
Berbeda halnya dengan PAP yang dikaji adalah masalah sampling materi tes,
dan penetapan tinggi rendahnya patokan yang ditetapkan sebagai kriteria
keberhasilan, maka dalam PAN adalah pengolahan data statistiknya. Standar yang
digunakan dalam PAN adlah skor ratarata kelompok yang mengikuti tes, sehingga
penentuannya dilakukan dengan mengolah data secara empirik. Pendidik tidak dapat
menetapkan patokan terlebih dahulu seperti pada PAP.Langkah-langkah yang
ditempuh untuk mengolah nilai dengan menggunakan PAN sebagai berikut: (1)
memberi skor mentah, (2) mencari nilai rata-rata kelompok, (3) mencari nilai
simpangan baku,(4) menentukan pedoman konversi, dan (5) menentukan nilai peserta
didik.
Pada dasarnya pengolahan nilai tersebut adalah nilai mentah peserta tes,
artinya sebelum dijadikan nilai standar, terlebih dahulu diperbandingkan dengan nilai
rata-rata kelompok. Dengan demikian pada sedikit pada pengolahan hasil evaluasi
yang menggunakan acuan norma (PAN), baik dan tidak nya nilai sangat dipengaruhi
dan ditentukan oleh katateristik kelompok.
34
BAB III
ANALISIS ISI BUKU
Kelebihan pada buku ini adalah dari segi cover yang menarik minat
pembaca.diterbitkan secara legal,serta mudah diperoleh ditoko buku ataupun toko
online.Pada buku ini juga terdapat daftar pustaka,lampiran,indeks,dan riwayat hidup
pengarang yang memenuhi kelayakan sebuah buku.
Tidak begitu banyak kekurangan yang ditemukan dalam buku ini.Hanya saja
terdapat banyak istilah-istilah yang sulit dipahami,terutama oleh orang
awam.Sehingga perlu mencarinya ditempat lain.
35
Kelebihan buku ini adalah mudah diperoleh karena tersedia dalam bentuk
elektronik.Buku ini juga tergolong baru sehingga pembahasannya dapat
menyesuaikan dengan kurikulum 2013.
36
BAB IV
PENUTUP
A.Simpulan
Setelah membandingkan masing-masing buku, yakni “Evaluasi Hasil Belajar”
karya Dr.Purwanto,M.Pd. dan buku yang pembanding berjudul “Evaluasi
Pembelajaran” karya Drs.Asrul,M.Si. Rusyadi Ananda,M.Pd. dan
Dra.Rosnita.MA,saya menyimpulkan bahwa kedua buku tersebut layak dan cocok
sebagai acuan bagi mahasiswa. Kedua buku sama-sama menuliskan materi dengan
versinya masing-masing, sehingga membantu mahasiswa memperoleh pengetahuan
yang lebih banyak. Terlepas dari kelebihan serta kekurangan yang ada, sesungguhnya
penulis-penulis buku ini hanya berniat untuk memberikan dan menyebar luaskan ilmu
yang mereka miliki kepada khalayak, semata-mata untuk terciptanya masa depan
bangsa yang cerdas dan terampil.
B.Saran
Semoga pada tulisan selanjutnya, saya mampu meningkatkan kualitas karya
tulis saya, memberikan definisi secara lebih jelas dan terperinci serta menggunakan
tulisan yang mudah dimengerti oleh pembaca.
37
DAFTAR PUSTAKA
Pembelajaran.Medan:Citapustaka Media.
38